Anda di halaman 1dari 7

Cara Pengujian Kualitas Biji Kakao

Tahapan pengujian
Biji kakao sebagai sampel diambil secara acak
merata dengan jalan mencapur adukkan biji yang
ada dengan cara kedua tangan mengambil
segenggam untuk dicampur merata.
Setelah biji dicampur merata, diambil 200 gram
biji kakao.
Pilahkan sampah, biji yang berjamur, biji yang
terkena insek (terkena serangga) , biji slaty dan
juga biji dempet untuk biji kakao fermentasi,
sedang untuk asalan tidak perlu slaty.

Hitung biji yang telah dipilah dari sampah dan untuk memudahkan
perhitungan, dibuat tumpukan setiap 20 biji, misalnya ada 243 biji.

Penghitungan kadar sampah.


Sampah ditimbang per 100 gram, artinya semua sampah
ditimbang lalu dibagi 2 (karena kita menggunakan sampel
awal 200 gr) dengan standar yang ada 3 %, maka
kelebihan dari 3 % merupakan potongan harga.
Tetapi apabila lebih dari 6 % , potongannya akan
dikalikan dengan 1,5

Penghitungan berat biji per 100 biji


Timbang biji yang telah dipilah seberat 100
gram, misal 193 gr dari total biji 234 buah
Perhitungannya ; 234/193 X 100 = 121 buah
Standarnya maksimal 110 buah/100 gram
Ada kelebihan = 121 110 (standar) = 11
Potongannya = 11 X 0,2 = 2,2 %

Perhitungan untuk jamur


Misal biji yang berjamur sebanyak 6 buah dari
234 biji yang ada.
Perhitungan = 6/234 X 100 % = 2,56 %
Standar jamur yang berlaku 6 %

Perhitungan biji yang terkena serangga


(insek)
Misal jumlah biji yang terkena 2 buah
Perhitungan : 2/234 X 100 % = 0,85 %

Standar yang berlaku 2 %, dan lebih dari itu


DITOLAK (tidak akan dibeli)

Menentukan biji fermentasi


Dicek biji yang slaty, misal 25 buah
Perhitungan : 25/234 X 100 % = 10,68 %
Standarnya = 2 %
Maka karena nilai prosentase slaty melebihi
standar dimasukkan kategori BIJI ASALAN
dan tidak mempeleh tambahan harga.

Anda mungkin juga menyukai