Ketika sampai di pondok para penyamun, Sayu hanya terdiam menangis meratapi nasibnya ditinggal ayah ibu dan dibawa lari oleh para penyamun. Suatu hari Samad, mata - mata mereka datang ke pondok sarang penyamun. Maksud kedatangannya adalah untuk meminta bagian dari hasil perampokan para penyamun. Namun ketika ia berada di sarang penyamun, ia jatuh hati terhadap Sayu yang ternyata memliki wajah yang cantik. Ia punmemiliki hasrat untuk membawa lari Sayu dari sarang penyamun tersebut. Ia membisikkan niatnya kepada Sayu dan berjanji akan membawanya lari kembali ke Pagar Alam, kembali kepada keluarganya. Sayu pun terbujuk akan rayuan dan janji - janji Samad tersebut.Dia telah memutuskan untuk kabur bersama Samad. Namun, sebelum niatnya terlaksana, Medasing menemukannya di bawah pohon dan akhirnya diseret kembali ke sarang penyamun. Sejak saat itu ia tidak percaya lagi akan janji - janji Samad padanya.Lalu karena perbekalan para penyamun sudah mulai menipis, maka mereka akan melakukan aksinya kembali. Terdengar kabar bahwa pada malam hari akan ada rombongan pasukan yang membawa perbekalan makanan, maka dari itu tanpa basa basi mereka beraksi melakukan kejahatannya. Namun tanpa disangka ternyata pasukan itu bersenjata. Ketika hendak menyamun pasukan, para penyamun pun tertembak dan lari entah kemana. Samad dan Tusin pergi entah kemana, sedangkan Medasing dan Sanip kembali ke pondok sarang penyamun. Sejak saat itu Samad dan Tusin tidak kembali ke pondok sarang penyamun.Pada suatu hari, Medasing dan Sanip pergi berburu untuk mencari makanan sambil menyandang tombak dan parang. Mereka mencari rusa untuk dijadikan makan siang. Lalu mereka menemukan rusa yang mereka cari. Mereka mengejar rusa tersebut tanpa memperdulikan keselamatan mereka. Rusa tersebut kemudian jatuh menghilang di balik semak-semak. Mereka terheran-heran apa yang terjadi, tetapi karena mereka sangat cepat berlari akhrinya mereka jatuh bersama kedalam jurang. Sanip tewas dalam kejadian itu, namun Medasing hanya mengalami patah tulang di tangan kanannya. Medasing mencoba kembali keatas dengan sekuat tenaga. Setelah itu, ia kembali ke pondok sarang penyamun.Setelah tiba di pondok, Sayu pun menolong Medasing dengan cara mengobati tangankanannya yang patah. Mereka saling berpandangan satu sama lain, tetapi Sayu mengalihkan pandangannya. Setelah sembuh, Sayu mengajak Medasing pergi ke Pagar Alam karena ternyata persediaan makanan di pondok telah menipis. Akhirnya mereka pergi ke Pagar Alamuntuk pergi ke rumah Hajjah Andun, ibunda Sayu. Sesampainya di Pagar Alam, mereka langsung menuju rumah Sayu. Ternyata rumah tersebut telah dijual Hajjah Andun untuk membayar hutang 30 ekor kerbau yang dirampok para penyamun. Lalu mereka pergi menuju rumah yang ditinggali Hajjah Andun sekarang. Setelah sampai, mereka melihat Hajjah Andun sedang kritis akibat sakit yang dideritanya. Sayu langsung menangis tersedu
beserta keluarganya, Sima, adik tirinya, Bedul dan Istrinya. Ketika itu, Medisang sangat menyesal apa yang telah ia perbuat kepada keluarga Haji Sahak. Ia sadar betapa kejam dan jahatnya iaselama ini terhadap orang yang ia rampok. Suatu hari terdapat pemimpin Pagar Alam yang bernama Haji Karim. Beliau baru pulang dari Tanah Suci beserta keluarganya. Beliau disambut dengan 30 pedati dan diarak menuju balai dan rumahnya. Lalu disana dirayakanlah pesta syukuran kepulangan keluarga Haji Karim. Ketika malam hari, pesirah Karim menengok ke 30 pedati untuk mengenal paraanak pedati. Dilihatlah satu persatu dari mereka yang sedang tertidur pulas. Namun tiba-tibadari balik kegelapan munculah manusia yang ternyata adalah Samad. Ia meminta tolong kepada pesirah Karim agar mengizinkannya untuk menginap di rumahnya, dan pesirah Karim mengizinkannya. Keesokkan harinya, Samad menceritakan kemelaratan hidupnya kepada pesirah Karim. Ia bercerita tentang kehidupannya beserta keluarga yang sering ia tinggalkan pergi menyamun. Ia sadar akan dosa-dosa yang telah ia perbuat dahulu. Lalu pesirah Karim mengajaknya membawa anak istrinya untuk tinggal di rumah beliau. Namun Samad tidak mau ikut tinggal bersama pesirah Karim karena ia ingin meniti hidup baru bersama keluarganya.
c. Alur: Alur campuran, sebab ada bagian cerita maju yang yang menceritakan kelanjutan cerita tersebut namun juga ada bagian dengan alur mundur saat menjelaskan kehidupan tokoh sebelumnya. d. Tokoh: Medasing dan 4 penyamun : Kejam, jahat, bengis, pemberani, ambisius, kuat Samad : Jahat, pengiba, perhatian, penakut, pekerja keras Sayu : Baik, perhatian, penolong, penakut, pemalu Haji Sahak : Bijaksana, pemberani Haji Andun : Baik, penuh dengan kesedihan, pasrah, penyabar
Sima : Baik, ceria, penolong Bedul dan Istri : Baik, penolong, sederhana, penyabar Pesirah Karim : Baik, bijaksana, penolong, perhatian. e. Latar: Di hutan belantara di dataran Palembang, Sumatera Selatan; di desa Pagar Alam, Lahat; Sungai di sekitar hutan. f. Sudut Pandang: Orang ketiga serba tahu.