Askep Bronkiektasis
Askep Bronkiektasis
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahNya, kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul BRONKIEKTASIS.
Makalah ini kami kerjakan untuk mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, serta penatalaksanaan pada bronkiektasis. Selain
itu juga untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien bronkiektasis.
Oleh karena itu, mudah-mudahan isi dari makalah ini insyaallah akan berguna untuk
mahasiswa yang ingin mengetahui lebih banyak penjelasan tentang bronkiektasis.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini tidak lah begitu sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari dosen pengajar maupun teman-teman mahasiswa yang lain lah
yang membantu kami dalam usaha kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat dimanfaatkan
bagi semua teman-teman mahasiswa. Amin.
Kelompok I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Bronkiektasis...........................................................................................2
B. Etiologi Bronkiektasis................................................................................................3
C. Patofisiologi bronkiektasis.........................................................................................3
D. Manifestasi klinis.......................................................................................................5
E. Pemeriksaan diagnostik.............................................................................................6
F. Penatalaksanaan...8
G. Asuhan
Keperawatan.....
.......9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..16
B. Saran....16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
DIKERTAS FOTOCOPI Ummi yg udh dilingkarin
B.Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan
diagnostik dari bronkiektasis
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penatalaksanaan pada bronkiektasis
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien bronkiektasis
4. Untuk dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan bronkiektasis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Pengertian Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi bronkus
yang bersifat patologis dan berlangsung kronik. Bronkiektasis berarti suatu dilatasi yang tak
dapat pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pneumonitis berulang dan
memanjang, aspirasi benda asing, atau massa yang menghambat lumen bronchial dengan
obstruksi ( Hudak & Gallo,1997). Bronkiektasis adalah dilatasi permanen abnormal dari salah
satu atau lebih cabang-vabang bronkus yang besar ( Barbara E, 1998).
Bronkietaksis adalah dilatasi bronki dan bronkiolus kronis yang mungkin disebabkan
oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus, aspirasi benda asing,
muntahan, atau benda-benda dari saluran pernafasan atas, dan tekanan akibat tumor, pembuluh
darah yang berdilatasi, dan pembesaran nodus limfe. Individu mungkin mempunyai
predisposisi terhadap bronkietaksis sebagai akibat infeksi pernafasan pada masa kanakkanaknya, campak, influenza, tuberkulosis, dan gangguan immunodefisiensi. Setelah
pembedahan, bronkiektaksis dapat terjadi ketika pasien tidak mampu untuk batuk secara
efektif, dengan akibat lender menyumbat bronchial dan mengarah pada atelektasis. (sumber
buku pustaka)
B.Klasifikasi Bronkiektasis
Berdasarkan atas bronkografi dan patologi bronkiektasis dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1.
Bronkiektasis silindris
2.
Bronkiektasis fusiform
3.
C. Etiologi Bronkiektasis
1.
Infeksi
2.
3.
4.
RIWAYAT
(Campak, Batuk rejan)
produksi sputum me
Kuman berkembang
Sesak, batuk
Dx: - tidak efektif bersihan jalan nafas b/d peningkatan produksi secret
- gangguan pertukaran gas b/d gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli
- perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah, produksi sputum
- resiko tinggi penyebaran infeksi b/d proses penyakit kronis, malnutrisi
D. Manifestasi Klinis
1. Batuk kronik
Batuk kronik karena pembentukan sputum purulen dalam jumlah yang sangat banyak.
Spesimen sputum akan secara khas membentuk lapisan menjadi tiga lapisan dari atas:
lapisan atas berbusa, lapisan tengah yang bening, dan lapisan bawah berpartikel tebal.
Bronkiektaksis tidak mudah didiagnosis karena gejala-gejalanya dapat tertukar dengan
bronchitis kronik.
2. Hemoptisis
3. Jari tabuh
Jari tabuh karena insufiensi pernafasan. Pasien hampir pasti mengalami infeksi paru berulang.
Gambaran Klinis Bronkiektasis
Bronkiektasis merupakan penyakit yang sering dijumpai pada usia muda, 69 %
penderita berumur kurang dari 20 tahun. Gejala dimulai sejak masa kanak-kanak, 60 % dari
penderita gejalanya timbul sejak umur kurang dari 10 tahun. Gejalanya tergantung dari luas,
berat, lokasi ada atau tidaknya komplikasi.
Tanda dan Gejala
1.
Batuk yang menahun dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari, setelah
Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek selama 1-2 minggu atau tidak ada gejala
Batuk yang terus menerus dengan sputum yang banyak kurang lebih
disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan
lemah badan kadang-kadang sesak nafas dan sianosis, sputum sering mengandung bercak
darah,dan batuk darah.
4.
menunjukkan adanya supurasi yang aktif dan anemia menunjukkan adanya infeksi yang
menahun.
c. Pemeriksaan urine
Ditemukan dalam batas normal, kadang ditemukan adanya proteinuria yang bermakna
yang disebabkan oleh amiloidosis. Imunoglobulin serum biasanya dalam batas normal kadang
bisa meningkat atau menurun.
d. Pemeriksaan EKG
EKG biasa dalam batas normal kecuali pada kasus lanjut yang sudah ada komplikasi
korpulmonal atau tanda pendorongan jantung.
e. Spirometri
Spirometri pada kasus ringan mungkin normal tetapi pada kasus berat ada kelainan
obstruksi dengan penurunan volume ekspirasi paksa 1 menit atau penurunan kapasitas vital,
biasanya disertai insufisiensi pernafasan yang dapat mengakibatkan :
1.
2.
3.
4.
mempunyai
diameter
yang
lebih
kecil
kanan
dan
letaknya
menyilang
mediastinum,segmen lingual lobus atas kiri dan lobus medius paru kanan.
g. Pemeriksaan bronkografi
Bronkografi tidak rutin dikerjakan namun bila ada indikasi dimana untuk mengevaluasi
penderita yang akan dioperasi yaitu penderita dengan pneumoni yang terbatas pada suatu
tempat dan berulang yang tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan
konservatif atau penderita dengan hemoptisis yang pasif. Bronkografi dilakukan setelah
keadaan stabil, setelah pemberian antibiotik dan postural drainage yang adekuat sehingga
bronkus bersih dari sekret.
(Marylin E doengoes, 2000)
F. Penatalaksanaan Bronkiektasis
tindakan pembedahan dalah untuk menjaga jaringan paru normal dan menghindari
komplikasi infeksius. Semua jaringan yang sakit diangkat, sehingga fungsi paru
pascaoperatif akan adekuat. Mungkin ada baiknya untuk mengangkat suatu segmen
lobus
(reseksi
segmental),
lobus
(lobektomi),
atau
keseluruhan
paru
4) Polusi udara
5) Infeksi saluran nafas
6) Kegagalan program pengobatan yang dianjurkan
C. Pemeriksaan fisik berdasarkan fokus pada system pernafasan yang meliputi :
1) Kaji frekuensi dan irama pernafasan: RR meningkat/ menurun/ normal
2) Inspeksi warna kulit dan warna menbran mukosa: pucat/ sianosis/ ikterik
3) Auskultasi bunyi nafas: vesikuler/ wheezing/ ronchi
4) Pastikan bila pasien menggunakan otot-otot aksesori bila bernafas :
a. Mengangkat bahu pada saat bernafas
b. Retraksi otot-otot abdomen pada saat bernafas
c. Pernafasan cuping hidung
5) Kaji ekspansi dada : simetris/ asimetris
6) Kaji batuk : produktif/ nonproduktif. Bila produktif tentukan warna sputum.
7) Kaji tingkat kesadaran.
D. Pemeriksaan diagnostik meliputi :
1) Gas darah arteri (GDA) menunjukkan PaO2 rendah dan PaCO2 tinggi
2) Sinar X dada memunjukkan peningkatan kapasitas paru dan volume cadangan
3) Klutur sputum positif bila ada infeksi
Kriteria hasil :
Menujukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas ( batuk yang efektif, dan
mengeluarkan secret).
Rencana Tindakan :
1. Kaji /pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi dan ekspirasi
Tachipneu biasanya ada pada beberapa derajat dapat ditemukan pada penerimaan atau selama
stress/ proses infeksi akut. Pernafasan melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang
disbanding inspirasi
2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas
Derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat /tak dimanisfestasikan
adanya bunyi nafas. Misalnya mengi, krekels, ronchi.
3. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman,Tinggi kepala tempat tidur dan duduk pada sandaran
tempat tidur
Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan mempergunakan
gravitasi. Dan mempermudah untuk bernafas serta membantu menurunkan kelemahan otototot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.
4. Bantu latihan nafas abdomen atau bibir
Untuk mengatasi dan mengontrol dispneu dan menurunkan jebakan udara
5. Observasi karakteriktik batuk dan Bantu tindakan untuk efektifan upaya batuk
Mengetahui keefektifan batuk.
6. Tingkatan masukan cairan sampai 3000ml/hari sesuai toleransi jantung serta berikan hangat
dan masukan cairan antara sebagai penganti makan
2. Ciptakan suasana yang menyenangkan ,lingkungan yang bebas dari bau selama waktu
makan
suasana dan lingkungan yang tak sedap selama waktu makan dapat meyebakan anoreksia
3. Rujuk pasien ke ahli diet untuk memantau merencanakan makanan yang akan dikonsumsi
Dapat membantu pasien dalam merencanakan makan dengan gisi yang sesuai.
4. Dorong klien untuk minum minimal 3 liter cairan perhari, jika tidak mendapat infus.
untuk mengatasi dehidrasi pada pasien.
(Marylin E doengoes, 2000)
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari pengertian di atas dapat diketahui apa itu bronkiektasis, penyebab, tanda dan
gejala, bagaimana cara penatalaksanaan serta tindakan keperawatan yang bisa dilakukan, oleh
karena itu individu yang mengalami bronkiektasis atau mengalami tanda dan gejala dari
bronkiektasis segera melakukan tindakan lanjut, yaitu dengan datang kedokter maupun rumah
sakit untuk memeriksakan keadaannya, dan juga untuk mendapatkan penyuluhan keesehatan
tentang bronkiektasis.
B.SARAN
Dalam makalah kami ini mungkin terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dari
semua dosen pengajar dan teman-teman yang membangun kami untuk lebih baik kedepannya.
Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara E.,(1999), Rencana Asuhan keperawatan Medikal- Bedah Volume I, EGC, Jakarta
Doengoes, Marilynn E, (2000), Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta.
www.penyakit bronkiektasis.com (internet)
DISUSUN OLEH:
ADINDA DWITAMI LESTARI (0.8.3.0.1.0040)
ARIS KURNIAWAN (0.8.3.0.1.0041)
AYU ASTUTI (0.8.3.0.1.0042)
TINGKAT: III B
Dosen Pembimbing: Ns. Sri Yanti M. Kep, Sp. KMB