Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1-2
B. Tujuan ............................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Pengertian ......................................................................................

B. Tujuan ............................................................................................

Hirsprungs disease..........................................................................

Meconeum Plug..............................................................................

C. Kontra Indikasi ...............................................................................

D. Persiapan Alat ................................................................................ 3-4


E. Prosedur .........................................................................................

Rectal Wash out..............................................................................

Colostomy Wash out.......................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................

11

B. Saran ..............................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Hirschsprung atau megakolon aganglionik
bawaan disebabkan oleh kelainan inervasi usus, mulai pada
sfingter ani interna dan meluas ke proksimal, melibatkan
panjang usus yang bervariasi, tetapi selalu termasuk anus dan
setidak-tidaknya sebagian rektum. Tidak adanya inervasi saraf
adalah akibat dari kegagalan perpindahan neuroblast dari
usus proksimal ke distal. Segmen yang aganglionik terbatas
pada rektosigmoid pada 75% penderita, 10% sampai seluruh
usus, dan sekitar 5% dapat mengenai seluruh usus sampai
pylorus.
Tidak

adanya

ganglion

sel

ini

mengakibatkan

hambatan pada gerakan peristaltik sehingga terjadi ileus


fungsional dan dapat terjadi hipertrofi serta distensi yang
berlebihan pada kolon yang lebih proksimal.
Insidensi penyakit Hirschprung di Indonesia tidak diketahui secara
pasti, tetapi berkisar 1 diantara 5000 kelahiran hidup, dengan jumlah
penduduk Indonesia 200 juta dan tingkat kelahiran 35 per mil, maka
diprediksikan setiap tahun akan lahir sekitar 1400 bayi dengan penyakit
Hirschprung. Laki-laki 4 kali lebih banyak dibanding perempuan.
Pengobatan penyakit Hirschsprung terdiri atas pengobatan non bedah
dan pengobatan bedah. Pengobatan non bedah dimaksudkan untuk
mengobati komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi atau untuk
memperbaiki keadaan umum penderita sampai pada saat operasi definitif
dapat dikerjakan.

Tindakan bedah pada penyakit Hirschsprung terdiri atas tindakan


bedah sementara dan tindakan bedah definitif. Tindakan bedah sementara
dimaksudkan untuk dekompresi abdomen dengan cara membuat kolostomi
pada kolon yang mempunyai ganglion normal bagian distal.

Gambar 6. Gambaran Megacolon Kongenital


Sumber: Diambil dari http://annisanurizzah.webnode.com/informasipenyakit
Kehidupan seseorang yang mempunyai penyakit yang diharuskan
untuk dilakukannya operasi tetapi klien tersebut tidak mampu melakukan
defekasi sendiri maka wash out lah langkah yang harus diambil,wash out
hampir sama dengan huknah. Bagi masyarakat yang pendidikanya masih
dibawah standar mungkin asing dengan bahasa ini. Hal yang paling sering
dilakukannya wash out adalah keadaan konstipasi,tapi selain itu masih banyak
kegunaan dari wash out. Dalam melakukan wash out ini kita harus
memerhatikan kesterilannya karena melakukan wash out ini sifatnya alat yang
digunakan masuk kedalam organ tubuh manusia sehingga jika tidak
diperhatikan kesterilannya maka akan menimbulkan komplikasi.
Didalam makalah ini juga dijelaskan kontra indikasinya sekaligus
dengan persiapan alat dan prosedur kerja sampai apa yang harus di evaluasi.
Mungkin dari teori dengan praktek dilapangan banyak perbedaan tapi sebagai

mahasiswa langkah-langkah tersebut harus benar-benar diperhatikan untuk


bahan pembelajaran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Wash out adalah pemberian cairan ke dalam rectum dan kolon sampai
ke lambung dengan menggunakan selang melalui anus. Wash out diberikan
untuk merangsang peristaltic dan segera mengeluarkan feces. Wash Out
pembersih digunakan untuk mengeluarkan sisa-sisa pencernaan yang terutama
dilakukan untuk pemeriksaan dengan sinar-x (rontgen) atau bila perut
mengeras/ tegang karena tidak dapat platus.
B. Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk mengosongkan isi rectum/colon dari gas, peces
atau mucus dan membilas saluran pencernaan bagian bawah untuk radiologi,
persiapan operasi atau pemeriksaan lain.

Pra-operasi persiapan usus untuk :


o Formasi kolostomi
o Biopsi Rektal
o Duhamel rectosigmoidectomy / Soave Prosedur
o Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP)
o Penutupan kolostomi
o Antegrade kolonik enema melalui caecostomy

Dari neonatal, wash outs usus dilakukan untuk dekompresi dan mengempiskan
usus dengan membuang gas dan tinja untuk bayi-bayi dengan Hirschsprungs
Disease (HD) untuk meringankan obstruksi usus letak rendah karena
mekonium plug dan tinja. Hal ini biasanya digunakan sebagai suatu cara
pengelolaan sementara dalam kasus yang terbukti Hirschsprungs Disease
(setelah biopsi rektal) sambil menunggu operasi definitif. Ini mungkin untuk

setidaknya 4 - 12 minggu tergantung pada setiap kasus.


Hirschsprungs Disease: Juga dikenal sebagai kongenital aganglionik
megakolon adalah gangguan langka usus, yang paling sering dari usus besar di
mana saraf yang dikenal sebagai sel ganglion tidak hadir di dinding usus. Hal
ini untuk mencegah gerak peristaltik yang efektif dan menghasilkan obstruksi
usus. Ini mempengaruhi empat kali lebih banyak anak laki-laki sebagai

perempuan dengan peningkatan kejadian dilaporkan pada bayi dengan Downs


Syndrome

Mekonium Plug: Kondisi ini adalah bentuk paling umum dan paling ringan
obstruksi mekanik bagian distal pada bayi baru lahir. Inssipated dan immobile
mekonium menyebabkan bentuk transien distal kolon atau obstruksi rektum.

C. Kontra Indikasi
1. Irigasi kolon regular.
2. Hemoroid yang mudah berdarah
3. Keganasan kolon atau rectum
D. Persiapan Alat
1. Irigator(wadah khusus untuk irigasi)
2.
3.
4.
5.

Sarung tangan
Celemek plastik
50 mL ujung kateter jarum suntik ( washout kolostomi)
Sebuah tabung hisap panjang (40 - 45cm) ketika menggunakan corong.
(Ini bersifat opsional corong dapat dihubungkan langsung ke rectal tube

/ kateter)
6. Rectal tube (Nelaton kateter 16Fg, 18Fg, 22Fg, 25Fg) untuk washout
dubur
7. Nelaton kateter (6Fg/8Fg untuk bayi kecil, hingga 14Fg untuk anakanak) untuk washout kolostomi
8. Pengumpul perangkat (pispot atau kidney dish)
Glycoprep - C Larutan elektrolit bilas gastrointestinal bertindak sebagai
agen osmotik untuk menginduksi diare cair. Hal ini digunakan untuk
mengosongkan usus untuk sembelit parah dan usus persiapan pra operasi
termasuk

pemeriksaan

gastrointestinal

(colonoscopy,

barium

enema,

pyelogram intravena / IVP).


Dosis yang direkomendasikan biasa adalah 20 - 30mL/Kg diberikan selama 4 - 6
jam.

Regimen yang direkomendasikan


Intervensi

Pembatasan

Situs &

Pembedahan

Diet

Frekuensi

Formasi Kolostomi

Cairan bebas

Per Rektum

selama 48 jam

Larutan
NaCl 0,9%
(normal saline).

Volume
30mL/kg

Evaluasi
Cairan balik
jernih.

sebelum
operasi.

Stomal Terapi

Cairan bening

CNC akan

24 jam

Dua kali

menilai

sebelum

sehari

kebutuhan

operasi.

untuk enema

NBM sesuai

Olive Oil

Hubungi CNC
Stomal Therapy
jika cairan balik
tidak
memuaskan.

pesanan.
Cairan bening
Operasi Duhamel
Rectosigmoidectomy
/ Soave

12 jam
sebelum
operasi.
NBM sesuai
pesanan.

Loop bagian
distal &
washout

NaCl 0,9%

rektal

(normal saline)

30mL/kg
untuk
washout

Cairan balik

30mL/kg
untuk
washout

Cairan balik

30mL/kg
untuk
washout

Cairan balik

jernih

Dua kali
sehari
Loop

Posterior Sagittal
Anorectoplasty
(PSARP)

washout
Sama dengan

bagian distal

Duhamel

NaCl 0,9%
(normal saline)

jernih

Dua kali
sehari
Cairan bebas

Penutupan
Kolostomi

selama 48 jam

Loop

sebelum

washout

operasi.

bagian

Cairan bening

proksima &

NaCl 0,9%

24 jam

distal

(normal saline)

jernih

sebelum
operasi.

Dua kali

NBM sesuai

sehari

pesanan.
Konstipasi

Diet

Rektal

NaCl 0,9%

disesuaikan
biasanya
normal

(normal saline)
Sekali atau

+/-

dua kali
sehari

Minyak Zaitun
sebagai retensi
enema mungkin
diperlukan
sebelum + / Glycoprep - C
harus dipesan

50
100mL
minyak
zaitun
hangat

Cairan balik
jernih

oleh tim jika


diperlukan
Sama dengan
Irigasi Caecostomy

Penutupan
Kolostomi

Rektal
NaCl 0,9%
Dua kali

(normal saline)

30mL/kg
untuk
washout

Cairan balik
jernih

sehari

9. Cairan yang dianjurkan


a. Dewasa: 700-1000 ml, dengan uhu 450C
b. Bayi : 150-250ml
c. Usia bermain (Toddler) : 250-350ml
d. Usia sekolah : 300-500 ml
e. Remaja : 500-700 ml
10. Selang rectal yang sesuai ukuranya
a. Dewasa : No.22-30 G Frenceh (fr)
b. Anak-anak : No.12-18 fr
11. Konektor
12. Klem pipa
13. Thermometer kimia
14. Pelumas
15. Alas karet
16. Selimut mandi
17. Kertas toilet
18. Bedpan (pispot)
19. Lap mandi
20. Sarung tangan sekali pakai
E. Prosedur
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian wash out
3. Menutup pintu/memasang penyekat ruangn/tirai
4. Mengatur posisi klien; miring kiri dan kaki kanan fleksi
5. Memasang alas karet di bawah bokong klien
6. Memsang selimut mandi dengan hanya memperlihatkan daerah anal
7. Memasang konektor, selang rectal dan klem
8. Menuup klem
9. Memasukan cairan fungsional hangat ke dalam wadah (merendam wadah
nacl dlm aor panas ), memeriksa suhu air dengan thermometer kimia atau
dengan meneteskannya pda pergelangan tangan bagian dalam dalam.
10. Meninggikan wadah, melepaskan klem dan mengalirkan cairan ke dalam
selang
11. Menutup klem kembali
12. Meletakan bedpan dekat tempat tidur
13. Cuci tangan
14. Memesang sarung tangan

15. Memberikan pelumas pada pipa rectal seanjang 7,5-10 cm


16. Membuka bokong klien dengna cermat sampai anus terlihat ;
menganjuurkan klien untuk bernafas dalam dan menghmbuskan nafas
melalui mulut
17. Memasukan ujung selang rectal sepanjang 7,5-10cm (dewasa), 5-7,5cm
(anak), 2,5-3,25cm (bayi) lalu mencabut selang segera bila ada hambatan
18. Memegang selang rectal sampai cairan habis
19. Membuka klem pengatur dan mengalirkan cairan ; memegang setinggi
paha klien
20. Meninggikan wadah perlahan sampai setinggi 30-45cm diatas anus. Lama
waktu pemasangan infuse terganatung dari jumlah cairan yang dialirkan (1
liter=10 menit)
21. Merndan wadah atau menutup klem bila klien mengeluh keram perut atau
cairan mengalir dari sekitar selang
22. Menutup klem setelah semua cairan dialirka masuk
23. Meletakan kertas toilet sekitar anus dan mencabut selang dengan cermat
24. Memberi tau klien bahwa perasaan kembung yang timbul,merupakan hal
yang biasa.menganjurkan klien untuk menahan cairan selama mungkin
sambil

berbaring

dengan

tenang

di

tempa

tidur.(untuk

anak/bayi,memegang bokong anak selama beberapa menit


25. Merapikan wadah,mencuci,mengeringkan,dan menyimpan kembali
26. Membuka sarung tang secara terbalik,dan mambuang kepada tempatnya
27. Mambawa klien ke toilet atau medudukannya pada pispot ; mengingatkan
klien untuk tidak menyiram toilet sebelum dilihat
28. Mengamati sifat feces dan cairan yang keluar
29. Membantu klien untuk membersihan daerah anus dengan air dan sabun
30. Mancucui tangan
31. Mendokimentasikan prosedur enema dan resapon klien ada catatan klien

Rektal Washout
1. Jelaskan prosedur kepada anak dan/atau orang tua/wali. Dorong orang
tua/pengasuh untuk membantu jika memungkinkan.

2. Larutan hangat tetap di kendi air panas sampai suam-suam kuku. Jangan
memanaskan di microwave karena cairan menjadi tidak merata dipanaskan
dan dapat menyebabkan luka bakar.
3. Tempatkan anak pada posisi lateral kiri dengan kaki bagian atas tertekuk di
pinggul dan lutut. Posisi ini memudahkan masuknya larutan karena posisi
anatomis dari usus yang menurun.
4. Isi corong dengan 120 - 150 ml larutan perdana lalu tekan sisa pipa dan rectal
tube untuk mengeluarkan udara.
5. Klem ujung tabung sebelum semua larutan telah habis dan kemudian
perlahan-lahan masukkan rectat tube yang dilumasi dengan baik sekitar 5 - 6
cm (2 3 cm pada anak-anak kecil) ke dalam rektum. Jangan memaksa tabung
dubur.
6. Pastikan saline dikirim perlahan dengan memegang corong tepat di atas pantat
anak.
7. Balikkan corong ke dalam pispot sehingga cairan dan feses dapat tersedot
kembali.
8. Ulangi proses pengisian corong sampai semua larutan digunakan atau hasil
yang diinginkan diperoleh.
9. Di akhir washout, perlahan-lahan lepaskan tabung.
10. Biarkan anak bersih dan nyaman.
11. Buanglah peralatan dan limbah secara tepat.
Dokumentasikan prosedur, hasil washout (aliran balik jernih) dimonitor
setelah efek dan melaporkan temuan abnormal segera

Kolostomi Washout
1. Pastikan yang mana loop / end stoma adalah untuk irigasi.
2. Jelaskan prosedur kepada anak dan/atau orang tua/wali. Peroleh bantuan dari
orang tua/wali jika memungkinkan.
3. Tempatkan anak dalam posisi terlentang.
4. Lepaskan tas/alat kemudian cari/identifikasi proksimal dan distal loop. Ujung
Proksimal adalah tempat pembuangan kotoran manusia (end stoma yang
berhasil).
5. Hubungkan ujung jarum suntik ke kateter, dan kemudian alirkan larutan
(perdana) melalui kateter untuk mengeluarkan udara.

6. Perlahan-lahan masukkan kateter yang sudah dilumasi dengan baik (gunakan


KY Jelly) sekitar 2 - 3 cm ke dalam stoma yang diinginkan. Jangan memaksa
kateter.
7. Masukkan larutan perlahan mengikuti gaya gravitasi. Setiap kali, untuk
kelompok usia di bawah, isi:
Anak-anak lebih dari 2 tahun: 1-saluran penuh (100 - 200ml)
Bayi dan bayi kecil: 20 - 40ml.
8. Cairan dikembalikan dengan menurunkan dan membalikkan kateter / saluran.
9. Ulangi prosedur di atas sampai semua larutan yang diinginkan dipakai.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wash out adalah pemberian cairan ke dalam rectum dan kolon sampai
ke lambung dengan menggunakan selang melalui anus.wash out diberikan
untuk merangsang peristaltic dan segera mengeluarkan feces. Wash Out
pembersih digunakan untuk mengeluarkan sisa-sisa pencernaan yang terutama
dilakukan untuk pemeriksaan dengan sinar-x (rontgen) atau bila perut
mengeras/tegang karena tidak dapat platus yang bertujuan untuk bertujuan
untuk mengosongkan isi rectum/colon dari gas, peces atau mucus dan
membilas saluran pencernaan bagian bawah untuk radiologi,persiapan operasi
atau pemeriksaan lain.
B. Saran
Dalam melakukan wash out

harus memperthatikan kesterilan dari

pemberian wash out tersebut karena jika kesterilan tidak diperhatikan maka
akan ada kemungkinan komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Pieter, John, 2005. Usus Halus, Apendiks, Kolon, dan Anorektum.Sjamsuhidaja
R, De Jong,Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 646-647
2. KA Sari. 2011. Penyakit Hirschsprung. Medan: Universitas
Sumatra Utara
3. Asrul mappiwali. 2011.Hirschprung Disease. Available from: URL:

http://www.scribd.com
4. Swenson O. Hirschsprungs disease : A Review. J Pediatr 2002 ; 109 : 914918
5. Wyllie, Robert, 2000. Megakolon Aganglionik Bawaan (PenyakitHirschsprung
Behrmann, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15, Jilid
II. Jakarta: EGC, 1316-1319
6. Kartono, Darmawan, 2004. Penyakit Hirschsprung.. Jakarta : Sagung Seto, 3-82
7. Hansen, T.J., Koeppen, B.M. 2006. Chapter35 Digestive System in Netters Atlas
of Humans Anatomy. McGraw-Hill. New York. Page 617-640.
8. Lee,
Steven
L.
Hirschprung
disease.
Available

from

http://emedicine.medscape.com.
9. Anatomi Kolon. Available from: URL: http://www.scribd.com.
10. Victor,P. E. 2007. Atlas of Histology with Functional Correlation. New York.
Page 42
11. Urban, Fischer. 2007. Atlas of Human Anatomy Sobotta
12. Clinical Guidelines. Neonatal Bowel Washout:
http://www.rch.org.au/rchcpg/index.cfm?doc

Anda mungkin juga menyukai