Keratoderma
Di Susun oleh :
dr. Hj. Hervina, Sp.KK
DAFTAR ISI
Judul.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Histologi Kulit....................................................................................1
BAB II ISI...........................................................................................................
Definisi....................................................................................................7
Sinonim ..................................................................................................7
Epidemiologi ..........................................................................................7
Etiologi....................................................................................................7
Klasifikasi...............................................................................................9
Gejala Klinis ..........................................................................................20
Pemeriksaan penunjang...........................................................................22
Pengobatan..............................................................................................22
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................24
PENDAHULUAN
I.
HISTOLOGI KULIT
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis.
Epidermis dan dermis dapat terikat satu sama lain akibat adanya papilare dermis
dan rabung epidermis.
1. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki
tebal yang berbeda-beda: 400-600 m untuk kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-150 m untuk kulit tipis (kulit selain telapak
tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga
tersusun atas lapisan:
Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.
Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel
Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.
Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling
dalam sebagai berikut:
1. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi keratin.
2. Stratum Lucidum, terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang
sangat gepeng, dan sitoplasma terdri atas keratin padat. Antar sel terdapat
desmosom.
3. Stratum Granulosum, terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat
granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja
sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta
menyediakan efek pelindung pada kulit.
4. Stratum Spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid. Sel-sel spinosum saling
terikat
dengan
filamen;
filamen
ini
memiliki
fungsi
untuk
2. Kelenjar keringat apokrin, memiliki ukuran lebih besar (3-5 mm) dari
kelenjar keringat merokrin. Kelenjar ini terbenam di bagian dermis dan
hipodermis, dan duktusnya bermuara ke dalam folikel rambut. Terdapat di
daerah ketiak dan anus.
Kelenjar sebacea, yang merupakan kelenjar holokrin, terbenam di bagian
dermis dengan jumlah bervariasi mulai dari seratus hingga sembilan ratus
per centimeter persegi. Sekret dari kelenjar sebacea adalah sebum, yang
tersusun atas campuran lipid meliputi trigliserida, lilin, squalene, dan
kolesterol beserta esternya.
Pada bagian bawah dermis, terdapat suatu jaringan ikat longgar yang disebut
jaringan subkutan dan mengandung sel lemak yang bervariasi. Jaringan ini disebut
juga fasia superficial, atau panikulus adiposus. Jaringan ini mengandung jalinan
yang kaya akan pembuluh darah dan pembuluh limfe. Arteri yang terdapat
membentuk dua plexus, satu di antara stratum papilare dan retikulare, satu lagi di
antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang-cabang plexus tersebut mendarahi
papila dermis. Sedangkan vena membentuk tiga plexus, dua berlokasi seperti
arteri, satu lagi di pertengahan dermis. Adapun pembuluh limfe memiliki lokasi
sama dengan pembuluh arteri.
Untuk mendukung fungsi kulit sebagai penerima stimulus, maka terdapat banyak
ujung saraf, antara lain di epidermis, folikel rambut, kelenjar kutan, jaringan
dermis dan subkutis, serta papila dermis. Ujung saraf ini tanggap terhadap
stimulus seperti rabaan-tekanan, sensasi taktil, suhu tinggi/rendah, nyeri, gatal,
dan sensasi lainnya. Ujung saraf ini meliputi ujung Ruffini, Vaterpacini, Meissner,
dan Krause.
Selain itu turunan kulit yang lain adalah kuku. Kuku merupakan lempeng sel
epitel berkeratin pada permukaan dorsal setiap falang distal. Lempeng kuku
terletak pada stratum korneum, sedangkan dasar kuku terletak pada stratum basal
dan spinosum.
1.2
Keratinisasi kulit
Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-
sel yang membelah. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan,
lalu sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel
granulosum. Makin lama inti menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi sel
tanduk yang amorf. Sel-sel yang sudah mengalami keratinisasi akan meluruh dan
digantikan dengan sel di bawahnya yang baru saja mengalami keratinisasi untuk
kemudian meluruh kembali, begitu seterusnya. Proses ini memakan waktu sekitar
empat minggu untuk epidermis dengan ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di lapisan
terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan
membelah lebih cepat. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh
hormonepidermal growth factor (EPF).
TINJAUAN PUSTAKA
KERATODERMA
II.1
Definisi
Keratoderma adalah suatu kondisi pembentukan keratin pada telapak tangan dan
kaki yang berlebihan.1
II.2
Sinonim
Epidemiologi
Keratoderma epidermolitik merupakan satu dari kelainan keratin yang
sering terjadi dengan estimasi kejadian 4,4 : 100.000 di Irlandia Utara. Insidens
pasti dari tipe nonepidermolitik tidak diketahui.1
II.4
Etiologi
Keratoderma dapat diturunkan melalui genetic dan dapat pula didapat.
suatu keluarga. Jika satu orang tua menderita penyakit ini maka 50%
Kemungkinan anaknya akan menderita penyakit yang sama.(1,2)
Keratoderma autosom resesif jarang ditemukan pada keluarga yang
menderita keratoderma. Hal ini karena kedua orang tua harus memiliki
gene yang abnormal untuk dapat menurunkan gen keratoma pada anaknya.
Keratoderma
yang
didapat
dapat
disebabkan
oleh
berbagai
Psoriasis
Dermatitis
Lupus erythematosus
Liken planus
Pityriasis rubrapilaris
Erythrokeratoderma
Infeksi
Sindrom Reiter
Infeksi jamur dermatofita (tinea)
Sifilis
Skabies
Infeksi kulit yang luas (biasa pada pasien
immunosuppressed)
Gangguan Sirkulasi
Lymphoedema
Ectodermal dysplasia
Epidermolisis bullosa
Erythrokeratoderma
Iodine
Lithium
Tegafur
Glucan
Arsenic
Digoxin
Obat kemoterapi.
Penyakit dalam
Lain-lain.
Keratoderma klimacterum.
II.5 KLASIFIKASI
Bentuk palmoplantar keratoderma (PPK) dapat dibagi menjadi bentuk
herediter dengan kelainan kulit saja, berhubungan dengan sindrom herediter
PPK sebagai ciri-cirinya, dan bentuk yang didapat.3
A. HEREDITER
Bentuk herediter dapat terlokalisasi di tangan dan kaki, atau
dapat berasosiasi dengan kelainan kulit yang lain. Klasifikasi
sederhana PPK herediter dibagi dalam 3 faktor : (1) Bentuk spesifik,
struktur, distribusi PPK; (2) Adanya penyakit kulit dan jaringan
penyerta lain (seperti kuku, rambut, dan mukosa membrane) di selain
telapak tangan dan kaki; (3) Ada atau tidaknya kulit yang rapuh atau
melepuh.3
PPK herediter diffusa tanpa kelainan penyerta :
1. Diffuse Non-epidermolytic Palmoplantar Keratoderma (NEPPK
diffusa atau PPK diffusa sirkumskripta)
10
tendon Achilles.
Hiperhidrosis dan variasi tanda dan gejala antar keluarga
11
de
Meleda
(Keratosis
extremitatum
hereditaria
transgrediens et progrediens)
Mal de Meleda merupaka suatu kelainan yang jarang
terjadi. Terjadi pada 1:100.000 orang. Awalnya dilakukan
pengamatan pada warga Meleda, pulau Adriatic (Miljet).
Diwariskan secara autosomal resesif. Tanda klinis biasanya
muncul saat bayi. Palmoplantar keratoderma seringnya hanya
sebagai manifestasi.
Tanda klinis :
12
psoriasis
(psoriasis
like-plaques)
atau
patch
13
14
kaki
mengarah
ke
strangulasi
progresif
dan
autoamputasi.
Penebalan kulit bentuk bintang laut (Starfish-shaped)
15
kaki.
Jika tidak diterapi, periodontitis akan menjadi parah dan
dapat muncul.
Hiperhidrosis dan bau badan yang tidak enak.
17
Terapi dengan (1) perawatan gigi serta antibiotic yang tepat untuk terapi
periodontitis; (2) retinoid oral.
B. NON-HEREDITER
Acquired
keratoderma
atau
keratoderma
non
herediter
18
Beberapa
penyebab
yang
dapat
menimbulkan
kondisi
Inflamasi kulit
Infeksi
Lain lain
Psoriasis
Dermatitis
Lupus erythematosus
Lichen planus
Pityriasis Rubra Pilaris
Reiter syndrome
Dermatomikosis
Sifilis
Crusted scabies (Scabies Norwegia)
Iodine
Lithium
Tegafur
Glucan
Arsenic
Agen kemoterapi
Keraoderma climacterum adalah keratoderma yang biasanya
berkembang pada wanita paruh baya. Berhubungan dengan
menopause.
19
II.6
Gejala Klinis
1.
Keratoderma klimakteriumm
Hiperkeratosis telapak tangan dan kaki terutama pada tumit pada masa
bagian depan dan tumit sangat menebal dan berwarna kekuningan, terdapat pula
20
belahan yang dalam berwarna hitam. Tanda khas ialah lubang-lubang sedalam 1-7
mm pada telapak kaki, tidak disertai tanda-tanda radang. Penderita mengeluh
nyeri pada kaki bila banyak berjalan. Penyakit berhubungan dengan musim,
timbul pada musin hujan dan menghilang pada musim kemarau.
ACTON dan Mc. GUIRE (1931) menemukan jasad renik tergolong
group Actinomycetesdan menamakannya keratolisis plantar sulkatum. ZAIAS
dkk. mendemonstrasikan adanya organism Gram positif yang bercabang dan
berfilamen dan memberi nama pitted keratolysis pada penyakit ini. Kelainan ini
sering terdapat pada tentara yang memakai sepatu bot yang terus menerus lembab.
Pengobatannya solusio formalin 20-40% dalam akua. 3,4
3.
4.
21
II.7
Pemeriksaan Penunjang
Pengobatan
Propilen glikol 60% dalam air dioleskan pada lesi dengan oklusi tiap
malam selama 2-3 malam. Larutan sebaiknya dioleskan pada kulit yang telah
dibasahi. Dengan meningkatnya hidrasi ke stratum korneum maka skuama
menjadi lunak dan mudah lepas.
2.
3.
4.
5.
22
KESIMPULAN
Keratoderma adalah suatu kondisi pembentukan keratin pada telapak
tangan dan kaki yang berlebihan. Keratoderma epidermolitik merupakan satu dari
kelainan keratin yang sering terjadi dengan estimasi kejadian 4,4 : 100.000 di
Irlandia Utara. Insidens pasti dari tipe nonepidermolitik tidak diketahui.
Keratoderma dapat diturunkan melalui genetic dan dapat pula didapat.
Keratoderma yang diturunkan secara genetic disebabkan karena abnormalitas gen
yang
mengakibatkan
protein
kulit
yang
abnormal
(keratin
abnormal).
Keratoderma ini dapat diturunkan secara autosom dominan atau pun autosom
resesif.
Secara histopatolgik, pada palmoplantar terdapat akantosis. Pada keratosis
pungtata terdapat sumbatan keratotik berbentuk cone-shaped keratotic plug.
Penanganan keratoderma ditujukan dan untuk menambah hidrasi stratum
korneum, menipiskan skuama, menormalkan proliferasi epidermal atau menekan
proliferasi epidermal.
23
DAFTAR PUSTAKA
DermNet.
June
2013
Available
at:
http://www.dermnet.org.nz/scaly/palmoplantar-keratoderma.html.
Accessed February 20, 2014.
3. Andrews. Disease of the skin
4. http://emedicine.medscape.com/article/1108406-overview#a11
5. Dermatologi atlas david
24