LAPORAN TAHUNAN
ANNUAL REPORT
Membangun
Kepercayaan
& Integritas
BUILDING INTEGRITY AND TRUST
Pencapaian Penting
di Tahun 2014
Significant Achievements in 2014
Korporat
Corporate
Bidang Bisnis
Business
Surat Paket
Surat Paket
Jasa Keuangan
Jasa Keuangan
Properti
Layanan parcel locker diluncurkan pada Juni 2014
(lebih dikenal dengan sebutan e-POSlocker).
E-POSLocker adalah electronic post box yang
memuat konsep baru tentang delivery system
maupun pengembangan mailing room. Jadi ada
dua konsep, yaitu delivery dan pick-up service
mailing. Sederhananya e-POSLocker adalah PO
Box elektronik tetapi dengan mekanisme yang
berbeda karena di dalamnya sudah dilengkapi
dengan teknologi intensif atau teknologi atribut
yang memudahkan customer dan PT Pos Indonesia
(Persero). Vendor-vendor e-commerce nantinya
menggunakan e-POSLocker sebagai sarana
penerimaan (Mailing) atau pengiriman barang
(delivery) yang customized, fleksibel dan modern.
Sebagai tambahan, layanan ini terbilang baru di
Indonesia dan PT Pos Indonesia (Persero) menjadi
perintis layanan tersebut.
Property
Parcel locker service launched in June 2014 (better
known as e-POSlocker). E-POSLocker is electronic
post box that contains the new concept of the
delivery system and the development mailing room.
So there are two concepts, namely the delivery
and pick-up service mailing. Simply e-POSLocker is
PO Box electronics but with different mechanisms
because it is equipped with intensive technology or
technologies that facilitate customer attributes and
PT Pos Indonesia (Persero). Vendors of e-commerce
e-POSLocker later use as a means of acceptance
(Mailing) or delivery (delivery) customized, flexible and
modern. In addition, the service is relatively new in
Indonesia and PT Pos Indonesia (Persero) became the
pioneer service.
Ritel
Retail
Anak Perusahaan
Subsidiaries
Bidang SDM
Pilot project mentoring sebagai metode pengembangan
SDM pada Management Trainee (MT) angkatan I
2013/2014. Pada bulan April 2014 perusahaan resmi
menerima 35 karyawan baru untuk ditempatkan di
unit kerja pengembangan bisnis, CMO, e-commerce,
subdit bisnis properti, subdit bisnis ritel dan divisi IT.
Metode mentoring merupakan aktivitas pembelajaran
dan pengembangan yang terprogram yang dilakukan
seorang atasan kepada bawahannya. Proses
pembelajaran dan pengembangan dilakukan melalui
media Project Assignment yaitu para mentor yang
juga bertindak sebagai atasan harus memberikan
beberapa project untuk diselesaikan dalam jangka
waktu yang telah ditentukan. Kemudian pada saat
proses penyelesaian projectnya para MT dibimbing,
dilatih, dievaluasi serta dikembangkan sesuai dengan
hasil observasi dan penilaian kompetensinya. Kegiatan
mentoring ini akan berlangsung selama satu tahun,
dan akan dilakukan ealuasi setiap triwulan secara
rutin oleh konsultan dan tim monitoring SDM yang
sudah ditunjuk. Tujuan jangka panjang dari program
mentoring ini adalah untuk meningkatkan kualitas
setiap karyawan di dalam setiap lapisan perusahaan
melalui proses pembelajaran yang diberikan oleh atasan
langsung
10
Bidang Teknologi
Field of Technology
2. Pengembangan
Aplikasi
RSPOS.
Pengembangan Aplikasi DB Pelanggan
mengintegrasikan dengan RSPOS dan CRM,
Pembangunan Operational Data Store
(ODS) RSPOS, Adapun beberapa akses
pada aplikasi RSPOS yaitu WU Outgoing
(Pengiriman Western Union), Transaksi base
membership, Compliance BI dengan PPATK
untuk Weselpos DN, Compliance BI dengan
PPATK untuk Weselpos LN, Integrasi
CRM, Integrasi Data Kodepos dengan FFP,
Integrasi Data Pegawai dengan Sim SDM
dan Sim TKK, Modul Asuransi, Develop Cash
to Account (Cash to Account Virtual Account
Pos dan Cash to Account Artajasa), Develop
H2H WI Arsema (MoneyGram) dan Develop
Weselpos Kadaluarsa (perubahan proses
bisnis kadaluarsa).
11
12
Identitas Perusahaan
Company Identity
Nama Name
Line of Business
Ownership
Kepemilikan
Pemerintah Republik Indonesia 100%
Tanggal Pendirian
20 Juni 1995
Date of Establishment
June, 20th 1995
Modal Dasar
Rp 1.500.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Rp 455.023.000.000,00
Legal Basis
Notarial Decree Sucipto, SH No 117, June, 20th
1995 As amended by Notarial Decree No. 111 dated
November 6, 2014 made by Aryanti Artisari, SH.MKn
Authorized Capital
IDR 1.500.000.000.000,00
Issued and Fully Paid Capital
IDR 455.023.000.000,00
Share Listing Chronology
Status PT Pos Indonesia (Persero) adalah BUMN kategori Status of PT Pos Indonesia (Persero) is State Owned Enterprises
non-listed category, therefore the company has not been listed
non-listed sehingga belum tercatat dalam Bursa Efek.
in Stock Exchange.
Head Office
Kantor Pusat
Jln. Cilaki No. 73
Bandung 40115, Indonesia
Telepon Phone
Faksimile Faximile
Website
email
: (022) 4206195,4206339
: (022) 4267725, 4267744
: www.posindonesia.co.id
: pos@posindonesia.co.id
13
Major Performances
14
15
Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights
Financial Ratios
RASIO
Satuan/
Unit
2010
2011
2012
2013
2014
RATIO
Pengembalian modal
10,66
33,98
30,48
35,51
17,32
Return on Equity
2,50
6,86
6,47
7,17
6,39
Return on Invesment
Rasio kas
80,18
79,91
86,93
113,33
79,16
Cash Ratio
Rasio lancar
96,24
101,96
106,68 109,21
105,57
Current Ratio
Periode koleksi
Hari
Day
48,82
42,58
28,00
42,02
33
Collection Periods
Perputaran Persediaan
Hari
Day
0,47
1,52
0,09
60,51
73,04
75,04
75,80
88,46
9,56
10,13
16,71
17,55
20,85
Rp Miliar -
50
174
175
Investment in associated
16
Ikhtisar Keuangan
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
(Juta Rupiah)
2010
2011
2012
2013
2014
Financial Highlights
Consolidated Statements of
Financial Position (Million IDR)
3.592,50
3.347,06
3.621,91
4.505,23
3.653,95
Current Asset
852,69
846,60
954,20
1.056,92
1.365,84
Fixed Asset
4.445,20
4.193,66
4.576,11
5.562,16 5.019,80
Total Asset
3.732,79
3.282,74
3.409,85
4.125,27
3.384,62
272,41
317,43
402,02
460,53
559,12
21,33
29,94
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Government Subsidized
Ekuitas
Modal Saham
Equity
425,00
425,00
455,02
455,02
455,02
Share
24,66
169,09
338,75
550,53
651,93
Retained Earnings
(30,98)
(30,53)
(29,53)
(29,19)
(30.899)
Minority Interests
Jumlah Ekuitas
418,68
563,56
764,24
976,36
1.076,05
Total Equity
4.445,20
4.193,66
4.576,11
5.562,16 5.019,80
Pendapatan
2.683,28
3.078,79
3.403,95
4.233,45
4.360,55
Revenue
Beban
2.637,50
2.922,32
3.191,62
3.916,45
4.189,70
Expenses
45,78
156,47
212,33
317,00
201,44
(12,34)
(60,09)
(84,84)
(67,60)
Tax
Pajak Tangguhan
(0,23)
0,85
20,74
13,97
26,00
Deferred Tax
45,55
144,98
172,99
246,14
159,77
0,18
(0,55)
0,05
0,24
45,73
144,44
173,04
246,37
45,73
144,44
173,04
246,37
159,77
270,88
(444,96)
261,05
1.132,62
(649,76)
(151,30)
(91,75)
(159,80)
(182,39)
(389.02)
(19,30)
22,57
236,51
(227,33)
119,93
2.847,00
2.993,01
2.623,31
2.961,07 3.683.96
2.993,01
2.623,31
2.961,07
3.683,96 2.765.10
17
Ikhtisar Operasi
Operasional Highlight
Surat Standar
Kiriman Korporat
Surat Kilat Khusus
Pos Exspress
Jumlah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
53.730
104.729
88.586
13.284
260.329
64.267
10.344
7.499
6.103
88.213
55.741
106.968
89.189
20.074
271.972
54.264
136.445
96.311
26.901
313.921
56.823
190.305
123.377
30.619
401.124
60.472
104.655
129.652
27.570
322.349
Standard Mail
Corporate Mail
Special Delivery Mail
Exspress Post
Total
2009
2010
2011
2012
2013
2014
16
32
27
Standard Remittance
Weselpos Prima
5.035
2.458
2.320
1.812
1.170
1.339
Prime Remittance
Weselpos Instan
6.078
7.400 13.109
16.507
15.706
14.458
Instant Remittance
Westren Union
2.455
4.309
2.874
3.881
2.899
3.590
Westren Union
611
426
601
600
3.077
842
756
6.883
1.847
Other Remittance
Giropos
843
653
1.139
104
619
Giro Post
Jumlah
15.638
17.243 20.256
24.723
26.762
21.853
Total
Weselpos Standar
18
2009
2010
2011
2012
2013
2014
5.182
1.975
1.681
1.046
6.721
3.057
7.405
3.801
6.971
4.114
6.524
6.106
Standard Parcel
Special Delivery Parcel
Paket Biasa LN
99
20
84
89
109
51
Paket Cepat LN
49
44
48
64
83
Remailing
5.267
5.612
7.095
2.912
EMS
11.743
12.188
11.271
13.001
17.622
12.497
Jumlah
24.315
14.944
26.789
31.439
31.792
25.261
Paket Standar
Paket Kilat Khusus
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Tabanas Batara
15
18.989
20.121
24.675
11.934
13.482
11.068
20.751
20.551
42.663
45.671
12.438
7.566
19.350
20.143
20.923
12.561
2.889
4.669
7.350
8.777
15.745
13.467
15.581
23.674
50.939
60.991
62.327
85.114
Jumlah
44.405
46.977
117.379
130.583
266.333
168.747
Tabanas Batara
Bank Payment (SOPP)
Telephone Payment (SOPP)
PAM Payment (SOPP)
PLN Payment (SOPP)
Total
19
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
4.
5.
6.
Executive Launch
visits Sampoerna
Working visit of Parliament Attack
Workshop Jaskug
Panel Discussion ASPERINDO
Socialization Law 3 2011
Shared Commitment PT Pos Indonesia
(Persero) and BTN
Launching Stamps Zodiac Horse
Roadmap Meeting SOE Net
Launching Luber and Nobar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
April / April
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3.
Maret / March
20
Executive Launch
Kunjungan Sampoerna
Kunjungan Kerja DPRD Serang
Workshop Jaskug
Diskusi Panel ASPERINDO
Sosialisasi UU No. 3 2011
Komitmen Bersama PT Pos Indonesia (Persero) dan BTN
Launching Perangko Shio Kuda
Meeting Roadmap BUMN Bersih
Launching Luber dan Nobar
1.
2.
Februari / February
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Januari / January
1.
2.
6.
7.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
Upacara HUT RI 69
2.
Gebyar Undian Hadiah, Pos Ekspor, Kiosk
3.
Pelantikan Direksi Baru Kemen BUMN
Business Meeting On Postal Services 4.
Between PT Pos Indonesia (Persero) and
5.
Singapore Post Limited
6.
Kunjungan Arsip Nasional
PKB SPPI
Anniversary Ceremony RI 69
Gebyar Sweepstakes Prize, Post Export, Kiosk
Inauguration of the New Directors Ministry of SOEs
Business Meeting On Postal Services Between
PT Pos Indonesia (Persero) and Singapore Post Limited
Visit the National Archives
PKB SPPI
21
Agustus / August
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Juli / July
1.
2.
3.
4.
6.
7.
Juni / june
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
Mei / May
1.
2.
3.
4.
5.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Oktober / October
1.
2.
3.
4.
5.
November / November
1.
2.
GKM Jogjakarta
MOU PT Pos Indonesia (Persero) Dengan
Korea Post
Workshop Proses dan Transportasi
Gebyar Luber 3.5 M
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
GKM Yogyakarta
PT Pos Indonesia (Persero) MOU with Korea
Post
Workshop Process and Transportation
Gebyar Luber 3.5 M
Desember / December
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.
4.
22
September / September
1.
2.
3.
23
2008
2010
2011
2012
24
2012
2013
2014
25
Wilayah Operasi
Operation Regional
Regional I
Medan
Total Assets
Regional IX
Banjarbaru
Regional II
Padang
Regional III
Palembang
Regional IV
Jakarta
Regional VI
Semarang
Regional V
Bandung
3.790
Post Oces
26
1.833
Mobile Service
Regional VII
Surabaya
Regional VIII
Denpasar
19.392
Employees
Regional XI
Jayapura
Regional X
Makasar
28.899
Post Agent
27
Daftar Isi
Table of Contents
2
14
16
Ikhtisar Keuangan
18
Ikhtisar Operasional
13
Identitas Perusahaan
20
Kegiatan Perusahaan
24
26
Wilayah Operasi
Operation Areas
40
42
48
53
99
34
67
Corporate Ceremony
Financial Highlights
Operational Highlihgts
33
Company Identity
54
Bidang Usaha
Business Line
60
61
62
Nilai-Nilai Perusahaan
Organizational Structure
Struktur Organisasi
Organizational Structure
Information on Shareholders
68
92
Profil Direksi
78
96
82
Laporan Direksi
123
111
146
117
100
28
Industrial Review
151
152
159
164
166
171
197
250
262
263
264
Dewan Komisaris
269
Komite-Komite di Bawah
Dewan Komisaris
277
277
280
280
Dewan Direksi
Board of Directors
Pengendalian Internal
Internal Control
Sekretaris Perseroan
Corporate Secretary
Akuntan Perseroan
Company Accountant
Manajemen Resiko
Risk Management
Prospek Usaha
299
Business Prospect
300
306
308
310
Bisnis Logistik
312
313
Bisnis Ritel
315
Bisnis Properti
316
Retail Business
Property Business
Bhakti Wasantara Net
318
Strategi ke Depan
Upcoming Strategies
Logistic Business
Financial Service Business
29
337
338
348
363
364
349
Sarana Produksi
356
Means of Production
Teknologi Informasi
Information Technology
SIM Keuangan
MIS Finance
389
Perlindungan Konsumen
Consumer Protection
385
394
Perlindungan Lingkungan
399
510
518
522
30
528
534
31
32
33
Sekilas
PT Pos Indonesia (Persero)
PT Pos Indonesia (Persero) in Brief
PT Pos Indonesia (Persero) merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
di bidang jasa kurir, logistik, dan transaksi
keuangan. Nama PT Pos Indonesia (Persero)
secara resmi digunakan pada tahun 1995,
setelah sebelumnya menggunakan nama dinas
PTT (Posts Telegraaf end Telefoon Diensts)
pada Tahun 1906; kemudian berubah menjadi
Djawatan PTT (Pos Telegraph and Telephone) pada
tahun 1945; kemudian berubah status menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN
Postel) di tahun 1961; dan menjadi PN Pos & Giro
di tahun 1965, serta kemudian menjadi Perum
Pos dan Giro di tahun 1978.
34
35
36
37
Riwayat Singkat
History in Brief
1746
1906
1945
Change the name of the post office being the Posts Telegraafend Telefoon Diensts.
Perubahan status PT Pos Indonesia (Persero) menjadi Jawatan PTT (Post, Telegraph, and Telephone) Republik
Indonesia
Changes the status PT Pos Indonesia (Persero) being Jawatan PTT (Post, Telegraph, and Telephone) of the Republic
of Indonesia
1961
Perubahan status Jawatan PTT Republik Indonesia menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos dan Telekomunikasi.
Perubahan ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 240 Tahun 1961.
Changes the status of Jawatan (office) PTT of the Republic of Indonesia became the State Enterprises (PN) of Posts
and Telecommunications. These changes are based on Government Regulation No. 240 in 1961
1965
Pembagian PN Pos dan Telekomunikasi menjadi PN Pos dan Giro berdasarkan Peraturan Pemerintah No 29
Tahun 1965 dan PN Telekomunikasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1965.
Divisioning of PN Posts and Telecommunications into PN Post and Giro based on Government Regulation No. 29 of
1965 and PN Telecommunication based on Government Regulation No. 30 in 1965.
1978
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1978, status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Pos dan Giro.
Based on Government Regulation No. 4 of 1978, the status of the PN Post and Giro was converted into a Public Company (Public Corporation) Post and Giro.
1995
Perubahan status Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia (Persero) dengan adanya dasar hukum sebagai
berikut:
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perusahaan Perseroan;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Pos dan Giro menjadi Perusahaan (Persero);
Anggaran Dasar PT Pos Indonesia (Persero) dalam akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 117 tanggal 20 Juni
1995 tentang Pendirian Perusahaan Persero PT Pos Indonesia (Persero), sebagaimana telah diubah terakhir dengan akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 18 tanggal 12 September 2011.
Changing the status of Post and Giro Public Corporation into PT Pos Indonesia (Persero) with the Foundation of the
following laws:
Act No. 1 of 1995 about the Corporation of the Company;
The Government of Indonesia Regulation No. 5 of 1995 on the Transfer Form from Public Company (public
corporation) Post and Giro into Corporation (Persero);
The Aticle of the company of PT Pos Indonesia (Persero) in a deed of Notary Sutjipto, SH No. 117 dated 20 June
1995 regarding the Establishment of the Company Refines PT Pos Indonesia (Persero), as amended last by deed
of Notary Sutjipto, SH number 18 on 12 September 2011.
2014
Perubahan terakhir anggaran dasar perusahaan yaitu Akta Notaris Nomor 13 tanggal 6 November 2014
yang dibuat dan disampaikan oleh Aryanti Artikasari, S.H. M.Kn, Notaris di Jakarta, di antaranya berisi:
Pemberhentian dan pengangkatan anggota Dewan Komisaris;
Pemberhentian, pengangkatan, dan pengalihan tugas anggota Direksi.
The last changes to the articles of the company namely Notarial Deed No. 13 dated 6 November 2014 are made
and submitted by Aryanti Artikasari, S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, which contains:
Dismissal and appointment of members of the Board of Commissioners;
Dismissal, appointment and task switching, Member of the Board of Directors.
38
39
Visi
Misi
Vision
Moto
Credo
40
Mission
In short, the companiy needs to continue doing moveon that is to keep the company keep it moving fast
achieving its aims effectively. Move-on spelled out in the
form of vision, action, possion, and collaboration.
41
Bidang Usaha
PT Pos Indonesia (Persero)
PT Pos Indonesia (Persero) Line of Business
42
Layanan / Services
Deskripsi / Description
Penanganan pengiriman dokumen antar kantor dari beberapa perusahaan yang berlokasi
dalam suatu gedung.
Handling shipping documents between offices of several companies that are located
within a building.
Penanganan pengiriman dokumen antar kantor cabang dari suatu perusahaan di dalam
suatu kota.
Handling shipping documents between branch offices of a company in a city.
43
Logistic
Logistik
Kegiatan bisnis logistik di PT Pos Indonesia
(Persero) bermula dari adanya proyek bisnis
logistik pada tahun 2004. Dengan dukungan
kekuatan jaringan PT Pos Indonesia (Persero)
yang tersebar di seluruh Indonesia, pada tahun
2007, SBU Logistik secara resmi didirikan dengan
tujuan untuk melakukan penetrasi pasar logistik
yang sedang berkembang. Pada akhir tahun
2011 PT Pos Indonesia (Persero) berencana
akan melakukan spin-off yaitu mengubah SBU
Logistik menjadi perseroan dengan kepemilikan
saham berada di tangan PT Pos Indonesia
(Persero). Pada Maret 2012, Pos Logistik resmi
didirikan sebagai anak perusahaan PT Pos
Indonesia (Persero). Dengan posisi sebagai
anak perusahaan, Pos Logistik diharapkan dapat
beroperasi secara independen dan profesional
untuk dapat memaksimalkan peluang pada bisnis
logistik di Indonesia sekaligus memanfaatkan
jaringan fisik yang sudah terbangun.
Jasa Keuangan
Melalui jaringan yang luas dan tersebar hingga
ke pelosok negeri, layanan jasa keuangan PT
Pos Indonesia (Persero) dapat menciptakan
Postal financial inclusion bagi unbanked
population di Indonesia. Program financial
44
Financial Services
Through an extensive network and scattered
to the corners of the country, PT Pos Indonesia
(Persero) financial services can create Postal
financial inclusion for the unBanked population
in Indonesia. The financial inclusion programme
a. Remitansi
Layanan remitansi terdiri dari beberapa
spesifikasi produk sebagai berikut.
Weselpos instan yang mencakup
pengiriman uang ke seluruh Indonesia
secara instan. Jaringan PT Pos
Indonesia (Persero) untuk layanan
ini menjangkau hingga 200 kota di
Indonesia.
Weselpos dalam negeri yang dilakukan
melalui kerja sama dengan beberapa
Bank di Indonesia. layanan ini
mencakup pencairan uang dari dalam
negeri.
International Remittance Product yang
mencakup pengiriman uang khusus ke
dan dari Malaysia yang memanfaatkan
jaringan Universal Postal Union (UPU).
Western Union yang merupakan salah
satu bentuk kerja sama antara PT Pos
Indonesia (Persero) dengan pihak lain
untuk pengiriman uang ke luar negeri
dengan jangka waktu pengiriman
maksimum 24 jam atau sampai di hari
yang sama (same day service).
a. Remittance
Remittance service consists of several product
specifications as follows.
Instant Weselpos that include sending money
to the rest of Indonesia instantly. Indonesia
Postal network for the service to reach up to
200 cities in Indonesia.
Domestic Weselpos which is done through
cooperation with several Banks in Indonesia.
This service includes the disbursement of
money from domestic.
International Remittance Product that
includes a special money transfer to and from
Malaysia who utilize the network of Universal
Postal Union (UPU).
Western Union is one of the forms of
cooperation between PT Pos Indonesia
(Persero) with other parties for the delivery of
money to foreign countries with a maximum
delivery period of 24 hours or until the same
day (same day service).
45
Retail
Ritel
Bisnis ritel PT Pos Indonesia (Persero) meliputi
seluruh transaksi di loket dari seluruh kantor
pos dan agen pos yang tersebar di seluruh
Indonesia. Kegiatan ritel PT Pos Indonesia
(Persero) dikelola oleh Sub Direktorat (Subdit)
Ritel di bawah Direktorat Ritel dan Properti.
Produk-produk yang ditawarkan adalah:
a. Benda Meterai
PT Pos Indonesia (Persero) memiliki peran
sebagai channel penjualan meterai dari
Ditjen Pajak, yang pengelolaannya diatur
dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-23/
PJ.53/2003 tanggal 17 September 2003.
Melalui bisnis ini, PT Pos Indonesia (Persero)
menetapkan fee dari tiap penjualan produk
yang kemudian menjadi pendapatan bagi PT
Pos Indonesia (Persero) (sistem konsinyasi).
b. Filateli (prangko)
Penjualan produk filateli (prangko) yang
memiliki karakteristik:
Prangko untuk keperluan surat-menyurat.
Penetapan tarif prangko yang berlaku
saat ini masih menggunakan tarif menurut
Keputusan Direksi No.34/Dirutpos/0702
tanggal 23 Agustus 2002.
Prangko sebagai koleksi/cenderamata.
Saat ini, PT Pos Indonesia (Persero)
memiliki sekitar 11 sampai 15 seri
penerbitan prangko per tahun.
c.
46
E-commerce
Layanan aplikasi e-commerce berbasis
website (plazapos.com) sejak tahun
2010, PT Pos Indonesia (Persero) telah
mengembangkan bisnis ritel e-commerce,
tetapi bisnis tersebut dinilai masih dapat
dioptimalkan sehingga mampu menarik
banyak pengunjung untuk bertransaksi di
Plazapos. Oleh karena itu, PT Pos Indonesia
(Persero) akan kembali mengembangkan
bisnis e-commerce dengan perencanaan
yang lebih matang. Hal ini bertujuan agar
Plazapos mampu menjadi bisnis e-commerce
yang mampu bersaing dan bersinergi dengan
layanan berbasis jaringan yang selama ini
telah terbangun yaitu pengiriman paket PT
Pos Indonesia (Persero).
b . Philatelic ( stamps )
Sales of filateli product (postage stamps) has
a characteristic
Stamps
for
the
purposes
of
correspondence. The determination of the
applicable postage rate is currently still
using rate according to the decision of the
Board of Directors no. 34/Dirutpos/0702
on 23 August 2002.
Stamps as collectibles / souvenirs.
Currently, PT Pos Indonesia (Persero)
has around 11 to 15 series of publishing
postage per year.
c.
E - commerce
E-commerce application service of websitebased (plazapos.com) since 2010, PT
Pos Indonesia (Persero) has developed an
e-commerce retail business, but the business
can still be optimized so that it was able to
attract many visitors to Transact in Plazapos.
Therefore, PT Pos Indonesia (Persero) will
develop an e-commerce business with a more
mature planning. It aims to make Plazapos
able to become e-commerce businesses and
able to compete and synergize with networkbased services that had been awakened i.e.
shipping parcel post Indonesia.
Properti
Untuk mengelola 3.132 aset propertinya, PT Pos
Indonesia (Persero) menjalin berbagai bentuk
kemitraan sebagai berikut:
Lease yaitu PT Pos Indonesia (Persero)
menyewakan
sebagian
atau
seluruh
bangunan/tanah miliknya kepada mitra
tanpa mengubah struktur, fisik bangunan,
dan layout aset.
KSU yaitu pendirian bangunan oleh mitra
dengan kepemilikan tanah oleh PT Pos
Indonesia (Persero).
Property
To manage its 3,326 property assets, PT Pos Indonesia
(Persero) establish various forms of partnerships as
follows:
Lease: PT Pos Indonesia (Persero) rent out part or
all of his property land/building to the partners
without changing the structure, physical layout
of buildings, and assets.
47
Company Objectives
48
49
Corporate Strategy
Strategi Perusahaan
1. Suratpos dan Paketpos
Sebagian besar program kerja bisnis suratpos dan
paketpos merupakan kelanjutan dari penerapan
strategi perbaikan dasar yang telah dilakukan
sejak tahun 2009 antara lain memperbaiki proses
operasi (peningkatan kualitas dan efisiensi), dan
intensifikasi penjualan untuk meningkatkan
pangsa pasar korporat. Sedangkan perbaikan
infrastruktur bisnis diarahkan pula untuk
meningkatkan kapasitas dan daya dukung
peningkatan kuantitas bisnis. Beberapa program
kerja strategisnya antara lain:
Mendapatkan kembali pangsa pasar,
melalui kegiatan meningkatkan layanan
mailroom; meningkatkan layanan admail;
dan menggarap lebih intensif pasar paket.
Mempertahankan basis pelanggan, melalui
kegiatan mengembangkan program loyalitas
konsumen,
Memanfaatkan kemampuan yang ada
untuk mendukung kinerja, melalui kegiatan
perbaikan proses operasi baik simplifikasi
proses, memanfaatkan teknologi informasi
dan merefitalisasi peralatan kerja serta
monitoring kualitas.
2. Jasa Keuangan
2. Financial Services
50
2014
Value Creation
Perluasan Bisnis Inti
Pengembangan produk
dan layanan baru
Pengembangan bisnis baru
Core Business Expansion
Development of new
products and services
New business development
2015-2016
Win the Competition
Penguasaan Pasar
Merger & akusisi
Pengembangan ke segmen
baru dan pasar baru
Market mastery
Mergers & acquisitions
Development into new
segments and new markets
2017-2018
Regional Champion
Unggul
Penguasaan pasar regional
Persiapan transformasi
berikutnya
Superior
Regional market share
Preparation of the next
transformation
51
52
Shareholding Information
Kronologis Pencatatan
Saham
Chronological Recording
of Shares
53
Subsidiaries
PT Bhakti Wasantara Net (BWN)
Dengan
tujuan
mengembangkan
dan
mengefektifkan layanan internet, PT Pos
Indonesia (Persero) bekerjasama dengan PT
Quantum Aksesindo Nusantara mendirikan PT
Bhakti Wasantara Net berdasarkan akta notaris:
Ivonne B Sinyal SH. nomor 7 tanggal 2 April
2001.
54
55
Success Story
Warehousing dan distribusi Gifts and
Products on Sale PT. Unilever Indonesia.
Warehousing dan distribusi buku PT. Tiga
Serangkai.
Warehousing dan distribusi voucher PT
Telkomsel.
Distribusi oli Evalube PT WGI.
Distribusi produk spare parts Suzuki PT ISI.
Distribusi produk pembalut wanita PT
Unicharm Indonesia.
Distribusi kiriman Pemerintah (Pemilu,
Diknas, Depag)
Success Story
Warehousing and distribution of Gifts and
Products on Sale of PT Unilever Indonesia.
Warehousing and distribution of PT. Tiga
Serangkai.
Warehousing and distribution of PT Telkomsel
vouchers.
Distribution of oil Evalube PT WGI.
Product distribution of spare parts Suzuki PT ISI.
Product distribution of sanitary napkins from
PT Unicharm Indonesia.
The distribution Government matters.
(elections, Education ministry, Religion
department)
56
Services
Property
Development
property
characteristics PT Pos Indonesia (Persero)
has a strategic location, so the potential to
develop utility. Therefore, we also engage in the
property development is done through strategic
partnerships.
57
Perusahaan Asosiasi/Afiliasi
Company Association/Affiliates
58
59
Konsultan Keuangan
Financial Consultant
Perusahaan Pemeringkat
Rating Agency
Nilai-nilai Perusahaan
Corporate Values
Customer Oriented
PT Pos Indonesia (Persero) selalu berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen
PT Pos Indonesia (Persero) has always strived to provide the best service for consumers
Integrity
PT Pos Indonesia (Persero) senantiasa memiliki kejujuran dan etika bisnis dalam melakukan
aktivitas perusahaan
PT Pos Indonesia (Persero) always has honesty and ethics in the conduct of business activities of the
Networking
PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung tinggi jaringan hubungan yang luas antar perusahaan, yaitu
dengan berbagi pengetahuan dan informasi, PT Pos Indonesia (Persero) berpotensi meningkatkan
kinerja perusahaan di masa mendatang
PT Pos Indonesia (Persero) upholds a broad network of relationships between the company, namely by
sharing knowledge and information, PT Pos Indonesia (Persero) potentially increase the companys
Teamwork
Accountable
PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung tinggi sikap bertanggung jawab atas aktivitas pengelolaan
perusahaan
PT Pos Indonesia (Persero) upholds the attitude of being responsible for the activity of managing the
company
Professional
PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam melakukan aktivitas
pengelolaan perusahaan
PT Pos Indonesia (Persero) upholds the value of professionalism in the management of company activity
Optimistic
Kami bertindak dengan penuh keyakinan untuk memberikan hasil terbaik dalam membangun masa
depan.
PT Pos Indonesia (Persero) work based on the goals and motivation to be the best
Spiritual
PT Pos Indonesia (Persero) mampu memberikan makna yang lebih luas pada setiap pekerjaan yang
dilakukan demi kepentingan masyarakat
PT Pos Indonesia (Persero) was able to give a broader meaning in any work that is done in the interest of
the community
61
Struktur Organisasi
Organizational Structure
Organization structure of PT Pos Indonesia
(Persero) , referring to the Decision of the Board
of Directors number KD.01/CEO/0112 dated
January 2, 2012, as amended by Decision of the
Board of Directors of PT Pos Indonesia (Persero)
number KD. 48/CEO/0714 July 08 st, 2014
regarding Changes to The First Decision of the
Board of Directors of PT Pos Indonesia (Persero)
number KD. 58/CEO/0814 dated August 25,
2014 is as follows
Direktur
Surat dan Paket
Kepala Change
Management
Office
Head of Change
Management
Office
Syahrial
Director of
Mail and Parcel
Direktur Teknologi
dan Jasa Keuangan
Director of Technology
and Financial Service
Direktur
Ritel dan Properti
Agus F handoyo
Budhi Setyawan
SVP
Penjualan
SVP of
Selling
Sekretaris
Perusahaan
Corporate
Secretary
Amrizal
62
SVP
Operasi
SVP of
Operation
SVP Teknologi
Informasi
SVP of Information
Technology
Director of
Retail and Property
SVP Jasa
Keuangan
SVP of Financial
Service
SVP
Properti
SVP
Ritel
SVP of
Property
SVP of
Retail
VP
Pengembangan
Bisnis Paket
VP
Perencanaan &
Pengembangan
Teknologi
VP
Public Service
Obligation
VP of Business
Development
Parcel
VP of Technology
Information
Development
Vp of Public
Service
Obligation
VP
Pengembangan
Bisnis Surat
VP
Pengembangan
Bisnis Jasa
Keuangan
VP of
Business Letter
Developmenr
VP of Business
Development
Finance Service
Regional
Penjualan
Pos
Admail
Regional
Operasi
Selling
Regional
Admail
Post
Operation
Regional
Sales
Representatives
Unit
Operasi
Sales
Representatives
Operation
Unit
OPERATING
BUSINESS
Regional
Teknologi
Informasi
Regional
Jasa
Keuangan
Sentral
Giro
Layanan
Information
Technology
Regional
Financial
Service
Regional
Giro Central
Financial
Service
Teknologi
Informasi
Representatives
Information
Technology
Representatives
Regional
Ritel
Retail
Regional
Kantor
Pos
Post
Office
Pemegang Saham
Shareholders
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Direktur Utama
Managing Director
Budi Setiawan
Direktur
Keuangan
Director of
Finance
Poernomo
Febriyanto
SVP Umun
dan Bina
Lingkungan
SVP
SDM
SVP of
HRD
VP Treasury
dan Pajak
VP
Akuntansi
VP of Treasury
and Tax
VP of Accounting
VP Human
Resource
Strategy
VP of Human
Resource
Strategy
VP Manajemen
Keuangan
Kepala Satuan
Pengawas
Internal
Head of Internal
Control Unit
Muhammad Yamin
PUSAT
Center
VP
Hukum
VP of
Law
Umar
Mansyur
SHARED
SERVICE
VP of Financial
Management
Regional
Akuntansi
Regional
SDM
Accounting
Regional
HRD
Regional
Akuntansi
Representatives
SDM
Representatives
Accounting
Representatives
HRD
Representatives
Regional
Regional
PELAKSANA TEKNIS
Technical Executive
63
Board of Commissioners
Jabatan
Komisaris Utama
Based on the Decision of the Minister of StateOwned Enterprises of the Republic of Indonesia
Number KEP-100/MBU/2011 date may 2, 2011
Number KEP-416/MBU/2012 November 21,
2012, about the Dismissal and the appointment
of Members of the Board of Commissioners of
PT Pos Indonesia (Persero) , then the order of
Commissioner of PT Pos Indonesia (Persero) is as
follows:
Nama
Position
President Commissioner
Komisaris Independen
Karyono Supomo
Independent Commissioner
Komisaris
Commissioner
Komisaris
Commissioner
Komisaris
Commissioner
Komisaris
Ferrari Roemawi
Commissioner
Board of Directors
Jabatan
Direktur Utama
Based on the Decision of the Minister of StateOwned Enterprises of the Republic of Indonesia
Number SK-316/MBU/2013 date June 26, 2013;
KEP-323/MBU/2013 date August 13, 2013;
SK-425/MBU/2013 20 December 2013; and
SK-2014/MBU/ tanggal 27 Agustus 2014 on
Dismissal and Appointment of members of the
Company Board of Directors of PT Pos Indonesia
(Persero), directors PT Pos Indonesia (Persero) per
31 December 2014 are as follows:
Nama
Budi Setiawan
Position
President Director
Direktur Keuangan
Poernomo
Director of Finance
Febriyanto
Agus F Handoyo
Budhi Setyawan
64
Senior Officials
Nama
Amrizal
Position
Corporate Secretary
Muhammad Yamin
Agus Hernowo
Arjuna
Syahrial
Harnito
Herbon Opnalto
Joesak Prakasa
VP Hukum
Umar Mansyur
VP of Law
Achmad Junara
Dwi Indarmani
VP of Sales Management
VP Pengelolaan Penjualan
VP Pos Internasional
VP Proses dan Transportasi
VP Kolekting dan Antaran
VP Perencanaan dan Pengembangan Teknologi Informasi
VP Infrastruktur Teknologi dan Informasi
VP of International Post
Onni Hadiono
VP of Information Teknologi
VP of Infrastructure and Information Technology
VP of Operation of Technology
Ihwan Sutardiyanta
VP Operasi Teknologi
VP Pospay
VP Transfer Uang
VP Penyaluran Dana dan Kemitraan PerBankan
VP Konsinyasi dan Filateli
VP Outlet
Zulfa Erinaldi
Ali Fahmi Amrozi
Apip Supriatna
Yuniswar
Hari Purnama
VP of Pospay
VP of Remittance
VP of Distribution of Funds and Banking Partnership
VP of Consignment and Philately
VP of Outlet
VP of Post Agent
VP Agen Pos
VP PostShop
VP of PostShop
VP Bisnis Properti
Wikandaru Mudjadi
VP of Business Propety
VP Pengelolaan Properti
VP Public Service Obligation (PSO)
Sudarmawan Juwono
VP of Peoperty Management
Tedi Setiadi
Tabah Pujianto
VP Manajemen Keuangan
Cahyat Rohyana
VP of Financial Management
VP Akuntansi
Endang Wahyudin
VP Learning Center
Panggih Raharjo
Chandra Dewi
Mohammad Hasymi Quzwen
VP of Accunting
VP of Resource Strategy
VP of Learning Center
VP of Career Management and HR Assessment
VP of HR Service
VP Umum
Benny Otoyo
VP of General
Slamet Sajidi
65
66
67
Basuki
Yusuf
Iskandar
Komisaris Utama
President Commissioner
68
Dear Shareholders,
Performance Evaluation
69
Meskipun
secara
keseluruhan
terjadi
peningkatan
kinerja,
Dewan
Komisaris
memberikan catatan khusus terkait kinerja
operasi. Dewan Komisaris meminta Direksi
untuk lebih fokus meningkatkan operasional
dan pemasaran, baik pada bisnis inti, yaitu
surat, paket, dan jasa keuangan, maupun
pengembangan, yaitu logistik, ritel dan properti.
70
71
Human Resources
72
73
74
Dewan
Komisaris
bertugas
melakukan
pengawasan terhadap kebijakan pengurusan
jalannya Perseroan pada umumnya baik
mengenai Perseroan yang dilakukan oleh Direksi
serta memberikan nasihat kepada Direksi
termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan
Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana
Kerja dan Anggaran Perseroan serta ketentuan
Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham, serta peraturan perundangundangan yang berlaku, untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan.
75
Prospek ke Depan
Perseroan memiliki prospek usaha yang baik
di masa mendatang terutama peningkatan
produktivitas dibandingkan dengan best practice
industri kurir dan logistik. Penggunaan teknologi
informasi untuk kantor-kantor pos (termasuk
kantor pos di kecamatan) serta penggunaan
Portable Data Terminal (PDT) untuk efektivitas
operasional sekaligus menambah pendapatan
(lain-lain).
76
Remarks
Penutup
Pada kesempatan ini Komisaris mengucapkan
selamat dan menyampaikan apresiasi kepada
jajaran Direksi dan seluruh karyawan PT Pos
Indonesia (Persero) atas prestasi yang telah
dicapai pada tahun 2014. Upaya pencapaian
target produktifitas, pendapatan, laba dan
efisiensi biaya produksi tetap menjadi fokus
Perseroan. Meskipun kelihatannya sederhana,
tantangan ini sangat berat dan memerlukan
waktu yang bertahap sebelum kemajuan
signifikan tersebut tercermin dalam hasil
operasional
Perseroan.
Komisaris
yakin
bahwa dalam kurun waktu enam belas tahun
perjalanan PT Pos Indonesia (Persero) tentu
telah memiliki keunggulan dalam pengetahuan
serta kemampuan mengelola Perseroan jaringan
postal dengan baik. Komisaris juga yakin bahwa
PT Pos Indonesia (Persero) sangat menguasai
core business-nya, sehingga produktivitas
Perseroan pun menjelma menjadi yang terbaik
di industrinya.
77
Basuki
Yusuf Iskandar
Komisaris Utama
President Commissioner
78
Karyono
Supomo
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Bobby Hamzar Rafinus selain menjabat sebagai Anggota Dewan komisaris PT.
PT Pos Indonesia (Persero) sejak Desember 2013, Beliau juga menjabat sebagai
Pelaksana Tugas Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Fiskal Dan
Moneter, Kementrian Koordinator Perekonomian per Januari 2013-Sekarang.
Pria kelahiran 15 Januari 1961 pernah terdaftar sebagai mahasiswa di
Columbia University dan lulus pada tahun 1995, Sarjana Teknik, Jurusan
Perencanaan Wilayah & Kota ITB Lulus Tahun 1987. Lembaga Administrasi
Negara, Macroeconomic and financial Policy, IMF Institute,Washington, Fiscal
Decentralization in Developing and Transition Economies, Georgia State
University and World Bank Institute, Atlanta, pada tahun 2000, Beliau juga
menerima penghargaan Satyalancana Karya Satya 10 Tahun dan penghargaan
Satyalancana Karya Satya 20 Tahun pada Tahun 2010. Beliau juga tercatat
aktif sebagai pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi hingga sekarang. Usia
pertanggal 31 Desember 2014 adalah 52 Tahun.
Bobby
Hamzar
Rafinus
Komisaris
Commissioner
DEDI SYARIF USMAN Selain menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris PT Pos
Indonesia (Persero) Beliau juga masih menjabat sebagai Direktur Kekayaan Negara
Dipisahkan, DJKN-KEMEKEU. Dan Beliau juga menjabat sebagai Anggota Dewan
Pengawas Gelora Bung Karno sejak 2012. Pria yang lahir pada tanggal 22 April
1965 ini mendapatkan gelar Master of Arts Economics dari University of Cororado
at Denver, US dan lulus pada tahun 1998. Beberapa Jabatan yang pernah menjadi
tanggung jawab Beliau yaitu sebagai Staf pada Biro PNP BUPLN, Kepala Seksi
Piutang BBD Biro PNP BUPLN, Kepala Seksi Piutang Negara PerBankan KP3N
Jakarta 1 BUPLN, Kepala KP2LN Tegal DJPLN, Kepala KP2LN Bandung II DJPLN,
Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat DJKN, Kepala Bagian
Organisasi dan Kepatuhan Internal Sekretariat DJKN, Direktur Barang Milik
Negara DJKN KEMENKEU. Usia pertanggal 31 Desember 2014 adalah 49 Tahun.
Dedi Syarif
Usman
Komisaris
Commissioner
80
Noor Ida
Khomsiyati
Komisaris
Commissioner
Ferrari
Roemawi
Komisaris
Commissioner
81
Budi Setiawan
Direktur Utama
President Director
Laporan Direksi
Dear Shareholder,
82
Kinerja perusahaan
Sasaran perusahaan pada tahun 2014 adalah
dengan melakukan Value Creation atau
melakukan ekspansi terhadap bisnis inti dengan
implementasi beberapa enabling projects seperti
perbaikan struktur pasar di bisnis suratpos dan
paketpos serta memperluas layanan di bisnis jasa
keuangan. Beberapa kebijakan yang dilakukan,
yaitu melakukan business strengthening pada
tiga fondasi bisnis utama (core business) yakni
suratpos dan paketpos, logistik melalui anak
perusahaan dan jasa keuangan. Di samping bisnis
inti tersebut, perusahaan juga telah menetapkan
pengelolaan non core business secara optimal
dengan lebih mengefektifkan utilitas aset yang
dimiliki perusahaan, baik dalam wadah bisnis
properti ataupun bisnis lainnya serta pengelolaan
cash management oleh Unit Treasury.
83
84
85
Prospek Usaha
Business Prospects
86
yang
layanan yang
dijalankan,
which has been run, then added with two new lines
selama
ini
telah
bahwa
ke
pengelolaan
Sebagai
wujud
bisnis
perusahaan
perusahaan
menjadi
multi
87
Implementation of Corporate
Governance
88
89
90
Acknowledgements
Budi Setiawan
Direktur Utama | President Director
91
Profil Direksi
Budi
Setiawan
Direktur Utama
President Director
of December 2014.
92
Febriyanto
Poernomo
Direktur Keuangan
Director of Finance
93
Agus Fatkhurohman Handoyo lahir di Tegal, Jawa Tengah tahun 1968. Sebelum
menjabat sebagai Direktur Surat dan Paket adalah Direktur Solusi Bisnis PT Pos
Logistik Indonesia, Kepala Divisi Regional Pos III Sumatera Bagian Selatan dan
Vice President Pengembangan Bisnis di Kantor Pusat Bandung. Pria lulusan
Pendidikan Tinggi Pos Sarjana Angkatan IV, 1993 ini juga meraih gelar S2
Magister Manajemen pada Universitas Dipenogoro Semarang pada tahun 2007.
Penugasan khusus yang pernah dilakukannya antara lain: Anggota Delegasi
RI ke Rusia, dalam rangka penjajakan kerjasama ekonomi dan perdagangan
Indonesia dan Rusia, 2012 dan Anggota Delegasi RI ke Kazakhstan, dalam rangka
penjajakan kerjasama ekonomi dan perdagangan Indonesia dan Kazakhstan.
Usia pertanggal 31 Desember 2014 adalah 46 tahun.
Agus
Fatkhurohman
Handoyo
Budhi
Setyawan
Direktur Teknologi dan
Jasa Keuangan
Director of Technology and
Financial Services
Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa sebelum menjabat sebagai Direktur Ritel
dan Properti adalah Kepala Satuan Pengawas Internal serta Kepala Divisi
Regional IV, Jabodetabek-Banten dan Fasilitator/Instruktur pelatihan di
bidang manajemen pos, organizational behavior, training for trainers,
front-liner course. Pria kelahiran Denpasar tahun 1964 ini, juga pernah
terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Tinggi Pos Lanjutan tahun
1986 dan meraih gelar MM Manajemen Keuangan dari University gajah
mada tahun 1993. Pernah mengikuti beberapa pelatihan Senior Leaders
Program on Leadership Development Strategy and Customer-Centricity,
PT John Clements Consultants Indonesia, Jakarta. Program Pendidikan
Reguler Angkatan XLII (PPRA XLII), Lembaga Ketahanan Nasional Republik
Indonesia (Lemhannas RI) dan Workshop Dasar-Dasar Pengembangan
Sistem Manajemen Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Stratejik
(LAPI ITB, Bandung). Usia pertanggal 31 Desember 2014 adalah 50 tahun.
GNP
Sugiarta Yasa
Gusti Ngurah Putu Yasa Sugiarta before serving as Director of Retail and
Property is the Head of Internal Audit Unit and Head of Regional Division
IV, Greater Jakarta, Banten and Facilitator / Instructor training in the field
of postal management, organizational behavior, training for trainers, frontliner course. Men born in Denpasar in 1964, has also been registered as
a student of Higher Education Advanced Post 1986 and earned her MM
Financial Management of Gajah Mada University in 1993. Attended several
Senior Training Leaders Programme on Leadership Development Strategy
and Customer-Centricity, PT John Clements Consultants Indonesia, Jakarta.
XLII Regular Education Program (PPRA XLII), National Security Agency of
the Republic of Indonesia (Indonesian National Resilience Institute) and
Workshop Basics Corporate Performance Management System Development
with Strategic Approach (LAPI ITB, Bandung). Age as of December 31, 2014
was 50 years.
95
Tanggung Jawab
Laporan Tahunan
Annual Report Accountability
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Pelaporan
Reporting Responsibility
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Karyono Supomo
Komisaris Independen
Independent Commissioner
Komisaris
Commissioner
Komisaris
Commissioner
Komisaris
Commissioner
Ferrari Roemawi
Komisaris
Commissioner
96
Direksi
Board of Directors
Budi Setiawan
Direktur Utama
President Director
Poernomo
Febriyanto
Direktur Keuangan
Director of Finance
Agus F Handoyo
Budhi Setyawan
Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan
Director of Technology and Financial Services
97
98
99
Tinjauan Industri
Industrial Review
Perkembangan
industri
komunikasi
dan
telekomunikasi telah membawa dampak besar
bagi industri kurir, terutama surat. Berdasarkan
data yang dihimpun dari Universal Postal Union,
volume surat konvensional global mengalami
penurunan sebesar 57 miliar dari tahun 2006 ke
tahun 2010. Selain itu, hasil analisa yang dilakukan
oleh International Post Corporation menunjukan
adanya kemungkinan yang tinggi untuk penurunan
volume tersebut dalam 15 tahun yang akan datang.
Dengan demikian, tantangan utama di dalam dunia
pelayanan jasa pos saat ini adalah sebagai berikut :
100
101
Secara umum, langkah-langkah yang wajib dilakukan penyedia layanan pos di seluruh dunia antara lain
diversifikasi produk, penyesuaian harga, perubahan kebijakan, dan peningkatan produktivitas. Selain itu,
penyedia layanan pos harus memperhatikan kebutuhan pelanggan (customer oriented service), termasuk
kualitas pelayanan yang mereka harapkan. Ini menjadi tantangan utama PT Pos Indonesia (Persero) untuk
mengembangkan usaha kurirnya.
In General, the steps that must be done by postal service providers around the world are, among others,
product diversification, price adjustment, policy changes, and increased productivity. In addition, the postal
service provider should pay attention to the needs of customers (customer oriented service), including the quality
of service they expect. This became the key challenges for PT Pos Indonesia (Persero) to develop the enterprise.
102
Rancangan Investasi
bagi Industri Pos Dunia
Bagaimana
melakukan
positioning
surat
konvensional di dunia online dengan adanya
perkembangan dunia teknologi informasi saat
ini, industri layanan pos milik pemerintah di
seluruh dunia diharapkan untuk menjadikan surat
konvensional sebagai bagian dari suatu bisnis jasa
yang interaktif dan terintegrasi dengan teknologi,
bukan sebagai suatu sarana tradisional dalam
berkomunikasi. Dengan demikian, model bisnis
layanan pos milik pemerintah harus terfokus pada
nilai yang ditawarkan (Value - Oriented).
Para
pemangku
kepentingan
(terutama
pemerintah) yang berkepentingan langsung
dengan operator jasa pos yang memiliki bidang
kewajiban pelayanan universal (USO) wajib
menyadari bahwa akan terdapat perubahan
103
104
105
106
Tinjauan Perkembangan
PT Pos Indonesia (Persero) dalam
Konteks Organisasi Industri
107
108
109
110
TINJAUAN PEMASARAN
DAN PANGSA PASAR
111
Logistik
Logistic Business
mengalami
Industri
logistik
di
Indonesia
84%.
112
(PDB)
mendorong
keseluruhan
Produk
Domestik
Bruto
barang
markets.
intensifnya
pergerakan
Jasa Keuangan
Financial Service
113
Tahun
Year
Jumlah kartu
Cards
Jumlah transaksi
Transactions
2009
12.295.259
177.817.542
132.651.567
2010
13.574.673
194.675.233
158.687.057
2011
14.785.382
205.303.560
178.160.763
2012
14.817.168
217.956.183
197.558.986
2013
15.091.684
235.695.969
219.026.985
2014
16.043.347
250.543.218
250.177.517
300.000
241,383
250.000
150.000
100.000
Sumber / Source:
Bank Indonesia
183,183
200.000
133,871
139,582
2008
2009
104,044
50.000
0
2007
2010
2011
114
Ritel
Retail
115
116
Suratpos
117
Paketpos
Parcel
Pos Internasional
International Post
118
Ritel
Retail
119
120
Jasa Keuangan
Financial Service
121
122
In Billion IDR
RKAP 2015
PENDAPATAN BERSIH
5.546,28
BEBAN USAHA
Pemasaran
Umum dan administrasi
Jumlah beban usaha
Pendapatan lain-lain
Beban lain-lain
LABA USAHA
Pendapatan keuangan
Beban keuangan
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN)
PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Kini
Tangguhan
Beban pajak penghasilan - bersih
LABA BERSIH
LABA (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
2014
2013
10,10
44,14
28,00
4.360,55
93.71
4.096,00
4.189,71
42,42
18,92
194,34
32,52
25,49
405,05
201,37
(33,67)
(43,89)
(77,56)
327,49
(1,21)
326,28
67,60
26,00
41,59
159,77
159,77
(101,45)
(3.757,16)
(3.858,61)
25,75
(36,02)
306,02
32,80
(21,82)
1.
2.
3.
Current
deferred
Income tax expenses -net
NET PROFIT
OTHER COMPRHENSIVE INCOME
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
JENIS PAJAK
KIND of TAX
NO
BUSSINESS EXPENSES
Marketing
Geneneral and administration
Total business expenses
Other income
Other expenses
GROSS PROFIT
Financial income
Financial expenses
TAHUN
YEAR
2010
2011
2012
2013
2014
1.010.394.465
1.384.037.675
2.928.961.629
2.867.401.116 4,830,132,024
PPh Pasal 21
32.271.789.600
38.770.771.500
48.445.945.796
49.798.551.833 62,112,250,300
PPh Pasal 23
6.966.534.817
4.620.741.525
1.739.969.188
10.634.288.769 8,891,608,465
4.
PPh Pasal 25
42.661.899.720
20.178.227.979
58.411.486.500
43.955.729.064 51,753,440,496
5.
PPN
47.174.181.050
59.713.225.651
51.718.142.597
63.152.894.816 52,625,826,824
6.
PPN-WAPU
49.672.382.497 44,391,804,421
7.
PBB
5.154.872.921
8.114.647.764
6.651.892.649
7.159.899.054 8,816,982,798
8.
Pajak Lainnya(Pajak
Daerah)
2.440.568.949
2.041.190.974
4.098.235.095
4.873.363.424 44,127,146
JUMLAH / TOTAL
137.680.241.522
134.822.843.068
173.994.633.454
232.114.510.573 228,636,040,450
123
Sebagaimana
tahun-tahun
sebelumnya,
kontribusi pendapatan usaha terbesar masih
berasal dari pendapatan bisnis Surat dan Paket
serta Jasa Keuangan masing-masing sebesar
55,82% dan 32,13%. Pendapatan surat dan
paket tahun 2014 terealisasi sebesar Rp
2.462,45 Milyar atau 92,75% dari target RKAP
sebesar Rp 2.654,99 Milyar, mengalami kenaikan
sebesar 9,06% bila dibandingkan realisasi tahun
2013 sebesar Rp 2.257,90 Milyar. Pendapatan
Jasa Keuangan sebesar Rp 1.417,35 Milyar atau
88,20% dari RKAP 2014 sebesar Rp 1.607,00
Milyar, atau mengalami penurunan 2,17% bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 Rp
1.448,90 Milyar.
124
Pendapatan Suratpos
dan Paketpos
125
126
Jasa Keuangan
Pendapatan Weselpos
Financial Services
Remittance Revenue
Pendapatan Giropos
Pendapatan layanan Giropos tahun 2014
sebesar Rp 8,20 Milyar atau 134,54% dari
target RKAP 2014 sebesar Rp 6,10 Milyar.
Realisasi tahun 2013 menurun sebesar 83,90%
jika dibandingkan realisasi tahun 2013 sebesar
Rp 50,96 Milyar.
127
128
Kemitraan Biller
Partnership Biller
129
130
Pendapatan Ritel
Retail Revenue
Pendapatan Filateli
Philately Revenue
131
Pendapatan Properti
Property income
Kendala Regulasi:
1. Jangka waktu PKS pemanfaatan
properti dibatasi hanya dua tahun
sementara permintaan pasar adalah
lima tahun ke atas.
2. Pemanfaatan properti di Regional
harus mendapat persetujuan dari
Kantor Pusat sehingga prosesnya lama,
akibat tidak adanya pendelegasian
kewenangan kepada Direksi (sesuai
kententuan dalam AD perusahaan).
Pengembangan
properti
(investasi
3.
internal
maupun
kemitraan)
membutuhkan proses birokrasi dan
waktu yang lama sehingga tidak dapat
menghasilkan pendapatan dalam waktu
singkat.
a. Regulatory constraints:
1. Duration MCC property utilization is
limited only two years while demand is five
years and over.
2. The use of property in Regional must be
approved by the Central Office so that
the process is long, due to the lack of
delegation of authority to the Board of
Directors (according kententuan in AD
company).
a.
132
properties
(internal
3. Development
investment and partnership) requires a
bureaucratic process and a long time so it
can not generate revenue in a short time.
4.
b.
Technical constraints:
1. The room / land / building idle available
and can be utilized partners not ready.
2. Development of an investment property
are partly still in early stages of the
construction process of providing physical
and so can not generate revenue.
3. Business development of other divisions
(MMU, KLG BSM, Post Shop, etc.) utilize
many potential locations for Business
Property
and
income
derived
from
of
operational
Building
133
Pendapatan Lainnya
Sampai dengan akhir tahun 2014, pendapatan
lainnya terealisasi sebesar Rp 42,42 Milyar
atau sebesar 56,56% dari RKAP 2014 sebesar
Rp 75,00 Milyar. Realisasi pendapatan lainnya
ini menggalami peningkatan sebesar 64,73%,
bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2013
sebesar Rp 25,75 Milyar.
Pendapatan Keuangan
Other Revenue
Up to the end of 2014, other income realized
amounted to Rp 42.42 Billion or 56,56% of the
CBP 2014 which amounting to Rp 75,00 billion.
The realization of this other income increase of
64.73%, when compared to the realization by
2013 amounted to Rp 25,75 billion.
Financial Revenue
1. Pengelolaan Kas :
a) Penempatan dana pada perbankan yang
dapat memberikan tingkat suku bunga
yang paling menarik baik Giro, DOC dan
Berjangka.
b) Intensifikasi dana pihak ketiga dan
pendekatan dana untuk dikelola pemilihan
rate terbaik.
c) Persiapan tender Sentralisasi Asuransi
Kas 2015.
d) Evaluasi PKS pick up service di beberapa
Regional.
e) Penyesuaian aplikasi ITEMS berdasarkan
SAP FICO yaitu penghapusan entry BKH.
2. Investasi :
a) Penyusunan RKAP 2015.
b) Evaluasi kinerja investasi Triwulan III
Tahun 2014.
c) Penyediaan data untuk kebutuhan Audit
KAP.
3. Pajak :
a) Rekonsiliasi data pajak untuk kebutuhan
data audit KAP.
b) Penyelesaian Juklak Pph Psl 4 ayat 2.
Tidak tercapainya target Pendapatan
Keuangan disebabkan antara lain:
1. Pengelolaan dana yang semakin
pendek.
2. BI Rate yang semakin turun.
3. Besar dana yang diberikan mitra kerja
semakin kecil.
1. Cash Management:
a) Placement of funds in Banks that can provide
the most attractive interest rates good Giro,
DOC and Futures.
134
135
136
Pencapaian
Tumbuh
Realization
from Target (%) Growth (%)
2013
(Audited)
ASET
ASSET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Investasi pada surat berharga
Piutang usaha - setelah dikurangi
cadangan piutang tidak tertagih
Persediaan aset real estate
Pendapatan yang masih harus diterima
Pajak dibayar di muka
Aset lancar lainnya
JUMLAH ASET LANCAR
CURRENT ASSET
2,765.11
3,683.96
0.23
458.25
480.81
153.18%
95.52%
(24.94%)
(100.00%)
Security Investment
3.44
0.00%
100.78
75.12
155.10%
34.16%
8.67
3.88
0.00%
123.45%
Prepaid Tax
317.69
261.22
77.83%
21.62%
3,653.95
4,505.23
138.66%
(18.89%)
137
Pencapaian
Tumbuh
Realization
from Target (%) Growth (%)
2013
(Audited)
175.00
712.57
618.24
236.57
234.80
38.94
42.46
149.83
123.96
90.29%
15.26%
508.39%
0.76%
254.86%
-8.31%
Intangible Asset
20.87%
52.45
37.47
67.47%
39.99%
1,365.85
1,056.92
142.37%
29.23%
JUMLAH ASET
5,019.83
5,562.16
139.84%
-9.75%
TOTAL ASSET
Utang usaha
2,462.64
3,126.26
177.46%
-21.23%
Utang pajak
35.93
58.18
129.56%
-40.88%
150.00
0.00%
104.13
96.17
179.59%
8.27%
Utang lainnya
587.66
820.88
29.29%
-28.41%
-Pinjaman Bank
Tax Payable
Deferred Expenses
Trade payable
40.00
20.00
4.26
3.77
0.00%
3,384.62
4,125.27
75.00
60.00
4.22
8.34
457.00
369.16
0.00%
23.80%
22.71
22.71
99.97%
0.00%
142.59%
100.00%
- Bank debt
13.12%
-17.99%
25.00%
- Bank debt
-49.39%
0.19
0.32
0.00%
-40.68%
559.12
460.53
175.17%
21.41%
3,942.21
4,585.79
147.21%
-14.03%
EKUITAS
EQUITY
Nominal Share
Rp1.000.000 per share
455.02
455.02
100.00%
0.00%
81.66%
19.86%
Retain Earnings
651.93
551.90
(1.37)
(30.90)
(29.19)
-81.36%
5.86%
Minority Interest
TOTAL EQUITY
JUMLAH EKUITAS
1,076.05
976.36
113.07%
11.19%
5,019.80
5,562.16
139.84%
138
Struktur Permodalan
PT Pos Indonesia (Persero) dimiliki sepenuhnya
oleh Pemerintah Republik Indonesia. Susunan
pemilikan saham Perseroan adalah Negara
Republik Indonesia, sebanyak 455.023 saham atau
dengan nilai nominal sebesar Rp.455.023.000.000
selain itu terdapat saldo laba sebesar
Rp.651.936.128.454 dan kepentingan non
pengendali sebesar Rp.30.889.571.573 sehingga
pada 31 Desember 2014 total ekuitas PT Pos
Indonesia (Persero) tercatat Rp.1.076.059.556.881
untuk Utang jangka panjang PT Pos Indonesia
(Persero) tercatat sebesar Rp.559.120.815.030.
Kebijakan Permodalan
Tujuan utama pengelolaan modal Perseroan
adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio
modal yang sehat untuk mendukung usaha dan
memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
Perseroan mengelola struktur permodalan
dan
melakukan
penyesuaian,
berdasarkan
perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara
dan
menyesuaikan
struktur
permodalan,
Perseroan dapat menyesuaikan pembayaran
dividen kepada pemegang saham, imbalan modal
kepada pemegang saham atau menerbitkan
saham baru. Kebijakan Perseroan adalah untuk
mempertahankan struktur permodalan yang sehat
dalam rangka untuk mengamankan akses untuk
membiayai dengan biaya yang wajar.
Kebijakan Dividen
Kebijakan pembagian dividen kami harus mendapat
persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) terkait jumlah yang akan
dibayarkan kepada para pemegang saham. Rasio
pembayaran dividen untuk tahun buku 2013 akan
ditetapkan pada pelaksanaan RUPST pada tahun
2014.
Capital Structure
PT Pos Indonesia (Persero) is wholly owned by
the Government of the Republic of Indonesia. The
share ownership of the Company is the Republic
of Indonesia, or as many as 455.023 shares with
a nominal value of Rp.455.023.000.000. besides
there are retained earnings amounting to Rp.
And non-controlling interests 651.936.128.454
Rp.30.889.571.573 so on December 31, 2014
total equity of PT Pos Indonesia (Persero) was
Rp.1,076,059,556,881 to long-term debt of PT Pos
Indonesia (Persero) reached Rp.559.120.815.030.
Capital Policy
The primary objective of the Companys capital
management is to ensure that it maintains a strong
credit rating and healthy capital ratios in order to
support their business and maximize shareholder
value.The Company manages their capital
structure and make adjustments to it in light of
changes in economic conditions. To maintain or
adjust the capital structure, the Company may
adjust the dividend payment to shareholders,
return capital to shareholders or issue new shares.
The Company policy is to maintain a healthy
capital structure in order to secure access to
finance at a reasonable cost.
Dividend Policy
Our dividend policy must be approved by the
General Meeting of Shareholders (AGM)
concerning the amount to be paid to the
shareholders. The dividend payout ratio for fiscal
year 2013 will be set on the implementation of
the 2014 AGM.
139
Tanggal RUPST
Rasio
Pembayaran
(%)
Jumlah Dividen
(Rp.)
Dividen Per
Lembar Saham
(Rp)
2012
21 Mei 2013
21 Juni 2013
10
17.248.732.000
0,541449553
2013
24 April 2014
22 Mei 2014
20
49.158.013.080
0,350166915
Catatan Penting
Tidak terdapat perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan dan tidak
terdapat perubahan kebijakan akuntansi selama
tahun buku 2014
140
Important Note:
There are no changes to the legislation that
significantly and there are no changes in
accounting policies during the financial year 2014
2013
(Audited)
2014
(Audited)
174,00
0
62,93
119,21
0,93
175,00
51,86
93,42
4,90
145,49
24,59
Pencapaian
Realization
from Target (%)
0,57
48,45
22,04
69,79
3,90
366,40
29,95
525,705
659,13
43,32
Uraian
Description
Investment to Subsidiaries
Investment to external
Land
Building
Vehicles
Usable Inventory
Property Investment
Intangible Asset
TOTAL INVESTMENT
Tujuan
Purpose
141
142
Perspektif
A.
B.
C.
D.
E.
Bobot
Weight (%)
Skor KPI
KPI Score
(%)
24,00
22,00
20,00
17,00
7,96
20,84
21,72
19,19
17,00
11,08
100,00
78,80
Tingkat Kesehatan
Perspectives
Market and Finance
Customer Focus Effectivity
Product and Process Effectivity
HR Focus
Leaderships, Governance, &
Responsibility
Total
143
TAHUN 2014
YEAR 2014
RKAP 2014
CBP 2014
TAHUN 2013
YEAR 2013
BOBOT
WEIGHT
SATUAN
NILAI
UNIT
NILAI
Value
SKOR
Score
NILAI
Value
A. ASPEK KEUANGAN :
20
18.16
20.00
27.16
20.00
35.51
20.00
15
6.96
5.00
7.02
6.00
7.17
6.00
81.7
5.00
87.82
5.00
113.33
5.00
Cash Ratio
107.96
3.00
105.44
3.00
109.21
3.00
Current Ratio
Hari
38.36
5.00
32.28
5.00
42.04
5.00
Hari
1.71
5.00
0.64
5.00
0.09
5.00
87.94
3.50
71.7
3.00
75.80
3.50
10
21.44
7.25
17.91
6.00
17.55
6.00
Jumlah A
70
53.50
Total A
B. ASPEK OPERASIONAL :
OPERATIONAL ASPECT:
Titik Pelayanan
BS
5.00
BS
5.00
BS
5.00
Scope of Service
Kualitas Pelayanan
BS
4.00
BS
4.00
3.20
Quality of Service
Produktivitas Sumberdaya
2.40
2.40
2.40
Resources Productivity
2.40
2.40
2.40
HR Quality Improvement
Jumlah B
15
13.00
Total B
C. ASPEK ADMINISTRASI
:
ADMINISTRATION ASPECT:
Laporan Perhitungan
Keuangan
bulan
3.00
4.00
3.00
4.00
3.00
Financial Report
Rancangan RKAP
hari
65
3.00
65.00
3.00
65.00
3.00
Laporan Periodik
hari
3.00
3.00
3.00
Periodical Report
58.22
0.00
83.00
3.00
90.00
3.00
27.31
1.00
77.00
3.00
25.39
1.00
Jumlah C
15
INDIKATOR
144
53.75
53.00
13.80
Jumlah (A+B+C)
KUALIFIKASI
13.80
INDICATOR
FINANCIAL ASPECT :
10.00
15.00
13.00
Total C
77.55
81.80
79.50
Total (A+B+C)
SEHAT
Health
SEHAT
Health
SEHAT
Health
AA
QUALIFICATION
Short-Term Liabilities
2013
2014
Rasio lancar
109,21%
107,96%
Rasio kas
113,33%
81,7%
RATIO
current ratio
cash ratio
Long-Term Liabilities
RASIO
2013
2014
4,69 kali
3,66 kali
14,98 kali
20,29 kali
14,02 kali
7,62 kali
Kolektibilitas Piutang
RATIO
debt to equity ratio
debt to EBITDA
times interest earned ratio
145
Laporan Keuangan
Anak Perusahaan Tahun 2014
146
2013
2014
TUMBUH
GROWTH (%)
246,37
169,33
(31,26)
0,65
(3,45)
(624,61)
2,29
3,69
61,12
1,26
KONTRIBUSI LABA
JUMLAH LABA
246,37
42,36
Earnings Contribution
TOTAL PROFIT
AKUN
In Billion IDR
2014
2013
ACCOUNT
2012
19.49
23,00
9,48
Current Asset
3.63
4,93
3,95
Jumlah Aset
23.12
27,93
13,43
Total Asset
34.18
35,55
22,26
Aset Lancar
53.07
53,00
52,51
Ekuitas
-64.13
(60,62)
(61,33)
Equity
23.12
27,93
13,43
Pendapatan Usaha
64.74
59.03
33,70
Revenue
Beban Usaha
-67.81
-57.39
(9,46)
Expense
-0.51
0.17
2,44
-3.57
1.81
1,29
Beban Pajak
0.12
-1.15
(0,31)
Tax
-3.45
0.66
0,97
-3.45
0.66
0,97
147
Shareholding Composition of PT
BWN In 2014
Dalam Juta Rupiah kecuali lembar dan % In Million IDR, except Share and %
No
SAHAM (Lembar)
SHARE (Sum)
SAHAM (%)
SHARE (%)
BESAR UANG
AMOUNT
9.507
51
9.507
9.134
49
9.134
18.641
100
18.641
JUMLAH / Total
AKUN
2014
2013
ACCOUNT
Aset Lancar
144.21
201,03
Current Asset
79.40
19,09
Jumlah Aset
223.61
220,12
Total Asset
36.94
32,95
4.13
8,34
Ekuitas
182.53
178,83
Equity
223.61
220,12
Total Liabilities/Equity
Jumlah Liabilitas/Ekuitas
Pendapatan
300.32
205,49
Revenue
Beban Usaha
297.91
204,54
Expenses
2.41
0,95
2.60
2,19
5.01
3,14
(1.31)
(0,84)
Tax
2,30
2,30
3.70
3.70
148
Dalam Juta Rupiah kecuali lembar dan % In Million IDR, except Share and %
No
SAHAM (Lembar)
SHARE (Sum)
JUMLAH / Total
BESAR
UANG
AMOUNT
SAHAM (%)
SHARE (%)
174.000
99,71
174,00
500
0,29
0,50
174.500
100,00
174,50
Dalam Juta Rupiah kecuali lembar dan % In Million IDR, except Share and %
No
SAHAM (Lembar)
SHARE (Sum)
SAHAM (%)
SHARE (%)
BESAR UANG
AMOUNT
99.000
99,00
99,00
1.000
1,00
1,00
JUMLAH / Total
100.000
100,00
100,00
Dalam Juta Rupiah kecuali lembar dan % In Million IDR, except Share and %
AKUN
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
2014
2013
ACCOUNT
107.46
Current Asset
1.79
109.25
Total Asset
7.98
Jumlah Aset
Ekuitas
101.26
Equity
Jumlah Liabilitas/Ekuitas
109.25
Total Liabilities/Equity
Pendapatan
6.25
Revenue
-10.36
Expenses
6.06
1.94
Beban Usaha
-0.68
Tax
1.26
1.26
149
150
151
Program Penerapan
Tata Kelola Perusahaan
Implementation of Good Corporate Governance
Dalam usaha pencapaian visi untuk menjadi
perusahaan jaringan yang tangguh, mampu
tumbuh dan berkembang dalam persaingan
global, penerapan GCG secara konsisten menjadi
sebuah kebutuhan bagi perusahaan. Pemerintah
sebagai pemegang saham, telah menerbitkan
serangkaian peraturan perundangan yang
merupakan kaidah, norma ataupun pedoman
korporasi yang diperlukan dalam sistem
pengelolaan BUMN. Melalui Peraturan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor : Per- 01 /
MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(Good Corporate Governance) Pada Badan
Usaha Milik Negara, Menteri BUMN selaku
pemegang saham telah mewajibkan penerapan
GCG secara konsisten dan berkelanjutan
berpedoman pada Peraturan Menteri ini dengan
Pedoman
Tata Kelola Perusahaan
Peraturan Teknis
dan Pelaksanaan
Guidance of
Corporate Governance
Technical Regulations
and Implementation
Aturan Berlaku
Applicable Rules
Program
Komite Komisaris
Program of
Commissioners Committee
Panduan bagi
Komisaris dan BOD
Standar Operasional
Prosedur (SOP)
Guide for
Commissioners and BOD
Standard Operating
Procedures (SOP)
Anggaran Dasar
Perseroan
Charter
Company
Peraturan
Perundang-undangan
Regulation
Legislation
Panduan
Komnas GCG
Guide of
GCG National Committee
Review
152
INTERNALISASI
SOSIALISASI
PENERAPAN
DAN
IMPLEMENTASI
BUDAYA
PERUSAHAAN
INTERNALIZATION
SOCIALIZATION
APPLICATION
AND
IMPLEMENTATION
CORPORATE
CULTURE
153
154
155
Self Asessment
Pada tahun 2013 PT Pos Indonesia (Persero)
mengajak konsultan GCG, yaitu Mitra Badra
Consulting (MBC) untuk asessment penerapan
GCG Tahun 2013 dan pembangunan Enterprise
Risk Management Kontrak dengan konsultan
ini berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK)
no. 1319/DIRUT/1113 tanggal 27 November
2013 dan Perjanjian kerjasama no. PKS.225/
156
Self Assesment
In 2013 PT Pos Indonesia (Persero) invites
consultants GCG, namely Badra Partners Consulting
(MBC) for the assessment of GCG implementation
in 2013 and the development of Enterprise Risk
Management Contract with this consultant based
Work Order (SPK) no. 1319 / CEO of / 1113
dated November 27, 2013 and no cooperation
agreement. PKS.225 / CEO of / 1213 - no. PRO-
DIRUT/1213
PRO-MBC/001/POS/
no.
tahun 2014.
Namun pada perjalanannya, terdapat kendala
yang
kontrak
mengakibatkan
diputusnya
157
ASPEK GOVERNANCE
BOBOT
CAPAIAN
PERSENTASE (%)
Governance Aspect
weight
Achievement
percentage (%)
4,22
60,32
II
7,98
88,63
III
35
31,78
90,79
IV
Direksi.
35
29,42
84,05
6,68
74,21
VI
Aspek lainnya.
0,00
100
80,07
No
Total
158
80,07
Tentang
hal-hal
yang
perlu
mendapat
persetujuan/keputusan
dari
pemegang
saham, RUPS telah memberikan persetujuan
semua transaksi penting yang memerlukan
persetujuan, memberikan pengesahan RKAP
yang disampaikan oleh direksi, mengesahkan
laporan dan penghitungan tahunan serta
pengesahaan laba Perseroan, menetapkan
auditor eksternal, serta menetapkan gaji
direksi dan komisaris. Pelaksanaan RUPS telah
sesuai dengan ketentuan dengan dilaksanakan
secara tepat waktu. RUPS dilaksanakan dengan
didahului pemanggilan kepada pemegang saham
dan pengambilan keputusan serta risalah RUPS
yang dibuat telah sesuai dengan ketentuan.
Komisaris dan Direksi diputuskan oleh RUPS
dengan komposisi dan kualifikasi sesuai
dengan yang dibutuhkan perusahaan serta
menetapkan aturan perangkapan jabatan bagi
anggota komisaris dan direksi. RUPS juga
telah menetapkan sistem penilaian kepatutan
dan kelayakan (fit and proper test) bagi calon
anggota direksi sesuai peraturan yang berlaku
dan telah menetapkan sistem penilaian direksi
secara formal dan kolegial, serta menetapkan
dan menerapkan sistem insentif untuk komisaris
dan direksi.
159
Kesempatan
pembelajaran
bagi
Dewan
Komisaris dengan menyelenggarakan program
pengembangan (knowledge dan skill) bagi
Komisaris.
Komisaris
dilengkapi
dengan
kejelasan fungsi dan pembagian tugas.
Pelaksanaan tanggung jawab dan otoritas
Komisaris dengan menetapkan mekanisme
pengambilan keputusan dan menyusun rencana
kerja setiap tahun. Komisaris memberikan
masukan atas RJPP Tahun 2014-2018 dan RKAP
2015. Arahan Komisaris terhadap Direksi atas
implementasi rencana dan kebijakan Perseroan
dengan mengkaji kelayakan visi dan misi
korporasi, mendapatkan laporan tentang kinerja
IT, mengefektifkan komunikasi antara Komisaris
dengan Direksi dan jajarannya di luar rapat
Komisaris, melakukan otorisasi atas transaksi
atau tindakan yang memerlukan persetujuan,
mengajukan calon auditor eksternal kepada
RUPS, serta berpartisipasi aktif dalam
meningkatkan citra Perseroan.
Selain kontrol terhadap Direksi atas implementasi
rencana dan kebijakan Perseroan, Komisaris
juga berperan dalam pemilihan calon Anggota
Direksi dengan memberikan kriteria calon
anggota Direksi yang baru dan menyampaikan
usulan kepada pemegang saham. Komisaris
telah melakukan tindakan terhadap (potensi)
benturan kepentingan yang menyangkut dirinya
dan melaksanakan keterbukaan informasi.
160
161
162
9. Komitmen
Perseroan
membuat
komitmen
dengan
penandatanganan kontrak manajemen, memberikan
reward dan punishment atas penerapan pedoman
perilaku, kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
yang berlaku.
9. Commitment
The Company made a commitment to signing the
contract management, reward and punishment on
its implementation, the Companys compliance
with applicable regulations.
163
GOOD GOVERNED
COMPANY
Rules and practices of sound business and ethical
Systems, Structures, and Processes
T
R
A
N
S
P
A
R
E
N
C
Y
A
C
C
O
U
N
T
A
B
I
L
I
T
Y
R
E
S
P
O
N
S
I
B
I
L
I
T
Y
I
N
D
E
P
E
N
D
E
N
C
Y
F
A
I
R
N
E
S
S
COMMITMENT
Structure of GCG
164
RUPS
Shareholder
General Meeting
Dewan
Komisaris
Dewan Direksi
Board of
Directors
Sekretaris
Perusahaan
Corporate
Secretary
Board of
Commissioners
SPI
Internal Audit Unit
Komite Manajemen
Risiko Usaha dan
Investasi
Investment & Business
Risk Management
Committee
Komite
Audit
Audit
Committee
165
Pelaksanaan RUPS
Sesuai dengan Undang-Undang Perseroan
Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan, pada
tahun 2014 ini telah dilaksanakan dua kali
RUPS sebagai berikut:
No
166
Tanggal /Tempat
Date / Place
Undangan Rapat
Senin, 13 Januari 2014
Ruang Rapat Kementrian BUMN
Lt 9 Jl. Medan Merdeka Selatan
No.13-Jakarta 10110
Invitation Meeting Monday, January
13, 2014 Meeting Ministry of SOE
- Lt 9 Jl. Medan Merdeka Selatan
No.13-Jakarta 10110
Undangan Rapat
Kamis, 24 April 2014
Ruang Rapat Kementrian BUMN
Lt 9 Jl. Medan Merdeka Selatan
No.13-Jakarta 10110
Invitation Meeting Thursday, April
24, 2014 Meeting Ministry of SOE
- Lt 9 Jl. Medan Merdeka Selatan
No.13-Jakarta 10110
Undangan
Invitation
Undangan Direksi
Nomor :153/
Setper-1/0114
Isi Rapat
Fill Meeting
Laporan Pengesahan
RKAP 2014 PT Pos
Indonesia (Persero)
Invitation
Directors No: 153 /
Setper-1/0114
Undangan Direksi
Nomor :1766/
Setper-1/0414
RUPS Pengesahan
Laporan Manajemen
tahun 2013 PT Pos
Indonesia (Persero)
Endorsement GMS
Management Report
2013 PT Pos Indonesia
(Persero)
Invitation Directors
No: 1766 /
Setper-1/0414
Kehadiran
Presence
Pemegang
Saham
Shareholders
Komisaris
Commissioners
Direksi
Directors
167
d. Penetapan:
1. Gaji Direktur Utama tahun 2014 sebesar Rp
87.500.000,00 per bulan, Anggota Direksi
90%, Komisaris Utama 45% dan Anggota
Dewan Komisaris 90% dari honorarium
Komisaris utama.
2. Tunjangan dan/atau fasilitas yang akan
diberikan kepada Direksi dan Dewan
Komisaris mengacu pada Peraturan Menteri
Negara BUMN nomor Per-07/MBU/2010
tanggal 27 Desember 2010.
3. Gaji/honorarium serta tunjangan dan
fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris
berlaku terhitung efektif sejak tanggal 1
Januari 2014.
4. Tantiem diberikan untuk kinerja tahun buku
2013 sebesar Rp 4.000.000.000,00 (pajak
ditanggung penerima). Komposisi besarnya
tantiem adalah Direktur Utama sebesar
Rp. 527.704.486,- , Anggota Direksi 90%,
Komisaris Utama 40% dan Anggota Dewan
Komisaris 36% dari Direktur Utama.
5. Tantiem untuk Sekertaris Dewan Komisaris
ditetapkan oleh Dewan komisaris dengan
mempertimbangkan aspek kepatutan dan
kewajaran, sedangkan tantiem untuk staff
sekretariat Dewan Komisaris berpedoman
pada Pasal 7 Peraturan Menteri BUMN
Nomor:
PER-12/MBU/2012
tentang
organ pedukung Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas BUMN.
d. Determination:
1. Salary Director in 2014 of Rp 87,500,000.00
per month, Member of the Board of Directors
of 90%, 45% Commissioner and Member of the
Board of Commissioners 90% of the honorarium
main Commissioner.
2. Benefits and / or facilities to be provided to the
Board of Directors and Board of Commissioners
refers to the Minister of State Enterprises
number Per-07 / MBU / 2010 dated December
27, 2010.
3. The salary / honorarium and allowances and
facilities for the Board of Directors and Board
of Commissioners is effective as of the effective
since January 1, 2014.
4. Bonus given to the performance of the financial
year 2013 amounting to Rp 4,000,000,000.00
(taxes borne by the recipient). The composition
of the tantiem is Director of Rp. 527.704.486,-,
Member of the Board of Directors of 90%, 40%
Commissioner and Member of the Board of
Commissioners 36% of the Managing Director.
5. Tantiem to the Secretary of the Board of
Commissioners established by the Board of
Commissioners to consider aspects of decency
and fairness, while bonuses for the staff of
the secretariat of the Board of Commissioners
reference to Article 7 of the Regulation of the
Minister of SOEs No. PER-12 / MBU / 2012 on
organ advocates of the Board of Commissioners
/ Board of Trustees of SOEs .
168
169
170
Dewan Komisaris
Board Of Commissioners
171
Pembagian Tugas
dan Tanggung Jawab
172
Jabatan
Position
Dasar Pengangkatan
Appointment Basis
TmT Menjabat
Date
11 Mei 2011
May 11, 2011
Komisaris Utama
President
Commissioner
Karyono Supomo
Komisaris
Independen
Independent
Commissioner
21 November 2012
November 21, 2012
Bambang Widianto
Komisaris
Commissioner
21 November 2012
November 21, 2012
Komisaris
Commissioner
10 Juli 2013
July 10, 2013
Komisaris
Commissioner
10 Juli 2013
July 10, 2013
Bobby Hamzar
Rafinus
Komisaris
Commissioner
20 Desember 2013
December 20, 2013
Ferrari Roemawi
Komisaris
17 Oktober 2014
173
Nama
Namew
Komisaris
Direksi
Commissioner
Director
Karyono Supomo
Pemegang
Saham
Pemegang
Saham
Komisaris
Direksi
Shareholders
Commissioner
Director
Ferrari Roemawi
Shareholders
Keterangan:
(v) ada hubungan / relationship
(x) Tidak ada hubungan/ no relationship
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
3. Prinsip
kelembagaan,
yaitu
dalam
setiap pelaksanaan tugas dan fungsinya
Dewan Komisaris dan Direksi mewakili
kelembagaan sebagai collegial (dewan).
4. Harmonis,
yaitu
sedapat
mungkin
mengeliminir perpecahan yang dapat
merugikan Perseroan.
5. Saling menghormati, yaitu dalam setiap
tindakan yang diambil sesuai dengan
tugas, kewajiban, kewenangan masingmasing, tidak mencampuri yang bukan
kewenangannya.
6. Mitra, yaitu hubungan antara Dewan
Komisaris dengan Direksi merupakan
partner kerjasama yang memiliki komitmen
yang sama untuk kepentingan Perseroan.
Requirements BOC
187
Pengangkatan
Komisaris
Dewan
188
dan
Pemberhentian
5.
Physically and mentally healthy (not
suffering from a disease that can inhibit the
execution of duties as a member of the Board
of Commissioners).
Tidak
melaksanakan
ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/
atau ketentuan Anggaran Dasar;
Terlibat dalam tindakan yang merugikan
Perseoan dan/atau negara;
Melakukan tindakan yang melanggar
etika
dan
atau/kepatuhan yang
seharusnya dihormati sebagai anggota
Dewan Komisaris BUMN;
Dinyatakan bersalah dengan putusan
Pengadilan yang mempunyai ketentuan
hukum yang tetap;
Mengundurkan diri.
189
No
Tanggal/
Date
Kehadiran/Presence
Komisaris
BYI
27/02/2014
Direksi
KS
BW
DSU
NIK
BHR
FR
JML
BS
BSY
1. Pembahasan Laporan Keuangan Audited PT Pos Indonesia (Persero) Tahun Buku 2014
2. Lain-lain sesuai usulan
1. Discussion of Audited Financial Statements of PT Pos
Indonesia (Persero) Year Book 2014
2. Other appropriate proposals
27/08/2014
07/02/2014
08/03/2014
10/04/2014
16/05/2014
190
ES
TP
JML
AFH
GSY
PR
FY
IS
SR
10
11
12
26/06/2014
11/07/2014
11/08/2014
02/09/2014
21/10/2014
29/10/2014
191
192
4. Other activities
The active participation of Commissioners
conducted through follow developments news
in the media about the Company.
Performance assessment of the Board of Commissioners as a whole and each member of the Board
of Commissioners conducted by Shareholders
through the GMS mechanism. In accordance with
Regulation of the Minister of State Enterprises No.
PER-01 / MBU / 2011 date August 1, 2011 (which
is a refinement of the Decree of the Minister of StateOwned Enterprises No. KEP-117 / M-MBU / 2002
Date July 31, 2002) it Implementation of Good Corporate Governance on State Owned Enterprises, the
AGM shall establish Key Performance Indicators (Key
Performance Indicators) BOC based on the proposal
of the Board of Commissioners concerned.
Indicators of Performance Assessment is an assessment measure for the success of the implementation
of the tasks and responsibilities of monitoring and
advising the Board of Commissioners in accordance
with the provisions of laws and regulations and / or
statutes.
Prosedur Penetapan
Dewan Komisaris
Anggota
Remunerasi
Gaji
= Gaji Dasar x Faktor Penyesuaian Industri x Faktor Penyesuaian
Inflasi x Faktor Jabatan
Salary
= Basic Salary x Industrial Adjustment Factor x Inflation Adjustment
Factor x Position Factor
193
Komponen
Component
Keterangan
Explanation
Gaji/Honorarium Dasar
Salary / Honorarium Basis
Indeks Dasar
Basic Index
s.d. 400%
Untl 400%
Faktor Jabatan
Factors Position
Faktor Inflasi
Inflation factor
50% dari realisasi inflasi tahun sebelumnya yang dipergunakan dalam rangka
penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat.
50% from the previous year inflation used in the preparation of the financial
statements of the central government.
194
195
BOC Facility
196
5.
6.
7.
8.
1. Komite Audit
1 . Audit Committee
197
198
Komposisi
Ketua dan Anggota Komite Audit ditetapkan
Dewan Komisaris yang mengacu pada Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor: PER-05/
MBU/2006 tgl 20 Desember 2006 tentang
Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara
serta di perbaharui kembali dengan Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor: Per-12/
MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 tentang
Organ Pendukung Dewan Komisaris BUMN.
Adapun susunan Komite Audit adalah sebagai
berikut:
Composition
Chairman and Member of the Audit Committee
of the Board of Commissioners determined that
refers to the Minister of State Enterprises Number
: PER-05/MBU/2006 date of December 20,
2006 on the Audit Committee for State-Owned
Enterprises and updated again with the Regulation
of the Minister of State Owned Enterprises No. :
Per - 12 / MBU/2012 dated August 24, 2012 on
Organ Support BOC SOE . The composition of the
Audit Committee are as follows
JABATAN
Position
NAMA
Name
Keputusan Dewan
Komisaris
BOC Decision
Periode
Period
280/Dekom/0413
Karyono Supomo
Prihartono
M Farkhan Supriyadi
787/Dekom/1213
Rofikoh Rokhim
501/Dekom/1214
172/Dekom/0610
210/Dekom/0610
261/Dekom/0412
501/Dekom/1214
199
Program Kerja
Decision
Uraian
Uraian Kegiatan
Jadwal/Waktu Realisasi
Description
Description of Activities
Schedule
Rapat
Meeting
Rapat dengan
manajemen
1.
Meeting with
management
2.
3.
4.
Capacity Building
Capacity Building
Efektifitas
Pengendalian
Internal
Proses produksi,
keuangan dan
pengelolaan risiko
perusahaan
Production processes,
financial and risk
management company
Effectiveness of
Internal Control
200
Per Triwulan
Quarter
Per empat Minggu sekali
Once per four Sunday
Bulan Juni sd September
2014
June till September 2014
sesuai kebutuhan
as needed
Per bulan
Month
Per triwulan
Querter
Program Kerja
Decision
Laporan Keuangan
Disajikan Secara
Wajar
Uraian
Uraian Kegiatan
Jadwal/Waktu Realisasi
Description
Description of Activities
Schedule
Efektifitas SPI
1.
Effectiveness SPI
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
Penyusunan TOR,
Preparation of TOR,
2.
3.
4.
Evaluasi KAP.
Evaluation of KAP.
1.
2.
1.
per triwulan.
Quartal
2.
3.
Financial Statements
Presented In Fair
Efektifitas Auditor
Independen (KAP)
Effectiveness of
Independent Auditors
(KAP)
Monitoring ke Area,
UPT dan Kantor Pos
Monitoring proses
pengadaan dan
pelaksanaan audit
Monitoring the
procurement process
and the implementation
of audit
Review proses
penyusunan RKAP dan
RJP
Review the process of
preparation of CBP and
CPR
Laporan Komite
Audit
Report of the Audit
Committee
Penyusunan Laporan
Komite Audit kepada
Dewan Komisaris
Preparation of the Audit
Committee Report to the
Board
Sesuai kebutuhan
As needed
Bulan September sd
Desember 2014
Months of September to
December 2014
201
Nama
Jabatan
Kehadiran
Name
Position
Attendance
2
Karyono Supomo
Prihartono
M Farkhan Supriyadi
Rofikoh Rokhim
%
20
40
40
Remuneration Committee
202
TABEL ARAHAN KOMITE AUDIT (REF. RISALAH RAPAT JANUARI s.d DESEMBER 2014)
DIRECTION OF THE AUDIT COMMITTEE (REF. MEETING SUMMARY JANUARY-DECEMBER 2014)
No.
Hasil Rapat
Meeting Results
28 Januari 2014
January 28, 2014
Progress Report KAP Gani
Sigiro dan Handayani
1.
Data KPI/kinerja manajemen sudah ada dan akan diserahkan hari ini, dan sudah dibahas dalam rapat Direksi
serta sudah diputuskan oleh Direksi.
2.
3.
Internal control atas kas masih lemah, oleh karena itu untuk perhitungan fisik kas per 31 Desember 2013
diminta data secara detail.
4.
Konfirmasi Bank terkait dengan e-Banking Bank Mandiri sudah disampaikan. Permasalahan pada e-Banking
terkendala oleh konfirmasi pada Bank-Bank kecil.
5.
Masih terdapat list piutang yang belum lengkap, Direktur Keuangan mengintruksikan agar segera diselesaikan
kelengkapannya.
6.
Untuk data-data yang masih pending paling lambat list akan disampaikan kepada manajemen dan akan
segera dibahas bersama manajemen.
1.
KPI Data / performance of existing management and will be handed over today, and has been discussed in the
meeting of the Board of Directors as well as already decided by the Board of Directors.
2..
3.
Internal control over cash is still weak, and therefore to a physical count of cash per December 31, 2013
requested the data in detail.
4.
Bank confirmation associated with e-Banking Bank Mandiri has been delivered. Problems in e-Banking
constrained by confirmation on small banks.
5.
There are still incomplete list of accounts receivable, Director of Finance instructed to immediately resolved
completeness.
6.
For data that are still pending at the latest list will be submitted to the management and will soon be discussed
with the management.
203
2.
28 Januari 2014
January 28, 2014
Pembahasan Laporan Hasil
Audit Investigasi
3.
1.
All the results of audit investigations that have been carried out will be tested in a substantive advance in
order to hold investigative audit results are accurate and precise.
2.
From the results of the audit investigations in the field above BLSM in practice do not pay attention to internal
control, it needs to be immediately addressed.
3.
4.
In order to further improve the internal control system, the Audit Committee asked the SPI assisted by KAP to
examine the internal control BLSM.
5.
Besides internal control BLSM also needs to be done is the examination of the management of costs incurred
for the payment operations BLSM, from procurement to Social Security Card, socialization material until the
delivery of the Social Security Card.
1.
2.
KAP menyampaikan bahwa analisa kinerja keuangan KPI belum ada karena dari manajemen belum
menyerahkan laporan, sesuai dengan kesepakatan sore ini laporan tersebut akan diserahkan oleh
manajemen kepada KAP.
Untuk pemeriksaan anak perusahaan BWN sudah selesai dan sudah mendapatkan angka final, sedangkan
untuk poslog masih belum selesai dikarenakan ada permasalahan dengan internal PT Pos Indonesia (Persero)
Rekonsiliasi kas kecil dan kas besar serta rekonsiliasi Bank masih dalam proses, karena untuk cash on hand
nya akan disajikan secara detail.
Rincian data piutang pelanggan masih belum selesai, diharapkan manajemen agar segera melengkapinya,
mengingat deadline waktu yang semakin mendesak.
Data-data terkait aktiva masih belum akurat, terutama untuk Area III dan Area IX.
Perjanjian Kerjasama (PKS) antara PT Pos Indonesia (Persero) dengan PT Pos Logistik Indonesia belum ada,
manajemen menjanjikan untuk amandemen PKS antara PT Pos Indonesia (Persero) dengan PT Pos Logistik
Indonesia akan diselesaikan paling lambat tanggal 17 Februari 2014.
Finalisasi angka audit diharapkan bisa diterima oleh Komite Audit pada tanggal 21 Februari 2014.
Terkait dengan data-data yang masih pending agar segera disampaikan paling lambat tanggal 4 Februari
2014. Hal-hal yang urgent agar segera disampaikan kepada manajemen.
14 Februari 2014
February 14, 2014
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
204
KAP said that the analysis of financial performance KPI yet because of management has not yet submitted a
report, in accordance with an agreement this afternoon to the report will be submitted by management to the
KAP.
For inspection subsidiary BWN has been completed and already get the final figures, while for poslog still not
finished because there is an internal problem with PT Pos Indonesia (Persero).
Petty cash reconciliation and large cash and bank reconciliation is still in the process, due to its cash on hand
will be presented in detail.
Customer receivables data details are still not finalized, management is expected to immediately equip it,
given the increasingly urgent deadline time.
The data related to assets is still not accurate, especially for Area III and Area IX.
Cooperation Agreement (MCC) between PT Pos Indonesia (Persero) and PT Pos Logistik Indonesia does
not exist, the management promised to MCC amendments between PT Pos Indonesia (Persero) and PT Pos
Logistik Indonesia will be completed at the latest on February 17, 2014.
Finalization of the audit figure is expected to be received by the Audit Committee on February 21, 2014.
Associated with the data is still pending in order to be submitted no later than February 4, 2014. Things are
urgent to immediately communicated to management.
4.
21 Februari 2014
February 21, 2014
Progress Report KAP Gani
Sigiro dan Handayani
1.
KAP menjelaskan sampai dengan saat ini draft laporan audit masih dalam proses akhir penyelesaian dan
rekonsiliasi dengan CMO, sedangkan management letter masih dalam proses penyusunan.
2. Temuan-temuan dalam management letter antara lain terkait dengan PKBL, opersional keuangan dan piutang.
3. Draft management letter terkait dengan pengendalian internal masih belum ada peraturan perusahaannya.
4. Laporan keuangan yang sudah final agar di review terlebih dahulu oleh manajemen agar tidak ada salah posting.
5. Sistem informasi keuangan yang sudah dibuat masih menunggu Keputusan Direksi (KD) tentang
pengembangan sistem tersebut.
6. Terdapat PKS yang belum ditandatangani tetapi kerjasama tersebut sudah berjalan.
7. Terkait dengan pengadaan barang dan jasa:
a. Pakta integritas ada yang tidak ditandatangani oleh pejabat pengadaan,
b. Harga untuk pekerjaan yang tercantum di dalam Surat Perintah Kerja (SPK) dengan yang tercantum di
Perjanjian Kerjasama (PKS) berbeda,
8. Sumber Daya Manusia (SDM):
a. Daftar hadir masih manual dan tidak tertib ditandatangani,
b. Finger print tidak efektif.
9. Terkait dengan PKBL dalam pembukuan transaksinya belum dirinci secara detail.
10. Aktiva tetap:
a. Sistem informasi aset masih belum berjalan secara optimal,
b. Aset-aset yang masih kurang dokumennya agar segera diselesaikan serta penanggung jawabnya agar
turun langsung untuk menyelesaikan,
c. Aset-aset yang terdaftar di dalam buku aset tidak sesuai dengan SIM aset.
Terkait dengan permasalahan pajak di PT Pos Indonesia (Persero) agar segera diselesaikan terutama
masalah pajak masukan yang masih belum selesai dikreditkan.
1.
KAP explained up to now draft audit report is still in the process of final settlement and reconciliation with
CMO, while the management letter is still in the drafting process.
2. The findings in a management letter, among others related to CSR, financial and operational receivables.
3. The draft management letter related to internal control is still no firm rules.
4. Final financial reports that are reviewed in advance by the management that no one posting.
5.
Financial information systems that have been made are still waiting for decision of the Directors (KD) on the
development of such systems.
6. MCC there has not been signed but such cooperation is already underway.
7.
Associated with the procurement of goods and services:
a. Nothing integrity pact is not signed by procurement officials,
b. The price for the work listed in the Work Order (SPK) with those listed in the Cooperation Agreement
(MCC) is different,
8. Human Resources (HR):
a. Attendance is still manual and disorderly signed,
b. Finger print ineffective.
9. Associated with CSR in bookkeeping transaction has not been specified in detail.
10. Fixed assets:
a. Asset information system is still not running optimally,
b. The assets are still lacking the documents in order to be resolved as well as the responsible person in
order to go straight to finish,
c.
Assets listed in the assets in accordance with asset SIM.
Related to tax issues in PT Pos Indonesia (Persero) in order to be resolved, especially the problem of
input tax that is still unfinished credited.
5.
14 Maret 2014
March 14, 2014
Evaluasi KAP Gani Sigiro dan
Handayani
Evaluasi KAP dilakukan untuk menilai kinerja KAP selama melaksanakan audit atas Laporan Keuangan PT Pos
Indonesia (Persero) tahun buku 2013, adapun penilaian Komite Audit terhadap KAP adalah:
1. Reputasi KAP:
Auditor pada KAP Gani Sigiro dan Handayani memiliki certified, keahlian audit Assurance, sedangkan untuk
auditor yang bidang Teknologi Informasi memiliki sertifikasi CISA.
2. Perencanaan Audit:
Perencanaan audit yang dilakukan oleh KAP Gani Sigiro dan Handayani menggunakan software yang
merupakan Audit Tools yang disyaratkan oleh afiliasi yaitu Grant Thronton, aplikasi tersebut harus dikuasai
oleh semua auditor dan tidak semua KAP memiliki audit tools tersebut.
3. Komunikasi:
Komunikasi yang dilakukan oleh KAP dengan Komite Audit dan manajemen pada kesempatan pembahasan
rutin (progress report),
KAP memberikan masukan-masukan kepada objek yang diperiksa yang bertujuan untuk perbaikan
kedepannya.
4. Hambatan yang dihadapi pada saat pemerikasaan masih sama dengan KAP di tahun-tahun sebelumnya
yaitu kesulitan dalam permintaan data, terkadang data yang di dapat tidak singkron satu dengan yang lainnya.
205
KAP evaluation was performed to assess the performance of the firm for carrying out an audit on the Financial
Statements of PT Pos Indonesia (Persero) fiscal year 2013, while the KAP assessment of the Audit Committee are:
1. KAP Reputation:
Auditor in KAP Gani Sigiro and Handayani has certified, Assurance audit expertise, while for the Information
Technology field auditors have CISA certification.
2. Audit Planning:
Planning the audit conducted by the firm Gani Sigiro and Handayani to use software that is required by the
Audit Tools Grant Thronton affiliates namely, the application must be mastered by all auditors and audit all
KAP have these tools.
3. Communication:
Communications made by the firm with the Audit Committee and management on the occasion of the
discussion of routine (progress reports),
KAP provide input to the object being examined aiming for improvement in the future.
4. Obstacles encountered during the examination is still the same with KAP in previous years, namely the
difficulties in data requests, sometimes data that can not be synchronized with each other.
6.
26 Maret 2014
March 26, 2014
Pembahasan Laporan SPI
Triwulan IV Tahun 2013,
1.
Posisi dalam struktur organisasi SPI sd triwulan IV tahun 2013 tidak ada perubahan masih tetap sama seperti
seperti pada awal tahun 2013 yaitu sebanyak 125 orang personil, dengan rincian 34 orang di kantor pusat
dan 91 orang di Area. SPI menyampaikan kekurangan personil dari sisi jumlah maupun kompetensi karena
wilayah tugas yang sangat luas. Komite Audit menyarankan untuk dilakukan pengomptimalan terhadap
sumber daya yang ada dengan meningkatkan koordinasi yang lebih baik dan melakukan pelatihan-pelatihan
baik inhouse maupun training di luar.
2.
Realisasi kegiatan SPI sd triwulan IV tahun 2013 sebanyak 227 objek pemeriksaan, lebih banyak dari yang
direncanakan yaitu sebanyak 224 dengan pencapaian 101,34%.
3.
Penyerapan anggaran biaya SPI sd triwulan IV tahun 2013 hanya 78%, hal tersebut dikarenakan kegiatan
rutin audit SPI pada bulan Desember terhenti dengan adanya audit investigasi pendistribusian KPS.
4.
Temuan-temuan yang merugikan perusahaan sampai dengan triwulan IV tahun 2013 didominasi kecurangan
dalam transaksi Giro Online (GOL) yang dilakukan oleh Kepala Kantor Pos. Selain dalam transaksi GOL juga
terjadi dalam transaksi System Online Payment Point (SOPP). Kecurangan tersebut terjadi karena masih
lemahnya pengendalian dalam aplikasi dan sistem dalam kedua transaksi tersebut.
5.
6.
Komite Audit menyarankan agar semua kepala Area 1 sd 11 untuk dilakukan pelatihan pemahaman bisnis
perusahaan dengan market oriented sebagai satu upaya untuk meningkatkan pendapatan PT Pos Indonesia
(Persero) di tahun 2014 dan ke depannya.
7.
Komite Audit juga memberikan masukan bahwa kondisi pegawai di lapangan sangat mendukung sekali
dengan program-program perusahaan, namun mereka membutuhkan sentuhan dan bimbingan dari kantor
Pusat dan/atau Area agar program tersebut bisa dilaksanakan dengan baik di lapangan.
8.
Rekomendasi yang diberikan SPI sejak tahun 2010 sd triwulan IV tahun 2013 adalah penyetoran atau
pengembalian aset perusahaan sebanyak 460 kejadian dengan nilai sebesar Rp 25.848.266.443, dan
penyelesaian kewajiban kepada negara dan pihak ketiga sebanyak 120 kejadian dengan nilai sebesar Rp
469.237.261. jadi jumlah keseluruhan sd triwulan IV tahun 2013 yaitu sebesar Rp 26.317.503.704.
9.
Tindak Lanjut atas rekomendasi tersebut diatas yaitu telah dilakukan verifikasi data temuan hasil audit dan
tindak lanjut temuan hasil audit dari tahun 2010 sd 2013. Tindak lanjut hasil audit keuangan dan operasi
yang telah dilakukan dari tahun 2010 sampai dengan Triwulan IV tahun 2013 sebanyak 10.176 rekomendasi
dengan nilai Rp 12.403.979.420,00.
10. Komite Audit menyarankan untuk hambatan-hambatan teknis yang dihadapi oleh SPI seharusnya sedikit
demi sedikit bisa diselesaikan.
206
1.
2.
3.
4.
5.
6.
The Audit Committee also provided input that employee conditions on the ground are very supportive once
the company's programs, but they need a touch and guidance from the central office and / or area so that
the program can be implemented properly in the field.
8.
Recommendations are given SPI since 2010 until the fourth quarter of 2013 is the return of a deposit or
assets of the company as much as 460 events with a value of Rp 25,848,266,443, and the settlement of
obligations to the state and third parties as many as 120 events with a value of Rp 469 237 261. so the total
number up to the fourth quarter of 2013 which amounted to Rp 26,317,503,704.
9.
Follow-up on the recommendations above that have been carried out data verification audit findings and
follow up audit findings from 2010 till 2013. The follow-up results of the financial audit and operations
that have been carried out from 2010 until the fourth quarter of 2013 as many as 10 176 on the value Rp
12,403,979,420.00.
10.
The Audit Committee recommends to technical constraints faced by the SPI should gradually be resolved.
1.
Program kerja audit tahun 2014 sebanyak 4 bidang PKAT yang tersebar di Kantor Pusat dan seluruh Area
dengan anggaran sebesar Rp 9,7 M.
Jumlah auditor di kantor pusat kemungkinan akan dikurangi apabila sistem profit center berlaku pada tahun
2014 karena petugas SPI diarahkan kepada tugas-tugas di Area.
Tindak lanjut Audit investigasi pendistribusian KPS dan pembayaran BLSM agar dimasukan kedalam PKAT
SPI tahun 2014 termasuk untuk Area-area yang belum diperiksa dan diharapkan sudah selesai TW III tahun
2014.
Di tahun 2014 harus ada fokus pengawasan khusus dari SPI terutama piutang dan kas.
Tindak lanjut dari semua temuan-temuan agar di update setiap minggu supaya bisa terlihat posisinya.
Semua Perjanjian Kerjasama (PKS) agar diamankan dan diawasi dengan sebaik mungkin, karena banyak
sekali PKS yang sudah tidak berlaku.
Internal Audit Charter akan dibahas pada bulan April 2014, Ketua Komite Audit menyarankan agar Charter
Komite Audit juga dibahas bersamaan dengan Charter Internal Auditor.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Position in the organizational structure of SPI sd fourth quarter of 2013 there was no change still remains
the same as as in early 2013 as many as 125 personnel, with details of 34 people at its headquarters and 91
people in the area. SPI convey personnel shortages in terms of number and competence because the area
is very extensive task. The Audit Committee recommends to do pengomptimalan against existing resources
to improve better coordination and conduct training both in-house and external training.
Realization of SPI activities till the fourth quarter of 2013 as many as 227 objects of inspection, more than
planned as many as 224 by the achievement of 101.34%.
Absorption budget SPI sd fourth quarter of 2013 only 78%, it is because the SPI routine audit in December
stalled with the distribution of KPS investigative audit.
The findings were detrimental to the company until the fourth quarter of 2013 was dominated fraudulent
transactions Giro Online (GOL) conducted by the Head Post Office. In addition to the GOL transaction also
occurs in transactions Online Payment System Point (SOPP). Cheating occurs because of weak controls in
applications and systems in both the transaction.
Causes of these findings is due to:
a. Waskat weakness,
b. Weakness planning,
c.
Policy weaknesses,
d. Weakness procedure,
e. Weakness personnel development,
f.
Recording and reporting weaknesses.
The Audit Committee recommends that all heads of Area 1 to 11 for training on understanding the company's
business with a market oriented as an effort to increase the income of PT Pos Indonesia (Persero) in 2014
and beyond.
1.
Audit work program in 2014 as many as four field PKAT scattered at Headquarters and around the Area with
a budget of USD 9.7 M.
2.
The number of auditors at the central office is likely to be reduced if the profit center system applicable in
2014 as SPI officers directed to tasks Area.
3.
Follow-up Audit investigation PPP distribution and payment BLSM that is inserted into PKAT SPI 2014,
including for areas that have not been checked and is expected to be completed TW III in 2014.
4.
In 2014 there should be a focus of special supervision of SPI mainly receivables and cash.
5.
Follow-up of all findings that are updated every week so he could look his position.
6.
All Cooperation Agreement (MCC) in order to be secured and monitored as possible, because a lot of the MCC
that is not valid.
7.
Internal Audit Charter will be discussed in April 2014, the Chairman of the Audit Committee recommends
that the Audit Committee Charter was also discussed along with the Charter of Internal Auditors.
207
7.
26 Maret 2014
March 26, 2014
Pembahasan Piutang Luar
Negeri
Piutang luar negeri merupakan net perhitungan piutang dan hutang antaran pos luar negeri. timbulnya piutang
karena adanya barang datang (incoming) yang harus diantar PT Pos Indonesia (Persero) dan timbulnya hutang
karena adanya kiriman ke Luar Negeri (outgoing) yang harus diantar oleh administrasi pos negara lain.
1.
Penagihan Piutang Luar Negeri baru bisa dilaksanakan setelah menunggu waktu 2 tahun dengan rincian
proses sebagai berikut :
a. Pencatatan transaksi jasa pengiriman dilakukan setiap bulan.
b. Pengakuan piutang oleh Administrasi Pos Luar Negeri dilakukan setiap Triwulanan, namun piutang
tersebut belum bisa ditagihkan.
c. Data transaksi triwulanan direkap menjadi Rekap Perhitungan tahunan, namun juga belum bisa
ditagihkan kepada Administrasi Pos Luar Negeri karena masih ada tahapan (Rekap perhitungan
tahunan jadi bulan Mei Juni tahun berikutnya).
d. Setelah Rekap Perhitungan Tahunan tersebut jadi kemudian di buat General Account (fully accepted)
dan laporan selesai bulan Oktober - November tahun berikutnya.
e. Secara keseluruhan Piutang Luar Negeri baru dapat ditagih 2 tahun setelah transaksi.
2.
Foreign Receivable
discussion
Foreign accounts receivable are net calculation of receivables and payables conduction overseas posts. the
emergence of receivables due to goods coming (incoming) that should be delivered by PT Pos Indonesia
(Persero) and the incidence of debt due to shipment abroad (outgoing) to be delivered by the postal
administrations of other countries.
1
2.
208
Foreign Receivable Billing can only be implemented after a waiting period of 2 years with details of the
process as follows:
a. Recording of transactions conducted each month delivery services.
b. The recognition of receivables by the Postal Administration of Foreign conducted every quarterly, but
the accounts could not be charged.
c. Quarterly transaction data recapitulated be Recap annual calculation, but it also can not be charged
to the Postal Administration of Foreign because there are still phases (Recap annual accounts so in
May-June next year).
d. After Recap Annual calculation so then made General Account (fully accepted) and a report
completed in October-November next year.
e. Overall the new Foreign receivables will be collected in two years after the transaction.
Advisory Committee
a. Intensified billing via e-mail or postal mail to other countries so that receivables can be charged
more quickly;
b. Increase delivery abroad so the company has a potential lower receivables due in offset with debt.
c. We recommend that PT Pos Indonesia (Persero) included in the member's clearing house so that the
billing process could be brought forward because there is an independent agency that helps.
d. Asks Down Payment to another State Postal Administration to minimize the loss of receivables.
1. Piutang dalam negeri didominasi oleh bisnis surat dan paket yaitu sebesar 52% dan sebesar 70% dari
piutang tersebut terdapat di Area IV Jakarta.
Dari angka piutang ada sebesar Rp 170 milyar terdapat piutang yang sudah lebih dari 2 tahun sebesar Rp
17 milyar
2. Ada beberapa transaksi piutang masuk dalam kategori piutang namun ada kesalahan treatment di tingkat
operasional antara lain diskon yang belum diambil dan ganti rugi. Selain itu terdapat pengalihan piutang
logistik sebesar Rp 4 milyar
3. Untuk mendukung perbaikan administrasi penjualan, saat ini sedang diperbaiki sistem sales force agar
proses transaksi sales dilakukan sesuai dengan prosedur dan bukti transaksi valid dan terdokumentasi
dengan baik sehingga dapat memudahkan pengontrolan piutang dan proses penagihan dapat berjalan
dengan lebih lancar.
4. Selain itu perusahaan juga disarankan mempunyai kebijakan dan prosedur penjualan dan penanganan
piutang serta peningkatan kompetensi SDM untuk mengurangi potensi kerugian akibat piutang yang tidak
tertagih.
5. Komite Audit mengusulkan agar perusahaan membuat suatu tim atau divisi khusus di kantor pusat dan di
area yang melibatkan pegawai kantor pusat dan area untuk menangani piutang dan penagihannya serta
perlu dilakukan credit meeting secara rutin 1 - 2 minggu sekali yang dikoordinir oleh direktorat keuangan.
1.
2.
3.
4.
5.
Pembahasan Piutang
Lain-lain
1. Piutang lainnya sebesar Rp 196 Milyar meningkat 35% dari tahun 2012. Dari jumlah piutang pegawai
sebesar Rp 73 Milyar terdapat piutang karena kecurangan pegawai sebesar Rp 18 Milyar;
2. Piutang kerugian perseroan sebesar Rp 202 Milyar, dari jumlah tersebut disisihkan kerugian sebesar Rp 193
Milyar, sehingga potensi yang masih besar tertagih hanya Rp 9 Milyar. Piutang karyawan berjumlah sangat
besar dan kejadiannya berulang setiap tahun.
3. Saran Komite Audit :
a. Penyempurnaan peraturan perusahaan untuk menutup berbagai kemungkinan tindakan pelanggaran;
b. Sosialisasi secara masif ke seluruh area mengenai perubahan mindset korporasi, motivasi dan
sosialisasi peraturan;
c. Mengoptimalkan peran SPI di tingkat pusat dan perwakilan untuk melakukan audit secara rutin;
d. Melakukan tindakan yang tegas dan cepat sesuai peraturan yang berlaku terhadap semua jenis
pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan agar menimbulkan efek pembelajaran yang berarti.
1.
2.
3.
8.
Receivables in the country is dominated by business letters and packages that is equal to 52% and 70% of
the accounts contained in Area IV Jakarta.
From there receivable figure of Rp 170 billion are receivables that are more than 2 years of Rp 17 billion
There are several transaction accounts receivables in the category, but there is an error treatment at the
operational level, among others, the discount has not been taken and compensation. In addition there are
logistical transfer of receivables amounting to Rp 4 billion
To support improved sales administration, the current system is being improved sales force in order to
process sales transactions carried out in accordance with the procedures and transaction evidence valid
and well documented so as to facilitate control of accounts receivable and billing processes can run more
smoothly.
In addition the company is also advisable to have policies and procedures for handling the sales and
receivables as well as the improvement of human resource competencies to reduce the potential losses due
to doubtful.
The Audit Committee proposes that companies create a team or division at headquarters and in areas
involving employees of the central office and area for handling accounts receivable and billing as well as
meeting credit needs to be done regularly 1-2 weeks, coordinated by the finance directorate.
Other receivables amounting to Rp 196 billion increased 35% from 2012. Of the total receivables of
employees amounted to Rp 73 billion are receivables due to employee fraud amounting to Rp 18 billion;
The company's accounts receivable losses of Rp 202 billion, from the amount set aside loss of Rp 193 billion,
so the potential is still great collectible only $ 9 billion. Very large numbers of employees receivable and
recurrent occurrence every year.
Advisory Committee:
a. Completion of company regulations to cover a variety of possible violations;
b. Massive socialization to the whole area regarding changes in corporate mindset, motivation and
socialization rules;
c. Optimizing SPI role at the central level and representatives to conduct audits on a regular basis;
d. Undertake decisive and rapid action according to the rules applicable to all types of offenses
committed by employees in order to effect meaningful learning.
17 April 2014
April 17, 2014
Penjelasan atas surat dari
Sdr Samuel Samino;
A.
209
9.
20 Mei 2014
May 20, 2014
Pembahasan usulan
struktur perubahan struktur
organisasi.
1.
Dasar Pemikiran
Organisasi saat ini di level Area terdapat beberapa Kepala Area yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab masing - masing dan rentang kendali yang begitu besarnya sehingga menyebabkan sulitnya
koordinasi dan pengambilan keputusan serta pengendalian dari sisi operasional dan biaya. Selain
itu parameter kinerja antara Area dengan UPT di bawahnya masih bersifat revenue center sehingga
menyebabkan terjadinya inefisiensi biaya serta tidak tercapainya laba yang ditetapkan perusahaan.
Sistem organisasi yang saat ini dipakai terlihat lebih condong kepada fungsi administratif bukan kepada
fungsi pengendalian dan kontrol terhadap kinerja operasional dan kinerja finansial. Hal ini bisa saja
disebabkan oleh rentang kendali yang terlalu besar baik dari sisi jumlah kantor pos maupun dari wilayah
yang tersebar luas sampai dengan Kecamatan sehingga bisa menyebabkan kinerja perusahaan tidak
sesuai dengan target yang ditetapkan.
2. Tujuan
Meningkatkan pelayanan pelanggan dengan mengedepankan kualitas pelayanan dan kecepatan
serta ketepatan waktu sehingga image PT Pos Indonesia (Persero) menjadi jauh lebih baik dan dapat
memenangkan persaingan dengan perusahaan sejenis. Untuk menunjang tujuan ini perlu dibentuk
organisasi yang lebih ramping dan berfokus kepada operasional serta mengurangi proses birokrasi
yang dapat menghambat kepada pencapaian kinerja yang optimal dengan rentang kendali yang lebih
memadai.
Dengan semakin ramping dan bersifat operasional diharapkan dapat mempercepat pengambilan
keputusan bisnis dan lebih memudahkan tugas koordinasi, pembinaan dan pengendalian kepada level
operasional di bawahnya.
3.
a.
b.
c.
Discussion of proposed
changes to the structure of
the organizational structure
Struktur organisasi
Perumusan struktur organisasi didasarkan kepada visi, misi, RJPP dan hasil keputusan RUPS tahun 2013
mengenai perubahan struktur organisasi untuk unit operasional di cabang yang sebelumnya revenue
center menjadi profit center dengan kriteria sebagai berikut :
Harus lebih ramping, efisien dan efektif serta rentang kendali yang lebih terjangkau sehingga
memungkinkan proses pengambilan keputusan lebih cepat dan koordinasi yang lebih baik.
Organisasi yang bersifat administratif diperkecil dan memperkuat struktur organisasi yang lebih
membantu kegiatan operasional dan meningkatkan kepuasan pelanggan di unit operasional yang
bersifat profit center.
Profit center belaku di tingkat yang lebih rendah dibanding sistem Area seperti saat ini sehingga
semangat untuk memaksimalkan profit perusahaan lebih mudah tercapai karena koordinasi akan lebih
cepat dan diharapkan semakin berkurangnya hal-hal yang terlambat untuk ditindaklanjuti. Dengan
struktur organisasi koordinator di level Kota/Kabupaten atau provinsi akan mempercepat pelayanan dan
memperbaiki mutu pelayanan serta semakin fokus kepada kebutuhan pelanggan. Kepala profit center di
daerah dinamakan General Manager dan terbagi menjadi beberapa kelas.
Discussion discussion of proposed changes to the organizational structure of PT Pos Indonesia (Persero)
In connection with the Board of Directors letter No. 470 / Managing Director / 0414 dated 29 April 2014 regarding the
report and permit adjustment of organizational structure PT Pos Indonesia (Persero), the committee made inputs on
the proposed changes, while the inputs are as follows:
1. Rationale
Organizations today at the level of Head of Area there are some who have the duty and responsibility of each
and span of control that are so big that causes the difficulty of coordination and decision-making and control of
the operations and costs. Furthermore performance parameters between the Unit Area is still below the revenue
center thus causing inefficiency and failure to achieve earnings set by the company.
Organizational systems that are currently used to look more inclined to administrative functions rather than to
control functions and control of operating performance and financial performance. This could be caused by too
large span of control both in terms of the number of post offices or from the territory of a widespread up to the
District so could cause the performance of the company is not in accordance with the targets set.
2. Objectives
Improve customer service with the advanced quality of service and speed and timeliness so that the image of
PT Pos Indonesia (Persero) to be much better and could win the competition with similar companies. To support
this goal is necessary to establish a more streamlined organization and focus on the operations and reduce the
bureaucratic process that could hamper the achievement of optimum performance with a more adequate control
range.
210
With the increasingly slender and are expected to accelerate operational business decisions and better facilitate
the task of coordination, guidance and control of the operational level underneath.
3. The organizational structure
Formulation of an organizational structure based on the vision, mission, and the decision RJPP AGM in 2013
regarding changes in the organizational structure for the operational units in the previous branch revenue center
into a profit center with the following criteria:
a. Should be more streamlined, efficient and effective and more affordable range of control so as to enable
quicker decision-making processes and better coordination.
b. Reduced administrative organization and strengthen the organizational structure more help operations and
improve customer satisfaction at the operational unit which is a profit center.
c. Profit center come into force at a lower level than areas such as the current system so that the spirit of
enterprise to maximize profits more easily achieved because of the coordination will be faster and the
expected further reduction in things too late to be followed up. By coordinating organization structure at
the level of the City / County or province will speed up service and improve the quality of services and
increasingly focused on customer needs. Head of the profit center in the area named General Manager and
is divided into several classes.
d.
e.
f.
g.
h.
Dengan adanya penghilangan sistem area dan membuat sistem profit center maka peningkatan
status kantor pos kategori besar dan penggabungan beberapa kantor pos kategori kecil di tingkat
daerah sehingga jumlahnya menjadi sekitar 60 80 unit profit center. Hal ini bisa diwujudkan dengan
pemaksimalan fungsi kantor yang semula bernama Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) di tingkat Kota/
kabupaten besar atau provinsi tertentu dan dilakukan penggabungan untuk beberapa Kota/kabupaten/
provinsi disesuaikan dengan parameter tertentu misalnya pendapatan, rentang kendali, SDM, Aset, dan
wilayah geografis.
Kantor pusat melalui direktorat terkait akan melakukan fungsi koordinasi dengan unit profit center di
daerah. Hal ini dilakukan dengan melakukan optimalisasi peran pejabat dan staf di kantor pusat dan
dibantu dengan sistem teknologi informasi dan SAP sehingga akan meningkatkan efektivitas peran
kantor pusat dalam mengkoordinasi kegiatan perusahaan. Sebagai contoh untuk permasalahan surat
dan paket di unit profit center bisa berkoordinasi dengan direktorat bisnis 1 yang membawahi bisnis
surat dan paket.
MPC bersifat cost center dan berperan serta bertanggung jawab untuk membantu penanganan dan
penyortiran surat serta penyebarluasan surat dan paket ke masing-masing kantor pos operasional.
Keberadaan Perwakilan SPI tidak berubah yaitu berada di 11 kota provinsi seperti saat ini dan level
jabatan/pangkat tidak berubah mengikuti yang lama.
Level jabatan 1 (satu) tingkat di bawah Direksi termasuk juga kepala unit daerah (General Manager) yang
masuk kategori Type A. Di kantor pusat untuk jabatan tertinggi 1 (tingkat) di bawah Direksi dinamakan
Kepala Divisi (Kadiv) bukan lagi SVP atau VP, dan dibawahnya Kepala Divisi dinamakan Manager.
4.
a)
b)
c)
a)
b)
c)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
a)
b)
c)
211
Direktur Keuangan :
a) Menangani laporan keuangan di seluruh unit dan kantor pusat serta anak perusahaan
b) Bersama dengan Direktorat Pengembangan dan IT Membuat RJPP dan RKAP
c) Melakukan analisa kinerja perusahaan dan anak perusahaan
d) Membuat dan menganalisa kinerja seluruh unit bisnis
e) Menangani PKBL
d. With the removal of the system area and make the system a profit center, the upgrading of the post office
and the merger of several large categories of post office small category at the regional level so that amounts
to about 60-80 units of profit center. This can be realized by maximizing the function of the office which
was originally called the Post Office Investigator (KPRK) at the level of the City / large district or a particular
province and the merger of some of the city / county / province tailored to specific parameters such as
income, the span of control, human resources, assets, and the geographical area.
e. Headquarters through relevant directorates will perform the functions of coordination with unit profit center
in the area. This is done by optimizing the role of officials and staff at headquarters and aided by information
technology and SAP system that will increase the effectiveness of the central office's role in coordinating the
activities of the company. For example, to issue letters and packages in unit profit center could coordinate
with one business directorate in charge of business letters and packages.
f. MPC is a cost center and participate responsible to help the handling and sorting mail and dissemination of
letters and packages to the respective post office operations.
g. The existence of Representatives SPI unchanged which is located in 11 cities and provinces such as the current
position level / rank has not changed following the old ones.
h. Level term of 1 (one) level below the Board of Directors as well as the head of the unit area (General Manager)
are categorized as Type A. On the headquarters for the top job one (level) under the Board of Directors
named Head of Division (Head) is no longer SVP or VP, and below it is called the Division Head Manager.
4. The division of tasks Director
Director Mail and Package:
a) Handle business letters and packages
b) Dealing with the coordination of business letters and packages in unit profit center
c) Make improvements in all business services pelayananan letters and packages
Director of Financial Services, Retail and Properties:
a) Addressing the financial services and retail businesses and properties
b) To increase cooperation with relevant financial institutions
c) Creating new products tailored to the needs of the community and coordinate with development directorate
Retail and property does not become a separate directorate for the portion of retail turnover and the
property is not a significant amount of business and property will be transferred gradually to the property
subsidiary PT Pos Indonesia. While not yet fully transferred to the subsidiary, the company's assets are
handled by the Directorate of Human Resources & General.
Director of Development and IT:
a) Handle the IT field that includes planning, manufacture, and maintenance of IT networks
b) Dealing with Risk Management, CMO, Quality Management, and Customer Complaint
c) Handle the business development of PT Pos Indonesia (Persero) which still has a huge potential in the future,
among others, the package, logistics, remittance, pospay, payment gateway, and financial institutions, and
so forth.
d) Together with the Directorate of Finance made RJPP and RKAP company.
e) To evaluate the establishment of a subsidiary.
f) Business development agency and the like.
Director of Human Resources and General:
a) Handle tasks of planning, development, empowerment and human resource placement
b) Handle the task of general affairs
c) Dealing with asset management
Director Of Finance:
a) Addressing the financial statements in all units and headquarters and subsidiaries
b) Together with the Directorate of Development and IT Make RJPP and RKAP
c) Conduct analysis of the performance of the company and its subsidiaries
d) Create and analyze the performance of all business units
e) Handle Partnership
212
10.
10 Juni 2014
June 10, 2014
Pembahasan Laporan SPI
Triwulan I tahun 2014,
1. Komposisi personil SPI s.d triwulan I tahun 2014 sebanyak 124 orang.
2. Realisasi kegiatan SPI s.d triwulan I tahun 2014 untuk auditor kegiatan operasional & keuangan mencapai 82%
dan kegiatan audit investigasi mencapai 50%. Komite Audit menyarankan audit untuk kegiatan rutin mengikuti
standar yang digunakan oleh BPK dan rincian kegiatan audit operasional & keuangan bisa dipisah agar terlihat
berapa pencapaian audit operasional dan audit keuangan.
3. SPI sudah memiliki acuan Risk Based Audit walaupun belum secara komprehensif, namun karena korporat
belum memiliki profil risiko jadi masih untuk SPI saja. Komite Audit menyarankan Risk Based Audit yang
dimiliki SPI agar dibuat tertulis dan disahkan oleh Kepala SPI serta mempunyai kriteria yang jelas.
4. Realisasi anggaran kegiatan Audit sd triwulan I tahun 2014 sebesar Rp 1.269 M atau mencapai 12,97%. Komite
Audit menyarankan mulai triwulan III s.d seterusnya, anggaran beserta realisasinya agar di breakedown baik
itu per bulan ataupun triwulanan sesuai dengan arahan Dewan Komisaris pada kesempatan rapat Komisaris
dengan Direksi yang menyarankan agar Anggaran di RKAP tahun 2014 di breakedown per bulan ataupun
triwulanan.
5. Temuan hasil audit keuangan dan operasional terlihat bahwa kejadian yang paling banyak terdapat pada Area
VI Semarang dan DIY. Komite Audit menyarankan kejadian-kejadian tersebut lebih dirinci kembali supaya lebih
terlihat peta risikonya.
6. Temuan yang berpotensi merugikan perusahaan sebagaimana terlampir dalam paparan SPI pada rapat. Dalam
hal ini temuan yang paling sering terjadi adalah penyelesaian saldo piutang karyawan yang merupakan piutang
dari pengambilan panjar untuk kegiatan operasional oleh karyawan bersangkutan tetapi oleh perusahaan
dianggap sebagai piutang pegawai. Komite Audit menyarankan untuk kebijakan tersebut agar segera diubah,
panjar yang belum diselesaikan jangan dianggap sebagai piutang pegawai.
7. Temuan yang berpotensi merugikan perusahaan lainnya adalah pelaksanaan SOP penanganan kiriman dan
layanan jasa keuangan, yang sering bermasalah adalah Giro Online (GOL), sistem giro online ini sebenarnya
sudah diganti dengan Fund Distribution (FD), namun dalam pelaksanaannya GOL masih digunakan.
8. Penyebab dari semua temuan-temuan audit tersebut adalah karena lemahnya pembinaan SDM. Komite Audit
menyarankan bahwa perlu adanya customisasi model pembinaan yang baik dan perlu dipantau dengan sebaik
mungkin agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana.
9. Untuk temuan-temuan SPI yang berulang agar menjadi perhatian utama manajemen, apabila tidak hal
tersebut bisa menjadi temuan BPK di kemudian hari.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
SPI personnel composition till the first quarter of 2014 as many as 124 people.
Realization of SPI activities till the first quarter of 2014 to the auditor and financial operations reached 82%
and investigative auditing activities reached 50%. The Audit Committee recommends routine audits to follow
the standard used by the CPC and the details of the operational and financial audit activities can be separated
in order to be seen how the achievement of operational audits and financial audits.
SPI own reference Risk Based Audit although not comprehensively, but as yet have corporate risk profile so
still to SPI alone. The Audit Committee recommends the Risk Based Audit owned SPI to be made in writing and
approved by the Head of Internal Audit as well as having clear criteria.
Audit activities budget realization till the first quarter of 2014 amounted to USD 1,269 M or reached
12.97%. The Audit Committee recommends start till the third quarter onwards, the budget along with the
realization that in breakedown either per month or quarterly in accordance with the directives of the Board
of Commissioners on the occasion of a meeting with the Commissioner of the Board of Directors recommends
that CBP budget in 2014 in breakedown per month or quarterly.
Financial audit findings and operational shown that the incidence of the most numerous in Area VI Semarang
and Yogyakarta. The Audit Committee recommends the events more detailed look back to better map the
risks.
The findings are potentially detrimental to the company as attached in SPI exposure to the meeting. In this
case the findings of the most common is the settlement of outstanding amounts receivable from employees
who are making down payment for operations by the employees concerned but by the company is considered
as accounts receivable clerks. The Audit Committee recommends to the policy so that soon changed, bias is
not yet completed should not be considered as accounts receivable clerks.
The findings are potentially detrimental to other companies is the implementation of the SOP for handling
the items and financial services, which is often problematic is the Giro Online (GOL), online giro system, has
already been replaced by Fund Distribution (FD), but in practice GOL still used.
The cause of all audit findings are due to weak human resource development. The Audit Committee
recommends that the need for customization model of good coaching and need to be monitored as possible
to implementation according to the plan.
SPI's findings are repeated in order to become a major management concern, if not it could be a CPC findings
at a later date.
213
1. Tindak lanjut hasil audit investigasi penyerahan KPS agar dimasukkan dalam Program Kerja Audit Tahunan
(PKAT) SPI tahun 2014, termasuk Area yang belum diaudit dan bukti-bukti yang masih diragukan.
2. Untuk menghindari pertanyaan dari auditee tentang pelaksanaan audit investigasi lanjutan disiasati dengan
cara pelaksanaan auditnya dilaksanakan bersamaan dengan audit operasional dan keuangan.
Lain-lain
1.
Follow-up investigation results of the audit to be included in the submission KPS Annual Audit Work Program
(PKAT) SPI in 2014, including the areas which have not been audited and the evidence is questionable.
2.
To avoid the question of the auditee on the audit follow-up investigation to be handled by means of the
implementation of the audit carried out in conjunction with the operational and financial audit.
1. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan program kerja audit hampir sama dengan triwulan
sebelumnya, hal tersebut agar dicari penyebab berulangnya kendala-kendala tersebut dan segera diselesaikan
serta dibuat target penyelesaiannya.
2. Keterlanjuran bayar pensiunan punah Taspen agar lebih teliti dan cermat membayarkan pensiunnya.
3. Kekurangan penagihan provisi/imbal jasa pemotongan kredit pensiun agar dilakukan pembenahan dan
program penataan kemitraan kredit pensiun Taspen maupun Asabri agar ditertibkan secara tegas sesuai
kebijakan Direksi.
Etc.
11.
1.
The obstacles encountered in implementing the program of audit work is almost the same as the previous
quarter, it is in order to look for the cause of the recurrence of such constraints and resolved immediately and
be made a target completion.
2.
Keterlanjuran pay retired extinct TASPEN to be more thorough and meticulous paying his pension.
3.
Disadvantages billing fees / compensation cuts in order to reform the pension credit and pension credit
partnership structuring program and Asabri TASPEN so disciplined strictly at the discretion of the Board of
Directors.
20 Juni 2014
June 20, 2014
Klarifikasi Hasil Kajian atas
Struktur Organisasi PT Pos
Indonesia (Persero)
1.
2.
3.
4.
5.
Salah satu pertimbangan Manajemen dalam melakukan perubahan struktur organisasi secara bertahap adalah
untuk mengurangi gejolak yang tinggi / keresahan pada pegawai dan karyawan. Sehingga saat ini, yang urgent
untuk dilakukan perubahan adalah level Area dan UPT.
Penugasan Manajemen kepada konsultan SKHA adalah dibatasi hanya melakukan review dan pemetaan pada
level Area dan UPT, sedangkan untuk kantor pusat tidak. Namun secara high level konsultan memberikan saran
atas struktur organisasi kantor pusat.
Struktur organisasi Area dan UPT saat ini berbentuk silo yang menimbulkan permasalahan terutama pada
koordinasi dan tingginya biaya koordinasi. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan tersebut maka
perubahan struktur organisasi Area dan UPT diusulkan terlebih dahulu mengingat sumber permasalahan ada
di level Area dan UPT.
Konsultan melakukan analisa permasalahan tersebut secara langsung berdasarkan hasil wawancara di
lapangan dengan bagian terkait yaitu level pusat, Area dan UPT.
Pada usulan perubahan struktur organisasi dari Manajemen, Kepala Area berkoordinasi langsung kepada
Direktur Utama bukan BOD. Hal ini atas permintaan dari Direktur Utama, dari Direktur Utama nantinya akan
di-share ke Direksi.
6. SKHA consulting dan Divisi SDM PT Pos Indonesia (Persero) menekankan kepada pentingnya fungsi KPRK
sebagai ujung tombak koordinasi di PT Pos Indonesia (Persero) .
7. Kantor Pos Pusat menyampaikan bahwa keberadaan Area masih dianggap penting karena :
a.
b.
c.
8. Bagian keuangan menjadi pertanyaan karena tidak ada SVP, padahal keuangan sangat krusial dan bukan hanya
pekerjaan admisnistratif.
9. Perubahan struktur organisasi untuk Kantor Pusat masih belum diusulkan karena butuh waktu. Selain itu perlu
juga dilakukan analisis beban kerja dan job value sesuai dengan saran dari Konsultan dan menunggu respon
setelah perubahan struktur di tingkat Area dan UPT. Hal ini salah satunya karena dari sisi staf, ada bagian yang
over dan ada bagian yang kekurangan staf.
10. SKHA consulting mengusulkan struktur organisasi PT Pos Indonesia (Persero) yang baru di level Area dan UPT
semata-mata untuk memecahkan masalah tidak adanya komando di Area. Namun tidak melakukan riset yang
lebih mendalam dari berbagai aspek misalnya : beban kerja, rentang kendali, kontrol operasional, kecepatan
pengambilan keputusan, jumlah SDM dll dan hanya benchmark literatur dengan perusahaan perbankan di
Indonesia karena menurut mereka ada kemiripan PT Pos Indonesia (Persero) dengan perusahaan perbankan.
214
Clarification Results of
1. One Management considerations in making gradual changes in the organizational structure is to reduce the volatility of
Study on the Organizational
high / unrest in the employee and the employee. So now, the urgent thing to do is change the level of Area and UPT.
Structure of PT Pos Indonesia 2. Assignment Management consultants Skha is restricted to only conduct a review and mapping the area and UPT
(Persero)
level, while for the central office is not. However, in high-level consultants provide advice on organizational structure
headquarters.
3. The organizational structure of the current Unit Area and shaped silo that cause problems, especially in the coordination
and the high cost of coordination. Therefore, based on the problems it is changing the organizational structure and the
Unit Area proposed to first consider the source of the problems existing in the Area level and UPT.
4. Consultant to analyze these problems are directly based on interviews in the field with the relevant part is the central
level, and the Unit Area.
5. In the proposed changes to the organizational structure of Management, Head of Area coordinate directly to the
Managing Director not BOD. It is at the request of the Director, of the Managing Director will be shared to the Board
of Directors.
6. SKHA consulting and Human Resources Division of PT Pos Indonesia (Persero) stressed the importance of KPRK function
as a spearhead coordination in PT Pos Indonesia (Persero).
7. The Post Office said that the existence of areas still considered important because:
a. Avoid unrest if there are changes in the structure at once
b. Head Office PT Pos Indonesia (Persero) may not be able to coordinate directly with the UPT / KPRK
c. Area function will be enhanced roles and responsibilities for the coordination and development of market / business
as well as being the coordinator of UPT / KPRK.
8. The finance department into question because no SVP, whereas finance is crucial and not just a job admisnistratif.
9. Changes in the organizational structure for the Central Office has not proposed because it takes time. It is also necessary
to analyze the workload and job value in accordance with the advice of consultants and wait for a response after the
change in the rate structure and the Unit Area. This is partly because of the staff, there is a section over and there are
parts that shortage of staff.
10. SKHA consulting proposed organizational structure of PT Pos Indonesia (Persero) is new in Area level and UPT solely to
solve the problem of the lack of command in the area. But do not do in-depth research on various aspects eg workload,
span of control, operational control, speed decision-making, the number of HR etc and only benchmark literature with
banking companies in Indonesia because they think there are similarities PT Pos Indonesia (Persero) with company
banking.
12.
24 Juni 2014
June 24, 2014
Monitoring Tindak Lanjut
Hasil Rakomdir
SAP
1. Roll Out dilakukan secara bertahap dan sudah berjalan sesuai dengan target. SAP sudah benar-benar Live sejak 1
Agustus 2013.
2. Hambatan dari sisi output laporan masih proses rekonsiliasi dan verifikasi, hal tersebut terjadi karenan ada
permasalahan dari sisi interface pada aplikasi sistem.
3. Permasalahan yang saat ini terjadi terjadi adalah kesiapan user dalam bertransaksi masih 95% hal tersebut
dikarenakan banyak SDM yang menjadi user di mutasi.
4. SAP per 1 Januari 2014 sudah digunakan secara pararel dengan SPK, sedangkan per 1 April 2014 sudah digunakan
sebagai sistem pelaporan berupa laporan keuangan.
Struktur Organisasi
1. Usulan perubahan struktur organisasi untuk level Area dan UPT sudah diusulkan, pada hari Jumat tanggal 20 Juni 2014
sudah dilakukan pembahasan antara Komite Dewan Komisaris dengan manajemen.
2. Komite Audit menyarankan agar disampaikan gambaran umum untuk perubahan struktur organisasi Kantor Pusat,
walaupun diajukan secara terpisah. Jika sudah ada gambaran perubahan struktur organisasi untuk Kantor Pusat maka
akan lebih jelas dan persetujuan Dewan Komisaris dapat dipercepat.
Perubahan Investasi
1. Untuk Bank JV sudah tidak ada masalah.
2. Untuk investasi yang lain Komite Audit menyarankan agar lebih diperhatikan lagi SOP dalam penyusunan target-target
yang harus dicapai, hal ini agar tidak ada revisi lagi tentang investasi.
SDM
1. Divisi SDM sedang melakukan Optimalisasi SDM dengan tiga hal yaitu:
a.
Restrukturisasi di tahun 2014, dalam hal ini adalah perubahan struktur organisasi yang saat ini sedang dibahas,
b.
Pembuatan direktori kompetensi untuk SDM secara nasional,
c.
Talent Management system.
2. Terkait dengan tuntutan SPPI, manajemen diharapkan dapat menjaga komunikasi dengan semangat transparansi
agar dijelaskan dengan baik bahwa perlu pertimbangan kondisi keuangan dalam jangka panjang, dalam kesepakatan
tersebut yaitu PKB antara SPPI dengan PT Pos Indonesia (Persero) sudah dilaksanakan dan ditandatangani pada bulan
Februari 2014.
3. Efisiensi biaya pegawai berbasis reward and punishment dilakukan dengan cara:
a. Perbaikan dari sisi SPJ yang awalnya lumpsum menjadi at cost,
b. Dari sisi tunjangan transport dan representatif berdasarkan kehadiran,
c.
Kinerja triwulanan berdasarkan KPI.
Manajemen Risiko dan GCG
1. Pada saat ini Divisi Manajemen Risiko dan GCG sudah mulai merintis manajemen risiko dan sudah dilakukan
workshop tentang Corporate Risk Register.
2. Untuk profil risiko agar dimunculkan, karena sampai dengan saat ini PT Pos Indonesia (Persero) belum
memunculkan profil risikonya.
215
Follow-up Monitoring
Rakomdir Results
13.
SAP
1. Roll Out is done in stages and has been run in accordance with the target. SAP has really Live since August 1st, 2013.
2. The resistance of the output side of the report is still the process of reconciliation and verification, it happens karenan
there are problems in terms of interfaces on the system application.
3. Problems occur when this happens is the readiness of the user in the transaction is still 95% in this case because a lot
of human resources to the user in a mutation.
4. SAP per January 1, 2014 has been used in parallel with SPK, whereas as of 1 April 2014 was used as a reporting system
in the form of financial statements.
Organizational Structure
1. Proposed changes to the organizational structure and the Unit Area to levels already proposed, on Friday, June 20, 2014
was carried out the discussion between the Committee of the Board of Commissioners with management.
2. The Audit Committee recommends that the general picture presented for changes in the organizational structure of the
Central Office, although filed separately. If you already have an idea to change the organizational structure of the Head
Office will be clearer and approval of the Board of Commissioners may be accelerated.
Changes in Investment
1. For the JV Bank had no problems.
2. For other investments Audit Committee recommends that more attention SOP in the preparation of targets to be
achieved, it is that there is no longer a revision of the investment.
HR
1. The Human Resources Division is conducting Optimization of human resources with three things:
a. Restructuring in 2014, in this case the changes in organizational structure that is currently being discussed,
b. Making the directory of national competence for human resources,
c. Talent Management system.
2. Related to the demands of SPPI, management is expected to maintain communication with the spirit of transparency
so well described that need consideration the financial condition over the long term, in the deal that PKB between SPPI
with PT Pos Indonesia (Persero) has been executed and signed in February 2014 ,
3. Efficiency fee-based employee reward and punishment is done by:
a. Improvement of the SPJ is initially lumpsum be at cost,
b. In terms of transport and representative allowance based on attendance,
c. Quarterly performance based KPI.
Risk management and corporate governance
1. At this time the Risk Management Division and GCG have started establishing risk management and has conducted
workshops on Corporate Risk Register.
2. For the risk profile in order to be raised, because until now PT Pos Indonesia (Persero) has not led to the risk profile.
24 Juni 2014
June 24, 2014
Pembahasan Persiapan Audit
Laporan Keuangan Tahun
Buku 2014.
1. Jadwal pelaksanaan audit atas laporan keuangan tahun buku 2014 yang menjadi patokan adalah laporan audit
final yang harus disampaikan kepada Pemegang Saham pada tanggal 28 Februari 2015.
2. Hal-hal yang termuat dalam TOR tidak berbeda jauh dengan tahun 2013, hanya ada sedikit revisi untuk
menyesuaikan dengan metode pengadaan dengan penunjukkan langsung.
3. Honorarium KAP pada tahun 2014 dimungkinkan lebih kecil dari tahun 2013 karena pada tahun 2014 PT Pos
Indonesia (Persero) sudah menggunakan SAP.
4. Komite Audit menyarankan pada bulan September 2014 tanpa adanya interim karena ketidaksiapan dari sisi
SAP mengingat kondisi saat ini sudah menggunakan SAP tapi validitasnya belum dapat dikendalikan.
5. Untuk review atau revisi TOR pengadaan KAP tahun buku 2014 akan dibuatkan oleh Komite Audit.
6. Komite Audit menyarankan agar terlebih dahulu Divisi Pengadaan melakukan sounding awal secara informal
kepada KAP Gani Sigiro dan Handayani.
Discussion on Audit
Preparation of Financial
Statements for Fiscal Year
2014.
14.
216
21 Juli 2014
July 21, 2014
1.
Schedule the audit of the financial statements the financial year 2014 to be the benchmark was the final audit report
to be submitted to the Shareholders on February 28, 2015.
2.
Things that are contained in the TOR does not vary much with the year 2013, there were only slightly revised to
conform with the procurement method by direct appointment.
3.
Honorarium KAP in 2014 enabled smaller than in 2013 because the 2014 PT Pos Indonesia (Persero) has been using
SAP.
4.
The Audit Committee advised in September 2014 without any interim due to unpreparedness of the SAP given the
current conditions are already using SAP but its validity can not be controlled.
5.
To review or revision of the procurement TOR KAP financial year 2014 will be made by the Audit Committee.
6.
The Audit Committee recommends that the Procurement Division prior undertake initial informal soundings to KAP
Gani Sigiro and Handayani.
Monitoring Implementasi
SAP FICO;
217
1.
a.
218
16.
11 Agustus 2014
Rapat Internal Komite Audit
Penyelesaian Pending
Matters
Rapat internal Komite Audit dengan agenda penyelesaian TOR Audit tahun buku 2014.
1. Penunjukkan kembali Kantor Akuntan Publik (KAP) yang akan mengaudit laporan keuangan tahun buku 2014
sesuai dengan risalah RUPS persetujuan laporan keuangan tahunan tahun buku 2013.
2. KAP akan mengaudit laporan keuangan PT Pos Indonesia (Persero) tahun buku 2014 direncanakan akan
dimulai pada awal bulan Oktober 2014 dan selesai pada minggu ketiga bulan Februari 2015.
Internal meeting with the agenda of the completion of the Audit Committee The Audit TOR 2014 financial year.
1. The re-appointment of Public Accounting Firm (KAP) to audit the financial statements of fiscal year 2014
according to the minutes of the AGM approval of the annual financial statements 2013 financial year.
2. KAP will audit the financial statements of PT Pos Indonesia (Persero) in 2014 fiscal year is planned to start in
early October 2014 and was completed in the third week of February 2015.
1 September 2014
September 1, 2014
Pembahasan TOR, Enginer
Estimate (EE) dan Jadwal
Audit tahun 2014,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
219
17.
1 September 2014
September 1, 2014
Progress Report Penerapan
SAP FICO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
18.
There still account cash and cash equivalents minus because clearing is still not finished, but it happens because
the entry minus backdate and there are some who have entry UPT. The system currently can accommodate
backdate entry.
Changes in business processes always the case, the business process changes occur such as the addition of two
user's head office.
Users that already exist so that the overall likely have to understand this from the SAP FICO. Efforts that have been
made by management to overcome the problems that the user is transferred to the continuous regeneration.
Other obstacles encountered in the implementation of SAP FICO is the change in the system used, such as
financial management is still comfortable with the conventional system, it is this which is quite difficult to change.
Supervision is done by the Head Office of the less than optimal, therefore there is the addition of two user's head
office and there are changes in business processes.
Integration with application front end still experiencing problems, the solution to this is to slowly master data in
SAP FICO are in adobe in the master data at the front end application.
To shortcut the data cleansing is not ready if only internally resolved by PT Pos Indonesia (Persero). There are
three accounts that still have not finished that RAK is diclearing-kan become payable, bank debt that did not
fit, and previous debts that are too big. Real records of those transactions and all the evidence and essentially
complete. Cleansing the data can be resolved quickly with the way in bandling.
Barriers are now facing is the readiness of its subsystems, SAP FICO implementation can be optimized if subsystems are ready for everything.
BOC is very concerned at all related to the implementation of SAP FICO at PT Pos Indonesia (Persero), if SAP FICO
still not seleai it will affect the 2014 audit.
Komsiaris Council had suggested in a letter to the Board of Directors to be serious in its completion, completion
schedule and created cross-functional coordination should be further enhanced.
The problems are still going to immediately be updated along with the progress of the settlement, and
immediately be sent to the Audit Committee.
23 September 2014
September 23, 2014
Rapat Internal Komite Audit
Pembahasan Internal Audit
Charter
220
Masih terdapat akun kas dan setara kas yang minus dikarenakan clearing yang masih belum selesai, selain
itu minus tersebut terjadi karena entry backdate dan ada beberapa UPT yang belum entry. Sistem pada saat
ini bisa mengakomodasi entry backdate.
Perubahan proses bisnis selalu terjadi, perubahan proses bisnis tersebut terjadi seperti ada penambahan
dua user untuk kepala kantor.
User yang sudah ada agar dipastikan sudah memahami secara keseluruhan dari SAP FICO ini. Upaya yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk mengatasi permasalahan user yang dimutasi adalah dengan
regenerasi yang berkelanjutan.
Hambatan lain yang dihadapi dalam penerapan SAP FICO adalah pada perubahan sistem yang digunakan,
manajemen keuangan masih seperti masih nyaman dengan sistem konvensional, hal inilah yang cukup
sulit merubahnya.
Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Kantor kurang optimal, oleh karena itu ada penambahan dua user
untuk kepala kantor dan ada perubahan proses bisnis.
Integrasi dengan aplikasi front end masih mengalami kendala, solusi untuk hal tersebut yaitu dengan
perlahan-lahan master data di SAP FICO yang di adobe pada master data pada aplikasi front end.
Untuk shortcut cleansing data tidak siap jika hanya diselesaikan oleh internal dari PT Pos Indonesia
(Persero) . Ada tiga akun yang masih belum selesai yaitu RAK yang diclearing-kan menjadi hutang, hutang
Bank yang tidak cocok, dan hutang terdahulu yang terlalu besar. Catatan-catatan real dari transaksitransaksi tersebut dan semua bukti-bukti dan dasarnya lengkap. Cleansing data bisa diselesaikan dengan
cepat dengan cara di bandling.
Hambatan yang sekarang dihadapi adalah kesiapan dari sub sistemnya, SAP FICO penerapannya bisa
optimal jika sub sistemnya sudah siap semuanya.
Dewan Komisaris sangat concern sekali terkait penerapan SAP FICO di PT Pos Indonesia (Persero) , jika SAP
FICO masih belum seleai hal tersebut akan berpengaruh pada audit tahun 2014.
Dewan Komsiaris sudah menyarankan dalam surat kepada Direksi agar serius dalam penyelesaiannya,
dibuat jadwal penyelesaian dan koordinasi lintas fungsi harus lebih ditingkatkan lagi.
Permasalahan-permasalahan yang masih terjadi agar segera di update beserta dengan progress
penyelesaiannya, dan segera dikirmkan kepada Komite Audit.
Diskusi rapat Komite Audit membahas draft internal audit charter, beberapa hal dalam internal audit charter
diantaranya adalah:
1. SPI harus independen dengan aktifitas yang di auditnya.
2. Standar umum audit sesuai profesi adalah: Professional, Lingkup kerja audit, Pelaksanaan dan pelaporan
audit, dan Tambahan dari SPI adalah pengelolaan SPI
3. Pada BAB III poin 5 tentang persyaratan Pengelolaan:
a. Dasar kebijakan
b. Perencanaan
c. Pelaksanaan
d. Laporan
19.
20.
Discussion of the Audit Committee meeting to discuss a draft internal audit charter, internal audit some things in
the charter are:
1.
SPI must be independent with activities in the audit.
2. Common standards appropriate audit profession are: Professional, scope of audit work, Implementation and
audit reporting, and Supplement of the SPI is the SPI management
3. In Chapter III point 5 of the Management requirements:
a. basic policies
b. plan
c. implementation
d. report
30 September 2014
September 30, 2014
Kick Of Meeting KAP Gani
Sigiro dan Handayani
30 September 2014
September 30, 2014
Progress Report Penerapan
SAP FICO
User
1. Ada penambahan user, agar lebih jelas segera dibuatkan rekapan yang jelas dan detail dari mulai user awal,
penambahan user dan user yang sudah diproses dan belum diproses.
2. Untuk implementasi penambahan user menunggu KD pengeluaran kas sebagai implementasi dari perubahan
kebijakan struktur organisasi.
3. Untuk mengantisipasi risiko keterlambatan dalam audit akibat penambahan user yaitu dengan percepatan
pelatihan bagi user-user baru.
4. Penambahan user sebagai akibat dari perubahan struktur organisasi dan peruntukkan usernya.
Integrasi dengan aplikasi front end
1. Untuk percepatan integrasi dengan aplikasi front end diperlukan dukungan penuh dari Divisi IT.
2. Untuk mengatasi reltime perbedaan 5%-10% angka pendapatan, saat ini sedang masa transisi dari ipos
desktop ke Ipos Web.
3. Target implementasi Ipos web pada bulan November 2014 tidak yakin akan berjalan sesuai dengan rencana
dikarenakan jaringan di Kpc masih belum memadai dan infrastruktur yang masih dibawah spec serta masih
sangat diperlukan pembenahan.
Lain-lain
1. Spesifikai penyebab keterlambatan Generate laporan arus kas perlu di cek kembali apakah hardware ataupun
jaringan internet.
2. Untuk permasalahan dan tindaklanjut penyelesaiannya agar dibuat dalam bentuk tanggal jika tidak
menggunakan minggu serta pada laporannya dimuat kapan selesainya sesuai dengan tujuan.
User
1. No additional user, in order to more clearly soon be made clear and detailed recaps of the user started early, adding
users and users that have been processed and unprocessed.
2. For the implementation of user additions wait KD cash expenditure as the implementation of the policy change the
organizational structure.
3. To anticipate the risk of a delay in the audit as a result of the addition is to accelerate user training for new users.
4. Addition of the user as a result of changes in the organizational structure and designated user.
Integration with application front end
1. To accelerate integration with front end applications required the full support of the Division of IT.
2. To overcome the differences reltime 5% -10% revenue figures, currently the transition from the desktop to the IPOS
IPOS Web.
3. Target web IPOS implementation in November 2014 not sure will go according to plan because tissue Kpc still
insufficient and infrastructure is still under spec and still needed improvement.
Etc
1.
2.
Specifying the cause of the delay Generate cash flows need to be checked again whether hardware or internet
network.
For problems and follow-up of the solution to be made in the form of date if not using the week as well as the report
was published at the completion in accordance with the purpose.
221
21.
30 September 2014
September 30, 2014
Pembahasan Internal Audit
Charter
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
22.
Masukan terkait Peraturan Presiden RI nomor 5 tahun 2014 tanggal 1 Februari 2014 tentang tunjangan
fungsional auditor hal tersebut jika dimasukkan dalam tunjangan fungsional auditor akan ada dua masalah,
yaitu aturan Perpres untuk Kementerian atau lembaga dan di perusahaan belum mengembangkan tunjangan
jabatan fungsional auditor.
Untuk kedepannya agar dikembangkan semua fungsional di organisasi perusahaan dan agar dibuat kajian
terkait tunjangan jabatan fungsional khususnya untuk kedudukan auditor SPI.
Auditor harus memiliki sertifikat sesua dengan standar profesi.
Internal audit charter hanya berisi poin-poin penting krusial, untuk detailnya bisa dibuatkan aturan turunan
dari internal audit charter.
Summary untuk isi laporan SPI adalah sebagai berikut:
a. Perbandingan program kerja yang sudah dilaksanakan dengan yang masih belum tercapai serta
kendala yang dihadapinya seperti apa.
b. Hal-hal yang signifikan mengenai temuan, rekomendasi dan tindak lanjut yang akan disampaikan
kepada Dewan Komisaris.
c. Temuan, rekomendasi dan tindak lanjut.
Related entries Presidential Decree No. 5 of 2014 dated February 1, 2014 on functional allowances auditor if it
is included in the functional benefits of auditors will be two issues, namely the rules of the regulation for the
ministry or institution and in the company has not developed a functional allowance auditor.
For the future, in order to develop all the functional organization of the company and that made a study
related to functional benefits, especially for the position of auditor SPI.
Auditors must have a certificate Sesua with professional standards.
Internal audit charter contains only the key points crucial, details can be made to the rules derived from the
internal audit charter.
Summary of the contents of the SPI report is as follows:
a. Comparison of the work program which has been implemented as yet been achieved and what
obstacles it faces.
b. Significant matters regarding the findings, recommendations and follow-up that will be submitted to
the Board of Commissioners.
c.
The findings, recommendations and follow-up.
21 Oktober 2014
October 21, 2014
Rapat Internal Komite Audit
Penyelesaian Pending
Matters
Rapat internal Komite Audit dengan pembahasan laporan manajemen triwulan III tahun 2014, pada diskusi
tersebut dilakukan penyusunan tanggapan Komite Audit atas laporan manajemen triwulan III tahun 2014.
Beberapa hal yang menjadi concern Komite Audit pada laporan manajemen triwulan III Tahun 2014 antara lain:
1.
2.
Sistem SAP belum bisa membuat laporan keuangan yang benar dan wajar, sedangkan pada bulan Oktober
2014 Auditor dari Kantor Akuntan Publik sudah mulai mengaudit Laporan Keuangan periode tahun buku
2014.
Bisnis properti belum memaksimalkan potensi pendapatan yang ada, ke depan perlu dilakukan langkahlangkah optimalisasi properti perusahaan yang ada untuk dikelola dengan profesional agar bisa menghasilkan
pendapatan.
Internal meetings of the Audit Committee with a discussion of the management report third quarter 2014, in response
to the discussions carried out the preparation of the Audit Committee on the management report third quarter 2014.
Some things are a concern of the Audit Committee on the management report third quarter 2014 include:
1.
2.
23.
222
28 Oktober 2014
October 28, 2014
SAP systems can not make financial statements true and fair, while in October 2014 Auditor of the Public
Accounting Firm has begun to audit the financial statements 2014 fiscal year period.
Business property has not maximizing the potential of existing revenue, the future need to take measures to
optimize existing corporate property to be managed by a professional in order to generate revenue.
1.
KAP sudah melakukan proses awal audit berupa pembuatan rencana audit, permintaan data, pengumpulan
data, penyiapan prosedur audit, analisa awal, dan pengecekan sistem SAP.
2. Terkait dengan pengecekan sistem SAP di PT Pos Indonesia (Persero) akan dilakukan oleh tim khusus di bidang
audit IT.
3. Untuk Regional yang akan dikunjungi untuk sample audit laporan keuangan sudah dipersiapkan dan akan
berkoordinasi dengan SPI. Pengecekan teknis ke lapangan akan dilakukan pada akhir November 2014.
4. SOP implementasi SAP masih belum diperoleh oleh KAP.
5. Sistem baru di PT Pos Indonesia (Persero) yang menggunakan SAP masih sangat rentan adanya human error
maupun sistem interface yang tidak berjalan maksimal sehingga berpotensi timbulnya ketidakvalidan laporan
keuganan. Hal ini menjadi perhatian utama dari KAP karena laporan keuangan tahun 2014 dikeluarkan dari
sistem SAP.
6. Pengecekan kontrak atau PKS biasa dilakukan oleh KAP pada saat pengecekan di UPT sekaligus menyangkut
pengecekan piutang-piutang.
7. Pengelolaan aset salah satu yang jadi fokus KAP, control secara operasional sudah bagus, tetapi yang jadi
permasalahan adalah administrasi yang kurang baik. Monitoring apakah sudah dilakukan sesuai prosedur atau
belum. Aset opname saat ini dilakukan oleh 3 (tiga) subdit yaitu Divisi aset umum, aset IT dan aset properti.
8. Pada laporan manajemen triwulanan selalu ada beban pajak yang tidak sesuai dengan RKAP, hal tersebut
menunjukkan masih lemahnya internal control.
9. Terhadap anak perusahaan PT Pos Properti akan dilakukan pengecekan terkait aliran dana dan proses bisnisnya
oleh KAP, karena sejauh ini proses bisnis sewa menyewa belum bisa dipahami secara baik oleh KAP.
10. Pemilihan KAP untuk audit PT Pos Logistik dan PT Bhakti Wasantara Net (BWN) sedang dalam proses dan
kemungkinan yang akan dipilih adalah KAP Gani Sigiro dan Handayani.
11. Pelaksanaan audit tahun ini menggunakan pendekatan yang berbeda karena ada perubahan struktur organisasi,
jika ada temuan di Regional maka penyelesaiannya akan langsung dilaksanakan di Regional tersebut, adjustment
dilakukan per Regional, tidak digabung secara nasioanal seperti tahun sebelumnya.
12. KAP sedang melakukan evaluasi sistem pengendalian internal untuk operasional dan keuangan.
Arahan Komite Audit:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Terkait dengan SAP, segera dilakukan rekonsiliasi RAK agar tidak terdapat selisih angka yang besar dalam
laporan keuangan, terutama untuk Regional yang masih banyak cleansing-nya yaitu Regional VI dan VII.
Perubahan struktur organisasi agar dipstikan masuk sampai ke evaluasi menyangkut internal control, efisiensi
operasional diharapkan bisa masuk di management letter.
Untuk meyakinkan dan antisipasi dilapangan terkait dengan potensi timbulnya accounting error agar dibuatkan
secara tertulis ke Regional dan UPT untuk mitigasi/langkah-langkah antisipasi terkait issue tersebut.
Terkait dengan pajak, Komite Audit meminta agar mendalami/mereview pajak, karena setiap tahun selalu
ada denda pajak, permasalahannya terkait dengan bukti dan pembukuan pajak. Selain itu juga kedepannya
diperlukan tax planning yang lebih baik.
Terkait dengan PSO perlu dilakukan review, karena standar untuk PSO ada aturan sesuai dengan UU dan PP
tentang PSO.
Untuk data aktuaris agar segera disampaikan kepada KAP dalam waktu dekat.
1.
KAP has done the initial audit process in the form of planning the audit, data query, data collection,
preparation of audit procedures, the initial analysis, and checking the SAP system.
2. Related to the SAP system checks in PT Pos Indonesia (Persero) will be carried out by a special team in the
field of IT audit.
3. For Regional to be visited to sample audit the financial statements have been prepared and will coordinate
with SPI. Technical checks to be carried into the field by the end of November 2014.
4. SAP SOP implementation is still not obtained by KAP.
5. The new system in PT Pos Indonesia (Persero) which uses SAP is still very vulnerable to any human error or
system interfaces are not running optimally, so the potential onset of invalidity keuganan report. This is a
major concern of the Firm since 2014 excluded the financial statements of the SAP system.
6. PKS contract or regular checks carried out by the firm at the time of checking in UPT at once involves
checking receivables.
7. Asset management one in focus KAP, operationally control has been good, but the problem is so poor
administration. Monitoring whether it is done according to the procedure or not. Hospitalization assets
currently done by three (3) Sub-Directorate of the Division of common assets, IT assets and property assets.
8. In the quarterly management reports there is always a tax burden which is not in accordance with CBP, it
shows the weakness of internal control.
9. Against a subsidiary of PT Pos property will be checked the flow of funds and related business processes by
KAP, because so far the business process lease can not be well understood by KAP.
10. Selection of KAP to audit PT Pos Logistik and PT Bhakti Wasantara Net (BWN) is in the process and the
possibility to be selected is Gani Sigiro KAP and Handy.
11. Audit this year using a different approach because there is change in the organizational structure, if there
are findings in Regional completion would then be directly implemented in the Regional, adjustment carried
out by the Regional, not merged nasioanal as the previous year.
12. KAP is conducting an evaluation of internal control systems for the operational and financial.
223
13 November 2014
November 13, 2014
Rapat Internal Komite Audit
Penyelesaian Pending
Matters
Rapat internal Komite Audit dengan agenda penyelesaian tanggapan Komite Audit atas RKAP 2015.
Diskusi untuk penyelesaian tanggapan Komite Audit atas RKAP tahun 2015 terutama terkait masukan-masukan
mengenai:
1.
2.
3.
4.
Internal meeting with the agenda of the Audit Committee The Audit Committee upon completion response CBP
2015.
Discussions for the completion of the Audit Committee on RKAP response in 2015 is mainly related to the inputs on:
1.
2.
3.
4.
25.
224
Program kerja pada RKAP 2015 tidak link dengan strategi dan kebijakan perusahaan di tahun 2015 yang
tercantum dalam RJP tahun 2014-2018.
Perlunya strategi bisnis dan program kerja yang lebih tepat agar pada tahun 2015 pendapatan surat dan
paket sebagai core business bisa tercapai sesuai target.
Pemanfaatan keberadaan Bank JV untuk mendongkrak fee based income yang masih lebih terbuka
peluangnya, karena pada saat ini keberadaan bisnis jasa keuangan (pos pay) cenderung tidak bisa tumbuh
secara siginifikan.
Terkait dengan fungsi budget untuk memotivasi karyawan sebagai alat perencanaan dan pengendalian
yang efektif serta adanya perubahan struktur organisasi maka SOP penyusunan budget perlu di review dan
direvisi.
CBP work program in 2015 did not link with the strategy and policy of the company in 2015 were listed in the
CPR year 2014-2018.
Business strategy and the need for more precise work program so that by 2015 revenues letters and
packages as core business can be achieved on target.
Utilization where Bank JV to boost fee-based income that is still more open chances, because at this time
the existence of business financial services (post pay) are less likely to grow significantly.
Associated with budget functions as a tool to motivate employees effective planning and control as well as
the change in the organizational structure of the SOP preparation of the budget need to be reviewed and
revised.
3 Desember 2014
Decmber 3, 2014
Progress Report KAP Gani
Sigiro dan Handayani atas
Audit Laporan Keuangan
Tahun Buku 2014,
Paparan KAP
1. Sdr Yuki dari KAP Gani Sigiro dan Handayani memaparkan hasil temuan audit di Regional I Medan dan Regional
IX Banjarbaru antara lain:
a. Implementasi SAP tidak dilaksanakan secara konsisten dimana dalam SAP harus menggunakan
Nota Perminataan Pembayaran (NPP), namun dalam realisasinya untuk transaksi pengeluaran kas
Bank terkadang mereka masih menggunakan metode pengeluaran kas Bank model lama dengan
menggunakan kartu pengawas anggaran, namun mereka juga tidak membuat kartu pengawasan
anggaran dalam pengeluaran kas Bank.
KAP exposure
1. Mr. Yuki of KAP Gani Sigiro and Handayani explained the audit findings in the Regional I Medan and Regional
IX Banjarbaru among others:
a. SAP implementation is not carried out consistently that the SAP should use perminataan
Memorandum of Payments (NPP), but in the realization of the transaction's cash outlay Bank
sometimes they are still using the old model bank's cash outlay by using the budget watchdog card,
but they also do not make budget control card the Bank's cash expenditures.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Sebagian aset perusahaan tidak terdapat barcode yang ditempel dalam aset tersebut dan pelaksanaan
inventarisasi aset tidak dijalankan secara rutin sehingga KAP kesulitan untuk mencocokan jumlah aset
di SAP dengan jumlah aset secara fisik.
Tidak ditemukannya bukti giro 11 pada tanggal 21 & 27 Januari 2014 dan 12 Agustus 2014 di Banjarmasin.
Oleh karena itu KAP menyarankan agar proses administrasi pengarsipan lebih rapih lagi.
Lemahnya pengawasan kahadiran karyawan karena mesin finger print tidak berfungsi dengan baik
dan memakai sistem absensi dengan tandatangan. Sistem manual ini akan menyebabkan kesulitan
dalam mengontrol kehadiran karyawan dan berpotensi merugikan perusahaan karena perusahaan
membayar tunjangan transportasi lebih tinggi dibanding yang sebenarnya.
Area khazanah perlu ditingkatkan keamanannya dengan membatasi akses keluar masuk orang.
Ditemukan tidak ada kunci duplikat dan kunci ganda untuk brankas serta brankas tidak ditanam
didalam tembok sesuai dengan peraturan perusahaan.
Area loket masih belum steril dimana terdapat tas petugas loket yang dibawa kedalam area loket.
Id Password untuk aplikasi Ipos tidak dijaga dengan baik dimana password tersebut diberitahukan
kepada pegawai lain untuk melakukan transaksi.
Tidak dilakukan penagihan denda keterlambatan kepada para tenant sesuai dengan kontrak yang
berlaku.
Terdapat jumlah saldo kas di Kantor Pos melebihi pagu yang ditetapkan.
2. Komite Audit menanyakan proses perhitungan aktuaria untuk manfaat karyawan kepada Divisi SDM.
3. Manajer SDM akan menyerahkan data untuk perhitungan manfaat karyawan pada minggu ketiga bulan
Desember 2014.
4. Sdr Yuki menceritakan bahwa proses penginputan di SAP terkendala oleh lambatnya proses transaksi di SAP
hal ini mungkin disebabkan oleh fasilitas jaringan internet yang kurang memadai, namun perlu di cek kembali
penyebab sebenarnya.
5. Proses pembuatan laporan keuangan terkendala oleh tidak lancarnya proses interface dari sistem produksi
perusahaan (Ipos, SOPP) kedalam sistem SAP sehingga menyebabkan selalu adanya selisih pendapatan antara
sistem produksi dan SAP. Data tidak tertarik di sistem SAP karena adanya customer tidak terdaftar di SAP,dan
pemetaan data bisnis yang tidak sinkron dengan di SAP.
Masukan Komite Audit
1. Keberhasilan implementasi SAP tergantung dari komitmen semua pihak, dan untuk permasalahan teknis
yang sifatnya bisa diselesaikan oleh manajer lini dan jika memang tidak selesai maka yang harus bertanggung
jawab adalah pimpinan di level organisasi dimaksud.
2. Meningkatkan awerness pelaksana di level UPT untuk lebih meningkatkan pengawasan dan keamanan area
khazanah dan brankas, dan kepada VP Treasury dan Pajak agar memantau perkembangan perbaikan
3.
4.
keamanan khazanah dan brankas. Disarankan kepada VP Treasury dan Pajak untuk melakukan
pengecekan secara berkala terhadap UPT mengenai saldo kas yang disimpan di Kantor Pos.
Perlu diadakan alat pendeteksi uang palsu.
KAP perlu membantu manajemen untuk melakukan identifikasi permasalahan SAP.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Most of the company's assets there is no barcode is affixed in such assets and the implementation of asset
inventory is not run regularly so KAP difficult to match the amount of assets in SAP by the number of physical
assets.
No evidence of demand deposits 11 on 21 and January 27, 2014 and August 12, 2014 in London. Therefore, the
firm suggested that the administrative process of archiving more tidy again.
Weak supervision kahadiran employees as finger print machine is not functioning properly and wear
attendance system with signatures. This manual system would lead to difficulties in controlling the presence
of employees and potentially detrimental to the company because the company pays transportation
allowance higher than actual.
Area treasures need to be increased security by limiting access in and out of people. Found no duplicate key
and double lock for safes and wall safes are not planted in accordance with company rules.
Counter area where there is still not sterile bag counter clerk who was brought into the counter area.
Id Password for IPOS application was not maintained properly where the password is shared with another
employee to perform the transaction.
Not done late fee billing to the tenant in accordance with the applicable contract.
There are a number of cash balance at the Post Office exceed the specified limit.
225
2.
3.
4.
5.
The Audit Committee asked the actuarial calculation for employee benefits to the HR Division.
The HR Manager will submit the data for the calculation of employee benefits in the third week of December
2014.
Mr. Yuki tells that the process of inputting in SAP constrained by the slow process of the transaction in SAP
this is probably due to the internet network facilities are inadequate, but keep in check back real cause.
The process of making financial reports are not constrained by a smooth interface of the company's
production system (IPOS, SOPP) into the SAP system so that the cause is always the difference in revenue
between production systems and SAP. Data are not interested in the SAP system because of the customer is
not registered in the SAP, and the mapping of business data that is not synchronized with SAP.
3 Desember 2014
December 3, 2014
Laporan SPI Triwulan III
Tahun 2014
Pembahasan Laporan SPI Triwulan III Tahun 2014 yang berisi tentang laporan kegiatan audit yang telah dilaksanakan
oleh SPI. Beberapa masukan Komite Audit tentang laporan tersebut antara lain:
1.
2.
3.
Discussion SPI Reports Third Quarter 2014 report contains audit activities that have been implemented by SPI. Some
input on the report of the Audit Committee include:
1.
2.
3.
27.
SPI reported quarterly report to the Managing Director and copied to the BOC cq Audit Committee there are
things that have not been included on the follow-up on the findings of SPI.
Constraints faced by SPI is about the lack of personnel, especially auditors become recurring obstacles in
every quarter, to get around the Audit Committee recommends that sufficient work program SPI must adjust
to the availability of existing personnel so that shortage of personnel is not an obstacle anymore.
Budget absorption SPI is still not absorbed all that attention also because it will affect the assessment of the
performance of the SPI.
12 Desember 2014
December 12, 2014
Rapat Internal Komite Audit
1.
2.
3.
226
Laporan triwulanan SPI yang dilaporkan kepada Direktur Utama dan ditembuskan kepada Dewan Komisaris
c.q. Komite Audit masih terdapat hal yang belum termuat yaitu tentang tindak lanjut atas temuan-temuan SPI.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh SPI yaitu tentang kurangnya personil terutama auditor menjadi kendala
yang berulang di setiap triwulan, untuk menyiasati hal tersebut Komite Audit menyarankan agar program
kerja yang disusun SPI harus menyesuaikan dengan ketersediaan personil yang ada agar kekurangan personil
tidak menjadi kendala lagi.
Penyerapan Anggaran SPI yang masih belum terserap semuanya agar diperhatikan juga karena akan
mempengaruhi penilaian atas kinerja SPI.
1.
2.
3.
Rapat internal Komite Audit yang dihadiri oleh Anggota Komite Audit diisi dengan diskusi untuk penyelesaian
revisi Komite Audit Charter.
Revisi tersebut terdapat pada konsideran menimbang agar lebih di efisienkan kembali.
Untuk hal-hal teknis terkait dengan isi Charter Komite Audit sudah mencakup semua tugas dan kewajiban
Komite Audit.
Internal meetings were attended by the Audit Committee The Audit Committee members is filled with
discussion to completion the revision of the Audit Committee Charter.
The revisions contained in the preamble streamline weigh so much in return.
For technical matters related to the content of the Audit Committee Charter already includes all the duties
and obligations of the Audit Committee.
Prihartono
Name
Nation
Birth/Place
Alamat
Personal Address
Telepon
+62.21.4891459
Phone
prihartono_s@yahoo.co.uk
Nama
Rofikoh Rokhim
Name
Kewarganeraan
Nation
Tempat/Tanggal Lahir
Birth/Place
Jenis Kelamin
Perempuan
Gender
Telepon
62.81114115
Phone
rofikohrokhim@gmail.com
Nama
M Farkhan Supriyadi
Name
Kewarganeraan
Nation
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Email
Birth/Place
Laki-laki
Gender
farkhan24@gmail.com
Phone
227
Risiko
Tujuan
pembentukan
Komite
Pemantau
Manajemen Risiko Usaha dan Investasi Dewan
Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) adalah
untuk membantu Dewan Komisaris melakukan
review dan evaluasi atas kelayakan ekonomis
rencana investasi yang diajukan oleh manajemen
PT Pos Indonesia (Persero) serta identifikasi
berbagai risiko yang relevan beserta langkahlangkah untuk mitigasi risiko usaha dan investasi
tersebut.
228
Komposisi
Composition
229
JABATAN
NAMA
Ketua KPMRUI
Bambang Widianto
Ketua KPMRUI
Anggota KPMRUI
Keputusan Dewan
Komisaris
Periode
119/Dekom/0212
Riko Hendrawan
666/Dekom/1112
778/Dekom/1213
502/Dekom/1214
Anggota KPMRUI
Rofikoh Rohim
666/Dekom/1112
778/Dekom/1213
502/Dekom/1214
Anggota KPMRUI
Prihartono
502/Dekom/1214
Desember 2014 sd
sekarang
Anggota KPMRUI
Mahfud Sholihin
502/Dekom/1214
Desember 2014 sd
sekarang
KPMRUI berwenang :
1. Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha
dan Investasi berhak memperoleh akses
data dan informasi yang dibutuhkan secara
tepat waktu dan lengkap dalam melakukan
review dan evaluasi rencana Investasi
dan Risiko Usaha perusahaan. Dalam
hal ini Direksi bertanggungjawab untuk
memastikan agar data dan informasi yang
dibutuhkan dapat diberikan kepada Dewan
Komisaris secara tepat waktu dan lengkap
(sebagaimana tertuang dalam Kepmen
BUMN No. Kep-01/M-MBU/2011, bagian
ketujuh pasal 18).
KPMRUI authorities:
4. Monitoring Committee risk management
efforts and Investments are entitled to gain
access to the data and information required
in a timely and complete the review and
evaluation of the investment plan and the
companys business risk. In this case the
Board of Directors is responsible for ensuring
that the data and information required may
be granted to the Board of Commissioners in
a timely and complete (as stated in Kepmen
STATE-OWNED ENTERPRISES No. Kep-28/
M-MBU/2011, the seventh part of article 18).
230
231
Program Kerja
Aktivitas
Work Program
Activity
1.
2.
3.
1.
2.
Mengadakan Pertemuan Triwulanan dengan unit Pengelola Investasi untuk memastikan daya
serap investasi berjalannya baik
Quarterly Meetings with business units to ensure absorption Investment investment goes well
3.
1.
2.
Mengadakan pertemuan Triwulanan dengan unit penyusun dan pengimplementasi RJPP dan
RKAP
Quarterly meetings held with the constituent units and implementers RJPP and CBP
3.
1.
2.
1.
2.
Mengikuti Sertifikasi
Following Certification
3.
232
Nama
Jabatan
Kehadiran
Bambang Widianto
Riko Hendrawan
Rofikoh Rokhim
Prihartono
Mahfud Sholihin
233
Manajemen
234
TABEL HASIL RAPAT KOMITE PEMANTAU MANAJEMEN RISIKO USAHA DAN INVESTASI
(REF. RISALAH RAPAT KPMRUI JANUARI s.d DESEMBER 2014)
TABLE OF MONITORING COMMITTEE MEETING OF RISK MANAGEMENT BUSINESS AND INVESTMENT
(REF. MEETING SUMMARY KPMRUI JANUARY - DECEMBER 2014)
NO
Agenda dan
Tanggal Rapat
HASIL RAPAT
Meeting Result
8 Januari 2014
January 8, 2014
Divisi Manajemen Risiko & GCG;
Roll out ke Area selesai s.d Juni 2014;
Bulan September 2014 sudah sampai pada tahap Mitigasi Risiko;
Bulan Oktober s.d Desember 2014 masuk tahap review selama 3 bulan;
Masukan Komite : untuk tahap Risk Register agar Divisi Manajemen Risiko & GCG dapat membantu salah satu
Divisi yang sudah paham yang nantinya dijadikan prototype/contoh bagi unit lainnya sehingga mempercepat
proses risk register dan target s.d akhir Januari 2014 sudah selesai semuanya.
CMO;
CPR wait after the completion of the AGM approval CBP 2014, so that the data corresponding 2014 was the final
resolution of the GMS;
Planned for early February 2014 will be discussing RJPP 2014 -2018;
Start 2014, CMO is expected to actually carry out their functions and become part of the most strategically so that the
central coordination of all projects in the PT Pos Indonesia (Persero) coordinated by the CMO.
Put committees related financial modeling CPR is to have it repaired;
The Committee requested that the IPO and PSL Assessment that delivered formally to the Board of Commissioners;
Lain-lain;
Etc
235
2.
3 Februari 2014
February 3, 2014
Lain-lain
Etc.
3.
Saran dan masukan Komite atas Draft RJP 2014-2018 adalah sebagai berikut:
Manajemen agar mempertimbangkan usaha mana yang akan dibesarkan dan IPO apakah anak perusahaan atau
induk perusahaan sebagai Strategic holding;
Sebaiknya pada bagian isi RJP pembahasan anak perusahaan dibuatkan Neraca dari masing-masing anak
perusahaan selama 5 tahun sebagai acuan untuk pemilihan usaha yang akan dibesarkan (IPO) sehingga menjadi
lebih jelas.
Jadwal kegiatan di halaman 174 sampai halaman 194 perlu dipertimbangkan dan dipilih hal-hal baru yang
strategis dan menarik untuk dilakukan.
Pada laporan Cashflow, untuk cashflow dari operasional diminta untuk tidak bernilai minus.
Pada laporan Cashflow terdapat angka Rp 702.201 M dari piutang usaha, hal ini harus diklarifikasi kembali dan
dicek kebenaran angkanya serta dilakukan perbaikan.
Advice and input on the draft CPR Committee 2014-2018 are as follows:
Business management to consider which ones will be raised and the IPO is a subsidiary or parent company as
Strategic holding;
CPR should be on the content of the discussion of the subsidiary created Balance of each subsidiary for 5 years as
a reference for the selection of business that will be raised (IPO) so that it becomes more apparent.
Schedule of events on page 174 to page 194 need to be considered and chosen new things is a strategic and
exciting to do.
At Cashflow report, to cash flow from operations minus asked not to be worth.
At Cashflow report contained the USD 702 201 M of accounts receivable, this should be clarified back and checked
the truth of the figure and carried out repairs.
7 Februari 2014
February 7, 2014
Terdapat permasalahan terkait konsultan Manajemen Risiko yang telah dikontrak oleh PT Pos Indonesia (Persero),
ditengah pekerjaan yang sudah berjalan konsultan tersebut (Mitra Badra Consulting) mengganti dengan konsultan
lain yang berada dibawah naungan lembaga lain (mensub-kontrakan). Oleh karena itu hal ini bisa menjadi salah
satu temuan karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal dan tidak governance.
Pembahasan Progress Workshop Komite kepada Divisi MR dan GCG sebagai berikut:
tentang Manajemen Risiko
Melakukan konfirmasi/konsultasi kepada SPI terkait permasalahan tersebut diatas,
dengan Konsultan Manajemen
Disarankan melakukan konfirmasi dan penyelesaian dengan pihak Mitra Badra Consulting;
Risiko;
Jika permasalahan yang sama pernah terjadi di BUMN lain (non swasta), Komite meminta pernyataan tertulis
yang menyatakan hal tersebut dibolehkan;
Jika memungkinkan sebaiknya proses kontrak perlu diulang kembali agar lebih governance;
Diminta agar manajemen dapat menyelesaikan permasalahannya ini dengan baik dan profesional untuk tetap
menjaga hubungan baik dengan pihak eksternal.
236
There are problems related to risk management consultant who has been contracted by PT Pos Indonesia
(Persero), the middle of the work which has been running the consultant (Badra Partners Consulting) replace
with other consultants under the auspices of another agency (subcontracts-rent). Therefore it could be one of the
findings because it did not correspond to the initial agreement and not governance.
Committee to the Division of MR and GCG as follows:
Discussion on Progress Workshop
Doing confirmation / SPI consultations related to the above issues,
on Risk Management Risk
It is suggested to confirm and settlement with the Badra Partners Consulting;
Management Consultant;
If similar problems have occurred in another state (non-private), the Committee requested a written statement
stating it is allowed;
If possible should the contracting process needs to be repeated in order to better governance;
Requested that management can resolve this problem properly and professionally to maintain good relations with
external parties.
Saran Komite adalah sebagai berikut :
Untuk jumlah anggota Whistleblowing System Committee (WBSC) agar ditambah menjadi 9 (sembilan) orang,
untuk VP Pelayanan SDM agar diganti dari Direktorat lainnya yang bukan Direktorat SDM karena dari Direktorat
SDM sudah ada 2 (dua) suara;
Konsultasi sebaiknya langsung kepada Direktur Utama;
Email dari pengelola WBSC agar dapat diakses oleh 2 (dua) orang, sehingga jika salah satu dari penelola merupakan terlapor maka data laporan masih tersimpan di pengelola yang satunya;
Dropbox WBSC juga dipegang oleh (dua) orang, jadi dropbox dibuka oleh bersama oleh keduanya;
Semua pengaduan tetap masuk kepada Pengelola WBSC, jika yang terlapor adalah salah satu dari Pengelola /
Pembahasan/Paparan Draft
Anggota WBSC maka posisinya sebagai pengelola/Anggota WBSC dinonaktifkan dan tidak diikutsertakan dalam
Keputusan Bersama Direksi dan kegiatan WBSC;
Dewan Komisaris tentang Whistle Manajemen diminta untuk mengklarifikasi kepada Direksi poin 4.2 huruf f nomor 3 Under Invoice, karena dapat
Blowing System dan Gratifikasi;
menimbulkan penafsiran yang berbeda jika dari sisi kepentingan perusahaan bukan personal.
Manajemen diminta mengklarifikasi kembali kepada Direksi poin 4.2 huruf j Pelanggaran SOP nomor 2 Akuntansi
dan keuangan Perusahaan. Hal ini impactnya terhadap laporan keuangan manajemen yang selama ini masih
belum konsisten (sering terjadi kesalahan pencatatan).
Jika dari Direksi yakin memasukan hal ini maka dari Komite sangat setuju sekali karena akan mengikat Direksi jika
terjadi kesalahan / informasi yang tidak benar dari Laporan Keuangan perusahaan, sehingga Dewan Komisaris
akan lebih mudah untuk meminta pertanggungjawaban Direksi dan Manajemen karena masuk pelanggaran WBS.
Manajemen diminta untuk mempertimbangkan poin 4.2 huruf f poin 4 ketenagakerjaan, sebaiknya lebih diperjelas perbuatan seperti apa yang termasuk kategori pelanggaran WBS. Jadi kalimatnya lebih spesifik dan jelas.
237
4.
21 Februari 2014
February 21, 2014
Asumsi bunga yang digunakan disarankan 12%;
Perlu dilakukan penyesuaian asumsi makro maupun market intellegent usaha sejenis;
Perlu perbaikan pada perhitungan laporan keuangan antara lain Balance Sheet, Income Statement dan rasio
keuangan serta disesuaikan dengan historical keuangan PT Pos Logistik Indonesia.
Evaluasi dan Proyeksi Pos Logistik
Hasil perbaikan akan dibahas kembali paling lambat 21 Maret 2014, namun diharapkan agar perbaikannya bisa
serta Perbaikan RJPP;
lebih cepat dari batas waktu yang diberikan.
5.
28 Februari 2014
February 28, 2014
238
Saran dan masukan Komite atas hasil rapat pembahasan RJP 2014-2018 oleh Direksi dan Dewan Komisaris adalah
sebagai berikut:
Disarankan untuk membuat riset atau brand image tidak terpaku pada nama-nama besar karena hanya nama saja
yang besar namun yang mengerjakan tetap anak-anak kecil. Jadi sebaiknya dicari yang memiliki metodologi yang
bagus dan bisa dipertanggungjawabkan jika membangun brand management, brand image dan brand equity.
Untuk IT disarankan agar memiliki grand perencanaan tersendiri dalam RJP.
Manajemen diminta agar strategi yang di buat harus dalam 3 opsi yaitu pesimis, moderat dan optimis. Selain itu
perlu juga dibuat strategi untuk menentukan arah pasar dari semua bisnisnya PT Pos Indonesia (Persero) serta
market intellegent untuk menggali potensi pasar.
Manajemen diminta agar pada saat pembahasan ulang dengan Dewan Komisaris yang direncanakan pada tanggal 8 Maret 2014, Neraca dari masing-masing anak perusahaan selama 5 tahun harus sudah disubmit ke dalam RJP sebagaimana
hasil rapat pada tanggal 3 Februari 2014.
Penyelesaian IPK (Imbalan Paska Kerja) pada tanggal 8 Maret 2014 sudah harus ada. Laporan IPK dari Akturia agar
dipelajari dengan detail sehingga ketika ditanyakan Manajemen dapat menjelaskan.
Manajemen diminta untuk memperbaiki RJP sebagaimana masukan dan saran Komite pada rapat-rapat sebelumnya
(tanggal 11 Desember 2013, 18 Desember 2013, 8 Januari 2014, dan 3 Februari 2014) karena dasar pertanyaan Dewan
Komisaris sebagian besar dari laporan dan hasil rapat Komite bersama Manajemen. Namun s.d saat ini dari Manajemen
belum menyesuaikan sebagaimana arahan Komite.
Posisi PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2018 belum tergambar dalam RJP. Maksudnya adalah posisi 2018 ditarik ke
belakang, apa yang sudah ada di PT Pos Indonesia (Persero) untuk menuju ke 2018, apa yang belum ada di PT Pos
Indonesia (Persero) dan bagaimana langkah-langkah untuk menuju ke 2018.
Penurunan jumlah total SDM pada tahun 2018 dari 19 ribu menjadi 11 ribu harus tercermin dalam laporan keuangan
konsolidasi dimana terjadi penurunan beban SDM di Induk. Selain itu profile SDM di tahun 2018 harus jelas seperti apa.
Untuk 3 calon anak perusahaan disarankan sebaiknya dimulai dari unit usaha terlebih dahulu, namun jika pilihannya
tetap membentuk anak perusahaan maka Manajemen harus melengkapi laporan keuangan dari 3 calon anak perusahaan
tersebut dan disubmit kedalam RJP.
Untuk PT Pos Properti Indonesia dianggap sudah selesai, Manajemen diminta untuk mengikuti business plan yang sudah
disubmit ke Kementerian BUMN dan sudah disetujui sehingga cukup dilaksanakan sesuai dengan business plan yang
sudah ada.
Disepakati bahwa pembahasan RJP anak perusahaanyang sudah ada (perbaikan RJP PT Pos Logistik dan RJP PT BWN)
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4 Maret pukul 16.00 WIB untuk sesi I dan pukul 18.00 WIB untuk sesi II di GPI
Jakarta.
Suggestions and inputs the Committee on the results of the discussion meeting RJP 2014-2018 by Directors and
the Board of Directors are as follows:
It is advised to make research or brand image is not fixed on the big names because only big name who are working but still small children. So it should be sought that have a good methodology and could be accounted for when
building a brand management, brand image and brand equity.
For suggested that IT has its own grand plan in CPR.
Management requested that the strategy must be made within 3 option is pessimistic, moderate and optimistic.
In addition it should also be made to determine the direction of the market strategy of all its business PT Pos
Indonesia (Persero) as well as market intellegent to explore the potential of the market.
Management requested that during the discussion on the planned BOC on March 8, 2014, balance sheet of each
subsidiary for 5 years should have been submitted to the CPR as the result of a meeting on February 3, 2014.
Completion GPA (Post Employment Benefits) on March 8, 2014 had to be there. Actuary reports from the GPA in
order to be studied in detail so that when asked management can explain.
Management was asked to improve CPR as input and advice to the Committee previous meetings (December 11,
2013, December 18, 2013, January 8, 2014, and February 3, 2014) as the basic question BOC most of the reports
and results of joint Management Committee meeting. But till today from the Management Committee has not
adjusted as referrals.
The position of PT Pos Indonesia (Persero) in 2018 has not been reflected in the CPR. The point is the position
in 2018 pulled back, what already exists in PT Pos Indonesia (Persero) to go to 2018, what is not in the PT Pos
Indonesia (Persero) and how the steps to get to 2018.
A decrease in the total number of human resources in 2018 from 19 thousand to 11 thousand shall be reflected in
the consolidated financial statements where a decline in human resource burden on the parent. In addition the
profile of human resources in 2018 should be clear as to what.
For 3 candidate suggested subsidiaries should be started from the business units in advance, but if the choice is
still forming a subsidiary, the Management must complete the financial statements of these subsidiaries are 3
candidates and submitted into the CPR.
Property for PT Pos Indonesia is considered completed, management was asked to follow the business plan that
has been submitted to the Ministry of SOEs and have been approved so pretty implemented in accordance with
the existing business plan.
It was agreed that the discussion of companies that already existing child CPR (CPR improvement PT Pos Logistik
and RJP PT BWN) was held on Tuesday, March 4 at 16:00 pm for the first session and 18:00 pm for the second
session in Jakarta GPI.
6.
4 Maret 2014
March 4, 2014
Poslog Management Team was asked to make two (2) studies that study the organic growth of its value and study
how to organic growth and its value unorganic how;
Poslog management was asked to present the results of a study of Consultants E & Y to PPM Consulting;
EBITDA Multiple again confirmed that the calculation.
Financial Statements in order to be fixed and ascertained on working capital and capex.
Komite menyarankan agar Manajemen PT BWN membuatkan proyeksi waktu untuk penyelesaian hutang-hutang
PT BWN;
Manajemen PT BWN diminta agar menyesuaikan proyeksi keuangan yang telah dibuat dengan RJP Induk;
Perlu dibuatkan analisis kompetitor dan SWOT untuk mengetahui persaingan PT BWN;
Manajemen PT BWN diminta agar membuatkan proyeksi / kajian value jika tidak melakukan Debt to Equity Swap
dan jika melakukan Debt to Equity Swap.
7.
Tim Manajemen Poslog diminta untuk membuat 2 (dua) kajian yaitu kajian dengan organic growth value-nya
berapa dan kajian dengan organic dan unorganic growth value-nya berapa;
Manajemen Poslog diminta untuk menyampaikan hasil kajian dari Konsultan E & Y kepada PPM Consulting;
EBITDA Multiple agar dipastikan lagi perhitungannya.
Laporan Keuangan agar diperbaiki dan dipastikan tentang modal kerja dan capex.
21 Maret 2014
March 21, 2014
Masih terdapat kekeliruan dalam valuasi yaitu penetapan tahun dasar yang disubmit tahun 2015 seharusnya tahun 2014 karena investasi dari induk sebesar Rp75 Milyar terjadi di akhir 2013. Hasil valuasi baru akan mengubah
semua perhitungan laporan keuangan.
Manajemen Poslog diminta untuk membahas terlebih dahulu dengan PPM Consulting dan laporan final dari
konsultan yang sudah disepakati dengan manajemen Poslog agar disampaikan kepada Komite untuk dibahas;
Pertemuan berikutnya pembahasan laporan final RJP Poslog disepakati pada hari Rabu tanggal 26 Maret 2014
Pukul 09.00 WIB di GPI Jakarta.
Still there are mistakes in valuation is the determination of the base year 2015 should have been submitted in
2014 due to the investment of the parent amounted to Rp75 billion occurred at the end of 2013. The results of the
new valuations will change all the calculations of financial statements.
Management Poslog asked to discuss in advance with PPM Consulting and final report of the consultants that have
been agreed with management Poslog be submitted to the Committee for discussion;
The next meeting discussion CPR Poslog final report was agreed on Wednesday, March 26, 2014 at 09.00 pm at
GPI Jakarta.
239
8.
26 Maret 2014
March 26, 2014
Pembahasan perbaikan RJPP PT
Pos Indonesia (Persero) tahun
2014-2018 termasuk RJP PT Pos
Logistik Indonesia;
9.
Terdapat perbedaan angka di semua tahun yang ada pada perhitungan valuasi dengan laporan arus kas di
pertumbuhan organik;
Perlu perhitungan ulang nilai imbal jasa bagi perusahaan;
Perlu penyesuaian asumsi dengan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) sebelum perbaikannya disubmit kepada
Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi.
1 April 2014
April 1, 2014
Manajemen diminta agar dapat meminta kepada Konsultan Mitra Badra Consulting untuk segera menyelesaikan
Risk Management terlebih dahulu karena pekerjaan ini sudah dilakukan pada tahun 2012 dan masih pending s.d
saat ini. Laporan progressnya dari awal s.d saat ini agar segera disampaikan kepada Dewan Komisaris, sebagai
Pembahasan Progress Workshop bahan pertimbangan untuk proses penunjukkan sebagai assesor GCG tahun 2013 mengingat dua pekerjaan
Manajemen Risiko dan Assesor
tersebut dibuat dalam satu kontrak.
GCG;
Pada hari Selasa tanggal 8 April 2014 pukul 08.00 pagi di Bandung, disepakati dilakukan pertemuan dengan Mitra
Badra Consulting untuk mempresentasikan progress report tentang Manajemen Risiko dari awal s.d saat ini.
Discussion Progress Workshop on Management was asked to request the Consulting Partners Consulting Badra for Risk Management immediately
Risk Management and Assessor
resolve beforehand because this work has been done in 2012 and still pending till today. The progress report from
GCG;
the beginning till today in order to be submitted to the Board of Commissioners, as consideration for appointment
as assessor GCG process in 2013 in view of the two jobs is created in a single contract.
On Tuesday 8 April 2014 at 08:00 am in Singapore, agreed on a meeting with Partners Consulting Badra to present a progress report on the Risk Management of the beginning till today.
10.
8 April 2014
April 8, 2014
Manajemen diminta agar segera menyelesaiakan permasalahan dengan Mitra Badra Consulting selaku konsultan
Manajemen Risiko. Manajemen dan konsultan agar dapat menyiapkan exit strategi dari penyelesaian pekerjaan
yang tertunda sehingga pekerjaan terkait Manajemen Risiko tersebut dapat diselesaikan dalam rentang waktu
yang masih tersisa.
Report penyelesaian dengan Mitra Badra Consulting agar disampaikan kepada Komite paling lambat 1 (satu)
minggu dari saat ini.
Manajemen diminta untuk membuat laporan atas pekerjaan terkait Manajemen Risiko secara detail dari awal s.d
posisi terakhir (berurutan) meskipun pekerjaan tersebut saat ini tertunda dan segera menyampaikannya kepada
Dewan Komisaris.
16 April 2014
April 16, 2014
240
Masih terdapat kesalahan dalam perhitungan valuasi dan laporan keuangan RJP PT Pos Logistik Indonesia.
Manajemen diminta untuk memperbaiki kembali perhitungan valuasi dan laporan keuangan serta memastikan
terlebih dahulu kebenaran dari perbaikan yang dilakukan oleh konsultan terkait sebelum di submit ke Komite.
Pertemuan berikutnya diharapkan perhitungan valuasi dan laporan keuangannya sudah final dan asumsi antara
Manajemen PT Pos Indonesia (Persero) dengan Manajemen PT Pos Logistik Indonesia sudah sama.
Still there are errors in the calculation of valuation and financial statements CPR PT Pos Logistik Indonesia.
Management was asked to restore the calculation of the valuation and the financial statements and ascertain in
advance the truth of the improvements made by the consultant concerned before submitted to the Committee.
The next meeting is expected to valuation calculations and final financial statements and assumptions between
the management of PT Pos Indonesia (Persero) with the management of PT Pos Logistik Indonesia has been the
same.
12.
7 Mei 2014
May 7, 2014
Divisi MR & GCG menyampaikan bahwa pada rapat berikutnya akan meminta konsultan MBC untuk hadir;
Saran Komite :
Antara pekerjaan Assessment GCG dengan pekerjaan Risk Manajemen harus dipisah karena keduanya tidak bisa
dikerjakan oleh orang yang sama.
Ke depan, Divisi MR & GCG diminta untuk fokus terklebih dahulu pada manajemen risiko karena dari awal pertemuan di tahun 2013 program kerja yang dibahas dan dikerjakan adalah manajemen risiko bukan GCG;
Divisi MR & GCG diminta untuk berkoordinasi dengan konsultan MBC untuk menyelesaikan manajemen risiko yang
telah dikerjakan sebelumnya.
Terkait hasil pertemuan tentang penyelesaian permasalahan antara Manajemen dengan Konsultan MBC agar
dapat disampaikan kepada Komite untuk selanjutnya dilakukan pembahasan lanjutan dengan Komite terkait
manajemen risiko
Progress Report on Risk Manage- MR & GCG Division said that at the next meeting MBC will ask the consultant to be present;
ment;
Advisory Committee:
Between jobs with job Risk Assessment Management GCG should be separated because they can not be done by
the same person.
Looking ahead, Division of MR & GCG terklebih asked to focus first on risk management because of an early meeting in the year 2013 work program are discussed and done is not good corporate governance risk management;
MR & GCG Division was asked to coordinate with MBC consultant to complete the risk management that has been
done previously.
Related results of the meeting on the settlement of problems between the Management Consultants MBC to be
submitted to the Committee for further discussion by the committee advanced risk management
For the calculation of valuation with an organic strategy, the Committee has been ok;
For valuation calculations with organic and inorganic strategies are still lacking agree because the value is still
over-optimistic.
The Committee recommends:
For 2014 and 2015 should not be included in the calculation of valuation, organic and inorganic strategies, then
given a note below for an explanation;
To assumption Industrial PER of 11-27 so check back for Industry PER generally be in the range 11-17;
EV / EBITDA Industrial 15.35 so check back because that was found to be 10.
Other things, especially in the form of figures that at the check back and do not there is any presentation.
Beta value that rechecked;
Images real PT Pos Logistik Indonesia the first quarter of 2014 with a projected 2014 Consultant should be
explained if there is a question of shareholders about it because the position of PT Pos Logistik Indonesia quarter
is very small.
241
13.
26 Mei 2014
May 26, 2014
6 Juni 2014
June 6, 2014
242
Berkonsultasi dengan SPI apakah penunjukan konsultan yang sama antara GCG dan Manajemen Risiko tersebut
konflik atau tidak. Jika ya dan tidak harus dilengkapi dengan pasal-pasal dan temuan-temuannya serta laporan
secara tertulis.
Divisi MR & GCG agar berkoordinasi dengan Konsultan MBC dan menanyakan tentang
Pengalaman mereka melakukan pekerjaan terkait dengan Manajemen Risiko
Memberikan contoh atau panduan BUMN mana yang pengerjaan GCG dan Risiko nya bersamaan dan dengan
konsultan yang sama.
Untuk reminding Divisi MR dan GCG agar melihat kembali temuan BPK dan KA tahun 2010 tentang GCG dan profil
risiko yang melatarbelakangi pembentukan Divisi Manajemen Risiko dan GCG dengan tugas utama adalah identifikasi risiko, membuat logbook pelaksanaan evaluasi sehingga PT Pos memiliki profil risiko baik masing-masing
divisi maupun masing-masing wilayah.
Rapat selanjutnya setelah Divisi Manajemen Risiko dan GCG mendapatkan Fatwa dan rekomendasi dari SPI
mengenai kontrak, setelah mendapatkan keterangan dari MBC mengenai pengalaman tentang Manajemen Risiko
dan pengalaman yang pernah melakukan pekerjaan assessment GCG dan manajemen risiko secara bersamaan
yang semuanya disampaikan dalam bentuk laporan tertulis maka akan dilakukan rapat bersama antara Divisi MR
& GCG, SPI, Komite Risiko dan Komite Audit
Consult with SPI whether the appointment of the same consultant between GCG and Risk Management is a conflict
or not. If yes, and do not have to be equipped with the articles and findings as well as a written report.
MR & GCG division to coordinate with MBC consultant and ask about
Their experience in jobs related to Risk Management
Give examples or where the workmanship SOE guide GCG and its risks simultaneously and with the same
consultant.
For reminding Division of MR and GCG in order to look back at the findings of the CPC and the railway in 2010 on
corporate governance and risk profile underlying the establishment of the Risk Management Division and GCG
with the main task is the identification of risk, making logbook evaluation so that PT Pos has a good risk profile of
each division as well as each region.
The next meeting after the Division of Risk Management and GCG get Fatwa and recommendations from SPI
regarding the contract, after getting information from MBC on the experience of the Risk Management and
experience who have done the job GCG assessment and risk management at the same time that everything was
delivered in the form of a written report will be done joint meeting between MR and GCG Division, SPI, Risk Committee and Audit Committee
15.
20 Juni 2014
June 20, 2014
Salah satu pertimbangan Manajemen dalam melakukan perubahan struktur organisasi secara bertahap adalah untuk
mengurangi gejolak yang tinggi / keresahan pada pegawai dan karyawan. Sehingga saat ini, yang urgent untuk dilakukan
perubahan adalah level Area dan UPT.
Penugasan Manajemen kepada konsultan SKHA adalah dibatasi hanya melakukan review dan pemetaan pada level Area
dan UPT, sedangkan untuk kantor pusat tidak. Namun secara high level konsultan memberikan saran atas struktur organisasi
kantor pusat.
Struktur organisasi Area dan UPT saat ini berbentuk silo yang menimbulkan permasalahan terutama pada koordinasi dan
tingginya biaya koordinasi. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan tersebut maka perubahan struktur organisasi Area
dan UPT diusulkan terlebih dahulu mengingat sumber permasalahan ada di level Area dan UPT.
Konsultan melakukan analisa permasalahan tersebut secara langsung berdasarkan hasil wawancara di lapangan dengan
bagian terkait yaitu level pusat, Area dan UPT.
Pada usulan perubahan struktur organisasi dari Manajemen, Kepala Area berkoordinasi langsung kepada Direktur Utama
bukan BOD. Hal ini atas permintaan dari Direktur Utama, dari Direktur Utama nantinya akan di-share ke Direksi.
SKHA consulting dan Divisi SDM PT Pos Indonesia (Persero) menekankan kepada pentingnya fungsi KPRK sebagai ujung
tombak koordinasi di PT Pos Indonesia (Persero) .
Kantor Pos Pusat menyampaikan bahwa keberadaan Area masih dianggap penting karena :
Menghindari keresahan apabila ada perubahan struktur secara sekaligus
Kantor Pusat PT Pos kemungkinan tidak mampu untuk melakukan koordinasi langsung dengan UPT/KPRK
Fungsi Area akan ditingkatkan peran dan tanggung jawabnya untuk melakukan koordinasi dan pengembangan pasar/bisnis
serta menjadi koordinator UPT/KPRK.
Bagian keuangan menjadi pertanyaan karena tidak ada SVP, padahal keuangan sangat krusial dan bukan hanya pekerjaan
admisnistratif.
Perubahan struktur organisasi untuk Kantor Pusat masih belum diusulkan karena butuh waktu. Selain itu perlu juga dilakukan analisis beban kerja dan job value sesuai dengan saran dari Konsultan dan menunggu respon setelah perubahan struktur
di tingkat Area dan UPT. Hal ini salah satunya karena dari sisi staf, ada bagian yang over dan ada bagian yang kekurangan staf.
SKHA consulting mengusulkan struktur organisasi PT Pos Indonesia (Persero) yang baru di level Area dan UPT semata-mata
Klarifikasi Hasil Kajian atas Strukuntuk memecahkan masalah tidak adanya komando di Area. Namun tidak melakukan riset yang lebih mendalam dari
tur Organisasi PT Pos Indonesia
berbagai aspek misalnya : beban kerja, rentang kendali, kontrol operasional, kecepatan pengambilan keputusan, jumlah SDM
(Persero) ;
dll dan hanya benchmark literatur dengan perusahaan perbankan di Indonesia karena menurut mereka ada kemiripan PT
Pos dengan perusahaan perbankan.
Clarification Results of Study on
the Organizational Structure of
One of the considerations in the management organizational structure changes gradually is to reduce the volatility of high /
PT Pos Indonesia (Persero);
unrest in employee and employee. So now, the urgent thing to do is change the level of Area and UPT.
Management assignment to the consultant Skha is restricted reviewing and mapping at Area level and UPT, while not central
office. However, in high-level consultants provide advice on organizational structure headquarters.
Area organizational structure and UPT currently shaped silos that cause problems, especially in the coordination and the high
cost of coordination. Therefore, based on the problems it is changing the organizational structure and the Unit Area proposed
to first consider the source of the problems existing in the Area level and UPT.
Consultant to analyze these problems are directly based on interviews in the field with the relevant part is the central level,
and the Unit Area.
On proposed changes to the organizational structure of Management, Head of Area coordinate directly to the Managing
Director not BOD. It is at the request of the Director, of the Managing Director will be shared to the Board of Directors.
Skha consulting and Human Resources Division of PT Pos Indonesia (Persero) stressed the importance of KPRK function as a
spearhead coordination in PT Pos Indonesia (Persero).
Post Office said that the existence of areas still considered important because:
Avoid unrest if there are changes in the structure at once
Head Office PT Pos may not be able to coordinate directly with the UPT / KPRK
Area function will be enhanced roles and responsibilities for the coordination and development of market / business as well
as being the coordinator of UPT / KPRK.
Financial part of the question because there is no SVP, whereas finance is crucial and not just a job admisnistratif.
Change the organizational structure for the Central Office has not proposed because it takes time. It is also necessary to
analyze the workload and job value in accordance with the advice of consultants and wait for a response after the change
in the rate structure and the Unit Area. This is partly because of the staff, there is a section over and there are parts that
shortage of staff.
Skha consulting proposed organizational structure of PT Pos Indonesia (Persero) is new in Area level and UPT solely to solve
the problem of the lack of command in the area. But do not do in-depth research on various aspects eg workload, span
of control, operational control, speed decision-making, the number of HR etc and only benchmark literature with banking
companies in Indonesia because they think there are similarities PT Pos with banking companies.
243
16.
24 Juni 2014
June 24, 2014
Manajemen memutuskan untuk membatalkan rencana JV Bank karena berbagai macam pertimbangan.
Membatalkan penggantian mesin Admail sebesar Rp 18,9 M karena keterbatasan waktu dalam proses pengadaan.
Pengembangan outlet yang semula Rp 200 M menjadi Rp 130 M dikarenakan keterbatasan waktu dan kesulitan
pemilihan lokasi strategis yang akan dibeli.
Manajemen menyadari bahwa fungsi keuangan tidak hanya administrasi namun pada pengelolaan uang. Dengan
demikian, jika memang akan ada posisi SVP dibagian keuangan maka harus ada dua fungsi yang diusulkan adalah
fungsi pajak dan fungsi keuangan, sehingga bagian keuangan dapat berkonsentrasi dalam pengelolaan keuangan
perusahaan baik cash flow, cash management dan treasury.
Dengan adanya pembatalan dan pengurangan investasi maka buffer keuangan yang ada diperusahaan masih
mencukupi sehingga jika memungkinakan tidak diperlukan penambahan pinjaman.
According to Management, a subsidiary of property progress still needs the approval of the Board in relation to
Discussion on the proposed
permit utilization of land assets that will be used in a lease and write-building on the land.
utilization of land assets in Jl
According to management, rental schemes selected in accordance with the feasibility study that has been done
Pahlawan No. 87 and No. 12 Bandand this scheme is a scheme that process is easier in accordance with current conditions compared with other
ung Jl Cihampelas;
schemes (BOT).
Management is preparing its calculation of the acceptance period of the lease including economically effective
estimated 30 years.
17.
23 Juli 2014
July 23, 2014
Fatwa SPI dan Divisi Hukum bahwa hindari benturan kepentingan. Selain itu, untuk ketentuan Develop Manajemen Risiko dan Assess GCG belum diatur dalam aturan Kementerian BUMN, yang diatur dalam PER-01/MBU/2011
bahwa Assessment tidak dapat dilakukan oleh entitas yang sama dengan yang melakukan perbaikan AoI.
Agar dilengkapi bukti dari Mitra Badra Consulting (MBC) berupa copy kontrak bahwa pernah melakukan pekerjaan
yang sama di perusahaan atau BUMN lain.
Bukti dari perusahaan yang pernah melakukan dalam hal kontrak Assessmen GCG dan Pembangunan Manajemen
Progress report terkait Konsultan
Risiko.
Manajemen Risiko dan GCG;
Ketiga poin tersebut agar disampaikan secara tertulis kepada Dewan Komisaris.
244
18.
6 Agustus 2014
August 6, 2014
Konfirmasi hasil pertemuan
Manajemen dengan Biro Hukum
Kn BUMN terkait usulan pendayagunaan aset tanah milik PT Pos
Indonesia (Persero) di Jl Pahlawan No 87 dan Jl Cihampelas No
12, Bandung;
19.
20.
13 Agustus 2014
August 13, 2014
Tindak lanjut pembahasan terkait
usulan pendayagunaan aset
tanah milik PT Pos Indonesia
(Persero) di Jl Pahlawan No
87 dan Jl Cihampelas No 12,
Bandung;
Divisi Properti telah menyiapkan draft surat beserta lampirannya secara kronologis yang sudah dilengkapi dengan
kajian sesuai dengan hasil pertemuan dengan Biro Hukum Kementerian BUMN, Pro-kon pola kerjasama antara
BOT dan Sewa serta hasil benchmark dengan BUMN lain yaitu PT Telkom Tbk.
Divisi Properti diminta untuk segera menyampaikan surat tersebut kepada Dewan Komisaris sehingga dapat
segera diproses lebih lanjut.
Property Division has prepared a draft letter chronologically and attachments that have been fitted with the study
according to the results of the meeting with the Legal Bureau of the Ministry of Enterprise, Pro-con pattern of
cooperation between the BOT and rental as well as benchmark results with other state-owned enterprises, namely
PT Telkom Tbk.
Property Division was asked to immediately deliver the letter to the Board so that it can immediately be processed
further.
18 September 2014
September 18, 2014
21.
Komite menyarankan :
Manajemen membuat surat kembali kepada Dewan Komisaris merujuk kepada hasil pertemuan hari ini yang
isinya memuat kronologis secara detail dari awal s.d pertemuan hari ini serta dilengkapi dengan lampiranlampirannya secara detail juga sesuai dengan kronologis yang meliputi hasil pertemuan dengan Biro Hukum Kn
BUMN, Pro-kon pola kerjasama antara BOT dengan Sewa serta hasil benchmark dengan BUMN lain. Diakhir surat
agar diberikan summary pola kerjasama yang pilih.
Setelah surat tersebut disampaikan, pertemuan terakhir dengan Komite diharapkan dapat dihadiri oleh Direktur
Ritel dan Properti.
Terkait dengan rencana Bank JV yang baru agar di cover dalam RJPP 2014-2018. Sehubungan dengan hal tersebut,
Komite menyarankan agar Manajemen dapat mempelajari secara mendalam hal-hal sebagai berikut:
Aturan BUKU Bank Indonesia dan kaitannya dengan pembukaan cabang.
Peraturan KPPU tentang Kartel dan Monopoli;
Kesiapan dana untuk penambahan modal jika sewaktu-waktu terjadi penurunan CAR;
Skenario negatif jika saham PT Pos Indonesia (Persero) terdilusi.
Associated with the new plan JV Bank in order to cover the RJPP in 2014-2018. In this regard, the Committee
recommends that Management can be studied in depth matters as follows:
Bank Indonesia BOOK rule and its relation to the opening of the branch.
Commission Regulation on cartel and monopoly;
Readiness of funds for capital increase at any time if a decline in CAR;
Negative scenario if shares of PT Pos Indonesia (Persero) was diluted.
9 Oktober 2014
October 9, 2014
245
22.
yang akan memberi pinjaman adalah related party transaction maka harus ada disclousure. Selain itu, perlu di
cek perbandingan besaran biaya bunga dan provisi dengan ROE dari perbankan yang akan didirikan.
Business Risk Management Division and GCG in performing their duties GCG areas of risk and should refer to the
conclusion of the meeting of the Business Risk Management Oversight Committee and Investment Risk Management Division, SPI and Legal Division on July 23, 2014.
Investment implementation progress report 2014;
Immediately make a study to comprehensively JV Bank
Consultant who will make the JV Bank study in order to have the capability and professionalism and appointment
followed the regulations.
Minute of Meeting on the Investment Committee meeting that was copied to the Business Risk Management
Oversight Committee and the Investment every 3 (three) months.
For JV Bank needed funds amounting to Rp 175 M and will take a loan, so watch out if Bank will give a loan transaction is a related party, there must be disclousure. In addition, the need to check the amount of interest expense
ratio and provision with ROE of banks to be established.
18 November 2014
November 18, 2014
246
Divisi Manajemen Risiko Usaha & GCG dalam menjalankan tugas bidang risiko dan GCG harus mengacu pada
kesimpulan rapat Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi dengan Divisi Manajemen Risiko,
SPI dan Divisi Hukum pada tanggal 23 Juli 2014.
Progress report pelaksanaan Investasi Tahun 2014;
Segera membuat kajian untuk Bank JV secara komprehensif
Konsultan yang akan membuat kajian Bank JV agar memiliki kapabilitas dan profesionalisme dan penunjukkannya
mengikuti peraturan yang berlaku.
Minute of Meeting pada rapat Komite Investasi agar ditembuskan kepada Komite Pemantau Manajemen Risiko
Usaha dan Investasi setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Untuk Bank JV dibutuhkan dana sebesar Rp 175 M dan akan mengambil pinjaman, agar diperhatikan jika Bank
Manajemen diminta untuk membuat RKAP searah dengan RJPP. Inisiatif lain diluar RJPP yang menjadi pegangan
di CMO. Harmonisasi antara RJP dan RKAP agar tidak ada penyimpangan.
Management was asked to make a CBP direction of the RJPP. Another initiative RJPP outside the handle on the
CMO. Harmonization between CPR and CBP that no irregularities.
Perlu ada sinkronisasi pekerjaan bagian risiko dan bagian accounting.
Divisi Manajemen risiko akan memulai memasukan profil risiko (minimal adalah risiko likuditas, operasional,
pasar, dan reputasi) pada laporan terkini.
Divisi Manajemen Risiko harus sudah memulai belajar sendiri untuk membuat profil risiko dengan berkoordinasi
dengan lintas fungsi.
Manajemen sepakat untuk menghentikan kerjasama dengan MBC, namun dari aspek legal belum disampaikan,
langkah selanjutnya melakukan self assessment GCG tetapi profil risiko masih belum ada.
Manajemen harus segera membuat jawaban tertulis kepada Pemegang Saham terkait dua hasil RUPS tentang
direct cashflow dan audit interim yang belum dilaksanakan sampai dengan sekarang.
Bank JV perlu segera disampaikan rencana Fisibility Study dan penjelasan sumber pendanaan dari mana perlu
ada perhitungan yang jelas.
23.
27 November 2014
November 27, 2014
Progress report terkait Manajemen Risiko, Investasi dan pelaksanaan RJPP;
Divisi Manajemen Risiko dan GCG;
Penyusunan profil risiko secara internal sudah pernah dilakukan bersama-sama pada 2 (dua) tahun yang lalu.
Namun belum pernah disampaikan karena ketidakpercayaan diri dari Manajemen mengingat masih belum
sempurna dalam penyusunan.
Penyusunan profil risiko belum melakukan melibatkan bagian-bagian dan unit-unit terkait.
Divisi Investasi;
Terkait investasi ke Bank JV, meskipun top down dari pemegang saham namun Manajemen tetap membuatkan
milestone dan dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku yaitu due diligence dari sisi legal,
finansial, dan valuasi.
Sampai dengan tahun ke-5 tidak akan ada penerimaan dari Deviden.
Jika terjadi wanprestasi maka Pos akan keluar dan saham akan dibeli oleh salah satu pihak.
Untuk pendanaan investasi ke Bank JV tidak dapat menggunakan dana pinjaman. Oleh karena itu, investasi ke
Bank JV menggunakan cadangan laba ditahan.
CMO;
Terkait sinkronisasi antara RKAP dengan RJPP, dalam penyusunan RKAP 2015 mengacu pada Shareholder Aspiration RKAP 2015 sesuai dengan arahan Pemegang saham.
Sesuai dengan arahan dari pemegang saham untuk RKAP 2015 yang penting telah sesuai dengan Shareholder
Aspiration Pemegang saham. Sedangkan untuk kesesuaian antara RKAP dan RJPP, jika target RKAP lebih rendah
dibanding RJPP dan deviasinya di bawah 20% maka tidak perlu melakukan rolling plan.
Akuntansi;
Arahan RUPS untuk pelaksanaan audit interim tahun ini tidak dilakukan karena di dalam TOR Audit yang diterima
dari Dewan Komisaris dan telah dibahas bersama dengan Komite Audit secara spesifik tidak ada mensyaratkan
pelaksanaan audit interim.
Terkait Direct Methode pada Cashflow sesuai dengan arahan RUPS, pada sistem SAP untuk Arus kas sudah direct
methode namun untuk laporannnya masih belum dapat dirilis. Hal ini karena masih perlu proses penyempurnaan
dari sisi content.
Keputusan
Terkait pelaksanaan Audit Interim sesuai dengan arahan RUPS akan diklarifikasi kepada Komite Audit.
Cashflow dengan direct methode tahun 2014 pada Laporan Audit dapat disajikan sesuai dengan arahan pemegang
saham. Pada Laporan Manajemen Triwulan IV-2014 untuk arus kas sudah menyajikan dengan direct methode.
247
Accounting;
GMS directives for the implementation of the interim audit this year was not done because in the Audit TOR
received from the Board of Commissioners and has been discussed with the Audit Committee specifically requires
no interim audit.
Related Direct Method in accordance with the directives Cashflow AGM, the SAP system for direct cash flow
method has yet to laporannnya still can not be released. This is because they need the refinement of the content.
Decision
Related to the implementation of the Interim Audit in accordance with the direction of the AGM will be clarified to
the Audit Committee.
Cashflow with the direct method in 2014 on Audit Reports can be presented in accordance with the directives of
shareholders. In the Management Report for Quarter IV-2014 cash flow has been serving with the direct method.
248
Ke depan terkait Manajemen risiko, dalam penyusunan profil risiko perlu melibatkan bagian-bagian terkait (owner
risk) serta dilakukan perbaikan dari sisi penyusunan dan proses penyusunan profil risiko.
Dari CMO sebagai koordinator perlu melakukan benchmark terkait penyusunan Manajemen Risiko serta memberikan edukasi secara benar kepada semua unit sehingga masing-masing unit mengetahui level risiko yang ada di
unit masing-masing dan membuat mitigasinya.
Jika memerlukan konsultan, diminta agar konsultan yang dipilih benar-benar kompeten.
Untuk target skor Assessment GCG tahun 2015 sebesar 86% perlu dipertimbangkan. Terkait target shareholder
aspiration dari pemegang saham tahun 2015 akan diklarifikasikan kembali.
Target RKAP 2015 tidak harus selalu sesuai dengan target shareholder aspiration Pemegang saham. Untuk itu
harus lebih objektif dalam menetapkan target, jika tidak sesuai maka disertai dengan penjelasan.
Untuk deviasi antara target RKAP dengan RJPP, perlu dijelaskan penyebab terjadinya deviasi serta ke depan perlu
di upayakan semaksimal mungkin untuk memperkecil deviasi.
Untuk kajian due diligence agar segera diselesaikan terutama dari sisi legal jika dilakukan penjualan kembali.
Untuk Proyeksi ROE dan CAR dari 2015-2017 agar diperiksa kembali perhitungannya karena ROE trendnya terjadi
kenaikan signifikan diakhir dan sedangkan CAR trendnya mengalami penurunan. Jadi perlu perhitungan ulang
rasio-rasio kekayaan.
Perlu dilakukan kajian dari sisi risiko market terutama Bank BRI sebagai kompetitor.
Perlu dilakukan kajian threat/ancaman dari bisnis perbankan.
Perlu dilakukan kajian terkait pensiunan non PNS yang mulai tanggal 1 Juli 2015 akan dibayarkan melalui BPJS
Ketenagakerjaan. Hal ini apakah merupakan peluang atau hambatan bagi Bank JV ke depan.
Dalam penyusunan RKAP agar lebih teliti dan konsisten karena sering terjadi inkonsistensi dalam penyusunan
antara satu dengan yang lainnya dalam RKAP tersebut.
Forward related risk management, in the preparation of the risk profile of the need to involve the relevant sections (risk owner) and made improvements in terms of the preparation and the process of drafting the risk profile.
Of the CMO as a coordinator needs to conduct relevant benchmark preparation of Risk Management as well as
provide proper education to all units so that each unit knows the level of risk in each unit and create mitigation.
If need consultants, requested that the selected consultant is really competent.
To target score Assessment GCG 2015 amounted to 86% should be considered. Targets related shareholder aspiration of shareholders in 2015 will be clarified return.
CBP targets in 2015 is not necessarily in accordance with the target shareholder aspiration shareholders. For it to
be more objective in setting a target, if it does not fit then accompanied by an explanation.
For the deviation between the target RKAP with RJPP, need to be explained the cause of the deviation and the
future needs in the try as much as possible to minimize the deviation.
To study due diligence in order to be resolved especially in terms of legal if done resale.
For Projection ROE and CAR from 2015-2017 in order to be re-examined its calculations because significant increase in ROE trend occurs at the end and while the trend CAR decreased. So needless recalculation wealth ratios.
Needs to be examined in terms of market risk, especially Bank BRI as a competitor.
Necessary to study threat / threat of banking business.
Need to do a study related to non-civil servants who retired from 1 July 2015 will be paid through Employment
BPJS. This is an opportunity or an obstacle to the future JV Bank.
In the preparation of CBP to be more rigorous and consistent due to frequent inconsistencies in the preparation
between one another in the CBP.
Riko Hendrawan
Warga Negara Indonesia
Tangerang/26 April 1975
Jl . Mustang No. 2 RT. 003/ 02 Kel. Neglasari,
Tangerang 15129
Laki-laki/Male
0818-02277799
riko_hendrawan@yahoo.com
Name
Citizenship
Date Of Birth
Address
Gender
Phone
Email
Nama
Kewarganeraan
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Phone
E-mail
Rofikoh Rokhim
Warga Negara Indonesia
Klaten/12 Februari 1971
Perempuan/Female
081114115
rofikohrokhim@gmail.com
Name
Citizenship
Date Of Birth
Gender
Phone
Email
Nama
Kewarganeraan
Tempat/Tanggal Lahir
Personal Address
Phone
Email
Prihartono
Warga Negara Indonesia
Jakarta, 12 Mei 1960
Jalan Beton No. 28 Jakarta 13210
+62.21.4891459
prihartono_s@yahoo.co.uk
Name
Citizenship
Date Of Birth
Address
Phone
Email
Nama
Kewarganegaraan
Tempat/Tanggal Lahir
Personal Address
Mahfud Sholihin
Warga Negara Indonesia
Klaten/8 Juni 1973
Jl Banteng Permai Indah 19 Yogyakarta
55572
08112534165
mahfud@ugm.ac.id
Name
Citizenship
Date Of Birth
Address
Phone
Email
Phone
Email
249
Dewan Direksi
Board of Directors
Nama
Jabatan
Masa Jabatan
Name
Position
Tenure
Budi Setiawan
2 tahun / 2 Year
Poernomo
1 tahun / 1 Year
1 tahun / 1 Year
Agus F Handoyo
Direktur Operasi Surat Pos dan Logistik / Director of Operations Letter Post and Logistics
1 tahun / 1 Year
Budhi Setyawan
2 tahun / 2Year
Febriyanto
1 tahun / 1 Year
Persyaratan Direksi
I. Persyaratan formal
Orang yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi
adalah orang perseorangan yang cakap melakukan
perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima)
tahun sebelum pengangkatannya pernah:
a. Dinyatakan pailit;
b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan
Komisaris atau anggota Dewan Pengawas
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
Perseroan atau Perum dinyatakan pailit; atau
c. Dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan Negara dan atau
yang berkaitan dengan sektor keuangan.
II. Persyaratan material
a. Integritas dan moral
Orang yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi
belum pernah terlibat:
250
Requirements Directors
I. Formal requirements
People who can be appointed as a member of the
Board of Directors is an individual who legally competent, except within 5 (five) years prior to his appointment ever:
a. Declared bankrupt;
b. Being a member of the Board of Directors or
the Board of Commissioners or members of
the Supervisory Board who were responsible
for causing a Housing Company or declared
Bankrupt; or
c. Convicted of a criminal offense and the State
financial harm or relating to the financial sector.
II. Material requirements
a. Integrity and moral
People who can be appointed as a member of the
Board of Directors has never been involved:
c. Psikologis
Memiliki tingkat kecerdasan intelektual, emosional
dan spiritual yang memadai untuk melaksanakan
tugasnya sebagai anggota Direksi.
c. Psychological
Have a level of intellectual, emotional and spiritual
sufficient to carry out their duties as members of
the Board of Directors.
d. Persyaratan Lain
1) Bukan Pengurus partai politik, dan atau
calon Anggota Legislatif, dan atau Anggota
legislatif.
2) Bukan calon Kepala/Wakil Kepala Daerah
dan atau/Wakil Kepala Daerah.
3) Berusia tidak melebihi 58 tahun ketika akan
menjabat Direksi.
d. Other Requirements
Not a political party official, or candidate
1)
members of the legislature, and or legislators.
2) Not prospective head / deputy head of the
region and or / deputy regional head.
3) Not exceeding 58 years old when it will be
served Directors.
251
252
253
Independensi Direksi
Direksi
Commissioner
Director
Budi Setiwan
Poernomo
Pemegang
Saham
Komisaris
Direksi
Pemegang
Saham
Shareholders
Commissioner
Director
Agus F Handoyo
Budhi Setyawan
Febriyanto
Shareholders
Keterangan / Information:
(v) Ada hubungan / Relationship
(x) Tidak ada hubungan / No Relationship
Keberagaman komposisi
komisaris dan direksi
dewan
254
Board Manual
Tugas Direksi
255
1. Direktur Utama
Tugas Direktur Utama adalah sebagai
berikut :
a. Untuk dan atas nama Direksi menjalankan
dan bertanggung jawab atas segala
Ketentuan RUPS.
b. Bertindak atas nama Direksi sebagai
wakil perusahaan baik di dalam dan di
luar pengadilan dan melakukan segala
tindakan atau perbuatan baik yang
berkaitan dengan kepengurusan maupun
kepemilikan serta mengikat kerja sama
dengan pihak lain.
c.
Mengkoordinasi
dan
mengendalikan
pelaksanaan tugas Direksi, Kepala
Satuan Pengawas Intern, Sekertaris
Perusahan, kepala pusat penelitian dan
pengembangan, dan kepala wilayah usaha
pos serta mengusulkan dan memimpin
rapat direksi.
d. Menerima pertanggung jawaban tugas
Kepala Satuan Pengawasan Intern.
Mengadakan
e.
hubungan
dengan
pihak luar terutama mengenai halhal yang menyangkut kebijaksanaan
pengembangan
perusahaan
dan
kebijaksanaan lainnya yang bersifat
umum.
2. Direktur Operasi bertugas membina dan
mengendalikan kegiatan pelayanan jasa
komunikasi, logistik serta jasa keuangan
atau keagenan dan filateli, baik untuk
hubungan di dalam maupun di luar negeri.
3. Direktur Perencanaan, Teknik dan Sarana
yang mempunyai tugas menyusun rencana
strategis, rencana bisnis, dan rencana
jangka pendek yang relevan sebagai
tahapan pencapaian tujuan perusahaan dan
melakukan aktivitas rekayasa proses bisnis
serta mengelola prasarana dan properti.
1. President Director
Director duties are as follows:
a. For and on behalf of the Board of Directors
to run and be responsible for any provisions
AGM.
b. Acting on behalf of the Board of Directors
as representatives of companies both inside
and outside the court and do all acts or
good deeds relating to the management and
ownership as well as binding cooperation
with other parties.
c. Coordinate and control the execution of
duties of Directors, Head of Internal Control
Unit, Company Secretary, Head of Research
and Development, and Head of Business
Area Post as well as propose and lead a
board meeting.
d. Accept liability Head of Internal Audit
assignments.
e. Make contact with outsiders, especially
on matters relating to the companys
development policy and other policies of a
general nature.
256
Kewenangan Direksi
1. Menetapkan
kebijakan
kepengurusan
Perseroan.
2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi
kepada seorang atau beberapa anggota
Direksi untuk mengambil keputusan atas
nama Direksi atau mewakili Perseroan di
dalam dan di luar pengadilan.
3. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi
kepada seorang atau beberapa orang
pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama atau kepada orang
lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan
di luar pengadilan.
4. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang
kepegawaian
Perseroan
termasuk
penetapan gaji, pensiun atau jaminan
hari tua dan penghasilan lain bagi
pekerja Perseroan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dengan
ketentuan penetapan gaji, pensiun atau
jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi
pekerja yang melampui kewajiban yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan,
harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari RUPS.
dan
memberhentikan
5. Mengangkat
pekerja Perseroan berdasarkan peraturan
kepegawaian Perseroan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Mengangkat
dan
memberhentikan
Sekretaris Perseroan.
7. Melakukan segala tindakan dan perbuatan
lainnya mengenai
pengurusan
maupun pemilikan kekayaan Perseroan,
mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/
atau pihak lain dengan Perseroan serta
mewakili Perseroan di dalam dan di luar
257
Kewajiban Direksi
1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya
usaha dan kegiatan Perseroan sesuai
dengan maksud dan tujuan serta Kegiatan
Usahanya.
2. Menyiapkan pada waktunya rencana jangka
Panjang Perseroan, rencana Kerja dan
Anggaran perusahaan dan perubahannya
serta menyampaikan Kepada Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham untuk
mendapatkan pengesahan RUPS.
3. Memberikan penjelasan kepada RUPS
mengenai
Rencana
Jangka
panjang
Perseroan dan rencana Kerja dan Anggaran
Dasar Perseroan.
4. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar
Khusus, Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi.
5. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud
pertanggungjawaban pengurus Perseroan, serta
dokumen keuangan Perseroan sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang tentang
Dokumen Peseroan.
6. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan
Keuangan
dan
Standar Akuntansi
menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk
diaudit.
7. Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk
Laporan Keuangan Kepada RUPS untuk disetujui
dan disahkan, serta laporan mengenai hak-hak
Perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan
antara lain sebagai akibat penghapus bukuan
piutang.
8. Memberikan penjelasan kepada RUPS
mengenai Laporan Tahunan.
9. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba
Rugi yang telah disahkan oleh RUPS kepada
Menteri yang membidangi Hukum dan Hak
Asasi Manusia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
10. Menyampaikan laporan perubahan susunan
Pemegang Saham, Direksi dan Dewan
Komisaris kepada Menteri yang membidangi
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
258
Rapat Direksi
Agenda rutin yang dibahas dalam Rapat Direksi
meliputi evaluasi (review) kinerja bulanan dan
triwulanan Perseroan, monitoring dan evaluasi
tindak lanjut permasalahan, dan membahas
hal-hal khusus yang memerlukan persetujuan
Direksi serta permasalahan aktual yang perlu
mendapat klarifikasi dari manajemen.
259
Jabatan
Nama
Name
Position
Radir
Board
Meeting
Hadir
Attend
Tidak
Hadir
No Attend
Presentase
Budi Setiawan
56
56
100%
Agus F Handoyo
22
20
91%
22
20
91%
Budhi Setyawan
56
44
12
78%
Purnomo
22
20
91%
Febriyanto
22
19
86%
Keputusan Direksi
260
Remuneration Procedure
261
Untuk
meningkatkan
kompetensi
berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawabnya, Perseroan
memfasilitasi pengembangan Direksi. Dalam kurun
waktu tahun 2014, Direksi telah mengikuti berbabagi
In House Training, pelatihan, seminar, workshop
dan konferensi.
262
Pengendalian Internal
Dengan mempedomani Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor :
Per - 01 /Mbu/2011 Tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara,
sistem pengendalian intern perseroan mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian intern dalam
Perseroan yang dilaksanakan dengan
disiplin dan terstruktur, yang terdiri dari:
a. Integritas, nilai etika dan kompetensi
karyawan;
b. Filosofi dan gaya manajemen;
c. Cara yang ditempuh manajemen
dalam melaksanakan kewenangan dan
tanggung jawabnya;
d. Pengorganisasian dan pengembangan
sumber daya manusia; dan
e. Perhatian dan arahan yang dilakukan
oleh Direksi.
2. Pengkajian terhadap pengelolaan risiko
usaha (risk assessment), yaitu suatu proses
untuk
mengidentifikasi,
menganalisis,
menilai pengelolaan risiko yang relevan.
3. Aktivitas pengendalian, yaitu tindakantindakan yang dilakukan dalam suatu
proses pengendalian terhadap kegiatan
Perseroan pada setiap tingkat dan unit
dalam struktur organisasi BUMN, antara lain
mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi,
rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja,
pembagian tugas, dan keamanan terhadap
aset Perseroan.
4. Sistem informasi dan komunikasi, yaitu
suatu proses penyajian laporan mengenai
kegiatan operasional, finansial, serta
ketaatan
dan
kepatuhan
terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan
oleh BUMN.
Internal Control
Based on the regulation of Minister of SOEs
Number: Per - 01 / Mbu/2011 on Implementation
of Good Corporate Governance (GCG) On StateOwned Enterprises, the corporates internal
control system include as follow:
263
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
264
265
1. Persyaratan Formal
Karyawan yang dapat diangkat sebagai
Sekretaris Perusahaan adalah karyawan organik
dengan golongan minimal IV/a mempunyai
pendidikan Sarjana S1, dan telah mengikuti
assessment serta telah mempunyai pengalaman
sebagai Kepala Bagian di kantor Pusat.
1. Formal Requirements
Employees who may be appointed as Company
Secretary is an organic employee with a minimum
class IV / A has a Bachelor degree S1, and have
followed the assessment and have had experience
as Head of Section at the head office.
2. Persyaratan Materiil
1. Memiliki kemampuan membangun
hubungan (relationship building)
2. Memiliki initiatif dan kualitas kerja yang baik
3. Berorientasi Pelayanan pada Pelanggan
(customer service orientation)
4. Mempunyai tingkat fleksibilitas yang baik
5. Mampu untuk mencari informasi
2. Material Requirements
1. Have the ability to build relationships
(relationship building)
2. Has initiative and good quality work
3. Oriented Customer Service at (customer
service orientation)
4. Have a good degree of flexibility
5. Being able to search for information
266
Laporan Kegiatan
Activity Report
267
NAMA
AMRIZAL
NAME
Kewarganegaraan
Nationality
Tempat/Tanggal Lahir
Place/Born
Education
Pendidikan
Tanggal Mulai Menjabat
24 Oktober 2014
268
269
Kewarganegaraan
Tempat/Tanggal Lahir
Pendidikan
Tanggal Mulai Menjabat
270
MUHAMMAD YAMIN
NAME
Nationality
Place/Born
Education
24 Oktober 2014
Date Of Taking
Office
271
272
4.
Wewenang
Authority
1. Persyaratan formal
Karyawan yang dapat diangkat sebagai
Kepala SPI adalah karyawan organik
dengan golongan minimal IVc, mempunyai
pendidikan Sarjana S1, dan telah mengikuti
Pelatihan Auditor Internal serta telah
mempunyai pengalaman sebagai Kepala
Bagian di Kantor Pusat/Manajer/ Kepala
Unit.
1. Formal requirements
Employees who can be appointed as Head of
Internal Audit is an organic employee with
minimal IVC classes, S1 has a Bachelor degree,
and has followed the Internal Auditor Training
and has had experience as Head of Section at
Headquarters / Manager / Head of Unit.
273
2. Persyaratan Materiil
a.
Memiliki
kemampuan
membangun
hubungan (relationship building) dan
berpikir konseptual (conceptual thinking);
b. Mampu berpikir analitis (analitical thinking);
c. Ber-orientasi Pelayanan pada Pelanggan
(customer service orientation);
d. Mempunyai keahlian (expertise);
e.
untuk
mencari
informasi
Mampu
(information seeking).
2. Material Requirements
a.
Having the ability to build relationships
(relationship building) and conceptual thinking
(conceptual thinking);
b. Able to think analytically (analitical thinking);
c. Air-orientation on the Customer Service \
(customer service orientation);
d. Have the expertise (expertise);
e. Able to search for information (information
seeking).
Struktur SPI
SPI structure
Structure of SPI
In
accordance
KD
01/Dirut/2012
on
Organizational Structure Structuring And Position
Description (Job Descriptions) in Environmental PT
Pos Indonesia (Persero) . Organizational Structure
Part SPI, are as follows:
Kepala Satuan
Pengawas Internal
Head of
Internal Audit Unit
Manajer
Sekretariat SPI
Secretariat Manager
Kepala
Perwakilan SPI
Chief Representative
of Internal Audit Unit
Wakil
Perwakilan SPI
Vice Representative of
Internal Audit Unit
Kelompok Auditor
Perwakilan SPI
Representative of
Auditor Group
274
Deputi Bidang
Pengawasan Operasional
Deputy of Operational
Surveillance
Deputi Bidang
Pengawasan Keuangan
Deputy of Financial
Surveillance
Deputi Bidang
Pengawasan Teknologi
Deputy of Technology
Surveillance
Kelompok Auditor
SPI
Auditor Group of
Internal Audit Unit
Kualifikasi SPI
275
276
6. COBIT 5.
Training COBIT 5 performed by some central auditors
in 2013. Control Objectives for Information and
Related Technology (COBIT) is useful for auditors in
bridging problems arising from business risks, control
needs and technical issues of IT.
7. Certification CISA.
SPI facilitate Certification CISA (Certified Information
Systems Auditor), which is a professional certification
issued by ISACA (Information Systems Audit
and Control Association) and has been accepted
internationally as the standard of achievement in
the field of audit, control, and security of information
systems. 4 (four) Central SPI auditor training
and certification test CISA, but still not meet the
standards specified value passed the test.
Akuntan Perseroan
Company Accountant
Berdasarkan
Keputusan
RUPS
Mengenai
Persetujuan Laporan Tahunan, Laporan Keuangan
Perseroan Tahun 2014 serta laporan Keuangan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan diaudit
oleh KAP Gani Sigiro & Handayani (Grant Thornton).
Akuntan Publik tersebut telah melakukan audit
laporan keuangan sejak tahun 2013 dan tahun ini
merupakan tahun kedua. Pelaksanaan audit KAP
dilaksanakan oleh Tagor Sidik Sigiro, CPA Sesuai
dengan pelaksanaan. Selama pelaksanaan audit tidak
memperoleh hambatan dalam mengakses dokumen
yang dibutuhkan. Hasil audit telah disampaikan
dalam laporan audit dan permasalahan yang ada
telah disampaikan melalui management letter
kepada Direksi.
277
278
disclosure of information,
management, and others.
environmental
279
Whistleblowing System
Manajemen Resiko
Risk Management
280
281
282
1.
283
284
Jenis-jenis risiko:
Risiko Strategis adalah risiko yang muncul akibat
adanya keputusan-keputusan strategis perusahaan,
pelaksanaan keputusan yang tidak sesuai atau
dorongan dari luar perusahaan (lingkungan bisnis)
yang dapat berakibat pada bisnis perusahaan.
Risiko strategis dapat berakibat signifikan terhadap
pencapaian tujuan strategis perusahaan.
285
286
Pengangkutan
kirimanpos
udara
biasanya
menggunakan pesawat penumpang, dengan
pertimbangan frekwensi, jadwal (jam) kerangkatan,
rute penerbangan, dan tarifnya dapat memenuhi SLA
bisnis surat dan paket.
Risiko Delivery:
Risiko tidak terantarnya kirimanpos dapat disebabkan
oleh alamat tidak jelas, alamat tidak ditemukan
akibat adanya pemekaran wilayah dan tingginya
pertumbuhan perumahan penduduk, malasnya
pengantar, atau dengan sengaja tidak diantar karena
berbagai alasan.
Risk Delivery:
Risk kirimanpos terantarnya not be caused by unclear
address, the address is not found as a result of regional
expansion and high population growth in housing, the
laziness of introduction, or deliberately not delivered due
to various reasons.
Risiko Reporting:
Kurangnya tingkat kedisiplinan petugas pelaksana
dalam mengingput data pada aplikasi web i-POS
sehingga status kirimanpos seolah belum sampai
pada penerima.
Risk Reporting:
Lack of discipline level executive officers in mengingput
data on web application i-POS so kirimanpos status as
yet arrive at the receiver.
287
Cara pengelolaan:
Sejalan
dengan
pengelompokan
bisnisnya,
perusahaan membagi dua cara pengelolaan risiko:
1.
Dengan
telah
mendarah-dagingnya
terminologi CPTDR di kalangan internal, cara
pengelolaan risikonya pun dipetakan sesuai
dengan masing-masing rantai proses tersebut
antara lain:
a) Pada tahap collecting petugas loket (front
liner) telah memastikan bahwa:
Hardware, spesifikasi perangkat support
terhadap sistem secara keseluruhan;
Operating system kompatibel dengan
aplikasi layanan;
Network, jaringan koneksi tersedia dan
bandwidth-nya mencukupi untuk berinteraksi
dengan middle end dan/atau back end;
Brainware, well trainned (computer literate
dan mampu menyelesaikan trouble shooting);
Alamat
penerima
dan
pengirim
dikonfirmasikan kepada pengirim telah tepat
dan benar berikut kodepos sebagai upaya
service excellence;
How to management:
In line with its business grouping, the Company split two
ways to manage risk:
1. With the deeply-flesh CPTDR terminology in
internal circles, the way risk management was
mapped according to each chain processes include:
288
c)
289
290
291
4. Benchmarking
Kami melakukan benchmarking pengelolaan
risiko perusahaan berbasis Enterprise Risk
Management (ERM) sebagai upaya pencarian
best practise implementasi pengelolaan
risiko perusahaan. Pembagian tugas pokok
yang clear antara Manajemen Risiko Usaha
dan Investasi (MRUI) sebagai unit kerja yang
memfasilitasi pengelolaan risiko perusahaan
dengan unit kerja lainnya. Relevansinya hasil
benchmarking menjadi salah satu rujukan
implementasi dengan beberapa penyesuaian
secara situasional.
4. Benchmarking
We benchmark the Companys risk managementbased Enterprise Risk Management (ERM) as the
search for best practice implementation of enterprise
risk management. The division of the main tasks of
the clear between Business and Investment Risk
Management (MRUI) as a unit of work that facilitates
the management of the Companys risk with other
work units. Relevance of the results of benchmarking
become one of the reference implementation with
some situational adjustments.
292
b. Fraud Profile
b. Fraud Profile
PERBANDINGAN DATA FRAUD TAHUN 2014 TERHADAP 2013 BERDASARKAN JENIS LAYANAN
Comparsion of Fraud in 2014 to 2013 By Type of Service
NO
JENIS LAYANAN
Service
TAHUN 2013
Year 2013
TRX
TAHUN 2014
Year 2014
BSU
TRX
GROWTH
BSU
TRX (%)
BSU (%)
45
4,416,325,904
46
3,959,634,686
2.22%
-10.34%
WESEL
246,934,100
10,000,000
0.00%
-95.95%
GIRO
2,964,248,117
54,313,614
-75.00%
-98.17%
LAIN-LAIN
19
1,420,320,462
713,905,089
-57.89%
-49.74%
PENY. DANA
614,580,000
-100.00%
-100.00%
PENSIUN
400,527,508
220,918,000
-37.50%
-44.84%
PERAMPOKAN
782,077,007
2,753,369,835
-22.22%
252.06%
SOPP
179,692,000
187,802,206
0.00%
4.51%
TABANAS
12
2,481,675,861
297,711,688
-75.00%
-88.00%
10
BPM
248,068,441
135,431,481
-50.00%
-45.41%
11
SURATPOS
101,398,015
-100.00%
-100.00%
12
PAKETPOS
46,135,000
24,940,000
-50.00%
-45.94%
13
PBB
54,061,977
100.00%
100.00%
14
JPS/DBO
127,800
100.00%
100.00%
KAS
293
PERBANDINGAN PELAKU FRAUD TAHUN 2014 TERHADAP TAHUN 2013 BERDASARKAN USIA
Comprasion of Fraud in 2014 to 2013 By Age
KELOMPOK USIA
Age
TAHUN 2013
Year 2013
JUMLAH
Total
TAHUN 2014
Year 2014
%
JUMLAH
Total
GROWTH (%)
50 s/d 54
19
16.10%
20
23.81%
5.26%
45 s/d 49
40
33.90%
23
27.38%
-42.50%
40 s/d 44
29
24.58%
14
16.67%
-51.72%
35 s/d 39
11
9.32%
5.95%
-54.55%
30 s/d 34
13
11.02%
4.76%
-69.23%
25 s/d 29
5.08%
18
21.43%
200.00%
20 s/d 24
0.00%
0.00%
0.00%
118
100.00%
84
100.00%
Jumlah / Total
PERBANDING PELAKU FRAUD TAHUN 2014 TERHADAP TAHUN 2013 BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Comprasion of Fraud in 2014 to 2013 Based on Gender
TAHUN 2013
Year 2013
JENIS KELAMIN
Gender
JUMLAH
Total
LAKI-LAKI / Male
JUMLAH
Total
GROWTH (%)
104
88.14%
73
86.90%
-29.81%
14
11.86%
11
13.10%
-21.43%
118
100.00%
84
100.00%
PEREMPUAN / Female
JUMLAH / Total
TAHUN 2014
Year 2014
294
TAHUN 2013
Year 2013
JUMLAH
Total
TAHUN 2014
Year 2014
%
JUMLAH
Total
GROWTH (%)
111 94.07%
72 85.71%
-35.14%
7 5.93%
12 14.29%
71.43%
118 100.00%
84 100.00%
Perkara Penting
Important case
Daftar kasus yang sampai Pengadilan tahun 2014
The list of cases to the Court in 2014
NO
1.
KASUS
KRONOLOGI
CASES
CHRONOLOGY
2.
Perkara Tipikor di KP
Sukoharjo
Corruption cases in KP
Sukoharjo
TGJW
Internal
Pos
TINDAK LANJUT
STATUS
DAMPAK
SANKSI
FOLLOW-UP
STATUS
IMPACT
SANCTIONS
Disnaker tidak
mengijinkan Sdr.
Irfan Agus dikenakan PHK
EFEK JERA
HUKDIS
Deterrent
Effect
Disciplinary
penalties
JPU
Kedua karyawan
sedang menjalani
pidana penjara
PHK
Lay Off
MENUNGGU
VONIS
HAKIM
Vonis : Ismed
penjara 9 th,
denda 200 jt sub
1 thn penjara dan
uang pengganti
2.068,212.193 sub
2 th penjara ,vonis
Fasril
penjara 7 th dan
denda 200 jt subs 1
th penjara
EFEK JERA
PHK
Deterrent
Effect
Lay Off
Pos koordinasi
dengan PNRI
Proses persidangan
Proceedings
Police
Pos coordination
with the PNRI
PT Pos harmed Rp. 1.9 Billion by Mr. Ismid Judge (ex KKPC) and Mr. Rahmanul
Fasli (former staff KKPC)
WAITING
FOR JUSTICE
VERDICT
295
Kasus pembayaran
Asrama Ponpes di KP
Bima NTB
Dormitory payment
Ponpes cases in KP Bima
NTB
Internal
Pos
Internal
Pos
16 people had
applied to the office
no bipartite meeting
point and now filed
a petition Mediation
with severance pay
JPU
Ybs tidak menyalahi Menunggu putusan
EFEK JERA
SOP
Banding JPU, YBS
dinyatakan bersalah dg Deterrent
Prosecu- Does not infringe
vonis 1 th + denda 50 jt Effect
tion
SOP
subs 3 bln penjara dan
uang pengganti 50 jt
subs 1 bl
PROSES PHK
Layoffs
Process
Disciplinary Sanctions
cases on behalf Sudjoko
(KP Tulungagung Employees)
Kasus Jepara
case Jepara
296
Internal
Pos
Proses sidang
tipikor
Internal
Pos
Corruption trial
process
Internal
Pos
Ybs mengajukan
gugatan ke Pengadilan Hubungan
Industrial Ambon
Internal
Pos
PROSES PHK
Deterrent
Effect
Layoffs
Process
BUTUH
WAKTU
SIDANG
MENUNGGU
PUTUSAN
KASASI
NEED TIME
TRIAL
Waiting
cassation
decision
EFEK JERA
Vonis 1 th dikurang
EFEK JERA
masa tahanan sisa 3
bln 2 minggu yg dijalani Deterrent
di penjara, saat ini
Effect
YBS diproses PHK oleh
perusahaan
PHK
Layoffs
297
298
299
Prospek Usaha
Business Prospect
The Prospect of
PT Pos Indonesia (Persero)
300
301
302
Pos Kurir
Indonesia
Pos Logistik
Indonesia
Pos Jasa
Keuangan
Indonesia
Pos Ritel
Indonesia
Pos Property
Indonesia
PT Bhakti
Wasantara Net
PSO Mail
3PL Service
Remitance
E-commerce
Internet /
Networking
Parcel
Distribution /
Transportation
Pospay
Aset
Management
Post Shop
Hospitality
IT Solution
Commercial
Mail
AdMail
Project Cargo
Bank
Channeling
Costum
Brokerage
Fund
Distribution
Pos Market
Chain
(Rural Logistic)
Supply Chain
Consulting
303
TI
terintegrasi
Lebih lanjut, keterkaitan antar rantai proses dari masingmasing lini bisnis PT Pos Indonesia (Persero) merupakan
konsekuensi logis dari kebutuhan untuk bersinergi dan
berintegrasi seperti yang diilustrasikan berikut ini.
Bisnis Warehousing
Warehousing Business
Bisnis Transportasi
Transportation Business
Formulasi
strategi warehouse
Warehousing strategy
formulation
Perencanaan
pengelolaan network
Formulasi strategi
surat dan paket
Network planning
and management
Perencanaan network
dan pemilihan site
Network planning
and site selection
Formulasi strategi
pengelolaan aset
Assets management
strategy formulation
Perencanaan dan
penentuan fungsi
Formulasi strategi
jasa keuangan
Financial service
strategy formulation
304
Warehousing planning
and site selection
Bisnis Retail
Property Business
Bisnis Properti
Retail Business
Perencanaan footprint
dan pemilihan site
Footprint planning
and site selection
Collection
Collection
Benchmark harga
dan feasibility study
Benchmark price
and feasibility study
Transportasi
logistik terjadwal
Scheduled logistic
transportation
Operasional warehouse
Warehouse operational
Transportasi
logistik terjadwal
Scheduled logistic
transportation
RUTE PRIMER
Primary Route
P1
Processing pucuk surat
Mail processing
P2
P3
Processing kantong
Transportasi
Processing kantong
P4
Bag processing
Transportation
Bag processing
Delivery
Delivery
RUTE SEKUNDER
Secondary Route
RUTE TERSIER
Tertiary Route
Implementasi
rencana kerja sama
Implementation of
cooperation plan
Transportasi supply
barang terjadwal
Scheduled goods
supply transportation
Operasionalkantor pos
Transportasi
logistik terjadwal
Scheduled logistic
transportation
Transportasi logistik
cabang terjadwal
Operasional toko
Store operational
Monitoring performa
portofolio toko
Pelaksanaan transaksi
Transaction Implementation
Pelaporan dan
monitoring performa
Performance reporting
and monitoring
305
Strategi Transformasi
Unit Bisnis dan Unit Pendukung
Strategi Transformasi Bisnis dan unit Pendukung
selama pelaksanaan Rencana Jangka Panjang
tahun 2014-2018 seperti digambarkan dalam
rumah strategi dibawah ini:
LOGISTIK
JASA KEUANGAN
Mengembangkan
perusahaan logistik yang
efisien dan efektif
Mempertahankan bisnis
jasa keuangan dan
memperluas portofolio
produk dan layananlayanan Jasa Keuangan
Logistic
Membangun kembali
kepemimpinan Suratpos
dan Paketpos
Rebuilding leadership of
Suratpos and Paketpos
Perluasan portofolio
produk dan layanan
Portofolio expansion of
products and services
Mendapatkan kembali
pangsa pasar
Financial Service
Developing an efficient
logistic company
Membangun
Perusahaan Logistik
yang efisiensi dan
kompetitif
Developing an efficient
and competitive logistic
company
Memaksimalkan
kesempatan yang ada
Maintaining and
developing the current
products portofolio
Maximizing existing
opportunities
Mempertahankan
basis pelanggan
Mempertahankan
dan mengembangkan
portofolio produk
saat ini
Menentukan
model kerja sama
untuk memperluas
portofolio produk
Determining cooperation
model to expand product
portofolio
Maintenance of customer
basis
7
SISTEM PENDUKUNG
Supporting System
Merevitalisasi PT Pos
Indonesia (Persero)
menjadi perusahaan
berkinerja tinggi
Revitalizing PT Pos Indonesia
(Persero) into a highperformance company
306
STRATEGI TRANSFORMASI
PT Pos Indonesia (Persero)
Transformation Strategy of
PT Pos Indonesia (Persero)
RITEL
PROPERTI
Retail
Property
4
Menambah jaringan
Kantor Pos dan
mengembangkan
portofolio produk dan
layanan bisnis ritel:
Additioning Post Office
Network and expanding
products and services
portofolio of Retail business
Mempertahankan
dan mengembangkan
portofolio produk ritel
saat ini serta bisnis
ritel baru berbasis
on-line
Menambah jumlah
Kantor Pos
Memperbaiki kualitas
layanan outlet
TEKNOLOGI INFORMASI
Information Technology
Mengoptimalkan
nilai dan utilisasi aset
properti:
Revitalisasi dan
pengembangan bisnis
PT BWN
Business revitalizing and
developing of PT BWN
Mengoptimalkan nilai
aset properti bagi
pihak internal dan
eksternal
Restructuring of PT BWN
Peningkatan dan
pengembangan
portofolio bisnis
Menyempurnakan
kontrol serta
pengawasan yang
lebih baik terhadap
kinerja unit bisnis
Penyehatan PT BWN
Enhancement and
Development of business
portofolio
Completing a better
control and monitoring on
business unit performance
Memperkuat program
budaya perusahaan
dan komunikasi
internal
Stenghtening company
culture and internal
communication program
Meningkatkan efisiensi
organisasi dan
kapabilitas sumber daya
manusia
Improving organizational
efficiency and human
recource capabilities
Integrasi sistem TI
melalui perencanaan
yang menyeluruh
Integrating IT system through
a comprehensive planning
307
308
309
Bisnis Logistik
Logistic Business
310
311
312
Bisnis Ritel
Retail Business
313
314
Bisnis Properti
Property Business
PT
Pos
Indonesia
(Persero)
telah
mengidentifikasi 100 lokasi potensial untuk
dioptimalisasikan selama 2014-2018. Namun
dengan prinsip kehati-hatian dan pertimbangan
ketersediaan sumber daya, dalam jangka pendek
hingga menengah hanya akan dipilih bebrapa
lokasi yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa,
dan Kalimantan untuk dibangun sendiri yang
kemudian akan dikelola oleh profesional dengan
kompetensi memadai. Lokasi-lokasi terpilih
terdapat di kota-kota yang memiliki pergerakan
pebisnis kecil dan menengah, memiliki ukuran
lahan pada kisaran 3.000 m2, dan dinilai tidak
akan mengganggu operasional PT Pos Indonesia
(Persero) apabila dikembangkan.
315
316
317
Strategi ke Depan
Upcoming Strategies
318
Strategic Objectives
Sasaran Strategis
Dengan menggunakan kerangka Kriteria Penilaian
Kinerja Unggul (KPKU) BUMN, rumusan sasaran
strategis yang akan dicapai perusahaan pada
tahun 2018 sebagai berikut:
No
No
Perspektif
Perspective
KPI
KPI
Bobot
Weight
Satuan
Satuan
10
17,11
19,69
27,85
20,69
20,75
7,50
28,30
29,77
23,56
39,30
(2,18)
(85,04)
(193,41)
(149,41)
26,19
14,00
18,00
22,00
26,00
30,00
11
80,00
83,75
87,50
91,25
95,00
11
83,00
87,00
91,00
95,00
99,00
0,09
0,07
0,05
0,03
0,01
85,00
87,50
90,00
92,50
95,00
98,00
98,25
98,50
98,75
99,00
72,00
74,00
76,00
78,00
80,00
Jamlat/
Karyawan
3,50
3,88
4,25
4,63
5,00
Koef
1,91
1,95
2,01
2,12
2,24
poin
79,00
81,75
84,50
87,25
90,00
poin
350,00
420,00
540,00
680,00
775,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
65,65
67,99
70,33
72,66
75,00
31,06
35,80
40,53
45,27
50,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Revenue Growth
2014
2015
2016
2017
2018
Revenue Growth
Net Profit Margin Growth
Net Profit Margin Growth
Operation Cash Flow Growth
Operation Cash Flow Growth
Market Share (mail, parcel, jaskug)
Market Share (mail, parcel, jaskug)
Efektivitas Fokus
Pelanggan
Customer Focus
Effectivity
Efektivitas produk
dan proses
Ganti Rugi
SWP
Kepemimpinan
Tata Kelola, dan
Tanggung Jawab
Kemasyarakatan
Leadership,
Governance, and
Social Resposibilty
GCG Indeks
GCG Indeks
Skor KPKU
Skor KPKU
319
Memperkuat
PT Pos Indonesia (Persero)
Menjadi Trusted Postal Service
Company
Untuk
membangun
perusahaan
jaringan
kedepan, perusahaan menggunakan referensi
keberhasilan transformasi administrasi
pos
dunia menjadi perusahaan sukses dalam
pemanfaatan pengembangan jaringan pelayanan,
pengembangan layanan dan pengembangan
sdm. Beberapa contoh administrasi Pos yang
berhasil melakukan transformasi sebagai
perusahaan jaringan antara lain: Perusahaan yang
mampu menambah jaringan pelayanan untuk
peningkatan kiriman paket melalui e-commerce
antara lain: Australia Post mampu meningkatkan
pengiriman paket melalui e-commerce mencapai
70% dengan memanfaat kombinasi keberadaan
4.500 Kantor Pos sebagai toko serba ada dan
layanan e-commerce; Correios-Pos Brasil, sukses
memanfaatkan 17.000 jaringan kantorposnya
untuk layanan e-commerce dan untuk jaringan
pelayanan Bank; China Post juga mampu
memanfaatkan 77.000 jaringan kantorposnya
untuk jaringan e-commerce dan pelayanan
Bank untuk melayani sebagai besar masyarakat
pedesaan.
320
321
merupakan
risiko
upaya
untuk
memitigasi
(Persero).
dan
pangsa
mempertahankan
yang
menggambarkan
penguasaan
arah
322
pengembangan
PROGRAM KEGIATAN
STRATEGI BISNIS
Activities Program
Business Strategy
Mendapatkan kembali
pangsa pasar
Reclaiming market share
1.1.
SASARAN
PENCAPAIAN
Achievement Target
1.2.
1.3.
1.4.
Mempertahankan basis
pelanggan
Maintaining customer
basis
Memanfaatkan
kemampuan yang ada
untuk mendukung kinerja
Utilizing the existing
capability for performance
supporting
2.1.
Surat dan
Paket
Rp5,5 triliun
Mail and Parcel
IDR 5,5 trillion
2.2.
3.1.
3.2.
Mencakup kelanjutan program kegiatan untuk inisiatif strategi pembenahan (fix the basic) yang telah
dibentuk sebelum penyelarasan pada tahun 2013.
Including the continuation of activity program for improvement strategy (fix the basic) inititative has been formed before the
alignment on 2013.
323
324
STRATEGI BISNIS
Business Strategy
1. Memaksimalkan
kesempatan yang ada
Maximizing existing
opportunities
PROGRAM KEGIATAN
Activities Program
SASARAN
PENCAPAIAN
Achievement Target
Pos Logistik
Rp1,6 triliun
Pos Logistik
IDR1.6 trillion
Mencakup kelanjutan program kegiatan untuk inisiatif strategi pembenahan (fix the basic) yang telah
dibentuk sebelum penyelarasan pada tahun 2012.
Including the continuation of activity program for improvement strategy (fix the basic) inititative has been formed before
the alignment on 2012.
325
mampu
developed
more
broadly
with
industry
peers
326
program activity this is illustrated through the matrix of the link between
STRATEGI BISNIS
PROGRAM KEGIATAN
Business Strategy
1.
Mempertahankan
dan mengembangkan
portofolio produk
saat ini
Maintaining and
developing existing
product portofolio
Activities Program
1.1.
SASARAN
PENCAPAIAN
Achievement Target
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
Jasa
Keuangan
Rp 3,3 triliun
Financial Service
IDR 3.3 trillion
2.
Menentukan
model kerja sama
untuk memperluas
portofolio produk
Determining cooperation
model to expend
product portofolio
1.8.
Card Management
2.1.
Card Management
Mencakup kelanjutan program kegiatan untuk inisiatif strategi pembenahan (fix the basic) yang telah dibentuk sebelum
penyelarasan pada tahun 2012.
Including the continuation of activity program for improvement strategy (fix the basic) inititative has been formed before the alignment on
2012.
327
328
329
A.1. Mempertahankan
dan mengembangkan
portofolio produk filateli
saat ini
PROGRAM KEGIATAN
Activities Program
A.1.1. Menambah
SASARAN
PENCAPAIAN
Achievement Target
A.2. Meningkatkan
pendapatan konsinyasi
Increasing consignment
income
A.3. Mempersiapkan
peluncuran Post Shop
Preparing the launch of
Post Shop
e-commerce retail
business concept of Galery
Pos as support for mail and
parcel business
330
Ritel
Rp 582 M
Retail
IDR 582 billion
STRATEGI BISNIS
Business Strategy
B.1. Mengembangkan
agen pos
Developing post agents
PROGRAM KEGIATAN
Activities Program
SASARAN
PENCAPAIAN
Achievement Target
C.1. Memperbaiki
kualitas pelayanan
dan diversifikasi
jenis outlet PT Pos
Indonesia (Persero)
Improving service quality
and diversification of PT
Pos Indonesia (Persero)
outlet types
Ritel
Rp 582 M
Retail
IDR 582 billion
C.2. Meningkatkan
kompetensi internal
Increasing internal
competencies
331
khususnya
berkaitan
(Persero)
asetnya
pengembangan
Bentuk
masing-masing
Optimalisasi
of licensing.
untuk
dapat
kegiatan
yang
mengoptimalisasi
kualitas
lokasi
jaringan.
terkait.
332
STRATEGI BISNIS
PROGRAM KEGIATAN
Business Strategy
1.
Mengoptimalkan nilai
aset properti bagi
pilihan internal dan
eksternal
Activities Program
1.1.
SASARAN
PENCAPAIAN
Achievement Target
1.2.
1.3.
1.4.
2.
Mendapatkan kontrol
serta pengawasan
yang lebih baik
terhadap kinerja unit
bisnis
Gaining a better
control and monitoring
of business units
performance
2.1.
Properti
Rp 187,3
miliar
Property
IDR 187.3 billion
2.2.
333
services .
BWN
sebagai berikut.
company as follows.
334
strategic
planning
also
takes
into
STRATEGI BISNIS
PROGRAM KEGIATAN
Business Strategy
1.
Penyehatan kondisi
BWN
Restructuring of BWN
condition
Activities Program
1.1.
SASARAN
PENCAPAIAN
Achievement Target
Restrukturisasi keuangan
Financial restructurization
1.2.
1.3.
2.
Peningkatan dan
pengembangan
portofolio bisnis
2.1.
Increasing and
development of business
portfolio
2.2.
BWN
Rp 375 miliar
BWN
IDR 375 billion
2.3.
335
336
337
338
mail delivery.
Dengan melihat proporsi bisnis terbesar yang
dijalankan PT Pos Indonesia (Persero) saat ini serta
mengikuti perkembangan aspek hukum mengenai
outsourcing, disadari bahwa adanya karyawan
outsourcing di bagian mail collection dan mail delivery
yang merupakan rangkaian proses dari bisnis surat
dan paket memiliki risiko hukum bagi PT Pos Indonesia
(Persero). Dalam hal ini, fungsi SDM dituntut untuk
segera menyiapkan strategi dan inisiatif dalam upaya
memitigasi risiko hukum tersebut.
Proporsi karyawan tetap di PT Pos Indonesia
(Persero) adalah karyawan dalam rentang usia 4954 tahun yang secara umum sudah menduduki
posisi-posisi struktural ataupun fungsional yang
tinggi dan strategis di dalam struktur organisasi
perusahaan. Tingginya proporsi karyawan dalam
rentang usia ini menyebabkan potensi terjadinya
generation gap pada posisi-posisi tersebut sehingga
regenerasi jabatan tidak berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Apabila fungsi SDM sudah menjalankan
rencana suksesi dengan lebih terarah dan terencana
seyogianya regenerasi jabatan berlangsung dengan
lancar.
339
No
JUMLAH 2013/The
AMOUNT of 2013
1
1
Pendidikan / Education
A.
Pembentukan / Formation
Management Trainee Intake D3 & D4 Poltekpos
50
B.
Pelatihan / Training
Latpim I
Latpim II
25
A.
Latpim III
Pelatihan Kepala Kantor Pos Cabang / Training Head Branch Post Office
11
APPC Bangkok
B.
Knowledge Management
A.
B.
340
D.
68
3860
41
60
30
Capturing Knowledge
Pelatihan Menulis / Writing Training
52
287
e-Learning
3693
-
Sosialisasi e-Learning
60
Pembelajaran e-Learning /
50
Jambore KKP
22
Fungsi SDM saat ini telah menjalankan insiatifinisiatif untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas
individu PT Pos Indonesia (Persero), beberapa di
antaranya adalah melalui pembenahan demografi
jumlah karyawan PT Pos Indonesia (Persero) baik
karyawan permanen ataupun tenaga kontrak
(outsourcing) berdasarkan tingkat pendidikan, usia,
jenis kelamin, dan masa kerja. Di samping itu juga telah
dilakukan penyusunan kompetensi yang dibutuhkan
perusahaan baik soft skill maupun technical skill,
menyelenggarakan program pelatihan bagi karyawan
dari berbagai jenjang jabatan, melaksanakan
rekrutmen dengan membuka kesempatan kepada
tenaga-tenaga berpengalaman selain merekrut
lulusan sarjana baru, lulusan Politeknik PT Pos
Indonesia (Persero), ataupun tenaga kerja kontrak
(outsourcing) yang ada. Fungsi SDM juga memfasilitasi
kebutuhan unit bisnis dalam memenuhi kebutuhan
tenaga kerjanya melalui transfer dan rotasi karyawan
sebagai bagian dari pengembangan karir mereka.
341
URAIAN
JENJANG PENDIDIKAN
1
2014
2013
COMMENTARY
QUALIFICATION
Doktor/S3
154
96
post Sarjana/S2
Sarjana/S1
1.972
1.737
Sarjana/S1
1.059
1.027
Doktor/S3
Pasca Sarjana/S2
3
4
5
12.659
13.398
2.208
2.233
SD dan Sederajat
1.335
1.008
19.392
19.502
AMOUNT
JUMLAH
0,79%
11,38%
6,88%
0,78%
12,10%
62,27%
5,46%
342
2014
2013
WORK PERIOD
MASA KERJA
>31
2.296
1.909
>31
26 30
6.029
5.367
26 30
21 25
5.581
6.501
21 25
16 20
978
1.735
16 20
11 15
2.047
2.229
11 15
6 10
222
205
6 10
05
2.239
1.556
05
19.392
19.502
TOTAL
JUMLAH
10,55%
5,04%
1,14%
11,54%
11,84%
31,09%
28,78%
343
JABATAN
2014
2013
POSITION
Executive
2513
269
Executive
Strategic Staff
729
328
Strategic Staff
Manager
474
777
Manager
Supervisor
3.570
5.481
Supervisor
Operator/Staff
12.106
12.648
Operator/Staff
19.392
19.502
Total
Jumlah
Eksekutive
Executive
12,95%
Strategic Staff
Strategic Staff
3,75%
Manajer
Manager
2,44%
Supervisor
Supervisor
18,41%
Operator/ Staff
Operator / Staff
62,42
344
USIA
2014
2013
AGE
>50
4.050
3.567
>50
45 50
7.969
8.005
45 50
40 44
3.394
4.312
40 44
35 39
1.385
1.501
35 39
30 34
1.138
952
30 34
25 29
1176
915
25 29
> = 24
280
249
> = 24
19.392
19.502
JUMLAH
Usia 25 - 29 Age
6,06%
1,44%
AMOUNT
Usia 30 - 34 Age
5,86%
Usia 35 - 39 Age
7,14%
Usia 40 - 44 Age
17,50%%
Usia 45 - 50 Age
41,09%
345
2.
3.
4.
5.
D. Setiap dua tahun sekali besar manfaat Pensiun dari Dapenpos naik 6% dari manfaat pensiun pokok bulan Desember
tahun sebelumnya.
346
NO
2.
PERSYARATAN KARYAWAN
THIS TYPE OF RETIREMENT
PLAN
Karyawan yang masuk bekerja
terhitung mulai 1 Januari 2010.
Employees who enter work calculated
from January 1, 2010.
347
Sarana Produksi
Means of Production
Untuk mendukung kualitas layanan serta
untuk meningkatkan jangkauan layanan yang
diselenggarakan
perusahaan,
maka
perlu
dukungan ketersediaan sarana operasional yang
layak. Kebijakan yang dilakukan perusahaan
tahun 2014 untuk meningkatkan coverage
layanan khususnya untuk layanan jasa keuangan
dengan mengembangkan jumlah outlet melalui
strategi keagenan.
Uraian
Jumlah Unit
Total Unit
2014
2013
4.401
4.076
Briefing
Kantor Pos
233
236
26.363
13.355
JUMLAH
30.997
17.667
TOTAL
Post Office
Mobile Service
233
26.363
4.401
Kantor Pos
348
Unit Pelayanan
Pos Lainnya
Teknologi Informasi
Information Technology
Sebagai bagian dari Direktorat Jasa Keuangan dan
Teknologi, Fungsi TI PT Pos Indonesia (Persero)
berperan sebagai penyelenggara teknologi dalam
mendukung operasional fungsi bisnis dan fungsi
pendukung perusahaan.
349
Bisnis Ritel
1. Sistem Manajemen Informasi Ritel (SIM Ritel),
yaitu sistem yang digunakan untuk pengelolaan
bisnis ritel PT Pos Indonesia (Persero).
2. Galeripos.com, website e-commerce PT Pos
Indonesia (Persero).
Bisnis Properti
Sistem Manajemen Informasi Properti (SIM
Properti), yaitu sistem yang digunakan untuk
pengelolaan seluruh properti PT Pos Indonesia
(Persero).
Selain aplikasi/sistem di atas, terdapat aplikasi/
sistem yang digunakan dalam mendukung layanan
seluruh fungsi bisnis, yang meliputi:
Sistem Agensi Terpadu, yaitu sistem untuk
memproses transaksi layanan PT Pos
Indonesia (Persero) yang digunakan oleh agen.
350
Retail Business
1. Retail Information Management System
(SIM Retail), which is the system used for the
management of the retail business of PT Pos
Indonesia (Persero).
2. Galeripos.com, e-commerce websites PT Pos
Indonesia (Persero).
Business Property
Property Information Management System (MIS
Property), which is the system used for the management
of all property PT Pos Indonesia (Persero).
In addition to application / system above, there are
applications / systems used in support of services
across business functions, which include:
Integrated Agency system, ie a system for
transaction processing services PT Pos Indonesia
(Persero) and used by the agent.
Fungsi SDM
Sistem Informasi Manajemen SDM (SIM SDM),
yaitu sistem untuk pengelolaan dan pendukung
operasional SDM.
HR Function
Human Resource Management Information System
(MIS HR), a system for human resource management
and operational support.
351
352
353
Program Kerja IT
IT Program
NO.
REALISASI
REALIZATION
(%)
100%
CLOSED
100%
CLOSED
Aplikasi N2 Online
N2 Online Apps
100%
CLOSED
SIMONIK
100%
CLOSED
SIM SDM
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
Aplikasi DB Pelanggan
Customer DB Apps
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
10
Aplikasi RSPOS
RPOS Apps
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
CRM Integration
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
Modul Asuransi
Insurance Module
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
354
11
12
FDPOS Apps
Sistem MPospay
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
Tool Reporting
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
PDAM Jatim
100%
CLOSED
Multifinance (Adira)
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
13
Aplikasi SOPP
100%
CLOSED
14
Aplikasi IPOS
Aplikasi PDT
100%
CLOSED
IPOS Corporate
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
100%
CLOSED
355
SIM Keuangan
MIS Finance
Latar Belakang
Perkembangan lingkungan bisnis yang sangat
cepat dan persaingan bisnis yang ketat menuntut
manajemen dapat mengambil keputusan dengan
cepat dan akurat. Oleh Karena itu perkembangan
bisnis perusahaan harus mendapat dukungan
teknologi yang mampu menyediakan data dan
informasi secara cepat, akurat, dan terintegrasi
melalui implementasi ERP (Enterprise Resource
Planning). Pengembangan ERP berbasis SAP
dilakukan oleh Proyek Penggembangan ERP yang
mengembangkan sistem dan mengawal dengan
penjelasan :
1. Implementasi SAP dilakukan secara bertahap
sesuai kebutuhan Perusahaan dan pada
tahap awal akan diimplementasikan modul
FICO (Financial Accounting and Controlling)
yang telah telah Go Live secara Nasional
pada 2 Januari 2014 sebagaimana KD.96/
Dirut/1113 tanggal 14 November 2013.
2. Implementasi SAP FICO selama tahun 2014
dan proses End Year Closing Report 2014,
telah dilakukan meskipun masih memerlukan
penyempurnaan sistem interface.
3. Sesuai RJP Perusahaan bahwa Implementasi
ERP direncanakan akan dikembangkan ke
Modul Human Resource Management (HCM)
dan Material Management (MM), dan pada
tahun 2014 masih dalam tahap preparasi.
356
Backgrounds
The development of a business environment
that is very fast and tight business competition
demand management can make decisions quickly
and accurately. Hence the development of
the companys business must be supported by
technology that can provide data and information
quickly, accurately, and integrated through the
implementation of ERP (Enterprise Resource
Planning). SAP-based ERP development carried
out by the Project penggembangan that develops
ERP systems and guarding the explanation:
1.
2.
3.
Ruang Lingkup
The Scope
357
Pelaksanaan Proyek
Pembangunan Simkugpos
Berbasis SAP Fico
Implementation Of Simkugpos
Development Project
SAP Fico Based
Sesuai
fungsinya,
proyek
pengembangan
ERP bersama Konsultan memberikan Support
implementasi
selama
tahun
2014
guna
mengawal pelaksanaan implementasi SAP
FICO sampai implementasi berjalan stabil dan
sekaligus melakukan prakondisi untuk persiapan
implementasi SAP HCM-MM.
Pelaksanaan support implementasi SAP FICO
tahun 2014 dilakukan bersama konsultan AGIT
selama periode tahun 2014 sampai dengan Year
End Closing Report 2014, dengan strategi dan
aktivitas support implementasi sebagai berikut :
According to its function, Project Development Consultant ERP together provide implementation support
for the year 2014 to oversee the implementation of
SAP FICO implementation to implementation running
stable and undergo a precondition for the preparation
of the implementation of SAP HCM-MM.
Support the implementation of SAP FICO implementation in 2014 performed with agit consultant during
the period 2014 up to Year End Closing Report 2014,
with the strategy and implementation support activities as follows:
358
359
Manfaat/Output yang
dihasilkan :
1. Sistem Informasi Keuangan berbasis SAP
modul Financial and Controlling (FICO) yang
telah diimplementasikan telah memberikan
output sebagai berikut:
a. Sistem informasi yang terintegrasi dari
mulai front-end sampai dengan back-end,
sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pekerjaan.
b. Sistem informasi yang dapat memberikan
laporan keuangan berupa laporan posisi
keuangan, rugi laba komprehensif,
perubahan modal dan arus kas. Selain
itu menghasilkan laporan akuntansi
manajemen berupa laporan segmen
profit center, laporan segmen per produk
secara cepat untuk mendukung proses
pengambilan keputusan Manajemen.
360
361
08
364
365
URAIAN
Lancar
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah semua
366
DESCRIPTION
24.784.332.984
Smoothly
3.616.929.683
Less Smoothly
955.312.125
It Is Doubtful
75.214.426.240
Bogged Down
104.571.001.032
2. Activities undertaken
A brief overview of the implementation of
PKBL 2014 from the achievements realized
RKA 2014 as follows:
367
a.
Uraian
Description
Availability Of Funds:
Ketersediaan Dana :
a. Dana tersedia
36.609.704.637,00
a. Funds available
24.089.241.867,00
c. Sisa dana ( a b )
12.520.462.770,00
4.334.121.051,00
b. Beban operasional
2.419.035.126,00
b. operating expenses
c. Surplus/defisit ( a b )
1.915.085.925,00
c. Surplus/deficit (a b)
31.825.000,00
Pendapatan :
Revenues:
a. Industri
Posisi 31
Des 2013
Position
2011
Penambahan
2014
The Addition
Of 2014
Jumlah
The Amount
Penyaluran
Pinjaman (Rp.)
Channeling loans (Rp.)
Business Sectors
7.579
80
7.659
4.065.000.000
21.968
191
22.159
11.895.000.000
b. Trade
684
689
250.000.000
c. Agriculture
d. Peternakan
1.186
1.191
405.000.000
d. Farm
e. Perkebunan
340
346
100.000.000
e. Plantation
f. Perikanan
814
13
827
450.000.000
f. Fisheries
162
8.449
4.840.000.000
g. Services
b. Perdagangan
c. Pertanian
g. Jasa
8.287
h. Lainnya
921
Jumlah
41.779
921
462
42.241
Pembinaan MB
JUMLAH SEMUA
41.779
462
368
42.241
a. Industry
h. Other
22.005.000.000
The Amount Of
1.991.271.709
Coaching MB
23.996.271.709
Uraian
1. Sumber Dana :
a. Saldo Awal
b. Penyisihan laba
Jumlah Dana tersedia
Description
1. source of funds:
1.274.928.376
a. starting balance
1.274.928.376
2. Penggunaan Dana
a. Bantuan korban bencana alam
2. use of funds
31.100.000
b. Bantuan Pendidikan/pelatihan
20.000.000
b. Educational/Training Assistance
30.000.000
50.925.000
329.000.000
150.000.000
611.025.000
663.903.376
BUMN Peduli :
BUMN Care :
369
Uraian
Description
Availability Of Funds:
Ketersediaan Dana :
a. Dana tersedia
43.285.482.159
a. Funds available
30.800.000.000
c. Sisa dana ( a b )
12.485.482.159
Pendapatan :
Revenues:
5.131.598.434
b. Beban operasional
3.220.680.000
b. operating expenses
c. Surplus/defisit ( a b )
1.910.922.768
c. Surplus/deficit (a b)
150.000.000
a. Industri
b. Perdagangan
Penambahan 2015
The Addition Of
2015
Jumlah
The Amount
Business Sectors
7.659
122
7.781
4.000.000.000
a. Industry
22.159
290
22.449
13.200.000.000
b. Trade
c. Pertanian
689
694
500.000.000
c. Agriculture
d. Peternakan
1.191
1.196
500.000.000
d. Farm
e. Perkebunan
346
351
900.000.000
e. Plantation
f. Perikanan
g. Jasa
827
10
837
900.000.000
f. Fisheries
8.449
110
8.559
8.000.000.000
g. Services
921
h. Other
545
42.786
28.000.000.000
The Amount Of
2.800.000.000
Coaching MB
30.800.000.000
h. Lainnya
921
Jumlah
42.241
Pembinaan MB
Jumlah semua
3) Rencana
42.241
kolektibilitas
Kolektibilitas :
Lancar
Krg. Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah 1
2
Pinjaman Bermasalah
Total (1+2)
370
545
sisa
pinjaman,
42.786
Plans by
Description
Kolektibilitas:
26.654.397.348
Smoothly
3.532.109.980
Krg Smoothly.
608.179.347
It Is Doubtful
71.455.265.996
446.000.000
102.249.882.671
446.000.000
48.356.529.982
150.606.412.653
Bogged Down
Number 1
Troubled Loans
446.000.000
Total (1 + 2)
b.
Uraian
1. Sumber Dana :
a. Saldo Awal
Description
1. source of funds:
663.903.376
a. starting balance
b. Pengalokasian Anggaran
2.300.000.000
2.663.903.376
2. Penggunaan Dana
150.000.000
875.000.000
125.000.000
125.000.000
450.000.000
125.000.000
b. Educational/Training Assistance
450.000.000
2.300.000.000
663.903.376
BUMN Peduli :
a. Dana/sisa dana tersedia
b. Penyisihan dana
371
Keterangan :
1. Direktur SDM dan Umum adalah Direktur
Pembina PKBL.
2. Divisi Bina Lingkungan Perusahaan berada
dua tingkat di bawah Direktur dengan
komposisi sebagai berikut:
a. VP Bina Lingkungan.
b. Manajer PKBL.
c. Manajer CSR
d. FP PKBL (2 Orang)
e. FP CSR (1 Orang)
f. Staf (5 orang).
3. Unit PKBLD (Program Kemitraan dan
Program Bina Lingkungan Daerah) adalah
pelaksana teknis di daerah yang terdiri
dari 11 Unit PKBLD berkedudukan di
Kantor Divisi Regional dan 15 Unit PKBLD
berkedudukan di Kantor Pos di ibukota
propinsi.
4. Jumlah pegawai yang bertugas di tingkat
Pusat sebanyak 10 orang sedangkan di
Wilayah sebagai pelaksana teknis (Unit
PKBLD) sebanyak 46 orang, yang tersebar
di Kantor-Kantor Area Pos dan Kantor pos
di seluruh Indonesia, dengan komposisi
rata-rata 1 (satu) orang Ka.Unit dan 1 (satu)
orang pegawai pelaksana.
372
Description:
1. Director of human resources and Director
General is Builder-PKBL. Community
Development
2. Division of the company are two levels below
Directors with the following composition:
a. VP Of Community Development.
b. Manager Of PKBL.
c. managers CSR,
d. FP-PKBL (2 people)
e. FP CSR
f. staff (5 people).
3. Unit PKBLD (Partnership Program and Local
Community Development Program) is the
technical implementers in the area consisting
of 11 PKBLD Units based at the Regional
Division Offices and 15 Units based at PKBLD
Kantor Pos in the provincial capital.
4. Number of employees on duty at the central
level as many as 10 people while in the region
as a technical implementers (units PKBLD) as
many as 46 people, scattered in the Area Post
offices and post offices throughout Indonesia,
with an average of 1 (one) person Ka. units
and one (1) Executive employees.
3. Informasi Pelaksanaan
PKBL tahun 2014
Kerja
dan
No
Uraian
RKA 2014
Realisasi
Semester
I/2014
Prognosa
Semester
II/2014
Prognosa
2014 /
Prognosis
2014
Pencapaian
% / Attainment%
6=4+5
7=6:3
6 = 4+5
7=6:3
Description
Funds Available
A
Starting Balance
Dana Tersedia
Saldo Awal
Penerimaan
a. Penyisihan dari Laba
b. Penggantian Defisit
c. Angsuran Pokok Pinjaman
d. Lain-lain
Jumlah Dana Tersedia
Acceptance
14,403.72
14,904.27
16,189.72
14,904.27
103.48
5,016.00
27,706.25
10,580.44
11,125.00
21,705.44
78.34
d. others
Use Of Funds
47,125.97
25,484.70
27,314.72
36,609.70
77.68
Penggunaan Dana
30,000.00
9,405.00
Hibah
3,000.00
863.27
Lain-lain
92.97
33,000.00
10,361.24
13,728.00
24,089.24
73.00
Income
14,125.97
15,123.46
13,586.72
12,520.46
88.63
Loan Services
Pendapatan
Jasa Pinjaman
Bunga Deposito
Jasa Giro
Lain-lain
22,005.00
73.35
Grants
Others
1,128.00
1,991.27
66.38
92.97
Deposit Rates
4,176.50
1,678.58
1,500.00
3,178.58
76.11
Giro Service
500.00
553.54
600.00
1,153.54
230.71
Others
2.00
2.00
2.00
100.00
Operating Expenses
Jumlah Pendapatan
4,678.50
2,232.12
2,102.00
4,334.12
92.64
Surplus/Deficit (D-E)
Beban Operasional
2,771.00
1,154.04
1,265.00
2,419.04
87.30
Investment Expenses
Surplus/Defisit (D-E)
1,907.50
1,078.09
837.00
1,915.09
100.40
Pengeluaran Investasi
80.00
11.83
20.00
31.83
39.78
15,953.47
16,189.72
14,403.72
14,403.72
90.29
373
b.
Uraian
RKA 2014
Realisasi
Semester
I/2014
Prognosa
Semester
II/2014
Prognosa 2014
Prognosis 2014
Pencapaian % The
Achievement
6=4+5
7=6:3
Pendapatan
No
Income
a.
Jasa Pinjaman
3,663.00
1,678.58
1,500.00
3,178.58
86.78
a. Loan Services
b.
Bunga Deposito
1,499.60
553.54
600.00
1,153.54
76.92
b. deposit rates
c.
Jasa Giro
2.00
2.00
2.00
100.00
c Giro Service.
d.
Lain-lain
d. others
5,164.60
2,232.12
2,102.00
4,334.12
83.92
Number 1
1,150.00
401.46
500.00
901.46
78.39
Load
150.00
43.80
50.00
93.80
62.54
a. Coaching
1,497.44
590.53
600.00
1,190.53
79.50
Pemeliharaan
288.24
78.32
75.00
153.32
53.19
c. public administration
and
Sewa
135.00
39.92
40.00
79.92
59.20
d. Maintenance
31.50
10.00
10.00
31.75
e. Rent
f. Retraction
g. allowance for
Jumlah 2
3,252.18
1,154.04
1,275.00
2,429.04
74.69
h. other Expenditure
Surplus/Defisit (1-2)
1,912.42
1,078.09
827.00
1,905.09
99.62
Number 2
62.97
51.70
60.66
56.04
89.00
Suurplus/Deficit (1-2)
Jumlah 1
2
Beban
Pembinaan
Upah tenaga kerja harian/honorer
Administrasi dan umum
Penyusutan
Penyisihan
Pengeluaran Lainnya
No
Uraian
RKA 2014
Realisasi
Semester
I/2014
Prognosa
Semester
II/2014
Prognosa
2014
Prognosis 2014
Pencapaian %
The Achievement Of %
6=4+5
7=6:3
Kendaraan Bermotor
Description
Motor Vehicles
a.
Roda 2
b.
Roda 4
b. the 4 Wheel
Description
a. Wheel 2
Inventaris Kantor
80
11.83
20.00
31.83
39.78
Office Inventory
80
11.83
20.00
31.83
39.78
Amount of investment (1 + 2)
374
RKA 2014
a.
Industri
b.
Perdagangan
c.
Pertanian
Prognosa s.d
2014
Tercapai (%)
Achieved (%)
6=3+4+5
7=6:2
Business Sectors
7,781
7,579
35
45
7,659
98.43
22,449
21,968
91
100
22,159
98.71
Industry
Trade
694
684
689
99.28
Agriculture
d.
Peternakan
1,196
1,186
1,191
99.58
Farm
e.
Perkebunan
351
340
346
98.58
Plantation
f.
Perikanan
g.
Jasa
h.
837
814
10
827
98.81
Fisheries
8,559
8,287
57
105
8,449
98.71
Services
Lainnya
921
921
921
100.00
Other
Jumlah
42,788
41,779
275
42,241
98.72
The Amount Of
187
Unit PKBLD
RKA 2014
Real Smt
I/14
Pecapaian
Achievement
7=4+5+6
8=7:3
NAD
1,225
1,205
10
1,215
Sumut
1,700
1,652
10
1,662
99.18
97.76
Sumbar
1,904
1,833
16
15
1,864
97.90
Riau
1,518
1,467
10
1,478
97.36
Jambi
1,319
1,261
10
10
1,281
97.12
10
1,344
96.97
15
1,174
96.31
1,331
97.01
Bengkulu
1,386
1,326
Sumsel
1,219
1,159
Lampung
1,372
1,319
12
DKI
1,495
1,440
10
1,457
97.46
10
Jabar
2,655
2,592
10
15
2,617
98.57
11
Jateng
2,903
3,215
12
15
3,242
98.72
12
DIY
1,452
1,382
17
15
1,414
97.38
13
Jatim
2,666
2,599
12
15
2,626
98.50
14
Bali
1,171
1,115
10
1,131
96.58
15
NTB
1,577
1,519
10
10
1,539
97.59
16
NTT
1,053
997
10
1,015
96.39
17
Kalbar
1,252
1,180
12
15
1,207
96.41
18
Kalteng
1,601
1,531
10
15
1,556
97.19
19
Kaltim
1,532
1,480
15
1,495
97.58
20
Kalsel
1,846
1,787
11
10
1,808
97.94
21
Sulut
2,090
2,037
2,045
97.85
22
Sulteng
2,000
1,943
10
1,960
98.00
10
97.77
23
Sultra
1,660
1,603
10
1,623
24
Sulsel
1,779
1,734
10
1,744
98.03
25
Maluku
1,142
1,132
10
1,142
100.00
26
Papua
1,271
100.00
275
42,241
97.85
Jumlah
1,271
1,271
42,788
41,779
187
375
Propinsi
Industri
Perdagangan
RKA 2014
f.
Real Smt
1/2014
Prognosa Smt
II/2014
Prognosa s.d
2014
Tercapai (%)
7,781
7,579
35
45
7,659
98.43
22,449
21,968
91
100
22,159
98.71
Pertanian
696
684
689
99.28
Peternakan
1,194
1,186
1,191
99.75
Perkebunan
351
340
346
98.58
Perikanan
837
814
10
827
98.81
Jasa
8,559
8,287
57
105
8,449
98.71
921
100.00
187
275
42,241
98.73
Lainnya
921
921
Jumlah
42,788
41,779
Propinsi / Province
Realisasi Smt
I/2014
RKA 2014
Prognosa Smt
II/2014
Prognosa
2014
Pencapaian (%)
NAD
375
500
500
Sumut
1,250
500
500
40.00
Sumbar
1,500
845
600
1,445
96.33
Riau
1,500
100
500
600
40.00
Jambi
1,250
410
600
1,010
80.80
Bengkulu
1,625
320
600
920
56.62
Sumsel
1,750
700
700
40.00
Lampung
1,625
455
455
28.00
DKI
1,500
370
700
1,070
71.33
10
Jabar
1,625
565
600
1,165
71.69
11
Jateng
1,625
690
700
1,390
85.54
12
DIY
1,500
775
600
1,375
91.67
13
Jatim
1,500
610
700
1,310
87.33
14
Bali
1,500
355
600
955
63.67
15
NTB
1,250
560
500
1,060
84.80
16
NTT
1,500
475
500
975
65.00
17
Kalbar
1,875
560
600
1,160
61.87
18
Kalteng
1,875
530
500
1,030
54.93
19
Kaltim
1,250
500
500
40.00
20
Kalsel
1,250
500
500
1,000
80.00
21
Sulut
1,750
590
590
33.71
22
Sulteng
1,500
300
500
800
53.33
23
Sultra
1,250
395
600
995
79.60
24
Sulsel
1,250
500
500
40.00
25
Maluku
1,500
26
Papua
27
Pusat
Jumlah
376
36,375
9,405
12,600
22,005
60.49
Uraian
RKA 2014
Pendidikan/Pelatihan
Pemagangan
Penelitian dan
Pengembangan
Realisasi Smt
I/2014
Prognosa
Smt II/2014
Prognosa
2014
Terpakai (%)
Description
6=4+5
7=6:3
1,300.00
294.65
448.00
-
1,200.00
568.63
680.00
1,248.63
3,000.00
863.27
1,128.00
1,991.27
500.00
Jumlah
i. Kolektibilitas
sisa
(dalam juta rupiah).
pinjaman
742.65
i.
internship
104.05
Pinj. Khusus
Special Loans
Pinj. Khusus
Special Loans
66.38
The Amount Of
Pinjaman
Umum
Public Lending
Description
Kolektibilitas:
23,696
27,719
3,420
3,420
778
628
Current Receivables
-
75,088
446
72,364
446
Bad Receivables
102,983
446
104,132
446
Quantity 1
Troubled loans:
39,098
38,248
9,108
9,108
48,206
47,356
Total (1+2)
Pinjaman bermasalah:
Jumlah 2
Education/Training
57.13
Kolektibilitas:
Piutang Lancar
151,188
446
151,487
Not collectible
Natural disasters and the
damage
Quantity 2
446
Total (1+2)
377
j. Kinerja.
No
1
j. Performance.
Realisasi Smt
I/2014
Realization Smt
I/2014
Uraian
Description
Effectivity level of funds
distribution
x 100%
10,268
27,163
37.80
23,996
39,788
60.31
22.51
Distributed funds
Tingkat Kolektibilitas
pinjaman
Rata-rata
tertimbang
kolektibitas
Pinjaman
yang disalurkan
x 100%
25,178
102,407
24.59
30,714
104,578
29.37
Total Skor(1+2)
k.
4.78
Loan Collectability Score
Total Score (1+2)
Prognosa Smt
II/2014
Prognosa 2014
Sumber Dana
Saldo Awal
b.
Sumbangan
Pembina
x 100%
Realisasi Smt
I/2014
RKA 2014
Distributed loans
Description
Sumber Dana
x 100%
Collectability
weighted mean
Uraian /
Funds available
Kenaikan
Ascension
Tingkat efektifitas
penyaluran dana
Dana yang Disalurkan
Prognosa 2014
Prognosis 2014
dari
BUMN
656,861,942
813,903,376
1,274,928,376
178.15
a. starting balance
715,642,300
656,861,942
813,903,376
1,274,928,376
178.15
A Number Of Sources Of
Funds
715,642,300
656,861,942
813,903,376
1,274,928,376
178.15
a. Funds Available
2
a.
Dana Tersedia
b.
Penggunaan Dana
1.
50,000,000
31,100,000
31,100,000
62.20
2.
Bantuan Pendidikan/pelatihan
50,000,000
20,000,000
20,000,000
40.00
2. Educational/Training Assistance
3.
100,000,000
30,000,000
30,000,000
30.00
3. Health Enhancement
Assistance
4.
Pengembangan Prasarana
Umum
50,000,000
925,000
50,000,000
50,925,000
101.85
4. development of Public
Infrastructure
5.
50,000,000
329,000,000
329,000,000
658.00
6.
50,000,000
7.
250,000,000
100,000,000
50,000,000
150,000,000
8.
Beban Operasional
600,000,000
461,025,000
150,000,000
611,025,000
101.84
115,642,300
195,836,942
663,903,376
663,903,376
574.10
BUMN Peduli
a
b. use of funds
378
BUMN care
Funds/remaining funds
available
Allowance funds
The Amount Of Funding
BUMN Care
Kolektibilitas
Lancar
Kurang Lancar
Diragukan
Rp
2012
2013
2014
Collectibility
1.228.118.000
4.374.345.778
4.188.811.000
Smoothly
696.070.300
1.714.777.890
1.048.544.000
Less Smoothly
181.283.000
342.230.000
322.984.000
It Is Doubtful
Macet
4.499.629.528
2.875.806.465
1.692.778.192
Bogged Down
Jumlah
6.605.100.828
9.307.160.133
7.183.117.192
The Amount Of
Rencana
Penyaluran
Dana
Program
b.
Kemitraan
1. Rencana Sumber dan Penggunaan
Dana (dalam juta rupiah)
379
No
Prognosa
2014
Uraian
RRKA 2015
Kenaikan
BSU
Dana Tersedia
Saldo Awal
Penerimaan
Description
%
Funds Available
14,904.27
14,403.72
(500.54)
(3.36)
Initial Balance
Revenue
Provisions of Interest
a.
b.
Penggantian Difisit
Deficit Replacement
21,705.44
28,881.80
7,176.36
33.06
c. Angsuran Pokok
Pinjaman
d.
Lain-lain
Others
36,609.70
43,285.52
6,675.81
18.24
Penggunaan Dana
22,005.00
28,000.00
5,995.00
27.24
Hibah
1,991.27
2,800.00
1,008.73
50.66
Grants
Lain-lain
92.97
(92.97)
(100.00)
Others
24,089.24
30,800.00
6,910.76
28.69
12,520.46
12,485.52
(234.94)
(1.88)
Funds Source
Pendapatan
Jasa Pinjaman
3,178.58
3,630.00
451.42
14.20
1,153.54
1,499.60
346.06
30.00
Deposits Interest
2.00
2.00
Clearing Services
Bungan Deposito
Jasa Giro
Lain
Jumlah Pendapatan
Revenue
Others
4,334.12
5,131.60
797.48
18.40
Total Revenue
Operational Expenses
Beban Operasional
2,419.04
3,220.68
801.64
33.14
Surplus/Defisit (D-E)
1,915.09
1,910.92
(4.16)
(0.22)
Surplus/Deficit (D-E)
Pengeluaran Investasi
31.83
150.00
118.18
371.33
Investment Disbursement
14,403.72
14,246.44
(157.28)
(1.09)
Prognosa 2014
Pragnosis 2014
Uraian
Baru /
New
Description
Income
Jasa pinjaman
3,178.58
6,630.00
3,451.42
108.58
Loan Service
b.
Bunga Deposito
1,153.54
1,499.60
346.06
30.00
Interest of deposit
c.
Jasa Giro
2.00
2.00
Clearing service
d.
Lain-lain
4,334.12
8,131.60
3,797.48
Jumlah 1
Others
87.62
Bebas
Total 1
Miscellaneous
a.
Pembinaan
b.
901.46
1,150.00
248.54
27.57
Training
93.80
150.00
56.20
59.91
1,190.53
1,497.44
306.91
25.78
153.32
288.24
134.92
88.00
Maintenance
c.
d.
Pemeliharaan
e.
Sewa
79.92
135.00
55.08
68.92
Rent
f.
Penyusutan
10.00
31.50
21.50
215.00
Depreciation
g.
Penyisihan
Disbursement
h.
Pengeluaran lainnya
Other Expenses
2,429.04
3,252.18
823.14
33.89
Total 2
1,905.09
4,879.42
2,974.34
156.13
Surplus/Defisit=1-2
56.04
39.99
(16.05)
(28.64)
Jumlah 2
3
Surplus/Defisit= 1-2
380
Kenaikan
RRKA
2015
Pendapatan
a.
3) Rencana Investasi
No
1
3) Investment Plans
Prognosa 2014
Pragnosis 2014
Uraian
RRKA
2015
Kenaikan
Increasement
Bsu
Description
Kendaraan Bermotor
Vehicles
a.
Roda 2
2 wheels
b.
Roda 4
4 wheels
Number of Vehicles
Inventaris Kantor
Jumlah Investasi (1+2)
31.83
150.00
118.18
371.33
Office Inventory
31.83
150.00
118.18
371.33
Total Investment(1+2)
Sektor Usaha
Prognosa 2014
Pragnosis 2014
Penambahan 2015
Addition 2015
RKA 2015
Pencapaian
Achievement
%
1.59
338.84
Description
a.
Industri
7,659
122
7,781
b.
Perdagangan
22,159
290
22,449
1.31
291.14
c.
Pertanian
689
694
0.73
d.
Peternakan
1,191
1,196
0.42
309.76
e.
Perkebunan
346
351
1.45
f.
Perikanan
g.
Jasa
h.
827
10
837
1.21
425.00
8,449
110
8,559
1.30
469.30
Lainnya
921
921
Jumlah
42,241
545
42,786
1.29
343.32
3,000
261.61
39,375
335.34
Pembinaan MB
3,000
Jumlah Semua
39,375
381
No
Unit PKBLD
Penambahan 2014
RKA 2015
% Kenaikan
NAD
1,215
16
1,231
1.32
Sumut
1,662
26
1,688
1.56
Sumbar
1,864
26
1,890
1.39
Riau
1,478
24
1,502
1.62
Jambi
1,281
18
1,299
1.41
Bengkulu
1,344
18
1,362
1.34
Sumsel
1,174
23
1,197
1.96
Lampung
1,331
18
1,349
1.35
DKI
1,457
26
1,483
1.78
10
Jabar
2,617
26
2,643
0.99
11
Jateng
3,242
26
3,268
0.80
12
DIY
1,414
18
1,432
1.27
13
Jatim
2,626
26
2,652
0.99
14
Bali
1,131
22
1,153
1.95
15
NTB
1,539
22
1,561
1.43
16
NTT
1,015
20
1,035
1.97
17
Kalbar
1,207
26
1,233
2.15
18
Kalteng
1,556
22
1,578
1.41
19
Kaltim
1,495
22
1,517
1.47
20
Kalsel
1,808
22
1,830
1.22
21
Sulut
2,045
22
2,067
1.08
22
Sulteng
1,960
20
1,980
1.02
23
Sultra
1,623
22
1,645
1.36
24
Sulsel
1,744
18
1,762
1.03
25
Maluku
1,142
16
1,158
1.40
26
Papua
Jumlah / Total
382
Prognosa 2014
1,271
1,271
42,241
545
42,786
1.29
c.
No
Uraian
RRKA 2015
MB
Pendidikan / Pelatihan
Pemagangan
547
700.00
50
540.00
115
1,560.00
712
2) Kegiatan
Binaan
No
pembinaan
Uraian Kegiatan
1.
2.
Jumlah
3.
Bsu
3
2,800.00
Mitra
RKA 2015
MB / TP
526
Total
Activity Description
Bsu (Rp)
900.000.000
a. Inacraf
15
200.000.000
Inacraf
b. PKBL BUMNExpo
15
200.000.000
c. Ramadhan Fair
15
200.000.000
Ramadhan Fair
d. Indocraft
15
200.000.000
Indocraft
e. Gelar KUKM
15
200.000.000
Gelar KUKM
f. Regional
40
560.000.000
Regional
Pemagangan/Studi banding
50
540.000.000
Apprenticeship/Comparative Study
691
2.800.000.000
Total
Jumlah / Total
383
No.
Sektor Usaha
Business Sector
Lokasi / Location
Cluster
MB / TP
Jumlah TK
Total of TK
1.
Semarang
Perikanan
20
2.
Jawa Barat
Jasa
20
50
40
100
Jumlah
384
Jumlah / Total
50
b. Rencana Penyaluran
Bina Lingkungan.
Dana
Uraian
Prognosa 2014
RKA 2015
Saldo Awal
1,274,928,376
663,903,376
52.07
Penyisihan Laba
1,274,928,376
663,903,376
52.07
-
Dana Tersedia
1,274,928,376
663,903,376
52.07
31,100,000
250.00
Penggunaan Dana
1. Bantuan Korban Bencana Alam
2. Bantuan Pendidikan/Pelatihan
20,000,000
50,000,000
30,000,000
50,000,000
50,925,000
150,000,000
294.55
329,000,000
100,000,000
30.40
150,000,000
300,000,000
200.00
611,025,000
650,000,000
106.38
663,903,376
13,903,376
2.09
Perlindungan terhadap
Keselamatan Ketenagakerjaan
dan Kesehatan
I. Kebijakan
Manajemen PT Pos Indonesia
(Persero)
menghormati
dan
mengakui
hak-hak
pribadi
karyawan,
tidak
melakukan
diskriminasi atas dasar apapun dan
memberikan kesempatan yang sama
kepada seluruh karyawan untuk
berkembang dan memberikan yang
terbaik bagi perusahaan.
Hak dan kewajiban karyawan
dijamin oleh Perusahaan yang
dituangkan dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB).
385
386
Postal
management
Indonesia
provides for freedom of Association,
in the post of Indonesian along does
not conflict with the provisions of
the applicable legislation.
provision
of
means
The
of self-protection and fire
extinguishers.
Doing repeated periodically
against tera fire extinguishers,
according conditions.
387
388
Perlindungan Konsumen
Sesuai dengan karakteristik industrinya,
pelanggan PT Pos Indonesia (Persero) terbagi
menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Pelanggan
Ritel
adalah
masyarakat
perorangan yang menggunakan layanan jasa
PT Pos Indonesia (Persero). Karakteristik
pelanggan ini biasanya memanfaatkan
jasa pos tidak secara rutin dan transaksi
dilakukan di loket-loket Kantor Pos/Agen
Pos.
2. Pelanggan Korporat adalah pelanggan yang
menggunakan Jasa Pos yang bertindak
untuk dan atas nama perusahaannya,
dengan frekuensi penggunaan Jasa Pos
cenderung rutin dalam setiap bulan, yang
dikuatkan dengan adanya Perjanjian
Kerja Sama (PKS) dan memiliki Account di
Kantor Pos (Giro Pos), misalnya antara lain
: PT Taspen, Asabri, Pertamina, Pegadaian,
Telkom, PLN, PDAM dll.
c.
Customer Protection
According to the characteristics of the industry,
the customer, PT Pos Indonesia (Persero) is divided
into three groups, namely:
1. Retail customers is a community of individuals
who use the services of Indonesia postal
service. This is usually the customers take
advantage of the characteristics of the postal
service is not routine and secarfa transactions
carried out on the counter-the counter of the
post office/Agenpos.
2. Korporatadalahpelanggan customers who
use postal services acting for and on behalf
of his company, with a frequency of use of
the postal service tend to be routine in each
month, which is strengthened by the existence
of an agreement of cooperation (MCC) and
have an Account at the post office (Giropos),
for example among others: PT Taspen Office,
Asabri, Pertamina, pawn shops, Telkom, PLN,
PDAM etc.
389
I. Kebijakan
4. Kebijakan terhadap Pelanggan
Perusahaan menghormati hakhak pelanggan sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
Perusahaan memenuhi komit
men
nya dari segi tarif, kualitas,
waktu tempuh kiriman, jaminan
produk
maupun
layanan
purna jual sesuai ketentuan
perusahaan, peraturan dan
perundangan yang berlaku;
Perusahaan memberikan layan
an yang sama kepada semua
pelanggan;
Manajemen perusahaan tidak
diperkenankan memberi atau
menerima
segala
bentuk
imbalan, baik langsung maupun
tidak langsung;
I. Policy
1. policy against Customers
The company respects the rights of
the customer in accordance with
the regulations;
The company fulfill its commitment
of segitarif, quality, takes delivery
of product, guarantee or aftersales service in accordance with
the legislation, regulations, and
company;
Companies providing the same
service to all customers;
Management of the company is
not allowed to give or receive any
kind of reward, either directly or
indirectly;
390
Jenis Produk
Product Type
2014
1.
72
74,2
2.
Pos Express
71
75
3.
b.
70,6
73,2
71,2
74,3
1.
73,61
65,54
2.
Weselpos
75,95
66,68
Weselpos
74,78
66,11
71,05
82,6
2.
Pos Express
71,05
84,6
Express Post
3.
71,05
75,6
71,05
82,2
391
392
2. Informasi Produk
Jenis layanan yang diberikan PT
Pos Indonesia (Persero) merupakan
produk jasa, sebagai solusi bagi
kebutuhan konsumen, yang disajikan
dalam beberapa level layanan, yaitu
standar, prioritas, dan perlakuan
khusus. Layanan dengan level standar
dan prioritas dikirim dalam bentuk
mass product, sedangkan layanan
dengan perlakuan khusus dikirim
sesuai dengan permintaan pelanggan
(negotiable) yang tertuang dalam
perjanjian dengan pelanggan. Informasi
produk yang berkaitan dengan jaringan
layanan, bentuk dan ukuran, jadwal
keberangkatan dan waktu sampainya
kiriman, serta tarif dituangkan pada
brosur produk, papan pengumuman di
ruang umum (vestibule) di setiap Kantor
pos, dan website (www.posindonesia.
co.id), serta dapat dilakukan jejak
lacak (track and trace) oleh pelanggan
melalui aplikasi e-post pada www.
posindonesia.co.id.
2. Product Information
Type of services provided Postal services
is a product of Indonesia, as a solution
for the needs of consumers, served
in several levels of service, namely,
standard, priority, and special treatment.
The service level standards and priorities
submitted in the form of a mass product,
whereas the service with special
treatment delivered in accordance with
the customers request (negosiable),
which is contained in the agreement
with the customer. Product information
related to the service network, shape and
size, the schedule departure time and
mistakes in delivery, as well as tariffs on
the product brochure, poured a bulletin
board in the public space (vestibule) in
every post office, and a website (www.
posindonesia.co.id), and can be done a
trace track (track and trace) by customers
through the application of e-post at
www.posindonesia.co.id.
393
Perlindungan Lingkungan
Environmental Conservation
I. Kebijakan
PT Pos Indonesia (Persero) memiliki
komitmen
yang
tinggi
terhadap
lingkungan,
yang
tertuang
melalui
kebijakan strategis, yaitu Keberpihakan
kepada lingkungan. Konsep peduli
lingkungan menjadi landasan bagi PT
Pos Indonesia (Persero) dalam mengelola
lingkungan.
Perusahaan
menerapkan
strategi pengelolaan lingkungan yang
bersifat preventif dan terpadu pada proses
produksi dengan tujuan mengurangi risiko
terhadap manusia dan lingkungan. Hal ini
mengacu pada Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup serta untuk
menunjukkan komitmen perusahaan pada
pelestarian dan perlindungan lingkungan.
I. Policy
PT Pos Indonesia (Persero) has a high
commitment to the environment, which
are related through strategic policy, namely
Alignments to the environment. The concept
of care for the environment is becoming the
Foundation for PT Pos Indonesia (Persero)
to manage the environment. The company
implemented the strategy of preventive
environmental management and integrated
in the production process with the aim of
reducing risks to man and the environment.
This refers to Act No. 32 of 2009, on
the protection and management of the
environment as well as to demonstrate the
companys commitment to the preservation
and protection of the environment.
394
1. Coffee
Morning
&
Knowledge
Management
Coffee Morning is the meeting and
information
disclosure
between
leadership and employees in the postal
Area and Office Kantorpos Examiner
(Kprk), carried out at least once a month.
At Headquarters, a similar activity was
organized with the term Knowledge
Management
(Incestuous
Forum
Suggestions) . At the event, the Board
of Directors and management units
or convey the exposure relating to the
395
396
397
400
401
Daftar Isi
Contents
Halaman/
Page
Independent Auditors Report
1-2
5-6
7 - 91
402
403
404
405
Catatan/
Notes
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
2c,2e,2p,5,30
Investasi pada
surat berharga
2c,6
Piutang usaha - setelah
dikurangi cadangan
piutang tidak tertagih
sebesar
Rp40.816.764.703
pada 31 Desember 2014,
Rp26.085.843.779
pada 31 Desember 2013
dan Rp17.028.296.359
pada 31 Desember 2012
2c,2d,2e,7
Persediaan aset
real estat
2r,8
Pendapatan yang masih
harus diterima
2c,4,9
Pajak dibayar di muka
2o,17a,33
Aset lancar lainnya
2c,2g,2f,10
2014
2013
2012
ASSETS
CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents
2.765.107.547.733
3.683.962.489.777
2.961.068.742.854
231.174.769
2.573.613.549
458.245.173.991
480.808.307.685
351.236.281.769
3.447.374.225
Investment in securities
Trade receivables - net of
allowance for
uncollectible
amounts of
Rp40,816,764,703 as of
December 31, 2014 and
Rp26,085,843,779
as of December 31, 2013
Rp17,028,296,359
as of December 31, 2012
Real estate
asset inventories
100.782.491.549
8.677.060.960
317.696.570.368
75.123.728.503
3.881.160.696
261.223.714.410
117.470.045.758
1.261.578.447
188.298.256.987
Accrued income
Prepaid taxes
Other current assets
3.653.956.218.826
4.505.230.575.840
3.621.908.519.364
11
175.000.000.000
2o,17e,34
492.243.948
15.701.241.067
2h,2i,12
2i,2j,13
2k,12,14
2o,17d
15
712.566.073.604
236.571.359.018
38.935.841.794
149.830.263.988
52.450.725.896
618.240.641.427
234.796.469.355
42.464.615.460
123.956.671.756
37.466.394.699
515.201.937.104
240.106.394.574
42.400.186.826
109.660.727.160
31.129.187.858
TOTAL ASET
TIDAK LANCAR
1.365.846.508.248
1.056.924.792.697
954.199.674.589
TOTAL ASET
5.019.802.727.074
5.562.155.368.537
4.576.108.193.953
TOTAL ASSETS
Catatan/
Notes
2014
2013
2012
2c,2d,2e,16,34
2o,17b
2c,18,34
2.462.636.432.110
35.931.409.152
587.661.520.731
3.126.263.071.774
58.176.012.663
820.884.282.580
2.709.480.944.319
48.177.031.370
337.602.279.719
2c,22,19
2c,2l,34
150.000.000.000
104.128.671.116
96.172.160.803
150.000.000.000
99.400.000.000
LIABILITAS
JANGKA PANJANG
Pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh
tempo dalam waktu
satu tahun:
Pinjaman bank
Utang pembiayaan
konsumen
Liabilitas imbalan kerja
Liabilitas jangka
panjang lainnya
Liabilitas pajak tangguhan
40.000.000.000
20.000.000.000
65.187.500.000
4.264.322.054
3.769.767.964
Current maturities of
long-term loans:
Bank loans
Consumer financing
liabilities
3.384.622.355.163
4.125.265.295.784
3.409.847.755.408
TOTAL CURRENT
LIABILITIES
2c,22
TOTAL LIABILITAS
JANGKA PENDEK
CURRENT LIABILITIES
Trade payables
Taxes payable
Other payables
Short-term
bank loan
Short-term provision
NON - CURRENT
LIABILITIES
75.000.000.000
60.000.000.000
70.000.000.000
4.218.457.146
457.004.980.844
8.335.149.897
369.162.360.918
309.314.040.876
22.705.797.198
191.579.842
22.705.797.198
322.975.847
22.705.797.198
-
TOTAL LIABILITAS
JANGKA PANJANG
559.120.815.030
460.526.283.860
402.019.838.074
TOTAL LIABILITAS
3.943.743.170.193
4.585.791.579.644
3.811.867.593.482
TOTAL LIABILITIES
EKUITAS
Modal saham nilai nominal
Rp1.000.000
per saham
Modal dasar 1.500.000
saham,
Modal ditempatkan dan
disetor penuh
455.023 saham
Setoran modal lainnya
Saldo laba
Komponen ekuitas lainnya
Kepentingan non pengendali
2c,22
2q,23
2c,17d
EQUITY
Capital stock Rp1,000,000 par
value per share
Authorized
1,500,000 shares,
25
26
2b,25b
455.023.000.000
651.936.128.454
(30.899.571.573)
455.023.000.000
551.900.773.346
(1.371.977.210)
(29.188.007.243)
425.000.000.000
30.023.000.000
340.359.439.948
(1.608.494.680)
(29.533.344.797)
TOTAL EKUITAS
1.076.059.556.881
976.363.788.893
764.240.600.471
TOTAL EQUITY
5.019.802.727.074
5.562.155.368.537
4.576.108.193.953
407
Catatan/
Notes
2014
2013
PENDAPATAN BERSIH
2d,2n,27,35
4.360.550.345.688
4.174.896.150.637
Beban usaha
Pemasaran
Umum dan administrasi
2d,2n,28,35
(93.706.523.704)
(4.096.002.756.413)
(101.447.548.438)
(3.757.159.476.787)
(4.189.709.280.117) (3.858.607.025.225 )
42.423.445.501
(18.923.025.678)
25.750.847.256
(36.024.744.517)
LABA USAHA
194.341.485.394
306.015.228.151
Pendapatan keuangan
Beban keuangan
32.521.546.403
(25.492.488.650)
32.798.573.894
(21.815.929.843)
201.370.543.147
316.997.872.202
2n,29,35
2n,27,33
NET REVENUE
Operating expenses
Marketing
General and administrative
Total operating expenses
Other income
Other expenses
INCOME FROM OPERATIONS
Finance income
Finance cost
INCOME BEFORE INCOME
TAX BENEFIT
(67.604.728.568)
26.004.988.235
(84.835.438.000)
13.972.968.750
(41.599.740.333)
(70.862.469.250)
LABA BERSIH
159.770.802.814
246.135.402.952
NET INCOME
236.517.470
159.770.802.814
246.371.920.422
TOTAL COMPREHENSIVE
INCOME
2o,17c
2o,17d
Laba bersih
yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
161.482.367.144
(1.711.564.330)
245.790.065.398
345.337.554
Net income
attributable to:
Owners of the parent entity
Non-controlling interests
TOTAL
159.770.802.814
246.135.402.952
TOTAL
161.482.367.144
(1.711.564.330)
246.026.582.868
345.337.554
TOTAL
159.770.802.814
246.371.920.422
TOTAL
409
455.023.000.000
651.936.128.454
161.482.367.144
(61.447.012.036)
551.900.773.346
245.790.065.398
(34.248.732.000)
340.359.439.948
Saldo laba
(defisit)/
Retained earnings
(deficit)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.
25
Total laba
komprehensif tahun
berjalan
Pelepasan aset keuangan
tersedia untuk dijual
455.023.000.000
25
25
(30.023.000.000)
30.023.000.000
Pembayaran dividen
Total laba
komprehensif tahun
berjalan
30.023.000.000
-
25
Tambahan modal
disetor
425.000.000.000
Modal saham/
Capital stock
Pembayaran dividen
25
Catatan/
Notes
Tambahan
modal disetor
lainnya/
Other paid in
capital
1.371.977.210
(1.371.977.210)
236.517.470
(1.608.494.680)
Aset keuangan
tersedia
untuk dijual/
Unrealized loss
on change in
fair value of
available for sale
financial assets
(30.899.571.573)
(1.711.564.330)
(29.188.007.243)
345.337.554
(29.533.344.797)
1.076.059.556.881
1.371.977.210
159.770.802.814
(61.447.012.036)
976.363.788.893
246.371.920.422
(34.248.732.000)
764.240.600.471
Jumlah ekuitas/
Total equity
1.106.959.128.454
1.371.977.210
161.482.367.144
(61.447.012.036)
1.005.551.796.136
246.026.582.868
(34.248.732.000)
793.773.945.268
Jumlah/
Total
Kepentingan non
pengendali/
Non-controlling
interest
Balance as of
December 31, 2014
Total comprehensive
income current year
Disposal available for sale
financial assets
Divident payment
Balance as of
December 31, 2013
Additional
paid-in capital
Total comprehensive
income current year
Divident payment
Additional
paid-in capital
Balance as of
December 31, 2012
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan/
Notes
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI
Total laba komprehensif
tahun berjalan
Penyesuaian untuk rekonsiliasi
laba komprehensif dan
kas bersih diperoleh dari
aktivitas operasi:
Penyusutan aset tetap
dan properti investasi
Amortisasi dan penyusutan
aset tidak lancar lainnya
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Beban imbalan kerja
Pengurangan aset tetap
Rugi pelepasan investasi
tersedia untuk dijual
Laba dari operasi sebelum
perubahan aset dan liabilitas
2014
2013
201.370.543.147
317.234.389.672
28
112.068.260.221
80.136.673.350
28
9.613.008.574
4.383.611.669
10.241.973.484
240.445.477.811
-
10.493.816.625
177.312.037.335
2.422.626.655
1.371.977.210
575.111.240.445
591.983.155.306
(405.581.573.728)
Pembayaran manfaat
Pembayaran pajak penghasilan
(152.602.857.883)
(91.579.717.524)
(649.764.149.135)
7.832.212.769
(3.447.374.225)
(140.065.842.541)
-
(25.658.763.045)
(4.795.900.264)
(56.472.855.970)
42.346.317.255
13.081.658.818
(72.925.457.411)
(492.243.948)
(10.495.383.741)
(663.626.639.665)
1.730.385.444
7.956.510.314
(233.222.761.844)
(6.337.206.857)
416.782.127.457
5.528.580.379
(3.227.839.197)
483.282.002.856
1.330.447.496.065
(117.463.717.296)
(80.365.037.086)
1.132.618.741.683
Catatan/
Notes
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI
Perolehan aset tetap
Pengurangan aset tetap
Penambahan aset dalam penyelesaian
Perolehan properti investasi
Pengurangan investasi pada
surat berharga
Perolehan aset tak berwujud
Penambahan aset tak berwujud
Pengurangan aset tak berwujud
Investasi pada asosiasi
Kas Bersih Digunakan untuk
Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Peningkatan (penurunan)
pinjaman bank
Pembayaran
pinjaman bank
Peningkatan
pembiayaan konsumen
Pembayaran
pembiayaan konsumen
Pembayaran deviden
Kas Bersih Diperoleh (digunakan untuk)
dari Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN BERSIH KAS DAN
SETARA KAS
12
13
14
11
2014
2013
(122.356.299.770)
756.857.364
(91.217.547.988)
(98.000.000)
(140.625.852.017)
(29.110.115.916)
(1.537.629.000)
231.174.769
(1.468.909.912)
131.083.325
(175.000.000.000)
2.342.438.791
(13.462.522.480)
-
(389.021.642.212)
(182.393.680.622)
(205.187.500.000)
350.000.000.000
(165.000.000.000)
(3.774.778.661)
(61.447.012.036)
(34.248.732.000)
119.930.849.303
(227.331.314.138)
(918.854.942.044)
722.893.746.923
2.961.068.742.854
3.683.962.489.777
152.640.000
3.683.962.489.777
2.765.107.547.733
12.104.917.862
411
1.
1.
UMUM
a.
Pendirian Perseroan
a.
a.
b.
a.
b.
412
GENERAL
1.
1.
UMUM (lanjutan)
a.
b.
GENERAL (continued)
a.
b.
413
1.
1.
UMUM (lanjutan)
c.
c.
a.
Struktur Organisasi
Organizational Structure
a.
a.
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
414
GENERAL (continued)
f.
g.
h.
i.
j.
k.
1.
1.
UMUM (lanjutan)
c.
GENERAL (continued)
c.
Dewan Direksi
Board of Directors
The Composition of the Board of Directors
as of December 31, 2014 and 2013 are as
follows:
c.
2013
Budi Setiawan
Poernomo
Budi Setiawan
Tavip Parawansa
Febriyanto
Entis Sutisna
President Director
Finance Director
Director of Human Resources
and General Affairs
Setyo Riyanto
Agus F Handoyo
Ismanto
Budhi Setyawan
Budhi Setyawan
c.
Dewan Komisaris
d.
2014
2013
d.
Komite Audit
2014
e.
President Commissioner
Commissioner
Commissioner
Commissioner
Commissioner
Commissioner
Audit Comittee
The Composition of the Audit Committee
as of December 31, 2014 and 2013 is as
follows:
Ketua
Anggota
Anggota
Board of Commissioners
The Composition of the Board of
Commissioners as of December 31, 2014
and 2013 are as follows:
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
2013
Karyono Supomo
Muhammad Farkhan Supriyadi
Rofikoh Rokhim
Karyono Supomo
Muhammad Farkhan Supriyadi
Prihartono
e.
Karyawan
Chairman
Member
Member
Employees
The Company and Subsidiaries have
19,392
and
19,502
(un-audited)
employees as of December 31, 2014 and
2013, respectively.
10
415
1.
1.
UMUM (lanjutan)
c.
GENERAL (continued)
c.
d.
Subsidiaries Information
As of December 31, 2014 and 2013, the
percentage of ownership of the Company and
total assets of the Subsidiaries are as follows:
Tahun Usaha
Komersial Dimulai/
Year of Commercial
Operations Started
Persentase Kepemilikan/
Percentage of Ownership
2014
2013
Sebelum Eliminasi/
Total Assets in Millions Rupiah
Before Elimination
2014
2013
2001
51%
51%
23.119,32
27.933,72
2012
100%
100%
223.607,82
231.814,43
2013
99%
99%
108.156,10
99
1%
1%
1.092,49
416
20131)
11
2.
2.
SUMMARY
POLICIES
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Laporan
keuangan
konsolidasian
disusun
menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia. Laporan tidak dimaksudkan untuk
menyajikan posisi keuangan, hasil usaha dan arus
kas sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi
yang berlaku umum di negara dan yuridiksi yang
lain.
a.
a.
b.
Dasar Penyusunan
Konsolidasian
Laporan
Keuangan
b.
Principles of Consolidation
12
417
2.
2.
418
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
b.
ACCOUNTING
a.
a.
b.
b.
c.
kekuasaan
untuk
menunjuk
atau
mengganti sebagian besar direksi atau
organ pengatur setara dan mengendalikan
entitas melalui direksi atau organ tersebut;
atau
c.
d.
d.
a.
a.
b.
b.
c.
menghentikan
pengakuan
akumulasi
selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas,
bila ada;
c.
d.
d.
13
value
of
the
2.
2.
b.
c.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
b.
ACCOUNTING
e.
e.
value
of
any
f.
mengakui
setiap
perbedaan
dihasilkan sebagai keuntungan
kerugian sebagai laba rugi; dan
yang
atau
f.
g.
mereklasifikasi
bagian
induk
atas
komponen yang sebelumnya diakui
sebagai pendapatan komprehensif lain ke
laba rugi, atau mengalihkan secara
langsung ke saldo laba.
g.
Bagian
kepemilikan
pemegang
saham
minoritas atas aset neto Entitas Anak disajikan
sebagai Kepentingan Nonpengendali pada
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian. Hak
minoritas atas laba (rugi) neto Entitas Anak
pada Laporan Laba Rugi Komprehensif
Konsolidasian disajikan sebagai Laba/Rugi
Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan
kepada Kepentingan Nonpengendali.
c.
Aset Keuangan
Financial Assets
Pengakuan awal
Initial recognition
14
419
2.
2.
c.
420
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
c.
ACCOUNTING
Perseroan
dan
Entitas
Anak
mengklasifikasikan aset keuangannya
menjadi pinjaman yang diberikan dan
piutang dan aset keuangan tersedia untuk
dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan
perolehan aset keuangan tersebut.
Manajemen menentukan klasifikasi aset
keuangan tersebut pada saat awal
pengakuannya dan jika diperbolehkan dan
sesuai, akan dievaluasi kembali setiap
akhir tahun keuangan.
Subsequent measurement
15
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.
AKUNTANSI
YANG
setelah
pengakuan
(i)
awal
ACCOUNTING
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
Available-for-sale
assets
(AFS)
financial
16
421
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.
AKUNTANSI
YANG
setelah
pengakuan
(i)
awal
Available-for-sale
assets (continued)
(AFS)
financial
(ii)
422
ACCOUNTING
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
17
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.
AKUNTANSI
YANG
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
18
423
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.
AKUNTANSI
YANG
ACCOUNTING
424
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
(ii) Impairment
(continued)
of
Financial
Assets
19
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.
AKUNTANSI
YANG
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
Pengakuan awal
Initial recognition
Perseroan
dan
Entitas
Anak
mengklasifikasikan liabilitas keuangan
dalam kategori (a) liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi dan (b) liabilitas keuangan yang
diukur
dengan
biaya
perolehan
diamortisasi.
Liabilitas
keuangan
dihentikan
pengakuannya
ketika
kewajiban yang telah ditetapkan dalam
kontrak dihentikan atau dibatalkan atau
kedaluwarsa.
a.
a.
Financial liabilities at
through profit or loss.
fair
value
liabilitas
sebagai
20
425
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.
AKUNTANSI
YANG
ACCOUNTING
b.
426
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
21
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.
AKUNTANSI
YANG
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
Perseroan
dan
Entitas
Anak
menggunakan beberapa teknik penilaian
yang digunakan secara umum untuk
menentukan nilai wajar dari instrumen
keuangan, seperti opsi suku bunga dan
swap mata uang asing. Input yang
digunakan dalam teknik penilaian untuk
instrumen keuangan di atas adalah data
pasar yang dapat diobservasi.
22
427
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.
AKUNTANSI
YANG
ACCOUNTING
(v)
Derecognition
Financial assets are derecognized when
the contractual rights to receive the cash
flows from these assets have ceased to
exist or the assets have been transferred
and substantially all the risks and rewards
of ownership of the assets are also
transferred (that is, if substantially all the
risks and rewards have not been
transferred,
the
Company
and
Subsidiaries tests control to ensure that
continuing involvement on the basis of
any retained powers of control does not
prevent derecognition). Financial liabilities
are derecognized when the obligations
under the contract is discharged or
cancelled or expired.
(vii) Reclassification
Instruments
of
Financial
428
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
23
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.
AKUNTANSI
YANG
Instrumen
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
Keuangan
(vii) Reclassification
of
Instruments (continued)
Financial
Reklasifikasi
aset
keuangan
dari
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke
kelompok tersedia untuk dijual dicatat
sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi tetap
diakui dalam komponen ekuitas sampai
aset keuangan tersebut dihentikan
pengakuannya, dimana pada saat itu
keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui dalam ekuitas harus
diakui
pada
laporan
laba
rugi
komprehensif konsolidasian.
24
429
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.
AKUNTANSI
YANG
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
Perseroan
dan
Entitas
Anak
mengklasifikasikan instrumen keuangan
ke dalam klasifikasi tertentu yang
mencerminkan sifat dari informasi dan
mempertimbangkan karakteristik dari
instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi
ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Instrumen Keuangan/
Financial
Instruments
Aset keuangan/
Financial assets
Kategori yang
didefinisikan oleh
PSAK No. 55 (Revisi 2011)/
Category as defined by
PSAK No. 55 (Revised 2011)
Golongan/
Class
Liabilitas keuangan/
Financial liabilities
d.
430
Subgolongan/
Subclass
d.
ACCOUNTING
25
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
d.
Transaksi
(lanjutan)
dengan
AKUNTANSI
Pihak-pihak
YANG
Berelasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
d.
Transactions
(continued)
with
ACCOUNTING
related
parties
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dengan
1.
2.
3.
4.
5.
26
6.
7.
431
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
d.
e.
f.
g.
Transaksi
(lanjutan)
dengan
AKUNTANSI
Pihak-pihak
YANG
Berelasi
d.
Transactions
(continued)
with
ACCOUNTING
related
parties
Transaksi
ini
dilakukan
berdasarkan
persyaratan yang disetujui oleh kedua belah
pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin
tidak sama dengan transaksi lain yang
dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak
berelasi.
e.
Persediaan
f.
Inventories
g.
Prepaid Expenses
Prepaid expenses are amortized and change
to operating expense over the beneficial
periods benefited using the straight line
method.
432
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
27
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
h.
AKUNTANSI
YANG
Aset Tetap
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
h.
ACCOUNTING
Fixed Assets
Building
Non building
1.
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
Biaya
pemeliharaan
dan
perbaikan
dibebankan
pada
laporan
laba
rugi
komprehensif pada saat terjadinya. Biaya
penggantian komponen suatu aset dan biaya
inspeksi yang signifikan diakui dalam jumlah
tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk
diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap
yang sudah tidak digunakan lagi atau yang
dijual, biaya perolehan serta akumulasi
penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset
tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi
yang terjadinya dibukukan dalam laporan laba
rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
28
433
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
h.
i.
434
AKUNTANSI
YANG
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
h.
ACCOUNTING
i.
29
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
i.
Penurunan
(lanjutan)
Nilai
AKUNTANSI
Aset
YANG
Non-Keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
i.
of
Non-Financial
Assets
Impairment
(continued)
ACCOUNTING
Properti Investasi
j.
Investment Properties
30
435
2.
2.
IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
j.
k.
436
AKUNTANSI
YANG
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
j.
ACCOUNTING
An
investment
property
should
be
derecognized upon disposal or when the
investment property is permanently withdrawn
from use and no future economic benefits are
expected from its disposal. Gains or losses
arising from the retirement or disposal of an
investment property is credited or charged to
operations in the year the asset is
derecognized.
Aset Takberwujud
k.
Intangible assets
31
2.
2.
IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
k.
l.
AKUNTANSI
YANG
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
k.
ACCOUNTING
Provisi
l.
Provision
32
437
2.
2.
IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
m. Pembagian Laba
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
m. Profit Sharing
According to the Articles of Association
through Deed No. 117, share of net profit after
tax is used for Reserves, Dividends, Tantiem
and Community Development (percentage set
each year in the General Meeting of
Shareholders (RUPS)).
438
ACCOUNTING
n.
(ii) Biaya/beban
(kecuali
penyusutan,
amortisasi dan penyisihan), diakui pada
saat terjadinya transaksi sebesar kas yang
akan dan telah dikeluarkan atau sebesar
harga barang dan atau jasa yang
dikonsumsi.
(iii) Biaya
penyusutan,
amortisasi
dan
penyisihan diakui secara periodik sebesar
harga perolehan atau penurunan manfaat
ekonomis
atau
kemungkinan
tidak
tertagihnya piutang pada periode berjalan.
33
2.
2.
IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
o.
AKUNTANSI
YANG
Pajak Penghasilan
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
o.
ACCOUNTING
Income Tax
34
439
2.
2.
IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
p.
AKUNTANSI
YANG
p.
Transactions
and
Kurs
yang
digunakan
pada
tanggal
31 Desember 2014, 2013 dan 2012, adalah
sebagai berikut:
12.440,00
15.133,27
19.370,34
9.422,11
12.582,83
2013
2012
12.189.00
16.821.44
20.096.63
9.627.99
13.731.78
Imbalan Kerja
9.670,00
12.809,86
15.578,86
7.907,12
10.596,70
q.
Employee Benefits
Effective January 1, 2012, the Company and
Subsidiaries adopted PSAK No. 24 (Revised
2010), Employee Benefits. PSAK No. 24
(Revised 2010) provides guidance for the
calculation and additional disclosures for
employee benefits with some transitional
provisions. It provides an option for recognition
of actuarial gains or losses in addition to using
the corridor approach, that is, the immediate
recognition of actuarial gains or losses in the
period in which such gains or losses occur as
part of other comprehensive income.
440
Foreign
Currency
Balances
ACCOUNTING
2014
q.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
35
2.
2.
IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
q.
AKUNTANSI
YANG
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
q.
ACCOUNTING
Perseroan
dan
Entitas
Anak
harus
menyediakan program pensiun dengan
imbalan minimal tertentu sesuai dengan
Undang-undang
No.13/2003
tentang
"Ketenagakerjaan" (UU Ketenagakerjaan).
Program pensiun Perseroan dan Entitas Anak
berdasarkan perhitungan imbalan pensiun
yang
dilakukan
oleh
aktuaris
yang
menunjukkan bahwa perkiraan imbalan yang
disediakan oleh program pensiun Perseroan
dan Entitas Anak akan melebihi imbalan
pensiun minimal yang ditentukan oleh UU
Ketenagakerjaan.
36
441
2.
2.
IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
r.
AKUNTANSI
YANG
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
r.
Perubahan
atas
Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan
(PSAK)
dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK)
s.
Penerapan
dari
perubahan
Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan berikut, yang
berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2014,
tidak menyebabkan perubahan signifikan atas
kebijakan akuntansi Perseroan dan tidak
memberikan dampak yang material terhadap
jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan
konsolidasian periode berjalan:
442
s.
ACCOUNTING
37
2.
2.
IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
s.
AKUNTANSI
YANG
Perubahan
atas
Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan
(PSAK)
dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK) (lanjutan)
-
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
s.
ACCOUNTING
PSAK
46
(revisi
2013)
Pajak
Penghasilan
PSAK 48 (revisi 2013) Penurunan Nilai
PSAK 50 (revisi 2013) Instrumen
Keuangan: Penyajian
PSAK 55 (revisi 2013) Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
38
443
3.
3.
444
PENGGUNAAN
DAN ASUMSI
PERTIMBANGAN,
ESTIMASI
USE OF JUDGMENTS,
ASSUMPTIONS
ESTIMATES
AND
Pertimbangan
Judgments
39
3.
3.
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN,
DAN ASUMSI (lanjutan)
ESTIMASI
AND
Imbalan Kerja
Employee Benefits
40
445
3.
3.
4.
PENGGUNAAN PERTIMBANGAN,
DAN ASUMSI (lanjutan)
ESTIMASI
AND
Instrumen Keuangan
Financial Instrument
Pajak Penghasilan
Income Tax
Pertimbangan
signifikan
dilakukan
dalam
menentukan liabilitas atas pajak penghasilan
badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu
yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti
sepanjang kegiatan usaha normal. Perseroan dan
Entitas Anak mengakui liabilitas atas pajak
penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah
akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
4.
446
41
4.
4.
Tanggal/
Date
2014
2013
909/KOMINFO/DJPPI/KS.01.03/06/2014
931/KOMINFO/DJPPI/PI/01/01/09/2013
Tanggal Penerimaan/
Date of Receipt
Uraian
Triwulan I/2014
Triwulan II/2014
Triwulan III /2014
Triwulan IV/2014
Jumlah/
Amounts
Total
Triwulan I/2013
Triwulan II/2013
Triwulan III-IV/2013
Tanggal Penerimaan/
Date of Receipt
28 Nopember 2013/November 28, 2013
28 Nopember 2013/November 28, 2013
17 Desember 2013/December 17, 2013
Total
5.
2014
Bank
Rupiah
Pihak ketiga
PT Bank Danamon
Indonesia Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Internasional
Indonesia Tbk
PT Bank Saudara
PT Bank Mega Syariah
PT Bank CIMB Niaga Tbk
694.641.698.380
Description
95.702.000.000
79.690.000.000
94.321.000.000
52.976.000.000
Quarter I/2014
Quarter II/2014
Quarter III /2014
Quarter IV/2014
322.689.000.000
Total
Jumlah/
Amounts
Description
85.000.000.000
65.000.000.000
59.171.000.000
Quarter I/2013
Quarter II/2013
Quarter III-IV/2013
209.171.000.000
Total
Kas
Rupiah
322.689.000.000
209.171.000.000
Uraian
Jumlah/
Amounts
5.
2013
272.638.471.951
153.527.998.378
105.190.172.500
302.697.337.661
468.964.718.074
142.335.263.497
327.529.968.418
92.332.928.356
50.433.679.412
10.418.769.423
5.555.495.013
202.910.670.862
165.125.011.308
47.426.850.699
162.651.093.090
104.659.981.606
90.244.771.183
62.332.179.837
70.038.753.873
42
Cash on hand
Rupiah
Cash in banks
Rupiah
Third parties
PT Bank Danamon
Indonesia Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Internasional
Indonesia Tbk
PT Bank Saudara
PT Bank Mega Syariah
PT Bank CIMB Niaga Tbk
447
5.
5.
2012
1.792.256.205
1.769.117.954
431.359.555
164.851.136
2.493.991.662
7.027.927.111
613.581.531
2.155.804.917
8.848.620.624
1.396.524.607
3.690.042.384
2.105.878.019
162.327.482
343.050.605
1.115.980.722
37.734.521
607.008.032
15.571.869.091
12.902.272.449
1.237.541.653
422.122.006.019
1.363.827.710.190
842.893.667.241
683.872.779.707
732.845.307.172
759.152.156.028
314.283.445.749
181.648.302.108
150.525.075.444
277.588.622.827
359.632.139.194
413.338.566.311
210.238.529.387
72.110.815.225
126.123.128.672
45.792.250.856
792.031.700
-
111.989.049.324
568.044.555
-
67.645.638.276
624.016.657
5.588.089
1.532.567.660.226
1.458.793.657.578
1.517.414.169.477
1.954.689.666.245
2.822.621.367.768
2.360.307.836.718
Valuta Asing
Pihak berelasi dengan
Pemerintah (Catatan 29)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Euro Eropa EUR956.386,16
pada tahun 2014,
EUR470.815,10
pada tahun 2013
dan EUR1.100.859,70
pada tahun 2012
14.473.250.045
Dolar AS USD571.311,52
pada tahun 2014,
USD597.096,61
pada tahun 2013
dan USD2.321.548,16
pada tahun 2012
7.107.115.272
Dolar Singapura SGD170.853,03
pada tahun 2014,
SGD170.639,33
pada tahun 2013
dan SGD145.853,09
pada tahun 2012
1.609.796.036
GBP Inggris GBP73.249,24 pada
tahun 2014
GBP73.254,30
pada tahun 2013
dan GBP95.824,18
pada tahun 2012
1.418.862.684
448
2013
7.919.787.956
14.101.858.637
7.278.010.579
22.449.370.664
1.642.912.896
1.153.277.885
1.472.164.563
43
1.492.831.485
Foreign Currencies
Government
Related parties (Note 29)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
European Euro EUR956,386.16
in 2014,
EUR470,815.10
in 2013
and EUR1,100,859.70
in 2012
US Dollar USD571,311.52
in 2014,
USD597,096.61
in 2013,
and USD2,321,548.16
in 2012
Singapore Dollar SGD170,853.03
in 2014,
SGD170,639.33
in 2013
and SGD145,853.09
in 2012
5.
5.
2013
6.337.794.634
223.967.837
29.565.858.538
24.650.670.628
39.421.306.508
2.678.897.223.163
3.119.910.510.347
2.831.833.544.466
190.000.000.000
50.000.000.000
Cash Equivalent
Deposit on-call - Rupiah
Government
Related parties (Note 29)
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
190.000.000.000
50.000.000.000
Total deposit
on-call - Rupiah
5.000.000.000
4.000.000.000
-
9.000.000.000
2.016.370.279
40.000.000.000
25.000.000.000
20.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
23.026.301.370
-
5.000.000.000
5.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
-
2.000.000.000
5.000.000.000
9.000.000.000
118.016.370.279
45.026.301.370
28.000.000.000
35.000.000.000
12.677.072.970
11.000.000.000
10.000.000.000
200.000.000.000
12.000.000.000
10.000.000.000
-
17.000.000.000
50.677.072.970
256.000.000.000
29.000.000.000
59.677.072.970
374.016.370.279
74.026.301.370
44
449
5.
5.
2013
2012
26.000.000.000
4.855.049.585
4.855.049.585
533.251.600
35.609.151
353.847.433
86.210.324.570
564.051.979.430
129.235.198.388
2.765.107.547.733
3.683.962.489.777
2.961.068.742.854
2013
2012
40.467.462.111
498.567.686.015
164.445.211.189
75.724.140.947
1.460.346.202.343
208.197.039.109
603.487.174.231
77.508.059.122
2.245.084.228.273
276.240.444.621
401.263.361.861
59.592.160.952
663.977.330.526
499.669.896.638
1.422.947.117.782
315.940.589.937
60.944.939.055
124.890.990.486
60.407.719.399
102.087.074.117
48.349.951.650
2.724.640.085.622
3.185.394.803.762
2.796.623.531.665
2.765.107.547.733
3.683.962.489.777
2.961.068.742.854
6.
INVESTMENT IN SECURITIES
This account represents the short-term investments
in marketable securities. Investments in securities
of the Company and Subsidiaries are classified as
available for sale financial assets and carried at fair
value. The fair value of investment securities as of
December 31, 2013 and 2012 amounted to
Rp231,174,769 and Rp2,573,613,549, respectively.
Short-term securities
Bank Cheque/ Bank Draft/
Bank Note - Rupiah
2014
6.
45
7.
7.
PIUTANG USAHA
2014
TRADE RECEIVABLES
2013
2012
Pihak ketiga
Pihak berelasi dengan
Pemerintah
432.800.576.349
450.654.584.332
345.549.939.121
Third parties
66.261.362.345
56.239.567.132
22.714.639.007
Total
Penyisihan penurunan nilai
piutang usaha
499.061.938.694
506.894.151.464
368.264.578.128
Total
(40.816.764.703)
(26.085.843.779)
(17.028.296.359)
458.245.173.991
480.808.307.685
351.236.281.769
jenis
2014
2013
2012
Dalam Negeri
Pendapatan suratpos dan
paketpos
Logistik
Jasa keuangan
Ritel
Properti
Filateli
Lain-lain
206.094.139.135
44.243.990.187
26.368.863.325
7.162.180.552
2.774.640.559
2.638.372.834
185.735.260.195
55.288.213.935
14.587.592.604
22.410.416.190
5.574.969.015
903.210.866
185.503.971.966
35.892.302.776
13.493.429.948
6.999.038.666
4.324.390.298
182.277.500
3.563.291.208
Domestic
Revenue from mails and
parcels
Logistics
Financial services
Retails
Property
Philately
Others
289.282.186.592
284.499.662.805
249.958.702.362
Luar Negeri
Pendapatan suratpos dan
paketpos
International
209.779.752.102
222.394.488.659
118.305.875.766
Total
499.061.938.694
506.894.151.464
368.264.578.128
Total
(40.816.764.703)
(26.085.843.779)
(17.028.296.359)
458.245.173.991
480.808.307.685
351.236.281.769
2013
2012
Saldo awal
Cadangan penurunan nilai tahun
berjalan
Penyesuaian - piutang dapat ditagih
kembali
(26.085.843.779)
(17.028.296.359)
(14.551.519.983)
Beginning balance
(18.892.069.751)
(10.495.482.426)
(4.256.377.692)
4.161.148.827
1.437.935.006
1.779.601.316
Reversal of impairment
Total
(40.816.764.703)
(26.085.843.779)
(17.028.296.359)
Total
Umur
piutang usaha dalam
negeri per
31 Desember 2014, 2013 dan 2012 sebagai
berikut:
2014
Pemerintah/
Government
Sampai dengan 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
1 - 2 tahun
Di atas 2 tahun
Swasta/
Private
Total/
Total
27.652.737.204
10.619.837.368
7.679.084.400
1.288.624.501
2.513.884.589
150.516.993.049
37.408.787.073
9.915.092.947
17.802.189.588
23.884.955.875
178.169.730.252
48.028.624.441
17.594.177.347
19.090.814.089
26.398.840.463
49.754.168.062
239.528.018.532
289.282.186.592
46
Up to 3 months
3 - 6 months
6 - 12 months
1 - 2 years
More than 2 years
451
7.
7.
2013
Pemerintah/
Government
Sampai dengan 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
1 - 2 tahun
Di atas 2 tahun
Swasta/
Private
Total/
Total
43.792.405.442
4.717.229.202
3.007.401.182
980.338.681
3.659.117.803
125.222.379.491
51.743.915.507
17.060.132.727
24.194.034.965
10.122.707.805
169.014.784.933
56.461.144.709
20.067.533.909
25.174.373.646
13.781.825.608
56.156.492.310
228.343.170.495
284.499.662.805
Up to 3 months
3 - 6 months
6 - 12 months
1 - 2 years
More than 2 years
2012
Pemerintah/
Government
Sampai dengan 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
1 - 2 tahun
Di atas 2 tahun
Swasta/
Private
Total/
Total
13.206.894.174
6.094.054.607
995.572.047
1.743.900.464
674.217.715
160.757.636.390
39.020.196.541
10.133.812.689
7.373.722.210
9.958.695.525
173.964.530.564
45.114.251.148
11.129.384.736
9.117.622.674
10.632.913.240
22.714.639.007
227.244.063.355
249.958.702.362
8.
2013
2012
171.917.140.324
20.524.534.529
8.846.812.113
6.429.649.153
288.235.156
1.773.380.827
178.528.920.047
30.521.124.110
8.380.959.182
353.244.811
160.838.686
4.449.401.823
105.605.022.909
7.618.235.727
1.341.369.066
127.283.084
136.282.306
3.477.682.674
Up to 2 years
2 - 3 years
3 - 4 years
4 - 5 years
5 - 6 years
More than 6 years
Total
209.779.752.102
222.394.488.659
118.305.875.766
Total
452
Up to 3 months
3 - 6 months
6 - 12 months
1 - 2 years
More than 2 years
8.
2013
2012
2.361.619.225
1.085.755.000
Total
3.447.374.225
Total
47
8.
8.
REAL
ESTATE
(continued)
INVENTORIES
2014
2013
Saldo awal
Tanah yang sedang dikembangkan
Pembelian tanah
2.361.619.225
Total
2.361.619.225
2012
Beginning balance
Land under development
Land purchased
Total
ASSETS
9.
2013
ACCRUED INCOME
2012
55.414.188.737
36.029.555.830
4.514.564.268
3.863.959.509
678.760.618
161.711.225
119.751.362
-
36.429.866.818
19.603.951.241
4.453.635.672
6.891.341.614
5.719.928.518
1.000.224.658
1.024.779.982
40.265.336.422
14.854.551.240
625.260.576
26.699.000
26.759.908
61.662.500.000
8.938.612
-
Stamps
Financial services
Parcels
Warehousing
Transportation
Office rent
Interest time deposits
Public service obligation
Interest on-call Rupiah
Others
100.782.491.549
75.123.728.503
117.470.045.758
Total
2013
2012
Piutang lainnya
Other receivables
Accounts receivable from
business services
Western Union service
Giropos service
Savings service
Other service
80.708.642.423
14.373.025.879
106.361.076.357
11.658.710.719
1.322.306.791
1.364.173.533
105.869.646.493
510.597.146
4.863.896.817
-
Sub total
piutang layanan usaha
95.081.668.302
120.706.267.400
111.244.140.456
Piutang pegawai
Piutang pegawai lainnya
Kecurangan/kelalaian pegawai
Pinjaman pegawai
72.216.518.366
40.691.151.967
31.984.025
55.246.692.762
18.102.772.975
163.702.271
14.898.281.426
16.511.542.738
-
Employee receivables
Other employee receivables
Fraud/negligence of employees
Employee loans
112.939.654.358
73.513.168.008
31.409.824.164
48
453
2014
Piutang lainnya (lanjutan)
Piutang bunga deposito
Piutang lainnya pihak ketiga
Entitas Anak
Piutang lainnya
Total piutang lainnya
2012
394.449.315
51.097.222
1.122.954.130
448.636.869
1.335.937.893
563.366.712
2.335.418.258
209.538.726.105
196.055.107.392
145.552.749.590
4.275.065.018
1.024.764.344
1.118.476.258
11.469.731.050
1.235.158.913
10.119.581.690
1.330.684.559
8.008.299.921
1.408.602.694
16.979.954.981
12.475.030.593
10.535.378.873
18.042.225.756
12.568.587.418
10.006.000
-
11.939.112.526
14.969.795.747
126.341.667
297.151.667
10.419.131.048
16.992.486.321
3.291.000
220.602.124
2.930.960.122
7.434.648.077
62.458.500
38.003.000
25.256.174.387
-
Prepaid expenses
Building rental
Employee houses rental
Land rental
Insurance premium
Other prepaid expenses
Other operation
Project
Asset purchases
Others
41.086.888.873
52.588.575.994
27.635.510.493
Bank garansi
Aset tidak lancar yang siap dijual
50.090.999.994
415
105.000.000
431
4.574.617.238
793
Bank guarantee
Unused assets that are available for sale
317.696.570.368
261.223.714.410
188.298.256.987
454
2013
49
Reklasifikasi/
Reclassification
Saldo Akhir/
Ending
Balance
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
92.450.258.356
588.791.927.122
25.220.300.806
95.901.362.066
769.084.372.221
37.994.119.139
14.085.473.218
22.391.947.192
47.884.760.289
(46.897.708)
(74.021.315)
(2.815.127.311)
21.718.778.169
18.478.925.606*)
-
152.116.257.956
621.282.304.631
25.220.300.806
118.293.309.258
814.154.005.199
Acquisition Cost
Land
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment
1.571.448.220.571
122.356.299.838
(2.936.046.334)
40.197.703.775 1.731.066.177.850
Sub total
Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
Tanah
Inventaris
20.600.982.108
-
53.132.305.915
21.900.961.940
2.184.143.800
(29.141.026.079)
(10.848.262.696)
-
44.592.261.944
11.052.699.244
2.184.143.800
Construction in
Progress
Office building
Land
Office equipment
Sub Total
20.600.982.108
77.217.411.655
(39.989.288.775)
57.829.104.988
Sub Total
1.592.049.202.679
199.573.711.493
208.415.000 1.788.895.282.838
Total
Total
(2.936.046.334)
50
455
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
Reklasifikasi/
Reclassification
Saldo Akhir/
Ending
Balance
Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris
303.592.332.856
10.251.317.372
91.234.627.533
568.730.283.491
24.852.373.001
1.261.015.040
2.811.859.984
75.774.588.858
(74.021.311)
(2.105.167.590)
328.370.684.546
11.512.332.412
94.046.487.517
642.399.704.759
Accumulated
Depreciation
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment
Total
973.808.561.252
104.699.836.883
(2.179.188.901)
- 1.076.329.209.234
Total
Nilai Buku
618.240.641.427
712.566.073.604
2013
Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris
Sub total
Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
Total
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
92.450.258.356
557.388.032.779
23.719.175.206
90.781.853.112
680.193.538.057
9.808.357.701
1.501.125.600
4.909.508.954
124.406.859.762
(35.064.025.598)
21.595.536.642
210.000.000
(452.000.000)
92.450.258.356
588.791.927.122
25.220.300.806
95.901.362.066
769.084.372.221
Acquisition Cost
Land
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment
1.444.532.857.510
140.625.852.017
(35.064.025.598)
21.353.536.642 1.571.448.220.571
Sub total
13.231.012.834
28.965.505.916
1.457.763.870.344
169.591.357.933
(35.064.025.598)
Reklasifikasi **)/
Reclassification
Saldo Akhir/
Ending
Balance
20.600.982.108
Construction in
Progress
Office building
(242.000.000) 1.592.049.202.679
Total
(21.595.536.642)
Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris
280.805.161.883
9.650.091.079
90.416.682.596
561.689.997.682
22.787.170.973
601.226.293
817.944.937
39.716.976.427
(32.641.398.943)
(35.291.675)
303.592.332.856
10.251.317.372
91.234.627.533
568.730.283.491
Accumulated
Depreciation
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment
Total
942.561.933.240
63.923.318.630
(32.641.398.943)
(35.291.675)
973.808.561.252
Total
Nilai Buku
515.201.937.104
618.240.641.427
2012
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris
Total
Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
Total
456
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
Reklasifikasi/
Reclassification
Saldo Akhir/
Ending
Balance
64.718.681.438
495.676.802.728
23.081.981.826
91.068.824.218
634.241.044.949
27.360.967.020
23.499.822.930
637.193.380
45.781.638.108
286.971.106
-
370.609.898
38.211.407.121
170.855.000
92.450.258.356
557.388.032.779
23.719.175.206
90.781.853.112
680.193.538.057
Acquisition Cost
Land
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment
1.308.787.335.159
97.279.621.438
286.971.106
38.752.872.019 1.444.532.857.510
Total
18.231.443.441
33.960.184.018
1.327.018.778.600
131.239.805.456
286.971.106
51
13.231.012.834
Construction in
Progress
Office building
(207.742.606) 1.457.763.870.344
Total
(38.960.614.625)
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris
259.919.936.755
8.783.849.635
90.062.129.860
516.515.895.255
20.885.937.024
866.241.444
641.523.842
45.173.390.531
(286.971.106)
-
Total
875.281.811.505
67.567.092.841
(286.971.106)
Nilai Buku
451.736.967.095
2014
Entitas Anak
Beban usaha - umum dan
administrasi (Catatan 28)
Total
100.904.276.306
(711.896)
711.896
-
Saldo Akhir/
Ending
Balance
280.805.161.883
9.650.091.079
90.416.682.596
561.689.997.682
Accumulated
Depreciation
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment
942.561.933.240
Total
515.201.937.104
Perseroan
Beban usaha - umum dan
administrasi (Catatan 28)
Reklasifikasi/
Reclassification
2013
62.813.289.038
2012
66.837.753.582
The Company
Operating expenses general
and administrative (Note 28)
3.795.560.577
1.110.029.592
729.339.259
Subsidiaries
Operating expenses - general
and administrative (Note 28)
104.699.836.883
63.923.318.630
67.567.092.841
Total
52
457
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
Reklasifikasi/
Reclassification
Saldo Akhir/
Ending
Balance
Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor
134.859.454.413
142.027.990.252
98.000.000
1.824.919.000
134.859.454.413
143.950.909.252
Acquisition Cost
Land
Office buildings
Sub total
276.887.444.665
98.000.000
1.824.919.000
278.810.363.665
Sub total
8.706.094.000
109.600.000
Construction
in Progress
Office building
Other investment
properties
Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
1.595.300.000
9.144.128.000
109.600.000
(2.033.334.000)*
-
1.595.300.000
9.253.728.000
(2.033.334.000)
8.815.694.000
Sub total
278.482.744.665
9.351.728.000
(208.415.000)
287.626.057.665
Total
Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas
43.686.275.310
-
7.368.423.337
-
51.054.698.647
-
Accumulated
Depreciation
Office buildings
Company houses
Sub total
43.686.275.310
7.368.423.337
51.054.698.647
Sub total
236.571.359.018
Nilai Buku
234.796.469.355
2013
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Pengurangan/
Disposals
Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas
134.859.454.413
139.364.132.111
1.126.229.141
1.537.629.000
-
Sub total
275.349.815.665
1.537.629.000
Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
Total
Reklasifikasi/
Reclassification
1.126.229.141
(1.126.229.141)
-
Saldo Akhir/
Ending
Balance
134.859.454.413
142.027.990.252
-
Acquisition Cost
Land
Office buildings
Company houses
276.887.444.665
Sub total
Construction
in Progress
Office building
1.450.690.000
144.610.000
1.595.300.000
276.800.505.665
1.682.239.000
278.482.744.665
Total
43.686.275.310
-
Accumulated
Depreciation
Office buildings
Company houses
43.686.275.310
Total
234.796.469.355
Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas
36.048.673.365
645.437.726
6.992.164.219
-
Total
36.694.111.091
6.992.164.219
Nilai Buku
458
Penambahan/
Additions
240.106.394.574
53
645.437.726
(645.437.726)
-
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
Reklasifikasi/
Reclassification
Saldo Akhir/
Ending
Balance
Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas
135.230.064.313
137.553.603.944
1.126.229.141
1.656.404.491
-
(370.609.900)
154.123.676
-
134.859.454.413
139.364.132.111
1.126.229.141
Acquisition Cost
Land
Office buildings
Company houses
Sub total
273.909.897.398
1.656.404.491
(216.486.224)
275.349.815.665
Sub total
1.450.690.000
Construction
in Progress
Office building
Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
Sub total
1.450.690.000
273.909.897.398
3.107.094.491
(216.486.224)
276.800.505.665
Sub total
Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas
29.213.583.911
616.300.176
6.835.089.454
29.137.550
36.048.673.365
645.437.726
Accumulated
Depreciation
Office buildings
Company houses
Sub total
29.829.884.087
6.864.227.004
36.694.111.091
Sub total
240.106.394.574
Nilai Buku
244.080.013.311
Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas
134.859.454.413
92.896.210.604
-
213.883.395.153
122.110.229.000
3.088.652.926
134.859.454.413
98.341.714.942
-
213.883.395.153
122.110.229.000
3.088.652.926
Land
Office building
Company house
Total
227.755.665.017
339.082.277.079
233.201.169.355
339.082.277.079
Total
54
459
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
Reklasifikasi/
Reclassification
Saldo Akhir/
Ending
Balance
Biaya Perolehan
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan
49.713.822.956
11.166.138.574
440.000.000
1.028.909.900
242.000.000
-
14.943.541.243
-
64.855.364.199
12.195.048.474
Acquisition Cost
Business transformation
software
Deferred charges
Sub total
60.879.961.530
1.468.909.900
242.000.000
14.943.541.243
77.050.412.673
Sub total
925.787.000
Assets in Progress
Business transformation
software
77.976.199.673
Total
11.122.919.910
4.746.408.333
Total
72.002.881.440
6.215.318.233
242.020.000
(14.943.541.243)
-
Akumulasi Amortisasi
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan
21.825.417.397
7.712.848.583
7.922.699.405
1.690.309.169
110.916.675
-
29.637.200.127
9.403.157.752
Accumulated
Amortization
Business transformation
software
Deferred charges
Total
29.538.265.980
9.613.008.574
110.916.675
39.040.357.879
Total
Nilai Buku
42.464.615.460
38.935.841.794
2013
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
Reklasifikasi/
Reclassification
Saldo Akhir/
Ending
Balance
Biaya Perolehan
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan
37.451.730.290
10.763.448.670
3.946.092.666
402.689.904
8.316.000.000
-
49.713.822.956
11.166.138.574
Sub total
48.215.178.960
4.348.782.570
8.316.000.000
60.879.961.530
Sub total
(8.074.000.000) 11.122.919.910
Assets in Progress
Business transformation
software
10.083.180.000
9.113.739.910
Total
58.298.358.960
13.462.522.480
Akumulasi Amortisasi
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan
242.000.000
12.568.935.220
3.329.236.914
9.221.190.502
4.383.611.669
35.291.675
-
Total
15.898.172.134
13.604.802.171
35.291.675
Nilai Buku
42.400.186.826
Acquisition Cost
Business transformation
software
Deferred charges
72.002.881.440
Total
21.825.417.397
7.712.848.583
Accumulated
Amortization
Business transformation
software
Deferred charges
29.538.265.980
Total
42.464.615.460
2012
Saldo Awal/
Beginning
Balance
460
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
Reklasifikasi/
Reclassification
Saldo Akhir/
Ending
Balance
Biaya Perolehan
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan
26.712.650.000
5.473.071.210
10.739.080.290
5.290.377.460
37.451.730.290
10.763.448.670
Acquisition Cost
Business transformation
software
Deferred charges
Sub total
32.185.721.210
16.029.457.750
48.215.178.960
Sub total
55
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Aset dalam Penyelesaian
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Total
Akumulasi Amortisasi
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan
Total
Nilai Buku
Penambahan/
Additions
Pengurangan/
Disposals
Saldo Akhir/
Ending
Balance
Reklasifikasi/
Reclassification
10.083.180.000
10.083.180.000
Assets in Progress
Business transformation
software
32.185.721.210
26.112.637.750
58.298.358.960
Ttotal
12.568.935.220
3.329.236.914
Accumulated
Amortization
Business transformation
software
Deferred charges
6.470.104.666
1.892.559.576
6.098.830.554
1.436.677.338
8.362.664.242
7.535.507.892
23.823.056.968
15.898.172.134
Total
42.400.186.826
2013
2012
204.889.702.217
202.838.871.452
213.622.599.671
(189.250.502.217)
(193.745.037.852)
(204.528.766.071)
15.639.200.000
9.093.833.600
9.093.833.600
35.460.750.294
947.400.602
403.375.000
25.693.845.075
2.454.841.024
223.875.000
21.876.854.258
158.500.000
-
Total
52.450.725.896
37.466.394.699
31.129.187.858
Total
2013
of
2012
Saldo awal
Cadangan penurunan nilai
tahun berjalan
Penyesuaian - piutang dapat
ditagih kembali
193.739.449.657
204.528.766.071
173.223.993.595
Beginning balance
3.619.182.700
2.902.261.117
31.304.772.476
(8.108.130.140)
(13.691.577.531)
Reversal of impairment
Total
189.250.502.217
204.528.766.071
Total
193.739.449.657
56
461
462
2013
2012
Weselpos financial services payable
Weselpos subscription
42.477.504.778
49.057.895.386
18.075.719.524
18.972.152.146
14.274.484.023
11.792.227.881
16.657.935.855
3.469.349.567
38.047.091.861
Weselpos domestic
Weselpos remittance
75.724.140.947
77.508.059.122
59.592.160.952
Sub total
603.487.174.231
401.263.361.861
1.422.947.117.782
833.751.941.465
464.170.798.200
162.423.462.678
658.018.994.133
84.353.500
1.581.494.354.936
600.424.077.553
6.375.578.625
55.254.543.948
4.213.703.677
1.272.822.027
-
1.923.130.400
1.460.346.202.343
2.245.084.228.273
663.977.330.526
Sub total
Pospay services payable
Banking partner
9.997.971.044
3.497.554.605
2.855.153.838
592.288.200
34.863.636
4.093.261.325
5.689.943.900
662.732.950
4.678.198.677
7.275.101.972
14.004.647.125
1.228.301.952
122.354.294
112.060.791
88.382.400
3.590.000
-
216.556.549
353.705.691
110.798.581
7.364.000
8.950.695.971
394.321.744
199.770.792
-
471.857.416
680.403.264
319.582.865
27.579.100
73.564.903.130
43.298.500
607.957.673
21.043.000
7.962.493.928
14.015.487
7.788.441
25.231.849.100
20.728.030.626
102.930.663.115
Sub total
43.404.334.156
52.681.337.006
92.377.618.634
23.715.077.320
25.675.820.335
48.542.363.597
12.601.577.700
6.573.413.859
6.622.132.680
23.222.364.733
6.222.244.609
23.547.413.869
4.342.324.204
2.213.664.590
18.273.516.489
7.073.271.643
22.413.941.310
8.619.817.093
1.370.748.135
6.654.718.918
8.320.569.992
57
Leasing partner
Installment loan from
Adira Finance
Installment loan from
Summit Oto Finance
Installment loan from
Mandiri Tunas Finance
Installment loan from FIF
Installment loan from
Bussan Auto Finance
Installment loan from WOM
Installment loan from
Mega Auto Finance
2013
2012
Pospay services payable (continued)
Leasing partner (continued)
Installment loan from
Suzuki Finance
Installment loan from
other finance companies
1.194.499.000
4.567.961.200
3.364.017.322
66.086.947.028
58.100.702.795
60.860.098.246
161.502.585.992
202.871.825.799
274.268.084.672
16.460.543.202
39.848.948.522
40.892.073.630
1.516.196.957
6.258.515.800
70.065.527.304
16.231.400
709.030.303
552.624.163
83.676.350
2.124.301.642
2.103.220.275
1.237.187.012
3.192.716.587
2.285.881.996
5.113.648.714
4.114.017.207
Sub total
21.462.604.017
52.640.588.196
122.471.148.851
Sub total
208.197.039.109
276.240.444.621
499.669.896.638
1.961.237.379
24.500.000
1.596.550.000
93.230.890
54.089.000
213.515.540
Total
1.985.737.379
1.689.780.890
267.604.540
Total
Sub total
Kemitraan biller
Setoran PLN
Setoran penerimaan negara
Pemerintah lainnya
Pajak bumi dan bangunan
(PBB)
Setoran telekomunikasi
dan selular
Setoran PAM/PDAM
Penjualan tiket
Kemitraan billers lainnya
Sub total
Biller counterparts
Payment of electricity - PLN
Payment of state income
Other payments to government
72.397.979.578
17.157.328.764
3.956.460.892
302.419.897
452.989.324
189.907
74.323.855.787
17.342.058.583
5.819.752.170
560.590.736
459.365.495
1.401.009
34.800.640.192
8.822.940.472
3.113.600.580
243.122.198
87.863.331
-
Total
94.267.368.362
98.507.023.780
47.068.166.773
Total
Utang PT BWN:
PT Telekomunikasi (Persero) Tbk
Pihak ketiga lainnya
87.048
8.995.253.466
4.306.319.304
16.912.050.118
15.958.667.108
Payable of PT BWN:
PT Telekomunikasi (Persero) Tbk
Other third parties
Utang PT PLI:
Pihak ketiga lainnya
9.633.429.225
4.751.803.805
Payable of PT PLI:
Other third parties
2.462.636.432.110
3.126.263.071.774
2.709.480.944.319
Total
Total
58
463
Utang
layanan
keuangan
pospay
harus
diselesaikan oleh Perseroan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan masing-masing Perjanjian
Kerja Sama dengan para mitra, yaitu antara 2 hari
setelah tanggal transaksi sampai dengan tanggal
20 setiap bulan. Jika melebihi jangka waktu
tertentu tersebut, Perseroan akan dikenakan denda
antara 1 permil sampai dengan 5%, untuk setiap
hari keterlambatan.
17. PERPAJAKAN
a.
17. TAXATION
a.
b.
2013
8.677.060.960
3.881.160.696
1.261.578.447
Total
8.677.060.960
3.881.160.696
1.261.578.447
Total
b.
Utang pajak
Taxes payable
2013
2012
Pajak penghasilan
Pasal 4 (2)
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pajak 25
Pasal 29
Pajak pertambahan nilai
PPN WAPU
Lainnya
2.480.720.990
10.672.858.740
3.654.750
2.224.868.421
5.078.023.298
2.716.004.832
4.181.675.309
8.529.475.666
44.127.146
796.665.711
10.141.570.534
1.395.171.168
3.662.977.422
28.106.039.663
1.275.445.433
12.794.569.187
3.573.545
44.914.993
10.720.178.707
1.123.537.655
2.067.529.621
25.231.086.550
3.912.960.224
5.070.727.620
6.096.000
Income taxes
Article 4 (2)
Article 21
Aricle 22
Article 23
Article 25
Article 29
Value added tax
Value added tax WAPU
Others
Total
35.931.409.152
58.176.012.663
48.177.031.370
Total
c.
2014
Laba komprehensif konsolidasian
sebelum manfaat (beban) pajak
sesuai laporan laba rugi
komprehensif
Dikurangi:
Laba Entitas Anak
yang dikonsolidasi sebelum
pajak penghasilan
Laba sebelum beban
pajak penghasilan
Rekonsiliasi
antara
laba
konsolidasian
sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dengan taksiran penghasilan
kena pajak untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah
sebagai berikut:
464
2012
2014
c.
Prepaid taxes
2013
201.370.543.145
169.153.288
2.344.565.581
Less:
Income before income
tax of consolidated
Subsidiaries
201.201.389.857
314.653.306.621
59
Income before
income tax
c.
c.
17.638.333.057
33.998.661.750
14.088.112.116
2.843.428.406
309.449.055
328.260.000
1.659.138.743
3.074.976.287
3.089.937.511
(78.458.058.923)
(81.023.055.117)
(43.250.476.289)
(39.200.340.826)
(240.313.241.105)
177.136.087.589
21.503.493.907
13.397.743.542
(8.581.072.309)
(152.584.387.883)
(15.127.846.736)
(117.463.717.294)
(100.651.274.820)
57.942.267.101
258.602.188.388
333.395.232.896
258.602.188.388
333.395.232.896
Taksiran penghasilan
kena pajak (pembulatan)
258.602.188.000
333.395.232.000
Beda waktu
Imbalan pasca kerja
Penyisihan piutang
Pemulihan piutang
kerugian Perseroan
Pembayaran manfaat
Sub total beda waktu
Taksiran laba kena pajak sebelum
kompensasi rugi fiskal
Kompensasi rugi fiskal
2013
64.650.547.000
2.954.181.568
83.348.808.000
1.486.630.000
Total
67.604.728.568
84.835.438.000
Total
11.354.191.379
51.753.440.496
141.048.783
11.705.303.312
43.955.729.064
63.107.631.875
55.802.081.159
Total
1.276.726.543
219.653.448
17.047.890
167.989.525
9.673.964
Subsidiaries
Article 22
Article 23
Article 25
64.604.011.866
55.996.792.538
Pajak penghasilan
dibayar di muka
Perseroan
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
Total
Entitas Anak
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
Total pajak penghasilan
dibayar di muka
60
465
c.
c.
(1.542.915.125)
(680.845.759)
(27.546.726.841)
(559.312.822)
(2.223.760.884)
(28.106.039.663)
d.
Pajak tangguhan
The
deferred
tax
benefits
(expense)
computation
of
significant
temporary
differences between commercial and fiscal
statements using tax rates in 2014 and 2013
are as follows:
2013
21.932.213.306
2.986.670.181
24.918.883.487
1.070.187.497
25.989.070.983
Saldo Awal
tanggal 31 Jan 2014/
Begining Balance
Jan 31, 2014
Perseroan
Aset pajak tangguhan
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Penyisihan persediaan
Imbalan paska kerja
Aset pajak tangguhan perseroan
466
Deferred tax
2012
14.918.092.573
(432.525.798)
14.485.566.775
(512.598.025)
13.972.968.750
Dikreditkan ke
(dibebankan)
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Konsolidasian/
Credited to
(charged)
Consolidated
Statements
of Comprehensive
Income
12.400.623.889
8.445.387.213
(78.694.250)
20.767.316.852
(22.986.070)
20.744.330.782
Saldo Akhir
tanggal 31 Des 2014/
Ending Balance
Dec 31, 2014
31.350.056.409
549.634.734
92.056.980.614
21.932.213.306
34.336.726.590
549.634.734
113.989.193.920
The Company
Deferred tax assets
Allowance for impairment of
trade receivable
Allowance for inventories
Employee benefits
123.956.671.757
24.918.883.487
148.875.555.244
2.986.670.181
61
d.
d.
Saldo Awal
tanggal 31 Jan 2014/
Begining Balance
Jan 31, 2014
Entitas Anak
Aset pajak tangguhan
Penyisihan penurunan
Nilai piutang
Imbalan kerja karyawan
Sub total
Dikreditkan ke
(dibebankan)
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Konsolidasian/
Credited to
(charged)
Consolidated
Statements
of Comprehensive
Income
233.609.615
938.791.492
28.441.677
938.791.492
262.051.292
233.609.615
967.233.169
1.200.842.784
(556.585.463)
75.373.981
(322.795.848)
1.042.607.150
Dikreditkan ke
(dibebankan)
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Konsolidasian/
Credited to
(charged)
Consolidated
Statements
of Comprehensive
Income
Saldo Awal
tanggal 31 jan 2013/
Begining Balance
Dec 31, Jan
Perseroan
Aset pajak tangguhan
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Penyisihan persediaan
Imbalan paska kerja
Aset pajak tangguhan perseroan
Entitas Anak
Aset pajak tangguhan
Imbalan kerja karyawan
Sub-total
Liabilitas pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Entitas Anak
Total
(481.211.482)
719.631.302
Subsidiaries
Deferred tax assets
Allowance for impairment of
trade receivable
Employee benefits
Sub-total
Deferred tax liability
Depreciation of fixed assets
Deferred tax assets (liabilities)
Subsidiaries
Saldo Akhir
tanggal 31 Des 2013/
Ending Balance
Dec 31, 2013
31.782.582.207
549.634.734
77.138.888.040
(432.525.798)
14.918.092.573
31.350.056.409
549.634.734
92.056.980.613
109.471.104.981
14.485.566.775
123.956.671.756
189.622.179
43.987.436
233.609.616
189.622.179
43.987.436
233.609.616
The Company
Deferred tax assets
Allowance for impairment of
trade receivable
Allowance for inventories
Employee benefits
Deferred tax assets company
Subsidiaries
Deferred tax assets
Employee benefits
Sub-total
(556.585.463)
(556.585.463)
189.622.179
(512.598.027)
(322.975.847)
Saldo Awal
tanggal 31 Des 2012/
Begining Balance
Dec 31, 2012
Perusahaan
Aset pajak tangguhan
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Penyisihan persediaan
Hutang tantiem
Imbalan paska kerja
Saldo Akhir
tanggal 31 Des 2014/
Ending Balance
Dec 31, 2014
Dikreditkan ke
(dibebankan)
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Konsolidasian/
Credited to
(charged)
Consolidated
Statements
of Comprehensive
Income
Saldo Akhir
tanggal 31 Des 2012/
Ending Balance
Dec 31, 2012
23.337.194.994
549.634.734
78.694.250
64.738.264.151
8.445.387.213
(78.694.250)
12.400.623.889
31.782.582.207
549.634.734
77.138.888.040
88.703.788.129
20.767.316.852
109.471.104.981
62
The Company
Deferred tax assets
Allowance for impairment of
trade receivable
Allowance for inventories
Tantiem payable
Employee benefits
Total
467
d.
d.
Saldo Awal
tanggal 31 Des 2012/
Begining Balance
Dec 31, 2012
Entitas Anak
Aset pajak tangguhan
Imbalan kerja karyawan
Rugi fiskal
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Entitas anak
e.
44.892.187
(67.878.257)
189.622.179
-
212.608.249
(22.986.070)
189.622.179
e.
2014
Subsidiaries
Deferred tax assets
Employee benefits
Fiscal loss
Deferred tax assets
(liabilities) Subsidiaries
2012
14.346.400.804
1.060.072.434
-
15.406.473.238
Sub total
Entitas Anak
2011
2012
2014
492.243.948
210.592.560
84.175.269
-
Subsidiaries
2011
2012
2014
Sub total
492.243.948
294.767.829
Sub total
492.243.948
15.701.241.067
Total
Sub total
Total
f.
Saldo Akhir
tanggal 31 Des 2012/
Ending Balance
Dec 31, 2012
144.729.992
67.878.257
Taksiran tagihan
pajak penghasilan
Perseroan
2011
Penyesuaian tahun 2011
2012
Dikreditkan ke
(dibebankan)
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Konsolidasian/
Credited to
(charged)
Consolidated
Statements
of Comprehensive
Income
f.
Pemeriksaan pajak
In
2014,
Company
received
Tax
Underpayment Assessment Letter (SKPKB)
Corporate Income Tax of Corporate income
tax, SKPKB income tax art 21, SKPKB income
tax art 23, SKPKB final tax 4(2), SKPKB value
added tax, and Tax Assessment Letter 2011.
The detail of SKP and tax assessment letter as
follows:
Tax assessment
Jenis Pajak/
Type of Tax
PPh 21/ Income tax art 21
PPN/ Value added tax
PPh 21/ Income tax art 21
-
Jumlah/
Amounts
4.377.353.885
193.482.995
139.967.156
4.691.217.220
9.402.021.256
468
63
f.
f.
Jenis Pajak/
Type of Tax
Jumlah/
Amounts
1.168.112.003
2.757.835.716
127.673.714
125.375.073
168.412.270
125.170.015
122.673.781
180.708.506
125.652.546
103.284.310
231.958.138
163.158.550
119.386.787
166.378.742
194.115.538
255.053.267
7.238.485.123
13.373.434.079
Utang lainnya
Utang uang jaminan
Utang biaya
Pendapatan diterima di muka
pemanfaatan asset
Unit bisnis lainnya
Bisnis pos standar
Non usaha lainnya
2013
2012
376.885.528.992
59.811.602.509
185.298.709.885
95.700.890.398
150.437.025.767
55.206.207.258
14.883.480.587
2.781.896.313
-
17.639.056.720
-
12.988.715.283
757.971.716
-
Other Payables
Fund guarantee payables
Cost payables
Prepaid income
asset utilization
Other business unit
Postal standard business
Other non operating expenses
454.362.508.401
17.639.056.720
14.267.548.101
Sub total
4.648.531.969
804.304.311
1.882.783.316
Payable to employees
Lain-lain
Pembayaran pajak
Pensiun TASPEN
Utang lancar lainnya
34.980.888.456
10.646.357.356
26.182.237.258
219.479.096.527
68.292.485.842
190.435.500.716
76.513.290.723
Others
Tax payment
TASPEN Pension
Other current liabilities
Sub total
71.809.483.070
478.207.083.085
76.513.290.723
Sub total
20.482.817.699
16.273.766.531
350.868.402
551.303.341.139
793.923.810.930
298.657.723.567
10.749.851.994
7.159.219.176
5.086.779.593
5.062.681.901
2.866.738.805
257.958.101
6.772.835.085
10.041.403.974
1.494.306.864
1.992.150.754
518.910.753
115.010.100
1.550.395.493
14.334.982.493
1.795.519.248
7.761.615.596
285.165.986
Accrued expenses
Payment order voucher (SPB)
Outsourcing service (TKK)
Employee salary and allowance
Postal delivery
Accrual payables
Security
Sub total
64
469
2013
116.230.000
87.000.000
73.300.000
57.764.500
52.931.063
236.847.637
38.175.504
450.000
91.132.500
179.827.360
81.033.900
118.146.330
845.780.742
754.312.260
1.031.623.297
7.581.500
2.000.000
500.000
313.000
-
166.952.396
178.455.000
2.071.026
-
7.260.000
135.507.779
97.584.500
19.167.334
6.688.764.484
4.777.329.959
2.668.021.304
465.456.000
421.617.600
1.576.847.793
114.489.425
2.784.123.985
539.083.300
36.358.179.592
26.960.471.650
38.944.556.152
470
2012
65
Perjanjian kredit
Loan agreement
Limit
Plafond
Jangka waktu
Tujuan
Tingkat bunga
Provisi kredit
Jaminan
Period
Purposes
Interest rate
Provision
Collateral
66
471
Penarikan
Withdrawal
Pelunasan
Settlement
Pinjaman Bank
2014
PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
2013
2012
PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
115.000.000.000
-
80.000.000.000
-
100.000.000.000
35.187.500.000
115.000.000.000
80.000.000.000
135.187.500.000
40.000.000.000
20.000.000.000
65.187.500.000
75.000.000.000
60.000.000.000
70.000.000.000
2013
2012
8.359.549.994
123.229.207
12.104.917.861
-
8.482.779.201
12.104.917.861
4.264.322.054
3.769.767.964
Consumer financing
liabilities-net of
current maturities
8.335.149.897
472
67
Penarikan
Pembayaran
(Persero)
Tbk
Payment
Withdrawal
Payment
Indonesia
2013
2012
Perseroan
Entitas Anak
455.956.775.676
1.048.205.168
368.227.922.455
934.438.463
308.555.552.159
758.488.717
Company
Subsidiaries
Total
457.004.980.844
369.162.360.918
309.314.040.876
Total
a.
a.
Pesangon
Severance
2013
2012
Saldo awal
Beban tahun berjalan
Pembayaran manfaat selama
tahun berjalan
105.846.423.800
152.629.295.570
40.691.997.586
107.750.329.029
13.732.590.339
40.691.997.586
Beginning balance
Provision during the year
(74.051.092.782)
(42.595.902.815)
(13.732.590.339)
184.424.626.588
105.846.423.800
40.691.997.586
68
473
a.
Pesangon (lanjutan)
a.
Severance (continued)
Total expenses recognized in consolidated
statements of comprehensive income are as
follows:
2013
2012
44.633.155.832
115.351.193.034
(56.292.850.278)
71.156.751.437
60.881.181.364
72.084.216.783
(45.504.199.540)
20.289.130.422
39.370.362.263
1.271.928.231
49.707.092
174.848.250.025
107.750.329.029
40.691.997.586
2014
2013
2012
1.035.571.042.956
1.464.108.867.382
2011
(653.687.765.374)
(625.476.114.205)
(568.802.494.255)
381.883.277.582
838.632.753.177
354.469.169.990
15.899.102.893
13.641.443.923
(197.458.650.994)
(732.786.329.377)
(313.777.172.404)
(2.166.512.554)
(3.751.293.854)
Unrecognized actuarial
gain (loss)
184.424.626.588
105.846.423.800
40.691.997.586
13.732.590.339
9.890.150.069
Employee
benefits liability
923.271.664.245
15.899.102.893
Plan assets
Instrumen ekuitas
Instrument utang
Properti
Lain-lain
Total
2013
332.402.308.850
778.944.540.465
69.842.000.000
234.753.557.612
23,5%
55%
4,9%
16,6%
261.469.815.930
765.985.664.884
69.547.000.000
172.428.783.127
1.415.942.406.927
100%
1.269.431.263.941
2012
20,6%
60,3%
5,5%
13,6%
266.485.624.040
830.116.573.955
56.757.487.500
144.680.117.662
20,5%
63,9%
4,4%
11,2%
Equity instrument
Debt instrument
Property
Others
100,0% 1.298.039.803.157
100,0%
Total
2014
2013
2012
1.035.571.042.956
(653.687.765.374)
1.464.108.867.382
(625.476.114.205)
923.271.664.245
(568.802.494.255)
15.899.102.893
-
13.641.443.923
-
381.883.277.582
838.632.753.177
354.469.169.990
15.899.102.893
13.641.443.923
Cuti Besar
2011
b.
2014
Saldo awal tahun
Beban imbalan kerja
Pembayaran manfaat
Saldo akhir tahun
2010
Present value of defined
benefit obligation
Fair value of plan assets
Leaves
The movements in the employee benefits
liability are as follows:
474
13.641.443.923
Aset program
2014
b.
2010
2013
2012
86.103.283.898
67.232.899.388
(58.429.595.101)
91.258.799.796
49.343.658.583
(54.499.174.481)
63.542.832.792
76.018.970.610
(48.303.003.606)
94.906.588.185
86.103.283.898
91.258.799.796
69
Beginning balance
Employee benefits expense
Benefits paid
Ending balance
b.
b.
2013
2012
32.637.471.808
7.749.295.551
16.356.554.179
10.489.577.850
32.493.946.191
7.300.703.984
16.356.554.179
(6.807.545.771)
28.751.380.396
5.083.426.623
16.356.554.179
25.827.609.412
67.232.899.388
49.343.658.583
76.018.970.610
c.
Leaves (continued)
Tunjangan
Pangan
Perbaikan Penghasilan
2013
94.906.588.185
dan
2012
86.103.283.898
Tunjangan
c.
Allowance of Food
Earnings Improvement
2013
Allowances
2012
176.278.214.756
20.451.046.147
(20.103.700.000)
176.604.754.779
20.042.099.978
(20.368.640.000)
181.677.633.473
10.785.871.306
(15.858.750.000)
176.625.560.903
176.278.214.757
176.604.754.779
Beginning balance
Employee benefits expense
Benefits paid
Ending balance
and
91.258.799.796
2013
2012
5.676.239.158
14.774.806.989
-
6.377.490.875
13.664.609.103
-
6.638.157.951
9.064.738.004
(4.917.024.648)
20.451.046.147
20.042.099.978
10.785.871.307
2013
2012
148.919.169.001
164.164.522.097
170.807.613.781
27.706.391.902
12.113.692.660
5.797.140.998
176.625.560.903
176.278.214.757
176.604.754.779
70
475
c.
Tunjangan
Pangan
dan
Tunjangan
Perbaikan Penghasilan (lanjutan)
c.
2013
6%
9%
56 tahun/year
10%
1%
2012
6%
8%
56 tahun/year
10%
1%
Tabel Mortalita Indonesia 2011
5%
8%
56 tahun/year
10%
1%
Liabilitas
imbalan pasca
kerja/
Employee benefit
liabilities
Satu poin persentase
kenaikan (9%)
Satu poin persentase
penurunan (7%)
476
Beban
imbalan pasca
kerja/
Employee benefits
expense
88.338.857.177
112.461.716.859
79.451.213.102
103.574.072.785
Employee Benefits
Wasantara Net
71
Liability
of
PT
Bhakti
of
PT
Bhakti
2014
2013
2012
758.488.717
175.949.746
-
578.919.970
179.568.747
-
578.919.970
179.568.747
-
Beginning balance
Current year charge
Payment of retirement
934.438.463
758.488.717
758.488.717
Ending balance
2013
2012
66.607.703
70.543.506
4.310.431
61.561.244
97.817.288
4.310.431
93.195.502
72.597.140
4.310.431
(9.224.934)
12.260.783
9.465.674
132.236.706
175.949.746
179.568.747
2014
2013
2012
934.438.463
758.488.717
1.048.205.168
8%
8.5%
TMI-2011
55 tahun/years
10%
1%
2013
2012
8%
9%
TMI-III
55 tahun/years
10%
1%
Utang:
PT Quantum Aksesindo
Nusantara
Utang subordinat:
PT Quantum Aksesindo
Nusantara
Total
8%
8%
TMI-III
55 tahun/years
10%
1%
2013
2012
Loan:
13.097.954.061
13.097.954.061
13.097.954.061
9.607.843.137
9.607.843.137
9.607.843.137
22.705.797.198
22.705.797.198
22.705.797.198
72
477
23. LIABILITAS
(lanjutan)
JANGKA
PANJANG
LAINNYA
a.
Modal saham
NON-CONTROLLING
Share Capital
1.
Menyetujui
pengeluaran/penempatan
saham yang masih dalam simpanan
(portepel) sejumlah 30.023 saham,
masing-masing saham dengan nilai
Rp1.000.000
sehingga
seluruhnya
seharga
Rp30.023.000.000
yang
seluruhnya diambil bagian oleh Negara
Republik Indonesia.
2.
478
73
a.
2.
3.
b.
a.
NON-CONTROLLING
Peningkatan
modal
ditempatkan/
disetor
Perseroan
yang
semula
Rp425.000.000.000
menjadi
sebesar
Rp455.023.000.000.
b.
Non-controlling interest
Entitas Anak
Saldo 1 Januari
2014/Balance
January 1, 2014
Perubahan
ekuitas lainnya/
Other equity
movement
(29.731.348.067)
543.340.827
(1.691.240.274)
(20.248.876)
(31.422.588.341)
523.091.951
Total
(29.118.007.240)
(1.711.489.150)
(30.899.496.390)
Total
Saldo/Balance
31 Des. 2014/
Dec. 31, 2014
Subsidiaries
Entitas Anak
Saldo 1 Januari
2013/Balance
January 1, 2013
Perubahan
ekuitas lainnya/
Other equity
movement
(30.053.729.209)
520.384.412
322.381.142
22.956.415
(29.731.348.067)
543.340.827
Total
(29.533.344.797)
345.337.557
(29.188.007.240)
Total
Saldo/Balance
31 Des. 2013/
Dec. 31, 2013
Subsidiaries
Entitas Anak
Saldo 1 Januari
2012/Balance
January 1, 2012
Pendirian
Entitas Anak/
Establishment
of Subsidiaries
(30.531.522.191)
-
500.000.000
477.792.990
20.384.412
(30.053.729.201)
520.384.412
Total
(30.531.522.191)
500.000.000
498.177.402
(29.533.344.789)
Total
74
Saldo/Balance
31 Des. 2012/
Dec. 31, 2012
Subsidiaries
479
up
to
2013
Nilai perolehan
Nilai wajar
1.608.494.680
236.517.470
(1.371.977.210)
Unrealized loss on
available for sale financial assets
2013
2.462.453.209.125
1.417.350.325.109
204.400.241.490
202.421.559.219
58.641.611.732
23.005.802.763
2.257.894.446.030
1.448.872.963.907
231.563.398.257
178.646.242.166
46.344.221.078
19.950.433.074
Total
4.368.272.749.438
4.183.271.704.512
Total
Potongan pendapatan
Total
(7.722.403.750)
4.360.550.345.688
(8.375.553.875)
Sales discount
4.174.896.150.637
Total
480
Acquisition cost
Fair value
2013
Beban pemasaran
Bisnis logistik
Bisnis suratpos dan paketpos
Bisnis jasa keuangan
Bisnis ritel
Bisnis filateli
Bisnis properti
1.733.479.738
46.720.280.146
38.227.999.389
4.028.657.975
2.632.875.351
363.231.105
2.598.874.971
52.722.689.422
39.048.726.629
3.613.216.616
2.836.637.523
627.403.277
Marketing
Logistics
Postal mails and parcel
Financial services
Retail
Philately
Property
Sub total
93.706.523.704
101.447.548.438
Sub total
2.299.219.567.430
1.313.077.404.542
313.449.238.616
121.681.264.650
48.575.281.175
2.097.494.812.749
1.190.405.500.468
342.584.799.270
80.136.673.350
46.537.690.950
Sub total
4.096.002.756.413
3.757.159.476.787
Sub total
Total
4.189.709.280.117
3.858.607.025.225
Total
75
2013
Pendapatan lain-lain
Pendapatan aset tetap
Lainnya
5.698.695.129
36.724.750.372
25.750.847.256
Other income
Fixed assets income
Others
42.423.445.501
25.750.847.256
Beban lain-lain
Denda pajak
Kerugian aset tetap
Sumbangan bencana alam
Lain-lain
(17.874.438.677)
(54.172.885)
(328.260.000)
(666.154.116)
(34.054.570.428)
(1.591.485.136)
(360.898.500)
(17.790.453)
Other charges
Tax penalty
Fixed assets loss
Donation for disaster
Others
(18.923.025.678)
(36.024.744.517)
23.500.419.823
(10.273.897.261)
Total - net
Total - bersih
a.
a.
Persentase terhadap
jumlah aset / liabilitas /
Percentages of
total assets / liabilities
Saldo / Amount
2014
Bank (Catatan 5)
Rupiah
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk
PT Bank Rakyat
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank
Pembangunan
Daerah
PT Bank Bukopin Tbk
Dolar AS
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
Euro Eropa
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
GBP Inggris
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
2013
2014
2013
683.872.779.707
732.845.307.172
13,60%
13,15%
277.588.622.827
359.632.139.194
5,51%
6,45%
314.283.445.749
181.648.302.108
6,24%
3,26%
210.238.529.387
72.110.815.225
4,17%
1,29%
45.792.250.856
792.031.700
111.989.049.324
568.044.555
0,91%
0,02%
2,01%
0,01%
Banks (Note 5)
Rupiah
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk
PT Bank Rakyat
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank
Pembangunan
Daerah
PT Bank Bukopin Tbk
7.107.115.272
7.278.010.579
0,14%
0,13%
4.885.986.150
6.337.794.634
0,10%
0,11%
US Dollar
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
0,14%
Europe Euro
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
0,03%
England GBP
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
14.473.250.045
1.418.862.684
7.919.787.956
0,29%
1.472.164.563
0,03%
76
481
a.
a.
Persentase terhadap
jumlah aset / liabilitas /
Percentages of
total assets / liabilities
Saldo / Amount
2014
Bank (Catatan 5)
Dolar Singapura
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
Franc Swis
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
Deposito on-call
rupiah
PT Bank Rakyat
Indonesia
(Persero) Tbk
Deposito berjangka
Rupiah
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero)Tbk
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero)Tbk
PT Bank
Pembangunan
Daerah Jawa
Barat dan Banten
(Persero)Tbk
Deposito berjangka
Dolar AS
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero)Tbk
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk
2013
1.609.796.036
2014
1.642.912.896
2013
0,03%
0,03%
Banks (Note 5)
Singapore Dollar
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
Swiss CHF
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
70.848.351
0,01%
0,00%
1.562.133.518.764
1.483.444.328.206
31,05%
26,61%
190.000.000.000
0,00%
3,41%
190.000.000.000
0,00%
3,41%
10.000.000.000
200.000.000.000
0,20%
3,59%
28.000.000.000
35.000.000.000
0,56%
0,63%
12.677.072.970
11.000.000.000
0,25%
0,20%
10.000.000.000
0,00%
0,18%
50.677.072.970
256.000.000.000
1,01%
4,60%
24.000.000.000
0,48%
0,00%
2.000.000.000
0,04%
0,00%
26.000.000.000
0,52%
0,00%
Time deposits
Rupiah
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank
Pembangunan
Daerah Jawa
Barat dan Banten
(Persero) Tbk
Time deposits
US Dollar
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk
482
77
a.
a.
Entitas Anak/Subsidiary
Entitas Anak/Subsidiary
Jenis Transaksi/
Type of Transactions
PT Taspen (Persero)
PT Asabri
Dapenpos
PT Pertamina (Persero)
PT Pegadaian (Persero)
Kementerian Koordinator Kesejahteraan
Rakyat
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Inkopabri
Legiun Veteran Republik Indonesia
PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
PT PLN (Persero)
Direktorat Jenderal Bea Cukai
Direktorat Jenderal Pajak
Asosiasi/Associate
Sepengendali/Under common control
Sepengendali/Under common control
SOPP
SOPP
SOPP
SOPP
SOPP
Departemen Sosial
SOPP
SOPP
SOPP
SOPP
SOPP, penjualan materai, jasa
pos/SOPP, sales of stamp
and postal services
Penyaluran dana/
Fund distribution
78
483
Perusahaan mengadakan
penting sebagai berikut:
Mitra/
Partners
484
The Company
agreements:
perjanjian-perjanjian
Nomor perjanjian/
Agreements no.
Perjanjian/
Agreements
has
the
following
significant
Jangka waktu/Terms
Awal/Start
Akhir/End
PT Wahana Ottomitra
Multiartha Tbk
97/DIRTEKJASKUG/0712
Penerimaan
pembayaran angsuran
secara online/Online
Installment payment
receipt
26 Juli 2012/
July 26, 2012
25 Juli 2014/
July 25, 2014
16/PKS/DIR/2013 PKS.58/DIRUT/0313
Layanan tabungan,
produk dan layanan
perbankan di Kantor
Pos/Saving and Bank
services in Post Office
25 Maret 2013/
March 25, 2013
30 November 2014/
November 30, 2014
007/BOS-ADMF/LGL/XI/2012 PKS.189/DIRUTPOS/1112
Penerimaan
pembayaran angsuran
kredit secara online/
Online installment
payment receipt
1 Agustus 2012/
August 1, 2012
31 Juli 2014/
July 31, 2014
0263/OPS-OH/0613 PKS.112/DIRUTPOS/2013
Penerimaan
pembayaran angsuran
kredit secara online/
Online installment
payment receipt
4 Juni 2013/
June 4, 2013
31 Januari 2015/
January 31, 2015
90/Drtekjaskug/0712
Penerimaan
pembayaran angsuran
secara online/ Online
installment payment
receipt
12 Juli 2012/
July 12, 2012
11 Juli 2014/
July 11, 2014
39/DIRTEKJASKUG/0312 0332/ACC/FIN/IV/2012
Penerimaan
pembayaran angsuran
kendaraan bermotor
secara online/Online
vehicles installment
payment receipt
29 Maret 2012/
March 29, 2012
28 Maret 2014/
March 28, 2014
PT Federal International
Finance
FIF/C&R/X/151/2012 150/DIRTEKJASKUG/1012
Penerimaan
pembayaran angsuran
kredit secara
online/Online
installment payment
receipt
2 Oktober 2012/
October 2, 2012
10 Juni 2014/
June 10, 2014
008/CLG/PKS/2014 46/DIRTEKJASKUG/2014
Penerimaan
pembayaran angsuran
kredit secara
online/Online vehicles
installment payment
receipt
28 Agustus 2014/
August 28, 2014
9 Januari 2016/
January 9, 2016
PT Indomobil Finance
Indonesia
Penerimaan
pembayaran angsuran
kredit secara
online/Online vehicles
installment payment
receipt
30 April 2014/
April 30, 2014
22 Februari 2016/
February 22, 2016
PT Indosat Tbk
007/EOB-EOBG/LGL/12-PKS PKS.183/DIRUT/1112
Penerimaan
pembayaran tagihan
pelanggan Indosat
Pasca Bayar secara
online/Claim payment
receive of Indosat
Postpayment
14 November 2012/
November 14, 2012
10 Agustus 2014/
August 10, 2014
79
Mitra/
Partners
Nomor perjanjian/
Agreements no.
Perjanjian/
Agreements
Jangka waktu/Terms
Awal/Start
Akhir/End
P.MLO.POS/1/SYB-II/2012 20/DIRTEKJASKUG/0212
Penerimaan
pembayaran multi biller
melalui Sistem Online
Payment Point Pos/
Receipt of instalment of
multi biller using online
systement Payment
Point Pos
6 Februari 2012/
February 6, 2012
5 Februari 2014/
February 5, 2014
5 Mei 2014/
May 5, 2014
5 Mei 2016/
May 5, 2016
173/DIRUT/1013
Pemanfaatan layanan
weselpos
instan/Utilization of
Instant Money Order
(Weselpos)
26 Oktober 2013/
October 26, 2013
25 Oktober 2015/
October 25, 2015
PKS36/DIRUT/0113
Pemanfaatan Layanan
Weselpos Instan/
Utilization of Instant
Money Order
(Weselpos)
25 Januari 2013/
Januari 25, 2013
24 Januari 2015/
January 24, 2015
PKS65/DIRUT/0413
Pemanfaatan Layanan
Weselpos Untuk
Penyaluran Kiriman
Uang/Utilization of
Money Order
(Weselpos) for
Chanelization
Remittance
1 April 2013/
April 1, 2013
31 Maret 2015/
March 31, 2015
a.
a.
Risiko Kredit
Credit Risk
Credit risk in receivables is due to uncertainty
of postal customers who cannot pay their
amounts due in accordance with the
agreement. These risks are identified from the
status of the customer in a position of
bankruptcy, difficulty in liquidity (demand for
rescheduling of payment), and no last known
address.
Risiko
kredit
dalam
piutang
adalah
ketidakpastian pelanggan pos tidak dapat
membayar utangnya sesuai dengan PKS yang
ditetapkan. Risiko ini teridentifikasi dari status
debitur (pelanggan) dalam posisi bangkrut,
kesulitan likuiditas (permintaan penjadualan
ulang pembayaran), dan tidak dikenal alamat
terakhir.
80
485
a.
a.
2014
2013
2.765.107.547.733
458.245.173.991
209.538.726.105
3.683.962.489.777
480.808.307.685
196.055.107.392
2.961.068.742.854
351.236.281.769
145.552.749.590
Total
3.432.891.447.829
4.360.825.904.854
3.457.857.774.213
Total
Belum jatuh
tempo dan tidak
ada penurunan
nilai/
Neither past
due nor impaired
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Aset lancar lainnyaPiutang lainnya
2012
Telah jatuh
tempo dan
ada penurunan/
Past due
and impaired
Jumlah/
Total
2.765.107.547.733
458.245.173.991
2.765.107.547.733
458.245.173.991
209.538.726.105
209.538.726.105
3.432.891.447.829
3.432.891.447.829
486
81
a.
b.
a.
Manajemen
yakin
akan
kemampuan
Perseroan
dan
Entitas
Anak
untuk
mengendalikan dan memelihara eksposur
risiko kredit pada tingkat yang minimum
dengan membentuk penyisihan penurunan
nilai untuk menutupi kemungkinan kerugian
atas tidak tertagihnya piutang berdasarkan
data historis kerugian yang ada (Catatan 7).
b.
Risiko Pasar
Market Risk
82
487
b.
b.
Risiko
nilai
tukar
adalah
potensi
penyimpangan dari hasil yang diharapkan
karena fluktuasi nilai tukar. Risiko nilai tukar
berdampak langsung pada penerimaan atau
kewajiban karena Perseroan dan Entitas Anak
melakukan transaksi dengan menggunakan
valuta asing. Risiko ini sangat jelas tergambar
atas transaksi pos internasional baik untuk
jasa pos internasional ataupun dalam bidang
administrasi pos (UPU). Berbagai kurs valuta
asing digunakan terkait dengan counterpart
negara masing-masing.
Tabel
berikut
menunjukkan
sensitivitas
terhadap perubahan yang mungkin terjadi
pada nilai tukar Rupiah terhadap mata uang
asing, dengan semua variabel lainnya tetap
konstan, dengan pendapatan sebelum pajak
yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013:
Kenaikan (Penurunan)
mata uang asing/
Increase (Decrease)
foreign currency
31 Desember 2014
488
Pengaruh pada
laba sebelum pajak/
Effect on income
before tax
USD
4%
- 4%
9.770.968.218
(9.770.968.218)
EUR
4%
-4%
578.930.002
(578.930.002)
SGD
4%
- 4%
64.391.841
(64.391.841)
GBP
4%
- 4%
56.754.507
(56.754.507)
CHF
4%
- 4%
2.833.934
(2.833.934)
83
b.
b.
c.
Pengaruh pada
laba sebelum pajak/
Effect on income
before tax
USD
4%
- 4%
10.445.127.464
(10.445.127.464)
EUR
4%
-4%
316.791.518
(316.791.518)
SGD
4%
- 4%
65.709.759
(65.709.759)
GBP
4%
- 4%
58.886.583
(58.886.583)
c.
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Dibawah
1 tahun/
Below over
1 year
Liabilitas keuangan
Utang usaha
Utang pajak
Provisi jangka
pendek
Utang lainnya
Pinjaman bank
jangka panjang
Total Liabilitas
Keuangan
Lebih dari
1 tahun
sampai dengan
3 tahun/
1 year up
to 3 years
Lebih dari
3 tahun/
Over 3 years
Jumlah/
Total
Financial liabilities
Trade payable
Tax payables
2.462.636.432.110
35.931.409.152
2.462.636.432.110
35.931.409.152
104.128.671.116
587.661.520.731
104.128.671.116
587.661.520.731
Short-term provision
Other payables
160.000.000.000
60.000.000.000
45.000.000.000
265.000.000.000
3.350.358.033.109
60.000.000.000
45.000.000.000
3.455.358.033.109
84
Total Financial
Liabilities
489
c.
c.
2013
Dibawah
1 tahun/
Below over
1 year
Liabilitas keuangan
Utang usaha
Utang pajak
Provisi jangka
pendek
Utang lainnya
Pinjaman bank
jangka panjang
Total Liabilitas
Keuangan
Lebih dari
1 tahun
sampai dengan
3 tahun/
1 year up
to 3 years
Lebih dari
3 tahun/
Over 3 years
Financial liabilities
Trade payables
Tax payables
3.126.263.071.774
58.176.012.663
3.126.263.071.774
58.176.012.663
96.172.160.803
820.884.282.580
96.172.160.803
820.884.282.580
Short-term provision
Other payables
20.000.000.000
40.000.000.000
20.000.000.000
80.000.000.000
4.121.495.527.820
40.000.000.000
20.000.000.000
4.181.495.527.820
Total Financial
Liabilities
Pengelolaan Modal
Capital Management
Kebijakan
Perseroan
adalah
untuk
mempertahankan struktur permodalan yang
sehat dalam rangka untuk mengamankan
akses untuk membiayai dengan biaya yang
wajar.
2014
Modal
Saldo laba ditahan
490
Jumlah/
Total
2013
455.023.000.000
651.936.128.454
455.023.000.000
551.900.773.346
1.106.959.128.454
1.006.923.773.346
85
Capital stock
Retained earnings
2014
Nilai Tercatat/
Carrying Value
Aset keuangan
Pinjaman dan piutang
Kas dan setara kas
Piutang usaha - bersih
Pendapatan yang masih
harus diterima
Aset lancar lainnya
2013
Nilai Wajar/
Fair Value
2012
Nilai Tercatat/
Carrying Value
Nilai Wajar/
Fair Value
Nilai Tercatat/
Carrying Value
Nilai Wajar/
Fair Value
2.765.107.547.733
458.245.173.991
2.765.107.547.733
458.245.173.991
3.683.962.489.777
480.808.307.685
3.683.962.489.777
480.808.307.685
2.961.068.742.854
351.236.281.769
2.961.068.742.854
351.236.281.769
Financial assets
Loan and receivables
Cash and cash equivalent
Trade receivables - net
100.782.491.549
317.695.570.368
100.782.491.549
317.695.570.368
75.123.728.503
261.223.714.410
75.123.728.503
261.223.714.410
117.470.045.758
188.298.256.987
117.470.045.758
188.298.256.987
Accrued income
Other current assets
95.081.668.302
112.939.654.358
95.081.668.302
112.939.654.358
120.706.267.400
73.513.168.008
120.706.267.400
73.513.168.008
111.244.140.456
31.409.824.164
111.244.140.456
31.409.824.164
231.174.769
231.174.769
2.573.613.549
2.573.613.549
Investment in securities
Financial liabilities
2.462.636.432.110
2.462.636.432.110
3.126.263.071.774
3.126.263.071.774
2.709.480.944.319
2.709.480.944.319
Financial liabilities
measured
at amortized cost
Trade payables
190.000.000.000
190.000.000.000
150.000.000.000
150.000.000.000
104.128.671.116
587.661.520.731
104.128.671.116
587.661.520.731
96.172.160.803
820.884.282.580
96.172.160.803
820.884.282.580
99.400.000.000
337.602.279.719
99.400.000.000
337.602.279.719
Short-term provision
Other payables
75.000.000.000
75.000.000.000
80.000.000.000
80.000.000.000
135.187.500.000
135.187.500.000
86
491
33. ASSETS
MONETARY
AND
LIABILITIES
DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
2014
Mata Uang
Asing/
Foreign
Currency
2013
Ekuivalen
Rupiah/
Equivalent
Rupiah
Mata Uang
Asing/
Foreign
Currency
2012
Ekuivalen
Rupiah/
Equivalent
Rupiah
Mata Uang
Asing/
Foreign
Currency
Ekuivalen
Rupiah/
Equivalent
Rupiah
Aset
Kas dan Setara Kas
USD
EUR
SGD
GBP
CHF
Piutang Usaha
USD
Assets
33.107.115.272
14.473.250.045
1.609.796.036
1.418.862.684
70.848.351
1.117.057
470.815
170.657
73.254
-
13.615.805.213
7.919.787.956
1.642.912.896
1.472.164.563
-
2.846.783
1.100.860
145.853
95.824
-
27.528.388.085
14.101.858.637
1.153.277.885
1.492.831.485
-
16.974.846 211.167.090.187
18.245.507
222.394.488.659
12.234.320
118.305.875.815
Account Receivables
USD
162.582.231.907
Total Assets
2.661.344
956.386
170.853
73.249
5.631
Total Aset
261.846.962.575
247.045.159.287
Liabilitas
Liability
Utang Usaha
USD
7.577.763
94.267.368.361
8.019.040
97.744.080.142
Trade Payables
USD
Utang Jaminan
USD
5,000,000
62.199.937.800
10.077.933
122.839.928.777
3.445.075
33.313.874.186
Guarantee Payables
USD
Total Liabilitas
156.467.306.161
220.584.008.919
33.313.874.186
Total Liabilities
Aset Bersih
105.379.656.414
26.461.150.368
129.268.357.721
Net Assets
492
2013
5.411.818.500
3.133.054.188
2.625.822.138
1.181.152.156
929.060.848
775.746.846
134.497.291
-
9.980.989.281
714.702.882
1.563.912.207
1.012.316.158
586.604.180
705.951.472
3.538.296.795
Company
Area Banjarbaru
Area Jakarta
Area Makasar
Area Denpasar
Area Bandung
Area Medan
Area Surabaya
Area Jayapura
Entitas Anak
PPI
26.500.000.000
Subsidiary
PPI
Total
40.691.151.967
18.102.772.975
Total
87
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
PT
Dapensi
Dwikarya
dalam
rangka
pengadaan persewaan kendaraan untuk
digunakan dalam operasional Perseroan dan
Entitas Anak.
4.
5.
5.
provide
Time
deposit
Rp50,000,000,000
88
placement
amounting
493
494
Time
deposit
placement
Rp50,000,000,000 (continued)
Mempertimbangkan bahwa:
Considering that:
Bilyet
deposito
asli
dengan
nomor
seri 1422817/7000000046287538 tertanggal
17 Juli 2014 untuk masa 3 (tiga) bulan saat ini
masih berada di PPI.
Bunga
atas
deposito
sebesar
Rp50.000.000.000 sampai saat ini masih tetap
diterima.
amounting
89
Penempatan
(lanjutan)
Fund placement
(continued)
dana
senilai
Rp37.000.000.000
amounting
Rp37,000,000,000
Mempertimbangkan bahwa:
Considering that:
90
495
36. RECLASSIFICATION
(continued)
OF
ACCOUNTS
2013
31 Desember/ December 31, 2013
Sebelum
Reklasifilasi/
Before
Reclassification
Reklasifikasi/
Reclassification
Sesudah
Reklasifikasi/
After
Reclassification
Consolidated
Statement of
Financial
Position
Laporan Posisi
Keuangan
Konsolidasian
Liabilitas Jangka
Pendek
Biaya yang masih harus
dibayar
Utang lainnya
Current Liabilities
26.960.471.650
793.923.810.930
(26.960.471.650 )
26.960.471.650
820.884.282.580
Accrued expenses
Other payables
2013
31 Desember/ December 31, 2013
Sebelum
Reklasifilasi/
Before
Reclassification
Reklasifikasi/
Reclassification
Sesudah
Reklasifikasi/
After
Reclassification
Consolidated
Statement of
Cash Flows
11.984.084.502
(11.984.084.502 )
483.282.002.856
Accrued expenses
Other payables
2012
31 Desember/ December 31, 2012
Sebelum
Reklasifilasi/
Before
Reclassification
Reklasifikasi/
Reclassification
Sesudah
Reklasifikasi/
After
Reclassification
Consolidated
Statement of
Financial
Position
Laporan Posisi
Keuangan
Konsolidasian
Liabilitas Jangka
Pendek
Biaya yang masih harus
dibayar
Utang lainnya
Current Liabilities
38.944.556.152
298.657.723.567
(38.944.556.152 )
38.944.556.152
337.602.279.719
Consolidated
Statement of
Cash Flows
496
Accrued expenses
Other payables
(13.193.699.010 )
13.193.699.010
91
112.154.206.987
Accrued expenses
Other payables
92
497
2014
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Investasi pada
surat berharga
Piutang usaha - setelah
dikurangi cadangan
piutang tidak tertagih
sebesar
Rp39.535.703.927
pada 31 Desember 2014,
Rp26.085.843.779
pada 31 Desember 2013
dan Rp17.028.296.359
pada 31 Desember 2012
Pendapatan yang masih
harus diterima
Pajak dibayar di muka
Aset lancar lainnya
JUMLAH ASET LANCAR
2013
2012
ASSETS
CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents
2.690.894.984.158
3.478.896.663.357
2.890.221.517.221
231.174.769
2.573.613.549
425.230.263.453
430.469.909.003
315.428.039.937
Investment in securities
Trade receivables - net of
allowance for
uncollectible
amounts of
Rp39,535,703,927 as of
December 31, 2014,
Rp26,085,843.779
as of December 31, 2013
Rp17,028,296,359
as of December 31, 2012
96.078.060.198
235.411.950.511
64.034.532.485
242.682.839.616
124.643.473.214
195.289.992.477
Accrued income
Prepaid taxes
Other current assets
3.447.615.258.320
4.216.315.119.230
3.528.156.636.398
282.507.000.000
175.000.000.000
282.507.000.000
-
108.507.000.003
-
15.406.473.238
630.587.137.194
236.571.359.018
38.935.841.794
148.875.555.243
71.803.009.473
597.223.017.517
234.796.469.356
42.318.407.124
123.956.671.756
55.484.690.761
510.633.140.783
240.106.394.574
42.400.186.826
109.471.104.980
50.728.246.435
JUMLAH ASET
TIDAK LANCAR
1.584.279.902.722
1.336.286.256.514
1.077.252.546.839
JUMLAH ASET
5.031.895.161.042
5.552.601.375.744
4.605.409.183.237
TOTAL ASSETS
498
93
2014
2013
2012
2.453.083.992.795
33.910.215.715
3.102.526.151.532
56.323.049.686
2.693.522.277.211
46.374.655.531
CURRENT LIABILITIES
Trade payables
Taxes payable
150.000.000.000
104.128.671.117
579.918.150.539
96.172.160.803
807.639.164.495
99.400.000.000
339.825.897.828
40.000.000.000
20.000.000.000
215.187.500.000
Current maturities of
long-term loans:
Bank loans
3.361.041.030.166
4.082.660.526.516
3.394.310.330.570
TOTAL CURRENT
LIABILITIES
LIABILITAS
JANGKA PANJANG
Pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh
tempo dalam waktu
satu tahun:
Pinjaman bank
Utang pembiayaan
konsumen
Liabilitas imbalan kerja
75.000.000.000
60.000.000.000
70.000.000.000
455.956.775.676
368.227.922.454
308.555.552.159
JUMLAH LIABILITAS
JANGKA PANJANG
530.956.775.676
428.227.922.454
378.555.552.159
JUMLAH LIABILITAS
3.891.997.805.842
4.510.888.448.970
3.772.865.882.729
TOTAL LIABILITIES
EKUITAS
Modal saham nilai nominal
Rp1.000.000
per saham
Modal dasar 1.500.000
saham,
Modal ditempatkan dan
disetor penuh
455.023 saham
Setoran modal lainnya
Saldo laba
Komponen ekuitas
lainnya
NON - CURRENT
LIABILITIES
EQUITY
Capital stock Rp1,000,000 par
value per share
Authorized
1,500,000 shares,
455.023.000.000
455.023.000.000
425.000.000.000
684.874.355.200
588.061.903.984
30.023.000.000
379.128.795.188
(1.371.977.210)
(1.608.494.680)
JUMLAH EKUITAS
1.139.897.355.200
1.041.712.926.774
832.543.300.508
5.031.895.161.042
5.552.601.375.744
4.605.409.183.237
94
499
PENDAPATAN BERSIH
2014
2013
4.153.152.240.345
3.980.781.672.004
NET REVENUE
Beban usaha
Pemasaran
Umum dan administrasi
(91.827.689.612)
(98.587.954.539)
(3.885.711.801.275) (3.568.498.215.138)
Operating expenses
Marketing
General and administrative
(3.977.539.490.887) (3.667.086.169.677)
Pendapatan lain-lain
Beban lain-lain
41.999.825.408
(18.003.159.184)
23.035.287.762
(34.359.560.250)
LABA USAHA
199.609.415.682
302.371.229.839
Pendapatan keuangan
Beban keuangan
22.617.804.077
(24.236.091.993)
31.234.674.606
(21.560.822.425)
197.991.127.766
312.045.082.020
Other income
Other expenses
INCOME FROM OPERATIONS
Finance income
Finance cost
INCOME BEFORE INCOME
TAX BENEFIT
(EXPENSES)
(64.650.547.000)
24.918.883.486
(83.348.808.000)
14.485.566.776
(39.731.663.514)
(68.863.241.224)
LABA BERSIH
158.259.464.252
243.181.840.796
NET INCOME
236.517.470
158.259.464.252
243.418.358.266
TOTAL COMPREHENSIVE
INCOME
500
95
501
Jumlah laba
komprehensif tahun
berjalan
Reklasifikasi
455.023.000.000
Pembayaran dividen
455.023.000.000
Jumlah laba
komprehensif tahun
berjalan
(30.023.000.000)
30.023.000.000
30.023.000.000
425.000.000.000
Pembayaran dividen
Tambahan modal
disetor
Modal saham/
Capital stock
Tambahan
modal disetor
lainnya/
Other paid in
capital
96
684.874.355.200
158.259.464.252
-
(61.447.013.036)
588.061.903.984
243.181.840.796
(34.248.732.000)
379.128.795.188
Saldo laba
(defisit)/
Retained earnings
(deficit)
1.371.977.210
(1.371.977.210)
236.517.470
(1.608.494.680)
Aset keuangan
tersedia
untuk dijual/
Unrealized loss
on change in
fair value of
available for sale
financial assets
1.139.897.355.200
158.259.464.252
1.371.977.210
(61.447.013.036)
1.041.712.926.774
243.418.358.266
(34.248.732.000)
832.543.300.508
Jumlah/
Total
Kepentingan non
pengendali/
Non-controlling
interest
1.139.897.355.200
158.259.464.252
1.371.977.210
(61.447.013.036)
1.041.712.926.774
243.418.358.266
(34.248.732.000)
832.543.300.508
Jumlah ekuitas/
Total equity
Balance as of
December 31, 2014
Total comprehensive
income current year
Divident payment
Balance as of
December 31, 2013
Additional
paid-in capital
Total comprehensive
income current year
Divident payment
Additional
paid-in capital
Balance as of
December 31, 2012
2014
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI
Jumlah laba komprehensif
tahun berjalan
Penyesuaian untuk rekonsiliasi
laba komprehensif dan
kas bersih diperoleh dari
aktivitas operasi:
Alokasi laba untuk PKBL
Penyusutan aset tetap
dan properti investasi
Amortisasi dan penyusutan
aset tidak lancar lainnya
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Beban imbalan kerja
Pengurangan aset tetap
Laba dari operasi sebelum
perubahan aset dan liabilitas
2013
108.272.699.644
69.805.453.257
9.597.883.574
13.544.302.171
10.912.085.946
240.313.241.105
-
9.057.547.420
177.136.087.589
-
568.459.015.245
581.824.989.926
199.363.104.976
(345.335.113.083)
(152.584.387.883)
(89.239.312.840)
(587.158.813.806)
502
312.281.599.489
(5.672.440.397)
(124.099.416.485)
(32.043.527.818)
7.270.889.105
-
60.608.940.679
(47.392.847.139)
-
(16.318.318.711)
(649.442.158.737)
2.175.931.869
7.956.510.314
(227.721.013.953)
(4.756.444.326)
409.003.874.321
5.123.282.217
(3.227.839.197)
467.813.266.664
1.344.897.806.660
15.406.473.238
(117.463.717.296)
(78.523.696.062)
1.164.316.866.540
(175.000.000.000)
(60.258.237.801)
756.857.433
(88.767.151.846)
110.415.000
(173.999.999.995)
(134.917.159.540)
2.422.626.718
(26.166.982.797)
(1.537.629.000)
231.174.769
(1.468.909.912)
2.342.438.780
(4.348.782.570)
(324.395.852.357)
(336.205.488.404)
97
2014
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Setoran modal kepentingan
non pengendali
Peningkatan (penurunan)
pinjaman bank
Penurunan bantuan
Pemerintah yang belum
ditentukan statusnya
Peningkatan
pembiayaan konsumen
Peningkatan tambahan
modal disetor lainnya
Pembayaran deviden
Kas Bersih Diperoleh (digunakan untuk)
dari Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
2013
(61.447.013.036)
(34.248.732.000)
123.552.986.964
(239.436.232.000)
(788.001.679.199)
588.675.146.136
NET INCREASE(DECREASE)
IN CASH AND CASH EQUIVALENT
2.890.221.517.221
3.478.896.663.357
185.000.000.000
(205.187.500.000)
3.478.896.663.357
2.690.894.984.158
98
503
1.
1.
2.
504
Dasar
Penyusunan
Laporan
Tersendiri Entitas Induk
Keuangan
99
2.
2.
Nama Entitas/
Entity Name
Entitas Anak/
Subsidiaries
PT BWN
PT PLI
PT PPI
Persentase
Kepemilikan/
Percentage
Ownership
51%
100%
99%
Total
Entitas
Asosiasi/
Associated
Company
PT BSHB
Nama Entitas/
Entity Name
Entitas Anak/
Subsidiaries
PT BWN
PT PLI
PT PPI
Total
51%
100%
99%
Biaya Perolehan
31 Desember 2014/
Cost of Acquistion
December 31, 2014
9,507,000,000
174.000.000.000
99.000.000.000
9,507,000,000
174.000.000.000
99.000.000.000
282.507.000.000
282.507.000.000
175.000.000.000
175.000.000.000
20.20%
Persentase
Kepemilikan/
Percentage
Ownership
Biaya Perolehan
31 Desember 2013/
Cost of Acquistion
December 31, 2013
9.507.000.000
99.000.000.000
99.000.000.000
75.000.000.000
-
9,507,000,000
174.000.000.000
99.000.000.000
207.507.000.000
75.000.000.000
282.507.000.000
Laporan Posisi
Keuangan
Konsolidasian
Liabilitas Jangka
Pendek
Biaya yang masih harus
dibayar
Utang lainnya
Current Liabilities
23.982.207.505
783.656.956.987
(23.982.207.505 )
23.982.207.505
100
807.639.164.492
Accrued expenses
Other payables
505
2.
2.
Laporan Posisi
Keuangan
Konsolidasian
Liabilitas Jangka
Pendek
Biaya yang masih harus
dibayar
Utang lainnya
506
Current Liabilities
41.600.697.044
298.225.200.784
(41.600.697.044 )
41.600.697.044
101
339.825.897.828
Accrued expenses
Other payables
507
508
509
AMRIZAL. SE. MM
Sekretaris Perusahaan
GADUT/ 29-08-1962
Pasca Sarjana Umum 1993 - UGM
SYAHRIAL
Kepala Change Management Office (CMO)
SEI PANDAHAN / 01-12-1962
Pasca Aarjana - umum - 1997 - Jakarta
510
AGUS HERNOWO
Deputi SPI Bidang Pengawasan Keuangan
JAKARTA/ 13-08-1962
Dikti Pos Dikti Reguler 1985 - Bandung
ARJUNA. SE
Deputi SPI Bidang Pengawasan Operasional
LUBUK IPUH/ 01-04-1963
Dikti Pos Dikti Sarjana 1991 - Bandung
HARNITO SE. MM
Wakil Kepala CMO Bidang Transformasi Perusahaan
BLORA/ 08-06-1963
Pasca Sarjana 1994 - UGM
HERBON OPNALTO. SE
Wakil Kepala CMO Bidang Transformasi Bisnis
TG. PAUH MUDIK/ 17-12-1963
Pasca Sarjana Manajemen Pemasaran 2005 - Jakarta
511
JOESAK PRAKASA. SE
Vice President Transformasi Kepemimpinan dan Budaya pada CMO
CILACAP/ 19-03-1963
Sarjana Ekonomi Manajemen 1992 - Bandung
TEDI SETIADI SE
Vice President Public Service Obligation
BANDUNG/ 13-01-1962
Sarjana Ekonomi Manajemen 1998 - Bandung
512
YUNISWAR
Vice President Konsinyasi dan Filateli
BUKITTINGGI/ 12-06-1962
Pasca Sarjana Hukum Bisnis - 1994
BENNY OTOYO. SE
Vice President Umum
PALEMBANG/ 09-10-1964
Sarjana lmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 1993 - Bandung
HARI PURNAMA SE
Vice President Outlet
SEMARANG/ 04-07-1963
Sarjana Ekonomi Manajemen 1992 - Bandung
513
SIGIT SANTOSA.SE.MM
Vice President Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance (GCG)
SURABAYA/ 16-12-1961
Pasca Sarjana Manajemen Pemasaran 2006 - Bandung
TABAH PUJIANTO.S.SOS
Vice President Treasury dan Pajak
PEMATANGSIANTAR/ 19-09-1962
Sarjana Administrasi Negara 2000 -
SUHARTO. DRS
Vice President Bina Lingkungan Perusahaan
CILACAP/ 19-02-1964
Sarjana Umum - 1990
514
PANGGIH RAHARDJO SE
Vice President Learning Center
MAGELANG/ 19-03-1967
Sarjana Ekonomi Manajemen 1995 - Bandung
ONNI HADIONO. SE AK
Vice President Kolekting dan Antaran
PATI/ 02-01-1966
Pasca Sarjana Manajemen Keuangan 2010 Univ Diponegoro Semarang
ZULFA ERINALDI
Vice President Pos Pay
BUKITTINGGI/ 22-12-1964
Dikti Pos Dikti Reguler 1986 - Bandung
515
DHIRA KUMARAGAMAN. SE
Vice President Pengembangan Bisnis Surat
BANDUNG/ 29-08-1961
Dikti Pos Dikti Sarjana 1991 - Bandung
DWI INDARMANI. SE
Vice President Pengelolaan Penjualan
PONOROGO/ 09-11-1965
Sarjana Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 1994 - Bandung
APIP SUPRIATNA
Vice President Penyaluran Dana dan Kemitraan PerBankan
Garut/ 04-11-1964
Dikti Pos 1988 - Bandung
516
517
Jabatan
Position
Name
Hairul Syafiudin
Fajar Kurnianto
Herkules
Herman
Jabatan
Name
Januar
Edy Putra Efinal
Yuliardi
Position
Head of Regional II Riau
Deputy Business Letters and Packages at the Regional
Office II in Riau
Deputy Business Financial Services, Retail and Office Property in Region II in Riau
General Deputy Regional Office II Riau
Nama
Name
Dimat Tjachrudi
Position
Head of Regional III Palembang
Hari Setianto
Sumanta Fery
Hasanul Usni
518
Jabatan
Position
Name
Arief Setyanto
Awan Rusniawan
R. Joesman Kartaprawira
Wibowo Kersono
Jabatan
Position
Name
Apang Pramutyas
Dodo
Soeroso
Nama
Position
Name
Bambang Setyabudi
S. Weka Purwanto
519
Jabatan
Name
Suhatman
Position
Head of Regional VII Surabaya
Deputy Business Letter and Package VII Regional Office
in Surabaya
Musholien Harjono
Anggiat Napitupulu
Jabatan
Name
Position
Wayan Santra
Abun Syabana
Nyoman Sudanta
Aspin Sihombing
Jabatan
Name
Akhmad Taufik
Sumantri
520
Position
Head of Regional IX Banjarbaru
Deputy Business Letter and Package IX Regional Office
in Banjarbaru
Deputy Business Financial Services, Retail and Office
Property in Region IX in Banjarbaru
General Deputy Regional Office IX Banjarbaru
Jabatan
Position
Name
Arifin Muchlis
Jabatan
Kepala Regional XI di Jayapura
Deputi Operasi dan Bisnis Regional XI di Jayapura
Nama
Name
Position
Head of Regional XI Jayapura
Deputy Operations and Business Regional XI in Jayapura
521
REGIONAL POS I
No.
Kantor Pos
Post Office
Kantor Cabang
Branch Office
Banda Aceh
20
Kutacane
Langsa
13
Lhoseumawe
24
Meulaboh
12
Sigli
14
Tapaktuan
13
Subtotal
97
SUMATERA UTARA
1
Balige
11
Binjai
15
Gunungsitoli
Kabanjahe
19
Kisaran
19
Medan
32
Padangsidempuan
22
Pematangsiantar
22
Rantauprapat
13
10
Sibolga
11
Tarutung
17
12
Tebingtinggideli
14
REGIONAL POS II
No.
197
TOTAL
294
Kantor Cabang
Branch Office
KEPULAUAN RIAU
1
Batam
20
Tanjungpinang
16
Subtotal
Subtotal
Kantor Pos
Post Office
36
RIAU
1
Dumai
13
Pekanbaru
32
Rengat
10
Tembilahan
12
Subtotal
67
SUMATERA BARAT
522
Bukittinggi
18
Lubuksikaping
10
Padang
25
Padangpanjang
10
Painan
Pariaman
Payakumbuh
Sawahlunto
13
Solok
14
8
10
Subtotal
116
TOTAL
219
Kantor Pos
Post Office
Kantor Cabang
Branch Office
BENGKULU
1
Bengkulu
Curup
REGIONAL POS IV
40
9
Subtotal
49
No.
Kantor Pos
Post Office
Kantor Cabang
Branch Office
D.K.I. JAKARTA
JAMBI
1
Jambi
35
Jakarta Barat
39
Muara Bungo
20
Jakarta Pusat
44
Sungai Penuh
Jakarta Selatan
40
61
Jakarta Timur
38
Jakarta Utara
18
Subtotal
LAMPUNG
1
Bandar Lampung
45
Jakarta Jatinegara
Kotabumi
20
Jakarta Mampang
Metro
29
94
Tanjung Priok
10
MPC Jakarta
Subtotal
SUMATERA SELATAN
1
Baturaja
14
11
SGLK A Jakarta
Lahat
12
12
Lubuk Linggau
12
13
MUPI
Subtotal
187
Muara Enim
Palembang
48
Prabumulih
Bekasi
42
Subtotal
97
Bogor
27
Cibinong
Depok
BANGKA BELITUNG
1
Pangkal Pinang
13
Tanjung Pandan
Subtotal
17
TOTAL
318
9
13
Subtotal
91
BANTEN
1
Ciputat
18
Cilegon
Pandeglang
Rangkasbitung
Serang
17
Tangerang
31
Soekarno Hatta
Subtotal
89
TOTAL
367
523
REGIONAL POS VI
No.
REGIONAL POS V
No.
Kantor Pos
Post Office
Kantor Cabang
Branch Office
JAWA BARAT
1
Bandung
68
Banjar
17
Ciamis
10
Cianjur
15
Cimahi
17
Cirebon
35
Garut
19
Indramayu
16
Karawang
18
10
Kuningan
16
11
Majalengka
16
12
Purwakarta
14
13
Soreang
14
Subang
18
15
Sukabumi
23
16
Sumedang
16
17
Tasikmalaya
24
18
MPC Bandung
Subtotal
350
TOTAL
350
Kantor Pos
Post Office
Kantor Cabang
Branch Office
JAWA TENGAH
1
Banjarnegara
18
Blora
15
Boyolali
17
Brebes
16
Cilacap
23
Jepara
12
Karanganyar
14
Kebumen
21
Kendal
14
10
Kudus
11
Klaten
23
12
Magelang
19
13
Pati
28
14
Pekalongan
28
15
Pemalang
13
16
Purbalingga
17
17
Pwgrobogan
12
18
Purwokerto
26
19
Purworejo
15
20
Salatiga
11
21
Semarang
43
22
Solo
22
23
Sragen
20
24
Sukoharjo
25
Tegal
26
Temanggung
27
Ungaran
10
28
Wonogiri
21
29
Wonosobo
14
30
MPC Semarang
9
21
Subtotal
1
520
D.I. YOGYAKARTA
524
Bantul
11
Watesyogya
11
Wonosariyogya
12
Yogyakarta
45
MPC Yogyakarta
Subtotal
80
TOTAL
600
Kantor Pos
Post Office
Kantor Cabang
Branch Office
JAWA TIMUR
1
Bangkalan
28
Banyuwangi
22
Blitar
19
Bojonegoro
18
Bondowoso
13
Gresik
15
Jember
31
Jombang
18
Kediri
29
10
Lamongan
19
11
Lumajang
16
12
Madiun
19
13
Magetan
11
14
Malang
45
15
Mojokerto
18
16
Nganjuk
18
17
Ngawi
15
18
Pamekasan
12
Denpasar
21
Gianyar
23
Kantor Pos
Kantor Cabang
Post Office
Branch Office
BALI
19
Pasuruan
23
20
Ponorogo
21
Singaraja
10
21
Probolinggo
22
Tabanan
13
22
Sidoarjo
22
23
Situbondo
13
24
Sumenep
21
Bima
16
25
Surabaya
43
Mataram
27
26
Tuban
16
Selong
11
27
Tulung Agung
32
Sumbawa besar
15
28
MPC Surabaya
Subtotal
Subtotal
Subtotal
580
TOTAL
580
67
69
Atambua
Ende
19
Kupang
19
Maumere
10
Soe
Waingapu
Subtotal
65
TOTAL
201
525
REGIONAL POS IX
No.
Kantor Pos
Post Office
Kantor Cabang
Branch Office
REGIONAL POS X
KALIMANTAN BARAT
1
Ketapang
10
Pontianak
29
Sanggau
13
Singkawang
15
Sintang
19
Subtotal
Amuntai
20
Banjarbaru
22
Banjarmasin
17
Kandangan
10
Batulicin
12
MPC Banjarmasin
Palangkaraya
27
Buntok
11
Pangkalanbun
Sampit
Subtotal
52
KALIMANTAN TIMUR
1
Balikpapan
Bontang
Samarinda
Tanjung Redeb
Tarakan
16
Tenggarong
12
Subtotal
85
TOTAL
305
23
6
Branch Office
Mamuju
13
13
SULAWESI SELATAN
1
Bulukumba
14
Makassar
29
Palopo
17
Parepare
15
MPC Makassar
Watampone
Subtotal
1
12
88
SULAWESI TENGAH
1
Luwuk
Palu
8
46
Subtotal
54
SULAWESI TENGGARA
1
Baubau
Kendari
39
Subtotal
21
7
Kantor Cabang
Subtotal
82
KALIMANTAN TENGAH
Kantor Pos
Post Office
SULAWESI BARAT
86
KALIMANTAN SELATAN
Subtotal
No.
47
SULAWESI UTARA
1
Kota Mobagu
14
Manado
46
Subtotal
60
GORONTALO
1
Gorontalo
15
Subtotal
15
MALUKU
1
Ambon
Tual
25
7
Subtotal
32
MALUKU UTARA
1
526
Ternate
23
Subtotal
23
TOTAL
332
REGIONAL POS XI
No.
Kantor Pos
Post Office
Kantor Cabang
Branch Office
PAPUA BARAT
1
Manokwari
Sorong
Subtotal
15
PAPUA
1
Biak
Jayapura
13
Merauke
Nabire
Timika
Subtotal
31
TOTAL
46
527
Alamat
Address
Telepon
Telephone
BALIGE
0632- 21266
LHOSEUMAWE
0645- 43026
SIGLI
0653-21412
LANGSA
0641- 21024
KUTACANE
0629- 21013
BANDAACEH
0651-33985
GUNUNGSITOLI
0639-21440
BINJAI
061-8821483
KISARAN
0623-41895
TAPAKTUAN
0656- 21018
MEULABOH
0655-7551292
MEDAN
061-4568940
TEBINGTINGGIDELI
0621- 21131
RANTAUPRAPAT
0624-21675
PEMATANG SIANTAR
0622-23213
PADANGSIDEMPUAN
0634-21009
SIBOLGA
0631-22162
KABANJAHE
0628- 20054
TARUTUNG
0633-21414
DUMAI
0765-38603
TEMBILAHAN
0768-21838
TANJUN GPINANG
0771-313038
BATAM
0778-462496
PADANG PANJANG
0752-82044
PAINAN
0756-21505
SAWAHLUNTO
0754-61001
PADANG
0751-810548
PARIAMAN
0751-92185
LUBUKSIKAPING
0753-20050
PEKANBARU
0761-32661
PAYAKUMBUH
0752-92030
BUKITTINGGI
0752-21393
528
Kantor Pos
Post Office
Alamat
Address
Telepon
Telephone
SOLOK
0755- 20681
RENGAT
0769-21012
KOTABUMI
0724-21003
BANDAR LAMPUNG
0721-253014
MUARAENIM
0734-421002
LUBUK LINGGAU
0733-321021
PANGKAL PINANG
0717-431161,
MUARA BUNGO
PRABUMULIH
METRO
LAHAT
0731-321591
PALEMBANG
0711-350626
TANJUNG PANDAN
0719-21024
SUNGAIPENUH
0748-21010
JAMBI
0741-22139
BENGKULU
0736-22951
BATURAJA
CURUP
CILEGON
0254-391288
BOGOR
0251-321460,
SAWANGAN
0251-611412
BEKASI
021-8808166
PONDOK GEDE
TANGERANG
021-5523440
CIBINONG
021-87908578
JAKARTA UTARA
021-4355305
JAKARTA TIMUR
021-4890777
DEPOK
JAKARTA MAMPANG
021-5250876
SERANG
0254-200419
JAKARTA BARAT
021-5601206
JAKARTA BARAT
021-8191846
0747-21057
0713-320158
0725-44161
0735-320011
0732-21085
021-84996481
021-77822932
529
Kantor Pos
Post Office
Alamat
Address
Telepon
Telephone
RANGKAS BITUNG
0252-201007
021-6929035
JAKARTA PUSAT
021-3844188
JAKARTA SELATAN
021-75000222
CIPUTAT
021-74703072
CIPUTAT
0253-201021
KARAWANG
0264-402341
GARUT
0262-233832
CIREBON
0231-204733
INDRAMAYU
0234-271200
TASIKMALAYA
0265-332572
SUBANG
0260- 411606
CIMAHI
022-6654293
CIANJUR
0263-260630
MAJALENGKA
0233-281068
SOREANG
022-5891052
BANJAR
0265-742312
UJUNG BERUNG
022-7834188
SUKABUMI
0266-222215
SUMEDANG
0261-202006
CIAMIS
0265-771057
PURWAKARTA
0264-200150
KUNINGAN
0232-871037
BANDUNG
022-4207081
WATESYOGYA
0274-773047
PATI
0295-381315
PURWOKERTO
0281-637055
PEKALONGAN
0285-421776
SEMARANG
024-3543271
SALATIGA
0298-323896
YOGYAKARTA
0274-377322
PURBALINGGA
0281- 891147
530
Kantor Pos
Post Office
Alamat
Address
Telepon
Telephone
SOLO
0271-647214
PURWOREJO
0275-321054
WONOSOBO
0286-321026
PURWODADI GROBOGAN
0292-421055
WONOGIRI
0273-321007
TEMANGGUNG
0293-491162
UNGARAN
024-6921002
WONOSARI YOGYA
0274-391129
SRAGEN
0271-891005
SUKOHARJO
0271-591600
PEMALANG
0284-321078
BANTUL
0274-367471
TEGAL
0283-353265
TUBAN
0356-321490
MOJOKERTO
0321-322545
BONDOWOSO
0332-421130
PAMEKASAN
0324-322216
JEMBER
0331-486166
MADIUN
0351-464454
SURABAYA SELATAN
031-8417778
PROBOLINGGO
0335-421621
GRESIK
031-3981786
PASURUAN
0343-424042
PONOROGO
0352-481401
LAMONGAN
0322-321018
BOJONEGORO
0353-881140
BLITAR
0342- 801295
TULUNG AGUNG
0355-321121
SIDOARJO
031-8921263
SURABAYA
031-3522096
JOMBANG
0321-861358
NGANJUK
0358-321738
531
Kantor Pos
Post Office
Alamat
Telepon
Address
Telephone
KEDIRI
0354-685161
BANGKALAN
031-3095105
BANYUWANGI
Jl.Diponegoro No.1
0333-421075
LUMAJANG
0334-881103
NGAWI
0351-749021
MAGETAN
0351-895009
SUMENEP
0328-662421
MALANG
0341-362255
SITUBONDO
Jl.A.Yani No.129
0338-671300
DENPASAR
0361-223565
SUMBAWA BESAR
KUPANG
0380-833225
SELONG
0376-21249
BIMA
Jl.Gajah Mada
0374-42083
SOE
0388-21103
SOE
0387-61407
ATAMBUA
0389-21203
TABANAN
Jl.Pahlawan No.4
MAUMERE
GIANYAR
SINGARAJA
Jl.Gajahmada No.156
MATARAM
ENDE
0381-21203
PANGKALANBUN
0532-21035
BALIKPAPAN
0542-422340
PONTIANAK
0561-730641
SAMARINDA
0541-742664
SAMPIT
0531-21040
TANJUNG REDEB
0554-21036
BUNTOK
0525-21024
SANGGAU
0564-21004
PALANGKARAYA
AMUNTAI
532
0371-21290
0361-811001
0382-21042
0361-943190
0362-21788
0370-632645
0536-3224489
0527-61008
Kantor Pos
Post Office
Alamat
Address
Telepon
Telephone
0541-661017
TENGGARONG
KETAPANG
Jl.Dr.Sutomo No.4
0534-32082
BONTANG
0548-23311
TARAKAN
0551-21883
SINTANG
0565-21405
KANDANGAN
0517-21021
BATULICIN
Jl.Transmigrasi No.5
0518-70678
BANJARMASIN
SINGKAWANG
Jl.Pemuda No.107
BANJARBARU
KOTA MOBAGU
0434-21171
PARE PARE
0421-21944
MAMUJU
0426-21038
BAUBAU
Jl.Murhum No.56
0402-21985
KENDARI
0401-329078
GORONTALO
0435- 821808
BULUKUMBA
0413-81010
WATAMPONE
0481-21044
MANADO
Jl.SamRatulangi No.23
0431-862007
MAKASSAR
0411-314616
PALU
Jl.Moh Yamin
0451-421102
PALOPO
0471-21016
LUWUK
0461-21134
SORONG
0951-321718
MANOKWARI
0986-211088
TIMIKA
0901-322588
NABIRE
0984-21148
BIAK
0981-21858
TERNATE
AMBON
AMBON
JAYAPURA
Jl.Koti No.3
0967-536161
MERAUKE
Jl.Brawijaya
0971-321655
0511-3363745
0562-631009
0511-4772028
0921-3122863
0911-352915
0916- 21017
533
Penjelasan
Description
Hal.
Page
I.
Umum General
II.
534
14
16 - 17
16
Kriteria
Penjelasan
Informasi memuat:
1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar
(outstanding)
2. Tingkat bunga/imbalan
3. Tanggal jatuh tempo
4. Peringkat obligasi/sukuk
The information includes :
1. Total amount of issued bond/sukuk (islamic bond)/
convertible bond
2. Interest rate
3. Date of maturity
4. Bond/sukuk rating
Criteria
III.
1
Description
Hal.
Page
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors Report
Laporan Dewan Komisaris
Board of Commissioners Report
69-71
76
73-74
-
Laporan Direksi
Board of Directors Report
83-85
86-87
88-89
90
535
Kriteria
Penjelasan
Criteria
Description
Hal.
Page
96 - 97
96
96
-
IV.
13
34 - 38
Bidang usaha
Business Line
Struktur organisasi
Organizational Structure
Mencakup:
1. Visi perusahaan
2. Misi perusahaan; dan
3. Keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui
oleh Direksi/Dewan Komisaris
Includes:
536
42
42 - 47
42 - 47
63 - 64
40 -41
Kriteria
Penjelasan
Criteria
Description
Hal.
Page
78 - 81
73
92 - 95
345
342
340
340
340
13 & 53
537
Kriteria
Penjelasan
10
Criteria
11
12
13
Description
54 - 59
59
53
53
14
15
538
Hal.
Page
non listed
60
non listed
24 - 25
Kriteria
Penjelasan
16
V.
Analisa dan Pembahasan Manajamen atas Kinerja Perusahaan Managements Discussion and Analysis
Criteria
Description
Hal.
Page
54-59
516-520
& 528533
117 - 137
Penjelasan tentang :
1. Kemampuan membayar utang, baik jangka pendek
maupun jangka panjang
2. Tingkat kolektibilitas piutang
Explanation on:
1. Solvability
2. Collectability level
145
Penjelasan atas:
1. Struktur modal (capital structure),
2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital
structure policy),
Explanation on:
1. Capital structure
2. Capital structure policies
139
539
Kriteria
Penjelasan
Penjelasan tentang:
1. Tujuan dari ikatan tersebut
2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi
ikatan-ikatan tersebut
3. Mata uang yang menjadi denominasi
4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk
melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait
Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan
terkait investasi barang modal, agar diungkapkan
Explanation on:
1. Objective of the contract
2. Source of the fund expected to meet the requirements of
the contract
3. Denominated currency
4. Steps planned by the company to protect the risk of the
concerned foreign currency position
Criteria
Description
Hal.
Page
141
Penjelasan tentang:
1. Jenis investasi barang modal;
2. Tujuan investasi barang modal; dan
3. Nilai investasi barang modal yang dikeluarkan pada
tahun buku terakhir.
Catatan: apabila tidak terdapat realisasi investasi barang
modal, agar diungkapkan
Explanation on:
1. Investment type of capital goods;
2. Investment objective of capital goods; and
3. Investment value capital goods issued on last fiscal year.
Note: if there is no actual investment capital goods, that is
expressed
141
123
146
300 - 335
100 - 116
10
540
Kriteria
Penjelasan
11
Criteria
12
Description
Hal.
Page
139 - 140
53
13
14
146
146
15
Non
Listed
-
541
Kriteria
Penjelasan
16
140
140
Criteria
VI.
1
542
Description
Hal.
Page
Uraian Direksi
Elaboration from the Board of Directors
172 - 173
193
193 -195
190
191
189
171
255 - 257
259 - 260
190 - 191
262
257 - 259
Hal.
Kriteria
Penjelasan
Uraian mengenai:
1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja anggota
Dewan Komisaris dan/atau Direksi
2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan
assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/
atau Direksi
3. Pihak yang melakukan assessment
Elaboration on:
1. Execution process of the assessment of the performance
of the BOC and/or the BOD.
2. The criteria used for performing the assessment of the
performance of the members of the BOC and/or the BOD.
3. The party performing the assessment.
193,
260 - 261,
& 142
261 - 262
Criteria
Description
Page
BUMN
100%
Komite Audit
Audit Committee
197 - 227
543
Kriteria
Penjelasan
Criteria
Description
Hal.
Page
N/A
12
13
10
11
544
230 - 249
232
230 - 231
234 - 248
233
268
265-266
267
166
170
Kriteria
Penjelasan
14
Criteria
15
16
17
Akuntan Perseroan
Financial audit.
Description
Hal.
Page
277
280-284
292-293
284-288
288-292
263-264
394
394-397
545
Kriteria
Penjelasan
18
19
20
21
Criteria
546
Description
Hal.
Page
385-386
386-389
390
391-394
295-296
Kriteria
Penjelasan
22
268
277-279
Criteria
23
24
25
VII.
1
Description
Hal.
Page
280
254
400-401
404
547
Kriteria
Penjelasan
Criteria
Description
548
Hal.
Page
405
406-407
408
409
410-411
412-496
408
410 - 411
Kriteria
Penjelasan
Meliputi sekurang-kurangnya:
1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK
2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan
3. Pengakuan pendapatan dan beban
4. Aset Tetap
5. Instrumen Keuangan
To include at least:
1. Statement of compliance with the SAK.
2. Basis for measurement and preparation of financial
statemt.
3. Ackowledgement of income and expense.
4. Fixed assets
5. Financial statements
Criteria
Description
Hal.
Page
405
549
Kriteria
Penjelasan
10
11
12
13
Criteria
550
Description
Hal.
Page
401
551
2014
LAPORAN TAHUNAN
ANNUAL REPORT