Anda di halaman 1dari 2

Risqi Putri Nur Priatma 09/284920/TK/35557

Kaidah Dasar Jual Beli dalam Islam

Seputar permasalahan tentang kaidah umum/dasar masalah jual beli. Mengingat masalah jual beli tidak mungkin dibahas dalam sebuah pertemuan. Masalah jual beli punya banyak cabang dan permasalahan terutama masalah kontemporer yang belum ada pada zaman terdahulu. Kalau mengingat keadaan umat islam sekarang yagng sudah tidak memperhatikan haram halal. Masalah halal dan haram harta yang kita makan itu sangat mempengaruhi kehidupan dunia dan akhirat. Allah itu toyib, Maha Baik, tidak akan menerima kecuali dari yang baik. Ada orang yang berpakaian kusut pampilan acak-acakan, menengadahkan tangan memohon doa pada Allah tapi makanan, minuman, dan harta yang ia miliki berasal dari jalan yang haram. Seharusnya orang tersebut doanya sangat pantas dikabulkan karena orang tersebut sedang dalam keadaan musafir, orang itu penampilannya sangat butuh bantuan, orang itu menengadahkan tangannya untuk berdoa pada Allah, akan tetapi makanan, minuman dan hartanya dari sumber yang haram, doanya tidak dikabulkan. Tidak boleh orang masuk ke pasar kecuali orang yang tahu halal haram dalam jual beli. Pertukaran antara harta dengan harta dengan niat untuk dimiliki adalah jual beli. Hukum jual beli secara umum adalah boleh oleh Allah dan Rasulullah. Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Penjual dan pembeli boleh memilih sebelum memutuskan. Orang-orang yang hidup pada jaman rasul rata-rata pedagang. Bolehnya jual beli ditunjukkan denagn hukum qiyas. Manusia tercipta dalam keadaan yang lemah. Kelemahan manusia banyak, tidak mungin memenuhi kebutuhan dirisendiri tapi butuh bantuan dari orang lain. Semua barang yang ia butuhkan banyak dimiliki orang lain. Masalah kehidupan umat manusia tak lepas dari dua kemungkinan yaitu ibadah dan al adah (muamalah). Ibadah semua yang diperintahkan oleh Allah yang wajib maupun

sunnah yang sudah ditentukan. Adah adalah hubungan antara seseorang dengan manusia yang lain yang tata aturannya tidak terperinci dalam Al-Quran. Dalam masalah muamalah adalah diperbolehkan kecuali kalau ada dalil yang menunjukkan ketidakbolehan. Seperti makanan itu pada dasarnya halal, kecuali ada dalil yang menyebutkan makanan itu haram. Juga pekerjaan dan transaksi jual beli. Yang tidak dihalalkan dan tidak dihalalkan itu suatu kemaafan. Jual beli tidak akan terpenuhi (sah) kecuali kalau rukunnya lengkap. Rukun jual beli: 1. Ada penjual. Kalau tidak ada yang jualan tidak ada jual beli. 2. Ada pembeli. Kalau tidak ada pembeli itu hadiah. 3. Ada barang yang dijual 4. Ada yang digunakan untuk membeli 5. Ijab qabul. Serah terima antara penjual ke pembeli Salah satu syarat jual beli adalah adanya suka sama suka, saling rela antara kedua pihak. Jual beli karena terpaksa itu tidak sah kecuali paksaan dengan cara yang benar.

Sumber: Ahmad Sabiq - 001 Kaidah Dasar Jual Beli dalam Islam www.kajian.net

Anda mungkin juga menyukai