Anda di halaman 1dari 13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

TANTANGANDANPROSPEK
PENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIA

OlehMuhbibAbdulWahab

:

.
.
.


.

KataKunci:Tantangan,Prospek,PendidikanBahasaArab,pengembanganepistemologi,kurikulumbahasa
Arab.

A.Prolog
SejauhinibelumadahasilpenelitianyangmemastikansejakkapanstudibahasaArabdiIndonesiamulai
dirintis dan dikembangkan. Asumsi yang selama ini berkembang adalah bahwa bahasa Arab sudah mulai
dikenal oleh bangsa Indonesia sejak Islam dikenal dan dianut oleh mayoritas bangsa kita. Jika Islam secara
meluastelahdianutolehmasyarakatkitapadaabadke13,makausiapendidikanbahasaArabdipastikansudah
lebih dari 7 abad. Karena perjumpaan umat Islam Indonesia dengan bahasa Arab itu paralel dengan
perjumpaannya dengan Islam. Dengan demikian, bahasa Arab di Indonesia jauh lebih tua dan senior
dibandingkandenganbahasaasinglainnya,seperti:Belanda,Inggris,Portugal,Mandarin,danJepang.
Namundemikian,jikadibandingkandenganbahasaInggrisyangbercitralebihbaik,mengapacitradan
apresiasi masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduk Muslim yang merupakan komunitas Muslim
terbesar di dunia terhadap bahasa Arab tampaknya kurang menggembirakan? Apakah posisi bahasa Arab
sebagai bahasa kitab suci alQuran dan sunnah Nabi Muhammad Saw. selama ini tidak cukup memberikan
daya dorong (inspirasi dan motivasi) bagi umat Islam untuk mau mengkajinya secara lebih intens? Apakah
studibasahaArabdiIndonesiahanyadipacuolehsemangat(motivasi)untukmemahamiajaranIslamsemata,
dan terbatas di kalangan kaum tradisional santri saja, sehingga studi bahasa Arab kurang mendapatkan
momentum untuk berkembang sebagai sebuah disiplin ilmu dan menarik minat banyak kalangan? Dan jika
bahasa Arab harus direfungsionalisasi, baik secara ilmiahakademik maupun profesionalpragmatik,
bagaimanahalinidapatdilakukan?
Sederetanpertanyaanreflektiftersebutmenarikdikemukankarenaselamainikitasebagaipengkajiatau
pendidik bahasa Arab tampaknya baru sekedar memposisikan bahasa Arab sebagai alat (waslah) untuk
memahamitekskeislamanyangberbahasaArabdanbelummemfungsikannyasebagaisebuahdisiplinilmu
yang perlu dikembangkan melalui berbagai penelitian dan pembacaan kembali secara kritis. Pandangan kita
terhadap bahasa Arab selama ini boleh jadi juga termakan oleh pendapat ulama masa lalu bahwa bahasa
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaolehm 1/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

Arab itu utamanya nahwu dan sharaftelah matang dan terbakar

[1]

, dalam arti bahwa ilmu ini sudah

sudahtidakmungkinlagidikembangkandandiperbaharui.Betulkandemikian?
Boleh jadi pertayaan tersebut ada benarnya, terutama jika dihubungkan dengan kesan sebagian besar
orangbahwabahasaArabitusulit(dipelajari,dipahami,dipraktikkantidaksepertimisalnyabahasaInggris
atauMandarin).TingkatkesulitandalammempelajaribahasaArabdidugakuatkarenailmubahasaArabitu
sudah cukup matang, komplit dan sekaligus kompleks. Mitos apa yang sesungguhnya menghantui sulitnya
mempelajaridanmenguasaibahasaArab?
Tulisan ini mencoba memberikan pemikiran ulang dan refleksi (rethinking and reflecting) mengenai
tantangandanprospekstudidanpendidikanbahasaArabdiIndonesia.Tantanganapasajayangsesungguhnya
dihadapiolehparapegiatdanpeminatstudibahasaArabdiIndonesiaolehdewasaini?Bagaimanamembuka
peluangdanprospekyangmenarikbagipeminatstudibahasaArabditengahpersainganglobal?Bagaimana
pula lembaga pendidikan tinggi Islam, utamanya UIN dan IAIN, dapat mengembangkan epistemologi
keilmuanbahasaArabyangkokohdandinamis?Sikap,tradisi,danetikaakademissepertiapakahyangperlu
dirumuskan untuk membangun keilmuan bahasa Arab sehingga dapat memberikan prospek cerah di masa
depan?

B.RealitasdanOrientasiPendidikanBahasaArab
Pendidikan bahasa Arab di Indonesia sudah diajarkan mulai dari TK (sebagian) hingga perguruan
tinggi. Berbagai potret penyelenggaraan pendidikan bahasa Arab di lembagalembaga pendidikan Islam
setidaknya menunjukkan adanya upaya serius untuk memajukan sistem dan mutunya. Secara teoritis, paling
tidakadaempatorientasipendidikanbahasaArabsebagaiberikut:
1.OrientasiReligius, yaitu belajar bahasa Arab untuk tujuan memahami dan memahamkan ajaran Islam
(fahmalmaqr).Orientasiinidapatberupabelajarketerampilanpasif(mendengardanmembaca),dan
dapatpulamempelajariketerampilanaktif(berbicaradanmenulis).
2.Orientasi Akademik, yaitu belajar bahasa Arab untuk tujuan memahami ilmuilmu dan keterampilan
berbahasa Arab (istim, kalm, qirah, dan kitbah). Orientasi ini cenderung menempatkan bahasa
Arabsebagaidisiplinilmuatauobyekstudiyangharusdikuasaisecaraakademik.Orientasiinibiasanya
identikdenganstudibahasaArabdiJurusanPendidikanbahasaArab,BahasadanSastraArab,ataupada
programPascasarjanadanlembagailmiahlainnya.
3.Orientasi Profesional/Praktis dan Pragmatis, yaitu belajar bahasa Arab untuk kepentingan profesi,
praktisataupragmatis,sepertimampuberkomunikasilisan(muhdatsah)dalambahasaArabuntukbisa
menjadi TKI, diplomat, turis, misi dagang, atau untuk melanjutkan studi di salah satu negara Timur
Tengah,dsb.
4.Orientasi Ideologis dan Ekonomis, yaitu belajar bahasa Arab untuk memahami dan menggunaakan
bahasaArabsebagaimediabagikepentinganorientalisme,kapitalisme,imperialisme,dsb.Orientasiini,
[2]

antaralain,terlihatdaridibukanyabeberapalembagakursusbahasaArabdinegaranegaraBarat.

PendidikanBahasaArab(PBA)diIndonesiarelatifsudahtersebardiberbagaiUIN,IAIN,STAIN,dan
sebagian PTAI swasta seperti Universitas Islam Jakarta. Hanya saja, disiplin keilmuan ini masih tergolong
miskinsumberdayamanusiadansumbersumberstudi(referensi).Sementaraini,yangtergolongmemiliki
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaolehm 2/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

SDMPBAcukupkuatadalahPBAFITKJakarta(4profesor,4doktor,dan8Magister).Menurutpengamatan
penulis,yangagakmemperihatinkan,terutamabagiPBAdiluarUINJakartayangmasihmiskinSDM,adalah
bagaimanalembagalembagaitumampumeningkatkankualitasSDMdanmemperkayareferensisebagaibasis
pembelajaran,penelitiandanpengembanganilmuilmubahasaArab.
Dalamhalketersediaansumberbelajar(buku,jurnal,koranArab,mediadansebagainya),PBAUIN
Jakarta reletif tertolong oleh keberadaan LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) yang
berafiliasi pada Universitas alImm Muhammad ibn Sad di Riydh. Lembaga ini tidak hanya mensuplay
berbagai sumber belajar yang relatif memadai, melainkan juga membantu PBA memberikan native speaker
dan korankoran berbahasa Arab untuk PBA. Kalau saja LIPIAtidak ada atau jauh dari PBA UIN Jakarta,
mungkinnasibPBAtidakjauhberbedadenganPBAPBAyangadadiluarJakarta.
Kurikulum PBA pada UIN, IAIN, dan STAIN tampaknya merupakan hasil ijtihad institusional
masingmasing, bukan merupakan ijtihad struktural (baca: Depag RI). Sejauh ini belum pernah ada
konsensus atau kesepakatan bersama mengenai pentingnya kerjasama atau networking antarPBA untuk
merumuskanepistemologi,arahkebijakan,dankurikulumPBAsecaralebihluasdankomprehensif.Meskipun
PBA FITK menjadi semacam lokomotif atau kiblat bagi PBAPBA lainnya antara lain karena berada di
pusat dan menjadi sasaran studi banding bagi PBAPBA lainnyanamun tuntutan dan kebutuhan untuk
memperbaharuikurikulumnyasudahsemakinmendesak,karenaperkembanganilmuilmubahasaArab,sains,
teknologi,dansistemsosialbudayacukuppesat.
Dalam masyarakat dewasa ini mulai timbul keluhan atau kritik yang dialamatkan kepada dunia
pendidikantinggiIslam,termasukPBA,bahwalulusanPBAkurangmemilikikemandiriandanketerampilan
berbahasa yang memadai, sehingga daya saing mereka rendah dibandingkan dengan alumni lembaga lain.
Kelemahan daya saing ini perlu dibenahi dengan memberikan aneka keterampilan plus, seperti:
keterampilan berbahasa Arab dan Inggris aktif (berbicara dan menulis)

[3]

, keterampilan mengoperasikan

berbagaiaplikasikomputer,keterampilanmeneliti,keterampilanmanajerial,danketerampilansosial.

C.TantanganPendidikanBahasaArab
Bahasa Arab di negaranegara Timur Tengah, seperti: Arab Saudi, Mesir, Syria, Iraq, Yordania, Qatar,
Kuait, dapat dibedakan menjadi dua ragam, yaitu Arab fushha dan Arab mmyah. Keduanya digunakan
dalamrealitassosialdengankonteksdannuansayangberbeda.BahasaArabfushhadigunakandalamforum
resmi (kenegaraan, ilmiah, akademik, jurnalistik, termasuk khutbah) sedangkan bahasa Arab mmiyah
digunakandalamkomunikasitidakresmi,intrapersonal,dandalaminteraksisosialdiberbagaitempat(rumah,
pasar, kantor, bandara, dan sebagainya). Frekuensi dan tendensi penggunaan bahasa Arab mmiyah
tampaknyalebihseringdanlebihluas,tidakhanyadikalanganmasyarakatumum,melainkanjugakalangan
masyarakatterpelajardanpejabat(jikamerekaberkomunikasidengansesamanya).Merekabarumenggunakan
bahasaArabfushhajikaaudienbukandarikalanganmerekasaja.
Menurut Abd alShabr Syhn, pendidikan bahasa Arab dewasa ini dihadapkan pada berbagai
tantangan yang serius. Pertama, akibat globalisasi, penggunaan bahasa Arab fushhadi kalangan masyarakat
Arabsendirimulaiberkurangfrekuensidanproporsinya,cenderungdigantikandenganbahasaArabmmiyah
ataudialeklokal(allahajtalmahalliyah).JikajumlahnegeraArabberjumlah22negera,berartipalingtidak
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaolehm 3/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

ada 22 ragam bahasa mmiyah. Hal ini belum termasuk dialek sukusuku dan kawasankawasan tertentu.
Misalnya,dialeklokalIskandaria(Alexandria)tidaksamadengandialekThantha,dansebagainya.

[4]

Dewasa ini, terutama di kalangan generasi muda Arab, terdapat kecenderungan baru, yaitu munculnya
fenomenaalfushamiyyah(),campuranragamfushhadanmmiyah.Gejalainimerupakantantangan
serius bagi dunia pendidikan karena terjadi degramatisasi atau pengeleminasian beberapa gramatika
(qawid). Kaedahkaedah bahasa yang baku kurang diperhatikan, sementara pembelajaran qawid pada
umumnyatidakefektif.Kulturfushamiyyahlebihdominandaripadikulturakademikyangmemegangteguh
kaedahkaedah berbahasa Arab. Bahkan di kalangan perguruan tinggi Mesir, termasuk di Fakultas Adab,
[5]
sebagianbesardosennyabanyakmenggunakanragambaruini.
Kedua, masih menurut Syhn, realitas bahasa Arab dewasa ini juga dihadapkan pada tantangan
globalisasi, tepatnya tanganan pola hidup dan kolonialisasi Barat, termasuk penyebarluasan bahasa Arab di
duniaIslam.Kolonialisasiini,jikamemangtidaksampaimenggatikanbahasaArab,minimaldapatmengurasi
prevalensipenggunaanminatbelajarbahasaArabdikalangangenerasimuda.
Ketiga, derasnya gelombang pendangkalan akidah, akhlak, dan penjauhan generasi muda Islam dari
sumbersumberajaranIslammelaluipencitraanburukterhadapbahasaArab.Dalamwaktuyangsamaterjadi
kampanye besarbesaran atas nama globalisasi untuk menyebarkan dan menjadikan bahasa Inggris sebagai
[6]
bahasayangpalingkompatibeldengankemajuanteknologi.
FardalAnshr menambahkan bahwa agenda neokolonialisasi globalisme (alistimralawlam al
jadd) yang dilancarkan Barat terhadap dunia Islam dewasa ini memang dimaksudkan untuk membunuh
karakterdanidentitasbudaya,terutamaArab.Halini,antaralain,dapatdilihatdariarogansiAmerikaSerikat,
baik menyangkut kebijakan politik luar negerinya maupun perilaku politiknya, terhadap dunia Islam,
khususnyaTimurTengah.NegaraAdidayainiseringkalimencampuriurusandalamnegaranegaraIslam,baik
melalui intervensi langsung maupun melalui operasi agenagen rahasianya yang terkenal lihai dan licin.
Salah satu agenda yang diselundupkan ke dunia Arab adalah penghilangan atau pendangkalan identitas
bahasadanbudayaArab,marjinalisasisumbersumberajaranIslamdarisistempendidikandiduniaIslam,dan
[7]
sekularisasidalamberbagaiaspekkehidupan.
SelainadaupayapenggantianhurufArabdenganlatin,bahasaArabpadalembagapendidikandidunia
Islam juga mulai digeser meskipun belum sampai digantikanoleh bahasa Inggris atau Perancis sebagai
bahasa pengantar untuk pembelajaran sains. Berbagai siaran langsung olah raga di dunia Arab, terutama
sepakbola, yang disiarkan dari Barat (liga Inggris, Spanyol, Italia, Perancis, atau Belanda) sudah banyak
menggunakanbahasaInggris.Demikianpula,mataacaraatauprogramtayangantelevisididuniaArabjuga
[8]

sudahbanyakdipengaruhiolehgayadanpolahidupBaratyangsekulerdanmaterialistik.

Akibatnya,minat

danmotivasiuntukmempelajaribahasaArabsecaraseriusmenjadimenurun.
Semantaraitu,diIndonesia,kitacenderunghanyamempelajaribahasaArabfushha,denganrasionalitas
bahwabahasaArabfushhaitumerupakanbahasaAlQurandanAlSunnah,karenatujuanutamastudibahasa
ArabadalahuntukkepentinganmemahamisumbersumberajaranIslam.Sebagiankalanganbolehjadikarena
ketidaktahuan bahasa Arab mmiyahcenderung anti bahasa Arab mmiyah, karena mempelajari bahasa
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaolehm 4/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

ArabpasaranitudapatmerusakbahasaArabfushha.Betulkahdemikian?
Menurut penulis, anggapan itu tidak sepenuhnya benar, karena dalam kenyataannya, masyarakat Arab
yang terpelajar pun tetap menggunakan dua ragam bahasa Arab tersebut secara proporsional, sesuai dengan
situasidankondisi.BanyakparaguruataudosendiperguruantinggidiMesir,ArabSaudi,Syria,danlainnya
tetap fasih berbahasa fushha, meskipun dalam pergaulan keseharian dengan sesamanya lebih cenderung
menggunakanmmiyah.YanghendakditegaskandisiniadalahbahwastudibahasaArabdiperguruantinggi
Islam di Indonesia perlu dikembangkan tidak hanya berorientasi penguasaan bahasa Arab fushha semata,
melainkan juga bahasa Arab mmiyah perlu mendapat ruang dan waktu (porsi), meski hanya sekedar
pengenalandialek,agarparamahasiswajugamampuberkomunikasisecaraalamidanefektifdenganpenutur
bahasaArabdalamsituasiformalmaupuninformal.
TudingansementarapihakbahwaupayamenggantibahasaArabfushhadenganmmiyahmerupakan
usahakaumorientalisagarumatIslammenjauhiatautidakdapatmemahamialQurandenganbaikjugatidak
sepenuhnyabenar.Sebab,bagaimanamungkinorientalisBaratmendiktekankemauanmerekauntukberbahasa
Arabmmiyah,sedangkanmerekasendiri(paraorientalis)secaraakademismempelajaribahasaArabfushha
sebelum mengkaji budaya dan peradaban Timur (Islam)? Bahasa Arab fushha akan tetap lestari meskipun
orangorang Arab sendiri lebih suka berbahasa Arab mmiyah. Kecenderungan berbahasa Arab mmiyah
tampaknya lebih didasari oleh kepentingan dan tujuan pragmatis, yaitu: komunikasi lisan yang lebih
mengutamakan aspek kepraktisan, simpel, dan cepat. Namun demikian, maraknya penggunaan bahasa Arab
mmiyahtetapmerupakansebuahtantanganyangdapatmengancamatausetidaktidaknyamengurangimutu
[9]
kefashihanbagiorangataubangsaArabpadaumumnya.
Selainitu,studibahasaArabdilembagapendidikankitajugamengalamidisorientasi:tidakjelasarah
dantujuannya.Halini,antaralain,terlihatpadastrukturprogramkurikulumPBAyangbermuatanbeberapa
matakuliahyangtampaknyatidaksemuanyarevelandenganvisidanmisiPBA.Matakuliahseperti:Nushsh
Adabiyyah dan ilm alArdh (Metrics) agaknya sudah tidak revelan dengan kebutuhan riil mahasiswa
maupunkebutuhanpasar.Selainitu,antarasatumatakuliahdenganlainnyaterkesankurangsalingmelengkapi
dan memperkuat basis dan kerangka keilmuan. Sebagai contoh kasus, ketika membelajarkan insy
(composition),penulismasihbanyakdisibukkandenganurusanpembenahandanpembekalankaedahkaedah
nahwudansharaf,disampingpenguatanpolaberpikirlogis.Halinimenunjukkanbahwapembelajarannahwu
dan sharaf belum mampu menuntaskan persoalanpersoalan yang seharusnya dipecahkan dalam perkuliahan
itu.Padasaatyangsama,faktainijugamenunjukkanbahwaparamahasiswabelumbanyakmenerimalatihan
(tadrbt nahwiyyah atau sharfiyyah) yang jika dikembangkansemestinya membuat mereka terlatih
menyusunkalimatbakusecarabaikdanbenar.
Orientasi studi bahasa Arab pada lembaga pendidikan kita tampak masih mendua dan setengah
setengah: antara orientasi kemahiran, dan orientasi kailmuan. Keduanya memang perlu dikuasasi oleh
mahasiswa, namun salah satu dari keduanya perlu dijadikan sebagai fokus: apakah bahasa Arab diposisikan
sebagaistudiketerampilanyangberorientasikepadapemahiranmahasiswadalamempatketerampilanbahasa
secaramumpuni?AtaukahbahasaArabdiposisikansebagaidisiplinilmuyangberorientasikepadapenguasaan
tidakhanyakerangkaepistemologinya,melainkanjugasubstansidanmetodologinya.
Jika orientasi pertama yang dipilih, maka idealnya 70% mata kuliah di PBA bermuara pada
pengembangan keterampilan: mendengar, berbicara, membaca, menulis, dan menerjemahkan. Sisanya, 30%
untuk pengayaan materi keilmuan bahasa Arab, kefakultasan dan MKU (Mata Kuliah Umum/Universitas).
Sebaliknya jika orientasi kedua yang dipilih, maka idealnya 70% mata kuliah di PBA bernuansa: ilm al
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaolehm 5/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

ashwt (fonologi), ilm alsharf (morfologi), ilm alnahwi (sintaksis), ilm aldillah (semantik), ilm al
mujam (leksikografi), metodologi penelitian bahasa Arab, linguistik terapan (lm allughah altathbq),
sosiolinguistik(ilmallughahalijtim),psikolinguistik(ilmallughahalnafs),linguistikteks(ilmlughat
[10]
alnashsh),sejarahdanfilsafatbahasaArab,dansebagainya.
Selain itu, kebijakan pendidikan dan pengajaran bahasa Arab di madrasah dan lembaga pendidikan
lainnya,selamaini,jugatidakmenentu.Ketidakmenentuaninidapatdilihatdaribeberapasegi.Pertama,dari
tujuan,terdapatkerancuanantaramempelajaribahasaArabsebagaitujuan(menguasaikemahiranberbahasa)
dan tujuan sebagai alat untuk menguasai pengetahuan yang lain yang menggunakan bahasa Arab (seperti
mempelajaritafsir,fiqh,hadits,dansebagainya).Kedua,darisegijenisbahasaArabyangdipelajari,apakah
bahasaArabklasik(fushhaturts),bahasaArabmodern/kontemporer(fushhamushirah) atau bahasa Arab
pasaran(mmiyyah).Ketiga,darisegimetode,tampaknyaadakegamanganantaramengikutiperkembangan
dan mempertahankan metode lama. Dalam hal ini, bahasa Arab banyak diajarkan dengan menggunakan
[11]
metodeqawidwatarjamah.
Tantangan lainnya yang juga tidak kalah pentingnya dalam pengembangan pendidikan bahasa Arab
adalah rendahnya minat dan motivasi belajar serta kecenderungan sebagai pelajar atau mahasisiwa bahasa
Arab untuk mengambil jalan yang serba instan tanpa menulis proses ketekunan dan kesungguhan. Hal ini
terlihat dari karyakarya dalam bentuk makalah dan skripsi yang agaknya cenderung merosot atau kurang
berbobotmutunya.MahasiswayangsudahberadadiduniaPBAbahasaArabseakantidakbetahdaningin
mencari dunia lain, sehingga ini perlu disurvei dan dibuktikan secara akademistidak sedikit yang
mengeluhbahwajurusanbahasaArabitusebetulnyabukanhabitatmerekayangsesungguhnya.
HasilpenelitianyangdilakukanolehJamsuriMuhammadSyamsuddindanMahdiMasudterhadap30
mahasiswa Ilmu Politik (Humaniora) pada International Islamic University Malaysia mengenai kesulitan
belajarbahasaArabmenunjukkanbahwapenyebabkesulitanbelajarbahasaArabternyatabukansepenuhnya
pada substansi atau materi bahasa Arab, melainkan pada ketiadaan minat (100%), tidak memiliki latar
belakangbelajarbahasaArab(87%),materi/kurikulumperguruantinggi(83%),kesulitanmemahamimateri
bahasaArab(57%),danlingkungankelasyangtidakkondusif(50%).Lebihdariitu,ditemukanbahwa80%
penyebabkesulitanbelajarbahasaArabadalahfaktorpsikologis.77%diantaramerekamemilikikesannegatif
terhadapbahasaArabdan33%herregristasimatakuliahbahasaArabdianggapmempengaruhibelajarbahasa
[12]
Arab mereka di kampus.
Jadi, faktor penyebab kesulitan belajar bahasa Arab bukan sepenuhnya
bersumberdaribahasaArabitusendiri(faktorinternalsistembahasaArab),melainkanlebihdisebabkanoleh
faktorpsikologis(minat,motivasi,tidakpercayadiri),edukatif,dansosial.Karenaitu,pendekatandanmetode
yang dipilih dalam pembelajaran bahasa Arab seharusnya mempertimbangkan faktorfaktor psikologis,
edukatif,dansosialkultural.
Sumbersumber dan literatur kebahasaaraban di lembaga pendidikan kita juga masih relatif kurang,
jikatidakdikatakanterbatas.Halini,antaralain,disebabkanolehminimnyaperhatianpimpinanfakultasdan
universitas untuk mengembangkan pendidikan bahasa Arab dan juga disebabkan oleh kurangnya hubungan
lintasuniversitas atau lembaga pendidikan dalam bentuk kerjasama ilmiah kita dengan perguruan tinggi di
Timur Tengah, sehingga kita tidak banyak mendapat pasokan sumbersumber dan hasilhasil penelitian
kebahasaaraban. Selain itu, penting juga ditegaskan, bahwa perhatian negaranegara Arab dalam bentuk
penyediaansumberbelajar,termasukreferensidanliteraturyangmemadai,untuknegaranegaraberkembang

http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaolehm 6/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

[13]
seperti Indonesia, relatif masih kurang
, jika dibandingkan dengan negaranegara Barat, seperti Amerika
denganAmcor(AmericanCorner)nya.
D.PengembanganEpistemologidanKurikulumBahasaArab
Tantangan dan berbagai persoalan yang dihadapi pendidikan bahasa Arab tidak mungkin dapat
dipecahkan secara personal, tetapi harus melalui pendekatan institusional dan melibatkan banyak pihak.
Namunyangmendesakuntukkitadiskusikansecaralebihmendalamadalahpengembanganepistemologidan
kurikulum bahasa Arab pada jurusan Pendidikan bahasa Arab. Yang dimaksud dengan pengembangan
epistemologi bahasa Arab adalah pengokohan bangunan keilmuan bahasa Arab agar arah pengembangan
pengkajian bahasa Arab lebih dinamis. Dari bangunan epistemologi inilah, struktur keilmuan dapat
dikembangkanlebihjauhdalamkurikulumbahasaArab.Berikutiniadalahbeberapapokokpikiranmengenai
modelpengembanganepistemologidankurikulumbahasaArab.
Pertama,revitalisasisinergiilmubahasaArabdanilmuilmulainyangmempunyaikedekatanbidang
kajian,sehinggaterjadiprosestakeandgive(alakhdzwaalath)seperti:ilmalNashsh(tekstologi)
ilm almakhaththt (filologi)

[15]

[16]

, ilm aluslb

[14]

(stilistika) dan sebagainya. Dengan demikian, ilmu

bahasaArabtidakhanyamenjadibasisstudi,tetapijugamempunyaijaringankeilmuanyanglebihluasdan
multifungsi.Dalamkontekspengembangankurikulum,pokokpokokbahasanmasingmasingilmu(baca:mata
kuliah)sebaiknyame
Kedua, pengembangan cabangcabang bahasa Arab menjadi ilmu mandiri, seperti: ilm altarjamah,
ilm alinsy, ilm ushl alnahwi, ilm alMujam (leksikografi) dan sebagainya, sehingga ilmuilmu ini tidak
[17]
hanyasekedarsuplemen,tetapimenjadiilmuyanglebihsubstantif,sistematis,danmendalam.
Seiring
dengan semakin menguatnya basis dan tradisi keilmuan, jika memungkinkan di suatu saat nanti, PBA dapat
membuka program studi atau peminatan: metodologi penelitian bahasa Arab tarjamaah ArabIndonesia,
metodologipembelajaranbahasaArab,pengembangankurikulumbahasaArab,teknologipendidikanbahasa
Arab,dansebagainya.
Ketiga, pembandingan, adaptasi, dan improvisasi ilmu bahasa Arab dengan bahasa Inggris dan
Perancisyangsaatinilebihmajudanmodern.Upayainisebetulnyasudahdilakukan,terutamadalamkonteks
pembagianmetodologipembelajaranbahasaArab.Namuntokohtokohpengembangnyarelatifmasihterbatas.
Di antaranya adalah Kaml Ibrhm Badr, Muhammad Isml Shn, Rusyd Ahmad Thuaimah, Mahmd
[18]
KmilalNqah,RusydKhathir,MahmudFahmHijazi,TammmHassn, dan Abduh alRajih.
Semua
tokohtersebutpernahmengenyampendidikantinggidiBarat,sepertiAmerika,Perancis,Inggris,danJerman.
Keempat,revitalisasipendasarandanpengaitanpengembanganpenelitianbahasaArabdengannuansa
Islam dan sumber utama ajaran Islam, yaitu: alQuran dan alSunnah. Dewasa ini cukup marak dilakukan
olehparasarjanadiperguruantinggiArab.Beberapakaryayangdapatdisebutdisini,antaralain,adalah:al
Isytirk,alLafzhfi alQurn alKarm Baina alNazhariyyah wa alTathbq, AlTarduf, fi alQuran,Al
Karm,BainaalNazhariyyah,waalThabq,AlTarduf,fialQurn,alKarmBainaalNazhariyyahwaAl
Tathbq, ketiganya karya Muhammad Nuruddn alMunajjid (1999), alNahw alQurn: Qawid wa
Syawhid karya Jaml Ahmad Dhafr (1998), dan alManhaj alIslm fi alNaqd alAdab karya Sayyid
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaolehm 7/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

SayyidAbdalRazzq(2001).
Kelima,penguatanpenelitiandanpendidikanbahasaArabmelaluiaplikasidanimprovisasilinguistik
modern dan pengalaman positif di bidang pembelajaran bahasa dari Barat dengan tetap mempertahankan
kekhususan atau karakteristik ilmuilmu bahasa Arab, baik fonologi, morfologi, sintaksis maupun
[19]
semantiknya.
Upayasemacamini,antaralain,terlihatdalambeberapakaryaseperti:DirsatNahwiyyah
waDilliyahwaFalsafiyyahfiDhauialLisniyyahalMushirahkaryaMzinAlWar(2001),alDillah
waAlHarakah:DirsahliAflAlHarakahfiAlArabiyyahAlMushirahfiIthrAlManhijalHadtsah
danalDilalahwaalKalmDirsahliAfalAlHarakahfiAlArabiyyahAlMushirahfiIthrAlManhijal
HadtsahkeduanyakaryaMuhammadMuhammadDwd(2002).

E.ProspekPendidikanBahasaArab
Setiap tantangan pasti memberikan peluang dan prospek jika kita berusaha untuk menghadapi
tantangan itu dengan berpikir positif (altafkr aljb) dan bersikap penuh kesungguhan dan kearifan,
termasuktantanganyangkinidihadapipendidikanbahasaArab.Menurutpenulis,adabeberapaprospekstudi
bahasa Arab di masa depan yang dapat diraih, jika para penggiat dan peminat studi bahasa Arab secara
bersamasamamaudanmampumenekuninyadanmengubahtantanganmenjadipeluang.
Pertama, peluang untuk pengembangan bahasa Arab semakin terbuka, karena seseorang yang
menguasaibahasaArabdapatdipastikanmemilikimodaldasaruntukmendalamidanmengembangkankajian
Islam, atau setidaktidaknya mengembangkan studi ilmuilmu keislaman seperti: fiqh, tafsir, hadits, sejarah
Islam, filsafat Islam, dan sebagainya, dengan merevitalisasi penelusuran (eksplorasi) dan elaborasi sumber
sumberaslinya.Dengankatalain,bahasaArabdapatdijadikansebagaialatdanmodalhidupuntukmencari
danmemperolehyanglaindiluarbahasaArab,baikituilmumaupunketerampilanberkomunikasilisan.
Kedua,pengembanganprofesikeguruan,yaitu:menjaditenagapengajarbahasaArabyangprofesional.
Sebab yang mempunyai kompetensi dan kewenangan akademik dan profesional di MI/SD, MTs/SMP, dan
MA/SMU atau lembaga pendidikan yang sederajat adalah lulusan Pendidikan Bahasa Arab, bukan lulusan
BSA (Bahasa dan Sastra Arab) atau lainnya, meskipun belakangan ini ada kecenderungan lulusan BSA
mengambilProgramAktaMengajar(AktaIV)untukmemperolehkompetensidankewenanganmenjadiguru.
Ketiga, penggiatan dan pembudayaan tradisi penelitian dan pengembangan metodologi pembelajaran
bahasa Arab. Hal ini perlu dilakukan agar ilmu bahasa Arab dan metodologi pembelajarannya semakin
berkembang dinamis dan maju. Melalui penggiatan penelitian, tentu saja, karya akademik dapat dihasilkan,
danpadagilirannyakomunitaspendidikanbahasaArabmenjadilebihtercerahkan.Olehkarenayangselama
ini menjadi hambatan setidaktidaknya kurang mengundang minat menelitiadalah rendahnya dana
penelitian, maka dipandang penting pimpinan UIN mewajibkan setiapkan dosen untuk meneliti dan/atau
menulis karyakarya akademik yang relevan dengan bidang keilmuannya. Kebijakan wajib meneliti ini,
tentusaja,harusdibarengidenganpemberianinsentif(ujrah)yangmemadai:membuatkhusyu,tekun,dan
menikmatiprosespenelitiannya.
Keempat, intensifikasi penerjemahan karyakarya berbahasa Arab, baik mengenai keilmuan dan
keislaman ke dalam bahasa Indonesia dan/atau sebaliknya. Profesi ini cukup menantang dan menjanjikan
harapan, meskipun penerjemah relatif belum mendapat apresiasi yang sewajarnya. Menarik dicatat bahwa
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaolehm 8/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

salah satu faktor yang mempercepat kemajuan peradaban Islam di masa klasik adalah adanya gerakan
penerjemahanbesarbesaran,terutamapadamasaHrnalRasyd(786809M)danalMamn(786833M).
Gerakan penerjemahan itu disosialisasikan dengan ditunjang oleh adanya pusat riset dan pendidikan seperti
BaitalHikmah(WismaKebijaksanaan).
Kelima, intensifikasi akses dan kerjasama dengan pihak luar, termasuk melalui Departemen Luar
Negeri, agar pospos yang bernuansa atau berbasis bahasa Arab dapat diisi oleh lulusan PBA, yang
meminatikarirdibidangdiplomasidanpolitik.Jikaprogrampeminatanataukonsentrasiyangterkaitdengan
bahasa Arab dapat dikembangkan, makna peluang untuk memperoleh lapangan pekerjaan bagi alumni
pendidikanbahasaArabmenjadilebihterbukadankompetetif.Olehkarenaitu,pembenahaninternal,terutama
penjaminan mutu akademik dan peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM (tenaga pendidik) yang
mengabdikandiripadaPendidikanBahasaArabmutlakharusdidisiplinkan,baikdarisegikeilmuanmaupun
kesejahteraan.
Keenam,pengembanganmediadanteknologipembelajaranbahasaArab.Kitaselamainimasihlemah
ataubelummumpunidalammenciptakanprodukmediadanteknologi,sehinggaprosespembelajaranbahasa
Arabdilembagakitamasihbelummendapatsentuhanmodernitasyangbercirikan:mudah,cepat,tepat,dan
efektif. Karena itu, tenaga yang menekuni bidang ini perlu dihasilkan atau dimiliki oleh Pendidikan Bahasa
Arab. Dengan kata lain, kita perlu bermitra dan bersinergi dengan SDM yang memiliki kompetensi untuk
mengembangkanteknologipendidikandanpembelajaranbahasaArabyangmodern.Denganbegitu,tampilan
atau performansi pembelajaran bahasa Arab akan memiliki nilai tambah (added value) dan daya tarik
tersendiri.
Ketujuh, sudah saatnya Pendidikan Bahasa Arab melahirkan karyakarya akademik (hasilhasil
penelitian, teoriteori baru, buku, media, dan sebagainya) yang dapat memberikan pencerahan masyarakat.
LahanpemikiranpendidikanbahasaArabsejauhinibelumtergarapdenganbaik,sehinggadalamhalini
kitamasihmiskinproduktivitaskeilmuan.MenurutMahmdFahmHijz,studi bahasaArab masihterus
memerlukan karya terutama di bidang pengembangan kosakata dan istilahistilah modern, ensiklopedi, bank
istilahsainsdanteknologi,dansebagainya,sehinggabahasaArabtidakdianggapsebagaibahasayangtidak
[20]
mampuberadaptasidenganperkembanganilmudanteknologi.

F.Epilog
Dariuraianreflektifdanelaboratifdiatas,dapatdisimpulkanbahwabanyakpersoalandantantangan
pendidikanbahasaArabyangperludihadapi,disikapi,dandicarikansolusinyasecaraakademikdandalam
batasbatas tertentusecara politik. Isu pencitraan buruk terhadap bahasa Arab, penggantian fushh dengan
mmiyah, rendahnya minat dan motivasi sebagian peserta didik dalam belajar bahasa Arab seharusnya
menyadarkankitasemuabahwakitamasihharusberpikir,bersikap,danberdedikasilebihoptimal(dedicate
moreandmore)untukkemajuanpendidikanbahasaArabdiIndonesia.
TantanganinternalmaupuneksternalpendidikanbahasaArabharuskitajadikansebagaipeluangyang
dapatmemberikanprospekyanglebihcerahdanmenjanjikanbagipeminatdanpenggiatstudibahasaArabdi
masa depan. Epistemologi keilmuan dan kurikulum perlu dibenahi dan diorientasikan kepada pembentukan
kamahiran yang kompetitif di era global ini. Semua itu menuntut banyak pihak untuk bersinergi dalam
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaolehm 9/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

menyatukan visi, misi, arah kebijakan dan pengembangan yang dilandasi oleh kajian akademik yang
mendalam.SelamalembagapendidikanIslammasiheksis,prospekpendidikanbahasaArabtetapakancerah
danmenjadidayatariktersendiri.
PersoalannyakemudianadalahbagaimanakitadapatmembentuktradisikeilmuanbahasaArabyang
dinamis, termasuk tradisi melakukan penelitian, dan upaya serius dari pemerintah (Depag maupun Diknas)
untuklebihpedulidanberkomitmenuntukmemayungikebijakankebijakantentangpendidikanbahasaArab
di Indonesia yang lebih menguatkan posisi tawar bahasa Arab. Menarik ditegaskan, bahwa pemerintah
Malaysia di bawah Perdana Menteri Abdullah Badawi menerbitkan kebijakan berupa pewajiban bagi semua
lembaga pendidikan (Islam, Kristen, Budha, Konghucu, dsb.) untuk mengajarkan bahasa Arab pada tingkat
dasar dan menengah, karena pemerintah menghendaki para lulusan lembaga pendidikannya itu mempunyai
daya saing dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutal masyarakat global. Selain itu, penggunaan bahasa
Arab pada bandara internasional Kuala Lumpur sebagai salah satu media informasi (di samping bahasa
Inggris, Mandarin, dan Melayu), ternyata banyak mengundang mengundang minat wisatawan dan investori
dariTimurTengah,disampingmembukalapangankerjabagilulusanpendidikanbahasaArab.
Akhirnya,kitaberharappemerintahbanyakbelajardaripengalamannegarayangsudahlebihmaju
(sepertiMalaysia) dalam menerbitkan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan bahasa Arab. Jika setiap
tahunkitamemberangkatkanlebihdari210ribujamaahhajikeArabSaudidansekianbanyakTKIkenegara
negara Timur Tengah, mengapa kita tidak banyak berusaha menarik minat wisatawan dan investor dari
kawasan Timur Tengah? Jadi, pendidikan bahasa Arab akan semakin memberi prospek yang cerah dan
mencerahkanjikakebijakanpemerintahdalambidanginilebihvisioner.
DaftarPustaka
rif,AbdalRahmnHasan(Ed.),TammmHassnRidanLughawiyyan,Kairo: lamalKutub, Cet.I,
2002.
Inni,Muhammad,FannalTarjamah,Kairo:alSyarikahalMishriyyahallamiyyah,1992.
AbdulWahab,Muhbib,QuoVadisPendidikanBahasaArabdiEraGlobalisasi,Makalahdisampaikandalam
SeminarSehariBEMJPBAFITKUINJakarta,29Mei2006.
Ab Zaid, Nashr Hmid, Mafhm alNashsh: Dirsat fi Ulm alQurn, Kairo: alHaiah alMishriyyah
almmahlialKitb,1993.
Anshr, Fard, Ishlh alTalm wa Azmah alLughah alArabiyyah fi allam alIslm, diakses dari
Http//:www.albayanmagazine.com/Dialogues/12.htm,20Agustus2007.
Ansori, Imam, Menuju Kurikulum PSPBA yang Kompetitif di Era Global, dalam dalam Dudung Rahmat
HidayatdanYayanNurbayan(Ed.),SeminarInternasionalBahasaArabdanSastraIslam:Kurikulum
danPerkembangannya,Bandung:UINBandung,2007.
alDakhl,HamdibnNshir,MaqltwarafialLughahalArabiyyah,Riydh:MaktabahalMalikFahd
alWathaniyyah,1994,Cet.IV..
Emzir, Kebijakan Pemerintah tentang Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah dan Sekolah Umum, dalam
Dudung Rahmat Hidayat dan Yayan Nurbayan (Ed.), Seminar Internasional Bahasa Arab dan Sastra
Islam:KurikulumdanPerkembangannya,Bandung:UINBandung,2007.
Hassn, Tammm, alLughah alArabiyyah: Manh wa Manh, Kairo: alHaiah alMishriyyah
alAmmahlialKitb,Cet.III,1985.
Hassn,Tammm,IjtihdtLughawiyyah,Kairo:lamalKutub,2007.
Hijz, Mahmd Fahm, alLughah alArabiyyah fi alAshr alHadts: Qadhy wa Musykilt, Kairo: Dr
Qub,Cet.I,1998.
alJln, Ibrhm Badaw, Ilm alTarbiyah wa Fadhl alArabiyyah ala alLught, Kairo: alMaktab
alArabilialMarif,2000.
alKhl, Amn, Manhij alTajdd fi alNahwi wa alBalghah wa alTafsr wa alAdab, Kairo: Dr al
Marif,Cet.I,1961.
Maktab, Nazr Muhammad, alFushha fi Muwjahat alTahaddiyt, Beirut: Dr alBasyir alIslmiyyah,
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaoleh

10/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

1991.
Manshr ibn Shlih alYsuf, alLughah alArabiyyah wa Tahaddiyat alAshr, diakses dari
http://www.suhuf.net.sa/2000jaz/dec/10/ar8.htm,23Oktober2007.
MuhammadalDdwi,IlmalTarjamahBainaalNazhariyyahwaalTathbq,TunisDralMarifah,1992.
Musadd, Abd alSalm, alLughah alArabiyyah wa alTahaddiyt alJaddah, diakses dari
http://www.alriyadh.com/2005/05/12/article,30Juni2007.
Syhn,AbdalShabr,alTahaddiytallatiTuwjihualLughahalArabiyyah,dalamalTuwaijir(Ed.),
alLughahalArabiyyahilaaina?,Rabth:Isesco,2006.
Syhn, Abd alShabr, alTahaddiyt allati Tuwjihu alLughah alArabiyyah, dalam
http://www.isesco.org.ma/pub/arabic/Langue_arabe/p9.htm.,25Juli2007.
Syamsuddin, Jamsuri Muhammad dan Mahdi Masud, Shubat Taallum alLughah alArabiyyah lada
Thullb alUlm alInsniyyah (Ilm alSiysah) fi alJmiah alIslmiyyah allamiyyah bi
Malaysia,dalamDudungRahmatHidayatdanYayanNurbayan(Ed.),SeminarInternasional:Bahasa
Arab dan Sastra Islam Kurikulum dan Perkembangannya, Bandung: UIN Bandung, 2325 Agustus
2007.
van Dijk, Teun A., Ilm alNashsh: Madkhal alMutadkhil alIkhtishsht, terj. dari Textwissenscaft, eine
interdiziplinareEinfuhrungolehSaidHasanBuhairi,Kairo:DralQhirah,2002.

PenulisadalahdosendanKetuaJurusanPendidikanBahasaArab(PBA)FITKUINSyarifHidayatullahJakarta.Makalah
ini sudah dimuat dalam Jurnal Afaq Arabiyyah, Vol. 2, No. 1 Juni 2007: 118. Jurnal ini diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan
BahasaArabFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruanUINSyarifHidayatullahJakarta.
[1]
IlmubahasaArabtradisional,olehAmnalKhl,darisegipotensipengembangannyadikelompokkanmenjaditiga,yaitu:
(1)ilmnadhajawaihtaraqa (ilmu yang sudah matang dan terbakar), seperti ilmu nahwu dan ilmu kalam (teologi), (2) ilm la
nadlajawalaikhtaraq(ilmuyangtidakmatangdantidakterbakar),sepertitafsirdanilmalbayndan ilm nadlaja wa ma
ikhtaraqa(ilmuyangsudahmatangtetapitidakterbakar),seperti:fiqhdanhadits.LihatAmnalKhl,ManhijalTajddfial
NahwiwaalBalghahwaalTafsrwaalAdab,(Kairo:DralMarif,1961),Cet.I,h.127Pendapatbahwanahwuitusudah
matang dan selesai disanggah oleh Tammm Hassn. Menurutnya, nahwu sebagai ilmu tetap berkembang, bergantung pada
perspektifdanmetodepenelitianyangdigunakan.Metodedeskriptif(manhajwashf)yangdisumbangkanolehlinguistikmodern
cukupkompatibeluntukdijadikansebagaimediauntukmelihatulang(idahalnazhar)danmengembangkannahwudanilmu
ilmu bahasa Arab lainnya. Lihat Tammm Hassn, alLughah alArabiyyah: Manh wa Manh, (Kairo: alHaiah al
Mishriyyah alAmmah li alKitb, 1985), Cet. III, h. 7. Dalam karyanya yang terbaru, Ijtihdt Lughawiyyah, ia menyerukan
pentingnya ijtihad dalam pemikiran bahasa Arab, karena pemikiran linguistik Arab banyak terkungkung oleh sejarahnya itu
sendiri,disampingkarenakurangnyadayakritisparaulamabahasaArabkontemporerterhadapwarisanintelektualArabklasik.
Bahkan menurut Abd alSalm alMusadd, hegemoni nahwu historis (alnahwu altrkh) itu jauh lebih kuat dibandingkan
denganperkembanganpengetahuan(altathawwuralmarif).Maksudnya,warisanpemikirannahwuyangtelahmenyejarahitu,
dengan aneka perbedaan pendapat dan aliran yang ada berikut tokohtokohnya, lebih banyak diwacanakan daripada substansi
keilmuannahwuitusendiri.LihatTammmHassn,IjtihdtLughawiyyah,(Kairo:lamalKutub,2007)danAbdalSalmal
Musadd, alLughah alArabiyyah wa alTahaddiyt alJaddah, diakses dari http://www.alriyadh.com/2005/05/12/article, 30
Juni2007.
[2]
MuhbibAbdulWahab,QuoVadisPendidikanBahasaArabdiEraGlobalisasi,MakalahdisampaikandalamSeminar
SehariBEMJPBAFITKUINJakarta,29Mei2006.
[3]
Adakecenderunganuntukmengembangkankurikulumyangberbasisketerampilankomunikasiglobal.Melaluikurikulum
yang demikian lulusan PBA diharapkan memiliki kompetensi berbahasa Arab aktif. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
(PSPBA)UniversitasNegeriMalang(UNM)misalnyamengalokasikan58sks(46%)untukmatakuliahketerampilanberbahasa
daritotal126sksmatakuliahbidangstudi.Darisegikuantitas,jumlahtersebutjauhlebihbesardibandingkandengan18sksyang
dialokasikan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah UIN Yogyakarta. Selain itu, pembentukan keterampilan
berbahasa diawali dengan program bahasa Arab intensif selama satu tahun dengan bobot 24 sks. Lihat Imam Ansori, Menuju
KurikulumPSPBAyangKompetitifdiEraGlobal,dalamdalamDudungRahmatHidayatdanYayanNurbayan(Ed.),Seminar
InternasionalBahasaArabdanSastraIslam:KurikulumdanPerkembangannya,(Bandung:UINBandung,2007),h.1434.
[4]
BacaAbdalShabrSyhn,alTahaddiytallatiTuwjihualLughahalArabiyyah,dalamalTuwaijir(Ed.),al
LughahalArabiyyahilaaina?,(Rabath:Isesco,2006).
[5]
Bandingkan Abd alShabr Syhn, alTahaddiyt allati Tuwjihu alLughah alArabiyyah, dalam
http://www.isesco.org.ma/pub/arabic/Langue_arabe/p9.htm.,25Juli2007.
[6]
Syhn,alTahaddiytdalamhttp://www.isesco.org.ma25Juli2007.
[7]
Fard alAnshr, Ishlh alTalm wa Azmah alLughah alArabiyyah fi allam alIslm, diakses dari
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaoleh

11/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

Http//:www.albayanmagazine.com/Dialogues/12.htm,20Agustus2007.
[8]
Manshr ibn Shlih alYsuf, alLughah alArabiyyah wa Tahaddiyat alAshr, diakses dari
http://www.suhuf.net.sa/2000jaz/dec/10/ar8.htm,23Oktober2007.
[9]
LihatNazrMuhammadMaktab,alFushhafiMuwjahatalTahaddiyt,(Beirut:DralBasyiralIslmiyyah,1991).
[10]
HarusdiakuibahwasaatinibahasaArabsedangkalahpasarandibandingkandenganbahasainternasionallainnya,
sepertibahasaInggrisdanMandarinkarenabeberapasebab.SalahsatunyaadalahkarenaumatIslamsaatiniterbelakangdalam
bidangilmupengetahuandanteknologi,danhegemonibahasaInggrisyangcukupkuatkarenabanyaknyanegarayangpernah
menjadi jajahan Inggris, termasuk Amerika, yang kemudian menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa
pengantardilembagalembagapendidikan,sepertidiIndia,Malaysia,Singapura,disampingkarenastabilnyasistempolitikdan
perekonomiannegaraini.
[11]
Emzir,KebijakanPemerintahtentangPengajaranBahasaArabdiMadrasahdanSekolahUmum,dalamDudungRahmat
HidayatdanYayanNurbayan(Ed.),SeminarInternasionalBahasaArabdanSastraIslam:Kurikulumdan Perkembangannya,
(Bandung:UINBandung,2007),h.23.
[12]
JamsuriMuhammadSyamsuddindanMahdiMasud,ShubatTaallumalLughahalArabiyyahladaThullbalUlm
alInsniyyah(IlmalSiysah)fialJmiahalIslmiyyahallamiyyahbiMalaysia,dalamDudungRahmatHidayatdanYayan
Nurbayan (Ed.), Seminar Internasional: Bahasa Arab dan Sastra Islam Kurikulum dan Perkembangannya, Bandung, 2325
Agustus2007,h.2325.
[13]
DiakuibahwaUniversitasIslamalImamMuhammadIbnSadyangberpusatdiRiydhtelahmembukaLembagaIlmu
Pengetahuan Islam dan Arab/LIPIA (Mahad alUlm alIslmiyyah wa alArabiyyah) di beberapa negara seperti: Jepang,
Indonesia,Mauritania,Jibouti,danAmerikaSerikatatasbiayaSaudi.Lembagaini,antaralainbertujuanuntukmenyebarluaskan
pendidikanbahasaArab.Lembagainijugamenyediakanperpustakaanyangrelatifmemadai.Namun,programsemacaminitidak
diikutiolehnegaranegarateluklainnyayangkayaminyakbumisepertiKuwait,UniEmiratArab,danQatar.KeberadaanLIPIAdi
Jakarta cukup memberikan kontribusi positif bagi pendidikan bahasa Arab di Indonesia, namun belum cukup menjangkau dan
memenuhianimopelajarMuslimdiIndonesiakarenaketerbatasandayatampungdanlainnya.Kedepan,lembagasemacamLIPIA
inidiharapkandapatdidirikandiIndonesiaatasbiayabeberapanegaraArabtersebutatausetidaktidaknyadapatdibukaKuwait
Corner,QatarCorner,EmiratCorner,dansebagainya,sehinggaterciptaaltabdul alilm wa altsaqf (pertukaran ilmu dan
budaya).BacaHamdibnNshiralDakhl,MaqltwarafialLughahalArabiyyah, (Riydh: Maktabah alMalik Fahd al
Wathaniyyah,1994),Cet.IV,h.83.
[14]
Lihat Teun A. van Dijk, Ilm alNashsh: Madkhal alMutadkhil alIkhtishsht, terj. dari Textwissenscaft, eine
interdiziplinareEinfuhrungolehSaidHasanBuhairi,(Kairo:DralQhirah,2002).
[15]
Kajian mengenai teks di dunia Arab cukup semarak karena peradaban Islam mewariskan teks yang sangat melimpah.
Nashr Hmid Ab Zaid menyatakan bahwa jika peradaban Mesir kuno adalah peradaban pascakematian (Mummi, piramida,
makamrajaraja)peradabanYunaniadalahperadabannalar(akal,filsafat),makaperadabanIslamadalahperadabanteks(nash).
LihatNashrHamidAbZaid,MafhmalNashsh:DirsatfiUlmalQurn,(Kairo:alHaiahalMishriyyahalmmahlial
Kitb,1993),h.11.
[16]
Kajianmengenaistilistikapadamerupakanbagiandariilmubalaghah.Seiringdenganperkembanganilmubahasadan
sastra Arab, dan estetika (keindahan, termasuk keindahan bahasa), muncullah kajian yang lebih intensif dan mengarah kepada
pembentukanilmuuslb.Diantarakaryayangberkaitandenganilmuiniadalah:alUslb:DirsahBalghiyyahTahliliyyah li
Ushl al Aslb alAdabiyyah (1993) karya Ahmad alSyyib Ilm alUslub: Mabadiuhu wa Ijraatuhu (1983) karya Shalh
FadhldanJamliyyahalUslb:alShrahalFanniyahfialAdabalArabkaryaFyizalDyah.
[17]
Tarjamah misalnya semula hanya merupakan salah satu cabang bahasa Arab yang disubordinasikankan dalam buku
bukupelajaranbahasaArab.Dalamperkembangannya,tarjamahkemudianmenjadisebuahmatakuliah,danbelakanganmenjadi
sebuahprogramstudisepertiyangadapadaFakultasAdabdanHumaniora.Demikianpula,karyakaryatentangtarjamahmula
mulamisalnyahanyaberupafann(seni)belakangankatailmdisebutkansecarategas.Lihatmisalnya,MuhammadInni,Fann
alTarjamah, (Kairo: alSyarikah alMishriyyah allamiyyah, 1992) Muhammad alDdwi, Ilm alTarjamah Baina al
NazhariyyahwaalTathbq,(TunisDralMarifah,1992)danIbrhmBadawalJln,IlmalTarbiyahwaFadhlalArabiyyah
alaalLught,(Kairo:alMaktabalArabilialMarif,2000).
[18]
Pemikiran tokohtokoh tersebut juga sangat layak dijadikan sebagai obyek penelitian, baik dalam rangka penulisan
skripsi,tesis,maupundisertasi.DiantaratokohpendidikanbahasaArabyangsangatproduktifadalahRusydAhmadThuaimah.
SelainaktifdiIsesco,diaadalahpeneliti,dosenterbangdiberbagaiperguruantinggidiTimurTengah.Diantarakaryanyayang
banyakmenjadireferensidalampendidikanbahasaArabbaginonArabadalahalMarjifiTalmalLughahalArabiyyahlial
Nthiqna bi Lught Ukhra (1986) Talm alKibar: Takhthth Barmijihi wa Tadrs Mahrtihi (1999), Talim alLughah
alArabiyyahlighairalNthiqnabiha:ManhijuhuwaAslbuhu(1989)ManhijTadrsalLughahalArabiyyahbialTalm
alAss(2001)TalimalLughahalArabiyyahwaalDnbainaalIlmwaalFann(2000)danyangterbaru,TalmalLughah
Ittishliyyan:ManhijuhuwaIstirjiyyatuhu(2006).
[19]
Dalamkonteksini,usahaTammmHassn(1918sekarang),linguisMesirkontemporer,untukmengaplikasikanteori
teorilinguistikmoderndalamkajianbahasaArab(terutamanahwu)cukupberhasil.Iamendasarkanstudinyadenganmembangun
http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaoleh

12/13

14/7/2016

TANTANGANDANPROSPEKPENDIDIKANBAHASAARABDIINDONESIAOlehMuhbibAbdulWahab

landasanilmiahterlebih,yaitumerumuskanManhijalBahtsfialLughah(1955),metodologipenelitianbahasa.Setelahitu,ia
membongkar (mendekonstruksi) warisan intelektual klasik (nahwu), lalu merekonstruksinya dengan menawarkan model kajian
bahasaArabyanglebihrealistis,rasional,danpragmatis.Pendekatandalamkajianbahasanmenurutnyasangatluasdanluwes,
sesuai dengan fungsi bahasa itu sendiri. Bahasa Arab dapat didekati dari perspektif pendidikan, penelitian, sejarah, kritik, dan
evaluasi. Berbagai pendekatan tersebut, setelah diaplikasikan, menghasilkan sejumlah karya yang cukup monumental. Di
antaranya:alLughah alArabiyyah: Manh wa Mabnh (1973), alUshl: Dirasah Epistemolojiyyah li alFikr alLughawi
Inda alArab: alNahw Fiqh alLughah alBalghah (1981) alTamhd fi Iktisb alLughah alArabiyyah li Ghair al
Nthiqna bih (1984) alKhulshah alNahwiyyah (2000), alBayn fi Rawi alQurn (1993). Mengenai biografi
intelektualnya,lihatAbdalRahmnHasanalrif(Ed.),TammmHassnRidanLughawiyyan,(Kairo:lamalKutub,2002),
Cet.I,h.1333.
[20]
MahmdFahmHijz,alLughahalArabiyyahfialAshralHadts:QadhywaMusykilt,(Kairo:DrQub,1998),
Cet.I,h.79.

http://www.atida.org/melayu/index.php?view=article&catid=4%3Aarticles&id=50%3Atantangandanprospekpendidikanbahasaarabdiindonesiaoleh

13/13

Anda mungkin juga menyukai