Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
Afakia adalah suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata
tersebut menjadi hipermetropia tinggi.
1
Penelitian di Swedia pada tahun 1997-21 menyebutkan bahwa satu dari dua ratus
operasi katarak adalah afakia. Alasan paling sering terjadinya afakia yang tidak diren!anakan
adalah adanya masalah kapsul ketika operasi dan prolaps "itreous.
2
Penyebab paling sering
afakia adalah operasi pengangkatan lensa.
#

$ejala yang dikeluhkan pasien afakia adalah tajam penglihatan menurun. Sedangkan
pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan "isus 1%& atau lebih rendah jika afakia tidak ada
komplikasi' limbal s!ar yang dapat ditemukan pada afakia akibat pembedahan' pasien
mengalami penurunan tajam penglihatan(biasanya hiperopia yang sangat tinggi) yang dapat
dikoreksi dengan lensa positif' bilik mata depan dalam' iris tremulans' jet bla!k pupil' test
bayangan purkinje hanya memperlihatkan 2 bayangan (normalnya * bayangan)' pemeriksaan
fundus memperlihatkan diskus ke!il hipermetropi' retinos!opy memperlihatkan hipermetropi
tinggi' biasanya terlihat bekas operasi' jika sudah mengalami komplikasi dapat ditemukan
edema kornea' peningkatan +,-' iritis' kerusakan iris' ./0(cystoid macular edema).
*'1

Afakia dapat dikoreksi menggunakan lensa kontak' ka!amata' atau operasi. 2a!a mata
afakia hanya dapat digunakan jika kondisinya afakia bilateral' jika hanya satu mata maka
akan terjadi perbedaan ukuran bayangan pada kedua mata (aniseikonia). 3ika pasien tidak
dapat memakai lensa kontak atau ka!a mata' maka dipertimbangkan penanaman lensa
intraokuler(pseudofakia). 4an diperlukan tatalaksana untuk komplikasi.
#
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Lensa Mata
5ensa mata berasal dari ektoderm permukaan' terletak didalam bola mata yakni
dibelakang iris' didalam kamera okuli posterior. 5ensa mata merupakan suatu struktur
bikon"eks' a"askular' berbentuk seperti !akram' tak berwarna dan hampir transparan
sempurna.
&'7
+ebalnya sekitar * mm dan diameternya 9 mm.
7

4ibagian perifer kapsul lensa terdapat 6onula 7inn yang menggantungkan lensa di
seluruh ekuatornya pada badan silier dan memungkinkan lensa untuk menebal dan menipis
saat terjadinya akomodasi.
&
4i sebelah anterior lensa terdapat a8uaeus humor' di sebelah
posteriornya terdapat !orpus "itreus. 2apsul lensa adalah suatu membran yang
semipermeabel (sedikit lebih permeabel daripada dinding kapiler) yang akan
memperbolehkan air dan elektrolit masuk.
&
Sumber9 $erhard' 5ang. -phtalmology A Short. :ew ;ork9 +hieme Stutgart' 2.
5ensa dibentuk oleh sel epitel lensa. Sel epitel lensa akan terus-menerus membentuk
serat lensa sehingga mengakibatkan serat lensa memadat dibagian sentral lensa dan
membentuk nukleus lensa. 4i bagian luar nukleus terdapat serat lensa yang lebih muda dan
disebut sebagai korteks lensa. 2orteks yang terdapat di sebelah depan nukleus lensa disebut
2
korteks anterior' sedang dibelakangnya korteks posterior. :ukleus lensa memiliki konsistensi
lebih keras dibanding korteks lensa
&'7'<
. ,nti dan korteks lensa dibungkus oleh kapsul lensa
yang sangat elastis dan kenyal.
<
Sumber9 $erhard' 5ang. -phtalmology A Short. :ew ;ork9 +hieme Stutgart' 2.
Sumber9 $erhard' 5ang. -phtalmology A Short. :ew ;ork9 +hieme Stutgart' 2.
0nam puluh lima persen lensa terdiri dari air' sekitar #1 = protein (kandungan protein
tertinggi di antara jaringan-jaringan tubuh)' dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di
jaringan tubuh lainnya. 2andungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan
jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun
tereduksi. 5ensa tidak mempunyai serat nyeri' pembuluh darah serta jaringan saraf.
&
>ungsi utama lensa adalah memfokuskan !ahaya masuk kedalam mata sehingga
terbentuk bayangan yang tajam pada selaput jala mata atau bintik kuning. Saat melihat dekat'
3
kontraksi muskulus siliaris akan men!embungkan lensa mata sehingga daya refraksi
diperke!il dan berkas !ahaya terfokuskan ke retina.
7'<
2erjasama fisiologik antara korpus
siliaris' 6onula' dan lensa untuk menfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai
akomodasi.
&
Pada usia * tahun' biasanya lensa sudah mulai kaku karena nukleus lensa
mengeras. ?al ini menyebabkan lensa menjadi tidak elastis dan sulit untuk men!embung'
sehingga pada usia * tahun mulai diperlukan ka!amata ba!a untuk melihat dekat. Pada
keadaan ini pasien telah mengalami presbiopia.
<
2.2 Aa!ia
Deinisi
Afakia adalah suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata
tersebut menjadi hipermetropia tinggi. 2arena pasien memerlukan pemakaian lensa yang
tebal' maka akan memberikan keluhan pada mata tersebut sebagai berikut9
1
a) @enda yang dilihat menjadi lebih besar 21= dibanding normal
b) +erdapat efek prisma lensa tebal' sehingga benda terlihat seperti melengkung
!) Pada penglihatan terdapat keluhan seperti badut di dalam kotak atau fenomena ja!k in the
boA' dimana bagian yang jelas terlihat hanya pada bagian sentral' sedang penglihatan tepi
kabur.
4engan adanya keluhan di atas maka pada pasien hipermetropia dengan afakia
diberikan ka!amata sebagai berikut9
1
a) Pusat lensa yang dipakai letaknya tepat pada tempatnya
b) 3arak lensa dengan mata !o!ok untuk pemakaian lensa afakia
!) @agian tepi lensa tidak mengganggu lapang pandangan ka!amata tidak terlalu berat.
d) /elihat benda lebih besar sebesar 21=
e) /elihat seperti 3a!k in the boA' boneka dalam kotak
4
E"idemiologi
Penelitian di Swedia pada tahun 1997-21 menyebutkan bahwa satu dari dua ratus
operasi katarak adalah afakia. Alasan paling sering terjadinya afakia yang tidak diren!anakan
adalah adanya masalah kapsul ketika operasi dan prolaps "itreous.
2

Pen#e$a$ Aa!ia
%

1. Absen lensa kongenital. 2eadaan ini jarang.
2. Afakia setelah operasi pengangkatan lensa. ,ni adalah penyebab paling umum afakia.
3. Afakia karena absorbsi bahan lensa yang jarang dipalorkan setelah trauma pada anak.
4. +rauma ekstrusi pada lensa. ,ni juga jarang menyebabkan afakia
5. 4islokasi posterior lensa di badan "itreous menyebabkan afakia optikal.
&e'ala
Afakia menyebabkan tajam penglihatan menurun dekat dan jauh.
*
Tanda
()*
-Bisus 1%& atau lebih rendah jika afakia tidak ada komplikasi
-5imbal s!ar yang dapat ditemukan pada afakia akibat pembedahan
-Pasien mengalami penurunan tajam penglihatan(biasanya hiperopia yang sangat tinggi) yang
dapat dikoreksi dengan lensa positif.
-bilik mata depan dalam
-iris tremulans
-jet bla!k pupil
-test bayangan purkinje hanya memperlihatkan 2 bayangan (normalnya * bayangan)
-pemeriksaan fundus memperlihatkan diskus ke!il hipermetropi
-retinos!opy memperlihatkan hipermetropi tinggi
-biasanya terlihat bekas operasi
5
-jika sudah mengalami komplikasi dapat ditemukan edema kornea' peningkatan +,-' iritis'
kerusakan iris' ./0(cystoid macular edema)
+"ti! "ada Aa!ia
-ptik pada afakia dapat dibagi menjadi 1' yaitu9
*
1. Perubahan data kardinal mata
Perubahan optik yang terjadi setelah pengangkatan lensa adalah9
a. /ata menjadi hipermetropi tinggi
b. Penurunan total power pada mata menjadi C** 4 dari C& 4
!. +itik fokus anterior menjadi 2#'# mm didepan kornea
d. +itik fokus posterior #1 mm dibelakang !ornea (panjang anteriorposterior bola
mata 2* mm)
e. 2 titik prinsipal hampir terletak di permukaan anterior kornea
f. +itik nodul sangat dekat dengan yang lain dan terletak 7'71mm dibelakang
permukaan anterior kornea
6
Sumber9 4r Sunita Agarwal' 4r Athiya Agarwal' 4a"id 3. Apple' /.4.+eAtbook of
-phthalmology. ,ndia9 3aypee @rothers /edi!al Publisher. 22
2. Pembentukan bayangan pada afakia
Pada afakia' bayangan yang terbentuk membesar ##=. Panjang fokus anterior pada
emetrop adalah 17'1 mm' sedangkan pada afaki adalah 2#'22 mm. Dasio panjang
fokus anterior emetrop dan afakia adalah 2#'22%17'1E1'#2' artinya bayangan yang
terbentuk pada afakia 1'#2 kali lebih besar(##=) dibandingkan pada emetrop.
7
#. +ajam penglihatan pada afakia
*. Akomodasi pada afakia
terjadi kehilangan akomodasi karena tidak terdapat lensa
1. Penglihatan binokular dan afakia
Afakia monokuler pada anak terjadi aniseikonia sebesar #= disebabkan oleh
anisometropia.
8
Tatala!sana
Afakia dapat dikoreksi menggunakan lensa kontak' ka!amata' atau operasi. 2a!a mata
afakia hanya dapat digunakan jika kondisinya afakia bilateral' jika hanya satu mata maka
akan terjadi perbedaan ukuran bayangan pada kedua mata (aniseikonia). 3ika pasien tidak
dapat memakai lensa kontak atau ka!a mata' maka dipertimbangkan penanaman lensa
intraokuler(pseudofakia). 4an diperlukan tatalaksana untuk komplikasi.
*
Pada afakia bilateral' koreksi dapat dikoreksi dengan ka!amata. Sedangkan pada
afakia unilateral' koreksi menggunakan ka!amata tidak dapat ditoleransi karena anisometrop.
5ensa kontak dapat mengurangi aniseikonia. :amun' pasien biasanya tidak nyaman
menggunakan lensa kontak karena kesusahan memasang lensa' tidak nyaman' dapat terjadi
komplikasi seperti konjungti"itis giant papil.
*
+abel perbedaan mata normal(1)' koreksi katarak dengan lensa intraokuler bilik mata
belakang(2)' lensa kontak(#)' dan ka!amata katarak(*)
9
Sumber9 $erhard' 5ang. -phtalmology A Short. :ew ;ork9 +hieme Stutgart' 2.
P,ognosis
Prognosis untuk afakia adalah bagus jika tidak terjadi komplikasi seperti edema kornea'
glaukoma sekunder' ./0 (cystoid macular edema). :amun' pada afakia terjadi peningkatan
resiko ablasio retina' khususnya pada miopi tinggi dan jika kapsul posterior tidak intak.
*

2.% Emet,o"ia
0metropia berasal dari kata ;unani emetros yang berarti ukuran normal atau dalam
keseimbangan wajar sedang arti opsis adalah penglihatan. /ata dengan sifat emetropia
adalah mata tanpa adanya kelainan refraksi pembiasaan sinar mata dan berfungsi normal.
&
10
Pada mata ini daya bias mata adalah normal' dimana sinar jauh difokuskan sempuran
di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. @ila sinar sejajar tidak difokuskan pada
makula lutea disebut ametropia.
&
/ata emetropia akan mempunyai penglihatan normal atau &%& atau 1=. @ila media
penglihatan seperti kornea' lensa' dan badan ka!a keruh maka sinar tidak dapat diteruskan ke
makuala lutea. Pada keadaan media penglihatan keruh maka penglihatan tidak akan 1=
atau &%&.
&
2eseimbangan dalam pembiasaan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan
kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. 2ornea mempunyai daya pembiasan sinar
terkuat dibanding bagian mata lainnya. 5ensa memegang peranan membiaskan sinar terutama
pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Panjang bola mata
seseorang dapat berbeda-beda. @ila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea(mendatar'
men!embung) atau adanya perubahan panjang(lebih panjang' lebih pendek) bola mata maka
sinar normal tidak dapat terfokus pada makula. 2eadaan ini dosebut emetropia yang dapat
berupa miopia' hipermetropia' atau astigmat.
&

2elainan lain pada pembiasan mata normal adalah gangguan perubahan ke!embungan
lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan
akomodasi. $angguan akomodasi dapat terlihat pada usia lanjut sehingga terlihat keadaan
yang disebut presbiopi.
&

2.( Anisomet,o"ia
Anisometropia adalah suatu keadaan dimana mata mempunyai kelainan refraksi yang
tidak sama pada mata kanan dan matamata kiri. 4apat saja satu mata myopia sedang mata
yang lainnya hipermetropia. Perbedaan kelainan ini paling sedikit 1. 4ioptri. 3ika terdapat
anisometropia 2.1 - #. 4ioptri maka akan dirasakan terjadi perbedaan besar bayangan 1='
yang mengakibatkan akan terganggunya fusi. Pada keadaan ini dapat terjadi supresi
penglihatan pada satu mata.
1
>usi merupakan proses mental yang menggabungkankan bayangan yang dibuat oleh 2
mata untuk membentuk lapangan dimensi penglihatan binokuler. Pada kelainan refraksi atau
satu mata lemah maka penglihatan binokuler menjadi lemah.
1
11
Akibat dari keadaan ini otak akan men!ari yang mudah sehingga memakai ka!amata
yang tidak memberikan kesukaran untuk melihat. Sebab anisometropia adalah kelainan
kongenital atau akibat trauma bedah yang menimbulkan jaringan parut sehingga timbul
astigmatisme.
1
Anisometropia akan mengakibatkan perbedaan tajam penglihatan aniseikonia dan
aniseiforia.
1
Anisometropia pada hipermetropia lebih buruk dibanding pada myopia. Pada anak ia
akan melihat terutama dengan mata yang jelas dan membiarkan penglihatan yang kabur atau
lemah tidak melihat biasanya yang lebih hipermetropia sehingga mata tersebut menjadi
ambliopia.
1
@ila pada anisometropia yang
1
9
F 2urang dari 1.1 4 masih terdapat fusi dan penglihatan stereoskopik.
F Antara 1.1 - #. 4' jika terjadi kelelahan maka mata yang tidak dominan akan mengalami
supresi.
F 4engan anisometropia sumbu' dapat dikoreksi dengan ka!amata.Apalagi dengan mengingat
hukum 2napp.
Pengobatan terutama ditujukan pada pen!egahan timbulnya ambliopia' aniseikonia
dengan memakai lensa kontak dan jika terjadi phoria dipakailah lensa prisma. Pengobatan
anisometropia pada anak-anak dilakukan dengan pemberian lensa koreksi pada ka!amata
ukuran penuh' kemudian dilakukan latihan ortopik dan jika perlu dilakukan bebat mata.
1
Desep ka!amata tetap mempertahankan perbedaan refraksi yang diukur.Sebagai
!ontoh seseorang dengan kelainan refraksi untuk mata kanan adalah SC2. dan mata kiri S-
2. dan merasa dapat melihat tanpa ka!amata yang mungkin sekali ia senang memakai mata
kanan. /aka bisa diberikan resep untuk mata kanan plano dan untuk mata kiri *. 4.
1
Perubahan anisometropia dengan berjalannya waktu adalah 1%# tetap' 1%# berkurang'
dan 1%# hilang terutama jika keadaan didapatkan pada usia muda.@iasanya lebih memburuk
pada matanya yang hypermetropia dibanding yang myopia. /ata yang hipermetropia ini akan
menjadi ambliopia disertai esotropia atau juling ke dalam.
1
12
Ametropia sumbu biasanya dapat dikoreksi dengan ka!amata yang disesuaikan
dengan hukum 2napp. 4imana jika lensa diletakkan didepan titik fokal mata tidak akan
merubah ukuran bayangan pada retina' dengan keadaan ka!amata tidak mengakibatkan
aniseikonia.
1
Anise!onia
Aniseikonia adalah suatu keadaan dimana bayangan benda pada kedua mata tidak
sama besarnya.
1
Penyebab aniseikonia
1
9
1. +erdapatnya perbedaan sistem optik dalam ukuran bayangan pada retina.
2. Perbedaan susunan anatomi elemen retina pada kedua mata.
Aniseikonia optik yang didapat sering didapatkan pada pasien yang memakai ka!amata'
pasien dengan lensa tanam (bedah katarak) ataupun bedah kornea. +erdapat kesan bahwa
setiap anisometropia berbeda 1 dioptri akan mengakibatkan perbedaan ukuran bayangan
benda 1=.
1
$ejala aniseikonia 9
Pada aniseikonia akan terdapat gejala seperti sakit kepala' mata lelah' silau' sukar
memba!a' rasa ingin muntah' pusing' mata lelah atau astenopia terlihat sebagai mata berair
dan pedas.
1
Perbedaan ukuran kurang dari 1= masih dapat ditoleransi oleh mata. 3ika perbedaan
terlalu besar seperti pada aphakia akan terjadi gangguan penglihatan binokuler dan pasien
akan mengeluh melihat ganda (diplopia) dan astenopia atau mata lelah. Aniseikonia lebih
21= ditemukan pada anisometropia aphakia sesudah operasi katarak.
1
Pengobatan aniseikonia 9
2eluhan aniseikonia dapat dikurangi dengan memakai lensa kontak atau lensa
teleskop $allilei. /enurut hukum 2napp jika ametropia ini adalah akibat kelainan sumbu
bolamata maka jika memakai lensa ka!amata tepat pada titik fokal anterior mata (1& - 17 mm
dari kornea) akan didapatkan pengurangan gangguan perbedaan pembesaran kedua lensa
13
ka!amata. 3arang gangguan yang terjadi hanya akibat kelainan sumbu bolamata. Aniseikonia
ini dapat diukur dengan 0ikonometer.
1
2.* Kata,a!
Deinisi
2atarak berasal dari bahasa ;unani 2atarrhakies' ,nggris !atara!t' dan latin !atara!ta
yang berarti air terjun. 4alam bahasa ,ndonesia katarak merupakan keadaan dimana
penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. katarak adalah keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan !airan) lensa' denaturasi
protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya. 2atarak disebabkan oleh berbagai faktor yaitu
faktor fisik' kimia' penyakit predisposisi' genetik dan gangguan perkembangan' infeksi "irus
dimasa pertumbuhan janin dan usia.
&
Kata,a! J-.enil
2atarak yang lembek dan terdapat pada orang muda' yang mulai terbentuknya pada usia
kurang dari 9 tahun dan lebih dari # bulan. 2atarak ju"enil biasanya merupakan kelanjutan
katarak kongenital.
&
2atarak ju"enil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan
penyakit lainnya seperti9
&
1. 2atarak metabolik
a. 2atarak diabetik dan galaktosemik (gula)
b. 2atarak hipokalsemik
!. 2atarak defisiensi gi6i
d. 2atarak aminoasiduria (termasuk sindrom lowe dan homosistinuria)
e. Penyakit wilson
f. 2atarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain
2. -tot
a. 4istrofi miotonik (umur 2 sampai # tahun)
#. 2atarak traumatik
14
*. 2atarak komplikata
a. 2elainan kongenital dan herediter (siklopia' koloboma' mikroftalmiam aniridia'
pembuluh hioid persisten' heterokromia iridis)
b. 2atarak degeneratif (dengan miopi dan distropi ""itreoretinal)' seperti wagner dan
retinitis pigmentosa dan neoplasma
!. 2atarak anoksik
d. +oksin (kortikosteroid sistemik atau topikal' ergot' naftalein' dinitrofenol'
triparanol (/0D-29)' antikholinesterase' klorproma6in' miotik' busalfan ' dan besi)
e. 5ain-lain kelainan kongenital' sindrom tertentu' disertai kelainan kulit
(sindermatik)' tulang (disostosis kraniofasial' osteogenesis inperfekta'
khondrodistrofia kalsifikans kongenita pungtata)' dan kromosom
f. 2atarak radiasi
Klasii!asi
Mo,ologi Kata,a!
- Katarak nuklear
@eberapa derajat skeloris nuklear dan kekuningan mengikuti fisiologi normal pada pasien
dewasa-tua. Peningkatan jumlah skeloris dan kekuningan yang berlebihan disebut katarak
nuklear' dan penyebabkan kekeruhan sentral.
1
2atarak nuklear !enderung berkembang se!ara perlahan. @iasanya terjadi bilateral
tetapi dapat juga asimetris.
7
2atarak nuklear lebih menyebabkan kerusakan pada penglihatan
jarak jauh dibandingkan jarak dekat. Pada tingkat awal penyakit' kekakuan nukleus lensa
yang progresif biasanya menyebabkan peningkatan indeA refraksi lensa dan dengan demikian
menyebabkan perubahan refraksi ke arah miopi. Pada beberapa kasus' perubahan ke arah
miopi (miopic shift) menyebabkan indi"idu-indi"idu dengan presbiopi dapat memba!a tanpa
ka!amata' kondisi yang disebut sebagai second sight. Pada saat-saat tertentu' perubahan
se!ara tiba-tiba yang terjadi indeA refraksi antara nukleus sklerotik dan korteks lensa dapat
menyebabkan diplopia monookular. Penguningan lensa yang progresif dapat menyebabkan
diskriminasi warna yang buruk' khususnya sinar biru pada akhir spe!trum !ahaya. >ungsi
photopic retina dapat menurun pada katarak nuklear yang sudah lanjut. Pada kasus-kasus
yang sudah sangat lanjut' nukleus lensa menjadi opak dan berwarna !oklat dan disebut
15
brunescent nuclear cataract. Se!ara histopatologis' katarak nuklear mempunyai !iri-!iri
homogenitas nukleus lensa dengan hilangnya laminasi selular.
1'9
Sumber9 $erhard' 5ang. -phtalmology A Short. :ew ;ork9 +hieme Stutgart' 2.
- Katarak kortikal
Perubahan pada komposisi ionik korteks lensa dan perubahan-perubahan berikutnya pada
hidrasi serat-serat lensa dapat mengakibatkan opasifikasi kortikal (cortical opacification).
2atarak kortikal biasanya bilateral tetapi lebih sering asimetris. 0feknya terhadap fungsi
"isual' tergantung lokasi opasifikasi sehubungan dengan aAis "isual. $ejala-gejala tersering
pada katarak kortikal adalah perasaan silau ketika memandang sumber !ahaya terfokus yang
intense' seperti lampu besar mobil. 4iplopia monookular dapat juga terjadi. 2atarak kortikal
tingkat progresifitasnya sangat berbeda' beberapa !orti!al opa!ities tetap tidak berubah dalam
waktu yang sangat lama' sementara yang lain dapat berubah dengan sangat !epat.
1'1
- Katarak subkapsular posterior
3enis posterior yang se!ara khas lebih menyebabkan gangguan penglihatan dekat
dibandingkan penglihatan jauh. Sinar matahari yang terang juga menambah kesulitan
penglihatan.
1'1
3enis katarak ini lebih sering terjadi pada kelompok usia lebih muda dari katarak
kortikal atau nuklear. 2atarak subkapsular posterior terdapat pada lapisan kortikal posterior
dan biasanya dalam posisi aksial. ,ndikasi pertama pada pembentukan katarak subkapsular
posterior adalah kilauan !ahaya yang halus pada lapisan kortikal posterior yang terlihat ketika
dilakukan slit lamp. Pada tahap-tahap lanjut granular opacities dan plaqelike opacity pada
korteks subkapsular posterior akan mun!ul.
1'1
Se!ara histopatologis' katarak subkapsular posterior berhubungan dengan migrasi
posterior sel-sel epitel lensa di area subkapsular posterior' dengan pembesaran yang
menyimpang. Sel-sel epitel yang membengkak disebut Wedl atau bladder cells.
1'1
Sumber9 $erhard' 5ang. -phtalmology A Short. :ew ;ork9 +hieme Stutgart'
2.
16
17
BAB III
STATUS +FTALM+L+&IS
Identitas
:ama 9 +n. A
3enis kelamin 9 5aki-laki
Gmur 9 #< tahun
Suku 9 @etawi
Alamat 9 2ebayoran @aru 3akarta Selatan
Pekerjaan 9 Pegawai pabrik
Pendidikan 9 S5+A
/asuk poli mata 9 11 >ebruari 21#
Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 11 >ebruari 21#
KELUHAN UTAMA
/ata kanan buram sejak 1 tahun yang lalu
KELUHAN TAMBAHAN
/ata kanan terasa silau jika melihat sinar lampu
18
/I0A1AT PEN1AKIT SEKA/AN&
Pasien datang ke Poli /ata DSGP >atmawati dengan keluhan utama penglihatan mata
kanan buram sejak 1 tahun yang lalu. /ata kanan terasa silau bila melihat sumber !ahaya.
Pasien mengaku bahwa penglihatan mata kanan lebih buram sebelum dioperasi
(operasi pengangkatan lensa) dibandingkan setelah operasi. Pasien menyangkal ada keluhan
nyeri di mata' rasa mengganjal' dan melihat ganda. Pasien juga menyangkal melihat
lingkaran pelangi jika melihat sinar lampu. /ual' muntah ataupun pusing juga disangkal oleh
pasien. Pasien tidak pernah menggunakan ka!amata sebelumnya. Pasien juga tidak pernah
menggunakan obat mata dalam jangka panjang sebelum keluhan mata buram.
Pasien mengaku 1 tahun yang lalu' mata kanan terkena per!ikan pembersih lantai.
Sekitar & bulan setelah terkena per!ikan tersebut' pasien mengeluh mata kanan buram' tetapi
pasien menyangkal mata kanannya merah. Pasien melihat seperti ada awan atau asap. /ata
kanan pasien semakin buram seiring dengan berjalannya waktu. Pada waktu itu pasien
mengeluh kesulitan memba!a dalam jarak dekat' silau bila melihat sumber !ahaya.
Penglihatan ganda pada mata kanan disangkal. Pasien pada waktu itu didiagnosis dengan
kekeruhan pada lensa.
/I0A1AT PEN1AKIT DAHULU
Diwayat mata kanan terkena per!ikan pembersih lantai 1 tahun yang lalu (C). Diwayat
operasi mata kanan (pengangkatan lensa) # bulan yang lalu (C). Diwayat diabetes disangkal'
riwayat hipertensi (C). Diwayat penggunaan obat mata dalam jangka lama(-). Diwayat
ke!elakaan (-). Diwayat benturan di mata(-). Diwayat mata tertusuk benda tajam(-)
/I0A1AT PEN1AKIT KELUA/&A
Diwayat hipertensi (C)' riwayat diabetes melitus (-)
19
Peme,i!saan Fisi!
Stat-s &ene,alis
2eadaan umum 9 baik
2esadaran 9 .ompos mentis
+anda "ital
-+ekanan darah 9 1#%9 mm?g
-:adi 9 77 A%mnt
-Suhu 9 #&'1 .
-Pernafasan 9 2 A%mnt
Stat-s +talmologi
AB-49
s.!9 1%&
!.!9 C1 4 1%1
Add C #. 4
AB-S9
s.!9 1%1
Peme,i!saan !ama, te,ang
2edudukan bola mata -4 -S
Posisi -rtoposisi -rtoposisi
0ksoftalmus - -
0noftalmus - -
20
Pergerakan bola mata -4 -S
:asal @aik @aik
+emporal @aik @aik
Superior @aik @aik
,nferior @aik @aik
:asal superior @aik @aik
:asal inferior @aik @aik
+emporal superior @aik @aik
+emporal inferior @aik @aik
Supersilia -4 -S
Alopesia - -
Sikatrik - -
Palpebra superior -4 -S
0dema - -
Spasme - -
?iperemis - -
@enjolan - -
Glkus - -
>istel - -
?ordeolum - -
2ala6ion - -
Ptosis - -
5agoftalmus - -
Palpebra inferior -4 -S
0dema - -
?iperemis - -
@enjolan - -
Glkus - -
21
>istel - -
?ordeolum - -
2ala6ion - -
/argo palpebra superior -4 -S
0dema - -
?iperemis - -
0ktropion - -
0ntropion - -
Sekret - -
@enjolan - -
+rikiasis - -
/adarosis - -
Glkus - -
>istel - -
/argo palpebra inferior et silia -4 -S
0dema - -
?iperemis - -
0ktropion - -
0ntropion - -
Sekret - -
@enjolan - -
+rikiasis - -
/adarosis - -
Glkus - -
>istel - -
22
Area 2elenjar 5akrimal -4 -S
0dema - -
?iperemis - -
@enjolan - -
>istel - -
Pun!tum lakrimalis -4 -S
0dema - -
?iperemis - -
Sekret - -
0pikantus - -
2onjungti"a tarsalis superior -4 -S
2emosis - -
?iperemis - -
Anemis - -
>olikel - -
Papil - -
5ithiasis - -
Simblefaron - -
2onjungti"a tarsalis inferior -4 -S
2emosis - -
?iperemis - -
Anemis - -
>olikel - -
Papil - -
5ithiasis - -
Simblefaron - -
2onjungti"a forniA superior et inferior -4 -S
23
2emosis - -
?iperemis - -
Simblefaron - -
2onjungti"a bulbi -4 -S
2emosis - -
Pterigium - -
Pinguekula - -
>likten - -
Simblefaron - -
,njeksi konjungti"a - -
,njeksi episklera - -
,njeksi silier - -
Perdarahan subkonjungti"a - -
2ornea -4 -S
2ejernihan 3ernih 3ernih
0dema - -
Glkus - -
>likten - -
/akula - -
5eukoma - -
5eukoma adheren - -
Stafiloma - -
:eo"askularisasi - -
Pigmen iris - -
@ekas jahitan (C) -
+es fluoresin +idak dilakukan +idak dilakukan
+es sensibilitas +idak dilakukan +idak dilakukan
+es Pla!ido +idak dilakukan +idak dilakukan
24
5imbus kornea -4 -S
Arkus senilis - -
@ekas jahitan (C) -
Sklera -4 -S
Sklera biru - -
0piskleritis - -
Skleritis - -
+ekanan intra okuler -4 -S
Palpasi :ormal :ormal
+onometri S!hiot6 11'& mm?g 11'& mm?g
Peme,i!saan !ama, gela"
2ornea -4 -S
2ejernihan 3ernih 3ernih
:ebula - -
2eratik presipitat - -
,mbibisio - -
,nfiltrat - -
Duptur terepitelisasi - -
2amera -kuli anterior -4 -S
25
2edalaman 4alam 4alam
2ejernihan 3ernih 3ernih
>lare - -
Sel - -
?ipopion - -
?ifema - -
,ris -4 -S
Harna .oklat tua .oklat tua
$ambaran radier 3elas 3elas
0ksudat - -
Atrofi - -
Sinekia anterior - -
Sinekia posterior - -
Sinekia anterior perifer - -
,ris bombe - -
,ris tremulans (C) -
2oloboma iris (C) -
Pupil -4 -S
@entuk @ulat @ulat
@esar 2 mm # mm
Degularitas ,regular Degular
Harna 5ebih hitam ?itam
,sokoria Anisokor Anisokor
5etak Sentral Sentral
Defleks !ahaya langsung C C
Defleks !ahaya tidak
langsung
C C
Seklusio pupil - -
-klusio pupil - -
5eukokoria - -
26
5ensa -4 -S
2ejernihan - jernih
,ris shadow test - -
Defleks ka!a - -
Pigmen iris - -
5uksasi - -
@adan ka!a -4 -S
2ejernihan 3ernih 3ernih
>lare - -
>unduskopi -4 -S
Defleks fundus :ormal :ormal
Papil
Harna
@entuk
@atas
.%4 rasio
/erah orange
@ulat
+egas
'#
/erah orange
@ulat
+egas
'#
A%B rasio 2%# 2%#
Detina Sulit dinilai Sulit dinilai
/a!ula lutea Sulit dinilai Sulit dinilai
Defleks fo"ea Sulit dinilai Sulit dinilai

GAMBAR
D0>502S >G:4GS
27
:ormal :ormal
>G:4GS2-P,


S?A4-H +0S
(-) (-)
28
/ESUME
Pasien datang ke Poli /ata DSGP >atmawati dengan keluhan utama penglihatan mata
kanan buram sejak 1 tahun yang lalu. /ata kanan terasa silau bila melihat sumber !ahaya.
Pasien mengaku bahwa penglihatan mata kanan lebih buram sebelum dioperasi
(pengangkatan lensa) dibandingkan setelah operasi. Pasien menyangkal ada keluhan nyeri di
mata' rasa mengganjal' dan melihat ganda. Pasien juga menyangkal melihat lingkaran pelangi
jika melihat sinar lampu. /ual' muntah ataupun pusing juga disangkal oleh pasien. Pasien
tidak pernah menggunakan ka!amata sebelumnya. Pasien juga tidak pernah menggunakan
obat mata dalam jangka panjang sebelum keluhan mata buram.
Pasien mengaku 1 tahun yang lalu' mata kanan terkena per!ikan pembersih lantai.
Sekitar & bulan setelah terkena per!ikan tersebut' pasien mengeluh mata kanan buram' tetapi
pasien menyangkal mata kanannya merah. Pasien melihat seperti ada awan atau asap. /ata
kanan pasien semakin buram seiring dengan berjalannya waktu. Pada waktu itu pasien
mengeluh kesulitan memba!a dalam jarak dekat' silau bila melihat sumber !ahaya.
Penglihatan ganda pada mata kanan disangkal. Pasien didiagnosis dengan kekeruhan pada
lensa.
Diwayat operasi mata kanan (pengangkatan lensa) # bulan yang lalu (C). Diwayat
4iabetes disangkal' riwayat hipertensi (C). Diwayat penggunaan obat mata dalam jangka
lama(-). Diwayat ke!elakaan (-). Diwayat benturan di mata(-)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal dan status
oftalmologi didapatkan9
+D Peme,i!saan +S
s.! 1%&
!.! C1 41%1
add C#4
2is-s s.!9 1%1
-rtoposisi Posisi $ola mata -rtoposisi
@aik ke segala arah Pe,ge,a!an $ola mata @aik ke segala arah
+enang Pal"e$,a +enang
+enang Kon'-ngti.a ta,sal +enang
+enang Kon'-ngti.a o,ni3 +enang
+enang Kon'-ngti.a $-l$i +enang
+enang Ko,nea +enang
4alam' jernih Kame,a +!-li Ante,io, 4alam' jernih
29
Sinekia (-)' iris bombe (-)'
iris tremulens (C)' koloboma
iris(C)
I,is Sinekia (-)' iris bombe (-)'
iris tremulens (-)
iregular' leukokoria (-)' 'D.5
C' D.+5 C
P-"il @ulat' leukokoria (-)'
diameter # mm' D.5 C'
D.+5 C
- Lensa 3ernih
3ernih 4ai,an .it,e-s 3ernih
S!hiot69 11'& mm?g TI+ S!hiot69 11'& mm?g
Defleks fundus (C)' papil
berwarna merah orange'
bentuk bulat' batas tegas' !%d
rasio sulit '#' aa%"" 2%#'
refleks fo"ea sulit dinilai
F-nd-s!o"i Defleks fundus (C)' papil
berwarna merah orange'
bentuk bulat' batas tegas' !%d
rasio sulit '#' aa%"" 2%#'
refleks fo"ea sulit dinilai
DIA&N+SIS KE/JA
-49 Afakia
-S 9 emetrop
DIA&N+SIS BANDIN&
-
ANJU/AN PEME/IKSAAN
-
PENATALAKSANAAN
Se!ondary A. ,-5 implantation
P/+&N+SIS
-4 Ad "isam 9 dubia ad bonam
Ad "itam 9 dubia ad bonam
30
-S Ad "isam 9 Bonam
Ad "itam 9 @onam
31
BAB I2
DISKUSI KASUS
Afakia adalah suatu keadaan dimana mata tidak mempunyai lensa sehingga mata
tersebut menjadi hipermetropia tinggi. Penelitian di Swedia pada tahun 1997-21
menyebutkan bahwa satu dari dua ratus operasi katarak adalah afakia. Alasan paling sering
terjadinya afakia yang tidak diren!anakan adalah adanya masalah kapsul ketika operasi dan
prolaps "itreous. Penyebab paling sering afakia adalah operasi pengangkatan lensa.
1'2'#
$ejala yang dikeluhkan pasien afakia adalah tajam penglihatan menurun. Sedangkan
pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan "isus 1%& atau lebih rendah jika afakia tidak ada
komplikasi' limbal s!ar yang dapat ditemukan pada afakia akibat pembedahan' pasien
mengalami penurunan tajam penglihatan(biasanya hiperopia yang sangat tinggi) yang dapat
dikoreksi dengan lensa positif' bilik mata depan dalam' iris tremulans' jet bla!k pupil' test
bayangan purkinje hanya memperlihatkan 2 bayangan (normalnya * bayangan)' pemeriksaan
fundus memperlihatkan diskus ke!il hipermetropi' retinos!opy memperlihatkan hipermetropi
tinggi' biasanya terlihat bekas operasi' jika sudah mengalami komplikasi dapat ditemukan
edema kornea' peningkatan +,-' iritis' kerusakan iris' ./0(cystoid macular edema).
#'*
Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien mengaku penglihatan mata kanan buram..
Pada riwayat penyakit dahulu pasien mengaku ada riwayat operasi pengangkatan lensa mata
kanan. Sebelum operasi pengangkatan lensa pasien mengaku penglihatan mata kanan buram'
melihat seperti ada awan' tidak merah' mata kanan pasien semakin buram seiring dengan
berjalannya waktu. Pada waktu itu pasien mengeluh kesulitan memba!a dalam jarak dekat'
silau bila melihat sumber !ahaya. Pasien pada waktu itu didiagnosis dengan kekeruhan pada
lensa. Sedangkan dipemeriksaan fisik didapatkan "isus mata kanan 1%& dan setelah dikoreksi
dengan C1 4' "isus mata kanan menjadi 1%1. Selain itu ditemukan bilik mata depan dalam'
koloboma iris' iris tremulans' jet bla!k pupil' refleks ka!a (-)' dan ada bekas jahitan di kornea.
?al ini menunjukan bahwa mata kanan pasien adalah afakia setelah dilakukan operasi mata.
2emungkinan sebelum operasi mata kanan mengalami katarak' karena berdasarkan pasien
dengan katarak pasien mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang
menurun se!ara progresif.
&
Pada pemeriksaan tonometri s!hiot6 mata kanan didapatkan +,- 11'& mm?g. ?al ini
menunjukan bahwa tidak terjadi komplikasi peningkatan +,- pada mata kanan.
32
Pada pemeriksaan slit lamp mata kanan ditemukan kornea jernih. ?al ini menunjukan
bahwa tidak terjadi komplikasi edema pada mata kanan.
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah penanaman A. ,-5. 2arena pupil mata kanan
pasien ireguler yang kemungkinan sudah terjadi prolaps "itreus' sehingga tidak mungkin
dilakukan penanaman P. ,-5. Pada afakia unilateral' koreksi menggunakan ka!amata tidak
dapat ditoleransi karena anisometrop. 5ensa kontak dapat mengurangi aniseikonia. :amun'
pasien biasanya tidak nyaman menggunakan lensa kontak karena kesusahan memasang lensa'
tidak nyaman' dapat terjadi komplikasi seperti konjungti"itis giant papil.
*
Prognosis ad "itam dan "isam afakia -4 pada pasien ini adalah dubia ad bonam
karena pasien belum dilakukan operasi dan tidak diketahui apa yang akan terjadi selama
operasi berlangsung.
.
33
BAB 2
KESIMPULAN
Pada kasus ini berdasarkan anamnesis dan pemeriksan fisik' pasien didiagnosis afakia
-4. Afakia -4 didiagnosis berdasarkan keluhan mata kanan buram' riwayat operasi
pengangkatan lensa mata kanan' dan lensa tidak ditanam. Sedangkan pada pemeriksaan fisik
didapatkan "isus -4 1%& dan dikoreksi dengan C1 4 ada kemajuan "isus menjadi 1%1' bilik
mata depan dalam' koloboma iris (C)' iris tremulans (C)' jet bla!k pupil (C)' refleks ka!a (-)'
dan ada bekas jahitan di kornea. Penatalaksanaan untuk mata kanan pada kasus ini yaitu
dengan se!ondary A. ,-5 implantation.
34
DAFTA/ PUSTAKA
1. ,lyas' Sidarta. 2elainan Defrakasi dan 2oreksi Penglihatan. 3akarta 9 @alai Penerbit
>akultas 2edokteran Gni"ersitas ,ndonesia. 2*.
2. 5undstrIm /' @rege 2$' >lorJn ,' 5undh @' Stene"i G' +horburn H. Postoperati"e
aphakia in modern !atara!t surgery9 part 29 detailed analysis of the !ause of aphakia
and the "isual out!ome.3 .atara!t Defra!t Surg. 2* -!tK#(1)92111-1.
3. A.2. khurana. -pthalmology. :ew 4elhi9 :ew Age ,nternational. 2#.
*. :eil 3. >riedman' /.4.' Peter 2. 2aiser' /.4. 0ssentials of -phthalmology. 0lse"ier
,n!. 27.
1. /ukherjee. .lini!al 0Aamination ,n -phthalmology. ,ndia 9 0lse"ier ,ndia. 2&.
&. ,lyas Sidarta. ,lmu Penyakit /ata edisi ketiga. 3akarta9 @alai Penerbit >2G,. 27.
7. Baughan' 4aniel $. -ftalmologi Gmum. 0d 1*. Hidya /edika9 3akarta. 2.
<. ,lyas' Sidarta. 2atarak (lensa mata keruh) !etakan ketiga. 3akarta9 @alai penerbit
>2G,. 2#.
9. S!hlote +. Po!ket Atlas of -phthalmology.Stuttgart :ew-;ork9 2&.p 12&-##.
1. $erhard' lang. -phtalmology A Short +eAtbook. :ew ;ork 9+hieme stutrgart' 2.
35

Anda mungkin juga menyukai