Anda di halaman 1dari 34

Analisa Lokasi 2014

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Analisa Lokasi yakni
Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic, Rer. Reg, atas bimbingannya yang telah membantu dan
memberikan masukan-masukan kepada kami dalam menyelesaikan tugas
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata mudah mudahan makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya, terutama kami sebagai mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota.

Surabaya, Desember 2014


Hormat kami,

Penulis

Analisa Lokasi 2014


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 1
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3
2.1 INDUSTRI ....................................................................................................................... 3
2.2 LOKASI INDUSTRI ......................................................................................................... 3
2.2.1

TEORI LOKASI MENURUT AHLI .................................................................... 4

2.3 FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENENTUAN LOKASI INDUSTRI ............................ 6


2.4 KEBIJAKAN TERKAIT LOKASI INDUSTRI ..................................................................... 7
2.4.1

PP No 24/2009 ................................................................................................ 7

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................. 8


3.1 Metode Pengambilan Sampel ......................................................................................... 8
3.2 Metode Pengumpulan Data............................................................................................. 8
3.2.1

Data Primer ..................................................................................................... 8

3.3 Metode Analisis ............................................................................................................... 9


3.3.1

Analisis Delphi ................................................................................................. 9

3.3.2

Analisis AHP .................................................................................................. 10

BAB IV GAMBARAN UMUM ............................................................................................... 13


4.1 Letak Administratif ......................................................................................................... 13
4.2 Kondisi Eksisting PT Petrokimia Gresik ......................................................................... 13
4.3 Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan Industri PT Petrokimia Gresik ................... 14
4.4 Pengelolaan Lingkungan ............................................................................................... 16
4.5 Pemasaran dan Distribusi ............................................................................................. 17
ii

Analisa Lokasi 2014


BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS .............................................................................. 18
5.1 Analisis Penentuan Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Lokasi Industri PT
Petrokimia Gresik ................................................................................................................ 18
5.2 Analisis Prioritas Faktor-Faktor yang Paling Berpengaruh dalam Pemilihan Lokasi
Industri PT Petrokimia Gresik .............................................................................................. 22
5.3 Analisis Kesesuaian antara Faktor Lokasi dengan Pemilihan Lokasi Industri PT
Petrokimia Gresik ................................................................................................................ 23
BAB VI KESIMPULAN ........................................................................................................ 24
6.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 24
6.2 Saran ............................................................................................................................ 24
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 25

iii

Analisa Lokasi 2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa kini, angka kelahiran semakin tidak dapat terkontrol. Laju pertumbuhan
penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya menuntut pemerintah

untuk selalu

melakukan pembangunan kota sehingga kebutuhan penduduk selalu dapat tercukupi.


Pembangunan yang dlakukan oleh pemerintah secara tidak langsung menyebabkan
perataan pembangunan di tiap titik-titik kota. Permintaan akan kebutuhan yang terus
meningkat seiring dengan tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan banyaknya
industri-industri baru yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Industri adalah
kegiatan memproses dan mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan
(KBBI,2013). Dengan banyaknya jumlah industri dan jenisnya yang beragam maka
diperlukan analisa untuk menentukan lokasi industri yang strategis.
Teori Lokasi Industri merupakan suatu teori yang dikembangkan untuk memilih lokasi
kegiatan ekonomi (industri) yang optimal guna mencapai tingkat efisiensi yang tinggi
(Ghalib, 2005). Demikian, Penyusun mengambil studi kasus Kawasan Industri Petrokimia di
Kab. Gresik, Jawa Timur. Kawasan Industri Petrokimia merupakan industri dengan skala
besar yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang. Industri Petrokimia merupakan
industri primer yang menghasilkan beberapa produk kimia seperti pupuk, pestisida dan lainlain. Dengan skala Industri yang cukup besar, maka penentuan lokasi industri seharusnya
sangat diperhitngkan, menimbang adanya kemungkinan munculnya industri pesaing yang
menjual produk serupa serta alokasi penggunaan lahan untuk kepentingan industri sendiri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah dengan judul Analisis Kesesuaian Faktor-Faktor
Penentuan Lokasi Industri adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui teori-teori penentuan lokasi yang digunakan pada Kawasan Industri PT.
Petrokimia
2. Mengetahui kesesuaian antara teori-teori penentuan lokasi Industri dengan kondisi
eksisting lokasi industri PT. Petrokimia Gresik
3. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi industri
berdasarkan hasil analisis dan preerensi responden
1.3 Rumusan Masalah
perumusan masalah dari penelitian ini akan dijlaskan sebagai berikut :
1. Teori analisa lokasi apa yang telah digunakan dalam menentukan lokasi PT.
Petrokimia Gresik?
1

Analisa Lokasi 2014


2. Bagaimana kesesuaian antara teori lokasi yang digunakan dengan kondisi eksisting
lokasi PT. Petrokimia Gresik?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam menentukan lokasi industri
berdasarkan analisis dan preferensi responden?
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penyususnan makalah terdapat pemaparan di setiap bab/bagan untuk
memudahkan pembaca dalam memahami pemaparan proses dan hasil penelitian.
Sistematika penulisan dibagi menjadi 5 bab dengan uraian sebgai berikut :
BAB I merupakan Pendahuluan yang memuat Latar belakang,, tujuan penelitian,
rumusan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II merupakan uraian dari Tinjauan Pustaka yang digunakan. Tinjauan pustaka
berisi tentang teori-teori terkait dalam penentuan lokasi industri, serta sintesa teori pemilihan
lokasi industri
BAB III Merupakan Gambaran Umum yang berupa penjelasan tentang

profil

Kawasan Industri PT. Petrokimia Gresik serta gambaran lokasinya.


BAB IV merupakan bagan Analisis yang berisi tentang uraian analisis kesesuaian
teori penentuan lokasi Industri PT. Petrrokimia Gresik.
BAB V merupakan bagan terakhir, yakni Penutup. Bagan ini berisi kesimpulan dan
lesson learned dari pembahasan yang terapat pada bab-bab sebelumnya.

Analisa Lokasi 2014


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 INDUSTRI
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi dan atau barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaan industri yakni kelompok industri
hulu (kelompok industri dasar), kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil. Bidang
usaha industri adalah lapangan kegiatan yang bersangkutan dengan cabang industri yang
mempunyai ciri khusus yang sama dan atau hasilnya bersifat akhir dalam proses produksi
(UU RI No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian).
Istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal,
pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang
ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang
luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada
umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah,
makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan
usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda.
Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan
bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain
faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut
menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks
kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis
industrinya.
2.2 LOKASI INDUSTRI
Lokasi industri secara umum mempunyai pengertian sebagai lahan atau tanah tempat pabrik
dan sarananya melakukan proses produksi. Penentuan lokasi industri akan berkaitan
dengan unit-unit lain. Menurut Budiharsono (2001:19) keputusan mengenai penentuan
lokasi yang diambil oleh unit-unit penentuan lokasi industri (pabrik) yaitu: rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah. Setiap unit pengambil keputusan mempunyai kepentingan
tersendiri yang bersumber dari aktivitas ekonomi yang dilakukan. Aktivitas ekonomi rumah
tangga yang paling pokok adalah penjualan jasa tenaga kerja, dan konsumsi. Sedangkan
kegiatan ekonomi dari suatu perusahaan meliputi, pengumpulan input, proses produksi, dan
proses pemasaran. Penentuan lokasi industri oleh pengambil keputusan merupakan suatu
usaha untuk memaksimalkan keuntungan. Menurut Budiharsono (2001:23) pendekatan
dalam penentuan lokasi industri terbagi tiga, yaitu: Pendekatan meminimumkan biaya atau

Analisa Lokasi 2014


biaya

terkecil,

pendekatan

wilayah

pemasaran,

dan

pendekatan

memaksimalkan

keuntungan. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan satu per satu secara rinci.
1. Pendekatan Biaya Terkecil
Pendekatan biaya terkecil yang dikemukakan oleh Alfred Weber (dalam Budiharsono
2001: 23). Pendekatan ini didasarkan atas biaya transportasi terkecil. Sepakat dengan
Pendekatan tiga faktor utama ini yang memengaruhi lokasi industri adalah biaya
transportasi, biaya tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi. Dalam hal ini Weber
mengasumsikan bahwa biaya transportasi berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh
dan berat barang, sehingga titik yang membuat biaya terkecil adalah bobot total pergerakan
pengumpulan berbagai input dan pendistribusian hasil industri.
2. Pendekatan Wilayah Pemasaran
Berbeda dengan pendekatan biaya terkecil yang hanya memperhatikan sisi input,
namun kurang memperhatikan sisi output (permintaan), Losch (dalam Budiharsono 2001:
25) melihat penetapan lokasi industri dari sisi permintaan. Dengan kata lain, pendekatan ini
mempertimbangkan ukuran optimal dari pasar. Lokasi optimal adalah tempat di mana terjadi
keuntungan maksimal dengan asumsi penyebaran faktor input merata, faktor penyebaran
penduduk dan selera masyarakat sama, serta tidak ada ketergantungan lokasi
antarperusahaan.
3. Pendekatan Keuntungan Maksimum
Jika teori Weber hanya melihat sisi produksi yang memberikan ongkos terkecil dan
teori Losch hanya melihat sisi permintaan dari perimaan pasar yang maksimal, maka Smith
(dalam Tarigan 2005: 101) menggabungkan dua teori tersebut. Menurut Smith kedua
pandangan

tersebut perlu digabung, dengan cara mencari lokasi yang memberikan

keuntungan yang maksimal setelah memerhatikan lokasi yang menghasilkan ongkos terkecil
dan lokasi yang memberikan penerimaan terbesar, dengan mengintrodusir konsep average
cost (biaya rata-rata) dan average revenue (penerimaan rata-rata) yang terkait dengan
lokasi.
2.2.1

TEORI LOKASI MENURUT AHLI

a. Alfred Weber (1929) Teori Lokasi Biaya Minimum


Menurut teori Weber, pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimisasi
biaya. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya
transportasi dan tenaga kerja, dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat
dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan
tingkat keuntungan yang maksimum. Menurut Weber ada tiga faktor yang mempengaruhi
lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau
deaglomerasi.

Analisa Lokasi 2014


Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku Weber
menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi
optimum. Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan
baku atau pasar, Weber merumuskan indeks material (IM), sedangkan biaya tenaga kerja
sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi lokasi industri dijelaskan Weber
dengan menggunakan sebuah kurva tertutup (closed curve) berupa lingkaran yang
dinamakan isodapan (isodapane).
Adapun penentuan lokasi terbaik menurut Weber tergantung pada karakter bahan
baku yang digunakan, antara lain:
a. Bahan baku yang tersedia dimana saja.
b. Bahan baku setempat yang berpengaruh spesifik terhadap lokasi.
c. Berdasarkan perhitungan Indeks Material (IM) yang menentukan apakah lokasi
industri tersebut lebih berorientasi pada bahan baku atau lebih berorientasi pada lokasi
pasar.
b. August Losch (1940) Teori Lokasi Industri Optimal
Teori Losch lebih menekankan pada lokasi penjualan dan seberapa besar jumlah
konsumennya. Losch menyarankan agar lokasi industri berada di dekat pasar karena
semakin jauh dari pasar, konsumen akan makin enggan untuk membeli karena biaya
transportasi untuk mendatangi tempat berjualan semakin mahal
c. Walter Isard (1956) Teori Substitusi Isard
Isard

mengembangkan

teori Weber

yang

dikenal

sebagai

merumuskan dasar-dasar analisis lokasi utamanya daerah pasar.

yang

pertama

Teori ini menekankan

pentingnya kedudukan pusat-pusat urban tingkat nasional (Metropolis) dalam kaitannya


dengan Aglomerasi industri serta mengembangkan gejala ekonomis, skala ekonomis dan
penghematan sebagai akibat pengaruh lokasi
d. Melvin Greenhut (1956) Teori Biaya Minimum dan Ketergantungan Lokasi
Teori yang dikemukakan oleh Melvin Greenhut pada tahun 1956 dalam bukunya
Plant Location in Theory and in Practice dan Microeconomics and The Space Economy
adalah teori biaya minimum dan ketergantungan lokasi (Theory Least Cost and Place
Interdependence).
e. Michael Porter (1990) Teori Competitive Advantages

Analisa Lokasi 2014


Definisi klaster industri menurut Porter adalah konsentrasi geografis dari perusahaan
yang saling berhubungan, pemasok khusus, layanan penyedia, perusahaan-perusahaan
dalam industri terkait, dan organisasi terkait (seperti perguruan tinggi, standar lembaga,
asosiasi perdagangan) dalam bidang tertentu yang dihubungkan oleh persamaan dan saling
melengkapi. Dalam hal ini terdapat persaingan serta kerjasama antara satu perusahaan
(industri) dengan perusahaan (industri) lain. Dalam penjelasan lebih lanjut, Porter
menyebutkan bahwa sebuah klaster terdiri atas industri inti, industri hulu (pemasok), industri
hilir (pelanggan), dan lembaga lain seperti penyuluhan pertanian, laboratorium penelitian,
asosiasi perdagangan, dan seterusnya.
f.

Djojodipuro (1992)
Djojodipuro berpendapat bahwa pasar akan terbentuk seiring dengan adanya

kebutuhan akan daya beli masyarakat yang memadai. Untuk meminimumkan biaya, suatu
perusahaan akan mendekati konsumen yang memerlukan dagangannya. Lokasi Industri
dapat dibedakan menjadi 3, yaitu lokasi industri yang berorientasi kepada daerah lokasi,
berorientasi kepada tempat lokasi, dan berorientasi kepada keseimbangan spasial.
g. Kotler (2001) Teori Lokasi Biaya Minimum
Teori lokasi biaya minimum yang dicetuskan oleh Kotler ini bertujuan untuk
menentukan lokasi strategis yang dapat meminimumkan biaya pengeluaran perusahaan.
Langkah pertama adalah menentukan obyek penyaluran barang. Jika perusahaan sudah
menentukan obyek penyaluran barang, maka selanjutnya yang dihadapi perusahaan adalah
menentukan pusat perbelanjaan yang cocok dengan para konsumen dan memilih tempat
tertentu dalam pusat perbelanjaan.
h. Teori Lokasi Komprehensive (2004)
Pada dasarnya tidak ada teori tunggal yang dapat digunakan untuk menetapkan
dimana lokasi kegiatan produksi (industri) sebaiknya dipilih. Maka dari itu untuk menetapkan
lokasi industri (skala besar) diperlukan gabungan dari berbagai pengetahuan dan disiplin
ilmu secara komprehensive.
2.3 FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENENTUAN LOKASI INDUSTRI
Dari beberapa teori yang telah berkembang dari masa evolusi hingga saat ini maka
dapat disimpulkan dengan gambar tabel dibawah ini yang menggambarkan beberapa teori
penentuan lokasi industri dari beberapa tokoh teori industri :

Analisa Lokasi 2014


Tabel 1. Faktor Penentuan Lokasi Industri Berdasarkan Pendapat Para Ahli
Faktor Penentuan Lokasi Industri
Teori

Transporta
si

Bahan

Aglomeras

Baku

Pasar

Tenaga Kerja

Weber
Losch

Isard

Greenhut

Porter

Djojodipuro

v
v

Kotler

komprehensif

Infrastruktur

v
v

2.4 KEBIJAKAN TERKAIT LOKASI INDUSTRI


2.4.1

PP No 24/2009

Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia juga memiliki aturan terkait lokasi
kawasan industri, yaitu pada PP No 24 tahun 2009 Tentang Kawasan Industri. Dalam PP ini
menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan penentuan lokasi kawasan industri
tercantum pada Bab II Pasal 3. Yang mana penentuan lokasi industri yang berskala provinsi
harus dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Sedangkan
pembangunan kawasan industri di wilayah lintas kabupaten/kota dilakukan sesuai dengan
Rencana Tata Ruang
wilayah kabupaten/kota

Wilayah Provinsi. Dan juga pembangunan kawasan industri di


dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten/Kota. Maka padat dilihat bahwasannya pembangunan kawasan industri di


Indonesia pada dasarnya harus mengacu pada kesesuaian tata ruang.
Sementara pada pasal 24 ayat (1) b mengatakan bahwa setiap perusahaan industri
di kawasan industri wajib memelihara daya dukung lingkungan di sekitar kawasan termasuk
tidak melakukan pengambilan air tanah. Maka suatu kawasan industri juga harus
memperhatikan tingkat sustainablelity kawasan disekitar industri tersebut berada.

Analisa Lokasi 2014


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel digunakan untuk menentukan responden yang akan dijadikan
narasumber dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini merupakan
sampel non probabilistik dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode
tersebut dipilih karena sampel memiliki kriteria khusus yang disesuaikan dengan penelitian
yang hendak dilakukan sehingga pengambilan sampel tidak dapat dilakukan secara acak
(random) melainkan ditentukan sendiri oleh peneliti. Dengan demikian, sampel yang dipilih
akan sesuai dan relevan dengan rancangan penelitian.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan cara-cara yang
digunakan dalam memecahkan masalah dalam penelitian yang diangkat, terutama dalam
hubungannya dengan instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini
meliputi:
3.2.1 Data Primer
Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuisioner dan
melakukan wawancara kepada beberapa pihak yang berpengaruh dan berkepentingan
dalam penelitian. Selain itu juga dilakukan survei lapangan untuk lebih mengetahui
kondisi lapangan dan mencari data pendukung dalam penelitian ini. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut:
a. Kuisioner
Kuisioner merupakan bentuk pertanyaan yang disusun berdasarkan tulisan. Jenis
kuisioner yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup dimana
jawabannya sudah tersedia sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang
sesuai dengan pendapatnya.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana motode ini
dilakukan dengan cara tanya jawab lisan. Metode ini dilakukan oleh dua orang atau
lebih dengan kondisi langsung bertemu dan berhadap-hadapan. Dalam penelitian ini,
metode wawancara dilakukan pada stakeholder yang berkaitan dengan ruang lingkup
dalam penelitian.

Analisa Lokasi 2014


3.3 Metode Analisis
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT
Petrokimia Gresik digunakan beberapa teknik analisis, delphi, dan AHP (Analytical Hierarchy
Process). Analisis delphi dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pemilihan lokasi PT Petrokimia Gresik. Sedangkan analisis AHP dilakukan untuk
menentukan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam pemilihan lokasi PT Petrokimia
Gresik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan penjelasan berikut:
3.3.1 Analisis Delphi
Dalam penelitian ini analisis delphi dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pemilihan lokasi PT Petrokimia Gresik. Analisis delphi dilakukan dengan
melakukan wawancara kepada responden-responden yang telah ditentukan sebelumnya.
Output dari analisis ini adalah teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
lokasi PT Petrokimia Gresik.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan analisis delphi dalam penelitian ini
adalah:
1. Merumuskan masalah penelitian dan variabel penelitian.
2. Menentukan pelaku-pelaku kunci atau pakar terhadap aspek yang diteliti,
3. Merumuskan kuisioner putaran I dengan menentukan item-item mana yang diajukan
dalam kuisioner I.
4. Melakukan analisis hasil putaran pertama dengan cara mengumpulkan dan
memverifikasi hasil pendapat pakar, menginterpretasi kecenderungan pendapat
pakar, mendefinisikan faktor berdasarkan hasil kuisioner, mengeksplorasi faktor
penyebab, dan mengeliminasi pertanyaan-pertanyaan yang tidak diperlukan lagi
untuk putaran berikutnya.
5. Menyusun pertanyaan untuk kuisioner putaran ke II, dan seterusnya.
Faktor faktor yang mempengaruhi dalam penentuan lokasi Industri PT. Petrokimia Gresik
yang akan digunakan dalam proses analisis.
No.
1.

Faktor
Faktor Transportasi

Tabel 2. Kriteria Penentuan Lokasi


Sub Faktor

Definisi Operasional

Kemudahan

Transportasi

Pendistribusian

faktor

yang

merupakan
berpengaruh

karena PT Petrokimia Gresik


memilih lokasi yang dekat
dengan pelabuhan sehingga
memudahkan
Ketersediaan

untuk

mengangkut peralatan pabrik

Analisa Lokasi 2014


Transportasi

yang selama

Memadai

masa

pengadaan

konstruksi,

bahan

baku,

maupun pendistribusian hasil


produksi

melalui

angkutan

laut.
2.

Faktor Pasar

Kedekatan

dengan

Konsumen

faktor

Pasar

merupakan

yang

berpengaruh

karena PT Petrokimia Gresik


dekat
Daya Beli Konsumen

dengan

konsumen

pupuk

daerah
terbesar

yaitu perkebunan dan petani


tebu yang notebene terdapat
di Kabupaten Gresik dan
Provinsi Jawa Timur.
3.

Faktor Tenaga Kerja

Ketersediaan

Tenaga

Kerja

Tenaga
merupakan

faktor

berpengaruh
Keterampilan
Kerja

kerja
yang

karena

PT

Gresik
dekat
Tenaga Petrokimia
dengan Kota Surabaya yang
mampu menyediakan tenaga
kerja terampil.

4.

Faktor Infrastruktur

Kedekatan
Pelabuhan

dengan

Infrastruktur
merupakan
berpengaruh

Ketersediaan
yang Memadai

Sarana Petrokimia

faktor

yang

karena
Gresik

PT
dekat

dengan pelabuhan dan Kota


Surabaya

yang

memiliki

kelengkapan yang memadai.

3.3.2

Analisis AHP
Teknik analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) ini didasarkan pada prioritas,

yaitu dengan cara memberi bobot atau penilaian sehingga diketahui nilai dari prioritas yang
akan mendapat penanganan. Dalam penelitian ini, analisis AHP digunakan untuk
menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi PT Petrokimia Gresik.

10

Analisa Lokasi 2014


Analisis AHP dilakukan dengan cara memberi bobot pada faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik. Adapun faktor-faktor
yang digunakan dalam analisis AHP merupakan faktor-faktor yang telah teridentifikasi pada
analisis sebelumnya, yaitu analisis delphi. Pembobotan terhadap faktor-faktor tersebut
dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang paling berpengaruh dalam pemilihan lokasi
industri PT Petrokimia Gresik. Pembobotan dilakukan melalui pemberian nilai dengan
kisaran nilai antara 1 9 dimana nilai 1 untuk prioritas terendah dan 9 untuk prioritas
tertinggi. Adapun tabel perhitungan pembobotan yang ada dalam analisis AHP ini adalah
sebagai berikut (Saaty, 1993 dalam):
Tabel 3. Skala Nilai Dan Definisi Pendapat Kualitatif Analisis AHP
Nilai

Keterangan

Kedua elemen sama pentingnya


Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen

lainnya
Elemen yang satu lebih penting daripada elemen

lainnya
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada

elemen lainnya

Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2, 4, 6,

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang

berdekatan

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai analisis-analisis yang dilakukan dalam


penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Tujuan, Data, Alat Analisis, dan Output dalam Penelitian
No

Tujuan

Data yang dibutuhkan

Menemukan faktor- Faktor

yang Analisis Delphi

Faktor-faktor

faktor

pada

mempengaruhi

yang berpengaruh

mempengaruhi

pemilihan

pemilihan lokasi PT industri

Petrokimia Gresik

umumnya

Menentukan

Faktor

prioritas faktor-faktor berpengaruh


yang
dalam

berpengaruh pemilihan

Alat Analisis

lokasi

Output
yang

pemilihan lokasi PT

pada

Petrokimia Gresik

yang Analisis AHP

Prioritas

pada

faktor

faktoryang

lokasi

berpengaruh dalam

pemilihan industri PT Petrokimia

pemilihan lokasi PT

lokasi PT Petrokimia Gresik

Petrokimia Gresik

11

Analisa Lokasi 2014


Gresik
Sumber: Hasil analisis,

12

Analisa Lokasi 2014


BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Letak Administratif
PT Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia, yang awalnya
bernama Proyek Petrokimia Surabaya PT Petrokimia Gresik terdapat di:
Kelurahan

: Ngipik

Kecamatan

: Gresik

Kabupaten

: Gresik

Provinsi

: Jawa Timur

4.2 Kondisi Eksisting PT Petrokimia Gresik


PT Petrokimia Gresik merupakan produsen pupuk di Indonesia, yang pada awal
berdirinya

disebut

Proyek

Petrokimia

Surabaya

(1962).Kontrak

pembangunannya

ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964, dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember
1964. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli 1972, yang
kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi PT Petrokimia Gresik. Dalam
perjalannya, PT Petrokimia Gresik telah mengalami sejumlah perubahan status, diantaranya
adalah sebagai Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan PP No. 55/1971, lalu berubah
menjadi Persero berdasarkan PP No. 35/1974 jo PP No. 14/1975, dan sekarang sebagai
anggota Holding PT Pupuk Indonesia (dahulu PT Pupuk Sriwidjaja) berdasarkan PP No.
28/1997.PT Petrokimia Gresik menempati lahan seluas 450 hektar yang berlokasi di
Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur. Pada tahun 2012 ini, PT Petrokimia Gresik
dipercaya oleh pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5,4 juta ton,
atau meningkat 1,6 juta ton dibandingkan tahun 2011. Hal ini menjadikan PT Petrokimia
Gresik sebagai produsen pupuk yang memasok 50% kebutuhan pupuk subsidi nasional.
PT Petrokimia Gresik memiliki dua kategori produk, yaitu pupuk dan non-pupuk.
Untuk pupuk subsidi PT Petrokimia Gresik memproduksi pupuk Urea, NPK (Phonska),
Petroganik (pupuk organik), SP-36, dan ZA. Sedangkan untuk non-subsidi PT Petrokimia
Gresik memproduksi pupuk NPK Kebomas, ZK, DAP, KCL, Rock Phosphate, Petronik, Petro
Kalimas, Petro Biofertil, dan Kapur Pertanian. Untuk kategori non-pupuk, PT Petrokimia
Gresik memproduksi benih padi unggul dengan nama Petroseed dan Petro Hibrid, serta
dekomposer bernama Petro Gladiator.

13

Analisa Lokasi 2014


Tak hanya itu, PT Petrokimia Gresik juga memiliki produk probiotik bernama
Petrofish untuk meningkatkan produktivitas hasil tambak ikan, udang. Petro Chick untuk
unggas (ayam dan bebek), dan Fit Rice, yaitu beras dengan indek glikemik rendah.PT
Petrokimia Gresik juga menghasilkan produk-produk kimia untuk keperluan berbagai
industri. Diantaranya adalah Amoniak, Asam Sulfat, Asam Fosfat, Cement Retarder,
Aluminium Flourida, CO2 cair, Dry Ice, Asam Chlorida, Oksigen, Nitrogen, Hidrogen, dan
Gypsum. Keberadaan PT Petrokimia Gresik adalah untuk mendukung program Pemerintah
meningkatkan produksi pertanian nasional. PT Petrokimia Gresik bergerak dibidang
produksi dan pemasaran produk pupuk serta industri kimia yang lain. Beberapa anak
perusahaan langsung dibawah PT. Petrokimia Gresik antara lain PT Petrosida Gresik dan
PT Petrokimia Kayaku.
4.3 Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan Industri PT Petrokimia Gresik
Dalam menunjang kelancaran aktivitas produksi maupun pemasaran, PT
Petrokimia Gresik memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang yang
memadai. Beberapa sarana dan prasarana yang menunjang antara lain;
a. Dermaga

PT Petrokimia Gresik memiliki dermaga bongkar muat berbentuk hurut T


dengan panjang 625 meter dan lebar 36 meter, mampu disandari kapal-kapal besar.
Kedalaman air laut 15 sampai 17 meter. Dermaga ini dilengkapi dengan fasilitas
bongkar muat yang meliputi continuous ship unloader (CSU) berkapasitas 8.000
ton/hari, 2 unit cangaroo crane dengan kapasitas 7.000 ton/hari, 2 unit ship loader
dengan kapasitas masing-masing 1.500 ton/hari, Belt Conveyor sepanjang 22 km.
Fasilitas pemipaan untuk bahan bongkar muat cair dengan kapasitas 60 ton/jam,
untuk Amoniak dan 90 ton/jam untuk Asam Sulfat. Pada sisi laut dermaga dapat
disandari dengan 3 buah kapal berbobot mati 40.000 ton, dan pada sisi darat dapat
disandari kapal dengan bobot mati 10.000 ton.
b. Pembangkit Tenaga Listrik

14

Analisa Lokasi 2014


Untuk memenuhi dan menjamin kontinuitas pasokan daya listrik bagi seluruh
fasilitas

produksi

dan

sarana

penunjang

lainnya,

PT

Petrokimia

Gresik

mengoperasikan Gas Turbine Generator (GTG) dan Steam Turbine Generator (STG)
yang secara keseluruhan menghasilkan daya listrik sebesar 53 MW. Diantara
pembangkit listrik tenaga uap yang dimiliki antara lain berlokasi di Unit Produksi
Pupuk Nitrogen (Utilitas I) dan Unit Produksi Asam Fosfat (Utilitas III).
c. Unit Penjernian Air

Sebagai sebuah industri dengan tingkat konsumsi air yang sangat tinggi, PT
Petrokimia Gresik memiliki dua unit penjernihan air yang terletak di luar kota. PT
Petrokimia Gresik memiliki 2 unit Penjernihan Air Gunungsari di Surabaya
memanfaatkan bahan baku air dari Sungai Brantas yang dialirkan melalui pipa-pipa
bertekanan tinggi sepanjang 22 km. Sedangkan yang di Babat Lamongan
memanfaatkan bahan baku air dari Sungai Bengawan Solo dan dialirkan melalui pipa
bertekanan tinggi sepanjang 60 km. Total kapasitas dari dua Unit Penjernihan Air
yang dimiliki PT Petrokimia Gresik ini sebanyak 3.200 m3/jam.
d. Unit Pengelolaan Limbah

Sebagai perusahaan berwawasan lingkungan PT Petrokimia Gresik terus


berupaya meminimalisir adanya limbah sebagai akibat dari proses produksi,
sehingga tidak membahayakan lingkungan sekitarnya. PT Petrokimia Gresik
melakukan pengelolaan limbah dengan menggunakan sistem reuse, recycle dan
recovery (3R) dengan dukungan : unit pengolahan limbah cair berkapasitas 240
m3/jam, fasilitas pengendali emisi gas di setiap unit produksi, di antaranya bag filter,
cyclonic separator, dust collector, electric precipitator (EP), dust scrubber, dll.
e. Kebun Percobaan

15

Analisa Lokasi 2014


Kegiatan penelitian dan pengembangan merupakan bagian dari langkahlangkah inovasi yang dilakukan sebagai upaya untuk menghasilkan produk-produk
unggulan yang berdaya saing tinggi di pasar. Di samping kegiatan penelitian dan
pengembangan yang dilakukan di laboratorium, PT Petrokimia Gresik juga memiliki
kebun percobaan seluas 5 hektar yang dilengkapi berbagai fasilitas meliputi
laboratorium tanah; laboratorium tanaman; laboratorium kultur jaringan; rumah kaca;
screen house; mini plant pupuk NPK, petroganik, pupuk hayati, dan pabrik benih;
serta tanaman uji coba.
Adapun kebun percobaan berfungsi sebagai:
1. Tempat pengujian produk sebelum komersial
2. Percontohan pemeliharaan tanaman dan ternak
3. Sumber informasi pertanian
4. Koleksi tanaman buah dan tanaman hias
5. Media belajar dan studi wisata bagi pelajar, mahasiswa, petani dan
masyarakat
6. Indikator lingkungan
7. Sarana pendidikan dan pelatihan
f.

Laboratorium
Untuk meningkatkan mutu, PT Petrokimia Gresik memiliki beberapa
laboratorium seperti laboratorium kalibrasi, laboratorium uji kimia, laboratorium uji
mekanik, laboratorium uji kelistrikan, dan lain-lain

g. Unit Utilitas Batubara


Memiliki kapasitas steam 2 x 150 ton/jam, serta tenaga listrik sebesar 32 MW.
Unit ini dilengkapi dengan dermaga khusus batubara berkapasitas 10.000 DWT.
4.4 Pengelolaan Lingkungan
Dalam kegiatan operasional di PT Petrokimia Gresik, ditunjang dengan fasilitas
pengelolaan lingkungan yang baik, guna mewujudkan lingkungan yang serasi di kompleks
industri Petrokimia Gresik dan sekitar perusahaan, sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku serta mewujudkan perusahaan sebagai Pembina lingkungan
yang baik. PT petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya
yang berdaya saing tinggi dan produknya diminati oleh konsumen

16

Analisa Lokasi 2014


Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai
permintaan pelanggan dilakukan melalui proses produksi dengan menerapkan sistem
manajemen yang menjamin mutu, pencegahan pencemaran dan berbudaya Keselematan &
Kesehatan Kerja (K3) serta penyempurnaan secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk
mendukung tekad tersebut, manajemen berupaya memenuhi standard mutu yang
ditetapkan, peraturan lingkungan, ketentuan dan norma-norma K3 serta peraturan
/perundangan terkait lainnya.
Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya
meningkatkan ketrampilan untuk mengembangkan produk dan jasa yang berkualitas,
pentaatan terhadap peraturan lingkungan dan ketentuan K3 serta menjunjung tinggi
integritas.
4.5 Pemasaran dan Distribusi
Kepuasan pelanggan adalah tujuan utama. Terciptanya kepuasan pelanggan
menjadi kunci sukses PT Petrokimia Gresik yang senantiasa menjalankan prinsip 6-Tepat:
Tepat Jenis, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Tempat, Tepat Harga dan Tepat Waktu.
Dalam mewujudkan ketersediaan pupuk di pasar sesuai dengan prinsip 6-Tepat, PT
Petrokimia Gresik telah membangun jaringan pemasaran yang kuat, didukung oleh ratusan
distributor dan ribuan pengecer yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Keberadaan
distributor dan pengecer ini sangat membantu PT Petrokimia Gresik dalam melaksanakan
penyaluran pupuk kepada konsumen. Di samping ketersediaan gudang penyangga di
daerah-daerah potensial yang mudah dijangkau oleh konsumen serta armada transportasi
darat dan laut yang memadai, keberadaan petugas yang handal di lapangan dalam
memantau dan mengendalikan pengadaan dan penyaluran pupuk menjadi faktor penting
dalam rantai distribusi pupuk.
Sedangkan untuk produk non pupuk yang berupa produk-produk kimia seperti
Amoniak, Asam Sulfat, Asam Fosfat, Cement Retarder, dan Aluminium Fluorida, pasar yang
dilayani oleh PT Petrokimia Gresik pada umumnya adalah pasar industri. Dengan
karakteristik pasar seperti ini, fokus pemasaran yang dilakukan oleh PT Petrokimia Gresik
adalah memenuhi syarat mutu yang diinginkan oleh pelanggan dengan tingkat harga yang
kompetitif dan jaminan kontinuitas ketersediaan barang. PT Petrokimia Gresik juga
memberikan pelayanan jual di antaranya berupa pelatihan berkala mengenai penanganan
yang berkaitan dengan produk, serta penerbitan sertifikat analisa produk dan sebagainya.

17

Analisa Lokasi 2014


BAB V
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
5.1

Analisis Penentuan Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Lokasi


Industri PT Petrokimia Gresik
Analisis penentuan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri PT

Petrokimia Gresik dilakukan dengan analisis delphi. Analisis delphi dilakukan melalui
wawancara dengan beberapa responden yang terkait. Adapun tahapan yang dilakukan
dalam analisis delphi adalah sebagai berikut:
1. Tahap I: Pendefinisian Faktor berdasarkan Hasil Wawancara I
Tahap yang pertama dilakukan dalam analisis delphi adalah pendefinisian faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik dengan
didasarkan pada hasil wawancara I. Wawancara dilakukan dengan menanyakan
beberapa pertanyaan terkait -faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT
Petrokimia Gresik. Pertanyaan yang digunakan untuk melakukan wawancara dapat dilihat
pada Lampiran. Output yang dihasilkan pada tahap ini ialah:
a. Transportasi (Aksesibilitas)
Ketiga responden pada wawancara I sepakat bahwa transportasi atau
aksesibilitas merupakan faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri
PT Petrokimia Gresik. Responden 1 dan 2 mengatakan bahwa bahan baku yang
dibutuhkan untuk melakukan proses produksi berasal dari luar negeri (import).
Bahan baku tersebut lebih mudah untuk diakses melalui jalur laut. Sedangkan
pada saat itu, di Kabupaten Gresik sudah terdapat 1 pelabuhan milik PT Semen
Gresik. Maka dari itu dipilihlah lokasi yang dapat mendukung pengiriman bahan
baku melalui transportasi laut. Sementara responden 3 menambahkan bahwa
pengangkutan alat-alat selama masa konstruksi juga lebih mudah dilakukan
dengan trasnportasi laut. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
aspek transportasi atau aksesibilitas merupakan faktor yang berpengaruh
dalam pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik.
b. Pasar
semen PT Semen Gresik dan pabrik pupuk PT Petrokimiayang justru
berperan sebagai leading industry dan menciptakan aglomerasi dengan
menstimulasi perkembangan industri-industri di sekitarnya. Dengan demikian
dapat diambil kesimpulan bahwa aspek aglomerasi bukan merupakan faktor
yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik

18

Analisa Lokasi 2014


Ketiga responden pada wawancara I sepakat bahwa pasar merupakan
faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik.
Ketiga responden berpendapat bahwa Kabupaten Gresik merupakan salah satu
wilayah dengan sektor pertanian yang cukup besar sehingga menciptakan
pangsa pasar yang besar. Hal tersebut yang melatarbelakangi pabrik pupuk PT
Petrokimia Gresik ini untuk mendirikan pabrik di Kabupaten Gresik. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa aspek pasar merupakan faktor
yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik.
c. Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia)
Ketiga responden berpendapat bahwa salah satu alasan pemilihan lokasi
PT Petrokimia Gresik ialah lokasinya yang dekat dengan pusat pendidikan.
Adanya pusat pendidikan ini yang nantinya diharapkan akan dapat menghasilkan
tenaga kerja yang berkompeten untuk bekerja di PT Petrokimia Gresik. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa aspek tenaga kerja (SDM)
merupakan faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri PT
Petrokimia Gresik.
d. Bahan Baku
Responden 1 berpendapat bahwa bahan baku tidak mempengaruhi
mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik. Sementara
responden 2 dan 3 berpendapat bahwa bahan baku kurang berpengaruh dalam
penentuan lokasi industri PT Petrokimia Gresik. Ketiga responden mengatakan
bahwa bahan baku yang digunakan untuk proses produksi pupuk di PT
Petrokimia Gresik berasal dari luar negeri. Lebih lanjut responden 2 mengatakan
bahwa bahan baku yang berasal dari Indonesia hanya 1 yaitu gas. Jadi, pabrik
tidak didirikan karena mendekati bahan baku karena bahan baku yang
dibutuhkan tidak berasal dari wilayah setempat melainkan berasal dari luar
negeri. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa aspek bahan baku
bukan merupakan faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri
PT Petrokimia Gresik.
e. Aglomerasi
Responden 1 dan 2 berpendapat bahwa bahan baku tidak mempengaruhi
mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik. Sementara
responden 3 berpendapat bahwa bahan baku kurang berpengaruh dalam
penentuan lokasi industri PT Petrokimia Gresik. Responden 2 mengatakan
bahwa hal tersebut dikarenakan pabrik pupuk PT Petrokimia tidak didirikan diatas
kawasan industri. Pada saat itu hanya terdapat PT Semen Gresik sementara
industri-industri lainnya belum berkembang. Dalam perkembangannya, pabrik
19

Analisa Lokasi 2014


.
f.

Infrastruktur
Responden 1, 2, dan 3 sependapat bahwa infrastruktur merupakan faktor
yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik. Lebih lanjut,
responden 2 mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan akan bahan baku
dilakukan melalui jalur laut yang membutuhkan infrastruktur berupa pelabuhan.
Selain itu, sarana dan prasarana yang terdapat di Kota Surabaya juga turut
mendukung kegiatan pembangunan dan produksi PT Petrokimia Gresik. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa infrastruktur merupakan faktor
yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik.

2. Tahap II: Eksplorasi Faktor yang Berpengaruh


Pada tahap ini dilakukan persetujuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik. Hasil wawancara mengenai pendefinisian
faktor dari para responden dikonfirmasikan kembali pada responden yang sama. Hal
tersebut dilakukan untuk melihat persetujuan dari responden tersebut mengenai faktorfaktor yang telah terdefinisi sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara pada tahap II,
diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia
Gresik, seperti yang ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 5. Hasil Analisis Delphi
Faktor Pengaruh (S/TS)
Responden
Seksi

TS

PT

TS

Petrokimia

TS

100

100

10

100

Operasional

Unit

Pabrik III ALF3 PT Petrokimia


Gresik
Kabag

Sekretariat

Petrokimia Gresik
Pensiunan

PT

Gresik
Prosentase (%)

*) S = Setuju
TS = Tidak Setuju

20

Analisa Lokasi 2014


Keterangan:
1. Transportasi

5. Infrastruktur

2. Pasar
3. Tenaga Kerja
4. Bahan Baku
Pada proses analisa delphi tahap II didapatkan konsensus diantara semua responden
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik.
Faktor-faktor tersebut adalah:
1.

Transportasi (aksesibilitas)

2.

Pasar

3.

Tenaga Kerja (SDM)

4.

Infrastruktur

Berdasarkan serangkaian proses yang dilakukan dalam anlisis delphi maka dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT
Petrokimia Gresik dengan alasan seperti yang tertera pada tabel berikut:
Tabel . Hasil Analisis Delphi
No
1

Faktor Penyebab
Transportasi (aksesibilitas)

Deskripsi
Transportasi

merupakan

faktor

yang

berpengaruh

karena PT Petrokimia Gresik memilih lokasi yang dekat


dengan

pelabuhan

sehingga

memudahkan

untuk

mengangkut peralatan pabrik selama masa konstruksi,


pengadaan bahan baku, maupun pendistribusian hasil
produksi melalui angkutan laut.
2

Pasar

Pasar merupakan faktor yang berpengaruh karena PT


Petrokimia Gresik dekat dengan daerah konsumen
pupuk terbesar yaitu perkebunan dan petani, serta daya
beli konsumen terhadap pupuk.

Tenaga Kerja (SDM)

Tenaga kerja merupakan faktor yang berpengaruh


karena PT Petrokimia Gresik dekat dengan Kota
Surabaya yang mampu menyediakan tenaga kerja
terampil.

Infrastruktur

Infrastruktur

merupakan

faktor

yang

berpengaruh

karena PT Petrokimia Gresik dekat dengan pelabuhan


dan Kota Surabaya yang memiliki kelengkapan yang
memadai.
Sumber: Hasil Analisa, 2014

21

Analisa Lokasi 2014


Sedangkan untuk faktor aglomerasi dan bahan baku, para responden mencapai
konsensus bahwa kedua faktor tersebut tidak mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT
Petrokimia Gresik. Maka dari itu, kedua faktor tersebut tidak dilanjutkan pada analisis
selanjutnya.
5.2

Analisis Prioritas Faktor-Faktor yang Paling Berpengaruh dalam Pemilihan


Lokasi Industri PT Petrokimia Gresik

Terdapat empat kriteria utama, yaitu faktor Transportasi, faktor Pasar, faktor Tenaga Kerja
dan faktor Infrastruktur. Dengan melakukan analisis AHP, maka diperoleh hasil sebagai
berikut :

Dalam menentukan prioritas penentuan lokasi industry, faktor yang paling


berpengaruh terhadap penentuannya adalah Faktor Transportasi. Prioritas tersebut
dihasilkan dari hasil analisis AHP yang sebelumnya dilakukan pembobotan faktor penentuan
lokasi oleh responden. Dari hasil AHP diatas diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi
penentuan lokasi Industri adalah faktor trasnportasi 0.339, faktor infrastruktur 0.231, faktor
pasar 0.218, dan faktor tenaga kerja 0,212.
Sedangkan sub faktor hasil dari analisis AHP oleh ketiga responden didapatkan nilai
pembobotan sebagai berikut:

22

Analisa Lokasi 2014

5.3 Analisis Kesesuaian antara Faktor Lokasi dengan Pemilihan Lokasi Industri PT
Petrokimia Gresik
Menurut hasil sintesa teori dari pendapat berbagai tokoh, faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi industri adalah faktor transportasi, pasar, tenaga kerja.
Lokasi yang dipilih untuk kegiatan industri PT Petrokimia Gresik sudah memenuhi
kriteria faktor lokasi yang diinginkan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang telah
dilakuakan dengan metode AHP yaitu faktor paling berpengaruh dalam penentuan lokasi
industri adalah Faktor Trasnportasi. Dimana faktor transportasi termasuk salah satu faktor
dalam teori penentuan lokasi industri menurut beberapa para ahli. Apabila ditinjau dari
aspek-aspek tersebut maka dapat dikatakan bahwa wilayah yang dipilih sebagai lokasi PT
Petrokimia Gresik masih memiliki kesesuaian terhadap faktor hasil analisa.

23

Analisa Lokasi 2014


BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang bertujuan untuk menentukan lokasi industry yang
sesuai dangan faktor faktor yang diperoleh dari kajian teori para ahli dan wawancara/
kuisioner. Dapat disimpulkan bahwa Faktor yang digunakan dalam penelitian ini yang sesuai
dengan teori penentuan lokasi industri sebagai berikut:
a. Faktor Transportasi,
b. Faktor Pasar
c. Faktor Tenaga Kerja
d. Faktor Infrastruktur

Dari ke-empat faktor diatas yang paling berpengaruh adalah Faktor Transportasi. Hal ini
diketahui dari hasil Analisis AHP yang telah dilakukan.

Kondisi eksisting lokasi PT. Petrokimia Gresik yang dekat dengan Pelabuhan dan Jalan
Utama Pantura yang termasuk dalam kriteria penentuan lokasi industry yakni dari segi
faktor transportasi.

6.2 Saran
Dalam Penentuan lokasi industri seharusnya melakukan pertimbangan-pertimbangan
yang matang, agar tidak merugikan lingkungan sekitarnya. Selain itu, pihak pemerintah
sebagai pengambil keputusan hendaknya memperhatikan matang-matang faktor penentuan
lokasi industry tersebut, supaya memiliki dampak positif terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitarnya.

24

Analisa Lokasi 2014


LAMPIRAN

Analisis Delphi
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah anda setuju, bila kedekatan PT. Petrokimia Gresik dengan pelabuhan
maupun jalan pantura membantu dalam segi operasional industri ini?
2. Apakah anda setuju, bila lokasi PT. Petrokimia Gresik harus bisa menjangkau/dekat
dengan pasar atau konsumen?
3. Apakah anda setuju, bila lokasi PT. Petrokimia Gresik harus ditunjang dengan
infratruktur yang memadai?
4. Apakah menurut anda, dalam penentuan lokasi PT. Petrokimia, dahulunya
mempertimbangkan kedekatan dengan sumber bahan baku?
5. Apakah menurut anda, lokasi PT. Petrokimia telah ditunjang dengan infrastruktur
yang memadai untuk operasionalnya?

Lembar Kuisioner Analsiis AHP

25

Analisa Lokasi 2014


KUISIONER PENELITIAN
Faktor-Faktor yang Paling Berpengaruh dalam Pemilihan Lokasi Industri PT
Petrokimia Gresik

A. Latar Belakang
Bapak/Ibu yang kami hormati,
Kami mahasiswa Program S1 Perencanaan Wilayah dan Kota ITS sedang
mengadakan penelitian terhadap faktor yang paling menentukan dalam lokasi industri PT
Petrokimia Gresik. Dalam menentukan lokasi industri PT Petrokimia Gresik, terlebih dahulu
dilakukan perumusan faktor-faktor penentu dalam pemilihan lokasi industry PT Petrokimia
Gresik dan didapatkan empat faktor yang mempengaruhi yaitu transportasi, pasar, tenaga
kerja dan infrastruktur.
Rumusan kriteria diperoleh dari hasil tinjauan literatur. Berdasarkan jenis
pengolahannya, kriteria penentuan lokasi untuk jenis industri satu dengan yang lain memiliki
perbedaan sehingga diperlukan pembobotan kriteria berdasarkan jenis pengolahannya.
Pembobotan kriteria ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis AHP (Analytical
Hierarchy Process). AHP merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk
memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok-kelompok,
dan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu hierarki. Alat ini memerlukan suatu nilai
numerik sebagai pengganti persepsi seseorang untuk mendapatkan perbandingan relative
sehingga diperoleh nilai prioritas kriteria. Dalam menentukan bobot kriteria diperlukan
beberapa ahli, yaitu ahli bidang perikanan dan kewilayahan.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, kami mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk
menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat/persepsi Bapak/Ibu
terhadap perbandingan tingkat kepentingan antara dua kriteria atau subkriteria yang
disajikan dalam masing-masing pertanyaan.

Tim Peneliti,
Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

B. Identitas Responden
Nama

Pekerjaan

26

Analisa Lokasi 2014


C. Petunjuk Pengisian
Dalam melakukan pembandingan tingkat kepentingan antara 2 kriteria/subkriteria
ditentukan nilai kepentingan 1 sampai 9. Jawaban pertanyaan dengan memilih nilai
perbandingan yang menurut Bapak/Ibu paling tepat dengan arti penilaian sebagai berikut:
Nilai

Keterangan

Kedua elemen sama pentingnya

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya

Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya

Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Contoh :
Manakah di antara dua daerah ini yang membutuhkan penambahan jumlah rumah
sakit
Transportasi lebih penting

Sama penting

Pasar lebih

penting
Transportasi 9

Pasar

Hal ini berarti bahwa Lumajang lebih membutuhkan rumah sakit daripada Jepara
atau keberadaan rumah sakit di Lumajang lebih penting daripada di Jepara (berdasarkan
persepsi responden).
Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia
Gresik seperti dijelaskan dalam latar belakang adalah sebagai berikut:Transportasi

Pasar

Tenaga Kerja (SDM)

Infrastruktur
Melalui penelitian ini akan ditentukan faktor apa yang paling mempengaruhi

penentuan dalam pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik.

27

Analisa Lokasi 2014


D. Kuisioner
Jawablah pertanyaan sesuai dengan tingkat layanan dan kepentingan faktor berikut terhadap penentuan dalam
pemilihan lokasi industri PT Petrokimi Gresik.
Pertanyaan I
Lingkari angka yang menunjukkan tingkat lebih penting penentuan lokasi industri antar faktor-faktor dibawah!
Transportasi
Transportasi
Transportasi
Pasar

Pasar

Tenaga Kerja
(SDM)

Infrastruktur

Tenaga Kerja
(SDM)

Pasar

Tenaga Kerja

(SDM)

Infrastruktur
Infrastruktur

28

Analisa Lokasi 2014


Pertanyaan 2
Lingkari angka yang menunjukkan tingkat lebih penting penentuan lokasi industri antar sub faktor-faktor dibawah!
FAKTOR TRANSPORTASI
Kemudahan
Pendistribusian

Ketersediaan
9

Transportasi yang
Memadai

FAKTOR PASAR
Kedekatan
dengan

Konsumen

Daya Beli
Konsumen

FAKTOR TENAGA KERJA (SDM)


Ketersediaan
Tenaga Kerja

Keterampilan
Tenaga Kerja

FAKTOR INFRASTRUKTUR
Kedekatan
dengan
Pelabuhan

Ketersediaan
9

Sarana yang
Memadai

29

Analisa Lokasi 2014

Peta Lokasi

30

Anda mungkin juga menyukai