Rubella 3
Rubella 3
Fallot
Akhyar H. Nasution
Departemen/SMF Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran USU
RSUP H. Adam Malik Medan
Abstrak: Prevalensi TOF adalah 9% bayi dengan penyakit jantung kongenital berat pada umur
tahun pertama menderita TOF (0.196 0.258/1000 kelahiran hidup). Insiden TOF di RS. Anak
Boston, 8% menderita penyakit jantung kongenital.
Kata kunci: tetralogy of fallot (TOF), ventricular septal defect (VSD), overriding aorta, pulmonal
stenosis (PS)
Abstract: Prevalency of TOF is 9% baby with severe congenital heart disease in the first year of
lifes. Insidens of TOF in pediatric hospital Boston is 8% among congenital heart disease.
Keywords: tetralogy of fallot (TOF), ventricular septal defect (VSD), overriding aorta, pulmonal
stenosis (PS)
48
Akhyar H. Nasution
Pemeriksaan fisik
Sianosis pada mukosa mulut dan kuku jari
tangan serta kaki
Jari seperti tabuh (clubbing finger)
Aktivitas ventrikel kanan meningkat
Auskultasi jantung
#bunyi jantung dua umumnya tunggal
#bising sistolik ejeksi PS terdengar di sela
iga 2 parasertenal kiri yang menjalar ke
bawah klavikula kiri
ANATOMI
Defek sekat ventrikel terletak pada
1-5
sekat membranosa adalah subaorta
Diuraikan defek salah persekutuan
(malalignment) karena akar aorta
1-5
bergeser ke kanan (overriding)
1-5
Hipoplasi anulus katup pulmonal
1-5
Ventrikel kanan saluran keluar ganda
1,5,6
boot
Segmen pulmonal yang cekung
Apeks jantung terangkat (hipertrofi
ventrikel kanan)
Gambaran vaskularisasi paru oligemi
KRITERIA DIAGNOSIS
2-5
Keluhan
Sianosis
Ekokardiogram1,5,6
Ekokardiogram 2-dimensi
Tinjauan Pustaka
Sadap jantung
Pemeriksaan sadap jantung dilakukan
1,4,6
untuk
Menilai konfluensi dan ukuran arteri
pulmonalis serta cabang-cabangnya
Mencari anomali arteri koroner
Melihat ada tidaknya VSD tambahan
Melihat ada tidaknya kolateral dari aorta
langsung ke paru (anak besar/dewasa)
Angiografi ventrikel kanan atau arteri
1,4,6
pulmonalis
Menilai konfluensi dan diameter kedua
arteri pulmonalis
Ada tidaknya stenosis pada percabangan
arteri pulmonalis atau di perifer
1,4,6
Angiografi Aorta
Dilakukan bila diperlukan untuk melihat
kelainan arteri koronaria atau bila diduga
ada kolateral.
50
4,5)
Akhyar H. Nasution
tujuan
memperbesar
diameter
arteri
pumonalis atau memperbaiki ventrikel kiri.
Anak usia 1 tahun
Pada anak usia sekitar atau lebih dari 1
tahun, secepatnya dilakukan pemeriksaan
sadap jantung untuk menilai diameter arteri
pulmonalis dan cabang-cabangnya. Bila
ternyata ukuran arteri pulmonalis kecil maka
harus dilakukan operasi BTS dahulu.
Bayi atau anak yang telah menjalani
Persiapan
monitoring
operasi TOF1,6
sebagai
standar
- ECG
- SpO2: 2 probe (1 extrimitas atas, 1
extremitas bawah)
- NIBP pre induksi setelah pasang ETT
invasive Blood Pressure (arterial line)
- EtCO2
- Rectal & Esophageal temperature
- CVP
- Urine Output
- NGT
BTS
Ukuran arteri pulmonalis harus dievaluasi
sekitar 6-12 bulan post BTS. Untuk ini
dilakukan pem. sadap jantung dan angiografi
a. pulmonalis dengan cara menyuntikan
kontras di saluran BTS. Bila pertumbuhan
artri pulmonalis cukup adekwat maka operasi
koreksi total dapat dilakukan. Bila belum
maka dievaluasi 6 bulan lagi atau
dipertimbangkan memasang BTS lain di sisi
kontra.
2-6
Prosedur Anestesi
Target:
Induksi : - tidak mekan R L shunt
- Sianotik stabil
Mempertahankan SVR
bila SVR terapi vasokonstriktor
Me PVR Mempertahankan
Pulmonary Blood Flow
Hypercarbia, hypoxia, light anesthesia,
atelectasis, polycythemia, asidosis,
elevasi airway pressure
me kan PVR
PVR NTG, Nitroprusside,
Phentolamin, Tolazoline, PGE1, NO
inhalasi
HR yang lambat me spasme
infundibulum
(4, 6)
ObatObat Anestesi
Ketamin: 2 mg/kgbb/iv
Fentanyl : 25 g/kgbb/iv
Thiopental: 3 5 mg/kgbb/iv anakanak 1-2 mg/kgbb/iv Infan &
Neonatus dan dapat dikombinasikan
dengan opioid
Benzodiazepin:
dapat
digunakan
bersama
dengan
opioid,
dapat
menyebabkan hipotensi dan amnesia
yang menghambat terjadinya stres
Halothan & Sevoflurane dapat dipakai
sebagai induksi inhalasi
Vecuronium dan Pancuronium (0.2
mg/kgbb/iv)
(3,4)
Manajemen Perioperatif
Pre Anestesi1,6
Puasakan Pasien:
- Cairan jernih 2 jam
- Makanan padat/susu 6 jam
Maintenance Anestesi
O2 , Anestesi inhalasi, Opiat intravena dan
benzodiazepin
IV line tidak boleh ada udara (air bubbles)
Tinjauan Pustaka
(1, 5)
Monitoring CPB
Tekanan Perfusi: 30 50 mmHg
Pump flow rate: 200 cc/kgbb/menit
neonatus: 100 cc/kgbb/menit infan &
anak
AGDA : setiap 20 30 menit setelah CPB
Mixed Vein Oxygen Saturation
Urine output : 1 2 cc/kgbb/jam
o
Temperature : 25 30 C
ACT > 480 detik
(1, 2, 6)
(1,2)
Kombinasi GA dengan RA
Keuntungan:
1. Efektif untuk menghambat stres respon
2. Spinal Anestesi
- Opiat/Anestesi lokal sangat baik untuk
menekan respon nyeri pada saat
ekstubasi di kamar operasi
3. Epidural continuous infusion melalui
caudal atau epidural space
Digunakan untuk me stres respon
yang berhubungan dengan CPB dan
sangat optimal membantu analgetik
post operasi.
Pada anak kateter epidural sebaiknya
dipasang
pada
sacrococcygeal
sepanjang 16 18 cm, untuk mencapai
setentang Thoracic Epidural Space
Kombinasi obat-obatan:
0.25%
Bupivacain
0.5ml/kg
+
hydromorphone 7 8 g/kgbb bolus
diikuti dosis suplemental 0.25%
Bupivacain 0.3ml/kg tanpa narkotik
Untuk Post operasi:
Infus 0.1% Bupivacain + hydromorphone
3 g/ml diberi dengan kecepatan 0.3
ml/kgbb/jam
Pemasangan spinal dan epidural dilakukan
setelah intubasi sebelum pemberian obat anti
koagulan
Dosis Spinal Anestesi Berdasarkan Umur
Umur
Tetracaine
Morphine
<1
2,0 mg/kg
7 g/kg
1-3
1,0 mg/kg
7 g/kg
4-8
0,5 mg/kg
7 g/kg
>8
0 mg/kg
10 g/kg
52
(1, 2, 6)
Akhyar H. Nasution
KESIMPULAN
1. Penanganan anak dengan PJB sianotik
seperti TOF ini, harus segera mendapat
intervensi dini baik medikamentosa
maupun pembedahan
2. Bila indikasi, koreksi total dini memiliki angka
survive yg cukup tinggi
3. Penatalaksanaan
ditujukan
untuk
Systemic
Vascular
mempertahankan
Resistance, menurunkan pulmonary vascular
resistance, mecegah bertambahnya right to left
shunt, dan mencegah depresi myocard.
4. Kombinasi dengan regional anestesi seperti
epidural anestesi membantu mengurangi
stres respon pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fyler DC. Tetralogi Fallot. In: Fyler DC,
editor.
Kardiologi
Anak
Nadas.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 1996. p. 537 45.
2. Standar Pelayanan Medik. RS. Jantung
dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Jakarta, 2003. p.132 137.