Anda di halaman 1dari 55

PFID –

SETJEN
PUPR
KONSULTAN

PENDEKATAN,
METODOLOGI, DAN
PROGRAM KERJA

5.1. PENDEKATAN
Pendekatan merupakan salah satu upaya untuk menentukan metodologi yang tepat
bagi pelaksanaan pekerjaan. Dengan mengacu pada Kerangka Acuan Kerja dan
berpedoman pada metodologi yang tepat diharapkan pelaksanaan pekerjaan
“Konsultan Pendamping Program Hibah Jalan Daerah Tahap II Tahun Anggaran
2020” ini dapat dilaksanakan dan diselesaikan secara efektif dan efisien. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut maka dalam melaksanakan pekerjaan ini konsultan
akan menerapkan pola pikir pendekatan sebagai berikut :
1. Pemahaman terhadap KAK dan materi layanan yang diperlukan.
2. Pemahaman terhadap isu permasalahan yang ada dalam pelaksanaan
manajemen proyek, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Jalan dan
Jembatan yang mencakup :
 sistem dan metode monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan / proyek,
metode pemetaan permasalahan yang ada, sistem manajemen data dan
informasi serta pelaporan, sistem database jalan dan PENDAMPING
KONSULTAN jembatan,PROGRAM SDM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
pelaksana sistem manajemen proyek;
 hubungan kelembagaan antar institusi terkait, antara Pengguna Jasa dengan
institusi terkait maupun antara institusi dengan organisasi profesi yang terkait
dalam pelaksanaan proyek dan pengendalian pelaksanaan proyek;
 kebutuhan penanganan dan metode penanganan terhadap permasalahan yang
ada;
 norma / standar / pedoman / tatacara / spesifikasi teknik untuk pekerjaan
jalan dan jembata serta peraturan-peraturan / ketentuan-ketentuan yang
berlaku yang terkait dengan pengadaan dan pelaksanaan jasa konstruksi
dalam bidang prasarana jalan dan jembatan.

5-1
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

3. Kajian teknis secara umum guna menetapkan rencana kerja dan metode
pelaksanaan pekerjaan yang tepat dan efektif.
4. Pengumpulan data mengenai proses dan hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan
jalan dan jembatan secara rutin, terinci dan tepat waktu sebagai masukan untuk
kegiatan monitoring dan evaluasi.
5. Identifikasi permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan Pekerjaan
Jalan dan Jembatan, pemetaan permasalahan dan pemberian saran /masukan/
rekomendasi secara tepat waktu guna penyelesaian permasalahan.
6. Pengembangan pengolahan pelaporan data kedalam sistem database.
7. Penyiapan dan penyampaian laporan.
Berdasarkan hal di atas dan untuk mendapatkan suatu hasil program yang berdaya
guna, berkesinambungan, akuntabel, transparan, efektif, dan efisien, untuk itu PHJD
mempersyaratkan adanya beberapa ketentuan dan kerangka/framework maka
pendekatan yang akan dilaksanakan Konsultan sebagaimana diuraikan dalam
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pendekatan Aspek Lingkungan dan Sosial
Setiap kegiatan penanganan jalan (pemeliharaan berkala, rehabilitasi, dan
peningkatan jalan) memerlukan dokumen lingkungan (Amdal/ UKL-UPL/
DELH/DPLH) mengacu kepada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Permen LH No. 16/2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, Permen LH No 14/2010 tentang
Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang telah
Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi belum Memiliki Dokumen
Lingkungan Hidup serta peraturan lain yang berlaku.
Setiap kegiatan penanganan jalan yang diusulkan tidak memerlukan
pembebasan tanah atau tanah sudah tersedia. KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
Apabila diperlukan pembebasan tanah, pelaksanannya harus mengikuti Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan Peraturan Presiden Nomor
71 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum, Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 12/SE12/M/2014
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan, Pengadaan
Tanah, dan/atau Relokasi, dan Penanganan Masyarakat Adat (MA). Selain itu
tanah sudah harus tersedia sebelum program penanganan jalan diusulkan.
Di dalam PHJD perihal kesetaraan gender dilakukan sejak tahap perencanaan
sampai dengan pelaksanaan sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun
2000 tentang Pengarus Utamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional

5-2
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

dan Keputusan Menteri PUPR No.134/KPTS/M/2011 tentang Pembentukan


PUG Kementrian PUPR, serta peraturan terkait lainnya. Strategi yang dibangun
sudah memasukan aspek gender dalam tahapan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan.
Program PHJD mencakup untuk penanganan dan penyediaan fasilitas bagi
orang yang mempunyai keterbatasan untuk dapat mengakses ke infrastruktur
jalan khususnya bagi penyandang disabilitas. Selain itu Semua pekerjaan dan
jasa yang didanai melalui PHJD harus mematuhi peraturan yang ada di Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 yang merupakan perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
2. Pendekatan Aspek Keselamatan Jalan
Pertimbangan aspek keselamatan jalan dilakukan untuk pembangunan jalan
baru, peningkatan kapasitas, pemeliharaan rutin dan berkala.
Review/pengkajian/pemeriksaan keselamatan jalan paling tidak dilakukan pada
tahap penyiapan DED, konstruksi jalan, maupun sebelum serah terima
sementara/PHO (Partial Hand Over). Dalam penanganan pekerjaan jalan harus
memenuhi kaidah keselamatan jalan, termasuk didalamnya perlengkapan jalan
namun tidak terbatas pada rambu, marka, pagar pengaman (guard rail), patok
pengarah (guide post).
Aspek keselamatan jalan menjadi dasar pelaksanaan PHJD yang merupakan
program berbasis output, untuk membiayai pelaksanaan kegiatan fisik Jalan.
• Kegiatan pemeliharaan rutin jalan termasuk rutin kondisi (backlog and
minor works), backlog minimum dan holding treatment, yang diantaranya
pemeliharaan/pembersihan bahu jalan; pemeliharaan sistem drainase;
pemeliharaan/pembersihan ruang manfaat jalanKONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
(rumaja);
TAHAP IIpemeliharaan
TAHUN ANGGARAN 2020
pemotongan tumbuhan/tanaman liar di dalam ruang manfaat jalan (rumaja);
pemeliharaan perkerasan jalan (sealing, laburan, penambalan);dst.
• Kegiatan pemeliharaan berkala jalan yang diantaranya pelapisan ulang
(overlay); perbaikan bahu jalan; pelapisan aspal tipis, termasuk
pemeliharaan pencegahan; pengasaran permukaaan (regrooving); pengisian
celah/retak permukaan (sealing); perbaikan bangunan pelengkap;
penggantian/perbaikan perlengkapan jalan yang hilang/rusak; pemarkaan
(marking) ulang; penambalan lubang; dst;
• Kegiatan rehabilitasi dan peningkatan jalan yang terdiri dari pelapisan
ulang; perbaikan bahu jalan; perbaikan bangunan pelengkap;

5-3
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

perbaikan/penggantian perlengkapan jalan; penambalan ulang; penggantian


dowel/tie bar pada perkerasan kaku (rigid pavement); penanganan tanggap
darurat; pekerjaan galian;

3. Pendekatan Aspek Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) (Khususnya


Dalam Pengadaan Barang dan Jasa).

Sistem Pengendalian Intern sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan


Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap perundang-
undangan.

Untuk tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatanterhadap
per uu an, diperlukan SDM yang mempunyai kompetensi dibidangnya,
mempunyai integritas dan menerapkan manajemen Risiko sesuai Instruksi
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/IN/M/2011. Dalam pelaksanaan PHJD
terdapat unsur SPIP yang menjadi tolak ukur yaitu lingkungan pengendalian,
penilaian resiko, kegiata pengendalian, informasi dan komunikasi, dan
pemantauan. Kelima unsur ini menjadi bagian penting dalam melihat
akuntabilitas pelayanan public.

4. Pendekatan Aspek Teknis

Pendekatan teknis dalam kegiatan ini adalah standar perencanaan yang


KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
dikeluarkan oleh DJBM meliputi hal-hal sebagai berikut: TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tanggal 15 Desember 2011 Nomor:


19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan
Teknis Jalan
 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 22.2 /KPTS/Db/2012
tanggal 30 Maret 2012 tentang Manual Desain Perkerasan Jalan direvisi
dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga (SE Dirjen BM) Nomor
04/SE/Db/2017 tanggal 22 Juni 2018 tentang Penyampaian Manual Desain
Perkerasan Revisi 2017 di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.
 Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/SE/Db/2018 Tanggal
20 September 2018 tentang Spesifikasi Umum Bina Marga Untuk Pekerjaan

5-4
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Konstruksi Jalan dan Jembatan dan Nomor 06/SE/Db/2019 Tanggal 26


November 2019 tentang Revisi 1 Spesifikasi Umum Bina Marga Untuk
Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia Jasa Tanggal 20 Maret 2019.
Dalam pelayanan pekerjaan review perencanaan jalan dan jembatan, konsultan
pendamping mengarahkan konsultan perencana dan Konsultan Supervisi agar
mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku di Kemenpupr. Untuk itu
disampaikan pokok-pokok perencanaan sebagai acuan kerjanya.
Dalam perencanaan Jalan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut ;
1. Ketentuan Teknis
Ketentuan Teknis Desain Jalan yang akan dipakai sebagai acuan dalam
melaksanakan review hasil perencanaan akan mengacu pada Kriteria Desain
berdasarkan peraturan-peraturan atau sandar desain atau pedoman teknis atau
manual teknis tentang jalan yang berlaku. Kriteria Desain Jalan yang akan
digunakan tersebut berisis antara lain :
a. Acuan Desain Geometrik Jalan
a. Acuan Desain Perhitungan Tebal Perkerasan
b. Acuan Desain Perhitungan Drainase
c. Acuan Desain Struktur (seperti tembok penahan dll)
d. Acuan Struktur Utility dan bangunan pelengkap lainnya
e. Ketentuan tentang aspek lingkungan
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
f. Ketentuan tentang aspek keselamatan jalan TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

2. Perencanaan Teknis Jalan meliputi :


a. Perencanan Geometrik
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata
Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038 / T / BM / 1997
dan Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga
- Maret 1992).
b. Perencanaan Drainase
Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan
Drainase Permukaan Jalan SNI No. 03–3424–1994 dan mengakomodasi

5-5
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

faktor keselamatan, pengendalian hanyutan / polusi, peralatan dan lain-


lain
Karena saluran drainase memegang peranan yang sangat penting dalam
hal mengumpulkan dan menyalurkan air permukaan dari daerah millik
jalan, sehingga perencanaannya harus mempunyai kapasitas yang cukup
(dengan periode ulang banjir 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahunan
untuk jalan kolektor serta 5 tahunan untuk jalan lokal). Lokasi dan bentuk
saluran drainase harus direncanakan agar dapat mencegah bahaya lalu
lintas, tahan erosi, bersih terhadap hanyutan / penumpukan material yang
akan mengurangi kapasitas drainase.
Perencanaan drainase meliputi :
 mempelajari pola aliran sesuai dengan kondisi terrain dan rencana
jalan
 mempelajari daerah tangkapan air yang ada pada drainase
 menampung dan mengalirkan air permukaan pada daerah manfaat
jalan
 merencanakan alinyemen saluran
 merencanakan saluran pada daerah kaki lereng timbunan untuk
menyalurkan air permukaan pada daerah kaki lereng timbunan untuk
menyalurkan air permukaan pada daerah sekitar menuju daerah
buangan
 merencanakan saluran di atas lereng bukit yang berfugsi untuk
mencegah rembesan air dari atas.
 merencanakan saluran yang berfungsi untuk terjunan atau pematah
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
arus pada daerah curam. TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

c. Keselamatan Lalu-lintas
Dalam perencanaan harus dipertimbangkan aspek keselamatan pengguna
jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun paska konstruksi.
Perencana harus menjamin bahwa semua elemen yang direncanakan
memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan dan sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat.

5-6
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

d. Perencanaan Perkerasan Jalan


1) Standar
Rujukan yang dipakai untuk perhitungan konstruksi perkerasan jalan
dalam pekerjaan ini adalah :
 Manual Desian Perkerasan Jalan Tahun 2017 dan revisinya
 Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
Dengan Metoda Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC :
625.73(02)).
 “A guide to the structural design of bitumen-surfaced roads in
tropical and sub-tropical countries”, Overseas Road Note 31,
Overseas Centre, TRL, 1993.
 AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1996
 Ausroads Pavement Design 2000.
 Road Design Sistem (RDS).
2) Analisis Lalu Lintas
Tim harus melakukan analisis data lalu-lintas (LHR yang dikonversi
kedalam nilai ESA) untuk penetapan konstruksi yang akan dipakai.
3) Pemilihan Jenis Bahan Material
Tim harus mengutamakan penggunaan bahan material setempat
sesuai dengan masukan dari laporan geoteknik. Bila bahan setempat
tidak dapat digunakan langsung sebagai bahan konstruksi, maka Tim
harus mengusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan
sehingga dapat dipakai sebagai bahan konstruksi .
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
e. Perencanaan Aksesoris Jalan, Bangunan Struktur dan Bangunan
Pelengkap lainnya
Salah satu rujukan dipakai untuk perencanaan bangunanpengaman jalan
dalam pekerjaan ini adalah :
 Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang –
Undang Lalu lintas No.14 Tahun 1992.
 Standar Box Culvert.
 Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan.

5-7
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

f. Perencanaan Stabilitas Lereng, apabila ada


Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi
tentang berapa tinggi maksimum dan kemiringan lereng desain galian
yang aman dari keruntuhan.
Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang
sifat fisik tanah setempat yang diperoleh dari contoh tabung (undisturbed
sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.
Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah,  =
sudut geser tanah dan w = berat isi tanah .
Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum
yang aman) dilakukan dengan menggunakan rumus dan Grafik Taylor.
Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :
C
Fk=
Na⋅γw⋅H
Dimana :
Na = Angka Stabilitas Taylor
C = Kohesi tanah (Ton / m2)
H = Tinggi lapisan tanah (m)
w = Berat isi tanah basah (Ton / m3)
Fk = Faktor keamanan (FK > 1, 251  lereng aman)
Angka Stabilitas (Na) di dapat dengan memplot nilai sudut geser dalam
tanah () dengan sudut lereng desain () kedalam grafik Taylor
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
Faktor lereng (F) digunakan asumsi : TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

 FK > 1, 251  lereng aman


 FK = 1, 251  lereng dalam keseimbangan
 FK < 1, 251  lereng tidak aman
g. Perencanaan Stabilitas Badan Jalan
Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi
yang ada, jenis dan karekteristik batuan dan kondisi lereng.
Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu
gerakan tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan
longsoran yang mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan

5-8
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

struktur lapisan batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat


pembangunan jalan. Untuk ketiga hal di atas harus diidentifikasi jenis
gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha penanggulangannya.
h. Penggambaran
1) Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap
detail perencanaan dan mengajukannya kepada pengguna jasa untuk
diperiksa dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep
perencanaannya antara lain :
a) Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1 :
1.000 untuk jalan dan 1 : 500 untuk jembatan dengan interval garis
tinggi 1.0 meter dan dilengkapi dengan data yang dibutuhkan.
b) Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1 :
1.000 untuk jalan dan 1 :500 untuk jembatan dan skala vertikal 1 :
100 yang mencakup data yang dibutuhkan.
c) Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik
STA (interval 50 meter), namun pada segmen khusus harus dibuat
dengan interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat
dengan skala horizontal 1 :100 dan skala vertikal 1 :50. Dalam
gambar potongan melintang harus mencakup :
 Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan

 Profil tanah asli dan profil / dimensi Rumija (ROW) rencana

 Penampang bangunan pelengkap yangKONSULTAN


diperlukan
PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
 Data kemiringan lereng galian / timbunan (bila ada).

d) Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar


dengan skala yang pantas dan memuat semua informasi yang
diperlukan antara lain :
 Gambar konstruksi existing yang ada.

 Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada


ketinggian yang berbeda-beda.
 Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.

 Rincian konstruksi perkerasan

5-9
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

 Penampang bangunan pelengkap

 Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median

 Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)

e) Gambar standar yang mencakup antara lain : gambar bangunan


pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan, dan sebagainya.
f) Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas Jembatan.
g) Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.
3. Gambar Rencana (Final Desain)
Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan
disetujui oleh pengguna jasa dengan memperhatikan koreksi dan saran yang
diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah
diperbaiki dan dilengkapi dengan :
 Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
 Daftar isi.
 Peta lokasi proyek.
 Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
 Daftar simbol dan singkatan.
 Daftar bangunan pelengkap dan volume.
 Daftar rangkuman volume pekerjaan.
a. Volume Pekerjan dan RAB
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
 Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item)
TAHAP II harus sesuai2020
TAHUN ANGGARAN
dengan spesifikasi yang dipakai,
 Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan.
Tabel perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata
pembayaran (pay item)
b. Kuantitas Biaya Fisik
 Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan
peralatan yang akan digunakan di lokasi pekerjaan.
 Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk
semua mata pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa Harga

5-10
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Satuan No. 028 / T / BM / 1995 yang diterbitkan Direktorat Jenderal


Bina Marga.
 Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan
konstruksi.

5. Pendekatan Aspek Pengadaan Barang dan Jasa

Pelaksanaan PHJD juga terkait dengan kegiatan pengadaan barang dan jasa.
Dalam aspek ini standar pengadaan barang dan jasa yang dikeluarkan oleh
LKPP meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 Peraturan Lembaga (Perlem) LKPP Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 Perlem LKPP Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman Swakelola
 Perlem LKPP Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia
 Perlem LKPP Nomor 11 Tahun 2018 tentang Katalog Elektronik
 Perlem LKPP No. 15 Tahun 2018 tentang Pelaku Pengadaan Barang/Jasa
 Perlem LKPP Nomor 17 Tahun 2018 tentang Sanksi Daftar Hitam Dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
 LKPP No. 18 Tahun 2018 tentang Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak
 Verifikasi atas ketentuan pengadaan barang dan jasa meliputi hal-hal sebagai
berikut:
 Pakta Integritas yang telah ditandatangani oleh PPK, UKPBJ
KONSULTAN and PROGRAM
PENDAMPING penyediaHIBAH JALAN DAERAH
jasa TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

 Berita Acara Penjelasan Pelelangan ada (termasuk notulen, dll.)


 Laporan Hasil Evaluasi Pelelangan
 Nama pemenang pelelangan telah diumumkan secara resmi
 Sanggahan dan sanggahan banding telah diselesaikan (jika ada)

5-11
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

TAHAP PENDAMPINGAN

Aspek Lingkungan dan


Sosial

TAHAP PERSIAPAN Aspek Keselamatan Jalan


dan Konsolidasi PENILAIAN TEKNIS
Internal DAN PENGADAAN
Aspek SPIP

Aspek Teknis

Tindak Lanjut Hasil Penetapan Hasil


Penilaian Teknis dan Pelaporan
Aspek PBJ

5.2. METODOLOGI
Berdasarkan kronologis tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut di atas, konsultan
menyusun metodologi pelaksanaan pekerjaan secara logis dan cermat dengan
mempertimbangkan segala aspek yang terkait guna mencapai tujuan dan sasaran
pelaksanaan pekerjaan secara optimal dan hasil pekerjaan dapat memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan di dalam Kerangka Acuan Kerja. Metodologi
dapat diartikan secara sederhana sebagai tata cara kerja konsultan dalam
melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan berdasarkan pada pendekatan-
pendekatan yang telah diperkenalkan oleh konsultan dibagian sebelumnya pada bab
ini.
Oleh karena tata cara akan identik dengan pentahapan kerja, maka diskripsi singkat
dari metodologi ini pada dasarnya memberikan gambaran terkait dengan langkah-
langkah kerja konsultan, baik teknis, manajemen maupun operasional selama
menjalankan tugas pekerjaan ini. KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
Desain yang dipersiapkan oleh konsultan meliputi :
1. Tahap Persiapan, mencakup :
• Tinjauan Pustaka dan Peraturan Perundangan
• Jadwal & Rencana Kerja
• Pemetaan siklus PHJD melalui PMM
• Identifikasi Mekanisme pelaksanaan PHJD
• Indentifikasi Awal Masalah dan kendala pelaksanaan PHJD
• Hubungan antar unit kerja

5-12
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

• Penyiapan metodologi dan mekanimse dan tata laksana pelaksanaan PHJD


sesuai PMM
• Menyiapkan format monitoring dan evaluasi
• Keterkaitan PHJD lintas sektoral
2. Tahap Pelaksanaan Pendampingan
• Mengumpulkan data dan informasi tentang kegiatan/permasalahan teknik
dan tata kelola pada penyelenggaraan PHJD baik Provinsi dan Kabupaten;
Masalah teknis yang akan dihadapi yang memerlukan perhatian khusus
adalah sebagai berikut :
a. Kondisi eksisting tanah dasar di ruas jalan yang akan ditangani
mempunyai morfologi yang beragam
b. Grade / kemiringan dari alinyemen vertikal harus mengacu pada standar
yang berlaku
c. Jari-jari lengkung horizontal dan super elevasinya
d. Kualitas material perkerasan yang akan digunakan
e. Manajemen lalulintas pada saat pelaksanaan pekerjaan yang
berhubungan dengan waktu pelaksanaan konstruksi (siang / malam) dan
lamanya pelaksanaan konstruksi
f. Secara umum permasalahan yang terjadi di lapangan terkait erat dengan
kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor di
lapangan.
• Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan atau permasalahan teknik dan
tata kelola pada penyelenggaraan PHJD baik Provinsi dan Kabupaten, serta
mendiskusikannya dengan pengguna;
• Memberikan dukungan/pendampingan kepada daerah penerima PHJD dalam
melaksanakan programnya dari mulai survey kondisi jalan,
KONSULTAN perencanaan,
PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
penganggaran, pengadaan penyedia jasa, pelaksanaan dan pengawasan
kontruksi, persiapan verifikasi dan pemenuhan atas item tata kelola dan
persyaratan pengajuan reimbursement.
Didalam lingkup layanan jasa yang diberikan oleh Konsultan pendamping
dalam pelaksanaan tugasnya, tidak diartikan secara sendiri-sendiri karena
tugas-tugas tersebut harus merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan
antara yang satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan dari hal-hal tersebut diatas, maka metodologi pelaksanaan
pekerjaan yang akan diterapkan anata lain meliputi :
a. Pendampingan pelaksanaan
b. Pendampingan administrasi

5-13
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

c. Pendampingan recording
d. Pengendalian proyek
e. Pengaturan lalu lintas di daerah pekerjaan
Masing-masing metodologi akan dijelaskan secara rinci pada bagian berikut :
1. Pendampingan Pelaksanaan
Secara garis besar pelaksanaan pengawasan pekerjaan pembangunan Jalan
adalah sebagai berikut :
Material yang akan digunakan kontraktor harus memenuhi persyaratan teknis
yang disetujui oleh Konsultan Supervisi melalui Site Engineer dan Quality
Engineer. Setelah material yang akan digunakan telah memenuhi persyaratan
teknis kemudian kontraktor melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
spesifikasi dari dokumen kontrak sesuai pengawasan Konsultan Supervisi,
melalui Quality Engineer dan Chief Inspector. Kemudian dilanjutkan dengan
pengetesan yang dilakukan oleh Quality Engineer.
Setelah proses pelaksanaan tersebut selesai kemudian dilakukan pengukuran
dan volume pekerjaan oleh Quality / Quantity Engineer Inspector sesuai
dengan spesifikasi yang dilanjutkan ke site Engineer untuk disetujui untuk
mendapatkan sertifikat bulanan.
Kegiatan-kegiatan penting yang berkaitan dengan metode pengawasan
pekerjaan pembangunan jalan dibahas pada uraian di bawah ini :
a. Pekerjaan Tanah (Earthworks)
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain :
• Pemeriksaan hasil survey.
• Persetujuan hasil clearing dan grabbing. KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

• Persetujuan material timbunan.


• Inspeksi pemasangan gorong-gorong (culvert).
• Penempatan material.
• Persetujuan uji pemadatan tanah.
• Pemeriksaan elevasi akhir.
b. Pekerjaan Perkerasan (Pavement)
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi :
• Pemeriksaan akhir elevasi subgrade / Exisiting Pavement.

5-14
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

• Pengujian dan persetujuan material untuk pavement.


• Pengawasan penempatan material.
• Pemeriksaan lighting set.
• Pemeriksaan kondisi lalu lintas jalan exisiting.
• Pemantauan cuaca.
• Pemeriksaan supply campuran aspal.
• Pemeriksaan peralatan.
• Pemeriksaan tenaga kerja.
• Pemeriksaan pemadatan perkerasan.
Tahap Persiapan
Kegiatan pada tahap ini meliputi :
a. Mempersiapkan Kelengkapan Administrasi
Kelengkapan administrasi meliputi :
• Surat Penugasan Personel;
• Surat Pengantar ke Instansi Terkait dan Surat menyurat lainnya.
b. Mobilisasi
Segera setelah kelengkapan administrasi dan teknis diselesaikan, seluruh
Personil akan dimobilisasikan ke kantor proyek sesuai dengan domisili
Konsultan pendamping (PMI) / proyek.
c. Penyusunan Rencana Kerja
Sesuai dengan maksud dan tujuan dari Pekerjaan ini yaitu
KONSULTAN untuk PROGRAM
PENDAMPING mencapaiHIBAH JALAN DAERAH
mutu pekerjaan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan waktu yang
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

telah ditetapkan serta biaya yang senantiasa dapat ditekan seminimal


mungkin. Dari pekerjaan tersebut dapat dicapai bilamana hal-hal di bawah
ini dilaksanakan dengan baik dan benar antara lain :
1) Jaminan mutu atas material konstruksi yang digunakan dengan metode
pengerjaan yang benar.
4) Perhitungan volume pekerjaan yang teliti.
5) Mobilisasi dana yang jelas dan terarah.
6) Kemajuan pekerjaan dan penyelesaian konstruksi yang tepat waktu dan
seimbang antara kemajuan fisik dan kemajuan keuangan.

5-15
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

7) Administrasi yang teratur dengan sistem pengarsipan yang baku


sehingga memudahkan pengontrolan setiap saat.
8) Koordinasi kerja dinamis dan komunikasi yang lancar.
Secara garis besar kegiatan dan tahapan pekerjaan terdiri atas :
9) Pekerjaan Sebelum Konstruksi.
10) Pekerjaan Saat Konstruksi.
11) Pekerjaan Setelah Konstruksi.
Uraian detail terhadap metodologi yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis ini akan dibahas pada sub bab
berikutnya.
Pekerjaan Sebelum Konstruksi
Pekerjaan persiapan dimulai segera setelah pihak Kontraktor menerima Surat
Perintah Kerja. Tahapan pekerjaan persiapan ini merupakan kegiatan awal yang
sangat penting untuk dapat melaksanakan tahap pelaksanaan konstruksi dengan
baik. Secara umum pekerjaan persiapan akan mencakup pekerjaan evaluasi
data perencanaan terhadap kondisi lapangan yang ada, proses mobilisasi
Kontraktor dan koordinasi awal. Dalam tahap kegiatan pekerjaan persiapan,
Konsultan akan melakukan detil aktivitas sebagai berikut :
a. Koordinasi awal (Pre Construction Meeting)
Sebelum memulai kegiatan di lapangan di mulai tiga pihak pelaku proyek
yaitu Direksi, Konsultan pendamping, Konsultan Supervisi dan Kontraktor
mengadakan koordinasi awal, koordinasi kerja diperlukan untuk
memperlancar pelaksanaan pekerjaan serta mencapai hasil pekerjaan yang
sebaik-baiknya. Untuk itu diperlukan kejelasan mengenai tugas, wewenang
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
dan tanggung jawab masing-masing pihak. Dalam hal ini Konsultan
Supervisi bertugas membantu Dias dalam Pengawasan Teknik, memberikan
nasehat dan saran penyelesaian masalah serta administrasi proyek.
Selanjutnya koordinasi yang erat selama periode pelaksanaan konstruksi
dilakukan dengan mengadakan pertemuan berkala secara teratur. Hal penting
dalam koordinasi awal adalah mencakup semua persiapan yang akan
dilakukan oleh masing-masing pihak.
Pekerjaan persiapan tersebut mencakup :
• Organisasi dari masing - masing pelaku proyek (Direksi, Konsultan
pendamping .Konsultan Supervisi dan Kontraktor) telah ada dan
dipahami dan disepakati jalur koordinasinya.

5-16
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

• Pembahasan mengenai spesifikasi teknis yang kurang jelas dan kurang


dimengerti.
• Bentuk serta jenis / macam pelaporan dan sistem serta batas waktu
pelaporan hendaknya telah dijelaskan dalam pertemuan awal.
• Wewenang dan tanggung jawab serta segala sangsi yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan dibahas dengan jelas.
• Menentukan waktu untuk kunjungan bersama ke lokasi menentukan
batas awal serta akhir proyek serta survey lapangan dengan kondisi saat
ini sebagai bahan dalam diskusi lanjutan dan menentukan metode kerja
selanjutnya.
b. Pendampingan Konsultasi Publik
c. Evaluasi Dokumen Kontrak
Konsultan akan melakukan pengecekan secara detail terhadap seluruh
kelengkapan data yang ada akan dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan
konstruksi antara lain :
• Persyaratan Kontrak.
• Spesifikasi Teknis.
• Gambar Rencana.
Dalam hal ini Konsultan akan memberikan catatan tambahan yang mungkin
masih diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan konstruksi.
Mobilisasi Kontraktor
Pelaksanaan konstruksi terselenggara dengan baikKONSULTAN
apabilaPENDAMPING
didukungPROGRAMdengan
HIBAH JALAN DAERAH
personil, peralatan dan perlengkapan teknis lainnya secaraTAHAP
lengkap dengan2020
II TAHUN ANGGARAN

kondisi baik serta tepat waktu dalam pengadaannya. Untuk itu Konsultan
pendamping mengingatkan Konsultan Supervisi untuk memeriksa dan
memberikan saran-saran yang mencakup proses mobilisasi yaitu :
 Rencana Lay Out Base Camp.
 Mobilisasi Personil dan Peralatan Kantor.
 Membangun Construction Plan, Kantor dan Laboratorium Lapangan.
Selain dari pada itu, Konsultan pendamping mengingatkan Konsultan Supervisi
memeriksa rencana kerja Kontraktor seperti berikut :
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.

5-17
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

 Rencana Anggaran Biaya.


 Metode Pelaksanaan.
 Metode Pengujian Mutu dan Pekerjaan Terlaksana.
 Sistem Pelaporan.
 Rapat Koordinasi.
Konsultan pendamping mengingatkan Konsultan Supervisi agar memeriksa,
membuat koreksi perbaikan dan memberi usulan supaya diperoleh efesiensi
waktu dan biaya pelaksanaan konstruksi dengan pertimbangan yang dapat
diterima secara teknis.
Persiapan Konsultan Supervisi
Konsultan pendamping mengingatkan Konsultan Supervisi agar menyiapkan
format standar untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pengawasan pekerjaan
konstruksi, berupa format :
 Laporan harian dan mingguan inspector.
 Laporan pengujian mutu bahan dan pekerjaan terlaksana.
 Pengukuran topografi.
 Pengukuran dan perhitungan kuantitas pekerjaan.
 Permohonan dan persetujuan melaksanakan pekerjaan.
 Pemakaian peralatan dan kendaraan.
 Korespondensi proyek.
Pelaksanaan Pekerjaan
Konsultan pendamping menekankan Konsultan Supervisi agar
KONSULTAN melakukan
PENDAMPING PROGRAMdan
HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
memonitor secara rutin setiap hari terhadap seluruh kegiatan Kontraktor yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Secara garis besarnya kegiatan pengawasan teknik ini akan mencakup aspek-
aspek sebagai berikut :
 Pengawasan Mutu Pekerjaan.
 Pengawasan Kuantitas Pekerjaan.
 Pengawasan Administrasi dan Keuangan (Termijn).
Pengendalian Mutu

5-18
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Kendali mutu merupakan salah satu aspek penting dalam pengawasan teknik
ini. Dalam hal ini Konsultan pendamping menekankan kepada Konsultan
Supervisi guna menggunakan metode, langkah pengawasan serta sistem
pelaporan yang teliti sehingga dapat menjamin setiap pekerjaan konstruksi
terlaksana sesuai dengan spesifikasi yang diisyaratkan. Pekerjaan pengendalian
mutu akan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Survey Pengukuran
Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimulai, Konsultan
pendamping menekankan Konsultan Supervisi bersama dengan Kontraktor
agar memeriksa semua patok bench mark sebagai titik kontrol vertikal dan
horisontal. Untuk kemudahan pelaksanaan konstruksi dapat dibuat patok
bench mark tambahan. Konsultan Supervisi agar memeriksa juga ketepatan
seluruh stake out yang dibuat Kontraktor. Setiap penyimpangan akan
dicatat dan diselesaikan bersama dengan Kontraktor. Seluruh data survey
ini akan dirangkum dalam bentuk Buku Lapangan.
b. Pengujian Material
Pengujian material konstruksi dilakukan oleh Kontraktor dengan
menggunakan peralatan test dilapangan maupun di laboratorium yang
disediakan Kontrkator serta mengikuti standar prosedur pengujian seperti
yang tecantum dalam Dokumen Kontrak. Pengujian mutu dilakukan secara
rutin dengan mengambil contoh secara acak pada lokasi-lokasi yang
ditentukan oleh Konsultan Supervisi. Secara garis besarnya pengujian
mencakup :
1) Pengujian Material Konstruksi
Pengujian ini antara lain merupakan test penentuan kehancuran
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
agregat, test ekstraksi aspal, test portland cement. Secara khusus
TAHAP II TAHUN perlu 2020
ANGGARAN

diperhatikan terhadap bahan agregat yang berasal dari lokasi


pengambilan batu serta tanah konstruksi dari borrow pit.
2) Pengujian Hasil Pekerjaan
Pengujian ini antara lain berupa test kepadatan, analisa butiran,
perkerasan, stabilitas, penetrasi aspal.
3) Pengujian Job Mix Formula (JMF)
Pengujian ini antara lain berupa test terhadap bahan campuran untuk
pekerjaan jalan, bahan agregat dan beton. Konsultan Supervisi akan
mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi pekerjaan pengujian

5-19
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

laboratorium dan pengetesan di lapangan terhadap material konstruksi


yang akan dipergunakan. Berdasarkan hasil pengujian tersebut,
Konsultan akan membuat rekomendasi berupa persetujuan dan
penolakan berikut alasan teknis sesuai dengan persyaratan teknis yang
disyaratkan dalam spesifikasi.
Pengawasan Pekerjaan di Lapangan
Pekerjaan ini merupakan dasar untuk menjamin mutu pekerjaan terlaksana
sesuai dengan spesifikasi. Selain melakukan pengawasan dan monitoring
pelaksanaan konstruksi, Konsultan pendamping membantu Konsultan
Supervisi dalam melakukan setiap usaha membantu Kontraktor guna
menyelesaikan permasalahan yang ada, menghindari kesalahan konstruksi,
mengoptimalkan biaya dan waktu pelaksanaan.
Untuk menjamin suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik maka
sebelum memulai suatu pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan surat
permintaan memulai pekerjaan (request) kepada Direksi. Dalam pengajuan
tersebut harus dilengkapi dengan penjelasan detil mengenai jenis pekerjaan,
lokasi pekerjaan, gambar rencana, perkiraan volume, rencana jadwal kerja,
metode pelaksanaan dan kelengkapan pengujian bahan yang akan
dipergunakan serta kesiapan tenaga serta material pendukung.
Konsultan Supervisi atas wewenang yang diberikan Direksi membuat koreksi-
koreksi dan meminta tambahan kelengkapan lainnya yang diperlukan. Apabila
seluruh persyaratan telah dipenuhi, maka Konsultan Supervisi akan
memberikan rekomendasi kepada Direksi yang selanjutnya menerbitkan surat
persetujuan untuk memulai atau melakukan pekerjaan tersebut.
Selama pekerjaan berlangsung, Konsultan Supervisi akan melakukan
pengawasan secara rutin dan detil terhadap metode pelaksanaan, jumlah buruh,
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
kondisi peralatan dan construction plan, tingkat dan mutu produksi,
penggunaan material yang lulus uji, pekerjaan pengujian mutu serta
keselamatan kerja. Konsultan akan menginformasikan dan memberikan saran
pemecahan permasalahan atas kekurangan-kekurangan, kerusakan-kerusakan
serta perbaikan-perbaikan yang harus segera diambil.
Selain melakukan pengawasan seperti tersebut diatas, Konsultan Supervisi
akan memonitor secara rutin terhadap tingkat produksi dan kemajuan pekerjaan
untuk disesuaikan dengan rencana kerja. Konsultan Supervisi akan membuat
laporan kegiatan harian yang mencakup seluruh aspek kegiatan pelaksanaan
pekerjaan antara lain : lokasi kerja, kondisi cuaca, jumlah tenaga, jenis dan

5-20
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

jumlah peralatan, perkiraan hasil pekerjaan serta kondisi-kondisi khusus yang


tejadi berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Rangkuman dari seluruh hasil pengawasan dan monitor ini dituangkan dalam
bentuk laporan kemajuan bulanan. Hal-hal khusus untuk penyelesaian akan
dilaporkan secara tertulis atau dengan mengadakan pertemuan yang membahas
perincian permasalahan yang ada dan usulan pemecahannya.
Pada setiap bagian pekerjaan yang telah selesai, Konsultan Supervisi akan
melakukan inspeksi akhir. Apabila pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi dan ketentuan lain dalam dokumen kontrak, Konsulan segera
membuat rekomendasi secara resmi kepada DINAAS PU/BINA
MARGAuntuk penerimaan pekerjaan. Pekerjaan akan tidak diterima yang
disebabkan oleh hasil pekerjaan yang buruk dan tidak sesuai dengan spesifikasi
akan dilaporkan kepada DINAS PU/BINA MARGAselanjutnya ditolak secara
tertulis dilengkapi dengan catatan dan alasan penolakannya.
Seperti item pekerjaan dibawah ini :
 Pekerjaan subgrade (bila ada)
 Pekerjaan struktur
 Pekerjaan drainase (bila ada)
 Pekerjaan jalan pendekat (bila ada)
 Pekerjaan aspal
 Lain-lain.
Supaya didapat perkiraan biaya yang tetap dan sesuai, maka konsultan akan
menyiapkan analisa harga satuan dari setiap jenis pekerjaan berdasarkan faktor-
faktor material, peralatan, sosial, pajak, overhead, keuntungan dan pengawasan
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
yang didapat dari keterangan-keterangan daerah setempat.
Perkiraan yang didapat dari analisa ini dibandingkan dengan proyek-proyek
sebelumnya atau pekerjaan-pekerjaan sejenis di daerah itu. Bila terjadi
perbedaan maka harus dicari sebabnya dan diadakan penelitian kembali hingga
didapatkannya harga yang sesuai untuk pekerjaan tersebut.
Perkiraan biaya galian / timbunan tanah akan dibuat berdasarkan harga satuan
yang ditentukan oleh pemerintah untuk setiap jenis poenggunaan tanah.
Dokumen-dokumen yang disiapkan antara lain sebagai berikut :
 Engineer Estimate untuk seluruh butir pembayaran.
 Jumlah pekerjaan dari setiap cara pelaksanaan yang bersangkutan.

5-21
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Semua dokumen hasil perencanaan sementara meliputi antara lain :


 Laporan
 Gambar rencana
Konsep perencanaan ini agar dikonsultasikan kepada pemberi tugas untuk
mendapatkan saran-saran tambahan yang perlu agar mendapatkan hasil yang
sesusi dengan kondisi yang ada.
 Setiap revisi / variasi atas detail pelaksanaan sementara yang dilakukan
pemberi tugas akan dimasukkan kedalam Final Quality melalui penelitian
Konsultan Supervisi.
 Semua catatan dan perhitungan pada survai lapangan dan semua kalkir
perencanaan proyek ini diserahkan kepada pemberi tugas bersamaan dengan
penyerahan perencanaan akhir.
Pengawasan Teknik Jalan
Konsultan pendamping memantau kegiatan Konsultan Supervisi, terutama
dalam pengawasan Teknik Jalan, karena merupakan produk akhir
pembangunan konstruksi jalan .Jenis pekerjaan dalam Pengawasan Teknik
Jalan dibedakan menjadi dua pekerjaan yaitu pekerjaan dengan kategori pokok
(Mayor) dan pekerjaan tidak pokok (Minor). Hubungan diantara dua kegiatan
tersebut saling berkait. Pembagian jenis kegiatan ini didasarkan atas prosentase
bobot dari masing-masing pekerjaan tersebut dan berpengaruh dengan
persiapan pendanaan, alat maupun personil. Beberapa pekerjaan jalan yang
perlu mendapatkan perhatian utama dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pekerjaan Minor
Yang termasuk dalam jenis pekerjaan ini mencakup :KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
1) Pekerjaan Pemeliharaan Jalan termasuk badan jalan, bahu jalan dan
drainase
Pekerjaan ini harus dilakukan karena mrupakan kegiatan yang diutamakan
dalam PHJD ini, Pemeliharaan rutin dilaksanakan dalam 3 cycle dan segera
dilakukan setelah penandatangan kontrak long segmen. Kalo pekerjaan ini
dilakukan dalam swakelola maka segera dilakukan pada awal januari.
2) Pekerjaan Backlog and Minor Work
Merupakan pekerjaan-pekerjaan untuk melengkapi penampang melintang
dan perkerasan yang tidak bisa dikerjakan sebagai pekerjaan rutin, Biasanay

5-22
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

pekerjaan ini seperti perbaikan saluran, pemerataan bahu jalan agar sesuai
spesifikasi, penngantian railing jembatan.
3) Pekerjaan pasangan batu
Pekerjaan ini biasanya dibutuhkan dalam pelebaran perkerasan badan jalan,
dimana lebar badan jalan yang ada kurang memenuhi sehingga diperlukan
penambahan disamping kiri dan kanan badan jalan. Pekerjaan ini sangat
berpengaruh terhadap pekerjaan lainnya yaitu pekerjaan pelebaran untuk
penghamparan base course.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan pengawasan dalam pekerjaan ini
adalah :
 Penggunaan material pasir yang sering berlumpur.
 Komposisi campuran tidak sesuai dengan spesifikasi.
 Penempatan material yang tidak tepat dan dapat mengganggu pemakai
jalan.
12)Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah meliputi penggalian untuk pelebaran badan jalan, pekerjaan
penimbunan. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam
pekerjaan ini adalah :
 Penempatan material timbunan seringkali memanfaatkan badan jalan
yang ada sehingga mengganggu pemakai jalan. Kontraktor perlu
disarankan untuk membuat dinding pembatas di sepanjang lokasi
penggalian sehingga material dapat dilokalisasikan dalam tempat-
tempat yang telah disediakan sebelum Kontraktor menyingkirkan
material tersebut. KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
 Pengangkutan material dilakukan secara rutin sehingga material
timbunan tidak memakan tempat yang banyak.

g. Pekerjaan Mayor
Beberapa pekerjaan yang termasuk dalam kategori pekerjaan utama / mayor
meliputi :
1) Pekerjaan Beton
Pekerjaan ini meliputi pengecoran bagian-bagian konstruksii jembatan yang
terbuat dari beton, sejak dari persiapan sampaii dengan diperolehnya hasil

5-23
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

kerja yang optimal. Pekerjaan ini dapat dilakukan ditempat atau dilokasi
lain bagi beton "pra-cetak".
13)Pekerjaan Perkerasan Berbutir
Pekerjaan ini meliputi penghamparan butir agregat A sesuai yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknik sebagai pondasi badan jalan. Hal ini
perlu mendapatkan pengawasan dalam pekerjaan ini adalah material harus
memenuhi kualitas yang telah ditentukan dalam spesifikasi dan komposisi
campuran ditentukan harus tetap dipertahankan dalam pelaksanaan di
lapangan.
14)Perkerasan Aspal
 Lapisan Resap Pengikat (Prime Coat)
Prime Coat ini diperlukan untuk membuat ikatan antara material
berbutir sehingga menjadi lapisan yang kompak sebelum dilapisi base
diatasnya. Hal yang perlu mendapatkan pengawasan dalam pekerjaan
ini adalah kadar campuran aspal dan minyak tanah dimana komposisi
campuran ini sangat mempengaruhi kualitas pekerjaan. Penghamparan
hendaknya dimulai 24 jam sebelum dilakukan penghamparan ATB / L.
Hal ini memberikan cukup waktu bagi peresapan material. Kendala
untuk pekerjaan ini dijumpai jika penghamparan dilakukan pada jalan
ramai, sehingga sedapat mungkin hamparan material ini dapat
dilindungi dari gangguan lalu lintas.
 Lapis Pengikat (Tack Coat)
Lapisan pengikat ini dimaksudkan untuk membuat pengikatan antara
lapisan perkerasan lama dengan lapisan yang baru. Prinsip kerjanya
sama dengan prime coat namun material pencampurannya biasanya
KONSULTAN PENDAMPING dari
PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
minyak korosin yang mudah menguap.
 Asphalt Treated Base (ATB)
Lapisan ini dimaksudkan untuk memberikan daya dukung pondasi jalan
yang kuat untuk memikul beban kendaraan yang lewat diatasnya. Hal
yang perlu dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah komposisi material
campuran yang telah dilakukan trial lapangan dengan test laboratorium
yang memenuhi. Job Mix Formula ini sebagai acuan menjaga kualitas
pekerjaan di lapangan.
 Wearing Coarse (WC)

5-24
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Lapisan ini dimaksudkan untuk melindungi pondasi badan jalan dan


rembesan air dan mencegah kausan lapisan asphalt. Sifat lapisan ini
adalah kedap air sehingga tidak mudah ditembus air. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah pengawasan
terhadap komposisi campuran dan cara penghamparan terutama pada
sambungan.

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

5-25
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

2. Pengawasan Administrasi Dan Keuangan (Termijn)

Sertifikat Bulanan

Konsultan pendamping memantau Konsultan Supervisi dalam melaksanakan


setiap usaha untuk pengendalian biaya yang berhubungan dengan proyek dari
permulaan hingga akhir tahap konstruksi sehingga tidak melampaui batas
maksimal nilai kontrak. Konsultan akan memeriksa surat penagihan
pembayaran dari Kontraktor. Jumlah pembayaran akan diteliti dan dihitung
terhadap pekerjaan terlaksana yang telah selesai dan diterima secara kuantitatif
maupun kualitatif yaitu berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan
kuantitas serta hasil pengujian mutu yang telah diperiksa dan disetujui
KONSULTAN PENDAMPING oleh
PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
Konsultan.
Sertifikat bulanan yang telah diperiksa kebenarannya oleh Konsultan akan
diteruskan kepada DINAS PU/BINA MARGA untuk pemeriksaan terakhir
serta persetujuan pembayaran.
Konsultan pendamping mengingatkan agar Konsultan Supervisi menyimpan
setiap data pembayaran proyek secara beruntun dan menjumlahkan secara
akumulasi sampai dengan data pembayaran bulanan terakhir. Disamping itu,
Konsultan akan membuat evaluasi secara berkala terhadap pekerjaan sisa yang
masih akan dilaksanakan untuk membuat perkiraan biaya. Perkiraan
keseimbangan biaya pekerjaan sisa secara berkesinambungan, dilaporkan
kepada DIRUT. Untuk itu Konsultan Supervisi agar menyiapkan jadwal

5-26
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

pembayaran berdasarkan kemajuan pekerjaan yang diperkirakan dan akan


diperbaharui secara berkala sejalan dengan kemajuan pekerjaan yang
sebenarnya termasuk adanya setiap perubahan jadwal pekerjaan.

Rencana Dan Kemajuan Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh telah ditetapkan pada tahap


pekerjaan persiapan, demikian pula jadwal kerja untuk setiap jenis kegiatan
harus diajukan oleh Kontraktor dalam surat permohonan memulai pekerjaan
dan ditetapkan sebelum pelaksanaan suatu jenis pekerjaan dimulai. Untuk itu
Konsultan pendamping mengingatkan agar Konsultan Supervisi memonitor
dan mengevaluasi jadwal kerja Kontraktor secara berkesinambungan
berdasarkan data kemajuan pekerjaan mingguan.
Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data tingkat kemajuan pekerjaan,
mendeteksi kemungkinan terjadinya keterlambatan termasuk faktor
penyebabnya dan menentukan langkah-langkah perbaikan yang harus diambil
lebih awal. Faktor penyebab keterlambatan antara lain dapat berupa kelemahan
organisasi kerja, metode pelaksanaan, program pengendalian mutu, penyediaan
material, penugasan personil, penggunaan peralatan, sub kontraktor, dan lain-
lain.
Apabila keterlambatan akan mempengaruhi critical path, Konsultan akan
segera mengadakan rapat khusus dengan Kontraktor untuk mendiskusikan
seluruh item pekerjaan yang berkaitan dengan masalah tersebut, menunjukkan
secara tepat permasalahannya, memberikan pengarahan untuk pemecahannya
dan menginstrusikan Kontraktor untuk segera mengambil tindakan.
Penyelenggaraan program kendali waktu juga dilakukan dalam rapat
koordinasi mingguan. Dalam rapat ini dikonfirmasikan data-dataPROGRAM
KONSULTAN PENDAMPING tingkat
HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
kemajuan pekerjaan mingguan terlaksana, penentu rencana kerja mingguan
selanjutnya, pelapor permasalahan dan penentu langkah-langkah perbaikan.
Dengan demikian koordinasi yang baik akan dimungkinkan tercapainya
kendali waktu pelaksanaan pekerjaan secara optimum.

Pekerjaan Tambah Kurang

Dari hasil survey lapangan dan selama periode pelaksanaan pekerjaan, terdapat
kemungkinan timbulnya perubahan beberapa jenis pekerjaan yang tertuang
dalam bentuk perintah perubahan pekerjaan. Konsultan Supervisi melakukan
evaluasi yang diperlukan sehubungan dengan rencana perubahan pekerjaan
baik yang diusulkan oleh pihak Kontraktor maupun oleh pihak Direksi.

5-27
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Selanjutnya hasil evaluasi Konsultan Supervisi ini dikoordinasikan kepada


Konsultan pendamping dan diserahkan kepada DINAS PU/BINA
MARGAuntuk evaluasi akhir pengambilan keputusan. Sebagai bahan evaluasi
Konsultan Supervisi akan menyiapkan data penunjang dan membuat analisa
terhadap :
 Rencana pendahuluan pekerjaan perubahan.
 Perimbangan kuantitas pekerjaan (Balance Sheet).
 Kebutuhan personil dan peralatan.
 Perkiraan biaya konstruksi.
 Perkiraan waktu pelaksanaan.
 Persyaratan umum dan spesifikasi teknik.
 Aspek-aspek yang mempengaruhi keseluruhan proyek.
Selanjutnya hasil evaluasi Konsultan Pendamping ini dikoordinasikan dan
dievaluasi ke Konsultan Supervisi dan diserahkan kepada DINAS PU/BINA
MARGA untuk evaluasi akhir dan pengambilan keputusan. Apabila rencana
perubahan pekerjaan diterima, Konsultan Supervisi akan menyiapkan perintah
perubahan pekerjaan untuk ditanda tangani oleh DINAS PU/BINA MARGA
dan Konsultan. Pekerjaan yang tercakup dalam perintah perubahan akan dinilai
pada harga satuan sesuai Dokumen Kontrak. Apabila jenis pekerjaan tambahan
tersebut belum tercantum didalam DokumenKontrak, Konsultan akan membuat
analisa harga satuan baru untuk dipergunakan DINAS PU/BINA MARGA
dalam penentuan harga dengan Kontraktor.

Penyelesaian Konstruksi
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
Konsultan pendamping mengingatkan Konsultan Supervisi agar menyiapkan
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu tahap penyelesaian


konstruksi secara teliti, antara lain:
1. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal penyelesaian
pekerjaan, Konsultan akan meminta dan memeriksa rencana demobilisasi
Kontraktor yang mencakup pekerjaan, peralatan konstruksi dan
laboratorium, construction plant, gedung dan kantor, gambar kerja dan
gambar terlaksana, pelaporan dan sebagainya.
2. Konsultan Supervisi melakukan inspeksi pendahuluan dan membuat daftar
koreksi kekurangan yang masih ada. Inspeksi akhir dilaksanakan untuk

5-28
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

menjamin penyelesaian yang lengkap dan memuaskan sesuai dengan


Dokumen Kontrak.
3. Konsultan Supervisi memberikan rekomendasi kepada Dinas Pu/Bina
Marga, untuk proses penerimaan proyek. Konsultan akan membantu
DINAS PU/BINA MARGA dalam pelaksanaan proses Provisional Hand
Over (PHO) yaitu dalam menyiapkan seluruh data teknis dan administrasi
yang diperlukan.
4. Selanjutnya Konsultan Supervisi melakukan pengawasan pelaksanaan
pemeliharaan pekerjaan sampai penugasan Team Konsultan Supervisi
selesai. Dalam periode ini Konsultan Supervisi akan menyusun dan
melengkapi laporan bulanan terakhir, laporan akhir serta mengajukan surat
permohonan demobilisasi.

Quality Control (Kendali Mutu)

Konsultan pendamping menekankan kepada Konsultan Supervisi akan


pentingnya Quality Control, karena berdampak pada produk akhir pelaksanaan
konstruksi. Pelaksanaan quality control dilakukan oleh Team Supervisi yang
dikoordinir oleh Supervision Engineer dari Konsultan Supervisi, untuk
menjamin bahwa mutu dari material yang dipakai oleh Kontraktor memenuhi
persyaratan spesifikasi.
Lingkup pekerjaan Quality Control termasuk pada hal-hal sebagai berikut :
1. Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari Supervision Engineer,
senantiasa memberikan informasi pada Supervision Engineer serta DINAS
PU/BINA MARGA fisik tentang kendali mutu.
5. Melakukan Supervisi terhadap penyusunan organisasi dan tata letak dari
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
laboratorium di lapangan milik Kontraktor, membantu mobilisasi
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
pengujian, serta menjamin bahwa semua keperluan laboratorium sudah
siap bila pekerjaan konstruksi dimulai dan memenuhi persyaratan yang
diminta dalam spesifikasi.
6. Melakukan supervisi terhadap pemasangan concrete mixer dan menjamin
semua peralatan yang dipakai sudah memenuhi syarat.
7. Melaksanakan supervisi kegiatan harian dari semua pekerjaan yang harus
dilakukan oleh Kontraktor untuk kendali mutu dari material / bahan
ataupun tenaga teknis laboratorium serta segera memberikan laporan
tertulis kepada Supervisi Engineer / Pemimpin Bagian Proyek fisik bila

5-29
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

ditemukan adanya penyimpangan dalam prosedur pengujian atau


kekurangan baik untuk material / bahan ataupun tenaga.
8. Menganalisa semua data pengujian kendali mutu dan usulan formula
campuran yang diajukan oleh Kontraktor untuk material beton, proses
pelaksanaan maupun formula untuk campuran yang dipergunakan untuk
dikerjakan.
9. Evaluasi terhadap ketetapan prosedur pekerjaan pengujian yang
dilaksanakan Kontraktor, pemilihan sumber material, pengawasan mutu
bahan maupun tenaga, dan segera melaporkan secara tertulis pada
Pemimpin Bagian Proyek Fisik bila terdapat kekurangan dalam prosedur
pengujian yang dilakukan, atau kekurangan dari bahan atau kwalitas tenaga
dalam pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pada paket kontrak yang
digunakan.
10. Memeriksa dan meringkas semua data tentang kendali mutu serta memberi
usulan dan menerima atau menolak usulan Kontraktor tentang campuran
meterial beton, dan bahan-bahan yang digunakan.
11. Membantu tugas laboratorium, khususnya dalam penyiapan laporan
kendali mutu yang harus dikirim kepada Pemimpin Bagian Proyek Fisik.
12. Bekerjasama dengan proyek (Project Officer / PO) mempersiapkan
petunjuk dan latihan semua personil lapangan dalam menentukan metode
desain campuran beton, dan menjamin bahwa formulir baku untuk
pengujian di laboratorium telah digunakan dengan baik sesuai dengan buku
4 dari Dokumen kontrak pekerjaan fisik guna catatan data mengenai
pengujian desain campuran.
13. Menyiapkan rencana kerja detail untuk KONSULTAN
pekerjaan penyelidikan
PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
(Investigation) termasuk pemboran atau sondir bilaTAHAP
diperlukan dan2020
II TAHUN ANGGARAN

mengkoordinasikan semua kegiatan Team Supervisi Lapangan dalam


melaksanakan rencana kerja dilapangan.
14. Mengirim ke Supervision Engineer sebelum tanggal 14 setiap bulan
ringkasan hasil pengujian kendali mutu bulanan yang diperoleh dari bulan
sebelumnya untuk dikirim kepada Project Officer (PO). Laporan harus
berisi semua data ringkasan pengujian laboratorium.

Manajemen Lalu Lintas Dan Keselamatan Kerja

Konsultan pendamping mengingatkan Konsultan Supervisi akan pentingnya


Manajemen Lalulintas dan Keselamatan Kerja, karena sangat berpengaruh

5-30
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

terhadap waktu pelaksanaan Pekerjaan ini yang dengan volume lalu lintas yang
cukup padat memerlukan pengaturan lalu lintas dan metoda pelaksanaan yang
lebih khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan pekerjaan survai maupun
pelaksanaan pekerjaan konstruksinya agar arus lalu lintas yang ada tetap terjaga
kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa aman melewatinya sesuai dengan
tujuan dari pembangunan itu sendiri. Manfaat yang didapatkan pada
pemeliharaan lalu lintas yang baik selama pelaksanaan memberikan
keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih baik pula.
Situasi semacam itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-
persoalan yang diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya akan
menghambat pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri.
Untuk itulah pada proyek pembangunan tersebut diatas perlu dibuat sistem
pengaturan lalu lintas yang baik dan memenuhi standar.
Penyajian rencana pemeliharaan lalu lintas selama masa pelaksanaan
pembangunan jalan dimaksudkan menyampaikan gambaran masalah yann ada
dan yang diperkirakan terjadi pada masa pelaksanaan.
Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan akan ada beberapa
aktivitas antara lain :
 Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi
jalan.
 Pekerjaan perkerasan jalan.
 Pembongkaran beton.
 Pemasangan form work.
 Pengecoran beton. KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
 Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi.
 Pekerjaan lainnya.
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan
keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek.
Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang
optimal dan sesedikit mungkin akibat buruk yang ditumbulkannya.
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan dibagian luar
yang sudah diperkeras bisa dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk
kendaraan penumpang sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatif lain dengan

5-31
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

membuat jalur baru dengan memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi
pekerjaan tersebut.
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah
dengan penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan
keluar dari lokasi proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di
atas adalah cara pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian
haruslah memperhatikan wawasan lingkungan.
Tanah yang dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer
di atas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin
dan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya
menghambat arus lalu lintas yang ada.
Didalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria penanganan
dibagi menjadi 2 bagian :
 Pelayanan umum
 Keselamatan kerja
1. Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :
a. Efektivitas Sistem Informasi
Sistem informasi bersifat pemberitahuan kepada calon pemakai jalan
selama pelaksanaan yang tujuannya memberikan informasi bahwa
akan ada proyek pembangunan.
Sistem ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu :
 Melalui media cetak yang bersifat pengumuman.
 Pembagian “pamflet” KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
b. Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat dilakukan
dengan perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan
dengan menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
2. Keselamatan Kerja
Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai
berikut :

5-32
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

c. Disiplin Kerja
 Pengendalian pelaksanaan di lapangan secara ketat dan terus
menerus dimonitor dengan perlengkapan komunikasi untuk dapat
saling berhubungan setiap saat dengan cepat.
 Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian proyek sesuai
jadwal yang telah ditetapkan.
d. Peniadaan Kecelakaan Fatal
 Pembuatan sesuai dengan standar perambuan.
 Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi sebagai
penciptaan kerapian kerja sepanjang daerah proyek (kiri dan kanan)
dan diberi lampu-lampu agar mudah terlihat pada malam hari.
Kecelakaan lalu lintas adalah aspek negatif dari meningkatnya mobilitas
transportasi. Keseimbangan antara mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi
kendaraan dan penyediaan prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur yang
menentukan mobilitas transportasi yang semakin dinamis, cepat dan semakin
nyaman sesuai dengan tuntutan keadaan.
Ketidak seimbangan dari salah satu unsur tersebut di atas dalam beradaptasi
akan menyebabkan kesenjangan yang cenderung kepada terjadinya kecelakaan.
Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang beroperasi baik pada tahapan
perencanaan maupun tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada
terjadinya kecelakaan yang setiap saat bisa terjadi. Untuk itulah maka
diperlukan persyaratan keselamatan kerja pada pelaksanaan proyek yang
berbeda pada ruas jalan yang sedang beroperasi.
Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa faktor keselamatan kerja yang terkait
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
antara lain : TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

 Faktor perambuan darurat.


 Sistem transportasi pada lokasi proyek.
 Atribut pada tenaga kerja.
 Asuransi / jaminan tenaga kerja.
 Dan lain-lain.
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang
ditangani dan melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja
dari pada semua eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran
progress yang hendak dicapai.

5-33
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan


sebagai berikut :
1) Perambuan Darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan pada tahap pelaksanaan
pun mempunyai andil besar dalam keselamatan kerja yang memberikan
rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para pekerja yang berada
pada daerah perambuan.
Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya
rambu peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk, juga
rubber cone serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta jaraknya
seperti ditunjukkan pada keperluan “rambu darurat”.
Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur
yang beroperasi yang diletakan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas
dicat dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada setiap jarak tertentu
diberi tanda “spot light” atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot
lampu pada malam hari. Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti
spot light.
15)Sistem Transportasi Pada Lokasi Proyek
Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :
 Pintu keluar / masuk kendaraan proyek pada daerah kerja ditentukan,
rute perjalanan pembuangan dibuat searah dengan arus lalu lintas, pada
prinsipnya tidak boleh ada arah crossing sehingga tidak ada konflik.
Dump truck yang menunggu giliran pengangkutan, antri dan berderet ke
belakang namun harus masih tetap dalam area perambuan.
 Untuk pengangkutan tanah, tiap dump truckKONSULTAN
harus PENDAMPING
dilengkapi PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
dengan
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
penutup bak belakang. Ini dimaksudkan agar tanah yang diangkut tidak
tercecer dimuka jalan, sebab tanah yang tercecer tersebut sangat licin
bila sedikit saja kena air hujan dan ini dapat mengakibatkan kecelakaan
fatal.
 Mobilisasi peralatan berat ke lapangan juga harus memperhatikan
keselamatan dari peralatan maupun operatornya, dan bila perlu minta
bantuan pengawal dari pihak kepolisian.
h. Atribut Pada Tenaga Kerja
Semua tenaga kerja disarankan mengenakan atribut yang mudah dikenal dan
terlihat dari jarak yang cukup jauh dan ini bisa terpenuhi dengan pemakaian

5-34
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

baju rompi refleksionis warna orange menyolok yang harus selalu dikenakan
pada saat melaksanakan tugas.
Penggunaan topi di lapangan juga dianjurkan, sebab sangat membantu
mengurangi keletihan akibat terik matahari. Bekerja pada kondisi badan letih
yang dipaksakan apalagi di jalan yang padat lalu lintas yang beroperasi sangat
membahayakan dan mengurangi akurasi kerja.
i. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
Jaminan perlindungan keselamatan tenaga kerja pada daerah beresiko tinggi
adalah mutlak diperlukan. Setiap tenaga kerja tersebut harus dijamin dengan
asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal dengan Jamsostek.

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

5-35
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

5-36
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

5-37
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

Penerapan Aspek GESI (Gender, Equality and Social Inclusion) dan Keselamatan
Jalan

PHJD merupakan program multisector yang juga sangat memperhatikan isu


lintas sectoral seperti GESI, dan keselamatan jalan. Kesetaraan gender adalah
kesamaan kondisi bagi laki laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan
dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi
dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan serta
kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.

5-38
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Di dalam PHJD perihal kesetaraan gender dilakukan sejak tahap perencanaan


sampai dengan pelaksanaan sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun
2000 tentang Pengarus Utamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional
dan Keputusan Menteri PUPR No.134/KPTS/M/2011 tentang Pembentukan
PUG Kementrian PUPR, serta peraturan terkait lainnya. Strategi yang dibangun
sudah memasukan aspek gender dalam tahapan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan.
Selain itu, Kementerian PUPR telah memperhatikan dan menerapkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.02/2009 tentang Perencanaan dan
Penganggaran Responsif Gender (PPRG). Saat ini, Bappenas sedang
mengembangkan Strategi Nasional untuk PPRG 2019-2030.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan antara lain sebagai berikut:
 Memberikan kesempatan yang sama untuk pekerja tanpa melihat
perbedaan gender dimana hal ini akan dicantumkan dalam dokumen
lelang, kontrak dan swakelola dan diimplementasikan.
 Memberikan upah dan gaji yang sama bagi pekerja tanpa melihat
perbedaan gender untuk jenis pekerjaan dan jabatan yang sama/setara.
 Mendorong Konsultasi Publik dan kegiatan FLLAJ untuk dihadiri oleh
30% peserta perempuan dan konsultasi ini melibatkan penyandang
disabilitas.
 Meningkatkan kesadaran kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam
pelaksanaan proyek dan kegiatan PHJD, contohnya pada saat sebelum
serah terima pekerjaan melibatkan penyandang disabilitas untuk uji coba
menggunakan prasarana.
Kegiatan tersebut diatas perlu dicantumkan ke dalam Rencana Aksi GESI
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
PHJD. Konsultan Pendamping akan membantu PIU dalam menyiapkan dan
melaksanakan program tesebut.
Penanganan Disabilitas, Program PHJD mencakup untuk penanganan dan
penyediaan fasilitas bagi orang yang mempunyai keterbatasan untuk dapat
mengakses ke infrastruktur jalan khususnya bagi penyandang disabilitas.
Kegiatan untuk hal tersebut meliputi:
1. Konsultasi publik dengan kelompok disabilitas. Pertemuan dengan
pemangku kepentingan dengan melibatkan penyandang disabilitas guna
penyiapan konsep manual fasilitas penyandang disabilitas (tunanetra dan
tunadaksa).

5-39
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia penyelenggara jalan terkait


konsep fasilitas penyandang disabilitas, antara lain:
a) Implementasi prinsip desain yang ramah terhadap kebutuhan
penyandang disabilitas mengacu kepada ketentuan Kementerian
PUPR.
b) Pelatihan peningkatan kapasitas tentang prinsip desain dan fitur
desain fasilitas penyandang disabilitas bagi pemangku kepentingan
terkait (Pemerintah, sektor swasta, penyandang disabilitas dan
masyarakat umum).
3. Implementasi dan percontohan atas aplikasi desain standar, antara lain:
a) Jalan perkotaan tertentu menjadi percontohan aplikasi desain standar
yang untuk berikutnya dapat di replikasi ditempat lainnya.
b) Indentifikasi permasalahan akses di jalan antarkota dimana desain
desain standar dapat diterapkan.
4. Monitoring untuk aplikasi desain standar, mencakup:
a) Pengawasan yang intens atas pekerjaan swakelola dan kontrak untuk
memastikan desain desain standar dan spesifikasi diterapkan.
b) Verifikasi hasil pekerjaan akan dilakukan pengecekan apakah desain
dan spesifikasi sudah diterapkan dalam proyek yang terkait.

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

Gambar: Trotoar Ramah Disabilitas dan Gender

5-40
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Perlindungan Anak, Semua pekerjaan dan jasa yang didanai melalui PHJD
harus mematuhi peraturan yang ada di Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak. Sebagaimana dimaksud dalam peraturan ini, anak
adalah orang dengan umur di bawah 18 (delapan belas) tahun. Semua
konsultan, kontraktor, konsultan supervisi, sub-kontraktor, pemasok atau pihak
lain yang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan melalui PHJD karena itu
harus memastikan bahwa semua staf yang dipekerjakan, baik secara permanen
atau sementara, yang berusia 18 (delapan belas) tahun atau lebih. Tidak ada
pengecualian yang bisa dipertimbangkan (zero tolerance).
Tindakan-tindakan berikut harus dilaksanakan untuk melindungi anak-anak
dari eksploitasi ekonomi:
 PIU akan melaksanakan desimenasi atas ketentuan yang relevan dari
undang-undang yang berkaitan dengan perlindungan anak di semua
pertemuan pra-kontrak konstruksi yang melibatkan PPK, kontraktor dan
konsultan supervisi.
 PIU harus menjamin ketentuan perlindungan anak dan langkah-langkah
yang harus dilaksanakan dengan memastikan desimenasi di semua
kegiatan konsultasi publik.
 Dinas PU melibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan
Anak di tingkat provinsi/kabupaten dalam melaksanakan pelatihan
tentang perlindungan anak kepada PPK, kontraktor dan konsultan
supervisi sebelum dimulainya pekerjaan untuk setiap kontrak.
 Semua dokumen tender/kontrak yang dikeluarkan oleh Dinas PU
mencantumkan persyaratan tentang tenaga kerja adalahPENDAMPING
KONSULTAN umur 18PROGRAM
(delapanHIBAH JALAN DAERAH
belas) tahun atau lebih. TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

 Konsultan Supervisi memiliki tanggung jawab utama untuk memantau


kepatuhan terhadap peraturan Perlindungan Anak di lapangan, dan
semua yang terlibat dalam PHJD memiliki kewajiban untuk melaporkan
setiap masalah perlindungan anak jika ada.
 Dinas PU atau instansi terkait akan menjatuhkan sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk pelanggaran peraturan perlindungan anak.
 Pelanggaran terhadap ketentuan perlindungan anak, dikenakan sanksi
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
Keselamatan Jalan, Pertimbangan aspek keselamatan jalan dilakukan untuk
pembangunan jalan baru, peningkatan kapasitas, pemeliharaan rutin dan

5-41
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

berkala. Review/pengkajian/pemeriksaan keselamatan jalan paling tidak


dilakukan pada tahap penyiapan DED, konstruksi jalan, maupun sebelum serah
terima sementara/PHO (Partial Hand Over). Dalam penanganan pekerjaan jalan
harus memenuhi kaidah keselamatan jalan, termasuk didalamnya perlengkapan
jalan namun tidak terbatas pada rambu, marka, pagar pengaman (guard rail),
patok pengarah (guide post). Pekerjaan kelamatan jalan akan mengikuti
Permenhub No PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas.

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

5-42
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Gambar : Zona Keselamatan Sekolah yang Ramah Anak dan gender

Persiapan Verifikasi

Untuk mendapatkan Reimbursement dari Kementerian Keuangan, Tim Teknis


yang diketuai oleh unsur dari Pusat Fasilitasi Infraatruktur Daerah (PFID)
Sekretariat Jenderal Kementarin PUPR beserta unsur-unsur dari kementerian
lain, balai jalan dan bali trasnportasi darat akan melakukan verifikasi yang
dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu:
Tahap 1: Bulan Maret-April 2020, memastikan item-item tata kelola tahap I sdh
dilaksanakan dan telah dilakukan tanda tangan kontrak baik konsultan maupun
kontraktor. Pada tahap I, Konsultan Pendamping tdak bisa PENDAMPING
KONSULTAN melakukan karena
PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
belum kontrak. Namun Konsultan pendamping akan melakukan pengecekan
ulang apa kekurangannya sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut
Tahap II: Bulan Juli, Tim teknis akan melakukan verifikasi atas item2 tata
kelola/institusi dimasing-masing OPD sebagai dasar pengajuan insentif dan
verifikasi atas pencanpian pekerjaan fisik dan konsultan supervise berdasarkan
dokumen SP2D. Konsultan pendmping akan mendampingi PIU untuk
mamastikan item2 yang akan diverifikasi dapat terpenuhi dan menyiapkan
dokumen2 administrasi SP2D. Selain itu, sebelum dilakukan verfikasi tahap II,
pada bulan Juni akan dilakukan asesmen Teknik oleh Konsultan Verifikasi atas
pekerjaan yang sudah dilakukan dan memberian masukan atas pekerjaan yang
belum sesuai dengen ketentuan teknis dan PMM. Dalam hal ini Konsultan

5-43
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Pendamping akan memantau agar kontraktor dan konsultan supervisi


mengerjakan apa yang direkomendasikan oleh konsultan verfikasi.
Tahap II: Bulan November, Tim teknis akan melakukan verifikasi atas item2
tata kelola/institusi dimasing-masing OPD sebagai dasar pengajuan insentif dan
verifikasi atas pencapaian kesleuruhan pekerjaan fisik yang memenuhi aspek
teknis dan fungsi. Konsultan pendmping akan mendampingi PIU untuk
mamastikan item2 yang akan diverifikasi dapat terpenuhi dan menyiapkan
dokumen2 administrasi serta memastikan semua pekerjaan telah dilaksanakan
serta memenuhi aspek fungsi dan teknik. Selain itu, sebelum dilakukan
verfikasi tahap III, pada bulan Oktober akan dilakukan asesmen Teknik oleh
Konsultan Verifikasi atas pekerjaan yang sudah dilakukan dan memberian
masukan atas pekerjaan yang belum sesuai dengen ketentuan teknis dan PMM.
Dalam hal ini Konsultan Pendamping akan memantau agar kontraktor dan
konsultan supervisi mengerjakan apa yang direkomendasikan oleh konsultan
verfikasi sebelum verifikasi dilakukan.
Untuk itu Konsultan Pendamping akan memastikan bahwa pekerjaan
kontraktor datap memenuhi aspek-aspek terutama meliputi:
• teknis geometrik jalan, terutama kemiringan chamber badan jalan 2-3 %
dan kemiringan bahu jalan 4-5 %;
• teknis struktur perkerasan jalan, hasru memenuhi ketebalan dan kekuatan
sesuai dokumen perencanaan;
• teknis struktur bangunan pelengkap jalan, seperti jembatan sdh
dibersihkan;
• teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan, drainase tersedia/dibersihkan dan
berfungsi, bahu jalan diperkeras dengan beton K175 tebal 15 cm;
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
• teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu-lintas meliputi
pemenuhan terhadap kebutuhan alat-alat manajemen dan rekayasa lalu-
lintas yang mewujudkan petunjuk, perintah, dan larangan dalam berlalu-
lintas, marka jalan, dan Zona Keselamatan Sekolah (ZOSS)
• teknis perlengkapan jalan meliputi pemenuhan terhadap spesifikasi teknis
konstruksi alat-alat manajemen dan rekayasa lalu-lintas.
• Kegiatan pemelharaan rutin dilakukan dalam 3 cycle, termasuk
pemotongan rumput, pembersihan gorong2/drainase
Konsultan pendmping akan memastikan kelengkapan administrasi kegiatan
konstruksi diantaranya seperti:

5-44
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

• Surat Permohonan Verifikasi


• Dokumen PHO
• Jaminan pemeliharaan
• Dokumen Tanah (Berita Acara Serah Terima Lahan Bebas dan Sertifikat)
• Rencana Teknik Akhir (RTA) dan Perubahannya
• Dokumen Lingkungan (Amdal, RKL, RPL, UKL)
• Dasar Ijin Penyelenggaraan Jalan dan Legalitas Pembangunan Jalan
• Leger Jalan
• As Build Drawing

Hasil Pekerjaan Konstruksi yang diharapkan

Berikut ini menggambarkan contoh beberapa hasil pekerjaan konstruksi yang


diharapkan. Konsultan Pendamping akan mengoptimalkan tenaga ahli agar
output tersebut dapat tercapai,

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

5-45
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

5-46
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

 Merekomendasikan solusi teknis terhadap masalahKONSULTAN


teknik pelaksanaan PHJD
PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
kepada PFID dan Penerima PHJD;
 Membantu daerah dalam menjalankan program aset manejemen jalan
(PKRMS)
 Membantu Program Implementation unit (PIU), Dinas Pekerjaan
Umum/Bina Marga, Forum Lalu Lintas Jalan (FLLAJ) dan dinas terkait
lainnya (Sekda, Diansa Keunagan, Bappeda, Unit Pengadaan, Dinas
Pariwisast, Dinas Perhubungan) dalam menajalankan program PHJD
 Memastikan agar Pemerintah Daerah dapat memahami dan melaksanakan
PMM (Program Manajemen Manual) PHJD.
 Melakukan kegiatan training/workshop/FGD terkait PHJD

5-47
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

 Melakukan perjalanan dinas/survei di Provinsi/ Kabupaten yang


dibutuhkan/diperintahkan oleh pengguna jasa.
 Melakukan kegiatan lain yang dibutuhkan/ diperintahkan oleh pengguna jasa
seperti FGD/ Workshop terkait PHJD.
Konsultan akan melaksanakan training/workshop/FGD diantaranya
1. Training inetranal Konsultan dengan mengundang nara sumber dari
konsultan yang sudah ada (KIAT) dan Kemen PUPR
2. Training kepada daerah penerima hibah, konsultan pengawas, kontraktor
diantaranya:
 survey inventarisasi dan kondisi jalan
 Pemrograman dan Penganggaran dg PKRMS
 Pengadaan
 Spesifikasi Umum 2018
 Detail design
 Pengawasan Pekerjaan
 GESI
 Keselamatan Jalan dll
3. Tahap Review dan Analisa Hasil
 Kegiatan konsolidasi, konfirmasi dan koordinasi
 Konsolidasi dan konfirmasi hasil
 Koordinasi progress
 Koordinasi konsultan-tim teknis
 Koordinasi stakeholder
4. Tahap penyusunan laporan :
 Laporan utama KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
 Laporan pendukung
1. Pelaporan
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
b. Laporan Pendahuluan, memuat:
 Pemahaman Konsultan terhadap pelaksanaan studi yang harus
dilakukan;
 Pendekatan dan metolodogi pelaksanaan dan alat analisis yang akan
dipergunakan;

5-48
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

 Organisasi Pelaksanaan dan tenaga pelaksana yang akan ditempatkan


dalam studi ini; Rencana kerja dan jadual pelaksanaan studi serta
pengumpulan data yang harus dilakukan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 4 minggu sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5 buku laporan dan 1 flashdisk berisi Laporan
Pendahuluan beserta data pendukung.
c. Laporan Bulanan
Laporan ini berisi termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
 Penjelasan tentang latar belakang kegiatan
 Kegiatan bulan berjalan
 Rencana bulan berikutnya
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya minggu keempat pada setiap
bulan, diterbitkan sebanyak 5 buku laporan dan 1 flashdisk berisi Laporan
Bulanan beserta data pendukung.
d. Laporan Akhir
 Pelaksanaan kegiatan konsultansi secara keseluruhan;
 Rekomendasi Konsultan sebagaimana kesimpulan atas temuan serta hasil
analisis yang dilakukan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 24 minggu sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5 buku laporan dan 1 flashdisk berisi Laporan Akhir
5. Tahap Finalisasi
 Penyusunan Materi
 FGD
 Diskusi teknis/Rapat produk
KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
 Workshop TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

Secara umum metodologi pelaksanaan pekerjaan lebih dititikberatkan pada proses


dan tahapan kerja yang berkesinambungan yang mana garis besar pelaksanaan
pekerjaan akan dibagi kedalam beberapa kegiatan pekerjaan yang dapat dijelaskan
sebagai berikut (seperti diperlihatkan pada gambar berikut) :

5-49
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

TAHAPAN PERSIAPAN TAHAPAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN TAHAPAN REVIEW DAN TAHAPAN


ANALISA HASIL FINALISASI
• Memastikan agar Pemerintah
Daerah dapat memahami dan
melaksanakan PMM (Program
Manajemen Manual) PHJD mulai
survey kondisi jalan, perencanaan,
• Tinjauan Pustaka dan penganggaran, pengadaan
Peraturan Perundangan penyedia jasa, pelaksanaan dan
• Jadwal & Rencana Kerja pengawasan kontruksi, persiapan
• Pemetaan siklus PHJD melalui verifikasi dan pemenuhan atas
PMM item tata kelola dan persyaratan
pengajuan reimbursement.
• Membantu daerah dalam
menjalankan program aset
manejemen jalan (PKRMS)

• Identifikasi Mekanisme
Merekomendasikan solusi teknis
pelaksanaan PHJD
terhadap masalah teknik pelaksanaan Manajemen
• Indentifikasi Awal Masalah dan LAPORAN AKHIR
PHJD kepada PFID dan Penerima Pelaporan
kendala pelaksanaan PHJD
PHJD;
• Hubungan antar unit kerja

Melakukan monitoring
Mengumpulkan data dan informasi dan evaluasi kegiatan
• Penyiapan metodologi dan atau permasalahan HASIL
tentang kegiatan/permasalahan teknik
mekanimse dan tata laksana teknik & tata kelola pada PELAKSANAAN
dan tata kelola pada penyelenggaraan
pelaksanaan PHJD sesuai PMM penyelenggaraan PHJD PENDAMPINGAN
PHJD baik Provinsi dan Kabupaten;
• Menyiapkan format baik Provinsi/
monitoring dan evaluasi Kabupaten.
• Keterkaitan PHJD lintas
Membantu Program Implementation
sektoral
unit (PIU), Dinas Pekerjaan Umum/Bina
Marga, Forum Lalu Lintas Jalan (FLLAJ)
dan dinas terkait lainnya (Sekda, Diansa
Keunagan, Bappeda, Unit Pengadaan,
Dinas Pariwisast, Dinas Perhubungan)
dalam menajalankan program PHJD

5-50
LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN BULANAN/PROGRESS LAPORAN DRAFT AKHIRAKHIR
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

5.3. PROGRAM KERJA


Pendampingan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh fasilitator atau
pendamping masyarakat atau unit organisasi dalam berbagai kegiatan
program. Fasilitator bertugas lebih sebagai pendorong, penggerak,
katalisator, motivator, sementara pelaku dan pengelola kegiatan adalah
masyarakat atau unit organisasi sendiri. Pendampingan sebagai suatu
strategi yang umum digunakan oleh pemerintah dan lembaga non profit
dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas dari sumber daya manusia,
sehingga mampu mengindentifikasikan dirinya sebagai bagian dari
permasalahan yang dialami dan berupaya untuk mencari alternative
pemecahan masalah yang dihadapi.
Kemampuan sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh keberdayaan
dirinya sendiri. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kegiatan pemberdayaan
disetiap kegiatan pendampingan. Suharto (2005,h.93) mengurakan bahwa
pendampingan merupakan satu strategi yang sangat menentukan
keberhasilan program pemberdayaan masyarakat, selanjutnya dikatakannya
pula dalam kutipan Payne (1986) bahwa pendampingan merupakan strategi
yang lebih mengutamakan “making the best of the client’s resources”.
Kementerian PUPR melalui PFID mempunyai tanggung jawab untuk
memastikan agar pemerintah daerah melaksanakan program PHJD secara
optimal sehingga kualitas pekerjaan konstruksi dan tata kelola
penyelenggaraan jalan daerah dapat meningkat serta nilai reimbursement
menjadi maksimal. Untuk itu diperlukan pendampingan secara teknis
kepadda daerah selama masa program berjalan melalui penunjukan
konsultan pendamping PHJD. KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
Konsultan Pendamping Program Hibah Jalan Daerah merupakan Program
Management Unit (PMU) yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR. Tugas PMU adalah sebagai
berikut:
1) Melaksanakan semua kegiatan manajemen, koordinasi, monitoring, dan
sinkronisasi pelaksanaan program serta koordinasi lintas instansi
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten pada pelaksanaan PHJD;
2) Membantu Tim Teknis melakukan sosialisasi PHJD;

5-51
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

3) Membantu Tim Teknis melakukan review teknis terhadap proposal


PHJD dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten dan memberikan
rekomendasi teknis jika diperlukan/diminta;
4) Membantu Tim Teknis menyiapkan daftar usulan provinsi/kabupaten
calon penerima hibah dan usulan alokasi hibah kepada Kementerian
Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;
5) Membantu Tim Teknis memberikan pembinaan teknis kepada
Pemerintah Provinsi/Kabupaten penerima hibah selama pelaksanaan
program di daerah penerima hibah;
6) Membantu Tim Teknis memfasilitasi Pemerintah Provinsi/Kabupaten
dalam melaksanakan PHJD sesuai dengan rencana tahunan pelaksanaan
hibah yang diajukan;
7) Membuat laporan bulanan dan triwulan tingkat kemajuan pelaksanaan
PHJD;
8) Melakukan koordinasi pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi program
di provinsi dan kabupaten.

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

Dalam pelaksanaan tugasnya PMU dibantu oleh Konsultan


Verifikasi/VTASC dan Konsultan Pendamping (PIC). Upaya untuk

5-52
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

melaksanakan pekerjaan dengan tujuan agar hasil atau produk seperti yang
diharapkan dalam KAK dan sesuai dengan waktu yang ditentukan yakni
selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.
Maka diperlukan suatu program kerja yang tepat dan akurat serta susunan
kerja yang harmonis antara anggota tim pelaksana, yang mengacu pada
jadwal pelaksanaan pekerjaan. seperti yang akan dijelaskan berikut ini.

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan hal yang paling awal dalam pelaksanaan
pekerjaan ini. Tahap persiapan meliputi :
 Melakukan persiapan dalam rangka mobilisasi dan koordinasi;
Tahapan persiapan mempunyai fokus utama studi atau menggali
sumber-sumber literatur dan ketentuan yang berlaku, melakukan
mobilisasi tenaga ahli, penyusunan metodologi dan persiapan
inventarisasi data yang relevan dengan pekerjaan.
Untuk kegiatan ini Tim Konsultan akan kerkonsultasi khususnya
ketentuan peraturan perundangan yang berlaku untuk menunjang
kelancaran kegiatan. Untuk kegiatan ini, akan selalu berkoordinasi
dengan Tim Teknis untuk memperoleh data yang relevan dengan
kegiatan.
 Menggali dan melakukan kajian literatur dan kebijakan terhadap
dokumen terkait dengan judul pekerjaan; Tahapan Studi Literatur
untuk memahami ruang lingkup tugas pekerjaan dan metodologi
pelaksanaan, pengumpulan dan kompilasi data yang dapat
mendukung pelaksanaan
Untuk tahapan kegiatan ini, Tim Konsultan KONSULTAN
akan berkonsultasi dan
PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
berdiskusi dengan Tim Teknis untuk memperoleh arahan dan target
hasil pekerjaan ini.
2. Tahap Pelaksanaan Pendampingan
Tahap ini adalah tahap utama dala kegiatan pendampingan. Sebagai
halnya yang disampaikan KAK dan uraian tugas pendamping dalam
PMM berikut kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
pendampingan:
a. Memberikan dukungan/pendampingan kepada daerah penerima
PHJD dalam melaksanakan programnya dari mulai survey kondisi
jalan, perencanaan, penganggaran, pengadaan penyedia jasa,

5-53
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

pelaksanaan dan pengawasan kontruksi, persiapan verifikasi dan


pemenuhan atas item tata kelola dan persyaratan pengajuan
reimbursement.
b. Merekomendasikan solusi teknis terhadap masalah teknik
pelaksanaan PHJD kepada PFID dan Penerima PHJD;
c. Membantu daerah dalam menjalankan program aset manejemen
jalan (PKRMS)
d. Membantu Program Implementation unit (PIU), Dinas Pekerjaan
Umum/Bina Marga, Forum Lalu Lintas Jalan (FLLAJ) dan dinas
terkait lainnya (Sekda, Diansa Keunagan, Bappeda, Unit
Pengadaan, Dinas Pariwisast, Dinas Perhubungan) dalam
menajalankan program PHJD
e. Memastikan agar Pemerintah Daerah dapat memahami dan
melaksanakan PMM (Program Manajemen Manual) PHJD.
3. Evaluasi atas Hasil Pendampingan
Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan atau permasalahan teknik
dan tata kelola pada penyelenggaraan PHJD baik Provinsi dan
Kabupaten, serta mendiskusikannya dengan pengguna; Hasil pekerjaan
memenuhi syarat/ketentuan yang telah ditetapkan apabila sesuai dengan
uraian berikut:
 Untuk hasil pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan kontrak/tidak
memenuhi persyaratan spesifikasi akan dilakukan pengujian dan
penelitian yang lebih lanjut serta memberikan rekomendasi kepada
PIU untuk memperbaiki hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dengan diberikan waktu untuk perbaikan sesuai PROGRAM
KONSULTAN PENDAMPING waktu HIBAH JALAN DAERAH
TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020
yang diperlukan secara teknis namun tidak boleh melampaui batas
akhir waktu pelaksanaan konstruksi di dalam kontrak;
 Dalam hal perbaikan pekerjaan telah dilaksanakan, maka akan
dilakukan verifikasi kembali untuk memastikan bahwa pekerjaan
tersebut telah sesuai ketentuan, dan pekerjaan tersebut berhak
mendapat pembayaran;
 Dalam hal perbaikan tidak dilaksanakan maka pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan dan kontrak tidak akan mendapat pembayaran
senilai output yang tidak memenuhi syarat;
4. Tahapan pemantapan konsep /rumusan

5-54
PFID –
SETJEN
PUPR
KONSULTAN

Tahapan terakhir merupakan tahapan pemantapan konsep keluaran hasil


melalui konsultasi dengan Tim Teknis (Project Officer), untuk dapat
merumuskan hasil pelaksanaan dan menyusun masukan teknis dalam
rangka perumusan PHJD kedepannya.
5. FGD dan Workshop
Pelaksanaan FGD/Workshop dilakukan pada saat mengidentifikasi dan
merumuskan pokok-pokok masalah dan hasil evaluasi dan pada saat
menyusun rumusan hasil.
6. Menyusun Rekomendasi dan Hasil Kegiatan
Selanjutnya Tim Konsultan menyusun rumusan hasil pelaksanaan dan
merangkum seluruh pencapaian pelaksanaan kegiatan serta memberikan
rekomendasi bagi pengembangan PHJD.

KONSULTAN PENDAMPING PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH


TAHAP II TAHUN ANGGARAN 2020

5-55

Anda mungkin juga menyukai