Anda di halaman 1dari 6

Modul Praktikum Metalografi

MODUL III :
I. TUJUAN PERCOBAAN

PENGAMATAN MAKRO DAN MIKRO

1. Menganalisa struktur mikro dan struktur makro dan sifat-sifatnya 2. Mengenali fasa-fasa dalam struktur mikro 3. Mengetahui proses pengambilan foto mikrostruktur dan makrostruktur 4. Menguasai teknik penghitungan besar butir II. TEORI SINGKAT Metalografi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari karakteristik mikrostruktur suatu logam dan paduannya serta hubungannya dengan sifat-sifat logam dan paduannya tersebut. Ada beberapa metode yang dipakai yaitu: mikroskop optik maupun elektron!" difraksi sinar-#" elektron dan neutron!" analasis #-ray fluoresen$e" elektron mikroprobe! dan juga stereometri$ metalografi. Pada praktikum metalografi ini digunakan metode mikroskop" sehingga pemahaman akan $ara kerja mikroskop" baik optik maupun elektron perlu diketahui. Pengamatan metalografi dengan mikroskop umumnya dibagi menjadi dua" yaitu: 1. Metalografi makro" yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran 1% & 1%% kali" 2. Metalografi mikro" yaitu pengamatan struktur dengan perbesaran diatas1%% kali. 'ebelum dilakukan pengamatan mikrostruktur dengan mikroskop maka diperlukan proses-proses persiapan sampel. (angkah-langkah persiapan sampel untuk mikroskop telah diterangkan dalam modul-modul sebelumnya. II.1. Mikrostruktur Baja Kar o! )aja didefinisikan sebagai material ferrous dengan kadar karbon kurang dari 2"14*. )aja karbon dibagi menjadi 2 yaitu )aja +ypoeute$toid dan )aja +ypereute$toid" dengan kadar karbon %", * sebagai batas. Pada kadar karbon %", * akan terbentuk fasa perlit" yaitu fasa yang terbentuk lamel-lamel yang merupakan paduan antara ferrit sebagai matriksnya dan $ementit sabagai lamel-lamelnya. -asa $ementit merupakan fasa yang terbentuk dengan kadar karbon meksimum ."./ *. 'ementara ferrit pada kadar karbon maksimum %"%2 *. 1
Modul Praktikum Metalografi

Modul Praktikum Metalografi

II.". Mikrostruktur B#si Tua!$ )esi tuang pada dasarnya merupakan perpaduan antara besi dan karbon" dimana pada diagram -e--e30 terlihat bah1a besi tuang mengandung kadar karbon lebih besar dibandingkan dengan yang dibutuhkan untuk menjenuhkan austenit pada temperatur eute$ti$" yaitu pada rentang 2"14 & ."./ *. 'e$ara komersial besi tuang yang dipakai adalah besi tuang dengan kadar karbon 2"2-4 *" karena kadar karbon yang terlalu tinggi membuat besi tuang sangat rapuh. 'e$ara metalografi besi tuang dibagi dalam 4 tipe yang didasarkan pada 3ariabel kadar karbon" kadar impuritis dan paduan serta proses perlakuan panasnya. 4ipe-tipe tersebut yaitu: )esi tuang putih" merupakan besi tuang dimana semua kadar karbonnya terpadu dalam bentuk $ementit. )esi tuang malleable" dimana hampir semua karbonnya dalam bentuk partikel tak beraturan yang dikenal dengan karbon temper. )esi tuang malleable diperoleh dengan memberikan perlakuan panas pada besi tuang putih. )esi tuang kelabu" dimana semua atau hampir semua karbonnya dalam bentuk flake-flake grafit. )esi tuang nodular" dimana semua atau hampir semua karbonnya dalam bentuk spheroidal. )entuk spheroidal ini terjadi akibat adanya penambahan elemen paduan khusus yang dikenal sebagai noduli5er. II.%. Mikrostruktur Baja Kar o! &a'a (#at ) Sur*a+# Tr#at,#!t Perlakuan panas adalah rangkaian siklus pemanasan dan pendinginan terhadap material logam dalam keadaan padat" yang bertujuan untuk menghasilkan sifat-sifat mekanis" fisik dan kimia! yang diinginkan. 6asar dari perlakua panas baja adalah transformasi fasa dan dekompisisi austenite. Ada beberapa ma$am proses perlakuan panas yaitu annealing, spheroidisasi, normalisasi, tempering dan quenching. Masingmasing memiliki proses maupu media pendingin yang berbeda. 6asar dari transformasi fasa pada heat treatment adalah diagram 444 Transformation Temperature Time! dan 004 Continuous Cooling Transformation!. Perlakuan panas ini akan menyebabkan pembentukan fasa martensite dan bainite. Modul Praktikum Metalografi 2

Modul Praktikum Metalografi

Perlakuan permukaan adalah suatu perlakuan yang menghasilkan terbentuknya kulit lapisan pada permukaan logam dimana lapisan tersebut memiliki sifat-sifat lebih baik dibandingkan dengan bagian dalam logam. )eberapa $ontoh kasus perlakuan permukaan yaitu karburisasi" nitridisasi" sianidisasi atau karbonitridisasi" flame hardening dan indu$tion hardening. 'ampel yang digunakan di sini merupakan hasil karburisasi dimana terjadi difusi karbon ke dalam permukaan logam -e akibat reaksi dekomposisi: 07 8 072 9 0 -e! II.-. Mikrostruktur Baja P#rkakas Pada umumnya semua baja dapat digunakan sebagai baja perkakas. :amun istilah baja perkakas dibatasi hanya pada baja dengan kualitas tinggi yang mampu digunakan sebagai perkakas. Ada beberapa ma$am klasifikasi yang digunakan untuk baja perkakas. 4ingginya kualitas baja perkakas diperoleh dari penambahan paduan-paduan seperti 0r" ;" dan Mo" ditambah perlakuan-perlakuan khusus. Mikrostruktur yang dihasilkan pada umumnya adalah matriks martensite dengan adanya partikel-partikel karbida" grafit serta presipitat. <lasifikasi baja perkakas berdasarkan A='= American Iron and Steel Institute! dibagi dalam / kelompok utama: <lasifikasi )aja Perkakas GRUP ;ater-hardening 'ho$k-resisting 0old-1ork +ot-1ork Mold 'pe$ial-purpose SIMBOL ; ' 7 A 6 + P ( TIPE 7il hardening Medium alloy air-hardening +igh-$arbon high-$hromium +1 & +1> : 0hromium base +2% & +3> : 4ungsten base +4% & +2> : Molybdenum base P1&P1> : termasuk dalam karbon rendah P2%-P3> : termasuk tipe lain (o1-alloy <arbon-tungsten

Modul Praktikum Metalografi

Modul Praktikum Metalografi

II... Mikrostruktur Pa'ua! A/u,u!iu, Mikrostruktur hampir semua paduan alumunium terdiri dari kristal utama padatan alumunium biasanya berbentuk dendritik! ditambah dengan produk hasil reaksi dengan paduan. ?lemen paduan yang tidak berada dalam keadaan padat biasanya membentuk fasa $ampuran pada eute$ti$" ke$uali silikon yang mun$ul sebagai produk utama. Pada paduan alumunium-silikon" eutektik terjadi pada sekitar 12 * 'i. II.0. Mikrostruktur Pa'ua! T#, a$a Paduan tembaga yang akan dibahas di sini adalah paduan tembaga dengan elemen dasar seng. <uningan merupakan paduan tembaga seng" dengan elemen-elemen lainnya seperti timbal" timah dan alumunium. Pada diagram fasa 0u-@n" kelarutan seng dalam larutan padatan fasa A meningkat dari 32"2 * pada temperatur >%3 o0 ke 3> * pada temperatur 424 o0. -asa A berbentuk -00" sementara fasa B berbentuk )00. II.1 . M#to'# P#r2itu!$a! B#sar Butir Ada A'4M" yaituC 1. M#to'# P#r a!'i!$a! -oto mikrostruktur bahan dengan perbesaran 1%%# dapat dibandingkan dengan grafik A'4M ?112-.3" dapat ditentukan besar butir. :omor besar butir ditentukan oleh rumus C :- 2n-1 6imana : adalah jumlah butir per in$h2 dengan perbesaran 1%%D. Metode ini $o$ok untuk sampel dengan butir beraturan. 2. M#to'# I!t#r+#&t 3Heyne! Plastik transparant dengan grid bergaris kotak-kotak! diletakkan di atas foto atau sampel. <emudian dihitung semua butir yang berpotongan dengan satu atau dua garis" sedangkan butir yang hanya berpotongan pada akhir garis dianggap 4
Modul Praktikum Metalografi

tiga metoda untuk menghitung besar butir yang direkomendasikan oleh

Modul Praktikum Metalografi

setengah. Penghitungan dilakukan pada tiga daerah agar me1akili. :ilai diameter rata-rata ditentukan dengan membagi jumlah butir yang berpotongan dengan panjang garis. Metode ini $o$ok untuk butir-butir yang tidak beraturan. 3. Metode Planimetri Metode ini menggunakan lingkaran yang umumnya memiliki luas 2%%% mm2. Perbesaran dipilih sedemikian sehingga ada sedikitnya /2 butir yang berada di dalam lingkaran. <emudian hitung jumlah total semua butir dalam lingkaran di tambah setengah dari jumlah butir yang berpotongan dengan lingkaran. )esar butir dihitung dengan mengalikan jumlah butir dengan pengali Eefferies f! pada tabel 2 berikut ini. Perlu diperhatikan bah1a ketiga mode di atas hanya merupakan besar butir pendekatan " sebab butir memiliki 3 dimendsi bukan dua dimensi. Ta #/ ". P#!$a/i J#**#ri#s P#r #sara! * 1 %"%%2 22 %"122 2% %"2 /2 1"122 1%% 2"% 2%% ,"% 3%% 1,"% 2%% 2%"% 1%%% 2%%"% III. PROSEDUR IDENTI4IKASI DAN 4OTO MIKROSTRUKTUR MAKROSTRUKTUR 1. (etakkan sampel pada preparat " berikan lilin pada bagian ba1ah sampel 2. Fatakan letak sampel dengan alat penekan sampel 3. (etakkan sampel di atas meja objekti3e mikroskop optik. 4. :yalakan lampu mikroskop. Eangan terlalu tinggi G 2. 4entukan perbesaran dengan perbesaran yang ke$il terlebih dahulu. .. 4entukan perbesaran yang diinginkan dengan mengatur lensa objektif. /. Atur fokus dengan menaik-turunkan lensa. ,. Amati mikrostruktur yang ada dan gambar pada lembar data. 2
Modul Praktikum Metalografi

DAN

Modul Praktikum Metalografi

>. 'etelah selesai ambail kembali sampel dari meja objektif dan matikan lampu mikroskop. III.1. P#!$a, i/a! 4oto Mikro 1. Pengambilan foto dilakukan dengan meletakkan sampel di ba1ah lensa objektif mikroskop kamera. 2. (alu tentuan fokusnya. 3. 'etelah fokus tentukan diafragma dan pen$ahayaannya. 4. 'etelah selesai selesai" pengambilan foto dapat dilakukan. III.". P#!$2itu!$a! B#sar Butir 1. 4entukan Metode yang akan di pilih. 2. Hunakan foto dengan perbesaran 1%%# 3. 'iapkan tabel yang dibutuhkan 4. +itung besar butir sesuai rumus 2. =si lembar data

Modul Praktikum Metalografi

Anda mungkin juga menyukai