Anda di halaman 1dari 4

Simetri wajah

Wajah pasien dilihat dari depan untuk memeriksa proporsi lebar mata, hidung dan mulut juga untuk melihat apakan wajah simetri atau asimetri dan proporsi ukuran vertikal. Menurut Houston, dengan melihat muka pasien dari depan bila terdapat asimetri dengan mudah akan dapat dikenali adanya asimetri rahang terhadao muka secara keseluruhan. Pemeriksaan wajah dari arah depan : Perhatikan proporsi tinggi dan lebar wajah (indeks wajah). Perbedaan tipe wajah dan tipe badan perlu diperhatikan bila memeriksa propersi wajah, karena variasi dari rata-rata rasio masih dapat memberikan estetik wajah yang baik. Perlu juga memeriksa garis median wajah yang diproyeksikan pada model studi. Hal ini perlu untuk menentukan pergeseran median lengkung geligi terhadap median wajah.

Tipe Wajah

Berhubungan dengan basis kraninu, oleh karena itu pertumbuhan basis kranium pada tahap awal menentukan pola dimensi, sudut dan topografi muka. Kepala yang dolikoksepali membentuk muka yang sempit, panjang dan protrusif sehingga disebut muka sempit atau leptoprosop. Kepala yang brakisefali menentuka muka yang yang lebih datar, kurang protrusif disebut muka lebar atau euriprosop. Diantara kedua tipe tersebut terdapat muka yang sedang atau mesoprosop.

Tipe Profil

Pemeriksaan profil mempunyai arti yang penting karena proporsi skeletal jurusan anteroposterior maupun vertikal dapat terlihat. Pemeriksaan profil dapat membedekan secara klinis pasien dengan keadaan yang parah dari mereka yang mempunyai muka baik atau cukup baik. Tipe profil dibagi dalam 3 tipe yaitu cekung, lerus dan cembung. Profil yang cembung mengarah ke maloklusi kelas II yang dapt disebabkan rahang atas yang lebih anterior atau mandibula yang lebih posterior. Muka yang cekung mengarah ke maloklusi kelas III yang dapat disebabkan rahang atas lebih posterior atau rahang bawah lebih anterior. Pemeriksaan yang seksama pada profil menghasilkan informasi hampir sama (meskipun tidak terlalu terperinci) dengan sefalometri lateral. Ada tiga tujuan utama pemeriksaan profil, yaitu : 1. Menentukan posisi rahang dalam jurusan sagital Bila profil lurus, maka tidak masalah apakah garis tersebut condong ke anterior atau ke posterior. Hal ini dipengaruhi oleh ras pasien. 2. Evaluasi bibir dan letah insisivi Pada pemeriksaan seperti ini akan diketahui apakan insisivi protrusif atau retrusif. Insisivi yang protrusif lebih sering terjadi daripada yang retrusif. 3. Evaluasi proporsi wajah dalam arah vertikal dan sudut mandibula Pada pemeriksaan klinis sudut yang terbentuk garis mandibula dan garis horisontal perlu diperhatikan. Hal ini penting karena sudut yang besar menggambarkan dimensi vertikal muka bagian anterior yang panjang dan kemungkinan adanya open bite, sedangkan sudut yang kecil menunjukkan adanya tinggi muka anterior yang pendek serta kemungkinan adanya deepbite. Bidang mandibula dapat dilihat dengan meletakkan jari atau gagang kaca mulut pada tepi mandibula.

Bibir Apabila hubungan rahang dan morfologi jaringan lunak normal, lengkung bawah dalam keseimbangan dengan jaringan lunak serta gigi atas dalam hubungan oklusal yang baik dengan gigi bawah, keadaan ini akan menghasilkan keseimbangan. Bila bibir cukup panjang untuk dapat mencapai kontak bibir atas tanpa kontraksi otot pada saat mandibula dalam keadaan istirahat disebut bibir yang kompeten. Bila diperlukan kontraksi otot untuk mencapai kontak bibir atas dan bawah pada saat mandibula dalam keadaan istirahat dinamakan bibir yang tidak kompeten. Kebanyakan orang dewasa memiliki bibir yang kompeten atau sedikit kompeten akan tetapi biasanya dapat kontak dengan sedikit kontraksi otot. Pada beberapa individu dengan tinggi muka bagian bawah melebihi ukuran normal sehingga bibir menjadi tidak kompeten. Pada keadaan ini biasanya bibir terbuka. Anterior seal yang normal didapatkan dari kontak bibir atas dan bawah, akan tetapi bila didapatkan jarak gigit yang besar bibir menjadi tidak kompeten dan untuk mendapatkan anterior seal diperlukan kontraksi otot-otot yang kuat. Agak sukar menentukan seberapa protrusif gigi atas secara visual. Namun, apabila mengerti hubungan letak bibir dan letak insisivi dapat memberikan gambaran yang mudah. Gigi dapat menjadi protrusif bila terdapat dua keadaan yaitu :

1. Bibir yang ke anterior Sebagaimana divergensi muka, bibir yang ke anterior juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik ras dan etnik. 2. Bibir tidak berkontak antara 3-4 mm pada saat istirahat, yang biasa disebut dengan bibir tidak kompeten. Jadi dengan kata lain insisivi yang sangat protrusif menyebabkan bibir ke anterior dan tidak berkontak pada saat stirahat sehingga pasien harus menegangkan bibirnya gar dapat terjadi kontak bibir atas dan bawah, menutupi insisivi yang protrusif. Pada pasien seperti ini bila insisivi diretraksi ke palatal akan didapat estetik muka yang baik maupun fungsi bibir yang baik.

Anda mungkin juga menyukai