Anda di halaman 1dari 3

TEMA TEKNIK FASILITASI

Materi
Tujuan

POD dan Metode Pelatihan Partisipatif


Peserta memahami dan menyadari:
1. Semua warga belajar adalah narasumber
2. Pendiidkan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi
3. Metode-metode pelatihan Partisipatif

Waktu
Kegiatan
Pertanyaan
Kunci
Proses

1 Jpl (45)
Kegiatan 1: Ceramah tentang POD dan Metode Pelatihan Partisipatif
Bagaimana cara memfasilitasi pelatihan partisipatif ?
1) Bukalah pertemuan dengan memberi salam dan jelaskan kepada peserta bahwa
kita akan membahas Tema : Teknik Fasilitasi dan dimulai dengan Modul
Pendidikan Orang Dewasa dan uraikan apa yang akan dicapai melalui modul ini,
yaitu peserta memahami dan menyadari :

Semua warga belajar adalah narasumber

Pendidikan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi

2) Uraikan kemudian bahwa Modul ini akan dimulai dengan kegiatan belajar 1, yaitu
Diskusi Andragogi vs Pedagogi dan jelaskan apa yang akan dicapai melalui
kegiatan ini, yaitu :
Peserta dapat menguraikan dengan kata-kata sendiri perbedaan mendasar
antara fasilitasi dengan mengajar ( menggurui)
3) Pemandu menceritakan tentang tuan guru dan tukang perahu, Ajaklah peserta
untuk menanggapi cerita tersebut ?
Apakah cerita ini mungkin terjadi?.
Apa tanggapan anda tentang kedua tokoh tersebut ?
Apa yang bisa dipetik dari cerita tersebut ?.
4) Jelaskan kepada peserta tentang ciri ciri pendidikan orang dewasa
a. Belajar dari pengalaman
b. Semua peserta pertemuan adalah narasumber
c. Materi bahasan dari isu kehidupan sehari hari
d. Tidak ada guru dan murid yang dibutuhkan adalah Pemandu
e. Multi arah
5) Kemudian pemandu menjelaskan tentang metode pelatihan partisipatif

pelatihan paling tidak metode yang biasa digunakan adalah :


Tanya jawab
Curah pendapat (Brainstorming)
Ceramah
Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok Terfocus
Penugasan/Praktek
Permainan
Bermain peran
Simulasi
Analisa Kasus

6) Kemudian sambil menjelaskan metode metode tersebut dihubungkan dengan

ranah belajar (Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan)


Metode

Ranah Belajar

Tanya Jawab
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Ceramah
FGD
Penugasan/praktek
Permainan
Bermain peran
Analisa kasus
Simulasi

Pengeta
huan

Sikap

Keteram
pilan

Efktifitas partisipasi
peserta
Tinggi
Rendah

7) Peserta diberikan kesempatan untuk bertanya


8) Pemandu memberikan penjelasan
9) Tutup

Penjelasan

Metode pembelajaran dipilih biasanya didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara


lain :

Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai, apakah pelatihan untuk


meingkatkan pengetahuan, pemahaman, merubah sikap atau meningkatkan
keterampilan peserta?
Pemandu mampu memfasilitasi dengan menggunakan metode tersebut.
Peserta belajar mampu melibatkan diri dalam metode tersebut.
Murah, artinya tidak terlalu memakan alat bantu yang banyak
Besarnya kelompok (jumlah peserta) yang difasilitasi
Ketersediaan waktu
Efektifitas partisipasi peserta.

Penggunaan metode metode dalam satu proses belajar bisanya tidak berdiri sendiri,
akan tetapi merupakan gabungan dari beberapa metode. Misalnya Penjelasan atau
ceramah selalu disertai dengan tanya jawab; analisa kasus bisa digabungkan dengan
diskusi kelompok dan sebagainya.
Untuk dapat memilih metode yang tepat Pemandu perlu mengetahui karakteristik dan
ranah belajar dari setiap metode .
Metode

Ranah Belajar

Tanya Jawab
Curah pendapat
Diskusi kelompok
Ceramah
FGD
Penugasan/praktek
Permainan
Bermain peran
Analisa kasus

Pengeta
huan

Sikap

Keteram
pilan

Efktifitas partisipasi
peserta
Tinggi
Rendah

Simulasi

Metode metode di atas memiliki karakter dasar yang cenderung merangsang


partisipasi. Tetapi pemilihan metode belum tentu menjamin proses fasilitasi
berlangsung secara partisipatif, karena yang paling penting adalah sikap dan perilaku
Pemandu yang tidak menggurui dan menumbuhkan suasana dialogis di antara
peserta dengan peserta dan peserta dengan Pemandu.Agar proses dialogis terjadi
Pemandu harus mampu membangun kesetaraan, artinya harus menghilangkan sekat
sekat sosial dia antara semua peserta dan di antara Pemandu dengan peserta.
Pemandu harus mampu menghancurkan paham bahwa perannya sebagai Pemandu
sarat dengan kekuasaan sehingga peserta dianggap tidak memiliki tanggung jawab
sama sekali terhadap jalannya proses belajar.

Anda mungkin juga menyukai