Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN NEBULIZER
Inisial pasien (usia)

: Tn. P (64 tahun)

Diagnose medis

: Asma Bronchial

Tanggal masuk

: 25 Februari 2015

1. Diagnose keperawatan dan dasar pemikiran


a. Diagnosa keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi mucus.
Ds: -Do:
Hasil pemeriksaan fisik paru-paru:
Inspeksi :
Frekuensi napas klien 29 kali/ menit; reguler; napas pendek, cepat, dan
dangkal, terdengar bunyi wheezing saat bernapas, terdapat retraksi
intercostalis, pengembangan paru tidak maksimal.
:
Ekspansi paru kanan dan kiri sama
Perkusi :
Terdengar bunyi pada seluruh lapang paru
Auskultasi :
Terdengar wheezing dan ronchi di area basal paru kanan dan kiri.
Palpasi

b. Dasar pemikiran:
Asma ditandai dengan kontraksi/spasme dari otot polos bronkiolus yang
menyebabkan

kesulitan

untuk

bernafas.

Penyebab

yang

umum

adalah

hipersensitivitas bronkiolus dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan napas, dan gejala
pernapasan (mengi dan sesak). Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga
terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan
untuk membentuk sejumlah antibodi Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi
ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma,
antibodi ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang
berhubungan erat dengan brokiolus dan bronkus kecil. Bila seseorang menghirup
alergen maka antibodi Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan
antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan

mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang


bereaksi lambat (yang merupakan leukotrien), faktor kemotaktik eosinofilik dan
bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema
lokal pada dinding bronkioulus kecil maupun sekresi mukus yang kental dalam lumen
bronkiulus dan spasme otot polos bronkiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran
napas menjadi sangat meningkat. Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang
selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru
selama ekpirasi menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus tersumbat
sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang
menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali
melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan
volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma sebagai akibat
kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemberian O2 3 liter/menit melalui nasal kanul (Normal pemberiannya: 1-5 liter/menit).
Pemberian terapi nebulizer dengan obat ventolin dan pulmicort
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 melalui nasal kanul 3 liter/menit:
1) Persiapan alat
- Nasal kanul
- Humidifier dan air aquadest
- Alat nebulizer + masker
- Obat-obatan bronkodilator
2) Prosedur tindakan
- Cuci tangan
- Jelaskan tindakan
- Pasangkan alat nasal kanul ke saluran humidifier
- Atur tekanan O2 yang akan diberikan yaitu 4 liter/menit
- Pasangkan alat nasal kanul hingga tepat di hidung klien
- Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan klien
-

Letakkan kompresor udara pada permukaan yang mendukung untuk


beratnya. Lepaskan selang dari kompresor .

Sediakan dosis dan macam obat secara tepat sesuai dengan perintah dan
letakkan dalam tutup nebulizer.

Pasang masker nebulizer

Hubungkan pipa ke kompresor aerosol dan tutup nebulizer.

Nyalakan kompresor untuk memastikan alat tersebut bekerja dengan baik.

Duduk dalam posisi duduk tegak

Posisikan masker dengan nyaman di bagian wajah

Instruksikan pada pasien untuk bernapas secara normal lewat mulut. Secara
periodik ambil nafas dalam dan tahan selama 2 sampai 3 detik sebelum
melepaskan nafas.

Lanjutkan perawatan ini sampai obat habis ( antara 9 sampai 10 menit).

Apabila pasien merasa pusing atau gelisah, hentikan perawatan dan istirahat
selama kurang lebih 5 menit..

4. Analisa Tindakan Keperawatan


Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen yang adekuat
dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O 2. Dengan
mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat diharapkan masalah gangguan
pemenuhan oksigen di miokard dapat teratasi. Faktor yang menentukan oksigenasi
jaringan termasuk konsentrasi oksigen alveolar, difusi gas (oksigen) pada membran
alveokapilar, jumlah dan kapasitas yang dibawa oleh hemoglobin, dan curah jantung.
Pada

pasien

dengan

asma

bronkial

terapi

nebulizer

ditujukan

untuk

menyembuhkan dan megendalikan asma, mencegah kekambuhan, mengupayakan fungsi


paru senormal mungkin serta mempertahankan fungsinya. Tujuan lainnya diantaranya
untuk mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal, menghindari efek samping
dari obat asma, dan mencegah obstruksi jalan napas yang ireversibel.
5. Bahaya Yang Mungkin Muncul
Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah timbulnya kondisi
Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang terlalu tinggi.
Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori diantaranya adalah untuk
tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar penularan penyakit, penggunaan nasal
kanul yang tidak steril juga memperbesar penularan penyakit melalui secret dari satu

pasien ke pasien lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh klien.
Penggunaan nebulizer pun tidak sesuai dengan teori diantaranya masker nebulizer yang
tidak diganti untuk setiap pasien dapat memperbesar kemungkinan penularan infeksi
antara pasien datu dengan pasien yang lainnya. Penggunaan nebulizer juga tidak dioplos
menggunakan NaCl melainkan langsung menggunakan kedua obat tanpa dicampur NaCl.
6. Hasil Yang di Dapat dan Maknanya
S: O:
- Terdengar bunyi ronkhi basah di kedua lapang paru kanan dan kiri
- Hasil pengukuran tanda-tanda vital:
TD 120/80 mmHg
HR 88 kali/menit
RR 26 kali/menit
Suhu 36.2C
7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di
atas:
Mandiri:
- Observasi tanda-tanda vital
- Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
- Pantau saturasi oksigen
Kolaboratif:
Pemeriksaan EKG
8. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah pemasangan
oksigen kaji respon klien.
9. Kepustakaan
- Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC,
-

Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai