1. DAFTAR ISI
1
2. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
3. BAB II PEMBAHASAN
5
A. Kekerasan dalam Rumah Tangga
11
12
14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan
berpengaruh
sangat
besar
terhadap
perkembangan
sosial
dan
merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga.
Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam
rumah tangga bukanlah sesuatu yang menakutkan. Hampir semua keluarga
pernah mengalaminya. Yang mejadi berbeda adalah bagaimana cara
mengatasi dan menyelesaikan hal tersebut.
Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masingmasing. Apabila masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap
anggota keluarga akan mendapatkan pelajaran yang berharga yaitu
menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian dan pengendalian emosi
tiap anggota keluarga sehingga terwujudlah kebahagiaan dalam keluarga.
Penyelesaian konflik secara sehat terjadi bila masing-masing anggota
keluarga tidak mengedepankan kepentingan pribadi, mencari akar
permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama menguntungkan
anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar. Disisi lain,
apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin
sering terjadi dalam keluarga.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kekerasan dalam Rumah Tangga ?
2. Apa saja bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga ?
3. Apakah faktor-faktor penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga ?
4. Bagaimana cara penanggulangan Kekerasan dalam Rumah Tangga ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
psikologis
atau
emosional
adalah
perbuatan
yang
Kekerasan ekonomi
Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah
tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena
persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan
atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Contoh dari kekerasan jenis
ini adalah tidak memberi nafkah istri, bahkan menghabiskan uang istri.
C.
kele-luasaan
laki-laki
untuk
mengatur
dan
D.
c. Harus adanya komunikasi yang baik antara suami dan istri, agar tercipta
sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah
rumah tangga tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara kedua
belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan dalam
rumah tangga.
d.
10
BAB III
KESIMPULAN
Seharusnya seorang suami dan istri harus banyak bertanya dan belajar,
seperti membaca buku yang memang isi bukunya itu bercerita tentang
bagaimana cara menerapkan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan
warahmah.Di dalam sebuah rumah tangga butuh komunikasi yang baik
antara suami dan istri, agar tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan
harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga tidak ada keharmonisan dan
kerukunan diantara kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu
timbulnya kekerasan dalam rumah tangga. Seharusnya seorang suami dan
istri bisa mengimbangi kebutuhan psikis, di mana kebutuhan itu sangat
mempengaruhi keinginan kedua belah pihak yang bertentangan. Seorang
suami atau istri harus bisa saling menghargai pendapat pasangannya
masing-masing.
Seperti halnya dalam berpacaran. Untuk mempertahankan sebuah hubungan,
butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan sebagainya.
Begitu juga halnya dalam rumah tangga harus dilandasi dengan rasa saling
percaya. Jika sudah ada rasa saling percaya, maka mudah bagi kita untuk
melakukan aktivitas. Jika tidak ada rasa kepercayaan maka yang timbul
adalah sifat cemburu yang kadang berlebih dan rasa curiga yang kadang
juga berlebih-lebihan. Tidak sedikit seorang suami yang sifat seperti itu,
terkadang suami juga melarang istrinya untuk beraktivitas di luar rumah.
Karena mungkin takut istrinya diambil orang atau yang lainnya. jika sudah
11
begitu kegiatan seorang istri jadi terbatas. Kurang bergaul dan berbaur
dengan orang lain. Ini adalah dampak dari sikap seorang suami yang
memiliki sifat cemburu yang terlalu tinggi. Banyak contoh yang kita
lihat dilingkungan kita, kajadian seperti itu. Sifat rasa cemburu bisa
menimbukan kekerasan dalam rumah tangga.
Maka dari itu, di dalam sebuah rumah tangga kedua belah pihak harus samasama menjaga agar tidak terjadi konflik yang bisa menimbulkan kekerasan.
Tidak hanya satu pihak yang bisa memicu konflik di dalam rumah tangga,
bisa suami maupun istri. Sebelum kita melihat kesalahan orang lain, marilah
kita berkaca pada diri kita sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi pada diri
kita,
sehingga
menimbulkan
perubahan
sifat
yang
terjadipadapasangankitamasing-masing.
CONTOH KASUS
Contoh Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga yang terjadi dimasyarakat :
Contoh kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga yang kami ambil adalah
Kekerasan dalam Rumah Tangga yang dialami oleh Cici Paramida. Dimana
dalam kasus KDRTnya ini, wajah Cici Paramida babak belur akibat
peristiwa penabarakan yang diduga dilakukan suaminya, Suhaebi. Peristiwa
itu sendiri berawal ketika Cici yang mencurigai suaminya membawa
perempuan lain mencoba mengejar mobil suaminya hingga ke kawasan
puncak, Kabupaten Bogor. Saat kedua mobil tiba di kawasan Gang Semen,
Jalan Raya Puncak, Cisarua, mobil Cici menyalip.
12
Cici kemudian turun dari mobil. Saat dia mau mendekati mobil itu, tibatiba
mobil
digas
sehingga
menyerempet
Cici.
Akibatnya
Cici
Dari contoh kasus diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa seorang
suami seharusnya menjaga kepercayaan yang diberikan oleh istrinya. Suatu
hubungan akan berjalan harmonis apabila sebuah pasangan dilandasi dengan
percaya kepada pasangannya. Namun kejadian ini tidak akan terjadi apa bila
sang istri menanyakan secara baik baik kepada suaminya. Apakah benar ia
bersama perempuan lain atau hanya sekedar rekan kerjanya.
13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Pembagian Kerja Rumah Tangga dalam Islam, Dra. Istiadah, MA. 1999.
14
15