5
TRADISI LOKAL,
HINDU-BUDDHA, DAN ISLAM
DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT DI INDONESIA
(Stonber: www.wikipedia com)
Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:
* memberikan contoh kebudayaan atau tradisi Islam yang bercampur
dengan tradisi masyarakat lokal;
* memberikan contoh kebudayaan atau tradisi Islam yang bercampur
dengan tradisi Hindu-Buddha;
* memberikan contoh kebudayaan atau tradisi lokal masyarakat
bercampur dengan tradisi Hindu-Buddha.Tradisi merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang mapan dan hidup
dalam masyarakat yang biasanya merupakan kebiasaan-kebiasaan hidup.
Perkembangan aman akan mempengaruhi perkembangan tradisi. Dalam
perkembangan tersebut suatu tradisi akan berinteraksi dengan tradisi yang
lainnya, sehingga menunjukkan percampuran tradisi. Begitu pula halnya di
Indonesia, tradisi lokal, berinteraksi dengan tradisi Hindu-Buddha dan
Islam
A. PERKEMBANGAN TRADISI ISLAM DI BERBAGAI DAERAH
(ABAD XV - XVIII)
Proses Islamisasi yang dilakukan oleh
para penyebar Islam kepada masyarakat LEU
Indonesia, selain melalui jalur perdagangan tradisi
juga melalui jalur kebudayaan. Proses ini tabiaps Kehiaiitlan
dilakukan melalui kebudayaan yang dimiliki tahap kelahiran
masyarakat setempat, Kebudayaan tersebut tahap kanak-kanak
dapat berupa kebiasaan-kebiasaan atau tradisi tahap pernikahan
yang telah lama hidup dalam masyarakat yang tahap kematian
kental dipengaruhi tradisi Hindu-Buddha
Sebelum datangnya Islam, masyarakat
Indonesia sudah mengenal tradisi. Tradisi yang berkembang dapat berupa
kegiatan-kegiatan ritual keagamaan yang berkaitan dengan siklus atau tahap-
tahap kehidupan manusia dan hubungan manusia dengan alam. Kedatangan
Islam memberikan nilai-nilai keagamaan kepada tradisi tersebut
Manusia sebagai makhluk hidup memiliki tahap-tahap kehidupan. Antara
satu tahap dengan tahap yang lainnya merupakan suatu perubahan kehidupan
yang sangat berarti. Dalam melihat perubahan dari satu tahap ke tahap lainnya,
biasanya manusia melakukan kegiatan ritual dan mereka menganggap kegiatan
ini memiliki arti yang penting bagi kehidupan. Kegiatan ritual inilah yang kemudian
menjadi suatu tradisi
Tradisi perayaan yang berkaitan dengan tahap-tahap kehidupan manusia
antara lain.
1. Tahap kehamilan
Tahap pertama dalam kehidupan manusia ialah ketika dia berada dalam
kandungan ibunya. Usia kandungan yang dianggap paling berarti adalah pada
usia tujuh bulan, sebab pada usia ini janin bayi itu sudah berwujud manusia
yang sempurna Pada usia inilah, biasanya diadakan tradisi upacara perayaan
yang dikenal tradisi tujuh bulanan
1322. Tahap kelahiran
Begitu bayi lahir diadakan pula perayaan, terutama setelah bayi itu berusia
satu minggu. Dalam ajaran Islam, memang disunatkan melakukan agigah
yaitu dengan cara mencukur rambut bayi yang ciiringi dengan memotong kambing
Bagi bayi laki-laki sebanyak dua ekor, sedangkan bayi perempuan satu ekor.
Dalam praktiknya diadakan pula perayaan yang biasa disebut dengan kegiatan
marhabaan dan barzanci. Tujuan kegiatan ini adalah pemberian doa kepada
bayi yang baru lahir dan kelak diharapkan bayi itu menjadi anak yang saleh
PP i
a
Gambar 5.1
Agigah yaitu dengan cara mencukur rambut bayt
yang diiring: dengan memotong kambing
(Sionber: Foto koleksi Armico, 2006)
3. Tahap kanak-kanak
Tradisi perayaan dilakukan pula pada saat anak itu akan disunat, khususnya
bagi anak laki-laki. Dalam ajaran Islam memang dianjurkan agar anak laki-
laki disunat, Dalam praktik perayaan tersebut, unsur tradisi budaya pun masuk.
Misalnya di daerah tertentu ketika anak itu telah sembuh dari proses sunatannya,
maka anak tersebut diarak dari kampung ke kampung dengan menggunakan
kuda yang diiringi oleh musik dan nyanyian-nyanyian tradisional
4. Tahap pernikahan
Perayaan yang bersifat tradisi bukan hanya dilakukan pada masa bayi
dan kanak-kanak. Pada usia dewasa pun dilakukan terutama ketika akan
dinikahkan, Pernikahan merupakan tahapan kehidupan yang dianjurkan dalam
ajaran Islam. Dalam praktiknya, pernikahan pada masyarakat tertentu selain
mengikuti aturan agama, diiringi pula dengan unsur tradisi, Tradisi itu dilakukan
baik pada saat sebelum pemnikahan maupun pada saat proses upacara pernikahan
133