SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
NOVI SUSANTI
107018303956
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH ( PGMI )
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
Skripsi
Diajukan untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Oleh
NOVI SUSANTI
107018303956
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH ( PGMI )
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
Yang mengesahkan
Pembimbing
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................
ix
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Disiplin dalam pendidikan ....................................
10
10
12
14
15
19
21
21
24
25
27
28
29
31
32
38
38
40
40
41
44
47
50
53
54
59
BAB V
67
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................
69
B. Saran ...................................................................................
69
69
73
ABSTRAK
Novi Susanti, Dampak Reward dengan Star melalui Checklist Reflektif
Terhadap Sikap Kedisiplinan Siswa Kelas 1 SD. Skripsi Program Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen
Pembimbing: Eri Rossatria, M. Ag,.
Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak reward dengan star melalui
checklist reflektif terhadap sikap kedisiplinan siswa kelas 1 SD. Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimen bentuk pre-eksperimental designs
(One- Shot Case Study). Penelitian ini dilakukan di SDS Hikari Kp. Koceak Ds.
Keranggan Kec. Setu Tangerang Selatan Banten, kelas 1 yang berjumlah 32
siswa pada semester genap tahun ajaran 2011-2012. Subyek penelitian diberikan
treatment atau perlakuan berupa reward dengan Star serta penggunaan
checklist reflektif selama 21 hari, kemudian diobservasi sikap kedisiplinannya.
Hasil penelitian menunjukan reward dengan star melalui checklist reflektif
dapat meningkatkan sikap kedisiplinan siswa kelas 1 SDS Hikari desa Keranggan.
Hal ini dapat dilihat dari menurunnya presentase kategori buruk hampir pada
semua indikator kedisiplinan. Dengan demikian reward berupa star melalui
checklist reflektif berdampak positif pada sikap kedisiplinan siswa.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis.
dicurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan
penjelasan kepada umatnya melalui firman-firman Allah SWT.
Dalam
mengerjakan
skripsi
ini,
penulis
tidak
mungkin
mampu
8. Kepada kedua orang tua tercinta H. Gunawan (Alm) dan Hj. Ida Farida
yang telah membesarkan dan mendidik penulis untuk terus berjuang dan
berkarya demi ummat dan bangsa. Terkhusus untuk bapak tercinta,
tersayang dan inspirasiku, semoga engkau selalu tersenyum di alam sana.
Terimakasih atas semua didikan yang bapak berikan kepada penulis
selama masa hidupmu.
9. Kakak-kakak tercinta (teh Nunung, aPaih, tehNuni, aInu dan aRudi)
yang
selalu
menjaga
dan
selalu
mengingatkan
penulis
dalam
Novi Susanti
107018303956
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Instrumen Penelitian
Lampiran A.1 :
1. RPP
2. Uji Validitas Instrumen
3. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes
Lampiran A.2 :
1. Angket:
Lampiran B: surat-surat
1. Permohonan Surat Bimbingan Skripsi
2. Surat Permohonan Izin Observasi
3. Surat Permohonan Izin Penelitian
4. Foto Kegiatan pasca 10 hari disiplin diterapkan
5. Uji Referensi
6. Jurnal mengenai 21 hari
7. Piagam penghargaan skripsi terbaik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan
generasi mudanya untuk keberlangsungan kehidupan yang lebih baik di masa
depan. Keberhasilan pendidikan terlihat dari adanya pewarisan dan pengayaan
budaya bangsa dari generasi ke generasi secara berkelanjutan. Selain itu,
keberhasilan tersebut juga terlihat dari tertanamnya nilai-nilai luhur kepribadian
bangsa dalam diri peserta didik sehingga dapat menggambarkan karakter suatu
bangsa. Dengan kata lain, salah satu keberhasilan tersebut adalah tertanamnya
warisan karakter bangsa di dalam proses pendidikan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas bangsa di masa yang akan datang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam mengembangkan
pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas ini menyebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kapada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Tujuan pendidikan nasional ini merupakan rumusan mengenai kualitas
manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh
karena itu pengembangan mutu pendidikan melalui penentuan visi, misi, dan
tujuan pada setiap satuan pendidikan haruslah mengarah pada tujuan pendidikan
nasional tersebut.
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen & UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Visimedia, 2007), h. 38.
Dari pasal tersebut juga terlihat dengan jelas bahwa tujuan utama pendidikan
di Indonesia adalah membentuk kepribadian peserta didik dengan menanamkan
nilai-nilai luhur yang dapat menjadi karakter bangsa Indonesia. Untuk
mewujudkan semua cita-cita di atas, maka perlu ditegaskan kembali bahwa setiap
satuan pendidikan salah satunya harus dapat mengembangkan pola pendidikan
berbasis karakter. Tercerminnya karakter bangsa dalam diri peserta didik menjadi
satu dari banyak hal yang nyata dari keberhasilan suatu bangsa dalam bidang
pendidikan. Salah satu karakter yang harus ditanamkan kepada peserta didik
adalah nilai-nilai kedisiplinan.
Tujuan penerapan nilai-nilai kedisiplinan pada diri peserta didik di bangku
sekolah adalah mengarahkan peserta didik untuk berprilaku positif, karena dengan
membiasakan hidup disiplin meraka akan belajar mengenai hal-hal yang baik,
dimana semua kebaikan tersebut dapat menjadi bekal bagi mereka di masa yang
akan datang. Nilai-nilai kedisiplinan yang melekat dalam diri peserta didik dapat
membuat peserta didik tekun dan terbiasa hidup teratur. Kedisiplinan yang terus
dilatih akan menjadi kebiasaan
kesehariannya.
Perilaku disiplin harus mulai ditanamkan sejak dini, karena nilai kedisiplinan
sangat diperlukan untuk pembentukan karakter peserta didik menjadi pribadi yang
bertanggung jawab. Membentuk kedisiplinan dalam diri peserta didik bukanlah
perkara yang mudah, perlu kerjasama diantara lingkungan yang dekat dengan
peserta didik. Sekolah adalah jenjang penting yang harus dilalui dalam kehidupan
peserta didik, dan salah satu tempat yang efektif untuk menanamkan nilai
kedisiplinan adalah sekolah. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah dapat
dengan leluasa menerapkan berbagai cara untuk mengarahkan peserta didik agar
dapat hidup disiplin. untuk menumbuhkan nilai kedisiplinan dalam diri peserta
didik secara menyeluruh dan bersifat permanen, sekolah harus fokus terhadap
pengembangan nilai kedisiplinan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan
menerapkan kedisiplinan dalam setiap aspek pembelajaran yang berlangsung di
sekolah.
Psikologi
Untuk
Membimbing
mengatakan
bahwa,
sesuai
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 134
Singgih Gunarsa, Psikologi untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), Cet.Ke-9, h.
137
4
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 47
terus menerus akan mengarahkan peserta didik untuk terus berperilaku disiplin
dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut lagi, pendidikan mengenalkan kita pada proses pembelajaran.
Pembelajaran itu sendiri dapat di definisikan sebagai pengaruh permanen atas
prilaku, pengetahuan, dan keterampilan berfikir, yang diperoleh melalui
pengalaman.5Selain itu, hal yang sama pentingnya ketika kedisiplinan diajarkan
adalah faktor pembiasaan, sesuai dengan pendapat Ivan Pavlov dalam hukum
belajarnya Law of Respondent Conditioning, yakni hukum pembiasaan yang
dituntut, menyatakan bahwa jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan
(salah satunya berfungsi sebagai reinforce/ penguat stimulus), maka refleks dan
stimulus lainnya meningkat.6 Pembiasaan yang dituntut adalah sikap kedisiplinan
yang dilakukan selama 21 hari, dan pembiasaan 21 hari juga diperkuat kembali
oleh Pavlov pada bukunya yang berjudul Conditioned Reflexes: An Investigation
of the Physiological Activity of the Cerebral Cortex, yang menyatakan perlakuan
yang
dilakukan
terus
menerus
selama
21
hari
dapat
mempengaruhi
pembiasaannya.
Selanjtnya, baru-baru ini kalangan pendidikan sedang gencar membicarakan
tentang rancangan teknik yang tepat untuk perubahan sikap (disiplin) peserta didik.
Jadi pembahasan kali ini, memfokuskan pada rancangan pembelajaran di lapangan
itu sendiri. Pendekatan pembelajaran behavioral mengatakan bahwa, perilaku
harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses
mental.7 Oleh karena itu, checklist reflektif digunakan sebagai alat penilaian diri
berprilaku disiplin. Alat kontrol checklist reflektif dirancang sesuai dengan
psikologi pemahaman siswa kelas 1 SD yang di dalamnya mengandung 5
indikator yang disertakan reward yang dapat memotivasi peserta didik mematuhi
tata tertib yang ada di sekolah.
John W.Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.
266
peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa penting untuk melakukan
penelitian yang berhubungan dengan disiplin peserta didik.
Karena perkembangan psikologis peserta didik pada tingkat SD/MI
memerlukan tindakan yang konkrit, maka peneliti akan menggunaan teknik yang
lebih konkrit pula untuk mempermudah penerapan reward di sekolah. Teknik
tersebut yaitu dengan penggunaan star di dalam proses belajar mengajar. Star
disini digunakan sebagai reward yang diberikan kepada peserta didik, dan Star
bisa didapatkan bagi peserta didik yang menerapkan disiplinnya dengan baik.
Check list reflektif digunakan sebagai alat untuk melihat sejauh mana siswa secara
jujur menerapkan kedisiplinan di sekolah. Checklist reflektif bersifat penilaian diri
diharapkan dapat membuat peserta didik menilai dirinya sendiri, sehingga
tujuannya adalah peserta didik secara sadar menerapkan kedisiplinan itu sendiri.
Dari berbagai permasalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul DAMPAK REWARD DENGAN STAR MELALUI CHECKLIST
REFLEKTIF TERHADAP SIKAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 1 SD
HIKARI DESA KARANGGAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka masalah yang
diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Masih banyaknya peserta didik yang tidak disiplin
2. Sekolah yang belum serta merta menerapkan nilai kedisiplinan secara optimal
3. Penggunaan cara, alat atau strategi yang belum tepat untuk menerapkan
disiplin di sekolah dasar
4. Kurangnya pengawasan disiplin di berbagai sekolah
5. Belum terealisasikannya tekhnik Reward yang tepat untuk menerapkan disiplin
peserta didik kelas 1 SD.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan dan tidak mungkin semuanya dapat diteliti
dalam waktu yang bersamaan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada :
pemberian Reward dengan menggunakan teknik star melalui checklist reflektif
untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik .
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan, maka
penulis merumuskan masalah yang akan dijadikan dasar penelitian adalah:
bagaimana dampak dari penggunaan reward dengan starmelalui checklist
reflektif terhadap sikap kedisiplinan peserta didik kelas 1 SD Hikari?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak penerapan
reward dengan star melalui checklist reflektif terhadap sikap kedisiplinan
peserta didik
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada
semua pihak yang terkait langsung terhadap dunia pendidikan, terutama bagi:
1. Secara teoritis, dapat memperkaya khasanah pendidikan khususnya tentang
bagaimana pemberian reward yang baik dalam meningkatkan kedisiplinan
peserta didik. Dan hasil penelitian ini sebagai penambah bahan kepustakaan
UIN Syarif hidayatullah Jakarta tentang alat pendidikan
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan bagi penelitian lebih
lanjut
3. Secara praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan penulis dapat
menerapkan penggunaan reward yang tepat ketika pembelajaran berlangsung.
Sehingga memberikan efek yang positif bagi kemajuan pengajaran di kelas.
BAB II
KAJIAN TEORI
Pengertian Disiplin
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin berarti tata tertib (di
Sama halnya
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka,2002), Cet. Ke-2, h.268
2
Majalah Ayah Bunda dan Meadjohnson, Dari A sampai Z Tentang Perkembangan Anak, pada
bab perkembangan sosial anak (Jakarta:gaya favorit Press) h. 39
3
Elizabeth B. Hurlock (Alih Bahasa: dr. Med Meitasari Tjandrasa), Perkembangan Anak , jilid
2 (Jakarta: Erlangga, 1978) h. 82
4
Charles Schaefer (alih Bahasa: Drs. R. Turman Sirait), Bagaimana Membimbing, Mendidik
dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif How to Influence Children,5 (Jakarta: Restu Agung,
1996). Cet. Ke-1, h. xi
10
11
kualitas mental dan moral. 5 Sama halnya dengan pengertian disiplin selanjutnya,
menerangkan bahwa, disiplin sendiri adalah cara masyarakat (orang tua, guru,
orang dewasa lain) mengajarkan tingkah laku moral pada anak yang dapat
diterima oleh kelompoknya.
laku, oleh karenanya harus disesuaikan dengan peran yang ditentukan oleh
kelompok sosialnya.
Seperti yang disampaikan dalam seminar Seminar Sehari Sinar Harapan, 28
November 1987. Displin secara luas dapat diartikan sebagai semacam pengaruh
yang dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi tuntutan dari
lingkungan. Disiplin itu tumbuh dari kebutuhan untuk menjaga keseimbangan
antara kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat sesuatu yang dapat
dan ingin ia peroleh dari orang lain atau karena situasi kondisi tertentu, dengan
pembatasan peraturan yang diperlukan terhadap dirinya oleh lingkungan di mana
ia hidup.7
Disiplin
juga
membantu
dalam
mengendalikan
tingkah
laku
dan
36
Seto Mulyadi, Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya, (Jakarta: Erlangga, 2004) ,h:
Majalah Ayah Bunda dan Meadjohnson, Dari A sampai Z Tentang Perkembangan Anak,
pada bab perkembangan sosial anak (Jakarta: gaya favorit Press) h. 39
7
Conny Semiawan, Penerapan Pembelajaran pada Anak, (Jakarta: Indeks, PT Macana Jaya
Cemerlang, 2008) h: 89
12
2.
Pentingnya Disiplin
Dalam masyarakat yang cepat berubah seperti sekarang ini, pendidikan nilai
bagi anak merupakan hal yang sangat penting, hal ini disebabkan di era global
dewasa ini, anak akan dihadapkan pada banyak pilihan tentang nilai yang
mungkin dianggapnya baik. Pertukaran dan pengikisan nilai-nilai suatu
masyarakat akan mungkin terjadi secara terbuka. Seperti yang telah diutarakan
Prof. Wina Sanjaya bahwa, Nilai-nilai yang dianggap baik pada suatu kelompok
masyarakat bukan tak mungkin akan menjadi luntur digantikan oleh nilai-nilai
baru yang belum tentu cocok dengan budaya masyarakat8.
Disiplin adalah satu dari banyaknya karakter yang harus dikembangkan di
dalam diri anak-anak. Menurut Emile Durkeim, disiplin berguna bukan hanya
demi kepentingan masyarakat sebagai suatu sasaran mutlak, melainkan demi
kesejahteraan
individu
itu
sendiri.
Melalui
kedisiplinan
kita
belajar
13
11
Ibid., h.83
Majalah Ayah Bunda dan Meadjohnson, Dari A sampai Z Tentang Perkembangan Anak,
pada bab perkembangan sosial anak (Jakarta:gaya favorit Press) h. 39
13
Ibid, h: 83-84
12
14
3.
Tujuan Disiplin
Seperti beberapa pernyataan tentang pentingnya disiplin dalam kehidupan
14
Selanjutnya,
menurut Seto Mulyadi pendidikan disiplin pada anak bertujuan untuk membuat
anak bertanggung jawab dan membuat anak menyadari bahwa terdapat segala
konsekuensi dari segala tindakan yang dilakukannya.15 Tujuan berikutnya adalah
untuk membantu dan membimbing anak dalam menananmkan tingkah laku yang
baik dan mengajarkan anak menghindari tingkah laku yang buruk. Tujuan
disiplin yang ketiga adalah untuk membimbing, mendidik, dan melatih anak agar
ia mampu menentukan pilihannya sendiri secara bijaksana.
16
Dari tujuan yang diterangkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa,
sikap kedisiplinan sangat penting untuk diterapkan sejak dini. Seperti
pertumbuhan fase-fase awal pada umumnya, usia dini perlu diarahkan
kemauannya.
Kemauan
ini
harus
dibina
dan
dituntun
sesuai
tingkat
Unsur-unsur Disiplin
Disiplin diharapkan mampu untuk membentuk dan mendidik anak sesuai
Ibid., h. 82.
Seto Mulyadi, Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya, (Jakarta: Erlangga, 2004)
15
h.36
16
17
Ibid.,h: 38
Op.cit, h:84
15
tingkah laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan oleh orang tua, guru, atau temanteman bermainnya. Tujuannya ialah membekali anak dengan pedoman prilaku
yang disetujui dan tidak di setujui dalam situasi tertentu. Tentu saja dengan
adanya peraturan yang jelas maka anak akan memahami dengan baik mengapa
peraturan tersebut harus diikuti dan tidak diikuti, peraturan tersebut membantu
anak bersikap tegas atas pembentukan karakternya.
Peraturan sendiri memiliki dua fungsi yang sangat penting dalam membantu
anak menjadi manusia yang bermoral. (1) peraturan mempunyai nilai pendidikan,
sebab peraturan memperkenalkan pada prilaku anak yang disetujui oleh anggota
kelompok tersebut. (2) peraturan membantu mengengkang perilaku yang tidak
diinginkan. Jika seorang anak dihukum ketika melakukan kesalahan, maka anak
tersebut belajar tentang perilaku yang ia lakukan tidak diterima oleh masyarakat
atau golongan tertentu. Dan alhasil anak akan jera untuk melakukan kesalahan
yang sama.
2. Hukuman untuk pelanggaran peraturan
Pokok kedua disiplin adalah hukuman, hukuman berasal dari bahasa latin
punire dan berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan,
perlawanan, atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, bahwa hukuman ini akan mendidik anak mempelajari halhal yang baik untuk dirinya, jika sebuah hukuman secara jelas di terapkan maka
dipastikan seorang anak tidak akan melakukan hal yang salah tersebut, sehingga
hasil akhirnya, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tegas.
Fungsi hukuman memiliki tiga peran penting yaitu: (1) hukuman
menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh
masyarakat. (2) hukuman berfungsi sebagai pendidik, sebelum seorang
anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar tindakan tertentu benar
dengan tidak dihukumnya mereka, dan tindakan tertentu yang salah
dengan dihukumnya mereka. (3) sebagai motivasi untuk menghindari
prilaku yang tidak diterima, pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan
yang salah perlu sebagai motivasi untuk meninghindari kesalahan
tersebut.18
18
Ibid., h.87
16
Dari ketiga fungsi diatas, jelas bahwa hukuman penting bagi tumbuh
kembang psikologi anak. Tentu saja dengan di dasari pemberian hukuman yang
mendidik (tidak ke fisik) dan hukuman yang bermakna (mengajarkan seorang
anak untuk memahami mengapa mereka dihukum). Selanjutnya, hukuman akan
dibahas pada bab punishment.
3. Penghargaan untuk prilaku yang baik.
Pokok
ketiga
dari
disiplin
ialah
penggunaan
penghargaan.
Istilah
penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik.
Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian,
senyuman atau tepukkan dipunggung.
Penghargaan memiliki tiga peranan penting: (1) penghargaan
mempunyai nilai mendidik. Bila suatu tindakan disetujui maka tindakan
itu bernilai baik. (2) penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk
mengulangi prilaku yang disetujui secara sosial. Dan yamg (3)
penghargaan berfungsi sebagai memperkuat prilaku yang disetujui secara
sosial. Dan lemahnya penghargaan melemahkan keinginan untuk
mengulangi perilaku ini. Selanjutnya penghargaan akan dijelaskan lebih
jauh di bab reward.19
4. Konsistensi
Konsistensi adalah pokok keempat, konsistensi berarti tingkat keseragaman
atau stabilitas. Ia tidak sama dengan ketetapan, yang berarti tidak adanya
perubahan. Dalam pembahasan tentang konsistensi, Hurlock menjelaskan bahwa,
konsistensi mempunyai tiga peran penting, diantaranya: (1) ia mempunyai nilai
mendidik yang besar. (2) konsiten memiliki nilai motivasi yang kuat. (3)
konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang yang
berkuasa. 20
Selanjutnya, pembahasan yang sama mengenai konsisten menerangkan
bahwa, konsisten akan membuat anak tidak bingung terhadap apa yang
diharapkan dari mereka. Konsisten dalam disiplin memegang tiga peran penting:
pertama, mendidik. Aturan yang konsisten mempercepat anak mempelajari
aturan. Kedua, konsistensi dapat meningkatkan motivasi. Anak yang selalu
19
20
Ibid., h.90
Ibid., h.91
17
21
Majalah Ayah Bunda dan Meadjohnson, Dari A sampai Z Tentang Perkembangan Anak,
pada bab perkembangan sosial anak (Jakarta:gaya favorit Press) h. 40
22
Soedijarto, Menuju Pendidikan yang Relefan dan Bermutu. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989, h.
165
18
adalah latihan yang kontinu. 23Yang diutamakan dari teori ini adalah belajar yang
terjadi secara otomatis. Teori ini juga mengatakan bahwa segala tingkah laku
manusia juga merupakan hasil conditioning, yaitu hasil latihan atau kebiasaan
bereaksi terhadap syarat atau perangsang tertentu yang dialami dalam
kehidupannya. Selanjutnya, teori Watson berpendapat bahwa, 24 (a) perangsang
atau stimulus itu adalah situasi objektif, yang wujudnya dapat bermacam-macam,
perubahan sikap peserta didik yang perlu diobservasi secara bermakna digunakan
oleh manager kelas yaitu guru sebagai alat pengendalian sikap disiplin peserta
didik. (b) respons adalah reaksi objektif dari pada individu terhadap situasi
sebagai perangsang. Hal yang sama diutarakan oleh Wina Sanjaya, berpendapat
yang sama yaitu perubahan sikap terjadi disebabkan kebiasaan (conditioning).
Cara belajar sikap demikian menjadi dasar penanaman sikap tertentu terhadap
suatu objek.25
Lebih jauh lagi, pendekatan behavioral menekankan pentingnya bagaimana
peserta didik membuat hubungan antara pengalaman dan perilaku. Proses
pembentukan sikap melalui pembiasaan yang dilakukan Watson berbeda dengan
proses pembiasaan sikap yang dilakukan oleh Skinner, Skinner menekankan pada
proses peneguhan respon anak. Setiap kali anak akan menunjukan prestasi yang
baik diberikan penguatan (reinforcement) dengan cara memberikan hadiah atau
perilaku yang menyenangkan. Lama kelamaan anak akan berusaha meningkatkan
sikap positifnya26. pembahasan reinforcement atau penguatan akan lebih luas
dijelaskan pada bab reward.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kontinuitas akan
menghasilkan perubahan sikap. Wina Sanjaya pada buku yang sama menerangkan
bahwa selain pola pembiasaan, perubahan sikap juga dipengaruhi oleh
modeling, yaitu, pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses
mencontoh. Namun, anak harus diberi pemahaman mengapa hal itu dilakukan,
23
19
hal ini diperlukan agar sikap tertentu yang muncul benar-benar didasari oleh suatu
keyakinan kebenaran sebagai suatu sistem nilai. Selanjtnya, pemodelan dalam
proses pembelajaran juga dijelaskan oleh Dra.Sumiati yaitu, proses pembelajaran
dengan menghadirkan pemodelan akan lebih mudah dipahami dan diterapkan
oleh siswa
h:37
Seto Mulyadi, Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya, (Jakarta: Erlangga, 2004)
20
dalam bukunya Seto Mulyadi, mengajukan beberapa ciri disiplin yang baik
sebagai berikut: (1) Disiplin harus bersikap membangun. (2) Disiplin
menyebabkan anak membuat pilihan yang bijaksa. (3) Disiplin harus konsisten.
(4) Disiplin sebagai tanda kasih sayang kepada anak. (5) Disiplin bersifat
rahasia.28
Selanjutnya agar disiplin dapat diterapkan pada anak Seto Mulyadi, dalam
bukunya yang berjudul Membantu Anak Balita Mengelola Amarahnya,
menjelaskan bahwa ada 9 trik yang dapat dipakai untuk mendisiplinkan anak,
yaitu:
(1) Menyadari bahwa ada faktor motivasi di balik tingkah laku buruk yang
ditampilkan anak. (2) Tetapkan batasan yang jelas dan tepat. (3)
Hubungkan disiplin dengan situasi yang telah terjadi. (4) Konsekuensi. (5)
Jangan memberi sanksi disiplin di muka umum (6) Hindari amarah yang
meledak-ledak. (7) Tetapkan disiplin yang sesuai untuk prilaku buruk. (8)
Sanksi disiplin diberikan segera setelah prilaku buruk ditampilkan. (9)
Pengawasan hingga beberapa waktu. 29
Lebih dari itu, selain beberapa perlakuan yang telah dijelaskan diatas tadi,
ada pula perlakuan yang tidak kalah pentingnya salah satunya adalah mengajak
anak berdiskusi mengenai apa saja hal positif yang anak dapatkan ketika
mengikuti kedisiplinan dengan baik, seperti mendapatkan pujian, acungan jempol
bahkan hadiah. Berkaitan dengan penjelasan tersebut, Reisman dan Payne yang
dikutip dalam buku karangan Prof.Dr. H.Mulyasa, mengemukakan lebih banyak
lagi trik ataupun cara yang tepat untuk mendisiplinkan anak, ada sembilan strategi
untuk mendisiplinkan peserta didik, diantaranya sebagai berikut:
(1) konsep diri (self-concept), strategi ini menekankan bahwa konsepkonsep diri masing-masing individu merupakan faktor penting dari setiap
perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri, guru disarankan bersikap
empatik, menerima, hangat, dan terbuka, sehingga peserta didik dapat
mengeksplorasikan pikiran dan perasaannya dalam memecahkan masalah.
(2) keterampilan berkomunikasi (communication skills), guru harus
memiliki keterampilan komunikasi yang efektif agar mampu menerima
semua perasaan, dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik. (3)
konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical
consequences), perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta didik
28
29
Ibid., h:38
Ibid., h:39-41
21
Pengertian Reward
Reward adalah ganjaran Ganjaran menurut bahasa, berasal dari bahasa
Inggris reward yang berarti penghargaan atau hadiah. Sementara itu, dalam
30
Majalah Ayah Bunda dan Meadjohnson, Dari A sampai Z Tentang Perkembangan Anak,
pada bab perkembangan sosial anak (Jakarta:gaya favorit Press) h. 40
22
23
tersebut terdapat dalam surah Al-Imran ayat 145 dan 148, surah An-Nisa ayat 134.
Kata tsawab selalu diterjemahkan kepada balasan yang baik. Sebagaimana salah
satu diantaranya dapat dilihat dalam firman Allah SWT:
)
145
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,
sebagaimana ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa
menghendaki pahala dunia, niscaya kami berikan pahala dunia itu, dan
barang siapa menghendaki pahala akhirat, kami berikan (pula) pahala
akhirat. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur. ( Q.S. Ali Imran [3] :145)
148
Maka Allah Swt, berikan ganjaran pada mereka di dunia dan di akhirat
dengan ganjaran yang baik, dan Allah Swt, cinta kepada orang-orang
yang berbuat baik. (Q.S. Ali Imran [3] 148)
134
24
2. Fungsi Reward
Reward digunakan sebagai alat untuk memotivasi anak bersikap sesuai
dengan harapan, bagi anak usia dini, cara paling termudah adalah dengan
mengunakan reward berupa hadiah mainan atau pujian ketika ia melakukan
sesuatu yang sesuai dengan harapan, target penerapan reward pada anak usia dini
adalah pembiasaan, misalnya, belajar tepat waktu, tidur tepat waktu dan makan
tepat waktu. Sesuai dengan penjelasannya, menurut Harlock fungsi reward terbagi
menjadi tiga diantaranya: (1) Reward atau penghargaan mempunyai nilai
mendidik. (3) Reward atau penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk
mengulangi prilaku yang disetujui secara sosial. (3) Reward atau penghargaan
berfungsi sebagai memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial.38
Selanjutnya maksud dari pemberian reward kepada peserta didik adalah
supaya peserta didik menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau
mempertinggi prestasi yang telah dicapainya, dengan kata lain peserta didik
menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja atau berbuat yang lebih baik
lagi.39 Fungsi berikutnya dikutip dalam bukunya oleh Prof. Mulyasa reward
atau penghargaan dapat menumbuhsuburkan rasa cinta, bangga, dan tanggung
jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan. Rasa cinta, bangga, dan tanggung
37
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), h.182.
38
Elizabet. B. Harlock. Perkembangan Anak, jilid II, (Jakarta: Erlangga, 1978).h. 90
39
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006), h.182..
25
3. Bentuk-bentuk Reward
Reward adalah metode yang bersifat positif terhadap proses pembelajaran
untuk meningkatkan motivasi belajar. Reward yang diberikan kepada peserta
didik ada berbagai macam bentuk. Secara garis besar reward dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu:
a. Pujian
Pujian adalah suatu bentuk reward yang paling mudah dilakukan. Pujian
dapat berupa kata-kata, seperti: baik,bagus, bagus sekali dan sebagainya,
tetapi juga dapat berupa kata-kata yang berupa sugesti, misalnya; Nah
lain kali akan lebih baik lagi jika..... Kamu pasti bisa kalau kamu rajin
belajar. Selain, berupa kata-kata, pujian dapat pula berupa isyarat atau
pertanda misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol), dengan
menepuk bahu anak, dengan tepuk tangan, dan sebagainya.
b. Penghormatan
Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua macam pula.
Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu peserta didik yang
mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan temantemannya. Dapat juga dihadapan teman-teman sekelas, teman-teman
sekolah, atau mungkin juga dihadapan oranga tua siswa. Misalnya, pada
malam perpisahan yang diadakan diakhir tahun. Kemudian ditampilkan
siswa yang telah berhasil menjadi bintang kelas, penobatan dan
penampilan bintang pelajar untuk suatu kota atau daerah, dan lain
sebagainya. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian kekuasaan
untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada siswa yang menyelesaikan
soal yang sulit disuruh mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh
teman-temannya, disuruh mengikuti lomba, dan lain sebagainya.
c. Hadiah
Yang dimaksud dengan hadiah disini adalah reward yang berbentuk
pemberian berupa barang. Reward yang berupa pemberian barang ini
disebut juga reward materil. Yaitu, terdiri dari alat-alat keperluan sekolah,
seperti pensil, penggaris, buku dan lain sebagainya.
d. Tanda Penghargaan
Jika hadiah adalah reward yang berupa barang, maka tanda penghargaan
adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan
kegunaan barang-barang tersebut, sepertihalnya pada hadiah. Melainkan,
tanda penghargaan dinilai dari segi kesan atau nilai kenangkenangannya. Oleh karena itu reward atau tanda penghargaan ini disebut
40
26
juga reward simbolis. Reward simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda
jasa, sertifikat-sertifikat.41
Sama seperti penjelasan diatas, reward dikenal sebagai penguatan
(Reinforcement) oleh Skinner. Menurut Skinner ada berbagai cara untuk
menunjukan penguatan yang positif kepada siswa, diantaranya dengan 2 respon,
respon verbal (kata-kata) atau respon non verbal (gerakan isyarat). Berikut ini
penjelasan atas pernyataan tersebut:
Respons verbal terdiri dari: (1). Penguatan verbal menurut kata-kata
pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. (2). Penguatan verbal
berbentuk kalimat. Respons non verbal (gerakan-gerakan fisik, gestural)
penguatan dengan menggunakan isyarat dari anggota tubuh misalnya: (1)
gerakan kepala (2) wajah ceria/cerah (3) wajah mendung, (4) tersenyum,
(5) tertawa, (6) kontak pandang mata, (7) mengangkat jempol, (8) tepuk
tangan. Pengutan selanjutnya adalah penguatan yang menggunakan
sentuhan (contact), seperti: (1) memegang atau menepuk bahu, (2)
mengusap kepala (3) jabat tangan. Penguatan dengan pendekatan kepada
siswa, diantaranya: guru berdiri disamping siswa, guru duduk dekat siswa.
Penguatan dengan memberikan hadiah, seperti: (1) benda, seperti alat-alat
tulis, boneka, mobil-mobilan dan sebagainya. (2) simbol, seperti simbol
bintang ketika mendapatkan juara 1, (3) kegiatan, seperti sisiwa yang
paling cepat menyelesaikan tugas ditunjuk sebagai pemimpin kelas.
Menurut buku yang sama, penguatan diberikan dengan didasari beberapa
tujuan, diantaranya: (1) memberikan umpan balik (feedback) bagi siswa atas
perilakunya (2) meningkatkan dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi
pembelajaran yang sedang dibahas (3) mendorong, membangkitkan, dan
meningkatkan motivasi belajar (4) memberikan ganjaran dan membersarkan hati
siswa agar lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. 42
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wina Sanjaya, keterampilan dasar
penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian
dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan
untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau
responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi.43
41
27
4.
Reward berupa Staryang dimaksud pada penelitian ini adalah, star yang
dibuat dengan menggunakan kertas warna yang sudah tidak terpakai.
Pemodifikasian yang dilakukan adalah langkah awal untuk menghemat
pengeluaran dana pembelajaran yang diperlukan, star tersebut dicetak dengan
menggunakan cetakan yang lucu dan memakai kertas yang berwarna-warni
sehingga siswa merasa termotivasi untuk bisa mendapatkan star. selain itu, proses
pemberian yang dibubuhi kalimat pujian berupa good job, you smart boy/ girl),
acungan jempol, serta senyuman dapat menambah kebanggaan terhadap diri
siswa. Tidak hanya reward yang diterapkan dalam penanaman disiplin ini,
punishment juga mempunyai peranan penting terhadap penanaman kedisiplinan
28
siswa. Ketika siswa memiliki kebanggan terhadap sesuatu yang dia dapatkan yaitu
star, ternyata star mampu juga untuk mempertahankan sikap disiplin yang mereka
lakukan. Hal tersebut juga sama dijelaskan oleh artikel ibu dan anak yang
mengatakan bahwa anak yang secara konsisten mendapatkan ganjaran setiap
menunjukan tingkah laku tertentu akan termotivasi untuk mempertahankan
tingkah laku tersebut. 44
Teknik star ini diperoleh melalui pengamatan ketika peneliti melaksanakan PPKT
selama 4 bulan. Peneliti melihat bahwa teknik star seperti ini cukup membuat
anak termotivasi untuk melakukan semua hal yang diperintahkan oleh gurunya,
hal tersebut tentu saja merupakan tindakan yang positif. Jika hal ini banyak
diterapkan maka bukan tidak mungkin siswa mampu berkonsentrasi terhadap
proses pembelajaran.
5.
Syarat-syarat Reward
prilaku bukan pelaku. (2) Pemberian reward harus ada batasnya. (3) Reward
44
Majalah Ayah Bunda dan Meadjohnson, Dari A sampai Z Tentang Perkembangan Anak,
pada bab perkembangan sosial anak (Jakarta:gaya favorit Press) h. 40
45
M. Ngalim Purwanto, loc.cit, h.184
29
pada
seorang peserta didik. Karna kesalahan sedikit saja dalam pemberian reward ini
maka akan berdampak buruk bagi pserta didik itu sendiri.
Karena reward merupakan salah satu alat pendidikan, meka reward memiliki
kelemahan dan kelebihan, sebagaimana dikutip dalam bukunya Armai Arif ada
dua kelebihan dan dua kelemahan reward.
Kelebihan reward adalah: (1) Memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap jiwa peserta didik untuk melakukan perbuatan yang positif dan
bersifat progresif. (2) Dapat menjadi pendorong bagi peserta didik lainnya
untuk mengikuti anak yang telah memperoleh pujian dari gurunya.
Pemberian reward memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan
pendidika. Kekurangan reward, diantaranya: (1) Dapat menimbulkan
dampak negatif apabila guru melakukannya secara berlebihan, sehingga
peserta didik merasa lebih tinggi dibandingkan teman-temanya. (2)
Umumnya reward membutuhkan alat tertentu sehingga membutuhkan
biaya. 47
6.
disiplin anak sejak dini di rumah, kualitas emosional yang habitual (sudah
menjadi kebiasaan) akan ikut menentukan bagaimana ia menyesuaikan dirinya;
kemudian di sekolah dan berlanjut di masyarakat sebagai dasar yang diperoleh
sebelumnya. Kehidupan yang terkait inilah yang pada dasarnya membentuk pola
pribadi seorang anak.
Oleh karena itu, jika sikap disiplin menjadi amat penting,
langkah
Lukman bin Masa. konsep penghargaan dan sanksi dalam pendidikan islam,
http://www.scribd.com/, 29 agustus 2009
47
Loc, cit ., Armai hal: 128-129
30
48
Conny Semiawan, Penerapan Pembelajaran pada Anak, (Jakarta: Indeks, PT Macana Jaya
Cemerlang,2008) hal : 90
49
Ibid.,hal : 90
50
Ibid., h: 95
31
dengan ketaatan terhadap disiplin. Bahkan orang kedua ini harus terjun
langsung untuk menerapkan nilai-nilai disiplin itub sendiri.
4. Pengembangan disiplin adalah penataan lingkungan, dalam hal ini
lingkungan rumah, dan berarti memadukan (match) kondisi yang
menstimulasi setiap titik dalam perkembangan anak dengan tantangan
untuk menemukan cara memperlakukan dirinya sendiri dalam suatu
lingkungan dunia yang terus menerus berubah.
5. Ketergantungan dan wibawa dalam penerapan yang disertai
pemahaman dalam dinamisme perkembangan peserta didik diperlukan
dalam membina kualitas emosional habitual yang positif.
2.
dengan benar, jika peraturan sekolah berjalan dengan benar maka akan terciptanya
proses pendidikan yang diharapkan. Pendidikan yang dimaksud adalah perubahan
tingkah laku dan juga menambahnya ilmu pengetahuan pada setiap individu
peserta didik. Tugas yang berat tersebut berada di pundak sekolah-sekolah yang
pada dasarnya mengantarkan peserta didik untuk berwawasan luas serta memiliki
karakter (disiplin) yang baik.
Penegakan disiplin di sekolah menjadi sangat penting, hal ini disebabkan
karena tumbuhnya keprihatinan atas banyaknya masalah prilaku atau kurangnya
penegakan disiplin. Seperti yang telah diungkapkan oleh Geoff Colvin menurut
polling Gallup dari anggota masyarakat dan para pendidik selama beberapa tahun
lalu telah memeringkatkan tata tertib sekolah dan prilaku murid dalam peringkat
tiga tertinggi dari masalah utama yang dihadapi sekolah-sekolah kita.
51
Oleh
sebab itu ketercapaian menciptakan disiplin pada diri setiap peserta didik
sungguhlah tidak mudah. Ada banyak sekali yang harus dirombak demi
ketercapaian keinginan tersebut. Salah satunya adalah mempersatukan cara
pandang penentu keberhasilan, Geoff Colvin lebih lanjut akan menjelaskan kunci
yang paling esensial dari penegakan disiplin di sekolah-sekolah sebagai kerangka
acuan mempersatukan cara pandang penentu keberhasilan, diantarannya:52 a).
menetapkan perlunya penengakan disisplin yang proaktif, b). karakteristik penting
51
Geoff Colvin, 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, (Jakarta: Indeks,
PT. Macana Jaya Cemerlang, 2008), cet ke: I hal: 1
52
Ibid., h:1
32
rencana penegakan disiplin sekolah yang proaktif, c). Peran utama kepala sekolah
dan dukungan administratif, dan d). Membentuk tim kepemimpinan bentukan.
Selanjutnya, dalam buku karangan Geoff Colvin yang berjudul 7 Langkah
dalam Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif, menjelaskan bahwa ada
komponen-komponen yang menjadi landasan berlangsungnya disiplin di sekolah,
diantaranya: 53
(1). Pernyataan tujuan. Langkah ini penting karna ada dua alasan. Yang
pertama, langkah ini memulai proses para guru bekerja bersama, yang
menghasilkan suatu produk yang jelas. Yang kedua, pernyataan tujuan
merancang panggung dan tempo untuk keseluruhan rencana. (2). Perilaku
yang diharapkan dari keseluruhan sekolah. (3). Mengajarkan perilaku yang
diharapkan. Inti pendekatan proaktif untuk membentuk disiplin dalam buku
ini adalah keadaan dimana prilaku yang diterapkan di sekolah merupakan
serangkaian keterampilan yang harus dibelajarkan kepada peserta didik (4).
Mempertahankan prilaku yang diharapkan. (5) Perbaikan perilaku
bermasalah. Sekolah harus memiliki rancangan yang kuat dalam
menerapkan disiplin ini, termasuk memiliki model yang proaktif untuk
memperbaiki perilaku yang bermasalah dengan efektif (6). Menggunakan
data, komponen data tersebut diantaranya: a). mendefinisikan peran tim
kepemimpinan, b). mengerti tujuan-tujuan sistem manajemen data yang
efektif, c). Memiliki petunjuk-petunjuk dalam mengembangkan sebuah
sistem menejemen data. (7) Mempertahankan rencana untuk jangka
panjang.
Pengenalan Punishment di sekolah
Durrant Joan dari University of Manitoba dan Ron Ensom dari Rumah Sakit Anak
di Timur Ontario, dalam Jurnal Asosiasi Medis Kanada, mengungkapkan,
mendisiplinkan
anak
lewat
hukuman
fisik
merupakan
sesuatu
yang
53
dalam project PREPARE (Sugai, Kameenui, dan Colvin, 1990) dengan penenlitian dan
dari prosedur-prosedur praktik terbaik yang digunakan di beberapa sekolah distrik di Amerika ,
dalam melaksanakan rencana disiplin sekolah
33
dihukum secara fisik jauh lebih penurut kepada orang tua mereka.
54
menjadi hal yang sangat penting ketika sebuah lembaga menerapkan punishment
di sela-sela pendidikan kedisiplinan, karena seperti yang kita tahu kedisplinan erat
sekali dengan aturan yang mengikat kepada setiap orang, bahkan disiplin sering
disebut-sebut sebagai ketaatan terhadap peraturan yang diberikan dari seorang
penguasa atau pimpinannya. Lembaga yang baik seyogyanya menerapkan
kedisplinan dengan cara yang menyenangkan dan diterima oleh anggotanya,
sehingga yang tercipta adalah kerjasama dan sikap menghormati terhadap aturan
tersebut (aturan tersebut adalah kedisiplinan itu sendiri).
Sebelum lebih jauh mengenal punishment di sekolah, terlebih dahulu akan
diterangkan tentang beberapa pengertian punishment, diantaranya: Punishment
sama dengan hukuman menurut bahasa, kata hukuman berasal dari bahasa Inggris,
yaitu dari kata punishment yang berarti hukuman (law) atau siksaan.55
Sedangkan menurut istilah, hukuman memiliki banyak makna. Roestiyah
memaknai hukuman sebagai suatu perbuatan yang tidak menyenangkan dari
orang yang lebih tinggi kedudukannya terhadap pelanggaran dan kejahatan yang
dilakukan, dengan maksud memperbaiki kesalahan anak.56 Definisi ini memiliki
kesamaan dengan yang diungkapkan oleh Amier Daien, hukuman dimaknai
sebagai tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan disengaja
sehingga menimbulkan nestapa. Dan dengan adanya nestapa itu anak akan
menjadi sadar akan perbuatannya serta berjanji untuk tidak mengulanginya.57
Sedikit berbeda dengan dua definisi tersebut. Hukuman (punishment) sering
dimaknai sebagai usaha edukatif yang digunakan untuk memperbaiki dan
mengarahkan anak ke arah yang benar, bukan praktik hukuman dan siksaan yang
54
. Durrant Joan dari University of Manitoba dan Ron Ensom dari Rumah Sakit Anak di
Timur Ontario, mendisiplinkan anak lewat hukuman: Jurnal Asosiasi Medis Kanada, (kosmo.
Vivanews.com)
55
. John M. Echole da Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta:Gramedia Pustaka
utama,1996), h:456
56
. Y. Roestiyah, Didaktik Metodik (Jakarta: Rineka Cipta, 1978), h:63
57
. Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1937),
h:159
34
. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), h:202
. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), h: 186
60
. Yanuar A, Jenis-jenis Hukuman Edukatif Untuk Anak SD, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012)
h: 18
59
35
61
. Yanuar A, Jenis-jenis Hukuman Edukatif Untuk Anak SD, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012)
h: 22- 24
36
jawab
atas
setiap
perbuatannya,
berikut
ini
Yanuar
mengungkapkan dua puluh dua ragam hukuman edukatif untuk anak, diantaranya:
(1) memperlihatkan wajah masam untuk anak, (2) memberikan Time-Out
untuk anak, (3) memberi anak tugas bersih-bersih, (4) menyuruh anak
meminta maaf kepada orang yang bersangkutan, (5) menyuruh anak
belajar, (6) menyuruh anak mengerjakan PR, (7) menyuruh anak
membantu pekerjaan anda, (8) menyuruh anda berjanji untuk tidak
mengulangi kesalahannya, (9) menyuruh anak membaca buku, (10)
menyuruh anak menceritakan isi bacaan, (11) menyuruh anak menghafal,
62
37
65
. Yanuar A, Jenis-jenis Hukuman Edukatif Untuk Anak SD, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012)
h: 111-174
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 21 hari, sesuai dengan pembiasaan yang
dilakukan Pavlov dalam bukunya yang berjudul Conditioned Reflexes: An
Investigation of the Physiological Activity of the Cerebral Cortex, perlakuan
yang terus menerus dilakukan selama 21 hari mampu mengantarkan fikiran untuk
terbiasa melakukan hal tersebut, terbukti dengan perlakuan kepada seekor anjing
yang menyatakan bahwa ini berarti 21 kali anjing tersebut diberikan perlakuan
yang sama, anjing itu mengeluarkan air liurnya pada waktu dan suara lonceng
yang sama1. Penelitian ini dilaksanakan di bulan April Semester genap tahun
pelajaran 2011-2012, adapun lokasi yang peneliti lakukan sebagai tempat
penelitian adalah di SD Hikari yang beralamat di Kp. Koceak Ds. Keranggan Kec.
Setu Tangerang Selatan Banten.
38
39
treatment atau perlakuan (reward dan check list reflektif) selama 21 hari
kemudian diobservasi sikap kedisiplinannya. Dalam design ini kelompok
eksperimen sebelumnya tidak diberikan pretest, proses pembelajaranpun berjalan
seperti biasanya, hanya saja peserta didik harus mematuhi peraturan yang tertera
pada lembar checklist reflektif. Lembar checklist reflektif selalu diamati setiap
hari. Hal ini dilakukan karna dua alasan, pertama subyek yang diteliti adalah
peserta didik kelas 1 SD yang pola pemahamannya masih dilakukan dengan cara
yang nyata dan alasan yang ke dua adalah untuk mengurangi resiko ketidak
akuratan lembar checklist tersebut.
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian, yaitu tekhnik reward
melalui checklist reflektif sebagai variabel yang menjadi sebab perubahan
(variabel X) dan sikap kedisiplinan peserta didik kelas 1 SD sebagai variabel yang
menjadi akibat dari variabel sebab (variabel O). Adapun desain penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Desain penelitian dalam One-Shot Case Study3
X : treatment yang diberikan
X
O1 - O2
(variabel bebas)
O1: (variabel terikat)
Sikap kedisiplinan ketika proses 21 hari
O2: Sikap Kedisiplinan selama 6 hari pasca
reward dan checklist reflektif di
hentikan
Hasil akhir dari penelitian ini adalah melihat sikap kedisiplinan siswa
setelah adanya treatment atau perlakuan yang diberikan selama 21 hari4. Adapun
indikator kedisiplinan pada peserta didik adalah: 5
3
4
Ibid., h. 107
Pavlov, Conditioned
Dalam buku bahan pelatihan yang diterbitkan oleh: KEMENDIKNAS, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum 2011. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
40
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitan.6 Maksudnya adalah hal yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
Tabel 3.2
Variabel Penelitian
Variabel X
Variabel O
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet ke-14, h. 161
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 124
41
sampel untuk melakukan penelitian dan sampel yang baik merupakan sampel
yang bersifat representatif terhadap populasinya.8 Populasi pada penelitian ini
adalah semua peserta didik kelas 1 SD yaitu sebanyak 32 orang. Karena jumlah
populasi kurang dari 100 orang, maka keseluruhan populasi dijadikan sebagai
subyek penelitian, maka dari itu penelitian ini adalah penelitian populasi.9
Ibid., h. 118
Loc, Cit... Suharsimi
10
Suharsimi Arikunto. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2009)
cet: 10. h: 138
9
42
yang telah ditetapkan, menaati peraturan sekolah dan kelas, berpakaian rapih,
serta mematuhi aturan permainan.
2. Responding
Peserta didik pada tahap ini dapat melakukan sikap disiplin yang dinginkan
sebelumnya tanpa harus ada paksaan dari sang guru.
3. Valuing
Pada tingkatan ini peserta didik diajak untuk menerangkan kejadian di sekitarnya
dengan
menggunakan
bahasa
yang
sederhana.
Mereka
diajak
untuk
data yang dibuat menyerupai alat penilaian diri yang dilengkapi dengan
43
gambar dan lembar kerja siswa. Checklist reflektif dirancang sesuai dengan
tingkat pemahaman dini yaitu peserta didik kelas 1 SD yang pada kali ini
adalah subyek penelitian. Checklist reflektif berfungsi tidak hanya sebagai alat
penelitian biasa, namun lebih dari itu berfungsi sebagai alat penilaian diri bagi
setiap individu peserta didik. Tujuan utamanya adalah peseta didik mampu
menilai dirinya sendiri melalui tanda cheklist yang mereka kumpulkan (ketika
berprilaku disiplin), dan mampu mengubah prilaku yang buruk (ketika tidak
disiplin) dengan melihat tanda silang pada raportnya. Lebih lanjut lagi fungsi
lainnya dari checklist reflektif adalah sebagai pedoman penilaian yang
berfungsi sebagai alat laporan tertulis antara guru dan orang tua wali murid.
Selanjutnya, checklist reflektif dibuat menyerupai buku raport yang
nantinya dapat dimiliki dan diisi oleh masing-masing peserta didik. Buku
rapor yang diberi nama My Discipline Report ini adalah trobosan baru yang
dirancang menyesuaikan tingkat pemahaman peserta didik yang didalamnya
dilengkapi dengan gambar, lembar kerja siswa dan tabel checklist. Proses
pemberian buku raport ini nantinya dimasukan dalam rancangan proses
pembelajaran, peserta didik pada mulanya diajak membahas materi tata tertib
yang mengerucut pada pembiasaan sikap disiplin. Pembiasaan ini akan
berlangsung selama 21 hari yang pada intinya peserta didik hanya membubuhi
tanda checklist pada setiap indikator yang diharapkan. Indikator yang
digunakan pada daftar checklist reflektif adalah 3 indikator yang sudah
disesuaikan dengan karakteristik sekolah diantaranya:
44
datang tepat
waktu
ketepatan waktu
mengumpulkan
tugas tepat waktu
3 indikator
peraturan kelas
menaati
peraturan
peraturan
bersama
kerapihan
berbusana
Diagram 3.1
Indikator Disiplin yang disesuaikan dengan Karakteristik Sekolah
2. Lembar Observasi, jenis anecdotal record
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengamati kejadian dalam proses kedisiplinan peserta didik setelah 21 hari
selama diberikannya treatment berupa reward melalui checklist reflektif. Proses
pembelajaran terjadi sepaerti biasanya, penelitipun terjun langsung sebagai guru
yang berperan aktif mengamati kedisplinan peserta didik, hanya saja pada lembar
observasi ini peneliti mengamati gejala-gejala yang terjadi setelah reward dan
checklist reflektif dilepaskan. Gejala-gejala tersebut meliputi dua kejadian yaitu,
seberapa jauh peserta didik terbiasa dalam hal sikap disiplin ataukah peserta didik
justru tidak mengalami pembiasaan yang berarti. Adapun lembar observasi ini
berupa lembar observasi jenis anecdotal record digunakan untuk mengetahui
aktivitas dan sikap peserta didik dalam sikap kedisiplinannya.
11
Karena subyek
penelitian adalah peserta didik kelas 1 SD, setting dan caranyapun sedikit
dimodifikasi, mengingat pemahaman peserta didik belum pada tahap yang tinggi.
11
Loc.cit h: 308
45
Maka, penelitian ini memilih teknik pengumpul data triangulasi, yaitu teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tekhnik
pengumpul data dan sumber data yang telah ada.
12
2. Dokumentasi
Karena perubahan yang diharapkan adalah perubahan sikap disiplin peserta
didik, alangkah baiknya jika perubahan sikap tersebut dapat di dokumentasikan
secara nyata, mengingat banyaknya indikator yang harus dikuasai oleh peserta
didik. Hasil yang diharapkan peneliti adalah, tumbuhnya kesadaran bahwa sikap
disiplin sangat diperlukan oleh peserta didik, selain itu disaat perubahan itu
berlangsung peserta didik dalam keadaan senang mengikuti semua peraturan yang
telah diberikan. Dan dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah,
rekaman kegiatan pembelajaran di kelas.
3. Checklist Reflektif
Pengukuran sikap kedisiplian peserta didik yang menggunakan daftar
checklist reflektif. Masing-masing indikator mewakili satu sub indikator (biru
muda) indikator ini diberi bobot skor 1 apabila disiplin dan 0 apabila tidak
disiplin. Adapun penjelasan tentang skala pengukuran yang dipakai dalam
penelitian ini adalah skala Guttman, yaitu skala pengukuran yang ingin
mengetahui hasil sacara tegas atau jawaban yang jujur. Skala Guttman selain
dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist.
Jawaban dapat dibuat skor 1 tertinggi dan 0 terendah, misalnya 1 untuk disiplin
12
Ibid., h:330
46
13
yaitu, tanda checklist jika peserta didik mengikuti peraturan atau bersikap disiplin.
Dan tanda silang jika peserta didik tidak mengikuti peraturan atau tidak bersikap
disiplin. indikator tersebut disusun berdasarkan lima indikator sikap kedisplinan
peserta didik yang akan diteliti, yaitu: tentang ketepatan waktu, 1. Membiasakan
diri untuk datang dan masuk kelas pada waktunya, 2. Melaksanakan dan
mengumpulkan tugas-tugas kelas yang menjadi tanggung jawabnya dengan tepat
waktu. Tentang menaati peraturan, 1. Membiasakan diri untuk mematuhi
peraturan kelas, 2. Memebiasakan diri untuk mematuhi peraturan bersama yang
telah disepakati sebelumnya. Tentang kerapihan berbusana,1. Berpakaian rapih
dan sopan. Adapun kisi-kisi diantaranya:
Tabel 3.1
Pemetaan Indikator Disiplin ke dalam Kisi-kisi
Aspek Sikap
Kedisiplinan
Ketepatan waktu
Menaati Peraturan
13
Indikator Sikap
Kedisiplinan
Membiasakan diri
untuk datang
langsung masuk
kelas pada
waktunya
Melaksanakan dan
mengumpulkan
tugas-tugas yang
menjadi tanggung
jawabnya dengan
tepat waktu
Membiasakan diri
untuk mematuhi
pearaturan kelas
47
Kerapihan
Berbusana
Membiasakan diri
untuk memetuhi
peraturan berasama
yang telah
disepakati
sebelumnya
Berpakaian rapih
dan sopan
Daftar checklist reflektif ini diisi sendiri oleh peserta didik setiap harinya
selama 21 hari, disetiap hari jumat peserta didik dapat menghitung tanda
checklist tersebut lalu dapat ditukarkan dengan bintang yang dapat
ditempelkannya di papan disiplinnya. Kemudian di hari senin ketika upacara
bendera peserta didik yang mendapatkan bintang terbanyak akan mendapatkan
pin star, yang akan dipakainya seminggu penuh. Star disini berperan sebagai
reward bagi peserta didik yang berhasil menerapkan sikap disiplin dengan
baik. Untuk memperkecil kesalahan pada data yang dikumpulkan, maka
peneliti selalu memandu dan mengobservasi lembar checklist reflektif peserta
didik setiap harinya
F.Validitas Instrument
Validitas berasal dari kata Validity, dapat diartikat tepat atau sahih, yakni
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
48
ukuranya.14 Selanjutnya hal yang sama juga diungkapkan oleh Prof. Dr. Sugiono,
Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. dengan kata lain validitas diperlukan
untuk menentukan alat pengukuran yang tepat dalam sebuah penelitian. 15
Penelitian ini adalah penelitian yang mengukur sikap peserta didik (sikap
kedisiplinan), jadi validitas yang dipakai adalah validitas nontest. Sesuai dengan
yang dijelaskan oleh Prof. Sugiono, validitas nontest yang digunakan untuk
mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi (construct).
16
Selanjutnya
Sutrisno Hadi menyatakan bahwa construct validity sama dengan logical validity
atau validity by definition.17 Artinya, Instrument yang mempunyai validitas
konstruksi, jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala
sesuai dengan yang didefinisikan. Dalam hal ini Sutrisno Hadi menyatakan bahwa
bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran dengan alat ukur
(intrumen) yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang
valid.18
Selanjutnya sesuai dengan pemahaman ditas, maka definisi yang dijabarkan
dengan sangat jelas adalah definisi sikap kedisiplian peserta didik itu sendiri.
Ketercapaiaan tujuan harus didasarkan pada teori yang jelas pula. Oleh karena itu,
indikator yang dipakai dalam instrument penelitian sikap kedisplinan ini, adalah
Instrument yang dicanangkan oleh KEMENDIKNAS, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum. Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa 20011-2012. Yang menyatakan ada 6 indikator kedisiplinan
peserta didik yang harus dikuasai oleh siswa kelas 1 SD. Diantaranya adalah: . 1.
Datang ke sekolah dan masuk kelas pada waktunya, 2. Melaksanakan tugas-tugas
kelas yang menjadi tanggung jawabnya, 3. Duduk pada tempat yang telah
14
49
20
19
Dalam buku bahan pelatihan yang diterbitkan oleh: KEMENDIKNAS, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum 2011. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h.177
50
3. Yanti Herlanti
Pernah mengajar di MI Ash Putera 1997-2006
Trainer Pendidikan di dompet dhuafa 2007- 2008
Dosen di Pendidikan Biologi dan PGMI UIN Jakarta 2008- sekarang
d. Presentase
51
Agar data yang terkumpul dapat memberikan angka yang sesuai dengan yang
diinginkan, maka peneliti melalui data checklist reflektif dianalisa secara
deskriptif kuantitatif melalui distribusi frekuensi dengan memberikan
persentase, dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Rumus persentase
a. Teknik analisis data checklist reflektif selama 21 hari
P =
x 100%
21
b. Teknik analisis data pasca 21 hari
P =
x 100%
2. Kategorisasi
Sedangkan untuk menyimpulkan tentang efektifitas pemberian reward dan
punishment selama 21 hari dengan menggunakan checklist reflektif dalam
meningkatkan disiplin paserta didik, penulis menggunakan statistik
deskriptif yakni melalui nilai mean (rata-rata) dan nilai median (nilai
tengah) yang didapatkan melaui rumus persentase sabagai berikut:21
a. Nilai rata-rata
NS
BS
Ket: M
: Nilai Rata-rata
NS : Nilai Skor
BS : Banyaknya Siswa
21
52
22
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
memiliki sekolah yang berkarakter selalu di canangkan pada setiap saat. Seminar
demi seminar, diskusi demi diskusi, bahkan pertemuan demi pertremuan selalu
diadakan rutin oleh yayasan Semarak Pendidikan Indonesia demi terciptanya
sekolah yang berkarakter. Demi cita-cita tersebut sekolah ini rela menyisihkan
pendapatannya untuk mendidik guru-gurunya mengikuti studi banding ke
berbagai sekolah di negara-negara yang sudah berhasil mencetak siswa yang
berkarakter. Keunikan selanjutnya terdapat pada lokasi dibangunnya sekolah ini.
Sekolah ini sengaja dibangun di tengah-tengah perkampungan yang sebagian
besar orang tua wali murid bekerja sebagai buruh pabrik yang berpenghasilan
menengah ke bawah. Sistem pendaftaranpun tidak memberatkan orang tua wali
murid yang berpenghasilan menengah ke bawah, cukup dengan mengganti
pembayaran dengan kotoran kambing atau bekerja membuat batako di sekolah.
1
53
54
55
b. Perencanaan Tindakan:
Tindakan pada penelitian ini, diawali dengan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan Lembar Kerja
Siswa (LKS), sedangkan materi yang diajarkan pada tindakan ini adalah tata
tertib di Sekolah pada pembelajaran Kewarganegaraan. Selanjutnya RPP yang
dibuat didiskusikan dengan pengampu kurikulum sekolah (Ibu. Yanti
Herlanti) untuk mengetahui kelayakan RPP yang akan disajikan kepada
peserta didik. Kegiatan selanjutnya adalah menyiapkan discipline report
atau daftar check list reflektif, papan star, dan pin star. Media ini digunakan
sebagai alat bantu penerapan reward dan punishment di kelas maupun di
sekolah. Tidak hanya alat yang dipersiapkan, guru dalam hal ini
mempersiapkan kertas anekdotal record untuk digunakan sebagai catatan
yang menceritakan gerak gerik perubahan sikap peserta didik
Penelitian dilaksanakan di kelas I yang berjumlah 32 siswa. Pada saat
pembelajaran berlangsung siswa diajak membahas pentingnya hidup dengan
cara mengikuti tata tertib yang ada dan juga siswa diajak memahami bahwa di
sekeliling mereka banyak sekali tata tertib yang wajib di ikuti. Temuan
mengenai tata tertib dibagi oleh guru menjadi 3, yaitu tata tertib yang ada di
rumah, tata tertib yang ada di sekolah, dan tata tertib yang ada di masyarakat.
Selanjutnya penemuan dibahas dengan cara memberikan contoh tata tertib
dari ketiga bagian tersebut melalui kegiatan sehari-hari yang telah mereka
jalani. Adapun kegiatan tersebut diantaranya:
1. Contoh kegiatan tata tertib yang ada di rumah : pulang sekolah ganti
baju dan menggantungkannya di tempat yang telah disediakan, mencuci
tangan dan kaki, mengerjakan PR, dan meminta izin sewaktu ingin
bermain ke luar rumah.
2. Contoh kegiatan tata tertib yang ada di sekolah: datang tepat waktu (10
menit sebelum masuk sekolah), mengerjakan tugas LKS, tidak membuat
kegaduhan sewaktu jam pelajaran berlangsung, menggunakan seragam
yang sesuai, dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
56
3. Contoh kegiatan tata tertib yang ada di masyarakat : mengikuti ramburambu lalau lintas dengan baik, tidak membuang sampah disembarang
tempat, tidak berkelahi, tidak berkata kasar, dll.
4. Pada tahap ini, peneliti ingin memeberikan pemahaman kepada peserta
didik mengenai tata tertib yang harus diikuti dengan proses pembelajaran
yang bermakna. Pemahaman yang nantinya dibekalkan dengan discipline
report (dijelaskan pada pembahasan berikutnya) atau check list reflektif
selama 21 hari, diharapkan mampu mengubah kebiasaan buruk peserta
didik sewaktu berada di sekolah. Selanjutnya, pembekalan pemahaman
melalui materi pembelajaran yang bermakna ini menitik beratkan pada
seberapa jauh peserta didik memahami secara dalam mengenai pentingnya
bersikap disiplin demi terciptanya tata tertib yang selaras dengan
lingkungan mereka.
mengenai
materi
tata
tertib
pada
pembelajaran
57
maka 1 kali check list akan digantikan dengan 1 star. Jadi peserta didik
setiap melaksanakan tata tertib dengan baik selama 1 hari penuh maka
akan mendapatkan bintang sebanyak 19 star. Namun hal yang berbeda
akan terjadi jika peserta didik melanggar tata tertib yang telah mereka
sepakati. Setidaknya mereka mendapat teguran berupa; berkurangnya star
atau pencabutan star apabila terjadi pelanggaran yang berat. Pelanggaran
tersebut berupa melukai teman, tidak meminta maaf jika berbuat salah,
dan berkata kasar atau jorok. star tersebut selanjutnya akan ditempelkan
oleh peserta didik di papan Save My Discipline
3. Pin Star : digunakan sebagai hasil akhir dari penerapan disiplin.
Pembagian star diberikan pada setiap akhir pekan sekolah atau pada hari
Jumat. Penghargaan ini diharapkan dapat menjadi pembangkit atau
shock refleksi dari penerapan disiplin disekolah dengan baik. Pin star
tersebut akan dipakai peserta didik kemanapun mereka pergi bermain,
baik di rumah maupun di Sekolah.
d. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan ini tertuju pada pengolahan hasil check list reflektif
atau discipline report yang telah diisi selama 21 hari setiap kali jam pulang
sekolah oleh siswa. Sebelumnya, guru atau peneliti mengulang terus-menerus
aturan main yang tertulis di discipline report. Hal ini dilakukan agar
peraturan main selalu diingat siswa dan tidak lagi melanggar hal yang sama.
Selain itu, data juga diperkuat dengan adanya anekdotal record, yaitu catatan
yang menceritakan mengenai perkembangan dan perubahan sikap disiplin
peserta didik selama berada di sekolah.
Berdasarkan
pengamatan
atau
anekdotal
record
selama
proses
58
Tabel 4.1
Anekdotal Record Sebelum diberikan treatment
No
1
Kondisi awal
Indikator disiplin
Membiasakan
diri
masuk
kelas
pada
waktunya
2
april 2012)
Melaksanakan
dan
mengumpulkan tugas-
banyak
tugas
kelas
menjadi
jawab
yang
tanggung
dengan
tepat
yang
bercanda
seperti
berlarian,
waktu
3
Membiasakan
untuk
diri
mematuhi
peraturan kelas
Membiasakan
diri
59
untuk
peraturan
mematuhi
bersama
sebelumnya
berpakaian rapih
tekhnik
katagorisasi,
yaitu
tekhnik
yang
membantu
60
hakiki untuk apa mereka melakukan hal tersebut. Treatment ini dilakukan
dengan proses pembiasaan yang mengikutsertakan reward di dalamnya, yaitu
mereka akan mendapatkan bintang jika
Sekolah. Untuk memudahkan proses pembiasaan indikator tiba dan masuk kelas
pada waktunya, guru membekalkan setiap anak beberapa alat yang dapat mereka
gunakan untuk mengisi discipline report terkait dengan indikator 1 ini,
diantaranya: jam digital dan pensil yang ditempelkan di tembok. Ketika anakanak tiba di Sekolah, mereka akan langsung disambut dengan jam analog, pensil,
dan discipline report. Mereka harus menuliskan di rapor disiplinnya yang
disesuaikan dengan waktu yang ada di jam tersebut, dan proses ini berlangsung
selama 21 hari. Berikut ini adalah akumulasi perubahan sikap selama proses dan
pasca yang disertai pengkategorian, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Membiasakan Diri Untuk Datang dan Masuk Kelas Pada Waktunya
Kategori
Sangat Baik
Baik
Buruk
Total
Pasca
Proses
Interval
Interval
> 92,9
86,9 - 92,9
< 86,9
16
4
12
32
50
12,5
37,5
100
100
99,4 - 100
< 99,4
29
0
3
32
90,625
0
9,375
100
61
Deskripsi
Data diatas menjelaskan bahwa, disiplin pada indikator datang dan masuk
kelas pada waktunya berada pada perubahan yang positif. Terjadi peningkatan
pada proses ke pasca, terlihat angka yang berubah pada setiap kategori, interval
dan frekuensi, dengan data angka sebagai berikut; sangat baik memiliki
peningkatan dengan selisih frekuensi 13 point dan kategori buruk memiliki
penurunan dengan selisih frekuensi 9 point.
Indikator 2; Melaksanakan dan Mengumpulkan Tugas-tugas yang
Menjadi Tanggung Jawabnya dengan Tepat Waktu
Sama seperti indikator sebelumnya bahwa, yang menjadi dasar perlunya
diberlakukan peraturan pada indikator 2 ini adalah gambaran awal situasi peserta
didik yang menyederhanakan tugas yang telah diberika oleh guru. Sikap peserta
didik yang acuh terhadap tugas membuat guru harus ekstra strategi untuk
menumbuhkan minat belajar siswa ketika mengerjakan tugas. Seperti yang kita
tahu bahwa, fungsi dari tugas (LKS) adalah sebagai penilaian dan juga feedback
dari peserta didik atas pemahaman pembelajaran yang telah berlangsung
sebelumnya. Seperti biasa pada indikator ini, ketika siswa mengerjakan tugasnya
maka siswa akan membubuhi tanda check list pada disciplin report dan kemudian
akan ditukarkan dengan star yang dapat mereka tempelkan di kartu star miliknya.
Untuk mengatahui progres perubahan sikap pada indikator 2, berikut ini adalah
tabel yang menerangkan perubahan tersebut.
Tabel 4.3
Melaksanakan dan Mengumpulkan Tugas-tugas yang Menjadi Tanggung Jawabnya
dengan Tepat Waktu
Kategori
Sangat Baik
Baik
Buruk
Total
Interval
100
92,7 - 100
< 92,7
Proses
f
17
5
10
32
Pasca
%
Interval
53,125
15,625
31,25
100
100
100
< 100
32
0
0
32
100
0
0
100
62
Deskripsi
Sama seperti indikator sebelumnya bahwa terjadi peningkatan ke arah
yang positif, hanya saja pada indikator ini peningkatannya sangat terlihat. Data
diatas menunjukan angka maksimal yaitu 100% pada perubahan sikap peserta
didik pasca check list reflektif
Interval
> 98,3
97,8 - 98,3
< 97,8
Proses
f
21
0
11
32
Pasca
%
Interval
65,625
0
34,375
100
> 83
80,4 - 83
< 80,4
15
7
10
32
46,875
21,875
31,25
100
Deskripsi
Berbeda dengan indikator yang lainnya, pada indikator ini sikap
kedisiplinan peserta didik justru mengalami perubahan yang negatif. Pernyataan
63
mengalami
Interval
> 96,0
94,5 - 96,0
< 94,5
Proses
f
16
4
12
32
Pasca
%
Interval
50
12,5
37,5
100
100
95,6 - 100
< 95,6
18
4
10
32
56,25
12,5
31,25
100
64
Deskripsi
Berbeda dengan indikator sebelumnya, pada indikator ini peserta didik justru
mengalami perubahan ke arah yang positif. Mudah untuk mengikuti peraturan
yang diberlakukan adalah alasan peserta didik mengapa indikator disiplin ini
mengalami peningkatan. Terlihat pada meningkatnya interval dan frekuensi dari
proses ke pasca, kategori baik naik sebanyak 2 point dan kategori buruk turun
sebanyak 2 point. Hal tersebut membuktikan bahwa indikator ke 4 ini menunjukan
peningkatan yang baik untuk sikap kediaplinan peserta didik.
Interval
> 95,2
93,7 - 95,2
< 93,7
Proses
f
23
0
9
32
Pasca
%
Interval
71,875
0
28,125
100
100
94,2 - 100
< 94,2
25
0
7
32
78,125
0
21,875
100
Deskripsi
Sama seperti indikator sebelumnya, indikator berpakaian rapih dan sopan
mengalami peningkatan dari proses ke pasca. Terlihat dari data diatas,kategori
65
35
30
25
20
sangat baik
15
baik
10
buruk
5
0
proses
pasca
Indikator 1
proses
pasca
Indikator 2
proses
pasca
Indikator 3
proses
pasca
Indikator 4
proses
pasca
Indikator 5
Grafik 4.1
Grafik Berkategorisasi Perubahan Sikap Disiplin Siswa
Deskripsi
Diagram diatas menerangkan bahwa penerapan kedisiplinan dengan
menggunakan checklist reflektif + reward mengalami perubahan yang positif.
Terlihat dari data kuantitatif diatas, bahwa 4 indikator berada dalam katagori
sangat baik dengan keterangan meningkat, sedangkan 6 indikator disiplin
berkategori buruk berada dalam keterangan menurun. Dengan deskripsi data,
indikator 1 terdapat penurunan sebesar 9 point, indikator 2 sebesar 10 point,
indikator 4 sebesar 2 point, dan indikator 5 sebesar 2 point., dan indikator 3
sebesar 1 point. Dari hasil data kuantitatif diatas membuktikan bahwa sebagian
66
besar peserta didik sudah terbiasa berprilaku disiplin dan penggunaan checklist
reflektif + reward mengalami keberhasilan.
Gambaran umum tentang hasil penelitian diuraikan berupa tabel dan grafik
yang menginterpretasikan perubahan sikap ketika proses dan pasca pada setiap
indikator, adalah sebagai beriku:
Tabel 4.7
Gambaran Perubahan Sikap Disiplin Siswa Ketika Proses dan Pasca
Indikator
Proses
%
86,91
Pasca
%
99,4
92,7
100
7,3
Meningkat
97,78
80,47
-17,31
Menurun
94,55
95,63
1,08
Meningkat
93,75
94,27
0,52
Meningkat
Selisih Keterangan
%
12,49
Meningkat
Peningkatan dan penurunan sikap disiplin siswa akan lebih terlihat pada
grafik berikut ini
67
120
100
80
60
40
20
0
proses
pasca
proses
Indikator 1
pasca
Indikator 2
proses
pasca
Indikator 3
proses
pasca
Indikator 4
proses
pasca
Indikator 5
Grafik 4.2
Grafik Umum Rata-rata Perubahan Sikap
Deskripsi
Diagram 4.1 menunjukan bahwa perubahan sikap siswa ketika proses ke
paska terjadi peningkatan hampir pada setiap indikator. Pada indikator 1 terdapat
peningkatan sebesar 12,49%, indikator 2 sebesar 7,3 %, indikator 4 sebesar
1,08%, dan indikator 5 sebesar 0,52%. Namun pada indikator 3 terjadi penurunan
sebesar 17,31%. Hal tersebut terjadi karena,
68
peningkatan
sebesar
90,6
%.
Bahkan
pada
aspek
melaksanakan
dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan skripsi ini ditemukan bahwa, reward dengan star
melalui checklist reflektif berdampak positif dalam meningkatkan sikap
kedisplinan peserta didik kelas 1 SD Hikari desa Karanggan. Hal ini dapat dilihat
dari menurunnya presentase kategori buruk hampir pada semua indikator
kedisiplinan. Keberhasilan penarapan reward dengan star melalui checklist
reflektif ini di dukung oleh dua hal, diantaranya: (1) setelah memperoleh reward
berupa star anak merasa bangga dan terdorong untuk meningkatkan
kedisiplinannya, dan (2) tanggung jawab yang besar dari guru dalam mengawasi
pembinaan kedisiplinan siswa secara konsekuensi. Berdasarkan temuan tersebut
dapat disimpulkan bahwa reward menggunakan star melalui checklist reflektif
mempunyai dampak positif dalam meningkatkan sikap disiplin peserta didik
B. Saran
Karena reward menggunakan star mlalui checklist reflektif dapat
meningkatkan sikap kedisiplinan peserta didik, maka penulis mengajukan saran
sebagai berikut:
1. Untuk guru dan sekolah,
69
Daftar Pustaka
Amini, Ibrahim, Agar Tidak Salah Mendidik Anak, Cetakan:1, Jakarta: Al-Huda,
2006.
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam ,Jakarta: Ciputat
Pers,2002.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet:14,
Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Bahan pelatihan yang diterbitkan oleh: KEMENDIKNAS, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum 2011. Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa.
Bernhardt, Karl, Discipline and Child Guidance, London: Mc Graw Hill Book
Company.
Colvin, Geoff, 7 Langkah untuk Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif,
Cet:1, Jakarta: Indeks, PT. Macana Jaya Cemerlang, 2008.
Daien, Amir Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional,1973.
Djaali, Prof.Dr, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Durkheim, Emile, Pendidikan Moral ; Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologis
Pendidikan, Alih Bahasa: Drs. Lukas Ginting, Jakarta: Erlangga,1990.
Sabri, Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2007.
Effendi, Rust, Statistika Pendidikan, Bandung:UPI Press,1988.
Eti, Marwatu, MP 2010. 105018200675. Pemberian Reward dan Punishment
dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa di SMA PGRI 56 Ciputat,
Skripsi pada sarjana UIN Syarif Hidayatulaah Jakarta, Jakarta, 2009.
Gunarsa, Singgih, Psikologi untuk Membimbing, Jakarta: Gunung Mulia, 2000
Hurlock, Elizabeth, Perkembangan Anak , jilid 2, Alih Bahasa: dr. Med Meitasari
Tjandrasa, Jakarta: Erlangga, 1978.
Irwanto, Drs, Psikologi Umum, Jakarta: PT Prenhallindo, 2002.
Jareonsettasin, Teerakiat, Pendidikan Sathya Sai: Filosofi dan Praktisnya, Edisi:1,
Thailand: International Institute of Sathya Sai Education, 2002.
Rohani, Ahmad,
2004
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Cet. Ke-2, Jakarta: Balai Pustaka,2002.
Uno, Hamzah, Dr, M.Pd, Orientasi Baru dalam Strategi Pembelajaran, Cet:3,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Webe, Agung, Smart Teaching 5 Metode Aktif Lejitkan Prestasi Anak Didik,
Yogyakarta: Galangpress, 2010.
Wheldall, Kevin, Discipline in Schools, Psychological Perspectives on the Elton
Report, New York: Routledge London and New York, 1992.
Yanuar, A, Jenis-jenis Hukuman Edukatif untuk Anak SD, Cet:1, Jogjakarta:
DIVE Press, 2012
LAMPIRAN A
INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran A.1 :
Lampiran A.2 :
A. Identitas
NamaSekolah
: SD HIKARI
Kelas/Smester
: I (Satu) / II (Dua)
MateriPokok
: Gerak Benda
Waktu
Hari/Tanggal
SK
KD
Indikator
Mengenal berbagai
manfaatnya dalam
dipilihnya
Pelajaran
1
IPA
kehidupan sehari-
hari
MTK
Mengenal
pengukuran berat
melalui percobaan
IPS
PKN
Mendeskripsikan
lingkungan rumah
dilingkungankeluarga
bersama
Menerapkan
kewajiban anak di
sekolah
rumah dan di
sekolah
Reflektif
5
Bahasa
Menulis,
Indonesia menulispermulaan
dengan huruf
tegakbersambung
melalui kegiatan
dikte dan menyalin
gerakbenda
-
C. Tujuan Pembelajaran
Siswa Mampu:
1. Menyebutkanberbagai cara benda bisa bergerakmelaluipengamatan
2. Menjelaskan penyebab gerak benda
3. Menyimpulkan penyebab gerak benda
4. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan gerak benda
5. Mamapu memecahkan masalah yang berkaitan dengan berat benda pada kehidupan sehari-hari
6. Memahami kewajiban di rumah dan disekolah
7. Membiasakan diri dengan membereskan mainan yang telah selesai dimainkan
8. Mengungkapkan bahasa yang baik ketika menceritakan tentang peristiwa membua tmainan bersama
9. Mampu menulis huruf tegak bersambung dengan baik
E. Metode Pembelajaran
1.Pendekatan : Pendekatan Aktif Inovatif Kreatif dan Menyenangkan
2.Metode
F. Langkah-langkah
Senin
Aktivitas dengan Komponen PAIKEM
Tahap
Waktu
Indikator
Nilai Karakter
Guru
Pendahuluan
Siswa
07.30
Siswa
(20 )
hari
mengikuti
Santun
intruksi guru
Siswa
mendengarka
n cerita guru
kebersihan
keperduli
Tanggung
jawab
Siswa duduk
Sungguh-
dengan rapih
sungguh
Siswa
bertanya
dengan
antusias
Kegiatan Eksplorasi
Inti
07.50
(35)
Siswa
mengikuti
instruksi guru
Kesungguhan
Kemandirian
hari ini)
Kedisiplinan
mainan bu guru.
Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok
Guru mengajak sisiwa untuk memilih mainan
yang ada di tas mainanku
Guru memerintahkan siswa untuk
mengamati bagaimana cara benda tersebut
bergerak.
Siswa
mengikuti
permainan
tersebut
benda
Elaborasi
(35)
Siswa
memperhatika
(Konstruktivisme)
n terlebih
Menyimpul
Comunity)
kan jenis
penyebab
gerak
tersebut
benda
dahulu cara
menjawab
lembar
pengamatann
ya
Kesungguhan
Kepedulian
sosial dengan
kerja kelompok
Siswa
mengikuti
proses
pembelajaran
secara tertib
bersama-sama
Guru meminta siswa untuk menulisnya di
kertas yang telah disediakan.
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
mengerjakannya.
Konfirmasi 09.15
(35)
PKn: penilaian
diri mengenain
pembiasaan
menjalankan
beberapa
kewajiban di
rumah dan di
sekolah
bertanggung
jawab atas
semua mainan
yang sudah di
pakai
Siswa
Bersungguh-
menuliskan di
sungguh
kertas yang
telah
Kedisiplinan
disediakan
Tanggung
jawab
membuat
maind map
Penutup
10.15
Siswa
mengikuti
Keberanian
(45)
(Learning Comunity)
instruksi guru
Kemandirian
Bertanggung
jawab
Selasa
Aktivitas dengan Komponen Paikem
Tahap
Waktu
Indikator
Nilai Karakter
Kegiatan Guru
Pendahuluan
Kegiatan Siswa
07.30
Siswa
(20)
hari
mengikuti
Kedisiplinan
instruksi guru
Religius
Bersungguhsungguh
kedisiplinan
07.50
(35)
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru dengan
Kewajiban
kebenaran
yaitu matematika.
Kejujuran
gembira
Kedisiplinan
Siswa maju
dengan
percaya diri
Siswa
memperhatika
n guru
Siswa
menjawab
pertanyaan
(35)
guru dengan
tertib
Siswa
menjawab
pertanyaan
ini?(Questioning)
guru dengan
penimbangan
satuan tidak
baku dengan
tertib dan
mengacungka
n tangan
menggunakan
benda- benda
yang ada di
sekitarnya
Siswa
Kedisiplinan
Kesungguhan
kesantunan
- Memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
berat benda
Konfirmasi 09.15
(35)
kotak makannya
Guru mempersiapkan siswa untuk snack time
mengikuti
intruksi guru
selama 15
Siswa bermain
bersama-
sama dengan
kelereng (inquiry)
guru dengan
Tanggung
gembira
jawab
Siswa
Kesungguhan
menjawab
Ketertiban
Kedisiplinan
10.15
(45)
Bahasa
Indonesia:
pertanyaan
guru dengan
berlangsung
jawab
gembira dan
Kepedulian
semangat
sosial
pembelajaran
yang telah
Tanggung
kesantunan
Siswa
mengikuti
perintah
dengan tertib
Rabu
Aktivitas dengan Komponen Paikem
Tahap
Waktu
Indikator
Nilai Karakter
Kegiatan Guru
Pendahuluan
Kegiatan Siswa
07.30
Siswa
(20)
hari
menjawab
pertanyaan
oleh guru
Kebersihan
Guru
mengikuti
perintah guru
dengan tertib
Kedisiplinan
yang diberikan
Kesantunan
Religius
kesungguhan
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
07.50
(35)
Siswa
mengikuti
materi yang
sedang
Siswa
rumah
mengikuti
Tanggung
jawab
diajarkan
Kesungguhan
instruksi yang
guru berikan
(35)
Bahasa
Siswa
Indonesia:
mengikuti
proses
Mengekspresikan
melalui ungkapan
cerita singkat
mengenai mainan
kesukaan yang
didapat dari
time selama 15
pembelajaran
dengan tertib
Kesungguhan
santun
keluarga
Konfirmasi 09.15
(35)
Siswa
mengikuti
intruksi guru
Kesungguhan
Kedisiplinan
dengan tertib
ketertiban
Kedisiplinan
10.15
Siswa
(45)
rapih
mengikuti
perintah bu
guru
Siswa
berterimakasih
ketertiban
- Penilaian diri
mengenai
dengan
(questioning)
teman-
temannya
pembiasaan
menjalankan
beberapa
kewajiban
dirumah dan di
sekolah
Kamis
Aktivitas dengan Komponen Paikem
Tahap
Waktu
Indikator
Nilai Karakter
Kegiatan Guru
Pendahuluan
Kegiatan Siswa
07.30
Siswa
(20)
hari
menjawab
pertanyaan
Kesantunan
Ketertiban
guru
Siswa
Kebersihan
mengikuti
intruksi guru
Religius
siswa
Guru meminta siswa masuk kedalam kelas,
namun guru meminta siswa untuk duduk
rapih terlebih dahulu
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
07.50
(35)
Siswa
mendengarkan
rabu.
dan mengikuti
instruksi guru
dengan
Kesungguhan
Tanggung
jawab
kesantunan
gembira
Elaborasi
(35)
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru
Siswa
menjawab
Tanggung
pertanyaan
guru
jawab
Kesungguhan
kesantunan
lks selanjutnya
PKn:
- Penilaian diri
mengenai
pembiasaan
menjalankan
beberapa
kewajiban
dirumah dan di
sekolah
Konfirmasi 09.15
(35)
PKn:
Memahami
Siswa
mengikuti
indikator
kedisiplinan
dengan
membahas
bersama-sama
intruksi untuk
Kesungguhan
Ketertiban
mengerjakan
Tanggung
jawab
diberikan
ada di daftar
Checklist
tersebut.
Reflektif
Guru mengenalkan lembar checlist reflektif
kepada siswa, lembar perlembar.
Guru mengenalkan media pemotivasi
kedisiplinan siswa seperti: Papan Star, Star,
pin disiplin.
Guru menjelaskan cara mengisi lembar
checklist reflektif (seperti mengenalkan jam
analog, pulpen, kaca) dan bagaimana cara
siswa mendapatkan media tambahan
tersebut.
Guru bersama siswa mengisi lembar
checklist reflektif, seperti membubuhi nama,
memberikan gambar, mengisi LKS halaman
4, halaman 7, dan halaman 9.
Guru Mempersilahkan siswa untuk istirahat
selama 25
Penutup
10.15
Siswa
Kesungguhan
(45)
beristirahat
mengikuti KBM
Tanggung
jawab
(.................................)
Pengampuh Kurikulum
(......................................)
(.....................................)
8 Indikator Disiplin pada peserta didik kelas 1 Sekolah Dasar menurut kemen diknas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
SARAN:
1.PERJELAS JUDUL
2.BEDAKAN INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR
VARIABEL DENGAN METODE ATAU MODUL YANG
KITA GUNAKAN DALAM MELAKUKAN TREATMENT,
MISAL PADA INDIKATOR DUDUK PADA TEMPATNYA
APA YANG AKAN DIUKUR?
( _________________________ )
Instrument Observasi
PENINGKATAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK KELAS 1 MENGGUNAKAN
REWARD DAN PUNISHMENT DI SD HIKARI DESA KARANGGAN
Name:
Kelas :
My Star:
Sign:
Teacher
Parents
MY DISCIPLINE REPORT
Mata Pelajaran
: PKn
SK
KD
Indikator
: Membiasakan Diri Untuk Datang ke Sekolah dan Masuk Kelas Pada Waktunya
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30
Hari
Tanggal
Mata Pelajaran
: PKn
SK
KD
Indikator
Isi sesuai dengan contoh, lalu beri tanda Check list ( ) jika kamu sudah mengerjakan Pr dan LKS ok!!
No
Hari
Tanggal
PR ku
LKS Ku
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Mata Pelajaran
: PKn
SK
KD
Indikator
Papan Tulis
18
17
16
15
14
19
20
21
22
34
33
32
31
Meja Guru
10
13
12
11
23
24
25
26
30
29
28
27
Mata Pelajaran
: PKn
SK
KD
Indikator
Asik... hari ini aku akan menceritakan kegiatanku sewaktu di rumah dan di sekolah,
lalu aku akan menceritakan pula peraturan yang aku jalani ketika aku ada di rumah dan di sekolah
Peraturan di sekolah:
........................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
Peraturan di rumah:
........................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................
INGAT:
KATA BU GURU ANAK YANG BAIK ADALAH ANAK YANG MEMATUHI TATA TERTIB, dan
MENDENGARKAN MAMAH, PAPAH dan GURUKU ADALAH TATA TERTIB YANG PALING
PENTING!!!!
Mata Pelajaran
: PKn
SK
KD
Indikator
Berilah tanda check list ( ) apabila kamu mematuhi tata tertib sekolah dan kelas
Berilah tanda silang ( ) apabila kamu melanggar tata tertib sekolah dan kelas
Dengarkan penjelasan ibu guru!!
Bulan: .....................................
Tanggal
Hadir tepat waktu dan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Mata Pelajaran
: Seni Rupa
Kelas/ Semester
: 1/2
SK
KD
Indikator
Mata Pelajaran
: PKn
SK
KD
Indikator
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Hari
).
Apakah
bajuku
rapih?
(Dasi)
(Topi)
(Kaos kaki)
(Sepatu)
Rapih tidak
ya rambut
ku?
Indikator
: .......................................................................................................
Mata Pelajaran
: .......................................................................................................
Sub Materi
: .......................................................................................................
(...........................................................)
Indikator
: II (Menaati Peraturan )
SK
KD
Tujuan
INGAT:
KATA BU GURU ANAK YANG BAIK ADALAH ANAK YANG MEMATUHI TATA TERTIB,
dan MENDENGARKAN MAMAH, PAPAH dan GURU ADALAH TATA TERTIB YANG PALING
PENTING!!!!
Indikator
Mata Pelajaran/ SK
KD
Bulan: .....................................
Tanggal
1
Membuang sampah
pada tempatnya
Tidak merusak
tumbuhan
Menyimpan sandal
pada tempatnya
Memperhatikan ketika
guru menjelaskan
pelajaran
10
11
Indikator
Mata Pelajaran/ SK
KD
Bulan: .....................................
Tanggal
1
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
2
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
3
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
4
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
5
..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................
Indikator
Mata Pelajaran/ SK
KD
Tujuan
menempel.
dengan tepat dan menempelkan gambar atribut yang dianggap kurang
dari seragam sekolah yang telah ditetapkan
Indikator
Mata Pelajaran/ SK
KD
No
Hari
Apakah
Rapih
dan celanamu?
bajuku
tidak ya
rapih?
(Dasi)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
)
).
(Topi)
(Kaos kaki)
(Sepatu)
rambut
ku?
L1
P2
P3
L4
L5
P6
P7
L8
L9
L10
L11
P12
L13
L14
P15
P18
L19
P20
L21
L22
P23
L24
P26
L27
L28
P29
L30
L31
P32
P33
P34
P35
1. Membiasakan Diri Untuk Datang ke Sekolah dan Masuk Kelas Pada Waktunya
hasil 1
hasil 2
81 buruk
95,2 buruk
90,5 baik
95,2 buruk
100 sangat baik
100 sangat baik
52,4 buruk
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
95,2 sangat baik
100 sangat baik
61,9 buruk
90,5 buruk
85,7 buruk
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
90,5 baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
95,2 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
81 buruk
100 sangat baik
85,7 buruk
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
95,2 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
81 buruk
100 sangat baik
90,5 baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
28,6 buruk
100 sangat baik
95,2 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
100 sangat baik
76,2 buruk
100 sangat baik
81 buruk
100 sangat baik
61,9 buruk
100 sangat baik
61,9 buruk
100 sangat baik
90,5 baik
100 sangat baik
35
30
25
20
sangat baik
15
baik
10
buruk
5
0
proses
pasca
Dengan rata-rata
102.00
100.00
98.00
96.00
94.00
92.00
90.00
88.00
86.00
84.00
82.00
80.00
proses
pasca
no nama
1
2
3
4
5
L1
P2
P3
L4
L5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
P6
P7
L8
L9
L10
L11
P12
L13
L14
P15
P18
L19
P20
L21
L22
P23
L24
P26
L27
L28
P29
L30
L31
P32
P33
P34
P35
100
100
95,2
100
81,0
100
95,2
90,5
57,1
90,5
100
57,1
90,5
100
90,5
100
95,2
90,5
100
100
95,2
100
100
100
71,4
100
100
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
buruk
sangat baik
baik
buruk
buruk
buruk
sangat baik
buruk
buruk
sangat baik
buruk
sangat baik
baik
buruk
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
sangat baik
sangat baik
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
35
30
25
20
proses
15
pasca
10
5
0
sangat baik
baik
buruk
Dengan rata-rata
102.00
100.00
98.00
96.00
94.00
92.00
90.00
88.00
proses
pasca
nama
L1
P2
P3
L4
L5
P6
P7
L8
L9
L10
L11
P12
L13
L14
P15
P18
L19
P20
L21
L22
P23
L24
P26
L27
L28
hasil 1
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
sangat baik
buruk
buruk
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
sangat baik
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
buruk
buruk
77,3
83,3
80,3
83,3
83,3
81,8
83,3
78,8
83,3
83,3
83,3
81,8
74,2
83,3
66,7
83,3
81,8
81,8
81,8
81,8
81,8
63,6
80,3
81,8
83,3
hasil 2
buruk
sangat baik
buruk
sangat baik
sangat baik
baik
buruk
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
buruk
sangat baik
buruk
sangat baik
baik
baik
baik
buruk
baik
buruk
buruk
baik
sangat baik
26
27
28
29
30
31
32
P29
L30
L31
P32
P33
P34
P35
99,6
99,1
93,5
98,3
100
100
98,3
sangat baik
sangat baik
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
83,3
83,3
83,3
83,3
83,3
83,3
66,7
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
10
pasca
5
0
sangat baik
baik
buruk
Dengan rata-rata
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
proses
pasca
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
nama
L1
P2
P3
L4
L5
P6
P7
L8
L9
L10
L11
P12
L13
L14
P15
P18
L19
P20
L21
L22
P23
L24
P26
L27
L28
P29
L30
L31
P32
P33
P34
P35
proses
pasca
sangat baik
baik
buruk
Dengan rata-rata
95.80
95.60
95.40
95.20
95.00
94.80
94.60
94.40
94.20
94.00
proses
pasca
nama
L1
P2
P3
L4
L5
P6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
P7
L8
L9
L10
L11
P12
L13
L14
P15
P18
L19
P20
L21
L22
P23
L24
P26
L27
L28
P29
L30
L31
P32
P33
P34
P35
81
90,5
76,2
100
100
100
90,5
100
100
100
100
100
95,2
100
100
85,7
100
95,2
95,2
81
100
95,2
100
90,5
100
85,7
buruk
buruk
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
66,7
100
66,7
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
66,7
100
100
100
83,3
100
66,7
buruk
sangat baik
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
sangat baik
buruk
proses
10
pasca
5
0
sangat baik
baik
buruk
Dengan rata-rata
94.4
94.3
94.2
94.1
94
93.9
93.8
93.7
93.6
93.5
93.4
proses
pasca
Prosentase dan kategori keseluruhan sikap disiplin peserta didik kelas 1 SD Hikari
Desa Karanggan
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
nama
L1
P2
P3
L4
L5
P6
P7
L8
L9
L10
L11
P12
L13
L14
P15
P18
L19
P20
L21
L22
P23
L24
P26
88,8
95,9
96,8
83,3
94,6
95,8
86,1
92
95,2
94,3
100
99
94,6
90,5
97,1
96,2
82,9
97,7
94,5
96,9
96,1
89,5
97,6
24
25
26
27
28
29
30
31
32
L27
L28
P29
L30
L31
P32
P33
P34
P35
81,8
94,9
95,2
96
92,4
94,9
84,1
91,1
94,6
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
baik
baik
93,1
94,5
90
95,6
95,6
96,7
93,4
93,4
86,7
buruk
baik
buruk
sangat baik
sangat baik
sangat baik
buruk
buruk
buruk
Bagus ya gambarnya.
Tahukah kamu siapa kedua tokoh itu??? Ayo... coba diingat
Dan Apa pekerjaannya?, pekerjaannya sangat mulia loh
Dan yang paling baik mereka berteman sangat baik
Ayo.. kita cari tahu
Ayo tebak
Siapa nama tokoh diatas? ....................................................................................................
Ayo... kita beri warna!!!!
Namanya adalah?
Tahukah kamu, hewan apakah itu?.................................................................................
Ayo kita tebalkan gambarnya lalu diberi warna???. O...ya, gambar ini belum selesai,
jadi tugasmu adalah meneruskan gambar gaunnya menjadi lebih indah
LAMPIRAN B
1. Permohonan Surat Bimbingan Skripsi
2. Surat Permohonan Izin Observasi
3. Surat Permohonan Izin Penelitian
4. Foto Kegiatan pasca 10 hari disiplin diterapkan
5. Uji Referensi
6. Jurnal mengenai 21 hari
7. Piagam penghargaan skripsi terbaik
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Instrumen Penelitian
Lampiran A.1 :
1. RPP
2. Uji Validitas Instrumen
3. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Tes
Lampiran A.2 :
1. Angket:
Lampiran B: surat-surat
1. Permohonan Surat Bimbingan Skripsi
2. Surat Permohonan Izin Observasi
3. Surat Permohonan Izin Penelitian
4. Foto Kegiatan pasca 10 hari disiplin diterapkan
5. Uji Referensi
6. Jurnal mengenai 21 hari
7. Piagam penghargaan skripsi terbaik
PAPAN STAR
PIN STAR