Anda di halaman 1dari 3

HUKUM FRANK STARLING

JANTUNG

Lalu apa hukum Frank Starling itu? sebuah pertanyaan yang bagus untuk memulai sebelum
menjelajahi lebih lanjut untuk mengerti tentang hubungannya dengan kinerja organ jantung
dan manfaat fisiologis ataupun gejala patologis yang tentunya berkaitan erat dengan hukum
tersebut.

Secara umum Hukum Frank Starling adalah sebagai berikut :

1. Makin besar isi jantung sewaktu diastol, semakin besar jumlah darah yang
dipompakan ke aorta.
2. dalam batas-batas fisiologis, jantung memompakan ke seluruh tubuh darah yang
kembali ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena.
3. jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang
besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena.

Secara sederhana hukum Frank-Starling diawali dengan memahami bahwa energi kontraksi
sebanding dengan panjang awal serat otot jantung. Sehingga dengan diregangnya otot, timbul
peningkatan tegangan sampai maksimal dan kemudian menurun dengan semakin
bertambahnya regangan. Pada keadaan fisiologis semakin besar volume ventrikel selama
diastolik, semakin teregang serat jantung sebelum stimulasi, dan akan semakin besar pula
kekuatan kontraksi berikutnya.

Beban awal (preload) merupakan beban yang diterima ventrikel kiri saat akhir diastol. Hal ini
sama dengan volume akhir diastolik ventrikel kiri ( Left ventricular end diastolic volume) dan
tekanan pada akhir diastol disebut tenanan akhir pengisian akhir diastol ventrikel kiri (left
ventricular filling pressure). Beban awal ditentukan oleh jumlah darah yang kembali dari
sistem vena ke atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru untuk kembali ke ventrikel kiri.
Beban akhir merupakan beban yang dihadapi otot jantung saat berkontraksi memompa darah
keluar ventrikel kiri menuju aorta.

Seperti yang kita ketahui bahwa isi sekuncup memiliki dua jenis kontrol, yaitu kontrol
intrinsik dan kontrol ekstrinsik, dimana faktor intrinsik jantung berkaitan dengan jumlah
aliran balik vena. Kontrol intrinsik isi sekuncup ini merujuk kepada kemampuan inheren
jantung untuk mengubah-ubah isi sekuncup, bergantung kepada korelasi langsung antara
volume akhir diastolik dan isi sekuncup. Kontrol intrinsik ini bergantung kepada hubungan
panjang tegangan otot jantung, yang hampir serupa dengan yang terjadi kepada otot rangka.
Meskipun demikian, otot jantung tidak seperti pada otot rangka, kurva panjang tegangan otot
jantung dalam keadaan normal tidak bekerja kepada panjang-panjang yang berada dalam
regio pers desendens. Yaitu dalam batas fisiologis otot jantung tidak teregang melebihi
panjang optimalnya ke titik dimana kekuatan kontraksinya berkurang dengan peregangan
lebih lanjut.

Hal ini menunjukkan bahwa, peningkatan ventricular output berhubungan dengan preload
(peregangan serat-serat miokardium sebelum kontraksi). Cardiac output dipengaruhi oleh
stroke volume dan frekuensi jantung. Ventricular stroke volume dipengaruhi oleh preload,
afterload dan kontraktilitas miokardium. Stroke volume akan meningkat bila terjadi
peningkatan preload, penurunan afterload, atau peningkatan kontraktilitas.
Hukum Frank Starling bekerja dan dapat kita lihat dengan tepat kegunaannya saat fungsi
ventrikel melemah. Dalam hukum Frank Starling, pengosongan ventrikel yang tidak adekuat
berujung kepada peningkatan end diastolic volume, yang kemudian kita kenal dengan istilah
peningkatan preload. Dalam keadaan ini isi sekuncup jantung akan meningkat pada saat
terjadi kontraksi berikutnya. Dengan kata lain, kontraktilitas jantung yang tergantung kepada
perpanjangan sarkomer berubah karena adanya peningkatan end diastolic volume. Pada
awalnya, ventrikel masih mampu mempertahankan stroke volume dengan nilai normal pada
peningkatan end diastolic volume, namun setelah beberapa waktu filling pressure (tekanan
vena yang mengisi jantung) akan meningkat secara tidak teratur, sehingga kompensasi ini
tidak bisa terhindarkan.

Tidak hanya itu, otot ventrikel juga mengalami relaksasi yang berlebihan atau overstrechhed.
Karena adanya kompensasi ventrikel yang cenderung menjadi dilatasi. Yang akhirnya
ventrikel menjadi menerima lebih banyak end diastolic volume namun tidak ada peningkatan
left ventrikel end diastolic volume untuk memompa darah yang menghasilkan isi sekuncup.
Dengan ini maka akan terjadi penurunan dari nilai fraksi ejeksi.

( EF = SV / EDV )

EF : Ejection Fraction

SV : Stroke Volume

SDV : End Diastolic Volume

Dari penjelasan diatas, kita dapat mengetahui bahwa bagiamana prinsip dari hukum Frank
Straling yang akan membantu kita dalam menelaah berbagai kasus penyakit jantung yang
berkaitan dengan perubahan kontraktilitas, tekanan dan volume dalam pengisian jantung dan
berlanjut kepada efek secara general ke seluruh organ.

Berbagai sumber referensi yang bisa dijadikan rujukan lain dalam materi kali ini adalah
Pengaruh Saraf Otonom Dalam Mempengaruhi Kinerja Jantung . Kenapa ? karena
Faktor Ekstrinsik dalam mempengaruhi Isi Sekuncup adalah peran stimulasi saraf otonom
simpatis pada jantung.

Jika ada masukan dan pertanyaan, silahkan sampaikan kepada kami. Dengan senang hati akan
kami terima dan mencoba menjawab pertanyaan untuk kemajuan dunia pendidikan kita.
Terima kasih.

Sumber :

Utami, Alia Nessa. 2011. Mekanisme Kompensasi Gagal Jantung Kongestif.


Indonesiamedicine.com.

Sherwood, Lauralee. 2002. Fisiologi Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai