Anda di halaman 1dari 5

PENALARAN ILMIAH

Adi Wijaya
Jurusan Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma
E-mail : aa.adiwijaya@gmail.com

Abstrak
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan
simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga
wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep
adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan
adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen.
Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis. Berdasarkan paparan di
atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait.
Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama
dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi
akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Kata Kunci : Penalaran, Proposisi

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pencarian pengetahuan
yang
benar
harus
berlangsung
menurut
prosedur
atau
kaedah
hukum, yaitu berdasarkan
logika. Sedangkan aplikasi
dari logika dapat disebut
dengan
penalaran
dan
pengetahuan yang benar
dapat
disebut
dengan
pengetahuan ilmiah. Dengan
demikian,
untuk
mendapatkan pengetahuan
ilmiah penalaran tersebut

dapat
digunakan
dan
dilaksanakan dalam suatu
wujud penelitian ilmiah yang
menggunakan metode ilmiah
dan taat pada hukum-hukum
logika.
2. Rumusan Penulisan
Apakah yang dimaksud
Penalaran Ilmiah ?
3. Tujuan Penulisan
Memahami konsep
penalaran ilmiah dan
menganalisis gagasan
yang bersifat ilmiah.

PEMBAHASAN
1. Penalaran Ilmiah
Penalaran
adalah
proses berpikir yang bertolak
dari
pengamatan
indera
(pengamatan empirik) yang
menghasilkan
sejumlah
konsep
dan
pengertian.
Berdasarkan
pengamatan
yang sejenis
juga
akan
terbentuk proposisi-proposisi
yang sejenis, berdasarkan
sejumlah
proposisi
yang
diketahui
atau
dianggap
benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut
menalar.
Dalam
penalaran,
proposisi
yang
dijadikan
dasar penyimpulan disebut
dengan premis (antesedens)
dan
hasil
kesimpulannya
disebut
dengan
konklusi
(consequence).
Hubungan
antara premis dan konklusi
disebut konsekuensi.

2. Proposisi
Proposisi adalah istilah
yang
digunakan
untuk
kalimat
pernyataan
yang
memiliki arti penuh dan utuh.
Hal ini berarti suatu kalimat
harus
dapat
dipercaya,
disangsikan, disangkal, atau
dibuktikan benar tidaknya.
Singkatnya, proposisi adalah
pernyataan mengenai hal-hal

yang dapat dinilai benar atau


salah.
Banyak pemikir modern
berpikir bahwa "pernyataan"
dan
"proposisi"
adalah
sinonim, atau paling tidak
seharusnya sama.
Proposisi, mempunyai
beberapa jenis, antara lain:
a) Proposisi Empirik yaitu
proposisi
berdasarkan
fakta.
b) Proposisi
Mutlak
yaitu
pembenaran yang tidak
memerlukan
pengujian
untuk menyatakan benar
atau salahnya.
c) Proposisi Hipotetik yaitu
persyaratan
huungan
subjek dan predikat yang
harus dipenuhi.
d) Proposisi Kategoris yaitu
tidak adanya persyaratan
hubungan
subjek
dan
predikat.
e) Proposisi Positif Universal
yaitu pernyataan positif
yang
mempunyai
kebenaran mutlak.
f) Proposisi Positif Parsial
yaitu pernyataan bahwa
sebagian
unsur
pernyataan
tersebut
bersifat positif.
g) Proposisi
Negatif
Universal, kebalikan dari
proposisi positif universal.
h) Proposisi Negatif Parsial,
kebalikan dari proposisi
negatif parsial.

3. Inferensi dan Implikasi


Inferensi adalah
menarik kesimpulan dari
fakta-fakta yang terkumpul
ataupun didapat. Fakta yang
telah terkait/ada dan teruji
pula kebenarannya akan
merujuk pada titik
kesimpulan. Mengingat apa
tujuan sebuah penelitian
dilakukan tentu memerlukan
sebuah hasil dan titik akhir.
Sedangkan Implikasi
yaitu merangkum. Yang
dimaksudkan merangkum
dalam fakta/evidensi itu
sendiri. Poin-poin penting
dalam penulisan maupun
penelitian.

4. Wujud Evidensi
Semua fakta yang ada,
semua
kesaksian,
semua
informasi atau autoritas yang
dihubungkan
untuk
membuktikan
suatu
kebenaran
,fakta
dalam
kedudukan sebagai evidensi
tidak
boleh
di
campurcampurkan dengan apa yang
dikenal sebagai pernyataan
atau
penegasan,
dalam
wujud yang paling rendah
evidensi itu berbentuk data
atau
informasi
.
Yang
dimaksud data atau informasi
adalah bahan yang diperoleh
dari suatu sumber tertentu.

5. Cara Menguji Data


Data
dan
informasi
yang
digunakan
dalam
penalaran harus merupakan
fakta. Oleh karena itu perlu
diadakan pengujian melalui
cara-cara tertentu sehingga
bahan-bahan
yang
merupakan fakta itu siap
digunakan sebagai evidensi.
Dibawah ini beberapa cara
yang dapat digunakan untuk
pengujian tersebut.
1. Observasi
Untuk lebih meyakinkan
dan
sekaligus
dapat
menggunakan
fakta
sebaik-baiknya
dalam
usaha menyakinkan para
pembaca, maka kadangkadang peneliti merasa
perlu untuk mengadakan
peninjauan atau observasi
singkat untuk mengecek
data atau informasi itu
dan sesungguhnya dalam
beberapa
banyak
hal
pernyataan-pernyataan
yang
diberikan
oleh
seseorang,
biasanya
didasarkan
pula
atas
observasi
yang
telah
diadakan.
2. Kesaksian
Peneliti dapat melakukan
pengujian dan meminta
kesaksian
atau
keterangan dari orang

lain,
yang
telah
mengalami sendiri atau
menyelidiki
sendiri
persoalan itu.
3. Autoritas
Meminta pendapat dari
suatu
autoritas,
yakni
pendapat dari seorang
ahli, atau mereka yang
telah menyelidiki faktafakta itu dengan cermat,
memperhatikan
semua
kesaksian, menilai semua
fakta
kemudian
memberikan
pendapat
mereka sesuai dengan
keahlian mereka dalam
bidang itu.

6. Cara Menilai Autoritas


Seorang penulis yang
objektif selalu menghidari
semua
desas-desus
atau
kesaksian dari tangan kedua.
Penulis
yang baik akan
membedakan pula apa yang
hanya merupakan pendapat
saja atau pendapat yang
sungguh-sungguh didasarkan
atas penelitian atau data
eksperimental.
1.
prasangka

Tidak

mengandung

2.
Pengalaman
pendidikan autoritas

dan

3. Kemashuran dan prestise


4.
kemajuan

Koherensi

dengan

KESIMPULAN
Dalam
melakukan
penulisan,
penalaran
dibutuhkan
agar
penulis
maupun
pembaca
dapat
berfikir logis. Logis yang
mencakup fakta, data dan
informasi sehingga dapat
ditarik sebuah kesimpulan.
Aspek
penalaran
sangat
diperhatikan dalam setiap
penulisan karangan ataupun
jenis tulisan lainnya. Penulis
harus
mengenal
setiap
kriteria
dan
mengetahui
prinsip
proses
penarikan
kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA
http://bangbiw.com/penalara
n-dalam-bahasa-indonesia/
t_wahyu.staff.gunadarma.ac.i
d/Downloads/files/23752/penalaran
1.ppt
http://selviadevy.blogspot.co.i
d/2014/03/penalaran-penalarandari-aspek-teoritis.html

Anda mungkin juga menyukai