Perencanaan Penyuluhan Penyakit Tidak Menular Di Masyarakat
Perencanaan Penyuluhan Penyakit Tidak Menular Di Masyarakat
Oleh:
Sharon Gondodiputro,dr.,MARS
ABSTRAK
Dalam pengembangan program Promosi Kesehatan, dikenal pula istilah
Pendidikan Kesehatan yaitu segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan. Hasil yang diharapkan dari suatu pendidikan
kesehatan adalah perilaku kesehatan atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan
yang
kondusif.
Berdasarkan
dimensi
tingkat
pelayanan
kesehatan,
timbulnya
masalah
kesehatan
dan
masalah
pelayanan
kesehatan
1200
1286
1000
800
752
600
400
200
0
0-7 hr
300
129
0
8-29 hr
0
1- 12 bln
0
1-4 thn
0
5-14 thn
15 - 44 thn
45-54 thn
Hipertensi
55-64 thn
> 65 thn
1. Kata-kata
2. Tulisan
3. Rekaman,radio
4. Film
5. Telivisi
6. Pameran
7. Field trip
8. Demonstrasi
9. Sandiwara
10. Benda tiruan
11. Benda asli
= Sehat bukan berarti tidak sakit. Dengan perkataan lain, kalau tidak sakit, belum tentu
sehat apalagi bugar. Tapi mengapa kita sering melupakan penyakit tidak menular di
masyarakat ? "Menunggu" sampai timbul kasus ? Bukankah mengobati lebih mahal
daripada mencegah? ,Dokter yang bekerja di sarana kesehatan primer dengan berpikir
analitik dan pencegahan merupakan pilihan. =
Di seluruh dunia derajat kesehatan tidak merata dan cenderung menurun terutama
di negara berkembang. Hal ini terjadi juga di Indonesia. Dari tahun ke tahun Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi sebagai indikator Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) menurun landai dan masih menjadi masalah. Beban ini ditambah dengan adanya
timbulnya penyakit-penyakit menular yang baru dan yang lama (re-emerging dan new
emerging diseases), sementara penyakit tidak menular atau degeneratif mulai meningkat
(non communicable disease) (WHO Report, 2002).
Apa yang salah dengan sistem kesehatan kita? Apakah dengan pembangunan
kesehatan selama ini belum berdampak positif terhadap derajat kesehatan? Kenyataannya
derajat kesehatan meningkat bila dibandingkan dengan 50 tahun yang lalu. Di setiap
Kecamatan ada PUSKESMAS yang melayani masyarakat secara komprehensif, begitu
pula dengan Rumah Sakit, hampir setiap Kabupaten/Kota mempunyai minimal 1 Rumah
Sakit, tetapi distribusi sumber daya kesehatan belum merata, karena sebagian besar
terdapat di Pulau Jawa. Pada umumnya sumber daya tersebut dialokasikan terutama
untuk pelayanan sophisticated medical institutes di daerah perkotaan ( biaya tinggi).
Keterbatasan dana Pemerintah disertai dengan alokasi yang tidak tepat karena
sebagian besar dana (40%)
Sakit, dan hanya 15% diperuntukkan bagi pelayanan kesehatan primer yang justru
Setiap
Negara
diwajibkan menyusun
kebijakan
kesehatannya
dalam
melaksanakan hasil-hasil dari deklarasi tersebut. Beberapa hal penting yang sangat perlu
diperhatikan oleh seluruh negara adalah :
1.
Kesehatan Republik
seperti
Perencanaan,
Pengorganisasian,
Penggerakkan
dan
Untuk
memulihkan cacatnya
diperlukan
latihan-latihan untuk
tetap
2) Jumlah Desa/Kelurahan,
3) Jumlah RW dan RT masing-masing Kelurahan
4) Keadaan geografis wilayah tersebut apakah daerah pantai, pegunungan, daerah
aliran sungai, daerah pertanian, daerah industri, daerah rawan kecelakaan dan
sebagainya ( sangat lokal spesifik)
5) Sarana transportasi
Nama
Desa/
Kelurahan
1.
2.
3.
dst
Luas
Wilayah
Jarak
Terjauh
Jumlah
RT/RW dari Desa /
Kelurahan
ke Puskesmas
Kondisi Keterjangkauan
Desa *
Roda 2
Roda
4
Lain-lain
Total
6) Adanya daerah rawa , daerah endemis suatu penyakit, daerah rawan bencana, rawan
penyakit menular
7) Sarana air bersih dan Jamban keluarga
Kegiatan
Jenis polusi
1.
Industri
2.
Tambang emas
tradisional
Pasar
Rumah potong
hewan
Tempat
pembuangan
sampah sementara
Tempat
pembuangan
sampah akhir
Sarana kesehatan
potensial
3.
4.
5.
6.
7.
Desa/Kel
Desa/Kel
Desa/Kel
Limbah cair
Limbah padat
Bahan beracun
dan berbahaya
(B3)
merkuri
cyanida
Sampah organik
Limbah organik
Sampah organikdll
Sampah organik dll
Limbah klinis dll
c. Analisis Demografi
Analisis
ini
dapat
menggambarkan
kondisi
penduduk
yang
dilayani
oleh
4) Angka Fertilitas
5) Piramida penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Piramida ini digunakan
untuk menggambarkan perubahan komposisi umur dan jenis kelamin penduduk dari
waktu ke waktu serta tergantung dari angka kelahiran dan kematian , juga adanya
migrasi penduduk,perang,kelaparan atau bencana.
terutama di usia dewasa dan usia lanjut. Juga melihat jumlah bayi dan balitanya
tinggi, maka program-program Kesehatan Bayi dan Balita perlu ditingkatkan.
Bentuk ekspansif ini juga menggambarkan bahwa beban tanggungan keluarga
sangat tinggi, karena banyak anggota keluarga yang belum masuk ke dalam
angkatan kerja.
10
3. Bentuk Stationer, jika jumlah penduduk dalam tiap kelompok umur hampir
sama. Bentuk ini terdapat di negara-negara yang angka kelahiran dan
kematiannya rendah. Pada umumnya di negara-negara yang sudah berkembang
dengan standar hidup yang tinggi, umur harapan hidup yang panjang dan
rendahnya angka pertumbuhan penduduk.Dampak terhadap program kesehatan
adalah pengembangan Program Pencegahan Penyakit tidak menular , Program
usia lanjut dll.
6) Pendidikan
Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan sangat penting dalam penyampaian
informasi kesehatan.
11
Jenis Pendidikan
Tidak / Belum Sekolah
Tidak Tamat SD
Belum Tamat SD
Tamat SD
SLTP
SLTA
Akademi / Sarjana
Sarjana
Jumlah
Tahun 2005
Jumlah
3486
1078
4527
4918
3250
4457
362
126
22204
Dari contoh tabel diatas, terlihat bahwa sebagian besar penduduk di wilayah
kerja Puskemas berpendidikan SMP ke bawah. Dalam kegiatan promosi kesehatan,
maka bahasa dan cara yang digunakan harus memperhatikan tingkat pendidikan
masyarakat tersebut seperti bahasa yang digunakan sedikit mungkin menggunakan
bahasa-bahasa ilmiah, tetapi lebih banyak menggunakan bahasa-bahasa populer.
Mata Pencaharian
PNS
TNI / POLRI
Pegawai Swasta
Petani
Pedagang
Pensiunan
Buruh
Ibu Rumah Tangga
Tidak / Belum Bekerja
Jumlah
2005
3912
168
95
42
195
139
9809
Tak terdata
Tak terdata
2006
1511
103
4316
6
734
985
1024
3550
1272
12
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2005, sebagian besar penduduk
bermata pencaharian sebagai buruh. Artinya bila sasaran kita adalah buruh, maka
waktu melakukan pendidikan/promosi kesehatan tidak dapat dilakukan pada pagi
hari, kecuali hari libur. Juga hal ini berlaku pada kelompok PNS, TNI dan pegawai.
Bila sasaran pendidikan/promosi kesehatan adalah ibu rumah tangga (2006),
maka pendidikan/promosi kesehatan dapat dilakukan pada pagi hari.
8) Distribusi penduduk berdasarkan sasaran program ( bayi, balita, ibu hamil dll) dan
sasaran spesifik misalnya anak jalanan, PSK, TKW/TKI, penduduk musiman dll.
Selain distribusi penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan, maka pembagian penduduk juga berdasarkan sasaran program kesehatan
yang ada di Puskesmas
Tabel . Jumlah sasaran program
Puskesmas x Tahun 2005 dan 2006
Tahun
2005
2006
Jumlah
Penduduk
22204
22275
BUMIL
BULIN
917
488
462
443
NEO
NATUS
428
410
BAYI
BALITA
360
470
1711
1516
Anak
Sekolah
4070
3972
USILA
4870
5166
13
14
Pemilik
Jumlah
Total
Desa/Kel
Desa/Kel
Desa/Kel
Desa/Kel
Pemr
Swasta
15
a. RS Jiwa
b. RS Bersalin
c. Lainnya (uraikan)
3. Balai Kesehatan
Masyarakat
a. BP4
b. BKMM
c. BKOM
d. BKTK
e. KKP
4. PUSKESMAS
a.Pusk. Tanpa
perawatan
b. Pusk. DTP
c. Pusk. Pembantu
5. Praktek perorangan
a. Dr. Umum
b. Dr. Spesialis
C. Drg.
d. Drg. Spesialis
e. bidan
6. Praktek Berkelompok
a. Dokter Umum
b. Dr. Spesialis
C. Dokter gigi
d. Drg. Spesialis
7. Balai Pengobatan (BP)
8. Rumah Bersalin
9. Balai Kesehatan
a. Balai Kes. Ibu &
Anak
b. Balai Kes.Gigi
c. Balai KB
d. lainnya (sebutkan)
10. Laboratorium
11. Sarana Rehab narkoba
12. Sarana lain (sebutkan)
Sumber : (.., tahun ..).
Pemr
Swasta
Pemr
Swasta
Pemr
Pemr
Pemr
Pemr
Pemr
Pemr
Pemr
Pemr
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Pemr
Swasta
16
Penyusunan
Perencanaan
SDM
Kesehatan
Di
tingkat
Propinsi,
Jenis
Tenaga
Yang Ada
Standar
Kurang
Total
Total
Total
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Sumber : (.., tahun ..).
c. Organisasi PUSKESMAS
d. Sarana dan Prasarana
17
Obat dan bahan habis pakai serta Alat kesehatan (jenis, jumlah, sumber, lokasi), yang
perlu diuraikan disini bukan jumlah dalam artian kuantitatif tetapi jumlah riil yang ada
dibandingkan dengan kebutuhan, terutama jenis obat esensial yang tersedia dikaitkan
dengan pola penyakit yang ada, lokasi penempatan/penyebaran dikaitkan dengan
institusi kesehatan serta kunjungan pasien.
e. Pendanaan PUSKESMAS
Dana sangat dibutuhkan untuk pengelolaan PUSKESMAS, oleh sebab itu sangat perlu
mengetahui sumber-sumber dan besaran pendanaan untuk PUSKESMAS yang
bersangkutan, meliputi :
1)
2)
3)
APBD Kabupaten/Kota dari tahun ke tahun (usulan & realisasi, serta sumber
dana untuk kesehatan) baik Rutin (Belanja Administrasi Umum) maupun
Pembangunan (belanja operasi, pemeliharaan dan modal)
4)
Asuransi kesehatan/JPKM/JKN,
5)
Jelaskan juga masalah-masalah yang ada dalam pembiayaan kesehatan ini baik segi
kualitas maupun kuantitas pembiayaan kesehatan (agar diupayakan data 5 tahun
terakhir), seperti yang tercantum dalam contoh Tabel berikut.
Contoh Tabel . Pembiayaan Kesehatan Tahun.
No
2.
Retribusi
JPS-BK/PPDSPE/PKPS-BBM
3.
Askes
4.
5.
6.
7.
Sumber lain
1.
Tahun
1998 1999 2000 2001 2002
Jumlah seluruhnya
18
f. Manajemen PUSKESMAS
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan masyarakat, maka
sangat perlu ditunjang oleh manajemen yang baik. Manajemen adalah rangkaian
kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran (output) yang
efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan yang sistematik tersebut dilakukan dengan
menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Secara singkat terdapat 3 fungsi manajemen di
PUSKESMAS
yaitu
Perencanaan,
Pelaksanaan
dan
Pengendalian
termasuk
PUSKESMAS
melakukan
evaluasi
tahunan
dan
membuat
19
c)
d)
e)
f)
g)
1200
1286
1000
800
752
600
400
200
0
0-7 hr
300
129
0
8-29 hr
0
1- 12 bln
0
1-4 thn
0
5-14 thn
15 - 44 thn
45-54 thn
Hipertensi
55-64 thn
> 65 thn
20
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa kejadian hipertensi sudah dimulai pada rentang
umur 15-44thn dan melonjak tajam pada rentang usia > 45 tahun. Pada masyarakat dengan usia
lanjut, kasus hipertenis merupakan kasus yang terbanyak.
II.
Menetapkan Sasaran
Dalam pemilihan sasaran pendidikan/promosi kesehatan, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu:
a. Perjalanan alami penyakit
Masing-masing penyakit memiliki perjalanan alaminya sendiri jika tidak diganggu
dengan intervensi medis atau jika penyakit dibiarkan sampai melengkapi
21
kepada pembuat keputusan. Untuk itu sasaran dibagi menjadi 3 yaitu: sasaran primer,
sekunder dan tertier.
Sasaran primer adalah kelompok masyarakat yang berisiko terkena atau sudah
terkena suatu masalah kesehatan. Tujuan pendidikan/promosi kesehatan untuk
sasaran ini antara lain meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan
sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi.
Sasaran sekunder adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dengan
harapan kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di
sekitarnya. Di samping itu, para tokoh masyarakat diharapkan akan memberikan
contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya (dukungan sosial).
Sasaran tertier adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan dalam
menentukan dukungan pelaksanaan suatu program kesehatan , sehingga metode yang
digunakan adalah menggunakan strategi advokasi.
III.
Menetapkan Tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah tujuan program pendidikan kesehatan yaitu perilaku yang
diharapkan agar tingkat kesehatan yang diinginkan dapat tercapai.
1. Tujuan umum
Tujuan umum pendidikan kesehatan tergantung dari sasaran yang akan dilakukan
pendidikan/promosi kesehatan apakah sasaran primer, sekunder atau tertier dan juga
tingkat pencegahan mana yang akan dilakukan, apakah primer, sekunder atau tertier.
Sebagai contoh tujuan umum untuk pencegahan primer adalah meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pencegahan hipertensi.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang hal-hal yang
dikemukakan dalam tujuan umum. Tujuan khusus haruslah dikembangkan untuk
kelompok sasaran atau segmen sasaran tertentu. Tujuan khusus harus menjawab
pertanyaan siapa, apa dan seberapa jauh harapan suatu kondisi ingin dicapai, kapan
dan dimana. Contohnya : meningkatkan pengetahuan tentang definisi hipertensi,
gejala hipertensi, faktor-faktor risiko terjadinya hipertensi dan pencegahan hipertensi.
Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan itu harus realistis, jelas dan dapat
diukur, sehingga diharapkan akan mempermudah penilaian terhadap pencapaian tujuan.
23
1. Kata-kata
2. Tulisan
3. Rekaman,radio
4. Film
5. Telivisi
6. Pameran
7. Field trip
8. Demonstrasi
9. Sandiwara
10. Benda tiruan
11. Benda asli
25
Dari segitiga tersebut terlihat bahwa tingkat paling atas adalah kata-kata dan tingkat
paling bawah adalah benda asli. Ini berarti bahwa dalam proses pendidikan/promosi
kesehatan, kata-kata mempunyai intensitas paling rendah untuk mempersepsikan bahan
pendidikan/promosi, sedangkan benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi
dalam mempersepsikan bahan pendidikan/promosi.
VII. Menetapkan Kegiatan Operasional
Meliputi :
1. jenis kegiatan
2. tempat
3. waktu
4. penanggung jawab
5. jadwal kegiatan
VIII. Menetapkan Pemantauan dan Evaluasi
1. Komponen
- materi/isi pesan
- input (sasaran, tenaga pendidik, alat bantu)
- hasil :
2. Indikator
- kesesuaian isi pesan dengan masalah yang dihadapi
- penggunaan alat bantu/media yang mendukung
- jangkauan sasaran
- jumlah yang hadir
- jumlah sasaran yang mengingat pesan pokok
- jumlah sasaran yang berperilaku sesuai isi pesan
- lain-lain
3. Cara
- analisis laporan/data sekunder (pre-test/post test)
26
- wawancara
- observasi
- diskusi
- lain-lain
4. Pelaksana/Penanggung jawab
5. Waktu
DAFTAR PUSTAKA
1. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, Perencanaan Penganggaran Kesehatan
Terpadu,2004
2. World Health Organization, Primary Health Care, Alma-Ata, 1978
3. Departemen Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
4. Djamhoer Martaadisoebrata, Sulaiman Sastrawinata dan Abdul Bari Saifuddin (ed).
Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2005
5. Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan , Rineka Cipta,2003
6. Timmreck, Thomas,An Introduction to Epidemiology, Jones and Bartlett Publ Inc,
Boston, 1998.
7. Ardini Raksanagara, Sharon Gondodiputro etal, Bahan Ajar Program Kepaniteraan di
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNPAD, ed 4, 2007.
27
28
28