Anda di halaman 1dari 32

Pendidikan Nonformal

Masih teringat di dalam benak Saya ketika salah seorang orang tua murid pernah mengatakan bahwa zaman sekarang anak tidak cukup mendapat pendidikan di sekolah formal saja tapi juga di luar sekolah. ata!kata orang tua murid tersebut menimbulkan ide Saya untuk mengulas lebih jauh tentang pendidikan nonformal yang kini kian marak beredar di sekitar kita. Pada dasarnya ada tiga jenis pendidikan yaitu" pendidikan formal# pendidikan nonformal dan pendidikan informal. $ Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini %& '()*# pendidikan dasar %S+'M,*# pendidikan menengah %SMP'M&s dan SM)'M)*# dan pendidikan tinggi %-ni.ersitas*. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta. $ Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. /asil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah +aerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. $ Pendidikan ,nformal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. /asil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. ita sebagai masyarakat yang peduli akan dunia pendidikan wajib hukumnya tahu apa dan bagaimana peran ketiga jenis pendidikan ini. +ari ketiga jenis pendidikan ini# Saya hanya ingin mengulas sedikit tentang pendidikan nonformal yang turut berperan dalam upaya peningkatan kualitas dunia pendidikan. 0enis dan Sasaran Pendidikan Nonformal Pendidikan nonformal adalah salah satu bentuk layanan pendidikan yang bertujuan sebagai pengganti# penambah# dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. )dapun jenis pendidikan nonformal dapat berupa Pendidikan )nak -sia +ini %P)-+*# pendidikan kepemudaan# pendidikan pemberdayaan perempuan# pendidikan keaksaraan# pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket )# Paket 1 dan Paket 2# serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti" Pusat egiatan 1elajar Masyarakat %P 1M*# lembaga kursus# lembaga pelatihan# kelompok belajar# majelis taklim# sanggar# dan lain sebagainya# serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. +engan bermunculannya pendidikan nonformal di sekitar kita maka diharapkan anak akan mendapatkan nilai dan ilmu lebih dari apa yang telah mereka dapatkan di sekolah dan lingkungan keluarganya. Sesungguhnya pendidikan nonformal adalah pendukung dari

pendidikan formal yang anak!anak wajib hukumnya dapatkan di sekolah!sekolah baik negeri maupun swasta. Pendidikan Nonformal juga pendukung dari pendidikan informal yang anak! anak harus terima dari lingkungan keluarga. +alam hal ini menyangkut pendidikan agama# budi pekerti# etika# sopan santun# moral dan sosialisasi yang seharusnya diperkenalkan perdana sekali oleh kedua orang tua mereka. &erkadang tidak sedikit orang tua yang melupakan peran pentingnya dalam mengutamakan pendidikan informal melalui tangan mereka sendiri. Mereka lebih puas jika pendidikan informal itu menjadi tugas rangkap para pendidik di pendidikan nonformal. 3ihat saja sekarang# anak usia dibawah 4 tahun saja sudah banyak yang dididik di P)-+ padahal sudah menjadi peran penting orang tua lah pendidikan anak usia dini. Segala sesuatu harus berawal dari keluarga karena hal itulah yang akan menciptakan kepribadian anak nantinya. ,ntinya# pendidikan nonformal hanyalah pendukung dari segala jenis pendidikan. Peran Pendidikan Nonformal ehadiran berbagai P)-+ dan lembaga pendidikan nonformal yang kian beredar di sekitar kita menunjukkan betapa pedulinya oknum pendidik nonformal terhadap dunia pendidikan nonformal. ,ni akan sangat membantu para orang tua yang menginginkan nilai lebih yang dihasilkan anak!anak mereka sebagai bentuk pendukung pendidikan formal yang anak terima di sekolah. +alam hal ini peran penting pendidikan nonformal sebagai salah satu bentuk layanan pendidikan yang bertujuan sebagai pengganti# penambah# dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat bergerak sebagaimana mestinya. Masyarakat patut bersyukur dengan keberadaan pendidikan nonformal maka kebutuhan anak!anak dalam mengganti# menambah dan melengkapi pendidikan formal mereka bisa terpenuhi. Sebut saja berbagai contoh yang ada di sekitar kita saat ini5 dengan adanya Sanggar egiatan 1elajar yang menawarkan pembelajaran seperti di sekolah formal tapi dengan keringanan jam belajar membantu anak!anak untuk tetap bersekolah di waktu mereka yang mungkin tidak sefleksibel anak!anak di sekolah formal. Pengadaan Program Paket )# 1 dan 2 oleh pendidikan nonformal membantu semangat anak!anak yang tidak lulus sekolah formal kembali berkobar karena peraturan pemerintah yang menyatakan ijazah mereka setara dengan anak!anak yang menimba ilmu di sekolah formal. emunculan banyaknya P)-+ cukup meringankan beban orangtua yang mungkin sebagian besar waktunya terkuras akan dunia karir mereka. +i P)-+# anak!anak dipastikan mendapatkan dasar pendidikan formal sebagai bekal mereka sekolah nanti dan tambahan pendidikan informal sebagai pelengkap pendidikan informal yang mereka dapatkan di lingkungan keluarga. 1anyaknya 3embaga ursus dan 1imbingan 1elajar yang kian marak di sekitar kita dapat menjadi penambah dan pelengkap ilmu yang anak!anak peroleh di sekolah formal. Sungguh besar peran dunia pendidikan nonformal. 1ersikap selektif Menilik banyaknya P)-+# lembaga kursus dan bimbingan belajar yang berlomba!lomba menawarkan keunggulan dari masing!masing lembaga# banyak orang tua berbondong! bondong mengantarkan anak!anaknya ke lembaga pelayanan pendidikan nonformal tersebut berharap buah hati mereka mendapatkan pendidikan tambahan yang tepat dan baik untuk melengkapi kebutuhan pendidikan formal mereka. 6leh karena itu sudah selayaknya orang tua bersikap selektif dalam memilih P)-+# lembaga kursus dan bimbingan belajar yang tepat untuk anak!anak mereka mengingat kian maraknya keberadaan layanan pendidikan nonformal yang hanya berasas manfaat. 0adi# meninjau betapa banyak kelebihan yang ditawarkan pendidikan nonformal dalam rangka melengkapi pendidikan formal dan informal

sudah sepantasnya lah kita sebagai masyarakat yang peduli akan pendidikan generasi penerus bangsa memilih yang terbaik dan sesuai kualitas yang ditawarkan. 0angan lupa untuk menjadi saksi keberhasilan anak!anak akan proses belajar yang dilakukan selama anak!anak dalam masa pembelajaran di P)-+# 3embaga ursus dan 1imbingan 1elajar di sekitar kita. 1uat anak# jangan coba!coba. )palagi menyangkut pendidikan yang bersifat mendidik sepanjang hayat. 0adilah pendidik sejati yang berawal dari pendidikan di lingkungan keluarga# masyarakat dan bangsa.

P7N+,+, )N 17(1)S,S 6MP7&7NS, Persepsi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan berbasis kompetensi %P1 *# khususnya di dunia pendidikan masih terpolarisasi. 1agi kebanyakan orang P1 adalah respons terhadap tuntutan dunia kerja yang semakin kompleks saat ini. Namun bagi ahli pendidikan seperti /ager %899:* dan 0ackson %899;* eksistensi P1 masih belum memperoleh tempat sesuai harapan. 3ebih dari satu dekade lalu ke dua ahli pendidikan dari -ni.ersitas +eakin )ustralia ini memperdebatkan peranan P1 dalam membekali angkatan kerja dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Menurut mereka# apakah P1 lebih memudahkan ketimbang merumitkan upaya merumuskan standar kompetensi# atau jika P1 adalah jawaban# maka apa pertanyaannya# masih tetap merupakan dua agenda percakapan hangat dalam mengekplorasi kebermaknaan P1 . Mendapatkan popularitasnya di era 89<=!an di )merika Serikat dalam gerakan pendidikan berbasis kompetensi cepat meraih simpati masyarakat pendidikan di tahun 899=!an dengan nama yang berbeda!beda dari satu negara ke negara lainnya# sesuai maksud dan tujuan yang beraneka ragam pula. +i ,nggris# misalnya# mulai tahun 89>? P1 diintrodusir menggunakan sebutan ualifikasi ejuruan Nasional5 atau )cuan erja Nasional di @elandia 1aru# Standar ompetensi oleh 1adan Pelatihan Nasional )ustralia# atau Standar eterampilan Nasional di )merika Serikat. Meminjam catatan Aomer 3iufeto %B==?* mengatakan# gagasan merumuskan standar kompetensi dicetuskan dari desakan kekuatan politik sebagai upaya mempersiapkan angkatan kerja menghadapi kompetisi ekonomi global. Pada saat yang sama# cetusan gagasan bahwa pendekatan kompetensi membingungkan secara konseptual# tergesa!gesa secara empiris dan tidak menjawab kebutuhan belajar masyarakat dunia# merupakan inti dari letupan kritik terhadap kegagalan meraih misi utamanya" mensinkronkan rancangan kurikulum dan materi ajar dengan tuntutan dunia kerja. Mencengangkan bahwa# pertama# banyak dari debat seperti itu berlangsung di ,nggris dan )ustralia# dua negara maju dimana lebih banyak daya dan dana telah diin.estasikan untuk mengamati dampak pendekatan berbasis komptensi. Kedua# rancangan pendidikan berbasis kompetensi lebih diperuntukan bagi dunia pendidikan kejuruan dari pada dunia pendidikan umum. Sampai saat ini perdebatan P1 sebagai usaha menjelaskan bahwa P1 lebih cocok untuk pendidikan kejuruan dari pada pendidikan umum masih sering terjadi ditingkat operasional di lapangan. Pertama# dengan dan atas nama keseragaman# sekolah dan masyarakat tidak cukup memiliki kewenangan untuk mengadopsi alternatif menyelenggarakan pendidikan selain bersistim P1 . edua# ketergantungan sekolah terhadap pusat dalam hal penyelenggaraan administrasi sekolah# terutama dalam soal pembiayaan5 sekalipun perkataan mengajarnya sudah berlabel P1 # toh perbuatannya masih tetap berkiblat pada cara!cara klasikal. etiga# orientasi sentralistik ini sangat memengaruhi sikap dan perilaku penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar % 1M* di kelas. +emi pencapaian target kurikulum# jumlah materi ajar terus menjadi prioritas mengajar. Pantulan keluhan kronis berkumandang lagi" alokasi jam efektif 1M ini menjadi tidak sepadan dengan cakupan bahan ajar. Caktunya sedikit# bahan ajarnya banyak. Padahal pandangan tersebut perlu direfutasi %ditolak kebenarannya berdasarkan pembuktian*.

3ebih lanjut Aomer 3iufeto mengatakan# sekelumit gambaran paradoksal konsep dan praktek ber!P1 barangkali belum pantas menghentakkan kesadaran banyak orang bahwa beretorika tentang P1 " "has been like the weather. Everybody talks about it, but nobody does nothing about itD %Perbincangan tentang 1 sudah menyerupai keluhan tentang cuaca. Setiap orang mempercakapkannya# tapi tak seorang pun membenahinya*. )taukah pengeluhan di atas menggambarkan "our present knowledge of the area (Competence-based education can best be described as an inch deep and a mile wide" %areal pengetahuan kita tentang P1 dapat dideskripsikan# dalamnya satu inci dan luasnya satu mil*. Marilah kita bercermin diri# mencerna pengetahuan (knowledge*# pemahaman (comprehension*5 pelaksanaan (transformation* dan perenungan (reflection* kita dalam menyelenggarakan pendidikan berbasis kompetensi. Pro ontra P1 )dalah 2happell %899?* dalam tulisannya "!n the "iteracy E#uationD yang mempersoalkan makna kompetensi. Pandangan terhadap arti kompetensi tidaklah berbeda jauh dengan menentukan nilai kecantikan. D!t is in the eye of the beholder"" tergantung pada mata yang mengamati.D +engan kata lain# kompetensi ditetapkan berdasarkan pengamatan terhadap kebutuhan dan atau kepentingan. alau yang dibutuhkan adalah optimalisasi hasil pembelajaran# maka memahami keterkaitan tiga komponen penentu keberhasilan" kondisi# metode dan hasil akan menjadi standar kompetensinya. 0ika kualitas belajar yang dipermasalahkan# maka kemampuan memadukan kecocokan antara ciri khas beraneka ragam bidang studi dengan ciri khas bermacam!macam metode mengajar# menjadi andalan kompetensinya. 1ila ketuntasan belajar yang dijadikan target pencapaian materi kurikulum# maka penguasaan keterampilan mengajar di kelas merupakan kompetensi wajib. ompetensi adalah cetusan konsep yang maknanya dibentuk oleh pengguna. elompok Pro P1 mengintrodusirnya sebagai cara meningkatkan pertautan antara materi ajar program pendidikan dan atau pelatihan dengan syarat yang mau tidak mau harus dipenuhi untuk meraih sebanyak mungkin peluang mendapatkan lapangan kerja. alau demikian tuntutannya# maka materi ajar P1 akan bersifat indi.idual# berorientasi tujuan %apa yang perlu diketahui dan dilakukan* dan menawarkan fleksibilitas menunaikan kegiatan belajar. +alam konteks tersebut apa yang perlu dicapai dan standar pengukuran pencapaian tujuan perlu diuraikan sejelas!jelasnya. alau begitu kecenderungannya# maka rancangan P1 akan memadukan gaya kerja teoritis dan praktis# menjembatani harapan dan kenyataan serta mengintegrasikan model pendidikan umum dan kejuruan. 1agi kelompok kontra# P1 tidak lebih dari upaya penyederhanaan tuntutan lapangan kerja yang kompleks# sempit atau terbatas# kaku# dan menyimpan bom waktu serta secara teoritis maupun praksis tidak bernalar. 1aik kelompok pro maupun kontra sepakat bahwa bila kompetensi dapat diuraikan dalam isitilah!istilah pembelajaran yang bersifat mengubah pola'tingkah laku baik mengajar maupun belajar dan dapat diformulasikan dalam ungkapan! ungkapan "behaviouristicD %tingkah laku*# maka semua kiritikan di atas akan menjadi beralasan# sebab alur kerja beha.iouristik adalah memenggal keutuhan kompetensi menjadi satuan!satuan kinerja (performance yang dihubungkan oleh dua hal yaitu task analisys %&)* dan $ob analisys %0)*. /asil analisis tersebut akan dijadikan dasar merumuskan standar kompetensi. Penetapan standar kompetensi berpendekatan perubahan perilaku mengajar dikritik karena dianggap mengabaikan jalinan antarrencana pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Sementara# konteks dimana proses yang menguraikan bagaimana kompetensi dikuasai

menjadi agak sulit diperagakan karena kecenderungan menampilkan hasil belajar %meningkatknya prestasi siswa dalam angka* menjadi begitu'lebih dominan daripada menjelaskan proses yang mendasari terjadinya kenaikan angka itu sendiri. enyataan bahwa seluk!beluk pembelajaran bersifat rumit dan tidak bisa ditetapkan sebelumnya %comple% and indeterminate* adalah hal lain yang mengungkapkan bahwa dalam praktek standar kompetensi tidak pernah akan dicapai secara tepat seperti yang dijelaskan dalam teori. Sementara pengembangan kompetensi dalam belajar berceritera bahwa warga belajar# secara terus!menerus5 merekonstruksikan pengetahuan yang bermakna dan rele.an ketika mereka berinteraksi dengan kenyataan dalam belajar. &idak ada 0aminan ,nteraksi dilakukan dengan mempertimbangkan dan meninjau# merenungkan %antara harapan dan kenyataan* dan merubah tingkah laku dalam mengajar. ,mplikasinya ialah# dengan rata! rata kualifikasi dan layanan penunjang pendidikan yang ada sekarang# sadar atau tidak itulah bagian tersulit yang dihadapi oleh para guru kita di ,ndonesia mengimplementasikan konsep 1 dalam sistem pembelajaran di kelas. Sementara itu# tidak ada jaminan bahwa lulusan dengan kualifikasi keguruan yang lebih5 bisa mengidentifikasi hubungan yang menyulitkan itu. 1elum perlu diperdebatkan pertautan antara hubungan sekuensial (instructional se#uence* antarmateri ajar satu dengan lainnya atau pengaruh hubungan kejadian dan peristiwa (instructional events antarmateri ajar. alau begitu jadinya# maka persoalan mendasar P1 ' 1 perlu dimunculkan kembali. )pakah P1 ' 1 membekali warga belajar dengan kompetensi yang dibutuhkan# baik oleh mereka sendiri maupun yang dituntut oleh dunia kerjaE +i ,ndonesia# salah satu argumentasi saat peluncurannya adalah 1 membekali masyarakat sekolah dengan kualifikasi atau keahlian yang dibutuhkan dalam industri tenaga kerja. +engan kata lain# penyelenggaraan pendidikan atau pengajaran sesuai azas 1 akan mempertautkan materi ajar menjadi dan sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang menjadi tuntutan dunia kerja. ,mplikasinya adalah sekolah akan menghasilkan lulusan siap kerja. 1enarkah ituE 1eberapa penelitian telah dilakukan oleh ualifikasi ejuruan Nasional milik pemerintah ,nggris untuk mendeteksi tingkat kebenaran anggapan pertautan atau kesiapan serupa di atas. )da dua hasil utama yang ditemukan. Pertama# pemilik lapangan kerja menyadari manfaat potensial P1 # namun masih mendokumentasikan besarnya anggaran dari sektor penyerapan P1 # kesepadanannya

dengan tuntutan dunia kerja# dan penggunaan bahasa atau istilah teknis yang membingungkan menjadi penghalang utama. 3ebih spesifik dikatakan bahwa untuk industri kerja lepas pantai# kredibilitas standar kompetensi tergantung pada bagaimana kompetensi diformulasikan. +iakui bahwa terbanyak pencetusan kompetensi mengikuti norma yang sudah diturunkan bukan norma yang disesuaikan dengan keadaan# menegaskan perlunya penyesuaian berasas tuntutan perubahan waktu dan tempat. edua# biarpun guru# instruktur dan pelatih begitu antusias mengimplementasikan pendekatan berbasis kompetensi# dalam kegiatan belajar mengajar# mereka lebih tergantung pada Dmembangun kebiasaan mengajar dan praktek sebagaimana sebelumnyaD. husus untuk pendidikan kejuruan tercatat bahwa penggunaan standar kompetensi formal hanya merupakan ungkapan mengajar dalam bentuk lain. Fang terjadi adalah mengajar tetap dipraktekkan atas tradisi merakit pengetahuan melalui DrajutanD terhadap apa yang diinginkan para guru bukan yang dibutuhkan siswa. +i bidang kejuruan# penyelengaraan P1 lebih menonjolkan aspek birokratik# memakan lebih banyak waktu dan mahal bagi pemilik kerja jika mereka diajak untuk berin.estasi %1aca 0akson# N. 899;" !f Competence !s the &nswer, 'hat !s the (uestion)* 1agi sementara orang makna P1 sebagai proses belajar mengajar masih merupakan sebuah mitos atau paling tidak sebagai kesantunan mendongeng (polite fiction " ceriteranya mengundang kuriositas %rasa ingin tahu* realitasnya meresahkan intelektualitas. +iungkapkan bahwa sebaiknya perdebatan jangan diarahkan pada menemukan nilai P1 sebagai metode pembelajaran karena sebenarnya P1 adalah ancangan kebijakan. Sebab faktor!faktor ekonomi terus dijadikan dasar pertimbangan memutuskan kebijakan pendidikan dan dipakai sebagai alat pengkuran keberhasilan melakukan terobosan. Perlu disimpan dalam ingatan bahwa adopsi standar kompetensi di ,nggris# )ustralia# @elandia 1aru dan )merika Serikat sangat erat dikaitkan dengan inisiatif politik untuk diselaraskan dengan persaingan dan pertanggungjawaban global. Sebaiknya pengembangan pemikiran lebih dipusatkan pada kajian tentang bagaimana menggunakan 1 dan dalam kenyataan kondisi pembelajaran yang berbeda!beda# kontribusi P1 dapat memberi nilai tambah terhadap perbaikan ekonomi# maka pelayanan pendidikan dan pengajaran mesti lebih dititkberatkan pada memenuhi tuntutan kebutuhan industri daripada tuntutan kebutuhan belajar indi.idu dan masyarakat.

Mengkondisikan P1 menjadi sarana pemberdayaan kemandirian ekonomi akan mengabaikan pengaruh aspek budaya dan sosial dalam belajar dan juga hak masyarakat pengguna tidak diikutsertakan sebab keinginan para pemilik kerja yang diutamakan. Fang sudah dapat dipastikan adalah P1 tidak mempromosikan kemampuan berpikir kritis terhadap isu!isu sosial polilitik. Malahan semakin menguatnya ketimpangan struktural adalah imbas lain yang tidak bisa dielakkan keberadaannya. 1ahkan diyakini bahwa mengaplikasikan P1 dengan mengandalkan pertimbangan ekonomi dan politik akan semakin memperburuk prinsip!prinsip penggunaan P1 . 0alan keluar yang ditawarkan adalah dengan semakin meningkatnya penekanan pada penggunaan konsepsi kompetensi secara menyeluruh# terutama pada pendidikan kewarganegaraan dan pemahaman budaya# sosok kebermanfaatan P1 bisa menjadi realistis bila pendekatan berperspektif humanis dan beha.ioris dipadukan. ,tulah langkah memenggal pertentangan antara mitos dan realitas# memisahkan praktek P1 bagi sektor umum dan kejuruan. %sumber " www.pendidikan! diy.go.id*

Pengertian ualitas Pendidikan )rti dasar dari kata kualitas menurut +ahlan )l!1arry dalam amus Modern 1ahasa ,ndonesia adalah kualitet" mutu# baik buruknya barangG8H. Seperti halnya yang dikutip oleh Iuraish Shihab yang mengartikan kualitas sebagai tingkat baik buruk sesuatu atau mutu sesuatu.GBH Sedangkan kalau diperhatikan secara etimologi# mutu atau kualitas diartikan dengan kenaikan tingkatan menuju suatu perbaikan atau kemapanan. Sebab kualitas mengandung makna bobot atau tinggi rendahnya sesuatu. 0adi dalam hal ini kualitas pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan disuatu lembaga# sampai dimana pendidikan di lembaga tersebut telah mencapai suatu keberhasilan.G4H Menurut Supranta kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa

merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik.G;H Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Auets dan +a.is dalam bukunya &jiptono menyatakan kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk# jasa# manusia# proses# dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.G:H ualitas pendidikan menurut )ce Suryadi dan /.).( &ilaar merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber!sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.G?H +i dalam konteks pendidikan# pengertian kualitas atau mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. +ari konteks proses pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input %seperti bahan ajar" kognitif# afektif dan# psikomotorik*# metodologi %yang ber.ariasi sesuai dengan kemampuan guru*# sarana sekolah# dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. +engan adanya manajemen sekolah# dukungan kelas berfungsi mensingkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen dalam interaksi %proses* belajar mengajar# baik antara guru# siswa dan sarana pendukung di kelas atau di luar kelas# baik dalam konteks kurikuler maupun ekstra!kurikuler# baik dalam lingkungan substansi yang akademis maupun yang non akademis dalam suasana yang mendukung proses belajar pembelajaran. ualitas dalam konteks hasil pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu %apakah tiap akhir cawu# akhir tahun# B tahun atau : tahun# bahkan 8= tahun*. Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan %student achie.ement* dapat berupa hasil test kemampuan akademis# misalnya ulangan umum# 71&) atau -N. +apat pula prestasi dibidang lain seperti di suatu cabang olah raga# seni atau keterampilan tambahan tertentu. 1ahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang %intangible* seperti suasana disiplin# keakraban# saling menghormati# kebersihan dan sebagainya.G<H Selain itu kualitas pendidikan merupakan kemampuan sistem pendidikan dasar# baik dari segi pengelolaan maupun dari segi proses pendidikan# yang diarahkan secara efektif untuk meningkatkan nilai tambah dan factor!faktor input agar menghasilkan output yang setinggi!tingginya. 0adi pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar# sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan dan perubahan dengan cara memberdayakan sumber!sumber pendidikan secara optimal melalui pembelajaran yang baik dan kondusif. Pendidikan atau sekolah yang berkualitas disebut juga sekolah yang berprestasi# sekolah yang baik atau sekolah yang sukses# sekolah yang efektif dan sekolah yang unggul. Sekolah yang unggul dan bermutu itu adalah sekolah yang mampu bersaing dengan siswa di luar sekolah. 0uga memiliki akar budaya serta nilai!nilai etika moral %akhlak* yang baik dan kuat.G>H Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi sekarang dan masa yang akan datang. +ari sini dapat disimpulkan bahwa kualitas atau mutu pendidikan adalah kemampuan lembaga dan sistem pendidikan dalam memberdayakan sumber!sumber pendidikan untuk meningkatkan kualitas yang sesuai dengan harapan atau tujuan pendidikan melalui proses pendidikan yang efektif. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas# yaitu lulusan yang memilki prestasi akademik dan non!akademik yang mampu menjadi pelopor pembaruan dan perubahan sehingga mampu menjawab berbagai tantangan

dan permasalahan yang dihadapinya# baik di masa sekarang atau di masa yang akan datang %harapan bangsa*. B.B. Standar atau Parameter Pendidikan Fang 1erkualitas Standar ' parameter adalah ukuran atau barometer yang digunakan untuk menilai atau mengukur sesuatu hal. ,ni menjadi penting untuk kita ketahui# apalagi dalam rangka mewujudkan suatu pendidikan yang berkualitas. alau kita mengacu pada Peraturan Pemerintah %PP.* No. 89 &ahun B==: tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan diatas# ada delapan %>* hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas# yaitu "G9H a* Standar isi# adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan# kompetensi bahan kajian# kompetensi mata pelajaran# dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. b* Standar proses# adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. c* Standar pendidik dan tenaga kependidikan# adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental# serta pendidikan dalam jabatan. d* Standar sarana dan prasarana# adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar# tempat berolahraga# tempat beribadah# perpustakaan# laboratorium# bengkel kerja# tempat bermain# tempat berkreasi dan berekreasi# serta sumber belajar lain# yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran# termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. e* Standar pengelolaan# adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan# pelaksanaan# dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan# kabupaten'kota# pro.insi# atau nasional# agar tercapai efisiensi dan efekti.itas penyelenggaraan pendidikan. f* Standar pembiayaan# adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selam satu tahun. g* Standar penilaian pendidikan# adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme# prosedur# dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Standar nasional pendidikan ini berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan# pelaksanaan# dan pengawasan# pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. G8=H0uga bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. G88HSalah satu standar diatas yang paling penting untuk diperhatikan yaitu standar pendidik dan kependidikan. +imana seorang pendidik harus memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini# yaitu "G8BH kompetensi peadagogik# kompetensi kepribadian# kompetensi profesional# dan kompetensi sosial.

)da empat %;* standar kualitas pendidikan dalam urutan prioritasnya adalah sebagai berikut " guru %teacher*# kurikulum %curriculum*# atmosfer akademik %academic atmosphere*# dan sumber keilmuan %academic resource*.G84H 1erikut ini uraian dari standar kualitas diatas "G8;H 8. Auru %&eacher* Mutu pendidikan amat ditentukan kualitas dan komitmen seorang guru. Profesi guru menjadi tidak menarik di banyak daerah karena tidak menjanjikan kesejahteraan finansial dan penghargaan profesional. 6leh karena itu# dengan dirumuskannya jenjang profesionalitas yang jelas# maka kualitas guru!guru dapat dijaga dengan baik. &entunya hal ini juga berkaitan dengan penghargaan profesionalitas yang didapat dalam setiap jenjang tersebut. Auru juga harus bertanggung jawab dalam membangun atmosfer akademik di dalam kelas. )tmosfer ini sebenarnya bertujuan untuk membentuk karakter siswa terutama berkaitan dengan nilai!nilai akademik utama yaitu sikap ilmiah dan kreatif. Auru perlu menekankan nilai!nilai inti yang berhubungan dengan pengembangan sikap ilmiah dan kreatif dalam setiap tugas yang diberikan kepada siswanya# dalam membimbing siswa memecahkan suatu persoalan atau juga dalam menjawab pertanyaan!pertanyaan dari siswa. -ntuk dapat mengajar secara efektif# maka guru!guru akan ditraining secara kontinyu %bukan hanya sekali saja* dan terutama akan dibekali pengetahuan tentang cara mengajar yang baik dan bagaimana cara menilai yang efektif. Sehingga diharapkan guru tersebut dapat mengembangkan cara mengajarnya sendiri# dapat meningkatkan pengetahuan mereka sendiri dan juga dapat berkolaborasi dengan guru yang lain. B. urikulum %2urriculum* urikulum di sini bukan sekedar kumpulan akti.itas saja# ia harus koheren antara akti.itas yang satu dengan yang lain. +alam kurikulum# juga harus diperhatikan bagaimana menjaga agar materi!materi yang diberikan dapat menantang siswa sehingga tidak membuat mereka merasa bosan dengan pengulangan!pengulangan materi saja. &entu saja hal ini bukan berarti mengubah!ubah topik yang ada tetapi lebih kepada penggunaan berbagai alternatif cara pembelajaran untuk memperdalam suatu topik atau mengaplikasikan suatu topik pada berbagai masalah riil yang rele.an. urikulum juga harus memuat secara jelas mengenai cara pembelajaran %learning* dan cara penilaian %assesment* yang digunakan di dalam kelas. 2ara pembelajaran yang dijalankan harus membuat siswa memahami dengan benar mengenai hal!hal yang mendasar. Pemahaman ini bukan hanya berdasarkan hasil dari pengajaran satu arah dari guru ke siswa# tetapi lebih merupakan pemahaman yang muncul dari keaktifan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri dengan merangkai pengalaman pembelajaran di kelas dan pengetahuan yang telah dimilikinya sebelumnya. 4. )tmosfer )kademik %)cademic )tmosphere* )tmosfer akademik bertujuan untuk membentuk karakter siswa terutama berkaitan dengan nilai!nilai akademik utama yaitu sikap ilmiah dan kreatif. )tmosfer ini dibangun dari interaksi antar siswa# dari interaksi antara siswa dengan guru# interaksi dengan orang tua siswa dan juga suasana lingkungan fisik yang diciptakan. Auru memegang peran sentral dalam membangun atmosfer akademik ini dalam kegiatan pengajarannya di kelas dan berlaku untuk semua yang terlibat dalam sistem pendidikan.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana membangun sikap ilmiah dan kreatif ini dalam kegiatan operasional pendidikan sehari!harinyaE -ntuk ini kita perlu menyadari nilai!nilai inti yang harus ditanamkan ke semua komponen yang terlibat dalam kegiatan pendidikan yang diselenggarakan. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang menghargai hasil!hasil intelektual baik yang berasal dari dirinya sendiri maupun orang lain# disamping kritis dalam menerima hasil!hasil intelektual tersebut. Sedangkan sikap kreatif disini mempunyai maksud sikap untuk terus!menerus mengembangkan kemampuan memecahkan soal dan mengembangkan pengetahuan secara mandiri. -ntuk membangun Sikap ,lmiah perlu ditanamkan nilai kejujuran %honesty*# dan nilai kekritisan %skeptics*. Sedangkan untuk membangun sikap kreatif perlu ditanamkan nilai ketekunan %perse.erence*# dan nilai keingintahuan %curiosity*.G8:H Selanjutnya nilai!nilai inti ini perlu diterjemahkan dalam berbagai kode etik yang menjadi pedoman dalam kegiatan operasional pendidikan sehari!hari# seperti larangan keras mencontek# dorongan untuk mengemukakan pendapat dan bertanya# penghargaan atas perbedaan pendapat# penghargaan atas kerja keras# dorongan untuk memecahkan soal sendiri# keterbukaan untuk dikoreksi dan seterusnya. )kti.itas!akti.itas ini selanjutnya harus dilakukan setiap hari dan terus dipantau perkembangan oleh mereka yang diberi kewenangan penuh. ;. Sumber eilmuan %)cademic (esource* Sumber eilmuan disini adalah berupa prasarana dalam kegiatan pengajaran# yaitu buku# alat peraga dan teknologi. Semua hal ini harus dapat dieksploitasi dengan baik untuk mendukung setiap proses pengajaran dan juga dalam membangun atmosfer akademik yang hendak diciptakan. )palagi pengajaran menganut pendekatan yang kongkrit# maka guru harus dapat menggunakan hal!hal yang umum disekitar kita seperti" mata uang dan jam# sebagai alat peraga. B.4 -paya -ntuk Meningkatkan ualitas Pendidikan ). Peningkatan ualitas Auru Auru yang memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peerta didik. Pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman nilai!nilai dasar yang luhur sebagai cita!cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan bathin# yang ditempuh melalui pendidikan agama dan pendidikan umum. 6leh karena itu harus mampu mendidik diperbagai hal# agar ia menjadi seorang pendidik yang proposional. Sehingga mampu mendidik peserta didik dalam kreati.itas dan kehidupan sehari!harinya. -ntuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam pembelajaran# perlu ditingkatkan melalui cara!cara sebagai berikut" 8. Mengikuti Penataran Menurut para ahli bahwa penataran adalah semua usaha pendidikan dan pengalaman untuk meningkatkan keahlian guru menyelarasikan pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang!bidang masing! masing.G8?H Sedangkan kegiatan penataran itu sendiri di tujukan"

a. Mempertinggi mutu petugas sebagai profesinya masing!masing. b. Meningkatkan efesiensi kerja menuju arah tercapainya hasil yang optimal. c. Perkembangan kegairahan kerja dan peningkatan kesejahteraan.G8<H 0adi penataran itu dapat meningkatkan efekti.itas dan efisiensi kerja# keahlian dan peningkatan terutama pendidikan untuk menghadapi arus globaliasi. B. Mengikuti ursus! ursus Pendidikan /al ini akan menambah wawasan# adapun kursus!kursus biasanya meliputi pendidikan arab dan inggris serta computer. 4. Memperbanyak Membaca Menjadi guru professional tidak hanya menguasai atau membaca dan hanya berpedoman pada satu atau beberapa buku saja# guru yang berprofesional haruslah banyak membaca berbagai macam buku untuk menambah bahan materi yang akan disampaikan sehingga sebagai pendidik tidak akan kekurangab pengetahuan!pengetahuan dan informasi! informasi yang muncul dan berkembang di dalam mayarakat. ;. Mengadakan unjungan esekolah 3ain %studi komperatif* Suatu hal yang sangat penting seorang guru mengadakan kunjungan antar sekolah sehingga akan menambah wawasan pengetahuan# bertukar pikiran dan informasi tentang kemajuan sekolah. ,ni akan menambah dan melengkapi pengetahuan yang dimilikinya serta mengatai permasalahan!permasalahan dan kekurangan yang terjadi sehingga peningkatan pendidikan akan bisa tercapai dengan cepat. :. Mengadakan /ubungan +engan Cali Siswa Mengadakan pertemuan dengan wali siswa sangatlah penting sekali# karena dengan ini guru dan orang tua akan dapat saling berkomunikasi# mengetahui dan menjaga peserta didik serta bisa mengarahkan pada perbuatan yang positif. arena jam pendidikan yang diberikan di sekolah lebih sedikit apabila dibandingkan jam pendidikan di dalam keluarga. 1. Peningkatan Materi +alam rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan materi perlu sekali mendapat perhatian karena dengan lengkapnya meteri yang diberikan tentu akan menambah lebih luas akan pengetahuan. /al ini akan memungkinkan peserta didik dalam menjalankan dan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dengan baik dan benar. Materi yang disampaikan pendidik harus mampu menjabarkan sesuai yang tercantum dalam kurikulum. Pendidik harus menguasai materi dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan dan lebih actual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dan termoti.asi mempelajari pelajaran. 2. Peningkatan dalam Pemakaian Metode

Metode merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan# maka sebagai salah satu indicator dalam peningkatan kualitas pendidikan perlu adanya peningkatan dalam pemakaian metode. Fang dimakud dengan peningkatan metode disini# bukanlah menciptakan atau membuat metode baru# akan tetapi bagaimana caranya penerapannya atau penggunaanya yang sesuai dengan materi yang disajikan# sehingga mmperoleh hasil yang memuaskan dalam proses belajar mengajar. Pemakaian metode ini hendaknya ber.ariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan dan jenuh atau monoton. -ntuk itulah dalam penyampaian metode pendidik harus memperhatikan hal! hal sebagai berikut" 8* Selalu berorientasi pada tujuan B* &idak hanya terikat pada suatu alternatif saja 4* Mempergunakan berbagai metode sebagai suatu kombinasi# misalnya" metode ceramah dengan tanya jawab. 0adi usaha tersebut merupakan upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada peserta didik diera yang emakin modern. +. Peningkatan Sarana Sarana adalah alat atau metode dan teknik yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan efekti.itas komunikasi dan interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.G8>H +ari segi sarana tersebut perlu diperhatikan adanya usaha meningkatkan sebagai berikut" 8* Mengerti secara mendalam tentang fungsi atau kegunaan media pendidikan B* Mengerti pengunaan media pendidikan secara tepat dalam interaksi belaja mengajar 4* Pembuatan media harus sederhana dan mudah ;* Memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi yang akan diajarkan. Semua sekolah meliputi peralatan dan perlengkapan tentang sarana dan prasarana# ini dijelaskan dalam buku )dmitrasi Pendidikan yang disusun oleh &im +osen ,P , ,P Malang menjelaskan" sarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah# contoh" gedung sekolah %school building*# ruangan meja# kursi# alat peraga# dan lain!lainnya. Sedangkan prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak langung menunjang jalannya proses belajar mngajar atau pendidikan di sekolah# sebagai contoh" jalan menuju sekolah# halaman sekolah# tata tertib sekolah dan semuanya yang berkenaan dengan sekolah.G89H 7. Peningkatan ualitas 1elajar +alam setiap proses belajar mengajar yang dialami peserta didik selamanya lancar seperti yang diharapkan# kadang!kadang mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar. endala tersebut perlu diatasi dengan berbagai usaha sebagai berikut"

8* Memberi (angsangan Minat belajar seseorang berhubungan dengan perasaan seseorang. Pendidikan harus menggunakan metode yang sesuai sehingga merangsang minat untuk belajar dan mempelajari baik dari segi bahasa maupun mimic dari wajah dengan mem.ariasikan setiap metode yang dipakai. +ari sini menimbulkan yang namanya cinta terhadap bidang studi# sebab pendidik mampu memberikan ransangan terhadap peserta didik untuk belajar# karena yang disajikan benar!benar mengenai atau mengarah pada diri peserta didik yang dilakukan dalam kehidupan sehari!hari. Selanjutnya setelah peserta didik terangsang terhadap pendidikan maka pendidik tinggal memberikan moti.asi secara kontinew. 6leh karena itu pendidik atau lembaga tinggal memberikan atau menyediakan sarana dan prasarana saja# sehingga peserta didik dapat menerima pengalaman yang dapat menyenangkan hati para peserta didik sehingga menjadikan peserta didik belajar semangat. B* Memberikan Moti.asi 1elajar Moti.asi adalah sebagai pendorong peserta didik yang berguna untuk menumbuhkan dan menggerakkan bakat peserta didik secara integral dalam dunia belajar# yaitu dengan diambil dari sisitem nilai hidup peserta didik dan ditujukan kepada penjelasan tugas!tugas. Moti.asi merupakan daya penggerak yang besar dalam proses belajar mengajar# moti.asi yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa" a. Memberikan penghargaan. -saha!usaha meyenangkan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi yang bagus# baik berupa kata!kata# benda# simbul atau berupa angka %nilai*. Penghargaan ini bertujuan agar peserta didik selalu termoti.asi untuk lebih giat belajar dan mampu bersaing dengan teman!temannya secara sehat# karena dengan itu pendidik akan mudah meningkatkan kualita pendidikan. b. Memberikan hukuman. Pemberian hukuman ini bersifat mendidik artinya bentuk hukuman itu sendiri berkaitan dengan pembelajaran. /al ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan. c. Mengadakan kompetisi dan lomba. Pengadaan ini dipergunakan untuk meningkatkan prestasi peserta didik untuk membantu peserta didik dalam pembentukan mental yang tangguh selain pembentukan pengetahuan.untuk membantu proses pengajaran yang selalu dimulai dari hal!hal yang nyata bagi siswa.

(e.italisasi Pendidikan Non Jormal

+i dalam -- No.B= &ahun B==4 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal B? dan B< disebutkan pedidikan non formal dan informal diakui keberadaannya oleh undang!undang sebagai pengganti' pelengkap pendidikan formal. Pembinaannya di bawah +itjen PNJ,# dahulu dikenal dengan nama +itjen Pendidikan 3uar Sekolah. Secara konsisten berfungsi melayani kebutuhan masyarakat. ontribusi +itjen PNJ, bagi pendidikan masyarakat semakin luas dan perkembangannya menggembirakan. 2ontoh program pendidikan non formal %pnf* seperti kejar paket# life skills %keterampilan atau kecakapan hidup*# P)-+# eaksaraan %pemberantasan buta hurup*# kesetaraan gender K /)M. Penyelenggaranya dapat berupa P 1M %Pusat egiatan 1elajar Masyarakat*# 1alai 1elajar 1ersama# &1M %&aman 1acaan Masyarakat*# &PI# yayasan# atau perkumpulan yang mendapat ijin operasional. )dapun pendidikan informal seperti home schooling yang dapat dilakukan oleh keluarga atau lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Namun sayangnya persamaan kedudukan hukum kedua jalur pendidikan formal dan non formal tersebut kurang diikuti asas proporsional alokasi anggaran dalam )P1N' )P1+ untuk pendidikan non formal dibandingkan formal. )kibatnya penyelenggaraan lembaga!lembaga pendidikan non formal tidak diselenggarakan secara massif.&idak seperti sekolah!sekolah pada pendidikan formal tampak merata di seluruh,ndonesia. +isparitas anggaran keduanya cukup besar. /al tersebut dapat dilihat dari terbatasnya anggaran +itjen PNJ, ementerian Pendidik Nasional. Sehingga pemerintah pusat harus berbagi tanggung jawab dengan pemerintah daerah. Masalahnya tidak semua pemerintah daerah merespon alokasi anggaran pnf yang memadai. )lokasi anggaran B= L dari )P1N')P1+ untuk pendidikan seharusnya terlihat nyata mengalir deras ke pendidikan non formal yang dapat membuktikan hasil reformasi ,ndonesia memihak pendidikan rakyat miskin mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Maka urgensi kenaikan anggaran pendidikan non formal dan informal secara signifikan sangat mendesak. Sebagai bentuk rasionalisasi anggaran pendidikan di )P1N'+. +engan dasar!dasar penyusunan anggaran yang melatarbelakanginya sbb " 8. 0umlah sasaran. -ser atau pengguna jasa pendidikan non formal secara potensial jumlahnya relatif sama besar dengan pendidikan formal. Carga belajar pnf mulai dari usia pra sekolah# usia kerja# lanjut usia dan putus sekolah. alau tidak ada jalur pnf# bagaimana nasib mereka yang tidak menjangkau pendidikan formal karena batasan usia dll. Masa pembelajaran adalah sepanjang hayat. 1isa ditempuh melalui pnf# salah satu keunggulannya. /al tersebut dijamin --+# bahwa setiap warga negara berhak mendapat akses pendidikan dari pemerintah# tentunya selama hidupnya. B. Materi pendidikan non formal bersentuhan langsung dengan kebutuhan riel masyarakat karena dikaitkan dengan pemberdayaan atau kecakapan hidup. Sehingga berdampak langsung dengan peningkatan kesejahteraan hidupnya. Membuat mereka menjatuhkan pilihan pendidikan alternatif dengan memasuki jalur pnf. Selanjutnya perubahan paradigma alokasi anggaran pendidikan formal!non formal harus juga didukung sikap mental dan pendekatan aparaturnya. Stake holder pendidikan formal

umumnya berpendidikan tinggi maka ementerian Pendidikan Nasional cendrerung berfungsi administrati.e. 1erbeda halnya komunitas pnf umumnya bagian dari masyarakat marginal kurang berpendidikan. &reatment masyarakat seperti ini membutuhkan birokrat di dinas pendidikan terutama kabid pnfi atau kasi pls sebagai ujung tombak melakukan peranan agent of change. Memiliki jiwa relawan# pro aktif dan kemampuan rekayasa sosial. Sebagai contoh apabila masyarakat mengajukan ijin operasional P 1M dinilai belum memenuhi syarat# maka selanjutnya tidak hanya menunggu inisiatif' perbaikan dari masyarakat selaku penyelenggara. Namun bersama!sama instansi teknis ikut membenahi kekurangannya. Mengingat terbatasnya sumberdaya masyarakat yang dimiliki. Sehingga penyelenggara'pengelola tidak babat alas sendirian di tengah kegersangan pendidikan di akar rumput. Prinsip dasar pendidikan non formal dan informal adalah belajar kapan saja# dimana saja# dengan siapa saja. 1erilah masyarakat kesempatan seluas!luasnya melakukan ino.asi pendidikan sesuai kondisi setempat. Pengeterapan reward and punishment secara kaku akan menyulitkan prakarsa dan pertumbuhan pendidikan non formal maupun informal.

0ika pendidikan formal yang establish berdiri sekolah negeri mulai S+ sampai SM) maka di jalur pendidikan non formal pemerintah perlu mempertimbangkan mendirikan P 1M Negeri. 0uga P)-+# &PI# dan () Negeri. Sebagai percontohan kompetensi# akreditasi# dan referensi. Sehingga tidak terkesan diskriminasi dan bekerja hanya di belakang meja# bisa memberikan penilaian tapi tidak memberikan contoh atau bukti menjalankan atau mengamankan kebijakannya sendiri. &idak hanya menyerahkan tanggungjawab pendirian pnfi ke masyarakat yang kapasitasnya serba terbatas. )palagi kalau berangkat dari filosofi di atas# maka ,nstruksi Presiden No.: &ahun B==? tentang Aerakan Nasional Percepatan Penuntasan Cajib 1elajar Pendidikan +asar 9 &ahun untuk batasan anak usia sekolah menurut saya harus diperluas. 0uga berlaku untuk semua orang dewasa di usia kerja. Namun meteri pembelajarannya banyak diarahkan ke orientasi kerja %life skills*.Mungkin istilahnya Cajib 1elajar ejar Paket )!1 terpadu. &ujuan anak sekolah tentunya agar produktif nanti di usia kerja. +an setiap warga negara berhak mendapat standar pendidikan yang sama# tidak terkecuali kepada mereka berusia lanjut yang tidak tuntas melewatkan masa sekolahnya. Sehingga mereka di usia lanjut masih ada kesempatan pendidikan agar benar!benar produktif.-sia lanjut tentu tidak menghapus kewajiban negara mencerdaskan rakyatnya. &erakhir# sekedar untuk memperbaiki image di masyarakat terhadap program kejar paket )# 1 atau 2 lebih baik bukan dikategorikan non formal# tapi sekolah' pendidikan alternati.e# mengingat status lulusannya disamakan sekolah formal. Sehingga di tengah!tengah masyarakat tidak ada lagi dikhotomi formal!non formal.

+emikian pemikiran saya yang sederhana# lahir banyak ditempa di pendidikan non formal maupun informal. &entu saja masih memerlukan dukungan gagasan para ahli pendidikan yang progresif demi kemajuan bangsa.

*E+,!,!K&+ +-+ .-/0&" (*"1 ,&+ *E+2!+3+4& *E+,!,!K&+ 1E5&K 61!& ,!+!
6leh" /. M. Norsanie +arlan Makaalah ini di paparkan dalam Seminar Pendidikan )nak -sia +ini %P)-+* yang diselenggarakan di -ni.ersitas Palangka (aya B> Mei B=88 Pendahuluan Cikipedia bahasa ,ndonesia# dalam ensiklopedia bebas# menuliskan bahwa pendidikan anak usia dini disingkat dengan P)-+ %B=88* adalah"Mjenjang pendidikan sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut# yang diselenggarakan pada jalur formal# nonformal# dan informalM. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik %koordinasi motorik halus dan kasar*# kecerdasan %daya pikir# daya cipta# kecerdasan emosi# kecerdasan spiritual*# sosio emosional %sikap dan perilaku serta agama* bahasa dan komunikasi# sesuai dengan keunikan dan tahap!tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

onsep lama mengakatan# makin maju suatu Negara makin terpelihara anak usia dini. +emikian ungkapan Prof. +judju Sudjana %899<* dan Prof. 7ndang Sumantri %B===* menyebutkan bahwa"M negara maju# memperhatikan balita# demikian orang dewasa dan 3ansia. Sudah menjadi perhatian pemerintahM.pendidikan luar sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkanM. dan jika kita hubungkan dengan 4 jalur pendidikan nasional. Maka di tanah air kita# masih belum seluruhnya dapat dilaksanakan sebagai negara!negara yang telah maju di dunia. +i ,ndonesia perhatian banyak orang masih pada jalur pendidikan formal. % 8 * Para ahli# dari anak usia dini meyakini bahwa anak terlahir dengan membawa segudang potensi yang diturunkan dari gen kedua orang tuanya. Potensi tersebut terdiri dari berbagai kecerdasan atau disebut dengan kecerdasan jamak. Potensi yang dimiliki anak dapat berubah menjadi kompetensi yang baik# apabila dirangsang dan dikembangkan selama kehidupannya. eluarga merupakan lingkungan utama dan pertama yang turut mempengaruhi bagi tumbuhnya perkembangan anak. )kan tetapi sejalan dengan pertambahan usia anak dan perkembangan sosial anak# lingkungan masyarakat memberi pengaruh besar pula pada perkembangan anak itu sendiri. arena itu rangsangan psikososial yang diberikan di lembaga pendidikan luar sekolah atau lembaga yang ada di lingkungan sekitar anak# menjadi sangat penting bagi tumbuh kembang anak khususnya dalam bidang pendidikan informal. Mengingat masih terbatasnya layanan Pendidikan )nak -sia +ini %P)-+* yang ada di masyarakat dibandingkan dengan jumlah anak usia dini %=!? tahun* yang membutuhkannya# maka perlu perkembangan program yang mampu diakses oleh semua sasaran di seluruh wilayah ,ndonesia. &ermasuk dalam kawasan alimantan &engah. -ntuk itulah +irektorat Pendidikan )nak -sia +ini mengembangkan program P)-+ terintegrasi Posyandu dan 1 1# yang dikenal dengan nama Pos P)-+. Program Pos P)-+ terlaksana apabila didukung oleh tenaga kader yang memahami program. 6leh karena itu pembekalan kader merupakan hal yang mutlak untuk dilaksanakan# mengingat tidak semua kader memiliki latar belakang pendidikan terkait dengan anak usia dini. Pembekalan kader yang dilaksanakan pada program Pos P)-+ dilakukan melalui kegiatan pelatihan. Pelatihan merupakan prasyarat bagi kader Posyandu yang akan mengembangkan program Pos P)-+ di lembaganya. Melirik --SPN B==4 ajian 4 0alur Pendidikan Setelah kita melakukan dan memperhatikan apa sebenarnya ke 4 jalur pendidikan dimaksud# sekarang mari kita pelajari secara seksama satu persatu. Namun konsep ini diurut berdasar usia pendidikan itu sendiri# yang diuraikan dalam uraian berikut ini" 8. Pendidikan informal5 adalah pendidikan dalam keluarga. &entunya sudah ada sejak zaman )dam. enapa penulis sebut demikian# karena pendidikan ini bergeser dari dalam keluarga# hingga ke lingkungan di sekitarnya. Seperti ayah memberikan fatuah kepada anak!anaknya. +isini telah muncul mana manfaat dan mana pula yang mudharat. +an pendidikan ini betul!betul muncul dengan sendirinya. Namun anjuran orang lain di lingkungan itu# dapat diterima oleh yang lain sebagai bahan masa depannya kelak. 2ontoh secara realita bagi kita disaat pendidikan keluarga ini muncul membiasakan orang lain dan dirinya sendiri dalam berperilaku yang baik. )nak kecil dilatih untuk menggunakan tangan kanan# misalnya dalam menerima ataupun menyerahkan sesuatu kepada orang

lain. &erlebih kepada orang yang lebih tua. Sehingga anak jadi terbiasa melakukannya. 2ontoh lain bersikap sopan terhadap orang lain# agar ia tidak menjadi celaan sesama teman bermainnya. Munculnya sikap berperilaku agar menghormati orang yang lebih tua dan juga sesama segenerasinya dsb. +i kalangan masyarakat ada yang mempertanyakan. enapa beda di +epartemen dengan realita di masyarakat dengan adanya Pendidikan )nak -sia +ini %P)-+* ia ada di +irjend Pendidikan 3uar Sekolah %P3S*. Sedangkan & ada Subdin di +inas Pendidikan dan ebudayaan yang tidak menengok ke pusat. Sehingga & tidak berada di Subdin P3S. Pertanyaan ini sering menggelitik dan menggelikan# kalau proyeknya besar ia tidak akan diserahkan pada Sub +in P3S. &api kalau tidak ada yang memroyekkan maka pekerjaan & dan Paud baru diserahkan pada Sub+in P3S. Sebaik kita kaji ketingkat pusat# jika di pusat ada di +irjend P3S# kenapa di daerah harus pada Subdin non P3S. &anda tanya pula bagi kalangan P3S organisasi yang mengelola hal ini %ke P3S!an* pun juga banyak ditangani oleh mereka yang non P3S. &erkadang orang!orang P3S sering tak kebagian. Permasalahan seperti ini bagi tenaga P3S berterima kasih. Namun ada kalanya pekerjaan ini# tidak kesampaian sehingga tenaga!tenaga P3S terkesan karena ada proyeknya itulah sehingga mereka terlibat. Namun sebaiknya harus juga betul!betul program kerja organisasi ini# dapat terlaksana dengan baik. +ari berbagai hal tentang pendidikan ,nformal# P)-+ adalah masuk di bagian pendidikan informal. enapa ia menjadi bagian dari pendidikan luar sekolah E karena secara adminstrasi di negeri kita dewasa ini# belum ada jalur ini# yang membinanya. ecuali pendidikan luar sekolah. ,tulah sebabnya di ementrian Pendidikan Nasional dalam masa pembangunan S1F jilid B +irjen P3S berubah nama menjadi +irjen P)-+N,. B. Pendidikan Non Jormal %Pendidikan 3uar Seklolah* biasa disebut dengan P3S merupakan pendidikan masyarakat yang karena sesuatu dan lain hal# seseorang tidak dapat me!nyelesaikan pendidikan di pendidikan formal# maka pendidikan luar sekolah dalam kurun waktu 8; N ;: tahun bisa bergabung ke pendidikan luar sekolah ini# adalah pendidikan yang ternyata lebih tua dari pendidikan formal ini di ,ndonesia. +iawali sejak penjajah pemerintah 1elanda berkeinginan melakukan sesuatu. Maka para pemuda terampil mereka daftar untuk mengikuti kursus tertentu ke tempat yang ditentukan. Misal pihak pemerintah 1elanda berkeinginan mendirikan Aedung Pemerintahan di kota!kota besar di ,ndonesia. Maka mereka kursus para pemuda dalam dunia pertukangan dalam kurun waktu tertentu. Setelah anggaran dari negeri 1elanda datang# maka tenaga kerja yang telah selesai dilatih tersebut mengerjakan 1angunan Aedung antor Pemerintah 1elanda. Sehingga bila kita masih ingat di awal tahun ?=!an masih berdiri gedung!gedung pemerintah 1elanda baik di Pro.insi maupun abupaten# bahkan sampai tahun!tahun pertengan <=!an. /anya saja typenya yang berbeda. Makin besar jumlah penduduk maka mikin besar pula gedung yang didirikan. 2ontoh lain yang masih sebagian ada menjadi munomen seperti" Aereja# di 0akarta# Fogyakarta# Surabaya# Makassar dan kota!kota lainnya. 1entuknya hampir sama# 2uma besarnya yang berbeda. Proses pelatihan atau kursus pertukangan yang dilaksanakan pemerintah negeri 1elanda ini adalah awal munculnya pendidikan Nonformal % PNJ* di tanah air kita. +alam masa kemerdekaan sekarang ini penulis mencoba memberikan contoh masa orde baru# yakni Masjid dari" Fayasan )mal 1hakti Muslim Pancasila ,ndonesia. /ampir di semua kota abupaten ada# tinggal typenya yang berbeda. Penulis saat menulis edisi ini# dalam masa reformasi belum melihat secara jelas apa peninggalan untuk masa depan kita di negeri tercinta ini. Calau dalam masa (eformasi banyak protes karena kebesan yang sudah memuncak# belum banyak hasil!hasil yang

diprotes menemukan titik yang dinantikan oleh banyak orang. P3S bicara dalam hal Jasilitas belajar# tenaga pengajar %tutor*# Carga 1elajar %C1* masih belum selengkap mereka yang berada dalam pendidikan formal. 4. Pendidikan Jormal %Pendidikan persekolahan* adalah suatu pendidikan yang diselenggarakan serba siap. )pakah fasilitas belajarnya# tenaga pengajarnya ataukan siswanya. Munculnya pendidikan fomal adalah paling belakang dari B 0lur sebelumnya. Jasilitas belajar dimaksud adalah" gedung sekolah# materi'buku pelajaran# kurikulum# meja dan kursi belajar# perpustkaan hingga ke media pendidikan seperti 6/P atau sekarang seteraf 32+# internet dll. &enaga pengajar seperti" guru# pengawas# penjaga sekolah bahkan pembayaran gaji mereka sudah disiapkan pemerintah. Sedangkan siswanya sudah ada. arena mendirikan gedung sekolah pasti ada studi kelayakan sebelumnya. Sehingga dipersiapkan segalanya# agar pendidikan formal itu# dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pendidikan formal atau sistem persekolahan ini# sejak dari sekolah dasar hingga pendidikan tertinggi. Maksudnya dari Sekolah +asar'M,# SMP'Mst# SM)'M)N# berbagai Sekolah Menengah ejuruan# )kademi# dan Pendidikan tinggi# yang ada program pasca sarjana dan doktor. Semua hal!hal di atas# sudah disiapakan dengan lengkap. +an tidak ada yang selesai kurang dari setahun. )rtinya dalam program persekolah atau dengan kata lain dalam pendidikan formal ini# betul! betul meng!gunakan waktu# punya tempat# dan tenaga pengajarnya. Namun di ,ndonesia pendidikan baru sejak B Mei 89=>. +engan demikian# berarti urain dingkat tentang 4 konsep dasar pendidikan yang ditampilkan di atas# menurut urut pendidikan yang kita setiap setiap umat manusia sejak awal. Sehingga uaian ini memberikan setitik pengetahuan dasar bagi para ahli dibidang pendidikan untuk berpikir dan menganalisis pada kita semua bahwa dalam SPN kita# ternyata jalur pendidikan berubah!rubah berdasarkan kebutuhan para konseptor di negeri ini. P3S dan Mitra kerjanya 1anyak mitra kerja pendidikan luar sekolah. Namun tidak banyak orang yang tahu persis bahwa kerjanya sama dengan pendidikan luar sekolah. Selama periode orde baru# para lulusan atau dengan istilah lain sarjana pendidikan luar sekolah di diterima dan diangkat sebagai pekerja pada berbagai antor +inas'1adan seperti" +inas Pendidikan# +inas Sosial# +inas &enaga erja# +inas Perindustrian# 1adan eluarga 1erencana dan ependudukan# 1adan +iklat dan berbagai instansi pemerintah lainnya. Mereka tersebut tidak pernah mengeluh dan ditolak kepegawaiannya. Sejak awal bekerja hingga memasuki usia pensiun. +engan demikian P3S punya mitra kerja yang sejak lama. &idak sebatas itu saja# lulusan P3S J ,P juga di +epartemen )gama# +epartemen ehakiman. +an berbagai instansi lain selama mereka tidak tidak membatasi secara sepersifik. 1iasanya pada saat usulan promasi kerja satu atau dua tahun kedepan sangat tergantung dengan permintaan kepegawaian. )tau kepala kantornya. )pa lagi dalam bakal penerimaan calon ini ada Nnya. Sehingga sangat menyulitkan calon pekerja pada bidangnya. Strategi P)-+

Pendidikan )nak -sia +ini# menurut" ristanto %B==>* adalah"OMmenempati yang amat strategis# dalam penyiapan Sumber +aya Manusia masa depan. arena Pos P)-+ selain perkembangan intelektual terjadi yang amat pesat pada tahun!tahun awal kehidupan setiap anakM. 1erbagai kajian juga menyimpulkan bahwa pembentukan karakter manusia juga pada fase usia dini. P)-+ Membangunan arakter 1angsa 1erbicara tentang P)-+ ke masa depan menurut 7di Caluyo %B=8=* adalah"Muntuk membangun karakter anak sejak dini# sangat penting bagi orang tua dan guru'tutor# harapannya agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik. Membangun karekter anak dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal# non formal maupun informalM. pendapat di atas# secara jelas P)-+ sudah membangun karakter generasi penerus bangsa. +engan demakin meningkatnya perhatian orang tua dan pemerintah terhadap pendidikan anak usia dini# disatu sisi merupakan hal yang sangat menggembirakan. )kan tetapi# disisi lain# seringkali orangtua dan pendidik juga masih memiliki pandangan yang kurang tepat dan sempit tentang proses pelaksanaan pembentukan pribadi pada anak usia dini# yakni terbatas pada kegiatan akademik saja seperti membaca# menulis# menghitung# dan mengasah kreati.itas. +asar /ukum 8. -ndang!-ndang +asar 89;:. B. -ndang!-ndang Nomor B4 tahun B==B tentang Perlindungan )nak. 4. -ndang!-ndang Nomor B= tahun B==4 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta dicanangkannya Aerakan Nasional Pendidikan )nak -sia +ini oleh Presiden (, pada tanggal B4 0uli B==4.

;. -ndang!-ndang Nomor 8< tahun B==< tentang (encana Pembangunan 0angka Panjang Nasional &ahun B==;!B=B:. :. Permendiknas No.48 tahun B==< tentang 6rganisasi dan &atakerja +irjend Pendidikan Nonformal dan ,nformal atau sebelumnya disebut P3S.

?. Strategi Nasional Pengembangan )nak -sia +ini /olistik ,ntegratif.

Satuan pendidikan penyelenggaraan P)-+


P P P P P P P P P &aman anak!kanak %& * (audatul )thfal %()* 1ustanul )thfal %1)* elompok 1ermain % 1* &aman Penitipan )nak %&P)* Satuan P)-+ Sejenis %SPS* Sekolah +asar elas )wal %kelas 8#B#4* 1ina eluarga 1alita Pos Pelayanan &erpadu %Posyandu*

P P

eluarga 3ingkungan

Pengertian )da beberapa yang perlu dicermati dalam penulisan ini# dari sejumlah pengertian berikut" 8.Pendidikan )nak -sia +ini %P)-+* menurut -- No B='B==4 tentang sikdiknas adalah"Msuatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejenis sejak lahir# sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjutM. B.Pendidikan )nak -sia +ini %P)-+* menurut /amid Muhammad %B==>* yaitu"Msatuan P)-+ sejenis adalah bentuk!bentuk jalur non formal selain kelompok 1ermain dan &aman Penitipan )nak yang penyelenggaraannnya dapat diintegrasikan dengan berbagai program layanan )nak -sia +ini yang telah ada di masyarakat seperti" P6SF)N+-# 1ina eluarga 1alita %1 1*# &aman Pendidikan )l!IurOan# Sekolah Minggi# 1ina ,man )nak# atau layanan terkait lainnyaM. 4.Pos P)-+ menurut" Sudjarwo %B==>* adalah"Mbentuk layanan P)-+ yang penyelenggaraannya diintegrasikan dengan layanan 1ina eluarga 1alita %1 1* dan PosyanduM. ;.Pedoman penyelenggaraan Pos P)-+ adalah acuan minimal dalam penyelenggaraan P)-+ yang diselenggarakan dalam bentuk Pos P)-+. :.Pendidikan ,nformal adalah pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri -- Sisdiknas tahun B==4 Pasal B< ayat %8* bahwa pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. &ujuan Program 8.Sebagai pemberian model layanan P)-+ yang dapat menjangkau masyarakat luas hingga ke pelosok pedesaan5 B.Memberikan wahana bermain yang mendidik bagi anak!anak usia dini yang tidak terlayani P)-+ lainnya5 4.Memberikan contoh kepada orang tua keluarga tentang cara!cara pemberian rangsangan pendidikan kepada anak untuk dilanjutkan di rumah. ;.Sebagai acuan bagi petugas terkait dalam membina pelaksanaan program pendidikan orangtua %parenting* di lembaga P)-+ Nonformal. :.Sebagai pedoman bagi lembaga P)-+ Nonformal dalam menye!lenggarakan program pendidikan orangtua %parenting*. &ujuan Penyampaian Makalah 8.-ntuk memenuhi surat permintaan panitia# nomor" =8'P)N!Seminar!Pend'Q'B=88 tertanggal B4 Mei B=88.

B.Memperhatikan terhadap program pengajaran P)-+ yang berbasis dalam rangka peletakan dasar pola sikap# perilaku dan kecerdasan pada anak usia dini. 4.-ntuk menyampaikan berbagai hasil pertemuan di berbagai pro.insi tentang P)-+ di tanah )ir. &erlebih di Makassar# Surabaya dan berbagai tempat tentang masa depan bangsa. +alam rangka pemcapaian tujuan yang diinginkan# melalui gagasan pelaksanakaan program seminar yang bertema" Mprogram pengajaran yang berbasis karakter dalam rangka peletakan dasar pola sikap# perilaku dan kecerdasan anak usia diniM. +iharapkan mampu mendobrak dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pelaku program P)-+ %guru & # Play Aroup# ()# &P)# Sekolah Minggu# sejenis bahkan orang tua'wali murid dll. Melirik Sejarah P)-+ Sungguh konsep pendirian nama P)-+ ini tidak saja bergulir dengan mudah. Sebab sejak tahun 8999 penulis sudah pernah dipanggil oleh salah satu direktorat pada +irjen P3S ementrian Pendidikan Nasional 0akarta. &ahun itu# ada proyek anggaran penyusunan buku sadah pada titik berakhir. Sementara buku yang mereka tulis belum mencukupi harapan yang diinginkan. Penulis diminta oleh beberapa tenaga di +iknas# kebetulan karena beban kuliah mengambil program +oktor begitu berat. Sehingga keinginan mereka dari ementrian Pendidikan Nasional tidak akan mempercepat penyelesaian studi. Namun terus terang nama P)-+ masa itu judul bukunya# adalah masih disebut dengan P)+- dengan kepanjangan" Pendidikan )nak +ini -sia. Penulis sempat berkalakar kalau P)+- sih bahasa di desa kelahiran saya adalah bagian belakang dari rumah yang disana ada" dapur# ruang makan# ruang cuci piring dll. Setahun kemudian berubah nama dengan" P)-+ yang kepanjang!annya adalah" Pendidikan )nak -sia +ini# istilah ini berkembang hingga sekarang. Saat itu juga masih dipertanyakan apakah buku yang mereka tulis itu# ada hubunganya dengan taman kanak!kanak# mereka menjawab# & pada saatnya proyeknya dihentikan. Maka pada waktunya P)-+ yang akan menggantikannya. Memperhatikan munculnya P)-+ di tanah air# tidak bisa dilepaskan dari kreati.itas para tenaga profesional P3S. hususnya di +irjen P3S masa itu yang sekarang dalam nomenklator yang baru adalah" +irjen P)-+N, dengan kepanjangan +irjen Pendidikan )nak -sia +ini# Nonformal dan ,nformal. Namun secara realita pendirian 0urusan atau Prodi P)-+# sering mengabaikan terhadap institusi pendahulunya yaitu" 0urusan'Program studi P3S. &erkadang tidak seorangpun dosen P3S terlibat dalam membina P)-+. Sejumlah pejabat di +irjen P)-+N, ementrian pendidikan Nasional (,# mereka sulit menempatkan posisi +irektorat P)-+ harus di ditempatkan di mana. Setelah mempelajari terhadap pendidikan informal yang termasuk pada P)-+ ini# maka disebut +irjen ini# ditempatkan P)-+ lebih dahulu dibanding dengan +irjen yang lain. arena sejak pendidikan masyarakat tempoe doeloe dengan sangat menyesal harus mendahulukan nama yang paling lebih muda menjadi" +irjen P)-+N,. &api yang jelas P)-+ adalah +irektorat yang paling muda pada +ierjen P3S. Sehingga cemooh para dosen P3S 0urusan'Prodi P)-+ adalah adik termuda# dan harus mendapatkan pembinaan dari 0urusan'Prodi P3S. arena P3S adalah kakak tuanya. +an bahkan kehadiran P)-+ ada kalanya tidak tahu menahu dengan P3S. Padahal P3S adalah kakak tuanya. Pendirian ,nstitusi P)-+

+alam mendirikan institusi PA!P)-+ tentu harus di daduhului dengan adanya tenaga pengajar %dosen* pada bidangnya# fasilitas belajar# dan yang paling utama adalah mahasiswa. +i berbagai daerah keterlibatan tenaga dosen P3S sangat besar. +isamping tenaga yang berlatar belakang psikologi pendidikan. di kalangan dosen P3S banyak mata kuliah yang terkait dengan pendidikan anak usia dini. Sejak lama sudah sebagai hasil pertemuan guru besar P3S se ,ndonesia# bahwa setiap 0urusan'Prodi P3S harus menampilkan mata kuliah P)-+. 1ahkan mahasiswa P3S pada tingkat akhir harus ada mata kuliah minor tentang P)-+. &ujuannya untuk memenuhi kesenjangan tenaga P)-+ di berbagai daerah di tanah air. +engan berdirinya Prodi P)-+ di -ni.ersitas Palangka (aya# kami semua dosen P3S menyambut gembira dengan kehadiran )dik kandung dari Prodi P3S ini. /anya saja# setelah berdirinya Prodi P)-+ di -npar ini# terjadi kesimpang siuran pada dosen P3S kenapa dan siapa dosen P3S yang terlibat dalam P)-+ ini. )da kalanya dari emendikmas menelpon untuk hadir dalam acara!acara tertentu tentang P)-+ kepada dosen P3S. &api sayangnya yang ditelpon tidak ada sama sekali turut mengajar di P)-+ sehingga mengurungkan hadir karena merasa tidak ada keguna!annya jika hadir dalam pertemuan itu. 3ahan P3S ami sesama dosen di lingkungn P3S sering terperanjat dan ada kalanya berterima kasih lahan P3S sering dikerjakan oleh orang yang kesarjanaannya bukan sama sekali ada keterkaitan dengan ilmu P3S. Namun untuk membahagiakan hati atas kekecewaan itu# saya sebagai penulis yang selaku guru besar bidang P3S berterima kasih. )tas orang lain yang mau mengerjakan pekerjaan P3S. +osen P3S yang lain# secara sadar ataupun tidak. ,a mengatakan bahwa"M kalau berbau duit# rebutan orang non P3S mengambil. &api kalau tidak jadi duit pekerjaannya diserahkan kepada kami dosen!dosen P3SM hal ini mungkin tumbahan kekecewaan sejawat saya. Memang secara realita hal itu ada beberapa bukti kuat. &erkadang mereka yang bekerja demi P3S bertemu kami malu sendiri.
Sumber http"''norsanie.blogspot.com'search'label'danLB=P3S

8. 26N&6/ P7N+,+, )N ,NJ6(M)3 B. )gama B. 1udi pekerti 4. 7tika ;. Sopan santun :. Moral ?. Sosialisasi %http"''id.wikipedia.org'wiki'PendidikanRinformal*

8. P7NF737NAA)() P7N+,+, )N ,NJ6(M)3

B.

eluarga

B. 3ingkungan %http"''id.wikipedia.org'wiki'PendidikanRinformal*

8. 2,(, N 2,(, P7N+,+, )N ,NJ6(M)3 +apat diidentifikasi ciri!ciri umum pendidikan informal sebagai berikut. a* Pendidikan berlangsung terus!menerus tanpa mengenal tempat dan waktu. b* c* Auru adalah orang tua. &idak adanya manajemen yang jelas.

%http"''id.sh.oong.com'social!sciences'sociology'B8;;94>!kegiatan!lembaga!pendidikan! informal'*.

)dapun ciri!ciri proses pendidikan dalam keluarga yang berfungsi bagi perkembangan anak adalah sebagai berikut. a* Proses pendidikan tidak terikat oleh waktu dan tempat. )rtinya# proses pendidikan yang dilakukan dalam pendidikan informal tidak menentukan kapan dan di mana proses belajar itu. b* Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid# atau sebaliknya# proses belajar sosial atau sosialisasi berlangsung antara anggota yang satu dengan anggota yang lain# tanpa ditentukan siapa yang menjadi guru dan siapa yang menjadi murid. Namun demikian# proses belajar sosial atau sosialisasi akan dilakukan oleh orang tua# saudara# dan kerabat dekatnya. +engan demikian# pendidikan ini sifatnya alami sesuai dengan kondisi apa adanya. c* Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya jenjang dan kelanjutan studi# proses pendidikan dalam pendidikan informal tidak adanya jenjang yang menentukan untuk dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. arena sifatnya yang informal itulah# maka hasil dari proses pendidikan dalam keluarga dapat terlihat dari kualitas diri atau kepribadian anggota keluarga dalam kehidupan sehari!hari. d* Proses dapat berlangsung antar!anggota keluarga# proses pendidikan ini berlangsung dari orang tua# saudara# paman# bibi atau kerabat terdekat dalam keluarga. +engan demikian# tidak mengenal persyaratan usia# fisik# mental# tidak ada kurikulum# jadwal# metodologi# dan e.aluasi %http"''id.sh.oong.com'social!sciences'sociology'B8;;94>! kegiatan!lembaga!pendidikan!informal'*.

8. P7()N)N 73-)(A) +i dalam lingkungan informal# seseorang secara sadar atau tidak# disengaja atau tidak# direncanakan atau tidak# memperoleh sejumlah pengalaman yang berharga# sejak lahir hingga akhir hayatnya. 3embaga keluarga merupakan lembaga terkecil yang pertama kali dialami oleh seorang indi.idu# yang dapat mengajarkan berbagai peran dan nilai!nilai sosial. +alam proses sosialisasi# keluarga memiliki peranan penting# terutama dalam memperkenalkan tentang hal hal!berikut ini. a* Penguasaan +iri.

Masyarakat menuntut adanya penguasaan dan penyelarasan diri dengan segala norma dan aturan yang ada terhadap anggotaanggotanya. Peranan orang tua dalam melatih anak!anaknya untuk menguasai diri dapat dilakukan dengan pelatihan bagaimana cara memelihara dan menjaga kebersihan dirinya. Penguasaan diri ini berkembang# dari yang bersifat fisik sampai emosional. )nak harus belajar menahan kemarahannya terhadap orang tua atau saudarasaudaranya. Penguasaan diri sangat penting artinya bagi kestabilan kejiwaan anak dalam pergaulan sehari!hari. &anpa memiliki kemampuan untuk menguasai diri# maka kejiwaan anak tidak akan stabil# dan mengganggu proses perkembangannya. b* Nilai!Nilai

Penanaman nilai!nilai dapat dilakukan bersamaan dengan pelatihan penguasaan diri# bagaimana anak dapat meminjamkan alat permainannya kepada temannya# dan juga kepadanya diajarkan kerjasama. Sebagai contoh# sambil mengajarkan anak menguasai diri agar tidak bermain!main sebelum mengerjakan pekerjaan rumahnya# kepadanya diajarkan nilai sukses dalam pekerjaan. Nilai!nilai demikian sangat besar fungsinya bagi proses internalisasi kebiasaan baik pada anak. c* Peranan!Peranan Sosial

Pengenalan dan belajar tentang peran!peran sosial dapat terjadi melalui interaksi dalam keluarga. Setelah dalam diri anak tertanam pengusaan diri# dan nilai!nilai sosial yang dapat membedakan dirinya dengan orang lain# ia mulai mempelajari peran!peran sosial yang sesuai dengan gambaran dirinya. ,a mempelajari peranannya sebagai anak# sebagai saudara %kakak'adik*# sebagai laki!laki atau perempuan. +engan mengenal perannya# baik dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat# maka anak akan dapat berperan dengan baik sesuai dengan fungsinya dalam peranan tersebut. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang berlangsung dalam keluarga sejak anak dilahirkan# dimana seseorang secara sadar atau tidak# disengaja atau tidak# direncanakan atau tidak# memperoleh sejumlah pengalaman yang berharga# sejak lahir hingga akhir hayatnya. Pengalaman!pengalaman dalam keluarga inilah yang disebut dengan proses pendidikan informal %http"''id.sh.oong.com'social!sciences'sociology'B8;;94>!kegiatan!lembaga! pendidikan!informal'*.

+. Program Sekolah Aratis ebijakan ini adalah aplikasi dari kebijakan -ndang!-ndang +asar 89;: sebagai dasar negara telah memberikan jaminan bagi setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan adalah hak setiap warga negara. Pemerintah wajib membuat anggaran biaya untuk warga negara yang memadai sehingga pendidikan dapat diselenggarakan tanpa memungut biaya atau gratis melalui pembiayaan kas negara. --+ 89;: hasil amandemen juga telah mengamanatkan B=L anggaran pendidikan. Sebagai upaya untuk mewujudkan amanat tersebut# pemerintah sejak bulan 0uli B==: telah mengeluarkan kebijakan tentang 1antuan 6perasional sekolah %16S*. &ahun B==9 biaya satuan 1antuan 6perasional Sekolah %16S* mengalami peningkatan. Peningkatan biaya tersebut telah dijadikan pilar utama bagi pemerintah untuk mewujudkan pendidikan gratis pada tingkat pendidikan dasar terutama pada sekolah!sekolah negeri dan menggratiskan seluruh siswa miskin pada sekolah swasta.

Sekolah Aratis merupakan program pemerintah untuk membebaskan biaya sekolah dari Sekolah +asar %S+* dan Sekolah 3anjutan &inggat Pertama %S3&P*. Pada &ahun B==9 )nggaran berasal dari B= L persen dari anggaran pendidikan atau kurang lebih (p B=< triliun. (inciannya# (p 8=: triliun gaji guru# (p ?= triliun khusus buat +epdiknas# (p 8? triliun pembiayaan 16S# sisanya B? triliun untuk alokasi lain. Sekolah gratis juga dilandasi oleh kebijakan hukum dari Peraturan Pemerintah Nomor ;> &ahun B==> tentang Pendanaan. Peraturan Pemerintah No. ;> &ahun B==> tentang Pendanaan Pendidikan# jenis!jenis biaya pendidikan semakin jelas dan gamblang. Menurut Peraturan Pemerintah ini biaya pendidikan dikategorikan menjadi 4 jenis# yaitu 1iaya Satuan Pendidikan# 1iaya Penyelenggaraan dan'atau Pengelolaan Pendidikan# serta 1iaya Pribadi Peserta +idik. -ntuk biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan meliputi5 biaya in.estasi# biaya operasional# bantuan biaya pendidikan# dan beasiswa. )dapun 16S merupakan program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya operasional bagi satuan pendidikan dasar. Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik# yang memungkinkan ketiga dimensi kemanusiaan paling elementer di atas dapat berkembang secara optimal. +engan demikian# pendidikan seyogyanya menjadi wahana strategis bagi upaya mengembangkan segenap potensi indi.idu# sehingga cita!cita membangun manusia seutuhnya dapat terpecahkan. Pemerintah dengan segenap usaha melalui kebijakan harus merujudkan pendidikan yang berjalan sesuai undang!undang yang dibuat dan diselaraskan sesuai kebutuhan daerah oleh pemerintah daerah. Salah satu propinsi yang telah membuat peraturan tentang sekolah gratis adalah Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan. Pro.insi ini juga mengeluarkan Perda tentang Penyelenggaraan Program Sekolah Aratis. Pada 89 Maret B==9 diterbitkan Perda Pro.insi Sumatera Selatan No 4 tahun B==9 di Pro.insi Sumatera Selatan. emudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Aubernur Sumatera Selatan Nomor 48 tahun B==9 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Sekolah Aratis di Pro.insi Sumatera Selatan. 1erdasarkan Perda# setiap penduduk Sumatera Selatan dalam usia sekolah berhak mendapatkan pelayanan sekolah gratis. Program tersebut ditujukan kepada siswa mulai dari jenjang S+'S+31'M,#SMP'SMP31'M&s# SM)'SM)31'M)'SM 1ertaraf ,nternasional*# S1, %Sekolah 1ertaraf ,nternasional*# baik negeri maupun swasta# kecuali SSN %Sekolah Standar Nasional*# (S1, %(intisan Sekolah elompok 1elajar % ejar* Paket dan +iniyah. %)mzulian (ifai" B==9* -ntuk penerapan peraturan tersebut pemerintah

memberikan subsidi (p >= ribu'bulan untuk setiap siswa. Namun jumlah tersebut berbeda jauh antara subsidi dari pemerintah dengan kebutuhan ril sekolah. Meskipun pemerintah menjamin pendidikan setiap warga negara dan adalah hak setiap warga negara mendapatkan pendidikan. Sedangkan pemerintah sebagai pihak mengelola pendidikan secara sistematis tapi pihak!pihak terkait harus ikut serta dalam kelangsungan pendidikan yang berkualitas yaitu dari warga itu sendiri atau masyarakat. -Sisdiknas telah mensinyalir bahwa pembiayaan pendidikan tidak hanya merupakan peran pemerintah saja# didalamnya juga melibatkan pemerintah daerah dan peran serta masyarakat. Meskipun program penuntusan masalah )P dengan mengadakan sekolah gratis tetapi perlu dilihat siapa saja siswa yang membutuhkan sekolah gratis tidak menyamaratakan semua siswa untuk di gratiskan. emungkinan kondisi setiap lembaga sekolah yang berbeda dapat dipastikan terjadi perbedaan taraf hidup setiap siswa# ada siswa yang mampu membayar uang sekolah ada pula siswa yang mencukupi bahkan lebih. 1erdasarkan -ndangN-ndang N6. B= &/.B==4 2entang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa ada hak dan kewajiban dari peserta didik. Salah satu hak peserta didik adalah mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. -ntuk kewajiban peserta didik adalah ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan# kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang!undangan yang berlaku. 0elas sekali kewajiban tersebut diperuntukkan bagi siswa yang mampu membayar sekolah sendiri bahkan untuk yang lebih. ewajiban tersebut juga memberi pengecualian untuk siswa yang tidak mapu membayar. -ntuk pengaturan hak dan kewajiban tersebut tentu yang paling tepat untuk mengolahnya dalah pihak sekolah sendiri. Pengolahan yang baik kebijakan pemerintah di masing!masing sekolah menuju pada suatu pendekatan yaitu manajemen berbasis sekolah agar hambatan dan kesenjangan yang terjadi dapat diminimalisir. Sehingga pemeratan pendidikan melalui sekolah gratis dapat mencapai tujuan dan kualitas pendidikan tidak terabaikan.

2ontoh pendidikan non formal Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup# pendidikan anak usia dini# pendidikan kepemudaan# pendidikan pemberdayaan perempuan# pendidikan keaksaraan# pendidikanketerampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket )# Paket 1 dan Paket 2# serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti" Pusat egiatan 1elajar Masyarakat %P 1M*# lembaga kursus# lembaga

pelatihan# kelompok belajar# majelis taklim# sanggar# dan lain sebagainya# serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. ondisi pendidikan non formal Kondisi Pendidikan Pada Masyarakat Marjinal Salah satu kontribusi terbesar terserapnya peserta didik pada program esetaraan maupun ecakapan /idup %3ife Skill* adalah masyarakat marjinal yang berada pada desa tertinggal ' miskin akibat aspek Sumber +aya )lam yang tidak mendukung kehidupan mereka. +ari data yang ada# bahwa jumlah masyarakat miskin tahun B==; sebanyak 4?#8 juta dan tahun B==: meningkat menjadi :; juta# dimana sekitar 8:#; juta penduduk miskin tersebut mendapatkan program 1antuan 3angsung &unai %13&* yang merupakan alokasi dana )P1N dari kompensasi kenaikan 11M. ondisi di atas menjadi semakin rumit ketika terjadi krisis ekonomi yang kedua pada tahun B==<# yang menyebabkan kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin terpuruk# yaitu banyaknya industri keuangan %bank# asuransi# lembaga kredit# dll* yang gulung tikar sehingga terjadi P/ masal. +ampak tersebut menyeret pula pada sektor industri yang masih banyak memiliki hutang pada lembaga keuangan# sehingga terjadi gagal pembayaran. Masyarakat miskin desa ditambah dengan masyarakat miskin kota akibat P/ inilah yang memiliki kontribusi terbesar pada jumlah angka pengangguran terbuka di ,ndonesia yaitu tahun B==4 sebanyak 9#: juta# tahun B==; sebanyak 8=#> juta dan tahun B==: sebanyak 88#B< juta serta jumlah penduduk setengah pengangguran sebanyak 4=#8 juta. Mereka semua adalah penduduk usia produktif yang mengalami penurunan daya beli serta ketidakmampuan menyekolahkan anak mereka# artinya banyak diantara anak N anak mereka yang mengalami putus sekolah atau drop out. 1erdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata N rata lama pendidikan penduduk usia 8: tahun hanya <#8L dibawah pendidikan dasar 9 tahun. )rtinya penduduk dengan usia sampai 8: tahun yang dapat mengenyam pendidikan hanya <#8L. +i lain pihak dapat dilihat pada data angka partisipasi sekolah# yaitu untuk penduduk usia <!8B tahun %S+* 9?L# usia 84!8: tahun %SMP* >8L dan usia 8?!8> tahun %SM)* :=#9<L. /al ini berarti angka partisipasi sekolah menunjukkan tren yang semakin menurun# yaitu semakin tinggi jenjang suatu sekolah# maka semakin menurun kemampuan masyarakat untuk menyekolahkan anak N anak mereka. eberadaaan masyarakat marjinal dengan kondisi sosial# ekonomi# dan pendidikan seperti diatas akan berdampak pada menurunnya kemampuan mereka untuk menyekolahkan anak ! anaknya# sehingga program pemerintah dalam meningkatkan kualitas S+M melalui pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa mengalami stagnasi. )rtinya pemberdayaan masyarakat marjinal akan semakin sulit teratasi tanpa adanya peningkatan taraf hidup %pendapatan* masyarakat. /al ini sesuai dengan fakta di beberapa negara maju# bahwa pendapatan masyarakat yang tinggi akan berbading lurus %berpengaruh* dengan peningkatan kualitas S+M. Sehingga akar permasalahan masyarakat marjinal sebenarnya adalah tidak adanya pendapatan'penghasilan yang memadai di kalangan mereka akibat terputusnya akses ekonomi# sehingga berdampak pada segi!segi kehidupan lainnya# termasuk pendidikan bagi anak!anak mereka. +engan demikian menurut penulis# bahwa kondisi masyarakat marjinal bila dibiarkan terus menerus akan berdampak pada sektor pendidikan seperti "

a. Semakin banyaknya angka putus sekolah %drop out* dan buta huruf di kalangan mereka. b. Semakin menurunya kualitas S+M c. Semakin tingginya angka pengangguran. d. Semakin tingginya penyakit N penyakit sosial masyarakat dan kerawanan sosial masyarakat. e. ,ndeks kemajuan pendidikan di ,ndonesia semakin tertinggal dengan negara N negara lain.

Anda mungkin juga menyukai