Anda di halaman 1dari 4

QUALITY ASSURANCE (QA) vs QUALITY

CONTROL (QC)
Filed under: Mechanical jakfarsegaf @ 12:21 am

Beberapa tokoh mendefinisikan Quality, yaitu:


Juran

: fitness to use, kecocokan penggunaan produk

Crosby

: conformance to requirement, sesuai dengan yang dipersyaratkan

Deming

: kesesuaian dengan market demand

Feigenbaum
Garvin & Davis

: total customer satisfaction


: suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia,

proses, environment yang memenuhi atau melebihi harapan customer.


Banyak perusahaan yang memakai Quality Assurance (QA) dan Quality Control ( QC) dalam
satu Divisi, jadi QA itu ya QC. Quality Assurance dianggap Quality Control, walaupun mungkin
kalau dari pengertian mungkin berbeda,tapi dalam faktanya QA adalah QC, jadi jarang ada
Divisi Quality Assurance dipisah dengan Divisi Quality Control, karena sebenarnya acuan
keduanya pada kualitas mutu, termasuk reliabilitinya.
Meskipun sasaran sama tentang kualitas tetapi QA dan QC adalah dua pekerjaan bidang yang
berbeda, dimana QA itu adalah prosedur untuk pencapaian mutu. Misalnya Quality
plan beserta dokumen pendukungnya. Dan QC adalah aktifitasnya (pelaksanaa dari prosedur
tsb) yang dibuktikan dengan record-record.

Menurut definisi pada ISO 9000:2000 (QMS-Fundamentals and


Vocabulary), adalah sbb:
* Quality control (lihat section 3.2.10); part of quality management focused on fulfilling
quality requirements.
* Quality assurance (lihat section 3.2.11); part of quality management focused on providing
confidence that quality requirements will be fulfilled.
Jadi kalau coba diterjemahkan, secara singkat QC terfokus pada pemenuhan persyaratan
mutu (produk/service) sedangkan QA terfokus pada pemberian jaminan/keyakinan bahwa
persyaratan mutu akan dapat dipenuhi. Atau dengan kata lain, QA membuat sistem
pemastian mutu sedangkan QC memastikan output dari sistem itu memang benar-benar
memenuhi persyaratan mutu.
Kalau dari definisi ini, kegiatan-kegiatan inspeksi dan uji (in-coming, in-process, outgoing)
akan masuk kategori QC, sedangkan hal-hal seperti perencanaan mutu, sertifikasi ISO, audit
sistem manajemen, dsb tentu masuk kategori QA.
Beberapa perusahaan, saat ini tidak lagi membedakan antara QA dan QC di dalam
operasional quality management-nya. Cukup disebut departemen Quality, di dalamnya ada
kegiatan merancang jaminan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi dan sekaligus
bagaimana memenuhi persyaratan mutu tersebut.
QA = Quality Assurance , to lead and operated by assure of an organization successfully, it is
necessary to direct and control it in a systematic and transparent manner. Maksudnya adalah
meyakinkan/menjamin secara kualitas dengan suatu sistematis kerja dan keterbukaan untuk
keberhasilan suatu pekerjaan secara keseluruhan organisasi di setiap lini dengan melalui
sistem control.
QC = Quality Control, to take control of quality by procedural and applicable reference that
implemented direct to process system in good and full fill of minimum requirement as finally

results. Maksudnya adalah pengendalian mutu dengan prosedur kerja berdasarkan referensi
yang dapat diterapkan dan diimplementasikan langsung di proses pekerjaan tersebut untuk
memenuhi persyaratan minimum sebagai hasil akhir pekerjaan.
Hubungan pendeknya adalah bahwa QA yang meyakinkan / menjamin QC.

QC adalah sistem kendali yang terintregrasi didalam proses, dia berfungsi mencegah
terjadinya defect/ noncorformity output, salah satu cara yang sudah kita kenal antara
lain right from begining atau benar sejak awal. metode ini terbukti mampu mengeliminir non
corformity (ketidaksesuaian) pada output dengan pencegahan.
Sedangkan QA lebih tinggi letaknya dalam struktur organisasi, dia memberi terhadap arahan
yang keputusan akhirnya adalah layak atau tidaknya produk dikeluarkan. Proses ini tentunya
melibatkan proses-proses lainnya seperti produksi, inventory, maintenance. QA lebih
menjaga corporate image dengan mencegah defect ke konsumen. parameternya hanyalah
hitam-putih dengan nilai yang telah dirumuskan dalam fungsi yang kita sebut kualitas.
QC sering membuat suatu organisasi menjadi menggelembung dan gemuk, jika kita tidak
memahami konsep produktifitas. karena man power planning-nya akan menggelembung atas
nama azas independent, sebenarnya orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut itulah
fungsi QC. orang Jepang sangat paham akan hal ini dan melahirkan suatu
model management yang disebut TQC dengan produknya yang kita kenal sebagai GKM
(Gugus Kendali Mutu). kesadaran mereka untuk memperbaiki aktifitas yang tidak perlu dan
mengefisienkan langkah proses diluar jam dan lokasi kerja (walaupun sambil minum di kedai
minuman atau makanan). Sesungguhnya proses PDCA sedang berjalan lewat diskusi non
formal.
ini bukan hal yang mudah sebab Management is no Sains
contohnya : Total Quality Management berasal dari Mike Robson, seorang inggris,
berdasarkan prinsip bahwa setiap pekerja secara individu mempunyai tanggung jawab

terhadap kualitas pekerjaannya dan pemikiran ini dikembangkan juga kepada para pemasok
supaya perusahaan dapat memproduksi barang dan atau jasa yang berkualitas.
Prinsip ini dikembangkan dari Total Quality Circle yang berasal dari Jepang, dimana para
pekerja berkumpul dalam gugus kendali mutu untuk mendiskusikan dan memecahkan
masalah dan apa yang dapat dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas. Hingga
poke yoke dari Shigeo Shingo yang menjadi dasar pengembangan SIX SIGMA.
Secara fungsi QC merupakan orang operasional yang langsung melakukan
aktivitas checking atau inspeksi terhadap produk, kalau di lini produksi biasanya ada
seoarang yang berfungsi sebagai pengontrol kualitas produk seperti sampling dan aktifitas
lainnya.
Sedangkan untuk QA, dia lebih berperan sebagai analyst untuk memperbaiki mutu produk,
dan datanya bisa diperoleh dari data sampling orang QC atau feedback dari internal
perusahaan ataupun adanya quality complain dari luar perusahaan yaitu customer. Dan QA
biasanya juga berperan sebagai sertifikasi dari produk tersebut
Jadi intinya QC adalah seorang executor/operator dan QA adalah conceptor.

Anda mungkin juga menyukai