Takikardi Supraventrikular: Pendahuluan
Takikardi Supraventrikular: Pendahuluan
PENDAHULUAN
Aritmia merupakan kelainan irama jantung yang sering dijumpai. Aritmia
adalah irama jantung di luar irama sinus normal. Istilah aritmia sebenarnya
tidak tepat karena aritmia berarti tidak ada irama. Oleh karena itu sekarang
lebih sering dipakai istilah disritmia atau irama tidak normal.1
Takikardi supraventrikular (TSV) adalah satu jenis takidisritmia yang
ditandai dengan perubahan frekuensi jantung yang mendadak bertambah
cepat menjadi berkisar antara 150 sampai 280 per menit. TSV merupakan
jenis disritmia yang paling sering ditemukan pada usia bayi dan anak.
Prevalensi TSV kurang lebih 1 di antara 25.000 anak lebih. Serangan
pertama sering terjadi sebelum usia 4 bulan dan lebih sering terjadi pada
anak laki-laki daripada perempuan sedangkan pada anak yang lebih besar
prevalensi di antara kedua jenis kelamin tidak berbeda.1,2
Pengenalan secara dini jenis takidisritmia ini sangat penting, terutama
pada bayi karena sifatnya yang gawat darurat. Diagnosis awal dan
tatalaksana SVT memberikan hasil yang memuaskan. Keterlambatan dalam
menegakkan
diagnosis
dan
memberikan
terapi
akan
memperburuk
bagian
yang
mengalami
blokade
tadi
setelah
masa
miokard
yang
seharusnya
menerima
rangsang
untuk
dimulainya kontraksi. Blokade ini dapat terjadi pada tiap bagian sistem
hantaran rangsang mulai dari nodus SA atrium, nodus AV, jaras HIS,
dan cabang-cabang jaras kanan kiri sampai pada percabangan
purkinye dalam miokard.
c. Gangguan pembentukan dan konduksi rangsangan
Gangguan irama jantung dapat terjadi sebagai akibat gangguan
pembentukan rangsang bersama gangguan hantaran rangsang.
Mekanisme Terjadinya TSV
Berdasarkan
pemeriksaan
elektrofisiologi
intrakardiak,
terdapat
dua
KLASIFIKASI
Terdapat 3 jenis TSV yang sering ditemukan pada bayi dan anak, yaitu:
elektrofisiologi
intrakardiak
tidak
didapatkan
jaras
AVRT
pada
sindrom
Wolf-Parkinson-White
(WPW)
jenis
sedangkan
konduksi
retrograd
terjadi
pada
jaras
bayi dan anak. Sirkuit tertutup pada jenis ini merupakan sirkuit
fungsional. Jika konduksi antegrad terjadi pada sisi lambat (slow limb)
dan konduksi retrograd terjadi pada sisi cepat (fast limb), jenis ini
disebut juga jenis typical (slow-fast) atau orthodromic. Kelainan pada
EKG yang tampak adalah takikardi dengan kompleks QRS sempit
dengan gelombang p yang timbul segera setelah kompleks QRS
tersebut dan terbalik atau kadang-kadang tidak tampak karena
gelombang p tersebut terbenam di dalam kompleks QRS. Jika konduksi
antegrad terjadi pada sisi cepat dan konduksi retrograd terjadi pada
sisi lambat, jenis ini disebut jenis atypical (fast-slow) atau antidromic.
Kelainan yang tampak pada EKG adalah takikardi dengan kompleks
QRS sempit dan gelombang p terbalik dan timbul pada jarak yang
cukup jauh setelah komplek QRS.1
Penyebab11
1. Idiopatik, ditemukan pada hampir setengah jumlah pasien. Tipe
idiopatik ini biasanya terjadi lebih sering pada bayi daripada anak.
2. Sindrom Wolf Parkinson White (WPW) terdapat pada 10-20% kasus dan
terjadi hanya setelah konversi menjadi sinus aritmia. Sindrom WPW
adalah suatu sindrom dengan interval PR yang pendek daninterval QRS
yang lebar; yang disebabkan oleh hubungan langsung antara atrium
dan ventrikel melalui jaras tambahan.2
3. Beberapa
penyakit
jantung
bawaan
(anomali
Ebsteins,
single
ventricle, L-TGA)
Gejala Klinis
Gejala klinis takikardia supraventrikular (TSV) pada bayi tidak khas,
umumnya terjadi pada bayi di bawah usia 4 bulan. Bayi biasanya dibawa ke
dokter karena mendadak gelisah, irritabel, diaforesis, tidak mau menetek
atau minum susu,. Kadang-kadang orangtua membawa bayinya karena
bernafas cepat dan tampak pucat. Dapat pula terjadi muntah-muntah. Laju
nadi sangat cepat sekitar 200-300 per menit, tidak jarang disertai gagal
jantung atau kegagalan sirkulasi yang nyata.2,6
PENATALAKSANAAN
Secara garis besar penatalaksanaan TSV dapat dibagi dalam dua kelompok,
yaitu:2
a. Penatalaksanaan segera
b. Penatalaksanaan jangka panjang
a. Penatalaksanaan segera
1. Tindakan yang dulu lazim dicoba pada anak yang lebih besar adalah
perasat valsava tidak dianjurkan pada bayi, karena jarang sekali
berhasil. Perasat valsava berupa pemijatan sinus karotis, dan tekanan
pada bola mata akan tetapi berisiko terjadinya luka pada mata dan
retina.6,11 Apabila tidak jelas terdapat gagal jantung kongestif atau
kegagalan sirkulasi dapat dicoba refleks selam (diving reflex). Cara lain
yang dianjurkan oleh karena sering dilaporkan berhasil (lebih kurang
pada 25% kasus) adalah dengan menutup muka bayi dengan kantong
plastik berisi air es (sekitar 10-20
membenamkan muka bayi ke`dalam air es. Cara ini efektif pada jenis
takikardi yang melibatkan nodus AV tapi responnya kurang baik pada
sebagian besar bentuk takikardi atrial primer.1,2,11
2. Pemberian adenosin. Adenosin merupakan nukleotida endogen yang
bersifat kronotropik negatif, dromotropik, dan inotropik. Efeknya
sangat cepat dan berlangsung sangat singkat dengan konsekuensi
pada
hemodinamik
sangat
minimal.
Adenosin
dengan
cepat
Adenosin
mempunyai
efek
yang
minimal
terhadap
kontraktilitas jantung.1,4,6
Adenosin merupakan obat pilihan dan sebagai lini pertama
dalam terapi TSV karena dapat menghilangkan hampir semua TSV.
Efektivitasnya dilaporkan pada sekitar 90% kasus. Adenosin diberikan
9
secara bolus intravena diikuti dengan flush saline, mulai dengan dosis
50 g/kg dan dinaikkan 50 /kg setiap 1 sampai 2 menit (maksimal
250 /kg). Dosis yang efektif pada anak yaitu 100 150 g/kg. Pada
sebagian pasien diberikan digitalisasi untuk mencegah takikardi
berulang.1,11,14
Efek samping adenosin dapat berupa nyeri dada, dispnea, facial
flushing, dan terjadinya A-V bloks. Bradikardi dapat terjadi pada pasien
dengan disfungsi sinus node, gangguan konduksi A-V, atau setelah
pemberian obat lain yang mempengaruhi A-V node (seperti beta
blokers,
calsium
channel
blocker,
amiodaron).
Adenosin
bisa
laporan
terjadinya
hipotensi berat dan henti jantung pada bayi berusia di bawah 6 bulan.
Oleh karena itu verapamil sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang
berusia kurang dari 2 tahun karena risiko kolap kardiovaskular. 4,6 Jika
diberikan verapamil, persiapan untuk mengantisipasi hipotensi harus
disiapkan seperti kalsium klorida (10 mg/kg), cairan infus, dan obat
vasopressor seperti dopamin. Tidak ada bukti bahwa verapamil efektif
mengatasi
ventrikular
takikardi
pada
kasus-kasus
yang
tidak
memicu
terjadinya
fibrilasi
ventrikel.
Tidak
dianjurkan
kemungkinan
terjadinya
fibrilasi
ventrikel.
Apabila
digunakan,
dan
digitalis
tidak
efektif,
infus
intravena
takikardi
dengan
meningkatkan
refleks
vagal.
Efek
12
13
resisten
digunakan
procainamid,
quinidin,
flecainide,
tahan
atau
kepatuhannya
kurang
dengan
pengobatan
komplikasi.
Saat
ini
ablasi
dilakukan
dengan
energi
Prosedur
ARF
adalah
prosedur
invasif
minimal
dengan
16
WPW.
Angka
keberhasilannya
mencapai
90%.
Karena
menggunakan
tehnik
kombinasi
insisi
dan
cryoablation
supraventrikular
merupakan
kegawatdaruratan
18