METIL ESTER OLEH : WULAN NOVI ASTUTI (03111003008) NESSA SELVIANY (03111003014) ITALIANA HAKIM (03111003050) GIGIH TEJO PURBOYO (0311100306) MUHAMMA! EKO WAHYU UTAMA (03111003086) NAH!IA "HAIRANI (031110030#$) NAMA ASISTEN : 1% STHEVANIE $% AGUS "HAN!RA JURUSAN TEKNIK KIMIA &AKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA $014 BAB I PEN!AHULUAN 1%1% L'(') B*+','-. Saat ini pengembangan bahan bakar nabati untuk menggantikan bahan bakar fosil terus dilakukan. Pengembangan bahan bakar nabati seperti biodiesel dan bioethanol diharapkan dapat menanggulangi krisis energi yang kini mendera negara kita. Biofuel akan menggantikan premium, solar, maupun kerosin atau minyak tanah. Pemerintah menargetkan antara tahun 2009-2010 komposisi biofuel dan bahan bakar fosil mencapai 15 persen berbanding 5 persen. !ebutuhan nasional untuk bahan bakar nabati sedikitnya 1 miliar liter per tahun. "kan tetapi, keterbatasan bahan baku men#adi kendala utama karena harus berbagi dengan berbagai industri lain. $iodiesel adalah sebuah alternatif untuk bahan bakar diesel berbasis minyak bumi yang terbuat dari sumber daya terbarukan seperti minyak nabati, lemak he%an, atau alga. &a memiliki sifat pembakaran yang sangat mirip dengan diesel petroleum. !elebihan biodiesel adalah penggunaan biodiesel melepaskan lebih sedikit emisi dibandingkan dengan diesel kon'ensional, sekitar () lebih sedikit dibandingkan dengan diesel kon'ensional dan tidak mengandung sulfur sehingga ramah terhadap lingkungan, tidak beracun, merupakan bahan bakar biodegradable sehingga dapat diuraikan oleh alam dan tidak men#adi limbah yang mencemari lingkungan. $iodiesel lebih aman dipakai dibandingkan dengan diesel kon'ensional karena dapat dengan mudah dicampur dengan diesel kon'ensional, dan dapat digunakan di sebagian besar #enis kendaraan saat ini, bahkan dalam bentuk biodiesel $100 murni. Penggunaan biodiesel dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, dan meningkatkan keamanan dan kemandirian energi. $iodiesel memiliki sifat pelumas yang sangat baik, secara signifikan lebih baik daripada bahan bakar diesel kon'ensional, sehingga dapat memperpan#ang masa pakai mesin. $iodiesel #uga hanya butuh %aktu pengapian yang relatif singkat dibandingkan dengan diesel kon'ensional. *amun kelemahannya biodiesel saat ini sebagian besar diproduksi dari #agung yang dapat menyebabkan kekurangan pangan dan meningkatnya harga pangan. +al ini bisa memicu meningkatnya kelaparan di dunia. $iodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air dibandingkan dengan diesel kon'ensional, hal ini bisa menyebabkan korosi, filter rusak, pitting di piston, dll.Selain itu, biodiesel murni memiliki masalah signifikan terhadap suhu rendah. Secara signifikan biodiesel lebih mahal dibandingkan dengan diesel kon'ensional. $iodiesel memiliki kandungan energi yang #auh lebih sedikit dibandingkan dengan diesel kon'ensional, sekitar 11) lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar diesel kon'ensional. !emampuan biodiesel yang dapat melepaskan oksida nitrogen yang dapat mengarah pada pembentukan kabut asap. $iodiesel terdiri dari asam lemak rantai pan#ang dengan alkohol terpasang, sering berasal dari minyak nabati. +al ini dihasilkan melalui reaksi minyak nabati dengan alkohol metil atau etil alkohol dengan adanya katalis. ,emak he%ani adalah sumber potensial. -mumnya katalis digunakan adalah kalium hidroksida .!/+0 atau sodium hidroksida .*a/+0. Pada prinsipnya, pengolahan minyak #elantah men#adi biodiesel adalah proses kon'ersi trigliserida men#adi metil atau etil ester. $iodiesel disebut metil ester #ika alkohol yang digunakan adalah metanol. 1ika etanol yang digunakan, disebut etil ester. Proses kon'ersi ini biasa disebut transesterifikasi. Proses transesterifikasi merupakan reaksi antara minyak dengan alkohol untuk memutus tiga rantai gugus ester dari tiap cabang trigliserida. Proses ini pada dasarnya bertu#uan mengubah tri, di, mono gliserida berberat molekul dan ber'iskositas tinggi yang mendominasi komposisi refined fatty oil men#adi asam lemak metil ester .2"340. 5eaksi pada transesterifikasi membutuhkan panas sebagai energi dan katalis basa sebagai mediator kon'ersi agar diperoleh mutu produk reaksi yang tinggi. Pada reaksi ini, bahan baku misalnya minyak #elantah di kon'ersi men#adi biodiesel yang dapat digunakan sebagai bahan bakar setelah dicampur dengan petroleum kon'ensional. Selain itu proses ini #uga menghasilkan gliserin sebagai produk sampingan. 6liserin yang dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi sehingga dapat di#ual #uga sebagai bahan baku produksi untuk diolah men#adi lilin maupun sabun dengan beberapa proses dan bahan tambahan. 1%$% T/0/'- 10 -ntuk mengetahui pengaruh rasio reaktan terhadap kon'ersi minyak men#adi metil ester. 20 -ntuk mengetahui pengaruh dari temperatur reaksi terhadap pembentukan metil ester. 70 -ntuk mengetahui pengaruh dari %aktu reaksi terhadap pembentukan metil ester. 80 -ntuk mengetahui prinsip dan cara ker#a proses pembuatan metil ester. 1%3% R/1/2'- M'2'+'3 10 $agaimana metode pengolahan minyak kedelai men#adi bahan bakar alternatif. 20 "pa yang men#adi pertimbangan untuk men#adi bahan bakar yang dapat digunakan. 70 3engapa timbul pemikiran untuk membuat sebuah alternati'e bahan bakar. 1%4% M'-4''( 10 9apat mengetahui proses pembuatan metil ester dari minyak #elantah 20 9apat mengetahui pengaruh penggunaan katalis untuk masing-masing reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. 70 9apat mengetahui cara menghitung la#u:kecepatan reaksi pada proses pembuatan metil ester BAB II TINJAUAN PUSTAKA $%1% P*-.*)(5'- B5675*2*+ $iodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, turunan tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di &ndonesia seperti kelapa sa%it, kelapa, kemiri, #arak pagar, nyamplung, kapok, kacang tanah dan masih banyak lagi tumbuh-tumbuhan yang dapat meproduksi bahan minyak nabati .$$*0 dan dalam penelitian ini bahan bakar nabati berasal dari minyak kacang tanah setelah mengalami beberapa proses seperti ekstraksi, transesterifikasi diperoleh metil ester .biodiesel0, kemudian biodiesel dicampur dengan bahan bakar solar. +asil campuran itu disebut $10, $20 dengan tu#uan agar bahan bakar $10, $20 ini mempunyai sifat-sifat fisis mendekati sifat-sifat fisis solar sehingga $10 $20 dapat dipergunakan sebagai pengganti solar. $iodiesel dapat dibuat dari transesterifikasi asam lemak. "sam lemak dari minyak lemak nabati direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester dan produk samping berupa gliserin yang #uga bernilai ekonomis cukup tinggi. $iodiesel telah banyak digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. $ahan baku biodiesel yang dikembangkan bergantung pada sumber daya alam yang dimiliki suatu negara, minyak kanola di 1erman dan "ustria, minyak kedelei di "merika Serikat, minyak sa%it di 3alaysia, dan minyak kelapa di 2ilipina &ndonesia mempunyai banyak sekali tanaman penghasil minyak lemak nabati. $eberapa tanaman yang potensial untuk bahan baku biodiesel yakni seperti kelapa sa%it, #arak .kastroli0, #arak pagar, kapok, nyamplung. $erikut adalah cara dari biodiesel agar dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar yakni harus mempunyai kemiripan sifat fisik dan kimia dengan minyak solar. Salah satu sifat fisik yang penting adalah 'iskositas. Sebenarnya, minyak lemak nabati sendiri dapat di#adikan bahan bakar, namun 'iskositasnya terlalu tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk di#adikan bahan bakar mesin diesel. Perbandingan sifat fisik dan sifat kimia dari biodiesel dengan minyak solar dapat disa#ikan pada ;abel 2. T'8*+ $%1 Perbandingan sifat fisik dan kimia biodiesel dan solar S54'( 4525, 9 ,515' B5675*2*+ S6+') !omposisi 4ster alkil +idrokarbon 9ensitas, g:ml 0,<28 0,(50 =iskositas, cSt 5,55 8,< ;itik kilat, o > 1(2 9 "ngka setana <2,8 57 4nergi yang dihasilkan 80,1 31:kg 85,7 31:kg (Sumber : Internasional Biodiesel, 2001) 9ibandingkan dengan minyak solar, biodiesel mempunyai beberapa keunggulan. !eunggulan utamanya adalah emisi pembakarannya yang ramah lingkungan karena mudah diserap kembali oleh tumbuhan dan tidak mengandung S/ ? . 4misi biodiesel lebih rendah daripada emisi diesel minyak bumi. ;eknologi biodiesel memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut @ a0 3enguatkan .security of supply0 bahan bakar diesel yang independen dalam negeri. b0 3engurangi impor $$3 atau Automatic iesel !il. c0 3eningkatkan kesempatan ker#a orang &ndonesia di dalam negeri. d0 3eningkatkan kemampuan teknologi pertanian dan industri di dalam negeri. e0 3emperbesar basis sumber daya bahan bakar minyak nabati .$$*0. f0 3eningkatkan pendapatan petani kacang tanah. g0 3engurangi pemanasan global dan pencemaran udara karena biodiesel ramah lingkungan. .Prakoso, ;., 2000 h0 ,ebih aman dalam penyimpanan karena titik kilatnya lebih tinggi. i0 $ahan bakunya terbaharukan. #0 "ngka cetan tinggi. $%$% A+,636+ "lkohol digunakan sebagai reaktan dalam reaksi esterifikasi maupun transesterifikasi. "lkohol yang sering digunakan adalah metanol, etanol, propanol, dan isopropanol. 9alam skala industri, metanol lebih banyak digunakan karena harganya lebih murah daripada alkohol yang lain. "lkohol diumpankan dalam reaksi esterifikasi maupun transesterifikasi dalam #umlah berlebih untuk mendapatkan kon'ersi maksimum. Pemakaian alkohol yang berlebih tentu sa#a menambah biaya produksi pembuatan biodiesel, maka alkohol sisa di daur ulang. 3etanol, #uga dikenal sebagai metil alkohol, "ood alcohol atau spiritus, adalah senya%a kimia dengan rumus kimia > + 7 /+. Pada keadaan atmosfer, metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak ber%arna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas .berbau lebih ringan daripada etanol0. 3etanol digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan aditif bagi etanol industri. 3etanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol A alkohol lain, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut organik. 3etanol sedikit larut dalam lemak dan minyak . Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap karbon dioksida dan hidrogen sulfida. ;itik didih metanol berada pada <8,( o > dengan panas pembentukan .cairan0 A279,07 k1:mol pada suhu 25 o > . 3etanol mempunyai panas fusi 107 1:g dan panas pembakaran pada 25 o > sebesar 22,<<2 1:g. ;egangan permukaan metanol adalah 22,1 dyne:cm sedangkan panas #enis uapnya pada 25 o > sebesar 1,7(0 1:.g!0 dan panas #enis cairannya pada suhu yang sama adalah 2,577 1:.g!0. Sebagai alkohol alifatik yang paling sederhana dengan rumus kimia >+7/+, reaktifitas metanol ditentukan oleh group hidroksil fungsional. 3etanol bereaksi melalui pemutusan ikatan >-/ atau /-+ yang dikarakterisasi dengan penggantian group A+ atau A/+. 3etanol dapat diproduksi dari dua macam metoda yaitu metoda alamiah dengan cara ekstraksi atau fermentasi, dan metoda sintesis dengan cara sintesis gas hidrogen dan karbon dioksida atau oksidasi hidrokarbon atau dengan cara elektro:radiasi sintesis gas karbon dioksida. 3etanol dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku seperti @ gas alam, dan batu bara. 9ari hasil penelitian menun#ukkan bah%a metanol paling ekonomis diproduksi dari gas alam dibanding dari batu bara. $iaya produksi metanol dari gas alam sekitar 0,(7< -S9:galon sedangkan dari batu bara sekitar 1,2(( -S9:galon. Perusahaan penghasil metanol di &ndonesia diantaranya adalah Pertamina dan P;. !altim 3ethanol &ndustry .P;. !3&0 dengan bahan baku gas alam. $%3% K'('+52 !atalis adalah suatu Bat yang dapat mempercepat la#u reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. !atalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama@ katalis homogen dan katalis heterogen. !atalis homogen adalah senya%a yang memiliki fase sama dengan reaktan ketika reaksi kimia berlangsung. !atalis homogen merupakan katalis yang mempunyai fasa sama dengan reaktan dan produk. Penggunaan katalis homogen ini mempunyai kelemahan yaitu@ mencemari lingkungan, dan tidak dapat digunakan kembali. >ontoh !atalis +omogen @ !atalis dan pereaksi ber%u#ud gas, dan katalis dan pereaksi ber%u#ud cair. Sebagian besar reaksi katalis homogen adalah asam basa, seperti halnya reaksi hidrolisis dari ester atau mutarotasi glukosa. !atalis heterogen adalah katalis yang fasenya berbeda dengan fase Bat yang bereaksi maupun Bat hasil reaksi.!atalis heterogen biasanya membutuhkan pendukung .support0, karena pendukung katalis memiliki kekuatan mekanik, tahan panas, mempunyai kerapatan ruah yang optimal, dan kemampuan pelarutan fase aktif. 9alam mempela#ari katalis asam basa akan diketahui katalisator asam spesifik, katalisator basa spesifik, katalisator asam umum dan katalisator basa umum. !atalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. !atalis menyediakan suatu #alur pilihan dengan energi akti'asi yang lebih rendah. !atalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. !atalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama@ katalis homogen dan katalis heterogen. !atalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bah%a katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi .atau substrat0 untuk sementara ter#erap. &katan dalam substrat- substrat men#adi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. katan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Pada umumnya asam dan basa keras adalah semua yang mungkin membentuk ikatan ionik seperti ,iC, *aC, +C dan /+. 9alam reaksi transesterifikasi dengan katalis asam ter#adi interaksi antara +C dari katalis yang berperan sebagai asam keras dengan basa keras pada trigliserida yaitu gugus karboksilat. !estabilan dari interaksi keras-keras dan lunak-lunak harus dibedakan dengan kekuatan sifat asam atau basa. 1ika dilihat dari mekanisme reaksi maka dapat dilihat adanya gugus ele#trofili# dan ada gugus nu#leofili#. 6ugus ele#trofili# adalah gugus yang kekurangan elektron sehingga afinitas elektronnya men#adi berkurang contohnya proton, kation, dan karbon radikal. Sedangkan gugus nu#leofili# mempunyai pasangan elektron bebas yang memiliki kecenderungan bereaksi dengan substrat yang kekurangan elektron. Seperti reaksi kimia pada umumnya, pada reaksi esterifikasi dan transesterifikasi ditambahkan katalis untuk mempercepat la#u reaksi dan meningkatkan perolehan. 2.7.1. !atalis 5eaksi 4sterifikasi 5eaksi esterifikasi ber#alan baik #ika dalam suasana asam. !atalis yang sering digunakan untuk reaksi ini adalah asam mineral kuat, garam, gel silika, dan resin penukar kation. "sam mineral yang banyak dipakai adalah asam klorida, asam sulfat, dan asam fosfat. "sam klorida banyak dipakai untuk skala laboratorium, namun #arang dipakai untuk skala industri karena sangat korosif. "sam fosfat #arang digunakan sebagai katalis karena memberikan la#u reaksi yang relatif lambat. "sam sulfat paling banyak digunakan dalam industri karena memberikan kon'ersi tinggi dan la#u reaksi yang relatif cepat. Selain asam mineral, katalis yang sering dipakai adalah resin penukar kation. !eunggulan katalis ini adalah fasanya yang padat sehingga pemisahannya lebih mudah dan dapat dipakai berulang. 2.7.2. !atalis 5eaksi ;ransesterifikasi !atalis yang sering digunakan untuk reaksi transesterifikasi yaitu alkali, asam, atau enBim. Penggunaan enBim masih belum umum dibandingkan alkali dan basa karena harganya mahal dan belum banyak penelitian yang membahas kiner#a katalis ini. "lkali yang sering digunakan yaitu natrium metoksida .*a/>+ 7 0, natrium hidroksida .*a/+0, kalium hidroksida .!/+0, kalium metoksida, natrium amida, natrium hidrida, kalium amida, dan kalium hidrida .Sprules and $rice, 1%&00. *atium hidroksida dan natrium metoksida merupakan katalis yang paling banyak digunakan. *atrium metoksida lebih efektif dibandingkan natrium hidroksida .'redman et( al(, 1%)*+ ,artman, 1%&-0 tetapi harganya lebih mahal dan beracun. -ntuk perbandingan molar alkohol dan asam lemak <@1, perolehan ester untuk *a/+ 1) dan *a/>+ 7 0,5) hampir sama setelah direaksikan selama <0 menit *amun, pada perbandingan molar alkohol dan asam lemak 7@1, katalis natrium metoksida menun#ukkan hasil yang lebih baik .'redman et( al(, 1%)*0. !alium hidroksida .!/+0 mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan katalis lainnya. Pada akhir proses, !/+ yang tersisa dapat dinetralkan dengan asam fosfat men#adi pupuk .! 7 P/ 8 0 sehingga proses produksi biodiesel dengan katalis !/+ tidak menghasilkan limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, !/+ dapat dibuat dari abu pembakaran limbah padat pembuatan minyak nabati. "sam yang dapat digunakan diantaranya asam sulfat .+ 2 S/ 8 0, asam fosfat, asam klorida, dan asam organik. !atalis asam yang paling banyak banyak dipakai adalah asam sulfat. Pada kondisi operasi yang sama, katalis alkali #auh lebih cepat daripada katalis asam .'redman et( al(, 1%)*0. "lkali dapat memberikan perolehan yang tinggi untuk %aktu reaksi sekitar 1 #am sedangkan asam baru memberikan perolehan ester yang tinggi setelah bereaksi selama 7-8 #am. Pada alkali perolehan ester akan memuaskan untuk perbandingan molar alkohol dan asam lemak <@1 sedangkan pada asam baru memberikan perolehan ester yang memuaskan untuk perbandingan molar alkohol dan asam lemak 70@1. $%4% R*',25 P*18/'('- B5675*2*+ 4ster dapat dibuat dari minyak lemak nabati dengan reaksi esterifikasi atau transesterifikasi atau gabungan keduanya. 2.8.1. 5eaksi 4sterifikasi 5eaksi esterifikasi merupakan reaksi antara asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. 5eaksi yang ter#adi merupakan reaksi endoterm, sehingga memerlukan pasokan kalor dari luar. ;emperatur untuk pemanasan tidak terlalu tinggi yaitu 55-<0 o > .!ac, 20010. Secara umum reaksi esterifikasi adalah sebagai berikut @ "s am lemak bebas alkohol ester alkil air 5eaksi esterifikasi dapat dilakukan sebelum atau sesudah reaksi transesterifikasi. 5eaksi esterifikasi biasanya dilakukan sebelum reaksi transesterifikasi #ika minyak yang diumpankan mengandung asam lemak bebas tinggi .D0.5)0. 9engan reaksi esterifikasi, kandungan asam lemak bebas dapat dihilangkan dan diperoleh tambahan ester. 9alam ilmu kimia, ester adalah campuran organik dengan simbol 5E yang menggantikan suatu atom hidrogen atau lebih. 4ster #uga dibentuk dengan asam yang tidak tersusun teraturF sebagai contoh, dimetil sulfat yang #uga disebut asam belerang, dimethyl ester. 5eaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. ;urunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. 4ster asam karboksilat ialah suatu senya%a yang mengandung gugus ->/ 2 5 dengan 5 dapat berupa alkil maupun aril. 4sterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik. Penamaan ester hampir menyerupai dengan penamaan basa, %alaupun tidak benar-benar mempunyai kation dan anion, namun memiliki kemiripan dalam sifat lebih elektropositif dan keelektronegatifan. Suatu ester dapat dibuat sebagai produk dari suatu reaksi pemadatan pada suatu asam .pada umumnya suatu asam organik0 dan suatu alkohol . atau campuran Bat asam karbol0, %alaupun ada cara- cara lain untuk membentuk ester. Pemadatan adalah suatu #enis reaksi kimia di mana dua molekul beker#a sama dan menghapuskan suatu molekul yang kecil, dalam hal ini dua gugus /+ yang merupakan hasil eliminasi suatu molekul air. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. 4sterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion +C. "sam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. *ama ester berasal dari 4ssig-Gther 1erman, sebuah nama kuno untuk menyebut etil asam cuka ester .asam cuka etil0. 4ster dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam karbon. 4ster dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat .bagian dari asam karbon0. Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir menghasilkan ester metil butir >7+(->//->+7 seperti halnya air. Hang paling sederhana adalah +->//->+7,metil metanoat. !arena ester dari asam yang lebih tinggi, alkana menyebut dengan - oat pada akhiran. Secara umum 4ster dari asam berbau harum meliputi benBoat seperti metil benBoat. ,a#u esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. !uat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam la#u pembentukkan ester. Seperti kebanyakan reaksi aldehida dan keton, esterifikasi suatu asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan detonasi. /ksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif dan eliminasi air akan menghasilkan ester. Proses esterifikasi dengan asam fosfat yang berlangsung dalam tubuh kita disebut #uga proses fosforilasi dengan bantuan enBim esterase yang mampu memecah ikatan ester dengan cara hidrolisis. 4ster diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus ->//+, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa #enis. 9isini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus ->//+ digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak #auh beda #ika diganti dengan sebuah gugus aril .yang berdasarkan pada sebuah cincin benBen0. 2.8.2. 5eaksi ;ransesterifikasi 5eaksi ;ransesterifikasi sering disebut reaksi alkoholisis, yaitu reaksi antara trigliserida dengan alkohol menghasilkan ester dan gliserin. "lkohol yang sering digunakan adalah metanol, etanol, dan isopropanol. ;ransesterifikasi adalah proses transformasi kimia molekul trigliserida yang besar, bercabang dari minyak nabati dan lemak men#adi molekul yang lebih kecil, molekul rantai lurus, dan hampir sama dengan molekul dalam bahan bakar diesel. 3inyak nabati atau lemak he%ani bereaksi dengan alkohol dan katalis menghasilkan alkil ester ;idak seperti esterifikasi yang mengkon'ersi asam lemak bebas men#adi ester, pada transesterifikasi yang ter#adi adalah mengubah trigliserida men#adi ester. Perbedaan antara transesterifikasi dan esterifikasi men#adi sangat penting ketika memilih bahan baku dan katalis. ;ransesterifikasi dikatalisis oleh asam atau basa, sedangkan esterifikasi, bagaimanapun hanya dikatalisis oleh asam. Pada transesterifikasi, reaksi saponifikasi yang tidak diinginkan bisa ter#adi #ika bahan baku mengandung asam lemak bebas yang mengakibatkan terbentuknya sabun. merekomendasikan bahan baku yang mengandung kurang dari 0,5) berat asam lemak saat menggunakan katalis basa untuk menghindari pembentukan sabun. $erikut ini adalah tahap-tahap reaksi transesterifikasi @ trigliserida alkohol digliserida ester digliserida alkohol monogliserida ester monogliserida alkohol gliserin ester Secara keseluruhan reaksi transesterifikasi adalah sebagai berikut @
;rigliserida 7 .alkohol0 gliserin 7 .ester0 ;rigliserida bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan gliserin. !edua produk reaksi ini membentuk dua fasa yang mudah dipisahkan. 2asa gliserin terletak diba%ah dan fasa ester alkil diatas. 4ster dapat dimurnikan lebih lan#ut untuk memperoleh biodiesel yang sesuai dengan standard yang telah ditetapkan, sedangkan gliserin dimurnikan sebagai produk samping pembuatan biodiesel. 6liserin merupakan senya%aan penting dalam industri. 6liserin banyak digunakan sebagai pelarut, bahan kosmetik, sabun cair, dan lain-lain. ;ransesterifikasi trigliserida dengan katalis basa homogen merupakan aspek kimia biodiesel yang paling penting. Spesies reaktif dalam transesterifikasi menggunakan katalis basa homogen alkoksida yang terbentuk ketika alkohol dan katalis bereaksi. "lkoksida yang sangat reaktif kemudian terlibat dalam serangan nukleofilik pada gugus karbonil dari asam lemak sehingga memungkinkan serangan nukleofilik oleh alkohol melalui oksigen yang bersifat elektronegatif. "lkohol yang paling umum digunakan adalah metanol dan etanol, terutama metanol, karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi .sehingga reaksinya disebut metanolisis0. Produk yang dihasilkan .#ika menggunakan metanol0 lebih sering disebut sebagai metil ester asam lemak .fatty acid methyl ester:2"340 daripada biodiesel, sedangkan #ika etanol yang digunakan sebagai reaktan, maka akan diperoleh campuran etil ester asam lemak .fatty acid ethyl ester:2"440. 9engan minyak berbasis bio .minyak nabati0 maka hubungan stoikiometrinya memerlukan 7 mol alkohol per mol ;"6 .7@10, tetapi reaksi biasanya membutuhkan alkohol berlebih berkisar <@1 hingga 20@1, tergantung pada reaksi kimia untuk transesterifikasi katalis basa dan 50@1 untuk transesterifikasi katalis. ,a#u reaksi transesterifikasi sangat dipengaruhi oleh suhu reaksi. -mumnya reaksi dilakukan pada suhu yang dekat dengan titik didih metanol .<0- (0 o >0 pada tekanan atmosfer. 9engan menaikkan lagi dari suhu tersebut, maka akan lebih banyak lagi metanol yang hilang atau menguap. Pada prinsipnya, pembuatan biodiesel didasarkan kepada proses transesterifikasi trigliserida men#adi metil ester .biodiesel0. 9alam reaksinya ter#adi penggantian gugus alkohol dari ester dengan alkohol lain. Pada umumnya, alkohol yang digunakan dalam proses transesterifikasi adalah metanol. Selain itu, untuk mempercepat ter#adinya reaksi, digunakan pula katalis *a/+. Pada proses transesterifikasi ini dihasilkan #uga gliserol yang men#adi produk samping dalam pembuatan biodiesel ini. 2aktor utama yang mempengaruhi rendemen metil ester yang dihasilkan pada reaksi transesterifikasi adalah rasio molar antara trigliserida dan alkohol, #enis katalis yang digunakan, suhu reaksi, %aktu reaksi, kandungan air, dan kandungan asam lemak bebas. $esarnya kandungan asam lemak yang terkandung dalam trigliserida bergantung pada penggunaan minyak #elantah dalam penggorengan. Penggunaan minyak #elantah bekas penggorengan bahan makanan yang mengandung banyak lemak atau protein akan meningkatkan kandungan asam lemak dalam trigliserida yang akan mempengaruhi reaksi. Selain itu, suhu yang terlalu tinggi pada saat proses transesterifikasi bisa menyebabkan minyak berbusa karena ter#adinya reaksi penyabunan yang disebabkan oleh *a/+ yang bereaksi dengan minyak pada suhu tinggi. -mumnya suhu reaksi ideal pada transesterifikasi ini antara 50 o -<0 o >. Selain itu, proses pemurnian dan penyaringan #uga bisa mengurangi #umlah metil ester yang dapat dihasilkan. Proses bleaching yang terlalu lama bisa menyebabkan minyak dan air teremulsi dan akan sulit dipisahkan karena antara asam lemak, minyak, dan air akan saling terikat. Pada proses akhir .purifikasi0 dimana metil ester dipanaskan, akan ter#adi penguapan air dan sisa metanol yang tidak ikut bereaksi. 3etanol dan air ini perlu dihilangkan untuk mencegah kerusakan mesin ketika proses pembakaran biodiesel dalam mesin. 3etil ester yang baik memiliki p+ netral .<-0. p+ yang terlalu asam atau basa bisa menyebabkan kerusakan pada tangki bahan bakar apabila biodiesel ini digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. -ntuk menaikkan status ekonomi dan fungsi gliserol sekaligus mengurangi kelebihan produksi, kon'ersi men#adi akrolein, propilen glikol, 1,7-propanediol, asam gliserik, maupun gliserol karbonat adalah sekian cara yang telah dikembangkan. 6liserol karbonat .hydro.ymethyl dio.olanone0, senya%a turunan gliserol ini paling menarik perhatian karena memiliki kegunaan seperti elastomer, surfaktan, perekat, tinta. G'18') $%1% 9iagram Pembuatan $iodiesel dari $i#i 1arak Sampai saat ini gliserol karbonat dibuat melalui reaksi gliserol dengan fosgen. 2osgen merupakan Bat yang sangat beracun dan korosif sehingga proses tadi sangat #auh dari konsep kimia hi#au. /leh karena itu dipikirkan cara yang lebih hi#au yaitu reaksi transesterifikasi gliserol dengan dialkil karbonat atau etilen karbonat menggunakan katalis basa, misalnya *a/+ atau *a 2 >/ 7 . Penelitian terkini banyak memusatkan perhatian pada optimasi sistem katalis yang semula berupa katalis basa homogen .larut bersama pereaksi0 beralih men#adi katalis basa heterogen .tidak larut0 dengan alasan kenyamanan proses pemisahan dan pendaurulangan. $%5% P*-.6(6) Pengotor yang ada dalam biodiesel diantaranya gliserin, air, dan alkohol sisa. Pemisahan pengotor dilakukan untuk mendapatkan biodiesel yang memenuhi kriteria untuk di#adikan bahan bakar. 2.5.1. 6liserin 6liserin dan ester membentuk dua fasa yang tidak saling larut. 6liserin yang berada di lapisan ba%ah karena densitasnya lebih besar dari ester. Pemisahan gliserin dari ester dapat dilakukan dengan cara dekantasi. 6liserin merupakan produk samping proses pembuatan biodiesel yang bernilai ekonomis tinggi yang dapat di#ual dalam keadaan mentah .crude glycerin0 atau gliserin yang telah dimurnikan. Pemurnian gliserin akan lebih sulit #ika terbentuk sabun hasil reaksi asam lemak bebas dengan basa. 2.5.2. "ir Salah satu produk samping reaksi esterifikasi adalah air. "ir harus dihilangkan sebelum reaksi transesterifikasi. Pemisahan air ini dapat dilakukan dengan penguapan atau menggunakan absorber. Pemisahan air dengan penguapan lebih banyak dilakukan dalam industri biodiesel karena lebih murah. "ir men#adi sulit dipisahkan #ika terdapat sabun hasil reaksi asam lemak bebas dengan basa. "ir berikatan dengan sabun dan gliserin sehingga pemisahannya men#adi sulit. BAB III METO!OLOGI PER"OBAAN 3%1% A+'( 7'- B'3'- 7.1.1. "lat 10 4rlemeyer 250 ml 20 ,abu distilasi 70 6elas ukur 80 ;ermometer 50 "lat titrasi <0 $eker 6elas (0 3agnetic stirrer 0 Spatula 90 >orong Pemisah 100 Pipet tetes 7.1.2. $ahan 10 3inyak 6oreng baru 1 , 20 3inyak 1elantah 1 , 70 *a/+ padat 80 *a/+ 0,1 3 50 "Iuadest 3%$% P)62*7/) P*):68''- P*18/'('- M*(5+ E2(*) 7.2.1. 5eaksi 4sterifikasi 10 >airkan bahan baku terlebih dahulu bila bahan baku ber%u#ud padat hingga mencapai ukuran 100 ml. 20 Setelah minyak berbentuk liIuid, masukkan minyak ke dalam labu leher tiga yang telah dilengkapi dengan thermometer, pemanas, dan condenser. !emudian dipanaskan sampai suhu mencapai (0 J >. 5eaksi ini berlangsung secara batch. 70 >ampurkan methanol dan katalis dalam #umlah tertentu kedalam minyak yang telah dipanaskan tersebut. 80 5eaksikan campuran tersebut selama 1 #am. 50 Setelah 1 #am minyak tersebut diangkat dan didinginkan. 3%$%$% R*',25 T)'-2 E2(*)545,'25 10 3inyak yang telah terbentuk pada reaksi esterifikasi dipanaskan kembali pada suhu (0 J >. 20 Setelah mencapai temperature (0 J >, minyak tersebut ditambahkan dengan campuran methanol dan katalis !/+ dalam #umlah tertentu. 70 5eaksikan campuran minyak, alcohol dan !/+ tersebut selama 1 #am, reaksi ini berlangsung pada kondisi batch. 80 Setelah 1 #am minyak tersebut diangkat dan didinginkan, serta dihilangkan alkoholnya. 50 9iamkan selama 28 #am agar terlihat dua lapisan yaitu lapisan atas metal ester dan lapisan ba%ah berupa gliserol, kemudian kedua lapisan tersebut dipisahkan dengan corong pemisah. <0 3etil ester yang telah terpisah kemudian dicuci dengan cara mencampurkan air yang telah dipanaskan pada suhu 50 J >. (0 9iamkan sampai terbentuk dua lapisan, kemudian dua lapisan tersebut dipisahkan dengan corong pemisah. ,akukan hal ini beberapa kali hingga hasil cucian terakhir terlihat bersih. 0 ;erakhir lakukan pemanasan pada metal ester .biodiesel0 sampai suhu 100 J > untuk menghilangkan kadar alcohol yang masih ada pada biodiesel. 90 ,akukan percobaan yang sama untuk 'ariasi minyak K methanol .1@1, 1@1,5, 1@20, perbandingan katalis + 2 S/ 8 .1), 2), dan 7)0 serta perbandingan katalis !/+ .1), 2), dan 7)0 100 3etil 4ster .biodiesel0 dapat dianalisa. BAB IV PENGOLAHAN !ATA 9ata percobaan reaksi esterifikasi @ 10 =olume metanol L 75 m, 20 =olume minyak #elantah L 100 m, 70 3assa minyak #elantah L 9( gram 80 3assa katalis +>l L 2) massa minyak #elantah L 2) . 9( gram L 1,98 gram 50 =olume gliserol yang terbentuk L 11<,5 m, 3assa gliserol L ,( gram 5eaksi @ 3inyak #elantah C 7 3etanol C +>l M 6liserol C 7 3etanol C +>l 3ol minyak #elantah L 9( gram . .1 mol:90 gram0 L 0,109 mol 3assa #enis metanol L 0,(91 gram:m, 3assa metanol L =olume metanol . 3assa 1enis metanol L 75 m, . 0,(91 gram:m, L 2(,(17 gram 3ol metanol L 3assa metanol @ $3 metanol L 2(,(17 gram . .1 mol:72 gram0 L 0,<< mol 3ol gliserol L 3assa gliserol @ $3 gliserol L ,( gram . .1 mol:92 gram0 L 0,9<8 mol 3ol +>l L 3assa +>l @ $3 +>l L 1,977 gram . .1 mol:7<,5 gram0 L 0,057 mol =olume metil ester a%al L 17 m, 3assa metil ester a%al L 0,9( gram:m, . 17 m, L 12,<1 m, BAB V PEMBAHASAN 3etil ester atau yang biasa dikenal dengan istilah biodiesel dapat diperoleh melalui 2 tahapan reaksi, yaitu reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. 5eaksi esterifikasi merupakan reaksi antara alkohol dan asam karboksilat yang menghasilkan ester dan air. "lkohol yang digunakan yaitu metanol sedangkan asam karboksilatnya berupa minyak #elantah. 3etanol dipilih sebagai alkohol pada pembuatan metil ester karena harganya ter#angkau serta rantai karbonnya pendek sehingga mudah diputus dan bergabung membentuk metil ester. Pembuatan metil ester #uga memerlukan bantuan katalis asam untuk mempercepat ter#adinya reaksi. !atalis asam yang digunakan adalah asam klorida .+>l0. +>l terlebih dahulu direaksikan dengan metanol pada beker gelas untuk selan#utnya direaksikan ke dalam minyak #elantah. 3inyak #elantah dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan dipanaskan dengan suhu (0 / >. ,abu leher tiga dilengkapi dengan termometer, hot plate, dan kondensor. !ondensor berfungsi untuk mengembunkan gas yang terbentuk karena pemanasan minyak #elantah. ;ermometer berfungsi menun#ukkan suhu reaksi. Pemanas pada labu leher tiga terdapat magnetic stirrer supaya kenaikan suhu cepat ter#adi karena adanya pengadukan dan sesuai pada kondisi optimal ter#adi. 5angkaian pembuatan metil ester dilengkapi dengan pompa, ember, serta pipet hisap. Pompa akan mengalirkan air yang diperlukan kondensor untuk mendinginkan gas yang terbentuk. 4mber berisi air es serta pipet hisap. ,eating mantle sebenarnya #uga diperlukan supaya panas yang diterima labu leher tiga tidak hilang ke lingkungan. Penambahan +>l dan metanol ke dalam minyak #elantah dilakukan pada suhu 80 / >. 5eaktan selan#utnya dipanaskan selama 1 #am dengan suhu antara 55-(0 / > yang merupakan suhu optimal pembentukan metil ester .biodiesel0. Suhu harus di#aga supaya stabil dengan melihat termometer. 5eaksi esterifikasi ini termasuk proses batch. Produk yang dihasilkan pada reaksi esterifikasi yaitu gliserol, metanol serta katalis +>l. Produk utamanya yaitu gliserol untuk selan#utnya dilakukan reaksi transesterifikasi men#adi metil ester. -ntuk mendapatkan gliserol, maka perlu dilakukan pemisahan dengan menggunakan corong pemisah dan didiamkan selama 28 #am sehingga terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas dan ba%ah. ,apisan atasnya merupakan campuran metanol dan +>l sedangkan lapisan ba%ahnya yaitu gliserol. Setelah minyak didinginkan dan dihilangkan alkoholnya, dilan#utkan dengan proses transesterifikasi. !atalis basa yang digunakan yaitu *a/+. Sama seperti reaksi esterifikasi, metanol ditambahkan terlebih dahulu dengan katalis *a/+. 3inyak dipanaskan sampai suhu 80 / > dan selan#utnya ditambahkan metanol dan *a/+. Pemanasan dilakukan selama 1 #am dengan di#aga kondisi suhu 55-<5 / >. 5eaksi ini termasuk proses batch. Pada proses ini dihasilkan metil ester, sisa metanol, gliserol, dan *a/+. >ampuran minyak tersebut selan#utnya perlu diangkat dan didinginkan yang bertu#uan untuk menghilangkan alkohol. 9ua lapisan akan terbentuk apabila campuran minyak didiamkan selama 28 #am dengan corong pemisah. ,apisan atas yaitu metil ester dan lapisan ba%ah yaitu gliserol serta campuran lainnya. 3etil ester yang sudah dipisahkan perlu dicuci dengan air yang telah dipanaskan dengan suhu 50 / >. Pencucian dilakukan beberapa kali supaya campuran terlihat bersih. ;erakhir lakukan pemanasan pada metil ester .biodiesel0 sampai suhu 100 / > untuk menghilangkan kadar alkohol yang masih ada pada biodiesel. "da beberapa faktor yang mempengaruhi produk metil ester yang terbentuk dari reaksi ini, yaitu %aktu reaksi, proses pengadukan, katalisator atau katalis yang digunakan, dan #uga temperatur akan sangat berpengaruh pada reaksi ini. Supaya proses menghasilkan kon'ersi maksimal, maka perlu mengikuti prosedur dengan benar. $eberapa kesalahan sangat mungkin ter#adi pada percobaan ini diantaranya adalah kesalahan yang berasal dari alat yang digunakan, misalnya alat yang digunakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya ataupun alat atau bahan kurang steril. Selain itu kesalahan paling dominan yang ter#adi adalah akibat dari praktikan itu sendiri, diantaranya adalah kurangnya ketelitian para praktikan dalam melakukan penimbangan atau pengukuran bahan-bahan yang akan digunakan selama praktikum. +al itu dapat berpengaruh pada proses pembuatan biodiesel .metil ester0. BAB VI KESIMPULAN !AN SARAN 6%1% K*251;/+'- 10 3etode pembuatan metil ester di dapatkan dari dua #enis reaksi, yaitu tranesterifikasi dan esterifikasi. Proses esterifikasi adalah ;ransesterifikasi adalah tahap kon'ersi dari trigliserida .minyak nabati0 men#adi al#yl ester, melalui reaksi dengan alkohol yang menghasilkan produk alkohol dan katalis pada lapisan atas #uga gliserol pada lapisan ba%ah. 20 !arakteristik pada bahan bakar minyak @ a0 $erat 1enis .Specific /ra0ity0 $ahan bakar minyak umumnya mempunyai specific gra0ity antara 0,(8 A 0,9<, dengan kata lain bahan baker minyak lebih ringan dari pada air. b0 =iskositas 3akin tinggi 'iskositas minyak, akan makin kental dan makin sulit mengalir, begitu #uga sebaliknya. 70 3etil ester adalah suatu senya%a yang merupakan produk dari reaksi antara asam lemak bebas dan alkohol rantai pendek .methanol0. 80 2aktor- faktor yang berpengaruh dalam proses pembuatan biodiesel adalah@ a0 Semakin cepat proses pengadukan maka kenaikan suhu semakin cepat. b0 ;emperatur reaksi saat terbentuknya metil ester yaitu 55-(0 / >. c0 Naktu reaksi terbentuknya metil ester yaitu 1 #am. 50 3etil ester atau biodiesel dapat digunakan sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi. 6%$% S')'- 10 Praktikan harus men#aga kondisi operasi. 20 Pensterilan peralatan dan bahan. 70 !eteltian dalam pengukuran bahan. !A&TAR PUSTAKA "nonim. 2010. 1ransesterifi#asi. https@::id.ans%ers.yahoo.com:Iuestion:inde?O IidL200005212(70""ni9b!. 9iakses tanggal 5 September 2018 &dra. 2018. 1ransesterifi#asi( http@::herlinaidra.blogspot.com:2018:07:reaksi- transesterifikasi-pada-pembuatan.html. 9iakses tanggal 5 September 2018 &Bhar. 2017. 1ransesterifi#asi $embentu#an Biodiesel. http@::iBhar.blog.teknik industri.ft.mercubuana.ac.id:OpL20(. 9iakses tanggal 5 September 2018 Pra%ito. 2018. Biodiesel. http@::chemicalengineer.digitalBones.com:biodiesel.html. 9iakses tanggal 5 September 2018 Prihandana,5. 200. 2atalis. http@::Prihandana.blogspot.com:200:11:katalis. 9iakses tanggal 8 September 2018 Sarumpaet, Pahala. 2011. Apa itu Biodiesel3 http@::teknologi.kompasiana. com:terapan:2011:12:20:apa-itu-biodiesel 827575.html. 9iakses tanggal 5 September 2018 Sophyan. 2017. $roses 4sterifi#asi. http@::rahmatsophyan.blogspot.com:proses esterifikasi.html. 9iakses tanggal 8 September 2018.