Analisis Dan Interpretasi Data Kualitatif Serta Pemeriksaan Keabsahan Data
Analisis Dan Interpretasi Data Kualitatif Serta Pemeriksaan Keabsahan Data
DATA
Pendahuluan
Dalam penelitian kualitatif proses analisis dan interpretasi data memerlukan cara
berfikir kreatif, kritis dan sangat hati-hati. Kedua proses tersebut merupakan proses
yang saling terkait dan sangat erat hubungannya. Analisis data merupakan proses
untuk pengorganisasian data dalam rangka mendapatkan pola-pola atau bentuk-bentuk
keteraturan. Sedangkan interpretasi data adalah proses pemberian makna terhadap
pola-pola atau keteraturan-keteraturan yang ditemukan dalam sebuah penelitian.
Data yang terkumpul diharapkan dapat merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian
yang telah dirumuskan. Proses penyusunan data dapat berbeda-beda antar peneliti
tergantung selera, pengalaman dan kreatifitas berfikir sehingga data yang terkumpul
dapat mempengaruhi pemilihan alat analisis data. Dalam penelitian kualitatif tidak ada
formula yang pasti untuk menganalisis data seperti formula yang dipakai dalam
penelitian kuantitatif.
Namun, pada dasarnya terdapat beberapa kesamaan langkah yang ditempuh untuk
menganalisis dan interpretasi data. Proses analisis data diawali dengan menelaah
seluruh data yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber yaitu wawancara,
pengamatan lapangan, dan kajian dokumen (pustaka). Langkah berikutnya reduksi
data yang dilakukan dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan upaya membuat
rangkuman dari segala data yang ada. Kemudian, menyusunnya dalam satuan-satuan.
Satuan-satuan ini dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Pengkategorian ini
dilakukan dengan cara koding. Selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan keabsahan
data. Langkah terakhir, penafsiran data yang telah untuk diuji (verifikasi) untuk
dijadikan teori substansif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.
Taylor dan Bogdan berpendapat bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif adalah
sebuah proses yang terus menerus. Pengumpulan data dan analisis data berjalan
bersamaan (hand in hand).
Ii. Pembahasan
10. Narrative codes. Berisi struktur dan isi pembicaraan yang dikemas menurut versi
subjek sendiri yang juga menggambarkan nilai dan kepercayaan sujek.
11. Methods codes. Kode yang berisi prosedur penelitian, masalah-masalah serta
suka-dukanya.
Setelah analisis data dilakukan melalui pengkodean, selanjutnya adalah interpretasi
data. Dalam hal ini Bogdan dan Biklen menawarkan beberapa saran, antara lain:
1. Mengulas hasil analisis data. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan misalnya apa asumsi dasar interaksi simbolik?, bagaimana
temuan data dikorelasikan dengan premis yang telah dirumuskan? apakah cara berfikir
peneliti merefleksikan ide-ide tersebut? Atau peneliti mencoba menggunakan
kerangka teoretik yang lain? Kerangka apa yang digunakan?
2. Membaca hasil penelitian serupa. Mempelajari bagaimana peneliti lain menggagas
konsep, ide dan teorinya, membingkai data-data mereka, apakah perbedaan dan
persamaan data yang dihimpun, apa yang terlewat dari temuan penelitian maupun
analisis data?
3. Berusaha evaluatif terhadap subjek dan situasi penelitian .
4. Mengajukan beberapa pertanyaan dasar, seperti: apa implikasi temuan penelitian
bagi kehidupan sehari-hari peneliti? Bagi orang lain?
5. Berspekulasi terhadap asumsi yang dimiliki oleh subjek, berstrategi bagaimana
menginterpretasi temuan.
6. Kemukakan cerita yang mungkin ada untuk menghasilkan pemahaman yang
maksimal atas penelitian yang dilakukan.
7. Buatlah laporan penelitian sejelas mungkin.
2. Barney G. Glaser dan Anselm L. Strauss (1990)
Constant Comparative Method
Penyusunan teori yang berasal dari data dapat dilakukan melalui analisis komparatif
seperti yang dikemukakan oleh Glaser dan Strauss, meskipun pada awalnya metode
ini dikenalkan oleh Weber, Durkheim dan Mannheim. Terdapat empat tahap dalam
metode komparatif konstan, yakni 1) membandingkan kejadian yang aplikatif
terhadap setiap kategori, 2) mengintegrasi kategori beserta kawasannya, 3)
memutuskan batasan teori, dan 4) menulis teori.
Ada beberapa saran yang dapat dilakukan jika menggunakan metode ini untuk
menganalisis data penelitian.
1. Mengkaji seluruh data yang terhimpun dengan melihat sumber data yakni
wawancara, pengamatan dan dokumen.
2. Menelaah semua indikator dari kategori-kategori yang sedang diamati dalam
dokumen dan memberinya kode.
3. Membandingkan kode-kode yang sejenis untuk melihat persamaan dan perbedaan
yang muncul antar data yang berkode sama.
4. Kesamaan yang muncul antar kode merupakan bentuk keteraturan yang nantinya
dapat diklasifikasikan ke dalam sebuah kategori.
5. Perbedaan yang ada merupakan indikasi bahwa data tersebut terkelompokkan ke
dalam kategori yang berbeda.
6. Proses pengkategorian data selesai bila semua data sudah diberi kode dan semua
kode sudah dikelompokan ke dalam kategori.
7. Proses analisis data berakhir bila telah ditentukan kategori-kategori tertentu yang
merupakan kategori penting (esensial) sedangkan kategori yang lain sebagai kategori
penunjang dan menyimpulkan hubungan dari semua ketegori yang ada.
penelitian) grounded theory meskipun kemudian dapat saja dilakukan uji empiris
karena variabel atau kategori yang berhasil dihimpun dari data di lapangan
memungkinkan untuk dilakukan hal yang demikian. Namun, Creswell mengatakan
bahwa penurunan (grounded) suatu teori merupakan studi yang terlegitimasi.
Matrik di bawah ini berisi deskripsi pengamatan. Sebuah matrik mungkin juga berisi
penjelasan data bila matrik tersebut memuat ide-ide peneliti termasuk interpretasi
peneliti terhadap suatu kejadian. Jenis matrik semacam itu disebut matrik deskripsi.
b. Matriks perbandingan
Matrik perbandingan berisi data pengamatan ganda atau perbandingan berdasarkan
dua hal, dapat berupa metode, motivasi, atau aspek lain yang sengaja dikontraskan
oleh peneliti. Untuk membandingkan kedua metode, misalnya, peneliti dapat
menggunakan ranah jenis kelamin, cara koreksi atau ranah yang lain.
c. Matriks pola atau matrik aspek
Matrik pola atau matrik aspek menggambarkan data yang tersusun berdasarkan polapola atau aspek-aspek yang diperoleh berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.
d. Matriks pola kronologis
Matrik menggambarkan data yang tersusun berdasarkan urutan waktu (kronologis).
meniadakan data yang eror dalam database, menciptakan variabel baru yang
diperlukan.
Sedangkan untuk penelitian kualitatif, langkahnya adalah dengan mengorganisasi
data/dokumen/data visual untuk dianalisis, lalu mentranskripsikan data/teks/hasil
interview setelah wawancara atau observasi kedalam word-processing untuk
selanjutnya dianalisis. Selama proses ini peneliti mengecek transkrip untuk akurasi
data, kemudian mengi-inputnya kedalam program software seperti MAXqda, Atlas.ti,
NVivo atau HyperRESEARCH.
2. Mengeksplorasi data
Untuk eksplorasi data, data yang diperoleh dalam penelitian kuantitatif dianalisa
secara deskriptif. Misalnya, menghitung median, deviasi standar, dan varian jawaban
tiap nomor yang muncul dalam instrument atau checklist agar dapat ditentukan
trendnya, juga agar peneliti dapat menentukan normal tidaknya distribusi data.
Sementara dalam penelitian kualitatif, langkahnya adalah membaca dengan lebih teliti
data yang ada, dengan menulis memo pendek di margin tiap transkrip wawancara,
catatan lapangan, jurnal, minutes of meetings, atau gambar. Pada tahap ini pula,
codebook kualitatif dapat dikembangkan.
3. Menganalisis data
Dalam penelitian kuantitatif, langkah pertama dalam menganalisis data adalah
memilih uji statistik yang tepat. Pemilihan uji statistik sangat ditentukan oleh
pertanyaan penelitian dan hipotesis peneliti, misalnya, apakah menggambarkan tren,
membandingkan, atau mengkorelasikan. Uji statistik juga ditentukan dari jumlah
variabel bebas dan terikat, tipe skala yang digunakan mengukur variabel, dan apakah
populasinya telah terdistribusi secara normal atau tidak.
Sedangkan prosedur dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan coding/pengkodean
data, membagi teks ke dalam unit kecil seperti frasa, kalimat dan paragraph, lalu
memberi label ke tiap unit kecil tadi. Setelah itu mengelompokkan kode ke dalam
tema atau kategori, lalu menghubungkan tema atau kategori tersebut atau
mengabstraksikannya ke dalam tema yang lebih kecil. Terakhir adalah koding data
yang dapat dilakukan dengan program analisis data untuk kualitatif.
partisipan untuk tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas. Aktivitas ini juga
dilakukan untuk mengambil temuan kembali pada partisipan dan menanyakan pada
mereka baik lisan maupun tertulis tentang keakuratan laporan penelitian. Pertanyaan
dapat meliputi berbagai aspek dalam penelitian tersebut, misalnya apakah deskripsi
data telah lengkap, apakah interpretasi bersifat representatif dan dilakukan tanpa
kecenderungan.
2. Triangulasi
Merupakan proses penyokongan bukti terhadap temuan, analisis dan interpretasi data
yang telah dilakukan peneliti yang berasal dari: 1) individu (informan) yang berbeda
(guru dan murid), 2) tipe atau sumber data (wawancara, pengamatan dan dokumen),
serta 3) metode pengumpulan data (wawancara, pengamatan dan dokumen).
3. External Audit
Untuk menghindari bias atas hasil temuan penelitian, peneliti perlu melakukan cek
silang dengan seseorang di luar penelitian. Seseorang tersebut dapat berupa pakar
yang dapat memberikan penilaian imbang dalam bentuk pemeriksaan laporan
penelitian yang akurat. Hal ini menyangkut deskripsi kelemahan dan kekuatan
penelitian serta kajian aspek yang berbeda dari hasil temuan penelitian. Schwandt dan
Halpern memberikan gambaran pertanyaan yang dapat diajukan oleh auditor, antara
lain:
1. Apakah temuan berdasarkan data?
2. Apakah simpulan yang dihasilkan logis?
3. Apakah tema tepat?
4. Sejauhmana peneliti melakukan bias?
5. Strategi apa yang digunakan untuk meningkatkan kredibilitas?
Sementara itu, Michael Quinn Patton mengajukan beberapa teknik pemeriksaan
keterpercayaan data yang lebih bervariasi, antara lain:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Hal ini berarti bahwa peneliti berada pada latar penelitian pada kurun waktu yang
dianggap cukup hingga mencapai titik jenuh atas pengumpulan data di lapangan.
Waktu akan berpengaruh pada temuan penelitian baik pada kualitas maupun
kuantitasnya. Terdapat beberapa alasan dilakukannya teknik ini, yaitu untuk
membangun kepercayaan informan/subjek dan kepercayaan peneliti sendiri,
menghindari distorsi (kesalahan) dan bias, serta mempelajari lebih dalam tentang latar
dan subjek penelitian.
2. Ketekunan pengamatan
Mengandung makna mencari secara konsisten dengan berbagai cara dalam kaitan
dengan proses analisis yang konstan atau tentatif dan menemukan ciri-ciri dan unsur
yang relevan dengan fokus penelitian untuk lebih dicermati. Hal ini dilakukan untuk
menghasilkan kedalaman penelitian yang maksimal.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap temuan data. Denzin dalam Moleong
mengajukan empat macam triangulasi: sumber, metode, penyidik dan teori.
4. Pengecekan sejawat
Mengekspos hasil penelitian kepada sejawat dalam bentuk diskusi untuk
menghasilkan pemahaman yang lebih luas, komprehensif, dan menyeluruh. Hal ini
perlu dilakukan agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan jujur atas
temuan, dapat menguji hipotesis kerja yang telah dirumuskan, menggunakannya
sebagai alat pemgembangan langkah penelitian selanjutnya serta sebagai pembanding.
5. Kajian kasus negatif
Dilakukan dengan cara mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan
pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai
pembanding.
7. Uraian rinci
Teknik ini berkaitan erat dengan kriteria keteralihan, yakni peneliti dapat menuliskan
interpretasi data atau laporan temuan sejelas dan secermat mungkin sehingga dapat
menggambarkan konteks yang sesungguhnya agar pada gilirannya dapat digunakan
pada konteks lain yang sejenis (berkarakteristik sama)
8. Auditing
Teknik ini berkaitan erat dengan kriteria kebergantungan dan kepastian data. Hal itu
dilakukan terhadap proses dan hasil penelitian. Proses auditing terdiri dari: pra-entri,
penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan formal dan penentuan keabsahan
data.