Anda di halaman 1dari 13

Prinsip Kerja Instrumen Spektroskopi

Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya,
suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi
juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi.
Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak"
digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa
modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk
memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik
dan non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon,
gelombang suara, sinar x dan lain sebagainya.
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia analisis untuk
mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat
untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif
dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai
spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu
objek astronomi atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan pergeseran
Doppler garis-garis spektral. Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).
spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul.

CARA KERJA SPEKTROFOTOMETER INFRA MERAH


Pada prinsipnya, bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka
molekul-molekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi sehingga terjadi transisi antara tingkat vibrasi dasar
(ground state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (exited state). Pengabsorpsian energi pada berbagai
frekuensi dapat dideteksi oleh Spektrofotometer Infra Merah, yang memplot jumlah radiasi infra
merah yang diteruskan melalui suatu cuplikan sebagai fungsi frekuensi atau panjang gelombang
radiasi. Plot tersebut disebut spektrum infra merah, yang akan memberikan informasi penting tentang
gugus fungsional suatu molekul.Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila suatu molekul terdiri dari dua atom
atau lebih. Untuk dapat menyerap radiasi infra merah (aktif inframerah),vibrasi molekul harus menghasilkan
perubahan momen dwikutub.

B. SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar
monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan
menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi.
Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk semua struktur elektronik, tetapi hanya pada
sistem-sistem terkonjugasi, struktur elektronik dengan adanya ikatan dan non bonding elektron .Prinsip kerja
spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media
(larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari sumber radiasi diteruskan
menuju monokromator. Cahaya dari monokromator diarahkan terpisah melalui sampel dengan
sebuah cermin berotasi. Detektor menerima cahaya dari sampel secara bergantian secara

berulang-ulang, Sinyal listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat hasilnya,
selanjutnya perhitungan dilakukan dengan komputer yang sudah terprogram.
C. HPLC ( High Performance Liquid Chromatography)
Prinsip kerja HPLC adalah sebagai berikut : dengan bantuan pompa fasa gerak cair
dialirkan melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak dengan
cara penyuntikan. Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen campuran karena
perbedaan kekuatan interaksi antara solut-solut terhadap fasa diam. Solut-solut yang kurang kuat
interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom lebih dulu. Sebaliknya, solut-solut yang
kuat berinteraksi dengan fasa diam maka solut-solut tersebut akan keluar kolom dideteksi oleh
detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram

D. SPEKTROMETER MASSA
Prinsip kerja Spektrometer Massa adalah pengionisasian senyawa kimia menghasilkan
molekul atau fragmen molekul dan mengukur rasio massa atau muatan. Spectrometer massa
menghasilkan berkas ion, memilah ion tersebut menjadi spektum yang sesuai dengan
perbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada.
Umumnya, hanya ion positif yang dipelajari karena ion negatif yang dihasilkan dari sumber
tumbukan umumnya sedikit. Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom
tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu) karena partikel-partikel bermuatan listrik
dibelokkan dalam medan magnet dan partikel-partikel yang tidak bermuatan (netral) tidak
dibelokkan. Urutannya adalah sebagai berikut :
a.

Tahap pertama : Ionisasi

Atom diionisasi dengan mengambil satu atau lebih elektron dari atom tersebut supaya
terbentuk ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya membentuk ion-ion
negatif (sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang tidak pernah membentuk ion (sebagai
contoh, argon). Spektrometer massa ini selalu bekerja hanya dengan ion positif.
b.

Tahap kedua : Percepatan


Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang sama.

c.

Tahap ketiga : Pembelokan


Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet. Pembelokkan yang

terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan massanya, akan semakin dibelokkan.
Besarnya pembelokannya juga tergantung pada besar muatan positif ion tersebut. Dengan kata
lain, semakin banyak elektron yang diambil pada tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut,
pembelokan yang terjadi akan semakin besar.
d.

Tahap keempat : Pendeteksian


Sinar-sinar ion yang melintas dalam spectrometer massa akan dideteksi secara elektrik.

E. NMR

Prinsip dalam spektrometri NMR yaitu bila sampel yang mengandung 1H atau

13

(bahkan semua senyawa organik) ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul interaksi antara
medan magnet luar tadi dengan magnet kecil (inti). Karena adanya interaksi ini, magnet kecil
akan terbagi atas dua tingkat energi (tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+) dan keadaan yang
kurang stabil (-)) yang energinya berbeda. Karena inti merupakan materi mikroskopik, maka

energi yang berkaitan dengan inti ini terkuantisasi, artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi
antara dua keadaan diberikan oleh persamaan.

F. XRD ( X-Ray Diffraction )


Prinsip dasar dari difraksi adalah hasil dari pantulan elastis yang terjadi ketika sebuah
sinar berbenturan dengan sasaran serta pantulan sinar yang bersifat elastis. Difraksi sinar X
terjadi pada hamburan elastis foton-foton sinar X oleh atom dalam sebuah kisi periodik.
Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa tersebut memberikan interferensi yang konstruktif.
Dasar dari penggunaan difraksi sinar-X untuk mempelajari kisi kristal adalah berdasarkan
persamaan Bragg :
n. = 2.d.sin ; n = 1,2,
dengan adalah panjang gelombang sinar-X yang digunakan, d adalah jarak antara dua bidang
kisi, adalah sudut antara sinar datang dengan bidang normal, dan n adalah bilangan bulat yang
disebut sebagai orde pembiasan.
Berdasarkan persamaan Bragg, jika seberkas sinar-X di jatuhkan pada sampel kristal,
maka bidang kristal itu akan membiaskan sinar-X yang memiliki panjang gelombang sama
dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut. Sinar yang dibiaskan akan ditangkap oleh detektor
kemudian diterjemahkan sebagai sebuah puncak difraksi. Makin banyak bidang kristal yang
terdapat dalam sampel, makin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkannya. Tiap puncak yang
muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam
sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian
dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X untuk hampir semua jenis material. Standar ini
disebut JCPDS.

Sinar X dalam pembangkitannya dideskripsikan oleh gambar dibawah ini yang didalam
sinar x terdapat dua jenis radiasi yaitu sinar x kontinyu dan karakteristik. untuk alat XRD
terdapat filter guna menyaring sinar x kontinyu dan hanya meneruskan sinar x karakteristik.
Prinsip dari alat XRD adalah sinar X yang dihasilkan dari suatu logam tertentu memiliki
panjang gelombang tertentu, sehingga dengan memfariasi besar sudut pantulan sehingga terjadi
pantulan elastis yang dapat dideteksi. Maka menurut Hukum Bragg jarak antar bidang atom
dapat dihitung dengan data difraksi yang dihasilkan pada besar sudut-sudut tertentu.

Jadi, jenis spektrofotometri di atas memiliki prinsip kerja yang sama yaitu adanya
interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.
Perbedaannya terletak pada panjang gelombang yang digunakan.

http://ekandaris.blogspot.com/2012/09/prinsip-kerja-instrumen-spektroskopi.html

Infra Merah (Infra Red)


Spektro infra red dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat bahan,dimana struktur zat yang
diuji dapat diamati pada spektrofgram panjang gelombang vs transmittansi yang sangat spesifik
dan merupakan sidik jari suatu molekul. Spektrogram zat yang diuji dibandingkan dengan
spektrogram dari bahan yang sudah diketahui spktranya.
Spektrofotometri Infra Merah
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah meruakan suatu metode yang mengamati interaksi
molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75
1.000 m atau pada Bilangan Gelombang 13.000 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik
dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara
fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor
magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.
Gambaran berkas radiasi elektromagnetik diperlihatkan pada Gambar 1 berikut :

Gambar 1: berkas radiasi elektromagnetik

Tabel 1 : Pembagian Gelombang Elektromagnet

Gambar 2 : Pembagian Gelombang Elektromagnetik


Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang panjang
gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan spektrum dari berbagai
panjang gelombang. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang pada Tabel 1 dan
Gambar 2, sinar infra merah dibagi atas tiga daerah, yaitu:
Daerah Infra Merah dekat.
Daerah Infra Merah pertengahan.
Daerah infra merah jauh..
Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah panjang gelombang
yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah adalah pada daerah infra merah
pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 50 m atau pada bilangan gelombang 4.000
200 cm-1. Satuan yang sering digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah Bilangan
Gelombang ( ) atau disebut juga sebagai Kaiser.
Spektrofotometer Inframerah Transformasi Fourier
Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR) adalah sama
dengan Spektrofotometer Infra Red disperse, yang membedakannya adalah pengembangan pada
sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari
Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah dari persamaan gelombang yang
dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari
Perancis.
Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah waktu atau
daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari daerah
waktu ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier (Fourier Transform).
Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen Fourier Transform Infra Red dipakai dasar
daerah waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi
elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang dikemukakan oleh
Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831).
Cara Kerja Alat Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
Sistim optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red seperti pada gambar disamping ini
dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian
radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang
bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah
2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang
diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistim optik dari
Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai
sistim optik Fourier Transform Infra Red.
Pada sistim optik Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light Amplification
by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan
dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara
utuh dan lebih baik.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah Tetra
Glycerine Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT).
Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih

sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi
yang diterima dari radiasi infra merah.
Cara Kerja Alat Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
Sistim optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red seperti pada gambar disamping ini
dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian
radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang
bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah
2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( ). Hubungan antara intensitas radiasi IR yang
diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistim optik dari
Spektrofotometer Infra Red yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai
sistim optik Fourier Transform Infra Red.
Pada sistim optik Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light Amplification
by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan
dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara
utuh dan lebih baik.
Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah Tetra
Glycerine Sulphate (disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT).
Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih
sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi
yang diterima dari radiasi infra merah.
Interaksi Sinar Infra Merah Dengan Molekul
Bila ikatan bergetar, maka energi vibrasi secara terus menerus dan secara periodik berubah dari
energi kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Jumlah energi total adalah sebanding dengan
frekwensi vibrasi dan tetapan gaya ( k ) dari pegas dan massa ( m1 dan m2 ) dari dua atom yang
terikat. Energi yang dimiliki oleh sinar infra merah hanya cukup kuat untuk mengadakan
perubahan vibrasi.
Panjang gelombang atau bilangan gelombang dan kecepatan cahaya dihubungkan dengan
frekwensi melalui bersamaan berikut : Energi yang timbul juga berbanding lurus dengan
frekwesi dan digambarkan dengan persamaan Max Plank :
E = Energi, Joule
h = Tetapan Plank ; 6,6262 x 10-34 J.s
c = Kecepatan cahaya ; 3,0 x 1010 cm/detik
n = indeks bias (dalam keadaan vakum harga n = 1)
= panjang gelombang ; cm
f = frekwensi ; Hertz

Dalam spektroskopi infra merah panjang gelombang dan bilangan gelombang adalah nilai yang
digunakan untuk menunjukkan posisi dalam spektrum serapan. Panjang gelombang biasanya
diukur dalam mikron atau mikro meter ( m ).

Sedangkan bilangan gelombang adalah frekwensi dibagi dengan kecepatan


cahaya, yaitu kebalikan dari panjang gelombang dalam satuan cm-1. Persamaan dari hubungan
kedua hal tersebut diatas adalah :
c = kecepatan cahaya : 3,0 x 1010 cm/detik
k = tetapan gaya atau kuat ikat, dyne/cm
= massa tereduksi
m = massa atom, gram
Metode spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang meliputi teknik serapan
(absorption), teknik emisi (emission), teknik fluoresensi (fluorescence). Komponen medan listrik
yang banyak berperan dalam spektroskopi umumnya hanya komponen medan listrik seperti
dalam fenomena transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Penemuan infra merah
ditemukan pertama kali oleh William Herschel pada tahun 1800. Penelitian selanjutnya
diteruskan oleh Young, Beer, Lambert dan Julius melakukan berbagai penelitian dengan
menggunakan spektroskopi inframerah. Pada tahun 1892 Julius menemukan dan membuktikan
adanya hubungan antara struktur molekul dengan inframerah dengan ditemukannya gugus metil
dalam suatu molekul akan memberikan serapan karakteristik yang tidak dipengaruhi oleh
susunan molekulnya. Penyerapan gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan terjadinya
eksitasi tingkat-tingkat energi dalam molekul. Dapat berupa eksitasi elektronik, vibrasi, atau
rotasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya energi yang diserap oleh ikatan pada
gugus fungsi adalah:
E = h. = h.C / = h.C / v
E = energi yang diserap
h = tetapan Planck = 6,626 x 10-34 Joule.det
v = frekuensi
C = kecepatan cahaya = 2,998 x 108 m/det
= panjang gelombang
= bilangan gelombang
Dasar Spektroskopi Infra Merah dikemukakan oleh Hooke dan didasarkan atas senyawa yang
terdiri atas dua atom atau diatom yang digambarkan dengan dua buah bola yang saling terikat
oleh pegas seperti tampak pada gambar disamping ini. Jika pegas direntangkan atau ditekan pada
jarak keseimbangan tersebut maka energi potensial dari sistim tersebut akan naik.
Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu :
1. Gerak Translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik lain.
2. Gerak Rotasi, yaitu berputar pada porosnya, dan
3. Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya..
Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa
yang belum diketahui,karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode
ini banyak digunakan karena:

a. Cepat dan relatif murah


b. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul
c. Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu
dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.
Jenis Vibrasi Molekul
Ada dua jenis vibrasi yaitu:
1. Vibrasi ulur (Stretching Vibration), yaitu vibrasi yang mengakibatkan perubahan panjang
ikatan suatu ikatan
2. Vibrasi tekuk (Bending Vibrations), yaitu vibrasi yang mengakibatkan perubahan sudut
ikatan antara dua ikatan
Vibrasi tekuk itu sendiri dibagi lagi menjadi empat:
1. Scissoring
2. Rocking
3. Wagging
4. Twisting
Perubahan Energi Vibrasi
Atom-atom di dalam molekul tidak dalam keadaan diam, tetapi biasanya terjadi peristiwa vibrasi.
Hal ini bergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya. Vibrasi
molekul sangat khas untuk suatu molekul tertentu dan biasanya disebut vibrasi finger print.
Vibrasi molekul dapat digolongkan atas dua golongan besar, yaitu :
1. Vibrasi Regangan (Streching)
2. Vibrasi Bengkokan (Bending)
Vibrasi Regangan (Streching)
Dalam vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya sehingga akan
terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan
ada dua macam, yaitu:
1. Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu bidang datar.
2. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam satu
bidang datar.
Vibrasi Bengkokan (Bending)
Jika sistim tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka dapat
menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi osilasi atom atau
molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih dalam
bidang datar.
2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih dalam
bidang datar.
3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar.
4. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang menghubungkan
dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar.

Penggunaan dan Aplikasi


Spektroskopi inframerah biasanya digunakan untuk penelitian dan digunakan dalam industri
yang sederhana dengan teknik yang sederhana dan untuk mengontrol kualitas. Alat spektroskopi
inframerah cukup kecil dan mudah dibawa kemana-mana dan kapanpun dapat digunakan.
Dengan meningkatnya teknologi komputer memberikan hasil yang lebih baik. Spektroskopi
inframerah mempunyai ketepatan yang tinggi pada aplikasi kimia organik dan anorganik.
Spektroskopi inframerah juga sukses kegunaannya dalam semikonduktor mikroelektronik: untuk
contoh, spektroskopi inframerah dapat digunakan untu semikonduktor seperti silikon, gallium
arsenida, gallium nitrida, zinc selenida, silikon amorp, silikon nitrida, dan sebagainya.

Efek isotop
Isotop yang berbeda memberikan bilangan gelombang yang berbeda pada spektroskopi
inframerah. Seperti contoh frekuensi regangan O-O memberikan nilai 832 dan 788 cm -1 untuk
(16O-16O) dan (18O-18O) melalui hubungan O-O sebagai sebuah spring, bilangan
gelombang, dapat dihitung:
dimana k nilai konstan untuk ikatan, dan massa tereduksi untuk sistem A-B
(mi massa dari atom i).
Massa reduksi untuk 16O-16O dan 18O-18O dapat diperkirakan antara 8 dan 9. Sehingga

Daerah Identifikasi
Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi bengkokan, khususnya goyangan
(rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000 400 cm-1. Karena di daerah
antara 4000 2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk identifkasi gugus
fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi regangan. Sedangkan
daerah antara 2000 400 cm-1 seringkali sangat rumit, karena vibrasi regangan maupun
bengkokan mengakibatkan absorbsi pada daerah tersebut.
Dalam daerah 2000 400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai absorbsi yang unik, sehingga
daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari (fingerprint region). Meskipun pada
daerah 4000 2000 cm-1 menunjukkan absorbsi yang sama, pada daerah 2000 400 cm-1 juga
harus menunjukkan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa dua senyawa adalah
sama.
Penafsiran Spektrum Inframerah
Untuk penafsiran spektrum inframerah tidak ada aturan kaku, namun syarat-syarat tertentu yang
harus dipenuhi sebagai upaya untuk menafsirkan suatu
spektrum adalah
Spektrum harus terselesaikan dan intensitas cukup memadai
Spektrum diperoleh dari senyawa murni
Spektrofotometer harus dikalibrasi sehingga pita yang teramati sesuai dengan frekuensi atau
panjang gelombangnya. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menggunakan standar yang dapat
diandalkan, seperti polistirena film.

Metode persiapan sampel harus ditentukan. Jika dalam bentuk larutan, maka konsentrasi larutan
dan ketebalan sel harus ditunjukkan.
Penyerapan sinar uv-vis dibatasi pd sejumlah gugus fungsional/gugus kromofor (gugus dengan
ikatan tidak jenuh) yang mengandung electron valensi dengan tingkat eksitasi yang rendah.
Dengan melibatkan 3 jenis electron yaitu : sigma, phi dan non bonding electron. Kromoforkromofor organic seperti karbonil, alken, azo, nitrat dan karboksil mampu menyerap sinar
ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimalnya dapat berubah sesuai dengan
pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elekron bebas,
seperti hidroksil, metoksi dan amina. Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor akan
mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar
(bathokromik) yang disertai dengan peningkatan intensitas (hyperkromik).
Komponen dari suatu spektrofotometer berkas tunggal :
1. Suatu sumber energy cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah spectrum dimana
instrument itu dirancang untuk beroperasi.
2. Suatu monokromator, yakni suatu piranti untuk mengecilkan pita sempit panjang-panjang
gelombang dari spectrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
3. Suatu wadah sampel (kuvet)
4. Suatu detector, yang berupa transduser yang mengubah energy cahaya menjadi suatu isyarat
listrik.
5. Suatu pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat isyarat listrik itu
memadai untuk di baca.
6. Suatu system baca (piranti pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan
dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun Adsorbansi (A).
http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/01/infra-merah-infra-red.html

Anda mungkin juga menyukai