Anda di halaman 1dari 3

Keratoakantoma (moluskum sebaseum)

Keratoachantoma adalah tumor jinak yang dijumpai pada permukaan kulit yang
umumnya terjadi pada bagian yang terkena sinar matahari. Tumor ini terdiri dari sel keratin
skuamous yang berasala dari pilo sebaseous squamous
Beberapa penulis menyatakan bahwa tumor ini merupakan tumor ganas karena gambaran
histologinya mirip dengan karsinoma sel skuamosa. Keratoakantoma jauh lebih sering terjadi
pada usia lanjut.
Gambaran klinis
Lesi-lesi dapat tumbuh cepat, mencapai ukuran maksimal dalam waktu sekitar 6-8
minggu. Tumor ini berbentuk bulat dengan bagian tepi tergulung dan sumpat keratin ditengah.
Dasarnya berwarna merah dan terdapat peradangan, dan bisa terasa sakit. Pada akhirnya, tumor
dengan cepat mulai mengecil, hampir secepat pertumbuhannya, dan dapat hilang sama sekali,
meninggalkan sedikit jaringan parut dan berkerut.
Tempat predileksi keratoakantoma ini adalah hampir selalu pada tempat-tempat di kulit
yang terpapar sinar matahari.
Keratoachantoma pada umumnya sangat sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan
dengan wanita
Etiologi
Penyebab keratoachantoma yang didefinisikan tetap tidak ada yang jelas, bagaimanapun
juga faktor-faktor yang berpotensi dapat juga dipertimbangkan.
Namun dapat dipertimbangkan beberapa faktor penyebab dari keratoachantoma yaitu :
1. Data epidemiologis mengenai keratoachantoma mendukung bahwa sinar matahari adalah
sebagai faktor etiologi yang penting
2. Pekerja industry mempunyai insiden yang lebih tinggi terhadap keratoachantoma
3. Virus
4. Faktor genetic dan system imun yang lamah

5. Trauma
6. Bahan kimia seperti minyak mineral dan senyawa tar
Penatalaksanaan
Perawatan dari keratoachantoma ini dapat di lakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah :
a. Observasi
Lesi ini dapat sembuh secara spontan dalam waktu 1 tahun. Walaupun dilaporkan timbul
jaringan parut pada resolusi seperti itu
b. Medicamentosa
Bagi pasien yang tidak menginginkan pembedahan dapat diberikan obat golongan
antineoplastic agents. Yaitu :
-

5-fuorourasil yang tidak diencerkan. 50mm/cc dapat disuntikan langsung ke lesi ini.
Biasanya diperlukan sekitar 1cc bagi keratoachantoma berukuran sedang dan diulang
tiap minggu sampai lessi berregrasi. Pengobatan ini memberikan hasil kosmetik yang
baik. Sebaiknya tidak digunakan pada lesi yang tidka khas.

5-fuorourasil topical dapat dipakai beberapa kali sehari,resolusi bermaksa sering


timbul dalam 3-4 minggu dengan jaringan parut yang minimal. Sebagai satu aturan
jika setelah 4 minggu lesi tidak memberikan respon penuh terhadap terapi obat
penganbilan secara bedah diindikasikan

c. Radiasi
-

Sinar X dalam dosis kecil dapat memberikan respon yang baik dalam pengobatan
keratoachantoma

Terapi radiasi dapat berguna pada ppasien dengan tumor yang terlalu besar dan
dilakukan setelah tumor di bedah

Terapi radiasi jarang diminta pada pasien usia muda yang mana bias terjadi kerusakan
sel akibat radiasi yang terus menerus

Terapi radiasi adalah perwatan alternative pada pasien yang mengerti risiko dan
keuntungannya. Terapi radiasi juga digunakan pada keratoachantoma yang kecil dan
lokasi yang sulit untuk dirawat

d. Bedah
-

Kuretase

Keratoachantoma yang ukurannya kecil biasanya dirawat dengan cara pengkuretan


-

Eksisi
Lesi ini biasanya dirawat dengan eksisi, dimana seluruh lesi diangkat dengan suatu
batasan yang aman yaitu lebar dan dalamnya.

Prognosis
-

Penyembuhan keratoachantoma yang tterjadi secara spontan biasanya menimbulkan


bekas luka

Setelah dilakukan perawatan terhadap keratoachantoma biasanya tidak pernah


kambuh kembali dan bila ada ini merupakan hal yang jarang terjadi

Referensi :
-

http://repository.usu.ac.id

http://emedicine.medscape.com

Robbin Graham-Brown dan Tony Burns. 2005. Lecture Note : Dermatologi, edisi 8.
Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai