Anda di halaman 1dari 2

MAHASISWA CERMINAN MASA DEPAN BANGSA

Di era modern seperti saat ini, dibutuhkan orang-orang yang kompeten dan siap
bersaing serta dapat mengisi berbagai lini kehidupan demi terciptanya kehidupan bangsa
yang lebih baik. Generasi muda merupakan salah satu yang dapat diandalkan, dengan pribadi
berusia produktif , revolusioner, memiliki keyakinan dan moralitas. Generasi muda ini seperti
halnya mahasiswa. Ya, Mahasiswa! Mahasiswa, secara etimologis berarti siswa yang dimaha-kan, siswa yang dihormati dan dihargai di lingkungan sekitar terutama lingkungan
berbangsa bernegara. Tidak hanya sekadar itu, lebih signifikan lagi, dalam menjalankan
rutinitas maupun aktivitasnya mahasiswa dituntut untuk dapat mandiri, kreatif, dan
independen. Mahasiswa yang juga sering dijuluki sebagai calon intelektual atau juga
cendekiawan muda, merupakan suatu lapisan elite di tengah masyarakat yang seringkali sarat
dengan berbagai predikat. Mereka sering dijuluki sebagai agent of change atau juga disebut
sebagai agent of modernization, kadangkala dinamai sebagai agent of development. Predikatpredikat yang melekat pada mahasiswa tersebut tentu tidak lain merupakan gambaran tentang
harapan dan sekaligus tanggung jawab yang dibebankan di pundak mereka, dalam kaitan
peran masa depan dalam kehidupan masyarakat.
Secara tersirat memang mahasiswalah yang sangat diharapkan menjadi tulang
punggung serta motor penggerak bangsa, menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik
lagi. Namun apa yang terjadi? Kebanyakan mahasiswa sekarang lebih suka berhura-hura,
menghabiskan waktu mereka dengan kegiatan yang kurang bermanfaat, malas berpikir,
enggan berdiskusi, tidak serius dalam belajar, bahkan terlanjur terjerumus dalam era
modernisasi yang telah memanjakan mereka dengan kecanggihan teknologi masa kini. Salah
satu contohnya dapat kita lihat pada kecanggihan alat dan teknologi komunikasi sekarang.
Menjamurnya gadget di kalangan mahasiswa seperti smartphone yang menyuguhkan
berbagai macam aplikasi media sosial, sebut saja facebook, twitter, path, instagram dan lain
sebagainya. Media sosial tersebut tak jarang digunakan hanya untuk memposting hal-hal
yang kurang bermanfaat, yang lama-kelamaan dapat membuat seseorang lebih suka
menghabiskan waktunya di dunia maya, hanya menonjolkan individualisme yang demikian
melambung sehingga mengakibatkan kurangnya kontak sosial dengan masyarakat sekitar.
Padahal poin plus mahasiswa itu sendiri terletak pada bagaimana ia menempatkan diri dalam
masyarakat, menjadi bagian di dalamnya untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan
yang dimilikinya.

Realita kekinian mahasiswa yang terjadi dapat dikatakan masih jauh dari harapan.
Maraknya aksi demo mahasiswa yang berakhir ricuh, anarkisme mahasiswa yang turut
menghiasi pemberitaan media massa secara tidak langsung telah mencoreng citra mahasiswa
di mata masyarakat. Terkikisnya moralitas anak bangsa belakangan ini, terutama mahasiswa
telah berdampak pada pandangan miring terhadap mahasiswa itu sendiri. Harapan yang
dibebankan kepada mahasiswa untuk menjawab persoalan bangsapun menjadi semakin berat.
Melalui tulisan ini, saya mengajak kepada seluruh teman-teman mahasiswa untuk
dapat menjalankan peran kita kembali sebagai mana mestinya. Predikat sebagai agent of
change yang membawa perubahan berarti bagi bangsa harus segera dibuktikan, tidak sekadar
slogan saja. Kalau perlu mahasiswa menjadi CREATOR OF CHANGE! Mahasiswa sebagai
pencetus perubahan ke arah yang lebih baik. Kekuatan intelektualitas yang dimiliki, melalui
ilmu pengetahuan yang didapat di bangku pendidikan, sekiranya senantiasa diaplikasikan
untuk gerakan moral dan pengabdian kepada masyarakat, karena ilmu merupakan suatu
amanah dan tanggung jawab yang harus diamalkan.
Mahasiswa adalah cerminan masa depan bangsa, maka berjuanglah, belajarlah,
serta berkaryalah dengan tulus dan ikhlas demi masa depan bangsa yang lebih baik.

PUTRI NURJANAH
TEKNIK LINGKUNGAN 2014

Anda mungkin juga menyukai