PEMBERIAN NEBULIZER
Inisial pasien (usia)
Diagnose medis
: Asma Bronchial
Tanggal masuk
: 25 Februari 2015
b. Dasar pemikiran:
Asma ditandai dengan kontraksi/spasme dari otot polos bronkiolus yang
menyebabkan
kesulitan
untuk
bernafas.
Penyebab
yang
umum
adalah
hipersensitivitas bronkiolus dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan napas, dan gejala
pernapasan (mengi dan sesak). Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga
terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan
untuk membentuk sejumlah antibodi Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi
ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma,
antibodi ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan brokiolus dan bronkus kecil. Bila seseorang menghirup
alergen maka antibodi Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
Sediakan dosis dan macam obat secara tepat sesuai dengan perintah dan
letakkan dalam tutup nebulizer.
Instruksikan pada pasien untuk bernapas secara normal lewat mulut. Secara
periodik ambil nafas dalam dan tahan selama 2 sampai 3 detik sebelum
melepaskan nafas.
Apabila pasien merasa pusing atau gelisah, hentikan perawatan dan istirahat
selama kurang lebih 5 menit..
pasien
dengan
asma
bronkial
terapi
nebulizer
ditujukan
untuk
pasien ke pasien lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh klien.
Penggunaan nebulizer pun tidak sesuai dengan teori diantaranya masker nebulizer yang
tidak diganti untuk setiap pasien dapat memperbesar kemungkinan penularan infeksi
antara pasien datu dengan pasien yang lainnya. Penggunaan nebulizer juga tidak dioplos
menggunakan NaCl melainkan langsung menggunakan kedua obat tanpa dicampur NaCl.
6. Hasil Yang di Dapat dan Maknanya
S: O:
- Terdengar bunyi ronkhi basah di kedua lapang paru kanan dan kiri
- Hasil pengukuran tanda-tanda vital:
TD 120/80 mmHg
HR 88 kali/menit
RR 26 kali/menit
Suhu 36.2C
7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di
atas:
Mandiri:
- Observasi tanda-tanda vital
- Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
- Pantau saturasi oksigen
Kolaboratif:
Pemeriksaan EKG
8. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah pemasangan
oksigen kaji respon klien.
9. Kepustakaan
- Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC,
-
Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta