Analisa Lokasi Industri (PT. Petrokimia Gresik)
Analisa Lokasi Industri (PT. Petrokimia Gresik)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Analisa Lokasi yakni
Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic, Rer. Reg, atas bimbingannya yang telah membantu dan
memberikan masukan-masukan kepada kami dalam menyelesaikan tugas
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata mudah mudahan makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya, terutama kami sebagai mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota.
Penulis
PP No 24/2009 ................................................................................................ 7
3.3.2
iii
untuk selalu
profil
terkecil,
pendekatan
wilayah
pemasaran,
dan
pendekatan
memaksimalkan
keuntungan. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan satu per satu secara rinci.
1. Pendekatan Biaya Terkecil
Pendekatan biaya terkecil yang dikemukakan oleh Alfred Weber (dalam Budiharsono
2001: 23). Pendekatan ini didasarkan atas biaya transportasi terkecil. Sepakat dengan
Pendekatan tiga faktor utama ini yang memengaruhi lokasi industri adalah biaya
transportasi, biaya tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi. Dalam hal ini Weber
mengasumsikan bahwa biaya transportasi berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh
dan berat barang, sehingga titik yang membuat biaya terkecil adalah bobot total pergerakan
pengumpulan berbagai input dan pendistribusian hasil industri.
2. Pendekatan Wilayah Pemasaran
Berbeda dengan pendekatan biaya terkecil yang hanya memperhatikan sisi input,
namun kurang memperhatikan sisi output (permintaan), Losch (dalam Budiharsono 2001:
25) melihat penetapan lokasi industri dari sisi permintaan. Dengan kata lain, pendekatan ini
mempertimbangkan ukuran optimal dari pasar. Lokasi optimal adalah tempat di mana terjadi
keuntungan maksimal dengan asumsi penyebaran faktor input merata, faktor penyebaran
penduduk dan selera masyarakat sama, serta tidak ada ketergantungan lokasi
antarperusahaan.
3. Pendekatan Keuntungan Maksimum
Jika teori Weber hanya melihat sisi produksi yang memberikan ongkos terkecil dan
teori Losch hanya melihat sisi permintaan dari perimaan pasar yang maksimal, maka Smith
(dalam Tarigan 2005: 101) menggabungkan dua teori tersebut. Menurut Smith kedua
pandangan
keuntungan yang maksimal setelah memerhatikan lokasi yang menghasilkan ongkos terkecil
dan lokasi yang memberikan penerimaan terbesar, dengan mengintrodusir konsep average
cost (biaya rata-rata) dan average revenue (penerimaan rata-rata) yang terkait dengan
lokasi.
2.2.1
mengembangkan
teori Weber
yang
dikenal
sebagai
yang
pertama
Djojodipuro (1992)
Djojodipuro berpendapat bahwa pasar akan terbentuk seiring dengan adanya
kebutuhan akan daya beli masyarakat yang memadai. Untuk meminimumkan biaya, suatu
perusahaan akan mendekati konsumen yang memerlukan dagangannya. Lokasi Industri
dapat dibedakan menjadi 3, yaitu lokasi industri yang berorientasi kepada daerah lokasi,
berorientasi kepada tempat lokasi, dan berorientasi kepada keseimbangan spasial.
g. Kotler (2001) Teori Lokasi Biaya Minimum
Teori lokasi biaya minimum yang dicetuskan oleh Kotler ini bertujuan untuk
menentukan lokasi strategis yang dapat meminimumkan biaya pengeluaran perusahaan.
Langkah pertama adalah menentukan obyek penyaluran barang. Jika perusahaan sudah
menentukan obyek penyaluran barang, maka selanjutnya yang dihadapi perusahaan adalah
menentukan pusat perbelanjaan yang cocok dengan para konsumen dan memilih tempat
tertentu dalam pusat perbelanjaan.
h. Teori Lokasi Komprehensive (2004)
Pada dasarnya tidak ada teori tunggal yang dapat digunakan untuk menetapkan
dimana lokasi kegiatan produksi (industri) sebaiknya dipilih. Maka dari itu untuk menetapkan
lokasi industri (skala besar) diperlukan gabungan dari berbagai pengetahuan dan disiplin
ilmu secara komprehensive.
2.3 FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENENTUAN LOKASI INDUSTRI
Dari beberapa teori yang telah berkembang dari masa evolusi hingga saat ini maka
dapat disimpulkan dengan gambar tabel dibawah ini yang menggambarkan beberapa teori
penentuan lokasi industri dari beberapa tokoh teori industri :
Transporta
si
Bahan
Aglomeras
Baku
Pasar
Tenaga Kerja
Weber
Losch
Isard
Greenhut
Porter
Djojodipuro
v
v
Kotler
komprehensif
Infrastruktur
v
v
PP No 24/2009
Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia juga memiliki aturan terkait lokasi
kawasan industri, yaitu pada PP No 24 tahun 2009 Tentang Kawasan Industri. Dalam PP ini
menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan penentuan lokasi kawasan industri
tercantum pada Bab II Pasal 3. Yang mana penentuan lokasi industri yang berskala provinsi
harus dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Sedangkan
pembangunan kawasan industri di wilayah lintas kabupaten/kota dilakukan sesuai dengan
Rencana Tata Ruang
wilayah kabupaten/kota
Faktor
Faktor Transportasi
Definisi Operasional
Kemudahan
Transportasi
Pendistribusian
faktor
yang
merupakan
berpengaruh
untuk
yang selama
Memadai
masa
pengadaan
konstruksi,
bahan
baku,
melalui
angkutan
laut.
2.
Faktor Pasar
Kedekatan
dengan
Konsumen
faktor
Pasar
merupakan
yang
berpengaruh
dengan
konsumen
pupuk
daerah
terbesar
Ketersediaan
Tenaga
Kerja
Tenaga
merupakan
faktor
berpengaruh
Keterampilan
Kerja
kerja
yang
karena
PT
Gresik
dekat
Tenaga Petrokimia
dengan Kota Surabaya yang
mampu menyediakan tenaga
kerja terampil.
4.
Faktor Infrastruktur
Kedekatan
Pelabuhan
dengan
Infrastruktur
merupakan
berpengaruh
Ketersediaan
yang Memadai
Sarana Petrokimia
faktor
yang
karena
Gresik
PT
dekat
yang
memiliki
3.3.2
Analisis AHP
Teknik analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) ini didasarkan pada prioritas,
yaitu dengan cara memberi bobot atau penilaian sehingga diketahui nilai dari prioritas yang
akan mendapat penanganan. Dalam penelitian ini, analisis AHP digunakan untuk
menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi PT Petrokimia Gresik.
10
Keterangan
lainnya
Elemen yang satu lebih penting daripada elemen
lainnya
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada
elemen lainnya
2, 4, 6,
berdekatan
Tujuan
Faktor-faktor
faktor
pada
mempengaruhi
yang berpengaruh
mempengaruhi
pemilihan
Petrokimia Gresik
umumnya
Menentukan
Faktor
berpengaruh pemilihan
Alat Analisis
lokasi
Output
yang
pemilihan lokasi PT
pada
Petrokimia Gresik
Prioritas
pada
faktor
faktoryang
lokasi
berpengaruh dalam
pemilihan lokasi PT
Petrokimia Gresik
11
12
: Ngipik
Kecamatan
: Gresik
Kabupaten
: Gresik
Provinsi
: Jawa Timur
disebut
Proyek
Petrokimia
Surabaya
(1962).Kontrak
pembangunannya
ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964, dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember
1964. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli 1972, yang
kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi PT Petrokimia Gresik. Dalam
perjalannya, PT Petrokimia Gresik telah mengalami sejumlah perubahan status, diantaranya
adalah sebagai Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan PP No. 55/1971, lalu berubah
menjadi Persero berdasarkan PP No. 35/1974 jo PP No. 14/1975, dan sekarang sebagai
anggota Holding PT Pupuk Indonesia (dahulu PT Pupuk Sriwidjaja) berdasarkan PP No.
28/1997.PT Petrokimia Gresik menempati lahan seluas 450 hektar yang berlokasi di
Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur. Pada tahun 2012 ini, PT Petrokimia Gresik
dipercaya oleh pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5,4 juta ton,
atau meningkat 1,6 juta ton dibandingkan tahun 2011. Hal ini menjadikan PT Petrokimia
Gresik sebagai produsen pupuk yang memasok 50% kebutuhan pupuk subsidi nasional.
PT Petrokimia Gresik memiliki dua kategori produk, yaitu pupuk dan non-pupuk.
Untuk pupuk subsidi PT Petrokimia Gresik memproduksi pupuk Urea, NPK (Phonska),
Petroganik (pupuk organik), SP-36, dan ZA. Sedangkan untuk non-subsidi PT Petrokimia
Gresik memproduksi pupuk NPK Kebomas, ZK, DAP, KCL, Rock Phosphate, Petronik, Petro
Kalimas, Petro Biofertil, dan Kapur Pertanian. Untuk kategori non-pupuk, PT Petrokimia
Gresik memproduksi benih padi unggul dengan nama Petroseed dan Petro Hibrid, serta
dekomposer bernama Petro Gladiator.
13
14
produksi
dan
sarana
penunjang
lainnya,
PT
Petrokimia
Gresik
mengoperasikan Gas Turbine Generator (GTG) dan Steam Turbine Generator (STG)
yang secara keseluruhan menghasilkan daya listrik sebesar 53 MW. Diantara
pembangkit listrik tenaga uap yang dimiliki antara lain berlokasi di Unit Produksi
Pupuk Nitrogen (Utilitas I) dan Unit Produksi Asam Fosfat (Utilitas III).
c. Unit Penjernian Air
Sebagai sebuah industri dengan tingkat konsumsi air yang sangat tinggi, PT
Petrokimia Gresik memiliki dua unit penjernihan air yang terletak di luar kota. PT
Petrokimia Gresik memiliki 2 unit Penjernihan Air Gunungsari di Surabaya
memanfaatkan bahan baku air dari Sungai Brantas yang dialirkan melalui pipa-pipa
bertekanan tinggi sepanjang 22 km. Sedangkan yang di Babat Lamongan
memanfaatkan bahan baku air dari Sungai Bengawan Solo dan dialirkan melalui pipa
bertekanan tinggi sepanjang 60 km. Total kapasitas dari dua Unit Penjernihan Air
yang dimiliki PT Petrokimia Gresik ini sebanyak 3.200 m3/jam.
d. Unit Pengelolaan Limbah
15
Laboratorium
Untuk meningkatkan mutu, PT Petrokimia Gresik memiliki beberapa
laboratorium seperti laboratorium kalibrasi, laboratorium uji kimia, laboratorium uji
mekanik, laboratorium uji kelistrikan, dan lain-lain
16
17
Petrokimia Gresik dilakukan dengan analisis delphi. Analisis delphi dilakukan melalui
wawancara dengan beberapa responden yang terkait. Adapun tahapan yang dilakukan
dalam analisis delphi adalah sebagai berikut:
1. Tahap I: Pendefinisian Faktor berdasarkan Hasil Wawancara I
Tahap yang pertama dilakukan dalam analisis delphi adalah pendefinisian faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik dengan
didasarkan pada hasil wawancara I. Wawancara dilakukan dengan menanyakan
beberapa pertanyaan terkait -faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT
Petrokimia Gresik. Pertanyaan yang digunakan untuk melakukan wawancara dapat dilihat
pada Lampiran. Output yang dihasilkan pada tahap ini ialah:
a. Transportasi (Aksesibilitas)
Ketiga responden pada wawancara I sepakat bahwa transportasi atau
aksesibilitas merupakan faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri
PT Petrokimia Gresik. Responden 1 dan 2 mengatakan bahwa bahan baku yang
dibutuhkan untuk melakukan proses produksi berasal dari luar negeri (import).
Bahan baku tersebut lebih mudah untuk diakses melalui jalur laut. Sedangkan
pada saat itu, di Kabupaten Gresik sudah terdapat 1 pelabuhan milik PT Semen
Gresik. Maka dari itu dipilihlah lokasi yang dapat mendukung pengiriman bahan
baku melalui transportasi laut. Sementara responden 3 menambahkan bahwa
pengangkutan alat-alat selama masa konstruksi juga lebih mudah dilakukan
dengan trasnportasi laut. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
aspek transportasi atau aksesibilitas merupakan faktor yang berpengaruh
dalam pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik.
b. Pasar
semen PT Semen Gresik dan pabrik pupuk PT Petrokimiayang justru
berperan sebagai leading industry dan menciptakan aglomerasi dengan
menstimulasi perkembangan industri-industri di sekitarnya. Dengan demikian
dapat diambil kesimpulan bahwa aspek aglomerasi bukan merupakan faktor
yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik
18
Infrastruktur
Responden 1, 2, dan 3 sependapat bahwa infrastruktur merupakan faktor
yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik. Lebih lanjut,
responden 2 mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan akan bahan baku
dilakukan melalui jalur laut yang membutuhkan infrastruktur berupa pelabuhan.
Selain itu, sarana dan prasarana yang terdapat di Kota Surabaya juga turut
mendukung kegiatan pembangunan dan produksi PT Petrokimia Gresik. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa infrastruktur merupakan faktor
yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik.
TS
PT
TS
Petrokimia
TS
100
100
10
100
Operasional
Unit
Sekretariat
Petrokimia Gresik
Pensiunan
PT
Gresik
Prosentase (%)
*) S = Setuju
TS = Tidak Setuju
20
5. Infrastruktur
2. Pasar
3. Tenaga Kerja
4. Bahan Baku
Pada proses analisa delphi tahap II didapatkan konsensus diantara semua responden
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia Gresik.
Faktor-faktor tersebut adalah:
1.
Transportasi (aksesibilitas)
2.
Pasar
3.
4.
Infrastruktur
Berdasarkan serangkaian proses yang dilakukan dalam anlisis delphi maka dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi pemilihan lokasi industri PT
Petrokimia Gresik dengan alasan seperti yang tertera pada tabel berikut:
Tabel . Hasil Analisis Delphi
No
1
Faktor Penyebab
Transportasi (aksesibilitas)
Deskripsi
Transportasi
merupakan
faktor
yang
berpengaruh
pelabuhan
sehingga
memudahkan
untuk
Pasar
Infrastruktur
Infrastruktur
merupakan
faktor
yang
berpengaruh
21
Terdapat empat kriteria utama, yaitu faktor Transportasi, faktor Pasar, faktor Tenaga Kerja
dan faktor Infrastruktur. Dengan melakukan analisis AHP, maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
22
5.3 Analisis Kesesuaian antara Faktor Lokasi dengan Pemilihan Lokasi Industri PT
Petrokimia Gresik
Menurut hasil sintesa teori dari pendapat berbagai tokoh, faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi industri adalah faktor transportasi, pasar, tenaga kerja.
Lokasi yang dipilih untuk kegiatan industri PT Petrokimia Gresik sudah memenuhi
kriteria faktor lokasi yang diinginkan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang telah
dilakuakan dengan metode AHP yaitu faktor paling berpengaruh dalam penentuan lokasi
industri adalah Faktor Trasnportasi. Dimana faktor transportasi termasuk salah satu faktor
dalam teori penentuan lokasi industri menurut beberapa para ahli. Apabila ditinjau dari
aspek-aspek tersebut maka dapat dikatakan bahwa wilayah yang dipilih sebagai lokasi PT
Petrokimia Gresik masih memiliki kesesuaian terhadap faktor hasil analisa.
23
Dari ke-empat faktor diatas yang paling berpengaruh adalah Faktor Transportasi. Hal ini
diketahui dari hasil Analisis AHP yang telah dilakukan.
Kondisi eksisting lokasi PT. Petrokimia Gresik yang dekat dengan Pelabuhan dan Jalan
Utama Pantura yang termasuk dalam kriteria penentuan lokasi industry yakni dari segi
faktor transportasi.
6.2 Saran
Dalam Penentuan lokasi industri seharusnya melakukan pertimbangan-pertimbangan
yang matang, agar tidak merugikan lingkungan sekitarnya. Selain itu, pihak pemerintah
sebagai pengambil keputusan hendaknya memperhatikan matang-matang faktor penentuan
lokasi industry tersebut, supaya memiliki dampak positif terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitarnya.
24
Analisis Delphi
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah anda setuju, bila kedekatan PT. Petrokimia Gresik dengan pelabuhan
maupun jalan pantura membantu dalam segi operasional industri ini?
2. Apakah anda setuju, bila lokasi PT. Petrokimia Gresik harus bisa menjangkau/dekat
dengan pasar atau konsumen?
3. Apakah anda setuju, bila lokasi PT. Petrokimia Gresik harus ditunjang dengan
infratruktur yang memadai?
4. Apakah menurut anda, dalam penentuan lokasi PT. Petrokimia, dahulunya
mempertimbangkan kedekatan dengan sumber bahan baku?
5. Apakah menurut anda, lokasi PT. Petrokimia telah ditunjang dengan infrastruktur
yang memadai untuk operasionalnya?
25
A. Latar Belakang
Bapak/Ibu yang kami hormati,
Kami mahasiswa Program S1 Perencanaan Wilayah dan Kota ITS sedang
mengadakan penelitian terhadap faktor yang paling menentukan dalam lokasi industri PT
Petrokimia Gresik. Dalam menentukan lokasi industri PT Petrokimia Gresik, terlebih dahulu
dilakukan perumusan faktor-faktor penentu dalam pemilihan lokasi industry PT Petrokimia
Gresik dan didapatkan empat faktor yang mempengaruhi yaitu transportasi, pasar, tenaga
kerja dan infrastruktur.
Rumusan kriteria diperoleh dari hasil tinjauan literatur. Berdasarkan jenis
pengolahannya, kriteria penentuan lokasi untuk jenis industri satu dengan yang lain memiliki
perbedaan sehingga diperlukan pembobotan kriteria berdasarkan jenis pengolahannya.
Pembobotan kriteria ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis AHP (Analytical
Hierarchy Process). AHP merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk
memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok-kelompok,
dan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu hierarki. Alat ini memerlukan suatu nilai
numerik sebagai pengganti persepsi seseorang untuk mendapatkan perbandingan relative
sehingga diperoleh nilai prioritas kriteria. Dalam menentukan bobot kriteria diperlukan
beberapa ahli, yaitu ahli bidang perikanan dan kewilayahan.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, kami mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk
menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat/persepsi Bapak/Ibu
terhadap perbandingan tingkat kepentingan antara dua kriteria atau subkriteria yang
disajikan dalam masing-masing pertanyaan.
Tim Peneliti,
Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
B. Identitas Responden
Nama
Pekerjaan
26
Keterangan
2,4,6,8
Contoh :
Manakah di antara dua daerah ini yang membutuhkan penambahan jumlah rumah
sakit
Transportasi lebih penting
Sama penting
Pasar lebih
penting
Transportasi 9
Pasar
Hal ini berarti bahwa Lumajang lebih membutuhkan rumah sakit daripada Jepara
atau keberadaan rumah sakit di Lumajang lebih penting daripada di Jepara (berdasarkan
persepsi responden).
Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi pemilihan lokasi industri PT Petrokimia
Gresik seperti dijelaskan dalam latar belakang adalah sebagai berikut:Transportasi
Pasar
Infrastruktur
Melalui penelitian ini akan ditentukan faktor apa yang paling mempengaruhi
27
Pasar
Tenaga Kerja
(SDM)
Infrastruktur
Tenaga Kerja
(SDM)
Pasar
Tenaga Kerja
(SDM)
Infrastruktur
Infrastruktur
28
Ketersediaan
9
Transportasi yang
Memadai
FAKTOR PASAR
Kedekatan
dengan
Konsumen
Daya Beli
Konsumen
Keterampilan
Tenaga Kerja
FAKTOR INFRASTRUKTUR
Kedekatan
dengan
Pelabuhan
Ketersediaan
9
Sarana yang
Memadai
29
Peta Lokasi
30