Anda di halaman 1dari 14

ATTAQWA | VOL. 13 NO.

1 JULI 2018

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN


PELAJARAN BAHASA ARAB KELAS 1 MI PLUS DARUL FALAH
Ida Fitri Shobihah1
STAI DARUTTAQWA GRESIK

Achmad Fathoni
MI PLUS DARUL FALAH

ABSTRAK
Siswa kelas bawah jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah siswa yang mengalami masa
penyesuaian diri dari jenjang taman kanak-kanak ke jenjang MI. Bertambahnya beban
pembelajaran pada siswa kelas bawah khususnya kelas 1 membutuhkan strategi pembelajaran yang
tepat untuk dapat menyampaikan materi sesuai dengan target. Bahasa Arab adalah salah satu
pelajaran yang menjadi ciri khas dari madrasah Ibtidaiyah yang tidak mudah untuk dipelajari.
Penggunaan media audio visual menjadi salah satu strategi yang diharapkan dapat membantu
siswa mudah dalam mengikuti pembelajaran khususnya pelajaran Bahasa Arab. Pada penelitian
dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas 1 menggunakan video kosakata
sesuai dengan pelajaran pada setiap babnya. Hasil menunjukkan bahwa dengan adanya media
audio visual tersebut siswa mengalami peningkatan kemampuan dalam menghafal kosakata bahasa
Arab. penggunaan media audio visual mempermudah siswa dalam mendengarkan cara pelafalan
dan melihat bentuk tulisan serta ilustrasi dari kosakata tersebut.
kata kunci: media audio visual, hafalan kosakata bahasa Arab, siswa kelas 1 MI.

I. PENDAHULUAN

Proses pendidikan merupakan kegiatan belajar yang menjadi kegiatan pokok.

Kegiatan belajar menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan. Belajar adalah

suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar

itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.2 Oleh karena itu

belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah

1
Peneliti juga menjadi Guru Pengembangan Diri di MI Plus Darul Falah Gambiran Mojoagung Jombang.
2
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Dimyanti, Mudjiono, h.1.
21
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin

disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Belajar yang efektif harus dimulai dari pengalaman langsung atau pengalaman konkrit

dan menuju kepada pengalaman yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu

dengan alat pengajaran dan pembelajaran daripada tanpa dibantu oleh alat pengajaran. Media

mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang

diharapkan dapat dimiliki akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan media

pembelajaran. Media yang dapat digunakan guru salah satunya adalah media audio visual.

Media audio visual merupakan salah satu sarana yang tepat dalam proses belajar mengajar.

Pada kenyataannya belum banyak guru yang menggunakan media audio visual dalam proses

pembelajaran.

Seperti diketahui bersama permasalahan pembelajaran pada dasarnya dipengaruhi

oleh banyak faktor. Terdapat faktor yang bersumber pada diri anak sendiri dan faktor yang dari

luar anak seperti kualitas lembaga penyelenggara pendidikan. Faktor dari penyelenggara

pendidikan adalah kualitas guru yang mendidik, sejauh mana kemampuan mengajar dari guru

tersebut sehingga mampu menyampaikan materi dengan baik. Kecakapan guru dalam

menggunakan metode dan media pembelajaran menjadi penting dalam melihat kualitas guru.

Keberhasilan dalam proses belajar dalam menentukan prestasi belajar siswa. Prestasi

belajar merupakan wujud yang menggambarkan usaha belajar yang melibatkan interaksi

antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan lingkungannya. Dari pengertian ini dapat

dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melalui proses

belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka, huruf ataupun tindakan yang mencerminkan

prestasi anak dalam periode tertentu dalam belajar. Suatu proses belajar mengajar tentang
22
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.3

Bahasa Arab adalah salah satu mata pelajaran khas dari lembaga Madrasah

Ibtidaiyah (MI). Kendala siswa kelas 1 MI adalah kemampuannya dalam membaca dan

menghitung. Dengan kendala ini tentu ketika siswa mempelajari hal lain yang lebih baru

lagi seperti tulisan Arab yang gandeng menjadi kendala tambahan bagi siswa dalam

mempelajari materinya. Situasi ini yang menuntut guru mata pelajaran Bahasa Arab

diharuskan memiliki metode khusus untuk memudahkan proses belajarnya. Pada

penelitian ini, guru mata pelajaran mencoba mengaplikasikan metode pembelajaran

dengan menggunakan media audio visual pada Bahasa Arab kelas 1 MI Plus Darul Falah.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan media audio visual pada pelajaran bahasa Arab kelas 1 MI Plus

Darul Falah?

2. Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan siswa pada

pelajaran bahasa Arab kelas 1 MI Plus Darul Falah?

II. KAJIAN TEORI


Aktivitas Belajar pada siswa Madrasah Ibtidaiyah
Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi

antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Aktivitas tersebut diutamakan pada siswa,

sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi

3
Dimyanti, Mudjiono .2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, h.3.
23
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

belajar aktif. Paul dalam Hamalik (2008) membagi aktivitas belajar dalam 8 kelompok

antara lain:

1) Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran,

dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,

mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara,

diskusi, dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi

kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis laporan, menulis cerita, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat

rangkuman, mengerjakan tes, mengisi dan angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

6) Kegiatan-kegiatan metric

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melakssiswaan pameran, membuat model,

menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor- faktor,

melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.


24
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

8) Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam

kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan.

Pada penelitian yang akan dilakukan aktivitas belajar pada siswa MI diterapkan

kolaborasi bentuk dua kegiatan menjadi satu kegiatan. Kegiatan visual dan mendengarkan

yang sudah biasa diterapkan dan menjadi aktivitas belajar siswa dengan penerapan yang

terpisah, diupayakan pelaksanaan kedua kegiatan tersebut menjadi satu yang disebut

dengan audio visual. Yakni kegiatan belajar yang melibatkan penglihatan dan

pendengaran. Aktivitas belajar yang dibentuk adalah siswa mendengar sekaligus melihat

materi pembelajaran sehigga diharapkan dapat lebih memudahkan siswa dalam

memahami materi yang dipelajari.

Perkembangan Kognitif Siswa Madrasah Ibtidaiyah

Perkembangan kognitif menurut Jean Piaget meliputi empat tahap. Pertama,

tahap sensorimotor (0-2 tahun) yang mempunyai ciri perkembangan yang mana

masih mempelajari stimulus berdasarkan panca indra yang dimiliki. Kedua, tahap pra

operasional (2-7 tahun) dengan ciri perkembangan menggunakan simbol atau bahasa,

tanda, dan konsep intuitif. Ketiga, tahap operasional konkret (8-12 tahun) dengan ciri

perkembangan memakai aturan jelas atau logis, dan reversibel dan kekekalan. Keempat,

tahap operasional formal (12 tahun ke atas) dengan ciri perkembangan hipotesis,

abstrak, deduktif dan induktif, serta logis dan probabilitas (Suprijono 2011).

Berdasarkan perkembangan kognitif menurut Piaget tersebut, siswa kelas 1 MI

yang kisaran usia 6-7 tahun berada pada tahap pra operasional. Siswa kelas 1 adalah siswa

25
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

yang baru lulus dari pendidikan Taman Kanak-kanak sehingga model pembelajarannya

tidak jauh berbeda. Tahap perkembangan masih pada tahap yang sama yakni tahap dimana

anak memperkaya kosakata, mengenali berbagai simbol dan bahasa secara sederhana.

Media Pembelajaran Audio Visual

Menurut Rohani dalam Suprijono menyatakan bahwa audio visual adalah media

instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar. Media

audio visual merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penerapannya

melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.4

Menurut Wibawa dan Farida Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat

sekaligus dapat didengar seperti film bersuara, video, televisi, dan sound slide.

Dengan karakteristik yang lebih lengkap, media audio visual memiliki kemampuan

untuk dapat mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual saja. Media

audio visual ini lebih realistis. Ditinjau dari karakteristiknya, media audio visual

pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Media audio visual diam,

contohnya yaitu: film strip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara, dan lain-lain;

(2) Media audio visual gerak, contohnya yaitu: televisi, video, film, dan lain-lain.5

Media audio visual merupakan media pembelajaran tampak dengar yang dapat

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar

4
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori, dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
h. 24.
5
Wibawa, Basuki dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana. h. 36.
26
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

karena unsur dengar dan unsur penglihatan dapat disajikan serentak. Dengan kata

lain media audio visual adalah rangkaian gambar elektronik yang disertai unsur audio

yang dituangkan pada pita video, dan dapat dilihat melalui alat pemutar video player

dan jika dalam bentuk VCD maka menggunakan VCD player yang dihubungkan ke

monitor televisi.

Media audio visual memiliki karakteristik yang dimilikinya baik itu

kelebihan maupun kekurangannya,6 antara lain yaitu:

1) Kelebihan media pembelajaran audio visual antara lain: (a) Merupakan media gerak

perpaduan gambar dan suara; (b) Mampu mempengaruhi tingkah laku manusia

melebihi media cetak; (c) Dapat digunakan seketika dan digunakan secara berulang;

(d) Dapat menyajikan materi yang secara fisik tidak dapat dibawa ke kelas; (e)

Dapat menyajikan objek secara detail; (f) Tidak memerlukan ruang gelap; (g) Dapat

menyajikan objek yang berbahaya; (h) Dapat diperlambat atau dipercepat; dan (i)

Dapat digunakan untuk klasikal atau pun individual.

2) Keterbatasan yang dimiliki media belajar audio visual antara lain: (a) Memerlukan

dana yang relatif banyak/mahal; (b) Memerlukan keahlian khusus; (c) Sukar untuk

direvisi (d) Memerlukan arus listrik.

Media audio visual merupakan perantara penyampaian pesan atau materi

pelajaran yang dapat ditangkap oleh indera pendengaran dan penglihatan, dapat

didengarkan sekaligus dapat diilihat. Dengan kelebihan dan kekurangannya tersebut

6
Siddiq, M Djauhar, Isniatun Munawaroh & Sungkono. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD.
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. h.56.
27
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

media audio visual tetap dapat menjadi media yang memberikan dampak positif dalam

pembelajaran pada masa modern ini.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

dilaksanakan dalam dua siklus. Alokasi waktu pada siklus I adalah 6 jam pelajaran

yang dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, pertemuan 1 dan 2 digunakan untuk

pembelajaran dan pertemuan 3 untuk tes formatif. Pada siklus II juga terdiri atas 3

pertemuan, pertemuan 1 dan 2 untuk pembelajaran dan pertemuan ke-3 untuk tes

formatif dengan alokasi waktu 6 jam pelajaran. Pada setiap siklus melalui 4 tahapan yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas 1

MI Plus Darul Falah Gambiran sebanyak 59 siswa tahun pelajaran 2017/2018. Data yang

diperoleh berbentuk data kuantitatif dan kualitatif.7

Media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk video

tentang kosakata pada pelajaran bahasa Arab kelas 1 MI yang disajikan per bab pelajaran.

Video yang dibukan menampilkan tulisan arab, arti dan gambar dari kosakata yang juga

disertai dengan suara guru tentang pelafalan kosakata tersebut. Video dibagikan kepada

grup wali siswa yang bisa didowndload di whatsapp dan youtube MI Plus Darul Falah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan pelajaran Bahasa Arab di MI Plus Darul Falah diberikan kepada siswa setiap

satu minggu sekali tatap muka sebanyak 2 jam pelajaran. Pelajaran Bahasa Arab kelas 1 MI terdiri

7
Simbolon, Hotman. 2009. Statistika. Yogyakarta: Graha Ilmu. h.30.

28
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

dari 8 bab yang terbagi menjadi 4 bab untuk semester 1 dan 4 bab untuk semester 2. Guru

pengajaran Bahasa Arab adalah Guru Mata pelajaran sendiri yang berlatarbelakang pendidikan

agama dan memiliki pengalaman tinggal di pondok pesantren selama 6 tahun.

Pada Siklus I siswa diberikan materi bahasa Arab dengan metode melihat tulisan di buku

dan papan tulis kemudian siswa menirukan guru dalam melafalkan kosakata. Siklus I ini bertepatan

dengan materi semester 2 bab Asmaul Ayyami (Nama-nama hari). Hasil observasi menunjukkan

bahwa pada saat pelajaran Bahasa Arab berlangsung siswa menunjukkan respon yang beragam.

terdapat siswa yang dapat mengikuti instruksi guru dengan baik, ada yang mendengarkan tetapi

tidak mampu menirukan, dan ada yang cenderung bermain sendiri. Hasil evaluasi yang dilakukan

melalui Penilaian Harian (PH) pada siklus I ini menunjukkan bahwa dari 59 siswa kelas 1 MI 59%

belum mampu mencapai nilai KKM yakni 70. Kendala yang menyebabkan siswa mendapatkan

nilai kurang dari KKM mata pelajaran adalah siswa belum menghafal kosakata dengan baik

sehingga tidak mampu menjawab soal-soal penilaian harian dengan tepat.

Pada siklus II materi pembelajaran Bahasa Arab bertepatan dengan bab Alfawaakihu (buah-

buahan). Pada pertemuan pertama, siswa diajak mengenali macam-macam buah yang menjadi

bagian dari materi pembelajaran. Siswa diajak menirukan pelafalannya dan menulis dalam Bahasa

Arab serta Bahasa Indonesia di buku tulis. Kemudian melalui penggunaan LCD Proyektor, siswa

diajak melihat video yang telah dibuat guru mata pelajaran. Pada saat siswa melihat video yang

ditayangkan seluruh siswa antusias untuk melihat kea rah video tersebut. Pada pertemuan kedua,

siswa diminta melafalkan bersama-sama hafalan kosakata yang dipelajari melalui video sejak

pertemuan pertama. Kemudian dilanjutkan dengan kuis tebak arti kata yang dilakukan secara

individu dan kelompok. Pada pertemua ketiga, dilakukan PH. Hasil menunjukkan bahwa pada bab

ini hanya 7% siswa yang tidak mencapai KKM.

29
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

No. Nama Nilai Pada Siklus I Nilai Pada Siklus II Keterangan


1 Afrah Fathi Fauzani 56 82 Meningkat
2 Ahmad Hisyam Mirza M. 92 100 Meningkat
3 Ahmad Zidan Aprilio 42 56 Meningkat
4 Aura Kartika Vyati 92 100 Meningkat
5 Avicena Shafa Kumara 70 70 Tetap
6 Az-Zukhruf Khoirun Nisa' 92 100 Meningkat
7 Dendy Akbar Pratama 60 92 Meningkat
8 Dhabit Hafizuddin 66 96 Meningkat
9 Dwi Tegar Pradhitiya 54 96 Meningkat
10 Fazizan Habib Al-Azhar 74 96 Meningkat
11 Hazal Faiza Lovely 62 96 Meningkat
12 Ibni Nabil Abimanyu 70 90 Meningkat
13 Ilham Kobil Romadhon 60 90 Meningkat
14 M. Fadil Ghozali 69 100 Meningkat
15 Maritsa Nailal Husni 56 96 Meningkat
16 Mochammad Asadil Azzam 50 92 Meningkat
17 Mochammad Dava Taufiq 72 96 Meningkat
18 Moh. Hafid Firmansyah 45 69 Meningkat
19 Muhammad Adam At-Taufiq 58 92 Meningkat
20 Muhammad Azam Rohmatulloh 64 100 Meningkat
21 Muhammad Fahri Firmansyah 72 94 Meningkat
22 Muhammad Raihan Izzul Haq 50 100 Meningkat
23 Nabillah Maoren Syavira C. A. 54 94 Meningkat
24 Nadya Aufaa' Firdaus 74 100 Meningkat
25 Naila Zadinar Selsikirani 60 100 Meningkat
26 Rafa Dwi Wibowo 72 96 Meningkat
27 Revalia Kirana Putri 76 92 Meningkat
28 Risma Ayu Rosita 87 100 Meningkat
29 Shafa Alfatha Putri 80 100 Meningkat
30 Sifani Eka Andien Cherysa 65 94 Meningkat
31 Aisyah Anindya Al Mahyara 58 100 Meningkat
32 Alif Nur Khasanah 70 84 Meningkat
33 Anisa Syahla Dentya 40 100 Meningkat
34 Annisa Nur Fajriana 46 90 Meningkat
35 Aprilia Rahma Anggraini 64 96 Meningkat
36 Azzam Ihza Maulana Arianto 100 100 Tetap

30
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

37 Dzaki Murti Al-Hakim 40 46 Meningkat


38 Elvio Rahman Al-khalifi 100 96 Meningkat
39 Fazhura Aulia Kusnadi 58 100 Meningkat
40 Ghaniaddien Hafizh Zulfikri 46 100 Meningkat
41 Kayla Naifah Putri 58 94 Meningkat
42 Kenzie Aryasatya Sanjaya 88 100 Meningkat
43 Khilyatun Najwa 64 100 Meningkat
44 Kiara Atana Azzarah 46 86 Meningkat
45 Moch. Fahmi Aqwa 50 66 Meningkat
46 Mohammad Azzamy Haqi 56 100 Meningkat
47 Muhammad Abdurahman Fahri 94 74 Menurun
48 Muhammad Bahril Al Irsyad 52 96 Meningkat
49 Muhammad Fairuz Royyan M. 70 90 Meningkat
50 Muhammad Rendi Prasetio U. 70 92 Meningkat
51 Navilia Yasmin Muclis 70 100 Meningkat
52 Nuh Fadil Dharma 75 82 Meningkat
53 Rif'at Naufal Athaya R. 46 96 Meningkat
54 Rio Attaillah Geraldi 40 92 Meningkat
55 Saskia Putri Maulida 70 100 Meningkat
56 Tyo Sadewo 40 92 Meningkat
57 Yusril Rais Annadif 58 92 Meningkat
58 Muhammad Azhar Syaputra 40 92 Meningkat
59 Maulana Ahmad Said Khan 30 56 Meningkat
Jumlah Nilai di atas KKM 70 41% 93% Meningkat 95%,
Tetap 3%, dan
Jumlah Nilai di bawah KKM 70 59% 7%
menurun 2%
Tabel 1. Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II

Adanya perbedaan hasil pada siklus I dan siklus II, yang mana pada siklus I sebanyak 59%

siswa tidak mampu mencapai KKM dan siklus II hanya 7% siswa yang tidak mencapai KKM. Hal

ini menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual memberikan manfaat yang signifikan

dalam membantu siswa dalam memahami dan menghafal materi dalam pelajaran bahasa Arab.

Melalui temuan yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa metode mengajar yang

31
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

menggunakan media audio visual perlu dipertahankan dan bahkan diterapkan dalam mata

pelajaran lain.

Ketika dibandingkan hasil dari siklus I dan siklus II pada setiap siswa menunjukkan bahwa

terdapat 95% mengalami peningkatan hasil Penilaian Harian (PH), dan 3% tetap, serta 2%

menurun. Pada siswa yang mengalami peningkatan (95% siswa) merupakan siswa yang memiliki

kehadiran penuh dan menunjukkan antusiasme dalam pembelajaran di kelas. Bahkan terdapat

beberapa siswa yang mengirimkan video tiruan pada saat di rumah kepada guru pengampu mata

pelajaran.

Pada siswa yang mengalami menunjukkan angka tetap dan menurun pada nilai yang dicapai

dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya pertama, ketidakhadiran siswa dalam

pembelajaran di kelas. Faktor pertama ditemukan dalam observasi pada siswa yang nilainya

menurun. Nilainya yang menurun pun tidak kurang dari KKM sehingga tetap menunjukkan adanya

pemahaman yang cukup terhadap materi yang dipelajari. Kedua, motivasi belajar siswa yang

belum terbentuk. Faktor kedua ini merupakan kendala secara umum pada siswa yang masuk

kategori tetap. Kemampuan membaca dan menulis yang kurang dan disertai dengan rendahhnya

motivasi pada kedua siswa tersebut menjadi catatan pada guru pengembangan diri. Saat ini siswa

tersebut juga masuk pada program pendampingan individu.

Penggunaan media audio visual lebih banyak dilakukan oleh guru yang mengampu siswa

jenjang menengah atas8, menengah pertama9, atau jika pada tingkat sekolah dasar digunakan untuk

8
Anggi Aris Rinaldi, Daryati, Riyan Arthur, Penggunaan media pembelajaran berbasis audio visual untuk mata
pelajaran konstruksi bangunan, Jurnal Pendidikan Teknik Sipil, vo.6, no.1, 2017.
9
Joni Purwono, Sri Yutwini, Sri Anitah, Penggunaan media audio visual pada mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam di sekolah menengah pertama negeri 1 Pacitan, Jurnal Teknologi pendidikan dan Pelajaran, vol.2, no.2, 2014.
32
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

siswa kelas tinggi ( kelas 4-6)10. Berbagai materi pembelajaran dapat menjadi lebih efektif ketika

menggunakan media audio visual. Kendala untuk penggunaannya adalah mahalnya peralatan yang

dibutuhkan untuk dapat menggunakan media audio visual dalam pembelajaran.

KESIMPULAN
Penggunaan media audio visual pada siswa kelas 1 MI Plus Darul Falah pada mata

pelajaran Bahasa Arab diterapkan dengan membuat video mengenai kosakata yang ada pada bab

pelajaran tersebut. Video kosakata menjadi bagian dari materi yang dapat dipelajari siswa baik di

sekolah maupun di rumah. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran Bahasa Arab di

kelas 1 MI Plus Darul Falah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Arab.

Sehingga, penggunaan media audio visual ekfektif dalam membantu meningkatkan hasil belajar

siswa.

10
Ahmad Fujiyanto, Asep Kurnia, Dadang Kurnia, Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi hubungan antar makhluk hidup, Jurnal Pena Ilmiah, vol.1, no.1, 2016.
33
ATTAQWA | VOL. 13 NO. 1 JULI 2018

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Dimyanti, Mudjiono .2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori, dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Siddiq, M Djauhar, Isniatun Munawaroh & Sungkono. 2008. Pengembangan Bahan
Pembelajaran SD. Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi.
Wibawa, Basuki dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana.
Simbolon, Hotman. 2009. Statistika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Anggi Aris Rinaldi, Daryati, & Riyan Arthur. 2017. Penggunaan media pembelajaran berbasis
audio visual untuk mata pelajaran konstruksi bangunan, Jurnal Pendidikan Teknik Sipil,
vo.6, no.1.
Joni Purwono, Sri Yutwini, & Sri Anitah. 2014. Penggunaan media audio visual pada mata
pelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah menengah pertama negeri 1 Pacitan, Jurnal
Teknologi pendidikan dan Pelajaran, vol.2, no.2.
Ahmad Fujiyanto, Asep Kurnia, & Dadang Kurnia. 2016. Penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi hubungan antar makhluk hidup, Jurnal Pena
Ilmiah, vol.1, no.1.

34

Anda mungkin juga menyukai