Celah Bibir Dan Celah Langit-Langit
Celah Bibir Dan Celah Langit-Langit
Suryany
CELAH BIBIR ( LABIOSCHISIS ) CELAH PALATUM ( PALATOSCHISIS ) Merupakan Kelainan bawaan Yang terjadi karena tidak ada penyatuan Secara normal daripada bibir atau Palatum pada proses embrional yang Dapat terjadi sebagian atau sempurna.
Daerah yang biasa dikenai lidah : - Bibir atas - Tepi alveolus - Palatum durum - Palatum molle Menurut Klasifikasi posisi normal dari kanalis nasopalatinalis dibagi : 1. Celah bibir dan alveolarridge ( Primary palate ) 2. Palatum molle dan palatum durum ( secondary palate )
Lebih 50% celah bibir dan celah palatum ( kombinasi ) dan dari jumlah merupakan bilateral Celah bibir > terjadi pada Celah langit langit > terjadi pada
EMBRIONAL
Terjadinya celah dalam mulut / pada bibir antara minggu VI dan X dari kehidupan embrio Perkembangan wajah pada foetus berjalan cepat dan meluas selama bulan II dan III begitu membentuk embrio bibir bagian frontal dan proc maksilaris lateralis menunjukan hubungan yang rapat dengan struktur hidung. Pada minggu VI dan VIII proc maksilaris dan arkus branchialis pertama tumbuh kemuka dan bersatu dengan proc nasalis lateralis dan berlanjut bersatu dengan proc nasalis medialis membentuk bibir atas, dasar hidung dan palatum primer. Selama minggu VIII dan IX palatum selanjutnya memanjang ke medial untuk berkontak pada linea medialis dan bersatu dari arah anterior ke posterior untuk dinding palatum antara hidung dan mulut.
Klasifikasi
1. Celah bibir
ada 2 tipe yaitu : 1) IN komplit ( Sebagian ) dimana cacat yang terjadi hanya pada sebagian bibir bagian bawahnya saja tidak sampai ke lobang hidung ( nares ). 2) Komplit ( Menyeluruh ) Cacat yang terjadi menyeluruh dari rima oris sampai ke Nares.
2. Celah palatum
Menurut luasnya : 1) In komplit celah hanya pada sebagian palatum saja. Ex : hanya pada palatum durum
2) komplit celah telah mengenai palatum durum dan palatum molle dan biasanya sampai ke tulang alveolar ( GNATHO ). Menurut sisinya dikenai : 1. Unilateral hanya pada satu sisi 2. Bilateral kedua sisi Perawatan pembedahan tujuan : - memperbaiki / melakukan penutupan celah bibir atau pada palatum.
ANATOMI PEMBEDAHAN
Premaksilaris dan prolabium dijumpai dalam keadaan miring atau menjauhi celah bibir terutama dalam keadaan celah bibir yang uniteral yang umum diikuti pada bagian anterior.
Celah bibir unilateral yang menonjol kedepan & keatas pada celah bibir/palatum bilateral. Pada keadaan suplai darah tidak mengalami gangguan.
Tehknik Pembedahan
TUJUAN OPERASI Menghilangkan asimetri Mengembalikan bentuk bibir yang baik untuk fungsinya Meninggalkan cacat luka yang sedikit.
Sebagai salah satu pedoman yang dapat diikuti The Rule Of Over 10s
Persiapan Operasi
Anak/bayi harus sehat,tidak menderita penyakit atau kelainan sistemik.
Anestesi anestesi umum Anestesi lokal (pasien dewasa/kooperatif)
Prosedur Operasi
1. Sebelum insisi gambar garis insisi dengan Methylen blue/gentian violet menurut metode yang digunakan. 2. Anestesi (Infiltrasi anestesi) 3. Insisi pada tepi celah dengan membuat Flep segi tiga/menurut type insisi sesuai dengan celah bibir dan gambar. 4. Pertemukan tepi-tepi celah kearah medial dengan membentuk bibir yang harmonis. Buka jahitan pada hari ke-5 untuk menghindari bekas jahitan.
TEHKNIK PEMBEDAHAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tehnik Veau Tehnik Millard Tehnik Manchester Tehnik Triangular Flap Tehnik Spina Tehnik Wynn Tehnik Horton Tehnik Skoog Dll
PALATHORRAPHY PALATOPLASTI&REKONSTRUKSI PALATUM Defenisi Tindakan pembedahan untuk menutup celah pada
palatum Anatomi pembedahan - Palatum durum mengadakan pemisahan antara cavum
nasi dan oralf/ palatum molle dengan faring dalam keperluan pekerjaan pita suara (Valve) berdasarkan mekanisme Velo faringeal.
- Anomali celah palatum mengakibatkan bertambahnya hiperplasia lhympoid diatas cabang tuba audiptrius dalam nasofaring. - Supplay darah diteruskan ke jaringan palatum oleh cabang-cabang palatini mayor&minor serta cabang nasopalatinal dan arteri maksila yang berasal dari cabang palatina asendens dan arteri facialis dan cabang-cabang dari arteri faringeal ascendens.
Prosedur Operasi
1. 2. 3. 4. 5. Menurut Langen Beck Menurut Wardill push back operation Menurut Dorrance push back operation Menurut Campbell Menurut Pichler, Dll
TEHNIK :
1. 2. 3. 4.
Anestesi umum Insisi tepi celah Mukosa dibawah hidung dirapatkan dan dijahit Rapatkan mukosa dasar hidung,jahit membentuk permukaan atas yang menutupi cavum nasi. 5. Setelah permukaan Rapat rapatkan dan jahit mukosa palatum. 6. Pasang obturator.
2. Preparasi eksisi tipis pada tepi marginal untuk mendapatkan luka yang segar. 3. Disekting dimulai dari insisi lateral ke medial. 4. Rapatkan tepi celah&jahit dengan jahitan matras diselingi interupted suture membentuk type Y. 5. Bersihkan dan pasang obturator.