Anda di halaman 1dari 4

Suspensi

- Zat yang terdispersi harus halus


- Mengandung pengawet (simpan dalam wadah dosis ganda)

Suspensi = Sediaan cair yang mengandung partikel padat tak


larut,

terdispersi dalam fase cair


Suspensi Oral = Sediaan cair mengandung partikel padat,
terdispersi dan
beraroma untuk oral. * contoh : susu & magma
Penggunaan : - Langsung digunakan
- Di campur dgn pembawa yang sesuai (Untuk Suspensi
Oral)
Suspensi Topikal = Sediaan cair mengandung partikel padat,
terdispersi untuk
kulit. * contoh : lotio
Suspensi tetes telinga = sediaan cair mengandung partikel halus,
untuk tetes
telinga bag. Luar
Suspensi Optalmik = Sediaan cair steril mengandung partikel
terdispersi untuk
pemakaian mata. Dimana obat harus
termikrronisasi, dan
tidak digunakan jika menggumpal/mengeras
Suspensi Injeksi = Suspensi serbuk dalam medium cair, tidak
disuntikan intra
vena/ ke larutan spinal
Suspensi Injeksi Terkontitusi = Sediaan padat kering untuk
membentuk suspensi steril
dengan bahan pembawa yang sesuai
(Aqua Pro Injeksi)

Syarat Suspensi
- Zat yang terdispersi harus halus
- Tidak cepat mengendap
- Cepat terdispersi jika dikocok perlahan
- Kekentalan tidak terlalu tinggi mudah dikocok&dituang
* Suspensi Obat Suntik
- Mudah Disuntikan
- Tidak menyumbat jarum suntik
* Suspensi Obat Mata ...pengawet
- Harus steril

Stabilitas Suspensi
-

Ukuran Partikel
Semakin besar ukuran partikel luas penampang semakin kecil,
makin mudah mengendap
Semakin kecil ukuran partikel luas penampang semakin besar,
dapat memperlambat pengendapan partikel
Kekentalan (Viscositas)
Makin kental kecepatan aliran rendah dan gerakan turun
partikel diperlambat, dan sebaliknya. Tapi kekentalan tidak boleh
terlalu tinggi mudah dikocok dan dituang.
Jumlah Partikel (Konsentrasi)
Makin banyak jumlah partikel benturan antar partikel

terbentuknya endapan
Makin besar konsentrasi partikel endapan dalam waktu
-

singkat
Sifat/ Muatan Partikel
Faktor konsentarsi dan sifat partikel = faktor tetap, dan tidak
dapat diubah
Sehingga hanya dapat merubah :
ukuran partikel dengan mixer, homogenisewr, colloid mill dan
mortir
Viksositas fase eksternal dinaikan dengan zat pengental
(suspending aggent) yang dapat berkembang di air

Suspending Aggent

Acasia
( Pulvis Gummi Arabici)

Chondrus

Gom
Alam

Tragacanth

Algin

Bukan Gom
(Tanah Liat)
Sintetis

Derivat Selulosa

Bentonite
Hectorite
Veegum

Metil
Selulosa(methosol,tylose)

Eksudat akasia sp
- bersifat asam
Larut dalam air
- Viksositas optimum pH 5
-9
Tidak larut di alkohol
- viksositas menurun jika
pH 5-9
Kadar 35% = kekentalan gliserin
Mudah dirusak bakteri + zat pengawet
Asal : Chondrus Chrispus
- bersifat alkali
Larut dalam air
- larut dalam
alkohol
Mudah dirusak bakteri + zat pengawet
Eksudat astragalus gumnifera
Lambat mengalami hidrasi harus dipanaskan
Lebih kental dari PGA
Baik sebagai stabilisator, bukan sebagai emulgator
Asal : Ganggang Laut
- Bentuk garamnya :
Natrium Alginat
Mudah dirusak bakteri + zat pengawet
Kadar suspending aggent : 1 2 %
Mengembang dan mudah bergerak dalam air
penggojokan , disebut tiksotrof
Sehingga kekentalan bertambah, stabilitas suspensi baik
Tidak larut di air hanya ditaburkan
Tidak dipengaruhi bakteri dan suhu/panas
Dibelakang nama terdapat angka kemampuan +
viksositas, semakin besar angkanya kemampuanya

Karboksi Metil
Selulosa (CMC)
Hidroksil Metil
Selulosa

Gol. Organik
Polimer

Carbophol 934

Cara Mengerjakan obat dalam Suspensi


1. Metode pembuatan suspensi
- Metode Dispersi = Mendispersikan bahan obat ke medium
pendispersi
(Obat+Suspending Aggent)+Air.
Kadang terjadi kesukaran saat mendispersi ( adanya udara,
lemak /
kontaminan pada serbuk) sulit dibasahi tergantung
besar sudut kontak
antar zat&medium, jika 90 = serbuk mengambang (sifat
hidrofob)
Sehingga harus + zat pembasah (wetting aggent) : Alkohol,
gliserin
- Metode Praesipitasi = Zat yg didispersi + pelarut organik
diencerkan dengan
larutan pensuspensi
Pelarut Organik : Etanol, gliserol, propilenglikol, polietilenglikol
2. Metode pembentukan suspensi
- Flokulasi : - Terikat lemah
- tidak terjadi
cake
- cepat mengendap
- mudah
tersuspensi kembali

semakin tinggi
Tidak diabsorbsi usus tidak beracun
Digunakan juga utnuk laksansia, bahan penghancur tablet
Serbuk putih
- Tidak mengiritasi kulit
Bereaksi asam
- pemakainnya sedikit
Sedikit larut dalam air
- banyak digunakan u/
pensuspensi
Tidak beracun
- kadar viksositas : 1%
Peka terhadap panas dan elektrolit viksositas
menurun

- Deflokulasi : - Mengendap perlahan


sedimen
- Sukar tersupensi kembali

- membentuk
- terbentuk cake

Deflokulasi

Flokulasi

Partikel

Saling terpisah

Agregat yang bebas

Sedimentasi

Terjadi Lambat

Cepat

Sedimen

Membentuk cake
yang keras & sukar
terdispersi
Terbentuk Lambat

Tidak membentuk
cake & mudah
terdispersi
Cepat

Ujud Suspensi

Menyenangkan,
Zat terdispersi lama
Terlihat
endapan&cairan

Tidak Menyenangkan
Sedimentasi cepat
Diatasnya terjadi
cairan jernih

Formulasi Susensi
Membuat suspensi stabil secara fisis :

Structure vehicle : menjaga partikel deflokulasi agar tidak cepat


mengendap + lar. Hidrokoloid = tylose, gom, bentonit
Prinsip flokulasi : membentuk flok pengendapan cepat yang
mudah terdispersi kembali

Bahan pemflokulasi : Lar.elektrolit, surfaktan atau polimer


Partikel positif = Pemfokulasi negatif, dan sebaliknya
contoh: - Susp. Bismuthi Nitras (+) Kalium fosfat monobase ()
- Susp. Sulfamerazin () AlCl3 (+)
Bahan Pengawet
Digunakan untuk suspensi dengan hidrokoloid alam
Butil p.benzoat ( 1 : 1250)
- Nipasol
Etil p.benzoat ( 1 : 500)
- Nipagin 1 %
Propil p.benzoat (1 : 4000)
Garam komplek dari mercuri untuk pengawet
Jumlah kecil (hemat)
Tidak toksik dan iritasi
Contoh : - Fenil Mercuri Nitrat
- Fenil Mercuri Chlorida
- Fenil Mercuri Asetat

Anda mungkin juga menyukai