Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN STROKE

OLEH AHMAD YANI

SILOAM HOSPIITAL JAMBI 2013

STROKE I. DEFENISI 1. WHO, stroke adalah : a. Disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu. b. pembuluh darah. 2. Menurut WHO, Monica Project (1995), stroke adalah gangguaan fungsi otak fokal atau global yang timbul mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam kecuali jika klien mengalami pembedahan atau meninggal sebelum 24 jam dan disebabkan pendarahan otak. 3. Dalam uku Sindrom neurologik fokal mendadak seperti hemipharesis yang secara sekunder disebabkan semacam gangguan Menurut

!jar Pato"isiolo#i : $onse% $linik Proses&Proses Pen'akit , stroke adalah gangguan neurologis fokal dan merupakan akibat sekunder suatu proses patologis yang dialami pembuluh darah serebral. Klasifikasi stroke : . !enurut patologi dan gejala klinik a. Stroke hemoragi "endarahan serebral bisa terjadi pada subarachnoid atau intraserebral akibat pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. #iasanya kejadiannya ketika melakukan akti$itas tapi bisa juga terjadi saat istirahat, kesadaran pasien umumnya menurun.

b. Stroke non hemoragi Dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. %idak ada pendarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik 2. !enurut perjalanan penyakit atau stadium a. %&' (%rans &schemic 'ttack) *angguan neurologis setempat yang terjadi sebelum beberapa menit sampai beberapa jam saja. *ejala yang timbul akan berkurang dengan spontan dan sempurna dalam kurang dari 24 jam. b. Stroke in$olusi Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat makin berat dan bertambah buruk. "roses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari. c. Stroke komplit *angguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat dia+ali oleh serangan %&' berulang. II. ETIOLOGI . %rombosis serebral : atherosklerosis, hiperkoagulasi pada polisitemia, arteritis 2. ,mboli 3. -emoragi yang disebabkan aterosklerosis dan hipertensi : a. 'neurisme berry, biasanya defek kongenital b. 'neurisme fusiformis dari aterosklerosis c. 'neurisma myocotik dari $askulitis nekrose dan emboli sepsis.

d. !alformasi arterio$enous e. .uptur arterior serebral /aktor .esiko : . Diabetes melitus 2. -ipertensi 3. -iperurisemia 4. Dislipideamia 0. -iperfibrinogenia 1. "olisitemia $era 2. -iperhomosisteinemia 3. .okok 4. "il K# 5. "enyakit kolagen . "enyakit jantung kongenital 2. 'lkohol 3. 6besitas III. PATOFISIOLOGI !anifestasi Klinis *ambaran klinik utama dapat dihubungkan dengan tanda dan gejala diba+ah ini : . Defisit lapang pandang a. . 2. 3. b. c. . 2. -ominimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang pandang) %idak menyadari objek di tampat kehilangan penglihatan !engabaikan salah satu sisi tubuh Kesulitan menilai jarak Diplopia : penglihatan ganda Kehilangan penglihatan perifer Kesulitan melihat pada malam hari %idak menyadari batas objek

2. Defisit motorik a. b. yang sama c. 'taksia . #erjalan tidak tegap atau mantap 2. %idak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang luas d. e. 3. Defisit sensori "arastasia : terjadi pada sisi berla+anan dari lesi a. b. 4. Defisit $erbal a. kata tunggal b. c. 0. Defisit kognitif a. b. c. Kehilangan memori jangka panjang dan jangka pendek "enurunan lapang pandang 'lasan abstrak buruk 'fasia reseptif : ketidakmampuan memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tapi tidak masuk akal 'fasia global : kombinasi afasia ekspresif dan reseptif 'fasia ekspresif : ketidakmampuan untuk membentuk kata yang dapat dimengerti, mungkin mampu berbicara dalam respon Kebas dan kesemutan pada bagian tubuh Kesulitan dalam propriosepsi Disartria : kesukaran membentuk kata Disfagia : kesukaran menelan -emipharesis : kelemahan +ajah, lengan dan tungkai pada sisi yang sama. -emiplegia : paralisis +ajah, lengan dan kaki pada sisi

d.

"erubahan penilaian

1. Defisit emosional a. b. c. stres d. e. f. g. Depresi !enarik diri .asa takut, bermusuhan, marah "erasaan isolasi Kehilangan kontrol diri 7abilitas emosional "enurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan

IV. PENATALAKSANAAN . a. . 2. b. c. d. -al8hal yang perlu diperhatikan : #erusaha menstabilkan tanda8tanda $ital dengan : !empertahankan kepatenan saluran udara (pengisapan yang dalam, 62, trakeostomi) !engontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien #erusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung !era+at kandung kemih dengan memasang kateter in8out setiap 481 jam !enempatkan klien dalam posisi yang tepat harus dilakukan secepat mungkin. "asien harus dibalik setiap jam dan setiap dua jam dijalankan latihan8latihan gerak pasif 2. "engobatan konser$atif 9asodilator yang diberikan hampir tidak berefek pada pembuluh darah serebral terutama jika diberikan per oral (seperti asam nikotinat, tola:olin dan papa$erin). 'spirin dapat digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi trombosit yang terjadi setelah ulserasi ateroma.

3.

%erapi pembedahan a. %indakan re$askularisasi, dilakukan untuk meningkatkan aliran darah regional ke daerah8daerah yang mengalami gangguan sirkulasi. b. "encangkokan by pass karotis eksterna sub kla$ia c. ,$akuasi bekuan darah d. 7egasi leher aneurisma

V. WOC

Oklusi atau perdarahan Penurunan perfusi jaringan serebral Iskemia

Hipoksia

!etabolisme anaerob Peningkatan asam laktat &sidosis lokal Pompa natrium dan kalium gagal

ekrosis jaringan otak $olume %airan bertambah

"angguan akti#itas elektrolit Pompa kalium dan natrium gagal

'dema serebral Penurunan perfusi serebral )ematian sel se%ara progresif (efisit fungsi otak

atrium dan air masuk sel Perubahan perfusi jaringan serebral

Peningkatan *I) -eri

Keterangan :

!anifestasi Klinis

!asalah Kepera+atan

(efisit lapang pandang (efisit sensorik (efisit motorik (efisit emosional (efisit kognitif (efisit #erbal

)erusakan mobilitas fisik )erusakan komunikasi #erbal "angguan pera+atan diri Perubahan sensori persepsi ,esiko %idera

Asu !" K#$#%!&!'!" P!(! K)*#" D#"+!" S'%,-# I. PENGKAJIAN a. .i+ayat Kesehatan Dahulu : "asien memiliki ri+ayat hipertensi, hipotensi postural, konsumsi makanan kolesterol tinggi, penyakit kardio$askuler, obesitas, diabetes, penggunaan kontrasepsi oral, merokok, penyalahgunaan obat terutama kokain, dan penggunaan alkohol. b. .i+ayat Kesehatan Sekarang :

1. (i)a'at $esehatan

"asien mengatakan kesulitan untuk berakti$itas karena kelemahan, kehilangan sensasi, mudah lelah, susah istirahat, perasaan tidak berdaya, anoreksia, mual muntah, pusing, sakit kepala, kebas, kehilangan daya lihat sebagian, penglihatan ganda, gangguan pengecapan dan penciuman. c. .i+ayat Kesehatan Keluarga :

.i+ayat hipertensi, obesitas, dan stroke pada keluarga. #udaya keluarga mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol. *. Pen#kajian +isik a. 'kti$itas dan istirahat : Kehilangan kontrol $olunter terhadap gerakan motorik seperti hemiplegi;paralisis, hemiparesis. "enurunan kemampuan memenuhi 'D7 (tidak mampu menyuapkan makanan, tidak mampu memandikan bagian tubuh, tidak mampu melepas pakaian). *angguan tonus otot (flaksid, spastis), gangguan tingkat kesadaran. b. Sirkulasi : -ipertensi arterial, frekuensi nadi ber$ariasi, disritmia, perubahan ,K*, desiran abnormal pada karotis, femoralis, dan arteri iliaka;aorta.

c.

&ntegritas ego : ,mosi labil, sulit mengekspresikan diri.

d.

,liminasi

"erubahan pola berkemih, inkontinensia urin;al$i, distensi adomen, bising usus negatif (ileus paralitik). e. !akanan;cairan :

Kesulitan menelan (gangguan reflek palatum dan faringeal). f. <eurosensori :

%ingkat kesadaran biasanya koma, gangguan tingkah laku (letargi, apatis, tindakan menyerang). *angguan fungsi kognitif (penurunan memori dan pemecahan masalah, lapang perhatian terbatas, kesulitan untuk memahami sesuatu, lupa, kurang moti$asi). ,fek psikologis berupa labilitas emosional, bermusuhan, frustasi, dendam, dan kurang kerja sama. Disfungsi kemampuan bahasa dan komunikasi seperti afasia motorik (kesulitan mengungkapkan kata), afasia reseptif (kesulitan untuk memahami kata8kata secara bermakna), disartria (kesulitan bicara akibat paralisis otot8otot yang bertanggung ja+ab untuk menghasilkan bicara). *angguan motorik seperti apraksia (kehilangan kemampuan menggunakan motorik ketika pasien ingin menggerakkannya), ataksia (berjalan tidak mantap), paralisis, genggaman tidak sama, reflek tendon melemah. *angguan persepsi antara lain gangguan persepsi $isual homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang seperti pandang),

mengabaikan salah satu bagian tubuh (amorfosintesis), kesulitan menilai jarak, kesulitan melihat pada malam hari, diplopia.

10

Kehilangan

sensori

dengan

kehilangan

propiosepsi

(kemampuan

merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh) serta kesulitan dalam menginterpretasikan stimuli $isual, taktil, dan auditorius. 'nisokor pupil, kekakuan nukal, kejang. g. <yeri;kenyamanan :

%ingkah laku tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot +ajah. h. "ernapasan Ketidakmampuan dan;atau tak teratur, ronki. i. Keamanan : : menelan;batuk;hambatan jalan nafas, nafas sulit

"erubahan persepsi terhadap orientasi tempat tubuh (stroke kanan), kesulitan melihat objek dari sisi kiri (pada stroke kanan), tidak mampu mengenali objek, +arna, kata, dan +ajah yang pernah dikenal dengan baik, gangguan respon terhadap panas;dingin, kesulitan menelan, kurang kesadaran diri. j. &nteraksi sosial : !asalah bicara, ketidakmampuan berkomunikasi. ,. Pemeriksaan Dia#nostik a. b. c. 'ngiografi Serebral : !embantu menemukan penyebab stroke dengan spesifik, seperti perdarahan atau obstruksi arteri. =% scan : !emperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark "ungsi 7umbal : !enunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis, emboli serebral, dan %&'.

11

%ekanan

yang

meningkat adanya

dan

cairan

yang

mengandung dan

darah

menunjukkan

hemoragik

subarakhnoid

perdarahan

intrakranial. Kadar protein total meningkat pada kasus trombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi. d. e. f. g. !.& : !enunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, mal formasi arteri $ena. ,,* : !engidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik. >8.ay %engkorak : !enggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berla+anan dari massa yang meluas. ?S* Doppler : !engidentifikasi masalah areterio$ena

12

II.
<o

A"!)*s! D!'! (!" D*!+",s! K#$#%!&!'!" Data "enunjang !asalah Kepera+atan Diagnosa Kepera+atan "erubahan perfusi jaringan serebral b.d interupsi aliran darah: gangguan oklusif, hemoragi, $asospasme serebral, edema serebral.

D6 : . %ingkat kesadaran "erubahan koma perfusi jaringan 2. "enurunan memori, serebral bahasa, intelektual, emosi 3. "erubahan respon motorik;sensori (tidak mampu mengenali objek, +arna, kata, dan +ajah yang pernah dikenal dengan baik, gangguan respon terhadap panas;dingin) DS : Klien mengatakan bah+a mengalami . Kelemahan, kehilangan sensasi 2. "using, sakit kepala 3. Kebas 4. Kehilangan daya lihat sebagian, penglihatan ganda, gangguan pengecapan dan penciuman. D6 : . Kerusakan Kerusakan koordinasi;ataksia mobilitas fisik (berjalan tidak mantap) 2. "aralisis 3. *enggaman tidak sama 4. .eflek tendon melemah DS : Klien mengatakan bah+a mengalami . Kesulitan untuk berakti$itas karena kelemahan 13

Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan, parastesia (flaksid;paralisis hipotonok, paralisis spastik).

2.

!udah lelah Kerusakan Kerusakan komunikasi komunikasi $erbal $erbal dan;atau tertulis b.d dan;atau tertulis kelemahan umum, kerusakan neuromuskuler, kehilangan tonus;kontrol otot fasial;oral

D6 : 'fasia (gangguan atau kerusakan fungsi bahasa baik sensorik maupun motorik, tidak mampu mengungkapkan kata dan;atau tidak mampu memahami kata8kata secara bermakna) 2. Disartria (mampu memahami, membaca, dan menulis bahasa tapi tidak mampu mengucapkan kata karena kelemahan dan paralisis otot sekitar oral) 3. Kata8kata tidak dimengerti D6 : . Kehilang an kemampuan mengenali rangsangan $isual, pendengaran, taktil 2. Disorient asi terhadap +aktu, tempat, orang 3. *anggu an prilaku 4. *anggu an fungsi kognitif
.

"erubahan sensori persepsi

"erubahan sensori persepsi b.d trauma neurulogis, stres psikologis

DS : Klien mengeluhkan . Kehilangan daya lihat sebagian 2. penglihatan ganda 3. gangguan pengecapan dan penciuman 4. Kehilangan

14

sensasi 0. %idak mampu mengenali objek, +arna, kata, dan +ajah yang pernah dikenal dengan baik 1. *angguan respon terhadap panas;dingin D6 : . "enurunan Kurang kemampuan memenuhi "era+atan Diri 'D7 (tidak mampu menyuapkan makanan, tidak mampu memandikan bagian tubuh, tidak mampu melepas pakaian) 2. *angguan tonus otot DS : Klien mengatakan . Sulit untuk berakti$itas karena kelemahan 2. !udah lelah !asalah kepera+atan lain yang mungkin muncul : . 2. 3. 4. *angguan konsep diri : harga diri rendah <yeri .esiko cidera .esiko isolasi sosial

Kurang "era+atan Diri b.d kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol;koordinasi otot, kersakan perseptual;kognitif, depresi, nyeri;ketidaknyamanan

15

III.

I"'#%.#"s* K#$#%!&!'!" hipotonok, paralisis spastik). $riteria e-aluasi Klien akan : . !empertahankan posisi optimal dan fungsi yang akan dibuktikan oleh tidak terjadinya kontraktur, foot drop 2. !empertahankan;meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang lumpuh dibuktikan dengan mampu menggerakkan bagian tubuh yang lumpuh tersebut sedikit demi sedikit 3. !empertahankan integritas kulit dibuktikan oleh tidak terjadinya luka atau tanda8tanda inflamasi pada daerah yang tertekan atau bagian yang lumpuh 4. !enunjukkan perilaku yang memungkinkan klien untuk bergerak %indakan .asional

a. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan, parastesia (flaksid/paralisis

M!"(*%* Kaji kemampuan secara fungsional !engidentifikasi kekuatan;kelemahan ;luasnya kerusakan a+al dengan cara dan dapat memberikan informasi yang teratur. Klasifikasikan melalui mengenai pemulihan. #antu dalam skala 5 @ 4. pasien mampu mandiri pemilihan inter$ensi sebab tekhnik (skala memerlukan sedang;penga+asan;diajarkan 2), memerlukan 5), memerlukan yang berbeda akan digunakan untuk ), paralisis spastik dengan flaksid. bantuan (skala bantuan;peralatan bantuan;peralatan minimal (skala

yang terus menerus dan alat khusus (skala 3), tergantung secara total pada pemberi asuhan (skala 4). ?bah posisi minimal setiap 2 jam !enurunkan resiko terjadinya iskemia (telentang, miring) dan jika jaringan;trauma. Daerah yang memungkinkan bisa lebih sering jika terganggu mengalami

diletakkan pada posisi bagian yang perburukan;sirkulasi yang lebih jelek 16

terganggu.

dan menurunkan sensasi serta lebih besar menimbulkan luka pada

kulit;decubitus. 7etakkan pada posisi telungkup satu !embantu mempertahankan ekstensi atau dua kali sehari jika pasien dapat pinggul fungsionalA tetapi kemungkinan mentoleransinya. akan meningkatkan ansietas terutama mengenai kemampuan pasien untuk bernafas. 7akukan latihan rentang gerak aktif !eminimalkan dan pasif pada semua ekstremitas meningkatkan pera+atan. 'njurkan latihan seperti !enurunkan jari dan kaki;telapak. masalah saat pasien mulai masuk ke ruang mencegah kontraktur. resiko utamanya terjadinya adalah meremas bola karet, melebarkan jari8 hiperkalsiuria dan osteoporosis jika perdarahan. =atatan : stimulasi yang berlebian akan meningkatkan resiko perdarahan. Sokong ekstremitas dalam kondisi !encegah kontraktur;foot drop dan fungsionalnya, gunakan papan kaki memfasilitasi selama periiode paralisis "ertahankan posisi kepala normal. kegunaannya jika flaksid. berfungsi kembali. "aralisis flaksid dapat mengganggu kemampuannya untuk menyangga kepala, di lain pihak, paralisis spastik dapat menyebabkan de$iasi leher ke salah satu sisi. *unakan penyangga lengan ketika Selama paralisis flaksid, penggunaan klien berada dalam posisi tegak, penyangga bahu8lenganC. ,$aluasi kebutuhan klien akan alat Kontraktur fleksi dapat terjadi apabila bantu untuk penggantian posisi otot fleksor lebih kuat dari otot selama periode paralisis spastik. ekstensor. %empatkan bantal di ba+ah aksila !encegah adduksi bahu dan fleksi dapat mencegah BSindrom sesuai indikasi. subliksasio lengan dan atrofi sirkulasi, otot, membantu

17

untuk

melakukan

abduksi

pada siku. !eningkatkan aliran balik $ena dan membantu mencegah terbentuknya udem. pada 'las;dasar yang keras menurunkan fleksi jari8jari, mempertahankan jari8jari dan ibu jari

tangan. %inggikan tangan dan kepala.

%empatkan

hand

roll

keras

telapak tangan dengan jari8jari dan ibu stimulasi jari saling berhadapan.

pada posisi anatomi. "osisikan lutut dan panggul dalam !empertahankan posisi fungsional. posisi ekstensi. "ertahankan kaki dalam posisi netral !encegah rotasi yang eksternal kontinu pada dapat yang

dengan gulungan;bantalan trokanter. pinggul. *unakan papan kaki secara "enggunaaan bergantian jika memungkinkan. menyebabkan

tekanan

berlebihan pada sendi peluru kaki, meningkatkan spastisitas, dan secara #antu untuk plama meningkatkan fleksi plantar. mengembangkan !embantu dalam melatih kembali duduk (seperti jaras sraf, meningkatkan respon

keseimbangan

meninggikan bagian kepala tempat propioseptik dan motorik. tidur, bantu untuk duduk di sisi tempat tidur, biarkan klien menggunakan kekuatan tangan untuk menyokong berat badan dan kaki yang kuat untuk memindahkan meningkatkan kaki +aktu yang duduk), sakitA dan

keseimbangan +aktu berdiri (seperti letakkan sepatu yang datarA sokong bagian ba+ah belakang klien dengan tangan sambil meletakkan lutut penolong di luar lutut pasienA bantu menggunakan alat pegangan paralel

1.

dan +alker). 6bser$asi daerah yang sakit termasuk Daringan yang mengalami edema lebih +arna, edema, atau tanda lain dari mudah mengalami trauma dan gangguan sirkulasi. penyembuhannya lambat. &nspeksi kulit terutama pada daerah %itik8titik tekanan pada daerah yang yang menonjol secara teratur. menonjol paling beresiko untuk 7akukan masase secara hati8hati pada terjadinya penurunan perfusi;iskemia. daerah yang kemerahan dan berikan Stimulasi sirkulasi dan memberikan alat antu seperti bantalan lunak kulit bantalan sesuai kebutuhan. #angunkan mungkin stabil serebral. dari kursi pada dekubitus. sesegera !embantu membantu mencegah kerusakan kulit dan berkembangnya menstabilakan tekanan

setelah keculali

tanda8tanda

$ital darah, meningkatkan keseimbangan pengosongan menurunkan kandung resiko keih;ginjal, batu

hemoragik ekstremitas dalam posisi normaml dan tejadiny

kandung kemih dan infeksi karena urine yang statis. 'lasi kursi duduk dengan busa atau !enurunkan tekanan koksigeal untuk balon air dan bantu klien menurunkan terjadinya kerusakan memindahkan berat badan dengan kulit. inter$el yang teratur. Susun tujuan dengan klien untuk !eningkatkan yang mengubah posisi. 'njurkan klien untuk pergerakan tidak dan sakit latihan ekstremitas menggumnakan harapan terhadap dan

berpartisipasi dalam akti$itas;latihan perkembangan;meningkatkan

memberikan kontrol kemandirian. membantu Dapat berespon dengan baik jika dengan daerah yang sakit tidak menjadi lebih yang terganggu dan memerlukan dorongan untuk serta latihan aktif untuk menyatukan daerah kembali sebagai bagian dari tubuhmya sendiri.

menyokong;menggerakkan

tubuh yang mengalami kelemahan. K,)!/,%!s*

#erikan tempat tidu dengan matras !eningkatkan distribusi nerata berat

1/

bulat, tempat tidur air, alat flotasi, atau badan tempat tidur khusus sesuai indikasi.

yang

akan

menurunkan

tekanan pada tulang8tulang tertentu dan membantu mencegah kerusakan

kulit. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi "rogram secara aktif, latihan resisitif, ambulasi pasien. #antulah dengan

yang

khusus untuk

dapat

dan dikembangkan

menemukan memulihkan meningkatkan untuk pada mengalami

stimulsi

kebutuhan yang berarti. elektrik Dapat membantu kekuatan otot dan kontrol otot $olunter. otot, !ungkin diperlukan menghilangkan ekstremitas gangguan.

seperti tens sesuai indikasi. #erikan obat relaksan

antispasmodik sesuai indikasi.

spastisitas yang

P#"0u)u !" .encana pemulangan : 'jarkan tentang susunan perabotan Susunan perabotan rumah yang tidak rumah tangga yang dapat menunjang ditata proses kesembuhan klien. dapat meningkatkan resiko kecelakaan bagi klien.

20

b. Kerusakan komunikasi verbal dan/atau tertulis b.d kelemahan umum, kerusakan neuromuskuler, kehilangan tonus/kontrol otot fasial/oral $riteria hasil Klien akan : . !engindikasikan pemahaman tentang masalah komunikasi 2. !embuat metode komunikasi di mana kebutuhan dapat diekspresikan 3. !enggunakan sumber8sumber dengan tepat %indakan M!"(*%* Kaji tipe;derajat disfungsi, seperti !embantu menentukan daerah dan pasien tidak tampak memahami kata derajat kerusakan serebral yang terjadi atau mengalami kesulitan berbicara dan kesulitan klien dalam beberapa atau membuat pengertian sendiri. atau seluruh tahap proses komunikasi. Klien mungkin mempunyai kesulitan memahami kata yang diucapkan dan kesulitan mengucapkan kata dengan benar atau kedua8duanya. &nter$ensi yang dipilih tergantung pada #edakan antara afasia dan disatria tipe kerusakannya. Klien "erhatikan komunikasi balik kesalahan mungkin akan kehilangan .asional

dalam kemampuan untuk memantau ucapan tidak menyadari bah+a komunikasi yang diucapkannya tidak nyata. ?mpan balik membantu klien pemberi memnberikan mengklarifikasi merealisasikan asuhan sesuai isi.makna kesempatan mengapa tidak dan untuk yang

dan mintalah umpan yang keluar dan

mengerti;berespon

21

terkandung dalam ucapannya. !elakukan penilaian terhadap adanya !intalah perintah klien untuk mengikuti kerusakan sensorik. buka sederhana seperi

mata, tunjuk pintu. !inta klien untuk mengulangi yang dikatakan pemberi asuhan !elakukan %unjukkan objek dan minta pasien kerusakan untuk menyebutkan nama benda tampak tersebut penilaian motorik, seperti objek terhadap pasien tersebut

mengenali

namun tidak dapat menyebutkannya. !engidentifikasi adanya disartria

!intalah klien untuk mengucapkan sesuai komponen motorik dari bicara suara sederhana seperti pus yang dapat mempengeruhi artikulasi dan mungkin juga tidak disertai afasia motorik. !inta klien untuk menuliskan nama !enilai kemampuan menulis (agrafia) dan;atau kalimat yang pendek. Dika dan kekurangan dalam membaca tidak dapat menulis, mintalah klien (aleksia) yang juga merupakan bagian untuk membaca kalimat yang pendek. dari afasia sensorik da afasia motorik. %empatkan tanda pemberitahuan pada !enghilangkan ansietas klien ruang tentang peraat dan ruangan klien sehubungan bicara. ketidakmampuannya dengan untuk adanya gangguan

#erikan bel khusus bila perlu.

berkomunikasi dan perasaan takut baha kebutuhan klien tidak terpenuhi dengan segera.

#erikan metode komunikasi alternatif !emberikan seperti menulis di papan tulis, gambar. kebutuhan

komunikasi berdasarkan

tentang keadaan;

22

#erikan petunjuk $isual. 'ntisipasi dan penuhi kebutuhan klien.

defisit yang mendasarinya. #ermanfaat menurunkan frustasi bila tergantung pada orang lain dan tidak

Katakan

secara

langsung

dapat berkomunikasi secara berarti. dengan !enurunkan kebingungan;ansietas proses komunikasi dan

klien, bicara perlahan, dan dengan selama

tenang. *unakan pertanyaan tertutup berespon pada informasi yang lebih dengan ja+aban ya;tidak, selanjutnya banyak pada satu +aktu tertentu. kembangkan pada pertanyaan yang lebih kompleks sesuai dengan respon klien. #icaralah dengan nada normal dan Klien hindari #erikan percakapan klien jarak yang +aktu tidak perlu merusak

cepat. pendengaran. "eninggian nada suara untuk akan menimbulkan marah;tersinggung.

berespon. #icaralah tanpa tekanan terhadap respon. 'njurkan pengunjung;orang terdekat !engurangi isolasi sosial klien dan mempertahankan usahanya untuk meningkatkan penciptaan komunikasi berkomunikasi dengan pasien, seperti yang efektif. membaca surat, diskusi tentang hal8 hal yang terjadi pada keluarga. Diskusiknan mengenai hal8hal yang !eningkatkan dikenal klien, misalnya pekerjaan, bermakna kesempatan klien keluarga, dan hobi. -argai kemampuan percakapan dan untuk yang

memberikan keterampilan

praktis. sebelum Kemampuan klien untuk meningkatkan diriA sebab kemampuan

terjadi penyakitA hindari pembicaraan harga yang menantang kebanggaan klien. K,)!/,%!s* Konsulkan kepada ahli terapi +icara

yang merendahkan klien atau hal8hal intelektual klien pada umumnya baik.

"engkajian kemampuan

indi$idual bicara dan

tentang sensori,

motorik, maupun kognitif berfungsi

23

untuk terapi. P#"0u)u !" 'jarkan keluarga tentang beberapa Dapat

mengidentifikasi

kebutuhan

mengefektifkan

komunikasi

simbol yang dapat digunakan untuk karena klien tidak perlu menuliskan memahami kebutuhan klienA misalnya kebutuhan serta mencegah terjadinya memegang perut sebagai isyarat ingin miss communication akibat simbol makan. yang tidak dimengerti. #eri pemahaman pada keluarga untuk !encegah terjadinya gangguan harga tidak memandang dan;atau bersikap diri karena merasa selalu merepotkan merendahkan terhadap keterbatasan orang lain. yang dmiliki klien. c. Kurang perawatan diri (mandi, makan, berpakain, berhias) b.d kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan kontrol/koordinasi otot, kerusakan perseptual/kognitif, depresi, nyeri/ketidaknyamanan. $riteria hasil Klien akan : . !emperlihatkan perubahan gaya hidup untuk memenuhi pera+atan diri 2. !elakukan akti$itas pera+atan diri sesuai tingkat kemampuan 3. !engidentifikasi support system yang dapat memberikan bantuan sesuai kebutuhan

24

%indakan M!"(*%* Kaji kemampuan dan

.asional tingkat !embantu merancanakan pemanuhan

kekurangan (dengan skala 584) untuk kebutuhan indi$idual. memenuhi kebutuhan sehari8hari. -indari melakukan sesuatu yang "enting untuk meningkatkan harga diri dapat dilakukan oleh kie sendiri. klien dan mengurangi tingkat kebutuhan ketergantungan. Sadari prilaku impulsif karena ada Dapat menunjukkan gangguan dalam

pengambilan inter$ensi dan penga+asan tambahan

keputusan. untuk meningkatkan keamanan klien. "ertahankan dukungan, sikap yang Klien memerlukan empati tetapo perlu tegas. #eri pasien +aktu yang cukup untuk mengetahui pemberi asuhan untuk mengerjakan tugasnya. yang akan membantu klien secara konsisiten. #erikan umpan balik yang positif untuk !eningkatkan perasaan makna diri. setiap usaha yang dilakukan atau !eningkatkan keberhasilannya #uat rencana terhadap dan gangguan alat8alat Klien akan dapat melihat untuk secara kontinu. penglihatan yang ada seperti A 7etakkan tidak sakit Sesuaikan tempat tidur sehingga sisi 'kan dapat melihat jika naik;turun dari tubuh klien yang tidak sakit tempat tidur, dapat mengobser$asi menghadap ke ruangan dengan sisi orang yang datang ke ruangnnya. yang sakit menghadap dinding "osisikan perabot menjauhi dinding !emberi bergerak keamanan di ketika klien untuk makanan makan lainnya pada sisi tubuh yang memakan makanannya. kemandirian dan mendorong pasien untuk berusaha

ruangan

25

menurunkan

resiko

jatuh;terbentur

perabotan tersebut. *unakan alat bantu pribadi, seperti Klien dapat menangani diri sendiri, kombinasi tangkai pisau bercabang, tungkai sikat meningkatkan kemampuan dan harga panjang, panjang diri.

untuk mengambil sesuatu dari lantaiA kursi mandi pancuranA kloset duduk yang agak tinggi. Kaji kemampuan untuk urunal, menghindari untuk bedpan. #a+a klien untuk !ungkin mengalami gangguan saraf kemih, tidak dapat dan;atau mengatakan kebutuhannya pada fase menggunakan pemulihan akut, tapi biasanya dapat pasien ke mengontrol kembali fungsi ini sesuai

berkomunikasi tentang kebutuhannya kandung kemampuan

kamar mandi dengan teratur;inter$el perkebangan proses pemulihan. +aktu tertentu untuk berkemih jika memungkinkan. &dentifikasi kebiasaan defekasi !engkaji perkembangan (mandiri) dan program membantu

sebelumnya dan kembalikan pada latihan

pola normal tersebut. Kadar makanan pencegahan konstipasi dan sembelit yang berserat, anjurkan untuk banyak (pengaruh jangka panjang). minum dan tingkatkan akti$itas. K,)!/,%!s* #erikan obat suposituria dan pelnak !ungkin dibutuhkan pada a+al untuk feses. Konsultasikan kepada membantu menciptakan;merangsang fungsi defekasi teratur. ahli !emberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus.

fisioterapi;ahli terapi okupasi.

26

Daftar pustaka =apernito, 7ynda Duall. uku .aku Dia#nosa $e%era)atan. %erj !onica

,ster. Dakarta : ,*=, 2555. Doenges, !arilynn ,. (encana !suhan $e%era)atan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Pera)atan Pasien . %erj & !ade Kariasa (et al.). Dakarta : ,*=, 444. "rice, Syl$ia '. Pato"isiolo#i : $onse% $linis Proses&Proses Pen'akit /d 0 . %erj #rahm ?. "endit (et al.). Dakarta : ,*=, 2550. Smelt:er, Su:anne =. uku !jar $e%era)atan Medikal edah runner 1 .uddarth /d 2, %erj 'gung Ealuyo (et al.). Dakarta : ,*=, 255 .

27

Anda mungkin juga menyukai