Anda di halaman 1dari 31

MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI


REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN UMUM
INFRASTRUKTUR HUBUNGAN MASYARAKAT
DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

KEMENTERIAN
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2011

KATA PENGANTAR
Dalam rangka perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik, dilakukan
pembangunan aparatur negara melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan
profesionalisme aparatur negara di pusat dan daerah.
Revitalisasi kehumasan dengan tujuan peningkatan profesionalisme
hubungan masyarakat (humas) sebagai ujung tombak pengelolaan informasi,
dibangun melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia
(SDM), penguatan struktur dan infrastruktur, sistem dan prosedur, komunikasi
organisasi, audit komunikasi, serta manajemen komunikasi krisis, dalam upaya
menciptakan tata kelola kehumasan yang baik sebagai bagian dari tata kelola
pemerintahan yang baik.
Pedoman Umum Infrastruktur Hubungan Masyarakat disusun sebagai
acuan

dalam

pengelolaan

infrastruktur

kehumasan

sehingga

terwujud

pemantapan organisasi/kelembagaan serta sarana dan prasarana humas


pemerintah guna terciptanya transparansi, sinergi kerja, dan profesionalitas dalam
pengelolaan kehumasan.
Dengan

dilaksanakannya

Pedoman

Umum

Infrastruktur

Hubungan

Masyarakat diharapkan tersedia sarana dan prasarana humas pemerintah yang


memadai untuk layanan informasi secara terpadu kepada publik secara akurat,
cepat dan tepat waktu, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Jakarta, 10 Mei 2011


MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
ttd.
E. E. Mangindaan

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

ii

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM INFRASTRUKTUR
HUBUNGAN MASYARAKAT
DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH .....................................................

iii

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM INFRASTRUKTUR
HUBUNGAN MASYARAKAT
DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH ......................................................
iv
BAB I

PENDAHULUAN ...........................................................................
A. Latar belakang.........................................................................
B. Maksud dan Tujuan .................................................................
C. Sasaran ...................................................................................
D. Ruang Lingkup ........................................................................
E. Manfaat ...................................................................................
F. Pengertian Umum....................................................................

1
1
4
4
4
4
5

BAB II

MEKANISME KERJA INFRASTRUKTUR KEHUMASAN..............


A. Panduan Kelembagaan Hubungan Masyarakat
Instansi Pemerintah.................................................................
B. Mekanisme Pengelolaan Komunikasi Kehumasan
dengan Publik Internal dan Eksternal ......................................
C. Panduan Mekanisme Pengelolaan Komunikasi Kehumasan
dengan Publik Internal.............................................................
D. Panduan Mekanisme Pengelolaan Komunikasi Kehumasan
Dengan Publik Eksternal .........................................................

6
7
8
12
17

BAB III

SARANA DAN PRASARANA ........................................................

20

BAB IV

PENUTUP .....................................................................................

25

ii

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN UMUM INFRASTRUKTUR HUBUNGAN MASYARAKAT
DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kelembagaan Hubungan
Masyarakat yang kuat dan memiliki kompetensi dalam memberikan
pelayanan informasi yang optimal dan bertanggung jawab, perlu
didukung oleh tata kerja infrastruktur komunikasi baru yang lebih baik
dalam bentuk infrastruktur kehumasan;
b. bahwa untuk mewujudkan huruf a tersebut, perlu disusun Pedoman
Umum Infrastruktur Hubungan Masyarakat di Lingkungan Instansi
Pemerintah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang
Pedoman Umum Infrastruktur Hubungan Masyarakat di Lingkungan
Instansi Pemerintah.

Mengingat

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-2-

Mengingat

: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang


Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2005
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4843);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4846);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916);

7. Peraturan

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-3-

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009


tentang Pembentukan Organisasi Kementerian Negara;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara Republik Indonesia;
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 31/P Tahun 2007 tentang Membentuk dan Mengangkat
Menteri Negara Kabinet Indonesia Bersatu;
10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/12/M.PAN/08/Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Humas Di
Lingkungan Instansi Pemerintah;
12. Keputusan
Menteri
Komunikasi
dan
Informatika
Nomor
371/KEP/M.KOMINFO/8/2007 tentang Kode Etik Humas Pemerintah.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG PEDOMAN
UMUM INFRASTRUKTUR HUBUNGAN MASYARAKAT
DI
LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

Pasal 1

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-4-

Pasal 1
Pedoman Umum Infrastruktur Hubungan Masyarakat di Lingkungan
Instansi Pemerintah adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
Pasal 2
Pedoman Umum Infrastruktur Hubungan Masyarakat di Lingkungan
Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan
acuan bagi seluruh instansi pemerintah di pusat dan daerah.
Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Mei 2011
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,
ttd.
E.E. MANGINDAAN
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI RI
Kepala Biro Umum,

Hastori

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 31 TAHUN 2011
TENTANG
PEDOMAN UMUM INFRASTRUKTUR HUBUNGAN MASYARAKAT
DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN UMUM INFRASTRUKTUR HUBUNGAN MASYARAKAT


DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak reformasi satu dasawarsa yang lalu dan seiring dengan
bergulirnya otonomi daerah, telah terjadi kesenjangan informasi di masyarakat
berkait dengan berbagai macam informasi, keputusan, kebijakan, dan hasil
yang telah dicapai pemerintah atau sebaliknya.
Kurun waktu itu telah terjadi misinformasi dan miskomunikasi sehingga
banyak program pemerintah yang tidak dipahami dan dimengerti dengan baik.
Hal ini terjadi sebagai akibat terhambatnya arus informasi dan lemahnya
infrastruktur komunikasi yang pernah ada.
Kementerian

Pendayagunaan

Aparatur

Negara

dan

Reformasi

Birokrasi, yang tugas dan fungsinya mendayagunakan aparatur negara dan


melaksanakan reformasi birokrasi dalam peningkatan kualitas pelayanan
publik, perlu menyusun kebijakan-kebijakan yang terkait dengan peningkatan
kelembagaan dan kinerja aparatur negara. Salah satu kelembagaan dimaksud
adalah infrastruktur Unit Kerja Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah.

Infrastruktur

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-2-

Infrastruktur

kehumasan

yang

terpadu

dapat

menciptakan,

meningkatkan, dan mempertahankan standar pelayanan informasi. Perbaikan


kualitas pelayanan informasi kepada publik merupakan tugas yang harus
dilaksanakan

praktisi

hubungan

masyarakat

dalam

menyelenggarakan

fungsinya sebagai jembatan informasi. Secara profesional, humas pemerintah


menyelenggarakan fungsi pengelolaan informasi dan komunikasi yang
bertujuan agar publik dapat menerima informasi dengan baik mengenai apa
yang telah, sedang, dan akan dilakukan sehingga publik dapat memberikan
dukungan yang positif, yang pada akhirnya terbentuk citra yang positif bagi
instansi pemerintah.
Berbagai

hambatan

yang

dihadapi

humas

pemerintah

dalam

melaksanakan tugasnya merupakan momentum yang baik untuk memperbaiki


kualitas instansi pemerintah terkait. Jika dilihat dari besar atau kecilnya
permasalahan yang dihadapi, baik langsung maupun tidak langsung,
hambatan tersebut akan berpengaruh terhadap terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Untuk itu, dalam melaksanakan
tugasnya humas pemerintah harus berpegang pada reformasi birokrasi untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di bidang informasi dan
komunikasi.

Ditetapkannya

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-3-

Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang


Keterbukaan Informasi Publik menuntut kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian dan lembaga lainnya, serta pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota untuk menyediakan dan memberikan informasi
publik yang seluas-luasnya kepada masyarakat secara terbuka, mudah,
murah, dan sederhana. Sejak diberlakukannya undang-undang tersebut pada
tanggal 10 April 2010, tanpa terkecuali semua praktisi humas di setiap badan
publik harus dapat membuka informasi publiknya kepada masyarakat agar
partisipasi masyarakat meningkat.

Untuk itu, humas pemerintah diharapkan mempunyai sumber daya


manusia dan infrastruktur kehumasan yang siap menyongsong datangnya era
keterbukaan informasi publik sehingga terhindar dari sengketa-sengketa
informasi yang dapat terjadi antara instansi pemerintah dan publik sebagai
pengguna informasi publik.

Tiga dokumen penting merupakan acuan bagi praktisi humas


pemerintah, yaitu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor

PER/12/M.PAN/08/2007

Masyarakat

di

Lingkungan

tentang

Instansi

Pedoman

Pemerintah;

Umum

Hubungan

Keputusan

Menteri

Komunikasi dan Informatika Nomor 371/KEP/M.KOMINFO/8/2007 tentang


Kode Etik Humas Pemerintahan; dan Kesepakatan Bersama Tiga Menteri
(Menteri Dalam Negeri, Menteri Komunikasi dan Informatika, serta Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara) Tahun 2007 tentang Revitalisasi
Fungsi Hubungan Masyarakat pada Instansi Pemerintah, Kesekretariatan
Lembaga

Negara,

Pemerintahan

Daerah,

dan

Badan

Usaha

Milik

Negara/Daerah.
Namun

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-4-

Namun, dalam pelaksanaannya, belum ada dokumen tata kerja


infrastruktur kehumasan. Sebagai akibatnya, tidak ada keterbukaan dan
sinergi kerja yang berimbas pada belum optimalnya kualitas pelayanan publik.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, dibutuhkan pedoman
umum infrastruktur kehumasan.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud penyusunan Pedoman Umum Infrastruktur Hubungan Masyarakat
adalah sebagai pedoman untuk pengelolaan infrastruktur kehumasan, dan
acuan bagi pembuatan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis infrastruktur
kehumasan di lingkungan instansi pemerintah.

2. Tujuan
Tujuan Pedoman Umum Infrastruktur Hubungan Masyarakat adalah
pemantapan organisasi/kelembagaan serta sarana dan prasarana humas
pemerintah

sehingga

tercipta

transparansi,

sinergi

kerja,

dan

profesionalitas dalam pengelolaan kehumasan.

C. Sasaran
Sasaran Pedoman Umum Infrastruktur Hubungan Masyarakat adalah
tersedianya sarana dan prasarana humas pemerintah yang memadai untuk
layanan informasi secara terpadu kepada pemangku kepentingan secara
akurat, cepat dan tepat waktu, serta dapat dipertanggungjawabkan.
D. Ruang

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-5-

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Umum Infrastruktur Hubungan Masyarakat di
Lingkungan Instansi Pemerintah meliputi kegiatan analisis situasi (fact finding)
perencanaan dan program (strategi), tindakan dan komunikasi (implementasi)
evaluasi

program

(pengukuran

hasil),

pengadaan,

pemanfaatan,

pendayagunaan, serta pemeliharaan sarana dan prasarana kehumasan.

E. Manfaat
Dengan adanya Pedoman Umum Infrastruktur Hubungan Masyarakat ini
diperoleh manfaat berupa
1. mekanisme kerja yang baku, terukur, dan dapat diandalkan;
2. peningkatan kapasitas sarana dan prasana unit kerja humas sehingga
dapat memberikan pelayanan informasi secara optimal;
3. peningkatan kuantitas dan kualitas hubungan antarindividu, antarinstansi
pemerintah, serta antara instansi pemerintah dan pemangku kepentingan.

F. Pengertian Umum
1. Instansi pemerintah adalah kementerian negara, lembaga pemerintah
nonkementerian (LPNK), lembaga nonstruktural (LNS), sekretariat lembaga
tinggi negara dan lembaga negara, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten serta pemerintah kota.

2. Hubungan

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-6-

2. Hubungan masyarakat adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan dan


direncanakan secara berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara

niat

baik

dan

saling

pengertian

antara

sebuah

lembaga/institusi dan publiknya.


3. Hubungan

masyarakat

di

lingkungan

instansi

pemerintah,

untuk

selanjutnya disebut Humas Pemerintah, adalah lembaga humas dan/atau


praktisi humas pemerintah yang melakukan fungsi manajemen dalam
bidang komunikasi dan informasi yang persuasif dan komunikatif untuk
menciptakan hubungan yang harmonis dengan publiknya melalui berbagai
sarana kehumasan dalam rangka menciptakan citra yang positif instansi
pemerintah.
4. Lembaga humas adalah unit organisasi dalam instansi pemerintah yang
melakukan fungsi manajemen bidang komunikasi dan informasi kepada
publiknya.
5. Aparat humas pemerintah adalah individu instansi pemerintah yang
menjalankan fungsi kehumasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
(tupoksi)-nya.

BAB II KELEMBAGAAN

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-7-

BAB II
KELEMBAGAAN INFRASTRUKTUR KEHUMASAN

Pengoptimalan

sumber

daya

manusia

humas

instansi

pemerintah

diharapkan dapat memperbarui standardisasi kehumasan di instansi pemerintah.


Hal tersebut berhubungan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara No. PER. 12/M.PAN/08/2007 BAB I Pasal 2, yakni asas umum
humas pemerintah yang terbuka, objektif, jujur, tepat janji, etis, profesional, dan
akuntabel.
Asas-asas kehumasan tersebut diharapkan membuat humas instansi
pemerintah lebih efektif dan efisien dalam mengemban tugasnya. Untuk
terlaksananya reformasi birokrasi di kehumasan instansi pemerintah, perlu
dilakukan langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistemik
sehingga tujuan dan sasaran humas instansi pemerintah dapat tercapai secara
efektif dan efisien.
Sejalan dengan asas kehumasan instansi pemerintah, tujuan umum
reformasi birokrasi adalah menciptakan dan membangun profil dan perilaku
aparat humas instansi pemerintah yang mempunyai integritas tinggi. Maka,
praktisi humas instansi pemerintah harus mempunyai profesionalisme dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, komitmen, produktivitas tinggi,
serta bertanggung jawab pada pekerjaannya. Aparat humas instansi pemerintah
dalam melaksanakan tugasnya harus mempunyai kemampuan prima dalam
memberikan pelayanan informasi kepada pemangku kepentingannya.

Pengabdian

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-8-

Pengabdian kepada masyarakat dan negara melalui reformasi birokrasi


menjamin instansi pemerintah tidak hanya fokus pada keluaran hasil (output), tapi
juga dapat membawa manfaat (outcome) bagi masyarakat.
Secara

garis

struktur,

selama

ini

terdapat

banyak

bentuk

organisasi/kelembagaan humas instansi pemerintah, antara lain biro, pusat,


bagian, dan subbagian, atau nomenklatur yang lain.

A. Panduan Kelembagaan Hubungan Masyarakat Instansi Pemerintah


1. Pemerintah

Pusat,

Pemerintah

Provinsi,

dan

Pemerintah

Kabupaten/Kota
Pimpinan instansi pemerintah diharapkan mempunyai komitmen
kuat akan pentingnya unit humas pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kabupaten/kota bagi peningkatan peran humas pada era
keterbukaan informasi, penciptaan kondisi yang kondusif antara unit kerja
humas dan pemangku kepentingan, serta pembentukan citra instansi
secara keseluruhan.
Organisasi/kelembagaan humas mengacu peraturan perundangundangan, antara lain Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara; Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; Peraturan
Pemerintah

Nomor

38

Tahun

2007

tentang

Pembagian

Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan


Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; serta Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
2.BUMN/BUMD

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

-9-

2. BUMN/BUMD
Dewan Komisaris dan Dewan Direksi diharapkan mempunyai
komitmen kuat akan pentingnya unit humas BUMN/BUMD peningkatan
peran humas pada era keterbukaan informasi, penciptaan kondisi yang
kondusif antara unit kerja humas dan pemangku kepentingan, serta
pembentukan

citra

perusahaan

secara

keseluruhan

dalam

menginformasikan kebijakan yang membutuhkan dukungan pemangku


kepentingan, serta mewujudkan citra produk/hasil, baik barang maupun
jasa.

3. Pembedaan Unit Kerja Kehumasan Pemerintah


Saat ini masih terdapat tumpang-tindih dalam pemahaman dan
struktur organisasi/kelembagaan tentang unit kerja humas, antara lain, unit
kerja kehumasan pemerintah berdiri sendiri atau digabungkan dengan unit
kerja lain, seperti unit kerja informasi dan komunikasi, protokol, umum,
hukum, dan perencanaan. Dalam era keterbukaan informasi publik,
diharapkan agar unit kerja kehumasan pemerintah dapat berdiri sendiri
disertai tugas, fungsi, dan kewenangan yang jelas.

B. Mekanisme Pengelolaan Komunikasi Kehumasan dengan Publik Internal


dan Eksternal
Publik internal dan eksternal sangat penting untuk dipahami karena
pesan dan komunikasi yang dilancarkan dan media yang digunakan
ditentukan akan tepat sasaran. Publik adalah mitra humas pemerintah dalam
menyelenggarakan tugas dan fungsi kehumasan.
Publik

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 10 -

Publik humas pemerintah terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu


publik internal dan eksternal, yang dapat diklasifikasikan lebih detail sebagai
berikut:
1. Publik internal primer, yang meliputi pimpinan dan karyawan instansi
yang bersangkutan;
2. Publik internal sekunder, yang meliputi keluarga pimpinan dan keluarga
karyawan instansi yang bersangkutan;
3. Publik internal tersier, yang meliputi pensiunan, pegawai tidak tetap, alih
daya (outsourcing);
4. Publik eksternal primer, yang meliputi
a. lembaga pemerintah, yaitu sesama instansi pemerintah pusat dan
daerah
b. media, yaitu jurnalis media cetak, elektronik, dan on-line, pengusaha
media, dan organisasi profesi media
5. publik eksternal sekunder terdiri dari
a. swasta, yang meliputi semua mitra instansi pemerintah pusat dan
daerah;
b. lembaga internasional;
c. lembaga yang lain.

6. Publik

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 11 -

6. publik eksternal tersier, meliputi


a. komunitas, yaitu masyarakat sekitar, kelompok usaha kecil dan
menengah, serta komunitas kurang beruntung;
b. lembaga swadaya masyarakat, lembaga kemasyarakatan, lembaga
sosial budaya, serta lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lain.
7. publik pendukung (proponent)
meliputi publik yang menerima atau sejalan dengan kebijakan instansi
pemerintah.
8. publik penentang (opponent)
meliputi publik yang menolak atau tidak sejalan dengan kebijakan instansi
pemerintah.
9. publik mengambang (uncommitted)
meliputi publik yang tidak memiliki sikap yang jelas (mudah berubah dan
terpengaruh) terhadap kebijakan instansi pemerintah.
10. publik minoritas vokal (vocal minority)
meliputi

publik

yang

jumlahnya

kecil,

tetapi

dalam

menyuarakan

pendapatnya selalu secara lantang.


11. Publik mayoritas pasif (silent majority)
meliputi

publik

yang

jumlahnya

besar

namun

tidak

menyatakan

pendapatnya secara terbuka.

Salah satu

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 12 -

Salah satu model mekanisme pengelolaan komunikasi kehumasan dengan


publik internal dan eksternal tampak dalam bagan berikut:

Kebijakan,
program,
informasi dari
deputi

Dikelola
petugas
informasi
setiap deputi
atau unit

Humas
merancang
dan mengelola
umpan balik

Diseminasi dan
program untuk
publik
eksternal

informasi
dihimpun di
biro hukum
dan humas

diseminasi
oleh humas ke
deputi setelah
diproses

Umpan balik
dari internal
ke setiap
deputi atau
unit

Humas terlibat
dalam
pengambilan
keputusan
strategis

Memberikan
saran dan
pendampingan
berdasarkan
informasi yang
dimiliki

Mengelola
informasi agar
layak
disampaikan
kepada publik
eksternal

Berkoordinasi
dengan biro
hukum dan humas

Mengelola umpan
balik dari publik
eksternal untuk
masukkan, perbaikan
dan penyesuaian
oleh publik internal
terkait

BAGAN MODEL MEKANISME PENGELOLAAN


KOMUNIKASI KEHUMASAN

Panduan Mekanisme Pengelolaan Komunikasi Kehumasan dengan Publik


Internal dan Eksternal menjadi pedoman kerja infrastruktur kehumasan instansi
pemerintah secara terpadu, dengan seluruh kebijakan dan informasi, baik internal
maupun eksternal, dapat disebarluaskan dengan baik, benar, dan transparan.
Secara mendasar, yang diharapkan dari mekanisme kerja infrastruktur
kehumasan adalah perubahan perilaku birokrasi sebagai pelaku utama dalam
memberikan informasi kepada publiknya serta pendorong perubahan dalam hal
kegiatan hubungan masyarakat di instansi pemerintah.
Proses

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 13 -

Proses dan hasil reformasi birokrasi adalah milik semua pihak, termasuk
campur tangan yang baik dalam hal pengolahan informasi dari humas sebagai
pelaku utama instansi pemerintah serta publik. Dengan demikian, penting bagi
pelaksana kehumasan instansi pemerintah dan publik mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan perubahan yang terjadi.
Hasil akhir yang sangat diharapkan dari proses reformasi birokrasi yang
diciptakan dalam kehumasan instansi pemerintah adalah adanya perubahan yang
signifikan dalam pola pikir aparat pelaksana humas. Yang terpenting lagi dalam
hal ini adalah adanya pola pikir yang sehat antara humas instansi pemerintah dan
publiknya, terlebih informasi yang didapat oleh masyarakat sebagai publik
eksternal yang besar merupakan informasi yang sehat dan bersifat membangun.
Selain itu, hasil reformasi birokrasi merupakan perubahan dalam hal
budaya. Budaya masyarakat yang sudah dapat berhubungan baik dengan para
aparatur humas di instansi pemerintah membuat pelayanan yang dihasilkan
humas membuahkan hasil yang signifikan bagi kelancaran arus informasi dua
arah timbal-balik. Selanjutnya, hal itu akan berdampak positif pada perilaku dua
arah juga, antara humas instansi pemerintah dan publiknya.

C.Panduan

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 14 -

C. Panduan Mekanisme Pengelolaan Komunikasi Kehumasan dengan


Publik Internal
Tujuan umum reformasi birokrasi adalah membangun/membentuk profil
dan perilaku praktisi humas instansi pemerintah agar mempunyai integritas
tinggi. Tujuan ini harus dapat diwujudkan dalam penataan infrastruktur humas
pemerintah. Untuk itu, praktisi humas instansi pemerintah harus profesional,
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, komitmen, memiliki
produktivitas tinggi, serta bertanggung jawab.
Dalam melaksanakan tugasnya, praktisi humas instansi pemerintah harus
mempunyai

kemampuan

(kompetensi)

dalam

memberikan

pelayanan

informasi dan pelayanan publik prima kepada publik.


Penegakan reformasi birokasi menjamin instansi yang ada di bawah
struktur instansi pemerintah akan selalu memberikan hasil (output) yang tidak
hanya fokus, tetapi sekaligus dapat bermanfaat bagi publik internal dalam
instansi pemerintah lainnya.
Hubungan internal dimaksudkan untuk memelihara hubungan yang baik
dan seimbang antara humas pemerintah dan unit-unit organisasi di dalam
instansi pemerintah.

Sebagai

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 15 -

Sebagai ilustrasi, secara garis struktur terdapat unit kerja humas instansi
pemerintah yang merupakan bagian dari Biro Humas dan Hukum. Biro Humas
dan Hukum berada sejajar dengan Biro Perencanaan dan Biro Umum. Dalam
koordinasi sekretariat unit kerja, masing-masing memiliki bagian dan
subbagian yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi humas. Juga
terdapat Bagian Humas yang berada di bawah Biro Perencanaan dan Biro
Umum. Di samping itu, masih terdapat model-model lain yang sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah masing-masing. Berikut adalah contoh
kelembagaan humas pemerintah pada saat ini.

Menteri
Staf Ahli

Sesmen/Sesjen

Biro
Perencanaan

Deputi/Dirjen

Deputi/Dirjen

Biro
Umum

Biro Humas
dan Hukum

Deputi/Dirjen

BAGAN KELEMBAGAAN HUMAS PEMERINTAH


PADA SAAT INI

Setiap

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 16 -

Setiap kegiatan seluruh bagian struktur yang ada saling berkoordinasi.


Posisi sekretariat kementerian dan staf ahli berada sejajar di bagian leher menteri
sehingga memudahkan alur untuk mendapatkan informasi dan berkoordinasi
serta memberikan masukan kepada menteri.
Garis koordinasi terputus-putus menunjukkan bahwa Biro Humas dan
Hukum memiliki wewenang untuk menginformasikan program yang akan atau
sedang dilakukan kepada seluruh biro dan deputi yang ada di bawah kementerian
dan, sebaliknya, seluruh biro dan deputi yang ada di bawah kementerian
berkoordinasi dengan Biro Humas dan Hukum untuk menginformasikan program
yang akan atau sedang dilakukan sehingga pengelolaan komunikasi dan
informasi dapat terpadu.
Di dalam pelaksanaannya, kondisi kelembagaan humas seperti di atas
mengakibatkan peran humas sangat terbatas sebab harus berbagi peran dengan
bagian lain. Di masa datang, diharapkan muncul kelembagaan ideal humas
pemerintah yang memiliki struktur lebih baik. Berikut adalah contoh ideal
kelembagaan humas pemerintah yang akan datang.

BAGAN

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 17 -

Menteri
Staf Ahli

Sesmen/Sesjen

Biro
Perencanaan

Deputi/Dirjen

Deputi/Dirjen

Biro Humas

Biro
Umum

Deputi/Dirjen

BAGAN KELEMBAGAAN HUMAS PEMERINTAH


YANG AKAN DATANG

Dengan kelembagaan ideal humas pemerintah seperti dikemukakan di atas,


humas diharapkan lebih optimal di dalam melakukan tugas, fungsi, dan perannya.

Salah satu

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 18 -

Salah satu model mekanisme pengelolaan komunikasi kehumasan dengan


publik internal digambarkan sebagai berikut.

Kebijakan,
program,
informasi dari
deputi

Dikelola
petugas
informasi
setiap deputi
atau unit

Humas
merancang
dan mengelola
umpan balik
(feedback)

Diseminasi dan
program untuk
karyawan

Informasi
dihimpun di
Biro Hukum
dan Humas

Humas terlibat
dalam
pengambilan
putusan
strategis

Diseminasi
oleh Humas
ke deputi
setelah
diproses

Memberikan
saran dan
pendampingan
berdasarkan
informasi yang
dimiliki

Umpan balik
dari internal
ke setiap
deputi atau
unit

Berkoordinasi dgn Biro


Hukum dan
Humas

Mengelola
informasi agar
layak
disampaikan
kepada
internal

BAGAN PANDUAN MEKANISME PENGELOLAAN KOMUNIKASI


KEHUMASAN DENGAN PUBLIK INTERNAL

Panduan Mekanisme Pengelolaan Komunikasi Kehumasan dengan Publik


Internal menjadi pedoman kerja infrastruktur kehumasan instansi pemerintah
secara terpadu dengan seluruh kebijakan dan informasi internal disebarluaskan
secara baik, benar dan transparan.

D. Panduan

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 19 -

D. Panduan Mekanisme Pengelolaan Komunikasi Kehumasan dengan


Publik Eksternal
Salah satu model mekanisme pengelolaan komunikasi kehumasan dengan
publik eksternal dibagankan sebagai berikut.

Penyerapan
informasi
dari
deputi/unit

Dokumentasi
dan dikomunikasikan
kepada
publik

Penyeragaman
informasi yang
layak dan
benar

Mencari
dan
menyiapkan

bahan dari
internal

Arahan
internal
untuk
menghadapi
media dan
masyarakat

Proses
publikasi
dan
penerbitan
di biro
hukum dan
humas

Menghadapi
media dan
masyarakat
melalui jubir

Update
dan
distribusi
ke media
dan publik

Program
atau acara
di deputi
atau unit

Komunikasi
dengan
pemangku
kepentingan

Membantu
promosi,
penyiapan
media dan
saran

Penciptaan
program
dan atau
klarifikasi
atau
pencarian
informasi

Disampaikan
kepada
publik
untuk
menjaga
citra
lembaga

BAGAN PANDUAN MEKANISME KOMUNIKASI KEHUMASAN


DENGAN PUBLIK EKSTERNAL

Panduan Mekanisme Pengelolaan Komunikasi Kehumasan dengan Publik


Eksternal menjadi pedoman kerja infrastruktur kehumasan instansi pemerintah
secara terpadu dengan seluruh kebijakan dan informasi eksternal dapat diterima
dan disebarluaskan secara timbal-balik dua arah dengan baik, benar, dan
transparan.

BAB III SARANA

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 20 -

BAB III
SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana humas pemerintah sangat membantu dalam


pencapaian tujuan tersedianya layanan informasi secara terpadu kepada publik
secara akurat, cepat dan tepat waktu, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Prasarana humas pemerintah sekurang-kurangnya meliputi hal berikut.
MATRIKS PRASARANA HUMAS PEMERINTAH
No.

1.

Jenis

Penjelasan

Pusat Media (Media

Merupakan

Center)

informasi

fasilitas
yang

yang

dibutuhkan

menyediakan
media

massa

segala
untuk

kepentingan peliputan dan publikasi. Di sini tersedia


perpustakaan yang berisi publikasi yang berkaitan
dengan instansi yang dapat menjadi rujukan bagi
media. Publikasi ini meliputi buku-buku dan majalah,
profil lembaga, laporan tahunan, kumpulan kebijakan,
kumpulan

pidato,

kliping

media,

brosur,

bahan

presentasi, stok foto-foto pejabat dan kegiatan di


lingkungan instansi yang bersangkutan, serta seluruh
informasi yang diamanatkan UU RI No. 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Biasanya, Pusat Media dilengkapi dengan fasilitas
komputer dan internet untuk mencari informasi yang
terkait dengan instansi serta mesin foto-kopi atau
pemindai (scanner) untuk menggandakan/menyalin
informasi yang diperoleh.
2.Ruang

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 21 -

No.
2.

Jenis

Penjelasan

Ruang Wartawan

Ruangan yang disediakan untuk wartawan baik

(Press Room)

untuk mencari informasi awal, berdiskusi dengan


praktisi humas, membuat laporan untuk dikirimkan
ke media massa yang diwakilinya, dan sebagainya.
Biasanya,

ruang

wartawan

dilengkapi

dengan

fasilitas komputer dan internet, untuk membuat


laporan dan mengirimkannya ke media massa yang
diwakilinya, televisi untuk mengikuti informasi aktual,
sejumlah majalah dan surat kabar, dan sebagainya.
Ruang wartawan

juga biasa digunakan untuk

menyampaikan arahan (press briefing) terbatas


untuk wartawan lobby (wartawan yang ditempatkan
di instansi tertentu).
3.

Meja Informasi

Tempat

untuk

memberikan

layanan

informasi

(information desk)

kepada masyarakat yang ingin mengakses informasi


atau mencari informasi dan/atau publikasi yang
berkaitan

dengan

instansi

pemerintah.

Meja

Informasi juga digunakan sebagai sarana pelaporan,


pengaduan, dan hal-hal yang berkaitan informasi
serta dokumentasi yang berkaitan dengan instansi
pemerintah.

4. Pojok

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 22 -

No.
4.

Jenis

Penjelasan

Pojok Cendera Mata

Pojok yang menyediakan berbagai cendera mata

(Brand corner)

untuk

mempromosikan

instansi

yang

bersangkutan
5.

Handycam

Kamera audio visual yang digunakan untuk


merekam kegiatan instansi

6.

Kamera digital

Kamera yang praktis untuk segera menyebarluaskan informasi

7.

Televisi

Untuk fungsi pemantauan berita-berita terkini yang


sangat bermanfaat untuk kelengkapan berita

8.

Komputer

Perangkat kerja Humas yang wajib dipunyai

9.

Tape recorder

Alat pendukung untuk mengontrol informasi yang


disampaikan

10.

Situs/web

11.

Internet

Jejaring media sosial yang tidak dapat diabaikan


serta dapat menunjang distribusi informasi secara
cepat, tepat, serta relatif murah dan, sebaliknya,
juga

dapat

digunakan

untuk

mendapatkan

informasi
12.

Lemari

Tempat untuk pengarsipan

BAB IV PENUTUP

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

- 23 -

BAB IV
PENUTUP

Pedoman
diharapkan

Umum

dapat

Infrastuktur

meningkatkan

Kehumasan

kemampuan

Instansi

instansi

Pemerintah

pemerintah

ini

dalam

menciptakan transparansi, sinergi kerja, dan kemudahan dalam pengelolaan


kehumasan melalui peningkatan kelembagaan dan mekanisme tata kerja, serta
peningkatan prasarana dan sarana sehingga tersedia layanan informasi secara
terpadu kepada publik secara akurat, cepat dan tepat waktu, serta dapat
dipertanggungjawabkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Mei 2011
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI,

Ttd.

E.E. MANGINDAAN
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI RI
Kepala Biro Umum,

Hastori

Anda mungkin juga menyukai