Tips Menelaah Jurnal
Tips Menelaah Jurnal
Setelah mendapatkan jurnal di tangan, obrak - abrik google dan menemukan jurnal yang
tepat, yang selanjutnya menjadi perkara adalah : Gimana caranya tau ini jurnal baik atau
ngga?
Semua jurnal yang ada di google belum tentu jurnal yang baik, entah itu dari segi metodenya,
hasilnya, diskusinya, dll. Sebaiknya, jangan mudah untuk menelan mentah - mentah hasil dari
sebuah jurnal, kita harus melihat dulu 3 hal : sebut saja dia VIA (Validity, Importantcy,
Applicability). Artinya, kita nilai dulu apakah jurnal ini valid, hasilnya penting untuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan apakah bisa diterapkan atau tidak.
Nah, gimana caranya supaya kita bisa tau apakah jurnal itu memenuhi unsur VIA atau
tidak??? Kalau versi rumitnya banyak, cuma yang dijelaskan di postingan ini adalah versi
yang paling mudah, paling sederhana yang penulis pelajari selama kuliah dan bekerja. Sekali
lagi, kalau ada yang tidak sesuai atau ada masukan, mohon di comment.
Sebelumnya, harus diketahui kalau jurnal itu ada 2 jenis, ada jurnal teori dan ada jurnal
praktek. Jurnal teori itu isinya studi pustaka atau review tentang suatu masalah. Sedangkan
jurnal kasus isinya adalah hasil penelitian yang sebener - benernya penelitian.
JURNAL TEORI
Kalau menelaah jurnal teori itu ngga perlu, karena sama aja dengan baca artikel, cuma
pastikan kalau apa yang dia tulis referensinya jelas. Yang penting dalam membaca jurnal teori
adalah gimana caranya kalian mendapatkan yang kalian cari tanpa harus ngartiin kalimat per
kalimat. Kalo gw, biasanya baca dulu sekilas, di stabilo-in mana yang penting dan kira - kira
gw butuhkan. Nah kalau udah habis sampe belakang dibaca, baru di translasikan bagian bagian yang di stabilo-in doang, karena kadang kita mengerti ketika membaca tapi ketika
menuliskan kembali langsung bengong dan bingung merangkai kata. Makanya, biar ngga
wasting time and energy lebih baik baca 2 kali dari pada translasiin satu - satu. Kalau susah
juga ngartiinnya, bisa dengan bantuan google translate. Cuma mengartikan dengan google
translate itu ngga efektif kalau kalian mengetikkan terlalu banyak, lebih baik hanya
menggunakan google translate untuk satu atau dua kata saja.
JURNAL KASUS
Menelaah itu diperlukan untuk jurnal - jurnal kasus, terutama yang paling sulit kalau
jurnalnya berupa uji klinis. Untuk telaah jurnal uji klinis, bisa kalian baca cara yang sangat
lengkap dan mudah dimengerti di buku Membaca dan Menelaah Jurnal Uji Klinis (M.
Sopiyudin Dahlan).
Untuk jurnal - jurnal kasus lain, bisa dengan menggunakan cara berikut :
1. Mengenal Komponen Jurnal Kasus
Kalau orang mau menulis di jurnal tertentu, dia harus mengikuti tata cara penulisan yang
ditentukan. Tapi pada umumnya tiap jurnal itu sama urutannya. Urutan jurnal pada
umumnya :
a. Judul (Title)
b. Nama Penulis (Writer)
c. Abstrak (Abstract)
d. Pendahuluan (Introduction)
komponen VIA hasil penelitian bisa kalian ambil sebagai bahan referensi baik untuk
pendahuluan atau pembahasan dalam tugas akhir.
g. Diskusi, Kesimpulan dan Saran
Pada bagian diskusi biasanya peneliti menyampaikan keterbatasa penelitiannya, baik secara
tersirat atau tersurat, kalau ada keterbatasan (pasti ada sih sebenernya) liat bagaimana analisis
penulis terhadap masalah tersebut dan kalian nilai sendiri, apakah keterbatasan tersebut
memberi pengaruh besar pada hasil penelitian. Dan lihat juga apakah peneliti sudah
menghubungkan hasil penelitiannya dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya.
Pada bagian kesimpulan peneliti menuliskan semua hasil penting penelitian sesuai dengan
tujuan penelitian. Pada bagian saran peneliti menuliskan saran yang relevan dengan hasil
penelitian dan diharapkan saran yang dituliskan adalah saran yang applicable (dapat
diterapkan).
3. Menelaah ke-VIA-an jurnal
Itu kalau kita melihat hanya dari cara penulisan, setelah kalian membaca dan menemukan
bagian - bagian diatas, dan melihat kekurangannya, sekarang saatnya masuk ke bagian ini
dari telaah jurnal. Tentukan ke-VIA-an jurnal dengan :
a. Validity (Validitas)
Ada beberapa hal yang harus dilihat dalam menentukan validitas penelitian :
Validitas seleksi : artinya subjek yang diteliti harus benar - benar memenuhi kriteria,
contoh : penelitian tentang prematuritas dan kadar elastase serviks, artinya yang menjadi
subjek adalah pasien yang memenuhi kriteria prematur, masuk kriteria inklusi dan tidak
memiliki kriteria eksklusi, dan liat juga dia menentukan kriteria inklusi dan eksklusinya bener
apa ngga, liat teorinya seperti apa.
Validitas informasi : peneliti harus menjelaskan prosedur pengambilan data yang
dilakukan, semakin jelas peneliti mengungkapkan cara pengukurannya semakin mudah kita
menentukan validitas informasinya. Contoh : penelitian prematuritas dan kadar elastase
serviks, liat gimana cara dia ngambil apusan serviks? siapa yang ngambil apusannya? alat apa
yang dipakai untuk mengukur kadarnya? kalau ada ketidakjelasan disini maka kita
pertanyakan lagi, kalau yang ngambil apusannya bukan orang yg ngerti yg mana serviks pasti
hasilnya salah, kalau yg ngukur pake cara yg salah hasilnya juga salah. Jadi intinya validitas
informasi ini memudahkan kita menentukan ini peneltian datanya bener apa ngga, hasilnya
kira - kira bisa kita percaya apa ngga. Kalau ada informasi yang tidak dijelaskan secara rinci
oleh penulis pembaca harus menilai sendiri apakah kekurangan itu bisa diterima atau tidak.
Validitas pengontrolan perancu : berbagai faktor perancu atau confounding factor
kalau tidak dikendalikan bisa mempengaruhi hasil penelitian jadi hasil penelitiannya bias.
Untuk mengontrol variabel perancu ini bisa dilakukan dengan matching atau dengan statistik.
Peneliti harus menyampaikan apa variabel perancunya, dan gimana cara dia
mengendalikannya. Liat lagi teori, apakah ada variabel perancu yg belum dia kendalikan?
kalau ada dia jelaskan ngga kenapa (biasanya dibahas di diskusi), kalo ternyata memang tidak
dia perhatikan, curigai hasil penelitian ini biasnya tinggi.
Validitas analisis : pada bagian ini lihat apakah metode analisis yang dipakai penulis
sesuai dengan tujuan penelitian dia, gimana interval kepercayaannya, nilai P nya. Contoh :
kalau dia meneliti perbandingan uji yang dipakai uji T kalau distribusi datanya normal, kalau
ngga normal pake Uji Mann Whitney. Validitas analisis juga berkaitan dengan bagaimana dia
menginterpretasi hasil analisisnya.