Anda di halaman 1dari 13

[|w~ ~ `|tt c||{t [t| 9 c||{t [|w~

Baru beberapa menit terpejam mata ini harus kembali terbuka lagi, ketukan di pintu yang bertubi-tubi memaksaku beranjak dari tempat tidurku, sapa mi ini orang yang kurang ajar ndak tau jam bertamu, omelku didalam hati, jelas saja aku ngomel, jam sudah menunjukkan pukul 05;15 dini hari dan baru 20 menit yang lalu aku menyelesaikan tugas kuliahku, jangan-jangan si embok lagi fikirku, pasti ada lagi yang ketinggalan, heran aku sama itu anak, biar tutup pulpennya yang ketinggalan pasti dia kembali lagi ambil. weee sunda aku tidak meneruskan ucapan ku, karena ternyata aku salah duga, aku fikir si muka tembok tapi ternyata orang lain, orang lain yang begitu mengejutkan ku. kenapa ? tanyanya menatapku lekat hei.. panggilnya sambil mencubit lenganku, memebuat ku tersadar dari tatapanku ke wajahnya aneh ka kah ? tanyanya dengan nada pelan ehmmmtidak jicuman cuman kaget potongnya cepat baru ko selesai kerja tugas kah? tanyanya memparhatikan ke dalam kamarku berantakannya mi gumannya sejak kapan kah kamarku rapi ujarku dari mana ko kah ? tanyaku sambil memperhatikan sejadah yang ada di tangannya. Dia tersenyum belajar bangun pagi jawabnya dengan nada sedikit malu ngobrol di dalam deh dia mengangguk dan mengikutiku masuk, aku segera menyingkirkan barang-barang yang ada di lantai. ndak aneh jaka toh tanyanya yang duduk di tepi tempat tidurku tidak ji ujarku menatapnya yang juga lagi menatapku, tatapanya membuat jantungku berdebar lega ma deh.. gumannya lega kenapa ? Tanya ku cepat kufikir mau ko ketawai ka ikkkkhh..na mau ketawa kenapa sahutku cepat sapa tau ujarnya yah endak lah timpalku Dia berdiri dari duduknya mata mu itu nah, lima watt mi, tidur mako busu. Ujarnya

iya sahutku singkat pulang maka paeng nah ku antar dekatnya mi lagi mau di antartidur mako tolaknya iyo paeng..hati-hati nah pesan ku iya..iya..iya ujarnya melangkah menuju pintu xi panggilku dan dia segera menoleh, aku berjalan menghampirinya dan berhenti di depannya. 3 hari ndak ketemusumpah kangen sekali ka sama kau ujarku, tiga hari aku memang tidak bertemu dengannya karena dia pulang ke jakarta tempat neneknya, dan baru tadi pagi dia tiba di makassar, aku yang banyak tugas ga sempat ke pondoknya padahal pondokannya ga jauh dari pondokan ku. Dia hanya tersenyum, kelihatan sedikit malumalu mendegar kata-kataku, kuberanikan diriku mendekat dan mengecup keningnya hati-hati nah pesan ku, dia mengangguk dan melangkah pergi ***** weeee patner pinjam kan ka dulu pulsamu ujar embok eddeede,. apa tong ko kau itu, juragan ikan kering tapi pulsa saja ndak bisa beli ujarku seraya mengulurkan ponselku mengerti mamo itu pank, penghasilan ikan kering natabung buat uang panaik nya ibu dokter sahut Baron apa tong ko kau sundala, investasi besar itu istriku balas Embok yang membuat kami berseru rame, sahabat ku satu ini memang paling sering mi jadi bahan Callanya satu angkatan, macenya namanya haji minah, tengkulak ikan kering di palopo, makanya sering sekali jadi bahan callanya anak-anak. Aisss, cuci ki dulu bajumu embok kalau mo ko ke kampus, bau ikan kering sekali bela.. biasa begitu baron meledeknya apa mi ini Baron, na tidak bau ji bajunya bela wati, cewek berjilbab yang punya pipi seperti donat apanya paeng bau wati ? balas baron mulutnya ji.. jawab wati, membuat kami langsung bersorak ramai.

apa tong ko kau wati, ndak ku kasi ko lagi itu ikan kering ku biasanya embok akan membalas dengan kata-kata seperti itu jika cewek tercantik di angkatanku itu ikut meledeknya, cewek tercantik karena hanya dia satu-satunya cewek di angkatanku. biarpun bahan callanya anakanak seangkatan, tapi si Embok yang namanya aslinya Muhammad faiz Ramadhan ini adalah cowok paling cakepnya teknik mesin di angkatan ku, banyak-banyak cewek-cewek industri yang suka sama dia, tapi dia cuek saja karena sudah ada pacarnya, anak kedok gigi apa mi ini ippang na pinjami ki hapenya tapi ndak ada pulsanya omel embok, aku hanya tersenyum saja, karena pulsa lagi sekarat itu pun karena ulahnya dia pakai buat nelpon istrinya yang lagi praktek di Sorong. wati pinjam ka dulu hapemu dia mulai cari korban lain ikhhh..sama baron saja tolak wati pelitnya mi ini cewek omel embok lagi FBan ka ini nah tukas wati, tapi Embok dengan cueknya merebut hape wati wati mengerko itu sama embok, mau ki minta sama ibu haji itu, persediaan ikan kering habis ki ujar Fian, membuat kami yang lagi ngumpul di depan jurusan serempak tertawa, begitu lah suasana kalau lagi kumpul, tertawa sesukanya, seperti kampus milik sendiri. weeee..pank..bukan itu Maxi kah ? ujar baron menunjuk cewek berjilbab ungu dengan rok hitam dan kemeja yang serasi dengan warna jilbabnya. Kuperhatikan dengan benarbenar dan cewek berjilbab itu memang maxi. Maxi.. panggil baron dan maxi segera menoleh mana maxi kah ? Tanya fian, dia paling suka kalau ada maxi, karena maxi suka sekali traktir para bajingan ini yang memang suka sekali gratisan. itu yang bejilbab.. tunjuk baron ke maxi yang berjalan menuju kea rah kami Astaga Bejilbab ki ujar fian dengan nada super terkejut Ko appai itu Ipank sampe jadi begitu ki Maxi Tanya fian padaku, kaya syok dia melihat penampilan baru Maxi masa maxi itu Embok ikut-ikutan terkejut dan mereka semua percaya saat sosok berjilbab ungu itu menghampiri kami. Weeee adek ipar..ndak ketemu beberapa hari Tambah cantik saja ko kuliat ujar Baron Maxi.na ipaiko ippank sampai betutup begitu ko? Tanya embok ikhhembok toh tukas wati menghampiri maxi Cantik sekali ko kalo bejilbab Max ujarnya maxi hanya tersenyum saja, pdahal dia biasanya akan celoteh kaya Beo atau

memperaktekkan gaya dancenya, dia pintar break dance, soalnya waktu di SMA dia anak Dance.. pank masi ada kuliah mu kah ? Tanya maxi kepadaku masi ada tapi nanti jam dua pi sebenarnya sudah selesai tapi ada kuliah tambahan, yah dosen sesukanya ngasih kuliah tambahan bohong ki itu max, ndak ada mi kuliah serobot Embok mau ko pinjam ki tohbawa mi ujar embok mendorong ku, seperti barang saja di pinjam. nanti pi paenk kalau masih ada kuliah mu ujarnya tidak ada ji max.weee pulang maki ujar baron ke bajingan-bajingannya sukses anak teknik mesin angkatan ku yang masih duduk nunggu kuliah tambahan wee ini semua ndak ada mengertinya, pulang mako semua sundala ujar baron, serempak semua berdiri pura-pura mau pulang max duluan ki nah pamit baron di ikuti Embok, itu anak benar-benar hebat semua sandiwaranya, pura-pura mau pulang padahal menyingkir mencari tempat lain. ndak ada kuliah mu kah ? Tanyaku, padahal aku tau jadwal kuliahnya , hanya basa-basi saja iiiikhhh..nalupaki jadwal kuliah ku ujarnya yang membuat spontan jari-jariku menggaruk kepalaku, padahal sama sekali ga gatal. becanda ja tanyanya ujarku mau ki ke manakah ? ke Minasaupa, tempatnya naila, ambil gambar ku tapi traktir ka coto nah candaku dasar gendut ledeknya ikhhhtidak mi nah ujarku menepuk perutku yang sudah six feet lagi, setelah 2 bulan selalu olahraga, yah sebelumnya si memang gendut, gara-gara kebanyakan makan. ***** Maxi yang tiba-tiba berjilbab jadi pembicaraan hangat di fakultas teknik, kami satu angkatan tapi beda jurusan, dia anak jurusan Tekni Arsitektur, aku pacarnya jadi bulanbulanan, jadi gerah sendiri, di kampus rata-rata cewek itu berjilbab, yah walaupun di kampus berjilbab tapi ada juga yang selesai ngampus buka jilbab, tapi itu hal yang biasa. Tapi Maxi yang tiba-tiba berjilbab Jadi Hal aneh, malah banyak celetukan Tobat mi mungkin kapang

Banyak maba yang masuk kuliah belum berjilbab tapi bebarapa semester langsung pakai jilbab, jadi hal biasa saja, tapi Maxi mungkin memang menjadi hal yang penuh dengan pertanyaan dan dugaan. 3 tahun yang lalu, aku bebas tes disalah satu universitas Negeri di Makassar, karena basic ku adalah lulusan SMK teknik mesin jadi jurusan yang aku ambil adalah jurusan teknik mesin, dari cerita-carita yang aku dengar, masalah Ospek adalah hal yang mendebarkan, hari pertama Ospek, satu fakultas teknik dii kumpulkan dalam satu ruangan, semua tampak sama, seragam, kemeja panjang berwarna putih, celana panjang berwarna hitam dan rok hitam buat yang cewek, yang cowok kepalanya di Plontos, yang cewek rambutnya dikuncir dua dengan begitu banyak tali rafia menghiasi rambutnya. Seperti biasa permulaan, sambutan-sambutan pengenalan-pengenalan, benar-benar membosankan, bokongku sudah sakit duduk berjam-jam di lantai. Dan tibalah hal yang begitu mendebarkan tunduk ko semua ujar senior berambut gondrong dengan wajah yang begitu seram saya dengar di sini ada yang bertato ujarnya dengan nada marah, membuat jantungku langsuk berdetak keras dan sangat cepat, karena aku memiliki tato triball di kakiku yang aku buat waktu kelas 2 SMA, buat gaya-gayaan. yang ada Tatonya , maju sekarang ke sini ujar si senior yang namanya sama dengan nama panggilan ku Baru SMA nah bergaya sekali pake tato, saya saja bertahun-tahun di kampus tidak berani pake tatomau jadi preman kapank Omelnya, kenapa ini tidak ada yang maju ujar senior yang lainnya jangan sampai para senior yang periksa Ancamnya, hatiku semakin Kacau Balau, jantung bunyinya sudah tidak karuan, dan tiba-tiba seorang cewek berdiri dan melangkah maju, hanya dia saja yang Maju, aku sama sekali tidak berani. jadi ini yang punya Tato, saya kira batangan nah pecah belah paeng ujar si senior gondrong dengan nada sinis hukum mi saja kanda ujar senior lainnya mengompori liat ko semua..baru saja SMA saja bergaya sekali pake tato, cewek lagi.Ndak bisa ko masuk surga dek didepan pintunya ji ko tinggal ujar si kakak senior, cewek bertubuh tinggi kurus dan berwajah cantik itu hanya diam saja, ekspresi wajahnya Nampak biasa saja, kelihatan takut pun tidak coba kasi liat ka tato mu..paling-paling gambar berbie ji ledek si senior gondrong membuat yang lainnya tertawa, cewek itu menggulung kedua lengan bajunya, aku yang bagian paling depan dengan jelas melihat tato yang menghiasi kedua lengannya, gambar tato itu begitu kontras dengan kulitnya yang begitu putih, chester vokalis linkin park saja tatonya kalah sama tatonya tuh cewek.

Astaga si senior gondrong syok ngeliat tatonya ndak gila ko itu cewek kah ujarnya heran kapan ko buat itu ? kelas 1 SMA jawabnya datar Ndak marah ji itu Orang tuamu liat Tato mu ? Anaknya itu Bang Jhon kanda ujar salah satu senior cwok OuhPantas, bapaknya Raja tato, Anaknya juga bertato guman si senior yang nada suaranya Turun, Bang Jhon tukang tato di Veteran, nah tato ku juga aku buat di galery tatonya, ga nyangka cewek cantik itu ternyata anaknya, sepertinya si senior gondrong itu kenal sama Bang Jhon jadi cewek itu hanya di hokum menyanyi saja. Di hari Ospek itulah pertama kalinya aku melihat Maxi, si cewek bertato yang sudah 2 tahun ini menjadi pacarku ***** Anak-anak pondokan ku menatap Heran saat aku sama Maxi mampir kepondok ku, baru pulang dari Gramedia, pasti mereka heran dengan penampilan Maxi yang telah menutup Auratnya, sebelum berjilbab Maxi adalah cewek cantik yang selalu berpenampilan santai dan sedikit menggoda, t-shirt lengan pendek yang memperlihatkan kedua lengannya yang bertato, juga celana jeans pendek diatas lutut yang memperlihatkan betapa putih kulitnya weiiisssIppank, putihnya itu pacarmu, bisa ki ngaca di kulitnya ujar dale anak pemilik pondok, dia senang sekali dengan maxi, malah pernah bilang kalau di suka sama Maxi. Aneh ka di guman maxi yang sepertinya risih dengan tatapan mereka tidak ujarku cepat ndak terbiasa ki mereka ko juga toh, ndak terbiasa sahutnya capat, kata-kata itu memojok kan ku Yah..jujur saja, aku memang tidak terbiasa dengan perubahan nya itu, yang aku kenal saat dia tidak berjilbab, dia adalah gadis yang begituu cerewet, Beo banget, rame, gokil, jail super humoris dan itu membuatku begitu suka disampingnya, hanya tato dan dan auratnya yang selalu terbuka itu yang tidak kusuka dari dirinya. Tato-tato dilengannya itu begitu mengangguku, setiap jalan dengannya, nonton di bioskop, nongkrong dicafe, acara nikahan teman , tato itu selalu jadi perhatian jadi bahan pembicaraan oleh orang-orang yang menatapnya, banyak orang yang bicara tidak baik tentangnya. Begitu pun auratnya yang selalu terbuka, benar-benar sangat mengangguku, diriku yang terlahir sebagai laki-laki yang begitu normal, yang memiliki hasrat apalagi aku sudah besar sudah Balig, aku dan dia punya komitmen dalam berpacaran, pacaran sehat, NO SEX

BEBAS, 2 tahun pacaran dengannya baru 3 kali aku menciumnya, makanya aku selalu jadi callanya baron, Embok dan fian mereka bilang aku Mr. Impoten Ku jaga komitmen itu, ga ada yang namanya seks Sebelum sah, tapi auratnya itu sungguh menjadi cobaan yang luar biasa, paling susah kalau setan sudah datang menggoda bikin sakit kepala, cepat-cepat ku bayangkan wajahnya Pacea yang berkumis tebal melotot tajam kepadaku dengan membawa parang panjang di tangannya. Auratnya itu bukan hanya jadi cobaan terbesar, tapi auratnya itu selalu membuatku kesal ke orang yang berjenis sama dengan ku, mereka menatap maxi tanpa terpejam, aku kesal karena aku tau apa yang ada di fikirkan mereka. Sekarang Tato dan Aurat sudah tidak menggangguku, hanya saja yang membuatku tidak terbiasa adalah sikapnya yang lebih pendiam, tidak banyak bicara, aku merasa sepi, aku rindu dia yang dulu, yang blak-blakan, cerewet, gokil, dan jail. ***** Malam minggu ketiga aku tidak bersama maxi, yah buat anak kuliah malam minggu sebenarnya sama saja dengan malam lainnya, tapi di malam minggu aku dan maxi punya jadwal rutin, sore sudah star ngumpul di rumah kontrakannya Baron, menjelang malam kita ramai-ramai keliling kota. Aku bertengkar dengannya dan membuat aku memutuskan hubungan ku dengan dia,awal pertengkaran kami karena sesuatu yang kurasakan berbeda dan aneh, selama ini kami selalu menjalani hari-hari bersama-sama tapi entah kenapa dia mengurangi waktu bertemu dengan ku, malam minggu pun tidak bisa bertemu, tadinya aku cuek, tapi saat malam minggu kedua, aku pun hanya sendiri karena dia tidak mau di ajak jalan, aku merasa curiga, seperti ada yang dia sembunyikan apalagi nomor ponselnya tidak aktif. Rasa penasaran memaksaku mendatangi pondokannya, pura-pura mau pinjam gitar ga ada ki maxi pang ujar marla teman sebelah kamarnya saat aku tengah asyik mengetuk pintunya. Aku sedikit terkejut karena selama ini, maxi ga pernah ga memberitahuku kalau dia mau keluar, biarpun dia mau keluar beli gorengan pun dia sms juga, hatiku semakin bertanya-tanya. Jam di tangan ku menunjukkan pukul 2 lewat 15 dini hari, sudah hampir 5 jam aku menunggu dikursi depan kamarnya, ponselnya berkali-kali dihubungi tapi selalu operator yang menjawabnya, marah, kesal dan kuatir bercampur menjadi satu. dari mana ko kah? tanyaku saat dia datang, suaraku terdengar marah. dari luar ka sama naila jawabnya dengan nada sedikit takut

ngapain ko di luar sampai subuh begini ? tanyaku dan di hanya terdiam saja, pantas paeng ku ajak keluar ndak mau ko, ternyata mau ko bersenang-senang sama teman mu itu ujarku kasar ipppangini ndak seperti yang ko kira ujarnya dengan mata berair sudah mi deh.kaya muak ka sama ko ujarku melangkah pergi dan sama sekali tidak menghiraukan panggilannya. 2 tahun pacaran kami adem ayem saja, kami adalah pasangan yang terlalu ideal kata orang, kami sama sekali tidak pernah bertengkar, dia tidak pernah marah dengan ku begitupun aku, dan malam itu adalah untuk pertama kalinya aku bertengkar dengannya. Aku kecewa merasa dibohongi, dan tanpa meminta penjelasan yang jelas aku memutuskan berjalan sendiri. Tapi, Ternyata aku sudah salah besar dengan hal itu, aku terlalu berfikiran pendek, dan bersifat kekanak-kanakan, saat itu Emosi menekan perasaan dan logika ku. pank.bangun ko, cepat ko ke fly over ujar Embok menganggu tidurku, kuperhatikan jam di dinding sudah jam 2 lewat 30 menit dini hari. weee sundalangapain ko suruhka ke flyover omel ku di telepon, menganggu tidur saja cepat mako ke sini telang, menyesal ko kalo ndak kesini ko ujarnya mengakhiri pembicaraan, dan itu membuat ku sungguh kesal tapi juga penasaran, apa yang dilakukan si bajingan itu di flyover, apa mereka berkelahi lagi. Rasa penasaranku mengalahkan rasa kantukku, jangan-jangan mereka memang lagi berkelahi, karena si baron tadi sempat cerita soal anak-anak preman yang pernah memalaknya di Fly over, kalau iya berarti kebetulan sekali, beberapa hari ini aku ingin sekali memukul orang. Jalanan yang sepi membuatku cepat berada di Fly over, motor-motor terparkir di pinggir jembatan, salah satunya motor Baron, tapi tidak ada aroma-aroma perkelahian. cepat juga ko sundala sampai disini ujar baron, ada Embok, Fian, Anto, Medi adiknya Baron, Tirza, Eman anak Sospol, Ancu, Miftha..mereka lagi duduk di pembatas jembatan, padahal setelah ada anak yang jatuh dari jembatan, dilarang ada yang nongkrong di jembatan, tapi kalau dini hari begini polisi sudah males pusing. mana mi. mana apanya ? Tanya baron balik kufikir berkelahi ko sama anak-anak preman itu

telat ko sundalasudah bonyok mi semua ujarnya kenapa ndak ko sisakan protesku ko sendiri yang salah ndak mau mi keluar malam minggu timpalnya tapi bukan soal itu ji ko kupanggil ke sini ujarnya tapi ada yang mau ku kasi liat ko lanjutnya sambil menunjuk ke bawah jembatan, aku segera melihat yang di tunjuknya, sebuah mobil merah dengan nomor plat yang aku hafal, dimana dua orang berjilbab sibuk mengambil kotakkotak kecil dari dalam mobil dan membagikannya ke anak jalanan, ke pengemis dan juga penjual asongan yang mangkal di bawah jembatan flyover. Pemandangan itu membuatku ingin melompat dari atas jembatan, hatiku remuk, hatiku menangis memandangi salah satu cewek berjilbab yang tengah sibuk membagikan kotakkotak kecil itu. ***** Aku datang menemuinya yang sedang duduk bersama teman-temannya, temantemannya memandangi ku penuh selidik, dan sepertinya mereka mengerti, mereka serempak pergi. Aku mengambil duduk di sampingnya, Semenit dua menit tidak ada yang bicara mau ka ke danau, mau ko ikut kah ? tanyaku mencairkan suasana beku di antara kami berdua, anggukannya menjawab ajakanku, kami berdua melangkah bersama-sama ke danau, dan duduk di pelantaran kecil yang ada di danau. bagaimana kabarmu ? tanyaku, baru hampir dua minggu aku tidak bicara dengannya tapi serasa bertahun-tahun lamanya. Alhamdulillah baik. Jawabnya ko yah bagaimana ? tanyanya Aku tidak langsung menjawab Aku kacau.. jawab ku kacau kenapa? tanyanya pelan seseorang mengacaukan ku..aku marah dengannya karena sesuatu yang aku tidak tau, dan mumutuskan komitmen ku dengan dia tanpa sedikit pun mau mendengarkan penjelasannya, itu semua karena aku merasa dibohongi dan itu membuatku kecewa, tapi ternyata aku salah besar, aku menyesal dengan apa yang aku lakukan,.dan sekarang jika aku di berikan kesempatan, aku ingin memperbaiki kesalahan yang telah aku buat ujarku dengan nada penyesalan yang luar biasa. Jantungku berdebar-debar menunggu apa yang akan di ucapkan, tapi beberapa menit berlalu, dia juga tidak bersuara, hanya diam menunduk, dan itu membuatku bingung. Tapi lama kelamaan aku mendengar sesuatu, suara isak tangis yang di tahan, ternyata dia menangis,

Xiiii.. panggilku pelan, dia tidak bersuara hanya gerakan tangannya yang menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya. Beberapa menit dia mulai agak tenang, tapi masih terdengar sisa tangisnya Maaf Kan aku ujarku ko ndak salah, harusnya saya yang minta maaf, karena saya yang salah ujarnya dengan suara serak Aku terdiam, pembendaharaan kata yang biasanya banyak sekarang sepertinya hilang di kepalaku, ndak ada ji yang perlu di perbaiki, masih ka seperti dulu. Ujarnya yang membuatku menoleh memandangi wajahnya dengan mata sembabnya. jadi. Ujarku bingung, apa dia menolakku yah kita seperti dulu ji lagi, masih dengan komitmen kita yang dulu jelasnya yang membuat hatiku berteriak keras, seperti penuh kemanangan, padahal sebelumnya seperti terhimpit oleh dua batu besar, aku fikir dia menolakku.. kenapa paeng ko menangis ? tanyaku ingin tau Bukannya menjawab dia malah kembali menangis, dan itu semakin membuatku bingung dan aku hanya diam saja tidak melakukan apa-apa, kenapa ko kah? tanyaku saat dia berhenti menangis. ku fikir, ko ndak mau mi jalan bareng lagi sama saya ujarnya serak, ucapannya membuatku membuka sweterku dan mengulurkan kearahnya buat apa ? tanyanya dengan mata sembab dan wajah yang merah pengganti tissue,. jawabku ******* Hujan yang begitu deras, membuat wajah ku dan badan ku sakit, tapi aku tidak menghiraukannya, Maxi menelpon ku dan mengatakan mobilnya mogok pas dibawah jembatan fly over, saat itu jam sudah di pukul 12 malam, dia dari minasaupa dari tempatnya naila teman akrabnya, baru selesai mengerjakan tugas gambarnya, aku tidak ikut menemaninya karena aku juga lagi banyak tugas, Saat sampai di sana, maxi berada di luar mobilnya membiarkan dirinya terguyur hujan, basah kuyup, dia kelihatan begitu kedinginan apalagi hanya memakai t-shirt dan celana pendek, kenapa di luar ? tanyaku, dan dia menggeleng malah memeluk ku. pulang mi ujarnya dengan suara serak dan wajahnya sembab, aku tidak curiga. mobilnya bagaimana ? tanyaku

sudah ku telpon tukang Derek, sebentar lagi datang, sudah kutelpon juga sepupuku nanti dia yang urus ujarnya, dan aku pun mengantarkannya pulang Ternyata aku tidak tau sama sekali kalau malam itu dia dapat musibah, aku menangis saat dia bercerita tentang itu, malam itu dia berusaha memperbaiki mobilnya sendiri, tiba-tiba ada 2 orang laki-laki menghampiri dan menawarkan jasa membantu memperbaiki mobilnya, saat salah satu laki-laki itu tengah sibuk mencari penyebab mogok mobilnya, laki-laki yang satu yang tadi hanya tinggal diam saja, terus-terusan memperhatikan bagian tubuh bawah max yang hanya memakai celana jeans di atas lutut yang memperlihatkan bagian pahanya yang memang berkulit putih mulus. Laki-laki itu mendekatinya dan manariknya paksa ke bawah jembatan yang cahanya tidak terlalu terang, dan laki-laki yang tadi tengah sibuk dengan mobilnya juga ikut dan menariknya, yah dengan kata lain mereka akan memperkosanya, tapi untung saja ada sekelompok anak-anak pengamen dan penjual asongan yang melihat perbuatan para jahanam itu dan mereka berteriak memanggil entah memanggil siapa, bahkan ada yang melempar dengan batu, membuat kedua orang jahanam itu mengurungkan niat dan berlari pergi. dan musibah itu lah yang membuatnya menutup auratnya dan merubah segala sifatnya, dan musibah itu juga lah membuatnya mau berbagi rezeky dengan anak-anak jalanan yang sering mangkal di bawah flyover. ***** Ku tatap mukenah di atas tempat tidur, mukenah putih bersih yang di bungkus dengan indah, mukenah itu adalah salah satu mas kawin ku untuk Maxi, jam 10 aku akan menikah dengannya di mesji raya, dia nanti akan cantik sekali saat memakai mukenah itu. Ingatan ku pertama kali menyapanya terbayang kembali, setiap pulang sehabis kuliah dia lewat di depan kami, aku baron, Embok, Fian dan tirza yang selalu nonkrong di tempat parkir di mana mobilnya terparkir, kita sih sengaja nongkrong disitu karena si Baron suka sama Maxi, padahal dia sudah punya pacar, saat itu aku belum merasakan ada rasa sama Maxi, cuman rasa Kagum aja sama cewek cantik bertato yang piawai bermain gitar Maxiiiimau maki pulang kah ? goda baron saat maxi baru turun ke tempat parkir, dia tidak menghiraukan ucapan baron maxi adami pacar ta kah ? Tanya baron lagi yang membuat kami berlima hanya tersenyum saja dengan ulah baron. Dan ucapan itu membuat maxi menghentikan langkahnya dan menoleh kearah kami, mata indahnya terlihat marah, kita semua jadi ciut dengan tatapan nya. kenapa?...ada yang mau kah sama aku ? tanyanya dengan jutek, logatnya masih logat anak Jakarta, karena dia memang lulusan SMA di Jakarta, Baron yang tadinya paling berani juga ikutan ciut, diam membisu. Koq diam ? Tanya Maxi ke kami

ini temanku belum pi ada pacarnya ujar baron menunjukku, membuat diriku langsung panik setengah mati dengan ulah baron itu, maxi menatap ku dengan tatapan juteknya, aku yang kena dikerjain cuman tersenyum, padahal dalam hati setengah mati aku mengumpat ke anak-anak kurang ajar yang mengerjaiku. bisa nyetir? Tanya maxi yang masih menatapku dengan tatapan juteknya ga mungkin kan aku yang nyetir, nanti aku di kira sopir lanjutnya mantan supir pete-pete ki ini teman ku maxi.. tukas embok menepuk bahuku yah sudah , cepat antar aku ke gramedia ujarnya masih menatapku, ampun aku di kerjai anak-anak kurang ajar ini cepat mako pergi sana ujar baron mendorongku, begitupun anak yang lainnya, aku sudah kepalang basah mau tidak mau aku melangkah tapi kaki ku tarasa gemetaran, tangan dingin dan detak jantung ku sangat cepat, maxi menatapku saat aku berhenti di depannya, dia mengulurkan aku kunci mobilnya, untung saja di kampung pace punya mobil pick up pengangkut perabotan rumah tangga, pace pebisnis furniture, kadang aku yang disuruh antar ke pelanggan. kenapa bengong, aku nanti terlambat ujar maxi padaku yang bengong, dengan salah tingkah aku masuk kedalam mobil maxi dia duduk di sampingku, dan kulihat dari dalam mobil para bajingan itu tertawa, menertawankan ku. Sepanjang perjalanan ke MP, kita diam aja kaya orang bisu, sejam menemaninya cari buku tapi ga ada yang di beli, setelah itu dia ngajak nonton, untung aku punya duit tapi ternyata dia yang bayar, habis nonton dia ngajak makan, dia juga yang bayar, gratisan tapi malu juga aku. Kita keluar dari MP saat hari sudah mulai menjelang sore, dan dia menyuruhku mengantarnya ke rumahnya di telkomas, dia ga langsung turun, tapi meminjam hapeku dan memanggil nomornya simpan nomorku, besok aku kuliah jam 8 pagi, jemput aku aku ga mengerti maksudnya. jemput? Tanya ku bingung iya, kamu kan sudah jadi pacarku, jadi jemput aku besok, jaga mobil ku baik-baik ujarnya seraya turun dari mobilnya dan menutup pintu mobilnya, tapi kemudian pintu mobil itu terbuka lagi nama mu siapa sih? tanyanya Irvan jawab ku ouh.dah ippang ujarnya sambil tersenyum dan menutup mobilnya, dan dia melangkah menuju rumahnya yang besar, dan menghilang di balik pintu, dan tinggal aku yang bengong kaya kambing, dan aku pulang dengan mobil merahnya dengan fikiran yang masih bingung, ga nyangka dengan apa yang terjadi. Keesokan harinya jam 7 aku sudah menjemputnya dirumahnya dan mengantarkannya ke kampus, dan itu sungguh jadi bahan ejekan seangkatan ku, dan hari

itu juga aku berhasil membalaskan dendamku kepada empat orang bajingan yang mengerjaiku, aku jitak kepala mereka sampai aku puas, tapi aku pun bersyukur akan kejadian itu, maxi benar-benar jadi pacarku. Walaupun sudah benar-benar jadi pacarku, dan dua tahun telah aku jalani bersama dengannya, dan aku benar-benar mencintainya, dia benar-benar menjadi pilihan hatiku, tapi aku belum yakin dia bisa jadi pilihan hidupku, dia adalah wanita yang menyenangkan sangat menyenangkan tapi paceku pernah berkata kepadaku, ko satu-satunya anak di keluarga ini, dan ko sudah besar, masalah jodoh bapak ndak mau campuri, cari lah jodohmu seperti yang kamu mau, tapi pesan bapak jangan hanya karena faktor cinta saja, tapi carilah yang terbaik, terbaik dari akhlaknya, Dari rupanya, dari hartanya tapi terlebih dari agamanya, tapi jaman sekarang ini wanita yang seperti itu sungguhlah seperti Mutiara di dasar laut yang paling dalam, carilah wanita yang bisa menghargaimu, menghormatimu, yang bisa memaklumimu , yang bisa memaafkanmu, dan yang selalu bisa memotivasi mu di saat kondisi apapun ujarnya saat itu, saat dia mengetahui bahwa aku berpacaran dengan maxi, dia tau dari sepupuku, dan kata-kata itu terekam di memoriku dan sama sekali tidak bisa aku lupa. Dan sekarang, tiga tahun telah kulewati dengan maxi, dia bukanlah mutiara di dasar laut yang paling dalam, tapi dia adalah mutiara didasar hatiku, aku telah yakin bahwa di adalah pilihan hatiku dan juga pilihan hidupku. *******

U M Tx~|t T mt{t

Anda mungkin juga menyukai