Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKHLAK Paham Intuition dan Paham Pertumbuhan dan Kepeningkatan (Evolution)

Di susun oleh: 1. Serli Novita Sari 2. Siti Aisyah Saragih

Dosen Pembimbing: M. Nur. Ibrahim


SEMESTER/LOKAL :II/Z4 PRODI/JURUSAN : TARBIYAH/PGMI

KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KOTA BENGKULU

KATA PENGANTAR

Assalam mualaikum wr.wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul paham Intuition dan paham pertumbuhan dan kepeningkatan (Evolution). Dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada M. Nur. Ibrahim sebagai dosen pembimbing mata kuliah Akhlak, dimana telah membantu memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan makalah ini, serta teman-teman yang mendukung proses pembuatan makalah ini. Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan tugas ini dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamualaikum.wr.wb Bengkulu, Mei 2012

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN a. Latar Belakang.. 4 b. Rumusan Masalah. 4 c. Tujuan 4

BAB II

PEMBAHASAN 1. Paham Intuition. 5 2. Paham Pertumbuhan dan Kepeningkatan (Evolution)... 8

BAB III PENUTUP a. Kesimpulan ... 13 b. Saran. 14

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG Paham Intuition berpendapat bahwa tiap-tiap manusia itu mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan selintas pandang. Paham Pertumbuhan dan Kepeningkatan (Evolution) bahwa tiap-tiap jenis dan tiap-tiap macam binatang itu berdiri sendiri tiada berpindah ke lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu Paham Intuition 2. Apa itu Paham Pertumbuhan dan Kepeningkatan (Evolution) C. TUJUAN 1. Untuk Mengetahui apa itu Paham Intuition? 2. Untuk Mengetahui apa itu Paham Pertumbuhan dan Kepeningkatan?

BAB II PEMBAHASAN Paham Intuition


Paham Intuition berpendapat bahwa tiap-tiap manusia itu mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan selintas pandang. Terkadang kekuatan ini berbeda sedikit karena masa dan milieu, akan tetapi berakar dalam tubuh tiap-tiap manusia. Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang dapat member tahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hokum baik dan buruknya. Oleh karena itu, kebanyakan manusia sepakat seia sekata mengenai keutamaan seperti benar, dermawan dan berani, sebagaimana mereka mufakat pula bahwa sebaliknya adalah sifat-sifat yang keji. Kita dapat melihat anak-anak yag belum mendapat ilmu pengetahuan yang cukup, mereka menetaapkan hokum bahwa justa itu buruk dengan tiada mempergubakan fikiran, merendahkan pencuri dan menganggap pencuri itu jahat meskipun mereka tidak mempunyai pandangan yang jauh apa yang di lihat dari penderitaan yang mengenai masyarakat sebab justa dan pencurian itu. Kekeuatan ini adalah kekuatan yang telah ada dalam jiwa kita, tidak terambil dari keadaan luarnya. Kita di berinya untuk memperbedakan antara baik dan buruk, sebagaimana kita di beri mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar. Sebagaimana dengan selintas pandang kepada sesuatu, kita dapat menyatakan putih atau hitam. Kami menetapkan hokum kepada sesuatu bahwa ia baik atau buruk, bukan melihat kepada tujuan, seperti menghasilkan kelezatan atau menjauhkan dari kepedihan, sebagaimana di katakana oleh pengikut paham Hedonism, akan tetapi kita menetapkan hokum kepada sesuatu karena instinct kita menunjukan demikian itu dengan mengenyampingkan pandangan tentang buah dan akibatnya. Maka sifat itu benar baik pada dasarnya, meskipun membahkan kepedihan dan justru itu buruk, kita harus jauhi, meskipun menghasilkan kelezatan. Perbuatan-perbuatan
5

barakhlak itu bukan jalan tetapi tujun dan keutamaan itu mempunyai nilai yang tersendiri. Dengan nilai itu ia di sebut utama, dan bukan utama itu di katakana utama karena tergantungdari factor luar, seperti karena membuahkan kelezatan. Paham ini dapat di bedakan dari 3 macam Hedonism dengan: 1. Berpendapat bahwa utama itu tetap utama di dalam segala keadaan, segala masa dan tempat. Dan bukan utama itu tetap utama karena mengikuti kepada tujuan kalau sampai kepadanya di katakana baik, dan kalau tidak di katakana buruk. 2. Sungguh keutamaan itu perkara yang sudah jelastidak perlu di beri alasan lagi untuk membenarkannya. 3. Keutamaan itu tidak dapat di ragukan lagi, mereka amat mustahilbila kita berpendapat pada suatu masa bahwa keutamaan itu buruk dan sebaliknya. Kekuatan ini yang di sebut di antara mereka suara hati atau conscience adalah di dalam jiwa tiap-tiap manusia baik yang tinggi maupun yang rendah. Orang-orang yag mengatakan pengikut paham Intuition telah berselisih: di antara mereka memandang intuition itu kekuatan dari perasaan dan di antara mereka memandangnya dari kekuatan akal. Demikian pula di antara mereka ada yang menyatakan bahwa paham intuition adalah sifat yang ada pada kita yang dapat member tahu segala kejadian sehingga yang sekecil-kecilpun, bahwa ini baik dan itu buruk. Lainnya mengatakan bahwa paham intuition itu hanya member tahu mengenai hal-hal yang merupakan keseluruhan. Ia member tahu mengenai hal-hal yang merupakan keseluruhan. Ia member tahu kita bahwa benar itu baik dan dusta itu buruk. Akan tetapi tidak member tahu tentang hal-hal yang merupakan bagianbagian dari keseluruhannya. Pada kesimpulannya bahwa paham ini dengan pendapat-pendapatnya yang berbeda-beda menyatakan bahwa manusia itu hendaknya harus lebih mulia dari karena pandangan kelezatan kepedihan. Undang-undang akhlak dan perintah6

perintahnya tidak tunduk kepada akibat perbuatan dan karena kelezatan dan kepedihan, akan tetapi di dalam jiwa telah tersusun suatu kekuatan suara hati yang membisiki manusia dan memerintahkannya akan kebaikan dan kewajiban. Plato adalah seorang yang berpendirian Intuition, sebaliknya Aristoteles berpaham Hedonism, meskipun arti bahagia menurut di lebih tinggi dari apa yang di katakana oleh pengikut paham utilitarianism. Di dalam mengutamakan paham Plato dari Aristoteles atau dengan kata lain, dalam melebihkan paham Intuition dari pada paham Hedonism, Saintheer berkata:sungguh salah besar sekali bahwa tujuan hidup itu adalah bahagia, karena dalam hal ini menimbulkan pandangan yang buruk terhadap segala sesuatu dan menyesatkan suara hatinya.1 Di antara yang mengikuti paham ini ialah golongan ahli-ahli filsafat yang di sebut stoics. Mereka adalah pengikut Zeno, seorang ahli filsafat Yunani yang hidup pada (342-270SM). Mereka berpendapat bahwa kelezatan itu bukan tujuan manusia, dan ia bukan baik selalu, akan tetapi tujuan itu ialah mencapai keutamaan sebab ia utama. Mereka menghendaki agar manusia itu jangan sampai mengikuti syahwatnya, tetapi hendaknya melatih dirinya sanggup menderita kepedihan karena keutamaan, dan sanggup hidup sengsara karena melarat, terbuang dan di benci oleh pendapat umum, lalu menyediakan dirinya untuk memikulnya, sehingga jiwanya tidak terkejut dan gelisah. Seorang pengikut stoicism tidak menjadikan kehendaknya yang terbesar supaya menjadi seorang kaya atau orang yang mendapat kelezatan, akan tetapi kehendaknya yang terbesar adalah hidup bijaksana lagi mulia di dalam lingkungan manapun, baik ia miskin atau kaya, baik ia terhormat di antara umatnya atau terhina. Mererka berkata: di antara pelaku-pelaku itu ada yang memainkan lakon raja, dan di antara mereka ada yang memainkan lakon pengemis yang melarat.
1

Lihat kitab Aristoteles, salinan bahasa arab oleh Prof. Luthfi Bey Sayid Hlm.75-76 juz 1.

Salah satu pemimpin paham ini adalah Epictetus. Dia mengumpamakan hal itu dengan pemain bola, serta dia berkata: pemain-pemain bola itu tidak bermain karena bola dan tidak penting bagi mereka kepemiliknannya atau barang siapa yang memilikinya hanya pemain itu terpuji karena ia mengetahui cara bermain dan bagaimana menyepaknya dengan baik. Dengan perkataan itu dia bermaksud bahwa barang sesuatu itu tidak berharga pada diri seseorang hanya manusia itu terpuji karena dapat mempergunakannya dengan baik, bukan karena mempunyainya. Di antara yang menyatakan paham stoic pada zaman baru ini, ialah Emmanuel Khan ia berkata sesungguhnya akal manusia itu ialah pokok akhlak. Kita tidak hajat mempelajari aturanaturan yang mengenai kelakuan, yang mana dapat di hasilkan dari perhatian, pengalaman dan pendidikan bahkan kita mengajar dan memerintahkan kita apa yang hendaknya kita perbuat. Khan berkata pula bawasannya pendirian ini perkara yang mutlak. Mempunyai kekuasaan pada diri orang yakni berada di dalam jiwa dan tabiat manusia. Dari pendirian ini kita dapat mengetahui segala apa yang hendaknya kita perbuaty dan apa yang hendaknya kita tinggalkan. Paham intuition ini telah di kecam yang berkata aka nadanya instinct di dalam manusia yang dapat memperbedakan antara baik dan buruk, sebagaimana panca indra yang dapat memperbedakan antara macam warna dan suara bahwa manusia itu berselisih dalam member hukum kepada hal-hal yang sudah terang.

Paham Pertumbuhan dan Kepeningkatan (Evolution)


Pandangan yang ada pada masyarakat manusia di masa dahulu bahwa tiaptiap jenis dan tiap-tiap macam binatang itu berdiri sendiri tiada berpindah kepada lainnya. Ikan umpannya tidak dapat pindah kepada buaya, kucing tidak berpindah kepada anjing,mempunyai orang tua yang berbeda, menurun dari padanya beberapa cabang-cabangnya.

Belakangan datang Lamarck seorang ahli pengetahuan bangsa Perancis (1774-1829M) yang mana penyelidikannya menyatakan bahwa jenis-jenis itu berubah satu sama lainnya, dan tiada benar apa yang di katakana bahwa jenis-jenis itu berbeda-beda dan tidak dapat berubah-rubah. Bahkan ia berunah dan berganti dari satu jenis ke jenis yang lain. Dia menyataakan bahwa factor pergantian itu ada dua hal: 1. Lingkungan, yaitu keadaan yang mengelilingi binatang, terkadang tidak sesuai dengan dirinya, maka ia terpaksa pada saat itu menyesuaikan dirinya menurut keadaan itu. 2. Pendirian dalam soal warisan, yaitu bahwa sifat-sifat yang ada pada pokok, agar sesuai dengan pertengahannya, berpindah kepada cabangcabangnya. Paham ini di sebut paham pertumbuhan kemeningkatan (Evolution). Sesudah itu datanglah Darwin seorang ahli pengetahuan bangsa Inggris (1809-1882). Dia member penjelasan tentang paham ini dalam bukunya yang bernama Origin of Spixces. Ia mendasarkan pahamnya atas peraturan-peraturan yang banyak menjadi buah bibir manusia adalah ketentuan Alam (Selection of Nature) dan perjuangan Hidup (struggle for Life) dan kekal bagi yang lebih pantas dan undang-undang warisan. Adapun ketentuan alam berarti bahwa alam itu menyaring segala kewujudan ini mana yang pantas untuk hidup. 2 Cara mencocokan paham ini kepada segala ilmu pengetahuan ialah dengan arti bahwa apa yang di selidiki oleh ilmu pengetahuan ini semula sebagai biji kecil sederhana lalu meningkat ketingkatan yang tinggi, tunduk kepada Undang-undang ketentuan Alam. Dengan sigkat bahwa paham ini banyak mempengaruhi kepada para penyelidik di waktu melakukan penyelidikan tergambar dalam pikirannya pertanyaan-pertanyaan ini: apakah asal yang sesuatu yang sedang saya selidiki?

Lihat kitab: Progress and history, Edited by Marvan dan the Universal Kinship by moore.

Kesempurnaan apakah yang di harapkan untuk hari kemudian? Di antara yang mencocokan paham ini dengan akhlak ialah Herbert Spencer3 dan lain-lainnya. Pengikut ini berpendapat bahwa perbuatan-perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana dan mulai berangsur meningkat sedikit demi sedikit, dan ia berjalan kea rah cita-cita yang di anggap sebagai tujuan. Maka perbuatan itu baik bila dekat dari cita-cita itu dan buruk bila jauh dari padanya. Tinjauan manusia di dalam hidup ini akan mencapai cita-cita atau mendekatinya sedapat mungkin. Kalau kita meningkat beberapa langkah lagi ke arah ketinggian, sampailah kita kepada manusia: manusia beradap dan manusia beradab. Kita dapati bahwa manusia itu lebih banyak dapat merubah perbuatannya sesui dengan tujuannya dan lebih teratur di banding dari binatang lain. Demikian pula kita dapati dalam hal itu, perbedaan antara umat biadab dan umat beradab itu menyerupai perbedaan antara perbuatan binatang dan manusia biadab. Tujuan orang beradab adalah lebih besar dan tinggi,dan jalan untuk sampai kearah itu lebih rapi. Tiap-tiap manusia yang maju dalam peradabannya bertambah

kebutuhannya, teratur masyarakatnya dan bermacam-macam perbuatannya. Dan bila kita bandingkan cara merubah hidupnya orang beradab dan orang biadab serta keinginan dan kebutuhannya, terlihat bahwa orang berdab lebih panjang usianya dan lebih luas hidupnya, karena orang beradab lebih pandai merubah dirinya menurut keadaan-keadaan yang berada di sekelilingnya dan mempergunakannya untuk kepentinga dirinya. Dengan ini teranglah bagi kita bahwa di dalam jiwa tiap-tiap jenis binatang adalah pendorong instinct yang mendorong untuk menjaga dirinya. Pendorong ini tumbuh dan meningkat menurut undang-undang Alam.

Herbert Spencer ialah seorang ahli filsafat bangsa Inggris (1820-1903) filsafatnya berdasarkan pada paham evolution, penyelidikan akhlak dan kemasyarakatan meningkat oleh karenanya, dan ia mengarang beberapa kitab-kitab tentang ilmu jiwa, masyarakat, pendidikan, dan politik. Dia terhitung salah seorang pahlawan dalam ilmu pengetahuan modern.

10

Instinct ini instinct menjaga jenis senantiasa meningkat sehingga sampai kepada manusia biadab dan beradab. Perhatian manusia terhadap kepada anakanaknya adalah lebih banyak, dan mendidik anaknya dalam waktu yang lebih lama di bandingkan dari waktu yang lebih lama di bandingkan dari waktu yang ada pada binatang, karena hidup manusia itu lebih banyak susunannya. Telah di persaksikan bahwa ketinggian manusia dalam menjaga jenisnya berjalan bersama-sama dengan menjaga dirinya. Keduanya (yang mengenai penjagaan) berdekatan, masing-masing tunbuh secra sederhana lalu meningkat. Kesempurnaan itu dapat kami simpulkan bahwa binatang itu akan lebih dekat kepada kesempurnaan bila dirinya dapat merubah menurut keadaan-keadaan yang mengelilinginya. Maka tiap perbuatan yang di lakukan oleh manusia terkadang sesuai dengan keadaan yang berada di selidikinya sehingga hidupnya dan hidup jenisnya menjadi senang dan bahagia. Dan terkadang perbuatan itu tidak sesuai dengan keadaan yang mengelilinginya sehingga hidupnya dan hidup jenisnya menjadi susah dan sengsara. Macam perbuatan pertama itu pun baik pula. Sedang macam yang kedua adalah buruk. Oleh karena perbuatan manusia itu banyak yang bersangkutan paut dengan kelezatan dan kepedihan, maka sebaikbaiknya perbuatan itu ialah yang lebih dekat dari kelezatan yang murni. Sedang hidup manusia itu sehingga sekarang ini belum sampai kepada kesempurnaan, akan tetapi berjalan menuju kepadanya, dengan mengikuti jalan pertumbuhan dan kemeningkatan. Demikian pula wajib bagi kita manusia untuk menolong perjalanan menuju kesempurnaan itu dengan merubah dirinya menurut keadaan-keadaan yang berada di sekelilingnya sehingga dengan segera sampai kepada kesempuraan.4 Tiap-tiap perbuatan dan segala perbuatan pertumbuhan dan kemeningkatan mengandung tiga hal :

Lihat kitab karagan Spencer Data of Ethics

11

1. Permulaan dari titik tertentu 2. Berangsur berjalan kearah tujuan 3. Tujuan yang akan di capainya. Alexander telah mencocokan apa yang di katakana Darwin dalam ketentuan alam (selection of Nature) perjuangan hidup (struggle for life) dan kekal bagi yang lebih pantas (survival of the fittest) dengan akhlak. Singkat katanya seperti ini : kita lihat di dalam segala binatang bahwa diantaranya terjadi perjuangan untuk tetap hidup, perjuangan satu sama dengan lainnya untuk mendapat kemenangan. Perjuangan ini terjadi antara satu persatu dan antara jenisnya dan akibat perjuangan ini ialah sebagian ada yang musnah dan sebagian lainnya ada yang tetap hidup, yaitu yang lebih pantas atau lebih kuat buat hidup. Keadaan ini di sebut penetapan alam dan ini tergambag pula dalam

akhlak. Di dalam dunia ini sering terjadi peperangan antara bentuk perhubungan di antara manusia cara mencari rejeki dan cita-cita untuk hidup. Hal itu samasama di perjuangkan dan tidak dapat tetap hidup kecuali yang cocok dengan kebaikan umum. Penundukan dan pendidikan dalam alam akhlak dan fikiran adalah menempati kedudukan pengwarisan turutan serta pemusnahan yang lemah dalam alam, karena kemenangan fikiran atas fikiran lain berarti penundukan.

12

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Paham Intuition berpendapat bahwa tiap-tiap manusia itu mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan selintas pandang. Terkadang kekuatan ini berbeda sedikit karena masa dan milieu, akan tetapi berakar dalam tubuh tiap-tiap manusia. Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang dapat member tahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hokum baik dan buruknya. Oleh karena itu, kebanyakan manusia sepakat seia sekata mengenai keutamaan seperti benar, dermawan dan berani, sebagaimana mereka mufakat pula bahwa sebaliknya adalah sifat-sifat yang keji. Paham ini dapat di bedakan dari 3 macam Hedonism dengan: 1. Berpendapat bahwa utama itu tetap utama di dalam segala keadaan, segala masa dan tempat. Dan bukan utama itu tetap utama karena mengikuti kepada tujuan kalau sampai kepadanya di katakana baik, dan kalau tidak di katakana buruk. 2. Sungguh keutamaan itu perkara yang sudah jelastidak perlu di beri alasan lagi untuk membenarkannya. 3. Keutamaan itu tidak dapat di ragukan lagi, mereka amat mustahilbila kita berpendapat pada suatu masa bahwa keutamaan itu buruk dan sebaliknya. Kekuatan ini yang di sebut di antara mereka suara hati atau conscience adalah di dalam jiwa tiap-tiap manusia baik yang tinggi maupun yang rendah.

13

Paham Pertumbuhan dan Kepeningkatan (Evolution) Pandangan yang ada pada masyarakat manusia di masa dahulu bahwa tiaptiap jenis dan tiap-tiap macam binatang itu berdiri sendiri tiada berpindah kepada lainnya. . Dia menyataakan bahwa factor pergantian itu ada dua hal: 1. Lingkungan, yaitu keadaan yang mengelilingi binatang, terkadang tidak sesuai dengan dirinya, maka ia terpaksa pada saat itu menyesuaikan dirinya menurut keadaan itu. 2. Pendirian dalam soal warisan, yaitu bahwa sifat-sifat yang ada pada pokok, agar sesuai dengan pertengahannya, berpindah kepada cabangcabangnya. Paham ini di sebut paham pertumbuhan kemeningkatan (Evolution). Sesudah itu datanglah Darwin seorang ahli pengetahuan bangsa Inggris (1809-1882). Dia member penjelasan tentang paham ini dalam bukunya yang bernama Origin of Spixces. Ia mendasarkan pahamnya atas peraturan-peraturan yang banyak menjadi buah bibir manusia adalah ketentuan Alam (Selection of Nature) dan perjuangan Hidup (struggle for Life) dan kekal bagi yang lebih pantas dan undang-undang warisan.

SARAN
Sebagai pembaca yang baik, saya berharap ada kritik dan saran dari hasil makalah yang saya buat. Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya. Walaupun makalah ini di buat deng sederhana. Didalam banyak mengandung perluasan makna dan arti.

14

DAFTAR PUSTAKA

Amin,Ahmad.Etika (ilmu akhlak).Jakarta:Bulan bintang,1975

15

Anda mungkin juga menyukai