Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ika Ayu Permata Sari NIM : F3410050 Kelas : D3 Pajak A Tugas : RMK bab 26 dan bab 27

BAB 26 PENYELESAIAN PEKERJAAN AUDIT


A. Penyelesaiaan Pekerjaan Lapangan
Tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan yang dilakukan oleh auditor meliputi: 1. Membuat skedul pendukung. 2. Membuat skedul utama. 3. Membuat working trial balance. 4. Membuat ringkasan jurnal adjustment. 5. Membuat laporan keuangan auditan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh auditor dalam mereview jurnal adjustment: 1. Kebenaran akun yang didebit dan dikredit serta ketelitian penghitungan jurnal adjustment yang akan diusulkan tersebut. 2. Kelengkapan penjelasan jurnal adjustment.

3. Reaksi klien yang timbul atas adjustment yang diusulkan tersebut.

Auditor membicarakan berbagai jurnal adjustment dan penjelasan laporan keuangan tersebut dengan klien, untuk diusulkan bagi adjustment terhadap catatan akuntansi dan penjelasan laporan keuangan klien. Jika klien menyetujui semua jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor, dan menyetujui semua penjelasan yang diusulkan oleh auditor di dalam penjelasan laporan keuangan, maka laporan keuangan auditan dan penjelasan laporan keuangan akan disajikan sebagai bagian dari laporan audit. Jika tidak semua jurnal adjustment dan penjelasan laporan keuangan disetujui oleh klien, auditor dapat mengubah pendapatnya sedemikian rupa sehingga mencerminkan hasil auditnya terhadap laporan keuangan auditan.

B. Peristiwa Kemudian
Peristiwa kemudian yang perlu dijelaskan di dalam laporan audit: 1. Peristiwa yang jumlahnya material. 2. Peristiwa yang penting dan bersifat luar biasa. 3. Peristiwa yang terjadi dalam periode sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan. Peristiwa kemudian yang memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan klien dibagi menjadi dua golongan: 1. Peristiwa kemudian yang memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan klien. 2. Peristiwa kemudian yang tidak memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan klien, namun perlu dicantumkan penjelasan untuk itu. Contoh peristiwa kemudian yang memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan klien: 1. Pengumuman kebangkrutan debitur klien karena terjadinya kesulitan keuangan debitur tersebut, yang jumlah piutang kepada debitur tersebut melebihi jumlah cadangan kerugian piutang yang telah dibentuk oleh klien. 2. Penyelesaian perkara pengadilan yang jumlahnya berbeda dengan jumlah yang telah dicatat di dalam buku klien.

3. Penjualan ekuipmen yang sudah tidak dipakai lagi dalam kegiatan usaha klien, dengan harga dibawah nilai bukunya kini. 4. Penjualan surat berharga pada harga yang lebih rendah daripada kos yang dicatat di dalam buku klien. Contoh peristiwa kemudian yang tidak memerlukan adjustment terhadap laporan keuangan klien, namun perlu dicantumkan penjelasan untuk itu, misalnya sebagai catatan kaki atau penjelasan di dalam laporan audit: 1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi sementara. 2. Pengeluaran obligasi atau saham. 3. Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi setelah tanggal neraca. 4. Penurunan nilai pasar persediaan sebagai akibat larangan pemerintah terhadap penjualan suatu produk. 5. Kerugian akibat terbakarnya sediaan yang tidak diasuransikan.

C. Prosedur Audit terhadap Peristiwa Kemudian:


1. Pelajari notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komisi-komisi yang dibentuk dalam periode setelah tanggal neraca. 2. Review laporan keuangan klien yang dibuat dalam jangka waktu antara tanggal neraca auditan sampai dengan tanggal penerbitan laporan audit. 3. Adakan wawancara dengan pimpinan perusahaan mengenai peristiwa yang kemungkinan berdampak material terhadap penyajian laporan keuangan. 4. Lakukan wawancara dengan penasihat hokum klien. 5. Review penagihan piutang usaha yang terjadi setelah tanggal neraca. 6. Review jurnal penerimaan kas terutama yang mengenai transaksi penerimaan kas dari penarikan kredit atau dari penjualan aktiva tetap yang jumlahnya material. 7. Review transaksi yang material jumlahnya yang dicatat dalam buku jurnal material.

BAB 27 LAPORAN AUDIT


A. Deskripsi Laporan Audit
Merupakan alat yang digunakan Auditor untuk mengkomunikasikan laporan auditnya kapada masyarakat atau pengguna, oleh karena itu makna kalimat yang tercantum dalam laporan audit dapat mengenal secara umum profesi akuntan public. Laporan audit baku umumnya terdiri dari tiga paragraph, penggantar, lingkup dan pendapat

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan audit:


1. Manfaat Pemeriksaan Akuntansi 2. Jenis Pemeriksaan Akuntansi 3. Jenis-jenis Opini Akuntan 4. Unsur-unsur Laporan Audit

a. Manfaat pemeriksaan akuntansi


Manfaat pemeriksaan akuntansi bagi pihak perusahaan yang diaudit: 1. Menambah kredibilitas laporan keuangan badan usaha / organisasi. 2. Dapat mengurangi kecurangan di kalangan manajemen dan para karyawan perusahaan. 3. Dapat memberikan dasar yang lebih dipercaya untuk penyiapan surat pemberitahuan pajak dan laporan keuangan yang harus diserahkan kepada pemerintah , sehingga mengurangi audit pemerintah.

4. Dapat membuka pintu masuknya sumber-sumber pembiayaan dari luar (investor). 5. Seringkali dapat menyingkapkan kesalahan / penyimpangan moneter dalam catatan keuangan klien, sehingga dapat menemukan biaya atau pendapatan yang hilang.

Manfaat pemeriksaan akuntansi bagi pihak-pihak luar perusahaan yang diaudit:


1. Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada parainvestor / kreditor untuk mengambil keputusan yang menyangkut pemberian kredit. 2. Dapat memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen. 3. Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi untuk menyelesaikan klaim atas kerugian yang bias diasuransikan. 4. Dapat memberikan dasar yang obyektif kepada serikat buruh dalam menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan. 5. Dapat memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjual untuk menentukan syarat-syarat pembelian, penjualan atau penggabungan perusahaan. 6. Dapat memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada para pelanggan atau klien untuk menilai profitabilitas atau rentabilitas perusahaan , efisiensi operasionalnya dan keadaan keuangannya.

Manfaat pemeriksaan akuntansi bagi pihak pemerintah dan badan hukum:


1. Dapat memberikan tambahan kepastian yang independen tentang kecermatan dan keterandalan kepada badan pemerintah. 2. Dapat memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak di bidang hukum untuk mengurus harta / menyelesaikan masalah dalam kebangkrutan dan menentukan pelaksanaan perjanjian, persekutuan dengan cara semestinya. 3. Dapat memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan undang-undang keamanan Nasional.

b. Jenis Pemeriksaan Akuntansi


Ditinjau dari luas pemeriksaannya, audit dibedakan menjadi: 1. General Audit (Pemeriksaan Umum). 2. Special Audit (Pemeriksaan Khusus). Ditinjau dari jenis pemeriksaannya, audit dibedakan menjadi: 1. Management Audit (Operational Audit). 2. Compliance Audit (Pemeriksaan Ketaatan). 3. Internal Audit (Pemeriksaan Intern). 4. Computer Audit.

c. Jenis-jenis opini akuntan


1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian(Unqualified Opinion), akan diberikan oleh akuntan publik jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI (Standar Profesional Akuntan Publik), dan telah mengumpulkan bahanbahan pembuktian yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK). 2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan (Unqulified Opinion with Explanatory Language), akan diberikan oleh akuntan publik jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor. 3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untnk dampak hal yang berkaitan dengan yang dikecualikan.

4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion), laporan keuangan menyajikan secara tidak wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion), suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

d. Unsur-unsur laporan audit


1. Judul, Laporan Audit Independen. 2. Alamat , Pihak yang memberi penugasan. 3. Paragraf Pendahuluan, harus berisi: a. Pernyataan telah melakukan pemeriksaan b. Periode Laporan Keuangan yang diaudit c. Jenis Laporan Keuangan d. Tanggung jawab manajemen terhadap Laporan Keuangan e. Tanggung jawab auditor terhadap pernyataan pendapat atas Laporan Keuangan yang diaudit. 4. Paragraf Ruang Lingkup a. Pernyataan auditor , bahwa pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang disahkan oleh IAI. b. Pernyataan auditor bahwa pemeriksaan dilakukan dengan perencanaan, pengujian, pengumpulan bukti-bukti dan pengungkapan dalam Laporan Keuangan. 5. Paragraf Pendapat a. Auditor menyatakan pendapatnya, terhadap Laporan Keuangan secara keseluruhan pada nilai yang material. 6. Identitas Kantor Akuntan Publik, Nama, No Register, Tanda Tangan. 7. Tanggal Laporan, Tanggal yang dicantumkan adalah tanggal diselesaikannya pemeriksaan.

Untuk pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian, maka unsur laporan audit ditambah "paragraph penjelasan", sebagai penjelasan atas pengecualian pos dalam laporan keuangan atau ketidakwajaran dalam laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai