BANK INDONESIA
Direktorat Kredit, BPR dan UMKM
Telepon : (021) 3818043 Fax: (021) 3518951, Email : tbtlkm@bi.go.id
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan ........................................................................ 2
a. Latar Belakang .................................................................................................. 2
b. Tujuan .................................................................................................................. 3
7. Penutup .............................................................................. 32
a. PKT Unggulan .................................................................................................. 32
b. Titik Kritis .......................................................................................................... 34
LAMPIRAN .............................................................................. 35
a. Latar Belakang
b. Tujuan
a. Organisasi
1. Petani Plasma
Sesuai keperluan, petani yang dapat ikut dalam proyek ini bisa terdiri
atas (a) Petani yang akan menggunakan lahan usaha pertaniannya
untuk penanaman dan perkebunan atau usaha kecil lain, (b) Petani
/usaha kecil yang telah memiliki usaha tetapi dalam keadaan yang
perlu ditingkatkan dalam untuk itu memerlukan bantuan modal.
Untuk kelompok (a), kegiatan proyek dimulai dari penyiapan lahan dan
penanaman atau penyiapan usaha, sedangkan untuk kelompok (b),
kegiatan dimulai dari telah adanya kebun atau usaha yang berjalan,
dalam batas masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan
perbaikan pada aspek usaha.
Luas lahan atau skala usaha bisa bervariasi sesuai luasan atau skala
yang dimiliki oleh masing-masing petani/usaha kecil. Pada setiap
kelompok tani/kelompok usaha, ditunjuk seorang Ketua dan Sekretaris
merangkap Bendahara. Tugas Ketua dan Sekretaris Kelompok adalah
mengadakan koordinasi untuk pelaksanaan kegiatan yang harus
dilakukan oleh para petani anggotanya, didalam mengadakan
hubungan dengan pihak Koperasi dan instansi lainnya yang perlu,
sesuai hasil kesepakatan anggota. Ketua kelompok wajib
menyelenggarakan pertemuan kelompok secara rutin yang waktunya
ditentukan berdasarkan kesepakatan kelompok.
b. Pola Kerjasama
c. Penyiapan Proyek
Untuk melihat bahwa PKT ini dikembangkan dengan sebaiknya dan dalam
proses kegiatannya nanti memperoleh kelancaran dan keberhasilan, minimal
dapat dilihat dari bagaimana PKT ini disiapkan. Kalau PKT ini akan
mempergunakan KKPA untuk modal usaha plasma, perintisannya dimulai
dari:
d. Mekanisme Proyek
Mekanisme Proyek Kemitraan Terpadu dapat dilihat pada skema berikut ini :
e. Perjanjian Kerjasama
Untuk meresmikan kerja sama kemitraan ini, perlu dikukuhkan dalam suatu
surat perjanjian kerjasama yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak
yang bekerjasama berdasarkan kesepakatan mereka. Dalam perjanjian
kerjasama itu dicantumkan kesepakatan apa yang akan menjadi kewajiban
dan hak dari masing-masing pihak yang menjalin kerja sama kemitraan itu.
a. Konsumsi
Impor Jeruk
Dari gambar di atas dapat diikuti bahwa impor yang dimulai pada tahun 1990
terus meningkat sampai dengan tahun1994. Kemudian terus menurun
sampai dengan tahun 1996. Menurunnya impor jeruk segar tersebut
merupakan dampak dari kebijakan pemerintah dalam membatasi
pembelanjaan devisa untuk impor buah-buahan.
Permintaan terhadap buah jeruk di samping dapat dipenuhi dari jeruk impor,
juga dipenuhi dari produksi dalam negeri. Produksi jeruk secara nasional
pada tahun 1995 sebesar 1.004.631 ton. Produksi tertinggi dicapai oleh
Sulawesi (33,17%), kemudian diikuti secara berturut-turut oleh Jawa
(25,33%), Kalimantan (23,66%), Sumatra (15,31%) dan kepulauan lainnya
sebesar 5,53 persen. Pada tahun 1996 telah terjadi penurunan produksi yang
secara nasional menjadi sebesar 793.810 ton. Penurunan produksi tersebut
diduga disebabkan karena iklim kemarau yang relatif panjang dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Gambaran perkembangan luas panen, total
Tabel 2.1.
Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jeruk
Tahun 1990 – 1995
Peluang Ekspor
Tabel 2.2.
Perkiraan Permintaan dan Konsumsi Buah di Indonesia
b. Permintaan/Harga
Kecenderungan Permintaan
Peluang Ekspor
1. Kawasan Eropa yang terdiri dari Jerman, Perancis, Inggris dan Benelux
yang mampu menyerap 58% dari pasaran Dunia.
2. Kawasan Amerika yang terdiri dari Amerika Serikat, Kanada yang
menyerap 10,2% dari pasaran dunia.
3. Kawasan Asia Pasifik yang terdiri dari Jepang, Hongkong, Singapura
dan Australia yang menyerap 9,3% dari pasaran dunia.
Harga jual jeruk ditetapkan berdasarkan pola kemitraan usaha yang closed
system, dimana petani peserta proyek/plasma diharuskan menjual hasil
produksi jeruk kepada pihak inti (mitra) dengan harga yang disepakati
melalui nota kesepakatan/perjanjian kerjasama dengan berpedoman pada
harga pasar dan atau perpatokan pada biaya produksi ditambah keuntungan
petani sebesar 10% dari biaya produksi. Hal ini dimaksudkan untuk
memperbesar margin pasar yang dapat dinikmati oleh petani, yang selama
ini hanya menikmati 22 - 29% dari harga yang dibayar oleh konsumen.
Margin pemasaran untuk tataniaga jeruk antar pulau dengan kasus dari
sentra produksi Kalimantan Barat dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Untuk jeruk hasil produksi di lahan basah (dataran rendah) harga jual
ditingkat petani yang digunakan sebagai dasar perhitungan dalam aspek
keuangan dibedakan atas 3 grade yaitu grade A Rp 2.100 per Kg, grade B Rp
2.000 per Kg dan grade C Rp 1.250. untuk analisis keuangan harga jeruk
dataran tinggi diasumsikan rata-rata sebesar Rp 1.300 per Kg.
Dari ketiga saluran distribusi yang ada, pola kedua yakni dari produsen
(petani) ke pengumpul kecil lalu ke konsumen akhir, merupakan pola yang
dominan terjadi di Kawasan Timur Indonesia. Sedangkan untuk kawasan
tengah dan barat Indonesia pola ketigayakni produsen (petani), pedagang
pengumpul kecil ke pedagang pengecer lalu konsumen akhir. Dalam kajian
ini saluran distribusi yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
a. Kesesuaian Lahan
Elevasi
Jeruk dapat tumbuh di dataran rendah (lahan basah) dan datarn tinggi. Jeruk
dapat tumbuh dengan baik pada elevasi 800-1500 meter dpl. Pada
ketinggian di atas 900 m dpl rasanya asam. Namun jenis jeruk siam tertentu
seperti jeruk tebas tumbuh dengan baik di kalimantan pada elevasi 100 m
dpl.
Kondisi Tanah
Kebun jeruk tidak boleh tertutup oleh genangan air. Karenanya kebun jeruk
untuk lahan basah perlu dibuat drainase.Untukdaerah pasang surut dibuat
baluran (bedengan) dengan ukuran tinggi 0,5 meter dan lebar 3 meter dan
panjangnya menurut petakan lahan. Setiap 1 Hal lahan dengan sistem
bedengan dapat ditanami jeruk sebanyak 278 pohon. Di areal sawah bisa
ditanami jeruk dengan cara membuat gundukan seluas 1 m2 dengan tinggi
50 - 60 cm. pH tanah yang sesuai adalah 5 - 7,5 dan pH maksimum 6.
Prasarana
1. Jaringan Irigasi
Sarana
Pengadaan Bibit
Bibit tanaman jeruk diperoleh dari pembelian bibit di penangkaran bibit yang
telah mendapat sertifikat. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan buah
jeruk keprok/siam bermutu tinggi.
Pembukaan Lahan
Pengolahan Tanah
c. Penanaman
Jarak tanam yang digunakan bervariasi dari satu lokasi yang lainnya. Kebun
jeruk di dataran rendah (lahan basah) jarak tanamnya relatif lebih jarang
dibanding kebun jeruk di dataran tinggi, karena 40% dari lahan basah
terpakai untuk keper-luan pembuatan drainase dan pembuatan jalan. Di
Jawa biasa digunakan jarak tanam 7 x 7 meter atau 8 x 8 meter. Tetapi
jarak tanam yang dianjurkan untuk jeruk keprok adalah 6 x 6 meter. Jarak
tanam yang lebih besar umumnya tidak memberi pengaruh terhadap
tanaman kecuali rendahnya populasi tanaman per hektarnya.
Jika usaha perkebunan jeruk dirancang untuk periode 10 tahun maka cukup
menggunakan jarak tanam yang pendek misalnya 5 x 5 meter. Jika umur
lebih dari 10 tahun produksi masih baik dan jika kebun masih dipertahankan
sebaiknya dilakukan penjarangan dengan menebang pohon-pohon yang
kurang produktif. Dengan jarak tanam 5 x 5 meter maka dalam 1 hektar
akan terdapat 400 pohon. Sebelum penanaman, lubang tanam yang sudah
dibuat diisi dengan pupuk kandang/kompos yang dicampur tanah lapisan
atas.
Dalam MK PKT ini diasumsi jarak tanam jeruk dataran rendah 5,2 x 5,2 m
atau 364 batang pohon perhektar. Sedangkan di dataran tinggi 5 x 4 m atau
500 pohon per hektar.
Penyiangan
Pemupukan
Pupuk yang diperlukan secara teoritis adalah pupuk organik berupa pupuk
kandang dan pupuk anorganikyang terdiri dari pupuk urea, TSP/SP36 dan
KCL. Semua pupuk diberikan secara berimbang agar maksud dari
pemupukan tercapai yakni mendorong pertumbuhan tanaman, menjaga dari
serangan hama dan penyakit dan menjaga tingkat kesuburan tanah.
Kebutuhan pupuk per tahun per pohon umumnya adalah seperti pada Tabel
3.1.
Tabel 3.1.
Kebutuhan Pupuk Per Pohon Menurut Umur Pohon Jeruk
Umur Pupuk
Urea TSP KCL
Tanaman Kandang
(gram) (gram) (gram)
(Tahun) (Kaleng/thn)
Saat 3 0 0 0
tanam
1 3–4 200 – 300 100 – 250 100 – 200
2 4 300 – 400 150 – 200 150 – 200
3 6 400 – 500 200 – 250 200 –250
4 8 500 – 600 200 – 300 200 – 300
5 10 600 – 800 300 – 400 300 – 400
6 14 800 – 1000 400 – 500 400 – 500
7 16 1000 – 1200 500 – 600 500 – 600
8 18 1200 – 1400 600 – 700 600 – 700
9 - dst 20 1400 - 1600 600 - 800 600 – 800
Sumber : Penebar Swadaya, Jakarta
Pemangkasan
Penjarangan Buah
Buah yang baik adalah buah yang tumbuhnya normal, buah yang posisinya
mudah terkena sinar matahari, oleh karena itu buah yang terdapat pada
cabang yang terlindungi perlu dijarangkan/dibuang, agar tidak memboroskan
energi/unsur hara yang diserap oleh pohon jeruk.
Agar pohon jeruk tidak menerima beban terlalu berat dan rusak pada saat
berbuah, maka sebaiknya pohon jeruk diberi tiang penyangga yang terbuat
dari kayu atau bambu. Penyangga sebaiknya dibuat persegi empat sesuai
dengan lingkaran dahan yang harus disangga. Artinya semakin besar pohon
maka semakin besar pula penyangga yang diperlukan.
Pohon jeruk termasuk tanaman yang rawan terhadap serangan hama dan
penyakit. Ada banyak jenis hama yang suka menyerang pohon jeruk, mulai
dari hama perusak daun dan ranting berupa tungau, ulat tanah yang
menyerang akar dan ada ulat dan belalang yang dapat merusak buah atau
kembang.
Jeruk siam dapat dipanen pada umur 6 - 8 bulan setelah bunganya mekar.
Saat panen, ciri-ciri fisik :
Dengan cara pemeliharaan yang baik produksi jeruk bisa maksimal baik dari
sisi kualitas maupun kuantitas. Umur produktif jeruk bila dipelihara dengan
baik bisa mencapai umur 20 tahun, dalam analisa MK PKT ini umur jeruk
untuk lahan dataran rendah diproyeksikan sampai umur 20 tahun dan
dataran tinggi sampai umur 15, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah
ini.
Pemanenan buah jeruk yang baik, satu orang dapat memetik/memanen lebih
kurang 50 - 75 kg per hari. Lihat Tabel 3.2.
Produksi
Produksi
Umur Dataran
Dataran
Pohon/Tahun Rendah
Tinggi (Kg)
(buah)
1 0 0
2 0 0
3 0 0
4 0 30
5 110 60
6 180 80
7 210 100
8 250 135
9 300 125
10 350 100
11 400 100
12 450 90
13 500 70
14 550 60
15 600 50
16 400 0
17 300 0
18 200 0
19 200 0
20 100 0
Sumber : Hasil Survei Konsultan MK-PKT Jeruk
Buah jeruk yang baru datang dari kebun dibersihkan dari sisa obat-obatan
dan tanah yang menempel dengan cara dicuci dengan air sabun. Setelah
dicuci harus dikeringkan dengan lap kering. Setelah kering buah jeruk yang
jelek, rusak, atau busuk dipisahkan dari buah yang berkualitas baik.
Kelas A : buah jeruk berdiameter rata-rata 7,6 cm, sekitar 6 buah per kg
Kelas B : berdiameter 6,7, sekitar 8 buah per kg
Kelas C : berdiameter 5,9 sekitar 10 buah per kg.
Kelas D : berdiameter 5,8 cm, sekitar 12 - 14 buah per kg.
Tabel 3.4.
Pengepakan Buah Jeruk Siam
Tabel 4.2.
Asumsi Harga Satuan Beberapa Komponen Utama
Dalam Pembangunan Kebun Plasma Jeruk
Jumlah Kredit
Arus yang diukur dari kas defisit dan kas surplus (selisih antara kas masuk
dan kas keluar) tahunan usaha kebun plasma jeruk diproyeksikan mulai dari
awal tahun kegiatan sampai dengan batas akhir tahun proyek selama 20
tahun. Kas defisit terjadi selama 4 tahun (tahun 0 s/d tahun ke 3) dimana
pembangunan kebun jeruk sedang berlangsung dan belum menghasilkan
sehingga belum ada penjualan hasil. Kas surplus terjadi mulai dari tahun ke
4 sampai dengan tahun ke 20 (Lampiran 7 : Tabel Arus Kas-Rugi/Laba).
Proyeksi Laba/Rugi
Kelayakan Finansial
Sehubungan dengan itu, maka MK PKT ini dapat dilaksanakan dengan tujuan
dan cakupan sasaran pelaksanaan untuk merehabilitasi tanaman yang sudah
ada dan yang sudah tidak rpoduktif lagi, lahan intensifikasi dan perluasan
tanaman pada lahan baru.
Pelaksanaan PKT ini akan memberi kesempatan bagi para tenaga kerja ter-
ampil, tenaga kerja ahli dan tenaga kerja tidak tetap (tenaga kerja kasar),
baik yang terkait dengan semua aspek disisi hulu subsektor produksi
tanaman jeruk yang dirumuskan dalam PKT ini (disektor penyediaan
saprotan, bibit, peralatan dan lain-lain), pada tahapan persiapan dan
pelaksanaan PKT ini, tahapan produksi dan operasional proyek serta pada
subsektor ekonomi yang berada di sisi hilir subsektor budidaya tanaman
jeruk.
b. Dampak Lingkungan
a. PKT Unggulan
MK PKT Budidaya Tanaman Jeruk ini diharapkan dapat merupakan salah satu
produk pembiayaan yang sangat menguntungkan bagi masyarakat dan dapat
membantu perbankan dalam peningkatan kredit yang cocok untuk usaha
kecil. Keunggulan MK PKT ini sebagai salah satu kemungkinan produk
unggulan perbankan yaitu karena memiliki unsur-unsur keunggulan
sebagaimana berikut:
Seperti yang telah diuraikan dalam Bab VI jelas bahwa Model Kelayakan PKT
Budidaya Tanaman Jeruk merupakan kemitraan usaha antara Petani Jeruk
Manis yang dalam hal ini didudukkan sebagai petani plasma, dengan
Lembaga Pengumpul (Swasta) yang diposisikan sebagai INTI. Kemitraan
dalam tahapan produksi yang disertai dengan jaminan kesinambungan
pembelian jeruk segar hasil panen para plasma oleh Usaha Besar,
merupakan gambaran keberhasilan skala bisnis yang "on line". Dalam model
ini kebutuhan terhadap faktor produksi dan pemasaran produk jeruk manis
yang dihasilkan UK dijamin dalam benrtuk "sharing" antara Lembaga
Penjaminan Kredit, kemitraan antara petani jeruk dengan lembaga
penampung, serta kepastian pembayaran oleh Usaha Besar (INTI).
"Financial Rate of Return (FRR)" yang relatif lebih besar dari bunga kredit
bank menyebabkan Model Kelayakan PKT ini layak dilaksanakan dan
dikembangkan.
Nota Kesepakatan
b. Titik Kritis