Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No.

1 ISSN 1858-4330

PENGOLAHAN RAMBAK CAKAR AYAM SEBAGAI


MAKANAN RINGAN
Processing of rambak chicken’s scrawl as snack

Cayana1 dan Sumang2


1
Alumni Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa
2
Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa

ABSTRAK
Penelitian bertujuan agar wanita tani dapat memanfaatkan cakar ayam sebagai rambak
cakar ayam serta mengetahui dampak perendaman larutan kapur terhadap tingkat
kemekaran rambak ayam. Data dianalisis dengan menggunakan uji organoleptik yang
dilanjutkan dengan uji T. Analisis evaluasi penyuluhan digunakan untuk mengukur
peningkatan pengetahuan dan efektifitas tingkat pengetahuan wanita tani. Setelah
dilaksanakan penyuluhan dan demonstrasi cara terjadi efektifitas peningkatan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang mencapai 45,78%.
Kata kunci: pengolahan, rambak, cakar ayam

ABSTRACT
Research aims is to be woman farmer can utilized the chicken’s scrawl as rambak
chicken’s scrawl and also to knowing the impact of soaking with calc liquid on blooming
level of rambak chicken’s scrawl. Data was analysed by using organoleptic test and
continued with T test. Analyse of extent evaluation using to measure the increasing of
knowledge and efectivity of knowledge level farmer woman’s. After extention and
demonstrate was executed lead to increasing of knowledge, skill and attitude efectivity up
to 45,78%.
Key word: processing, rambak, chicken’s scrawl

PENDAHULUAN baku rambak berupa cakar ayam cukup


tersedia. Kelurahan Sombala Bella Kec.
Pembangunan pertanian khususnya peter-
Pattallassang, Kab. Takalar, salah satu
nakan saat ini masih mempunyai peranan
kelurahan yang sangat potensial, namun
yang sangat strategis dalam pembangunan
potensi masyarakat yang tergabung dalam
ekonomi Kab. Takalar, di mana peme-
wadah kelompok wanita tani belum
rintah daerah akan lebih memfokuskan
memanfaatkan peluang bisnis rambak
kepada pemberdayaan petani dan pelaku
cakar ayam tersebut, sehingga cakar ayam
agribisnis.
(kaki ayam) sering dibuang begitu saja.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Rakyat
Usaha pengolahan rambak cakar ayam
Kabupaten Takalar tahun 2006, dapat
sebagai makanan ringan merupakan ke-
dilihat bahwa populasi unggas khususnya
giatan agroindustri yang sangat meng-
ternak ayam yang ada di Kelurahan
untungkan dan memiliki nilai ekonomi
Sombala Bella sebanyak 96.589 ekor.
yang tinggi, dengan menggunakan tek-
Sedangkan data pemotongan yang ada
nologi yang sangat sederhana tidak
sebanyak 75.500 ekor. Data ini menun-
memerlukan biaya yang besar dan dapat
jukkan bahwa potensi penyediaan bahan

28
Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330

dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga harus diperiksa sekali lagi sehingga
sebagai kegiatan sampingan tetapi meng- benar-benar yakin tidak ada kotoran
untungkan untuk kebutuhan rumah sedikitpun yang masih menempel.
tangga. Usahakan pada akhir pencucian meng-
gunakan air yang mengalir, agar jika
Rambak cakar ayam merupakan salah satu
masih ada kotoran yang menempel
bentuk olahan yang banyak disukai
bisa ikut terguyur dan mengalir ber-
masyarakat luas dan rasanya renyah/gurih
sama aliran air tersebut.
serta sangat cocok dinikmati disaat santai
2. Perendaman dalam air kapur, cakar
di rumah atau menjadi menu pelengkap.
ayam yang sudah bersih kemudian
Kegiatan ini difokuskan pada kegiatan direndam dalam larutan kapur. Jumlah
penyuluhan tentang Pengolahan rambak kapur yang dibutuhkan untuk peren-
cakar ayam sebagai makanan ringan. daman sebanyak 2 % dari berat cakar
Kegiatan ini diharapkan mampu merang- ayam yang akan direndam. Untuk 1 kg
sang para petani pemilik ternak unggas di cakar ayam kapur yang digunakan se-
Kelurahan Sombala Bella untuk dapat banyak 7,05 ons (24 sendok makan).
memanfaatkan cakar ayam sebagai ram- Kapur tersebut dicampur dengan air
bak untuk makanan ringan/snack setiap secukupnya atau hingga semua cakar
hari. ayam yang ada bisa terendam seluruh-
nya. Waktu yang dibutuhkan untuk
Tujuan merendam cakar ayam selama 4-5
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan jam. Setelah direndam selama 4-5 jam,
dan sikap wanita tani dalam pengolahan cakar ayam kemudian dicuci kembali
rambak cakar ayam dan agar wanita tani hingga bersih dari zat-zat kapur yang
dapat memanfaatkan cakar ayam secara menempel. Dalam pencucian tersebut
optimal. kulit dan kuku yang ada juga harus
dibersihkan. Air yang digunakan untuk
pencucian sebaiknya berupa air yang
BAHAN DAN METODE mengalir.
3. Perebusan dan pentirisan, cakar ayam
Penelitian dilaksanakan di Kelurahan yang sudah bersih kemudian dima-
Sombala Bella, Kab. Takalar. Waktu pene- sukkan kedalam panci yang ukurannya
litian dilaksanakan dari Maret sampai Mei disesuaikan dengan jumlah cakar
2007. ayam yang akan direbus. Tuang air
secukupnya dalam panci tersebut.
Metode Penelitian Kemudian masak dengan api yang
Prosedur pembuatan rambak cakar sedang. Apabila air dalam panci sudah
ayam tampak menggelembung segera saja
api dimatikan. Jadi, usahakan jangan
1. Seleksi dan pencucian, cakar ayam sampai air tersebut mendidih. Untuk
yang akan dijadikan sebagai bahan membuktikan apakah cakar ayam
baku utama pembuatan rambak se- tersebut sudah matang atau belum,
baiknya diseleksi terlebih dahulu. Pilih bisa ditusuk dengan garpu. Apa bila
cakar ayam yang gemuk dan tidak garpu dapat ditusukkan kedalam kulit
cacat. Cakar ayam yang sudah dise- cakar ayam dengan mudah (tidak
leksi kemudian dicuci hingga bersih kenyal), pertanda sudah cukup ma-
atau hingga kotoran yang menempel di tang. Cakar ayam yang sudah masak
bagian kaki, terutama di bagian lekuk- bisa segera dikeluarkan dari air dan
an jari. Meski telah dicuci, sebaiknya

29
Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330

ditiriskan selama 5 – 10 menit atau 6. Penjemuran, seusai direndam dengan


sampai tidak ada lagi air yang bumbu dan dirasa sudah cukup merata,
menetes. Selain berfungsi untuk maka kulit cakar ayam kemudian di-
mendinginkan, juga untuk memudah- jemur. Penjemuran bisa dilakukan di-
kan pengelupasan kulit cakar ayam. tampah atau wadah lainnya. Kulit
4. Pengulitan dengan hati-hati, apabila cakar ayam harus dalam kondisi
cakar ayam yang ditiriskan sudah terbuka merata dan bagian kulit luar
dingin kemudian bisa dikuliti dengan diposisikan di bagian bawah atau
meng-gunakan pisau dan gunting. menempel langsung pada tampah.
Untuk menguliti cakar ayam, ada Kulit cakar ayam kemudian dijemur
teknik sederhana yang bisa dilakukan hingga kering.
agar hasil yang didapat bisa bagus. 7. Digoreng dalam minyak yang panas,
Pertama-tama semua kuku atau jari untuk memulai menggoreng kulit
harus dipotong terlebih dahulu. Selan- cakar ayam, maka terlebih dahulu di-
jutnya belah bagian belakang (dalam) siapkan kompor dengan api yang
kaki dengan pisau hingga ke ujung jari sedang, tetapi merata. Kulit cakar
yang lurus dengan kaki jari kedua). ayam sebaiknya digoreng dalam
Jika kulitnya sudah terbelah, kupas minyak yang cukup hingga semua
secara hati-hati mulai dari bagian atas bagian bisa terendam. Minyak yang
kaki hingga ke ujung jari. Usahakan digunakan untuk menggoreng pun
jangan sampai kulit terputus atau harus ditunggu hingga benar-benar
terkoyak. Urat-urat kaki yang berhu- panas, untuk mengetahui minyak ter-
bungan dengan jari-jari kemudian pu- sebut sudah panas atau belum dapat
tuskan dengan gunting. Setelah bagi- dilihat dengan ada tidaknya ge-
an yang terbelah tersebut terkelupas, lembung yang tampak. Jika sudah
bisa dilanjutkan untuk menguliti bagi- tidak terlihat gelembung atau minyak
an jari-jari yang lain. Lakukan dengan goreng tampak tenang, berarti minyak
hati-hati dan usahakan untuk tidak tersebut telah cukup panas. Kulit cakar
membuat sobekan atau koyakan pada ayam yang akan dimasukkan kedalam
kulit tersebut. Sebagai tahap akhir, penggorengan harus disesuaikan de-
keluarkan semua tulang kaki dan jari ngan banyaknya minyak yang diguna-
yang ada. Dengan demikian, selesailah kan. Usahakan jangan sampai ada kulit
sudah proses untuk menguliti cakar cakar ayam yang tidak terendam
ayam. minyak dan menempel langsung pada
5. Pemberian bumbu, ketumbar 1,76 ons permukaan peggorengan. Bila hal ini
(7 sendok makan), bawang putih 5,3 terjadi bisa mengakibatkan warna
ons (3 biji), dan garam sesuai selera, hitam atau coklat tua pada gorengan.
diulek sampai halus. Tambahkan Selain itu, kematangan rambak cakar
dengan air secukupnya dan aduk ayam juga menjadi tidak merata.
sampai rata. Kulit cakar ayam lalu 8. Pengemasan, sebelum dikemas sebaik-
direndam dalam bumbu selama 3-4 nya rambak diangin-anginkan sebentar
menit. Usahakan seluruh bagian kulit (± 30 menit). Apabila rambak sudah
dapat terendam agar bumbu bisa cukup dingin, maka pengemasan bisa
merata dan meresap dengan baik. dilakukan untuk disimpan agar tidak
Setelah bumbu cukup merata pada mudah melempem (tidak kering
semua bagian kulit, lalu biarkan benar).
terendam hingga waktu yang di-
tentukan.

30
Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330

Perlakuan dan Uji Statistik Evaluasi Penyuluhan


Parameter yang diukur Penyuluhan merupakan tindak lanjut
setelah melakukan kajian, Adapun metode
Parameter yang diukur dalam penelitian
yang digunakan dalam penyuluhan ini
ini adalah tingkat kemekaran rambak
adalah metode ceramah, demonstrasi cara
cakar ayam sebagai akibat dari peren-
dan diskusi.
daman dengan asam cuka dan perendaman
dengan air kapur. Untuk mengetahui hasil penyuluhan dapat
dilakukan melalui tes awal dan tes akhir
Metode pengumpulan data pada responden. Dimana semua responden
ini dijadikan sebagai sampel. Untuk me-
Data diperoleh dari hasil wawancara
ngetahui sampel yang diambil maka
dengan peserta penyuluhan, Metode yang
digunakan penarikan sampel berdasarkan
digunakan untuk mengumpulkan data
definite population, yaitu populasi terbatas
responden adalah dengan cara membagi-
jika jumlah satuan analisis sebagai
kan kuisioner kepada petani responden
anggotanya dapat dihitung, dan kalau
sebelum kegiatan penyuluhan yang di-
dihitung, maka perhitungan dapat berakhir
sebut evaluasi awal. Setelah kegiatan
(Gulo, 2005).
penyuluhan, kembali dibagikan kuisioner
kepada petani responden yang disebut Responden diberikan kuisioner sebagai
evaluasi akhir untuk mengetahui sejauh alat ukur dan dianalisis dengan skala nilai
mana petani responden dapat mengadopsi (rating scale) (Padmowiharjo, 2002), pada
materi penyuluhan yang disampaikan. kuisioner terdiri dari 4 pertanyaan penge-
tahuan, 4 pertanyaan sikap dan 4 per-
Metode analisis tanyaan keterampilan, dimana seluruh
pertanyaan tersebut terkait dengan judul.
Data yang dikumpulkan akan dianalisis
Hasil penilaian tes awal dan tes akhir
secara deskriptif, sedangkan untuk peng-
diberi skor dengan ketentuan: jawaban a
amatan kemekaran dilakukan dengan uji
nilai 3, b nilai 2, c nilai 1, sehingga
organoleptik terhadap 15 panelis (Wanita
interpretasi skor adalah skor tertinggi 15 x
Tani) dengan menggunakan skoring test
4 x 3 = 180 dan skor terendah 15 x 4 x 1 =
sebagai berikut :
60. Dengan kriteria tingkat pegetahuan
1 = tidak mekar,
adalah Tahu (T), Cukup Tahu (CT), Tidak
2 = cukup mekar,
Tahu (TT). Sikap adalah Setuju (S), Ragu-
3 = sangat mekar.
ragu (RR), Tidak Setuju (TS), dan
Hasil skor tersebut kemudian di uji
keterampilan adalah Terampil (T), Sedang
dengan T-test
(SD), Tidak Terampil (TT). Nilai tersebut
kemudian digambarkan dalam garis con-
tinuum.

Skor maksimum - Skor minimum


Interval kelas =
Kriteria

31
Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330

Dengan kategori pengetahuan sebagai Dengan kategori Keterampilan sebagai


berikut : berikut :
a. 60 – 100 tidak tahu a. 60 – 100 tidak terampil
b. 101 – 140 cukup tahu b. 101 – 140 sedang
c. 141 – 180 tahu c. 141 – 180 terampil
Dengan kategori Sikap sebagai berikut : Analisis efektivitas penyuluhan dapat
a. 60 – 100 tidak setuju dihitung dengan menggunakan rumus
b. 1001 – 140 Ragu-ragu Ginting (1991), yaitu :
c. 141 – 180 setuju

Ps - Pr
Efektivitas penyuluhan = x 100 %
(n.3.Q) - Pr

Keterangan: Ps = Post tes, Pr = Pre tes, N = Jumlah responden, 3 = Nilai


jawaban tertinggi, Q = Jumlah pertanyaan

Kriteria penilaian yaitu sebagai berikut : Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan


< 33,33% = kurang efektif air di kedua perlakuan sama, yaitu 16,45%
33,33% - 66,66% = cukup efektif begitu juga pada protein sebesar 45,43%,
> 66,66% = efektif akan tetapi kandungan lemak dengan
perendaman kapur sirih lebih tinggi 2,03%
dibanding perendaman dengan meng-
HASIL DAN PEMBAHASAN gunakan asam cuka yang hanya 19,4,2%.
Rendahnya kandungan lemak pada ram-
Hasil Pengolahan Rambak Cakar Ayam
bak yang direndam dengan asam cuka
Secara praktis, 10 kg cakar ayam basah menunjukkan bahwa asam cuka lebih
akan menghasilkan 5 kg rambak cakar efektif mengurangi kandungan lemak
ayam kering atau setiap 1 kilogram cakar dibandingkan dengan kapur sirih
ayam basah menghasilkan 0,5 kg rambak (Pertiwiningrum, 1991). Kandungan abu
kering. Dari hasil pengamatan perlakuan dengan perendaman kapur sirih sebesar
peren-daman kapur dan perendaman asam 8,87% sedangkan rambak cakar ayam
cuka, maka didapatkan bahwa peren- dengan perendaman asam cuka hanya
daman dengan kapur akan menghasilkan 6,72%, hal ini disebabkan kemampuan
daya mekar yang paling bagus. Adapun menyerap yang lebih tinggi dari kapur,
hasil analisis Kandungan gizi rambak yang menyebabkan kandungan abunya
cakar ayam pada kedua perlakuan dapat lebih tinggi.
dilihat pada Tabel 1.

32
Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330

Tabel 1. Analisis kandungan gizi rambak cakar ayam pada perendaman dengan kapur
sirih dan asam cuka

Kandungan (%)
Zat gizi
Kapur sirih Asam cuka
Air 16,45 16,45
Protein 45,43 45,43
Lemak 21,45 19,42
Abu 8,87 6,72

Kemekaran Rambak Cakar Ayam dikenal dengan nama cakar ayam. Hasil
Rambak cakar ayam sejenis kerupuk pengamatan uji organoleptik tingkat
karena kerenyahannya, sehingga disebut kemekaran rambak cakar ayam dapat
dengan makanan ringan, yang bahannya dilihat pada Tabel 2.
terbuat dari kaki ayam atau yang lebih

Tabel 2. Rata-rata tingkat kemekaran rambak cakar ayam pada perendaman dengan kapur
sirih dan asam cuka

Perlakuan Rata-rata
A 13,33
B 7,92

Berdasarkan Tabel 2, dapat ditunjukkan menjadi lembek, sehing-ga pada proses


bahwa tingkat kemekaran yang terbaik penggorengan menjadi kurang mekar.
adalah perlakuan A atau yang direndam Cahyono (2004) menyatakan bahwa
dengan kapur yaitu sebesar 13,33 perendaman dengan air kapur akan
sedangkan perendaman dengan asam cuka mengakibatkan cakar ayam menjadi
(B) hanya 7,92. Hasil uji T didapat nilai T mekar atau menggelembung.
6.338 sedangkan berdasarkan tabel
distribusi t dengan tingkat kepercayaan Evaluasi Penyuluhan
5% adalah 3,182. Hasil yang diperoleh Evaluasi penyuluhan dilakukan untuk
dari 2 perlakuan lebih besar dibanding mengetahui tingkat pengetahuan, sikap,
dengan nilai distribusi t atau 6.338 > t 0.05;3 dan keterampilan wanita tani responden
(3,182) yang berarti berbeda nyata. Hal ini
terhadap teknologi pengolahan rambak
diduga karena kapur meresap lama
cakar ayam sebagai makan ringan,
kedalam ram-bak cakar ayam pada waktu
digunakan metode Rating Scale.
perendaman selama 4 jam, jika di-
bandingkan dengan perendaman asam
cuka meresap cepat kedalam rambak
cakar ayam dan meng-akibatkan rambak

33
Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330

1. Pengetahuan tiap-tiap pertanyaan. Dalam evaluasi awal


Tingkat pengetahuan dapat diartikan seba- dan akhir terdapat 4 pertanyaan, nilai yang
gai kenyataan yang dimengerti dan dike- diperoleh pada evaluasi awal adalah 74.
tahui oleh masyarakat baik mengenai Dengan demikian kualitas penge-tahuan
manfaat yang biasa dirasakan oleh Kelompok Wanita Tani Lestari tentang
Kelompok Wanita Tani Lestari tentang pengolahan cakar ayam sebagai makanan
pengolahan rambak cakar ayam. Manfaat ringan, pada tes awal adalah :
yang dapat dirasakan dalam pengolahan 74
cakar ayam, adalah cakar ayam dapat = x 100 % = 41,11 %
180
diolah menjadi makanan ringan. Tinggi
rendahnya pengetahuan masyarakat dapat Atau kalau digambarkan dalam garis
ditentukan dari jawaban responden dari continuum adalah sebagai berikut:

tidak tahu cukup tahu tahu

60 100 140 180

74 (41,11 %)
Gambar 1. Garis continuum tingkat pengetahuan pada test awal

Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan Sedangkan pada test akhir, nilai yang
bahwa wanita tani tidak tahu tentang diperoleh adalah 138. dengan demikian
pengolahan rambak cakar ayam sebagai kualitas pengetahuan Kelompok Wanita
makanan, sebelum diadakan penyuluhan. Lestari adalah
Rendahnya tingkat pengetahuan petemak
138
diasumsikan akibat belum pernah dilaku- = x 100 % = 76,67 %
kan penyuluhan mengenai pengolahan 180
rambak cakar ayam di Kelompok Wanita Atau kalau digambarkan dalam garis
Tani Lestari. continuum adalah sebagai berikut:

tidak tahu cukup tahu tahu

60 100 140 180

138 (76,67 %)
Gambar 2. Garis continuum tingkat pengetahuan pada test akhir

34
Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330

Gambar 2 menunjukkan bahwa Kelompok tindakan atau aktivitas akan tetapi


Wanita Tani Lestari sudah cukup tahu merupakan redeposisi tingkah laku. Sikap
mengenai Pengolahan rambak cakar ayam kelompok wanita tani ditentukan ber-
sebagai makanan ringan setelah mengikuti dasarkan jawaban dari tiap pertanyaan
penyuluhan. Hal ini menunjukkan bahwa kemudian dijumlahkan dimana terdapat 4
kegiatan penyuluhan sangat berguna dan pertanyaan dengan kriteria penentuan nilai
terbukti efektif dalam peningkatan penge- dibagi dalam empat kategori (tidak setuju,
tahuan petani. ragu-ragu, setuju). Nilai yang diperoleh
dalam evaluasi awal adalah 75. Dengan
2. Sikap demikian kualitas sikap wanita tani tidak
Sikap Kelompok Wanita Tani Lestari di- setuju adalah:
dasarkan dari adanya stimulasi/ rang- 75
sangan melalui alat indera seperti = x 100 % = 41,67 %
180
penglihatan, pendengaran, alat raba, rasa
dan penciuman terhadap suatu objek Atau kalau digambarkan dalam garis
dimana sikap belum merupakan suatu continuum adalah sebagai berikut:

tidak setuju ragu-ragu setuju

60 100 140 180

75 (41,67 %)
Gambar 3. Garis continuum tingkat sikap petani pada test awal

Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat Dengan demikian kualitas sikap petani


bahwa bahwa Kelompok Wanita Tani pada test akhir adalah:
Lestari belum yakin atau tidak setuju
149
dengan adanya pengolahan cakar ayam = x 100 % = 82,78 %
sebagai makanan ringan. Sedangkan pada 180
test akhir, nilai yang diperoleh adalah 149. Atau kalau digambarkan dalam garis
continuum adalah sebagai berikut:

tidak setuju ragu-ragu setuju

60 100 140 180

149 (82,78 %)

Gambar 4. Garis continuum tingkat sikap petani pada test akhir

35
Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330

Gambar 4 memperlihatkan bahwa sikap 3. Keterampilan


Kelompok Wanita Tani Lestari setuju Keterampilan merupakan tindakan atau
dengan pengolahan rambak cakar ayam aktivitas terhadap suatu objek atau kecen-
sebagai makanan ringan setelah mengikuti derungan bertindak atas penilaian dari
penyuluhan. Ini dapat diartikan bahwa suatu hasil penilaian dan sikap sehingga
Kelompok Wanita Tani Lestari ingin terjadi keyakinan terhadap objek.
mengetahui atau ingin memahami peng-
olahan cakar ayam sebagai makanan Dari hasil evaluasi awal diperoleh nilai
ringan, tingginya pemahaman Kelompok 72, dengan demikian kualitas keteram-
Wanita Tani Lestari pada evaluasi akhir pilan Kelompok Wanita Tani Lestari
diasumsikan bahwa masyarakat menerima adalah sebagai berikut:
pengolahan cakar ayam sebagai makan
ringan untuk peningkatan pendapatan. 72
= x 100 % = 40,00 %
180

Atau kalau digambarkan dalam garis


continuum adalah sebagai berikut:

tidak terampil sedang terampil

60 100 140 180

72 (40 %)
Gambar 5. Garis continuum tingkat keterampilan pada test awal

Dari Gambar 5 tersebut dapat diartikan kualitas keterampilan Kelompok Wanita


bahwa bahwa Kelompok Wanita Tani Tani Lestari pada test akhir adalah
Lestari belum memiliki keterampilan
dalam pengolahan rambak cakar ayam 131
sebagai makanan ringan. = x 100 % = 72,78 %
180

Sedangkan pada test akhir, nilai yang Atau kalau digambarkan dalam garis
diperoleh adalah 131. Dengan demikian continuum adalah sebagai berikut:

tidak terampil sedang terampil

60 100 140 180

131 (72,78 %)
Gambar 6. Garis continuum tingkat keterampilan pada test akhir

36
Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330

Gambar 6 memperlihatkan bahwa Seara umum, persentase perubahan dan


keterampilan Kelompok Wanita Tani peningkatan tingkat pengetahuan, sikap
Lestari setelah penyuluhan mengalami dan keterampilan petemak dapat dilihat
peningkatan sampai 72,78% setelah pada rekapitulasi yang disajikan pada
diadakan penyuluhan. Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Anggota Kelompok


Wanita Tani Lestari di Kelurahan Sombala Bella, Kecamatan Pattallasang,
Kabupaten Takalar Tahun 2007.

Nilai yang diperoleh


Nilai
Deskripsi Test Kurang Test Kurang
max % % Nilai %
awal (%) akhir (%)
Pengetahuan 180 74 41,11 58,89 138 76,67 23,33 64 35,56
Sikap 180 75 41,67 58,32 149 83,78 17,22 74 41,11
Keterampilan 180 72 40,00 60,00 131 72,78 27,22 59 32,78

Tabel 3 menunjukkan tingkat perubahan Dengan kriteria nilai adalah:


yang tertinggi adalah pada tahap sikap,
< 33,33 % = kurang efektif
yaitu sebesar 41,11%, kemudian penge- 33,33 % - 66,66 % = cukup efektif
tahuan sebesar 35,56% dan keterampilan > 66,66 % = efektif
sebesar 32,78%. Tingginya perubahan
pada tahap sikap dapat diasumsikan Berdasarkan kriteria penilaian yang telah
bahwa ada respon ingin mengetahui dari ditentukan maka efektivitas penyuluhan
manfaat pengolahan limbah cakar ayam yang telah dilakukan termasuk kategori
menjadi rambak cakar ayam. cukup efektif.
Belum adanya nilai maksimal yang
dicapai karena kelompok wanita tani
KESIMPULAN
lestari belum mengetahui secara maksimal
tentang pengolahan rambak cakar ayam 1. Perendaman dengan kapur
sebagai makanan ringan. memberikan tingkat kemekaran yang
lebih baik dibanding dengan
Efektivitas Penyuluhan perendaman dengan asam cuka.
2. Persentase perubahan setelah diadakan
Untuk mengukur Efektivitas Penyuluhan penyuluhan, yaitu pengetahuan
maka digunakan rumus 35,56% sikap 41,11 % dan
keterampilan 32,78%,
418 - 221
EP = x 100 % 3. Efektivitas penyuluhan sebesar
(15.3.12) 45,78% (cukup efektif).

179
= x 100 %
391
= 45,78 %

37
Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858-4330

DAFTAR PUSTAKA Pertiwiningrum, A.,1991. Pengaruh cara


Cahyono, B., 2004. Ayam Buras pengkulitan terhadap kwalitas kulit
Pedaging. Penebar Swadaya, ayam pada ayam pedaging. Buletin
Jakarta Petemakan, Fakultas Petemakan
Univeritas Gajah Mada, Yogya-
Ginting, E., 1991. Metode Kuliah Kerja karta.
Lapang, Unibraw, Malang.
Padmowiharjo, S., 2002. Evaluasi Penyu-
Gulo, W., 2005. Metodologi Penelitian. luhan Pertanian, Modul Univer-
Grasindo, Jakarta. sitas Terbuka, Jakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai