Anda di halaman 1dari 11

ATRESIA ESOFAGUS

Disusun oleh:
Andre Hazazi 111001023
Zulfindra Arifin 7111080123

Pembimbing:
dr. Rasyidah, Sp. A
1

ATRESIA ESOFAGUS

DEFINISI

Atresia esofagus adalah kelainan lahir yang


jarang, di mana esofagus tidak berkemang
secara normal.
Sekitar 50%, mengalami anomali yang
terkait, misalnya sindrom VACTERL.
KLASIFIKASI

8%

<1%

>85%

<1%

ATRESIA ESOFAGUS
ETIOLOGI
Kurang dipahami
Faktor genetik tidak memegang peran utama
dalam patogenesis
Trisomi 13, 18 dan 21 yang mempengaruhi
kondisi ini.

PATOFISIOLOGI
- Diferensiasi usus depan yang tidak sempurna
- Perkembangan sel entodermal yang tidak
lengkap
- Perlekatan dinding lateral usus depan yang tidak
sempurna

ATRESIA ESOFAGUS

ATRESIA ESOFAGUS

MANIFESTASI KLINIS

1.
2.
3.

4.
5.

Atresia esofagus harus


dicurigai jika,
Pada kasus
polihidramnion ibu
Kateter yang digunakan
untuk resusitasi saat
lahir tidak bisa masuk ke
dalam lambung
Bayi mengeluarkan
sekresi mulut berlebihan
Terjadi tersedak, sianosis
atau batuk pada waktu
berupaya menelan

Adanya gejala
pneumonia
7. Perut kembung
8. Oliguria
9. Kelainan jantung
bawaan
10. Atresia rektum
atau anus
6.

ATRESIA ESOFAGUS

DIAGNOSIS

a.

Biasanya disertai hidramnion (60%) dan hal ini pula yang


menyebabkan kenaikan frekuensi bayi prematur. Sebaiknya
bila dari anamnesis didapatkan keterangan bahwa
kehamilan ibu disertai hidramnion, hendaknya dilakukan
kateterisasi esofagus dengan kateter no. 6-10 F. Bila
kateter terhenti pada jarak kurang dari 10 cm, maka harus
diduga terdapat atresia esofagus.

b.

Bila bayi baru lahir timbul sesak nafas yang disertai


dengan air liur yang meleleh keluar, harus dicurigai
terdapat atresia esophagus.

c.

Segera setelah diberi minum, bayi akan bersin, batuk dan


sianosis karena aspirasi cairan ke dalam jalan nafas.

d.

Diagnosis dapat dibuat dengan foto toraks yang akan


menunjukan gambaran kateter terhenti pada tempat
atresia. Pemberian kontras ke dalam esofagus dapat
memberi gambaran yang lebih pasti, tetapi cara ini tidak
dianjurkan.

ATRESIA ESOFAGUS

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

ATRESIA ESOFAGUS

PENATALAKSANAAN

a.

Neonatus dijaga agar tetap hangat dengan menggunakan


inkubator.

b.

Posisi anak tidur tergantung kepada ada tidaknya fistula,


karena aspirasi cairan lambung lebih berbahaya dari
saliva. Anak dengan fistula trakeo-esofagus ditidurkan
setengah duduk. Anak tanpa fistel diletakkan dengan
kepala lebih rendah (posisi Trendelenburg).

c.

Pada anak segera dipasang kateter ke dalam esofagus dan


bila mungkin dilakukan penghisapan terus menerus.

d.

Cairan intravena yang mengandung konsentrasi glukosa


yang memadai (yaitu, glukosa 10%) diberikan sesuai usia
kehamilan neonatus dan berat badan.

e.

Profilaksis antibiotik spektrum luas (misalnya ampisilin,


gentamisin) yang diberikan secara intravena.

f.

Anak dipersiapkan untuk operasi segera. Apakah dapat


dilakukan penutupan fistula dengan segera atau hanya
dilakukan gastrostomi tergantung pada jenis kelainan dan

ATRESIA ESOFAGUS

PROGNOSIS

DAFTAR PUSTAKA
Subroto H, Rachmad K B, Ruchiyat Y. Esofagus
dan Diafragma. Dalam: Sjamsuhidajat, de Jong,
dkk editor. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta:
EGC, 2010: 596-8.
2. Herbest J J. Esofagus. Dalam: Nelson W
E,Behrman R E, Kliegman R M, dkk editor.
Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 2.
Jakarta: EGC, 2000: 1296-7.
3. Lissauer T, Fannaroff A A, Rodriguez R J,
Weindling M. Gangguan Gastrointestinal. At a
Glance
NEONATOLOGI.
Jakarta:
Penerbit
Erlangga, 2008: 112.
4. Saxena A K. Esophageal Atresia With or Without
Tracheoesophageal
Fistula.
Available
at
http://emedicine.medscape.com/article/93585
10
8-overview#aw2aab6b2b1aa
1.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Rawi O, Booker P D. Oesophageal Atresia And
Tracheo-Oesophageal
Fistula.
Available
at
http://ceaccp.oxfordjournals.org/content/7/1/15.fu
ll
. Accesed on 5/25/2015.
6. Hull D, Jonston D I. Masalah Gastrointestinal.
Dasar-Dasar Pediatri Edisi 3. Jakarta: EGC, 2008:
64.
7. Markum A H, Ismael S, Alatas H, dkk. Esofagus.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid. 1. Jakarta:
FKUI, 1999:416-7.
8. Hassan R, Alatas H, dkk. Bedah Anak. Buku
Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta: FKUI,
1998: 199-201.
5.

11

Anda mungkin juga menyukai