Satu sampai tiga dari 100 anak yang diperiksa tekanan darahnya menunjukkan
hipertensi dan 0,1% di antaranya merupakan hipertensi berat. Hipertensi pada
anak memerlukan penanganan yang cepat dan adekuat. Keterlambatan tata
laksana hipertensi dapat berakibat fatal bagi pasien. Berbeda dengan dewasa,
hipertensi pada anak mempunyai kekhususan dalam hal cara pengukuran
tekanan darah, kriteria diagnosis hipertensi, dan penyebab hipertensi. Prevalensi
hipertensi pada anak diperkirakan 1-3%.1
Hipertensi pada anak dapat dibedakan menjadi hipertensi krisis dan non krisis.
Hipertensi krisis dapat timbul mendadak tanpa diketahui penyakit sebelumnya
atau merupakan akibat hipertensi yang sudah ada sebelumnya. Hipertensi krisis
dapat menyebabkan ensefalopati, gagal jantung, gagal ginjal, edema paru, dan
retinopati. Penanggulangan hipertensi krisis harus segera dilakukan untuk
mencegah kerusakan organ target. Gambaran klinis krisis hipertensi berupa
1
tekanan darah yang sangat tinggi (umumnya tekanan darah diastolik > 120
mmHg) dan menetap pada nilai-nilai yang tinggi dan terjadi dalam waktu yang
singkat dan menimbulkan keadaan klinis yang gawat. Seberapa besar tekanan
darah yang dapat menyebabkan krisis hipertensi tidak dapat dipastikan, sebab
hal ini juga bisa terjadi pada penderita yang sebelumnya normotensi atau
hipertensi ringan/sedang. Walaupun telah banyak kemajuan dalam pengobatan
hipertensi, namun para klinisi harus tetap waspada akan kejadian krisis
hipertensi, sebab penderita yang jatuh dalam keadaan ini dapat membahayakan
jiwa/kematian bila tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat. Pengobatan yang
cepat dan tepat serta intensif lebih diutamakan daripada prosesur diagnostik
karena sebagian besar komplikasi krisis hipertensi bersifat reversibel.
BAB II
HIPERTENSI
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah sistolik dan atau diastolik
persentil ke-95 untuk umur dan jenis kelamin pada pengukuran 3 kali berturutturut.2
2. Teknik Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah harus diukur sekali dalam setahun pada setiap anak, sebaiknya
menggunakan manometer gravitasi merkuri. Teknik doppler dan oscilometri
dapat digunakan pada bayi infant dan anak lebih kecil yang pengukuran tekanan
darah auskultasinya sulit untuk di dapatkan.
Manset yang digunakan harus cocok untuk ukuran anak. Bila menggunakan
manset yang terlalu sempit akan menghasilkan angka pengukuran yang lebih
tinggi,
sebaliknya
bila
menggunakan
manset
yang
terlalu
lebar
akan
Ukuran Manset yang sesuai sangat penting untuk pengukuran tekanan darah
yang akurat. Manset harus cukup panjang untuk mengelilingi lengan dan cukup
lebar untuk menutupi kira-kira panjang dari bahu ke siku. 7
Anak yang diukur harus santai atau rileks dan dalam posisi duduk yang nyaman
atau posisi supinasi dengan lengan kanan diletakkan sejajar jantung.
Manset harus dipompa pada tekanan kira-kira 20 mm lebih besar dari pulsasi
radius menghilang dan kemudian dikempeskan pada rata-rata 2-3 mmHg
perdetik sampai terdengar bunyi suara lembut.
Tekanan darah sistolik pada ekstremitas bawah harus diukur saat ketinggian
tekanan darah sistolik pada ekstremitas atas yang pertama kali dicatat dan
ketika si pemeriksa menemukan amplitudo dari denyut arterial di kaki lebih
rendah daripada di tangan. Ketidak sesuaian antara nilai-nilai ini merupakan
indikasi koarktasio aorta. Dengan pasien pada posisi supinasi tempatkan manset
pada betis. Manset harus cukup lebar untuk menutupi minimal 2/3 dari panjang
lutut ke pergelangan kaki. Ultrasound dopler dapat digunakan untuk mendeteksi
permulaan aliran darah, menunjukkan tekanan darah sistolik pada posterior tibial
ataupun arteri dorsalis pedis. Nilai tersebut harus dibandingkan dengan
kesamaan yang didapatkan pada tekanan darah sistolik dopler pada lengan.
darah anak meningkat seiring dengan meningkatnya umur. Nilai tekanan darah
normatif ditetapkan berdasarkan gender, tinggi badan dan umur. Tekanan darah
dibawah persentil 90 berdasarkan umur, gender dan tinggi badan dinyatakan
normal. Pada publikasi yang keempat dari National High Blood Pressure
Education Program (NHBPEP) Working Group on Children and Adolescents tahun
2004 sebagai updating dari 1987 Task Force Report on High Blood Pressure in
Children and Adolescents telah diadakan sedikit perubahan pada definisi dan
klasifikasi hipertensi pada anak dan remaja. 4
Anak-anak dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang berada diantara
persentil 90 dan 95 dikategorikan sebagai prahipertensi. Namun anak-anak
remaja yang mempunyai tekanan darah diatas 120/80 mmHg juga dinyatakan
sebagai prahipertensi meskipun masih berada dibawah persentil 90. Penetapan
kategori
prahipertensi
penting
untuk
melakukan
intervensi
pencegahan
Pediatrics definition
Normal
<90th percentile
<120/80
Prehyperten
sive
exceeds 120/80
even if <90th percentile up <95th
percentilea
Stage
140-159/90-99
hypertension
Stage
160/100
hypertension
a
pressure (SBP) and at 16 years old for diastolic blood pressure (DBF).
Manifestasi Klinik
Sebagian besar pasien hipertensi esensial didiagnosis secara kebetulan
pada
saat
dilakukan
pemeriksaan
fisik
rutin
disekolah
atau
pada
saat
pemeriksaan oleh dokter karena keluhan yang lain. Sebagian besar pasien tidak
menunjukkan gejala klinik, tetapi sebagian lainnya mengeluhkan gejala-gejala
sakit kepala, pusing, lemah, atau gejala-gejala kardiovaskular. Pasien dengan
penyebab sekunder biasanya sering menunjukkan gejala yang berhubungan
dengan penyakit penyebabnya (misal hematuria pada glomerulonefritis atau
rasa panas dan penurunan berat badan pada hipertiroidisme) yang lebih
menonjol dibandingkan gejala hipertensinya.
Hipertensi krisis
Diluar klasifikasi hipertensi tersebut diatas terdapat suatu keadaan yang
disebut hipertensi krisis, yaitu apabila tekanan darah sistolik atau diastolik
berada 50% di atas tekanan darah 95 persentil. Pada anak di atas 6 tahun secara
praktis dipakai kriteria tekanan darah sistolik > 180 mmHg atau tekanan darah
diastolik > 120 mmHg, atau meskipun tekanan darah < 180/120 tetapi disertai
gejala ensefalopati, dekompensi jantung atau edema papil pada mata.
Hipertensi krisis dapat terjadi baik pada hipertensi akut misalnya pada
glomerulonefritis
akut
pasca
streptokokus
atau
pada
hipertensi
kronik.
Ensefalopati
Gagal jantung
Edema paru
Gagal ginjal
Krisis adrenergik
Trauma kepala
Stroke
Infark miokard
Diseksi aneurisma
Eklamsia
Manifestasi klinik hipertensi emergensi nomor 7 - 1 0 biasanya ditemukan
pada orang dewasa, jarang pada anak. Pada anak yang sering ditemukan adalah
ensefalopati hipertensi pada penderita glomerulonefritis akut pasca streptokokus
(GNAPS)
Mortalitas sangat tinggi apabila hipertensi krisis tidak mendapatkan terapi
yang cepat dan tepat. Dilaporkan bahwa angka mortalitas dalam satu tahun
dapat mencapai hampir 90% pada penderita dewasa yang tidak cepat diatasi.3
Ensefalopati Hipertensi
Ensefalopati hipertensi (EH) merupakan bagian dari hipertensi krisis
yaitu tekanan darah yang meningkat mendadak dan berlebihan dengan akibat
terjadi disfungsi serebral. Karena EH dan hipertensi krisis merupakan dua hal
yang saling berhubungan, maka pembahasan kedua hal tersebut akan dilakukan
bersama-sama.
Gejala klinik ensefalopati hipertensi
Gejala dini EH yang merupakan gejala prodromal terjadi 12 - 48 jam
sebelumnya ialah keluhan sakit kepala yang makin lama makin hebat, mual,
muntah dan gangguan penglihatan seperti kabur dan diplopia. Selanjutnya
terjadi mental confusion, penurunan kesadaran yang makin berat, kejang
umum
atau
fokal.
Defisit
neurologik
fokal
dapat
dijumpai
misalnya
pada
penderita
EH
kecuali
bila
dicurigai
adanya
perdarahan
intrakranial. Pemeriksaan EEG dan foto kepala tidak memberi bantuan dalam
menegakkan diagnosis EH tetapi dapat dilakukan untuk menyingkirkan kelainan
intrakranial yang lain. Dalam keadaan meragukan pemeriksaan CT-scan dan
MRI otak dapat membantu diagnosis EH walaupun pengalaman penggunaannya
masih sangat terbatas.4
Kriteria yang paling tepat untuk diagnosis EH ialah hilangnya gejala
dengan cepat setelah tensi dapat diturunkan. Bila hal ini tidak terjadi maka
diagnosis EH patut diragukan. Diagnosis banding yang perlu dipikirkan ialah
perdarahan intraserebral atau subaraknoid, tumor intrakranial, trauma kepala,
ensefalitis, ensefalopati uremik dan toksik.
Patofisiologi ensefalopati hipertensi
Pada keadaan normal peredaran darah serebral senantiasa dijaga dalam
batas tertentu oleh suatu sistem yang disebut autoregulasi. Bila terjadi
penurunan tekanan darah sistemik akan terjadi
vasodilatasi, sedangkan
sebaliknya akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah serebral. Hal ini diatur
oleh aktivitas saraf simpatis untuk melindungi kerusakan jaringan otak. Sirkulasi
darah otak (cerebral blood flow = CBF) akan konstan pada level Mean Arterial
Pressure (MAP) antara 60 dan 120 mmHg.5
Bila tekanan darah sistemik meningkat terus sampai mencapai MAP 180
mmHg maka kemampuan vasokonstriksi pembuluh darah otak tidak dapat
8
Prematuritas
2.
Bronkopulmonary Displasia
3.
4.
Kegagalan pertumbuhan
5.
6.
7.
Pengobatan
(misalnya
amphetamin,
steroid,
antidepresan
trisiklik,
penyalahgunaan obat)
8.
Pyelonefritis
Gejala-gejala yang timbul dan tidak spesifik pada neonatus dan tidak terdapat
pada anak-anak yang usianya lebih dewasa kecuali hipertensi berat. Tanda-tanda
dan gejala yang harus diwaspadai oleh dokter terdapat dibawah ini : 3
Neonatus
Anak
Kegagalan Pertumbuhan
Sakit kepala
Kelelahan
10
Lethargy
Penglihatan buram
Respiratory Distress
Epistaksis
Bell palsy
3. Patofisiologi
Tingkat tekanan darah ditentukan oleh keseimbangan curah jantung dan
tahanan perifer. Peningkatan pada kedua variabel ini, (dengan tidak adanya
penurunan kompensasi diantara salah satunya), hal inilah yang sebenarnya yang
meningkatkan tekanan darah. Banyak faktor yang mengatur curah jantung dan
tahanan perifer (lihat Tabel 1). Sebagai tambahan, beberapa faktor ini
dipengaruhi oleh perubahan dalam elektrolit homeostasis, khususnya peubahanperubahan dalam sodium, kalsium dan potasium. Pada kondisi normal, jumlah
sodium yang diekskresikan dalam urine setara dengan jumlah yang dicerna.
Hasilnya hampir tetap dengan volume ekstraselular. Retensi dari sodium
meningkatkan volume ekstraseluler yang dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah. Lewat keberagaman mekanisme fisik dan hormonal. Pemicupemicu ini mengubah Glomerular Filtration Rate dan tubular reabsorption
Sodium,
menghasilkan
ekskresi
sodium
yang
berlebihan
dan
perbaikan
keseimbangan sodium.
Peningkatan
konsentrasi
intraselular
dari
kalsium
yang
diakibatkan
oleh
potasium
mennsupresi
produksi
dan
pelepasan
renin
dan
Curah Jantung
Tahanan Perifer
Baroreseptor
11
Volume ekstraseluler
Angiotensin II
Volume sirkulasi
Kalsium (intraseluler)
Katekolamin
Mineralokortikoid
Angiotensin
Katekolamin
12
6. Etiologi Hipertensi
Umumnya hipertensi pada anak merupakan hipertensi sekunder yang perlu
dicari
penyebabnya
dan
sebagian
besar
dapat
ditanggulangi
sehingga
13
Akut
Kronik
Ginjal
Ginjal
Glomerulonefritis
akut
pasca streptokokus
Glomerulopati kronis
Sindrom hemolitik uremik
Uropati Obstruktif
Nefritis akut
Polikistik Ginjal (dominan /
Gagal ginjal akut
Operasi traktus urinarius
resesif)
Nefropati Refluk
dan ginjal
Transplantasi Postrenal
Vaskular
Vaskular
renal
Koarktasio Aorta
Patent Ductus Arteriosus
Vaskulitis Sistemik
Syndrom William
Obat-obatan
Steroid
Obat-obatan
Steroid
14
Dekongestan
Eritropoetin
Oral kontrasepsi
Siklosporin/Tacrolimus
Amphetamine,
Cocain,
Oral Kontrasepsi
Phencyclidine
Beta-Adrenergik
agonis/theophylin
Cafein/nikotin
Trauma
Endokrin
Luka bakar
Pheochromacytoma
Sindrom Cushing
Peningkatan
Hiperplasia
tekanan
Intrakranial
adrenal
kongenital
Trauma Spinal
Hipo/hypertiroid
Neuroblastoma
Hiperparatiroid
Hiperaldoteronism primer
Endokrinopatis
genetik
Lain-lain
Lain-lain
Peningkatan
volume
Hipertensi esensial
intravascular
Obesitas
Hiperkalsemia
15
hipertensi
Bronkopulmonary displasia
Barre)
Peningkatan
Ansietas
tekanan
intrakranial
Kehamilan
1-6 tahun
Trombosis
atau
renal
Anomali
7-12 tahun
Renal
Kongenital
Bronkopulmonary
Displasia
Koarktasio Aorta
parenkim
ginjal
aorta
Penyakit
parenkim
Renovaskul
ar
Tumor Wilms
Koarktasio
esensial
Abnormal
Ginjal
Neuroblastoma
Hipertensi
parenkim
Penyakit
Renal
Adolesen
ginjal
Penyebab
Penyebab
endokrin
endokrin
Prematur?
Hipertensi
esensial
Prematur?
Darah lengkap
Elektrolit serum
Katekolamin plasma
Evaluasi akibat hipertensi terhadap organ target :EKG, foto Rontgen dada
dan ekokardiografi
Arteriografi
Awal
Maksimal
Hidroklorotiazid
1 mg/kg
4 mg/kg
tiap 12 jam
Klortalidon
1 mg/kg
2 mg/kg
sekali sehari
Obat
Interval dosis
Diuretika
17
Spironolakton
1 mg/kg
3 mg/kg
tiap 12 jam
Furosemid
2 mg/kg
6 mg/kg
0,5 mg /kg
10 mg/kg
Tiap 8 jam
0,05 mg/kg
0,4 mg
Tiap 8 jam
1-3 mg/kg
3 mg/kg
Tiap 12 jam
0,002 mg/kg
0,06 mg
Tiap 8 jam
5 mg/kg
40 mg/kg
0,02-0,07
2,5 mg
Sekali sehari
1-2 mg/kg
8 mg/kg
0,1-0,2 mg/kg
1-2 mg/kg
Tiap 12 jam
0,25 mg/kg
1 mg/kg
Penghambat
Adrenergik
Penghambat
Beta Propanolol
Penghambat
alfa
Prazosin
Penghambat
alfa-beta
Labetalol
Antiadrenergi
k sentral
Klonidin
Metildopa
Bekerja
pada
ujung-ujung
saraf simpatik
Reserpin
mg/kg
Vasodilator
langsung
Hidralazin
Minoksidil
Calcium
Channel
Blockers
Nifedipine
18
Diltiazem
2 mg/kg
ACE Inhibitors
0,5
3,5 mg/kg
mg/kg, 5 mg/kg
Neonatus 0,05-
Captopril
0,5 mg/kg
Enalapril
1 mg/kg
Tiap 12 jam
Tiap 8 jam
Tiap 24 jam
0,08-0,1 mg/kg
DIAGNOSIS
Anamnesis
Anamnesis harus dilengkapi sedetil mungkin untuk mencari kemungkinan
diagnostik (tabel 6). Banyak pasien yang mengeluh gejala-gejala non-spesifik
seperti misalnya nyeri kepala, lelah, dan ganguan tidur. Keluhan berupa nyeri
kepala hebat, gangguan penglihatan, nyeri dada lebih spesifik untuk hipertensi
berat. Hematuria dan sembab mengarah kepada glomerulonefritis akut,
sedangkan
penurunan
berat
badan
tumor
dan
berkeringat
menunjukkan
kulit
untuk
neurologi
melihat
mungkin
adanya
akan
striae
menemukan
atau
neurofibroma.
adanya
tanda-tanda
hipertensi akut atau kronik seperti misalnya palsi Bell atau adanya defisit
neurologis berupa hemiparesis.
19
laboratorium
termasuk
pemeriksaan
elektrolit
(alkalosis
dilakukan
untuk
mencari
hematuria
atau
proteinuria.
Rasio
mikroalbumin/kreatinin urine diperlukan untuk mencari mikroalbuminuria yang sering ditemukan pada dewasa dengan hipertensi kronik, tapi jarang
pada anak-anak. Kadar Plasma renin activity (PRA) diperlukan untuk skrining
pasien-pasien
dengan
kelainan
ginjal,
renovaskular
dan
kelainan
mineralokortikoid.
PRA juga meningkat pada pasien-pasien dengan pheochromocytoma,
sedangkan PRA yang rendah didapat pada hipertensi yang disebabkan oleh
ekspansi
volume
dan
hiperaldosteronisme.
Pada
pasien-pasien
dengan
20
Study or procedure
Purpose
Target population
sleep
history, History
and
examination
alcohol;
subsequent
physical
chronic pyelonephritis
CBC
or
disparate
Identify hyperlipidemia;
identify
abnormalities
or
cardiovascular
Polysomnography
History
suggestive
contribution
of
possible
cause hypertension
by substances or drugs
for
target-organ
Echocardiogram
Identify
LVH
indications
and
of cardiac involvement
Retinal examination
Identify
changes
retinal
Identify
21
Study or procedure
Purpose
Target population
hypertension,
abnormal diurnal BP pattern, hypertension is suspected, and when
BP load
other
information on BP pattern is needed
Young
children
with
stage
hypertension and
mineralocorticoid-related
disease
hypertension.
Positive
family
history
of
severe
hypertension
Renovascular imaging (captopril renal Identify renovascular disease
Young
children
with
stage
scan):
hypertension
stage 2 hypertension
Identify steroid-mediated
Young
children
with
stage
hypertension
hypertension
Identify
catecholamine- Young
children
with
stage
mediated
hypertension
hypertension
stage 2 hypertension
BP, blood pressure; BUN, blood urea nitrogen; CBC, complete blood count; CT, computed tomography; DSA,
digital subtraction angiograpoy; LVH, left ventricular hypertrophy; RJG, rule out; U/S, ultrasound.
*Comorbid risk factors also include diabetes mellitus and kidney disease.
22
24
demikian,
ditemukan
atrofi
otak
pada
pemeriksaan
computer
Sedang
pada
pemeriksaan
EKG
kadang-kadang
dapat
ditemukan
1,5
1. Klonidin
Klonidin diberikan per drip dikombinasi dengan furosemid. Klonidin dilarutkan
dalam 100 ml glukosa 5% dalam buret infus dan diberikan secara infus
menggunakan mikrodrip. Dosis awal klonidin drip adalah 0.002 mg/kgbb/8 jam
atau 12 tetes mikrodrip per menit dengan dosis maksimal 36 tetes mikrodrip per
menit (3 kali lipat dosis awal atau 0,006 mg/kgbb/8 jam). Tekanan darah diukur
secara berkala setiap 30 menit sampai tekanan darah diastolik < 100 mmHg,
dan selanjutnya setiap 1-3 jam sampai tekanan darah stabil.
mg/kgbb/kali.
Bila
tekanan
darah
belum
turun
juga,
dapat
Selain pemberian obat antihipertensi, dilakukan juga terapi suportif seperti diet
rendah garam, mengatasi manifestasi klinis yang terjadi, serta mencari
penyebab hipertensi dan menanggulanginya.5
BAB IV
KESIMPULAN
Mengenal hipertensi pada anak jauh lebih sulit daripada orang dewasa, karena
batasan hipertensi tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi dan berat badan.
Berbagai etiologi sebagai penyebab hipertensi perlu ditegakkan secara teliti
sebelum menyatakan bentuk hipertensi mengingat hipertensi pada anak-anak
dan
adolesen
adalah
tipe
sekunder. Hipertensi
pada
anak
memerlukan
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Husein Alatas, et al. Buku Ajar Nefrologi Anak edisi 2. Jakarta : Ikatan
Dokter Anak Indonesia. 2002. Hal 242-87
2. Hardiono D. Pusponegoro, et al. Standar Pelayanan Medis Kesehatan
Anak edisi 1. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2005. Hal 166-75
3. Singadipoera, Boed S,dr, DSAK. Ilmu Kesehatan Anak Nefrologi Anak.
Bandung : FK UNPAD-RS Hasan Sadikin. 1993. Hal 46-69
4. Sudung
Pardede.
Tata
laksana
Hipertensi
Krisis
Pada
Anak.www.IDAI.or.id.2004.
5. Nanan Sekarwana. Hipertensi Pada Anak. www.IDAI.or.id
6. Victoria
F.
Norwood,
MD.
Hypertension.http://pedsinreview.aappublications.org. 2002.
7. Adrian Spitzer, MD. Hypertension. www.emedicine.com.2004.
8. Dikutip dari: McNiece KL, Portman RJ, 2007. Hypertension: Epidemiology
and evaluation. In: Kher KK, Schnaper HW, Makker SP, eds. Clinical
Pediatric Nephrology. London: Informa Healthcare; 461-80
28