Masterplan Pendidikan Kota Pontianak PDF
Masterplan Pendidikan Kota Pontianak PDF
Kata Pengantar
Hal -
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Daftar Isi
i
ii
iv
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
BAB II
1
7
12
15
15
20
33
33
33
34
38
39
39
41
42
Hal -
22
27
30
31
31
42
43
46
ii
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
50
57
58
58
65
66
67
67
68
69
69
69
74
60
61
63
64
64
74
75
75
76
77
77
78
79
80
89
81
81
82
83
83
84
iii
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
86
PENUTUP ........................................................................................
96
100
BAB V
Hal -
84
85
85
iv
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Daftar Tabel
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 2.1
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Tabel 2.7
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2.8
2.9
2.10
2.11
2.12
2.13
Tabel 2.14
Tabel 2.15
Tabel 2.16
Tabel 2.17
Tabel 2.18
Tabel 2.19
Tabel 2.20
Tabel 2.21
10
11
35
36
36
37
37
40
42
42
43
43
44
44
45
46
46
47
48
48
49
49
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.22
Tabel 2.23
Tabel 2.24
Tabel 2.25
Tabel 2.26
Tabel 2.27
Tabel 2.28
Tabel 2.29
Tabel 2.30
Tabel 2.31
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2.32
2.33
2.34
2.35
2.36
2.37
2.38
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
4.1
4.2
4.3
Hal -
50
50
51
51
52
53
53
54
54
55
55
56
56
63
64
65
65
66
70
70
72
73
73
78
79
90
vi
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal -
vii
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
BAB I
PENDAHULUAN
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu setiap
warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai
dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status
ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender. Pemerataan akses dan peningkatan mutu
pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup
(lifeskills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta
masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, sebagaimana
diamanatkan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025. Berdasarkan
RPJPN tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah menyusun
Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 20052025.
Saat ini Indonesia memasuki tema pembangunan II (2010-2014) bidang pendidikan
dengan fokus pada penguatan pelayanan untuk: (a) meningkatkan ketersediaan
layanan pendidikan; (b) memperluas keterjangkauan layanan pendidikan; (c)
meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan; (d) mewujudkan
kesetaraan dalam layanan pendidikan; (e) serta menjamin kepastian memperoleh
layanan pendidikan. Pada 2015-2019 mendatang, direncanakan focus pembangunan
pendidikan pada penguatan daya saing regional, sedangkan pada 2020-2025
berfokus pada penguatan daya saing internasional.
Pemerintah telah menjabarkan mengenai rencana pembangunan jangka panjang
yang telah ditetapkan untuk periode 2005-2025, antara lain: periode 2010-2014
ditargetkan untuk meningkatkan kualias SDM, membangun kemampuan iptek,
memperkuat daya saing perekonomian. Dalam konteks pembangunan pendidikan,
pada periode tersebut, pemerintah mencanangkan terselenggaranya layanan prima
pendidikan nasional melalui peningkatan ketersediaan layanan pendidikan,
peningkatan keterjangkauan layanan pendidikan, peningkatan kualitas/mutu dan
relevansi layanan pendidikan, peningkatan kesetaraan dalam memperoleh layanan
pendidikan serta meningkatkan kepastian/keterjaminan memperoleh layanan
pendidikan. Pada periode 2015-2019 diharapkan terbangun daya saing regional,
khususnya di kawasan Asean dan Periode 2020-2025 memiliki target untuk
Hal - 2
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Berkaitan dengan visi Pemerintah Kota Pontianak yaitu Pontianak Kota Khatulistiwa
Berwawasan Lingkungan Terdepan Di Kalimantan Tahun 2025. Salah satu implikasi
dari visi tersebut adalah adanya untuk mewujudkan nasyarakat berwawasan
kebangsaan yang sehat, cerdas,berbudaya dan berakhlak mulia. Tingkat pendidikan
masyarakat Kota Pontianak diharapkan minimal lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA) atau menyelesaikan wajib belajar 12 tahun, jehat jasmani dan rohani,
angka harapan hidup mencapai 70,00 tahun, IPM mencapai 81,99, memiliki jati diri,
melaksanakan interaksi antar budaya, menerapkan nilai-nilai luhur, berkepribadian
Indonesia dan makin patriotik, memiliki budi pekerti yang baik, jujur, berani
bertanggung jawab dan santun, penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis,
sebagai gerakan bersama pemerintah, swasta dan masyarakat. Semua itu bermuara
pada pendidikan yang berkualitas yang dapat diakses oleh semua penduduk Kota
Pontianak.
Dari sisi lain, globalisasi telah menjadikan bangsa-bangsa di dunia berkembang
menjadi dunia tanpa batas baik dari segi geografis, politis, ekonomis, maupun social
budaya. Tidak satu pun negara, baik dibelahan utara yang lebih maju, maupun di
belahan selatan yang tertinggal tanpa saling berhubungan. Namun itu bersifat
timbal balik satu sama lain (reciprocal relationship). Namun dalam hubungan seperti
itu seringkali terjadi, siapa yang lebih siap dan lebih kuat akan menang, baik secara
langsung maupun tidak langsung pihak yang kuat ikut menentukan nasib dan masa
depan negara yang kurang siap dan lemah.
Berbagai istilah seperti ketergantungan ekonomi, ketergantungan teknologi dan
sebagainya merupakan jargon yang membuktikan adanya hubungan timbal balik
yang kurang seimbang tersebut. Hubungan seperti ini akan berlanjut terus menerus,
kecuali jika ada motivasi yang kuat dan usaha yang nyata berkelanjutan dari negara
yang tertinggal dan kurang maju untuk menyiapkan diri secara baik, sehingga pada
saatnya mampu berdiri setara dengan negara yang lebih dulu maju.
Acapkali kemampuan untuk mendayagunakan potensi sumber daya manusia (SDM)
maupun sumber daya alam (SDA) yang dimiliki dapat menjadi obat mujarab yang
menyembuhkan penyakit ketergantungan ini. Pendayagunaan berbagai potensi
tersebut pada hakikatnya harus dilalui melalui penanaman modal jangka panjang
(long term investment) yang salah satu pilar utamanya adalah pendidikan. Melalui
Hal - 4
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 5
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 7
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
ipteks yang akan mampu meraih dan memanfaatkan (opportunity) yang terbuka luas
dalam era global, sebaliknya bangsa yang kurang siap akan melihat kesempatan
tersebut sebagai ancaman (threat). Sistem pendidikan Indonesia ke depan harus
kondusif dengan ketiga tantangan tersebut di atas. Dengan kata lain dalam kerangka
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity and Threat) maka pendidikan ke depan
harus mampu mengoptimalkan kekuatan (strenght) potensi bangsa untuk
ditumbuhkembangkan secara adaptif dan fleksibel, mampu melihat kekurangan
(weakness) dan kelemahan potensi bangsa untuk diperkuat dan ditumbuhkan
sehingga secara berangsur-angsur dapat setara dan sederajat dengan bangsa lain
yang lebih maju.
Tantangan Keempat, perkembangan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi
yang sangat pesat mendorong kearah e-learning. Yang perlu dirumuskan ke depan
adalah bagaimana optimalisasi teknologi komunikasi dan informasi tersebut untuk
mendukung kemajuan pendidikan dan kebudayaan.
Pergeseran struktur ekonomi terjadi sebagai akibat perubahan yang berkelanjutan
dari dominasi sektor ekonomi tradisional dan informal menjadi dominasi oleh sektor
ekonomi. Industrial. Makin cepat ekspansi sektor ekonomi industrial, makin cepat
pula transformasi struktur ekonomi menjadi institusi sosial yang lebih maju. Dalam
hubungan ini peran pendidikan menjadi strategis karena diharapkan turut
membantu proses akselerasi transformasi struktur ekonomi tersebut secara
sepadan, relevan dan seimbang. Pengertian seimbang disini menggambarkan upaya
agar proses transformasi tersebut dapat meminimalisasi berbagai konflik nilai yang
pasti terjadi.
Pergeseran struktural lapangan kerja terjadi sebagai akibat proporsi yang tidak
seimbang antara tenaga kerja lulusan perguruan tinggi dengan proporsi tenaga kerja
yang berasal dari pendidikan yang lebih rendah. Hal semacam ini akan memberikan
efek ganda pada struktur lapanga kerja. Pertama, efek terhadap efisiensi dan kualitas
kerja karena lulusan perguruan tinggi lebih mampu menggunakan teknologi maju
secara efektif yang diharapkan memberi dampak positif pada produktivitas. Kedua,
efek berupa penciptaan lapangan kerja baru yang pada gilirannya berdampak pula
terhadap berbagai aktivitas sektor ekonomi, berlandaskan asumsi bahwa lulusan
universitas lebih mampu berwirahusaha.
Hal - 8
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Disamping kondisi eksternal yang telah diuraikan diatas, kondisi internal Indonesia
khususnya Provinsi Kalimantan Barat juga perlu dicermati. Provinsi Kalimantan Barat
kini sedang mengalami perubahan yang sangat cepat, sebagai hasil interaksi
transisional dan transkultural dalam kondisi perubahan global yang akselerasinya
makin hari makin cepat. Fakta menyuguhkan, dalam menghadapi era perdagangan
bebas di tingkat Asia, bahkan di tingkat ASEAN pun kita kedodoran, serbuan
berbagai institusi pendidikan dari wilayah Asia-Pasifik saja ke dalam negeri telah
membuat institusi pendidikan kita kewalahan. Apalagi nanti pada tahun 2025 saat
era global perdagangan bebas menjadi kenyataan tentu kita akan menjadi semakin
tidak berdaya, jika kesiapan dan cara pandang kita tentang esensi pendidikan tidak
berubah.
Saat ini pendidikan di Indoensia, sebagaimana sebagian besar negara di dunia
sedang dalam proses menuju globalisasi baik dalam aspek teknologi, ekonomi,
sosial, politik, kultural dan pembelajaran (Yin Cheong Cheng, 2001). Dunia bergerak
amat cepat menjadi desa global, dalam situasi itu berbagai bagian dunia menjadi
bagian dari jejaring (networked) dan mendunia (globalized) secara cepat melalui
internet dan berbagai jenis teknologi informasi, komunikasi dan transportasi
(Naisbitt dan Aburdence, 1991).
Dalam kaitan dengan era global, sesuai dengan apa yang dilansir oleh Fukuyama
bahwa akan terjadi kondisi negara yang tanpa batas (borderless state) maka agaknya
pendidikan di Indonesia, mulai abad XXI ini, tidak bisa dielakkan lagi akan diwarnai
oleh serbuan lembaga pendidikan dari negara lain. Apalagi Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga telah membuka kesempatan
untuk itu. Hal semacam ini tentu akan merupakan tantangan nasional bagi Kota
Pontianak yang terletak di provinsi yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga.
Minimal, ada dua ciri penting terkait dengan lingkungan eksternal yang patut
diantisipasi. Pertama, perubahan dunia termasuk di dalamnya perubahan ipteks
serta perubahan sosio kultural, akibat interaksi transisional yang makin intensif akan
makin cepat laju akselerasinya, hal ini seiring dengan kemajuan pesat dalam ICT
(Information, Communication, and Technology). Kedua, tantangan negara bangsa ke
depan akan semakin berat, sementara jumlah penduduk makin bertambah, sumber
daya alam makin berkurang, persaingan antar bangsa juga makin ketat dan terbuka.
Hal - 9
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 1.1
Anggaran Pendidikan (%GNP) dan HDI Tahun 2000
No
1
2
3
4
5
6
7
Negara
INDONESIA
Australia
Jepang
Malaysia
Thailand
Singapura
Filipina
Anggaran Pendidikan
(%GNP)
1,4%
5,6%
3,6%
4,9%
4,8%
3,0%
3,4%
No urut HDI
(2000)
105
7
9
59
70
25
77
Hal - 10
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Negara
Melek (%)
87,9
88,7
92,5
93,9
92,6
12,1
11,3
7,5
6,1
7,4
INDONESIA
Malaysia
Singapura
Brunei
Filipina
Meneliti besarnya angka buta aksara tersebut tidak mustahil bila angka HDI
Indonesia
menduduki
berkesinambungan
peringkat
agar
rendah.
pendidikan
Perlu
mampu
upaya
yang
nyata
mengembangkan
dan
strategi
Hal - 11
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 12
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 15
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai
golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi
tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik. Kebijakan ini
ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penduduk Indonesia untuk belajar
sepanjang hayat dalam rangka peningkatan daya saing bangsa di era global, serta
meningkatkan peringkat IPM hingga mencapai posisi sama dengan atau lebih baik
dari peringkat IPM sebelum krisis. Untuk itu, sampai dengan tahun 2012 dilakukan
upaya-upaya sistematis dalam pemerataan dan perluasan pendidikan, dengan
mempertahankan APM-SD pada tingkat 98%, memperluas SMP/MTs hingga
mencapai APK 98,0%, serta menurunkan angka buta aksara penduduk usia 15 tahun
ke atas hingga 5%.
Penuntasan wajar dikdas 9 tahun memperhatikan pelayanan yang adil dan merata
bagi penduduk yang menghadapi hambatan ekonomi dan sosial-budaya (yaitu
penduduk miskn memiliki hambatan geografis, daerah perbatasan, dan derah
terpencil), maupun hambatan atau kelainan fisik, emosi, mental serta intelektual
peserta didik. Untuk itu, diperlukan strategi yang lebih efektif antara lain dengan
membantu dan mempermudah mereka yang belum sekolah, putus sekolah, serta
lulusan SD/MI/SDLB yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs/SMPLB yang masih besar
jumlahnya, untuk memperoleh layanan pendidikan. Di samping itu, akan dilakukan
strategi yang tepat untuk meningkatkan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan,
khususnya pada masyarakat yang menghadapi hambatan tersebut.
Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun akan menambah jumlah lulusan SMP/MTs/SPMLB
setiap tahunnya, sehingga juga akan mendorong perluasan pendidikan menengah.
Dengan bertambahnya permintaan pendidikan menengah, pemerintah juga
melakukan perluasan pendidikan menengah terutama bagi mereka yang karena satu
dan lain hal tidak dapat menikmati pendidikan SMA yang bersifat reguler, melalui
SMA Terbuka dan Paket C, sehingga pada gilirannya mendorong peningkatan APMSMA. Oleh karena SMA cenderung semakin meluas jauh di atas SMK, maka
pemerintah lebih mempercepat pertumbuhan SMK diringi dengan upaya
mendorong peningkatan program pendidikan kejuruan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang terus berubah.
Pemerintah akan memperluas akses pendidikan tinggi untuk menjawab
meningkatnya partisipasi sekolah menengah. Meningkatnya angka partisipasi PT
Hal - 16
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
tersebut diiringi oleh kebijakan yang mengarah pada pencapaian daya saing lulusan
PT secara global. Secara bersamaan, dilakukan upaya untuk meningkatkan proporsi
jumlah keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Salah satu upaya
untuk pemenuhan tersebut diantaranya melalui jumlah peningkatan keahlian bidang
vokasi melalui institusi politeknik. Selain itu, dikembangkan program community
college yang merupakn upaya harmonisasi antara pendidikan kejuruan di SMK,
pendidikan non-formal berkelanjutan, dan PT vokasi. Disamping itu, untuk
meningkatkan APK PT dapat dicapai dengan memberikan kesempatan kepada anakanak berkebutuhan khusus untuk dapat mendapatkan pelayanan pendidikan yang
memadai.
Dengan mempertimbangkan keterbatasan kapasitas fiskal pemerintah, strategi
pemerataan dan Perluasan Akses pendidikan tinggi lebih diarahkan pada peran
partisipasi swasta untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi baru. Namun,
strategi perluasan akan dikaitkan dengan pencapaian mutu yang lebih baik dalam
rangka peningkatan daya saing bangsa di era global. Untuk itu, pemerintah akan
terus membenahi peraturan dan perundang-undangan serta memperkuat kapasitas
kelembagaan yang terkait dengan fungsi pengendalian dan penjaminan mutu.
Kebijakan perluasan pendidikan tinggi juga dilakukan searah dengan upaya
membuka kesempatan bagi calon mahasiswa yang berasal dari penduduk di atas
usia ideal pendidikan tinggi (>24 tahun) seperti karyawan, guru sekolah, tenaga
specialist industri, termasuk dalam pendidikan non-gelar dan pendidikan profesi
yang mengutamakan penguasaan pengetahuan, ketrampilan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan lapangan kerja industri.
Perluasan akses pendidikan tinggi juga dilakukan melalui pengembangan kapasitas
pembelajaran digital jarak jauh yang semakin luas dan efektif. Universitas Terbuka
dan institusi sejenis lainnya ditugaskan untuk mengimplementasikan strategi ini,
dengan memanfaatkan secara optimal ICT dalam proses pembelajaran, pengelolaan,
dan akses informasi. Dalam kaitan itu, Ditjen Pendidikan Tinggi memprioritaskan
investasi infrastruktur ICT untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran jarah jauh
pada Universitas Terbuka dan perguruan tinggi lainnya serta Pusat Teknologi
Komunikasi dan Informasi Pendidikan.
Hal - 17
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Memperluas akses bagi anak usia 0-6 tahun, baik laki-laki maupun perempuan
untuk memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai
potensi yang dimiliki dan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan
dalam mengikuti pendidikan sekolah dasar.
d. Memperluas akses bagi anak usia sekolah 7-15 tahun, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak/belum terlayani di jalur pendidikan formal untuk memiliki
kesempatan mendapatkan layanan pendidikan di jalur non formal maupun
program pendidikan terpadu/inklusif bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus
terutama untuk daerah-daerah yang tidak tersedia layanan pendidikan khusus
luar biasa. Disamping itu, untuk memperluas akses bagi penduduk usia 13-15
tahun dilakukan optimalisasi daya tampung dan pengembangan SMP termasuk
layanan pendidikan alternatif yang inovatif.
Hal - 18
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
e.
Memperluas akses bagi penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas baik laki-laki
maupun perempuan untuk memiliki kesempatan mendapatkan layanan
pendidikan keaksaraan melalui jalur pendidikan nonformal. Perluasan
kesempatan bagi penduduk buta aksara dilakukan dengan menjalin berbagai
kerjasama dengan stakeholder pendidikan, seperti organisasi keagamaan,
organisasi perempuan, dan organisasi lain yang dapat menjangkau lapisan
masyarakat, serta PT.
f.
Memperluas
kesempatan
belajar
pada
perguruan
tinggi
yang
lebih
k.
Hal - 19
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
l.
Hal - 20
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
b. Melaksanakan evaluasi pendidikan melalui ujian sekolah oleh sekolah dan ujian
nasional yang dilakukan oleh sebuah badan mandiri yaitu Badan Nasional
Pendidikan (BSNP). Ujian nasional mengukur ketercapaian kompetensi
siswa/peserta didik berdasarkan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan
secara nasional (benchmark). Hasil ujian nasional tidak merupakan satu-satunya
alat untuk menentukan kelulusan siswa pada setiap satuan pendidikan tetapi
terutama sebagai sarana untuk melakukan pemetaan dan analisis mutu
pendidikan yang dimulai dari tingkat satuan pendidikan, kabuputen/kota,
provinsi sampai tingkat nasional.
c.
Hal - 21
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
akreditasi
satuan
dan/atau
program
pendidikan
untuk
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Pendidikan
Nasional
perlu
meningkatkan
kinerjanya
untuk
mewujudkan pelayanan yang bermutu, merata dan adil dalam suatu tata kelola
pemerintahan yang sehat. Aparatur juga perlu mengubah mindset atas perilaku dan
sikap seorang birokrat menjadi pelayanan masyarakat yang profesional.
Kebijakan perwujudan tata kelola pemerintahan yang sehat dan akuntabel dilakukan
secara intensif melalui Sistem Pengendalian Internal (SPI), pengawasan masyarakat,
serta pengawasan fungsional yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah
mengembangkan dan melaksanakan SPI pada berkelanjutan. Pemerintah
Hal - 23
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
sementara
pemerintah
daerah
berperan
dalam
manajemen
berperan
dalam
mendorong
otonomi
satuan
pendidikan
melalui
Hal - 24
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
satuan pendidikan untuk dapat mencapai sama atau di atas SNP setidak-tidaknya
mencapai 25% SD, 40% SMP, 50% SMA, dan 50% SMK pada tahun 2009.
Pengembangan kapasitas diarahkan pada peningkatan kemampuan Kabupaten/kota
secara sistematis untuk memberikan pelayanan pendidikan yang efektif dan
akuntabel sesuai dengan SNP. Untuk meningkatkan kinerja pengelolaan pendidikan
pada kabupaten/kota dikembangkan dan diremajakan pengelolaan indikatorindikator kinerja pengelolaan layanan pendidikan, baik pada jalur formal maupun
nonformal yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dalam jangka menengah
diperkuat kapasitas pengelolaan layanan pendidikan terhadap kabupaten/kota
sehingga dapat menambah kabupaten/kota yang memiliki kapasitas pelayanan
sesuai dengan SNP.
Penguatan
kapasitas
pendidikan
tinggi dilakukan
melalui
pengembangan
Hal - 25
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
c.
d. Pada pendidikan tinggi, terutama dalam masa transisi dari sentralisasi menuju
masa otonomi, pengembangan kapasitas dilakukan ke arah mewujudkan
perguruan tinggi yang memiliki keleluasaan untuk memberikan pelayanan
pendidikan tinggi yang bermutu secara sehat dan akuntabel. Perguruan tinggi
yang sehat memiliki kapasitas untuk merespon lingkungan yang berubah secara
otonom dan unik.
e.
akuntabilitas
dilakukan
melalui
pemberian
bantuan
bagi
Hal - 26
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
bangga dengan segala sesuatu budaya asing, dan secara bertahap mulai
meninggalkan budaya kita sendiri. Apabila hal itu dibiarkan tidak mustahil pada
suatu saat akan kehilangan budaya kita. Jika budaya asing dibiarkan masuk ke
negara kita, budaya kita akan homogen, dan akan kita kehilangan keragaman
budaya. Upaya yang harus dilakukan untuk memperkokoh ketahanan budaya adalah
menata kembali kekayaan, aset dan nilai-nilai budaya yang selama ini menjadi
kebanggaan kita. Perlu komitmen menjadi Indonesia, Menjadi Melayu, Menjadi Cina,
Menjadi Dayak, Menjadi Jawa, menjadi Bali, menjadi Batak, menjadi Madura, dan
sebagainya sesuai dengan jati dirinya. Perlu adanya kesadaran budaya, harus bangkit
dan harus dipertahankan.
Dengan
mengacu
kepada
Kepmendikbud
RI
nomor
136/U/1997
tentang
Hal - 28
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
wawasan
budaya
dan
kesadaran
sejarah,
penulisan
cerita
Hal - 29
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
2.
3.
Undang-Undang
No.
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan Nasional
8.
Hal - 30
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Menggambarkan kondisi saat ini, dan trend masa depan pendidikan Kota
Pontianak;
b. Menetapkan arah, visi dan misi serta strategi Dinas Pendidikan dalam mencapai
visi dan misi pembangunan pendidikan Kota Pontianak 2022.
c.
Hal - 31
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Gagasan Awal
Masterplan
Pendidikan
Penyempurnaan
Tahap I (Internal)
Draft Masterplan
Pendidikan
Kota Pontianak
Penyempurnaan
Tahap II (Eksternal)
Finalisasi Masterplan
Pendidikan
Gambar 1.1
Alur Kerja Penyusunan Masterplan Pendidikan Kota Pontianak
berdasarkan review internal yang melibatkan mulai dari sekolah, Dewan Pendidikan
maupun pejabatan dalam jajaran Dinas pendidikan Kota Pontianak.
Hasil dari penyempurnaan I dilakukan penyempurnaan II berdasarkan hasil review
external yang melibatkan berbagai Stakholder pendidikan khususnya yang tidak
berada di Jajaran Dinas Pendidikan Kota Pontianak, dan sekaligus sebagai uji publik
terhadap masterplan. Dalam Uji publik, semua pihak berkesempatan memberi
koreksi dan masukan guna penyempurnaan grand design dan ditampung oleh Tim
Penyusun sebagai bahan penyempurnaan masterplan pendidikan. Setelah
disempurnakan, maka Masterplan Pendidikan Kota Pontianak dinyatakan final dan
selanjutnya diserahkan ke Pemerintah Kota Pontianak untuk dapatnya sebagai
produk hukum.
Hal - 32
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
BAB II
KONDISI UMUM PENDIDIKAN KOTA
PONTIANAK
2.1.
pembinaan
dan
pengembangan
wilayahnya.
Pembinaan
dan
Hal - 33
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 34
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
umur di atasnya yaitu kelompok umur 5-9 tahun, 15-19 tahun, 20-24 tahun dan 25-29
tahun, terkecuali kelompok umur 10-14 tahun. Seperti halnya Sensus Penduduk
2000, komposisi penduduk menurut kelompok umur dari hasil Sensus Penduduk
2010 tidak jauh berbeda, di mana penduduk banyak mengelompok pada kelompok
umur 15-19 tahun dan 20-24 tahun. Dengan demikian dapat diduga bahwa migrasi
masuk ke Kota Pontianak banyak terjadi pada kelompok umur ini.
Secara umum rata-rata kepadatan penduduk Kota Pontianak adalah 5.145 jiwa per
kilometer persegi. Namun sebarannya tidak merata. Kecamatan terpadat
penduduknya di Kota Pontianak adalah Pontianak Timur. Dengan luas geografis
hanya 8,14 persen dari luas Kota Pontianak, kecamatan ini dihuni oleh 14,85 persen
penduduk. Kepadatan penduduk di kecamatan ini mencapai 9.382 jiwa. Kecamatan
terjarang adalah Pontianak Tenggara, yang luasnya mencapai 13,19 persen namun
hanya dihuni oleh 8,09 persen penduduk dengan kepadatan sebesar 3.154 kilometer
persegi. Gambaran umum persebaran penduduk Kota Pontianak disajikan pada
Tabel 2.1
Tabel 2.1
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kota Pontianak
Kecamatan
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Luas
2
Km
15,14
%
14,04
14,22
13,19
5.404
3.154
82.370
14,85
9.382
123.029
22,18
7.470
110.111
19,85
6.891
34,52
112.577
20,29
3.025
100,00
554.764
100,00
5.146
8,78
8,14
Pontianak Barat
18,47
15,28
Pontianak Kota
15,98
14,82
Pontianak Utara
37,22
107,81
44.856
Kepadatan
2
per km
8,09
Pontianak Timur
Jumlah
Penduduk (orang)
Jumlah
%
81.821
14,75
Hal - 35
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.2
Proyeksi Penduduk Kota Pontianak Tahun 2012-2022
KECAMATAN
Pontianak
Selatan
Pontianak
Tenggara
Pontianak
Timur
Pontianak
Barat
Pontianak
Kota
Pontianak
Utara
Jumlah
PROYEKSI PENDUDUK
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
84776
86294
87839
89411
91011
92640
94299
95987
97705
99454
101234
46476
47308
48155
49017
49894
50787
51697
52622
53564
54523
55499
85345
86873
88428
90011
91622
93262
94931
96631
98360
100121
101913
127473
129755
132077
134441
136848
139297
141791
144329
146912
149542
152219
114088
116130
118209
120325
122479
124671
126903
129174
131487
133840
136236
116643
118731
120857
123020
125222
127463
129745
132067
134431
136838
139287
574802
585091
595564
606225
617076
628122
639365
650810
662460
674318
686388
Keterangan: Proyeksi Berdasarkan tahun dasar Sensus Penduduk 2010 dengan laju pertumbuhan 1,79 per tahun.
PROYEKSI PENDUDUK
2012
2013
2014
2015
15014
15283
15556
15835
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
16118
16407
16700
16999
17304
17613
17929
Pontianak
Tenggara
Pontianak
Timur
8231
8378
8528
8681
8836
8994
9155
9319
9486
9656
9829
15115
15385
15661
15941
16226
16517
16812
17113
17420
17731
18049
Pontianak
Barat
22575
22980
23391
23810
24236
24670
25111
25561
26018
26484
26958
20205
20567
20935
21310
21691
22079
22475
22877
23286
23703
24127
20658
21027
21404
21787
22177
22574
22978
23389
23808
24234
24668
101797
103620
105474
107362
109284
111240
113232
115258
117322
119422
121559
Pontianak
Kota
Pontianak
Utara
Jumlah
Keterangan: Proyeksi Berdasarkan tahun dasar Sensus Penduduk 2010 persentase 17,71% Dari total penduduk
Kota Pontianak
Hal - 36
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.4
Proyeksi Penduduk Usia 15-19 Tahun Kota Pontianak Tahun 2012-2022
KECAMATAN
Pontianak
Selatan
Pontianak
Tenggara
Pontianak
Timur
Pontianak
Barat
Pontianak
Kota
Pontianak
Utara
Jumlah
PROYEKSI PENDUDUK
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
8181
8327
8476
8628
8783
8940
9100
9263
9429
9597
9769
4485
4565
4647
4730
4815
4901
4989
5078
5169
5261
5356
8236
8383
8533
8686
8842
9000
9161
9325
9492
9662
9835
12301
12521
12745
12974
13206
13442
13683
13928
14177
14431
14689
11010
11207
11407
11611
11819
12031
12246
12465
12688
12916
13147
11256
11458
11663
11871
12084
12300
12520
12745
12973
13205
13441
55468
56461
57472
58501
59548
60614
61699
62803
63927
65072
66236
Keterangan: Proyeksi Berdasarkan tahun dasar Sensus Penduduk 2010 Persentase Sebesar 9,65 persen dari total penduduk
Kota Pontianak.
Tabel 2.5
Proyeksi Penduduk Usia 20-24 Kota Pontianak Tahun 2012-2022
KECAMATAN
Pontianak
Selatan
Pontianak
Tenggara
Pontianak
Timur
Pontianak
Barat
Pontianak
Kota
Pontianak
Utara
Jumlah
2012
2013
2014
2015
PROYEKSI PENDUDUK
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
9173
9337
9504
9674
9847
10024
10203
10386
10572
10761
10954
5029
5119
5210
5304
5399
5495
5594
5694
5796
5899
6005
9234
9400
9568
9739
9914
10091
10272
10455
10643
10833
11027
13793
14039
14291
14547
14807
15072
15342
15616
15896
16180
16470
12344
12565
12790
13019
13252
13489
13731
13977
14227
14482
14741
12621
12847
13077
13311
13549
13792
14038
14290
14545
14806
15071
62194
63307
64440
65594
66768
67963
69179
70418
71678
72961
74267
Keterangan: Proyeksi Berdasarkan tahun dasar Sensus Penduduk 2010 persentase 10.82 % Dari total penduduk Kota Pontianak
Hal - 37
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
2.1.3. Geografi
Secara administratif batas wilayah Kota Pontianak sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Pontianak, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya, dan sebelah barat
berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Faktor geografi yang dimaksud antara lain mencakup aspek keadaan alam dan
sumber daya alam (SDA) yang berpengaruh besar terhadap pembangunan
pendidikan. Pengaruh ini dapat bersifat menunjang dan dapat pula bersifat
menghambat. Tersedianya SDA merupakan faktor yang menunjang pendidikan baik
langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografi Kota Pontianak yang tidak
menguntungkan antara lain keadaan pemukiman penduduk yang pemukiman yang
padat sehingga menjadi kendala dalam upaya penyiapan layanan untuk peningkatan
perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
Keadaan topografi di Kota Pontianak perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan (1)
rencana penentuan lokasi sekolah; (2) rencana rayonisasi penerimaan siswa baru; (3)
rencana supervisi sekolah dan pengendalian; (4) rencana penempatan guru; (5)
rencana pengadaan dan pendistribusian buku-buku serta peralatan pendidikan
lainnya.
Sumber daya alam baik yang terkandung di daratan, di sungai, merupakan potensi
ekonomi yang besar. Hal itu berarti bahwa pengelolaan SDA secara efisien akan
meningkatkan pendapatan pemerintah daerah dan secara tidak langsung akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pendapatan daerah dan
kesejahteraan masyarakat jelas akan memberikan dampak positif terhadap
penyediaan dana dan fasilitas pendidikan sehingga pengembangan pendidikan
dapat terlaksana sesuai dengan harapan. Di Kota Pontianak, terdapat berbagai
sumber
daya
alam,
yang
menjadi
andalan,
di
antaranya
adalah:
(a)
Hal - 38
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
daya manusia (SDM) dapat dilakukan secara tepat guna, berdaya guna serta berhasil
guna secara berkelanjutan.
Faktor iklim mencakup antara lain aspek musim penghujan serta banyaknya curah
hujan. Hal ini akan berpengaruh terhadap lingkungan seperti kekeringan, banjir dan
sebagainya, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat. Secara tidak langsung, faktor iklim juga akan mempengaruhi
pendidikan. Musim kemarau di Kota Pontianak biasanya pada bulan Mei sampai
Oktober, sedangkan musim hujan terjadi bulan Nopember sampai Februari
merupakan curah hujan tertinggi.
2.1.4. Ekonomi
Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring dengan
pengembangan kualitas SDM. Oleh karena itu, pembangunan di bidang pendidikan
yang merupakan bagian dari upaya peningkatan SDM memegang peranan yang
sangat penting. Melalui pendidikan diharapkan dapat berbentuk manusia yang
berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan, yaitu manusia yang memiliki
kemampuan mamanfaatkan, mengambangkan dan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial
budaya dan berbagai bidang lainnya secara serasi dan seimbang.
Sebagian besar ekonomi Kota Pontianak tertumpu pada industri, perdagangan dan
jasa. Tingkat hunian hotel, sebagai contoh, dari waktu ke waktu di kota ini terus
mengalami peningkatan.
2.1.5. Sosial Budaya dan Agama
Sebagaimana kota-kota lain di Indonesia, penduduk Kota Pontianak sangat
heterogen bila dilihat dari etnisitasnya. Beragam etnis, seperti Melayu, Dayak, Cina,
Bugis, Madura, Jawa, dan berbagai etnis lainnya dari hampir seluruh Indonesia
mendiami wilayah ini. Berdasarkan Data Wikipedia (diakses, 12 Oktober 2012) hasil
Sensus Penduduk 2000 (BPS, 2001), komposisi etnis yang mendiami Kota Pontianak
adalah seperti disajikan pada Tabel 2.1. Pada tabel tersebut tampak bahwa
persentase penduduk Melayu (Melayu Sambas, Melayu Pontianak dan Pesaguan) di
Kota Pontianak mencapai 28,6%. Persentase ini cukup besar dibanding dengan
Hal - 39
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
persentase etnis lainnya. Etnis Cina merupakan kelompok etnis terbesar kedua
setelah Melayu yang mendiami wilayah ini. Jumlah kelompok etnis Cina mencapai
23,0%.
Tabel 2.6
Prosentase Komposisi Penduduk Kota Pontianak Berdasarkan Etnisitas
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Etnisitas
Melayu
Bugis
Cina
Jawa
Madura
Dayak dan lainnya
Persentase
26,1
13,1
31,2
11,7
6,4
11,5
Data di atas menunjukkan bahwa etnis Tionghoa merupakan kelompok etnis paling
besar di kota ini. Melayu dan Bugis merupakan kelompok etnis yang juga tergolong
besar. Bahkan jika kedua kelompok tersebut disatukan, maka jumlahnya mencapai
39,2 persen. Kelompok etnis yang juga relatif besar adalah Jawa. Jumlahnya
mencapai 11,7%.
Dengan melihat persentase kelompok etnis yang mendiami wilayah Kota Pontianak
sebagaimana disajikan pada Tabel 2.6, tampak bahwa sebenarnya tidak ada
kelompok etnis yang paling dominan di wilayah ini. Walaupun kelompok etnis
Melayu dan Bugis (jika disatukan) menempati posisi terbesar dibanding kelompok
etnis lain, namun karakteristik Melayu dan Bugis yang terbuka dan akomodatif
terhadap budaya luar, proporsi yang besar itu tidak dapat dipahami sebagai
dominasi Melayu-Bugis atas kelompok etnis lainnya.
Sebagian besar (65%) penduduk Kota Pontianak beragama Islam. Umumnya yang
memeluk agama Islam adalah Melayu, Bugis, Madura, dansebagian Jawa. Agama
yang juga banyak pengikutnya di Kota Pontianak adalah Budha dan Kong Hu Cu.
Jumlahnya mencapai 23,2 persen yang diumumnya dianut oleh kalangan etnis
Tionghoa. Sisanya adalah agama lain.
Bahasa yang digunakan umumnya adalah bahasa Indonesia, walaupun sehari-hari
lebih dominan dengan bahasa Melayu. Bahasa daerah seperti Dayak, atau Tionghoa
(Tio Chiu dan Khek) lebih banyak digunakan oleh kalangan etnis itu sendiri.
Hal - 40
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Transportasi Udara
Kota Pontianak sendiri tidak memiliki bandar udara, namun kota ini dihubungkan
oleh bandar udara Supadio ke/dari kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta,
Yogyakarta, Bandung, Makasar maupun Medan, Palembang, dan Batan. Selain itu,
melalui Bandara Supadio Pontianak juga terhubung ke daerah-daerah lain di
Kalimantan Barat seperti Ketapang, Sintang dan Kapuas Hulu, bahkan terhubung
juga ke Kuching, Sarawak Malaysia.
b. Transportasi Laut
Kota Pontianak memiliki akses langsung pada pelabuhan laut. Bahkan pelabuhannya
terletak di tengah Kota Pontianak. Pelabuhan ini menghubungkan Pontianak dengan
berbagai pelabuhan yang ada di Indonesia bahkan di dunia.
c.
Transportasi Darat
Kota Pontianak memiliki terminal bus antar kota dalam provinsi. Terminal Batu
Layang yang dijadikan terminal bus ini menghubungkan Pontianak dengan kotakota yang ada di Kalimantan Barat. Sementara rute dalam kota dilayani oleh moda
angkutan yang dikenal dengan oplet. Sayang terminal ini, jauh dari representatif
sebagai sebuah terminal.
Selain terhubung dengan kota-kota yang ada di Kalimantan Barat, Pontianak juga
terhubung dengan berbagai kota yang ada di Negara Bagian Sarawak. Berbagai
moda angkutan tersedia untuk itu, seperti DAMRI, ATS, SRI Merah, bahkan taksi.
Hal - 41
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Status TK
Negeri
0
0
1
0
0
0
1
Jumlah
Swasta
24
30
23
10
8
14
109
24
30
24
10
8
14
110
Jumlah siswa TK/RA tahun 2012 ini mencapai 3.065 siswa. Jumlah terbanyak ada di
TK/RA wilayah Kecamatan Pontianak Kota yang mencapai 1.265 siswa, sedangkan
yang paling sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa TK/RA
disajikan pada Tabel 2.8
Tabel 2.8
Distribusi Siswa TK/RA di Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
331
308
658
601
298
321
83
72
95
84
131
138
1596
1524
Jumlah
641
1265
556
155
179
269
3065
Dengan asumsi jumlah penduduk usia TK/RA mencapai 8,95 persen, yakni sebanyak
51.445 siswa. Ini berarti APK TK/RA baru 6%.
Hal - 42
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Status SD
Negeri
20
18
16
8
22
31
125
Swasta
3
14
15
8
2
5
37
Jumlah
23
32
31
16
24
36
162
Jumlah siswa SD tahun 2012 ini mencapai 3.065 siswa. Jumlah terbanyak ada SD
wilayah Kecamatan Pontianak Kota yang mencapai 1.265 siswa, sedangkan yang
paling sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa SD disajikan
pada Tabel 2.10
Tabel 2.10
Distribusi Siswa SD di Kota Pontianak Tahun 2012
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pontianak Barat
5947
5523
Pontianak Kota
7500
7162
Pontianak Selatan
6090
5714
Pontianak Tenggara
2622
2527
Pontianak Timur
4869
4552
Pontianak Utara
7595
7013
Total
34623
32491
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Kecamatan
Jumlah
11560
14662
11804
5149
9421
14608
67114
Dengan asumsi jumlah penduduk usia SD mencapai 11,87 persen, yakni sebanyak
68.229 siswa. Ini berarti APM SD Kota Pontianak tahun 2012 sudah mencapai 98,4%.
Hal - 43
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Pada level MI hingga 2012 di Kota Pontianak terdapat 30 MI. Dari jumlah sebanyak
itu, 2 berstatus negeri, dan 28 buah berstatus swasta. Adapun distribusi MI per
kecamatan adalah seperti disajikan pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11
Distribusi MI Per Kecamatan Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Status MI
Negeri
0
1
0
1
0
0
2
Swasta
8
3
0
1
7
9
28
Jumlah
8
4
0
2
7
9
30
Jumlah siswa MI tahun 2012 ini mencapai 7.294 siswa. Jumlah terbanyak ada SD
wilayah Kecamatan Pontianak Kota yang mencapai 2.789 siswa, sedangkan yang
paling sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa SD disajikan
pada Tabel 2.12
Tabel 2.12
Distribusi Siswa MI Per Kecamatan Kota Pontianak Tahun 2012
KECAMATAN
1.
2.
3.
4.
5.
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
JENIS KELAMIN
Laki-laki
Perempuan
929
838
1385
1404
261
314
525
500
639
498
3739
3554
Total
1768
2789
575
1025
1137
7294
Data table 2.12 menunjukkan bahwa APK MI Kota Pontianak tahun 2012 hanya 1,3%.
Jika APM SD dijumlahkan dengan APK MI maka APK SD/MI Kota Pontianak sudah
mencapai 99,7%.
Hal - 44
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Ditinjau dari rombongan belajar, 162 SD Kota Pontianak memiliki 1.602 rombongan
belajar atau 1:10,1. Ini berarti secara umum rata-rata setiap SD memiliki 10 hingga 11
rombongan belajar. Rombongan paling banyak ada di Kecamatan Pontianak Kota
dan Pontianak Utara, sedangkan paling sedikit ada di Pontianak Tenggara.
Jika ratio rombongan belajar atas peserta didik dihitung, maka akan diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:34,6. Artinya secara umum rata-rata setiap rombongan
belajar pada jenjang SD diisi oleh 34 hingga 35 peserta didik. Apabila dikaitkan
dengan standar pelayanan minimal (SPM), ini menunjukkan bahwa beban mengajar
guru pada satu kelas relatif melampaui SPM.
Tenaga pendidik yang tersedia pada jenjang SD berjumlah 2.502 orang (lihat Tabel
2.13). Jika dihitung ratio tenaga pendidik atas peserta didik diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:23,9. Artinya rata-rata setiap guru menangani atau melayani
23 hingga 24 peserta didik. Jumlah ini sesungguhnya sangat ideal untuk jenjang SD.
Namun, persoalannya adalah rata-rata siswa pada setiap rombel jenjang SD
mencapai 34,6 siswa. Adanya ratio guru:siswa seperti ditunjukkan oleh Tabel 3.6
menunjukkan ada SD tertentu yang sesungguhnya memiliki rombel dengan peserta
didik yang relatif kecil jumlahnya. Namun ada pula yang memiliki rombel dengan
peserta didik dalam jumlah yang besar.
Tabel 2.13
Rekapitulasi Jumlah Pendidik Jenjang SD setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Jumlah PTK
446
465
474
241
360
516
2.502
Hal - 45
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.14
Rekapitulasi Rasio Guru Siswa Jenjang SD setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
23,0144
24,6277
25,7205
19,5429
19,1533
27,7666
23,9195
Sarana dan prasarana SD Negeri yang ada di Kota Pontianak relatif baik. Sebagian
besar gedung SD Negeri dibangun dengan konstruksi permanen yang dapat
dikatakan melampaui standar sarana dan prasarana pendidikan. Pada beberapa
sekolah, hanya sarana penunjang pembelajaran yang relatif masih mengalami
kekurangan.
2.2.3. Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs)
Pada jenjang SMP jumlah SMP di Kota Pontianak hingga 2012 adalah 73 SMP. Dari
jumlah sebanyak itu, 24 berstatus negeri, dan 49 buah berstatus swasta. Adapun
distribusi SD per kecamatan adalah seperti disajikan pada Tabel 2.15.
Tabel 2.15
Jumlah SMP Per Kecamatan Di Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Status SMP
Negeri
5
4
7
1
3
4
24
Swasta
9
10
9
8
4
9
49
Jumlah
14
14
15
9
7
13
73
Hal - 46
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Jumlah siswa SMP tahun 2012 ini mencapai 26.780 siswa. Jumlah terbanyak ada SMP
wilayah Kecamatan Pontianak Kota yang mencapai 7.410 siswa, sedangkan yang
paling sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa SMP
disajikan pada Tabel 2.16
Tabel 2.16
Distribusi Siswa SMP Kota Pontianak Tahun 2012
KECAMATAN
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
2297
2525
2433
2311
3654
3756
1098
1096
1559
1821
2020
2210
13061
13719
TOTAL
4822
4744
7410
2194
3380
4230
26780
Dengan asumsi jumlah penduduk usia SMP mencapai 6,78 persen, yakni sebanyak
38.971 siswa. Dengan jumlah siswa sebanyak 26.8780 ini berarti APK SMP Kota
Pontianak tahun 2012 baru mencapai 68,7%.
Berdasarkan data di atas, tampak rasio SMP dengan siswa adalah 1:354. Artinya,
secara umum rata-rata setiap SMP memiliki peserta didik sebanyak 354 peserta
didik. Sebaran siswa yang paling banyak ada di Pontianak Selatan dan Pontianak
Barat, sedangkan sebaran paling sedikit ada di Pontianak Tenggara. Hal ini dapat
dimaklumi karena jumlah SMP terbanyak ada di daerah tersebut.
Ditinjau dari rombongan belajar, 70 SMP Kota Pontianak memiliki 648 rombongan
belajar (lihat Tabel 2.17) atau 1:9,1. Ini berarti secara umum rata-rata setiap SMP
memiliki 9 hingga 10 rombongan belajar. Rombongan paling banyak ada di
Kecamatan Pontianak Selatan dan Pontianak Barat, sedangkan paling sedikit ada di
Pontianak Tenggara.
Hal - 47
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.17
Rekapitulasi Jumlah Rombel Jenjang SMP Per Kecamatan Tahun 2012
Kecamatan
Rombongan Belajar
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
128
118
168
55
73
106
648
Jika ratio rombongan belajar atas peserta didik dihitung, maka akan diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:38,8. Artinya secara umum rata-rata setiap rombongan
belajar pada jenjang SMP diisi oleh 38 hingga 39 peserta didik. Apabila dikaitkan
dengan standar pelayanan minimal (SPM), ini menunjukkan bahwa beban mengajar
guru pada satu kelas relatif jauh melampaui SPM.
Tenaga pendidik yang tersedia pada jenjang SMP berjumlah 1.265 guru (lihat Tabel
2.18). Jika dihitung ratio tenaga pendidik atas peserta didik diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:19,9. Artinya rata-rata setiap guru menangani atau melayani
19 hingga 20 peserta didik. Jumlah ini sesungguhnya sangat ideal untuk jenjang
SMP. Namun, persoalannya adalah rata-rata siswa pada setiap rombel jenjang SMP
mencapai 38,9 siswa. Adanya ratio guru berbanding siswa seperti ditunjukkan oleh
Tabel 2.19 menunjukkan ada SMP tertentu yang sesungguhnya memiliki rombel
dengan peserta didik yang relatif kecil jumlahnya. Namun ada pula yang memiliki
rombel dengan peserta didik dalam jumlah yang besar.
Tabel 2.18
Rekapitulasi Jumlah Pendidik Jenjang SMP setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Jumlah PTK
271
178
390
96
150
180
1.265
Hal - 48
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.19
Rekapitulasi Ratio Guru Siswa Jenjang SMP setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Rasio Guru-Siswa
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
23,4
42,8
30,9
39,6
17,1
39,3
32,5
Seperti halnya SD, Sarana dan prasarana SMP Negeri yang ada di Kota Pontianak
relatif baik.
Status MTs
Negeri
0
2
0
0
0
0
Swasta
8
8
1
1
2
6
26
Jumlah
8
10
1
1
2
6
28
Hal - 49
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Jumlah siswa MTs tahun 2012 mencapai 4.986 siswa. Jumlah terbanyak ada MTs
wilayah Kecamatan Pontianak Kota, sedangkan yang paling sedikit ada di Pontianak
Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa MTs disajikan pada Tabel 2.21
Tabel 2.21
Distribusi Siswa MTs Per Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2012
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Pontianak Barat
762
721
Pontianak Kota
999
887
Pontianak Selatan
38
52
Pontianak Tenggara
28
29
Pontianak Timur
155
91
Pontianak Utara
623
660
Total
2605
2440
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
KECAMATAN
TOTAL
1464
1846
90
57
246
1283
4986
Jika jumlah siswa SMP ditambah siswa MTs, maka jumlah seluruh siswa SMP/MTs
adalah 31.766. Ini berarti APK SMP/MTs mencapai 81,5%.
2.2.4. Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
(SMA/SMK/MA)
Jumlah SMA Kota Pontianak tahun 2012 ini mencapai 43 SMA, dengan 10 berstatus
sekolah negeri, dan 33 berstatus swasta. Jumlah terbanyak ada SMA wilayah
Kecamatan Pontianak Selatan, sedangkan yang paling sedikit ada di Pontianak
Timur. Selengkapnya distribusi SMP disajikan pada Tabel 2.22
Tabel 2.22
Distribusi SMA Per Kecamatan Kota Pontianak, Tahun 2012
KECAMATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Status SMA
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Negeri
1
2
4
0
2
1
Swasta
6
7
8
6
2
4
Total
10
33
Jumlah
7
9
12
6
4
5
43
Hal - 50
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Jumlah siswa SMA Kota Pontianak tahun 2012 ini mencapai 26.068 siswa. Jumlah
terbanyak ada di wilayah Kecamatan Pontianak Kota, sedangkan yang paling sedikit
ada di Pontianak Timur. Selengkapnya distribusi siswa SMA disajikan pada Tabel
2.23
Tabel 2.23
Distribusi Siswa SMA Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
874
1211
4499
5178
3142
3719
2056
2569
511
795
633
883
11715
Total
2085
9676
6860
4625
1306
1516
14355
26068
Dengan asumsi jumlah penduduk usia SMA mencapai 7,28 persen, yakni sebanyak
41.846 siswa. Dengan jumlah siswa sebanyak 26.870 ini berarti APK SMA Kota
Pontianak tahun 2012 baru mencapai 62,3%.
Ditinjau dari rombongan belajar, 43 SMA Kota Pontianak memiliki 499 rombongan
belajar (lihat Tabel 3.14) atau 1:11,6. Ini berarti secara umum rata-rata setiap SMA
memiliki 11 hingga 12 rombongan belajar. Rombongan paling banyak ada di
Kecamatan Pontianak Selatan dan Pontianak Kota, sedangkan paling sedikit ada di
Pontianak Timur.
Tabel 2.24
Rekapitulasi Jumlah Rombel Jenjang SMA Per Kecamatan Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Rombongan Belajar
48
128
157
67
45
54
499
Hal - 51
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Jika ratio rombongan belajar atas peserta didik dihitung, maka akan diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1 : 39,3. Artinya secara umum rata-rata setiap rombongan
belajar pada jenjang SM diisi oleh 39 hingga 40 peserta didik. Apabila dikaitkan
dengan standar pelayanan minimal (SPM), ini menunjukkan bahwa beban mengajar
guru pada satu kelas relatif jauh melampaui SPM.
Tenaga pendidik yang tersedia pada jenjang SMA di Kota Pontianka seluruhnya
berjumlah 679 guru (lihat Tabel 2.25). Jika dihitung ratio tenaga pendidik atas
peserta didik diperoleh hasil perhitungan sebesar 1:28,9. Artinya rata-rata setiap
guru menangani atau melayani 28 hingga 29 peserta didik. Kondisi ini sesungguhnya
menujukkan kondisi yang sangat ideal untuk jenjang SMA, sehingga diharapkan dpat
mendongkrak kualitas proses belajar mengajar yang terjadi.
Namun, persoalannya sama dengan sekolah di bawahnya yakni rata-rata siswa pada
setiap rombel jenjang SMA mencapai 38,9 siswa. Adanya ratio guru siswa seperti
ditunjukkan oleh Tabel 3.16 menunjukkan ada ketidak seragaman, pada SMA
tertentu memiliki rombel dengan peserta didik yang relatif kecil jumlahnya, namun
ada pula yang memiliki rombel dengan peserta didik dalam jumlah yang besar.
Diharapkan nantinya jumlah rombongan belajar ini dpat disesuaikan dengan standar
pelayanan minimal yang telah ditetapkan sehingga menjadi lebih ideal dan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang diberikan.
Tabel 2.25
Rekapitulasi Jumlah Pendidik Jenjang SMA setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Jumlah PTK
81
154
249
56
83
56
679
Hal - 52
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.26
Rekapitulasi Rasio Guru Siswa Jenjang SMA setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
30,0
46,1
73,1
48,9
47,4
32,7
50,3
Seperti halnya SD dan SMP, sarana dan prasarana SMA Negeri yang ada di Kota
Pontianak relatif baik.
Status SMK
Negeri
1
1
3
0
1
3
9
Swasta
4
4
4
2
2
3
19
Jumlah
6
5
7
2
3
6
28
Hal - 53
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Jumlah siswa SMK Kota Pontianak tahun 2012 ini mencapai 11.515 siswa. Jumlah
terbanyak ada di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan, sedangkan yang paling
sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa SMK disajikan
pada Tabel 2.28
Tabel 2.28
Distribusi Siswa SMK Kota Pontianak Tahun 2012
KECAMATAN
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1651
733
928
700
1186
2310
152
131
555
624
623
660
5095
5158
TOTAL
2384
1831
3496
283
1179
2342
11515
Jumlah siswa SMK sebanyak itu menyumbang sebesar 27,50% APK SMA/SMK/MA di
Kota Pontianak. Ditinjau dari rombongan belajar, 29 SMK Kota Pontianak memiliki
284 rombongan belajar (lihat Tabel 2.29) atau 1:9,8. Ini berarti secara umum ratarata setiap SMK memiliki 9 hingga 10 rombongan belajar. Rombongan paling banyak
ada di Kecamatan Pontianak Selatan, sedangkan paling sedikit ada di Pontianak
Tenggara.
Tabel 2.29
Rekapitulasi Jumlah Rombel Jenjang SMK Per Kecamatan Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Rombongan Belajar
51
53
95
6
27
52
284
Jika ratio rombongan belajar atas peserta didik dihitung, maka akan diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:39,3. Artinya secara umum rata-rata setiap rombongan belajar
Hal - 54
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
pada jenjang SD diisi oleh 39 hingga 40 peserta didik. Apabila dikaitkan dengan
standar pelayanan minimal (SPM), ini menunjukkan bahwa beban mengajar guru
pada satu kelas relatif jauh melampaui SPM.
Tenaga pendidik yang tersedia pada jenjang SMK berjumlah 679 guru (lihat Tabel
2.30). Jika dihitung ratio tenaga pendidik atas peserta didik diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:29,5. Artinya rata-rata setiap guru menangani atau melayani
29 hingga 30 peserta didik. Jumlah ini sesungguhnya cukup ideal untuk jenjang SMK.
Namun, persoalannya sama dengan sekolah lain yakni rata-rata siswa pada setiap
rombel jenjang SMK mencapai 38,9 siswa. Adanya ratio guru siswa seperti
ditunjukkan oleh Tabel 3.21 menunjukkan ada SMK tertentu yang sesungguhnya
memiliki rombel dengan peserta didik yang relatif kecil jumlahnya. Namun ada pula
yang memiliki rombel dengan peserta didik dalam jumlah yang besar.
Tabel 2.30
Rekapitulasi Jumlah Pendidik Jenjang SMK setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Jumlah PTK
145
83
230
8
48
138
652
Tabel 2.31
Rekapitulasi Rasio Guru Siswa Jenjang SMK setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Kecamatan
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
Hal - 55
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Seperti halnya SD dan SMP, sarana dan prasarana SMK Negeri yang ada di Kota
Pontianak relatif baik.
Status MA
Jumlah
Negeri
1
0
1
Swasta
4
1
3
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
0
0
1
3
1
3
16
18
Pontianak Barat
Pontianak Kota
Pontianak Selatan
Total
5
1
3
Jumlah siswa MA Kota Pontianak tahun 2012 ini mencapai 2.368 siswa. Jumlah
terbanyak ada di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan, sedangkan yang paling
sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa MA disajikan pada
Tabel 2.33
Tabel 2.33
Distribusi Siswa MA Kota Pontianak Tahun 2012
KECAMATAN
Pontianak Barat
Pontianak kota
Pontianak Kota
Pontianak selatan
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
Pontianak Utara
Total
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
322
362
34
41
142
161
47
0
349
537
25
38
26
0
122
162
1067
1301
TOTAL
684
75
303
47
886
63
26
284
2368
Hal - 56
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Total siswa SMA/SMK/MA di Kota Pontianak adalah 39.951. Jika dibanding dengan
penduduk usia SMA/SMK/MA yang besarnya 41.868 siswa, maka APK SMA/SMK/MA
mencapai 95,4%.
2.
Pendidikan Kesetaraan meliputi ; Paket A setara SD, Paket B setara SMP; Paket
C setara SMA
Program pendidikan kesetaraan bertujuan untuk menurunkan jumlah penduduk
usia sekolah yang karena berbagai faktor tidak dapat melanjutkan sekolah pada
Hal - 57
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Rumpun kerumahtanggaan
b. Rumpun kesenian
7.
Hal - 58
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
dengan tingkat lainnya. Hal itu juga menunjukkan kinerja yang paling baik terdapat
di tingkat SD+MI. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada jenjang SD tingkat
keberhasilannya dalam pelaksanaan program pemerataan dan perluasan lebih tinggi
dibandingkan dengan pencapaian pada jenjang SMP/MTs maupun jenjang
SMA/MA/SMK.
Bila sekolah dibandingkan antar jenjang, maka makin tinggi sekolah makin kurang,
hal itu ditunjukkan dari jumlah tingkat SD+MI berbanding tingkat SMP+MTs sebesar
3,51 dan tingkat SMP berbanding tingkat SM sebesar 1,40. Sedikitnya jumlah sekolah
yang tersebut, maka perlu adanya penambahan Ruang Kelas Baru di tingkat SM.
Rasio siswa per guru bervariasi dengan rasio terbesar terdapat pada tingkat SD + MI,
SMP + MTs dan SM. Besarnya rasio siswa per guru ini menunjukkan kurangnya guru
di tingkat tersebut. Sebaliknya, rasio terkecil menunjukkan cukupnya guru di tingkat
tersebut. Hal ini berarti bahwa pada tingkat tersebut masih memerlukan ruang kelas
tambahan jika diharapkan jumlah kelas sama dengan kebutuhan ruang kelas
sehingga tidak ada ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali.
Sejalan dengan perbandingan antar sekolah di tingkat SMP dan SD yang cukup
tinggi, maka angka melanjutkan ke tingkat SMP juga cukup tinggi. Diharapkan
apabila jumlah tingkat SMP ditingkatkan maka angka melanjutkan juga akan
meningkat. Sebaliknya, angka melanjutkan ke tingkat SM lebih kecil. Salah satu
faktor yang diyakini sebagai penyebab rendahnya angka melanjutkan ke SM
(SMA/MA/SMK) adalah karena jumlah SM yang jauh lebih sedikit dibandingkan
jumlah SMP/MTs (daya tampungnya lebih rendah dari pada lulusan SMP/MTs).
Faktor lain yang juga diyakini sangat dominan mempengaruhi angka melanjutkan
lulusan SMP/MTs ke SMA/MA/SMK adalah karena pada umumnya SMA/SMK berada
di perkotaan sehingga menjadi kendala bagi lulusan SMP yang tinggal di daerah
pedesaan, juga karena biayanya yang relatif lebih tinggi, sebagai akibat dari relatif
lebih tingginya biaya investasi maupun biaya operasional pembelanjaan utamanya
untuk praktek mata pelajaran produktif.
Perbedaan pencapaian di tingkat SD, SMP dan SM juga karena akibat perbedaan
kepadatan penduduk usia sekolah, kepadatan terbesar terdapat di tingkat SD + MI
Hal - 59
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
dan terkecil terdapat di tingkat SMP + MTs. Di samping itu, banyak desa tertinggal
juga mempengaruhi kinerja pendidikan dasar dan menengah.
2.4.2. Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan
Indikator mutu dapat dibedakan menjadi lima indikator mutu yaitu: (1) mutu
masukan, (2) mutu proses, (3) mutu SDM, (4) mutu fasilitas, dan (5) biaya.
Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa 9.42 persen siswa baru tingkat I
untuk tingkat SD adalah berasal dari tamatan TK atau sejenis.
Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang, angka putus sekolah,
dan angka lulusan, ternyata angka mengulang terbesar terdapat pada tingkat
SD/MI. yaitu sebesar 2.19 persen dan terendah terdapat pada tingkat SMP/MTs yaitu
sebesar 0.18 persen.
Selanjutnya angka putus sekolah terbesar terdapat pada tingkat SM/MA yaitu
sebesar 1.72 persen dan terendah terdapat pada tingkat SD/MI yaitu sebesar 0.09
persen. Bila dilihat angka lulusan ternyata angka tertinggi terdapat pada tingkat
SD/MI yaitu sebesar 98.41 persen dan terendah terdapat pada tingkat SMP/MTs
yaitu sebesar SMP/MTs persen.
Dengan melihat ketiga indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja
terbaik adalah pada tingkat SD/MI. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka
mengulang dan putus sekolah paling rendah serta angka lulusan yang paling tinggi.
Bila dilihat dari mutu SDM (guru), maka persentase guru yang layak mengajar
terbesar adalah pada tingkat SMP/MTs yaitu 84.35 persen dan guru yang layak
mengajar terendah adalah pada tingkat SD/MI yaitu 78,28.
menunjukkan kinerja sekolah, hal itu terlihat pada kesesuaian ijazah guru dengan
bidang studi yang diajarkan. Khusus SLTP, banyaknya guru yang sesuai terlihat pada
bidang studi PPKn, yaitu sebesar 100.51 persen dan yang paling tidak sesuai adalah
bidang studi IPA yaitu 110.62, sedangkan SMU, banyaknya guru yang sesuai terlihat
pada bidang studi Bahasa Indonesia.
Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan sarana pendidikan. Ruang
kelas dengan kondisi baik paling banyak terdapat pada tingkat SM+MA yaitu sebesar
Hal - 60
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
92.08 persen sedangkan kondisi rusak ringan yang paling banyak terdapat pada
tingkat SD/MI yaitu sebesar 16.28 persen. Banyaknya ruang kelas yang rusak ini
menunjukkan mutu prasarana yang buruk dan berakibat secara tidak langsung akan
menurunkan mutu sekolah.
Indikator mutu prasarana lainnya adalah ketersediaan fasilitas sekolah yang ada.
Jumlah sekolah yang memiliki perpustakaan terbesar ada pada tingkat SMP/MTs
yaitu sebesar 93.64 persen dan terendah ada pada tingkat SD/MI sebesar 27.70.
Jumlah lapangan olahraga terbesar pada tingkat SMP/MTs dan terendah ada pada
tingkat SM+MA sebesar 55.16 persen. Fasilitas sekolah lainnya yaitu ruang UKS
terbesar terdapat pada tingkat SMP/MTs. Dengan demikian, bila setiap sekolah
diharuskan memiliki ketiga fasilitas tersebut, maka tingkat SMP/MTs Memiliki angka
terbesar.
Indikator mutu yang ditunjukkan dari biaya dilihat dari angka partisipasi pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan orang tua siswa. Dari ketiga angka partisipasi dalam
hal biaya tersebut, angka partisipasi terbesar adalah pada pemerintah pusat yaitu
78.60. Partisipasi pemerintah pusat lebih banyak terdapat di tingkat pendidikan
dasar dan partisipasi orang tua siswa lebih banyak terdapat di tingkat pendidikan
menengah. Berdasarkan tabel di atas, ternyata partisipasi pemerintah daerah paling
rendah jika dibandingkan dengan partisipasi lainnya.
Berdasarkan indikator mutu yang dijelaskan di atas dan dengan melihat pencapaian
setiap indikator untuk setiap jenjang pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa
tingkat SMA/SMK/MA mempunyai kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan
tingkat SMP/MTs. Kinerja yang lebih unggul ini diambil dari banyaknya nilai yang
lebih tinggi dalam hal mutu pada tingkat tersebut.
2.4.3. Pendidikan Non Formal
Selain melalui jalur pendidikan sekolah, pelayanan pendidikan diselenggarakan pula
melalui jalur pendidikan luar sekolah. Penyelenggaraan pendidikan non-formal
diarahkan pada peningkatan pengetahuan dasar dan ketrampilan berwiraswasta/
kewirausahaan sebagai bekal dalam bekerja dan berusaha.
Hal - 61
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Kemenag
Negeri
Swasta
2
28
2
26
2
16
-
Jumlah
192
101
61
29
Hal - 63
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
TAHUN
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Pontianak Selatan
12
13
13
13
13
14
14
14
14
15
Pontianak Tenggara
Pontianak Timur
12
13
13
13
13
14
14
14
14
15
Pontianak Barat
19
19
19
20
20
20
21
21
21
22
Pontianak Kota
17
17
17
18
18
18
19
19
19
20
Pontianak Utara
17
17
18
18
18
19
19
19
20
20
84
86
87
89
90
92
93
95
97
99
Jumlah
Jika dibanding dengan jumlah SD/MI yang tersedia, Kota Pontianak kelebihan SD/MI
sebanyak 192-84 = 108 SD/MI. Ini berarti harus ada upaya untuk me-regrouping
SD/MI ada di kota ini.
2.5.2. Sekolah Menengah Pertama /Madrasah Tsanawiyah
Dengan mengambil batas maksimum 20 rombongan belajar dan 28 peserta didik
sebagaimana diamanatkan oleh Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, maka
kebutuhan SMP/MTs di Kota Pontianak adalah seperti disajikan pada tabel 2.36
Hal - 64
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.36
Proyeksi Kebutuhan SMP/MTs Kota Pontianak Tahun 2013-2022
KECAMATAN
TAHUN
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Pontianak Selatan
Pontianak Tenggara
11
6
11
6
11
6
11
6
12
6
12
6
12
7
12
7
12
7
13
7
Pontianak Timur
Pontianak Barat
Pontianak Kota
11
16
15
11
17
15
11
17
15
12
17
15
12
18
16
12
18
16
12
18
16
12
18
17
13
19
17
13
19
17
Pontianak Utara
Jumlah
15
74
15
75
15
76
16
78
16
79
16
80
17
82
17
83
17
85
18
86
Jika dibanding dengan jumlah SMP/MTs yang tersedia, Kota Pontianak kelebihan
SMP/MTs sebanyak 101-74 = 27 SMP/MTs. Ini berarti harus ada upaya untuk meregrouping SMP/MTs ada di kota ini.
TAHUN
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
10
5
10
14
13
13
65
10
5
10
15
13
13
67
10
5
10
15
13
14
68
10
6
10
15
14
14
69
10
6
10
16
14
14
70
11
6
11
16
14
14
71
11
6
11
16
14
15
73
11
6
11
16
15
15
74
11
6
11
17
15
15
75
11
6
11
17
15
16
77
Hal - 65
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Mata Pelajaran
TK
Guru Kelas
Guru Kelas
Penjaskes
Bhs Indonesia
Matematika
PKn
Penjaskes
BK
TI & K
Bhs Inggeris
Bhs Jerman
Matematika
Biologi
Kimia
Geografi
Ekonomi
IPS
Sejarah
Penjaskes
TI&K
SD
SMP
SMA
Total
SD
SMA
SMP
TK
Total
Kompetensi
Pedagogik
13,93
12,54
14,09
12,14
10,41
15,10
13,75
14,34
14,60
10,79
11,00
12,08
9,23
16,08
13,89
12,97
14,00
10,79
18,33
15,60
12,67
12,59
12,40
13,93
12,68
Kompetensi
Profesional
35,33
28,49
26,06
29,37
42,25
41,31
33,25
31,07
49,80
28,79
51,00
34,19
47,97
43,00
47,89
38,26
32,24
37,00
32,78
60,00
28,29
37,71
36,52
35,33
31,39
Profesionalitas
Guru
49,26
41,03
40,15
41,51
52,66
56,41
47,00
45,41
64,40
39,59
62,00
46,27
57,20
59,08
61,78
51,24
46,24
47,79
51,11
75,60
40,96
50,30
48,92
49,26
44,06
Kemampuan paling rendah lebih banyak ditemukan pada jenjang guru Sekolah
Dasar. Oleh sebab itu, harus ada upaya untuk meningkatkan mutu guru di sekolah
dasar. Tidak kalah penting dari guru SD/MI adalah guru yang berada pada jenjang di
atasnya. Guru-guru tersebut juga harus mendapat pembinaan yang sungguhsungguh jika ingin meningkatkan mutu hasil belajar di sekolah.
Hal - 66
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
BAB III
Mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh Dinas Pendidikan Kota Pontianak;
b. Merupakan arah dan fokus strategi yang ingin diwujudkan oleh Dinas Pendidikan
Kota Pontianak;
c.
Sebagai orientasi masa depan seluruh jajaran organisasi Dinas Pendidikan Kota
Pontianak;
Guna lebih memperjelas arah yang dituju, maka perlu diuraikan makna dari visi Dinas
Pendidikan Kota Pontianak tersebut sebagai berikut :
a.
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Meningkatkan
kepastian/keterjaminan
memperoleh
layanan
pendidikan
bermutu
berkeadilan.
Dengan merujuk pada fokus pembangunan pendidikan tahun 2012--2022, dari ke
tujuh tata nilai tersebut maka dapat dirangkum dalam satu kalimat motto Dinas
Pendidikan Pelayanan Profesional untuk Insan Pontianak Berkelas Dunia 2022.
Hal - 68
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
T1
T2
T3
T4
T5
Hal - 69
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Sasaran Strategis
Baseline
(2012)
2013-2014
2015-2019
SS1.1
APK PAUD
35%
Minimal 75%
SS1.2
70%
70%
85%
85%
100%
95%
100%
98%
55%
75%
85%
90%
80%
90%
100%
100%
SS1.3
Minimal
85%
2020-2022
Minimal
90%
Sasaran Strategis
Baseline
(2012)
2013-2014
2015-2019
2020-2022
SS2.1
APM SD/MI/Paket A
113,45%
Minimal
100%
Minimal
100%
Minimal
100%
SS2.2
113,45%
Minimal
100%
Minimal
100%
Minimal
100%
SS2.3
APK SMP/MTs/
Paket B
104,23%
98%
105%
115%
SS2.4
APM
SMP/MTS/SMPLB/Paket
B/Sederajat
APS Kelompok Usia 13-15
Tahun
82,62%
85%
90%
100%
82,62%
85%
90%
100%
SS2.5
Hal - 70
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
SS2.6
SS2.7
100%
100%
100%
100%
0,10%
0,29
0,09%
0,25%
0,07%
0,15%
0,05%
0,1%
106,09
Minimal
100%
Minimal
100%
Minimal
100%
SS2.8
98,8%
99,0%
99,5%
100%
SS2.9
100%
100%
100%
100%
SS2.10
Terakreditasi minimal B;
SD/SDLB
SMP/SMPLB
91%
82%
93%
85%
95%
90%
100%
95%
Melaksanakan epembelajaran:
SD/SDLB
SMP/SMPLB
15%
27%
30%
50%
60%
80%
90%
95%
SS2.12
0,1%
10%
25%
50%
SS2.13
0,2%
10%
40%
75%
SS2.14
Guru SD/SDLB
Kualifikasi S-1/D-4
Bersertifikat ;
49,9%
48,73%
55%
54%
79%
80%
90%
100%
Guru SMP/SMPLB
Kualifikasi S-1/D-4
Bersertifikat ;
78,76%
56,53%
98%
90%
100%
95%
100%
100%
90%
85%
92%
90%
95%
95%
98%
98%
SS2.11
SS2.15
SS2.16
Hal - 71
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Sasaran Strategis
Baseline
(2012)
2013-2014
2015-2019
2020-2022
SS3.1
99,15%
99,5%
100%
100%
SS3.2
SMA/SMALB Terakreditasi
minimal B;
79,58%
80%
85%
95%
100%
86%
100%
90%
100%
95%
100%
100%
SS3.3
SMK:
Berakreditasi
Akreditas B
SS3.4
100%
100%
100%
1009%
4,54%
6,66%
10%
10%
30%
30%
70%
70%
Guru SMA/SMK
Kualifikasi S-1/D-4
Bersertifikat ;
90,46%
62,09%
95%
70%
98%
90%
100%
100%
13,33%
40%
80%
95%
40%
30%
75%
70%
95%
90%
100%
100%
40%
65%
85%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
SS3.5
SS3.6
SS3.7
SS3.8
SS3.9
SS3.10
SS3.11
Hal - 72
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Baseline
(2012)
2013-2014
2015-2019
2020-2022
0%
0%
20%
25%
40%
45%
70%
75%
Pengarusutamaan gender
dalam pendidikan;
100%
100%
100%
100%
SS4.3
12 buah
15 buah
25 buah
50 buah
SS4.4
0%
6,6%
20%
25%
40%
45%
70%
75%
Kode
SS4.1
SS4.2
Sasaran Strategis
Baseline
(2012)
2013-2014
2015-2019
SS5.1
Wajar Tanpa
Pengecualia
n (WTP)
Wajar Tanpa
Pengecualia
n (WTP)
Wajar Tanpa
Pengecualia
n (WTP)
SS5.2
Skor Laporan
Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
(LAKIP)
86
Minimal 87
Minimal 89
20202022
Wajar
Tanpa
Pengecuali
an (WTP)
Minimal
90
Hal - 73
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
BAB IV
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
KOTA PONTIANAK HINGGA TAHUN 2013-2022
Hal - 74
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 75
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 76
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
(5) Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system
pembelajaran SMK berkualitas;
(6) Penyediaan subsidi untuk meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan
SMA/ SMLB/SMK berkualitas;
(7) Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran Paket C
berkualitas.
4.1.4. Strategi Pencapaian Tujuan Strategi Tujuan 4 (T4)
Tujuan strategis T4, yaitu Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang
dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, berkualitas dunia dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat, dicapai dengan menggunakan strategi sebagai berikut:
(1) Penyediaan tutor berkompeten yang meliputi pemenuhan tutor keaksaraan
fungsional dan pendidikan kecakapan hidup;
(2) Penyediaan dan pengembangan sistem pembelajaran, data dan informasi
berbasis riset, dan standar mutu pendidikan keaksaraan fungsional, pendidikan
kecakapan hidup, homeschooling dan parenting education serta keterlaksanaan
akreditasi satuan pendidikan penyelenggara pendidikan orang dewasa;
(3) Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran
pendidikan orang dewasa berkualitas.
4.1.5. Strategi Pencapaian Tujuan Strategi Tujuan 5 (T5)
Tujuan strategis T5, yaitu Tersedianya sistem tata kelola yang handal dalam
menjamin terselenggaranya layanan prima untuk pendidikan berkualitas dunia 2022,
dicapai dengan menggunakan strategi sebagai berikut:
(1) Penguatan kelembagaan, prosedur kerja, dan sumberdaya manusia Dinas
Pendidikan Kota Pontianak;
(2) Penguatan sistem perencanaan dan penganggaran di lingkungan Dinas
Pendidikan Kota Pontianak
(3) Penguatan sistem pencatatan di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Pontianak;
Hal - 77
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
KOMPONEN SISTEM
PENDIDIKAN
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
KODE
STRATEGI UMUM
ST1.1
ST1.2
2.
Pembelajaran dan
Penilaian
ST2.1
ST2.2
3.
ST3.1
4.
Pendanaan
ST4.1
ST4.2
5.
Tata Kelola
ST5.1
ST5.2
ST5.3
ST5.4
Hal - 78
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
STRATEGI UMUM
ST1.1
ST1.2
ST2.1
ST2.2
ST3.1
ST4.1
ST4.2
ST5.1
ST5.2
ST5.3
ST5.4
ARAH KEBIJAKAN
a. Peningkatan kualifikasi dan sertifikasi
pendidik;
b. Pemberdayaan kepala sekolah dan
pengawas sekolah
k. Reformasi birokrasi
Hal - 79
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 80
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 81
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
institusi
pendidikan
dasar
hingga
pendidikan
menengah
dalam
Hal - 82
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
oleh
Dinas
Pendidikan
Kota
Pontianak
dapat
memperluas
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
buku telah diatur melalui Permendiknas No. 2 Tahun 2008 tentang Buku. Namun,
reformasi perbukuan yang dilakukan belum sepenuhnya berdampak pada penyedian
buku teks murah kepada seluruh peserta didik. Penyediaan buku teks murah
dilakukan antara lain melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
(1) Penyediaan subsidi biaya buku kepada peserta didik yang menggunakan buku
yang hak ciptanya telah dibeli oleh Kemendiknas.
(2) Mempermudah akses bagi satuan pendidikan untuk mengunduh buku sekolah
elektronik yang telah dibeli hak ciptanya oleh Kemendiknas.
(3) Mendorong satuan pendidikan untuk memanfaatkan buku teks yang hak
ciptanya sudah dibeli oleh Kemendiknas.
4.3.8. Rasionalisasi Pendanaan Pendidikan
Rasionalisasi pendanaan ini dilakukan antara lain melalui kebijakan-kebijakan
sebagai berikut:
(1) Pemetaan struktur biaya total pendidikan setiap satuan pendidikan;
(2) Pengaturan sistem pembiayaan pendidikan yang proporsional dengan
mempertimbangkan indeks daya beli masyarakat;
(3) Peningkatan keefektifan bantuan biaya pendidikan kepada peserta didik miskin
hingga pendidikan menengah;
4.3.9. Pemberdayaan Masyarakat dan Dunia Usaha
Kontribusi dunia usaha dan dunia industri dalam pengembangan pendidikan masih
rendah. Hal ini terjadi, karena belum adanya pola kemitraan pendidikan dengan
dunia usaha dan dunia industri, serta organisasi masyarakat. Sementara itu,
pendidikan tidak dapat berdiri sendiri lepas dari keterkaitannya dengan dunia usaha
dan dunia industri, baik proses pendidikannya, pendidiknya, dan maupun peserta
didiknya. Untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan beberapa kebijakan yang antara
lain adalah sebagai berikut:
(1) Pembentukan sistem yang mengatur kemitraan sinergis dengan dunia usaha
dan dunia industri untuk peningkatan relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia
usaha dan industri;
(2) Optimisasi pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk bidang
pendidikan;
Hal - 84
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
sejalan dengan tanggung jawab yang semakin besar karena harus mengelola
anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN/APBD. RrReformasi birokrasi
dilaksanakan antara lain melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
(1) Restrukturisasi organisasi yang mendukung visi dan misi Pendidikan Kota
Pontianak;
(2) Penyempurnaan tata laksana;
(3) Peningkatan kualitas sumber daya manusia;
(4) Pengembangan sistem pengukuran dan remunerasi berbasis kinerja;
(5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi.
Hal - 86
Tabel 4.3
Sasaran Strategis, Kebijakan Strategis, Program Prioritas serta Tahapan Pencapaian Visi dan Misi Pendidikan Tahun 2013-2022
Periode rencana
2013 2014
2015-2019
2020-2022
Tema
Pembangunan
Visi
Pendidikan Kota
Pontianak
Sasaran strategis
Pemerataan
1. Perluasan
dan
Kesempatan Belajar
Pemerataan
d. Investasi
pembangunan
sarana d. Investasi pembangunan sarana
pendidikan efisien dan pemanfaatan
pendidikan
efisien
dan
fasilitas pendidikan yang telah ada
pemanfaatan fasilitas pendidikan
melalui penyelenggaraan sekolah
yang
telah
ada
melalui
terpadu optimal
penyelenggaraan sekolah terpadu
bertaraf regional optimal
f.
f.
f.
2. Peningkatan
pendidikan.
Mutu
dan
relevansi
sesuai
guru
c. Kualitas
manajemen
bertaraf regional .
berstandar
sekolah
f.
f.
f.
Kegiatan
inovasi
peningkatan
fasilitas pendidikan/pembelajaran
dan peningkatan kompetensi guru
bersubsidi
g. SNP sesuai dengan PP no. 19 tahun g. SNP sesuai dengan PP no. 19 tahun
2005 tentang SNP dikembangkan
2005 tentang SNP dikembangkan
i.
i.
j.
j.
Terlaksana
akreditasi
satuan
dan/atau program pendidikan untuk
menentukan
status
akreditasi
masing masing.
j.
dan
optimal
layanan
d. Program
Pendidikan
berjalan dengan baik
e. Program Pendidikan
berjalan dengan baik
f.
f.
Efisiensi
meningkat
Manajemen
Pendidikan
Efisiensi
Manajemen
meningkat
Menengah
non
formal
Pendidikan
Periode rencana
2012 2014
Tema
Pembangunan
Kebijakan
Strategis
2015-2019
Daya Saing Regional
2020-2022
Daya Saing Internasional
b. Memperbanyak
implementasi
program school come, to client,
sekolah
mendatangi
siswa,
khususnya untuk wilayah miskin
melalui mobile training unit (MTU)
dan sebagainya
f.
i.
j.
Mengupayakan peningkatan
kompetensi guru dibuktikan dengan
sertifikasi standar nasional
5. Peningkatan
pendidikan
mutu
dan
relevansi
Mengupayakan
peningkatan
kompetensi guru dibuktikan dengan
sertifikasi standar nasional
Mengupayakan
peningkatan
kompetensi guru dibuktikan dengan
sertifikasi standar nasional
Implementasi SNP
Pembangunan sekolah bertaraf nasional
disetiap kecamatan
Peningkatan jumlah dan mutu publikasi
ilmiah
Implementasi SNP
Pembangunan
sekolah
bertaraf
nasional di setiap kecamatan
Peningkatan jumlah dan mutu publikasi
ilmiah
Penataan
regulasi
pengelolaan
pendidikan
Peningkatan kecitraan publik
Penataan
regulasi
pengelolaan Penataan
regulasi
pengelolaan
pendidikan
pendidikan
Peningkatan kecitraan publik
Peningkatan kecitraan publik
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
BAB V
PENUTUP
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
masyarakat
yang
mampu
menguasai
teknologi
canggih.
Meningkatnya
pembangunan
perlu
lebih
disesuaikan
lagi.
Pembangunan
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
dengan
kebutuhan
pembangunan
akan
meningkatkan
proses
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
bebas asia fasifik (APEC) tahun 2010 dan perdagangan bebas dunia tahun 2020, akan
dapat dihadapi. Serta, dilaksanakan secara operasional mulai pada unit pendidikan
paling ujung yaitu pada tempat belajar mengajar, melalui upaya peningkatan
kemampuan murid, peningkatan mutu guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, dan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan unit
terdepan dalam pendidikan.
Hal - 99
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2000). Sistem Penjaminan Mutu dalam Manajemen Mutu Pendidikan, Jurnal
Mimbar Pendidikan, No.1 tahun XIX, hal 28-30.
Alisyahbana.S.T. (1986). Antropologi Baru: Nilai-nilai sebagai Tenaga Integrasi dalam
Pribadi, Masyarakat dan Kebudayaan, Jakarta: Dian Rakyat.
Barth, R.S. (1990). Improving School from Within. San Fransisco: Jossey-Bass Inc.
Beeby, C.E. (1996). Pendidikan di Indonesia: Penilaian dan Pedoman Perencanaan,
Jakarta: LP3ES.
Beck, L.G. & Murphy, J. (1996). The Four Imperatives of a Successful School. California:
Corwin Press Inc.
Becker, G.S. (1993). Human Capital: A Theoretical and Empirical Analsys with Special
Reference to Education. 3th. Ed. Chicago: The University of Chicago Press.
Blaikie, Norman. (2000). Designing Social Research, The Logic of Anticipation. Malden,
MA.: Polity Press.
Cadweel, B.J., & J.M. Spinks. (1993). Leading the Self-Managing School, London,
Washington: The Falmer Press.
Castetter, W.B. (1981). The Personal Function in Educational Administration, New
York: MacMilan Publishing Co.
Deming, W.E. (1986). Out of The Crisis, Massachusets Institute of Technology,
Cambridge, MA
Djojonegoro, W. (1998). Lima Tahun Mengemban Tugas Pengembangan SDM:
Tantangan yang Tiada Hentinya, Jakarta:Balitbang, Depdikbud.
Elliot.S. (1993). Management of Quality In Computing Systems Education: ISO 9000
Series Quality Standars Applied. Journal of System Management, September,
6-11 dan 41-42 dari CD-ROM.
Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia Modern 2020, Bandung: Yayasan Amal
Keluarga.
Hal - 100
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 101
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 102