Anda di halaman 1dari 24

Referat

Keratoderma

Di Susun oleh :
dr. Hj. Hervina, Sp.KK

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSUD. R. M. DJOELHAM KOTA BINJAI
SUMATERA UTARA

DAFTAR ISI
Judul.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Histologi Kulit....................................................................................1
BAB II ISI...........................................................................................................
Definisi....................................................................................................7
Sinonim ..................................................................................................7
Epidemiologi ..........................................................................................7
Etiologi....................................................................................................7
Klasifikasi...............................................................................................9
Gejala Klinis ..........................................................................................20
Pemeriksaan penunjang...........................................................................22
Pengobatan..............................................................................................22
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................24

PENDAHULUAN

I.

HISTOLOGI KULIT

Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis.
Epidermis dan dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis
dan rabung epidermis.
1. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki
tebal yang berbeda-beda: 400-600 m untuk kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-150 m untuk kulit tipis (kulit selain telapak
tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga
tersusun atas lapisan:
Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.
Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel
Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.
Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling
dalam sebagai berikut:
1. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi keratin.
2. Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang
sangat gepeng, dan sitoplasma terdri atas keratin padat. Antar sel terdapat
desmosom.
3. Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat
granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja
sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta
menyediakan efek pelindung pada kulit.
4. Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling
terikat

dengan

filamen;

filamen

ini

memiliki

fungsi

untuk

mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek

abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah


yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis, terdiri atas selapis sel kuboid. Pada stratum basal terjadi
aktivitas mitosis, sehingga stratum ini bertanggung jawab dalam proses
pembaharuan sel-sel epidermis secara berkesinambungan.
6. Dermis, yaitu lapisan kulit di bawah epidermis, memiliki ketebalan yang
bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm
di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang
tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri
atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast,
makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas
jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I)
Selain kedua stratum di atas, dermis juga mengandung beberapa turunan
epidermis, yaitu folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea
Rambut, merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari
invaginasi epitel epidermis, yaitu folikel rambut. Pada folikel ini terdapat
pelebaran terminal yang berbentuk benjolan pada sebuah papilla dermis.
Papila dermis tersebut mengandung kapiler dan ditutupi oleh sel-sel yang
akan membentuk korteks rambut, kutikula rambut, dan sarung akar
rambut.
Kelenjar keringat, yang terdiri atas kelenjar keringat merokrin dan kelenjar
keringat apokrin
1. Kelenjar keringat merokrin, berupa kelenjar tubular sipleks bergelung
dengan saluran bermuara di permukaan kulit. Salurannya tidak bercabang
dan memiliki diameter lebih kecil dari bagian sekresinya 0,4 mm.
Terdapat dua macam sel mioepitel yang mengelilingi bagian sekresinya,
yaitu sel gelap yang mengandung granula sekretoris dan sel terang yang
tidak mengandung granula sekretoris.

2. Kelenjar keringat apokrin, memiliki ukuran lebih besar (3-5 mm) dari
kelenjar keringat merokrin. Kelenjar ini terbenam di bagian dermis dan
hipodermis, dan duktusnya bermuara ke dalam folikel rambut. Terdapat di
daerah ketiak dan anus.
Kelenjar sebacea, yang merupakan kelenjar holokrin, terbenam di bagian
dermis dengan jumlah bervariasi mulai dari seratus hingga sembilan ratus
per centimeter persegi. Sekret dari kelenjar sebacea adalah sebum, yang
tersusun atas campuran lipid meliputi trigliserida, lilin, squalene, dan
kolesterol beserta esternya.
Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu jaringan ikat longgar yang disebut
jaringan subkutan dan mengandung sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini disebut
juga fasia superficial, atau panikulus adiposus. Jaringan ini mengandung jalinan
yang kaya akan pembuluh darah dan pembuluh limfe. Arteri yang terdapat
membentuk dua plexus, satu di antara stratum papilare dan retikulare, satu lagi di
antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang-cabang plexus tersebut mendarahi
papila dermis. Sedangkan vena membentuk tiga plexus, dua berlokasi seperti
arteri, satu lagi di pertengahan dermis. Adapun pembuluh limfe memiliki lokasi
sama dengan pembuluh arteri.
Untuk mendukung fungsi kulit sebagai penerima stimulus, maka terdapat banyak
ujung saraf, antara lain di epidermis, folikel rambut, kelenjar kutan, jaringan
dermis dan subkutis, serta papila dermis. Ujung saraf ini tanggap terhadap
stimulus seperti rabaan-tekanan, sensasi taktil, suhu tinggi/rendah, nyeri, gatal,
dan sensasi lainnya. Ujung saraf ini meliputi ujung Ruffini, Vaterpacini, Meissner,
dan Krause.
Selain itu turunan kulit yang lain adalah kuku. Kuku merupakan lempeng sel
epitel berkeratin pada permukaan dorsal setiap falang distal. Lempeng kuku
terletak pada stratum korneum, sedangkan dasar kuku terletak pada stratum basal
dan spinosum.

1.2

Keratinisasi kulit
Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-

sel yang membelah. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan,
lalu sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel
granulosum. Makin lama inti menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi sel
tanduk yang amorf. Sel-sel yang sudah mengalami keratinisasi akan meluruh dan
digantikan dengan sel di bawahnya yang baru saja mengalami keratinisasi untuk
kemudian meluruh kembali, begitu seterusnya. Proses ini memakan waktu sekitar
empat minggu untuk epidermis dengan ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di lapisan
terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan
membelah lebih cepat. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh
hormonepidermal growth factor (EPF).

TINJAUAN PUSTAKA

KERATODERMA
II.1

Definisi

Keratoderma adalah suatu kondisi pembentukan keratin pada telapak tangan dan
kaki yang berlebihan.1
II.2

Sinonim

Keratoma, hyperkeratosis, keratosis, tilosis.1


II.3

Epidemiologi
Keratoderma epidermolitik merupakan satu dari kelainan keratin yang

sering terjadi dengan estimasi kejadian 4,4 : 100.000 di Irlandia Utara. Insidens
pasti dari tipe nonepidermolitik tidak diketahui.1
II.4

Etiologi
Keratoderma dapat diturunkan melalui genetic dan dapat pula didapat.

Keratoderma yang diturunkan secara genetic disebabkan karena abnormalitas gen


yang mengakibatkan protein kulit yang abnormal (keratin abnormal).2
Keratoderma ini dapat diturunkan secara autosom dominan atau pun autosom
resesif.1,2
-

Keratoderma autosom dominan dapat terjadi pada setiap generasi dalam

suatu keluarga. Jika satu orang tua menderita penyakit ini maka 50%
Kemungkinan anaknya akan menderita penyakit yang sama.(1,2)
Keratoderma autosom resesif jarang ditemukan pada keluarga yang
menderita keratoderma. Hal ini karena kedua orang tua harus memiliki
gene yang abnormal untuk dapat menurunkan gen keratoma pada anaknya.

Seseorang yang memiliki gen


Keratoderma tidak memiliki gejala pada dirinya sendiri tetapi menjadi
carrier dari penyakit ini. Seseorang dengan gen resesif ini dapat
menurunkannya kepada anaknya.1,2

Keratoderma

yang

didapat

dapat

disebabkan

oleh

berbagai

penyebab.Keratoderma ini merupakan hasil dari gangguan kesehatan ataupun


perubahan dari lingkungan penderita.(3) beberapa penyebab dari keratoderma
didapat, dapat dilihat pada table 1.1,2
Tabel 1.Etiologi keratoderma didapat.
Inflamasi kulit

Psoriasis
Dermatitis
Lupus erythematosus
Liken planus
Pityriasis rubrapilaris
Erythrokeratoderma

Infeksi

Sindrom Reiter
Infeksi jamur dermatofita (tinea)
Sifilis
Skabies
Infeksi kulit yang luas (biasa pada pasien
immunosuppressed)

Gangguan Sirkulasi

Lymphoedema

Kondisi bawaan sekunder yang mungkin Ichthyosis


menghasilkan keratoderma.

Ectodermal dysplasia
Epidermolisis bullosa
Erythrokeratoderma

Obat dan Toxin

Iodine
Lithium

Tegafur
Glucan
Arsenic
Digoxin
Obat kemoterapi.
Penyakit dalam

Myxoedema (thyroid disease)


Internal malignancy (kanker)

Lain-lain.

Keratoderma klimacterum.

II.5 KLASIFIKASI
Bentuk palmoplantar keratoderma (PPK) dapat dibagi menjadi bentuk
herediter dengan kelainan kulit saja, berhubungan dengan sindrom herediter
PPK sebagai ciri-cirinya, dan bentuk yang didapat.3
A. HEREDITER
Bentuk herediter dapat terlokalisasi di tangan dan kaki, atau
dapat berasosiasi dengan kelainan kulit yang lain. Klasifikasi
sederhana PPK herediter dibagi dalam 3 faktor : (1) Bentuk spesifik,
struktur, distribusi PPK; (2) Adanya penyakit kulit dan jaringan
penyerta lain (seperti kuku, rambut, dan mukosa membrane) di selain
telapak tangan dan kaki; (3) Ada atau tidaknya kulit yang rapuh atau
melepuh.3
PPK herediter diffusa tanpa kelainan penyerta :
1. Diffuse Non-epidermolytic Palmoplantar Keratoderma (NEPPK
diffusa atau PPK diffusa sirkumskripta)

Merupakan autosomal dominan (Keratin KRT1 dan KRT16).


Tanda klinis umumnya muncul saat tahun kedua awal
kehidupan.
Tanda klinis :
1. Penyebaran penebalan kulit (hyperkeratosis) rata
pada seluruh permukaan telapak tangan dan kaki.
2. Sering terdapat garis merah pada pinggiran
keratosis.
3. Lesi keratotik lain mungkin dapat muncul di
punggung tangan, kaki, lutut, dan siku.
4. Produksi keringat banyak.
5. Dapat terjadi penebalan kuku.

Terapi dengan memberikan (1) keratolitik topical seperti


6% asam salisilat dalam white soft paraffin atau dalam bentuk gel
dari 6% asam salisilat pada 70% propilen glikol; (2) Komponen
asam benzoic; (3) Retinoid oral.
2. Diffuse Epidermolytic Palmoplantar Keratoderma (Diffuse
EPPK Vorner disease, PPK cum degenerations granulose)
Merupakan tipe paling umum dari PPK herediter, diturunkan secara
autosomal dominan (keratin KRT9). Tanda klinis biasanya muncul
pada tahun pertama kehidupan. Tanda klinis mirip dengan tipe difus
NEPPK namun kulit rapuh dan dapat melepuh.
Untuk terapi dapat diberikan (1) Keratolitic topical;(2) Retinoid oral;
(3) Calcipotriol topical.

10

3. Progressive Palmoplantar Keratoderma (PPK, Greither disease,


PPK transgrediens et progrediens)
Diturunkan secara autosomal dominan. Tanda klinis biasanya
terlihat pada usia antara 8-10 tahun.
Gejala klinis :

Penebalan kulit mulai dari telapak tangan dan telapak kaki


hingga bagian punggung tangan dan kaki dan di atas

tendon Achilles.
Hiperhidrosis dan variasi tanda dan gejala antar keluarga

yang terkena adalah biasa.


Tanda dan gejala dapat memburuk selama masa kanakkanak, menetap saat usia pubertas, dan membaik saat usia
separuh baya.

11

Terapi dapat diberikan (1) keratolitik topical seperti 6%


asam salisilat dalam white soft paraffin atau dalam bentuk gel dari
6% asam salisilat pada 70% propilen glikol; (2) Komponen asam
benzoic; (3) Retinoid oral.
PPK dengan kelainan penyerta. PPK difus berhubungan dengan
kulit ekstra palmoplantar yang melibatkan beberapa kelainan
kornifikasi herediter.4
1. Mal

de

Meleda

(Keratosis

extremitatum

hereditaria

transgrediens et progrediens)
Mal de Meleda merupaka suatu kelainan yang jarang
terjadi. Terjadi pada 1:100.000 orang. Awalnya dilakukan
pengamatan pada warga Meleda, pulau Adriatic (Miljet).
Diwariskan secara autosomal resesif. Tanda klinis biasanya
muncul saat bayi. Palmoplantar keratoderma seringnya hanya
sebagai manifestasi.
Tanda klinis :

12

Penebalan kulit yang luas dengan batas merah yang jelas,


yang menyebar hingga punggung tangan dan kaki.
Penebalan kulit tangan dan kaki yang luas ini mirip

dengan memakai sarung tangan atau kaos kaki.


Amputasi spontan jari karena konstriksi disekitar jari

tangan dan kaki.


Pada lutut dan siku mungkin dapat dianggap sebagai plak
mirip

psoriasis

(psoriasis

like-plaques)

atau

patch

lichenoid (lesi kecil dengan batas yang jelas dan saling

berdekatan satu sama lain).


Hiperhidrosis.
Penebalan dan eritem di peri orbita.
Perubahan struktur kuku.
Lidah menonjol, jari tangan dan kaki yang berselaput,
palatum tinggi, dan kidal merupakan tanda asosiasi.
Terapi dengan retinoid oral.

13

2. PPK Mutilans Vohwinkel (Mutilating keratoderma, sindrom


Vohwinkel, Palmoplantar keratoderma mutilans)
PPK mutilan vohwinkel merupakan kelainan yang jarang
terjadi yang dapat diwariskan secara autosomal dominan
maupun autosomal resesif. Gen yang berperan gen GJB2 dan
connexin 26. Tanda klinis muncul saat bayi.
Tanda klinis :

14

Pada bayi, penebalan kulit telapak tangan dan kaki terihat

seperti sarang lebah.


Bentuk selanjutnya, konstriksi, benang fibros jari tangan
dan

kaki

mengarah

ke

strangulasi

progresif

dan

autoamputasi.
Penebalan kulit bentuk bintang laut (Starfish-shaped)

dapat terjadi pada punggung jari dan lutut.


Kebotakan, tuli, otot spastic, rabun dekat, kulit bersisik,
dan kuku abnormal mungkin dapat berhubungan satu sama
lain.
Terapi dengan retinoid oral.

3. Mutilating PPK dengan periorificial keratotic plaque (Olmstead


syndrome)
Merupakan kelainan yang jarang terjadi diturunkan secara
autosomal dominan. Tanda klinis dapat muncul pada tahun awal
kehidupan.
Tanda klinis :

15

Simetris, palmoplantar keratoderma dikelilingi dengan


kulit yang kemerahan dan deformitas sendi yang jelas dan

dapat terjadi konstriksi dan amputasi spontan.


Di sekitar mata dan mulut tumbuh massa seperti tanduk.
Kelainan kuku.
Plak putih di sekitar anus dan mulut.
Rambut tipis.

Terapi dengan (1) Retinoid oral dan (2) Retinoid topical.

4. Palmoplantar keratoderma dengan schlerodactyly (Huriez


syndrome)
Merupakan keratoderma palmoplantar yang disertai
dengan pengerasan dan penebalan jaringan ikat pada jari tangan
dan kaki. Diturunkan secara autosomal dominan, tanda klinis
dapat nampak sejak bayi.
Tanda klinis:

Schlerodactyly schleroderma atau pengerasan dan

penebalan jaringan ikat pada jari tangan dan kaki.


Penebalan kulit yang luas. Lebih tampak pada telapak kaki

dibandingkan telapak tangan.


Kelainan kuku.
16

Produksi keringat berkurang.


Berhubungan dengan squamous cell carcinoma.

5. Palmoplantar keratoderma dengan periodontitis (PapillonLefevre Syndrome)


Kelainan yang jarang terjadi diturunkan secara autosomal
resesif. Kelainan ini merupakan hasil dari mutasi capthesin C.
Dapat terjadi pada wanita dan pria dengan insidensi yang sama.
Tanda klinis dapat muncul pada usia 1 tahun dan 5 tahun.
Tanda klinis :
Penebalan luas atau fokal pada telapak tangan maupun

kaki.
Jika tidak diterapi, periodontitis akan menjadi parah dan

pada usia 5 tahun dapat kehilangan giginya.


Rentan terkena infeksi.
Bersisik, lesi merah pada lutut, siku, dan buku jari kadang

dapat muncul.
Hiperhidrosis dan bau badan yang tidak enak.

17

Terapi dengan (1) perawatan gigi serta antibiotic yang tepat untuk terapi
periodontitis; (2) retinoid oral.

B. NON-HEREDITER
Acquired

keratoderma

atau

keratoderma

non

herediter

merupakan keratoderma yang tidak diwariskan sebagai kondisi


genetic primer. Muncul saat usia dewasa.

18

Efloresensi penebalan kulit telapak tangan dan telapak kaki yang


dapat difuse (melibatkan seluruh permukaan telapak tangan dan kaki)
maupun fokal (terlokalisasi khususnya pada area yang mengalami
tekanan).4

Beberapa

penyebab

yang

dapat

menimbulkan

kondisi

keratoderma, antara lain:

Inflamasi kulit

Infeksi

Obat dan racun

Lain lain

Psoriasis
Dermatitis
Lupus erythematosus
Lichen planus
Pityriasis Rubra Pilaris
Reiter syndrome
Dermatomikosis
Sifilis
Crusted scabies (Scabies Norwegia)
Iodine
Lithium
Tegafur
Glucan
Arsenic
Agen kemoterapi
Keraoderma climacterum adalah keratoderma yang biasanya
berkembang pada wanita paruh baya. Berhubungan dengan
menopause.

19

Untuk hasil yang memuaskan, etiologi harus diterapi. Apabila


etiologi tidak ditemukan, maka terapi konservatif seperti penggunaan
keratolitik topical (urea, asam salisilat, asam laktat), debridement
berulang, retinoid topical, psoralen dengan UVA topical, dan topical
kortikosteroid dapat digunakan.4

II.6

Gejala Klinis

1.

Keratoderma klimakteriumm
Hiperkeratosis telapak tangan dan kaki terutama pada tumit pada masa

klimakterium. Kelainan tersebut terdapat terutama pada tempat tekanan. Pada


tempat-tempat hyperkeratosis sering terjadi fisura.
Pada gambaran objektif dapat tampak hyperkeratosis nummular dengan
skuama dan fissure dangkal dengan dasar kemerahan.3,4
2.

Keratoma plantar sulkatum


Penyakit ini terdapat pada daerah tropik. Epidermis telapak kaki terutama

bagian depan dan tumit sangat menebal dan berwarna kekuningan, terdapat pula

20

belahan yang dalam berwarna hitam. Tanda khas ialah lubang-lubang sedalam 1-7
mm pada telapak kaki, tidak disertai tanda-tanda radang. Penderita mengeluh
nyeri pada kaki bila banyak berjalan. Penyakit berhubungan dengan musim,
timbul pada musin hujan dan menghilang pada musim kemarau.
ACTON dan Mc. GUIRE (1931) menemukan jasad renik tergolong
group Actinomycetesdan menamakannya keratolisis plantar sulkatum. ZAIAS
dkk. mendemonstrasikan adanya organism Gram positif yang bercabang dan
berfilamen dan memberi nama pitted keratolysis pada penyakit ini. Kelainan ini
sering terdapat pada tentara yang memakai sepatu bot yang terus menerus lembab.
Pengobatannya solusio formalin 20-40% dalam akua. 3,4
3.

Keratoderma palmoplantar hereditarum


Pada penyakit ini yang khas ialah penebalan menyeluruh yang nyata pada

telapak tangan dan kaki yang simetrik. Kadang-kadang penebalan meluas ke


lateral atau dorsal, terutama pada punggung sendi jari tangan. Lekukan telapak
kaki, umumnya bebas. Epidermis menjadi tebal, kering, verukosa, dan bertanduk.
Bentuk strie dan berlubang dapat terlihat. Sering terdapat hiperhidrosis. Kadangkadang terlihat kelainan pada kuku yang menjadi tebal, kabur dan berubah bentuk.
Iktiosis atau anomaly congenital dapat dijumpai. Pengobatnnya: asam salisil 5%
dalam salep diakilon; rendam dalam 30% urea, 10% NaCl dalam salep hidrofilik.
Pada kasus yang berat dapat dipertimbangan skin graft. 3,4

4.

Keratosis pungtata palmoplantar


Penyakit ini dapa terjadi pada semua umur, mulai dari akil balig.

Hiperkeratosis terletak pada banyak titik-titik penonjolan tanduk yang datar,


miliar sampai lentikular, berwarna kuning abu-abu. Penonjolan makin lama makin
membesar, lebih besar pada telapak kaki dari pada telapak tangan, terutama pada
tumit dan tempat-tempat yang mendapat tekanan. Penyakit ini diturunkan secara
dominan autosomal. Keratosis semacam itu sering disebabkan oleh arsen. 3,4

21

II.7

Pemeriksaan Penunjang

Secara histopatolgik, pada palmoplantar terdapat akantosis. Pada keratosis


pungtata terdapat sumbatan keratotik berbentuk cone-shaped keratotic plug(2).
II.8

Pengobatan

Penanganan keratoderma ditujukan dan untuk menambah hidrasi stratum


korneum, menipiskan skuama, menormalkan proliferasi epidermal atau menekan
proliferasi epidermal. Beberapa obat yang digunakan antara lain:5
1.

Propilen glikol 60% dalam air dioleskan pada lesi dengan oklusi tiap
malam selama 2-3 malam. Larutan sebaiknya dioleskan pada kulit yang telah
dibasahi. Dengan meningkatnya hidrasi ke stratum korneum maka skuama
menjadi lunak dan mudah lepas.

2.

Keratolitik misalnya salep salisil (4-6%), salep aapol, salep withfield.

3.

Krim atau losio yang mengandung asam retinoat 0,05%, berfungsi


menormalkan proliferasi epidermal juga mempunyai daya keratolitik ringan.

4.

Kortikosteroid topical potensi kuat sampai sangat kuat berfungsi menekan


proliferasi epidermal.

5.

Krim urea (10-20%) berfungsi menambah hidrasi dan keratolitik

22

KESIMPULAN
Keratoderma adalah suatu kondisi pembentukan keratin pada telapak
tangan dan kaki yang berlebihan. Keratoderma epidermolitik merupakan satu dari
kelainan keratin yang sering terjadi dengan estimasi kejadian 4,4 : 100.000 di
Irlandia Utara. Insidens pasti dari tipe nonepidermolitik tidak diketahui.
Keratoderma dapat diturunkan melalui genetic dan dapat pula didapat.
Keratoderma yang diturunkan secara genetic disebabkan karena abnormalitas gen
yang

mengakibatkan

protein

kulit

yang

abnormal

(keratin

abnormal).

Keratoderma ini dapat diturunkan secara autosom dominan atau pun autosom
resesif.
Secara histopatolgik, pada palmoplantar terdapat akantosis. Pada keratosis
pungtata terdapat sumbatan keratotik berbentuk cone-shaped keratotic plug.
Penanganan keratoderma ditujukan dan untuk menambah hidrasi stratum
korneum, menipiskan skuama, menormalkan proliferasi epidermal atau menekan
proliferasi epidermal.

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Lee RA &Elston DM. Keratosis Palmaris etPlantaris. eMedicine. february.


Available at: http://emedicine.medscape.com/article/.february
20, 2014.
2. Palmoplantarkeratoderma.

DermNet.

June

2013

Available

at:

http://www.dermnet.org.nz/scaly/palmoplantar-keratoderma.html.
Accessed February 20, 2014.
3. Andrews. Disease of the skin
4. http://emedicine.medscape.com/article/1108406-overview#a11
5. Dermatologi atlas david

24

Anda mungkin juga menyukai