Anda di halaman 1dari 554

2014

LAPORAN TAHUNAN
ANNUAL REPORT

Membangun
Kepercayaan
& Integritas
BUILDING INTEGRITY AND TRUST

Sekelumit perjalanan PT Pos Indonesia sebagai pelopor layanan pengiriman informasi,


barang serta jasa keuangan terbesar dan terpercaya dari generasi ke generasi.
A fragmented journey of PT Pos Indonesia as a pioneer in the delivery of information,
goods and financial services, the largest and most trusted from generation to generation.

PT. Pos Indonesia (Persero)

SEJARAH mencatat keberadaan PT Pos Indonesia (Persero) begitu panjang.


Kantor Pos pertama didirikan di Jakarta (kala itu disebut Batavia) oleh
Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746
dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,
terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan
bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah
pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada
publik.
Dengan berjalannya waktu, PT Pos Indonesia (Persero) kini telah mampu
menunjukkan kreativitasnya dalam pengembangan bidang perposan
Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya
yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen
kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/
desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan
perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring PT Pos
Indonesia (Persero) sudah memiliki 3.700 Kantor Pos online, serta dilengkapi
electronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai
yang terhubung satu sama lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode
Pos diciptakan untuk mempermudah pemrosesan kiriman pos dimana tiap
jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.
PT Pos Indonesia (Persero) telah dipersepsikan sebagai BUMN yang sudah
berusia panjang, kokoh, stabil, sehat, dan diasosiasikan sebagai sang ahli di bidang pengiriman dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan pos (perangko, paket, wesel dan pembayaran). Persepsi positif ini lebih berdasarkan interaksi konsumen dengan kantorkantor pos yang tersebar di seluruh nusantara serta dari berbagai penelitian dan survey konsumen.
Kepercayaan konsumen terhadap PT Pos Indonesia (Persero) diperoleh dari keakraban yang terjadi antara konsumen dan pihak
kantor pos yang terjadi karena berhubungan langsung dalam kurun waktu yang lama atau turun temurun dari generasi ke generasi.
Keakraban yang dibangun para petugas pos telah membuat para konsumen pemakai jasanya merasa aman, nyaman, dan tuntas
berinteraksi di kantor-kantor pos.
Hal itu tidak terlepas pula dari integritas yang dibangun para petugas pos di seluruh tanah air. Kenyamanan konsumen pos
diperoleh dari pengalaman konsumen yang mendapatkan rasa dilayani dengan baik dan tulus oleh petugas kantor pos. Perjalanan
PT Pos Indonesia (Persero) telah banyak diwarnai dengan praktek integritas korporasi dalam melayani konsumennya. Integritas
yang senantiasa dibangunnya adalah nilai-nilai komitmen, loyalitas, dan tanggung jawab PT Pos Indonesia (Persero) kepada para
konsumennya di seantero nusantara.
History records the existence of PT Pos Indonesia (Persero) so long. Kantor pos or post office first established in Jakarta (then Batavia) by
Governor General G. W Baron van Imhoff on 26 August 1746 in order to better ensure the safety of resident papers, especially for those
who trade from offices outside Java and for those who come from and go to the Netherlands. Since then the postal service has been
carrying out the role and function of service to the public.
As time went on, PT Pos Indonesia (Persero) has now been able to show his creativity in the development field of Indonesian postal
business by utilizing its own networking infrastructure that reaches about 24 thousand service points to reach 100 per cent City/
County, almost 100 percent of districts and 42 percent of neighborhood/village, and 940 locations remote Indonesias transmigration.
Along with the development of information, communication and technologies, PT Pos Indonesia (Persero) network already has 3,700
Kantor Pos online, as well as electronic mobile post at several major cities. All points are the chains that are connected to each other
in a solid and integrated. The zip code system was created to simplify the processing of postal submissions where each inch of areas in
Indonesia are able to be identified accurately.
PT Pos Indonesia (Persero) was perceived as the SOE that already are long, sturdy, stable, and healthy, and is associated as the expert
in the field of shipping and everything related to the post (postage, package, money order and payment). This positive perception is
more based on consumer interaction with post offices spread throughout the country as well as from the various studies and surveys
of consumers.
Consumer trust to PT Pos Indonesia (Persero) gained from familiarity between the consumer and the post office that occurs due to deal
directly in a long period of time or hereditary from generation to generation. The familiarity built the postal clerk has made consumers
feel safe because of the wearers, comfortable, and completely interact in post offices.
It is also inseparable from building the integrity of postal workers across the country. Post consumer comfort gained from the experience
of consumers who get a sense of sincere and well served by the post office officer. Journey of PT Pos Indonesia (Persero) has many tinged
with corporate integrity practice in serving the consumers. The integrity which always be built are the values of commitment, loyalty, and
responsibility of the PT Pos Indonesia (Persero) to its consumers across the country.

Pencapaian Penting
di Tahun 2014
Significant Achievements in 2014
Korporat

Corporate

1. Pada bulan Desember 2014 PT Pos Indonesia


(Persero)
telah
melaksanakan
evaluasi
implementasi Kriteria Penilaian Kinerja Unggul
(KPKU) yang merupakan instruksi Kementerian
BUMN. Sebagai hasil akhir penilaian tersebut,
PT Pos Indonesia (Persero) telah berhasil
meningkatkan skor dari angka tahun 2013 yaitu
325 (early result) menjadi 394 (early improvement)

1. In December 2014 PT Pos Indonesia (Persero)


has carried out an evaluation of implementation
Superior Performance Assessment Criteria
(KPKU) which is a ministry of state enterprises
instruction. As a final result of the assessment,
PT Pos Indonesia (Persero) has managed to
increase the scores of figures in 2013 are 325
(early result) to 394 (early improvement)

2. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik


Indonesia bekerjasama dengan PT Pos Indonesia
(Persero), PT Telkomsel dan PT XL Axiata
mengadakan launching penerbitan sampul
peringatan, voucher pulsa dan kartu perdana
telepon seluler edisi khusus sidang MPR RI
tahun 2014 (16/10/2014) di ruang delegasi
pimpinan MPR RI, Gedung Nusantara.

2. Peoples Consultative Assembly of the


Republic of Indonesia in collaboration with
PT Pos Indonesia (Persero) , PT Telkomsel and
PT XL Axiata hold the cover of the publication
launch warning, vouchers and mobile phone
starter pack special edition of the MPR RI
2014 (10/16/2014) in the delegation leader
of the MPR, building archipelago.

3. Kerja sama PT Pos Indonesia (Persero) dengan


Persib. PT Pos Indonesia (Persero) resmi menjadi
sponsor Persib Bandung di Liga Super Indonesia
(LSI) 2014. Dengan adanya kerjasama ini maka PT
Pos Indonesia (Persero) akan membuat prangko
prisma. Prangko tersebut bisa menggunakan
foto bobotoh yang digabungkan dengan pemain
Persib. Pembelian tiket pertandingan Persib pun
ke depan bisa dilakukan di Kantor Pos.

3. PT Pos Indonesia (Persero) cooperation with


Persib. PT Pos Indonesia (Persero) officially
sponsor Persib Bandung in Indonesia Super
League (LSI) in 2014. With this partnership,
the PT Pos Indonesia (Persero) will make
stamps prisms. The stamps can be used in
combination with bobotoh photo Persib
players. Purchase tickets Arsenal match was
to be performed in front of post office.

4. Bertepatan dengan peringatan 268 tahun


pelayanan pos di nusantara, PT Pos Indonesia
(Persero) kembali meluncurkan tiga layanan
teranyarnya yaitu Pos ekspor, Kartu giropos
dan kiosk pos non tunai (26 agustus 2014).
Melalui layanan kiosk pos non tunai, pelanggan
dapat melakukan transaksi pengiriman uang,
transfer, inquiry saldo dan pembayaran bill
payment termasuk pembayaran listrik, top up
pulsa dan lainnya tanpa harus antri di loket.
Transaksi tersebut dapat dilakukan 24 jam
penuh tanpa dibatasi jam buka tutup loket.
Untuk memperoleh kartu giropos, pelanggan
cukup datang ke Kantor Pos untuk melakukan

4. Coincides with the commemoration of 268


years of postal services in the archipelago,
PT Pos Indonesia (Persero) launched its latest
three services, namely Postal export, giropos
Card and postal kiosk non-cash (26 August
2014). Through kioskpos non-cash services,
customers can make remittance, transfer,
balance inquiry and payment, including
payment of electricity bill payment, top up
voucher and others without having to queue
at the counter. Such transactions can be
carried out 24 hours a day without being
limited hours unscrew the counter. To obtain
giropos card, customers can simply come

pendaftaran dan memperoleh kartu ini dengan


mengisi formulir registrasi serta menunjukkan
kartu identitas. Kedepannya kartu giropos dapat
digunakan untuk transaksi di merchant yang
sudah bekerjasama dengan PT Pos Indonesia
(Persero) termasuk jaringan atm. Untuk
sementara layanan POS EKSPOR dapat dilayani
di 21 Kantor Pos yaitu Kantor Pos Medan,
Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan,
Jakarta Timur, Surabaya, Denpasar, Makassar
dan kota besar lainnya.

to the post office to register and obtain this


card by filling in the registration form as well
as identity cards. Future giropos card can be
used for transactions at merchants that have
cooperated with PT Pos Indonesia (Persero)
including atm network. For temporary service
EXPORT POS can be served in that post
office post office 21 Medan, Central Jakarta,
West Jakarta, South Jakarta, East Jakarta,
Surabaya, Denpasar, Makassar and other
major cities.

5. PT Pos Indonesia (Persero) distribusikan


Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS).
PT Pos Indonesia (Persero) kembali dipercaya
pemerintah menyalurkan dana pemerintah, kini
Program Simpanan Keluarga Sejahtera akan
kembali disalurkan oleh pemerintah melalui
PT Pos Indonesia (Persero) . PT Pos Indonesia
(Persero) dinilai memiliki banyak pengalaman
dalam menjalankan tugas-tugas negara antara
lain mencetak dan mendistribusikan Kartu
Pelindungan Sosial (KPS), Pembayaran Program
Keluarga harapan (PKH), Penyaluran Bantuan
Siswa Miskin (BSM), Bantuan Langsung Tunai
(BLT) 2005-2008, BLSM tahun 2013 dan
penyaluran dana pemerintah lainnya.

PSKS adalah program pemberian bantuan
dana simpanan dari pemerintah dalam
rangka membangun keluarga produktif untuk
memberdayakan dan melindungi masyarakat
miskin. Saat ini masyarakat miskin sekitar
25% (15,5 juta) telah mempunyai KPS (Kartu
Perlindungan Sosial). Pemberian bantuan dana
PSKS dari pemerintah akan disalurkan dalam 2
cara. Yaitu
- Disalurkan dalam bentuk simpanan giropos
sebanyak 14,5 juta RTS (Rumah Tangga
Sasaran) melalui PT Pos Indonesia (Persero)
- Disalurkan dalam bentuk mandiri e-cash
sebanyak 1 juta RTS melalui Bank mandiri,
yang penguangannya hanya dapat
dilakukan di Kantor Pos bayar. Untuk RTS
sebanyak 1 juta tersebut akan disertai
pembagian:
KKS (Kartu Keluarga Sejahtera)
yang akan menggantikan KPS
SIM Card untuk mandiri e-cash
KIP (Kartu Indonesia Pintar)
KIS (Kartu Indonesia Sehat)

5. PT Pos Indonesia (Persero) savings program


distributed family welfare (PSKS). PT Pos
Indonesia (Persero) again believed the
government funds the government, now a
prosperous family savings program will be
re-routed by the government through PT
Pos Indonesia (Persero) . PT Pos Indonesia
(Persero) has a lot of experience in carrying
out tasks among other countries to print
and distribute Card Social Protection (PPP),
the payment of family expectations (PKH),
Distribution of Poor Student Aid (BSM), direct
cash assistance (BLT) from 2005 to 2008,
BLSM in 2013 and the distribution of other
government funds.

PSKS is a savings program providing financial


assistance from the government in order to
build productive families to empower and
protect the poor. Currently about 25% of the
poor (15.5 million) already have PPP (Social
Security Card). Giving PSKS of government
funding will be channeled in two ways. It Is

Distributed in the form of demand


deposits by 14.5 million post RTS
(Household Target) through PT Pos
Indonesia (Persero)
Distributed in the form of standalone
e-cash as much as 1 million RTS through
independent Banks, which can only be
done in pay post office to pay. For RTS 1
million will be accompanied by division:
KKS (Kartu Keluarga Sejahtera),
which will replace the PPP
SIM Card for standalone e-cash
KIP (Kartu Indonesia Pintar)
KIS (Kartu Indonesia Sehat)

Bidang Bisnis

Business

Surat Paket

Surat Paket

1. Pembukaan layanan kargo haji. Layanan


pengiriman barang pribadi jamaah haji
Indonesia dari tanah suci ke seluruh wilayah di
Indonesia. Layanan ini akan menjadikan solusi
pengiriman barang jamaah haji ke alamat di
Indonesia. Barang-barang yang bisa dikirim
seperti air zam-zam, makanan khas Arab,
perlengkapan ibadah, mainnan anak-anak,
pakaian, oleh-oleh dan cinderamata, karpet
dan barang bawaan lainya selama bukan
termasuk barang larangan dan pembatasan.
Cara pembayaran pun bisa dilakukan secara
tunai maupun voucher cargopos haji. PT Pos
Indonesia (Persero) akan menyiapkan fasilitas,
kapasitas layanan dan personil langsung di
lokasi lokasi strategis di Arab Saudi, seperti
di Maktab dan Consolidation Centre, di Airport
King Abdul Aziz, di Cargo Centre.

1. Opening of the Hajj cargo services. Personal


delivery service Indonesian Hajj pilgrims from the
holy land to all regions in Indonesia. This service
will make delivery solutions to address pilgrims
in Indonesia. Items that can be shipped as zamzam water, Arab food, supplies worship, mainnan
children, clothes, souvenirs and souvenir,
carpets and other belongings for not including
goods prohibitions and restrictions. Method
of payment can be made in cash or vouchers
cargopos pilgrimage. PT Pos Indonesia (Persero)
will provide facilities, services and personnel
capacity directly in strategic locations in Saudi
Arabia -the location, such as in the Maktab and
Consolidation Centre, at King Abdul Aziz Airport,
in the Cargo Centre.

2. PT Pos Indonesia (Persero) melakukan kerja


sama dengan PT Cardig Air (CAD) dalam hal
pendistribusian kiriman dalam negeri milik
PT Cardig Air. Penandatanganan tersebut
dilakukan langsung oleh Dirut Pos Budi
Setiawan dan CEO PT Cardig Air Boyke
P.Soebroto di Graha PT Pos Indonesia (Persero)
pada 23 April 2014. Kiriman PT Cardig Air
yang diteruskan oleh PT Pos Indonesia
(Persero) merupakan kiriman barang TKI yang
berada di Hongkong dan Qatar. Sebanyak 70
ribu TKImengirimkan barangnya melalui PT
Cardig Air dan akan langsung didistribusikan
oleh PT Pos Indonesia (Persero) ke berbagai
alamat di Indonesia

2. PT Pos Indonesia (Persero) established


cooperation with PT Cardig Air (CAD) in terms
of the distribution of domestic shipments PT
Cardig Air. The signing was done directly by
Dirutpos Budi Setiawan and CEO of PT Cardig
Air Boyke P.Soebroto in Graha PT Pos Indonesia
(Persero) on April 23, 2014. Submissions PT
Cardig Water forwarded by PT Pos Indonesia
(Persero) is a consignment of workers who are in
Hong Kong and Qatar. A total of 70 thousand
TKImengirimkan goods through PT Cardig Air and
will be directly distributed by PT Pos Indonesia
(Persero) to various addresses in Indonesia

3. Distribusi Logistik (kotak suara) Pemilu.


PT Pos Indonesia (Persero) membukukan
pendapatan senilai Rp30 miliar dari jasa
distribusi logistik pemilu 2014. Direktur
Utama PT Pos Indonesia (Persero) Budi
Setiawan menuturkan pihaknya mendapatkan
kontrak dengan Komisi Pemilihan Umum
(KPU) untuk mendistribusikan logistik ke
enam zona dari sebelas zona distribusi
logistik pemilu. Pengerjaan distribusi logistik
dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero) dan
anak perusahaan PT Pos Logistik.

3. Distribution Logistics (voice box) elections.


PT Pos Indonesia (Persero) posted revenue of
Rp30 billion from the 2014 election logistics
distribution services Director of PT Pos Indonesia
(Persero) Budi Setiawan said that it was
awarded a contract with the General Elections
Commission (KPU) to distribute logistics into
six zones of eleven election logistics distribution
zone. The execution of logistics distribution
is done by PT Pos Indonesia (Persero) and a
subsidiary of PT Pos Logistics

Jasa Keuangan

Jasa Keuangan

1. Nota kesepahaman dengan Perum Jaminan


Kredit
Indonesia
(Jamkrindo)
tentang
optimalisasi bisnis dalam rangka sinergi
BUMN (19 April 2014). Penandatanganan
dilakukan oleh Dirut Pos Budi Setiawan dan
Dirut Perum Jamkrindo Diding S Anwar.
pelaksanaan
penandatanganan
tersebut
merupakan implementasi dari sinergi antar
BUMN yang saling memberikan kontribusi
bagi masing-masing BUMN dalam optimalisasi
kinerja dan target yang telah ditetapkan. Nota
kesepahaman tersebut tentang kerjasama
usaha untuk optimalisasi bisnis meliputi kerja
sama investasi, delivery dan pick up services,
agenpos dan pemanfaatan Kantor Pos sebagai
point of sales penerbitan suret bond. Selain itu
Perum Jamkrindo juga akan memanfaatkan
Kantor Pos sebagai front office, penerbitan
payment untuk jasa kiriman uang PT Pos
Indonesia (Persero) dan penjaminan produk
lainnya

1. The memorandum of understanding with the


Housing Credit Guarantee Indonesia (Jamkrindo)
on business in order to optimize synergy (19
April 2014). The signing was done by Bob
Smith and CEO Dirutpos Perum Jamkrindo
Diding S Anwar. Implementation of the signing
of an implementation of synergies among
SOEs that are contributing to each state in the
optimization of performance and set targets. The
memorandum of understanding on cooperation
includes efforts to optimize business investment
cooperation, delivery and pick-up services, and
the use of post office agenpos as point of sales
suret bond issuance. Besides Housing Jamkrindo
will also utilize post office as the front office,
the issuance of payment for the services of
remittances PT Pos Indonesia (Persero) and other
product guarantee

2. Bank Sinar Harapan Bali (JV Bank MANTAP).


Rapat umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB) PT Bank Sinar Harapan Bali
(BSHB) pada 22 Desember 2014 menyetujui
pembentukan Bank joint venture dari PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk, PT Taspen (Persero),
dan PT Pos Indonesia (Persero) . BSHB akan
dikembangkan ke sektor pensiunan tanpa
meninggalkan sektor UMKM yang selama ini
telah menjadi andalan. Nama baru perseroan
telah disetujui oleh para pemegang saham,
yaitu Bank Mantap. Nama baru tersebut
akan efektif berlaku setelah mendapat
persetujuan dari otoritas yang berwenang.
Perubahan nama perseroan diperlukan untuk
menciptakan brand images Bank joint venture
yang mencerminkan identitas dari pemiliknya,
yaitu Bank Mandiri, Taspen, dan PT Pos
Indonesia (Persero). Dengan masuknya Taspen
dan Pos sebagai pemegang saham, maka
komposisi kepemilikan saham Bank Sinar
Harapan Bali mengalamai perubahan menjadi
: Bank Mandiri menguasai 58,25 %, Taspen
dan Pos masing-masing 20,2 % dan sisanya
sebesar 1,35 % dimiliki oleh perorangan.

2. Bank Sinar Harapan Bali (JV Bank MANTAP). The


general meeting of shareholders extraordinary
(EGM) of PT Bank Sinar Harapan Bali (BSHB) on
December 22, 2014 approved the establishment
of a joint venture Bank PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk, PT TASPEN (Persero), and PT Pos Indonesia
(Persero). BSHB sector will be developed to
retirees without leaving the SME sector that
has been the new andalan.Nama company has
been approved by the shareholders, the Bank
Steady. The new name will be effective after the
approval of the competent authority. Change
the name of the company is required to create
brand images joint venture Bank that reflects
the identity of its owner, namely Bank Mandiri,
TASPEN, and PT Pos Indonesia (Persero). With
the entry TASPEN and post as a shareholder,
the shareholding composition of Bank Sinar
Harapan Bali experiencing changes into: Bank
controls 58.25%, and ZIP TASPEN respectively
20.2% and the remaining 1.35% is owned by
individuals.

3. Mudik gratis untuk pelanggan setia PT Pos


Indonesia (Persero), setiap transaksi 4-10 kali
untuk produk Weselpos Instan dan Pospay.
Jumlah pemudik 1268 dengan beberapa
tujuan mudik seperti lampung, semarang,
yogyakarta dan surabaya. Dengan adanya
program tahunan ini, PT Pos Indonesia
(Persero) berharap dapat meningkatkan
loyalitas pelanggan penggunan Jasa Pos,
khususnya Weselpos Instan dan Pospay

3. Free trip to Indonesia postal loyal customers,


every transaction 4-10 times for Instant
Weselpos products and Pospay. The number of
travelers in 1268 with some destination forth as
Lampung, Semarang, Yogyakarta and Surabaya.
With this annual program, PT Pos Indonesia
(Persero) hopes to increase customer loyalty use
of postal services, in particular Instant Weselpos
and Pospay

4. Pengiriman uang dari luar negeri (remitansi)


melalui weselpos internasional mencapai Rp
1,6 triliun saat momen ramadan 2014. Ada
kenaikan 17% dari lebaran sebelumnya. Dirut
Pos, Budi Setiawan mengatakan remitansi
tumbuh sekitar 33% dibandingkan bulan
lainnya sepanjang tahun 2014. Sementara
secara kualitatif, pengiriman uang dari luar
negeri saat momen lebaran sebanyak 400.000
transaksi. Jumlah itu jauh lebih banyak
dibandingkan rata-rata bulan biasa yaitu
sekitar 300.000 transaksi

4. Remittances from abroad (remittances) through


international weselpos reached Rp 1.6 trillion,
while the moment of Ramadan 2014. There was
an increase of 17% from the previous widths.
Post CEO, Budi Setiawan said remittances grew
by about 33% compared to other months during
the year 2014. While qualitatively, remittances
from abroad when the moment widths of
400,000 transactions. The amount is far more
than your average ordinary moon is about
300,000 transactions

5. Penandatanganan perpanjangan kerja sama


International Express Money Order Service
antara Dirut Pos Budi Setiawan dengan group
chief executive officer Pos Malaysia Berhad,
Dato Khalik Abdol Rahman di kuala lumpur,
Malaysia. Dengan kerjasama ini diharapkan
akan memudahkan dan menambah pilihan
para WNI/TKI untuk mengirimkan uang ke
tanah air.

5. The signing of the extension of cooperation


International Express Money Order Service
between Dirutpos Budi Setiawan by group
chief executive officer of Pos Malaysia Berhad,
Dato Creator Abdol Rahman in kuala lumpur,
Malaysia. With this cooperation is expected to
facilitate and increase the choice of the wni / tki
to send money to their homeland.

6. Aliansi strategis PT Pos Indonesia (Persero)


dan Bank Muamalat. Bertempat di Gedung
Pos Ibukota Jakarta (22 Januari 2014), naskah
perjanjian kerja sama pelaksanaan transaksi
produk Bank Muamalat di Kantor Pos
ditandatangani oleh dirutpos Budi Setiawan
dan Direktur Keuangan dan Operasional Bank
Muamalat Hendiarto. Dengan kerja sama ini,
Bank Muamalat dapat menggunakan gerai
Kantor Pos untuk penyetoran dana tunai ke
rekening tabungan dan giro nasabah Bank
Muamalat, serta mendapatkan virtual account
untuk pembayaran tagihan atau cicilan melalui
berbagai channel pelayanan. Selain itu, kerja
sama ini akan membuat jaringan Kantor Pos
terhubung dengan Bank Muamalat secara
elektronik dengan menggunakan host to host

6. The strategic alliance PT Pos Indonesia (Persero)


and Bank Muamalat. Located in Building capital
Jakarta Post (January 22, 2014), the text of the
cooperation agreement of transaction products
at the Post Office Bank Muamalat signed by
dirutpos Budi Setiawan and Director of Finance
and Operations of Bank Muamalat Hendiarto.
With this partnership, Bank Muamalat can use
the Post Office outlets for depositing cash into a
savings account and current account customers
of Bank Muamalat, as well as get a virtual
account for bill payments or installments through
a variety of service channels. Moreover, this
cooperation will make the Post Office network
is connected with Bank Muamalat electronically
by using host to host information technology
which provide connectivity to the host system in

information technology yang memberikan


konektivitas dengan host system Bank
Muamalat secara real time. Dengan kerja sama
ini ditargetkan dapat meningkatkan transaksi
nasabah mencapai 100.000 transaksi setiap
bulannya.

real time Bank Muamalat. With this cooperation


are expected to increase customer transactions
reached 100,000 transactions per month.

7. Kerja sama PT Pos Indonesia (Persero) dan


PT Taspen, penandatanganan kerja sama
tentang pelayanan program taspen dengan
Direktur Utama PT Taspen (persero) Iqbal
Latanro 30 Januari 2014 di Bandung. Kerja
sama meliputi penggunaan aplikasi elektronik
Dapem (Edapem) yang telah terimplementasi
di seluruh Indonesia.

7. Cooperation PT Pos Indonesia (Persero) and PT


TASPEN, signing the cooperation of Ministry
program Taspen with Director of Pt TASPEN
(Persero) Iqbal Latanro January 30, 2014 in
London. The collaboration involves the use of
electronic applications Dapem (Edapem) which
has been implemented in Indonesia.

8. CEO Eurogiro Mr. Michel Stuijt menerima


cinderamata dari Direktu Teknologi dan Jasa
Keuangan Budhi Setyawan, Kamis (20/03)
di ruang kerja Dirtekjaskug, Graha PT Pos
Indonesia (Persero) Bandung. Kunjungan CEO
Eurogiro sebagai penjajakan bentuk kerjasama
remittance antara PT Pos Indonesia (Persero)
dan Eurogiro. Eurogiro menjadi perseroan
terbatas sejak tahun 1993. Merupakan
penyedia jasa pembayaran elektronik online
untuk transaksi remittance antar lembaga
keuangan dan sistem pembayaran lainnya.
Jaringan Eurogiro sampai negara-negara di
Eropa dan hampir seluruh negara di dunia.

8. Eurogiro CEO Mr. Michel Stuijt receive a


souvenir of Directore Technology and Financial
Services Budi Setiawan, Thursday (20/03) in
the workspace Dirtekjaskug, Graha PT Pos
Indonesia (Persero) Bandung. Eurogiro CEO
visits as exploratory remittance forms of
cooperation between PT Pos Indonesia (Persero)
and Eurogiro. Eurogiro into a limited liability
company since 1993. It is an online provider
of electronic payment services for remittance
transactions between financial institutions and
other payment systems. Eurogiro network to
countries in Europe and almost all countries in
the world.

Properti
Layanan parcel locker diluncurkan pada Juni 2014
(lebih dikenal dengan sebutan e-POSlocker).
E-POSLocker adalah electronic post box yang
memuat konsep baru tentang delivery system
maupun pengembangan mailing room. Jadi ada
dua konsep, yaitu delivery dan pick-up service
mailing. Sederhananya e-POSLocker adalah PO
Box elektronik tetapi dengan mekanisme yang
berbeda karena di dalamnya sudah dilengkapi
dengan teknologi intensif atau teknologi atribut
yang memudahkan customer dan PT Pos Indonesia
(Persero). Vendor-vendor e-commerce nantinya
menggunakan e-POSLocker sebagai sarana
penerimaan (Mailing) atau pengiriman barang
(delivery) yang customized, fleksibel dan modern.
Sebagai tambahan, layanan ini terbilang baru di
Indonesia dan PT Pos Indonesia (Persero) menjadi
perintis layanan tersebut.

Property
Parcel locker service launched in June 2014 (better
known as e-POSlocker). E-POSLocker is electronic
post box that contains the new concept of the
delivery system and the development mailing room.
So there are two concepts, namely the delivery
and pick-up service mailing. Simply e-POSLocker is
PO Box electronics but with different mechanisms
because it is equipped with intensive technology or
technologies that facilitate customer attributes and
PT Pos Indonesia (Persero). Vendors of e-commerce
e-POSLocker later use as a means of acceptance
(Mailing) or delivery (delivery) customized, flexible and
modern. In addition, the service is relatively new in
Indonesia and PT Pos Indonesia (Persero) became the
pioneer service.

Ritel

Retail

1. Pada tanggal 20 Januari 2014 telah


diresmikan Phila Corner yang bertempat di
Kantor pos Banda, Bandung. Phila Corner
merupakan outlet yang di desain secara
khusus untuk melayani penjualan benda
filateli dan merchandise filateli. Latar belakang
didirikannya Phila Corner adalah karena
perkembangan pasar bisnis filateli saat ini
menuntut perusahaan untuk melakukan
perubahan dalam pengelolaan usaha sehingga
mampu menjamin pertumbuhan penjualan
produk filateli yang berorientasi kepada
peningkatan laba perusahaan.
Barang-barang yang dijual di Phila Corner
terdiri dari beberapa jenis meliputi benda
filateli berupa prangko, souvenir sheet,
sampul hari pertama, kemasan dan layanan
prangko prisma. Untuk merchandise pos
tersedia diantaranya berupa miniatur boneka
pos, mug, album, prangko, magnet yang
diterbitkan oleh PT Pos Indonesia (Persero)
dan barang-barang lainnya yang dimiliki oleh
mitra berupa kemasan prangko-prangko luar
negeri, kartupos, aneka t-shirt, coklat, dompet
dan masih banyak ragam lainnya.

1. On January 20, 2014 has been unveiled


Phila Corner post office is located in Banda,
Bandung. Phila corner is an outlet that is
designed specifically to serve and merchandise
sales philatelic philately. The background of
the establishment of phila corner is due to the
development of philately business market today
requires companies to make changes in business
management so as to ensure sales growth
philatelic products are oriented to improving
corporate profits.

2. Bertempat di Gedung Filateli Jakarta, PT Pos


Indonesia (Persero) bekerja sama dengan
lembaga
Indonesia-Cina
meluncurkan
prangko seri tahun kuda kayu pada tanggal
25 Februari 2014. Pada acara peluncuran
ini, PT Pos Indonesia (Persero) diwakili oleh
Direktur Ritel dan Properti, Dr.Setyo Riyanto,
MM sementara LIC diwakili oleh ketua LIC,
Sukamdani Sahid Gitasarjana. Beberapa
undangan hadir dalam acara tersebut
diantaranya Dirjen Penyelenggaraan Pos dan
Informatika (PPI) Kemenkominfo, Kalamullah
Ramli dan Ketua Persatuan Filateli Indonesia
Mayjen (Purn) R.Suyono. Sukamdani Sahid
Gitasarjana mengapresiasi langkah PT Pos
Indonesia (Persero) yang menggunakan Shio
Cina dalam desain perangko yang diterbitkan.
Ia berharap dengan dibuatnya seri tahun kuda
kayu ini dapat memotivasi etos kerja PT Pos
Indonesia (Persero) dan juga masyarakat luas
di tahun 2014

2. Housed in a building philately Jakarta, PT


Pos Indonesia (Persero) in collaboration
with the Indonesian-Chinese organizations
launched a series of stamps wooden horse on
February 25, 2014. At the launch event, PT
Pos Indonesia (Persero) is represented by the
Director of Retail and Property, Dr. .Setyo RJ,
MM while LIC represented by the chairman
of LIC, Sukamdani Sahid Gitasarjana. Some
of the guests attending the event include the
Director General of Post and Information (PPI)
Kemenkominfo, Kalamullah Ramli and Chairman
of the Indonesian Association of Philatelic
Major General (Ret) R.Suyono. Sahid Sukamdani
Gitasarjana appreciate step by PT Pos Indonesia
(Persero) that uses the Chinese zodiac stamp
designs published. He hoped that with the
establishment of a series of wooden horses can
motivate work ethic PT Pos Indonesia (Persero)
and also the wider community in 2014

Goods are sold in Phila corner consists of several


types include philatelic items such as stamps,
souvenir sheets, first day covers, packaging and
postage service prism. To post merchandise
available in the form of miniature dolls including
postal, mugs, albums, stamps, magnets issued
by PT Pos Indonesia (Persero) and other items
owned by partners in the form of packaging
foreign stamps, postcards, various t-shirt, brown,
wallets and there are many other varieties.

3. Pameran Filateli Nasional dan Empat Negara


Sahabat. Dalam rangka memperingati 150
tahun prangko di Indonesia, perkumpulan
Filatelis Indonesia bekerjasama dengan PT
Pos Indonesia (Persero) dan Kementerian
Komunikasi dan Informatika menggelar
Pameran Filateli Nasional dan Empat Negara
Sahabat yang diberi nama Four Nations Stamp
Show Bandung 2014 diikuti oleh Indonesia,
Malaysia, Singapura dan Thailand. Pameran
yang bersifat kompetisi ini menampilkan 246
frame atau 102 koleksi pameran yang berasal
dari 12 pengurus daerah perkumpulan Filatelis
Indonesia dan 232 Frame atau 62 koleksi
yang berasal dari 4 negara sahabat serta
dari Hongkong sebagai peserta undangan.
Koleksi yang dipamerkan terdiri dari tiga belas
kelas termasuk court of honour atau koleksi
kehormatan yang merupakan koleksi-koleksi
filateli terbaik. Kegiatan lain dalam pameran
ini diantaranya bursa filateli dan numismatik,
lelang benda filateli, lomba menata prangko,
lomba mewarnai prangko, lomba fotogenik
dalam prangko selfie, seminar filateli dan
workshop filateli.

3. National Philatelic Exhibition and Four Countries


Companions. In order to commemorate 150
years of stamps in Indonesia, Indonesian
philatelic associations in collaboration with
PT Pos Indonesia (Persero) and the Ministry of
Communications and Information Technology
and the National Philatelic Exhibition held
four State Companions named Four Nations
Stamp Show Bandung 2014 followed by
Indonesia, Malaysia, Singapore and Thailand.
Highly competitive exhibition showing 246
frames or 102 collection of exhibits from 12
regional administrators Indonesian philatelic
associations and 232 Frame or 62 collections
from four neighboring countries as well as from
Hong Kong as invitees. Collection on display
consists of thirteen classes including court of
honor or honorary collection which is the best
philatelic collections. Other activities in this
exhibition include philatelic and numismatic
exchanges, auctions philatelic, stamp arranging
contest, coloring contest stamps, stamps selfie
in the photogenic competition, seminars and
workshops philatelic philately.

4. Dalam rangka meningkatkan kecerdasan


Visual-Spasial dan bertepatan dengan
Peringatan Nasional Hari Filateli dan 150 tahun
Prangko di Nusantara, Froggy Edutography
bekerjasama dengan PT Pos Indonesia
(Persero)
menyelenggarakan
kegiatan
Prangko-kan Cita-citamu, di Floating Castle,
tanggal 24-31 Maret 2014. Latar belakang
diselenggarakannya kegiatan ini terkait visi
dan misi Froggy Edutography yaitu membantu
anak-anak Indonesia untuk memiliki cita-cita
dan tujuan hidup yang jelas berdasarkan jenis
kecerdasan yang dimiliki. Hal ini didasari fakta
riset tahun 2008 dimana 87% siswa SMA di
Indonesia tidak memiliki cita-cita dan tujuan
hidup yang jelas.

4. In order to improve the Visual-Spatial intelligence


and coincides with the National Memorial
Day Stamps Philately and 150 years in the
archipelago, Froggy Edutography collaboration
with PT Pos Indonesia (Persero) organized a
stamp-kan fulfill your dream job, in the Floating
Castle, dated March 24 to 31, 2014. Background
The rear of the event-related vision and mission
of helping Froggy Edutography Indonesian
children to have goals and a clear purpose in life
is based on the type of intelligence possessed.
This is based on the fact research in 2008 where
87% of high school students in Indonesia do not
have ideals and a clear purpose in life.

Anak Perusahaan

Subsidiaries

1. Poslog distribution centre Tambun diresmikan


(16/4/2014). PT Pos Indonesia (Persero)
akan melakukan integrasi proses bisnis surat,
paket dan logistik serta akan menjadikan
PT Pos Logistik Indonesia sebagai backbone
transportation surat dan paket yang secara
bertahap kedepannya pengelolaan kiriman pos
akan dilakukan oleh PT Pos Logistik Indonesia.
Integrasi bisnis tersebut diwujudkan menjadi
POSLOG Distribution Centre (PDC) yang dikelola
oleh PT Pos Logistik Indonesia.

1. Poslog Tambun distribution center was


inaugurated (16/04/2014). PT Pos Indonesia
(Persero) will integrate business processes
mail, parcel and logistics, and will make PT
Pos Indonesia (Persero) as the backbone of
transportation logistics letters and packages
that gradually future kirimanpos management
will be carried out by PT Pos Indonesia (Persero)
Logistics. Business integration is realized into
POSLOG Distribution Center (PDC), which is
managed by PT Pos Indonesia (Persero) Logistics.

2. Rabu, (2 April 2014) telah dilakukan peletakan


batu pertama serta tiang pancang pembangunan
gudang di Business Park Cakung. Gudang ini
merupakan pusat gudang terbesar sebagai
implementasi layanan integrated logistics dengan
konsep Supply Chain Management (SCM) atau
perpaduan tiga bisnis logistik yaitu warehousing,
freight forwarding, dan transporting. Salah satu
pelanggan Poslog, Unilever mengikat masa
kontrak 5 tahun dengan nilai Rp 30 Miliar untuk
Fasilitas warehousing Cakung

2. Wednesday (2 April 2014) has conducted


groundbreaking and piling construction of
warehouses in Business Park Cakung. This
warehouse is the largest warehouse facility as the
implementation of integrated logistics services
to the concept of Supply Chain Management
(SCM) or a blend of three logistics business,
namely warehousing, freight forwarding, and
undrinkable. One customer Poslog, Unilever
binding contract period of 5 years with a value of
Rp 30 Billion for warehousing facilities Cakung

Bidang SDM
Pilot project mentoring sebagai metode pengembangan
SDM pada Management Trainee (MT) angkatan I
2013/2014. Pada bulan April 2014 perusahaan resmi
menerima 35 karyawan baru untuk ditempatkan di
unit kerja pengembangan bisnis, CMO, e-commerce,
subdit bisnis properti, subdit bisnis ritel dan divisi IT.
Metode mentoring merupakan aktivitas pembelajaran
dan pengembangan yang terprogram yang dilakukan
seorang atasan kepada bawahannya. Proses
pembelajaran dan pengembangan dilakukan melalui
media Project Assignment yaitu para mentor yang
juga bertindak sebagai atasan harus memberikan
beberapa project untuk diselesaikan dalam jangka
waktu yang telah ditentukan. Kemudian pada saat
proses penyelesaian projectnya para MT dibimbing,
dilatih, dievaluasi serta dikembangkan sesuai dengan
hasil observasi dan penilaian kompetensinya. Kegiatan
mentoring ini akan berlangsung selama satu tahun,
dan akan dilakukan ealuasi setiap triwulan secara
rutin oleh konsultan dan tim monitoring SDM yang
sudah ditunjuk. Tujuan jangka panjang dari program
mentoring ini adalah untuk meningkatkan kualitas
setiap karyawan di dalam setiap lapisan perusahaan
melalui proses pembelajaran yang diberikan oleh atasan
langsung

10

Human Resources Field


Mentoring pilot project as a method of human
resource development in the Management Trainee
(MT) first batch 2013/2014. In April 2014 the
company officially received 35 new employees to
be placed in the business development unit, CMO,
e-commerce, business property Sub-Directorate,
Sub-Directorate of retail businesses and IT
divisions. Mentoring is a method of learning and
development activities programmed conducted by
a superior to a subordinate. The process of learning
and development is carried out through the media
Project Assignment is the mentor who also acts as
the supervisor should provide some project to be
completed within a specified time period. Then upon
completion of the project of the MT process guided,
trained, evaluated and developed in accordance
with the results of observation and assessment of
competence. The mentoring activities will last for
one year, and will be regularly ealuasi every quarter
by consultants and HR monitoring team that has
been designated. Long-term goal of this mentoring
program is to improve the quality of every employee
in every layer of the enterprise through a learning
process provided by the immediate supervisor

Bidang Teknologi

Field of Technology

1. Dalam rangka meningkatkan prestasi


kehadiran para karyawan di lingkungan
PT Pos Indonesia (Persero) . Maka layanan
fungsi
IT
mengintegrasikan
aplikasi
pencatan kehadiran menggunakan mesin
finger print dengan bagian SIMSDM untuk
membuat aplikasi pencatat kehadiran
dengan mesin finger print pembangunan
aplikasi presensi pusat. Pengembangan SIM
SDM mencapai Versi 3 dan Pengembangan
Modul BPJS.

1. In order to improve the performance of


the presence of the employees of PT Pos
Indonesia (Persero) . Then the service function
of IT to integrate applications using the paint
of the presence of a finger print machine
with parts SIMSDM to make application to
the Registrar presence Finger Print Engine
Presence application development center.
SIM Development HR reached version 3 and
Module Development BPJS.

2. Pengembangan
Aplikasi
RSPOS.
Pengembangan Aplikasi DB Pelanggan
mengintegrasikan dengan RSPOS dan CRM,
Pembangunan Operational Data Store
(ODS) RSPOS, Adapun beberapa akses
pada aplikasi RSPOS yaitu WU Outgoing
(Pengiriman Western Union), Transaksi base
membership, Compliance BI dengan PPATK
untuk Weselpos DN, Compliance BI dengan
PPATK untuk Weselpos LN, Integrasi
CRM, Integrasi Data Kodepos dengan FFP,
Integrasi Data Pegawai dengan Sim SDM
dan Sim TKK, Modul Asuransi, Develop Cash
to Account (Cash to Account Virtual Account
Pos dan Cash to Account Artajasa), Develop
H2H WI Arsema (MoneyGram) dan Develop
Weselpos Kadaluarsa (perubahan proses
bisnis kadaluarsa).

2. RSPOS Application Development. Customer


DB
Application
Development
RSPOS
and integrate with CRM, Development
Operational Data Store (ODS) RSPOS, As some
access to applications RSPOS ie Outgoing
WU (Western Union Delivery), Transaction
base of membership, BI Compliance with
INTRAC to Weselpos DN, BI Compliance with
INTRAC for Weselpos LN, CRM Integration,
Data Integration Code with FFP, Employee
Data Integration with HR and Sim Sim TKK,
Insurance Modules, Develop Cash to account
(Cash to account Post Virtual Account and
Cash to account Artajasa), Develop H2H WI
Arsema (MoneyGram ) and the Development
Weselpos expire (changes in business
processes expired).

3. Pengembangan Aplikasi FDPOS yaitu


Develop PKH berbasis rekening, Develop
E-Karip new template (Update front end
untuk menyesuaikan reading .dll mesin,
Update aplikasi enrollment menyesuaikan
reading .dll mesin, dan Update payment
procedure via finger dan kartu), Develop
tools migrasi rekening GOL to PKH berbasis
rekening (Tool Upload Data, Tool Standing
Instruction, dan Tool Reporting), Develop
E-karip Non Dapem (Tool Upload Data, Web
Reporting Mitra dan Internal, dan Front
End (Payment for Nondapem), Develop H2H
e-Cash Mandiri (LKD), dan Develop PSKS
2014.

3. Develop Application Development FDPOS ie


PKH-based accounts, Develop E-Karip new
template (Update front end to match the
.dll reading machine, adjust the enrollment
application Update .dll reading machine, and
update the payment procedure via finger and
card), Develop tools migration GOL account
to PKH-based account (Data Upload Tool,
Tool Standing Instruction, and Reporting Tool),
Develop E-karip Non Dapem (Data Upload
Tool, web Reporting and Internal Partners,
and Front End (Payment for Nondapem),
Develop H2H e-Cash Mandiri (LKD), and the
Development PSKS 2014.

11

4. Pengembangan Sistem Mpospay meliputi


Client Mobile (Android base), Services
Layanan RSPOS (Weselpos Instan), Virtual
Account Pos, Payment Point (PDAM Jatim,
Multifinance
(Adira),
Telekomunikasi
(Telkom, Indosat, Telkomsel, XL, Three, Axis,
Smartfren), dan PLN (PLN Pasca Bayar, PLN
Pre Paid)

4. System Development Mpospay include Mobile


Client (Android base), Services Services RSPOS
(Instant Weselpos), Virtual Account Post,
Payment Point (PDAM Java, Multifinance
(Adira), Telecommunications (Telkom, Indosat,
Telkomsel, XL, Three, Axis, Smartfren) , and
PLN (PLN Postpaid, Pre Paid PLN)

5. Pengembangan Aplikasi IPOS meliputi


Aplikasi PDT, IPOS Corporate, Tools Insert
Tarif dan Pengembangan Jaringan Layanan
yang User Friendly, Integrasi Aplikasi Ipos
Pabean dengan Bea Cukai, Aplikasi Ipos
untuk Kiriman Paket Retur, Buntu dan
Pemusnahan, Aplikasi Generate Nomor
Seal Plastik, Aplikasi Back End Sistem i-Pos,
Perbaikan Aplikasi i-Pos Modul Pertukaran
Luar Negeri, dan Integrasi Ipos dengan Sales
Force.

5. IPOS include Application Development


Application PDT, IPOS Corporate, Tools Insert
Rates and Network Development Services
User Friendly, Application Integration with
Customs Customs IPOs, IPOs Application
Package for Shipment Returns, andes and
Destruction, Generate Application No. Seal
Plastic, Back End Systems Applications i-Pos,
Repair i-Pos Application Module Foreign
Exchange and IPOs Integration with Sales
Force.

6. Adapun beberapa pengembangan aplikasi


yang telah tercapai yaitu Pengembangan
Aplikasi Talent Management Versi 2.1,
Pengembangan
Aplikasi
N2
Online,
SIMONIK yaitu Pengembangan Dashboard
Jasa Keuangan, Pengembangan Sales
Force Ver. 3, Pembangunan aplikasi
pelaporan PPATK, Pembangunan aplikasi
Satuan Pengawas Internal dan Aplikasi
SOPP menyangkut Single Aplikasi untuk
Pembayaran PLN P2APST.

6. As for some of the development of


applications that have been achieved, namely
Application Development Talent Management
Version 2.1, Application Development Online
N2, SIMONIK ie Dashboard Development
Financial Services, Sales Force Development
Ver. 3, INTRAC reporting application
development, application development and
application of Internal Control Unit SOPP
regarding the Single Payment Application for
P2APST PLN.

12

Identitas Perusahaan
Company Identity
Nama Name

PT Pos Indonesia (Persero)


Bidang Usaha (sesuai dengan anggaran dasar)
1. Usaha jasa Pos dan giro termasuk jasa
keuangan secara tunai maupun berbasis
giro (account);
2. Usaha jasa komunikasi, jasa logistik, jasa
ritel, jasa keagenan dan jasa-jasa lainnya
yang menunjang penyelenggaraan usaha
jasa pos dan giro sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
3. Usaha pemanfaatan dan pengembangan
sumber daya yang dimiliki untuk menunjang
kegiatan utama Perseroan.

Line of Business

1. Postal Services business and financial services,


including current accounts in cash or giro-based
(accounts);
2. Communications services business, logistics services,
retail services, agency services and other services
that support the implementation of the postal
services business and current accounts in accordance
with the legislation in force;
3. For utilization and development of its resources to
support the activities of the Company.

Ownership

Kepemilikan
Pemerintah Republik Indonesia 100%

Tanggal Pendirian
20 Juni 1995

The Government of the Republic of Indonesia 100%

Date of Establishment
June, 20th 1995

Dasar Hukum Pendirian


Akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 117 tanggal 20
Juni 1995 Sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan akta notaris Nomor 111 tanggal 6
November 2014 yang dibuat oleh Aryanti Artisari,
SH.MKn

Modal Dasar

Rp 1.500.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Rp 455.023.000.000,00

Kronologis Pencatatan Saham

Legal Basis
Notarial Decree Sucipto, SH No 117, June, 20th
1995 As amended by Notarial Decree No. 111 dated
November 6, 2014 made by Aryanti Artisari, SH.MKn

Authorized Capital

IDR 1.500.000.000.000,00
Issued and Fully Paid Capital

IDR 455.023.000.000,00
Share Listing Chronology

Status PT Pos Indonesia (Persero) adalah BUMN kategori Status of PT Pos Indonesia (Persero) is State Owned Enterprises
non-listed category, therefore the company has not been listed
non-listed sehingga belum tercatat dalam Bursa Efek.
in Stock Exchange.

Head Office

Kantor Pusat
Jln. Cilaki No. 73
Bandung 40115, Indonesia
Telepon Phone
Faksimile Faximile
Website
email

: (022) 4206195,4206339
: (022) 4267725, 4267744
: www.posindonesia.co.id
: pos@posindonesia.co.id

Jln. Cilaki No. 73


Bandung 40115, Indonesia
Telepon Phone
: (022) 4206195,4206339
Faksimile Faximile : (022) 4267725, 4267744
Website
: www.posindonesia.co.id
email
: pos@posindonesia.co.id

13

Beberapa Kinerja Utama

Major Performances

14

Beberapa Kinerja Utama


Major Performances

*) Prosentase pertumbuhan dibandingkan tahun 2013


Growth percentage compare to 2013

15

Ikhtisar Keuangan
Financial Highlights

Financial Ratios
RASIO

Satuan/
Unit

2010

2011

2012

2013

2014

RATIO

Pengembalian modal

10,66

33,98

30,48

35,51

17,32

Return on Equity

Laba atas investasi

2,50

6,86

6,47

7,17

6,39

Return on Invesment

Rasio kas

80,18

79,91

86,93

113,33

79,16

Cash Ratio

Rasio lancar

96,24

101,96

106,68 109,21

105,57

Current Ratio

Periode koleksi

Hari
Day

48,82

42,58

28,00

42,02

33

Collection Periods

Perputaran Persediaan

Hari
Day

0,47

1,52

0,09

Inventory Turn Over

Perputaran Total Aset

60,51

73,04

75,04

75,80

88,46

Total Aset Turn Over

Ratio Modal Terhadap Total Aset

9,56

10,13

16,71

17,55

20,85

Ratio Of Equity To Total Assets

Investasi pada entitas Asosiasi

Rp Miliar -

50

174

175

Investment in associated

16

Ikhtisar Keuangan
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
(Juta Rupiah)

2010

2011

2012

2013

2014

Financial Highlights
Consolidated Statements of
Financial Position (Million IDR)

3.592,50

3.347,06

3.621,91

4.505,23

3.653,95

Current Asset

852,69

846,60

954,20

1.056,92

1.365,84

Fixed Asset

4.445,20

4.193,66

4.576,11

5.562,16 5.019,80

Total Asset

Liabilitas Jangka Pendek

3.732,79

3.282,74

3.409,85

4.125,27

3.384,62

Short Term Liability

Liabilitas Jangka Panjang

272,41

317,43

402,02

460,53

559,12

Long Term Liability

Bantuan Pemerintah YBDS

21,33

29,94

Aset Lancar
Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset

Government Subsidized

Ekuitas
Modal Saham

Equity
425,00

425,00

455,02

455,02

455,02

Share

24,66

169,09

338,75

550,53

651,93

Retained Earnings

Kepentingan Non Pengendali

(30,98)

(30,53)

(29,53)

(29,19)

(30.899)

Minority Interests

Jumlah Ekuitas

418,68

563,56

764,24

976,36

1.076,05

Total Equity

4.445,20

4.193,66

4.576,11

5.562,16 5.019,80

Total Liability and Equity

Pendapatan

2.683,28

3.078,79

3.403,95

4.233,45

4.360,55

Revenue

Beban

2.637,50

2.922,32

3.191,62

3.916,45

4.189,70

Expenses

45,78

156,47

212,33

317,00

201,44

Profit Before Tax

(12,34)

(60,09)

(84,84)

(67,60)

Tax

Pajak Tangguhan

(0,23)

0,85

20,74

13,97

26,00

Deferred Tax

Laba Tahun Berjalan setelah Pajak

45,55

144,98

172,99

246,14

159,77

Profit after Tax

0,18

(0,55)

0,05

0,24

45,73

144,44

173,04

246,37

45,73

144,44

173,04

246,37

159,77

Comprehensive Profit after Tax

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

270,88

(444,96)

261,05

1.132,62

(649,76)

Cash Flows from Operating


Activities

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

(151,30)

(91,75)

(159,80)

(182,39)

(389.02)

Cash Flows from Investing


Activities

(19,30)

22,57

236,51

(227,33)

119,93

Cash Flows from Financing


Activities

Saldo Awal Kas

2.847,00

2.993,01

2.623,31

2.961,07 3.683.96

Beginning Cash Balance

Saldo Akhir Kas

2.993,01

2.623,31

2.961,07

3.683,96 2.765.10

Ending Cash Balance

Saldo Laba (Defisit)

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas


Laporan Laba-Rugi Konsolidasian
(Juta Rupiah)

Laba Sebelum Pajak


Pajak Kini

Pendapatan/Beban Komprehensif Lainnya


Laba/Rugi Komprehensif setelah
Pajak
Laporan Arus Kas Konsolidasian (Juta
Rupiah)
Laba Komprehensif setelah Pajak

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Consolidated Income Statement


(Millions of IDR)

Other Comprehensive Income /


Expense
159,77

Comprehensive Profit / Loss


after Tax
Consolidated Statements of Cash
Flows (Millions of IDR)

17

Ikhtisar Operasi
Operasional Highlight

Surat Standar
Kiriman Korporat
Surat Kilat Khusus
Pos Exspress
Jumlah

2009

2010

2011

2012

2013

2014

53.730
104.729
88.586
13.284
260.329

64.267
10.344
7.499
6.103
88.213

55.741
106.968
89.189
20.074
271.972

54.264
136.445
96.311
26.901
313.921

56.823
190.305
123.377
30.619
401.124

60.472
104.655
129.652
27.570
322.349

Standard Mail
Corporate Mail
Special Delivery Mail
Exspress Post
Total

2009

2010

2011

2012

2013

2014

16

32

27

Standard Remittance

Weselpos Prima

5.035

2.458

2.320

1.812

1.170

1.339

Prime Remittance

Weselpos Instan

6.078

7.400 13.109

16.507

15.706

14.458

Instant Remittance

Westren Union

2.455

4.309

2.874

3.881

2.899

3.590

Westren Union

Weselpos Bayar di tempat

611

426

601

Kiriman Uang Lainnya

600

3.077

842

756

6.883

1.847

Other Remittance

Giropos

843

653

1.139

104

619

Giro Post

Jumlah

15.638

17.243 20.256

24.723

26.762

21.853

Total

Weselpos Standar

18

Paid at Addressee Remittance

2009

2010

2011

2012

2013

2014

5.182
1.975

1.681
1.046

6.721
3.057

7.405
3.801

6.971
4.114

6.524
6.106

Standard Parcel
Special Delivery Parcel

Paket Biasa LN

99

20

84

89

109

51

Standard Overseas Parcel

Paket Cepat LN

49

44

48

64

83

Remailing

5.267

5.612

7.095

2.912

EMS

11.743

12.188

11.271

13.001

17.622

12.497

Jumlah

24.315

14.944

26.789

31.439

31.792

25.261

Express Overseas Parcel


Remailing
EMS
Total

Paket Standar
Paket Kilat Khusus

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Tabanas Batara

15

18.989

20.121

24.675

11.934

Angsuran PerBankan (SOPP)

13.482

11.068

20.751

20.551

42.663

45.671

Setoran Telepon (SOPP)

12.438

7.566

19.350

20.143

20.923

12.561

Setoran PAM (SOPP)

2.889

4.669

7.350

8.777

15.745

13.467

Setoran PLN (SOPP)

15.581

23.674

50.939

60.991

62.327

85.114

Jumlah

44.405

46.977

117.379

130.583

266.333

168.747

Tabanas Batara
Bank Payment (SOPP)
Telephone Payment (SOPP)
PAM Payment (SOPP)
PLN Payment (SOPP)
Total

19

Kegiatan Perusahaan 2014


Corporate Ceremony 2014

3.
4.
5.
6.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Pesta Rakyat TV One


Kunjungan Pemantauan Pembayaran Taspen Kantor Pos
Peluncuran Buku Sahabat
Workshop Lembaga Sertifikasi Proteksi
Kunjungan PP Muhammadyah
Kunjungan Euro Giro
Peluncuran SBMPTN 2014
Perangkokan Cita-citamu
Peluncuran SHP Perangkokan Cita-citamu

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pemasangan Batu Pertama Pembangunan Gudang Poslog


Wawancara Dirut Dengan Media Australia
Bandung Creative Week 2014
PKS PT Pos Indonesia (Persero) Dengan Asuransi Generali
Peresmian Poslog Distribution Center
Peluncuran Pelayanan Kargo Haji
PKS PT Pos Indonesia (Persero) Dengan Cardigair

4.
5.
6.

Executive Launch
visits Sampoerna
Working visit of Parliament Attack
Workshop Jaskug
Panel Discussion ASPERINDO
Socialization Law 3 2011
Shared Commitment PT Pos Indonesia
(Persero) and BTN
Launching Stamps Zodiac Horse
Roadmap Meeting SOE Net
Launching Luber and Nobar

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

People's Party TV One


Payment Monitoring visits TASPEN Post Office
Companion Book Launch
Workshop Certification Body Protection
Visits PP Muhammadiyah
Visit Euro Giro
Launch SBMPTN 2014
Perangkokan fulfill your dream job
Launch SHP Perangkokan fulfill your dream job

Peoples Party TV One


Payment Monitoring visits TASPEN Post Office
Companion Book Launch
Workshop Certification Body Protection
Visits Muhammadiyah
Visit Euro Giro
Launch SBMPTN 2014
Perangkokan fulfill your dream job
Launch SHP Stamps fulfill your dream job

April / April

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

3.

Maret / March

20

Executive Launch
Kunjungan Sampoerna
Kunjungan Kerja DPRD Serang
Workshop Jaskug
Diskusi Panel ASPERINDO
Sosialisasi UU No. 3 2011
Komitmen Bersama PT Pos Indonesia (Persero) dan BTN
Launching Perangko Shio Kuda
Meeting Roadmap BUMN Bersih
Launching Luber dan Nobar

Visit Rector UNPAD


Extension of MCC PT Pos Indonesia (Persero) With
Ajenad
MCC PT Pos Indonesia (Persero) and Jakarta High
Court
MCC PT Pos Indonesia (Persero) and Bank Muamalat
Media Visits Jakarta
launching Persib

1.
2.

Februari / February

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Kunjungan Rektor UNPAD


Perpanjangan PKS PT Pos Indonesia (Persero) Dengan
Ajenad
PKS PT Pos Indonesia (Persero) dan Kejati DKI Jakarta
PKS PT Pos Indonesia (Persero) dan Bank Muamalat
Kunjungan Media Jakarta
Launching Persib

Januari / January

1.
2.

MoU PT Pos Indonesia (Persero) Dengan BRI Syariah


Launching Gebyar 1M dan Four Nations
MOU PT Pos Indonesia (Persero) Dengan Jamkrindo
Penganugerahan Seabad Indonesia
Pembukaan Four Nations Stamp dan
Penarikan Undian 1M
Peluncuran SHPSS Seri 150 Tahun Perangko Indonesia
PKS PT Pos Indonesia (Persero) Dengan Temprina

6.
7.

4.
5.
6.
7.

Jakarta Creative Week 2014


Post ADM East Timor
Extension of MCC PT Pos Indonesia (Persero)
with Western Union
Press Conference Parcel Locker
The 12th IFRA 2014
Inauguration of Warehouse Receipt Ciawi
WOW Award

1.
2.
3.

Kunjungan DPRD Serang


Kunjungan Mentri Pendidikan Ke Gudang Poslog
Mudik Gratis 2014

1.
2.
3.

Visits Parliament Serang


Education Minister to visit Warehouse Poslog
Free Homecoming 2014

1.
Upacara HUT RI 69
2.
Gebyar Undian Hadiah, Pos Ekspor, Kiosk
3.
Pelantikan Direksi Baru Kemen BUMN
Business Meeting On Postal Services 4.
Between PT Pos Indonesia (Persero) and
5.
Singapore Post Limited
6.
Kunjungan Arsip Nasional
PKB SPPI

Anniversary Ceremony RI 69
Gebyar Sweepstakes Prize, Post Export, Kiosk
Inauguration of the New Directors Ministry of SOEs
Business Meeting On Postal Services Between
PT Pos Indonesia (Persero) and Singapore Post Limited
Visit the National Archives
PKB SPPI

21

Agustus / August

5.
6.

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Jakarta Creative Week 2014


ADM Pos Timor Leste
Perpanjangan PKS PT Pos Indonesia (Persero)
Dengan Western Union
Press Conference Parcel Locker
The 12Th IFRA 2014
Peresmian Resi Gudang Ciawi
Penghargaan WOW

Juli / July

1.
2.
3.
4.

6.
7.

PT Pos Indonesia (Persero) MOU With BRI Syariah


Launching Gebyar 1 M and the Four Nations
PT Pos Indonesia (Persero) MOU With Jamkrindo
The awarding of the Centennial of Indonesia
Opening Four Nations Stamp and
Withdrawal 1M Lottery
Launch SHPSS Series 150 Years Stamps Indonesia
MCC PT Pos Indonesia (Persero) With Temprina

Juni / june

1.
2.
3.

1.
2.
3.
4.
5.

Mei / May

1.
2.
3.
4.
5.

4.
5.
6.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Letter Competition 2014


Rapimnas
Signing Plan TNI Anniversary Stamp
Workshop Outlet Division
Educational Creativity Competition and the
National Philatelic Exhibition 2014
HARBAK 69

Penandatanganan SHP HUT TNI


Penerimaan Penghargaan Bhakti Kesra Utama
Pameran POSTCROSSING
Penganugerahan BUMN Award 2014
Penandatanganan Sampul Peringatan Seri Sidang MPR
Pelatihan Calon Kepala Kantor Pos
Angkatan I Tahun 2014

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Signing SHP TNI Anniversary


Bhakti Welfare Awards Reception Main
exhibition Postcrossing
The awarding of SOE Award 2014
Warning Cover Signing Session Series MPR
Candidate Training Postmaster
First Batch 2014

Oktober / October

1.
2.
3.
4.
5.

Peluncuran Kartu KIS, KIP Oleh Presiden RI


Sosialisasi Distribusi Kartu Program PSKS 2014
Pembukaan PORSENI BUMN 2014
Konvensi GKM Solo
50Th Hari Kesehatan Nasional

Card Launch KIS, KIP By President


Distribution Socialization Program Card PSKS 2014
PORSENI opening SOE 2014
QCC Convention Solo
50th National Health Day

November / November

1.
2.

GKM Jogjakarta
MOU PT Pos Indonesia (Persero) Dengan
Korea Post
Workshop Proses dan Transportasi
Gebyar Luber 3.5 M

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.
4.
5.

GKM Yogyakarta
PT Pos Indonesia (Persero) MOU with Korea
Post
Workshop Process and Transportation
Gebyar Luber 3.5 M

Desember / December

1.
2.
3.
4.
5.
6.

3.
4.

22

Letter Competition 2014


Rapimnas
Rencana Penandatanganan Perangko
Peringatan HUT TNI
Workshop Divisi Outlet
Lomba Kreatifitas dan Edukatif Pameran
Filateli Nasional 2014
HARBAK 69

September / September

1.
2.
3.

KANTOR POS DEPOK BARU

23

Penghargaan dan Sertifikasi


Awards and Certifications

2008
2010

2011

2012
24

2012

2013

2014
25

Wilayah Operasi
Operation Regional

5.019,80 Billion IDR

Regional I
Medan

Total Assets

Regional IX
Banjarbaru

Regional II
Padang
Regional III
Palembang

Regional IV
Jakarta

Regional VI
Semarang

Regional V
Bandung

3.790
Post Oces

26

1.833
Mobile Service

Regional VII
Surabaya

Regional VIII
Denpasar

19.392

Employees

Regional XI
Jayapura

Regional X
Makasar

28.899

Post Agent

27

Daftar Isi

Table of Contents
2
14

Pencapaian Penting di Tahun 2014


Significant Achievements in 2014

Kinerja Utama di Tahun 2014


Major Performance in 2014

16

Ikhtisar Keuangan

18

Ikhtisar Operasional

13

Identitas Perusahaan

20

Kegiatan Perusahaan

24
26

Wilayah Operasi
Operation Areas

Profile of PT Pos Indonesia (Persero)

40
42
48
53

99

Penghargaan dan Sertifikasi

Profil PT Pos Indonesia (Persero)

34

67

Corporate Ceremony

Awards and Certifications

Financial Highlights

Operational Highlihgts

33

Company Identity

Sekilas PT Pos Indonesia (Persero)


PT Pos Indonesia (Persero) in Brief

54

Profile of Subsidiary & Association/Affiliation

Penjelasan Visi & Misi, dan Tata Nilai


Elaboration on Vision, Mission and Values

Bidang Usaha
Business Line

Sasaran dan Strategi

Objectives and Strategies

Informasi Pemegang Saham

Profil Anak Perusahaan &


Perusahaan Asosiasi/Afiliasi

60
61
62

Lembaga Profesi Penunjang

Supporting Professional Institution

Nilai-Nilai Perusahaan
Organizational Structure

Struktur Organisasi

Organizational Structure

Information on Shareholders

Laporan kepada Pemegang Saham


Report to Shareholders

68

Laporan Dewan Komisaris

92

Profil Direksi

78

Profil Dewan Komisaris

96

Tanggung Jawab Laporan Tahunan

82

Laporan Direksi

Report from the Board of Commissioners


Profile of the Board of Commissioners

Profile of the Board of Directors


Annual Report Accountability

Report from the Board of Directors

Pembahasan dan Analisis Manajemen

Management Discussion and Analysis


Tinjauan Industri

123

111

Tinjauan Pemasaran dan Pangsa Pasar

146

117

Tinjauan Operasi per Segmen Usaha

100

28

Industrial Review

Market Review & Market Shares

Operational Review per Business Segment

Tinjauan Kinerja Keuangan

Review of Financial Performance

Laporan Anak Perusahaan


Company Subsidiary Report

Laporan Tata Kelola Perusahaan

151

Corporate Governance Report

152
159
164
166
171
197

Program Penerapan Tata Kelola Perusahaan


Implementation of Good Corporate Governance

Laporan Pelaksanaan GCG


GCG Report

Struktur Tata Kelola Perusahaan


Structur of GCG

250
262
263

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

264

Dewan Komisaris

269

Komite-Komite di Bawah
Dewan Komisaris

277

Shareholders General Meeting


Board of Commissioners

Committees under the Board of


Commissioners

277
280
280

Dewan Direksi

Board of Directors

Topik dan Fokus Isu Tahun 2014


Topics and Focus in 2014

Pengendalian Internal
Internal Control

Sekretaris Perseroan
Corporate Secretary

Satuan Pengawas Intern (SPI)


Internal Audit Unit (SPI)

Akuntan Perseroan
Company Accountant

Peraturan Perilaku (Etika Perseroan)


Code of Conduct (Corporate Ethics)

Mekanisme Pelaporan atas Dugaan Penyimpangan


Whistleblowing System

Manajemen Resiko
Risk Management

Prospek Usaha

299

Business Prospect

300

Prospek PT Pos Indonesia (Persero)

306

Strategi Transformasi Unit Bisnis dan Unit


Pendukung

The Prospect of PT Pos Indonesia (Persero)

The Transformation Strategy of Business Unit and


Support ing Units

308

Bisnis Surat dan Paket

310

Bisnis Logistik

312

Bisnis Jasa Keuangan

Mail and Parcel Business

313

Bisnis Ritel

315

Bisnis Properti

316

Bisnis Bhakti Wasantara Net

Retail Business
Property Business
Bhakti Wasantara Net

318

Strategi ke Depan
Upcoming Strategies

Logistic Business
Financial Service Business

29

337

338
348

363

364

Laporan Pendukung Bisnis


Report of Business Support

Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Human Resource Management

349

Sarana Produksi

356

Means of Production

Teknologi Informasi

Information Technology

SIM Keuangan
MIS Finance

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan


Corporate Social and Environmental Responsibility

Program PKBL dan Pengembangan


Masyarakat

389

Perlindungan Konsumen
Consumer Protection

PKBL Program and Community Development

385

Perlindungan terhadap Ketenagakerjaan


Kesehatan dan Keselamatan

394

Perlindungan Lingkungan

Protection Of The Environment

Protection for Employment, Safety and Health

399

Laporan Keuangan Konsolidasi


Consolidated Financial Statement

509 Informasi Tambahan


Additional Information

510
518
522

30

Profil Pejabat Senior


Profil Senior Official

528

Pejabat Kantor Regional


Officials Of The Office Regional

Jumlah Kantor Pos per Regional

The Number Of Post Offices Per Regional

534

Alamat dan Nomor Telepon Kantor Pos


Address and phone number of the post office

Standar Kriteria Annual Report


Cross Reference of Annual Report

KANTOR POS LEMBANG

31

32

33

Sekilas
PT Pos Indonesia (Persero)
PT Pos Indonesia (Persero) in Brief
PT Pos Indonesia (Persero) merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak
di bidang jasa kurir, logistik, dan transaksi
keuangan. Nama PT Pos Indonesia (Persero)
secara resmi digunakan pada tahun 1995,
setelah sebelumnya menggunakan nama dinas
PTT (Posts Telegraaf end Telefoon Diensts)
pada Tahun 1906; kemudian berubah menjadi
Djawatan PTT (Pos Telegraph and Telephone) pada
tahun 1945; kemudian berubah status menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN
Postel) di tahun 1961; dan menjadi PN Pos & Giro
di tahun 1965, serta kemudian menjadi Perum
Pos dan Giro di tahun 1978.

PT Pos Indonesia (Persero) is a State-owned


enterprises (SOE) engaged in the courier services,
logistics, and financial transactions. The name
of PT Pos Indonesia (Persero) is officially used in
1995, having previously used the name dinas PTT
(Posts Telegraaf end Telefoon Diensts) in 1906;
then turn into Djawatan PTT (Postal Telegraph
and Telephone) in 1945; then changed status to
Posts and Telecommunications State Corporation
(PN Postel) in 1961; and became a PN Post & Giro
in 1965, and later became Post and Giro Public
Corporation in 1978.

Dalam sejarahnya, PT Pos Indonesia (Persero)


merupakan salah satu BUMN tertua di
Indonesia. Keberadaannya di Nusantara berawal
dari perusahaan dagang Hindia Belanda atau
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)
yang mendirikan Kantor Pos pada tanggal
26 Agustus 1746 di Batavia (Jakarta) dengan
maksud untuk memudahkan pengiriman surat,
terutama dalam kegiatan perdagangan.

Historically, PT Pos Indonesia (Persero) is one of


the oldest SOE in Indonesia. Its existence in the
archipelago originated from Netherlands East
Indies trading company or Dutch East Indies
Company (VOC) which established a Post Office
on 26 August 1746 in Batavia (Jakarta) in order to
facilitate the delivery of mail, especially in trading
activity.

34

Pasang surut mewarnai perjalanan panjang dua


setengah abad PT Pos Indonesia (Persero). Masamasa keemasan industri perposan ada di tahuntahun 1970 hingga 1980-an. Masyarakat pengguna
jasa pos sangat setia memanfaatkan layanan
pos. Namun pesatnya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, perubahan gaya hidup,
serta trend liberalisasi bisnis jasa pos membuat
PT Pos Indonesia (Persero) mengalami pergeseran
bisnis yang sangat signifikan. Seperti juga dialami
banyak perusahaan pos di dunia, PT Pos Indonesia
(Persero) sempat mengalami penurunan kinerja
usahanya di tahun 2000 2007. Bisnis suratpos di
tahun-tahun tersebut menurun drastis. Penggunaan
pesan singkat melalui telepon selular dan internet
menggantikan peran surat pos individu. Demikian
juga persaingan kiriman barang dengan para
perusahaan kurir swasta membuat pangsa pasar PT
Pos Indonesia (Persero) tergerus.

The ups and downs has been coloring a long journey


for two and a half centuries of PT Pos Indonesia
(Persero). The golden age of postal industry was
in the years 1970 to 1980 s. The postal services
community customers were very loyal in utilizing
its services. But rapid development of information
and communication technology, lifestyle changes,
as well as the trend of liberalisation of postal
service businesses has made PT Pos Indonesia
(Persero) experiencing a very significant business
shifts. As also experienced by many of the worlds
postal companies, PT Pos Indonesia (Persero) has
experienced a decline in its business performance
in 2000 2007. Mail Business in those years was
dropped dramatically. The use of short messages
through mobile phones and the internet replacing the
role of individual postal mail. Likewise, competition
with private courier companies has made market
share of PT Pos Indonesia (Persero) rushes.

Keadaan tersebut memaksa PT Pos Indonesia


(Persero) untuk berubah dan melakukan
transformasi bisnis. Manajemen perusahaan
mencanangkan masa kebangkitan perusahaan
di tahun 2009 dan menyusun visi dan misi
baru serta perencanaan jangka panjang untuk
membangun kompetensi perusahaan agar lebih
adaptif terhadap perkembangan zaman. Melalui
berbagai program transformasi internal dan
bisnis perusahaan, pendapatan PT Pos Indonesia
(Persero) di tahun 2014 telah mencapai lebih dari
4 (empat) triliun rupiah atau meningkat hampir
tiga kali lipat dari periode 2006-2007. Lima tahun
mendatang segenap pimpinan PT Pos Indonesia
(Persero) menargetkan pertumbuhan pendapatan
perusahaan tiga kali lipat dari sekarang, menjadi 11
(sebelas) triliun rupiah.

These conditions have forced PT Pos Indonesia


(Persero) to change and transform the business.
Company management announced the revival of
the company in 2009 and compiled a new vision
and mission as well as long-term planning to build
the company to be more adaptive competencies
against the development of the times. Through a
variety of programs and internal transformation of
the companys business revenue, PT Pos Indonesia
(Persero) in 2014 have reached more than 4 (four)
Trillion rupiah or increased nearly three times that
of the 2006-2007 period. The next five years the
whole management of PT Pos Indonesia (Persero)
targeting the companys revenue growth tripled
from now on, be 11 (eleven) Trillion rupiah.

Terdapat tiga jalan transformasi yang ditempuh


PT Pos Indonesia (Persero), yaitu: membentuk
holding company, revitalisasi bisnis inti, dan
mengembangkan bisnis-bisnis baru. Transformasi
perusahaan ini sejalan dengan berbagai hasil riset
dan kajian konsultan internasional seperti Booz&Co
dan Ernst&Young yang menunjukkan potensi
bisnis PT Pos Indonesia (Persero) masih terbuka
lebar. Kajian Management Research Center UI pun
menyebutkan PT Pos Indonesia (Persero) memiliki
potensi besar di tiga bisnis intinya, yaitu bisnis surat
dan paket, bisnis logistik, dan bisnis jasa keuangan.

There are three ways of transformation which PT Pos


Indonesia (Persero) undergo, namely: forming a holding
company, revitalizing core business, and developing
some new business. The transformation of the company
is in line with the research and studies of international
consultant such as Booz & Co and Ernst & Young
which showed potential business of PT Pos Indonesia
(Persero) is still wide open. The study of Management
Research Center UI has ever mention PT Pos Indonesia
(Persero) has great potential in three core business,
namely, business letters and parcel/packages business,
logistics, and financial services business.

35

Penopang pendapatan PT Pos Indonesia


(Persero) masih ada di bisnis suratpos dan
jasa keuangan. Kendati volume pengiriman
surat individu tengah menurun, namun volume
pengiriman surat bisnis dan kiriman korporasi
terus meningkat. Sumber pendapatan terpenting
lainnya adalah jasa pembayaran, jasa pengiriman
uang, dan pengiriman paket.

Sustainer revenues of PT Pos Indonesia (Persero)


is still from mail business and financial services.
Although the volume of individual mail tends to be
decreased, but the volume of mail from business
and corporate submissions continue to rise. The
other most important source of income are from
payment services, money transfer services, and
delivery of packages.

Di tahun 2014 ini, manajemen PT Pos Indonesia


(Persero) melanjutkan program transformasi
yang telah dicanangkan sebelumnya. Fokus
bisnis PT Pos Indonesia (Persero) tidak lagi
hanya di bisnis surat, paket dan jasa keuangan,
tapi juga mengoptimalkan sumber-sumber
bisnis baru, seperti logistik, properti, dan
asuransi. Agar lebih fokus dan lincah di tengah
persaingan yang semakin ketat, PT Pos Indonesia
(Persero) membentuk perusahaan induk yang
memayungi sejumlah anak perusahaan, antara
lain yaitu PT Pos Logistik Indonesia, PT Pos
Properti Indonesia, dan PT Bhakti Wasantara
Net. Di samping itu perusahaan juga terus
mengembangkan dan menyiapkan bisnis-bisnis
baru antara lain di bidang jasa keuangan, lini
bisnis retail, city courier, e-commerce, kargo
udara, serta asuransi.

In 2014 the management of PT Pos Indonesia


(Persero) continues its transformation program
that has been previously declared. PT Pos Indonesia
(Persero)s business focus is no longer solely in the
business of mail, packages and financial services,
but also optimize the sources of new business,
such as logistics, property, and insurance. To make
it more focused and energetic in the midst of an
increasingly tight competition, PT Pos Indonesia
(Persero) formed a holding company that has
several subsidiaries, among others, namely PT Pos
Indonesia (Persero) Logistics, PT Pos Indonesia
(Persero) Property, and PT Bhakti Wasantara Net.
In addition the company also continues to develop
and prepare new business in the field of financial
services, business lines of retail, city courier,
e-commerce, air cargo,and insurance.

Saat ini dapat dikatakan bahwa PT Pos Indonesia


(Persero) masih tetap sebagai salah satu
perusahaan jasa dengan jaringan distribusi yang
terbesar di Indonesia. Jumlah kantor pos lebih
dari 3.700 kantor dengan sebarannya di 24.000
titik layanan dan telah mencakup 100 persen
kota dan kabupaten di Indonesia serta telah
menjangkau hampir seluruh kecamatan di tanah
air. PT Pos Indonesia (Persero) juga didukung
oleh armada layanan bergerak sebanyak 1.833
unit, 10.523 unit kendaraan truk dan mobil
dinas, 19.392 karyawan, 3.700 unit kantor pos
online, serta 28.899 unit Agen Pos.

While it can be said that PT Pos Indonesia (Persero)


still remains as one of the service companies with
the largest distribution network in Indonesia. The
number of post offices more than 3,700 within
its 24,000 offices points of service and has been
covering 100 percent of the city and Regency in
Indonesia and has been reaching out to almost
the entire town in the country. PT Pos Indonesia
(Persero) was also supported by a fleet of mobile
service as much as 1.833 units, 10.523 trucks and
cars, 19.392 employees, 3.700 online post offices,
as well as 28.899 Post Agent

Lebih dari 90 perusahaan kini menjalin


kemitraan dengan PT Pos Indonesia (Persero).
Mereka berasal dari berbagai sektor, seperti jasa
keuangan, perbankan, listrik, air minum, pajak,
hingga zakat. Tak hanya perusahaan domestik,
entitas bisnis dari perusahaan global seperti
UPS, Cardig International, dan Western Union

More than 90 companies are now partnering


with PT Pos Indonesia (Persero). They come
from various sectors, such as financial services,
Banking, electricity, drinking water, taxes, to
charity. Not only domestic companies, business
entities from global companies such as UPS, Cardig
International and Western Union also has become

36

pun telah menjadi mitra utama PT Pos Indonesia


(Persero). Bahkan bagi Western Union, PT Pos
Indonesia (Persero) merupakan agen yang
terpenting dan terbesar di Asia Pasifik. Untuk itu
perbaikan internal senantiasa dilakukan manajemen
PT Pos Indonesia (Persero) di setiap lininya.
Setidaknya ada empat bidang utama yang menjadi
fokus pembenahan, yaitu manajemen sumber
daya manusia dan organisasi, sistem keuangan,
kapabilitas infrastruktur, dan strategi marketing.

a major partner of PT Pos Indonesia (Persero). Even


for Western Union, PT Pos Indonesia (Persero) is
the most important and biggest Agency in the Asia
Pacific region. Many improvement were always
carried out by the management of PT Pos Indonesia
(Persero). There are at least four major regionals
that became the focus of the improvements, namely
human resource management and organization,
financial systems, infrastructure capabilities, and
marketing strategy.

PT Pos Indonesia (Persero) telah menerapkan


sistem akuntansi berbasis enterprise resource
planning yang
akan
menjadi
backbone
pencatatan
transaksi
bisnis
perusahaan.
Sedangkan dari segi perbaikan infrastruktur,
PT Pos Indonesia (Persero) setiap tahunnya
mengalokasikan pengembangan teknologi informasi
setidaknya di atas 50 milyar rupiah, yang mana saat
ini perusahaan sudah berhasil menghubungkan secara
virtual lebih dari 3.700 kantor dan 6.200 agen. Era
baru PT Pos Indonesia (Persero) terhampar di depan
mata. Kepemimpinan perusahaan di tahun 2014 ini
melanjutkan keberhasilan di tahun-tahun sebelumnya
untuk terus bergerak ke masa depan PT Pos Indonesia
(Persero) yang lebih cerah.

PT Pos Indonesia (Persero) has implemented


accounting system based on enterprise resource
planning which will be the backbone of recording
business transactions. PT Pos Indonesia (Persero)
also allocate the development of information
technology at least above 50 billion IDR
annually, which the company currently has
already managed to connect virtually more than
3,700 offices and 6,200 agents. New Era PT Pos
Indonesia (Persero) lay in front of the eyes. The
leadership of the company in the year 2014 is
continuing the success to keep moving on the
future of PT Pos Indonesia (Persero) that are
more prospective.

37

Riwayat Singkat
History in Brief
1746

Kantor pos pertama di Indonesia didirikan di Batavia.

1906

Perubahan nama kantor pos menjadi Posts Telegraafend Telefoon Diensts.

1945

Indonesias first post office was established in Batavia.

Change the name of the post office being the Posts Telegraafend Telefoon Diensts.
Perubahan status PT Pos Indonesia (Persero) menjadi Jawatan PTT (Post, Telegraph, and Telephone) Republik
Indonesia
Changes the status PT Pos Indonesia (Persero) being Jawatan PTT (Post, Telegraph, and Telephone) of the Republic
of Indonesia

1961

Perubahan status Jawatan PTT Republik Indonesia menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos dan Telekomunikasi.
Perubahan ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 240 Tahun 1961.
Changes the status of Jawatan (office) PTT of the Republic of Indonesia became the State Enterprises (PN) of Posts
and Telecommunications. These changes are based on Government Regulation No. 240 in 1961

1965

Pembagian PN Pos dan Telekomunikasi menjadi PN Pos dan Giro berdasarkan Peraturan Pemerintah No 29
Tahun 1965 dan PN Telekomunikasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1965.
Divisioning of PN Posts and Telecommunications into PN Post and Giro based on Government Regulation No. 29 of
1965 and PN Telecommunication based on Government Regulation No. 30 in 1965.

1978

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1978, status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Pos dan Giro.
Based on Government Regulation No. 4 of 1978, the status of the PN Post and Giro was converted into a Public Company (Public Corporation) Post and Giro.

1995

Perubahan status Perum Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia (Persero) dengan adanya dasar hukum sebagai
berikut:
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perusahaan Perseroan;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Pos dan Giro menjadi Perusahaan (Persero);
Anggaran Dasar PT Pos Indonesia (Persero) dalam akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 117 tanggal 20 Juni
1995 tentang Pendirian Perusahaan Persero PT Pos Indonesia (Persero), sebagaimana telah diubah terakhir dengan akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 18 tanggal 12 September 2011.
Changing the status of Post and Giro Public Corporation into PT Pos Indonesia (Persero) with the Foundation of the
following laws:
Act No. 1 of 1995 about the Corporation of the Company;
The Government of Indonesia Regulation No. 5 of 1995 on the Transfer Form from Public Company (public
corporation) Post and Giro into Corporation (Persero);
The Aticle of the company of PT Pos Indonesia (Persero) in a deed of Notary Sutjipto, SH No. 117 dated 20 June
1995 regarding the Establishment of the Company Refines PT Pos Indonesia (Persero), as amended last by deed
of Notary Sutjipto, SH number 18 on 12 September 2011.

2014

Perubahan terakhir anggaran dasar perusahaan yaitu Akta Notaris Nomor 13 tanggal 6 November 2014
yang dibuat dan disampaikan oleh Aryanti Artikasari, S.H. M.Kn, Notaris di Jakarta, di antaranya berisi:
Pemberhentian dan pengangkatan anggota Dewan Komisaris;
Pemberhentian, pengangkatan, dan pengalihan tugas anggota Direksi.
The last changes to the articles of the company namely Notarial Deed No. 13 dated 6 November 2014 are made
and submitted by Aryanti Artikasari, S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, which contains:
Dismissal and appointment of members of the Board of Commissioners;
Dismissal, appointment and task switching, Member of the Board of Directors.

38

39

Visi
Misi

Menjadi perusahaan pos terpercaya


To be a trusted postal service company

Vision

a. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang


efisien dan tepat waktu,
b. Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang
nyaman, aman, dan menghargai kontribusi,
c. Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha
yang menguntungkan dan terus bertumbuh
d. Berkomitmen untuk berkontribusi psitif kepada masyarakat,
e. Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpercaya kepada
seluruh pemangku kepentingan.
a. Committed to our customers to provide a service that is always on time with the
best value.
b. Committed to employees to provide a safe working climate, convenience, and
value the contribution.
c. Committed to delivering results for shareholders of profitable business and
continues to grow.
d. Committed to contributing positively to the community.
e. Committed to behaving transparently and trustworthy to all stakeholders.

Moto

Terus Bergerak Maju (Move On)


a. Vision : To be a trusted postal company
b. Action : Operational effectiveness, cost efficiency overwhelming
challenge, & increase revenue
c. Passion : Champion Postal Company in the Region,
d. Collaboration : Merger & acquisition,

Credo

40

Mission

Makna Visi dan Misi


PT Pos Indonesia (Persero)
Meanings of PT Pos Indonesia (Persero) Vision and Mision
Visi dan Misi PT Pos Indonesia (Persero) telah
disetujui oleh direksi perusahaan sesuai dengan
KD.93/Dirut/11/13.

Vision and Mission of PT Pos Indonesia (Persero) was


approved by the Board of Directors of the company in
accordance with KD.93/Dirut/11/13.

Dalam perjalanan hidupnya, perusahaan sudah


melakukan banyak perubahan dan mulai menampak
kan hasilnya dalam bentuk laba yang makin meningkat.
Perubahan ke arah yang lebih baik ini harus tetap dijaga,
dikawal agar makin meningkat lagi di masa datang.

In the corporate history, the company is already doing


much of changes and starts revealing the results in the
form of further earnings increases. This change towards
the better must remain guarded, escorted to further
increase again in the future.

Singkatnya, perusahaan harus terus melakukan


move-on yaitu menjaga agar perusahaan tetap
bergerak cepat mencapai tujuan-tujuannya secara
efektif. Move-on dijabarkan dalam bentuk vision,
action, passion, dan collaboration.

In short, the companiy needs to continue doing moveon that is to keep the company keep it moving fast
achieving its aims effectively. Move-on spelled out in the
form of vision, action, possion, and collaboration.

Perusahaan melihat bahwa re-shifting strategies


yang paling tepat adalah dengan menetapkan vision.
Vision ini akan mengarahkan pola pikir, pola tindak,
dan daily actions dari para pemimpin perusahaan.
Vision yang ditetapkan bagi perusahaan adalah to be
a trused postal services company.

The Companiy sees that re-shifting strategy is the most


appropriate to set a vision. This Vision will direct the
action patterns, thought patterns, and the daily actions
of the leaders of the company. The Vision set out for the
company is to be a trused postal services company.

Vision saja tidak akan banyak artinya tanpa suatu


tindakan yang efektif atau action. Action harus
bersifat sistematis, terpola, dan massive. Artinya
harus mencakup tindakan-tindakan yang efektif agar
tujuan bisa tercapai.

Vision alone will not mean much without an effective


action. Action must be systematic, pattern, and
massive. That should include effective measures so that
the goal can be achieved.

Untuk menyelaraskan vision dan action diperlukan


adanya passion. Passion ini merupakan semangat
juang yang tinggi, tidak mudah menyerah dan
berkreasi untuk bisa mewujudkan perusahaan
menjadi Champion Postal Company di Asia Tenggara.

To align the vision and actions required of any passion.


This Passion is the fighting spirit, it is not easy to give
up and get creative to be able to realize the company
became Champion Postal Company in Southeast Asia.

Agar Vision, Action dan Passion bisa lebih sukses,


perusahaan membutuhkan satu pilar lagi yaitu
Collaboration. Collaboration ini berarti perusahaan
harus terus memperluas bisnisnya dengan melakukan
kerjasama dengan berbagai pihak. Kerjasama ini bisa
berupa merger, acquisition, dan pembentukan joint
venture dengan perusahaan di bidang telekomunikasi
dan perbankan.

In order for Vision, Action and Passion can be more


successfully, company needs a single pillar again i.e.
Collaboration. This Collaboration means that company
must continue to expand its business by conducting
cooperation with various parties. This cooperation
could be in the form of mergers, acquisitions, and the
formation of a joint venture with companiws in the
field of telecommunications and Banking.

41

Bidang Usaha
PT Pos Indonesia (Persero)
PT Pos Indonesia (Persero) Line of Business

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar


perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha
perusahaan meliputi :

In accordance with article 3 of the company


Articles, the scope of business activities of the
company include the following:

1. Layanan Komunikasi tertulis dan/atau surat


elektronik
2. Layanan Paket
3. Layanan Logistik
4. Layanan Transaksi Keuangan
5. Layanan Keagenan Pos
6. Layanan Giropos
7. Layanan lain yang menunjang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

1. Written communication Services and/or


electronic mail
2. Parcel Services
3. Logistics Services
4. Financial transaction Services
5. Postal Agency Services
6. Giropos Services
7. Other Supporting Services in accordance with
the legislation in force.

Selain kegiatan usaha utama tersebut,


perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha
dalam rangka optimalisasi sumber daya yang
dimiliki untuk properti.

In addition to the main business activities,


companies can perform other business activities in
order to optimize the resources belonging to the
property.

Hingga saat ini, PT Pos Indonesia (Persero)


melaksanakan kegiatan pos dengan bertumpu
kepada tiga bisnis intinya yaitu layanan
pengiriman surat dan paket, logistik, dan jasa
keuangan. Pada tahun 2014, pendapatan bisnis
surat dan paket berkontribusi sebesar 53%,
logistik sebesar 4%, dan jasa keuangan sebesar
36% sehingga ketiganya berkontribusi sebesar
93% dari total pendapatan usaha PT Pos Indonesia
(Persero). Di masa depan, melalui sebaran dan
luasnya jaringan yang dimiliki, PT Pos Indonesia
(Persero) akan memanfaatkan jaringan tersebut
untuk mengembangkan keseluruhan portofolio
bisnisnya sehingga PT Pos Indonesia (Persero)
tidak hanya menjadi penyelenggara pos, tetapi
mampu bertransformasi menjadi trusted postal
service company yang andal dan terdepan.

To date, PT Pos Indonesia (Persero) carry out


Postal activities with the three core businesses
namely letter and parcel delivery services,
logistics, and financial services. By 2014, revenues
of the business letter and parcel contributed
by 53%, logistics by 4%, and 36% of financial
services so that all three contributed 93% of the
total revenues of PT Pos Indonesia (Persero). In
the future, through the spread and breadth of its
network, PT Pos Indonesia (Persero) will utilize the
network to develop its business portfolio so that
PT Pos Indonesia (Persero) not only became the
organizer of the traditional post, but will be able
to transform into a trusted postal service company
that is reliable and up-to-date.

42

PRODUCT & SERVICES

PRODUK DAN JASA


Secara spesifik pengembangan lini bisnis adalah
sebagai berikut:

Specifically the development of lines of business of


the company are as follows:

Mail and Parcel

Surat dan Paket


Layanan ini meliputi pengiriman surat dan paket ke
regional domestik dan internasional, yang meliputi
sebagai berikut :

This service includes the delivery of letters and


parcel to the domestic and international regionals,
which include the following:

Layanan surat dan paket domestik


Layanan pengiriman surat domestik mencakup
pengiriman surat dengan berat maksimum
2 kg dan tujuan pengiriman ke seluruh wilayah
Indonesia. Layanan pengiriman paket domestik
mencakup pengiriman dengan berat di atas 2 kg
hingga tidak terbatas (unlimited). Secara keseluruhan
layanan surat dan paket PT Pos Indonesia (Persero)
didukung oleh variasi jenis produk yang beragam
dengan berbagai fitur yang berbeda meliputi
produk standar, premium (Kilat Khusus, Express dan
Kiriman Korporat atau Admail).

Layanan surat dan paket internasional.


Layanan internasional ini meliputi Express Mail
Service (EMS), Re-mailling, Express post LN, serta
Paketpos Cepat dan Biasa LN.

Di samping itu, PT Pos Indonesia (Persero)


juga menyediakan layanan Corporate postal
management yaitu layanan terpadu untuk
menangani
penerimaan,
pemrosesan,
dan
pengiriman surat dan paket bagi perusahaan dan
institusi pemerintahan (mailroom management).
Spesifikasi layanan yang ditawarkan adalah sebagai
berikut:

Layanan / Services

Domestic Mail and Parcel services


These services includes domestic mail delivery
with a maximum weight of 2 kg and is sent
to all regions of Indonesia. Domestic parcel
delivery service covers the delivery of weighing
over 2 kg up to unlimited. Overall mail and
parcel service supported by variations of
types of products with a variety of different
features including standard products and
premium (Special Express, Express and Admail
or Corporate delivery).

International mail and parcel service


This international service covers Express
Mail Service (EMS), Re-mailing, International
Express post, and Domestic standard and
express parcel.
PT Pos Indonesia (Persero) also provides Corporate
Services postal management that integrated
services for handling the receipt, processing, and
delivery of letters and packages for companies
and
governmental
institutions
(mailroom
management). The specification of the services
offered are as follows:

Deskripsi / Description

Intra Office Service

Penanganan pengiriman dokumen antar kantor dari beberapa perusahaan yang berlokasi
dalam suatu gedung.
Handling shipping documents between offices of several companies that are located
within a building.

Inter Office Service

Penanganan pengiriman dokumen antar departemen dalam suatu perusahaan yang


berlokasi dalam suatu gedung.
Handling shipping documents between departments within a company located within a
building.

Inter District Service

Penanganan pengiriman dokumen antar kantor cabang dari suatu perusahaan di dalam
suatu kota.
Handling shipping documents between branch offices of a company in a city.

43

Logistic

Logistik
Kegiatan bisnis logistik di PT Pos Indonesia
(Persero) bermula dari adanya proyek bisnis
logistik pada tahun 2004. Dengan dukungan
kekuatan jaringan PT Pos Indonesia (Persero)
yang tersebar di seluruh Indonesia, pada tahun
2007, SBU Logistik secara resmi didirikan dengan
tujuan untuk melakukan penetrasi pasar logistik
yang sedang berkembang. Pada akhir tahun
2011 PT Pos Indonesia (Persero) berencana
akan melakukan spin-off yaitu mengubah SBU
Logistik menjadi perseroan dengan kepemilikan
saham berada di tangan PT Pos Indonesia
(Persero). Pada Maret 2012, Pos Logistik resmi
didirikan sebagai anak perusahaan PT Pos
Indonesia (Persero). Dengan posisi sebagai
anak perusahaan, Pos Logistik diharapkan dapat
beroperasi secara independen dan profesional
untuk dapat memaksimalkan peluang pada bisnis
logistik di Indonesia sekaligus memanfaatkan
jaringan fisik yang sudah terbangun.

The logistics business activities in PT Pos Indonesia


(Persero) was starting from the existence of business
logistics project in 2004. With the support of the
postal network of PT Pos Indonesia (Persero), in
2007, SBU Logistics was officially founded with the
aim to penetrate the developing logistics market.
By the end of 2011 PT Pos Indonesia (Persero)
plans to do a spinoff, that is changing the Logistics
SBU into a subsidiary company with its ownership
of shares was in the hands of PT Pos Indonesia
(Persero). In March 2012, Indonesia Logistics Post
was established officially as a subsidiary of PT Pos
Indonesia (Persero). With the position of the postal
Logistics as a subsidiary, it is expected to operate
independently and professionally and to be able to
maximize the opportunities in business logistics in
Indonesia as well as take advantage of the physical
network which already awakened.

Berikut ini adalah deskripsi layanan yang


diberikan oleh Pos Logistik:

The following is a description of the services


provided by Postal Logistics:

Transportasi (trucking) melalui pemindahan


barang dari pabrik ke korporasi/agen.
Pergudangan
(warehousing)
dengan
melakukan kegiatan pengelolaan persediaan
yaitu penyimpanan, pemberian label,
tagging, dan lain-lain.
Freight forwarding sebagai layanan untuk
mewakili kepentingan pemilik barang untuk
melaksanakan kegiatan bagi terlaksananya
pengiriman dan penerimaan barang.
Jasa kepabeanan dan administrasi melalui
penanganan custom clearance.
Regulated Agent yaitu melakukan transaksi
dengan operator pesawat udara untuk
pemeriksaaan keamanan terhadap barang
kargo dan pos.

Jasa Keuangan
Melalui jaringan yang luas dan tersebar hingga
ke pelosok negeri, layanan jasa keuangan PT
Pos Indonesia (Persero) dapat menciptakan
Postal financial inclusion bagi unbanked
population di Indonesia. Program financial

44

Transport (trucking) through the transfer of


goods from the factory to the corporate/
agents.
Warehousing (warehousing) and inventory
management activities, namely storage,
labelling, tagging, and others.
Freight forwarding as a service to represent
the interests of the owner of the goods
for the carrying out of activities for the
implementation of the delivery and receipt of
the goods.
Customs services and administration through
the handling of custom clearance.
Regulated Agent that performs the transaction
with the operator of an aircraft for security
against goods freight and mail.

Financial Services
Through an extensive network and scattered
to the corners of the country, PT Pos Indonesia
(Persero) financial services can create Postal
financial inclusion for the unBanked population
in Indonesia. The financial inclusion programme

inclusion ini ditujukan kepada masyarakat yang


memiliki keterbatasan akses kepada layanan
jasa keuangan dalam hal memperoleh dana
untuk konsumsi maupun modal usaha. Layanan
jasa keuangan yang ditawarkan oleh PT Pos
Indonesia (Persero) adalah sebagai berikut.

is addressed to people who have limited access to


financial services in terms of obtaining funds for
consumption as well as venture capital. Financial
services offered by PT Pos Indonesia (Persero) is as
follows.

a. Remitansi
Layanan remitansi terdiri dari beberapa
spesifikasi produk sebagai berikut.
Weselpos instan yang mencakup
pengiriman uang ke seluruh Indonesia
secara instan. Jaringan PT Pos
Indonesia (Persero) untuk layanan
ini menjangkau hingga 200 kota di
Indonesia.
Weselpos dalam negeri yang dilakukan
melalui kerja sama dengan beberapa
Bank di Indonesia. layanan ini
mencakup pencairan uang dari dalam
negeri.
International Remittance Product yang
mencakup pengiriman uang khusus ke
dan dari Malaysia yang memanfaatkan
jaringan Universal Postal Union (UPU).
Western Union yang merupakan salah
satu bentuk kerja sama antara PT Pos
Indonesia (Persero) dengan pihak lain
untuk pengiriman uang ke luar negeri
dengan jangka waktu pengiriman
maksimum 24 jam atau sampai di hari
yang sama (same day service).

a. Remittance
Remittance service consists of several product
specifications as follows.
Instant Weselpos that include sending money
to the rest of Indonesia instantly. Indonesia
Postal network for the service to reach up to
200 cities in Indonesia.
Domestic Weselpos which is done through
cooperation with several Banks in Indonesia.
This service includes the disbursement of
money from domestic.
International Remittance Product that
includes a special money transfer to and from
Malaysia who utilize the network of Universal
Postal Union (UPU).
Western Union is one of the forms of
cooperation between PT Pos Indonesia
(Persero) with other parties for the delivery of
money to foreign countries with a maximum
delivery period of 24 hours or until the same
day (same day service).

b. GiroPos yang merupakan layanan transaksi


keuangan berbasis rekening koran sebagai
alternatif layanan perbankan.
c. System Online Payment Point (SOPP)/PosPay
yang merupakan layanan pembayaran
berbagai tagihan dan angsuran di kantor pos
dan agen yang tersebar di seluruh Indonesia.
d. Fund distribution yang meliputi layanan
penyaluran dana dari institusi pemerintah
ke masyarakat luas.
e. Bank channeling yang mencakup layanan
produk simpanan dan layanan potongan
langsung pembayaran angsuran kredit.
Dalam hal ini, PT Pos Indonesia (Persero)
membina kerja sama dengan Bank Tabungan
Negara melalui produk e-Batara Pos.

b. GiroPos is a financial transaction services


current account-based as an alternative to
Banking services.
c. Online System Payment Point (SOPP) /PosPay
is a payment service a variety of bills and
installments in post offices and agents spread
across Indonesia.
d. Fund distribution services which include
channelling
funds
from
government
institutions to the wider community.
e. Bank products services that includes
channeling savings and direct piece of
installment credits payment service. In this
case, post Indonesia maintains a partnership
with the State Savings Bank through e-Pos
Batara.

45

Retail

Ritel
Bisnis ritel PT Pos Indonesia (Persero) meliputi
seluruh transaksi di loket dari seluruh kantor
pos dan agen pos yang tersebar di seluruh
Indonesia. Kegiatan ritel PT Pos Indonesia
(Persero) dikelola oleh Sub Direktorat (Subdit)
Ritel di bawah Direktorat Ritel dan Properti.
Produk-produk yang ditawarkan adalah:

PT Pos Indonesia (Persero) Retail business covers


the entire transaction at the counter of the post
office and postal agents spread across Indonesia.
PT Pos Indonesia (Persero) Retail activities
managed by the Sub Directorate (Subdit) under the
Directorate of Retail and Property. The products
offered are:

a. Benda Meterai
PT Pos Indonesia (Persero) memiliki peran
sebagai channel penjualan meterai dari
Ditjen Pajak, yang pengelolaannya diatur
dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-23/
PJ.53/2003 tanggal 17 September 2003.
Melalui bisnis ini, PT Pos Indonesia (Persero)
menetapkan fee dari tiap penjualan produk
yang kemudian menjadi pendapatan bagi PT
Pos Indonesia (Persero) (sistem konsinyasi).
b. Filateli (prangko)
Penjualan produk filateli (prangko) yang
memiliki karakteristik:
Prangko untuk keperluan surat-menyurat.
Penetapan tarif prangko yang berlaku
saat ini masih menggunakan tarif menurut
Keputusan Direksi No.34/Dirutpos/0702
tanggal 23 Agustus 2002.
Prangko sebagai koleksi/cenderamata.
Saat ini, PT Pos Indonesia (Persero)
memiliki sekitar 11 sampai 15 seri
penerbitan prangko per tahun.

a. Documentary Tax Seal


PT Pos Indonesia (Persero) has a role as a sales
channel of Tax Seal from Tax Directorate,
arranged in circular letter Tax Director No.
SE-23/PJ. 53/2003 of 17 September 2003.
Through this business, PT Pos Indonesia
(Persero) set a fee from each sale of a product
that later became the income for PT Pos
Indonesia (Persero) (consignment system).

c.

46

E-commerce
Layanan aplikasi e-commerce berbasis
website (plazapos.com) sejak tahun
2010, PT Pos Indonesia (Persero) telah
mengembangkan bisnis ritel e-commerce,
tetapi bisnis tersebut dinilai masih dapat
dioptimalkan sehingga mampu menarik
banyak pengunjung untuk bertransaksi di
Plazapos. Oleh karena itu, PT Pos Indonesia
(Persero) akan kembali mengembangkan
bisnis e-commerce dengan perencanaan
yang lebih matang. Hal ini bertujuan agar
Plazapos mampu menjadi bisnis e-commerce
yang mampu bersaing dan bersinergi dengan
layanan berbasis jaringan yang selama ini
telah terbangun yaitu pengiriman paket PT
Pos Indonesia (Persero).

b . Philatelic ( stamps )
Sales of filateli product (postage stamps) has
a characteristic
Stamps
for
the
purposes
of
correspondence. The determination of the
applicable postage rate is currently still
using rate according to the decision of the
Board of Directors no. 34/Dirutpos/0702
on 23 August 2002.
Stamps as collectibles / souvenirs.
Currently, PT Pos Indonesia (Persero)
has around 11 to 15 series of publishing
postage per year.
c.

E - commerce
E-commerce application service of websitebased (plazapos.com) since 2010, PT
Pos Indonesia (Persero) has developed an
e-commerce retail business, but the business
can still be optimized so that it was able to
attract many visitors to Transact in Plazapos.
Therefore, PT Pos Indonesia (Persero) will
develop an e-commerce business with a more
mature planning. It aims to make Plazapos
able to become e-commerce businesses and
able to compete and synergize with networkbased services that had been awakened i.e.
shipping parcel post Indonesia.

Penekanan fokus penciptaan nilai bisnis ritel


terletak pada produk konsinyasi, filateli dan
Post Shop. Post Shop merupakan lini bisnis baru
PT Pos Indonesia (Persero) yaitu penempatan
convenience store di berbagai kantor pos
di seluruh Indonesia. Post Shop mengusung
konsep one stop shopping, yaitu suatu gerai
belanja yang menjual barang kebutuhan seharihari masyarakat dan juga memberikan produk/
layanan PT Pos Indonesia (Persero) seperti
pengiriman surat, jasa keuangan, pembelian
prangko dan lain-lain. Inti dari keberadaan bisnis
ritel melalui Post Shop adalah memberikan daya
tarik baru bagi masyarakat untuk singgah di
jaringan fisik PT Pos Indonesia (Persero), yang
kemudian dapat meningkatkan minat masyarakat
untuk sekaligus aktif mempergunakan kembali
jasa PT Pos Indonesia (Persero).

The focus in creating retail business value lies in


product of consignment, filateli and Post Shop. Post
Shop is a PT Pos Indonesia (Persero) new line of
business with the placement of the convenience store
at various post offices throughout Indonesia. Post
Shop brings the concept of one stop shopping, which
is a shopping outlets which sell daily necessities and
communities can also be provided Postal products/
services such as mail delivery, financial services,
purchasing stamps and others. The existence of retail
business through the Post Shop is providing people to
stop in PT Pos Indonesia (Persero) physical network,
which then can enhance peoples interest for active
use at PT Pos Indonesia (Persero) service.

Properti
Untuk mengelola 3.132 aset propertinya, PT Pos
Indonesia (Persero) menjalin berbagai bentuk
kemitraan sebagai berikut:
Lease yaitu PT Pos Indonesia (Persero)
menyewakan
sebagian
atau
seluruh
bangunan/tanah miliknya kepada mitra
tanpa mengubah struktur, fisik bangunan,
dan layout aset.
KSU yaitu pendirian bangunan oleh mitra
dengan kepemilikan tanah oleh PT Pos
Indonesia (Persero).

Property
To manage its 3,326 property assets, PT Pos Indonesia
(Persero) establish various forms of partnerships as
follows:
Lease: PT Pos Indonesia (Persero) rent out part or
all of his property land/building to the partners
without changing the structure, physical layout
of buildings, and assets.

KSU: the establishment of buildings by partners


with land ownership by PT Pos Indonesia
(Persero).

47

Sasaran dan Strategi


Objectives and Strategy
Sasaran Perusahaan

Company Objectives

Sesuai dengan Perubahan Anggaran Dasar


Perusahaan Perseroan PT Pos Indonesia
(Persero) No. 18 tanggal 12 September
2011, maksud dan tujuan PT Pos Indonesia
(Persero) adalah melakukan usaha di bidang
penyelenggaraan pos bagi masyarakat baik di
dalam maupun di luar wilayah Indonesia, serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya PT Pos
Indonesia (Persero) untuk menghasilkan produk
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut,
PT Pos Indonesia (Persero) dapat melaksanakan
kegiatan usaha utama berupa layanan komunikasi
tertulis, layanan paket, layanan logistik, layanan
jasa keuangan, layanan keagenan pos, usaha jasa
titipan, layanan giro pos, dan layanan lain yang
menunjang penyelenggaraan kegiatan usaha utama
tersebut. Selain kegiatan usaha utama tersebut, PT
Pos Indonesia (Persero) dapat melakukan kegiatan
usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan
sumber daya PT Pos Indonesia (Persero) meliputi
pengelolaan website, layanan ritel, percetakan,
pengelolaan arsip, dan pengelolaan properti.

In accordance with the Changes in Companys Articles


of Association of PT Pos Indonesia (Persero) No. 18
on September 12, 2011, goals and purpose of PT
Pos Indonesia (Persero) is doing business in the field
of organizing postal business for the community both
within and outside the territory of Indonesia, as well
as the optimization of resource utilization of PT Pos
Indonesia (Persero) to produce high-quality products
and strong competitive power. It is intended to make
profit so that it can increase the value of the company.
To achieve these goals and purpose, PT Pos Indonesia
(Persero) can implement major business activities in
the form of written communication, parcel service,
logistics service, financial services, postal services
agency, postal giro service, and other services that
support the implementation of the main business
activities. In addition to the main business activities,
PT Pos Indonesia (Persero) can perform other
business activities in order to optimize the utilization
of resources in include website management, retail
services, printings, archives management, and
property management.

Di dalam lingkup negara Indonesia, PT Pos


Indonesia (Persero) sebagai aset bangsa dan
negara juga memiliki kewajiban mendayagunakan
sumber daya yang dimilikinya untuk kepentingan
pembangunan negeri. Berkaitan dengan hal
tersebut, PT Pos Indonesia (Persero) memiliki
kewajiban pelayanan umum (Public Service
Obligation atau PSO) dalam bidang pelayanan
pos, yaitu melaksanakan pengiriman surat dan
paket standar di Indonesia dengan tarif yang
terjangkau untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Penunjukan ini akan berakhir pada 31 Desember
2014. Dengan kewajiban pelayanan umum di
atas, PT Pos Indonesia (Persero) memiliki prinsip
sosial sebagai berikut.

In the scope of the country of Indonesia, PT Pos


Indonesia (Persero) as an asset of the nation and the
country has obligations to efficiently utilize its own
resources for the benefit of the development of the
country. Related to this, PT Pos Indonesia (Persero) has
a Public Service Obligation or PSO in postal service,
namely implementing the delivery of standard mail
and parcel in Indonesia with an affordable rate for
the entire community of Indonesia. This designation
will expire on December 31, 2014. The above Public
service obligation has social principles as follows.

48

1. Semua penduduk dapat dengan mudah


memperoleh layanan pos.
2. Tarif jasa pos yang seragam dan terjangkau
oleh sebagian besar masyarakat.
3. Terselenggaranya
layanan
pos
yang
menunjang program pemerintah.
4. Menjangkau negara-negara di dunia sebagai
perwujudan prinsip Universal Postal Union
(UPU) yaitu freedom of transit dan single
postal territory.

1. All residents can easily obtain the postal service.


2. A uniform postal service rate and affordable by
the majority community.
3. This postal services that support the Government
program.
4. Reach out to countries around the world as the
embodiment of the principle of the Universal
Postal Union (UPU), namely the freedom of
transit and the single postal territory.

Komitmen PT Pos Indonesia (Persero) dalam


memberi kontribusi maksimal bagi bangsa dan
negara tercermin dari peran-peran PT Pos
Indonesia (Persero) sebagai berikut:

PT Pos Indonesia (Persero)s commitment to


contribute the maximum for the nation and States
are reflected from the Indonesia Postal roles as
follows :

1. Community Center, yaitu menjadi pusat


pelayanan jasa bagi masyarakat, khususnya
di bidang ritel, logistik, komunikasi dan
transaksi keuangan.
2. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah
dalam melayani masyarakat (pembayaran
subsidi BBM, Bantuan Langsung Tunai,
Bantuan Operasional Sekolah dan lain-lain).
3. Sebagai penyambung komunikasi antara
warga masyarakat, negara, dan organisasi/
institusi bisnis maupun nirlaba.
4. Menjadi salah satu infrastruktur bangsa,
khususnya di bidang komunikasi dan
logistik.
Arah pengembangan bisnis perusahaan pada
tahun 2014 telah dilakukan dengan langkahlangkah penciptaan nilai melalui penyelarasan
fokus target pasar dan produk, dengan
penggunaan sumber daya yang lebih efektif dan
efisien.

1. Community Center, which became a center of


services for the community, in particular in the
field of retail, logistics, communications and
financial transactions.
2. As an arm of the government in serving the public
( payment of fuel subsidy , direct cash assistance,
the School Operational Assistance, etc.) .
3. As junction communication between citizens,
states, and organizations / businesses and
non-profit institutions.
4. Being one of the nations infrastructure,
particularly in the field of communications
and logistics.
Direction of development of the companys business
has been conducted in 2014 with measures the
creation of value through the alignment of the
target market and product focus, with the use of
resources more effectively and efficiently.

49

Corporate Strategy

Strategi Perusahaan
1. Suratpos dan Paketpos
Sebagian besar program kerja bisnis suratpos dan
paketpos merupakan kelanjutan dari penerapan
strategi perbaikan dasar yang telah dilakukan
sejak tahun 2009 antara lain memperbaiki proses
operasi (peningkatan kualitas dan efisiensi), dan
intensifikasi penjualan untuk meningkatkan
pangsa pasar korporat. Sedangkan perbaikan
infrastruktur bisnis diarahkan pula untuk
meningkatkan kapasitas dan daya dukung
peningkatan kuantitas bisnis. Beberapa program
kerja strategisnya antara lain:
Mendapatkan kembali pangsa pasar,
melalui kegiatan meningkatkan layanan
mailroom; meningkatkan layanan admail;
dan menggarap lebih intensif pasar paket.
Mempertahankan basis pelanggan, melalui
kegiatan mengembangkan program loyalitas
konsumen,
Memanfaatkan kemampuan yang ada
untuk mendukung kinerja, melalui kegiatan
perbaikan proses operasi baik simplifikasi
proses, memanfaatkan teknologi informasi
dan merefitalisasi peralatan kerja serta
monitoring kualitas.

1. Mail and Parcel


Most of the mail and parcel business work
programme is a continuation of the
application of the basic repair strategies
have been conducted since the year 2009
include improving operating processes
(quality improvement and efficiency), and
intensification of sales to increase the market
share of corporates. While the business
infrastructure improvements is directed to
increase power capacity and support an
increase in the quantity of business. Some of
its strategic-work programme, among others:
Regain market share, through activities to
increase mailroom services; admail service
increase; and more intensive farming out the
market package.
Maintain the customer base, through activities
to develop consumer loyalty program,
Leveraging the capability exists to support
performance, process improvement activities
through the operation of either simplification
process, utilizing information technology and
merefitalisasi work as well as monitoring the
quality of equipment.

2. Jasa Keuangan

2. Financial Services

Dua besaran strategi bisnis jasa keuangan


antara lain pertama mempertahankan dan
mengembangkan produk portofolio saat ini dan
kedua kerja sama untuk memperluas portofolio
produk.

Two orders of financial services business strategy,


among others, first, maintain and develop the
products portfolio at the moment and second,
work together to broaden the products portfolio.

50

Mempertahankan dan mengembangkan


produk portofolio saat ini melalui program
kegiatan:
mengembangkan
kapabilitas
Customer Understanding/Analytics (CDA);
mengembangkan Produk IFS International
Remittance dan meningkatkan jumlah
mitra; mengembangkan footprint: lokasi
dan jaringan/ jangkauan; memfokuskan
pemasaran terhadap tenaga kerja industri
padatkarya;
mengembangkan
produk
remitansi
untuk
menembus
segmen
account to cash; repricing strategy; dan fokus
pemasaran kepada produk unggulan.

Maintain and develop the current portfolio


of products through program activities:
developing the capability of Customer
Understanding / Analytics (CDA); developing
IFS International Remittance products and
increasing the number of partners; developing
a footprint: location and network/range;
focus on marketing towards industrial labor
intensive; developing products to penetrate
the remittance account to cash segment;
repricing strategy; and focus on marketing to
a superior product.

Kerja sama strategis dengan mitra untuk


memperluas portofolio produk, melalui
program kegiatan antara lain: aliansi
strategis untuk memperluas portofolio
produk baik dengan model JV atau KSO.

Cooperation with strategic partners to


expand its product portfolio, through program
activities include: strategic alliances to
expand its product portfolio with the JV
model or KSO.

3. Ritel dan Properti

3. Retail and Property

Sebagai unit bisnis baru misi utama bisnis ini adalah


menyediakan dan menyakinkan tersedianya layanan
ritel bagi bisnis surat dan paket serta layanan jasa
keuangan, serta fungsi pendukung administrasi dan
keuangan. Di samping itu juga mengembangkan
bisnis ritel yang ada sekarang dan mengembangkan
layanan ritel baru antara lain e-commerce, postshop
dan layanan infrastruktur layanan perdagangan online untuk komoditi strategis sebagai bagian dari
sistem rural logistik. Strategi Bisnis Ritel lainnya
yang menjadi perkuatan untuk pertumbuhan
bisnis PT Pos Indonesia (Persero) ke depan dan
menunjang menjadi perusahaan jaringan adalah
melalui penambahan jumlah jaringan Kantor Pos
secara signifikan baik melalui peningkatan model
agen pos saat ini maupun penambahan kantor pos
baru. Penambahan jumlah akan dilakukan sebagian
besar melalui investasi pihak ketiga termasuk
pengelolaannya.

As a new business unit, the primary mission of this


business is to make sure the supply and availability of
retail services for mail and parcel as well as financial
services, as well as administrative and financial support
functions. It is also developing a retail business as it
exists today and develop new retail services include
e-commerce, postshop and infrastructure services of online trading service for strategic commodities as part of
the system of rural logistics. Other Retail business strategy
is business growth for retaining PT Pos Indonesia (Persero)
forward and support the companys network through
the network of post offices either through an increase in
the current agenpos model as well as the addition of a
new post office. The number of additions would be done
largely through third-party investment including the
management.

Bisnis properti fokus pada optimasi beberapa


aset properti saat ini yang penggunaannya belum
optimal melalui pengembangan menjadi hotel,
perkantoran dan lain-lain sesuai dengan best used
masing-masing aset.

Property business focused on the optimization of some


property assets which currently not optimal usage
through the development of a hotel, offices and others
in accordance with the best used their respective assets.

Transformasi perusahaan selanjutnya dijabarkan


menjadi fokus agenda strategi pengembangan
perusahaan sebagai berikut:

The transformation of the company elaborated


into the focus of the agenda of the companys
development strategy as follow:

2014
Value Creation
Perluasan Bisnis Inti
Pengembangan produk
dan layanan baru
Pengembangan bisnis baru
Core Business Expansion
Development of new
products and services
New business development

2015-2016
Win the Competition
Penguasaan Pasar
Merger & akusisi
Pengembangan ke segmen
baru dan pasar baru
Market mastery
Mergers & acquisitions
Development into new
segments and new markets

2017-2018
Regional Champion

Unggul
Penguasaan pasar regional
Persiapan transformasi
berikutnya
Superior
Regional market share
Preparation of the next
transformation

51

Roadmap Transformasi perusahaan tersebut


di jabarkan lebih lanjut menjadi fokus agenda
tahunan mulai tahun 2014 s.d 2018 sebagai
berikut:

The companys Transformation Roadmap outlines


further the focus of the annual agenda starting in
2014 to 2018 as the follow:

PT Pos Indonesia (Persero) ditujukan untuk


dapat bertransformasi menjadi trusted postal
service company berkinerja tinggi. Melalui luas
dan keterhubungan jaringan yang dimilikinya, PT
Pos Indonesia (Persero) sebagai satu kesatuan
dapat memberikan layanan yang terpadu dan
terintegrasi. Hal ini dijadikan basis untuk
melakukan penetrasi kepada pasar-pasar baru
yang dianggap potensial dan tumbuh menjadi
perusahaan berkinerja tinggi.

PT Pos Indonesia (Persero) targeted to be


transformed into a trusted postal service
company with high-performing. Through extensive
networking and connectedness, PT Pos Indonesia
(Persero) as a whole can provide integrated services.
This is the basis for conducting penetration to new
markets that are considered potential and grow
into high-performing companies.

Dalam kurun waktu tersebut, PT Pos Indonesia


(Persero) akan mengembangkan portofolio
bisnisnya yaitu surat dan paket, logistik, jasa
keuangan, ritel, properti, dan IT solution.
Pengembangan bisnis ini akan dimulai dari
peningkatan kapabilitas internal PT Pos
Indonesia (Persero) yang dilanjutkan oleh upayaupaya peningkatan nilai (value creation) dan
penguatan merek PT Pos Indonesia (Persero)
di kalangan masyarakat. Salah satu upaya value
creation adalah IPO anak perusahaan.

Within the time, PT Pos Indonesia (Persero) will


develop its business portfolios i.e. mail and parcels,
logistics, financial services, retail, property, and
IT solution. The development of this business will
start from increasing PT Pos Indonesia (Persero)s
internal capabilities followed by efforts increased
value (value creation) and strengthening brand PT
Pos Indonesia (Persero) among the public. One of
the value creation efforts is the subsidiaryS IPO.

Dengan menjadi perusahaan terbuka, segenap


elemen perusahaan akan terbawa dalam langkah
transformasi strategis yang berdampak baik dari
sisi tata kelola (governance) hingga ke budaya
perusahaan. Upaya value creation juga akan
dilakukan melalui peluncuran kembali produkproduk unggulannya sekaligus memperkenalkan
produk-produk baru yang dapat meningkatkan
daya saing PT Pos Indonesia (Persero) di dalam
kancah persaingan. Jaringan PT Pos Indonesia
(Persero) yang mampu menjangkau ke seluruh
Indonesia menjadi tulang punggung bagi
layanan yang ditawarkan di atas. Keseluruhan
upaya tersebut akan dibalut oleh semangat
untuk terus menjadi lebih baik sehingga PT
Pos Indonesia (Persero) dapat menjadi trusted
postal service company berkinerja tinggi secara
berkelanjutan.

By becoming a public company, all the elements


of the company will be carried away in a strategic
transformation step that impact both in terms of
governance to the corporate culture. Value creation
efforts will also be made through the relaunch
of branded products as well as introducing new
products that can enhance the competitiveness
of PT Pos Indonesia (Persero) in the cauldron of
competition. PT Pos Indonesia (Persero) network
which is capable of reaching out to the rest of
Indonesia became the backbone for services
offered above. The whole effort will be dressed
by the spirit to continue to get better so that PT
Pos Indonesia (Persero) can become trusted postal
service company, high performance on an ongoing
basis.

52

Informasi Pemegang Saham


Information on Shareholders
Informasi Kepemilikan Saham

Shareholding Information

PT Pos Indonesia (Persero) merupakan


Perusahaan
Non Listed
sehingga
baik
masyarakat, direksi, maupun dewan komisaris
PT Pos Indonesia (Persero) tidak mempunyai
kepemilikan saham atas PT Pos Indonesia
(Persero). Kepemilikan saham seluruhnya dimiliki
oleh Pemerintah Republik Indonesia 100%.

PT Pos Indonesia (Persero) is a Non-Listed


Company so that the community, the Board of
Directors and Board of Commissioners of PT Pos
Indonesia (Persero) has no ownership stake of
PT Pos Indonesia (Persero). Company ownership
wholly owned by the Government of the Republic
of Indonesia is 100%.

Kepemilikan Saham oleh Karyawan


atau Manajemen

Employee Stock Allocation

PT Pos Indonesia (Persero) tidak memiliki


program opsi kepemilikan saham oleh karyawan
atau manajemen sehingga baik karyawan, direksi,
maupun dewan komisaris PT Pos Indonesia
(Persero) tidak mempunyai kepemilikan saham
atas PT Pos Indonesia (Persero). Kepemilikan
saham seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah
Republik Indonesia 100%.

PT Pos Indonesia (Persero) has no option program


employee stock allocation so that good employees,
directors, or commissioners of PT Pos Indonesia
(Persero) does not have an ownership interest in
PT Pos Indonesia (Persero). Shareholding wholly
owned by the Government of the Republic of
Indonesia 100%.

Kronologis Pencatatan
Saham

Chronological Recording
of Shares

PT Pos Indonesia (Persero) merupakan


Perusahaan Non Listed sehingga belum tercatat
dalam Bursa Efek dan belum menjual sahamnya
kepada publik. Oleh sebab itu, informasi
kronologis pencatatan saham dan jenis aksi
korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah
saham tidak tersedia.

PT Pos Indonesia (Persero) is the company of Non


Listed so not yet recorded in the Stock Exchange
and not sold its shares to the public. Thus,
chronological information of recording stock and
the kind of corporate actions that cause changes
in the amount of stock unavailable.

Kronologis Pencatatan Efek Lainnya

Chronological Recording Of Other


Effects

PT Pos Indonesia (Persero) merupakan


Perusahaan Non Listed sehingga belum menjual
efek lain, seperti obligasi, kepada publik. Oleh
sebab itu, informasi kronologis pencatatan
efek lainnya dan jenis aksi korporasi yang
menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya
tidak tersedia.

PT Pos Indonesia (Persero) is the company of Non


Listed so havent sold other securities, such as
bond, to the public. Therefore, other securities
of listing a chronological information and types
of corporate actions that cause a change in the
number of other securities are not available.

53

Profil Anak Perusahaan


dan Perusahaan Asosiasi
Profile of Subsidiary & Association/ Affiliation
Anak Perusahaan

Subsidiaries
PT Bhakti Wasantara Net (BWN)

Pada tahun 1996 PT Pos


Indonesia (Persero) membentuk
Divisi Teknologi dan Sistem
Informasi untuk mengelola dan mengembangkan
jaringan Intranet serta bisnis Internet yang
dikenal dengan nama Wasantara-Net. Izin
sebagai penyelenggara Internet Service Provider
(ISP) diperoleh dengan nomor: KM.33/PT 102/
MPPT-1996 tanggal 7 Mei 1996, dan layanan
internet mulai dikembangkan di beberapa kota
besar.

In 1996 PT Pos Indonesia (Persero)


formed the Division of Technology
and Information Systems to
manage and develop Intranet and Internet
business, known as Wasantara-Net. Permission
as the organizer of the Internet Service Provider
(ISP) is obtained by the numbers: KM. 33/102/
MPPT-PT 1996 on 7 May 1996, and internet
services began to be developed in several major
cities.

Dengan
tujuan
mengembangkan
dan
mengefektifkan layanan internet, PT Pos
Indonesia (Persero) bekerjasama dengan PT
Quantum Aksesindo Nusantara mendirikan PT
Bhakti Wasantara Net berdasarkan akta notaris:
Ivonne B Sinyal SH. nomor 7 tanggal 2 April
2001.

With the aim to develop and streamline internet


service, PT Pos Indonesia (Persero) in cooperation
with PT Aksesindo Nusantara Quantum established
PT Bhakti Wasantara Net based on notary deed:
Ivonne B Sinyal SH. number 7 on 2 April 2001.

Dalam memenuhi visi dan misinya sebagai


pendukung bisnis PT Pos Indonesia (Persero)
sekaligus sebagai revenue center PT Pos
Indonesia (Persero), BWN menawarkan layanan
sebagai berikut:

In fulfilling its vision and mission as a supporter


of PT Pos Indonesia (Persero) as well as business
revenue center of PT Pos Indonesia (Persero), BWN
offers the following services:

1. Layanan jaringan/internet. Produk utama


untuk layanan jaringan BWN adalah jasa
layanan internet dan jasa layanan Virtual
Private Network (VPN). Layanan jaringan
merupakan layanan yang memberikan
kontribusi terbesar dari pendapatan BWN
yaitu sebesar 70,43% (tahun 2011) dari
total pendapatan.

1. Network/internet Service. The main products


for network services of BWN is internet
services and services of Virtual Private
Network (VPN). A network service is a service
that gives the largest contribution of income
that is equal to 70,43% BWN (in the year
2011) from the total income.

54

2. Layanan Payment. Fokus dari layanan


payment BWN adalah sebagai pendukung
layanan jasa keuangan PT Pos Indonesia
(Persero). Layanan ini terbagi menjadi
dua, yaitu layanan main agent PosPay
dan
layanan
pengelolaan
switching
payment gateway, yang menjadi terminal
perantara antara biller PosPay dan PT Pos
Indonesia (Persero). Secara historis tingkat
pertumbuhan pendapatan layanan ini
sangat signifikan (1.769% di tahun 2011),
karena layanan ini merupakan layanan baru
yang ditawarkan oleh BWN.
3. Layanan solusi TI. Secara historis layanan
ini terdiri atas 3 layanan utama yaitu
layanan pengadaan perangkat hardware
dan jaringan, layanan pengembangan
sistem, dan layanan contact center.
Pendapatan yang masih bersifat project
based dan dependensi yang tinggi terhadap
satu pengguna jasa yaitu PT Pos Indonesia
(Persero) menyebabkan tren pendapatan
dari layanan ini masih belum konsisten
(fluktuatif).

2. Service of Payment. The focus of the BWN


service of payment is as supporter of Postal
financial services service. This service
is divided into two main service agent,
namely PosPay and switching management
payment gateway service, which became the
intermediary between the terminal PosPay
payee and PT Pos Indonesia (Persero).
Historically the revenue growth of this service
is very significant (1,820% in 2011), because
this service is a new service offered by BWN.

3. IT Services solutions. Historically these


services consist of 3 major services namely
procurement hardware services and network
devices, system development service, and
contact center services. The earnings still
are project based and high dependency on
one service users that is PT Pos Indonesia
(Persero), this caused the trend revenue from
the services still not consistent (fluctuating).

PT BHAKTI WASANTARA NET (BWN)


Beroperasi sejak 2001 dimiliki 51 % oleh PT Pos Indonesia (Persero), beralamat di :
Jl. Gedung Kesenian No. 2 Jakarta 10710 Indonesia
info at wasantara.net.id Telp +62-21-3517490, 3521793
fax +62-21-3517492, 3521791

PT Pos Logistik Indonesia

PT Pos Logistik Indonesia adalah anak


perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) yang
dalam aktivitas bisnisnya menangani jasa
transportasi, jasa pergudangan, pengiriman
kargo, dan regulated agent atau agen inspeksi.

PT Pos Logistik Indonesia is a subsidiary of PT Pos


Indonesia (Persero) which in its business activities
dealing with transportation services, warehousing
services, delivery of cargo, and the regulated agent
or dealer inspection.

Visi PT Pos Logistik Indonesia adalah menjadi


penyedia jasa logistik terpadu yang terdepan
dan terluas di Indonesia. Sedangkan misi
perusahaan adalah mengelola bisnis secara
total didukung oleh sumber daya manusia
yang profesional, sistem operasi yang efisien,

The vision of PT Pos Logistik Indonesia is to be the


leading logistics service provider, integrated and
widest in Indonesia. While the companys mission
is to manage the business totally with supported
by human resources professionals, efficient
operating system, as well as the application of

55

serta penerapan teknologi informasi yang tepat


dan terukur. Pos Logistik Indonesia berusaha
mengembangkan bisnis dengan mengutamakan
hubungan kerjasama yang saling menguntungkan
baik dengan mitra internal maupun eksternal,
serta membangun jaringan bisnis secara fokus
dan tumbuh bersama pelanggan.

information technology that are precise and


measurable. Pos Logistik Indonesia attempted to
develop a Logistics business with emphasis on the
relationship of mutually beneficial cooperation
both with internal and external partners, as well
as building a network of business focus and grow
with customers.

PT Pos Ligistik Indonesia mengembangkan


strategi fokus pada penciptaan nilai tambah
bagi pelanggan dengan sasaran penurunan
biaya, peningkatan mutu layanan, serta eksekusi
proses bisnis yang lebih cepat dan fleksibel untuk
kepuasan pelanggan.

PT Pos Logistik Indonesia develop strategies


focus on creating added value for customers with
targeted cost reduction, improvement of quality
of service, as well as the execution of business
processes more quickly and flexibly to customer
satisfaction.

PT Pos Logistik Indonesia bersinergi mengerahkan


sumber daya baik milik PT Pos Indonesia (Persero)
sendiri maupun mitra 3PL Logistics yang bisa
diandalkan. Pengalaman selama bertahun-tahun
dalam mengelola bisnis pos diyakini sebagai
nilai tambah tersendiri. Saat ini PT Pos Logistik
mengelola 37 unit gudang yang tersebar di
berbagai provinsi. Paling tidak, kapasitas 400
unit armada kendaraan telah disiapkan untuk
memenuhi kebutuhan operasional transportasi.

PT Pos Logistik Indonesia to synergize deploy


Logistics resources both owned by PT Pos Indonesia
(Persero) and 3PL Logistics partner. Experience
over the years in managing postal business is
believed to be its own added value. Currently
PT Pos Logistik manages 37 units of warehouses
scattered in various provinces. At the very least,
the capacity of 400 units of fleet of vehicles has
been prepared to meet the operational needs of
transportation.

Success Story
Warehousing dan distribusi Gifts and
Products on Sale PT. Unilever Indonesia.
Warehousing dan distribusi buku PT. Tiga
Serangkai.
Warehousing dan distribusi voucher PT
Telkomsel.
Distribusi oli Evalube PT WGI.
Distribusi produk spare parts Suzuki PT ISI.
Distribusi produk pembalut wanita PT
Unicharm Indonesia.
Distribusi kiriman Pemerintah (Pemilu,
Diknas, Depag)

Success Story
Warehousing and distribution of Gifts and
Products on Sale of PT Unilever Indonesia.
Warehousing and distribution of PT. Tiga
Serangkai.
Warehousing and distribution of PT Telkomsel
vouchers.
Distribution of oil Evalube PT WGI.
Product distribution of spare parts Suzuki PT ISI.
Product distribution of sanitary napkins from
PT Unicharm Indonesia.
The distribution Government matters.
(elections, Education ministry, Religion
department)

PT POS LOGISTIK INDONESIA


Beroperasi sejak 2012 dan dimiliki 100% oleh PT Pos Indonesia
(Persero). Bertempat di Gedung Pos Ibukota, Lantai 2
Jl. Lapangan Banteng Utara No.1 Jakarta Pusat 10710
Telepon/Phone : +6221 3483 2552, +6221 352 0175 +6221 351 1144
Fax : +6221 3519 967 info@poslogistics.co.id

56

PT Pos Properti Indonesia


Pada tahun 2014 PT Pos
Indonesia (Persero) membentuk
Unit/SBU Real Property PT Pos
Indonesia (Persero) adalah unit bisnis di bawah
PT Pos Indonesia (Persero) yang dikelola secara
fokus dan mandiri dalam menyelenggarakan
usaha Real Property Management.
PT Pos Property mempunyai bidang usaha
dibidang sebagai berikut :
1. Jasa Penyewaan Properti kami berikan
jasa penyewaan properti PT Pos Indonesia
(Persero) untuk dimanfaatkan oleh institusi
bisnis dalam mengembangkan jaringannya,
baik untuk penyewaan lahan, penyewaan
gedung, maupun ruangan atas seluruh
properti PT Pos Indonesia (Persero) yang
tersebar di tanah air.
2. Jasa Pengembangan Properti karakteristik
properti PT Pos Indonesia (Persero) memiliki
lokasi yang cukup strategis, sehingga
potensial untuk dikembangkan utilitasnya.
Oleh karena itu kami juga menjalankan
usaha di bidang Pengembangan Properti
yang dilakukan melalui strategic partnership.

In 2014 PT Pos Indonesia (Persero)


forming units / SBU Real Property
PT Pos Indonesia (Persero) is a
business unit under the PT Pos Indonesia (Persero)
managed independently focus and effort in
organizing the Real Property Management.
PT Pos Property has a business in the following
fields:
Property Rental Services we provide property
rental services PT Pos Indonesia (Persero) to be
used by business institutions in developing its
network, both for land leasing, leasing the building,
as well as rooms on the entire property of PT Pos
Indonesia (Persero) spread across the country.

Services
Property
Development
property
characteristics PT Pos Indonesia (Persero)
has a strategic location, so the potential to
develop utility. Therefore, we also engage in the
property development is done through strategic
partnerships.

PT POS PROPERTI INDONESIA


Beroperasi sejak 2013 dan dimiliki 99% oleh PT Pos Indonesia (Persero),
bertempat di :
Graha PT Pos Indonesia (Persero), Lantai 8, Blok A
Jl. Banda No. 30 Bandung 40115 Jawa Barat - Indonesia
Tel. (022) 4212515, (022) 4218996, Fax. (022) 4261569
Email info@posproperti.co.id

57

Perusahaan Asosiasi/Afiliasi

Company Association/Affiliates

Yayasan Dana Pensiun PT Pos Indonesia (Persero)


(DAPENPOS)

Yayasan Dana Pensiun


PT
Pos
Indonesia
(Persero)
(disingkat
DAPENPOS) didirikan
dengan
Keputusan
Direksi PT. PT Pos Indonesia (Persero) Nomor
: KD 53/Dirut/1204 tanggal 6 Desember 2004
tentang Peraturan Dana Pensiun PT Pos Indonesia
(Persero). Pada pasal 12 ayat (7) menyatakan
bahwa salah satu tugas dan kewajiban Pengurus
Dapenpos adalah Menyusun Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) Dapenpos yang didalamnya
juga memuat Rencana Investasi Tahunan.

PT Pos Indonesia (Persero)


Pension Fund Foundation
(Dapenpos) was established
by the Decree of PT Pos
Indonesia (Persero) Board
of Directors Number: KD 53/Dirut/1204
on December 6, 2004 about Pension Fund
Regulatory of PT Pos Indonesia (Persero). On
article 12 paragraph (7) states that one of the
duties and Dapensos Board responsibility is to
Develop Dapensos Working Plan and Budgeting
(RKA) which includes the Annual Investment
Plan.

YPBPI dan Politeknik


PT Pos Indonesia (Persero)
Menyadari akan kebutuhan
kalangan industri terhadap
tenaga-tenaga
profesional
yang begitu besar, minat masyarakat
khususnya calon mahasiswa untuk
mengikuti
jenjang
pendidikan
profesional juga cenderung meningkat.
Peningkatan tersebut dikarenakan masyarakat,
meskipun
pelan,
mengalami
perubahan
pandangan
terhadap
pendidikan
yang
berorientasi gelar ke pendidikan profesional.
Indikasi dari tingginya minat ini adalah jumlah
calon mahasiswa yang melamar untuk menjadi
mahasiswa ke jenjang pendidikan profesional
seperti Politeknik begitu besar sehingga banyak
yang tidak tertampung karena terbatasnya
fasilitas yang ada. Oleh karenanya, tenaga
terampil dan profesional tersebut dirasakan
masih sangat kurang.

58

Recognizing the industrial


needs
of
professional
workers, people interest
especially the would-be students
who want to attend professional
education relatively increase It is
due to the public, though slightly, view
changing from the degree-oriented education
to professional education. The indication is the
high interest number of students who cannot
accommodate by the institution due to limited
facilities when they apply to professional
education
institution
like
Polytechnic.
Therefore, Indonesia is still lack of skilled and
professionals workers.

Dengan memperhatikan perkembangan tersebut


serta ketersediaan sarana maupun prasarana
yang dimiliki, PT Pos Indonesia (Persero)
sebagai salah satu perusahaan yang bergerak
dalam industri perposan ikut tergerak untuk
memberikan kontribusi di bidang pendidikan
dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk mewujudkan sumbangsihnya bagi
dunia pendidikan, maka didirikanlah Yayasan
Pendidikan Bhakti PT Pos Indonesia (Persero)
yang kegiatannya antara lain: menyelenggarakan
pendidikan,
pelatihan
dan
sebagainnya.
Politeknik PT Pos Indonesia (Persero) merupakan
institusi yang pertama yang didirikan oleh
Yayasan Pendidikan Bhakti PT Pos Indonesia
(Persero) pada tanggal 5 Juli 2001 berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 56/D/O/2001 Pemberian Ijin pendirian
Politeknik PT Pos Indonesia (Persero) adalah pada
jalur pendidikan Diploma III dan IV untuk jurusan
Teknik Informatika, Manajemen Informatika,
Akuntansi, Manajemen Pemasaran, dan Logistik
Bisnis.

Concerning to these developments, the facilities


and infrastructures, PT Pos Indonesia (Persero)
as one of the postal industrial company moved
to contribute on educational field in order to
educate the nation. To realize its contribution
to the world of education, Yayasan Pendidikan
Bhakti PT Pos Indonesia (Persero) (The Bhakti PT
Pos Indonesia (Persero) Education Foundation)
was built. The activities are; to held education,
training and so on. PT Pos Indonesia (Persero)
Polytechnic is the first institution established
by The Bhakti PT Pos Indonesia (Persero)
Education Foundation on July 5, 2001
based on the Decree of Minister of National
Education Letter number 56/D/O/2001. The
License for Indonesia Postal of Polythecnic
establishment is for Diploma III and Diploma IV
majoring Informatics Engineering, Information
Management,
Accounting,
Marketing
Management, and Logistics Business.

Struktur Grup Perusahaan

Company Group Structure

59

Lembaga Profesi Penunjang


Supporting Professional Institution
Konsultan Hukum
Legal Adviser

KANON & PARTNER


Jl. Cempaka Putih Timur XXIV No. 46
Jakarta Pusat 10510
Telp. 021 428 74767

021 428 74775
Faks. 021 428 74804

Konsultan Keuangan
Financial Consultant

PT Ernst & Young Indonesia


Gedung Bursa Efek Indonesia
Menara I Lt.13
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190 - Indonesia
Telp. 021 529 91099
Faks. 021 529 91199

Konsultan Perencanaan Strategis


Strategic Planning Consultant

PT Ernst & Young Indonesia


Gedung Bursa Efek Indonesia
Menara I Lt.13
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190 - Indonesia
Telp. 021 529 91099
Faks. 021 529 91199

Perusahaan Pemeringkat
Rating Agency

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)


Atrium Mulia
Lt. 2, Suite 205
Jl. HR. Rasuna Said
Jakarta Selatan 12910

Kantor Akuntan Publik

Public Accountant Office

KAP Gani Sigiro & Handayani


(Grant Thornton)
15 th International Financial Centre
Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23
Jakarta Selatan 12920
Telp. 021 571 0703
Faks. 021 571 0704
60

Nilai-nilai Perusahaan

Corporate Values

Customer Oriented

PT Pos Indonesia (Persero) selalu berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen
PT Pos Indonesia (Persero) has always strived to provide the best service for consumers

Integrity

PT Pos Indonesia (Persero) senantiasa memiliki kejujuran dan etika bisnis dalam melakukan
aktivitas perusahaan
PT Pos Indonesia (Persero) always has honesty and ethics in the conduct of business activities of the

Networking

PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung tinggi jaringan hubungan yang luas antar perusahaan, yaitu
dengan berbagi pengetahuan dan informasi, PT Pos Indonesia (Persero) berpotensi meningkatkan
kinerja perusahaan di masa mendatang
PT Pos Indonesia (Persero) upholds a broad network of relationships between the company, namely by
sharing knowledge and information, PT Pos Indonesia (Persero) potentially increase the companys

Teamwork

PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung nilai kerja sama tim


PT Pos Indonesia (Persero) upheld the value of teamwork

Accountable

PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung tinggi sikap bertanggung jawab atas aktivitas pengelolaan
perusahaan
PT Pos Indonesia (Persero) upholds the attitude of being responsible for the activity of managing the
company

Professional

PT Pos Indonesia (Persero) menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam melakukan aktivitas
pengelolaan perusahaan
PT Pos Indonesia (Persero) upholds the value of professionalism in the management of company activity

Optimistic

Kami bertindak dengan penuh keyakinan untuk memberikan hasil terbaik dalam membangun masa
depan.
PT Pos Indonesia (Persero) work based on the goals and motivation to be the best

Spiritual

PT Pos Indonesia (Persero) mampu memberikan makna yang lebih luas pada setiap pekerjaan yang
dilakukan demi kepentingan masyarakat
PT Pos Indonesia (Persero) was able to give a broader meaning in any work that is done in the interest of
the community

61

Struktur Organisasi
Organizational Structure
Organization structure of PT Pos Indonesia
(Persero) , referring to the Decision of the Board
of Directors number KD.01/CEO/0112 dated
January 2, 2012, as amended by Decision of the
Board of Directors of PT Pos Indonesia (Persero)
number KD. 48/CEO/0714 July 08 st, 2014
regarding Changes to The First Decision of the
Board of Directors of PT Pos Indonesia (Persero)
number KD. 58/CEO/0814 dated August 25,
2014 is as follows

Struktur organisasi PT Pos Indonesia (Persero)


yang ditetapkan, mengacu kepada Keputusan
Direksi nomor nomor KD.44/DIRUT/0513
tanggal 21 Mei 2013 sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Direksi PT Pos Indonesia
(Persero) nomor KD.48/DIRUT/0714 tanggal
08 Juli 2014 tentang Perubahan Pertama Atas
Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero)
Nomor KD.58/DIRUT/0814 tanggal 25 Agustus
2014 adalah sebagai berikut

Direktur
Surat dan Paket

Kepala Change
Management
Office
Head of Change
Management
Office
Syahrial

Director of
Mail and Parcel

Direktur Teknologi
dan Jasa Keuangan

Director of Technology
and Financial Service

Direktur
Ritel dan Properti

Agus F handoyo

Budhi Setyawan

GNP Sugiarta Yasa

SVP
Penjualan
SVP of
Selling

Sekretaris
Perusahaan
Corporate
Secretary
Amrizal

62

SVP
Operasi

SVP of
Operation

SVP Teknologi
Informasi

SVP of Information
Technology

Director of
Retail and Property

SVP Jasa
Keuangan

SVP of Financial
Service

SVP
Properti

SVP
Ritel

SVP of
Property

SVP of
Retail

VP
Pengembangan
Bisnis Paket

VP
Perencanaan &
Pengembangan
Teknologi

VP
Public Service
Obligation

VP of Business
Development
Parcel

VP of Technology
Information
Development

Vp of Public
Service
Obligation

VP
Pengembangan
Bisnis Surat

VP
Pengembangan
Bisnis Jasa
Keuangan

VP of
Business Letter
Developmenr

VP of Business
Development
Finance Service

Regional
Penjualan

Pos
Admail

Regional
Operasi

Selling
Regional

Admail
Post

Operation
Regional

Sales
Representatives

Unit
Operasi

Sales
Representatives

Operation
Unit

OPERATING
BUSINESS

Regional
Teknologi
Informasi

Regional
Jasa
Keuangan

Sentral
Giro
Layanan

Information
Technology
Regional

Financial
Service
Regional

Giro Central
Financial
Service

Teknologi
Informasi
Representatives
Information
Technology
Representatives

Regional
Ritel
Retail
Regional

Kantor
Pos
Post
Office

Pemegang Saham
Shareholders

Dewan Komisaris

Board of Commissioners

Direktur Utama

Managing Director

Budi Setiawan

Direktur
Keuangan

Direktur Sumber Daya


Manusia dan Umum

Director of
Finance

Director of Human Resources


and General Affairs

Poernomo

Febriyanto

SVP Umun
dan Bina
Lingkungan

SVP
SDM

SVP of
HRD

VP Treasury
dan Pajak

VP
Akuntansi

VP of Treasury
and Tax

VP of Accounting

SVP of Public and


Environmental
Development
Company

VP Human
Resource
Strategy
VP of Human
Resource
Strategy

VP Manajemen
Keuangan

Kepala Satuan
Pengawas
Internal

Head of Internal
Control Unit
Muhammad Yamin

PUSAT
Center

VP
Hukum
VP of
Law

Umar
Mansyur

SHARED
SERVICE

VP of Financial
Management

Regional
Akuntansi

Regional
SDM

Accounting
Regional

HRD
Regional

Akuntansi
Representatives

SDM
Representatives

Accounting
Representatives

HRD
Representatives

Regional
Regional

PELAKSANA TEKNIS
Technical Executive

63

Board of Commissioners

Susunan Dewan Komisaris


Berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
Nomor KEP-101/MBU/2011 tanggal 2 Mei
2011 Nomor KEP-416/MBU/2012 tanggal 21
November 2012, tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris PT Pos
Indonesia (Persero) , maka susunan Komisaris PT
Pos Indonesia (Persero) adalah sebagai berikut:

Jabatan
Komisaris Utama

Based on the Decision of the Minister of StateOwned Enterprises of the Republic of Indonesia
Number KEP-100/MBU/2011 date may 2, 2011
Number KEP-416/MBU/2012 November 21,
2012, about the Dismissal and the appointment
of Members of the Board of Commissioners of
PT Pos Indonesia (Persero) , then the order of
Commissioner of PT Pos Indonesia (Persero) is as
follows:

Nama

Position

Basuki Yusuf Iskandar

President Commissioner

Komisaris Independen

Karyono Supomo

Independent Commissioner

Komisaris

Dedi Syarif Usman

Commissioner

Komisaris

Noor Ida Khomsiyati

Commissioner

Komisaris

Bobby Hamzar Rafinus

Commissioner

Komisaris

Ferrari Roemawi

Commissioner

Susunan Dewan Direksi

Board of Directors

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Badan


Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor
SK-316/MBU/2013 tanggal 26 Juni 2013; KEP323/MBU/2013 tanggal 13 Agustus 2013;
dan SK-2014/MBU/ tanggal 27 Agustus 2014
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan
Anggota
Direksi
Perusahaan
Perseroan
(Persero) PT Pos Indonesia (Persero), susunan
Direksi PT Pos Indonesia (Persero) per tanggal
31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Jabatan
Direktur Utama

Based on the Decision of the Minister of StateOwned Enterprises of the Republic of Indonesia
Number SK-316/MBU/2013 date June 26, 2013;
KEP-323/MBU/2013 date August 13, 2013;
SK-425/MBU/2013 20 December 2013; and
SK-2014/MBU/ tanggal 27 Agustus 2014 on
Dismissal and Appointment of members of the
Company Board of Directors of PT Pos Indonesia
(Persero), directors PT Pos Indonesia (Persero) per
31 December 2014 are as follows:

Nama
Budi Setiawan

Position
President Director

Direktur Keuangan

Poernomo

Director of Finance

Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum

Febriyanto

Director of Human Resources & General


Affairs
Director of Retail and Property

Direktur Ritel dan Properti

GNP Sugiarta Yasa

Direktur Surat dan Paket

Agus F Handoyo

Director of Mail and Parcel

Direktur Teknologi & Jasa Keuangan

Budhi Setyawan

Director of Technology and


Financial Services

64

Pejabat Senior Perusahaan


Jabatan
Sekretaris Perusahaan

Senior Officials
Nama
Amrizal

Position
Corporate Secretary

Kepala Satuan Pengawas Internal (SPI)

Muhammad Yamin

Head of Internal Audit Unit (IAU)

Deputi SPI Bidang Pengawasan Teknologi

Rakhmat Karo Karo

Deputy SPI for Supervision of Technology

Deputi SPI Bidang Pengawasan Keuangan

Agus Hernowo

Deputy SPI for Supervision of Financial


Deputy SPI for Supervision of Operational

Deputi SPI Bidang Pengawasan Operasional

Arjuna

Kepala Change Management Office (CMO)

Syahrial

Head of Change Management Office (CMO)

Wakil Kepala CMO Bid Transformasi Perusahaan

Harnito

Deputy Head of Company transformation CMO

Wakil Kepala CMO Bid Transformasi Bisnis

Herbon Opnalto

Deputy Head of Business Transformation CMO

VP Transf Kepemimpinan dan Budaya Pada CMO

Joesak Prakasa

VP of Transf Leadership and Culture On CMO

VP Transf Perencanaan Strategis Pada CMO


VP Transf Organisasi,SDM Pada CMO
VP Transf Operasi dan Proses Pada CMO
VP Transf Produk dan Pelanggan Pada CMO
VP Transf Pengukuran dan Sistem Pendukung Pada CMO
VP Kesekretariatan
VP Regulasi dan Hubungan Kelembagaan
VP Komunikasi Korporat
VP Manajemen Risiko dan GCG

Hari Edi Purwoko


Dwi Suryanto
Aan Anwar
Pupung Purnama
Tubagus Donny Syafardan
Djoko Suhartanto
Farid Madani
Bambang Dwi Purwanto
Sigit Santosa

VP of Transf Strategic Planning On CMO


VP of Tranf Organization, HR On CMO
VP of Transf Operations and Processes On CMO
VP of Transf Product and Customer On CMO
VP Transf Measurement and System Support On CMO
VP of Secretariat
VP of Regulatory and Institutional Relations
VP of Corporate Communications
VP of Risk Management and corporate governance

VP Hukum

Umar Mansyur

VP of Law

VP Pengembangan Bisnis Paket

Achmad Junara

VP of Business Development Parcel

Dwi Indarmani

VP of Sales Management

VP Pengelolaan Penjualan
VP Pos Internasional
VP Proses dan Transportasi
VP Kolekting dan Antaran
VP Perencanaan dan Pengembangan Teknologi Informasi
VP Infrastruktur Teknologi dan Informasi

Mohamad Said Haryadi

VP of International Post

Dedi Dwi Ristanto

VP of Process and Transportation

Onni Hadiono

VP of Collecting and Conduction

Rudi Nur Julistijono


Romano

VP of Information Teknologi
VP of Infrastructure and Information Technology

Bernando Boy Pandjaitan

VP of Operation of Technology

VP Pengendalian Sistem Operasi

Abed Nego Soebari

VP of Control Operating System

VP Pengembangan Bisnis Jasa Keuangan

Ihwan Sutardiyanta

VP of Business Development Finance Service

VP Operasi Teknologi

VP Pospay
VP Transfer Uang
VP Penyaluran Dana dan Kemitraan PerBankan
VP Konsinyasi dan Filateli
VP Outlet

Zulfa Erinaldi
Ali Fahmi Amrozi
Apip Supriatna
Yuniswar
Hari Purnama

VP of Pospay
VP of Remittance
VP of Distribution of Funds and Banking Partnership
VP of Consignment and Philately
VP of Outlet
VP of Post Agent

VP Agen Pos

Eka Pramuka Ananta Soemali

VP PostShop

James Martua Purba

VP of PostShop

VP Bisnis Properti

Wikandaru Mudjadi

VP of Business Propety

VP Pengelolaan Properti
VP Public Service Obligation (PSO)

Sudarmawan Juwono

VP of Peoperty Management

Tedi Setiadi

VP of Public Service Obligaton

VP Treasury dan Pajak

Tabah Pujianto

VP of Treasury and Tax

VP Manajemen Keuangan

Cahyat Rohyana

VP of Financial Management

VP Akuntansi

Endang Wahyudin

VP Human Resource Strategy

Agus Eko Putro

VP Learning Center

Panggih Raharjo

VP Pengelolaan Karir dan Asesmen SDM


VP Pelayanan SDM

Chandra Dewi
Mohammad Hasymi Quzwen

VP of Accunting
VP of Resource Strategy
VP of Learning Center
VP of Career Management and HR Assessment
VP of HR Service

VP Umum

Benny Otoyo

VP of General

Ka Pro Pengembangan ERP

Slamet Sajidi

Head of Project ERP Development

Ka Pro Kargo Udara PT Pos Indonesia (Persero)


Ka Pro E-Commerce
Ka Pro Proyek Bisnis Pos Kurir

Frets Cornelis Rugebert


Kemas Sjafta Widjaja
Farius MP

Head of Project Air Cargo PT Pos Indonesia (Persero)


Head of Project E-Commerce
H ead of Business Post Courier

65

There Is No Higher Value


In Our Society Than Integrity.
- Arlen Specter

66

67

Laporan Dewan Komisaris

Report from the Board of Commissioners

Basuki
Yusuf
Iskandar
Komisaris Utama
President Commissioner

68

Pemegang Saham yang terhormat,

Dear Shareholders,

Pertama-tama izinkan kami selaku Dewan Komisaris


mengungkapkan Puji dan Syukur ke hadirat
Tuhan Yang Esa, yang atas Kuasa-Nya kami dapat
memberikan laporan pelaksanaan tugas pengawasan
PT Pos Indonesia (Persero) . Perkenankanlah kami,
Dewan Komisaris menyampaikan kinerja PT Pos
Indonesia (Persero) tahun 2014 dengan pencapaian
yang tergolong relatif baik dan tetap konsisten
dalam mewujudkan visinya sebagai The Trusted
Postal Service Company. Berkat rahmat-Nya, PT Pos
Indonesia (Persero) sekali lagi mampu melewati tahun
yang penuh tantangan dan mencatat kinerja yang
cukup baik bila mengingat berbagai kendala yang
mewarnai perjalanan usaha perusahaan di sepanjang
tahun 2014. Seluruh hasil tersebut juga tidak lepas
dari kesiapan manajemen dalam memanfaatkan
peluang usaha yang tercipta, penerapan strategi
yang tepat dan kecepatan pengambilan keputusan
operasional yang penting.

First of all let us as BOC express Praise and gratitude


to Gods presence the one, who over his power we can
provide reports on the implementation of supervisory
duty PT Pos Indonesia (Persero) . Let us, the Board
expressed the performance of PT Pos Indonesia (Persero)
in 2014 with the fairly satisfactory achievement or
special as well as a milestone in the realization of his
vision as The Trusted Postal Service Company. His
grace, PT Pos Indonesia (Persero) once again able to
get through a challenging year and recorded a pretty
good performance when considering the various
constraints that characterize the Companys business
trips throughout the year 2014. All of these results
are also not free from the readiness of management
in business opportunities are created, the application
of the right strategy and operational decision-making
speed is important.

PT Pos Indonesia (Persero) mampu mengambil


berbagai
langkah
strategis,
sekaligus
meneruskan fondasi yang lebih kokoh bagi
pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan
dalam jangka panjang. Dewan Komisaris
berpendapat bahwa arah dan strategi bisnis
yang dijalankan Direksi pada tahun 2014
mampu menyiasati kondisi pasar yang sangat
berbeda dengan apa yang berlaku setahun
sebelumnya. Dalam hal ini manajemen mampu
mengidentifikasi
perubahan,
mengambil
tindakan yang dibutuhkan, dan mengubahnya
menjadi peluang untuk menghasilkan kinerja
yang optimal.

PT Pos Indonesia (Persero) had been able to take


strategic actions, and also establish long term
solid foundation for the Companys sustainability
growth. The Board of Commissioners stated that
the business direction and strategy implemented
by the Board of Directors in 2014 properly
fitted to the market conditions which was
entirely different than the previous year. The
management succesfully identified the changes,
took the necessary actions, and turned it into an
opportunity to deliver optimum performance.

Penilaian kinerja Direksi mengenai


Pengelolaan Perusahaan

Performance Evaluation

PT Pos Indonesia (Persero) berhasil mencatat


peningkatan nilai pendapatan dari Rp 4,17
trilyun pada tahun 2013 menjadi Rp 4,36 trilyun
pada tahun 2014, dan perolehan laba bersih
pada tahun 2014 sebesar Rp 159,77 miliar.
Terhadap perolehan laba pada tahun 2014 ini,
Dewan Komisaris menyampaikan beberapa
catatan atas hasil kinerja PT Pos Indonesia
(Persero) ini:

PT Pos Indonesia (Persero) has recorded an


increase in revenue of Rp 4,17 trillion in 2013 to
Rp 4.36 trillion in 2014, and in net profit of Rp
159,77 billion in 2014. Earnings in 2014, Board
of Commissioners expressed some notes on the
results of the performance of the Indonesian Post :

In 2014 revenue is 4,7 % higher than 2013,


that is from Rp 4,17 trillion ( 2013) to Rp 4.36
trillion ( 2014).

Value letter and parcel post revenue increased


9,3 % against the previous year, from Rp
2,250 trillion (2013) to Rp 2,462 trillion (
2014). Increasing the value of this revenue
as a result of the improved operating system
and the increasing volume of corporate and
government markets.

Logistics revenue value increased 13,3 %,


from Rp 178,65 billion ( 2013) to Rp 202,42
billion (2014).

Nilai pendapatan tahun 2014 lebih tinggi


4,7% dibanding tahun 2013, yaitu dari Rp
4,17 trilyun (2013) menjadi Rp 4,36 trilyun
(2014).
Nilai pendapatan surat dan paket pos
meningkat 9,3% dibandingkan tahun
sebelumnya, yaitu dari Rp 2,250 trilyun
(2013) menjadi Rp 2,462 trilyun (2014).
Peningkatan nilai pendapatan ini sebagai
dampak
dari
membaiknya
sistem
operasional dan meningkatnya volume
pasar korporat dan pemerintah.
Nilai pendapatan logistik meningkat 13,3%,
dari Rp 178,65 miliar (2013) menjadi Rp
202,42 miliar (2014).

69

Nilai pendapatan jasa keuangan turun


(4,5%), dari Rp 1,45 trilyun (2013) menjadi
Rp 1,40 trilyun (2014).
Nilai pendapatan ritel dan filateli turun
(9,3%), dari Rp 250,9 miliar (2013) menjadi
Rp 227,4 miliar (2014).

Financial services revenue increased 4,5%,


from Rp 1,45 trillion (2013) to Rp1,40 trillion
(2014) .
Retail revenue and philatelic value down
(9.3%), from Rp 250.9 billion (2013) to Rp
227.4 billion (2014).

Meskipun
secara
keseluruhan
terjadi
peningkatan
kinerja,
Dewan
Komisaris
memberikan catatan khusus terkait kinerja
operasi. Dewan Komisaris meminta Direksi
untuk lebih fokus meningkatkan operasional
dan pemasaran, baik pada bisnis inti, yaitu
surat, paket, dan jasa keuangan, maupun
pengembangan, yaitu logistik, ritel dan properti.

Despite an increase in overall performance, the


Board gave special note related to operating
performance. Board of Commissioners requested
the Board of Directors to focus more on improving
operations and marketing, both in the core
business, ie a letter, package, and financial service
or development, namely logistics, retail and
property.

Optimalisasi aset gedung kantor pos dan


pemanfaatan jaringan pos perlu segera
diselesaikan untuk menjamin kontinuitas operasi
di masa depan. Memang benar, salah satu
penyebab tidak tercapainya target laba bisnis
pos tahun 2014 adalah karena kurangnya kantor
pos menghasilkan jasa akibat produktivitas
yang kurang optimal. Tidak tercapainya target
ini adalah akibat dari kekeliruan yang telah
mengabaikan prinsip best management practice
jaringan pos, yaitu mengabaikan pengembangan
service
point
yang
harus
senantiasa
dikembangkan perluasannya. Dewan Komisaris
yakin bahwa melalui inovasi dan kreativitas,
serta penerapan SOP dengan benar, kedua
hal tersebut dapat dilakukan beriringan, yaitu
optimalisasi aset gedung kantor pos sekaligus
juga peningkatan produktivitas jaringan pos.
Selain hal tersebut, kami juga meminta Direksi
agar melakukan peningkatan layanan dan waktu
tempuh kiriman. Demikian pula, pengembangan
usaha yang sejalan dengan core business
perusahaan juga wajib dijalankan karena
kelak akan menjadi penggerak pertumbuhan
perusahaan yang berkelanjutan. Dalam pada
itu, rancang bangun atau perencanaan strategis
untuk persiapan masuk ke industri berbasis
jaringan korporasi perlu dipersiapkan.

Optimizing asset utilization of the post office


building and the postal network needs to be resolved
to ensure the continuity of operations in the future.
It is true, one of the causes of not achieving the
target postal business revenue in 2014 is due to
the lack of services due to the post office produces
a less than optimal productivity. This shortfall is a
result of the mistake that had ignored the principle
of best management practices postal network, is
neglecting the development of service points that
should be improved expansion. BOC believes that
through innovation and creativity, as well as the
application of SOP correctly, both of these can
be done in tandem, namely asset optimization
post office building as well as an increase in the
productivity of the postal network. Besides this, we
also request that the Board of Directors increased
its services and deliverables travel time. Similarly,
business development in line with the core business
of the company shall also be executed as soon will
be driving the Companys sustainable growth.
In the meantime, design or strategic planning in
preparation for entry into the corporate network
based industries need to be prepared.

70

Meningkatnya produksi dan produktivitas


kantor-kantor
pos
selama
lima
tahun
berturut-turut, menunjukkan komitmen dan
kesungguhan PT Pos Indonesia (Persero)
dalam memberdayakan jaringan pos, yang
berdampak pada meningkatnya taraf ekonomi
dan sosial masyarakat di sekitar wilayah kerja
perusahaan. Dewan Komisaris mengharapkan
PT Pos Indonesia (Persero) akan lahir menjadi
pelopor terdepan karena kesuksesannya
dalam mengembangkan kemitraan dengan
perusahaan-perusahaan pembiayaan.

Increasing production and productivity of post


offices for five consecutive years, demonstrating
the commitment and seriousness PT Pos Indonesia
(Persero) in empowering postal networks, which
have an impact on increasing the level of economic
and social communities around the working
regional of
the company. BOC expects PT Pos
Indonesia (Persero) will be born into the foremost
pioneer for her success in developing partnerships
with the finance companies.

Dewan Komisaris memberi apresiasi atas


pencapaian
Direksi
dalam
memperkuat
eksistensi PT Pos Indonesia (Persero) dalam
memfasilitasi jasa keuangan non Bank serta
dalam menghadapi tantangan persaingan dari
perusahaan-perusahaan lokal dan asing yang
beroperasi di Indonesia. Sepanjang tahun 2014,
jajaran Direksi PT Pos Indonesia (Persero) telah
mendukung implementasi strategi yang efektif
di tengah pasar yang kompetitif.

BOC appreciated the achievement of the Board


of Directors to strengthen the existence of PT
Pos Indonesia (Persero) in facilitating non-Bank
financial services as well as to meet the challenges
of competition from local companies and foreign
operating in Indonesia. Throughout the year 2014,
the Board of Directors PT Pos Indonesia (Persero)
has supported the implementation of an effective
strategy in the competitive market.

71

Sumber Daya Manusia

Human Resources

Untuk mencapai peningkatan kinerja PT Pos


Indonesia (Persero) secara berkelanjutan,
Dewan Komisaris memberikan arahan agar
PT Pos Indonesia (Persero) terus melanjutkan
upaya internalisasi budaya organisasi yang
mengacu kepada nilai-nilai perusahaan dan
implementasi Etika Kerja dan Etika Bisnis
dalam mendukung implementasi semangat
Good Corporate Governance. Berdasarkan kedua
hal inilah seluruh kekuatan dan sumber daya
perusahaan akan memberikan manfaat yang
optimal, baik untuk perusahaan dan negara
maupun untuk masyarakat di manapun PT Pos
Indonesia (Persero) berada.

To achieve improved performance PT Pos Indonesia


(Persero) on an ongoing basis, the Board provides
direction in order to move forward PT Pos Indonesia
(Persero) internalization of organizational culture
refers to the values
of the company and the
implementation of the Work Ethics and Business
Ethics in supporting the implementation of the
spirit of good corporate governance. Based on
both of these strengths and resources of the entire
company will provide optimal benefits, both for the
company and the state and to society wherever
located PT Pos Indonesia (Persero).

Dewan Komisaris memberikan arahan agar PT


Pos Indonesia (Persero) melanjutkan upaya
membangun sistem pengelolaan karyawan yang
sesuai dengan strategi bisnis dan melaksanakan
transformational leadership untuk menciptakan
pemimpin yang adaptif terhadap perubahan
bisnis.

BOC given directives to PT Pos Indonesia (Persero)


to continue efforts to build employee management
system in accordance with the business strategy
and implement transformational leadership for
creating adaptive leaders to business changes.

Penerapan Tata Kelola

The Implementation of Good


Corporate Governance

Di tahun 2014 komitmen PT Pos Indonesia


(Persero) dibidang tata kelola perusahaan (atau
GCG) terus ditingkatkan sesuai standar bestpractice yang dilandasi oleh prinsip-prinsip dasar
GCG yang meliputi transparansi, akuntabilitas,
tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran.
Dewan Komisaris menilai bahwa penerapan GCG
di PT Pos Indonesia (Persero) telah mencapai
standar yang cukup baik, antara lain dibuktikan
oleh asesmen GCG yang dilakukan oleh BPKP
dengan pencapaian skor 81,00 kategori cukup
baik pada tahun 2014.

PT Pos Indonesia (Persero) in 2014 commitments


in the field of corporate governance ( or GCG
) be increased according to the standard best
practice is guided by the basic principles of good
corporate governance which include transparency,
accountability, responsibility, independence and
fairness. Board of Commissioners considered that
the implementation of GCG in PT Pos Indonesia
(Persero) has reached a fairly good standard,
among others, evidenced by GCG assessment
conducted by BPK with achieving a score of 81.00
good enough category in 2014.

Dalam menjalankan tugas, wewenang dan


kewajibannya, Dewan Komisaris PT Pos
Indonesia (Persero) secara proaktif melakukan
pengawasan terhadap kinerja Direksi. Selama
tahun 2014, Dewan Komisaris melakukan rapat
Dewan Komisaris dan Direksi sebanyak 14 kali.
Dewan Komisaris juga mengadakan kunjungan

In performing their duties, powers and duties, the


Board of Commissioners PT Pos Indonesia (Persero)
proactively monitoring the performance of the
Board of Directors. During the year 2014, the
Board of Commissioners Board of Commissioners
and Board of Directors meetings as much as
14 times. The Board also held a working visit to

72

kerja untuk meninjau langsung unit kerja maupun


proyek yang sedang dibangun guna memastikan
bahwa perencanaan dan pelaksanaan sesuai
dengan yang diharapkan.

review the work unit or project that is being built


to ensure that the planning and implementation as
expected.

Dewan Komisaris berpendapat bahwa penerapan


GCG di lingkungan PT Pos Indonesia (Persero) telah
mangacu pada garis-garis besar panduan tata kelola
perusahaan yang direkomendasikan oleh Komite
Nasional Kebijakan dan Governance (KNKG), dengan
berbagai penyempurnaan yang terus dilakukan di
tingkat pelaksanaannya.

Board of Commissioners believes that the


implementation of GCG at PT Pos Indonesia
(Persero) has reffered the guide outlines the
corporate governance recommended by the
National Committee on Policy and Governance
(NCPG), with a range of improvements that
continued implementation level.

Dalam tiga tahun terakhir, Direksi di bawah


pengawasan Dewan Komisaris telah melakukan
berbagai penyempurnaan infrastruktur GCG yang
bersifat mendasar (fundamental), menyeluruh
(holistic) dan bersifat jangka panjang (strategic) di
semua bidang, di antaranya :

In the last three years, the Board of Directors under


the supervision of the Board of Commissioners has
undertaken various infrastructure improvements
GCG fundamental ( fundamental ), comprehensive
( holistic ) and long term ( strategic ) in all regionals,
including :

1. Penyempurnaan dan pembaharuan hard and soft


structure yang ada menuju infrastruktur yang
sesuai best practices, termasuk peningkatan hard
& soft structure Teknologi Informasi (TI).
2. Penyempurnaan sistem kerja internal yang ada
menjadi proses bisnis yang memegang prinsip
kecepatan, efektif, kesederhanaan dan fleksibel;
3. Penyempurnaan dan pembaharuan sistem
pembinaan SDM dari sistem yang berorientasi
pada pengawasan (controlling) menjadi sistem
yang berorientasi pada nilai tambah (value
added) melalui peningkatan kompetensi SDM,
penetapan standar kinerja, dan cascading
Key Performance Indicators (KPI) terhadap
tingkat jabatan satu dan dua tingkat
dibawah Direksi.

1. Improvement and renewal of existing hard


and soft structure towards appropriate
infrastructure best practices, including
improved hard and soft structure of
Information Technology ( IT ).
2. Completion of the internal workings of the
existing system into business processes
that hold the principle of velocity, effective,
simplicity and flexible ;
3. Improvement and renewal system of the
human resource development oriented
monitoring system (controlling) into system
oriented value added (value added) by
improving the competence of human
resources, the establishment of performance
standards, and cascading Key Performance
Indicators (KPI) to the rank of one and two
levels under the Board of Directors.

Penilaian Atas Kinerja Komite


Komite yang Berada di Bawah
Dewan Komisaris
Berbagai perangkat dan kelengkapan tata kelola
perusahaan seperti Kode Etik Perusahaan, Pakta
Integritas dan Kebijakan Manajemen Risiko telah
ditetapkan dan diterapkan secara konsisten.
Dewan Komisaris memastikan pengawasan yang
menyeluruh atas semua kegiatan perusahaan,
dibantu oleh peranan Komite Audit dan Komite

Top Performance Assessment


Committees under the Board of
Commissioners
Various devices and completeness of corporate
governance such as the Code of Ethics, Integrity
and Risk Management Policy has been established
and applied consistently. BOC ensure thorough
supervision over all activities of the Company,
assisted by the role of the Audit Committee and
Risk Management Oversight Committee and

73

Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan


Investasi. Laporan hasil kerja masing-masing
Komite di bawah Dewan Komisaris tersebut
disajikan pada bagian lain Laporan Tahunan ini.

Tanggung Jawab Sosial


Perusahaan
Dewan
Komisaris
senantiasa
memantau
kegiatan Perseroan yang berhubungan dengan
perkembangan berkelanjutan. Tanggung jawab
sosial Perseroan saat ini menjadi perhatian
terbesar dalam masyarakat. Dewan Komisaris
selalu menekankan bahwa tanggung jawab
sosial Perseroan (CSR) tidak sebatas pada budi
baik (goodwill) semata, tapi mencerminkan
seluruh kegiatan Perseroan. Dengan tujuan
untuk mencapai sesuatu yang lebih dari sekedar
kontribusi secara sukarela, PT Pos Indonesia
(Persero) senantiasa berbagi ilmu dan teknologi
melalui pemberian pelatihan kewirausahaan/
bisnis, beasiswa serta pemasaran jasa pos.

74

Investment Business. Report of the work of each


Committee under the Board of Commissioners
presented elsewhere in this Annual Report.

Corporate Social Responsibility


(CSR)
The Board of Commissioners of the Company is
continuously monitoring the activities related to
sustainable development. Social responsibility of
the Company is currently the greatest concern
in the community. BOC has always stressed that
the companys social responsibility (CSR) is not
limited to the favor (goodwill) per se, but reflects
all the activities of the Company. With the aim
to achieve something more than just a voluntary
contribution, PT Pos Indonesia (Persero) continues
to share knowledge and technology by providing
entrepreneurial training / business, marketing
scholarship and postal services.

Tugas dan Peran Dewan


Komisaris

Task and Role of the Board of


Commissioners

Dewan
Komisaris
bertugas
melakukan
pengawasan terhadap kebijakan pengurusan
jalannya Perseroan pada umumnya baik
mengenai Perseroan yang dilakukan oleh Direksi
serta memberikan nasihat kepada Direksi
termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan
Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana
Kerja dan Anggaran Perseroan serta ketentuan
Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham, serta peraturan perundangundangan yang berlaku, untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan
tujuan Perseroan.

The Board of Commissioners to supervise the


course of the Companys management policies
by the
in general good of the Company made
Board of Directors as well as providing advice
to the Directors, including the supervision of
the implementation of the Companys LongTerm Plan, Work Plan and Budget as well as the
Companys Articles of Association and the decision
of the General Meeting of Shareholders, as well as
legislation in force, for the benefit of the Company
and in accordance with the aims and objectives of
the Company.

Kegiatan Dewan Komisaris yang dilakukan


selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1. Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan strategis Perseroan
yang dituangkan dalam RKAP/RJPP dalam
bentuk melakukan review kinerja Perseroan
secara periodik, memberikan rekomendasi
dan persetujuan atas tindakan korporasi
yang dilakukan oleh Direksi serta melakukan
pengawasan langsung proses produksi di
lapangan.
2. Memastikan terselenggaranya praktik Good
Corporate Governance (GCG) di PT Pos
Indonesia (Persero) sesuai dengan kaidah
dan norma GCG yang berlaku umum.
3. Melaksanakan pengawasan jalannya sistem
pengendalian internal Perseroan, dibantu
oleh Komite Audit, hal ini untuk memastikan
terselenggaranya pengendalian internal
yang efektif serta mendorong sistem
pelaporan yang transparan dan akuntabel.
4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas
tugas pengawas, Dewan Komisaris juga
senantiasa mengikuti seminar program
pengembangan diri melalui keikutsertaan
dalam
acara
seminar-seminar
dan
konferensi jasa pos dan logistik, serta kursus
singkat yang diselenggarakan oleh instansi/
lembaga swasta maupun pemerintah.

BOC activities undertaken during the year 2014


are as follows :
1. Direct,
monitor
and
evaluate
the
implementation of the Companys strategic
policies as outlined in the CBP / RJPP
in the form of conduct periodic review
of the Companys performance, provide
recommendation and approval of corporate
actions undertaken by the Board of Directors
and the direct supervision of production
processes in the field.
2. Ensuring the implementation of good
corporate governance practices ( GCG ) at PT
Pos Indonesia (Persero) in accordance with
the rules and generally accepted norms of
good corporate governance.
3. Implement monitoring the course of the
Companys system of internal control, assisted
by the Audit Committee, it is to ensure the
effective implementation of internal control
and reporting systems that encourage
transparent and accountable.
4. In order to improve the effectiveness of
supervisory duties, the Board always follows
the seminar program of self-development
through participation in events and
conferences seminars postal services and
logistics, as well as short courses held by
the agencies / private organizations and
government.

75

Sepanjang tahun 2014, telah dilaksanakan


kunjungan kerja Dewan Komisaris dan Komite ke
unit pelaksana teknis (UPT) dan kantor regional
sebanyak 15 kali meliputi kunjungan ke kantor
pos, kantor regional, dan MPC termasuk fasilitas
sosial dan fasilitas umum serta melakukan
pertemuan dengan para karyawan.

Throughout the year 2014, has carried out a


working visit to the Committee of the Board of
Commissioners and the technical implementation
unit (UPT) and 15 times the regional office includes
a visit to the post office, an office regional, and the
MPC including social facilities and public facilities
as well as a meeting with the employee.

Di samping kegiatan rutin seperti tersebut


di atas, Dewan Komisaris juga mengikuti
kegiatan non rutin yaitu antara lain mengikuti
seminar-seminar dan konferensi, mengadakan
pertemuan dengan tokoh masyarakat, pejabat
Pemerintah Daerah serta masyarakat di
sekitar regional usaha pos yang terkait dengan
kegiatan Perseroan, sehingga diharapkan
tercapai hubungan yang harmonis dengan para
stakeholders.

In addition to regular activities as mentioned


above, the Board also follows the non- routine
activities that include seminars and conferences,
meeting with community leaders, local government
officials and the business community around the
regional of the post related to the activities of the
Company, so that the relationship is expected to
be achieved harmony with stakeholders.

Perubahan Komposisi Dewan


Komisaris
Pada tahun 2014, telah terjadi pergantian
Komisaris yaitu Sdr. Bambang Widianto yang
digantikan oleh Sdr. Ferrari Roemawi pada
susunan dewan Komisaris PT Pos Indonesia
(Persero). Saya mewakili Dewan Komisaris PT
Pos Indonesia (Persero) menghaturkan terima
kasih atas sumbangsih Sdr. Bambang Widianto
selama ini.

Prospek ke Depan
Perseroan memiliki prospek usaha yang baik
di masa mendatang terutama peningkatan
produktivitas dibandingkan dengan best practice
industri kurir dan logistik. Penggunaan teknologi
informasi untuk kantor-kantor pos (termasuk
kantor pos di kecamatan) serta penggunaan
Portable Data Terminal (PDT) untuk efektivitas
operasional sekaligus menambah pendapatan
(lain-lain).

76

Changes in composition of the


Board of Commissioners
In 2014, there has been a change of Commissioner
is Mr. bambang Widianto on the composition of
the Board of Commissioners PT Pos Indonesia
(Persero). I represent the Board of Commissioners
PT Pos Indonesia (Persero) to thank him for the
above contribution.

Prospects for the Future


The company has good business prospects in the
future, especially the increase in productivity
compared to best practices courier and logistics
industry. The use of information technology
for post offices (including the post office in the
district) and the use of Portable Data Terminal
(PDT) for operational effectiveness and increase
revenue (others).

Remarks

Penutup
Pada kesempatan ini Komisaris mengucapkan
selamat dan menyampaikan apresiasi kepada
jajaran Direksi dan seluruh karyawan PT Pos
Indonesia (Persero) atas prestasi yang telah
dicapai pada tahun 2014. Upaya pencapaian
target produktifitas, pendapatan, laba dan
efisiensi biaya produksi tetap menjadi fokus
Perseroan. Meskipun kelihatannya sederhana,
tantangan ini sangat berat dan memerlukan
waktu yang bertahap sebelum kemajuan
signifikan tersebut tercermin dalam hasil
operasional
Perseroan.
Komisaris
yakin
bahwa dalam kurun waktu enam belas tahun
perjalanan PT Pos Indonesia (Persero) tentu
telah memiliki keunggulan dalam pengetahuan
serta kemampuan mengelola Perseroan jaringan
postal dengan baik. Komisaris juga yakin bahwa
PT Pos Indonesia (Persero) sangat menguasai
core business-nya, sehingga produktivitas
Perseroan pun menjelma menjadi yang terbaik
di industrinya.

On this occasion Commissioner congratulated and


expressed appreciation to the Board of Directors
and all employees of PT Pos Indonesia (Persero)
( Persero ) for achievements in 2014. Efforts
to achieve the targets of productivity, revenue,
profit and cost efficiency of production remains
the focus of the Company. While it seems simple,
this challenge is very heavy and requires a gradual
time before significant progress is reflected in the
operating results of the Company. Commissioner
believes that in a period of sixteen years traveling
PT Pos Indonesia (Persero) ( Persero ) would have
had an advantage in knowledge and ability to
manage the Companys postal network properly.
Commissioner also believes that PT Pos Indonesia
(Persero) ( Persero ) is master of its core businesses,
so that productivity Perseroanpun transformed
into the best in the industry.

Di tahun-tahun yang akan datang, masih


banyak hal yang perlu dilakukan, masih banyak
tantangan yang harus dilalui dan masih banyak
peluang yang harus diraih untuk menciptakan
nilai tambah bagi Perseroan guna melanjutkan
kemajuan PT Pos Indonesia (Persero) dalam
merealisasikan visi dan misi-nya.

In the years to come, there are still many things that


need to be done, there are still many challenges
that must be passed and there are still many
opportunities to be achieved to create added value
for the Company to continue the advancement of
PT Pos Indonesia (Persero) in realizing its vision
and mission.

Akhirnya, marilah kita memohon kepada Tuhan


Yang Maha Kuasa, semoga kita senantiasa
diberikan bimbingan dan kekuatan, sehingga
kita dapat melaksanakan tugas-tugas kita dalam
mengelola Perseroan dengan sebaik- baiknya.

Finally, let us ask the Almighty God, may we


always be given guidance and strength, so that we
can carry out our duties in managing the Company
as well as possible.

Jakarta, Februari 2015 / February 2015


Atas nama Dewan Komisaris PT Pos Indonesia (Persero)
On behalf of Board of Commissioners of PT Pos Indonesia (Persero)

Basuki Yusuf Iskandar

Komisaris Utama | President Commissioner

77

Profil Dewan Komisaris

Profile of the Board of Commissioners

Basuki
Yusuf Iskandar
Komisaris Utama
President Commissioner

Basuki Yusuf Iskandar lulus Ph.D


Interdisciplinary Study (Management
Of Technology)
dari
Universitas
Nashville Tennessee Amerika Serikat
tahun 2000. Sebelumnya pada tahun
1987 ia mendapatkan gelar insinyur
dari Teknik Sipil Universitas Gajah
Mada Yogyakarta. Sebelum menjabat
sebagai anggota Dewan Komisaris PT
Pos Indonesia (Persero), Basuki Yusuf
Iskandar pernah menjabat Kepala
Bagian Sistem dan Prosedur Kemitraan
pada Biro Bina Kemitraan Usaha,
Direktur Kebudayaan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi, Direktur Pengairan
dan Irigasi, dan Direktur Jenderal Pos
dan Informatika. Usia pertanggal 31
Desember 2014 adalah 54 tahun.

78

Basuki Yusuf Iskandar Ph.D was graduated


from Interdisciplinary Studies (Management
of Technology) from the University of
Nashville Tennessee United States in 2000.
Earlier in 1987 he earned an engineering
degree from Civil Engineering, Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta. Prior to serve as
a member of the Board of Commissioners
of PT Pos Indonesia (Persero), Basuki
Yusuf Iskandar was formerly as a Head of
the Systems and Procedures Partnership
of Bureau Community of Development
Business Partnership, Director of Culture,
Science and Technology, Director of Water
and Irrigation, and the Director General of
Post and Information Technology. He was
54 years old as of December 31, 2014.

Karyono Supomo, Pria kelahiran Cilacap, tahun 1951 selain menjabat


sebagai Komisaris Independen PT Pos Indonesia (Persero) aktif
pula menjadi Ketua Tim Pembangunan Rumah Sakit Pekerja di KBN
Cakung. Pernah menjabat sebagai Direktur perusahaan pertanian
dan kehutanan, Direktur Pembinaan IV (Kementerian Keuangan),
Direktur perusahaan agro industri, Kepala Biro Perencanaan dan
SDM (Kementerian BUMN). Pendidikan lain dalam negeri Kursus
Good Corporate Governance di Price Water House Cooper dan Kursus
Keterbukaan & Sistem Keuangan di Universitas Indonesia. Pendidikan
Luar Negeri di Studi Banding Kawasan Berikat di Shanghai China dan
Studi Banding Kawasan Industri di Rugau Shanghai China. Karyono
Supono mendapatkan penghargaan Satyalancana Karya Satla XX tahun
dan Satyalancana Karya Satya XXX tahun di Departemen Keuangan.
Usia pertanggal 31 Desember 2014 adalah 63 tahun.
Karyono Supomo, born in Cilacap, 1951, in addition to serving as
Independent Commissioner of PT Pos Indonesia (Persero), he is also active
as a Chairman of hospital development for workers at KBN Cakung.
Karyono has served as Director of agriculture and forestry company,
Director of Development IV (Ministry of Finance), Director of Finance
and General of Public Corporation (Perum) Jamkrindo, Head of Planning
and Human Resources (Ministry of State-Owned Enterprises), Director of
Administration and Finance of PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero).
He followed courses of Good Corporate Governance at Price Water House
Cooper, and Disclosure & Financial Systems Course at the University of
Indonesia. He also followed the comparative study at Bonded Zone and at
Rugau Industrial Zone in Shanghai, China. He was awarded Satyalancana
Karya Satya XX Years and Satyalancana Karya Satya XXX Years in Treasury
Departement. He is 63 years old by the end of December 2014.

Karyono
Supomo
Komisaris Independen
Independent Commissioner

Bobby Hamzar Rafinus selain menjabat sebagai Anggota Dewan komisaris PT.
PT Pos Indonesia (Persero) sejak Desember 2013, Beliau juga menjabat sebagai
Pelaksana Tugas Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Fiskal Dan
Moneter, Kementrian Koordinator Perekonomian per Januari 2013-Sekarang.
Pria kelahiran 15 Januari 1961 pernah terdaftar sebagai mahasiswa di
Columbia University dan lulus pada tahun 1995, Sarjana Teknik, Jurusan
Perencanaan Wilayah & Kota ITB Lulus Tahun 1987. Lembaga Administrasi
Negara, Macroeconomic and financial Policy, IMF Institute,Washington, Fiscal
Decentralization in Developing and Transition Economies, Georgia State
University and World Bank Institute, Atlanta, pada tahun 2000, Beliau juga
menerima penghargaan Satyalancana Karya Satya 10 Tahun dan penghargaan
Satyalancana Karya Satya 20 Tahun pada Tahun 2010. Beliau juga tercatat
aktif sebagai pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi hingga sekarang. Usia
pertanggal 31 Desember 2014 adalah 52 Tahun.

Bobby
Hamzar
Rafinus
Komisaris
Commissioner

Bobby Hamzar Rafinus in addition to serving as a member of the Board of Commissioners


of PT Pos Indonesia (Persero) from December 2013, he also served as Acting Deputy
Coordinating Minister for Economic Coordination of Fiscal and Monetary Fields,
the Ministry of Coordinating Economy from January 2013 to now. Born January
15, 1961, study at Columbia University and graduated in 1995. He is a Bachelor
of engineering, Department of City Planning ITB and graduated in 1987. Institute
of Public Administration, Macroeconomic Policy for Decision Macroeconomic and
Financial Policy, IMF Institute, Washington, Fiscal Decentralization in Developing and
Transition Economies, the Georgia State University and World Bank Institute, Atlanta,
dan GlobalFinancial Crisis and reform Program at Harvard Institute for International
Development,Boston. In addition to a wide range of training has followed, in 2000,
he was also awarded Satyalancana Karya Satya 10 years and awards Satyalancana
Karya Satya 20 years in 2010. He is also active as a teacher of STIA up to now. He is
52 years old as of December, 31, 2014
79

DEDI SYARIF USMAN Selain menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris PT Pos
Indonesia (Persero) Beliau juga masih menjabat sebagai Direktur Kekayaan Negara
Dipisahkan, DJKN-KEMEKEU. Dan Beliau juga menjabat sebagai Anggota Dewan
Pengawas Gelora Bung Karno sejak 2012. Pria yang lahir pada tanggal 22 April
1965 ini mendapatkan gelar Master of Arts Economics dari University of Cororado
at Denver, US dan lulus pada tahun 1998. Beberapa Jabatan yang pernah menjadi
tanggung jawab Beliau yaitu sebagai Staf pada Biro PNP BUPLN, Kepala Seksi
Piutang BBD Biro PNP BUPLN, Kepala Seksi Piutang Negara PerBankan KP3N
Jakarta 1 BUPLN, Kepala KP2LN Tegal DJPLN, Kepala KP2LN Bandung II DJPLN,
Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat DJKN, Kepala Bagian
Organisasi dan Kepatuhan Internal Sekretariat DJKN, Direktur Barang Milik
Negara DJKN KEMENKEU. Usia pertanggal 31 Desember 2014 adalah 49 Tahun.

Dedi Syarif
Usman
Komisaris
Commissioner

DEDI SYARIF USMAN in addition to serving as a member of the Board of Commissioners


PT Pos Indonesia (Persero) he also still served as Director of the Separated Wealth of
Nations, DJKN-KEMEKEU. And he also serves as a member of the Board of Trustees of
Bung Karno Stadion Park since 2012. The man who was born on April 22, 1965 earned
his Master of Arts in Economics from the University of Cororado at Denver, US, and
graduated in 1998. He comes from the city of Bandung and has attended Training State
Asset Management in TOKYO, Head of the Bureau of Accounts Receivable Section BBD
PNP BUPLN, Head of the Countrys Banking Accounts Receivable Section KP3N Jakarta
1 BUPLN, Head of Tegal DJPLN KP2LN, Head of the Bandung II DJPLN KP2LN, Head of
The organization and Governance of the Secretarial DJKN, Head of The organization and
Internal Compliance Secretarial DJKN, Director of the State-Owned Property of DJKN
KEMENKEU. He is 49 years as of December 31, 2014.

Noor Ida Khomsiyati sebelum menjabat Sebagai Anggota Dewan Komisaris


PT Pos Indonesia (Persero) Beliau juga tercatat sebagai Kabag Pelayanan dan
bantuan hukum I. Wanita yang berasal dari kota Pati ini Pada tahun 2005
telah menyelesaikan pendidikannya sebagai Sarjana Magister Manajemen
Pada Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Beliau juga menyandang Gelar
Sarjana Hukum lulus tahun 1995 di Universitas Diponegoro, Beliau pernah
aktif sebagai Anggota Tim Pengacara Mentri BUMN, Anggota Tim Likuidasi
PT Perkantoran dan Perhotelan Indonesia, Anggota Sekretariat Tim Kerja
Penyusunan RUU BUMN, Ketua Tim Penyusunan sejarah nasionalisasi aser
BUMN, Anggota Tim Privatisasi PT Garuda Indonesia (Persero), Anggota Tim
Privatisasi PT Waskita Karya (Persero), Anggota Tim Privatisasi PT Semen
Baturaja (Persero), Staf Dewan Komisaris PT PPI (Persero), Usia pertanggal
31 Desember 2014 adalah 43 Tahun.
Before serving as a member of the Board of Commissioners of PT Pos Indonesia
(Persero), Noor Ida Khomsiyati also recorded as the Head of the First Legal Service
and Assistance. Ida, who came from the town of Pati, has completed her studies as
a graduated Master of Management at the University of Jakarta Raya Bhayangkara
in 2005. She also holds a law degree graduating in 1995 at the University of
Diponegoro, she was actively as a member of the team of lawyers the Minister
of State-Owned Enterprises (SOE), The Liquidation Team Member of PT Office
and Hospitality Indonesia Corporation, Member of the Secretarial of the Team
Drafting the Bill of SOEs, a Member of Diverting Teams which Form a Company
of Perhutani, Sectoral Regulation Policy Team Member that Inhibit State-Owned
Enterprises, a Member of Privatization Team of PT Waskita Karya (Corp.), a Member
of Privatization Team of PT Semen Baturaja (Corp.), Board of Commissioners Staff
of PT PPI (Corp.), She is 43 years old as of December, 31, 2014.

80

Noor Ida
Khomsiyati
Komisaris
Commissioner

Ferrari Roemawi Selain menjabat sebagai Anggota Dewan


Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) Beliau juga pernah
menjabat sebagai Anggota DPR RI Priode 2009-2014,
Managing Director PT. Indah Petro Gas, Direktur Utama PT.
Megah Prima Persada, Direktur Utama PT. Tripatriat Antar
Nusa, Direktur Utama Bank Mitra. Pria yang lahir di Semarang
pada tanggal 9 Februari 1967 ini mendapatkan gelar MBA
Program dari Universitas Hawai, Honolulu dan lulus pada
tahun 1993. Beberapa pengalaman dan jabatan yang pernah
menjadi tanggung jawab Beliau Anggota Kadin DKI Jakarta,
Anggota GAPENSI DKI Jakarta, Anggota Ikatan Sarjana
Ekonomi Indonesia, Pendiri Asosiasi Exportir Pupuk Indonesia,
dan Anggota FKPPI. Usia pertanggal 31 Desember 2014
adalah 47 Tahun.
Ferrari Roemawi addition to serving as a Member of the Board
of Commissioners PT Pos Indonesia (Persero) He also served as
a Member of the House of Representatives period 2009-2014,
Managing Director of PT. Beautiful Petro Gas, President Director
of PT. Megah Prima Persada, President Director of PT. Tripatriat
Inter Nusa, Director of Bank Partners. The man who was born
in Semarang on 9 February 1967, earned her MBA from the
University of Hawaii Honolulu and graduated in 1993. Some of the
experiences and positions that had become the responsibility of
the Chamber of Commerce Member He Jakarta, GAPENSI Member
Jakarta, Indonesia Bachelor of Economics Ikata Member , Founder
of the Association of Indonesian Fertilizer Exporter, and Members
FKPPI. Age as of December 31, 2014 was 47 years.

Ferrari
Roemawi
Komisaris
Commissioner

81

Budi Setiawan
Direktur Utama
President Director

Laporan Direksi

Report from the Board of Directors

Pemegang Saham yang terhormat,

Dear Shareholder,

Izinkanlah kami panjatkan puji dan syukur


kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkah dan rahmat yang dilimpahkan-Nya,
sehingga PT Pos Indonesia (Persero) kembali
mencapai kinerja yang menggembirakan pada
tahun 2014, dan berhasil mencapai pendapatan
keuangan yang signifikan.

Permit us to pray our praise and gratitude to God


Almighty for all the blessings and graces bestowed
on him, so PT Pos Indonesia (Persero) will achieve
an encouraging performance in 2014, and
succeeded in significantly increasing the financial
profit.

82

Kinerja PT Pos Indonesia (Persero) tahun


2014 secara umum mencapai hasil yang relatif
baik. Hal ini dapat terlihat dari hasil kinerja
pendapatan yang lebih tinggi dari realisasi tahun
2013 serta mendekati target RKAP tahun 2014.
perusahaan telah melaksanakan RKAP 2014
dengan menunjukkan jumlah laba komprehensif
sebesar Rp 169,33 Milyar, menurun 45,36% dari
jumlah laba komprehensif tahun 2013 sebesar
Rp 246,13 Milyar.

PT Pos Indonesia (Persero)s performance in 2014


is generally achieved good results. It can be seen
from the higher performance than the realization
in 2013 and exceeded the target of CBP in 2014.
The Company has implemented the CBP 2014 and
show consolidated profit before tax of Rp 169,33
billion, and rose 49.29 % of the consolidated profit
before tax in 2013 of Rp 246,13 billion

Dilihat dari tingkat kesehatan BUMN, PT Pos


Indonesia (Persero) tetap digolongkan sebagai
perusahaan dengan kategori sehat sesuai
Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara nomor: KEP-100/MBU.10/2002. Nilai
bobot tingkat kesehatan perusahaan tahun 2014
adalah sebesar 81,80 dengan kualifikasi SEHAT
kategori AA. Kinerja kesehatan perusahaan ini
lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian di
tahun 2013 sebesar 79,50 kualifikasi CUKUP
kategori B-3. Sedangkan untuk pencapain KPI
tercapai nilai predikat 78,80.

Judging from the level of health of SOE, PT Pos


Indonesia (Persero) remains classified as a company
with a healthy category according to the Decree of
the Minister of State-Owned Enterprises number:
KEP-100/MBU.10/2002. Weighted value of
soundness Company in 2014 amounted to 81.80
with a qualifying HEALTHY AA category.
Performance of corporate wellness is higher than
the achievement in 2013 of 79,50, qualifiers
FAIR B-3 category. As for KPI achievement,
the Company has awarded as 78,80.

Kinerja perusahaan
Sasaran perusahaan pada tahun 2014 adalah
dengan melakukan Value Creation atau
melakukan ekspansi terhadap bisnis inti dengan
implementasi beberapa enabling projects seperti
perbaikan struktur pasar di bisnis suratpos dan
paketpos serta memperluas layanan di bisnis jasa
keuangan. Beberapa kebijakan yang dilakukan,
yaitu melakukan business strengthening pada
tiga fondasi bisnis utama (core business) yakni
suratpos dan paketpos, logistik melalui anak
perusahaan dan jasa keuangan. Di samping bisnis
inti tersebut, perusahaan juga telah menetapkan
pengelolaan non core business secara optimal
dengan lebih mengefektifkan utilitas aset yang
dimiliki perusahaan, baik dalam wadah bisnis
properti ataupun bisnis lainnya serta pengelolaan
cash management oleh Unit Treasury.

Performance of the Company


Corporate goals in 2014 is to do Value Creation
or expanding the core business by enabling
the implementation of several projects such
as improvements in market structure in mail
and parcel business and expand services in the
financial services business. Some policies are
carried out , which is doing business strengthening
to the foundations of three major business (core
business) namely mail and parcel, logistics business
through its subsidiaries, and financial services. In
addition to the core business, the company also
has set the management of non-core business
to further streamline the optimal utility assets
owned by the company, either in property business
or other business as well as managing the cash
management by the Treasury Unit.

83

perusahaan telah mengimplementasikan dan


menyajikan laporan keuangan konsolidasian
tahun 2014 sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan
terkini
(Konvergensi
IFRS).
perusahaan mengkonsolidasikan 2 (dua) laporan
Anak perusahaan yaitu PT. Bhakti Wasantara
Net (BWN) dan PT. Pos Logistik Indonesia
(PLI). Laporan keuangan konsolidasian PT Pos
Indonesia (Persero) tersebut telah diaudit oleh
KAP Gani Sigiro dan Handayani (Grant Thornton)
selaku Auditor Independen, dengan opini KAP
yang diperoleh adalah wajar tanpa pengecualian.

84

The Company has implemented and presents


the consolidated financial statements in 2014
according to the latest Financial Accounting
Standards (IFRS Convergence). The Company
consolidates two (2) Subsidiary report as PT.
Bhakti Wasantara Net (BWN) and PT Pos Logistics
Indonesia (PLI). PT Pos Indonesia (Persero)
consolidated financial statements have been
audited by KAP Gani Sigiro and Handy (Grant
Thornton) as Independent Auditor, obtained by
KAP opinion is unqualified.

Pendapatan usaha PT Pos Indonesia (Persero)


pada tahun 2014 mencapai sebesar Rp 4,360
trilyun atau 92,88% dari RKAP sebesar Rp 4,694
trilyun. Pencapaian pendapatan usaha pada
tahun 2014 ini mengalami kenaikan sebesar
4,7%, jika dibandingkan dengan realisasi tahun
2013. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya,
kontribusi pendapatan usaha terbesar masih
berasal dari pendapatan bisnis Surat dan Paket
serta Logistik masing-masing sebesar 9,3% dan
13,3%. Pendapatan surat dan paket tahun 2014
terealisasi sebesar Rp 2,4 Trilyun. Pendapatan
Jasa Keuangan sebesar Rp 1,417 Trilyun atau
95,7% dari RKAP 2014 sebesar Rp 1,480 trilyun.

Operating revenues of PT Pos Indonesia (Persero)


in 2014 reached Rp 4,360 trillion or 92.88% from
Rp 4,694 trillion CBP. Achievement of operating
revenues in 2014 increased by 4,7%, when
compared with the year 2013. As the previous
year, the biggest contribution revenue still comes
from mail and parcel business revenue as well as
the Financial Services which respectively are 9,3%
and 13.3 %. Mail and Parcel revenue realized
in 2014 amounted to Rp 2,4 trillion. Financial
Services revenue of Rp 1,417 trillion or 95,7 %
of the CBP in 2013 of Rp 1,480 trillion, or 95,7%
increase when compared to the realization in
2013.

Menghadapi pasar surat yang mulai jenuh,


pasar paket dan logistik yang terus tumbuh,
jasa transaksi keuangan yang makin ketat
persaingannya, dan meningkatnya perdagangan
secara on-line sehingga permintaan akan jasa
distribusi/ pengantaran makin tinggi, di masa
depan PT Pos Indonesia (Persero) diarahkan
untuk mampu menjadi perusahaan jaringan
terbesar di Indonesia. Keberadaan PT Pos
Indonesia
(Persero)
sebagai
perusahaan
jaringan dititikberatkan pada pengembangan
infrastruktur, konektivitas dan jasa yang
terintegrasi didukung teknologi. Perbaikan pada
infrastruktur jaringan antara lain on-line kantor
pos dan perbaikan sistem aplikasi bisnis telah
mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan
sejak tahun 2009.

Facing saturated mail markets, parcel and logistics


market continues to grow, financial transaction
services increasingly tough competition, and
increased trade on-line so that the demand for
service distribution / delivery increasingly steeper,
PT Pos Indonesia (Persero) in the future is able
to be directed to Indonesias largest networking
companies. PT Pos Indonesia (Persero) as a
network company emphasized on the development
of infrastructure, connectivity and services that
are integrated and supported technologies.
Improvements in network infrastructure, among
others, on-line post office and improvements of
business application systems has been able to
improve the profitability of the company since
2009.

Untuk membangun perusahaan jaringan ke


depan, perusahaan menggunakan referensi
keberhasilan transformasi administrasi pos
dunia menjadi perusahaan sukses dalam
pemanfaatan pengembangan jaringan pelayanan,
pengembangan layanan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia.

To build a network company in the future, the


company uses the successful transformation of
the world postal administrations as reference in
becoming successful companies in the utilization
of network development services and human
resource development.

85

Prospek Usaha

Business Prospects

PT Pos Indonesia (Persero), perusahaan milik


rakyat Indonesia, turut menunjang percepatan
pemerataan pembangunan, dengan semakin
terhubungnya nusantara melalui layanannya.
Salah satu bukti nyata dari kontribusi jaringan PT
Pos Indonesia (Persero) ialah penyelenggaraan
layanan jasa keuangan kepada masyarakat
yang belum tersentuh oleh layanan perbankan
(unBanked population). Hal ini sejalan dengan
program financial inclusion bagi masyarakat
yang selama ini belum memiliki akses terhadap
layanan jasa keuangan. Pengembangan bisnis
jasa keuangan PT Pos Indonesia (Persero)
melalui skema kerja sama dengan perusahaan
perbankan dan lembaga keuangan lainnya
akan meningkatkan akses dan ragam layanan
jasa keuangan bagi masyarakat luas. Financial
inclusion mendorong peningkatan perekonomian
dan taraf hidup masyarakat. Kontribusi PT
Pos Indonesia (Persero) untuk membantu
pemerintah dalam memeratakan pembangunan
dan menciptakan financial inclusion menjadikan
PT Pos Indonesia (Persero) sebagai salah satu
motor penggerak perekonomian (engine of
growth) Indonesia.

PT Pos Indonesia (Persero), the company belongs


to the people of Indonesia, contributed to the
acceleration of equitable development, with
increasingly interlinked through its services
nationwide. One of the clear evidence of the
contribution of PT Pos Indonesia (Persero) network
is organizing financial services to people who have
not been touched by Banking services (unBanked
population). This is in line with the financial
inclusion program for people who have not had
access to financial services. PT Pos Indonesia
(Persero)s financial service Business Development
through cooperation scheme with Banking
companies and other financial institutions will
increase access and diversity of financial services
for the wider community. Financial inclusion
boost the economy and standard of living. PT
Pos Indonesia (Persero) contributions to assist
the government in distributing development
and creating financial inclusion makes PT Pos
Indonesia (Persero) as one of the motor of the
economy (engine of growth) in Indonesia.

Direksi dan segenap jajaran manajemen PT


Pos Indonesia (Persero) menyadari perlunya
memperkuat posisi perusahaan menjadi trusted
postal service company. Setelah 268 tahun
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
jasa postal yaitu pengiriman berita, barang,
dan uang, PT Pos Indonesia (Persero) saat
ini telah menjadi perusahaan yang berhasil
mengembangkan bisnis postal menjadi bisnis
yang tumbuh pesat. Di bidang pengiriman
berita, saat ini tidak saja melalui pengiriman
fisik namun juga memiliki kapabilitas pengiriman
data secara elektronik, kemampuan mencetak,
meng-insert dan melakukan antaran dalam
satu rangkaian proses. Demikian pula di bidang
jasa keuangan telah terjadi pekembangan
yang sangat signifikan, sehingga banyak mitramitra biller menggunakan kemampuan layanan
bisnis keuangan PT Pos Indonesia (Persero)

Directors and all levels of management of PT


Pos Indonesia (Persero) realizes the need to
strengthen the companys position to be trusted
postal services company. After 268 years as a
company engaged in the field of postal services
such as the delivery of news, goods, and money,
PT Pos Indonesia (Persero) has become a company
that successfully developed a postal business
into growing business rapidly. In the field of news
delivery, this time not only through physical
delivery but also has the capability of sending data
electronically, print capabilities, and inserting
the conduct of delivery in a series of processes.
Similarly in the field of financial services has taken
place a very significant developments, so many
biller partners using financial business services
capabilities of PT Pos Indonesia (Persero) to
receive payment, the distribution of money and
remittances. This capability will be developed to

86

untuk menerima pembayaran, distribusi uang

strengthen the position so that the company as a

dan remitansi. Kemampuan ini akan terus

network corporation. The company currently has

dikembangkan ke depan sehingga memperkuat

3,790 post offices, and will be programmed next

posisi perusahaan sebagai perusahaan jaringan.

to reach 7,500 up to 10,000 office at the end of

perusahaan saat ini memiliki 3.790 kantor

2018. The offices will be connected physically and

pos, dan ke depan diprogramkan akan menjadi

on-line that will strengthen the company PT Pos

mencapai 7.500 sampai dengan 10.000 kantor

Indonesia (Persero) as the largest and most reliable

di akhir tahun 2018. Kantor-kantor tersebut

service network in Indonesia.

akan terhubung secara fisik dan online

yang

akan mengukuhkan PT Pos Indonesia (Persero)


sebagai perusahaan jaringan layanan terluas
dan terhandal di Indonesia. Yang didukung pula
dengan penambahan jumlah agenpos di seluruh
Indonesia.
Mempertimbangkan prospek bisnis perusahaan

Considering the business prospects of the company

yang tetap tumbuh, kami juga akan merevitalisasi

continue to grow, we will also revitalize the service

layanan yang

dijalankan,

which has been run, then added with two new lines

kemudian akan ditambah dengan dua lini bisnis

of business, namely retail and property businesses.

baru, yaitu bisnis ritel dan bisnis properti.

Formation of the retail business and property as a

Pembentukan bisnis ritel dan properti sebagai

new business unit, will complement the 3 existing

unit usaha baru, akan melengkapi 3 portofolio

portfolio of businesses, namely mail and parcel

bisnis yang sudah ada, yaitu bisnis surat dan paket

post business, logistics business, and financial

pos, bisnis logistik, dan bisnis jasa keuangan.

services business. Both of the new business is

Kedua bisnis baru tersebut diposisikan sebagai

positioned as a growth engine for the increase in

engine growth untuk peningkatan pendapatan

revenue from new business lines.

selama

ini

telah

dari lini bisnis baru.


Mengembangkan perusahaan dari single company

From Booz & Co. study results and alignment

menjadi multi companies. Hasil kajian Booz&Co.,

study conducted by Ernst & Young Indonesia (

dan kajian penyelarasan yang dilakukan Ernst

EYI ), it is concluded that managing the future of

& Young Indonesia (EYI), diperoleh kesimpulan

the companys business needs to focus on each

bahwa

ke

business. This meant that the company should

depan perlu dilakukan secara lebih fokus pada

pengelolaan

increase its high competitiveness through organic

masing-masing bisnis. Hal ini dimaksudkan

growth and in-organic growth. As a firm which has

agar terjadi peningkatan daya saing yang tinggi

an intention to be multiple companies, in early

melalui organic growth dan in-organic growth.

2012 the company has formed PT Pos Logistik

Sebagai

Indonesia and at the end of 2013 the company

wujud

bisnis

perusahaan

perusahaan

menjadi

multi

companies, perusahaan pada awal tahun 2012

has established PT Pos property as a subsidiary.

telah membentuk PT Pos Logistik Indonesia


dan pada akhir tahun 2013 telah dibentuk anak
perusahaan PT Pos Properti.

87

Penerapan Tata Kelola


Perusahaan

Implementation of Corporate
Governance

PT Pos Indonesia (Persero) bertekad untuk


menjalankan perusahaan dengan prinsip-prinsip
tata kelola sesuai dengan best practice perusahaan
kelas dunia, memegang teguh moral dan etika
pengelolaan yang sehat, tanpa meninggalkan
asas profesionalisme. Kami berusaha senantiasa
memperbaiki tata kelola perusahaan dengan
membangun sistem-sistem manajemen di organorgan yang ada pada perusahaan. Diharapkan
semua organ yang ada mampu menjalankan
peran dan tanggung jawabnya masing-masing
secara transparan, accountable, responsible,
independent, dan fair (TARIF).

PT Pos Indonesia (Persero) is determined to run


the company with good governance principles in
accordance with the best practices of world-class
companies, uphold moral and ethical of healthy
management, without abandoning the principle
of professionalism . We are constantly trying
to improve corporate governance by building
management systems in the organs that exist in
the company . It is expected that all existing organ
is able to perform the role and responsibilities
in a transparent, accountable, responsible,
independent, and fair ( TARIF).

Pada tahun 2014, beberapa program penerapan


tata kelola perusahaan telah dilaksanakan.
Kegiatan yang dilakukan adalah antara lain
merevisi kebijakan-kebijakan Tata Kelola seperti
Panduan Penerapan GCG (Code of Corporate
Governance), Board Manual, Pedoman Etika
Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct)
serta membuat draft kebijakan Whistleblowing
System (WBS) dan draft kebijakan Pengendalian
Gratifikasi (bekerjasama dengan KPK).

By 2014, some corporate governance implement


ation programme has been implemented. The
activities undertaken are, among others, revise
policies such as Governance Guide implementation of
GCG (Code of Corporate Governance), Board manuals,
guidelines for Ethical Business Conduct (Code of
Conduct) as well as create a Whistleblowing Policy
draft System (WBS) and Gratuity Control policy
draft (in collaboration with the KPK).

Program lain adalah melakukan kegiatan


sosialisasi. Sosialisasi GCG dan Code of Conduct
dilakukan melalui media, baik Wahana Pos
maupun web PT Pos Indonesia (Persero), serta
sosialisasi langsung khususnya mengenai
Program Pengendalian Gratifikasi oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Dewan
Komisaris, Direksi, dan para pegawai di PT Pos
Indonesia (Persero) maupun sosialisasi terhadap
stakeholders. Dan pada kesempatan itu, Direksi
dan Dewan Komisaris disaksikan oleh Direktur
Gratifikasi KPK menandatangani komitmen
untuk menerapkan pengendalian gratifikasi di
lingkungan Pos.

Another programme is perform activities of


socialization. Socialization of GCG and the Code
of Conduct is done through the media, both the
post and the postal web-Probe Indonesia, as
well as direct socialization especially concerning
Gratuities Control Program by the Corruption
Eradication Commission (KPK) to the Board
of Commissioners, Board of Directors, and the
officers in PT Pos Indonesia (Persero) as well as
socialization of Postal stakeholders. And on that
occasion, the Board of Directors and Board of
Commissioners witnessed by Director Gratuities
KPK signed a commitment to implement a control
of gratification in PT Pos Indonesia (Persero)
environment.

88

Direksi sangat berkomitmen terhadap penerapan


GCG, antara lain dengan menindaklanjuti
kekurangan-kekurangan pada hasil assessment
GCG tahun 2012 dengan melakukan perbaikan
pada AOI (Area of improvement), berkomitmen
untuk melakukan kerjasama dengan mitra
sesuai dengan prinsip-prinsip TARIF, mentaati
Code of Conduct dan tidak menerima gratifikasi
dalam bentuk apapun, yang ditandai dengan
melakukan
penanda-tanganan
bersama
pernyataan komitmen antara Direksi dan
mitra kerja Pos, mengikuti kegiatan peratingan
GCG (CGPI) yang diadakan oleh IICG dan PT
Pos Indonesia (Persero) meraih penghargaan
sebagai Perusahaan Terpercaya (Indonesian
Trusted Company), serta berkomitmen mengikuti
kegiatan Roadmap BUMN Bersih (BUMN) yang
dicanangkan oleh Kementerian BUMN.

The Board of Directors is committed to the


implementation of GCG, among others with follow
up deficiencies on the results of assessment of
GCG in 2012 by doing repairs in AOI (Area of
improvement), committed to cooperating with
partners in accordance with the principles of TARIF,
to obey the Code of Conduct and did not receive
a gratuity in any form, marked by signing a joint
statement of commitment between directors and
partners, following the rating of GCG (CGPI) which
is held by PT Pos Indonesia (Persero) and IICG.
PT Pos Indonesia (Persero) won the award as a
trusted company (Indonesian Trusted Company),
and is committed to follow the Roadmap SOEs
administered by the Ministry of SOEs.

Sejalan dengan tata kelola perusahaan, Direksi


juga mempertimbangkan dengan sungguhsungguh aspek risk management yang harus
diantisipasi seluruh karyawan PT Pos Indonesia
(Persero). Situasi lingkungan eksternal dan
internal perusahaan mengalami perkembangan
yang diikuti oleh semakin kompleksnya risiko
bagi aktivitas usaha perusahaan. Terlebih dengan
semakin tumbuhnya bisnis jasa keuangan yang
dikelola PT Pos Indonesia (Persero). Semakin
kompleksnya risiko terhadap perusahaan
tersebut meningkatkan kebutuhan praktek
tata kelola yang sehat termasuk di dalamnya
pelaksanaan pengelolaan risiko yang efektif dan
komprehensif.

In line with corporate governance, the Board of


Directors also consider seriously the aspect of risk
management that should be anticipated all Postal
employees throughout Indonesia. External and
internal environment situation of companies has
been experiencing developments that followed by
the increasing complexity of risks for the business
activities of the company. Whats with the growth
of the financial services business that managed by
PT Pos Indonesia (Persero). Increasingly complexity
of risks to the company make the increasing
needs for healthy governance practices including
the implementation of risk management that is
effective and comprehensive.

Manajemen Risiko yang efektif dapat membantu


perusahaan dalam usahanya untuk menghindari
atau paling tidak meminimalkan kerugian
potensial (potential loss), biaya-biaya yang
terpaksa harus dikeluarkan, mempertahankan
lingkungan kerja yang kondusif dan dapat
meningkatkan shareholder value. Direksi telah
menyusun pedoman umum manajemen risiko
yang perlu ditaati oleh seluruh insan PT Pos
Indonesia (Persero). Direksi berkomitmen untuk
mengembangkan budaya sadar risiko (risk
consciousness) pada seluruh jenjang organisasi,
antara lain meliputi komunikasi yang memadai
kepada seluruh jenjang organisasi tentang
pentingnya pengendalian internal yang efektif.

Effective risk management can help companies


in an attempt to avoid or at least minimize the
potential losses, costs which are compelled to be
issued, maintaining a conducive work environment
and can enhance shareholder value. Board has
compiled a general risk management guidelines
that need to be adhered to by all employee of PT
Pos Indonesia (Persero). The Board of Directors
is committed to developing a culture aware of
the risk (risk consciousness) at all levels of the
Organization, among others, include an adequate
communication to all level of the Organization on
the importance of effective internal control.

89

Perubahan Komposisi Dewan


Direksi

Changes in Composition of the


Board of Directors

Pada tahun 2014 telah terjadi pergantian Direksi


yang telah memasuki akhir masa jabatan, yaitu
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum dari
Sdr. Entis Sutisna yang digantikan oleh Sdr.
Febriyanto, Direktur Keuangan dari Sdr. Tavip
Parawansa digantikan oleh Sdr. Poernomo,
Direktur Surat dan Paket dari Sdr. Ismanto
digantikan oleh Sdr. Agus F Handoyo, dan
Direktur Ritel dan Properti dari Sdr. Setyo
Riyanto digantikan oleh Sdr. I Gusti Ngurah Putu
Sugiarta Yasa.

By 2014 there has been a change of Directors


has entered the end of the tenure, the Director of
Human Resources and General of Br. Entis Sutisna
are replaced by Br. Febriyanto, Finance Director
of Br. Tavip Parawansa replaced by Br. Purnomo,
Director Mail and Parcel of Br. Ismanto replaced
by Br. Agus F Handoyo, and Director of Retail and
Properties of Br. Setyo RJ replaced by Br. I Gusti
Ngurah Putu Yasa Sugiarta.

Kami menyampaikan penghargaan dan terima


kasih kepada para direksi yang mengakhiri
masa jabatannya, atas kerja keras dan dedikasi
yang telah diberikan kepada PT Pos Indonesia
(Persero). Saat laporan tahunan ini disusun, kami
juga mengucapkan selamat datang kepada para
Direksi baru, sebagaimana tersebut di atas.

We express our appreciation and gratitude to the


Board of Directors whose term ends, the hard
work and dedication that has been given to PT Pos
Indonesia (Persero). When the annual report was
compiled, we also would like to welcome the new
Board of Directors, as mentioned above.

90

Acknowledgements

Ucapan Terima Kasih


Atas nama Direksi, kami menghaturkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris
PT Pos Indonesia (Persero) atas bimbingan
dan pembinaan yang telah diberikan. Tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada konsumen, mitra usaha dan
pemangku kepentingan lainnya atas dukungan
dan kepercayaan yang telah diberikan.

On behalf of the Board of Directors, our thanks


and highest appreciation to the Shareholders and
the Board of Commissioners of PT Pos Indonesia
(Persero) for guidance and coaching that has been
given. Not forgetting we also like to thank and
appreciation to our customers, business partners
and other stakeholders for their support and
confidence they have placed.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih


kepada seluruh jajaran pegawai atas dedikasi,
loyalitas yang tinggi, semangat kebersamaan dan
kerja keras serta keinginan untuk memberikan
yang terbaik bagi PT Pos Indonesia (Persero),
saat ini dan di tahun-tahun yang akan datang.

Finally, we would like to thank all levels of


employees for their dedication, high loyalty, the
spirit of togetherness and hard work and the desire
to provide the best for PT Pos Indonesia (Persero),
today and in the years to come.

Jakarta, Februari 2015 / February 2015


Atas nama Dewan Direksi PT Pos Indonesia (Persero)
On behalf of Board of Directors of PT Pos Indonesia (Persero)

Budi Setiawan
Direktur Utama | President Director

91

Profil Direksi

Profile of the Board of Directors

Budi
Setiawan
Direktur Utama
President Director

Budi Setiawan adalah lulusan Master of Applied

Budi Setiawan was graduated of Master of Applied Finance

Finance University of Western Sydney Australia pada

University of Western Sydney Australia in 1998. Some of

tahun 1998. Beberapa jabatan yang pernah menjadi

the positions that had become his responsibility were the

tanggung jawabnya adalah Senior Vice President

Senior Vice President of Financial Services, Senior Vice

Jasa Keuangan, Senior Vice President Treasury di PT

President Treasury at PT Pos Indonesia (Persero). Budi

Pos Indonesia (Persero). Budi Setiawan juga pernah

Setiawan has also been a member of the Supervisory

menjadi anggota Dewan Pengawas Dana Pensiun

Board of the Retired Fund of PT Pos Indonesia (Persero)

PT Pos Indonesia (Persero) serta Komisaris pada

and Commissioner of PT Bhakti Wasantara Net. Budi had

PT Bhakti Wasantara Net. Budi sempat bertugas

served as Chairman of the Working Committee on Financial

sebagai Ketua Komite Kerja bidang Keuangan Komite

Sector Restructuring Committee of PT Pos Indonesia

Penyehatan PT Pos Indonesia (Persero), Ketua Tim

(Persero), Chairman of the Company Joint Strategic

Kajian Bersama Strategis Perusahaan, Ketua Komite

Assessment Team, Chairman of the Working Committee

Kerja Bidang Jasa Keuangan, dan Komite Penyehatan

on Financial Services Sector, and Corporate Restructuring

Perusahaan. Pria kelahiran Magelang tahun 1963 ini

Committee. The man who was born in Manila in 1963

mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Australia

received a scholarship from the Government of Australia

(Ausaid Program) untuk Post Graduate Program pada

(Ausaid Program) for the Post graduate Program in 1997

tahun 1997 serta mendapatkan penugasan khusus

and get a special assignment of the International Postal

International Postal Service di Bangkok, Thailand. Usia

Service in Bangkok Thailand. He is 51 years old by the end

pertanggal 31 Desember 2014 adalah 51 tahun.

of December 2014.

92

Febriyanto sebelum menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia


dan Umum adalah Kepala Direktur Utama PT Pos Logistik Indonesia
serta Kepala SBU Pos Logisticts PT Pos Indonesia (Persero). Penerima
Satya Lencana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia pada
tahun 2011 dan The Best CEO on Survival Management of The Year
tahun 2013 tersebut terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Tinggi
Pos Lanjutan tahun 1989 dan meraih gelar Honours Master of Total
Quality Management dari University of Wollongong Australia tahun
2000. Pernah mengikuti beberapa pelatihan bidang Postal Services As
A Business Enterprise Bremen Jerman, European Postal Services Congres
Vienna Institute Austria, dan Postal Service Management di Tokyo Jepang.
Pria kelahiran Jambi tahun 1966 ini, juga pernah bertugas khusus sebagai
anggota delegasi RI pada Asian Pacific Postal Union (APPU) Congress.
Usia pertanggal 31 Desember 2014 adalah 48 tahun.

Febriyanto

Direktur Sumber Daya Manusia & Umum


Director of Human Resources & General Affairs

Before serving as Director of Human Resources and General, Febriyanto


was the Chief Director of PT Pos Indonesia (Persero) Logistics and SBU
Head Post Logisticts PT Pos Indonesia (Persero). Wira Karya Medal
recipient of the President of the Republic of Indonesia in 2011 and The
Best CEO on Survival Management of the Year in 2013 is listed as a student
of Higher Education Advanced Post 1989 and earned an Honours Degree
of Master of Total Quality Management from the University of Wollongong
in Australia in 2000 . Never follow some training in Postal Services As
A Business Enterprise Bremen Germany, the European Postal Services
Congres Austria Vienna Institute, and the Postal Service Management in
Tokyo Japan. Men born in Jambi in 1966, the special has also served as
a member of the Indonesian delegation at the Asian Pacific Postal Union
(APPU) Congress. Age as of December 31, 2014 was 48 years.

Poernomo sebelum menjabat Direktur Keuangan PT Pos Indonesia


(Persero) adalah Kepala Regional Office pada Regional Office II Bank
BTN dengan prestasi kinerja A dan Kepala Cabang Utama Semarang
dengan pencapaian target yang luar biasa. Pria kelahiran Batang tahun
1960 ini, berhasil meraih gelar Sarjana Manajemen dari UNS Surakarta
dan meraih gelar Magister Manajemen dari Universitas Airlangga
Surabaya. Poernomo telah mengikuti beberapa training antara lain:
Sertifikasi Manajemen Resiko dari Lelev I-V LSPP Jakarta, The 16th
Asia Pacific Regional Froup Meeting Inter Bank BTN Denpasar Bali,
Smart Merger and Acquisition Indonesia Risk Profesional A Jakarta,
SespiBank Angkatan 43 Jakarta. Usia pertanggal 31 Desember 2014
adalah 54 tahun.
Purnomo before becoming Finance Director PT Pos Indonesia (Persero)
is the head of the Regional Office Regional Office II BTN with the
achievement of performance A and Head of the Main Branch of
Semarang with outstanding achievement of targets. Men born in 1960
this rod, earned a Bachelor of Management of UNS Surakarta and holds
a Master of Management from the University of Airlangga. Purnomo has
attended several training include: Risk Management Certification from
Lelev IV LSPP Jakarta, The 16th Asia Pacific Regional Meeting Froup Inter
Bank BTN Denpasar Bali, Indonesia Smart Merger and Acquisition Risk
Professionals A Jakarta, Jakarta 43 SESPIBANK Force. Age as of December
31, 2014 was 54 years.

Poernomo

Direktur Keuangan
Director of Finance

93

Agus Fatkhurohman Handoyo lahir di Tegal, Jawa Tengah tahun 1968. Sebelum
menjabat sebagai Direktur Surat dan Paket adalah Direktur Solusi Bisnis PT Pos
Logistik Indonesia, Kepala Divisi Regional Pos III Sumatera Bagian Selatan dan
Vice President Pengembangan Bisnis di Kantor Pusat Bandung. Pria lulusan
Pendidikan Tinggi Pos Sarjana Angkatan IV, 1993 ini juga meraih gelar S2
Magister Manajemen pada Universitas Dipenogoro Semarang pada tahun 2007.
Penugasan khusus yang pernah dilakukannya antara lain: Anggota Delegasi
RI ke Rusia, dalam rangka penjajakan kerjasama ekonomi dan perdagangan
Indonesia dan Rusia, 2012 dan Anggota Delegasi RI ke Kazakhstan, dalam rangka
penjajakan kerjasama ekonomi dan perdagangan Indonesia dan Kazakhstan.
Usia pertanggal 31 Desember 2014 adalah 46 tahun.

Agus
Fatkhurohman
Handoyo

Direktur Surat dan Paket


Director of Mail and Parcel

Agus Fatkhurohman Handoyo born in Tegal, Central Java in 1968. Prior to


serving as the Director of Mail and Package is the Director of Business Solutions
Logistics PT Pos Indonesia (Persero), Head of Regional Division III Post Southern
Sumatra and Vice President of Business Development at the Central Office of
Bandung. He graduated from the Higher Education Post Graduate Force IV,
1993 S2 also holds a Master of Management at the University of Diponegoro
Semarang in 2007. Special Assignment ever done include: aggota Indonesian
delegation to Russia, in order assessment of economic cooperation and trade
between Indonesia and Russia, 2012 and Member of Indonesian Delegation to
Kazakhstan, in order assessment of economic cooperation and trade between
Indonesia and Kazakhstan. He is 46 years old as of December 31, 2014.

Budhi setyawan Sebelum menjabat Direktur Informasi Dan Teknologi dan


Keuangan adalah Senior Vice President Of Information Technology. Pada tahun
2010 Pria yang lahir pada tanggal 28 agustus 1974 ini berhasil menyelesaikan
studinya di Seoul National University. Budhi setyawan berasal dari kota Nganjuk
pernah tercatat sebagai mahasiswa STT Telkom Bandung dan menyelesaikan
studinya pada tahun 1997, dan pada tahun 2002 Beliau tercatat telah
menyelesaikan program S2 Management Industri di ITB. Hingga saat ini beliau
masih aktif mengajar sebagai Dosen tetap di salah satu fakultas Universitas
Katolik Parahyangan. Beberapa jabatan di PT Pos Indonesia (Persero) yang
pernah menjadi tanggung jawabnya adalah sebagai Vice President of Technology
Planning, Head of E-Business Unit, IT Coordinator Change Management/
Corporation Transformation,Business Process Analyst,Network Operation
Center Group Leader, System Analyst, IT Eningeer, dan Sofware Engineer. Usia
pertanggal 31 Desember 2014 adalah 39 Tahun.

Before becoming Director of Information and Technology and Finance, Budhi


setyawan is a Senior Vice President of Information Technology. In 2010, the
man who was born on 28 August 1974 was successfully completed his studies
at Seoul National University. Budhi is derived from the city of Nganjuk and
ever recorded as a freshman STT Telkom Bandung and completed his studies in
1997, and in 2002 he has completed the postgraduated program of industrial
Management in ITB. To this day he is still active as a teaching Professor in one
of the faculties of Parahyangan Catholic University. Some of the job duty in PT
Pos Indonesia (Persero) who used to be his responsibility was as Vice President
of Technology Planning, Head of E-Business Unit, IT Coordinator Change
Management/Corporation Transformation, Business Process Analyst, Network
Operation Center Group Leader, System Analyst, IT Engineer, and Software
Engineer. He is 39 years old as of December 31, 2014.
94

Budhi
Setyawan
Direktur Teknologi dan
Jasa Keuangan
Director of Technology and
Financial Services

Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa sebelum menjabat sebagai Direktur Ritel
dan Properti adalah Kepala Satuan Pengawas Internal serta Kepala Divisi
Regional IV, Jabodetabek-Banten dan Fasilitator/Instruktur pelatihan di
bidang manajemen pos, organizational behavior, training for trainers,
front-liner course. Pria kelahiran Denpasar tahun 1964 ini, juga pernah
terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Tinggi Pos Lanjutan tahun
1986 dan meraih gelar MM Manajemen Keuangan dari University gajah
mada tahun 1993. Pernah mengikuti beberapa pelatihan Senior Leaders
Program on Leadership Development Strategy and Customer-Centricity,
PT John Clements Consultants Indonesia, Jakarta. Program Pendidikan
Reguler Angkatan XLII (PPRA XLII), Lembaga Ketahanan Nasional Republik
Indonesia (Lemhannas RI) dan Workshop Dasar-Dasar Pengembangan
Sistem Manajemen Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Stratejik
(LAPI ITB, Bandung). Usia pertanggal 31 Desember 2014 adalah 50 tahun.

GNP
Sugiarta Yasa

Direktur Ritel dan Properti


Director of Retail & Property

Gusti Ngurah Putu Yasa Sugiarta before serving as Director of Retail and
Property is the Head of Internal Audit Unit and Head of Regional Division
IV, Greater Jakarta, Banten and Facilitator / Instructor training in the field
of postal management, organizational behavior, training for trainers, frontliner course. Men born in Denpasar in 1964, has also been registered as
a student of Higher Education Advanced Post 1986 and earned her MM
Financial Management of Gajah Mada University in 1993. Attended several
Senior Training Leaders Programme on Leadership Development Strategy
and Customer-Centricity, PT John Clements Consultants Indonesia, Jakarta.
XLII Regular Education Program (PPRA XLII), National Security Agency of
the Republic of Indonesia (Indonesian National Resilience Institute) and
Workshop Basics Corporate Performance Management System Development
with Strategic Approach (LAPI ITB, Bandung). Age as of December 31, 2014
was 50 years.

95

Tanggung Jawab
Laporan Tahunan
Annual Report Accountability
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Pelaporan

Reporting Responsibility

Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung


jawab penuh atas kebenaran dari Laporan
Tahunan ini berikut laporan keuangan dan
informasi keuangan lain yang terkait.

The Board of Commissioners and the Board of


Directors hereby declare to take full responsibility
of the truth of the contents of this Annual Report
including the financial report and other relevant
financial information.

Dewan Komisaris
Board of Commissioners

Basuki Yusuf Iskandar


Komisaris Utama
President Commissioner

Karyono Supomo

Bobby Hamzar Rafinus

Komisaris Independen
Independent Commissioner

Komisaris
Commissioner

Dedi Syarif Usman

Noor Ida Khomsiyati

Komisaris
Commissioner

Komisaris
Commissioner

Ferrari Roemawi
Komisaris
Commissioner

96

Direksi

Board of Directors

Budi Setiawan
Direktur Utama
President Director

Poernomo

Febriyanto

Direktur Keuangan
Director of Finance

Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum


Director of Human Resources and General Affairs

Agus F Handoyo

GNP Sugiarta Yasa

Direktur Surat dan Paket


Director of Mail and Parcel

Direktur Ritel dan Properti


Director of Retail and Property

Budhi Setyawan
Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan
Director of Technology and Financial Services

97

Trust is the highest form


of human motivation.
It brings out the very
best in people.
- Steven Covey

98

99

Tinjauan Industri
Industrial Review

Tinjauan Industri Pos Dunia

Review of World Postal Mail Industry

Dalam sejarah perkembangannya, industri


pos merupakan industri kurir yang bertugas
melakukan penyampaian berita tertulis dari
pengirim kepada penerima, produknya disebut
surat. Perkembangan industri persuratan pada
mulanya merupakan industri strategis dan penting
bagi masyarakat dan pemerintahan mengingat saat
itu teknologi telekomunikasi belum berkembang.
Dapat dikatakan pada waktu itu industri kurir
berkonvergensi dengan industri komunikasi
sampai lahirnya telepon dan telegraf.

In the history of the development of postal industry,


the Courier industry is tasked with written news
delivery from sender to receiver, the product is called
mail. The industry was originally a strategically
important industry for the people and the
Government considering it was under-developing
telecommunications technology. It can be said at
the time that the Courier industry was converged
with industry communication until the inception of
telephone and telegraph.

Perkembangan
industri
komunikasi
dan
telekomunikasi telah membawa dampak besar
bagi industri kurir, terutama surat. Berdasarkan
data yang dihimpun dari Universal Postal Union,
volume surat konvensional global mengalami
penurunan sebesar 57 miliar dari tahun 2006 ke
tahun 2010. Selain itu, hasil analisa yang dilakukan
oleh International Post Corporation menunjukan
adanya kemungkinan yang tinggi untuk penurunan
volume tersebut dalam 15 tahun yang akan datang.
Dengan demikian, tantangan utama di dalam dunia
pelayanan jasa pos saat ini adalah sebagai berikut :

The development of communications and


telecommunications industry have brought a
huge impact for the industry, particularly courier
mail. Based on data collected from the Universal
Postal Union, global conventional mail volume
decreased by 57 billion from 2006 to 2010. In
addition, the results of the analysis conducted
by the International Post Corporation showed
the presence of a high possibility to decrease
the volume in 15 years to come. Thus, a major
challenge in the world of postal services at this
time are as follows:

1. Mengestimasi volume surat-menyurat kon


vensional (via pos dan kurir) di kemudian hari.
2. Adanya persaingan yang ketat antara jasa
layanan pos dan kurir swasta.
3. Perkembangan teknologi dan perubahan
demografis masyarakat membuat pelanggan
berpindah dari korespondensi surat konven
sional kepada surat elektronik.

1. Estimate the volume of conventional mailing (via


the post and Courier) at a later date.
2. There is intense competition between postal
services and private. courier services.
3. Technological developments and demographic
change in society which make customers move
from conventional mail correspondence to
electronic mail.

Melihat hal-hal tersebut di atas, Kewajiban


Pelayanan Universal (Universal Service Obligation
atau USO) dari layanan pos milik pemerintah atau
publik yang ada pada saat ini dapat menjadi sulit

Considering the things mentioned above, Universal


Service Obligations (USO) from the Governmentowned postal service that there is at the moment
it can be tough to be maintained and was not able

100

dipertahankan dan ia pun tidak dapat mengandalkan


pendapatan hanya dari surat konvensional saja.
Menghadapi permasalahan ini, secara otomatis para
penyedia jasa pos di seluruh dunia harus mampu
mempunyai model bisnis yang mampu mendukung
kesinambungan.

to rely on income only from conventional mail only.


Faced with these problems, automatically the postal
service providers around the world should be able to
have a business model that is capable of supporting
sustainability.

101

Driving Factors on Postal Mail


Industrial Changes

Faktor Pendorong Perubahan


Industri Surat Pos
Menurut International Post Corporation, beberapa
faktor pendorong yang menjadi proses perubahan
layanan pos di masa depan, adalah :

Ketidakpastian dari relevansi suratmenyurat bagi pelanggan di kemudian hari.


Adanya keanekaragaman pilihan dalam
komunikasi bisnis melalui akses broadband
dan pengembangan teknologi seluler.
Hasil dari penurunan volume suratmenyurat
dikarenakan
persaingan,
liberalisasi pasar, dan respon terhadap
peraturan yang berlaku.
Tekanan sosial untuk mengurangi jumlah
penggunaan kertas sebagai tindakan untuk
melestarikan lingkungan.
Resiko dari penurunan surat-menyurat
yang diakibatkan oleh resesi ekonomi.
Tingkat permintaan dari pengirim dan
penerima untuk jasa yang lebih baik dan
harga yang lebih terjangkau.
Perubahan profil demografi pelanggan dan
karyawan pos, dan
Kesempatan untuk mengangkat nama
pos yang berasal dari kebutuhan akan
kepercayaan, privasi dan keamanan dari
pelanggan.

According to the International Post Corporation,


some of the factors driving the process of change in
the postal service in the future, are:

The uncertainty of the relevance of the


correspondence to the customer at a later
date.
The existence of a diversity of choice in
business communications through broadband
access and mobile technology development.
The result of the decrease in the volume
of correspondence due to competition, the
liberalisation of the market, and the response
to the regulations.
Social pressure to reduce the use of paper
as a number of actions to preserve the
environment.
He risk of loss resulting from any
correspondence by the economic recession.
The level of demand from the sender and the
recipient to better service and more affordable
pricing.
Changes in demographic profiles of customers
and employees of the post, and
a chance to lift the post name which is derived
from the need for security, privacy and trust
from customers.

Secara umum, langkah-langkah yang wajib dilakukan penyedia layanan pos di seluruh dunia antara lain
diversifikasi produk, penyesuaian harga, perubahan kebijakan, dan peningkatan produktivitas. Selain itu,
penyedia layanan pos harus memperhatikan kebutuhan pelanggan (customer oriented service), termasuk
kualitas pelayanan yang mereka harapkan. Ini menjadi tantangan utama PT Pos Indonesia (Persero) untuk
mengembangkan usaha kurirnya.

In General, the steps that must be done by postal service providers around the world are, among others,
product diversification, price adjustment, policy changes, and increased productivity. In addition, the postal
service provider should pay attention to the needs of customers (customer oriented service), including the quality
of service they expect. This became the key challenges for PT Pos Indonesia (Persero) to develop the enterprise.

102

Rancangan Investasi
bagi Industri Pos Dunia

Investment Plan for World Postal


Industry

Industri layanan pos di seluruh dunia pada


umumnya telah menanamkan modal yang cukup
tinggi pada bidang transportasi dan teknologi
penyortiran untuk meningkatkan efisiensi dan
keefektivan pelayanan. Namun, investasi tersebut
wajib memperhatikan besaran volume surat
menyurat konvensional, karena aspek ini memiliki
implikasi operasional bagi para penyedia layanan
pos. Salah satu implikasi operasional tersebut
adalah penyesuaian prosedur operasional dan
peningkatan kualitas layanan. Apabila investasi
yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan implikasi
operasional di atas, maka investasi tersebut dapat
masih menghasilkan laba yang optimal.

The postal service industry all over the world in


general has been investing a high enough in the field of
transport and sorting technology to increase efficiency
and effectivity service. However, the investment
required to heed conventional correspondence volume
quantities, because this aspect has the operational
implications for the providers of postal services. one
of these is the operational implications of adjustment
procedures and operational improvements in
the quality of service. If the investments made
in accordance with the needs of the operational
implications of the above, then such investment can
still generate optimal profit.

Bagaimana
melakukan
positioning
surat
konvensional di dunia online dengan adanya
perkembangan dunia teknologi informasi saat
ini, industri layanan pos milik pemerintah di
seluruh dunia diharapkan untuk menjadikan surat
konvensional sebagai bagian dari suatu bisnis jasa
yang interaktif dan terintegrasi dengan teknologi,
bukan sebagai suatu sarana tradisional dalam
berkomunikasi. Dengan demikian, model bisnis
layanan pos milik pemerintah harus terfokus pada
nilai yang ditawarkan (Value - Oriented).

How to do a conventional letter positioning in the


online world with the development of the world
information technology today, the Governmentowned postal service industry worldwide is expected
to make a conventional mail as part of an interactive
service business and technology integrates with,
rather than as a traditional means of communicating.
Thus, the business model of the State-owned postal
services must be focused on the value being offered
(Value-Oriented).

International Post Corporation memperkirakan


bahwa penyedia layanan pos milik pemerintah
akan lebih berkonsentrasi di pasar domestik,
meskipun layanan mereka terintegrasi dengan
teknologi. Namun, beberapa penyedia layanan
pos milik pemerintah di negara tertentu juga
berusaha untuk memperoleh pendapatan yang
cukup signifikan dari pasar perposan internasional.
Melihat hal ini, para penyedia layanan pos tersebut
harus bekerjasama dengan penyedia layanan
pos yang lain, termasuk pesaing dalam industri
tersebut.

International Post Corporation estimates that the


State-owned postal service provider will concentrate
more on the domestic market, although their
services integrated with technology. However, some
government-owned postal service provider in a given
country also sought to gain significant revenue from
international postal market. Seeing this, the postal
service providers should cooperate with the other
postal service providers, including competitors in the
industry.

Para
pemangku
kepentingan
(terutama
pemerintah) yang berkepentingan langsung
dengan operator jasa pos yang memiliki bidang
kewajiban pelayanan universal (USO) wajib
menyadari bahwa akan terdapat perubahan

Stakeholders (especially the Government) that are


concerned directly with the postal service operator
which has the universal service obligation fields
(USO) must realize that there will be fundamental
changes in the activities of the correspondence.

103

mendasar pada kegiatan surat-menyurat. Menurut


International Post Corporation, perusahaan jasa
pos yang melayani USO akan berevolusi dari
penyedia layanan surat-menyurat konvensional
menjadi penyedia layanan internet broadband. Para
operator jasa pos di dunia, jika tetap berkonsentrasi
pada layanan surat pos konvensional, diperkirakan
akan memerlukan subsidi dari pemerintah agar
dapat menjaga kesinambungan bisnisnya atau
kesinambungan tugas pelayanan umumnya (Public
Service Obligations atau PSO).

According to the International Post Corporation,


the postal services company serving the USO will
evolve from a conventional mailing service provider
becomes a provider of broadband internet services.
The postal service operator in the world, if it remains
concentrated on conventional postal mail service, it is
estimated will require subsidies from the Government
in order to keep its business continuity or continuity of
Public Service Obligations or PSO.

Dengan demikian rancangan investasi industri pos


berdasarkan berbagai penelitian dunia terhadap
kecenderungan bisnis pos secara universal di masa
depan adalah:

Thus the investment draft based on a variety of


research about world postal industry of postal
business trends universally in the future are:

104

Investasi diarahkan untuk diversifikasi


produk dan meningkatkan produktivitas
Operator jasa pos
harus fokus pada
kebutuhan pelanggan dan kualitas layanan
Positioning produk saat ini harus
terintegrasi dengan produk teknologi
komunikasi kontemporer yang ada
Operator jasa pos harus berorientasi pada
nilai jaringan usaha dan berkonvergensi
dengan masyarakat digital.

Investments are directed to diversify products


and increase the productivity of postal service
Operators must focus on the needs of the
customers and the quality of service
The current product positioning should be
integrated with the existing contemporary
communication technology
Postal service operator should be business
value chain-oriented and converged with a
digital society.

Keberadaan AdMail Pos

The Existence of AdMail Pos

Admail Pos atau direct mail atau surat pemasaran


langsung muncul sebagai salah satu kesempatan
yang dapat dikembangkan lebih jauh. Namun,
untuk memaksimalkan potensi bisnis surat
pemasaran langsung tersebut, para operator
industri layanan pos perlu meningkatkan
fungsi pemasaran mereka dan bukan hanya
memperhatikan kegiatan operasional dalam
pengiriman surat. Tantangan yang wajib untuk
dihadapi oleh surat pemasaran langsung adalah
penggunaan internet sebagai media pemasaran
on line.

Admail Post or direct mail or direct marketing


mail emerged as one of the postal business
opportunities that can be developed further.
However, to maximize the business potential of
Admail Post operator, the postal service industry
need to improve their marketing functions and not
just paying attention to operational activities in
the delivery of mail. The challenges faced by Admail
Post is the use of the internet as a marketing
medium on line.

Dengan meningkatkan fungsi surat pemasaran


langsung sebagai media pemasaran yang
relevan, terkini, fleksibel, hemat biaya, dan tepat
sasaran, pihak pemasaran dari suatu perusahaan
akan mampu mengikutsertakan surat pemasaran
langsung sebagai salah satu kunci dari kegiatan
pemasaran mereka. Beberapa operator pos di
Eropa, seperti La Poste dan Deutsche Post telah
menawarkan jasa pengiriman surat pemasaran
langsung kepada pihak pemasaran di berbagai
perusahaan terkemuka sebagai salah satu
bentuk media pemasaran yang terintegrasi.

By improving the functions of Admail Post as


relevant marketing media, which has current,
flexible, cost-effective, and right on target, the
marketing of a company will be able to include
Admail Post as one of their main marketing
activities. Some postal operators in Europe, such
as La Poste and Deutsche has offered Admail Post
delivery service to the marketing in various leading
companies as a form of integrated marketing
media.

105

Pada dasarnya, International Post Corporation


menyatakan bahwa ada dua aspek yang mendasari
pemilihan media pemasaran langsung pada suatu
perusahaan. Yaitu aspek ekonomi dan aspek
demografis. Aspek ekonomi berkaitan dengan
anggaran yang tersedia dalam melakukan pemasaran.
Para pihak pemasaran di suatu perusahaan akan
cenderung memilih media pemasaran berbiaya
yang lebih rendah, namun cukup efektif dari segi
penjualan. Aspek demografis, di sisi lain lebih
mengacu kepada karakter pihak pemasaran yang
nantinya bertugas memilih media pemasaran. Jika
pihak pemasaran di suatu perusahaan didominasi
oleh kaum muda yang berumur 30 sampai 35
tahun, maka kecenderungan untuk menggunakan
media pemasaran online akan menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan surat pemasaran langsung.
Demikian pula sebaliknya dengan suatu perusahaan
yang didominasi oleh para pihak pemasaran yang
lebih senior. Mereka memiliki kecenderungan
untuk menggunakan surat penawaran langsung
dibandingkan dengan media pemasaran online.

International Post Corporation states that there


are two underlying aspects in selecting the media
of direct marketing in a company. Both are the
economic and demographic aspects. The former
relates to the budget available to marketing. The
marketing team in a company tends to choose
lower-cost marketing media, yet effective enough
in terms of sales. The later, in the other hand, refers
more to the marketer characters who will later be
in charge of selecting the media. If young people
aged 30 to 35 years dominate the marketing in a
company, the tendency to use online marketing
media will be higher than direct mail marketing. On
the contrary, if a company is dominated by senior
marketing, they tend to use direct mail marketing
than online marketing media.

Melihat persaingan yang terjadi antara kedua


media pemasaran ini, pihak operator industri
layanan pos milik pemerintah atau publik wajib
memberikan informasi yang tepat mengenai
keunggulan
surat
pemasaran
langsung.
Keunggulan tersebut adalah membangun
hubungan yang baik antara merk perusahaan
dengan para pelanggan. Selain itu, surat
pemasaran langsung juga dapat terintegrasi
dengan baik dengan media pemasaran lainnya.
Seperti majalah, selebaran, dan media tertulis
lainya, di mana integrasi ini akan memberikan
kemudahan bagi pelanggan untuk berhubungan
secara langsung dengan perusahaan.

Looking at the competition between both media,


the industry operator of both government and
public postal services shall provide information
regarding the exact advantages of direct
marketing mail. The advantage is to build a good
relationship between brand companies with
customers. In addition, direct marketing mails
can also well integrate with other marketing
media such as magazines, pamphlets, and other
written media. This integration may ease the
customer to deal directly with the company.

Selain mampu menjelaskan tentang keunggulan


dari surat pemasaran langsung, para penyedia
layanan pos milik pemerintah atau publik
juga harus mampu menjawab kekhawatiran
pihak pemasaran mengenai biaya, waktu
pengiriman, dan tingkat pengukuran. Sebagai
contoh, bagaimana penyedia layanan pos
milik pemerintah atau publik menyesuaikan
mekanisme harga agar lebih terjangkau.

In addition to being able to explain about the


superiority of Admail Post, postal service providers
should also be able to answer the concerns of
parties regarding marketing costs, travel time,
and measurement level of delivery service. For
example, how does the postal service providers to
adjust price mechanism to make it more affordable.
Admail Post development is one of the investment
draft that can run the post industry for being
convergence with digital community lifestyle.

106

Tinjauan Perkembangan
PT Pos Indonesia (Persero) dalam
Konteks Organisasi Industri

Review of the Development of PT Pos


Indonesia (Persero) in the Context of
Industrial Organization

Perubahan zaman dan perkembangan teknologi


tentu mempengaruhi jatuh bangunnya industri pos di
tanah air. Jasa pos yang bercirikan pengantaran surat
bagi komunikasi antar penduduk tersubstitusi secara
sempurna oleh layanan SMS dan e-mail. Demikian
pula terjadi pada bisnis logistik modern dewasa ini
yang semakin maju dengan dilengkapi teknologi
informasi dan komunikasi. Para operator industri pos
di seluruh dunia menyadari bahwa dewasa ini adalah
era konektivitas logistik, sementara bisnis surat telah
menjadi sunset industry.

Global changes and technological developments


naturally affect the postal industry in Indonesia. The
postal service which is characterized by the delivery
of mail for the communication between inhabitants
are perfectly substituted by SMS and e-mail. Similarly
happens to the modern logistics businesses nowadays
are increasingly equipped with advanced information
and communication technologies. The operators
of the postal industry worldwide are aware that
nowadays is the logistics connectivity, while the
business mail has become a sunset industry.

Premis tersebut kiranya hampir betul jika melihat


awal-awal berkembangnya teknologi informasi
dan komunikasi yang telah menggantikan layanan
suratpos individual. Selama lebih dari satu dasawarsa
yang lalu PT Pos Indonesia (Persero) mengalami
penurunan volume produksi yang tajam. Perusahaan
terus menerus mengalami kerugian dalam capaian
kinerja keuangannya sejak tahun 2003 dan nyaris
bangkrut di periode antara tahun 2004 hingga 2008.
Pilihan yang ada selanjutnya hanyalah apakah PT
Pos Indonesia (Persero) akan membiarkan dirinya
tenggelam dalam era kemajuan teknologi dan tidak
mampu memasuki era konektivitas logistik ataukah
perusahaan memilih untuk berani melakukan
revitalisasi dan mentransformasikan dirinya sejalan
dengan kemajuan teknologi dan memasuki era
konektivitas logistik dengan membangun kompetensi
baru.

The premise is almost correct if it was the early


development of information and communication
technology that has replaced mail service individually.
For more than a decade ago PT Pos Indonesia
(Persero) experienced a sharp decrease in production
volume. The company continued to suffer losses in its
financial performance since 2003 and almost went
Bankrupt in the period between 2004 and 2008.
There are further choices is simply whether PT Pos
Indonesia (Persero) would let himself sink into the era
of technological advancement and unable to enter
the era of logistics connectivity or choose to dare
doing revitalizing and transforming itself in line with
advances in technology and logistics connectivity
entered the era by building new competencies.

107

Jika pilihan kedua yang diambil tentu memiliki


konsekuensi bahwa manajemen PT Pos Indonesia
(Persero) harus menggabungkan dua landasan utama,
yakni leadership yang kuat dan jiwa entrepreneurship,
terutama di kalangan pimpinannya. Hal ini merupakan
prasyarat dalam membangun kompetensi baru yang
diperlukan dalam menghadapi era konektivitas
logistik yang ditandai dengan kemajuan information
and communication technology (ICT). Leadership
yang kuat diperlukan untuk memberikan directions
kepada para karyawan perusahaan ke arah visi baru,
meyakinkannya bahwa visi tersebut bernilai dan
dapat dicapai perusahaan, serta mampu memotivasi
para karyawan untuk melakukan perubahan.
Sedangkan jiwa entrepreneurship diperlukan oleh
seluruh karyawan perusahaan dari semua levelnya
untuk mampu melakukan terobosan-terobosan
bisnis baru yang sesuai dengan perubahan zaman
serta berani mengambil keputusan untuk melakukan
revitalisasi, turnaround, dan bertransformasi.

If the second option were taken, it naturally has


consequences that PT Pos Indonesia (Persero)
management must combine two main runways,
namely a strong leadership and the spirit of
entrepreneurship, especially among its leaders. It was
a prerequisites in building new competencies needed
in dealing with the logistics connectivity that is marked
with the progress of information and communication
technology (ICT). A strong Leadership is needed to
give directions to the employees of the company
towards new vision, assures them that the vision is
valuable and being able to motivate its employees to
make changes. While the spirit of entrepreneurship
is needed by all employees of the company of all
the level to be able to make breakthroughs in new
business to suit the changing times and dared to take
the decision to undertake revitalization, turnaround,
and transform.

Revitalisasi dan transformasi PT Pos Indonesia


(Persero) tidak saja bertujuan untuk menjaga going
concern perusahaan, menjadikannya sebagai
perusahaan yang
bernilai, menguntungkan,
bereputasi baik serta tumbuh dan berkembang
di masa depan. Keharusan melakukan revitalisasi
dan transformasi sebagai bagian dari blueprint
strategi manajemen perusahaan didorong oleh
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
terjadinya perubahan lingkungan bisnis dan
persaingan yang semakin tajam dan perubahan
paradigma masyarakat terhadap perlunya kecepatan
layanan. Hal ini menimbulkan cara berfikir dan
tahapan transformasi dengan urutan sebagai berikut:

PT Pos Indonesia (Persero) transformation and


revitalization is not only aims to keep going concern
the company, but making it an affordable, profitable
and reputable company that is grow and grow in the
future. It is imperative to perform the transformation
and revitalization as part of blueprint corporate
strategy which is driven by the development of
information and communication technology, changes
in the business environment and the increasingly
keen competition and change of paradigm of society
against the need for speed of service. This gives rise to
a way of thinking and the stages of transformation in
the following order:

Pertama, pada awalnya PT Pos Indonesia (Persero)


maju dan berkembang berbasis pada resource-based
management, yaitu bertumpu pada sumberdaya
utama yang dimilikinya yakni kantor-kantor pos yang
tersebar di seluruh tanah air dan para pengantar pos
yang siap melakukan delivery kiriman surat, paket dan
uang (weselpos). Kompetensi dasar perusahaan yang
dikelola manajemen adalah collecting dan delivery
kiriman surat dan paket melalui loket-loket yang
tersebar di seluruh kantor pos serta banyaknya para
pengantar yang siap mengerjakan tugas tersebut.

First, PT Pos Indonesia (Persero) was initially


developed and developing based on resourcebased management, which is based on the primary
resources that belong to the post offices spread across
the land and the delivery-post man that is ready to do
the delivery of letters, parcels and money (weselpos).
The companys basic competency is collecting and
delivery of mail and parcel managed by post offices
counters that spread across the post offices as well
as a large number of the delivery-post man that are
ready to do the tasks.

108

Kedua, terjadinya penurunan volume surat individual


secara drastis karena kemajuan teknologi telah
mengharuskan kompetensi dasar perusahaan
dirubah (change) dan ditransformasikan dari
kompetensi collecting dan delivery surat dan paket
menjadi kompetensi konektivitas dan logistik yang
berbasis corporate customers dan business industry.
Dengan kata lain, PT Pos Indonesia (Persero) maju
dan berkembang di samping berbasis resource-based
dari kantor-kantor pos yang ada harus dilengkapi
pula dengan competency-based management, yaitu
bertumpu pada kemampuan melakukan bisnis di luar
surat dan paket untuk mengoptimalisasikan asetasetnya agar lebih bernilai.

Second, the individual mail volume decline drastically


due to the advancement of technology which has
necessitated to change the basic competence of
the company and transformed the competence of
collecting and delivery of letters and parcel to be
competency-based of logistics and connectivity
based on corporate customers and business industry.
In other words, PT Pos Indonesia (Persero) developed
and developing should be in addition to resourcebased are to be interoperable with the competencybased management, which is based on the ability to
do business outside of mail and parcel to optimalized
its assets to make it more valuable.

Ketiga, competency-based yang dibutuhkan dalam era


konektivitas logistik dewasa ini adalah kemampuan
mengelola kantor-kantor pos sebagai sebuah
jaringan distribusi (distribution network) yang bernilai,
terpercaya dan dapat dimanfaatkan bagi para pelaku
ekonomi di tanah air guna melakukan usahanya.
Change yang harus dilakukan adalah menjadikan
kantor-kantor pos tidak saja sebagai jaringan fisik
(yang dihubungkan melaui armada transportasi),
namun juga sebagai jaringan virtual (yang terhubung
secara on line) sehingga dapat digunakan untuk
mengembangkan jasa-jasa transaksi keuangan
seperti remittance, bill payment, fund distribution, dan
Bank channelling, serta jasa-jasa logistik, retail, dan
property, disamping e-Commerce.

Third, competency-based needs in an era of logistics


connectivity is the ability to manage post offices as a
distribution network were valued, trusted and can be
utilized by economic players in the country in order
to conduct its business. Change implemented is to
make the post offices not only as a physical network
(connected via a fleet of transport), but also as a
virtual network (linked to on line) so it can be used
to develop financial transaction services such as
remittance, bill payment, fund distribution, and Bank
channelling, as well as logistics services, retail, and
property, as well as e-Commerce.

Keempat, integrasi dari resource-based dan


competency-based PT Pos Indonesia (Persero)
sebagai perusahaan jaringan distribusi bertujuan
agar perusahaan memiliki distinctive competencies
yang khas dan unik serta memiliki keunggulan dalam
menyelenggarakan bisnis mail, logistik, dan transaksi
keuangan terutama bagi corporate customers dan
business industry. Competency-based para karyawan
PT Pos Indonesia (Persero) difokuskan agar memiliki
superioritas atau keunggulan dalam hal proses,
efisiensi, efektivitas, serta customer responsiveness
atau kepuasan pelanggan dalam menjalankan bisnis
jaringan distribusi. Inilah yang dimaksud dengan
distinctive competency PT Pos Indonesia (Persero).

Fourthly, integration of resource-based and


competency-based of PT Pos Indonesia (Persero) as
the distribution network company has been aiming
to be a company which has distinctive competencies
that is the special and unique one and has the
advantage in organizing business mail, logistics,
and financial transactions especially for corporate
customers and business industry. Competencybased employees of PT Pos Indonesia (Persero) is
focused in order to have superiority or advantage
in terms of process, efficiency, effectiveness, and
customer responsiveness or customer satisfaction in
distribution network business. This is what is meant by
distinctive competency of PT Pos Indonesia (Persero).

Kelima, dengan kompetensi baru yang dibangunnya


maka PT Pos Indonesia (Persero) bertransformasi
dari perusahaan kurir (courier company) menjadi

Fifth, with the new building of competence then PT


Pos Indonesia (Persero) transformed from a courier
company into the distribution network (network

109

perusahaan jaringan (network company). Implikasi


PT Pos Indonesia (Persero) sebagai network company
adalah dibentuknya berbagai diferensiasi produk
dan lini bisnis baru sejalan dengan kompetensi yang
dibangunnya. Perencanaan strategis perusahaan
selama lima tahun ke depan (2014-2018) telah
memetakan roadmap target pencapaian hasil
integrasi resource-based dan competency-based ini
beserta langkah-langkah strategik dan programprogram kerjanya.

company). Implications of PT Pos Indonesia (Persero)


as a network company is the creation of a variety of
differentiation of products and new lines of business in
line with the building of competencies. The companys
strategic planning for the next five years (20142018) has charted the roadmap for the integration
of results achievement targets for resource-based
and competency-based and strategic measures and
programmes of work.

PT Pos Indonesia (Persero) mengembangkan


kompetensi dengan kegiatan yang bertumpu kepada
tiga bisnis intinya yaitu layanan pengiriman surat dan
paket, logistik, dan jasa keuangan. Pada tahun 2014,
pendapatan bisnis surat dan paket berkontribusi
sebesar 55,36%, logistik sebesar 4,56%, dan jasa
keuangan sebesar 31,95% sehingga ketiganya
mengontribusikan 91,88% total pendapatan usaha
PT Pos Indonesia (Persero). Di masa depan, melalui
sebaran dan luasnya jaringan yang dimiliki, PT Pos
Indonesia (Persero) akan memanfaatkan jaringan
tersebut untuk mengembangkan keseluruhan
portofolio bisnisnya sehingga PT Pos Indonesia
(Persero) tidak hanya menjadi penyelenggara surat
dan paket, tetapi mampu bertransformasi menjadi
network company yang andal dan terdepan.
Di tahun 2014 ini melalui penguatan jaringan
distribusi dan pengembangan pasar tersebut PT
Pos Indonesia (Persero) mencanangkannya untuk
menuju visi barunya sebagai perusahaan pos yang
dapat dipercaya oleh masyarakat.

PT Pos Indonesia (Persero) develop its competency


with activities of the business into three core business
namely mail and parcel delivery, logistics, and
financial services. In 2014, revenue from business
mail and parcel contributed by 55,36%, logistics by
4,56%, and 31,95% of financial services so that all
three contributed 91,88% of the total revenue. In the
future, through the spread and breadth of network
that is owned, PT Pos Indonesia (Persero) will utilize
the network to develop its business portfolio so that
whole Post Indonesia has not only become organizers
of mail and parcel, but is able to transform into a
network company that is reliable and up-to-date. In
the year 2014 through strengthening the distribution
network & market develop, PT Pos Indonesia (Persero)
declare his new vision as a postal company can be
trusted by the community.

110

TINJAUAN PEMASARAN
DAN PANGSA PASAR

MARKET REVIEW & MARKET SHARE

Surat dan Paket


Sesuai dengan kajian IBIS World, industri pos
untuk layanan surat di Indonesia mengalami
pertumbuhan sejak tahun 2009 hingga 2013, yaitu
Rp11,1T pada tahun 2009 dan mencapai Rp 11,7T
pada tahun 2013. Kontribusi dan pertumbuhan
terbesar selama kurun waktu 2009-2013 berasal
dari surat korporat kepada individu (business
to consumer-B2C). Saat ini, penyedia layanan
pengiriman surat dan paket di Indonesia terdiri
dari sekitar 3.400 perusahaan dengan mayoritas
pangsa pasar dikuasi oleh 3 pemain utama, yaitu
Tiki, PT Pos Indonesia (Persero), dan Tiki JNE.
Dalam hal ini, mayoritas kegiatan pengiriman surat
dan paket berada di area Jawa dan area tersebut
dikuasai oleh jasa titipan swasta. Di bawah ini
merupakan potret pangsa pasar para penyedia
layanan surat dan paket di Indonesia selama 2013.

Mail and Parcel


According to the study of IBIS World, postal mail
service industry in Indonesia experienced growth from
2009 to 2013, amounting to Rp 11.1 Trillion in 2009
and reached Rp 11.7 Trillion in 2013. The biggest
growth and contribution during the period 20092013 is derived from corporate to individuals letters
(business-to-consumer-B2C). Currently, the mail and
parcel delivery service providers in Indonesia consists
of approximately 3,400 companies with majority
market share held by 3 major players, namely PT Pos
Indonesia (Persero), Tiki and Tiki JNE. In this case, the
majority of mail and packages delivery activities are in
the area of Java and that area controlled by private
courier companies. The following are portraits of the
market share of the mail and parcel service provider in
Indonesia during 2013.

111

Logistik

Logistic Business
mengalami

The logistics industry in Indonesia has grown

pertumbuhan sejak tahun 2009 hingga tahun 2014.

from 2009 to 2014. In 2014, the value of the

Pada tahun 2014, nilai pasar logistik di Indonesia

logistics market in Indonesia is estimated to reach

diperkirakan mencapai Rp 1.8T. Berdasarkan jenis

Rp 1.8T. Based on the type of products offered

produk logistik yang ditawarkan, freight forwarding

logistics, freight forwarding is a product with the

adalah produk dengan tingkat kontribusi terbesar

largest contribution to the overall level of logistics

pada keseluruhan industri logistik yaitu sebesar

industry in the amount of 84%.

Industri

logistik

di

Indonesia

84%.

Saat ini, Pos Logistik Indonesia memilih untuk

Currently, the Post Logistics Indonesia chose to

berfokus pada pasar freight forwarding dan

focus on the market of freight forwarding and

pergudangan. Namun dengan skala bisnisnya yaitu

warehousing. But the scale of its business that is

0,1% dari total nilai bisnis logistik, Pos Logistik

0.1% of the total business value of logistics, the

dinilai masih perlu mengembangkan kapasitas

company still need to develop the capacity and

dan kompetensinya untuk bisa bersaing dengan

competencies to be able to compete with large

pemain logistik besar di Indonesia.

logistics players in Indonesia.

Pertumbuhan industri logistik di atas dapat

The growth of the logistics industry can be identified

diidentifikasi dari kondisi makro perekonomian

from the macro economy condition in Indonesia. In

Indonesia. Di Indonesia, pertumbuhan pendapatan

Indonesia, the growth of income per capita since

per kapita di Indonesia sejak tahun 2009 hingga

year 2009 until 2014 led to increased consumption

tahun 2014 menyebabkan peningkatan aktivitas

activity in Indonesia. Until the end of 2014, sectors

konsumsi di Indonesia. Hingga akhir tahun 2014,

of domestic consumption reaching 56% of the total

sektor konsumsi domestik mencapai 56% dari

gross domestic product (GDP) in Indonesia. The high

112

(PDB)

contribution of the intensive movement encourages

Indonesia. Tingginya kontribusi konsumsi tersebut

consumption of consumer goods between areas in

mendorong

keseluruhan

Produk

Domestik

Bruto

barang

Indonesia. The movement of such goods is one of the

konsumsi antar area di Indonesia. Pergerakan

main opportunities for Post Logistics in developing its

barang tersebut merupakan salah satu peluang

business scale, especially for the penetration external

utama bagi Pos Logistik dalam mengembangkan

markets.

intensifnya

pergerakan

skala bisnisnya, terutama untuk mempenetrasi


pasar eksternal.

Jasa Keuangan

Financial Service

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditandai


dengan peningkatan pendapatan per kapita
merupakan pendorong tingkat permintaan
terhadap produk-produk bisnis jasa keuangan.
Pertumbuhan bisnis jasa keuangan di segmen
produk remitansi secara internasional dan
domestik didorong oleh tingkat pertumbuhan
jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri.

Indonesias economic growth which is characterized


by an increase in income per capita is driving the level
of demand for the products of the financial services
business. The growth of the financial services business
in the segment of remittance products internationally
and domestically is driven by the growth rate of the
number of Indonesias labor (TKI) abroad.

Arus masuk remitansi ke Indonesia pada tahun


2014 telah mencapai US$ 8,40M dengan
pertumbuhan rata-rata sebesar 20,8% sejak tahun
2000. Didukung oleh pertumbuhan ekonomi
global, pasar remitansi diperkirakan akan terus
berkembang.

Remittance inflows to Indonesia in 2014 had reached


US $8,40 Billion with average growth of 20.8% since
2000. Powered by global economic growth, the
remittance market is expected to continue to expand.

Pertumbuhan segmen produk Pos Pay (SOPP) yang


ditawarkan PT Pos Indonesia (Persero) didukung
oleh tingkat pertumbuhan dua industri yang
menjadi pendorong utama segmen produk ini, yaitu

Growth of the Pos Pay products segment (SOPP)


offered PT Pos Indonesia (Persero) bolstered by the
growth rate of the two industries that became a major
force in this product segment, which is subscription-

113

subscription-based industry dan financing industry.


Pertumbuhan subscription industry dapat dilihat
dari jumlah kepemilikan kartu kredit di Indonesia
yang telah mencapai 16 juta dengan pertumbuhan
rata-rata 5,54% dari tahun 2009 hingga 2014.

Tahun
Year

Jumlah kartu
Cards

based industry and financing industry. Subscription


growth industry can be seen from the number of
credit card ownership in Indonesia which has reached
16 million with an average growth of 5,54% from
2009 to 2014

Jumlah transaksi
Transactions

nilai trx (Rp juta)


Trx. Value (Rp million)

2009

12.295.259

177.817.542

132.651.567

2010

13.574.673

194.675.233

158.687.057

2011

14.785.382

205.303.560

178.160.763

2012

14.817.168

217.956.183

197.558.986

2013

15.091.684

235.695.969

219.026.985

2014

16.043.347

250.543.218

250.177.517

Sementara itu, pertumbuhan financing industry


dapat diidentifikasi melalui pertumbuhan industri
leasing dan consumer finance yang bernilai Rp.241,38T
di tahun 2011 dengan pertumbuhan rata-rata
sebesar 24,73% selama periode 2001-2011.

Meanwhile, growth in the financing industry may


identified through the growth of consumer finance
and leasing industry that is worth Rp.241,38 T in
2011 with growth of an average of 24,73% during
the period 2001-2011.

Untuk keseluruhan produk jasa keuangan yang


dimiliki PT Pos Indonesia (Persero), keunggulan
yang dimiliki PT Pos Indonesia (Persero) terletak
pada jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia
dan penetapan tarif yang relatif rendah.

For the whole financial services products owned by


PT Pos Indonesia (Persero), the advantage of Pos
lies in the network which are scattered throughout
Indonesia and the relatively low rate setting

300.000
241,383

250.000

150.000
100.000

Sumber / Source:
Bank Indonesia

183,183

200.000
133,871

139,582

2008

2009

104,044

50.000
0
2007

2010

2011

Tren Industri Leasing dan Consumer Finance di Indonesia


The Trend of Leasing and Consumer Finance Industries in Indonesia

114

dalam miliar rupiah


in billion rupiahs

Ritel

Retail

Pertumbuhan bisnis ritel akan mengalami


peningkatan seiring dengan pertumbuhan
jumlah populasi dan pertumbuhan tingkat
perekonomian masyarakat. Menurut Business
Monitor International (BMI), industri ritel akan
tumbuh dengan rata-rata 11,4% setiap tahun
hingga 2016.

The growth of the retail business will experience


increased along with the growth in population and
growth rate of the economy of the community.
According to Business Monitor International (BMI),
the retail industry will grow by an average of 11.4%
every year until 2016.

Tren pertumbuhan bisnis ritel juga diikuti oleh


pergeseran channel penjualan ritel. Saat ini di
Indonesia, penjualan ritel dari pasar tradisional
masih mendominasi dengan mencapai 77% dari
total penjualan pasar ritel Indonesia. Akan tetapi
meski pasar tradisional masih mendominasi
pasar ritel, jumlah pasar tradisional mengalami
penurunan seiring penetrasi pasar yang tinggi
oleh supermarket dan minimarket pada tingkat
area rural. Pada tahun 2018, diperkirakan
kontribusi pasar tradisional menurun menjadi
58% dari total penjualan ritel di Indonesia.

The trend of growth of retail business is also


followed by the shifting channel retail sales.
Currently in Indonesia, retail sales from traditional
markets are still dominated by reaching 77% of
the total retail market sales Indonesia. However,
although the traditional markets still dominate
the retail market, the number of traditional
markets decline as high market penetration by
supermarkets and minimarkets, at the level of
rural areas. In 2018, the estimated contribution
of traditional markets decreased to 58% of total
retail sales in Indonesia.

115

Di Indonesia, pelaku bisnis utama minimarket


antara lain ialah Alfamart dan Indomaret,
yang merupakan dua pemegang pangsa pasar
terbesar minimarket di Indonesia.

In Indonesia, the main business players are, among


others, Alfamart and Indomaret, which are the
two biggest minimart market share holders a in
Indonesia.

Gambar di atas memproyeksikan bahwa Alfamart


memiliki pangsa pasar sebesar 57,7% dengan
jumlah outlet lebih dari 6.000 outlet di seluruh
Indonesia, sedangkan Indomaret sebesar 36,2%
dengan jumlah outlet lebih dari 6.100 outlet di
seluruh Indonesia. Meski jumlah outlet lebih
rendah dibandingkan Indomaret, penguasaan
pangsa pasar Alfamart dikontribusikan oleh
pendapatan sebesar Rp 18T pada tahun
2013 yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Indomaret sebesar Rp 17T. Perkembangan
jumlah outlet Alfamart dan Indomaret juga
diekspektasikan terus meningkat dengan target
masing-masing sekitar 700-800 outlet di seluruh
Indonesia. Besarnya pangsa pasar yang dimiliki
oleh keduanya menyebabkan Alfamart dan
Indomaret dapat dijadikan PT Pos Indonesia
(Persero) sebagai mitra usaha pengembangan
Post Shop di masa depan.

The above picture projected that Alfamart has


a market share of 57,7% with the number of
outlets more than 6,000 outlets across Indonesia,
while 36.2% market share of Indomaret with
number of outlets more than 6,100 outlets
across Indonesia. Although the number of outlet
lower than Indomaret, Alfamart market share
domination contributed to by revenue of Rp 18T
in 2013 is higher compared to Rp 17T Indomaret.
Development of the number of outlets Alfamart
and Indomaret is expected also continues to
increase with each target about 700-800 outlets
across Indonesia. The magnitude of the market
share held by both cause Alfamart and Indomaret,
PT Pos Indonesia (Persero) can be used as business
partners developing Post Shop in the future.

Tren lain yang mampu berdampak terhadap


bisnis ritel PT Pos Indonesia (Persero) adalah tren
dan peluang bisnis e-commerce. Sesuai dengan
karakteristik e-commerce sebagai bisnis yang
dilakukan secara elektronik dan berbasis web,
terdapat potensi pendapatan bisnis ini melalui
penawaran space untuk beriklan di dalam situs.
Selain itu berdasarkan hasil survei Mars 2013,
industri pakaian dalam e-commerce berkontribusi
sebesar 64% dari jumlah transaksi e-commerce,
disusul dengan gadgets dan barang elektronik
sebesar 24%, dan aksesoris 12%. Tren tersebut
merupakan peluang pengembangan e-commerce
PT Pos Indonesia (Persero) (Galeripos) di masa
depan.

Another trend that could have an impact on PT


Pos Indonesia (Persero) retail business are trends
and business opportunities of e-commerce. In
accordance with the characteristics of e-commerce
as electronically and web-based business, there is
potency for this business revenue through offerring
space to advertise on the site. In addition, based
on the survey results of Mars 2013, clothing
industry in e-commerce contributed amounted to
64% of the number of e-commerce transactions,
followed by the gadgets and electronic goods
amounted to 24%, and accessories 12%. The trend
give the opportunities to develop PT Pos Indonesia
(Persero) e-commerce (Galeripos) in the future.

116

Tinjauan Operasi per Segmen Usaha

Operational Review per Business Segment


Segmen Usaha di dalam PT Pos Indonesia
(Persero) terdiri dari layanan pengiriman surat
dan paket, jasa keuangan, ritel, properti, dan
anak-anak perusahaan yaitu PT Pos Logistik
Indonesia dan PT Bhakti Wasantara Net (BWN).

Suratpos

Business segment in PT Pos Indonesia (Persero)


consists of mail and parcel delivery services,
financial services, retail, property, and subsidiaries
namely PT Pos Logistik Indonesia and PT Bhakti
Wasantara Net (BWN).

Mail

Rata-rata pencapaian target produksi bisnis


Suratpos adalah 101,53% dengan pertumbuhan
tahun 2014 sebesar -10,86% bila dibandingkan
dengan tahun 2013.

The average production target suratpos business


is 101,53% with growth of -10,86% in 2014 when
compared to 2013.

Pencapaian tertinggi diperoleh dari bisnis surat


kilat khusus sebesar 129.652 ribu pucuk atau
sebesar 112,70% dari target yang ditetapkan
sebesar 115.042 ribu pucuk. Sedangkan
pencapaian terendah diperoleh dari Surat Pos
Express sebesar 27.570 ribu transaksi atau
sebesar 74,60% dari target yang ditetapkan di
tahun 2014 sebesar 36.957 ribu transaksi.

Obtained the highest achievement of business


mail special delivery of 129.652 thousand shoots
or at 112,70% of the target of 115.042 thousand
shoots. While the lowest achievement obtained
from the Post Express Mail for 27,570 thousand
transactions, or by 74,60% of the target set in
2014 amounted to 36.957 thousand transactions.

Khusus untuk pencapaian target produksi


Layanan Korporat dan Admail adalah 134.224
ribu pucuk atau 18,90% dengan peningkatan
sebesar 152,57% bila dibandingkan dengan
realisasi 2013 sebesar 53.143 ribu pucuk.

Especially for the achievement of production


targets Corporate Services and Admail is 134.224
thousand shoots or 18.90% with an increase of
152.57% compared to the realization of 2013 by
53.143 thousand shoots.

117

Paketpos

Parcel

Rata-rata pencapaian target produksi bisnis


Paketpos adalah 109,77% dengan pertumbuhan
sebesar 14,00 % bila dibandingkan dengan realisasi
2013.

The average production target Paketpos business


is 109.77% with a growth of 14.00% compared
with the realization in 2013.

Pencapaian tertinggi diperoleh dari bisnis Paket


Standar sebesar 6.524 ribu buah atau sebesar
136,80% dari target yang ditetapkan sebesar 4.769
ribu buah. Realisasi produksi tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 6,41% dibandingkan realisasi
tahun 2013 sebesar 6.971 ribu buah.

Obtained the highest achievement of the business


standard package of 6.524 thousand pieces or
by 136.80% of the target set at 4,769 thousand
pieces. Realization of production in 2014
decreased by 6.41% compared to the year 2013
amounted to 6971 thousand pieces.

Paket Pos Kilat Khusus pada tahun 2014 terealisasi


sebesar 6.106 ribu transaksi atau sebesar 192,50%
dari target yang ditetapkan sebesar 3.172 ribu
transaksi.

Overnight Package in 2014 realized for 6.106


thousand transactions or 192.50% of the target
amount was set at 3,172 thousand transactions.

Pos Internasional

International Post

Rata-rata pencapaian target produksi bisnis Pos


Internasional adalah 47,70% dengan penurunan sebesar
38,15% bila dibandingkan dengan realisasi 2013.

The average production target International Postal


business is 47.70% with a decrease of 38.15% when
compared to the realization in 2013.

Pencapaian tertinggi diperoleh dari Express Mail


Service sebesar 12.497 ribu pucuk atau sebesar
86,40% dari target yang ditetapkan sebesar 14.446
ribu pucuk. Realisasi produksi EMS tahun 2014
mengalami penurunan sebesar 29,08% dibandingkan
data realisasi tahun 2013sebesar 17.622 ribu pucuk.

Obtained the highest achievement of Express Mail


Service for 12.497 thousand shoots, or by 86.40%
of the target of 14.446 thousand shoots. Realization
of EMS 2014 production decreased by 29.08%
compared to the data of the 2013sebesar 17,622
thousand shoots.

Sedangkan pencapaian terendah diperoleh dari


remailing sebesar nol atau 0% dari target yang
ditetapkan sebesar 4.875 ribu buah.

While the lowest achievement obtained from remailing


of zero or 0% of the target set at 4,875 thousand
pieces.

118

Ritel

Retail

Rata-rata pencapaian target produksi bisnis


Ritel adalah 84,70% dengan penurunan sebesar
2,17% bila dibandingkan dengan realisasi 2013.

The average production target Retail business is


84.70% with a decrease of 2.17% when compared
with the realization in 2013.

Pencapaian tertinggi diperoleh dari layanan penjualan


benda meterai sebesar 653.528 ribu transaksi atau
sebesar 92,80% dari target yang ditetapkan sebesar
704.233 ribu transaksi. Realisasi penjualan benda
meterai tahun 2014 mengalami Penuruan sebesar
24,33% dibandingkan realisasi tahun 2013 sebesar
863.697 ribu transaksi.

The highest achievement was obtained from


the sale of stamp services at 653.528 thousand
transactions, or by 92.80% of the target of
704.233 thousand transactions. The realization of
the sale of seal in 2014 experienced a decline of
24.33% compared to the year 2013 amounted to
863.697 thousand transactions.

Sedangkan pencapaian terendah diperoleh dari bisnis


Benda Konsinyasi Lainnya sebesar 36 ribu transaksi
atau 76,60% dari target yang ditetapkan sebesar 47
ribu transaksi.

While the lowest achievement obtained from


Consignment Objects Other businesses by 36
thousand transactions, or 76.60% of the target set
at 47 thousand transactions.

119

Rata-rata pencapaian target produksi bisnis


Filateli pada tahun 2014 adalah sebesar
93,71% dengan penurunan sebesar 36,73% bila
dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2013.

The average production target Philately business


in 2014 amounted to 93.71% with a decrease of
36.73% when compared to the realization in 2013.

Pencapaian produksi Prangko Filateli sebesar


8.710 ribu keping atau 98,60% dari target yang
ditetapkan sebesar 8.834 ribu keping. Realisasi
produksi Bisnis Prangko Filateli mengalami
penurunan sebesar 4,03% dibandingkan
realisasi tahun 2013 sebesar 9.076 ribu keping.

Stamps Philatelic Achievement production of


8.710 thousand pieces or 98.60% of the target
set at 8.834 thousand pieces. Business production
realization Stamps Philately decreased by 4.03%
compared to the year 2013 amounted to 9076
thousand pieces.

Pencapaian benda filateli lainnya sebesar


485 ribu buah atau 88,83% dari target yang
ditetapkan sebesar 546 ribu buah.

Achievement of other philatelic items for 485


thousand pieces or 88.83% of the target set at
546 thousand pieces.

120

Jasa Keuangan

Financial Service

Rata-rata pencapaian target produksi layanan


Transfer Uang adalah 75,90% dengan penurunan
sebesar 90,47% bila dibandingkan dengan
realisasi 2013.

The average production target Money Transfer


service is 75.90% with a decrease of 90.47% when
compared to the realization in 2013.

Realisasi produksi Weselpos Instan tahun


2014 hanya tercapai 58,70% dari target yang
ditetapkan tahun 2014, jika dibandingkan
dengan realisasi tahun 2013 mengalami
penurunan sebesar 7,95%. Weselpos WU pada
tahun 2014 belum berhasil melampaui target
yang ditetapkan tahun 2014 jumlah realisasi
tahun 2014 adalah 3.590 ribu transaksi atau
89,39% dari target sebesar 4.016 ribu transaksi,
dan tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar
23,84% dibandingkan dengan realisasi tahun
2013 sebesar 2.899 ribu transaksi.

Instant Weselpos production realization in 2014


reached only 58.70% of the target set in 2014,
when compared with the realization in 2013
decreased by 7.95%. Weselpos WU in 2014 has
not surpassed the target set in 2014 the amount
realized in 2014 was 3,590 thousand transactions,
or 89.39% of the target of 4,016 thousand
transactions, and in 2014 an increase of 23.84%
compared with the realization in 2013 amounted
to 2,899 thousand transactions.

Untuk layanan Giropos juga belum berhasil


mencapai target produksi yang ditetapkan yaitu
tercapai 83,54% dari target sebesar 741 ribu
transaksi pada tahun 2014 terealisasi 619 ribu
transaksi, dibandingkan dengan realisasi tahun
2013 mengalami kenaikan 495,19%.

For service Giropos also not succeeded in achieving


production targets set are achieved 83.54% of
the target of 741 thousand transactions in 2014
realized 619 thousand transactions, compared
with the realization in 2013 increased 495.19%.

121

Sedangkan rata-rata pencapaian target produksi


Pos pay adalah 102,98% dengan penurunan
sebesar 12,49% bila dibandingkan dengan
realisasi 2013. Pencapaian tertinggi diperoleh
dari layanan Setoran berbagai billing seperti
PLN, PDAM serta setoran angsuran lainnya dari
berbagai perusahaan finance.

While the average production target of Post Pay


is 102.98% with a decrease of 12.49% when
compared to 2013. The highest achievement
realization obtained from various billing deposit
services such as PLN, taps and other installment
payments of various finance companies.

Pertumbuhan angsuran perbankan di tahun 2014


berasal dari pelaksanaan Program Simpanan
Keluarga Sejahtera (PSKS) yang dilakukan oleh
perusahaan kepada masyarakat sebagai subsidi
kenaikan harga BBM oleh pemerintah.

Growth Banking installment in 2014 came


from the implementation of the Family Welfare
Programme Deposits (PSKS) conducted by the
company to the public as a subsidy hike fuel prices
by the government.

122

Tinjauan Kinerja Keuangan


Review of Financial Performance

Comprehensive Income Statement

Laba Rugi Komprehensif


Dalam Milyar Rupiah

In Billion IDR
RKAP 2015

PENDAPATAN BERSIH

5.546,28

BEBAN USAHA
Pemasaran
Umum dan administrasi
Jumlah beban usaha
Pendapatan lain-lain
Beban lain-lain
LABA USAHA
Pendapatan keuangan
Beban keuangan
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN)
PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Kini
Tangguhan
Beban pajak penghasilan - bersih
LABA BERSIH
LABA (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF

2014

2013

10,10
44,14
28,00

4.360,55
93.71
4.096,00
4.189,71
42,42
18,92
194,34
32,52
25,49

405,05

201,37

(33,67)
(43,89)
(77,56)
327,49
(1,21)
326,28

67,60
26,00
41,59
159,77
159,77

4.174,90 NET REVENUE

(101,45)
(3.757,16)
(3.858,61)
25,75
(36,02)
306,02
32,80
(21,82)

317,00 EARNING BEFORE TAXES

TAX SHIELD (BURDEN)


(84,84)
13,97
(70,86)
246,14
0,24
246,37

Publikasi Pembayaran Pajak

1.

PPh Pasal 4 ayat (2)

2.
3.

Current
deferred
Income tax expenses -net
NET PROFIT
OTHER COMPRHENSIVE INCOME
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

Publication of Tax Payment

JENIS PAJAK
KIND of TAX

NO

BUSSINESS EXPENSES
Marketing
Geneneral and administration
Total business expenses
Other income
Other expenses
GROSS PROFIT
Financial income
Financial expenses

TAHUN
YEAR

2010

2011

2012

2013

2014

1.010.394.465

1.384.037.675

2.928.961.629

2.867.401.116 4,830,132,024

PPh Pasal 21

32.271.789.600

38.770.771.500

48.445.945.796

49.798.551.833 62,112,250,300

PPh Pasal 23

6.966.534.817

4.620.741.525

1.739.969.188

10.634.288.769 8,891,608,465

4.

PPh Pasal 25

42.661.899.720

20.178.227.979

58.411.486.500

43.955.729.064 51,753,440,496

5.

PPN

47.174.181.050

59.713.225.651

51.718.142.597

63.152.894.816 52,625,826,824

6.

PPN-WAPU

49.672.382.497 44,391,804,421

7.

PBB

5.154.872.921

8.114.647.764

6.651.892.649

7.159.899.054 8,816,982,798

8.

Pajak Lainnya(Pajak
Daerah)

2.440.568.949

2.041.190.974

4.098.235.095

4.873.363.424 44,127,146

JUMLAH / TOTAL

137.680.241.522

134.822.843.068

173.994.633.454

232.114.510.573 228,636,040,450

123

Ikhtisar Pendapatan dan Biaya


2014
Kinerja Pendapatan 2014

Summary of Revenue and Expenses


2014
Income Performance 2014

Pendapatan usaha PT Pos Indonesia (Persero)


pada tahun 2014 mencapai sebesar Rp 4.360,55
Milyar atau 92,90% dari RKAP sebesar Rp
4.694,00 Milyar. Pencapaian pendapatan usaha
pada tahun 2014 ini mengalami kenaikan sebesar
4,44%, jika dibandingkan dengan realisasi tahun
2013 sebesar Rp 4.174,90 Milyar.

Operating revenues of PT Pos Indonesia (Persero)


in 2014 reached Rp 4.360,55 billion or 92.90%
of RKAP Rp 4.694,00 billion. Achievement of
operating revenues in 2014 increased by 4.44%,
when compared with the realization in 2013
amounted to USD 4.174,90 billion.

Sebagaimana
tahun-tahun
sebelumnya,
kontribusi pendapatan usaha terbesar masih
berasal dari pendapatan bisnis Surat dan Paket
serta Jasa Keuangan masing-masing sebesar
55,82% dan 32,13%. Pendapatan surat dan
paket tahun 2014 terealisasi sebesar Rp
2.462,45 Milyar atau 92,75% dari target RKAP
sebesar Rp 2.654,99 Milyar, mengalami kenaikan
sebesar 9,06% bila dibandingkan realisasi tahun
2013 sebesar Rp 2.257,90 Milyar. Pendapatan
Jasa Keuangan sebesar Rp 1.417,35 Milyar atau
88,20% dari RKAP 2014 sebesar Rp 1.607,00
Milyar, atau mengalami penurunan 2,17% bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 Rp
1.448,90 Milyar.

As in previous years, the largest contribution to


revenue still comes from business income letter
and package and Financial Services respectively
55.82% and 32.13%. Revenue letters and
packages in 2014 realized Rp 2.462,45 billion or
92.75% of the target RKAP Rp 2.654,99 billion,
an increase of 9.06% when compared to the year
2013 amounted to USD 2.257,90 billion. Financial
Services revenue of Rp 1.417,35 billion or 88.20%
of the CBP 2014 Rp 1.607,00 billion, or decreased
by 2.17% when compared with the realization in
2013 USD 1.448,90 billion.

Gambaran realisasi pendapatan usaha tahun


2014 secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Overview realization of revenues in 2014 can be


explained in more detail as follows:

124

Pendapatan Suratpos
dan Paketpos

Postal Mail and Parcel Revenue

Sampai dengan akhir tahun 2014, realisasi


pendapatan layanan Suratpos sebesar Rp 1.761,15
Milyar atau 95,23% dari target RKAP 2014 sebesar
Rp 1.849,32 Milyar. Dibandingkan dengan realisasi
tahun 2013 tumbuh 6,06%. Pada tahun 2014
suratpos memberi kontribusi terbesar yaitu 39,71%
dari total pendapatan.

Until the end of 2014, service revenue realization


suratpos Rp 1.761,15 billion or 95.23% of the
target RKAP 2014 Rp 1.849,32 billion. Compared
with the realization in 2013 grew 6.06%. In 2014
suratpos give the largest contribution of 39.71%
of the total revenue.

Pendapatan layanan Paketpos tahun 2014 sebesar


Rp 694,19 Milyar atau 86,16% dari target RKAP
2014 sebesar Rp 805,69 Milyar. Realisasi tahun
2014 meningkat sebesar 17,73% dibandingkan
realisasi tahun 2013 yang terealisasi sebesar Rp
589,64 Milyar.

Paketpos service revenues in 2014 amounted to


Rp 694,19 billion or 86.16% of the target RKAP
2014 Rp 805,69 billion. Realization of 2014
increased by 17,73% compared to the year 2013,
which realized Rp 589,64 billion.

Berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan


kinerja layanan Suratpos dan Paketpos antara lain:
Pendapatan layanan Suratpos dan Paketpos tersebut
dapat dicapai melalui berbagai upaya yang telah
dilakukan diantaranya:
1). Pembahasan perpanjangan perjanjian kerjasama
dan penandatanganan: Peruri,
Telkomsel, TNI AJENAD, Dispenda Propinsi
Jawa Barat.
2). Penjajakan penanganan distribusi kiriman dari
pedagang online.
3). Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kiriman
Program Simpanan Keluarga
Sejahtera.
4). Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
distribusi kiriman Buku Kurikulum 2013
dengan Dana BOS 2014.
5) Pembuatan program Aksi Penyelesaian Piutang
Bermasalah.
Target pendapatan Suratpos dan Paketpos s.d.
Desember 2014 tidak tercapai (93,01%), hal ini
disebabkan:
1. Kebijakan pemerintahan baru (Kabinet Kerja)
atas penghentian penggunaan

buku kurikulum 2013.
2. Akuisisi belum berjalan sesuai rencana.
Mempersiapkan penggarapan proyek bisnis
cetak dan distribusi kiriman Pemilu 2014 seperti
Surat Suara, Formulir, Kotak Suara dan sarana
pendukung lainnya melalui pembentukan
Satuan Tugas Penggarapan Pemilu 2014.

Various attempts were made to improve the performance


and Paketpos suratpos services include:
Paketpos suratpos service revenue and can be
achieved through various attempts that have been
made include:
1). Discussion extension of the cooperation
agreement and signatory: Peruri, Telkomsel,
TNI AJENAD, Revenue West Java.
2). Scoping handling shipments distribution of
online merchants.
and
evaluation
of
the
3). Monitoring
implementation deliverables Family Savings
Program Prosperous.
4). Monitoring
and
evaluation
of
the
implementation of Curriculum 2013 book
submissions distribution with BOS, 2014.
5) Preparation of Action Settlement Receivables
Troubled program.
Suratpos revenue targets and Paketpos s.d.
December 2014 was not achieved (93.01%), this
is due to:
1. The new government policy (Cabinet Work) upon
cessation of use curriculum books in 2013.
2. The acquisition has not been run in accordance
rencana.Mempersiapkan cultivation printing
and distribution business project deliverables
such as the 2014 General Election Ballot
Papers, Forms, Voicemail and other supporting
facilities through the establishment of the Task
Force on the Cultivation of the 2014 election.

125

1. Penggarapan distribusi kiriman surat dan barang


yang berasal Pemerintah, seperti proyek cetak
dan distrubis Smartcard untuk peserta baru
Program Keluarga Harapan.
2. Pengendalian umur piutang pendapatan melalui
percepatan pelunasan piutang pelanggan yang
melebihi batas umur piutang, melalui rapat
koordinasi dengan UPT terkait dan penagihan
kepada debitor.
3. Layanan Pos Internasional:
Uji coba 3 (tiga) Office of Exchange :
Surabaya, Makassar dan Balikpapan.
Pengembangan Kerjasama dengan DHL
tentang Layanan SME Day Definite Market
(Layanan export untuk UKM).
Pembuatan Keputusan Direksi tentang
Kegiatan Penjualan EMS dan/atau Paketpos
Internasional melalui Pramuwisata sebagai
Mail Collector.
Melakukan
evaluasi
Layanan
EMS
(Kerjasama dengan Mitra DHL dan UPS),
dan Layanan Prepaid Parcel.
Penyempurnaan KD tentang Penetapan
MPC Surabaya, MPC Makassar, dan Unit
Operasi Balikpapan sebagai Kantor Tukar
Pos Udara.

Pendapatan Pos Logistik


PT Pos Logistik Indonesia merupakan anak
perusahaan yang didirikan tanggal 5 Januari
2012. Tahun 2014 pendapatan Logistik
terealisasi sebesar Rp 202,42 Milyar, jika
dibandingkan dengan pendapatan Logistik tahun
2013 terdapat pertumbuhan sebesar 13,31%.

126

1. Cultivation of the distribution of letter mail


and goods originating Government, such as
print and distrubis Smartcard project for new
participants PKH.
2. Control of revenue through accelerated aging
repayment of customer accounts receivable
exceeds the age limit, through coordination
meetings with UPT and billing related to the
debtor.
3. International Postal Services:
The test three (3) Office of Exchange:
Surabaya, Makassar and Balikpapan.
Development Cooperation with DHL on
SME Day Definite Services Market (export
services for SMEs).
Making the Decision of the Board of
Directors of EMS Sales Activity and / or
International Paketpos through as Mail
Collector Guides.
To evaluate the EMS service (Cooperation
with Partners DHL and UPS), and Prepaid
Services Parcel.
Completion of KD on Stipulation MPC
Surabaya, Makassar MPC, and Unit
Operations Balikpapan as Exchange
Office Air Mail.

Logistic Post Revenue


PT Pos Indonesia (Persero) Logistics is a subsidiary
company founded on January 5, 2012. In 2014
Logistics revenue realized Rp 202.42 billion,
compared with the year 2013 there Logistics
revenue growth of 13.31%.

Jasa Keuangan
Pendapatan Weselpos

Financial Services
Remittance Revenue

Pendapatan layanan Weselpos tahun 2014


sebesar Rp 429,01 Milyar atau 70,33% dari
target RKAP 2014 sebesar Rp 610,02 Milyar.
Realisasi tahun 2014 turun sebesar 42,11% jika
dibandingkan realisasi tahun 2013 sebesar Rp
741,05 Milyar.

Weselpos service revenues in 2014 amounted to


Rp 429.01 billion or 70.33% of the target RKAP
2014 Rp 610.02 billion. Realization of 2014
decreased by 42.11% when compared to the year
2013 amounted to Rp 741.05 billion.

Beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan


kinerja layanan Weselpos antara lain:
1) Transfer Uang
a) Implementasi layanan Cash to Account.
b) Finalisasi proses pengadaan kartu
pelanggan tahap II dan distribusi ke
UPT
c) Evaluasi dan monitoring pelaksanaan
implementasi aplikasi RS Pos versi
3.0.3.
Simplifikasi tarif Weselpos dalam
d)
negeri.
e) Revisi SOP layanan WU inbound dan
outbond.
f)
Sosialisasi
mekanisme
pengaduan
layanan WU inbound kepada BPSK,
YLKI dan UPT.
g) Promosi layanan Weselpos Instan dan
WU outbond.Penjajakan Layanan IEMO
Kirim ke Malaysia.
1. Penjajakan kerja sama Remittance dengan
Instant Cash FZE (Emirates Post Groups).
2. Pembukaan Layanan Remittance dengan
Brunei Post dan Timor Leste Post.
3. Instalasi aplikasi Eurogiro Networks untuk
layanan remittance dengan Korea Post,
Japan Post Bank.

Several attempts were made to improve the


performance Weselpos services include:
1) Money Transfer
a) Implementation Cash to Account service.
b) Finalize
the
procurement
process
customer card phase II and distribution to
Unit
c) Evaluation and monitoring of the
implementation of the implementation of
applications RS Post version 3.0.3.
d) Simplification Weselpos rates in the
country.
e) Revision of SOP services inbound and
outbound WU.
f) Socialization complaints mechanism WU
inbound services to BPSK, YLKI and UPT.
g) Promotion of services and WU Instant
Weselpos outbond.Penjajakan IEMO
Service Send to Malaysia.

Pendapatan Giropos
Pendapatan layanan Giropos tahun 2014
sebesar Rp 8,20 Milyar atau 134,54% dari
target RKAP 2014 sebesar Rp 6,10 Milyar.
Realisasi tahun 2013 menurun sebesar 83,90%
jika dibandingkan realisasi tahun 2013 sebesar
Rp 50,96 Milyar.

1. Scoping cooperation with Instant Cash


Remittance FZE (Emirates Post Groups).
2. Opening Remittance Services with Brunei and
Timor Leste Post Post.
3. Installing applications Eurogiro Networks for
remittance services with Korea Post, Japan
Post Bank.

Postal Giro Revenue


Giropos service revenues in 2014 amounted to
USD 8.20 billion, or 134.54% of the target RKAP
2014 of Rp 6.10 billion. Realization of 2013
decreased by 83.90% when compared to the year
2013 amounted to Rp 50.96 billion.

127

Pendapatan Penyaluran PerBankan

Bank Channelling Revenue

Pendapatan layanan Bank Chanelling tahun


2014 sebesar Rp 43,82 Milyar atau 56,52% dari
target RKAP 2014 sebesar Rp 77,53 Milyar.
Realisasi tahun 2014 meningkat sebesar 7,23%
jika dibandingkan realisasi tahun 2013 sebesar
Rp 40,86 Milyar.

Bank channeling revenues in 2014 amounted to


Rp 43.82 billion or 56.52% of the target RKAP
Rp 77.53 billion in 2014. Realization of 2014
increased by 7.23% when compared to the year
2013 amounting to Rp 40.86 billion.

Beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan


kinerja layanan Bank Chanelling antara lain:

Several attempts were made to improve the


performance of Bank channeling services, among
others:
Extension of Cooperation Agreement
(MCC) with BTN.
Preparation changes BTN service
applications with the new version.
Preparation of BOS funds for Central
Java via an e-Batara Post.
Optimization of the implementation of
cooperation with BTN to invite
Heading partners to open an account
Batarapos and sales promotion programs
in Batarapos counter.
Optimization of the implementation of
cooperation with the Bank through the
program Mitra Usaha Mandiri (MMU).

128

Perpanjangan Perjanjian Kerjasama (PKS)


dengan Bank BTN.
Persiapan perubahan aplikasi layanan BTN
dengan versi yang baru.
Persiapan dana BOS untuk Jawa Tengah
melalui rekening e-Batara Pos.
Optimalisasi
pelaksanaan
kerjasama
dengan Bank BTN dengan mengajak
mitra Pos membuka rekening Batarapos
dan program sales promotion di loket
Batarapos.
Optimalisasi
pelaksanaan
kerjasama
dengan Bank Mandiri melalui program
Mandiri Mitra Usaha (MMU).

Pendapatan Penyaluran Dana

Fund Distribution Revenue

Pendapatan layanan Penyaluran Dana tahun


2014 sebesar Rp228,16 Milyar atau 188,56%
dari target RKAP sebesar Rp121,00 Milyar.
Realisasi tahun 2014 naik sebesar 3571,74%
jika dibandingkan realisasi tahun 2013 sebesar
Rp 6,21 Milyar.

Fund distribution service revenues in 2014 amounted


to Rp228,16 billion or 188.56% of the target
amount Rp121,00 RKAP billion. Realization of 2014
increased by 3571.74% when compared to the year
2013 amounted to Rp 6.21 billion.

Beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan


kinerja layanan penyaluran dana antara lain:

Several attempts were made to improve the


performance of fund distribution services, among
others:
a) The distribution of funds PSKS and CCT for
2014.
b) Implementation of the application of non Dapem
PT. TASPEN.
c) Development of Giropos services.
d) Implementation and evaluation of e-Dapem PT.
Asabri.
e) Development of e-Potpen.

a) Penyaluran dana PSKS dan PKH untuk


tahun 2014.
b) Implementasi aplikasi non Dapem PT.
Taspen.
c) Pengembangan layanan Giropos.
d) Implementasi dan evaluasi aplikasi e-Dapem
PT. ASABRI.
e) Development aplikasi e-Potpen.

Pos Pay Revenue

Pendapatan Pos Pay


Pendapatan layanan Pos Pay tahun 2014
terealisasi sebesar Rp 708,14 Milyar atau
89,37% dari target RKAP 2014 sebesar Rp
792,34 Milyar. Realisasi tahun 2014 meningkat
sebesar 16,13% dibandingkan realisasi tahun
2013 sebesar Rp 609,76 Milyar.

Post Pay service revenues in 2014 amounted to


Rp 708.14 billion realized or 89.37% of the target
RKAP 2014 Rp 792.34 billion. Realization of
2014 increased by 16.13% compared to the year
2013 amounted to Rp 609.76 billion.

Pertumbuhan pendapatan Pos Pay tersebut


dicapai melalui beberapa upaya antara lain:

Post Pay revenue growth was achieved through


several attempts, among others:

Kemitraan Biller

Partnership Biller

a) Implementasi layanan penerimaan Pajak


Daerah: Dumai, Serang, Pajak non PBB:
DKI, Bandung Barat, Indramayu, Banyuasin.
b) Implementasi pembukaan layanan PDAM
di daerah: Layanan PDAM yang sudah
implementasi adalah PDAM Gianyar, Gresik,
Kerinci, Tanjungjabung barat, Pontianak,
Pancuran Telago Muara Bungo
c) Optimalisasi implementasi aplikasi versi
4.00 pada loket Pos dan Agenpos: Produk
layanan yang diimplementasikan pada
Agenpos: PDAM Kuala Tungkal, Cianjur,
Banjar, Karawang, Pati, Magelang, Cilegon,
Pandeglang dan PBB Tanjungpinang.
Implementasi layanan Pospay kerjasama

a) Implementation of Regional Tax revenue


service: Dumai, Attack, non-UN Tax: Jakarta,
Bandung West, Indramayu, Banyuasin.
b). Implementation of the opening of the taps in
the area of service: The service taps are already
implementations are taps Gianyar, Gresik,
Kerinci, Tanjungjabung west, Pontianak,
Shower Telago Muara Bungo
c). Optimization of application implementation
4:00 on the counter version of Post and
Agenpos: Product services implemented on
Agenpos: PDAM Kuala Tungkal, Cianjur,
Banjar, Falkirk, Starch, Magelang, Cilegon,
Pandeglang
and
UN
Tanjungpinang.
Implementation services Pospay cooperation

129

dengan PT AMM dan ALTO melalui ATM,


ALTO Cash dan Top Up Deposit Agen: Saat
ini sedang dalam proses penyusunan PKS,
dan Develop Aplikasi, akan dilanjutkan
dalam Triwuan I tahun 2015.
d) Implementasi layanan Gudang Voucher
dengan PT BMT. Saat ini sedang dalam
persiapan UAT dan Test Operasi Layanan,
akan dilanjutkan pada Triwulan I tahun
2015.
e) Evaluasi dan perbaikan aplikasi untuk
perubahan skema bisnis layanan Kereta Api,
XL data, MPN Prima (G-1); Aplikasi XL data
sudah direalisasikan sedangkan aplikasi KAI
dan MPN Prima saat ini masih dalam proses
pengujian sistem dan akan dilanjutkan

with PT AMM and ATM ALTO, ALTO Cash and


Top Up Deposit Agent: We are currently in the
process of preparation of the MCC, and the
Development Application, will be continued in
the first Triwuan 2015.
d). Implementation Warehouse Voucher services
with PT BMT. Currently in preparation UAT and
Test Operations Services, will be continued in
the first quarter 2015.
e). Evaluation and improvement of the application
for change of business services Railway
scheme, the data XL, MPN Prima (G-1); XL
application data is realized while KAI and
MPN Prima application is still in the process
of testing the system and will continue

pada Triwulan I tahun 2015.Untuk PDAM


Daerah yang masih dalam pengujian sistem
dan PDAM Jateng dan DIY yang masih
dalam proses akan dlanjutkan pada Triw. I
Tahun 2014.

in the first quarter of 2015.Untuk taps area


is still in the testing system and taps Central
Java and Yogyakarta are still in the process
will dlanjutkan on Qtr. I 2014.

Kemitraan Multi Finance


a) Kenaikan
tarif
berdasarkan
evaluasi
Perjanjian Kerja Sama HSBC, NSC

Finance, dan MNC Finance sekaligus
pengalihan switcher. Implementasi kenaikan
tarif HSBC, NSC Finance dan MNC Finance
akan dilaksanakan pada 1 Januari 2015,
pada saat perpanjangan PKS.
b) Penyusunan SOP baru layanan Pospay atas
terjadinya gangguan sistem pada versi 4.00.
Sudah diimplementasikan pada tanggal 26
Juni 2014.
c) Meminimalisir keluhan konsumen melalui
koordinasi dengan Mitra, UPT dan IT.
Diimplementasikan melalui koordinasi dan
percepatan penanganan keluhan pelanggan
d) Penambahan konten layanan FIF pada
Agenpos. Sudah diimplementasikan sejak
Nopember 2014.

Partnership Multi Finance


a). The increase in rates based on the evaluation
of the Cooperation Agreement HSBC, NSC

Finance, and MNC Finance and transfer
switcher. Implementation of tariff increases
HSBC, NSC Finance and MNC Finance will be
held on January 1, 2015, upon renewal MCC.
b). Preparation of a new SOP Pospay service
on the system disturbance at 4:00 version.
Already implemented on June 26, 2014.
c). Minimize consumer complaints through
coordination with Partners, UPT and IT.
Implemented through coordination and
acceleration of the handling of customer
complaints
d). The addition of content services on Agenpos
FIF. It has been implemented since November
2014.

130

Pendapatan Ritel

Retail Revenue

Pendapatan layanan Ritel tahun 2014 sebesar


Rp203,58 Milyar atau 81,80% dari target RKAP
2014 sebesar Rp 248,87 Milyar dan mengalami
penurunan 5,21% dibandingkan dengan
realisasi tahun 2013 sebesar Rp 214,77 Milyar.

Retail service revenues in 2014 amounted to


Rp203,58 billion or 81.80% of the target RKAP
2014 Rp 248.87 billion and decreased 5.21%
compared with the realization in 2013 of Rp
214.77 billion.

Berbagai upaya untuk peningkatan pendapatan


dan pencapaian target layanan Ritel yang
dilakukan pada tahun 2013, diantaranya;
1) Melakukan revisi SE.40/Dirtekjaskug/0410
tanggal 23 April 2010 tentang

Pengelolaan dan Penjualan Benda Meterai.
2) Melakukan verifikasi penjualan Meterai
Semester I/2014 nasional bersama Tim
Ditjen Pajak.
3) Menyusun PKS penjualan formulir SPMB
Poltekpos-Stimlog. Menjajaki kerja sama
konsinyasi produk: stationery (Staedtler
dan Faber-Castell), voucher kartu perdana
Telkomsel (Finnet), koran Tribun Jabar.

Various efforts to increase revenue and to achieve


Retail services conducted in 2013, among others;
1) Revise SE.40 / Dirtekjaskug / 0410 dated April
23, 2010 on Seals and Sales Management
Objects.
2) Perform verification Seals sales Semester /
national 2014 with Tim Taxation Office.
3) Develop sales MCC-Stimlog Poltekpos SNCA
form. Exploring cooperation on consignment
products: stationery (Staedtler and FaberCastell), card vouchers prime Telkomsel
(Finnet), Jabar Tribune newspaper.

Pendapatan Filateli

Philately Revenue

Pendapatan layanan Filateli tahun 2014 sebesar


Rp 23,00 Milyar hanya tercapai 69,45% dari
target RKAP 2014 sebesar Rp 33,12 Milyar,
dan mengalami pertumbuhan 17,45%, bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2013
sebesar Rp 19,59 Milyar.

Philately service revenues in 2014 amounted to


Rp 23.00 billion achieved only 69.45% of the
target RKAP Rp 33.12 billion in 2014, and grew
17.45%, when compared with the realization in
2013 of Rp 19.59 billion.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk


meningkatkan pendapatan dan pencapaian
target bisnis Filateli, selama tahun 201 telah
dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:

Various attempts have been made to increase


revenues and the achievement of business targets
Philately, over 201 years has made the following
efforts:

1. Penerbitan berbagai prangko istimewa dan


peringatan antara lain :
Prangko istimewa seri 100 Tahun
Prangko Indonesia
Prangko istimewa seri Pemilu
Prangko Istimewa Hari Lingkungan
Hidup Sedunia

1. Publishing a variety of special stamps and


warnings such as:
Special stamps series 100 Years of
Stamps Indonesia
Special stamps series Election
Special stamps World Environment
Day

131

Pendapatan Properti

Property income

Pendapatan Properti tahun 2014 terealisasi


sebesar Rp 58,64 Milyar atau 82,02% dari
target RKAP 2014 sebesar Rp 71,50 Milyar dan
mengalami pertumbuhan 26,58% dibandingkan
dengan realisasi tahun 2013 sebesar Rp 46,33
Milyar.
Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk
meningkatkan nilai jual aset-aset yang akan
disewakan kepada pihak ketiga, antara lain:

Property income realized in 2014 amounted to


Rp 58.64 billion or 82.02% of the target RKAP Rp
71.50 billion in 2014 and grew 26.58% compared
with the realization in 2013 of Rp 46.33 billion.

Peningkatan pendapatan pemanfaatan


properti idle.
Mempertahankan kerjasama dan pendapatan
sewa.
Optimasi Ruang Kantor:
Pemanfaatan ruang Kantor Pos untuk
layanan pihak ketiga yang terkait layanan
pos dalam bentuk penyewaan ruangan,
antara lain: PT Sarinah, Kresun/BPR, Esia,
dll.
Optimasi Properti dan Aset:
Optimalisasi properti/aset dalam bentuk
pengembangan
properti
bekerjasama
dengan anak perusahaan (PT Pos Properti
Indonesia) antara lain Graha PT Pos
Indonesia (Persero) Bandung.

Various attempts have been made to increase


the sale value of the assets to be leased to third
parties, among others:

Increased revenue utilization of idle property.


Maintain cooperation and rental income.
Office Space Optimization:
Utilization of Post Office space for third-party
services related to postal services in the form
of room rental, among others: PT Sarinah,
Kresun / RB, Esia, etc.
Property and Asset Optimization:
Optimization of property / assets in the form
of property development in cooperation with
the subsidiary (PT Pos Indonesia (Persero)
property) among others Graha PT Pos
Indonesia (Persero) Bandung.

Sedangkan tidak tercapainya target pendapatan


Properti disebabkan antara lain:

While not achieving revenue targets property


because:

Kendala Regulasi:
1. Jangka waktu PKS pemanfaatan
properti dibatasi hanya dua tahun
sementara permintaan pasar adalah
lima tahun ke atas.
2. Pemanfaatan properti di Regional
harus mendapat persetujuan dari
Kantor Pusat sehingga prosesnya lama,
akibat tidak adanya pendelegasian
kewenangan kepada Direksi (sesuai
kententuan dalam AD perusahaan).
Pengembangan
properti
(investasi
3.
internal
maupun
kemitraan)
membutuhkan proses birokrasi dan
waktu yang lama sehingga tidak dapat
menghasilkan pendapatan dalam waktu
singkat.

a. Regulatory constraints:
1. Duration MCC property utilization is
limited only two years while demand is five
years and over.
2. The use of property in Regional must be
approved by the Central Office so that
the process is long, due to the lack of
delegation of authority to the Board of
Directors (according kententuan in AD
company).

a.

132

properties
(internal
3. Development
investment and partnership) requires a
bureaucratic process and a long time so it
can not generate revenue in a short time.

Beberapa pengembangan properti


yang menggunakan anggaran capex
terkendala penerbitan IMB yang
lama, sehingga pelaksanaan pekerjaan
terlambat.
b. Kendala Teknis:
1. Ruangan/lahan/bangunan idle yang
tersedia dan dapat dimanfaatkan mitra
tidak siap pakai.
2.
Pengembangan
properti
investasi
sebagian masih dalam taraf proses
pengadaaan
dan
konstruksi
fisik
sehingga belum bisa menghasilkan
pendapatan.
3. Pengembangan bisnis divisi lain (MMU,
KLG BSM, Post Shop, dll) banyak
memanfaatkan lokasi yang potensial
untuk Bisnis Properti dan pendapatan
yang diperoleh dari optimalisasi properti
tersebut masuk pendapatan divisi lain
dan tidak masuk pendapatan Bisnis
Properti.
4. Adanya pembatasan jenis usaha dan
mitra dalam pemanfaatan properti
antara lain penyewaan ATM, restoran/
kantin, mitra UKM, mitra kresun lokal,
baik terhadap PKS lama maupun PKS
baru.
operasional
Building
5. Pengalihan
Management Graha PT Pos Indonesia
(Persero)
Bandung
kepada
anak
perusahaan, menyebabkan beberapa
pendapatan properti yang selama ini
masuk pendapatan Pos dibukukan di PT
Pos Properti Indonesia.

4. Some property development using capex


budget constrained IMB long, so the
execution of work late.

4.

Pendapatan Teknologi Informasi


Pendapatan Teknologi Informasi tahun 2014
terealisasi sebesar Rp 194,00 Juta atau
2,79% dari target RKAP 2014 sebesar Rp6,95
Milyar dan mengalami penurunan 98,83%
dibandingkan dengan realisasi tahun 2013
sebesar Rp 16,51 Milyar.

b.

Technical constraints:
1. The room / land / building idle available
and can be utilized partners not ready.
2. Development of an investment property
are partly still in early stages of the
construction process of providing physical
and so can not generate revenue.
3. Business development of other divisions
(MMU, KLG BSM, Post Shop, etc.) utilize
many potential locations for Business
Property

and

income

derived

from

the property optimization of incoming


revenues other divisions and it does not
make business income property.
4. The existence of restrictions on the type
of business and partners in the utilization
of rental property include ATM, restaurant
/ cafeteria, SME partners, local Kresun
partners, both the old and new MCC MCC.
5. Transfer

of

operational

Building

Management Graha PT Pos Indonesia


(Persero) Bandung to subsidiaries, causing
some property income for this entry Pos
revenue recorded in PT Pos Indonesia
(Persero) property.

Information Technology Revenue


Pendapatan Teknologi Informasi tahun 2014
terealisasi sebesar Rp 194,00 Juta atau 2,79%
dari target RKAP 2014 sebesar Rp6,95 Milyar
dan mengalami penurunan 98,83% dibandingkan
dengan realisasi tahun 2013 sebesar Rp 16,51
Milyar.

133

Pendapatan Lainnya
Sampai dengan akhir tahun 2014, pendapatan
lainnya terealisasi sebesar Rp 42,42 Milyar
atau sebesar 56,56% dari RKAP 2014 sebesar
Rp 75,00 Milyar. Realisasi pendapatan lainnya
ini menggalami peningkatan sebesar 64,73%,
bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2013
sebesar Rp 25,75 Milyar.

Pendapatan Keuangan

Other Revenue
Up to the end of 2014, other income realized
amounted to Rp 42.42 Billion or 56,56% of the
CBP 2014 which amounting to Rp 75,00 billion.
The realization of this other income increase of
64.73%, when compared to the realization by
2013 amounted to Rp 25,75 billion.

Financial Revenue

Pendapatan Keuangan hingga akhir Triwulan


IV 2014 jika dibandingkan dengan periode
yang sama tahun 2013 mengalami penurunan
sebesar 36,0%. Beberapa upaya yang telah
dilakukan antara lain;

Financial income until the end of the fourth


quarter - 2014 compared to the same period in
2013 decreased by 36.0%. Several attempts have
been made, among others;

1. Pengelolaan Kas :
a) Penempatan dana pada perbankan yang
dapat memberikan tingkat suku bunga
yang paling menarik baik Giro, DOC dan
Berjangka.
b) Intensifikasi dana pihak ketiga dan
pendekatan dana untuk dikelola pemilihan
rate terbaik.
c) Persiapan tender Sentralisasi Asuransi
Kas 2015.
d) Evaluasi PKS pick up service di beberapa
Regional.
e) Penyesuaian aplikasi ITEMS berdasarkan
SAP FICO yaitu penghapusan entry BKH.
2. Investasi :
a) Penyusunan RKAP 2015.
b) Evaluasi kinerja investasi Triwulan III
Tahun 2014.
c) Penyediaan data untuk kebutuhan Audit
KAP.
3. Pajak :
a) Rekonsiliasi data pajak untuk kebutuhan
data audit KAP.
b) Penyelesaian Juklak Pph Psl 4 ayat 2.
Tidak tercapainya target Pendapatan
Keuangan disebabkan antara lain:
1. Pengelolaan dana yang semakin
pendek.
2. BI Rate yang semakin turun.
3. Besar dana yang diberikan mitra kerja
semakin kecil.

1. Cash Management:
a) Placement of funds in Banks that can provide
the most attractive interest rates good Giro,
DOC and Futures.

134

b) Intensification of third party funds and


managed funds for the election approaches
best rate.
c) Preparation of tender Centralized Cash
Insurance in 2015.
d) Evaluation of MCC pick up service in several
regional.
e) Adjustment ITEMS applications based on SAP
FICO ie the removal of entry BKH.
2. Investment:
a) Preparation of CBP in 2015.
b) Evaluation of the investment performance
Third Quarter 2014.
c) Provision of data for the needs of the Audit
Firm.
3. Tax:
a) Reconciliation of tax data for audit data
needs KAP.
b) Settlement Guidelines Pph Art 4 paragraph.
Not achieving the target of Finance Revenue
caused among others:
1. The management of the funds are getting
shorter.
2. BI Rate dwindling.
3. Large funds given the smaller partners.

135

Kinerja Beban Tahun 2014

Cost Performance 2014

Sampai dengan akhir tahun 2014, anggaran


beban usaha terealisasi sebesar Rp 4.189,70
Milyar atau 95,80% dari target yang ditetapkan
pada RKAP 2014 sebesar Rp 4.373,49 Milyar.
Realisasi beban tahun 2013 meningkat sebesar
8,58% dibandingkan realisasi beban tahun 2013
sebesar Rp 3.858,61 Milyar.

Up to the end of 2014, the businesses cost


budget realized Rp 4,189.70 Billion or 95,80%
of the targets set in the CBP 2014 amounting to
Rp 4,373.49 billion. Realization of the expenses
in 2013 increased by 8.58% compared to actual
expenses in year 2013 Rp 3858.61 billion.

Pada tahun 2014 terdapat realisasi kelompok


beban usaha yang melampaui anggaran yang telah
ditetapkan pada RKAP yaitu: beban administrasi
sebesar 138,79% dan beban operasi 108,07%

By 2014 there is realisation of the business


expenses group that goes beyond the budget
has been set at the CBP, namely: administration
expenses amounting to 138,79% and 108,07%
operational expenses.

Penyebab terjadinya pelampauan beban-beban


tersebut di atas antara lain:
1. Beban Administrasi terlampaui sebesar
38,79% 1. Biaya Administrasi terlampaui
sebesar
36,37%
disebabkan
adanya
pembelian Barcode Reader baik di Kantor Pos
maupun di MPC dan DC yang merupakan
pengalihan dari Biaya Investasi ke Biaya
Eksploitasi.

The cause of the occurrence in excess of the expenses


above include:
1. Administration Expenses exceeded 38,79%
due to an increase in the activities of the
administration of the Office followed the
increase-prices in respect of the fuel Oil price
hike.

2. Beban operasi terlampaui sebesar 8,07%


disebabkan oleh :
Beban perjalanan dinas untuk kegiatan
koordinasi, monitoring dan konsolidasi
bisnis serta biaya perjalanan dinas untuk
peserta pelatihan baik di kantor pusat
maupun di area.
Beban kerugian atas klaim jasa suratpos/
paketpos dan kerugian akibat tindak
kejahatan.
Penyisihan piutang.

2. General expenses exceeded 8.07% are caused


by:

Tingkat prosentase pertumbuhan beban tertinggi


jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013
antara lain terjadi pada beban penyusutan dan
amortisasi sebesar 51,84% atau naik sebesar Rp
41,54 Milyar, beban operasi 10,30% atau naik
sebesar Rp 122,67 Milyar, dan beban pegawai
sebesar 9,61% atau naik sebesar Rp 201,72 Milyar.

The percentage of the highest load growth when


compared with the realization in 2013 among other
things, depreciation and amortization amounted to
51.84%, an increase of Rp 41.54 billion, operating
expenses increased by 10.30% or Rp 122.67 billion,
and load employees of 9.61% or an increase of Rp
201.72 billion.

Beban pegawai dan beban operasi masih


merupakan komponen beban usaha dengan
kontribusi terbesar pada komposisi realisasi beban

Employee expenses and operating expenses are still


a component of business expenses with the largest
contribution on the composition of the realization

136

Travel Expenses for activity coordination,


monitoring and consolidation of business
as well as the cost of travel for participants
in training both at Headquarters and in the
area.
The burden of losses on claims mail and
parcel service and losses due to crime.
Allowance for receivables.

tahun 2014, yaitu masing-masing sebesar Rp


2.299,22 Milyar atau 54,87% dan Rp 1.313,07
Milyar atau 31,34% seperti terlihat pada diagram
di bawah ini :

of the expense on 2013, i.e. each amounting to Rp


2.097,49 Billion or 53,56% and Rp 1.190,41 Billion
or 30.40% as shown in the diagram below:

Dalam Milyar Rupiah Kecuali %


In Billion IDR, except %
2014
(Audited)

Pencapaian
Tumbuh
Realization
from Target (%) Growth (%)

2013
(Audited)

ASET

ASSET

ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Investasi pada surat berharga
Piutang usaha - setelah dikurangi
cadangan piutang tidak tertagih
Persediaan aset real estate
Pendapatan yang masih harus diterima
Pajak dibayar di muka
Aset lancar lainnya
JUMLAH ASET LANCAR

CURRENT ASSET
2,765.11

3,683.96

0.23

458.25

480.81

153.18%
95.52%

(24.94%)

Cash and equivalent

(100.00%)

Security Investment

(4.69%) Receivables - reduced by reserved


for unpaid receivables

3.44

0.00%

100.78

75.12

155.10%

34.16%

8.67

3.88

0.00%

123.45%

Prepaid Tax

317.69

261.22

77.83%

21.62%

Other current asset

3,653.95

4,505.23

138.66%

(18.89%)

TOTAL CURRENT ASSET

Real estate asset inventory


Deferred Income

137

Dalam Milyar Rupiah Kecuali %


In Billion IDR, except %
2014
(Audited)

Pencapaian
Tumbuh
Realization
from Target (%) Growth (%)

2013
(Audited)

ASET TIDAK LANCAR

NON CURRENT ASSETS

Taksiran tagihan pajak penghasilan

175.00

Aset tetap setelah dikurangi akumulasi


penyusutan

712.57

618.24

Properti investasi bersih

236.57

234.80

38.94

42.46

149.83

123.96

90.29%

Aset tak berwujud


Aset pajak tangguhan
Aset tidak lancar lainnya

Estimated income tax


0.00%

15.26%

Fix Asset after reduced by accumulated depreciation

508.39%

0.76%

Net property investment

254.86%

-8.31%

Intangible Asset

20.87%

Deferred Tax Asset

52.45

37.47

67.47%

39.99%

Other non current asset

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR

1,365.85

1,056.92

142.37%

29.23%

TOTAL NON CURRENT ASSET

JUMLAH ASET

5,019.83

5,562.16

139.84%

-9.75%

TOTAL ASSET

Utang usaha

2,462.64

3,126.26

177.46%

-21.23%

Utang pajak

35.93

58.18

129.56%

-40.88%

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Biaya yang masih harus dibayar

SHORT TERM LIABILITIES

Pinjaman Bank jangka pendek

150.00

0.00%

104.13

96.17

179.59%

8.27%

Utang lainnya

587.66

820.88

29.29%

-28.41%

-Pinjaman Bank

Tax Payable
Deferred Expenses

Provisi jangka pendek


Pinjaman jangka panjang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun:

Trade payable

Short term debt


Short term provision
Other Short Term Liabilities
Long term debt due in current
year :

40.00

20.00

-Utang pembiayaan konsumen

4.26

3.77

0.00%

JUMLAH LIABILITAS JANGKA


PENDEK

3,384.62

4,125.27

75.00

60.00

4.22

8.34

457.00

369.16

0.00%

23.80%

Past Service Liabilities

22.71

22.71

99.97%

0.00%

Other long term liabilities


Deferred tax liablities

142.59%

100.00%

- Bank debt

13.12%

- Consumer finance debt

-17.99%

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Pinjaman Bank jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun:
-Pinjaman Bank
-Utang pembiayaan konsumen
Liabilitas imbalan kerja
Liabilitas jangka panjang lainnya
Liabilitas pajak tangguhan
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG
JUMLAH LIABILITAS

TOTAL SHORT TERM DEBT

LONG TERM LIABILITIES


Long term debt after reduced by
current year due :
0.00%

25.00%

- Bank debt

-49.39%

- Consumer finance debt

0.19

0.32

0.00%

-40.68%

559.12

460.53

175.17%

21.41%

3,942.21

4,585.79

147.21%

-14.03%

BANTUAN PEMERINTAH YANG BELUM DITENTUKAN STATUSNYA

TOTAL LONG TERM LIABILITIES


TOTAL LIABILITIES

GOVERNMENT SUBSIDIZED WHICH HAS NOT DETERMINED YET

EKUITAS

EQUITY

Modal saham nilai nominal Rp


1.000.000 per saham

Nominal Share
Rp1.000.000 per share

Modal dasar nilai nominal 1.500.000


saham

Authorized Capital 1.500.000


share

455.02

455.02

Modal ditempatkan dan disetor penuh


425.000 saham
Setoran Modal lainnya
Saldo laba
Komponen Ekuitas lainnya
Kepentingan non pengendali

Issued and Fully Paid Capital


425.000 share

100.00%

0.00%

81.66%

19.86%

Retain Earnings

651.93

551.90

(1.37)

(30.90)

(29.19)

-81.36%

5.86%

Minority Interest
TOTAL EQUITY

Other Paid Capital


Other Equity

JUMLAH EKUITAS

1,076.05

976.36

113.07%

11.19%

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

5,019.80

5,562.16

139.84%

-9.61% TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

138

Struktur Permodalan
PT Pos Indonesia (Persero) dimiliki sepenuhnya
oleh Pemerintah Republik Indonesia. Susunan
pemilikan saham Perseroan adalah Negara
Republik Indonesia, sebanyak 455.023 saham atau
dengan nilai nominal sebesar Rp.455.023.000.000
selain itu terdapat saldo laba sebesar
Rp.651.936.128.454 dan kepentingan non
pengendali sebesar Rp.30.889.571.573 sehingga
pada 31 Desember 2014 total ekuitas PT Pos
Indonesia (Persero) tercatat Rp.1.076.059.556.881
untuk Utang jangka panjang PT Pos Indonesia
(Persero) tercatat sebesar Rp.559.120.815.030.

Kebijakan Permodalan
Tujuan utama pengelolaan modal Perseroan
adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio
modal yang sehat untuk mendukung usaha dan
memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
Perseroan mengelola struktur permodalan
dan
melakukan
penyesuaian,
berdasarkan
perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara
dan
menyesuaikan
struktur
permodalan,
Perseroan dapat menyesuaikan pembayaran
dividen kepada pemegang saham, imbalan modal
kepada pemegang saham atau menerbitkan
saham baru. Kebijakan Perseroan adalah untuk
mempertahankan struktur permodalan yang sehat
dalam rangka untuk mengamankan akses untuk
membiayai dengan biaya yang wajar.

Kebijakan Dividen
Kebijakan pembagian dividen kami harus mendapat
persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) terkait jumlah yang akan
dibayarkan kepada para pemegang saham. Rasio
pembayaran dividen untuk tahun buku 2013 akan
ditetapkan pada pelaksanaan RUPST pada tahun
2014.

Capital Structure
PT Pos Indonesia (Persero) is wholly owned by
the Government of the Republic of Indonesia. The
share ownership of the Company is the Republic
of Indonesia, or as many as 455.023 shares with
a nominal value of Rp.455.023.000.000. besides
there are retained earnings amounting to Rp.
And non-controlling interests 651.936.128.454
Rp.30.889.571.573 so on December 31, 2014
total equity of PT Pos Indonesia (Persero) was
Rp.1,076,059,556,881 to long-term debt of PT Pos
Indonesia (Persero) reached Rp.559.120.815.030.

Capital Policy
The primary objective of the Companys capital
management is to ensure that it maintains a strong
credit rating and healthy capital ratios in order to
support their business and maximize shareholder
value.The Company manages their capital
structure and make adjustments to it in light of
changes in economic conditions. To maintain or
adjust the capital structure, the Company may
adjust the dividend payment to shareholders,
return capital to shareholders or issue new shares.
The Company policy is to maintain a healthy
capital structure in order to secure access to
finance at a reasonable cost.

Dividend Policy
Our dividend policy must be approved by the
General Meeting of Shareholders (AGM)
concerning the amount to be paid to the
shareholders. The dividend payout ratio for fiscal
year 2013 will be set on the implementation of
the 2014 AGM.

139

Tabel Kronologis Pembayaran Dividen


Chronological Table Dividend Payment
Tahun Dividen

Tanggal RUPST

Tanggal Pembayaran (%)

Rasio
Pembayaran
(%)

Jumlah Dividen
(Rp.)

Dividen Per
Lembar Saham
(Rp)

2012

21 Mei 2013

21 Juni 2013

10

17.248.732.000

0,541449553

2013

24 April 2014

22 Mei 2014

20

49.158.013.080

0,350166915

Catatan Penting
Tidak terdapat perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan dan tidak
terdapat perubahan kebijakan akuntansi selama
tahun buku 2014

140

Important Note:
There are no changes to the legislation that
significantly and there are no changes in
accounting policies during the financial year 2014

Kinerja Investasi 2014

Investment Performance 2014

Kinerja Investasi Tahun 2014


Investment Performance 2014

(Dalam Milyar Rupiah, kecuali %)


(In Billion Rupiahs, except %)

2013
(Audited)

2014
(Audited)

Investasi Pada Anak Perusahaan


Investasi Diluar Perusahaan
Tanah
Gedung
Kendaraan Bermotor
Barang Inventaris
Property Investasi

174,00
0
62,93
119,21
0,93

175,00
51,86
93,42
4,90
145,49
24,59

Pencapaian
Realization
from Target (%)
0,57
48,45
22,04
69,79

Aset Tidak Berwujud


TOTAL INVESTASI

3,90
366,40

29,95
525,705

659,13
43,32

Uraian

Description
Investment to Subsidiaries
Investment to external
Land
Building
Vehicles
Usable Inventory
Property Investment
Intangible Asset
TOTAL INVESTMENT

Sampai dengan akhir tahun 2014 belanja investasi


perusahaan terealisasi sebesar 75,02% atau sebesar
525,2 M dari anggaran investasi 2014.

Until the end of 2014 the company realized


investment expenditure amounted to 75.02% or
525.2 M from 2014 investment budget.

Masih rendahnya realisasi Investasi 2014 disebabkan


karena beberapa program Investasi masih dalam
proses tender dan pengadaan serta belum terealisasi
pembayarannya, namun nilai investasi mengalami
pertumbuhan 43,32% dari tahun 2013.

The low investment realization in 2014 due to


several investment program is still in the process
of tendering and procurement and payment has
not been realized, but the value of investments
grew 43.32% from 2013.

Tujuan

Purpose

Investasi yang dilakukan perusahaan bertujuan


untuk meningkatkan kapasitas produksi, efektivitas
pekerjaan, peningkatan pelayanan kepada pelanggan
serta peningkatan penggunaan asset perusahaan
untuk mendukung pertumbuhan kinerja dimasa yang
akan datang sesuai target yang telah ditetapkan,
beberapa belanja investasi yang dilakukan antara
lain :
- Pembangunan utilitas kantor
- Penyertaan modal pada joint venture Bank
- Card management
- Penguatan infrastruktur data centre
- Pembelian software
- Modernisasi peralatan pengolahan kiriman
- Pengadaan xray kantor tukar udara dan MPC

The investment made by the company aims to


increase production capacity, the effectiveness of
the work, improving service to customers as well
as increased use of corporate assets to support
the growth performance in the future according to
the targets have been set, some of the investment
expenditure, among others:
- Construction of office utilities
- Equity participation in the joint venture Bank
- Card management
- Strengthening the data center infrastructure
- Purchase of software
- Modernization of mail processing equipment
- Procurement xray air exchange offices and
MPC

untuk Investasi barang modal tidak terdapat ikatan


material untuk investasi barang modal.

for there is no capital investment material


commitments for capital investments.

141

Indikator Kinerja Utama

Key Performance Indicators

Penilaian KPI PT Pos Indonesia (Persero) tahun


2014 dihitung berdasarkan Kontrak Manajemen
antara Kuasa Pemegang Saham dengan Direksi
dan Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) Nomor:
RIS19/D3.MBU/2013 tanggal 22 Januari 2013
tentang Persetujuan indikator-indikator kunci
(Key Performance Indicators) yang meliputi aspek
keuangan dan pasar,efektivitas fokus pelanggan,
efektivitas produk dan proses, fokus tenaga
kerja serta Kepemimpinan, Tata Kelola, dan
Tanggungjawab Kemasyarakatan.

Assessment of KPI PT Pos Indonesia (Persero)


2014 calculated based on management contract
between shareholders to the Board of Directors
and Board of Commissioners PT Pos Indonesia
(Persero) number: RIS 19/D3.MBU/2013 date
22 January 2013 about Approval of Key Indicators
(Key Performance Indicators) which covers the
financial aspects and markets, the effectiveness
of customer focus, effectiveness of products and
processes, the focus of labor as well as leadership,
governance, and Civic responsibility.

Kontrak manajemen adalah kesepakatan antara


Pemegang Saham/Pemilik Modal dengan Dewan
Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia (Persero)
yang berisi target-target pencapaian indikator
kinerja kunci (Key Performance Indicators) yang akan
dievaluasi setiap tahun. Kontrak manajemen dan
KPI merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
tahun 2014.

Management contract is an agreement between


the Shareholders/owners of company with the
Board of Commissioners and Directors PT Pos
Indonesia (Persero) which contains the targets
achievement of key Performance Indicator that
will be evaluated each year. Contract management
and KPI is part of the companys budget and work
plan (CBP) by 2014.

Sesuai dengan hasil RUPS tanggal 22 Januari 2013


nomor RIS-19/D3.MBU/2013, RUPS menyetujui
dan mengesahkan Kontrak Manajemen (Key
Performance Indicator) antara Direksi dan Dewan
Komisaris dengan Pemegang Saham PT Pos
Indonesia (Persero) tahun 2013 mengacu pada
Kriteria Penilaian Kinerja Unggul sesuai surat Wakil
Menteri BUMN nomor S-508/MBU/WK/2012
tanggal 22 November 2012 tentang Shareholder
Aspiration untuk Penyusunan RKAP tahun 2014 dan
akan ditandatangani oleh Direksi, Dewan Komisaris
serta Pemegang Saham paling lambat 30 (tiga puluh)
hari kalender setelah RUPS.

According to the results of the General Meeting of


Shareholders dated January 22, 2013 the number
of RIS-19/D3.MBU/2013, the General Meeting
of of Shareholders approve and ratify the contract
management (Key Performance Indicator) between the
Board of Directors and Board of Commissioners with
the shareholders of PT Pos Indonesia (Persero) in 2013
refers to the Superior performance assessment Criteria
according Vice Minister of SOE letter No. S-508/MBU/
WK/2012 November 22, 2014 about Aspiration for
the preparation of Shareholder of the CBP by 2013
and will be signed by the Board of Directors, Board of
Commissioners and Shareholders no later than thirty
(30) calendar days following the General Meeting of
Shareholders.

Tujuan Kontrak Manajemen dan


KPI
1. Memberikan motivasi kepada manajemen
untuk meningkatkan kinerja;
2. Pemegang saham tidak terlibat dalam proses,
tetapi berorientasi kepada hasil akhir;
3. Pemberian kewenangan yang lebih luas
kepada manajemen; dan
4. Dasar penerapan reward and punishment
berdasarkan penilaian kualitatif dan objektif.

142

The Objectives of the Management


Contract
1. Provide motivation to management to improve
performance;
2. Shareholders not involved in the process, but
the end result-oriented;
3. Granting wider powers to the management; and
4. Basic application of reward and punishment
based on qualitative and objective assessment.

Hasil Penilaian Skor Tahun 2014


KPI2014
No.

Perspektif

A.
B.
C.
D.
E.

Keuangan dan Pasar


Efektivitas Fokus Pelanggan
Efektivitas Produk & Proses
Fokus Tenaga Kerja
Kepemimpinan, Tata Kelola, dan tanggung jawab
Jumlah

The Key Performance Indicators


Score in 2014

Bobot
Weight (%)

Skor KPI
KPI Score
(%)

24,00
22,00
20,00
17,00

7,96
20,84
21,72
19,19

17,00

11,08

100,00

78,80

Jumlah Skor atas hasil penilaian kinerja


manajemen PT Pos Indonesia (Persero) untuk
tahun 2014 berdasarkan target KPI sebagaimana
yang tercantum dalam Kontrak Manajemen
pada Nomor: RIS 19/D3-MBU/2013 tanggal
22 Januari 2013 adalah sebesar 78,80 dengan
predikat Cukup B-3.

Tingkat Kesehatan

Perspectives
Market and Finance
Customer Focus Effectivity
Product and Process Effectivity
HR Focus
Leaderships, Governance, &
Responsibility
Total

Total scores on the assessment of management


performance of PT Pos Indonesia (Persero) for
2014 based on KPI targets as contained in the
Management Contract Number: RIS 19 / D3MBU / 2013 dated January 22, 2013 amounted
to 78,80 with predicate Moderate B-3.

Level of Corporate Health

Tingkat kesehatan PT Pos Indonesia (Persero)


dihitung berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia
Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni
2002 mengenai Penilaian Tingkat Kesehatan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

The level of health of PT Pos Indonesia (Persero)


is calculated based on the Decision Letter of the
Minister of State-Owned Enterprises of the Republic
of Indonesia number: KEP-100/MBU/2002 of 4
June 2002 regarding the assessment of the level of
health of State-Owned Enterprises (SOEs).

Hasil penilaian tingkat kesehatan PT Pos


Indonesia (Persero) untuk tahun buku 2014
dihitung sesuai dengan tata cara penilaian
tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara
yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN).

Results assessment rate the health of PT


Pos Indonesia (Persero) for fiscal year 2014,
calculated in accordance with the procedures for
assessment of the level of health of State-Owned
Enterprises that are set up in the decision letter of
the Minister of State-Owned Enterprises number:
KEP-100/MBU/2002 of 4 June 2002 concerning
the assessment of the level of health of StateOwned Enterprises (SOEs).

Nilai bobot tingkat kesehatan Perusahaan tahun


2014 adalah sebesar 81.80 dengan kualifikasi
SEHAT kategori AA dibandingkan kinerja
tahun 2013, Kinerja perusahaan mengalami
peningkatan dengan nilai bobot 100,00 dengan
kualifikasi SEHAT kategori A.

The weighting value of the companys health level


in 2014 is 81,80 with HEALTHY qualification,
AA category, compare to performance in 2013,
the companys performance has increased with the
weights value of 100,00 and the qualification is
HEALTHY, category A.

143

Penilaian Tingkat Kesehatan PT Pos Indonesia (Persero)


Assessment Of The Level Of Corporate Health

TAHUN 2014
YEAR 2014

RKAP 2014
CBP 2014

TAHUN 2013
YEAR 2013

BOBOT
WEIGHT

SATUAN
NILAI
UNIT

NILAI
Value

SKOR
Score

NILAI
Value

A. ASPEK KEUANGAN :

Return On Equity (ROE)

20

18.16

20.00

27.16

20.00

35.51

20.00

Return On Equity (ROE)

Return On Invesment (ROI)

15

6.96

5.00

7.02

6.00

7.17

6.00

Return On Invesment (ROI)

Cash Ratio (Rasio Kas)

81.7

5.00

87.82

5.00

113.33

5.00

Cash Ratio

Current Ratio (Rasio Lancar)

107.96

3.00

105.44

3.00

109.21

3.00

Current Ratio

Collection Periods (CP)

Hari

38.36

5.00

32.28

5.00

42.04

5.00

Collection Periods (CP)

Perputaran Persediaan (PP)

Hari

1.71

5.00

0.64

5.00

0.09

5.00

Inventory Turn Over (ITO)

Perputaran Total Aset


(TATO)

87.94

3.50

71.7

3.00

75.80

3.50

Total Asset Turn Over (TATO)

Rasio Total Modal Sendiri


terhadap

10

21.44

7.25

17.91

6.00

17.55

6.00

Total Equity to Total Asset


Ratio

Jumlah A

70

53.50

Total A

B. ASPEK OPERASIONAL :

OPERATIONAL ASPECT:

Titik Pelayanan

BS

5.00

BS

5.00

BS

5.00

Scope of Service

Kualitas Pelayanan

BS

4.00

BS

4.00

3.20

Quality of Service

Produktivitas Sumberdaya

2.40

2.40

2.40

Resources Productivity

Peningkatan Kualitas SDM

2.40

2.40

2.40

HR Quality Improvement

Jumlah B

15

13.00

Total B

C. ASPEK ADMINISTRASI
:

ADMINISTRATION ASPECT:

Laporan Perhitungan
Keuangan

bulan

3.00

4.00

3.00

4.00

3.00

Financial Report

Rancangan RKAP

hari

65

3.00

65.00

3.00

65.00

3.00

Annual Corporate Budget


Plan (CBP) Design

Laporan Periodik

hari

3.00

3.00

3.00

Periodical Report

Kinerja Penyaluran Dana


PKBL

58.22

0.00

83.00

3.00

90.00

3.00

PUKK Fund Distribution Perf.

Kinerja Pengembalian Dana


PKBL

27.31

1.00

77.00

3.00

25.39

1.00

PUKK Refund Performance

Jumlah C

15

INDIKATOR

144

53.75

53.00

13.80

Jumlah (A+B+C)
KUALIFIKASI

SKOR NILAI SKOR


Score Value Score

13.80

INDICATOR
FINANCIAL ASPECT :

10.00

15.00

13.00

Total C

77.55

81.80

79.50

Total (A+B+C)

SEHAT
Health

SEHAT
Health

SEHAT
Health

AA

QUALIFICATION

Debt Paying Ability

Kemampuan Membayar Utang


Kemampuan perusahaan membayar utang, baik
jangka pendek ataupun jangka panjang sangat
dipengaruhi oleh sumber likuiditas perusahaan.

The Companys ability to pay debts either short


term or long term greatly influenced by the
Companys sources of liquidity.

Liabilitas Jangka Pendek

Short-Term Liabilities

Kemampuan perusahaan untuk membayar


liabilitas jangka pendeknya dapat dilihat melalui
rasio-rasio pada tabel berikut:
RASIO

The Companys ability to pay its short-term


liabilities can be seen through the ratios in the
table below:

2013

2014

Rasio lancar

109,21%

107,96%

Rasio kas

113,33%

81,7%

Liabilitas Jangka Panjang

RATIO
current ratio
cash ratio

Long-Term Liabilities

Kemampuan perusahaan untuk membayar utang


jangka panjang dapat dilihat melalui rasio-rasio
pada tabel di bawah ini:

The Companys ability to repay long-term debt can


be seen through the ratios in the table below:

RASIO

2013

2014

Rasio utang terhadap ekuitas

4,69 kali

3,66 kali

Rasio utang terhadap EBITDA

14,98 kali

20,29 kali

Rasio EBITDA terhadap beban bunga

14,02 kali

7,62 kali

Kolektibilitas Piutang

RATIO
debt to equity ratio
debt to EBITDA
times interest earned ratio

the collectibility of receivables

Rasio lama penagihan rata-rata adalah sebesar


38,36 hari di tahun 2014 dan 42,04 hari di tahun
2013. sedangkan rasio perputaran piutang untuk
tahun 2014 dan 2013 adalah sebesar 9,29 dan
10,04. perusahaan telah membentuk provisi
atas penurunan nilai piutang berdasarkan pada
nilai ketertagihan dari tingkat penurunan nilai
historis dan nilai individual dari kualitas kredit
dan historis kredit dari para pelanggan sebesar
Rp.18,89 miliar di tahun 2014 dan Rp.10,49
miliar di tahun 2013.

The old ratio of average collection amounted to


38,36 days in 2014 and 42,04 days in 2013.
while the turnover ratio for the 2014 and 2013
amounted to 9,29 and 10,04. The Company
has established a provision for impairment
of receivables is based on the value of the
collectability of the historical value and the rate
of decline in the value of the individual and the
credit quality of the customers historical credit of
Rp 18,89 billion in 2014 and Rp 10,49 billion in
2013.

Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun


piutang kerugian Perseroan pada akhir periode
pelaporan, manajemen Perseroan berpendapat
bahwa pencadangan penurunan nilai cukup
untuk menutupi kerugian jika terdapat piutang
kerugian Perseroan yang tidak dapat tertagih lagi
pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Based on the review of the state of the Companys


accounts receivable losses at the end of the
reporting period, the Companys management
believes that the allowance for impairment losses
is adequate to cover losses if there are receivables
of the Company are no longer collectible December
31, 2014 and 2013.

145

Informasi dan Fakta Material yang Terjadi


setelah Tanggal Laporan Akuntan
Material Information and Facts Subsequent
to the Accountants Report Date
Tidak terdapat informasi dan fakta material
yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
sepanjang tahun 2014.

There as no material information and facts


subsequent to the accountants report date
throughout 2014.

Informasi Material mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi,


Akuisisi atau Restrukturisasi Utang/Modal
Material Information Related with Investment, Expansion,
Divestment, Acquisition or Debt/Capital Restructuring
Tidak terdapat transaksi material sepanjang
tahun 2014.

There was no material transaction throughout


2014.

Informasi Transaksi Material


yang Mengandung Benturan Kepentingan
dan/atau Transaksi dengan Pihak Afiliasi
Information of Material Transaction which Related with
Conflict of Interest and/or Transaction with Affiliates
Tidak terdapat informasi transaksi material yang
mengandung benturan kepentingan dan/atau
transaksi dengan pihak afiliasi sepanjang tahun
2014

There was no information of material transaction


which related with conflict of interest and/or
transaction with affiliates throughout 2014.

Laporan Keuangan
Anak Perusahaan Tahun 2014

Subsidiaries Financial Statements in 2014

Pada saat ini terdapat 3 (tiga) anak perusahaan


yaitu PT Bhakti Wasantara Net dan PT Pos
Logistik Indonesia dan PT Properti PT Pos
Indonesia (Persero). Laporan keuangan anak
perusahaan pada tahun 2014 dapat disampaikan
sebagai berikut :

146

At this time there are three (3) subsidiaries, namely


PT Bhakti Wasantara Net Logistics and PT Pos
Indonesia (Persero) and PT Pos Indonesia (Persero)
property. The financial statements of subsidiaries
in 2014 can be submitted as follows:

Kontribusi Laba Tahun 2014

Contributions Earnings in 2014

Kontribusi laba masing-masing entitas selama


tahun 2014 secara rinci dapat dilihat pada Tabel
berikut ini :

Profit contribution of each entity during the year


2014 are detailed in the following table:

In Billion IDR, except %

Dalam Milyar Rupiah Kecuali %

2013

2014

TUMBUH
GROWTH (%)

PT Pos Indonesia (Persero)

246,37

169,33

(31,26)

PT Pos Indonesia (Persero)

PT BHAKTI WASANTARA NET

0,65

(3,45)

(624,61)

PT BHAKTI WASANTARA NET

PT POS LOGISTIK INDONESIA

2,29

3,69

61,12

PT POS LOGISTIK INDONESIA

PT POS PROPERTI INDONESIA

1,26

PT POS PROPERTI INDONESIA

KONTRIBUSI LABA

JUMLAH LABA

246,37

42,36

Earnings Contribution

TOTAL PROFIT

Ikhtisar Laporan Keuangan PT


BWN Tahun 2014

Summary of Financial Statements of


PT BWN In 2014

Ikhtisar laporan keuangan PT Bhakti Wasantara


Net (PT BWN) selama tahun 2014 secara rinci
dapat dilihat pada Tabel berikut :

Overview of the financial statements of PT


Bhakti Wasantara Net (PT BWN) during 2014 are
detailed in the following table:

Dalam Milyar Rupiah

AKUN

In Billion IDR

2014

2013

ACCOUNT

2012

19.49

23,00

9,48

Current Asset

Aset Tidak Lancar

3.63

4,93

3,95

Non Current Asset

Jumlah Aset

23.12

27,93

13,43

Total Asset

Liabilitas Jangka Pendek

34.18

35,55

22,26

Short Term Liabilities

Aset Lancar

Liabilitas Jangka Panjang

53.07

53,00

52,51

Long Term Liabilities

Ekuitas

-64.13

(60,62)

(61,33)

Equity

23.12

27,93

13,43

Total Liabilities and Equity

Jumlah Liabilitas Dan Ekuitas

Pendapatan Usaha

64.74

59.03

33,70

Revenue

Beban Usaha

-67.81

-57.39

(9,46)

Expense

Pendapatan (Beban) Di Luar Usaha

-0.51

0.17

2,44

Non Operating Revenue (Expense)

Laba (Rugi) Sebelum Pajak

-3.57

1.81

1,29

Profit (Loss) Before Tax

Beban Pajak

0.12

-1.15

(0,31)

Tax

Laba (Rugi) Setelah Pajak

-3.45

0.66

0,97

Profit (Loss) After Tax

Other Comprehensive Revenue

-3.45

0.66

0,97

Comprehensive Income (Loss)

Pendapatan Komprehensif Lainnya


Laba (Rugi) Komprehensif

147

Komposisi Kepemilikan Saham PT


BWN Tahun 2014

Shareholding Composition of PT
BWN In 2014

Komposisi kepemilikan saham PT BWN pada


tahun 2014 dapat dijelaskan pada Tabel berikut :

PT BWN shareholding in 2014 can be explained in


the following table:

Dalam Juta Rupiah kecuali lembar dan % In Million IDR, except Share and %

No

KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM


SHARE COMPOSITION

SAHAM (Lembar)
SHARE (Sum)

SAHAM (%)
SHARE (%)

BESAR UANG
AMOUNT

PT Pos Indonesia (Persero)

9.507

51

9.507

PT QUANTUM AKSESINDO NUSANTARA

9.134

49

9.134

18.641

100

18.641

JUMLAH / Total

Ikhtisar Laporan Keuangan PT PLI


Tahun 2014

Summary of Financial Statements of


PT PLI in 2014

Ikhtisar laporan keuangan PT Pos Logistik


Indonesia (PT PLI) pada tahun 2014 secara rinci
dapat dilihat pada Tabel berikut :

Overview of the financial statements of PT Pos


Indonesia (Persero) Logistics (PT PLI) in 2014 are
detailed in the following table:

Dalam Milyar Rupiah In Billion IDR

AKUN

2014

2013

ACCOUNT

Aset Lancar

144.21

201,03

Current Asset

Aset Tidak Lancar

79.40

19,09

Non Current Asset

Jumlah Aset

223.61

220,12

Total Asset

Liabilitas Jangka Pendek

36.94

32,95

Short Term Liabilities

Liabilitas Jangka Panjang

4.13

8,34

Long Term Liabilities

Ekuitas

182.53

178,83

Equity

223.61

220,12

Total Liabilities/Equity

Jumlah Liabilitas/Ekuitas

Pendapatan

300.32

205,49

Revenue

Beban Usaha

297.91

204,54

Expenses

Laba (Rugi) Usaha

2.41

0,95

Gross Profit (Loss)

Pendapatan Lain-Lain (Bersih)

2.60

2,19

Net Other Revenue

Laba (Rugi) Sebelum Pajak

5.01

3,14

Profit (Loss) Before Tax

Taksiran Beban Pajak

(1.31)

(0,84)

Tax

2,30

Profit (Loss) After Tax

Other Comprehensive Revenue

2,30

Comprehensive Income (Loss)

Laba (Rugi) Setelah Pajak

3.70

Pendapatan Komprehensif Lainnya

Laba (Rugi) Komprehensif

3.70

148

Komposisi Kepemilikan Saham PT


PLI Tahun 2014

Shareholding Composition of PT PLI


In 2014

Komposisi kepemilikan saham pada PT Pos


Logistik Indonesia (PT PLI) pada tahun 2014
dapat dijelaskan pada Tabel sebagai berikut :

Shareholding in PT Pos Indonesia (Persero) Logistic


(PT PLI) in 2014 can be explained in the following
table:

Dalam Juta Rupiah kecuali lembar dan % In Million IDR, except Share and %

No

KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM


SHARE COMPOSITION

PT Pos Indonesia (Persero)

YAYASAN PENDIDIKAN BHAKTI POS

SAHAM (Lembar)
SHARE (Sum)

JUMLAH / Total

BESAR
UANG
AMOUNT

SAHAM (%)
SHARE (%)

174.000

99,71

174,00

500

0,29

0,50

174.500

100,00

174,50

Komposisi Kepemilikan Saham PT


PPI Tahun 2014

Shareholding Composition of PT PPI


In 2014

Komposisi kepemilikan saham pada PT Pos


Propeti Indonesia (PT PPI) pada tahun 2014
dapat dijelaskan pada Tabel sebagai berikut :

Shareholding in PT Pos Indonesia (Persero)


Property (PT PPI) in 2014 can be explained in the
following table:

Dalam Juta Rupiah kecuali lembar dan % In Million IDR, except Share and %

No

KOMPOSISI KEPEMILIKAN SAHAM


SHARE COMPOSITION

SAHAM (Lembar)
SHARE (Sum)

SAHAM (%)
SHARE (%)

BESAR UANG
AMOUNT

PT Pos Indonesia (Persero)

99.000

99,00

99,00

PT POS LOGISTIK INDONESIA

1.000

1,00

1,00

JUMLAH / Total

100.000

100,00

100,00

Ikhtisar Laporan Keuangan PT PPI


Tahun 2014

Summary of Financial Statements of


PT PPI in 2014

Dalam Juta Rupiah kecuali lembar dan % In Million IDR, except Share and %

AKUN
Aset Lancar
Aset Tidak Lancar

2014

2013

ACCOUNT

107.46

Current Asset

1.79

Non Current Asset

109.25

Total Asset

Liabilitas Jangka Pendek

7.98

Short Term Liabilities

Liabilitas Jangka Panjang

Long Term Liabilities

Jumlah Aset

Ekuitas

101.26

Equity

Jumlah Liabilitas/Ekuitas

109.25

Total Liabilities/Equity

Pendapatan

6.25

Revenue

-10.36

Expenses

Pendapatan Lain-Lain (Bersih)

6.06

Net Other Revenue

Laba (Rugi) Sebelum Pajak

1.94

Profit (Loss) Before Tax

Beban Usaha

Taksiran Beban Pajak


Laba (Rugi) Setelah Pajak
Pendapatan Komprehensif Lainnya
Laba (Rugi) Komprehensif

-0.68

Tax

1.26

Profit (Loss) After Tax

Other Comprehensive Revenue

1.26

Comprehensive Income (Loss)

149

The People When Rightly and


Fully Trusted Will Return
the Trust
- Abraham Lincoln

150

151

Program Penerapan
Tata Kelola Perusahaan
Implementation of Good Corporate Governance
Dalam usaha pencapaian visi untuk menjadi
perusahaan jaringan yang tangguh, mampu
tumbuh dan berkembang dalam persaingan
global, penerapan GCG secara konsisten menjadi
sebuah kebutuhan bagi perusahaan. Pemerintah
sebagai pemegang saham, telah menerbitkan
serangkaian peraturan perundangan yang
merupakan kaidah, norma ataupun pedoman
korporasi yang diperlukan dalam sistem
pengelolaan BUMN. Melalui Peraturan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor : Per- 01 /
MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(Good Corporate Governance) Pada Badan
Usaha Milik Negara, Menteri BUMN selaku
pemegang saham telah mewajibkan penerapan
GCG secara konsisten dan berkelanjutan
berpedoman pada Peraturan Menteri ini dengan

In an effort to achieve the vision to become


a formidable network company, able to grow
and thrive in the global competition, the
implementation of GCG consistently become
a necessity for the Company. Government as
shareholder, has passed legislation that is rules,
norms or guidelines are needed in the system of
corporate management of SOEs. Through the
Minister of State Owned Enterprises No. PER01 / MBU / 2011 dated August 1, 2011 On
Application of Good Corporate Governance (GCG)
In State-Owned Enterprises, Minister of SOEs as
a shareholder has required the implementation of
GCG consistently and sustained by referring to this

Model GCG Perusahaan


The Corporates GCG Model

Pedoman
Tata Kelola Perusahaan

Peraturan Teknis
dan Pelaksanaan

Guidance of
Corporate Governance

Technical Regulations
and Implementation

Aturan Berlaku
Applicable Rules

Program
Komite Komisaris
Program of
Commissioners Committee

Panduan bagi
Komisaris dan BOD

Standar Operasional
Prosedur (SOP)

Guide for
Commissioners and BOD

Standard Operating
Procedures (SOP)

Anggaran Dasar
Perseroan
Charter
Company

Peraturan
Perundang-undangan
Regulation
Legislation

Praktek Terbaik yang


Lazim di Perusahaan
Lain
Best Common Practices
in Other Companies

Panduan
Komnas GCG
Guide of
GCG National Committee

Praktek Terbaik yang Lazim


di Perusahaan
Best Common Practices
in Company

Review

152

tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku


serta anggaran dasar BUMN.

Regulation by taking into account the applicable


regulations and statutes SOEs.

Sebagai perusahaan BUMN, PT Pos Indonesia


(Persero) secara terus-menerus meningkatkan
penerapan
praktik-praktik
Tata
Kelola
Perusahaan yang Baik guna memaksimalkan
nilai perusahaan, mendorong pengelolaan
perusahaan yang profesional, transparan
dan efisien dengan cara menerapkan prinsip
TARIF yaitu
Transparancy, Accountability,
Responsibility, Independency and Fairness,
sehingga dapat memenuhi kewajiban yang baik
kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris,
Mitra Bisnis serta pemangku Kepentingan.
Kesadaran akan pentingnya GCG dan berupaya
terus menerus dalam melakukan improvement
dan menjadikannya sebagai bagian dari budaya
perusahaan di dalam menerapkan GCG, hal
ini merupakan langkah-langkah komitmen
yang dilakukan setiap insan PT Pos Indonesia
(Persero) dalam menjalankan praktik-praktik
bisnis yang sehat dan berkesinambungan dalam
pengelolaan kegiatan usahanya.

As a state-owned company, PT Pos Indonesia


(Persero) continually improve application practices
of Good Corporate Governance in order to
maximize the value of the Company, the Companys
management encourages professional, transparent
and efficient by applying the TARIF principle:
Transparency,
Accountability,
responsibility,
independence and Fairness, so that it can better
fulfill its obligations to the Shareholders, the
Board of Commissioners, business partners and
stakeholders. Awareness of the importance of
good corporate governance and is constantly
striving to do improvement and make it a part
of corporate culture in the implementation of
GCG, the measures undertaken the commitment
of every member of PT Pos Indonesia (Persero) in
implementing business practices that are healthy
and sustainable in the management of its business
activities.

INTERNALISASI
SOSIALISASI

PENERAPAN
DAN
IMPLEMENTASI

BUDAYA
PERUSAHAAN

INTERNALIZATION
SOCIALIZATION

APPLICATION
AND
IMPLEMENTATION

CORPORATE
CULTURE

153

Sebagai wujud komitmen perusahaan dalam


penerapan GCG dan sejalan dengan harapan
dari para stakeholders, berdasarkan peraturan
perundang-undangan tersebut, perusahaan
telah membangun pemahaman dan sistem tata
kelola perusahaan secara berkelanjutan sebagai
kerangka kerja yang diatur dalam kebijakan
penerapan GCG. Sejak tahun 2002, sebagai
acuan maupun referensi untuk menerapkan
praktek bisnis yang sehat dan beretika,
perusahaan telah menerbitkan Pedoman
Penerapan Tata Kelola Perusahaan (Code of
Corporate Governance) yang selalu ditinjau dan
dimutakhirkan secara berkala.

As the Companys commitment in the


implementation of GCG and in line with
the expectations of stakeholders, based on
these regulations, the Company has built an
understanding and corporate governance system
on an ongoing basis as the framework set out in
the policy implementation of GCG. Since 2002, as
a reference or a reference to apply sound business
practices and ethics, the Company has issued
Guidelines on Corporate Governance (the Code of
Corporate Governance) are constantly reviewed
and updated periodically.

Selain kebijakan Tata Kelola Perusahaan,


beberapa manual GCG yang telah disusun dan
dimiliki PT Pos Indonesia (Persero) antara lain
Board Manual, Pedoman Etika Bisnis dan Tata
Perilaku (Code of Conduct), Charter Komite
Komisaris yaitu Charter Komite Audit dan
Charter Komite Manajemen Risiko Usaha dan
Investasi, Charter SPI, Kebijakan Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN),
Kebijakan
Media
Komunikasi,
Kebijakan
Manajemen Risiko serta Kebijakan Tata Kelola
Teknologi Informasi.

In addition to corporate governance policies,


some GCG manual has been compiled and owned
by PT Pos Indonesia (Persero), among others
Board Manual, Code of Business Ethics and
Conduct (Code of Conduct), namely Commissioner
Committee Charter Charter Charter of the Audit
Committee and Risk Management Committee and
Investment Business, Charter SPI, Policy State
Officials Wealth Report (LHKPN), Media Policy
Communication, Risk Management Policy and
Information Technology Governance Policy.

Dalam melengkapi manual GCG, selain


melakukan pemutakhiran kebijakan sesuai
dengan adanya perubahan Anggaran Dasar dan
peraturan Kementerian BUMN serta dengan
adanya perkembangan bisnis Pos saat ini,
perusahaan juga menyusun manual GCG yang
belum terpenuhi.

154

Kantor Pos Subang


Subang Post Office

In complement GCG manual, in addition to


updating the policy in accordance with the
change in the Statutes and regulations as well as
with the Ministry of SOEs ZIP current business
developments, the Company also compiled
manually GCG unmet.

Roadmap BUMN Bersih (RBB)


Tahap I

Roadmap Clean SOE (RBB)


Phase I

Berdasarkan Surat Edaran Menteri BUMN no.


SE-05/MBU/2013 tanggal 30 September 2013,
seluruh BUMN diwajibkan untuk mengikuti
Roadmap BUMN Bersih dengan tujuan untuk:
Meningkatkan
1.
kualitas
Tata
Kelola
Perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance/GCG), baik secara administratif
maupun substantif.
2.
Mewujudkan
BUMN
yang
tangguh
(profesional dan tahan goncangan/godaan),
unggul (mengutamakan sistem, mutu
dan inovasi) serta bermartabat (bersih
dari segala bentuk penyimpangan dan
kecurangan termasuk korupsi).

Based on Circular Letter of the Minister of SOEs


no. SE-05 / MBU / 2013 September 30, 2013,
all SOEs are obliged to follow the Roadmap SOE
Clean with a view to:
1. Improving the quality of good corporate
governance (GCG / GCG), both administrative
and substantive.
2. Achieve a formidable SOE (professional and
shockproof / temptation), superior (priority
system, quality and innovation) and human
dignity (net of all forms of irregularities and
fraud, including corruption).

Penilaian dilakukan oleh Badan Pemeriksa


Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melalui
survei persepsi terhadap semua pemangku
kepentingan (stake holders), yang terdiri dari
karyawan, pelanggan, rekanan (pemasok dan
kontraktor), serta kalangan masyarakat yang
relevan.

Assessment carried out by the Supreme Audit


Agency (BPKP) through perception survey of all
stakeholders (stakeholders), which consists of
employees, customers, partners (suppliers and
contractors), as well as the relevant society.

Kriteria bersih yang digunakan dalam


kriteria survei/penilaian tersebut secara garis
besar meliputi pelaksanaan pilar-pilar GCG:
Transparency, Accountability, Responsibility,
Independency, dan Fairness sebagai landasan
sistem manajemen mulai dari perencanaan
sampai dengan pertanggungjawaban; komitmen
untuk tidak melakukan segala bentuk fraud/
kecurangan, termasuk di dalamnya segala bentuk
tindakan korupsi, menerima dan memberikan
suap/gratifikasi.

Criteria `clean used in the survey / assessment is


broadly covers the implementation of the pillars
of good corporate governance: Transparency,
Accountability, Responsibility, Independence,
and Fairness as the cornerstone of management
systems ranging from planning to accountability;
commitment not to do any form of fraud / cheating,
including all forms of corruption, receiving and
giving bribes / gratuities.

Program pencapaian RBB dilakukan secara


berjenjang. Tahap pertama yang disebut : Bersih
Tingkat I, merupakan pencapaian pada jajaran
Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
serta Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan
Anak paling lama dalam waktu 3 (tiga) bulan
setelah berakhirnya batas waktu pendaftaran.

RBB achievement program conducted in phases.


The first stage is called: Net Level I, is the
achievement of the Board of Directors and Board
of Commissioners / Board of Trustees and the
Board of Directors and Board of Commissioners
Subsidiary not longer than 3 (three) months after
the expiry of the deadline.

Pendaftaran keikutsertaan PT Pos Indonesia


(Persero) dalam program RBB tahap I dilakukan
dengan mengirimkan surat pernyataan sanggup
mengikuti BUMN Bersih dan sanggup dinilai
yang ditandatangani oleh Direktur Utama selaku

Registration participation of PT Pos Indonesia


(Persero) in the phase I program RBB done by
submitting an affidavit able to follow SOE Clean
and capable assessed signed by the Managing
Director as the Board of Directors of PT Pos

155

Direksi PT Pos Indonesia (Persero) pada tanggal


25 Oktober 2013.

Indonesia (Persero) on October 25, 2013.

Waktu penilaian RBB tahap I, sesuai dengan


surat Kepala Perwakilan BPKP Propinsi Jawa
Barat nomor : S-476/PW10/4/2014 tanggal 14
Februari 2014, RBB tahap I dilaksanakan selama
20 (dua puluh) hari kerja, yaitu mulai tanggal 17
Februari sampai dengan 14 Maret 2014.

Time RBB Phase I assessment, in accordance


with the letter of the Chief Representative of the
Province of West Java BPK number: S-476 / PW10
/ 4/2014 dated February 14, 2014, RBB stage I
held for 20 (twenty) working days, starting on 17
February to by March 14, 2014.

Objek penilaian RBB tahap I terdiri dari :

Objects RBB assessment of Phase I consists of:

a. Pembuatan Dokumen Aplikasi Direksi


b. Pembuatan Dokumen Aplikasi Dewan
Komisaris
c. Penyebaran kuesioner kepada : Direksi,
Dewan Komisaris, Komite Audit, SPI,
Manajemen Kantor Pusat, Area dan UPT
sampel, Pegawai Kantor Pusat, Area dan
UPT sampel, Pelanggan UPT sampel,
Supplier Pengadaan Kantor Pusat dan
Area sampel, Regulator, Pemegang
Saham dan Serikat Pekerja. Sebagai
catatan, Area dan UPT sampel adalah
Area VIII dan X serta UPT di Area V, VIII
dan X.

a. Making Document Application of Directors


b. Making the Application Document BOC
c. Distributing questionnaires to: Board of
Directors, the Board, the Audit Committee,
SPI, Management Headquarters, Area and
UPT samples, Employees Headquarters,
Area and UPT samples, sample UPT
Customer, Supplier Procurement and
Area Headquarters samples, regulators,
shareholders and the United workers. For
the record, Area and UPT samples are Area
VIII and X and UPT in Area V, VIII and X.

Berdasarkan seluruh aktifitas penilaian yang


telah dilakukan oleh Tim BPKP atas objek
penilaian yaitu : Dokumen aplikasi Direksi,
Dewan Komisaris dan kompilasi hasil kuesioner,
maka RBB tahap I dinyatakan bahwa manajemen
PT Pos Indonesia (Persero) dinyatakan
BERKOMITMEN dalam mewujudkan BUMN
Bersih dengan nilai Dokumen Aplikasi Direksi
dan Dewan Komisaris sebesar 8,28 dan
persepsi/kuesioner sebesar 7,46. Sehingga
dalam peta RBB, PT Pos Indonesia (Persero)
dalam area hijau

Based on the assessment activities that have


been carried out by the BPK on object assessment
team are: Document application of Directors,
Board of Commissioners and the compilation of
the questionnaire, the RBB stage I stated that the
management of PT Pos Indonesia (Persero) stated
COMMITTED in realizing the value of SOEs
Clean Documents Application of Directors and
Board of Commissioners of 8.28 and perception
/ questionnaire by 7.46. So the map RBB, PT Pos
Indonesia (Persero) in the area of green

Self Asessment
Pada tahun 2013 PT Pos Indonesia (Persero)
mengajak konsultan GCG, yaitu Mitra Badra
Consulting (MBC) untuk asessment penerapan
GCG Tahun 2013 dan pembangunan Enterprise
Risk Management Kontrak dengan konsultan
ini berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK)
no. 1319/DIRUT/1113 tanggal 27 November
2013 dan Perjanjian kerjasama no. PKS.225/

156

Self Assesment
In 2013 PT Pos Indonesia (Persero) invites
consultants GCG, namely Badra Partners Consulting
(MBC) for the assessment of GCG implementation
in 2013 and the development of Enterprise Risk
Management Contract with this consultant based
Work Order (SPK) no. 1319 / CEO of / 1113
dated November 27, 2013 and no cooperation
agreement. PKS.225 / CEO of / 1213 - no. PRO-

DIRUT/1213

PRO-MBC/001/POS/

MBC / 001 / POS / XII / 2013. Material contracts

XII/2013. Materi kontrak adalah asessment

no.

is assessment of GCG implementation in 2013, the

penerapan GCG tahun 2013, pembangunan

construction of enterprise risk management (ERM),

enterprise risk management (ERM), serta review

as well as review the implementation of GCG in PT

penerapan GCG di PT Pos Indonesia (Persero).

Pos Indonesia (Persero) . Material contracts will be

Materi kontrak akan dilaksanakan mulai awal

implemented starting early 2014.

tahun 2014.
Namun pada perjalanannya, terdapat kendala

But the journey, there are obstacles that result

yang

kontrak

in diputusnya contract with MBC, so the activity

kerjasama dengan MBC, sehingga kegiatan

mengakibatkan

diputusnya

Assessment GCG implementation in 2013 could

Asessment Penerapan GCG tahun 2013 tidak

not be implemented properly.

dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.


Berdasarkan alasan tersebut, terutama sebagai
pemenuhan Key Performance Indicator (KPI)
Direksi berdasarkan Kriteria Penilaian Kinerja
Unggul (KPKU) BUMN, maka diputuskan untuk
mengganti rencana Assessment Penerapan GCG
tahun 2013 bekerjasama dengan MBC tersebut
dengan melaksanakan kegiatan Self Assessment
Penerapan GCG tahun 2013 oleh internal
Perusahaan. Penilaian (asessment), yaitu
program untuk mengidentifikasi pelaksanaan
GCG di BUMN melalui pengukuran pelaksanaan
dan penerapan GCG di BUMN yang dilaksanakan
secara berkala setiap 2 (dua) tahun sekali,
dan pada tahun berikutnya setelah penilaian
(assessment), dilakukan self asessment yang
meliputi evaluasi terhadap hasil penilaian dan
tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan. Self
asessment tersebut pada prinsipnya dilakukan
sendiri oleh BUMN yang bersangkutan, yang
pelaksanaannya dapat didiskusikan dengan
atau meminta bantuan (asistensi) oleh penilai
independen atau menggunakan jasa Instansi
Pemerintah yang berkompeten di bidang GCG.
Assessment penerapan GCG di PT Pos Indonesia
(Persero) terakhir dilaksanakan untuk tahun
2012, sehingga tahun 2013 dapat dilakukan
evaluasi/review oleh internal Perusahaan atau
self asessment GCG. Dalam melaksanakan
self asessment penerapan GCG tahun 2013,
telah dibentuk Tim Self Asessment Penerapan
Good Corporate Governance Tahun 2013 PT Pos
Indonesia (Persero) melalui Surat Keputusan
Direksi PT Pos Indonesia (Persero) Nomor :
SK. 3613/DIRUT/1114 tanggal 18 November
2014, namun untuk efektivitasnya pelaksanaan
self asessment penerapan GCG tahun 2013

Based on these reasons, especially as the fulfillment


of Key Performance Indicator (KPI) Board of
Directors based Superior Performance Assessment
Criteria (KPKU) SOEs, it was decided to change
the plan Assessment GCG implementation in 2013
in cooperation with the MBC by conducting Self
Assessment GCG implementation in 2013 by the
Companys internal , Assessment (assessment),
which is a program to identify GCG in SOEs through
the measurement execution and implementation
of GCG in SOEs held periodically every two (2)
years, and the following year after the assessment
(assessment), do a self assessment that includes
an evaluation of the results of the assessment and
follow-up on recommendations for improvement.
Self assessment is in principle carried out by the SOE
in question, which implementation can be discussed
with or ask for help (assistance) by an independent
appraiser or use the services of a competent
government agencies in the field of corporate
governance. Assessment GCG implementation in PT
Pos Indonesia (Persero) last conducted in 2012, so in
2013 to do an evaluation / review by the Companys
internal or GCG self assessment. In carrying out
self assessment GCG implementation in 2013, has
been formed Team Self Assessment Implementation
of Good Corporate Governance In 2013 PT Pos
Indonesia (Persero) through the Decree of the Board
of Directors of PT Pos Indonesia (Persero) Number:
SK. 3613 / CEO of / 1114 dated November 18,
2014, but the implementation of self assessment
for the effectiveness of GCG implementation in
2013 assisted by an independent assessor, Mr

157

dibantu oleh penilai independen yaitu


Bapak Hasnil djamin seorang ahli GCG yang
memiliki kompetensi serta pengalaman dalam
melakukan asessment maupun self assessment
penerapan GCG di BUMN, sebagai nara sumber
pendampingan tim.

Hasnil Djamin a corporate governance expert who


has the competence and experience in conducting
assessment and self-assessment application of
GCG in SOEs, as a resource mentoring team.

Kegiatan self asessment penerapan GCG tidak


dimaksudkan untuk membandingkan capaian
penerapan praktik-praktik GCG antar organ
perseroan, yaitu antara Direksi dan Dewan
Komisaris maupun antara keduanya dengan Rapat
Umum Pemegang Saham(RUPS)/Pemegang
Saham. Masing-masing organ perusahaan
tersebut diukur dengan criteria tersendiri
sesuai dengan struktur dan proses terbaik yang
tertuang dalam PER-01/MBU/2011 dan Surat
Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN
Nomor : SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni
2012 tentang indikator/parameter penilaian dan
evaluasi atas penerapan tata kelola perusahaan
yang baik (good corporate governance) pada
Badan Usaha Milik Negara.

GCG implementation self-assessment activities


are not intended to compare the achievements of
the implementation of good corporate governance
practices among the company organs, namely the
Board of Directors and Board of Commissioners
as well as between them by the General Meeting
of Shareholders (AGM) / Shareholders. Each organ
of the company is measured by its own criteria in
accordance with the best structure and processes
contained in the PER-01 / MBU / 2011 and Decree
No. SOE Ministry Secretary: SK-16 / S.MBU / 2012
dated June 6, 2012 of the indicator / penialaian
parameters and evaluation of the implementation
of good corporate governance (GCG) in State
Owned Enterprises.

Berdasarkan self asessment penerapan GCG


tahun 2013, dapat disimpulkan kondisi
penerapan GCG PT PT Pos Indonesia (Persero)
mencapai skor 80,07 dengan kondisi predikat
Baik adapun capaian skor untuk kriteria uji
terdiri dari : 6 aspek penilaian, 43 indikator,
153 parameterdan 573 Faktor Uji Kriteria (FUK)
adalah sebagai berikut :

Based on self assessment GCG implementation in


2013, we can conclude GCG application conditions
PT. PT Pos Indonesia (Persero) achieved a score
of 80.07 with the condition of the title of Good
achievement test scores for the criteria consisting
of: 6 aspects of assessment, 43 indicators,
parameterdan 153 573 Factor Test Criteria (FUK)
are as follows:

ASPEK GOVERNANCE

BOBOT

CAPAIAN

PERSENTASE (%)

Governance Aspect

weight

Achievement

percentage (%)

Komitmen terhadap penerapan Tata Kelola


Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan.

4,22

60,32

II

Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal.

7,98

88,63

III

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.

35

31,78

90,79

IV

Direksi.

35

29,42

84,05

Pengungkapan dan Keterbukaan Informasi.

6,68

74,21

VI

Aspek lainnya.

0,00

100

80,07

No

Total

158

80,07

Laporan Pelaksanaan GCG

GCG Implementation Report

Untuk memenuhi amanat Keputusan Menteri


Badan Usaha Milik Negara Nomor : Kep-117/MMBU/2002 Tentang Penerapan Praktek Good
Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang telah diperbaharui dengan
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara Nomor : Per 01 /MBU/2011 Tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(Good Corporate Governance) Pada Badan
Usaha Milik Negara, perseroan telah melakukan
berbagai langkah dalam menerapkan dan
mengembangkan pedoman dengan sistem yang
lebih fleksibel dan teruji agar sesuai dengan
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
antara lain:

Fulfilling the mandate of the Decree of the Minister


of State Owned Enterprises No. : Kep-117/MMBU/2002 About Implementation of Good
Corporate Governance Practices In State-Owned
Enterprises ( SOEs ) which has been updated with
the Minister of State Owned Enterprises State
Number : Per 01 / MBU / 2011 On Implementation
of good Corporate governance ( GCG ) On StateOwned Enterprises , the company has taken
various steps to implement and develop guidelines
with a more flexible system and tested to conform
to the principles of good corporate governance ,
among others :

1. Aspek hak dan tanggung jawab pemegang


saham/RUPS

1 . Aspects of the Rights and Responsibilities of


Shareholders/ Shareholder General Meeting

Tentang
hal-hal
yang
perlu
mendapat
persetujuan/keputusan
dari
pemegang
saham, RUPS telah memberikan persetujuan
semua transaksi penting yang memerlukan
persetujuan, memberikan pengesahan RKAP
yang disampaikan oleh direksi, mengesahkan
laporan dan penghitungan tahunan serta
pengesahaan laba Perseroan, menetapkan
auditor eksternal, serta menetapkan gaji
direksi dan komisaris. Pelaksanaan RUPS telah
sesuai dengan ketentuan dengan dilaksanakan
secara tepat waktu. RUPS dilaksanakan dengan
didahului pemanggilan kepada pemegang saham
dan pengambilan keputusan serta risalah RUPS
yang dibuat telah sesuai dengan ketentuan.
Komisaris dan Direksi diputuskan oleh RUPS
dengan komposisi dan kualifikasi sesuai
dengan yang dibutuhkan perusahaan serta
menetapkan aturan perangkapan jabatan bagi
anggota komisaris dan direksi. RUPS juga
telah menetapkan sistem penilaian kepatutan
dan kelayakan (fit and proper test) bagi calon
anggota direksi sesuai peraturan yang berlaku
dan telah menetapkan sistem penilaian direksi
secara formal dan kolegial, serta menetapkan
dan menerapkan sistem insentif untuk komisaris
dan direksi.

It was about the things that needed to get


approval / decision of the shareholders, the
Shareholder General Meeting has approved all
significant transactions, Work Plan and Budget
(RKAP) that was given by the Board of Directors,
the annual report and the calculation of the
Companys profit and set the external auditors,
as well as determined the salary of directors and
commissioners. The Shareholder General Meeting
has been implemented in accordance with the
provisions in a timely manner. The Shareholder
General Meeting (RUPS) was implemented by
previously calling the shareholders, making
decision, and making the treatise in accordance
with the provisions.
Commissioners and the Board of Directors had
been decided by the Shareholder General Meeting
(RUPS) in accordance with the composition and
qualifications required, the Shareholder General
Meeting (RUPS) also set the rules for the positions
of commissioners and directors, set a fit and
proper assessment system (fit and proper test) for
the board of directors, established a formal and
collegial assessment system for board of directors,
decided and implemented a system of incentives
for commissioners and directors.

159

2. Aspek Kebijakan Good Corporate


Governance
Perseroan telah memiliki Pedoman Tata Kelola
Perusahaan (Code Of Corporate Governance),
Panduan Bagi Komisaris dan Direksi (Board
Manual), Pedoman Perilaku (Code Of Conduct),
Piagam Komite Audit (Audit Committee
Charter), Piagam Komite Investasi dan Risiko
Usaha, Piagam SPI (Internal Audit Charter),
Kebijakan Teknologi Informasi, Kebijakan
mengenai hak-hak dan kewajiban karyawan,
Kebijakan mengenai hak konsumen, Kebijakan
mengenai hak dan kewajiban pemasok,
Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban
Perseroan kepada kreditur, Kebijakan mengenai
tanggungjawab sosial Perseroan.

2 . Aspects of Good Corporate Governance

3. Penerapan GCG pada Dewan Komisaris

3. GCG Implementation on the Board of


Commissioners
Learning opportunities for BOC by organizing
development programs (knowledge and skills) for
the Commissioner. Commissioner equipped with
clarity of functions and tasks. Implementation
responsibilities and authority of the Commissioner
to establish decision-making mechanisms and
prepare a work plan every year. Commissioner
to provide input on RJPP Year 2014-2018 and
2015. CBP Commissioner Referrals to the Board of
Directors on the implementation of the plan and
the Companys policy to assess the feasibility of
the corporate vision and mission, get reports on IT
performance, streamline communication between
the Commissioner and his staff outside the Board
of Directors meeting of Commissioners, authorize
the transactions or actions that require approval,
nominate candidates for the external auditor to the
GMS, as well as actively participate in improving
the company image.

Kesempatan
pembelajaran
bagi
Dewan
Komisaris dengan menyelenggarakan program
pengembangan (knowledge dan skill) bagi
Komisaris.
Komisaris
dilengkapi
dengan
kejelasan fungsi dan pembagian tugas.
Pelaksanaan tanggung jawab dan otoritas
Komisaris dengan menetapkan mekanisme
pengambilan keputusan dan menyusun rencana
kerja setiap tahun. Komisaris memberikan
masukan atas RJPP Tahun 2014-2018 dan RKAP
2015. Arahan Komisaris terhadap Direksi atas
implementasi rencana dan kebijakan Perseroan
dengan mengkaji kelayakan visi dan misi
korporasi, mendapatkan laporan tentang kinerja
IT, mengefektifkan komunikasi antara Komisaris
dengan Direksi dan jajarannya di luar rapat
Komisaris, melakukan otorisasi atas transaksi
atau tindakan yang memerlukan persetujuan,
mengajukan calon auditor eksternal kepada
RUPS, serta berpartisipasi aktif dalam
meningkatkan citra Perseroan.
Selain kontrol terhadap Direksi atas implementasi
rencana dan kebijakan Perseroan, Komisaris
juga berperan dalam pemilihan calon Anggota
Direksi dengan memberikan kriteria calon
anggota Direksi yang baru dan menyampaikan
usulan kepada pemegang saham. Komisaris
telah melakukan tindakan terhadap (potensi)
benturan kepentingan yang menyangkut dirinya
dan melaksanakan keterbukaan informasi.

160

The Corporate has a Code of Corporate


Governance, Board Manual, the Code of
Conduct, Audit Committee Charter, Investment
Committee and Business Risk Charter, Internal
Audit Charter, policy of Information Technology,
policy of the rights and obligations of employees,
policy of consumer rights, policy of the rights and
obligations of the supplier, policy of the rights and
obligations of the corporate to creditors, policy of
social responsibility.

In addition to the control of the Board of Directors


on the implementation of plans and policies of the
Company, the Commissioner also plays a role in the
selection of candidates for the Board of Directors
members by providing criteria for prospective new
members of the Board of Directors and propose to
the shareholders. Commissioner has taken action
against the (potential) conflict of interest involving
himself and carry out information disclosure.

Dewan Komisaris berperan dalam pemilihan


Calon Anggota Direksi dengan memberikan
kriteria calon anggota Direksi yang baru dan
menyampaikan usulan kepada pemegang saham.
Dewan Komisaris telah melakukan tindakan
terhadap (potensi) benturan kepentingan
yang menyangkut dirinya dan melaksanakan
keterbukaan
informasi.
Pertemuan
rutin
Dewan Komisaris dilakukan dengan jumlah
rapat yang sesuai dengan ketentuan dan
tingkat kehadiran yang cukup tinggi serta
menyusun tata tertib rapat, membuat risalah
rapat yang mencantumkan Dinamika Rapat dan
menandatanganinya sebagai otorisasi risalah
rapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BOC role in the selection of candidates for the


Board of Directors members by providing criteria
for prospective new members of the Board of
Directors and propose to the shareholders. BOC
has taken action against the (potential) conflict of
interest involving himself and carry out information
disclosure. Regular meetings of the Board of
Commissioners is the number of the meeting in
accordance with the provisions and a fairly high
level of attendance and arrange the order of
the meeting, make the minutes of meetings that
include Dynamics Meeting and authorization to
sign as minutes of meetings in accordance with
applicable regulations.

Pertemuan rutin Komisaris dilakukan dengan


jumlah rapat yang sesuai dengan ketentuan
dan tingkat kehadiran yang cukup tinggi serta
menyusun tata tertib rapat, membuat risalah
rapat yang mencantumkan Dinamika Rapat dan
menandatanganinya sebagai otorisasi risalah
rapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Peran Sekretaris Komisaris yang telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dengan menyusun uraian tugas Sekretaris
Komisaris, menyelenggarakan administrasi dan
penyimpanan dokumen Komisaris, termasuk
selalu menyiapkan undangan rapat dengan
Direksi.

Commissioners conducted regular meetings with


the number of meetings in accordance with the
provisions and a fairly high level of attendance and
arrange the order of the meeting, make the minutes
of meetings that include Dynamics Meeting and
authorization to sign as minutes of meetings in
accordance with applicable regulations.
The role of the Secretary of Commissioners
in accordance with applicable regulations by
drafting job descriptions Commissioner Secretary,
administer and document storage Commissioners,
including the always prepare a meeting invitation
by the Board of Directors.

4. Penerapan GCG pada Komite Komisaris

4. GCG Implementation Committee, Commissioner

The existence of the Commissioner in accordance


with the applicable laws and regulations that
support the implementation of the membership
committee functions and the independence of the
Committee of Commissioners.

Keberadaan Komite Komisaris sesuai peraturan


perundangan yang berlaku dengan keanggotaan
yang mendukung pelaksanaan fungsi komite
dan independensi dari Komite Komisaris.
Komite dilengkapi dengan kerangka acuan
pelaksanaan tugas berupa Job Descriptions,
Pengangkatan anggota Komite Audit sesuai
dengan ketentuan, dan diketuai oleh salah
satu anggota Dewan Komisaris serta membuat
laporan kepada Komisaris.

The Committee is equipped with a frame of reference


for the implementation of tasks in the form of Job
Descriptions, appointment of members of the Audit
Committee in accordance with the provisions of,
and chaired by one of the members of the Board of
Commissioners and to report to the Commissioner.

161

5. Penerapan GCG pada Direksi

5. GCG implementation on the Board of Directors

Direksi dilengkapi dengan kejelasan fungsi,


pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas
melalui Struktur Organisasi yang sesuai dan
dilengkapi dengan uraian tugas/tanggung
jawab, serta menempatkan pejabat yang sesuai
kualifikasi.
Direksi berperan dalam perencanaan Perseroan
dengan menyampaikan RJPP dan menjabarkannya
di dalam RKAP serta mengidentifikasi setiap
peluang bisnis. Direksi berperan dalam pemenuhan
target kinerja Perseroan dengan menyusun
sistem pengukuran kinerja Perseroan, mengambil
keputusan melalui analisis yang memadai,
menerapkan sistem teknologi informasi, sistem
peningkatan mutu dan pelayanan, serta melakukan
pengadaan barang dan jasa sesuai dengan
ketentuan. Direksi melakukan kontrol terhadap
implementasi rencana kebijakan perseroan dengan
cara membuat laporan pelaksanaan IT, laporan
sistem manajemen kinerja, menindak lanjuti hasil
pemeriksaan SPI.

Directors equipped with clarity function, division


of duties, responsibilities and authority through
the appropriate Organizational Structure and
including job descriptions / responsibilities, as well
as placing a suitably qualified officials.

Tindakan Direksi terhadap potensi Benturan


Kepentingan dengan menerapkan kebijakan
penanganan benturan kepentingan, membuat
surat pernyataan tidak memiliki benturan
kepentingan, dan menyusun mekanisme mencegah
pengambilan keuntungan pribadi bagi Direksi dan
senior manajer, melakukan keterbukaan informasi
dengan memberikan informasi yang relevan kepada
pemegang saham dan informasi yang relevan
kepada Stakeholders lainnya serta perlakuan yang
sama dalam pemberian informasi pelaksanaan
pertemuan rutin dengan tingkat kehadiran 90%,
dengan menyusun tata tertib Rapat Direksi,
membuat risalah rapat dan menyimpannya serta
memberikan salinan risalah Rapat Direksi kepada
seluruh Direksi dan membuat mekanisme validasi
risalah rapat.

Action of Directors of the (potential) Conflict of


Interest by implementing policies to deal with
conflicts of interest, to make a statement not have
a conflict of interest, and develop mechanisms to
prevent making personal gain for Directors and
senior managers, information transparency by
providing relevant information to shareholders and
information Stakeholders relevant to the other and
equal treatment in the provision of information
on the implementation of routine meetings with
90.00% attendance rate, arrange the order of the
Board of Directors Meeting, making the minutes of
meetings and store them as well as provide a copy
of the minutes of meeting of the Board of Directors
to the Board of Directors and create a validation
mechanism minutes of meetings.

Directors play a role in the planning of the Company


by giving RJPP and translate it in the CBP and to
identify any business opportunity. Directors act
in compliance with the Companys performance
targets preparing the Companys performance
measurement system, making decisions through
adequate
analysis,
applying
information
technology systems, quality improvement systems
and services, as well as the procurement of goods
and services in accordance with the provisions.
Directors to exercise control over the companys
implementation of a policy plan by making a report
on the implementation of IT, report management
system performance, follow-up results of the SPI.

6. GCG implementation on SPI


6. Penerapan GCG pada SPI
SPI dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung
keberhasilan pelaksanaan tugas dengan kualitas
personel yang memadai. SPI menjalankan
perannya sebagai pengawas dan evaluator dengan
pelaksanaan audit dan pemantauan tindak lanjut.
Untuk menjamin independensi SPI, SPI telah

162

SPI is equipped with the factors supporting the


successful implementation of tasks with sufficient
quality personnel. SPI perform its role as a
supervisor and evaluator with the audit and followup monitoring. To ensure the independence of the
SPI, SPI has been equipped with SPI Chapter
.

dilengkapi dengan SPI Chapter.


SPI menjalankan peran sebagai mitra strategis
(strategic partner) bagi manajemen dengan
memberikan masukan tentang upaya pencapaian
strategi bisnis kepada Direksi.

SPI running role as a strategic partner (strategic


partner) for management by providing feedback on
the achievement of business strategy to the Board
of Directors.

7. Penerapan GCG pada Sekretaris Perusahaan


Sekretaris Perusahaan dilengkapi dengan faktorfaktor pendukung keberhasilan pelaksanaan
tugasnya dengan kualifikasi Sekretaris Perusahaan
yang memadai dan struktur organisasi Sekretaris
Perusahaan sesuai dengan kebutuhan.

7. GCG implementation on Corporate Secretary


The Company Secretary is equipped with
supporting factors the successful implementation
of its duties with sufficient qualified Company
Secretary and Secretary of the Companys
organizational structure as needed.

Sekretaris Perusahaan menjalankan fungsinya


dengan pemberian Informasi yang materiil dan
relevan kepada stakeholderss, bertugas sebagai
Pejabat Penghubung antara Perusahaan dengan
stakeholderss, mendokumentasikan risalah RUPS dan
Rapat Direksi.

Secretary of the Company to perform its functions


with the provision that the Material Information
and Relevant To stakeholderss, served as Liaison
Officer between the Company and stakeholderss,
documenting the minutes of the AGM and Board
of Directors meetings.

8. Aspek Pegungkapan Informasi (Disclosure)


Perseroan menyediakan kemudahan akses informasi
tentang Perseroan serta informasi praktek dan
penerapan GCG kepada stakeholderss. Perseroan
juga menyediakan media untuk mengkomunikasikan
pedoman perilaku kepada stakeholderss di luar
Perseroan.

8. Aspects revelations Information (Disclosure)


Company provide easy access to information
about the Company and the information
practices and the implementation of GCG to
stakeholderss. The Company also provides a
medium for communicating the code of conduct to
stakeholderss outside the Company.

9. Komitmen
Perseroan
membuat
komitmen
dengan
penandatanganan kontrak manajemen, memberikan
reward dan punishment atas penerapan pedoman
perilaku, kepatuhan Perseroan terhadap peraturan
yang berlaku.

9. Commitment
The Company made a commitment to signing the
contract management, reward and punishment on
its implementation, the Companys compliance
with applicable regulations.

163

GOOD GOVERNED
COMPANY
Rules and practices of sound business and ethical
Systems, Structures, and Processes
T
R
A
N
S
P
A
R
E
N
C
Y

A
C
C
O
U
N
T
A
B
I
L
I
T
Y

R
E
S
P
O
N
S
I
B
I
L
I
T
Y

I
N
D
E
P
E
N
D
E
N
C
Y

F
A
I
R
N
E
S
S

COMMITMENT

Struktur Tata Kelola Perusahaan

Structure of GCG

Berdasarkan Undang - Undang Republik


Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, dengan organ utama perusahaan
yang terdiri dari Pemegang Saham melalui
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
Dewan Komisaris serta Direksi yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai
fungsinya masing-masing yang sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap organ mempunyai peran penting dalam
pelaksanaan GCG secara efektif.

According to the Law of the Republic of Indonesia


No. 40 of 2007 on Limited Company, the main
organ of the company consists of Shareholders
through Shareholder General Meeting (RUPS),
the Board of Commissioners and the Board of
Directors. They all have their own authority and
responsibility based on their respective functions
as stipulated in the Articles of Association and
regulations. Each organ has a critical role in the
effective GCG implementation.

Hal terpenting dalam kebijakan tata kelola


perusahaan adalah adanya pemisahan tugas
dan tanggung jawab yang jelas di antara organ
perusahaan. RUPS merupakan wadah para
pemegang saham yang memiliki wewenang
yang tidak dilimpahkan kepada Dewan
Komisaris dan Direksi. Direksi bertanggung
jawab penuh atas pengelolaan perusahaan
sesuai amanah yang diberikan, sedangkan
Dewan Komisaris melakukan pengawasan yang
memadai terhadap pengelolaan yang dilakukan

The important thing in GCG policy is the clear


separation duties and responsibilities among
its organs. The Shareholder General Meeting
(RUPS) is a means of shareholders who have
authority and do not delegate it to the Board of
Commissioners and Board of Directors. Directors
are fully responsible for the management of
the Company in accordance with mandate,
while the Board of Commissioners supervise
adequately to the management carried out by
the Board of Directors and give advice in order to

164

oleh Direksi serta melakukan penasihatan agar


kinerja perusahaan lebih baik.

make a better company performance.

Dewan Komisaris dan Direksi diangkat dan


diberhentikan oleh RUPS. Dewan Komisaris
telah membentuk komite-komite khusus yang
bertugas membantu Dewan Komisaris dan
memberi saran sesuai ruang lingkup tugas
komite yang bersangkutan. Komite - komite di
bawah Dewan Komisaris adalah Komite Audit
dan Komite Manajemen Risiko Usaha dan
Investasi. Selain itu, Direksi telah membentuk
organ-organ Pendukung yaitu Sekretaris
Perusahaan dan Satuan Pengawasan Internal
(SPI) yang bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Utama.

Board of Commissioners and Board of


Directors are appointed and dismissed by the
Shareholders General Meeting (RUPS). The
Board of Commissioners has established special
committees assigned to assist and advise the
Board of Commissioners based on the scope of
each committee. Committees under the Board of
Commissioners are Audit Committee and Business
Risk Management and Investment Committee. In
addition, the Board of Directors has established
the supporting organs. They are the Corporate
Secretary and Internal Audit Unit (IAU), which
reports directly to President Director.

Struktur Tata Kelola Perusahaan di PT Pos


Indonesia (Persero)

Corporate Governance Structure in PT Pos


Indonesia ( Persero )

RUPS

Shareholder
General Meeting

Dewan
Komisaris

Dewan Direksi
Board of
Directors

Sekretaris
Perusahaan
Corporate
Secretary

Board of
Commissioners

SPI
Internal Audit Unit

Komite Manajemen
Risiko Usaha dan
Investasi
Investment & Business
Risk Management
Committee

Komite
Audit
Audit
Committee

165

Shareholders General Meeting

Rapat Umum Pemegang Saham


(RUPS)
Dalam struktur tata kelola perusahaan, RUPS
merupakan organ Perseroan yang mempunyai
kedudukan tertinggi serta mempunyai segala
wewenang yang tidak diserahkan kepada
Direksi atau Komisaris.

In the corporate governance structure, the


Shareholder General Meeting (RUPS) was a corporate
organ that has the highest position and authorities
that were not given to the board of commissioners
and directors.

Melalui wadah RUPS, Direksi, Komisaris dan


Pemegang Saham mengadakan pertemuan dan
pengambilan keputusan keputusan Perseroan
yang bersifat strategis. Sesuai dengan Anggaran
Dasar Perseroan RUPS dalam Perseroan terdiri
dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa.
RUPS Tahunan diadakan dua kali yaitu RUPS
mengenai persetujuan Laporan Tahunan dan
RUPS mengenai persetujuan Rencana Kerja dan
Anggaran Perseroan.

Through the Shareholder General Meeting (RUPS),


Directors,
Commissioners
and
Shareholders
conducted meeting and making strategic decision
of the corporate. In accordance with the Articles of
Association, the RUPS consisted of the Annual and
extraordinary. Annual RUPS was held twice which
was about the approval of annual report and work
plan and budget of the corporate.

The Implementation of the


Shareholder General Meeting
(RUPS)

Pelaksanaan RUPS
Sesuai dengan Undang-Undang Perseroan
Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan, pada
tahun 2014 ini telah dilaksanakan dua kali
RUPS sebagai berikut:

No

166

Tanggal /Tempat
Date / Place
Undangan Rapat
Senin, 13 Januari 2014
Ruang Rapat Kementrian BUMN
Lt 9 Jl. Medan Merdeka Selatan
No.13-Jakarta 10110
Invitation Meeting Monday, January
13, 2014 Meeting Ministry of SOE
- Lt 9 Jl. Medan Merdeka Selatan
No.13-Jakarta 10110
Undangan Rapat
Kamis, 24 April 2014
Ruang Rapat Kementrian BUMN
Lt 9 Jl. Medan Merdeka Selatan
No.13-Jakarta 10110
Invitation Meeting Thursday, April
24, 2014 Meeting Ministry of SOE
- Lt 9 Jl. Medan Merdeka Selatan
No.13-Jakarta 10110

Undangan
Invitation
Undangan Direksi
Nomor :153/
Setper-1/0114

In accordance with the law of Limited Company


and the Articles of Association of the corporate,
the Shareholders General Meeting (RUPS) had
been held once in 2014 as follows:

Isi Rapat
Fill Meeting
Laporan Pengesahan
RKAP 2014 PT Pos
Indonesia (Persero)

Invitation
Directors No: 153 /
Setper-1/0114

RKAP Report 2014


PT Pos Indonesia
(Persero)

Undangan Direksi
Nomor :1766/
Setper-1/0414

RUPS Pengesahan
Laporan Manajemen
tahun 2013 PT Pos
Indonesia (Persero)
Endorsement GMS
Management Report
2013 PT Pos Indonesia
(Persero)

Invitation Directors
No: 1766 /
Setper-1/0414

Kehadiran
Presence
Pemegang
Saham
Shareholders

Komisaris
Commissioners

Direksi
Directors

RUPS Mengenai RKAP 2014


Pada RUPS tersebut dihadiri oleh Deputi Bidang
Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN
yang diberikan kuasa subtitusi oleh Menteri Negara
BUMN selaku pemegangsaham, seluruh Dewan
Komisaris dan Seluruh Direksi Perseroan. Keputusan
yang diambil pada RUPS tersebut adalah :
- Mengesahkan RKAP perusahaan tahun 2014
- Mengesahkan rencana kerja dan anggaran
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun
2014
- Persetujuan indikator aspek operasional PT
Pos Indonesia (Persero) tahun 2014 untuk
perhitungan tingkat kesehatan perusahaan akan
diputuskan tersendiri secara tertulis setelah
direksi dengan rekomendasi dewan komisaris
menyampaikan usulannya kepada Menteri
BUMN
- Penetapan key performance indicator (KPI) yang
tertuang dalam kontrak manajemen tahun 2014
antara direksi dan komisaris dengan pemegang
saham perusahaan.
- Persetujuan pengalihan uang pangan, uang
perbaikan penghasilan, uang ketupat, uang duka
wafat dan batas minimal pension janda ke Dana
Pensiun Pos (dapenpos)
- Persetujuan penghapusbukuan asset tetap
perusahaan berupa tanah dan bangunan dengan
total nilai buku sebesar RP. 173.652.853,- Persetujuan penjaminan asset tetap dalam
rangka penarikan pinjaman ke Bank dengan
plafon sebesar RP.367 miliar

RUPS Mengenai Persetujuan


Laporan Tahunan 2013
RUPS tahun 2014 tentang Pengesahan Laporan
Keuangan dengan risalah RUPS nomor: RIS-33/
D2.MBU./2014 tanggal 24 April 2014 memutuskan
hal-hal sebagai berikut :
a.

Menyetujui dan mengesakan Laporan Keuangan


PT Pos Indonesia (Persero) Tahun Buku 2013
yang disajikan dan telah diaudi toleh KAP Gani
Sigiro & Handayani Nomor : A-012/GHS/14/
VTS tanggal 27 Februari 2014.
b. Mengesahkan Laporan Tahunan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang

Regarding the 2014 AGM RKAP


The AGM was attended by the Deputy of Infrastructure
and Logistics Ministry of SOEs were given the power
substitution by the Minister of State Owned Enterprises
as shareholder, the whole Board of Commissioners and
the entire Board of Directors. The decisions taken at
the AGM are:
- To approve the company RKAP 2014
- To approve the work plan and budget of the
Partnership and Community Development
Program 2014
- Approval of the operational aspects of the
indicator. PT Pos Indonesia (Persero) in 2014
for the calculation of the level of health of the
company will be decided separately in writing
after a board of directors with recommendations
commissioner submit proposals to the minister
- Determination of key performance indicator (KPI)
set out in the management contract in 2014
between the directors and commissioners of the
shareholders of the company.
- Approval of the transfer of money for food,
money earnings improvement, the diamond
money, mourning the death of widow pension
and minimum limits to the Pension Fund of Post
(dapenpos)
- Approval of the companys fixed asset write-off
in the form of land and buildings with a total net
book value of RP. 173 652 853, - Approval of fixed assets in order to guarantee the
withdrawal of Bank loans with a ceiling of RP.367
billion

AGM Regarding Approval of the


Annual Report 2013
AGM 2014 on the Ratification of the Financial
Statements to the minutes of the AGM numbers: RIS33 / D2.MBU. / 2014 dated 24 April 2014 resolved
as follows:
a. Approve Financial Statements and Oneness of
PT Pos Indonesia (Persero) Year Book 2013 is
presented and have diaudi toleh KAP Gani Sigiro
& Handayani Number: A-012 / GHS / 14 / VTS
dated February 27, 2014.
b. Ratified the Annual Report of the Partnership and
Community Development (CSR) which has been

167

telah diaudit oleh KAP Gani Sigiro & Handayani


Nomor : A-011/GHS/14/VTS tanggal 27
Februari 2014.
c. Menetapkan penggunaan Laba Bersih perseroan
tahun buku 2013 sebesar Rp.245.790.065.398,diperuntukan sebagai berikut:

Deviden
sebesar
20,00%
atau
Rp.49.158.013.080, Laba Ditahan sebesar 80,00% atau
Rp.196.632.052.318,-

audited by KAP Gani Sigiro & Handayani Number:


A-011 / GHS / 14 / VTS dated February 27,
2014.
c. Specifies the use of the companys Net Profit for
the financial year 2013 Rp.245.790.065.398, designated as follows:
Dividend of 20.00% or Rp. 49,158,013,080,
Retained Earnings amounted to 80.00% or
Rp.196.632.052.318, -

d. Penetapan:
1. Gaji Direktur Utama tahun 2014 sebesar Rp
87.500.000,00 per bulan, Anggota Direksi
90%, Komisaris Utama 45% dan Anggota
Dewan Komisaris 90% dari honorarium
Komisaris utama.
2. Tunjangan dan/atau fasilitas yang akan
diberikan kepada Direksi dan Dewan
Komisaris mengacu pada Peraturan Menteri
Negara BUMN nomor Per-07/MBU/2010
tanggal 27 Desember 2010.
3. Gaji/honorarium serta tunjangan dan
fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris
berlaku terhitung efektif sejak tanggal 1
Januari 2014.
4. Tantiem diberikan untuk kinerja tahun buku
2013 sebesar Rp 4.000.000.000,00 (pajak
ditanggung penerima). Komposisi besarnya
tantiem adalah Direktur Utama sebesar
Rp. 527.704.486,- , Anggota Direksi 90%,
Komisaris Utama 40% dan Anggota Dewan
Komisaris 36% dari Direktur Utama.
5. Tantiem untuk Sekertaris Dewan Komisaris
ditetapkan oleh Dewan komisaris dengan
mempertimbangkan aspek kepatutan dan
kewajaran, sedangkan tantiem untuk staff
sekretariat Dewan Komisaris berpedoman
pada Pasal 7 Peraturan Menteri BUMN
Nomor:
PER-12/MBU/2012
tentang
organ pedukung Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas BUMN.

d. Determination:
1. Salary Director in 2014 of Rp 87,500,000.00
per month, Member of the Board of Directors
of 90%, 45% Commissioner and Member of the
Board of Commissioners 90% of the honorarium
main Commissioner.
2. Benefits and / or facilities to be provided to the
Board of Directors and Board of Commissioners
refers to the Minister of State Enterprises
number Per-07 / MBU / 2010 dated December
27, 2010.
3. The salary / honorarium and allowances and
facilities for the Board of Directors and Board
of Commissioners is effective as of the effective
since January 1, 2014.
4. Bonus given to the performance of the financial
year 2013 amounting to Rp 4,000,000,000.00
(taxes borne by the recipient). The composition
of the tantiem is Director of Rp. 527.704.486,-,
Member of the Board of Directors of 90%, 40%
Commissioner and Member of the Board of
Commissioners 36% of the Managing Director.
5. Tantiem to the Secretary of the Board of
Commissioners established by the Board of
Commissioners to consider aspects of decency
and fairness, while bonuses for the staff of
the secretariat of the Board of Commissioners
reference to Article 7 of the Regulation of the
Minister of SOEs No. PER-12 / MBU / 2012 on
organ advocates of the Board of Commissioners
/ Board of Trustees of SOEs .

e. Persetujuan penunjukan kembali KAP Gani


Sigiro & Handayani untuk melaksanakan audit
Laporan Keuangan, audit Evaluasi Kinerja, audit
Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangundangan dan Pengendalian Intern serta audit
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun
Buku 2014.

e. Approval reappointment KAP Gani Sigiro &


Handayani to audit financial statements, audit
Performance Evaluation, Audit Compliance
with Laws and Regulations and the Internal
Control and Audit Partnership and Community
Development Program for Fiscal Year 2014.

168

2. Disamping itu pada saat Rapat Umum Pemegang


Saham (RUPS) memberikan arahan dalam rangka
peningkatan penerapan tata kelola perusahaan
yang baik ( good corporate governance), Direksi
dan Dewan Komisaris diminta untuk:
Menindaklanjuti secara tuntas terhadap
hal-hal yang menjadi catatan dan temuan
auditor atas Laporan Keuangan Perseroan
dan Laporan PKBL Tahun Buku 2013 serta
menentukan target penyelesaiannya sehingga
tahun 2014 catatan dan temuan dimaksud
tidak terulang kembali.
Dalam rangka penyelesaian permasalahan
tenaga kerj outsourcing di perusahaan
sebagaimana Surat Edaran Menteri BUMN
Nomor: SE-06/MBU/2013 tanggal 22
november 2013, dengan ini meminta agar
Direksi :
a. Mempelajari dan mencermati masalah
tenaga kerja outsourcing dengan teliti dan
hati-hati sesuai dengan peraturan di bidang
ketanagakerjaan.
b. Menyelesaikan permasalah dengan tenaga
kerja outsourcing dan PHK, serta diproses
melalui mekanisme korporasi dengan
memperhatikan aspek governance dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk efektifitas penyelesaian masalah
tersebut, Direksi agar berkomsultasi dan
berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan
setempat.
c. Mengkaji sistem dan pola pengelolaan tenaga
kerja outsorcing yang memberikan kepastian
hidup yang layak bagi tenaga kerja tersebut,
sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dengan tetap
memperhatikan kebutuhan dan kemampuan
perusahaan jangka panjang.
d. Membentuk tim pengawasan penanganan
masalah tenaga kerja outsourcing dengan
melibatkan Serikat Pekerja PT Pos Indonesia
(Persero) .
e. Melaporkan kepada Menteri BUMN terkait
praktik, sistem dan pengelolaan kesejahteraan
tenaga kerja outsourcing termasuk skema dan
proses penyelesaian tenaga kerja outsourcing
yang sudah dilakukan

2. In addition to the General Meeting of Shareholders


(GMS) provides guidance in order to improve the
implementation of good corporate governance
(GCG), the Board of Directors and Board of
Commissioners are required to:
follow up completely to the things to note
and the auditors findings and the Companys
Financial Statements for Fiscal Year 2013
CSR report and determine a target completion
so that 2014 is the record and the findings
are not repeated.
In order to solve the problems of outsourcing
kerj power in the company as the Minister of
State-Owned Enterprises Circular No. SE-06
/ MBU / 2013 dated 22 November 2013,
hereby request that the Board of Directors:
a. Studying and looking at outsourcing labor issues
thoroughly and carefully in accordance with
the regulations in the field of Ketanagakerjaan.
b.
Resolving
problems
with
manpower
outsourcing and layoffs, and processed through
the corporation with the aspect of governance
and legislation in force. For the problemsolving effectiveness, the Board of Directors in
order berkomsultasi and coordinate with the
local Employment Office.

c. Reviewing systems and workforce management


outsorcing pattern that provides certainty
of living adequate for the work force, in
accordance with the legislation in force with
regard to the needs and capabilities of the
company long term.
d. Surveillance team handling outsourcing labor
issues involving the United Workers of PT. PT
Pos Indonesia (Persero) .
e. Report to the Minister for SOEs related
practices, systems and management of labor
welfare schemes and outsourcing including
labor settlement process outsourcing has been
done

169

3. Membudayakan perilaku non cash payment


(pembayaran tidak tunai) dalam setiap transaksi
yang dilakukan perusahaan.
4. Senantiasa mendorong pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa melalui e-procurement.
5. Mengutamakan penggunaan produksi dalam
negeri, rancang bangun dan perekayasa nasional
serta perluasan kesempatan bagi usaha kecil,
sepanjang kualitas, harga dan tujuannya dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh
pemenuhan kewajiban perpajakan sesuai
ketentuan yang berlaku.
7. Mematuhi ketentuan mengenai kewajiban
pendaftaran dan pelaporan peserta program
langsung pada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS).
8. Direksi bersama Dewan Komisaris diminta untuk
menyempurnakan sistem pelaporan keuangan
sehingga menjadi lebih informatif, antara lain
melalui pemisahan pencatatan dana pihak
ketiga dengan dana (kas dan setara kas) PT Pos
Indonesia (Persero) serta penyajian laporan arus
kas dengan menggunakan direct method
9. Audit laporan keuangan tahun buku 2014
termasuk laporan tahunan perseroan tahun buku
2014 agar dapat diselesaikan dan disampaikan
kepada pemegang saham paling lambat akhir
bulan februari 2015.
10. Memperhatikan dan melaksanakan tanggapan
Dewan Komisaris serta arahan Pemegang Saham
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari keputusan RUPS.

Realisasi Hasil RUPS


Pada tahun 2014 manajemen Perseroan telah
melaksanakan Hasil keputusan RUPS 2014 dengan
disetujuinya laporan tahunan Perseroan dan
disahkannya laporan keuangan tahun buku 2014
oleh RUPS yang diadakan pada selasa, 19 Mei 2015
di kantor kementrian BUMN, Ruang Rapat Lt. 9 Jalan
Medan Merdeka Selatan 13-Jakarta 10100. Selain
itu deviden kepada pemegang saham juga telah
disetorkan pada rekening yang ditunjuk yaitu sebesar
Rp. 49.158.013.080,- pada 22 mei 2014 dan Rp.
12.289.080.000,- pada 24 Desember 2014 sesuai
dengan Hasil keputusan RUPS.

170

3. Cultivating the behavior of non-cash payment (no


cash payments) in every transaction made the
company.
4. Always encourage the procurement of goods and
services through e-procurement.
5. Prioritize the use of domestic production, design
and engineer the national as well as expanding
opportunities for small businesses, as long as
quality, price and purpose can be accounted for.
6. Noting with earnest fulfillment of tax obligations
according to applicable regulations.
7. Comply with the provisions concerning the
registration and reporting obligations of the
social security program participants at the Social
Security Agency (BPJS).
8. The Board of Directors and Board of
Commissioners are required to enhance the
financial reporting system so that it becomes
more informative, among others, through the
separation of the recording of third party funds
of funds (cash and cash equivalents) PT. PT Pos
Indonesia (Persero) as well as the presentation of
the cash flow statement using the direct method
9. Audit of financial statements including the fiscal
year 2014 annual report of the companys 2014
fiscal year to be completed and submitted to the
shareholders no later than the end of the month
of February 2015.
10. Noting and implement feedback and direction of
the Board of Commissioners Shareholders who
are an integral part of the decision of the AGM.

Realization Results of AGM


In 2014 the company management has perform results
for 2014, with the approval of the AGMs decision the
companys annual report and the ratification of the
fiscal year 2014 financial statements by the AGM
held on Tuesday, May 19, 2015 at the ministry of
SOEs, Floor Meeting Room 9 Jalan Medan Merdeka
Selatan 13-Jakarta 10100. In addition dividends to
shareholders have also been deposited in the designated
account in the amount of Rp. 49.158.013.080, on 22 May 2014 and Rp. 12.289.080.000, - on
December 24, 2014 in accordance with the results of
the AGM decisio n.

Dewan Komisaris

Board Of Commissioners

Komposisi Dewan Komisaris

Board of Commissioners Composition

Susunan Dewan Komisaris pada tahun 2013


sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara
BUMN selaku RUPS Nomor KEP-426/ MBU/2013
tanggal 20 Desember 2013 perihal Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan
Komisaris Perseroan (Persero) PT Pos Indonesia
(Persero) sehingga susunan Dewan Komisaris adalah sebanyak tujuh orang yang terdiri dari unsur
di luar Perseroan sebagai berikut :

Board of Commissioners in 2013 in accordance


with the Decree of the Minister of State Owned
Enterprises as shareholder No. KEP-426 /
MBU/2013 dated Desember 20, 2013, concerning
Appointment and Dismissal of Members of the
Board of Commissioners of PT Pos Indonesia
(Persero) that the Board of Commissioners are
as many as seven people consisting of elements
outside of the Company as follows:

Komisaris Utama : Basuki Yusuf Iskandar


Komisaris Independen : Karyono Supomo
Komisaris : Bambang Widianto
Komisaris : Dedi Syarif Usman
Komisaris : Noor Ida Khomsiyati
Komisaris : Bobby Hamzar Rafinus
Komisaris : Ferrari Roemawi

Commissioner: Basuki Yusuf Iskandar


Independent Commissioner: Karyono Supomo
Commissioner: Bambang Widianto
Commissioner: Dedi Syarif Usman
Commissioner: Noor Ida Khomsiyati
Commissioner: Bobby Hamzar Rafinus
Commissioner: Ferrari Roemawi

Kriteria penentuan komisaris independen BUMN


diatur dalam Peraturan Menteri Negara BUMN
PER/01/MBU/2011 Pasal 13 tentang Penerapan
Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.

Criteria for determination of independent directors of


SOEs stipulated in the Regulation of the Minister of
State Enterprises PER / 01 / MBU / 2011, Article 13
of the Implementation of Good Corporate Governance
(GCG) In State-Owned Enterprises.

Pergantian Dewan Komisaris


Pada saat laporan ini disusun, terjadi pergantian anggota Dewan Komisaris. Berdasarkan
keputusan pemegang saham perseroan (Persero) PT Pos Indonesia (Persero) Nomor SK-208/
MBU/10/2014 tanggal 14 Oktober 2014 tentang pemberhentian Anggota Dewan Komisaris
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pos Indonesia (Persero) atas nama Bambang Widianto.
Disamping itu pada tanggal 17 Oktober 2014
sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK240/MBU/10/2014 tanggal 17 Oktober 2014
tentang Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pos Indonesia (Persero) mengangkat Ferrari Roemawi
menggantikan Bambang Widianto.

Substitution of Board of Commissioners


At the time of writing, a change of members of the
Board of Commissioners. Based on the decision
of the companys shareholders (Persero) PT Pos
Indonesia (Persero) No. SK-208 / MBU / 10/2014
dated October 14, 2014 on the dismissal of
members of the Board of Commissioners of the
Company (Persero) PT Pos Indonesia (Persero) on
behalf Bambang Widianto. Besides, on October
17, 2014 according to the Decree of the Minister
of SOEs Number: SK-240 / MBU / 10/2014 dated
October 17, 2014 on the Appointment of Members
of the Board of Commissioners of the Company
(Persero) PT Pos Indonesia (Persero) lifted Ferrari
Roemawi replace Bambang Widianto.

171

Pembagian Tugas
dan Tanggung Jawab

Division of Tasks and


Responsibilities

Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan,


pembagian kerja diantara para anggota
Komisaris diatur secara intern oleh Komisaris.
Dewan Komisaris telah menyusun pembagian
tugas Komisaris yang dituangkan dalam Surat
Keputusan Dewan Komisaris Nomor: 92/
Dekom/0314 tanggal 4 Maret 2014 tentang
Pembagian tugas Dewan Komisaris dengan
rincian sebagai berikut:

Under the Articles of Association, the division


of labor among the members of the Board
of Commissioners is set internally by the
Commissioner. BOC has developed a division of
Commissioners set forth in the Decree of the Board
of Commissioners Number: 92 / Dekom / 0314
dated March 4, 2014 on the Division of the Board
of Commissioners with the following details:

Basuki Yusuf Iskandar, sebagai Komisaris


utama memberikan saran dan pendapat untuk
keseluruhan kegiatan perusahaan dan koordinasi
dengan masing-masing Komisaris serta masukan
dalam bidang operasi dan Informasi teknologi.

Basuki Yusuf Iskandar, as the main Commissioner


provides advice and opinions to the overall
activities of the company and coordination with
each Commissioner and input in the field of
operations and information technology.

Karyono Supomo, sebagai Ketua Komite Audit,


melaksanakan tugas tambahan sebagaimana
diatur dalam Charter Komite Audit serta
memberikan pendapat dan masukan dalam
hal keuangan dan manajemen keuangan, serta
bidang produktivitas dan efisiensi.

Karyono Supomo, as Chairman of the Audit


Committee, carry out additional duties as set
out in the Audit Committee Charter and provide
opinions and input in terms of finance and financial
management, as well as the areas of productivity
and efficiency.

Bobby Hamzar Rafinus, sebagai Ketua Komite


Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan
Investasi, melaksanakan tugas tambahan
sebagaimana yang telah diatur dalam Charter
Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha
dan Investasi serta memberikan pendapat dan
masukan dalam hal governance (GCG), dan citra
perusahaan.

Bobby Hamzar Rafinus, as Chairman of the


Monitoring Committee of the Business Risk
Management and Investment, perform additional
duties as set out in the Charter of the Business
Risk Management Oversight Committee and the
Investment and provide opinions and input in terms
of governance (GCG), and the image of the company.

Dedi Syarif Usam, memberikan masukan dalam


hal pengelolaan aset-aset perusahaan, pemasaran, pengembangan mutu dan pelayanan serta
hubungan kelembagaan.

Dedi Sharif Usam, provide input in the management


of the companys assets, marketing, quality and
service development and institutional relations.

Noor Ida Khomsiyati, memberikan pendapat


dalam hal sumber daya manusia (SDM) dan organisasi, hukum dan umum serta kasus-kasus
perusahaan dan penyelesaiannya.

Noor Ida Khomsiyati, give an opinion in terms of


human resources (HR) and organizational, legal
and general as well as cases of the company and
its completion.

Ferrari Roemawi, memberikan pendapat dan


masukan dalam hal program kemitraan dan bina
Lingkungan (PKBL), bidang produk serta pengadaan barang dan jasa.

Ferrari Roemawi, provide opinions and input in


terms of partnership and community development
program Environment (CSR), the field of the product
as well as the procurement of goods and services.

172

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab


Nama
Name
Basuki Yusuf
Iskandar

Jabatan
Position

Dasar Pengangkatan
Appointment Basis

Division of Tasks and Responsibilities

TmT Menjabat
Date
11 Mei 2011
May 11, 2011

Jabatan lain diluar Perusahaan


Other Position

Komisaris Utama
President
Commissioner

KEP-101/MBU/2011 tanggal 11 Mei 2011

Karyono Supomo

Komisaris
Independen
Independent
Commissioner

SK-416/MBU/2012 tanggal 21 November


2012

21 November 2012
November 21, 2012

Bambang Widianto

Komisaris
Commissioner

Pengangkatan SK-416/MBU/2012 tanggal 21 November 2012 Pemberhentian


SK-208/MBU/10/2014 14 Oktober 2014

21 November 2012
November 21, 2012

Deputy for Social Welfare and Poverty


Alleviation / Executive Secretary - National
Team For The Acceleration of Poverty Reduction (TNP2K) Office Of The Vice President
Deputy for Social Welfare and Poverty
Alleviation / Executive Secretary - National
Team For The Acceleration of Poverty
Reduction (TNP2K) Office Of The Vice
President

Dedi Syarif Usman

Komisaris
Commissioner

SK-303/MBU/2013 tanggal 2 Juli 2013

10 Juli 2013
July 10, 2013

Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan, DJKN


- Kementerian Keuangan
Director of the State Intellectual Separated,
DJKN - Ministry of Finance

Noor Ida Khomsiyati

Komisaris
Commissioner

SK-303/MBU/2013 tanggal 2 Juli 2013

10 Juli 2013
July 10, 2013

Kepala Bagian Pelayanan dan Bantuan


Hukum I kemenetrian BUMN
Head of Service and Legal Aid first
ministerial SOE

Bobby Hamzar
Rafinus

Komisaris
Commissioner

SK-426/MBU/2013 tanggal 20 Desember


2013

20 Desember 2013
December 20, 2013

Pelaksana Tugas Menko Perekonomian


Bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter,
Kementerian Koordinator Perekonomian
Acting Minister for Economic Affairs
Monetary and Fiscal Coordination,
Coordinating Ministry for Economic

Ferrari Roemawi

Komisaris

SK-240/MBU/10/2014 tanggal 17 Oktober


2014

17 Oktober 2014

SK-416/MBU/2012 tanggal 21 November


2012

Kepala Badan Litbang SDM Kementrian


Komunikasi dan Informatika
Head of Human Resources Research and
Development Agency Ministry of Communications and Information Technology

173

Independensi Dewan Komisaris

Independence of the Board of


Commissioners

Anggota Dewan Komisaris, sebanyak enam


orang, terdiri dari berbagai unsur di luar
Perseroan. Antar anggota Dewan Komisaris dan
antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota
Direksi tidak memiliki hubungan keluarga
sedarah sampai derajat ketiga baik menurut
garis lurus maupun garis ke samping atau
hubungan semenda (menantu/ipar) sehingga
dapat menjamin independensi Dewan Komisaris
dalam menjalankan tugasnya, dan tidak terdapat
kemungkinan terjadinya kolusi dan nepotisme.

Nama
Namew

Members of the Board of Commissioners consistsof


five people. They are from various elementsoutside
the Corporate. Among members of theBoard
of Commissioners and between the Boardof
Commissioners and the Board of Directors,there
are no family relationship by blood to thethird
generation either vertically or horizontallyor
relationship by marriage (in law) to ensure
theindependence of the Board of Commissioners
incarrying out their duties, and there is no
possibilityof collusion and nepotism.

Hubungan Keluarga dengan

Hubungan Keuangan dengan

Family relationship with

Family relationship with

Komisaris

Direksi

Commissioner

Director

Basuki Yusuf Iskandar

Karyono Supomo

Pemegang
Saham

Pemegang
Saham

Komisaris

Direksi

Shareholders

Commissioner

Director

Dedi Syarif Usman

Noor Ida Khomsiyati

Bobby Hamzar Rafinus

Ferrari Roemawi

Shareholders

Keterangan:
(v) ada hubungan / relationship
(x) Tidak ada hubungan/ no relationship

Tugas Dewan Komisaris


Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 (6),
Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang
bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar
serta memberi nasehat kepada Direksi.

174

Duties of the Board of


Commissioners
Under Law No. 40 of 2007 on Limited Liability
Companies, Article 1 (6), the Companys Board
of Commissioners is the organ that is in charge
of supervising the general and / or special
accordance with the Statutes and advise the Board
of Directors.

Berdasarkan Anggaran Dasar, Pasal 15 (1) Dewan


Komisaris bertugas melakukan pengawasan
terhadap kebijakan pengurusan jalannya
Perseroan pada umumnya baik mengenai
Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta
memberikan nasihat kepada Direksi termasuk
pengawasan terhadap pelaksana Rencana
Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan
Anggaran Perseroan serta ketentuan Anggaran
Dasar dan keputusan RUPS, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku, untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan.

Under the Articles of Association, Article 15 (1)


The Board of Commissioners shall supervise the
management of the course of the Companys
policies in general good of the Company conducted
by the Board of Directors and provide advice to
the Board of Directors including the supervision
of implementing the Companys Long-Term Plan,
Work Plan and Budget of the Company and the
provisions of the Articles Basic and AGM decisions,
as well as the laws and regulations that apply, for
the benefit of the Company and in accordance
with the aims and objectives of the Company.

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan


Dewan Komisaris Tahun 2014

Implementation Oversight Board


of Commissioners 2014

Sesuai dengan kewajiban Dewan Komisaris yang


dituangkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan,
dimana Dewan Komisaris wajib melaporkan
tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan
kepada Pemegang Saham, bahwa Dewan
Komisaris telah melaporkan tugas pengawasan
kepada Pemegang Saham cq Menteri BUMN
setahun sekali. Dalam melaksanakan fungsi
pengawasan selama tahun 2014, secara umum
kegiatan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris
namun tidak terbatas pada hal-hal berikut :
1.
Direksi
harus
mengupayakan
agar
pendapatan
menjadi
target
minimal
sedangkan biaya menjadi target maksimal.
Oleh karena itu, Direksi perlu melakukan
upaya
peningkatan
pendapatan
dan
pengendalian biaya di semua lini usaha.
Dengan catatan bahwa pertumbuhan
pendapatan harus lebih tinggi dari
pertumbuhan biayanya guna mewujudkan
pengelolaan perusahaan yang semakin
efektif dan efisien.
2.
pertumbuhan
pendapatan
Pencapaian
pada triwulan II-2014 lebih rendah dari
pertumbuhan realisasi biaya. Direksi perlu
melakukan upaya peningkatan pendapatan
dan pengendalian biaya di semua lini usaha.
Dengan catatan bahwa pertumbuhan
pendapatan harus lebih tinggi dari
pertumbuhan biayanya guna mewujudkan
pengelolaan perusahaan yang semakin
efektif dan efisien.

In accordance with the obligations of the Board


of Commissioners as outlined in the Articles of
Association, which the Board of Commissioners
shall report on the monitoring task has been done
to the Shareholders, the Board of Commissioners
has been reported that the supervisory duties
to shareholders represented by the Minister of
SOEs once a year. In carrying out the functions
of supervision during 2014, the general activities
carried out by the Board of Commissioners but not
limited to the following:
1. The Board of Directors shall make the target of
a minimum income while the cost of becoming
a target maximum. Therefore, the Board of
Directors should make efforts to increase
revenue and control costs in all business lines.
With a record of the income growth should
be higher than the costs of growth in order
to realize the company management more
effective and efficient.

2. Achievement of revenue growth in the second


quarter of 2014 is lower than the growth of
realization costs. Directors need to make
efforts to increase revenue and control costs
in all business lines. With a record of the
income growth should be higher than the
costs of growth in order to realize the company
management more effective and efficient.

175

3. Rendahnya realisasi pendapatan pada


triwulan II-2014 merata per jenis pendapatan
dan per area. Hal ini perlu dianalisa apakah
kinerja perseroan di atas industri atau di
bawah industri. Jika di atas industri maka
budget perseroan harus lebih realistis,
perseroan perlu melakukan revisi agar
budget dapat memotivasi karyawan dalam
mencapai tujuan perseroan. Sedangkan jika
di bawah industri maka perseroan harus
melakukan perubahan yang mendasar yaitu
evaluasi perseroan secara komprehensif apa
sebenarnya yang terjadi.
4. Pertumbuhan pendapatan yang negatif
(surat pos, properti dan pendapatan lainnya)
pada triwulan II-2014, perlu mendapat
perhatian dari manajemen khususnya surat
pos karena bisa menjadi indikator bahwa
terjadi perpindahan customer kepada
pesaing bisnis karena pihak kompetitor
memberikan layanan produk yang lebih
menarik.
5. Secara umum kinerja keuangan masih jauh
di bawah target RKAP 2014 walaupun
masih terdapat pertumbuhan dibandingkan
dengan pendapatan tahun sebelumnya.
Rendahnya pencapaian kinerja ini perlu
mendapat perhatian serius dari Direksi
untuk lebih giat lagi dalam mengupayakan
peningkatan
kinerja
perseroan
pada
triwulan berikutnya sesuai dengan target
RKAP 2014 yang telah ditetapkan.
6. Pendapatan per jenis bisnis masih di
bawah target RKAP. Hal ini perlu mendapat
perhatian yang serius dari manajemen agar
target pendapatan di tahun 2014 dapat
tercapai sesuai dengan RKAP tahun 2014.
7. Dari sisi produksi terjadi penurunan
signifikan dari target maupun realisasi
tahun sebelumnya terutama layanan jasa
keuangan. Hal ini agar menjadi perhatian
Direksi agar dilakukan kajian secara
mendalam penyebab penurunan tersebut.
8. Bisnis properti belum memaksimalkan
potensi pendapatan yang ada, ke depan
perlu dilakukan langkah-langkah intensif
untuk meningkatkan pendapatan. Dengan
adanya anak perusahaan PT Pos Properti

176

3. Low realization of revenue in the second


quarter of 2014 evenly per type of income and
per area. It is necessary to analyze whether
the companys performance over industry or
below the industry. If on top of the industry,
the company should be more realistic budget,
the company needs to do a budget revision
in order to motivate employees to achieve
company goals. If it was below the industry
the company should conduct a fundamental
change that the company is a comprehensive
evaluation of what actually happened.
4. The negative income growth (postal mail,
property and other revenues) in the second
quarter of 2014, require attention from
management in particular postal mail because
it can be an indicator that there is a transfer of
a business customer to a competitor because
the competitor provide a more attractive
product.
5. In general, the financial performance is still
far below the target of CBP in 2014 although
there is still a revenue growth compared to
the previous year. The low achievement of this
performance needs serious attention of the
Board of Directors to be more active in the
effort to improve the companys performance
in the next quarter in accordance with the
targets established in 2014 CBP.
6. Earnings per type of business is still below the
target of CBP. This needs serious attention
of management so that the target revenue in
2014 can be achieved in accordance with the
CBP 2014.
7. From the production of a significant decline
from the previous years target and especially
financial services. It is to the attention of the
Board of Directors in order to be examined in
depth the causes of the decline.
8. Business Listing not maximizing the potential
of existing revenue, we need to do intensive
measures to increase revenue. With the
property subsidiary of PT Pos Indonesia

Indonesia, maka kegiatan-kegiatan sejenis


di kantor pos agar secara bertahap di
limpahkan ke anak perusahaan.
9. Dewan Komisaris menyarankan agar Direksi
lebih mengupayakan untuk meningkatkan
kinerja Perseroan. Ke depan diharapkan
peningkatan kinerja berfokus pada recurring
items (meningkatkan recurring revenues
dan mengurangi recurring expenses) dan
tidak mengandalkan extra ordinary (proyek
pemerintah). Pencapaian tersebut di atas,
sebagian dipengaruhi adanya penyaluran
dana program simpanan keluarga sejahtera
(nonrecurring item).
10. Pertumbuhan core business jangka panjang
harus lebih serius ditingkatkan terutama
bisnis logistik dan jasa keuangan sehingga
bisnis jangka pendek disinkronkan dengan
bisnis jangka panjang sebagaimana yang
telah diamanahkan dalam UU No 38 tahun
2009 tentang Pos.
11. Pengembangan Postshop ke depannya agar
dilakukan feasibility study yang diawali
dengan survei terhadap kebutuhan/
keinginan customer (services atau goods)
sehingga ke depan lebih baik. Hal yang
penting harus dilakukan dalam strategi
partnership adalah pemilihan partner yang
berkomitmen untuk jangka panjang.
12. Ke depan Direksi disarankan agar program
yang dilaksanakan untuk meningkatkan
pertumbuhan pendapatan dan laba lebih
kepada pertumbuhan organic secara
selective.
Pertumbuhan
berdasarkan
perolehan
proyek
pemerintah
dan
pertumbuhan anorganic mengandung risiko
yang tinggi. Dengan competitive advantage
yang dimiliki perusahaan, yaitu jaringan dan
konektifitas yang luas, perlu dilakukan studi/
analisis tentang peluang pengembangan
bisnis dan/atau inovasi produk dan/atau
proses yang bisa mendukung pertumbuhan
organic.
Semakin
ketatnya
persaingan
usaha
13.
sejenis khususnya kompetitor di bidang
layanan surat dan paket, Direksi diminta
agar melakukan upaya pembenahan di
bidang operasional dan pemasaran serta
perlunya dilakukan market intelligence
sehingga mampu bersaing terutama dari sisi

(Persero), similar activities in the post office in


order to gradually devolved into subsidiaries.
9. The Board of Commissioners recommend that
the Board of Directors is seeking to improve
its performance. Forward expected to increase
the performance of focusing on recurring
items (increase recurring revenues and reduce
recurring expenses) and does not rely on an
extra-ordinary (government projects). The
attainment of the above, partly influenced
their disbursements prosperous family savings
program (nonrecurring items).
10. Growth in core business should be more
serious long-term improved especially logistics
business and financial services so that shortterm business synchronized with the longterm business as it has been mandated in Law
No. 38 of 2009 on the Post.
11. Development of the future Postshop so do the
feasibility study that begins with a survey of
the needs / desires of customer (services or
goods) so that a better future. The important
thing to do in a partnership strategy is the
selection of a partner who is committed to the
long-term.
In the future, the Board of Directors
12.
recommended that the program be
implemented to increase revenue and profit
growth over the organic growth in selective.
Growth by acquisition of government projects
and inorganic growth contains a high risk. With
the companys competitive advantage, namely
network and extensive connectivity, necessary
to study / analysis of business development
opportunities and / or innovative products
and / or processes that could support organic
growth.

13. Increasing competition in similar businesses,


especially competitors in the field of mail and
parcel services, the Directors are required in
order to carry out reform efforts in the field
of operations and marketing as well as the
need for market intelligence so as to compete

177

operasional dan tarif. Sehingga lebih efektif


dan efisien serta mampu bersaing dengan
kompetitor sejenis.
Direksi
14.
perlu
memperbaiki
strategi
marketing, penetrasi, dan sistem tarif
yang lebih fleksibel termasuk pembagian
kewenangan penetapan tarif antara Direksi
dan kantor regional sehingga tarif lebih
bersaing khususnya di wilayah pulau Jawa.
15. Manajemen diminta untuk mengoptimalkan
dan meningkatkan potensi sinergi dengan
BUMN serta diupayakan ada bagian khusus
yang mengoptimalkan potensi tersebut
dengan tingkat jabatan yang lebih tinggi
dari yang saat ini.
16. Perlu sinkronisasi antara Kantor Pos dengan
Agen Pos sehingga sasaran strategi di pusat
dapat terealisasi dengan baik di jajaran
pelaksana (UPT).
17. Perlu dilakukan evaluasi dan restrukturisasi
secara menyeluruh terhadap regional yang
mengalami kerugian. Hal ini mengingat
sampai dengan triwulan IV tahun 2014
tingkat kerugian di
beberapa Regional
mengalami
peningkatan
dibandingkan
triwulan yang sama tahun sebelumnya dan
dari target RKAP tahun 2014. Kedepan
perlu dilakukan perubahan sistem penilaian
kinerja untuk regional dan kantor pos agar
bisa melihat secara komprehensif dari
pendapatan, pengelolaan biaya dan laba
operasional yang dicapai serta perlu adanya
pemisahan pencatatan antara kantor pusat
(cost center) dengan regional (profit center).
Pencapaian kinerja keuangan di Area
18.
pada triwulan II-2014 masih kurang
menggembirakan baik dari pencapaian
pendapatan maupun laba yang diperoleh
yang masih dibawah target bahkan di
sebagian area mengalami kerugian. Ke
depan perlu segera dilakukan sistem profit
center untuk mendorong Area agar dapat
mencapai kinerja laba sesuai dengan RKAP.
Terdapat penurunan pendapatan yang
19.
sangat tajam di Area Jakarta pada triwulan
II-2014 yaitu mencapai 19% (Rp 142,6M)
dari anggaran, hal tersebut menyebabkan
laba turun sebesar Rp 66,6M dari anggaran
dan juga turun Rp 53 M dari realisasi sampai

178

primarily on the operational side and tariffs.


Making it more effective and efficient and
able to compete with similar competitors.
14. The Board of Directors need to improve
marketing strategies, penetration, and a more
flexible tariff system, including the division
of authority between the Board of Directors
and tariff setting regional offices so that more
competitive rates, especially in the area of
Java.
15. Management are required to optimize and
increase the potential synergies with existing
state-owned companies as well as a special
section which attempted to optimize the
potential of the position level higher than that
at the moment.
16. It should be synchronization between the post
office postal agents that target in the center
of the strategy can be realized by both the
executive ranks (UPT).
17. There needs to be a thorough evaluation and
restructuring of the regional loss. It is given to
fourth quarter 2014 loss in some regional level
has increased compared to the same quarter
of the previous year and from the target RKAP
2014. In the future necessary to change the
performance appraisal system for regional
and post office to get a comprehensive view
of revenue, management costs and operating
profit are achieved as well as the need for
separation of recording between headquarters
(cost center) with regional (profit center).

18. The achievement of financial performance in


the area in the second quarter 2014 was less
encouraging better than the achievement of
revenue and profits derived which is still below
the target even in some areas of loss. In the
future we need to make a profit center system
to encourage area in order to achieve profit
performance in accordance with CBP.
19. There is a very sharp decline in revenue in the
Jakarta area in the second quarter of 2014,
reaching 19% (USD 142,6M) of the budget, it
also results in decreased profits of Rp 66,6M
of the budget and also went down by $ 53 M
from realization to by June 2013. It should be

dengan Juni 2013. Perlu dicermati secara


serius penyebabnya dan perlu diupayakan
untuk meningkatkan penjualan di Regional
Jakarta karena porsi terbesar penjualan ada
di Jakarta.
20. Kinerja Area serta Kantor Pos di Regional
tersebut harus tercermin dalam sistem
intensif/remunerasi perseroan yang ada
secara spesifik sehingga sistem tersebut
dapat memotivasi setiap bagian/karyawan
di setiap Kantor Pos di setiap Regional.
21. Kenaikan pertumbuhan biaya perusahaan
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
kenaikan pertumbuhan pendapatan akan
memunculkan risiko tidak tercapainya
target laba pada tahun 2014. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengendalian
sebaik mungkin terhadap realisasi biaya
perusahaan maksimal ditetapkan 90 - 95%
dari anggaran untuk mengantisipasi tidak
tercapainya pendapatan. Pertumbuhan
biaya
administrasi
mencapai
8,45%
dibanding tahun sebelumnya, dan 109,87%
dibanding anggaran TW II 2014, atas
kejadian ini manajemen perlu melakukan
penghematan
agar
tidak
melampaui
anggaran yang ditetapkan.
22. Untuk mengurangi risiko terjadinya beban
denda yang muncul dari aspek perpajakan,
perlu dilakukan rekonsiliasi secara berkala
agar bisa lebih dini diketahui kekurangan
data atau kesalahan yang terjadi. Bila
perlu dilakukan review perpajakan secara
menyeluruh.
23. Direksi perlu melakukan efisiensi biaya
dengan membuat Keputusan Direksi tentang
program penghematan biaya (cost reduction
program), mengingat pertumbuhan biaya
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
pendapatan.
Cost reduction
program
tersebut agar dilaksanakan secara konsisten
dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris
secara berkala.
Pencapaian
tingkat
kesehatan
pada
24.
triwulan I tahun 2014 dengan skor 59,75
menunjukkan kondisi kurang sehat BBB.
Untuk itu, indikator tingkat kesehatan
perusahaan yang telah ditargetkan segera
dipenuhi.

noted as a serious cause and it is necessary


to increase sales in the Jakarta area for the
largest portion of sales in Jakarta.

20. Performance Areas and post offices in the area


should be reflected in the intensive system /
remuneration company that is specifically so
that the system can motivate each section /
employee at any post office in each area.
21. The increase in the growth of the companys
cost is higher than the increase in revenue
growth will raise the risk of not achieving
profit targets in 2014. Therefore, it is
necessary to control as possible towards the
realization of the companys costs are set up
to 90-95% of the budget to anticipate the
achievement of revenue. Growth reached
8.45% administrative costs compared to
the previous year, and 109.87% compared
to the budget TW II in 2014, this incident
management needs to make savings in order
not to exceed the set budget.

22. To reduce the risk of fines burden arising from


the taxation, reconciliation needs to be done
periodically in order to earlier known lack
of data or errors that occur. If necessary to
review the overall taxation.

23. The Board of Directors should perform


cost efficiency by making decision of the
Directors of the cost savings program (cost
reduction program), considering the cost of
a higher growth than the growth in revenue.
Cost reduction programs to be implemented
consistently and reported to the Board on a
regular basis.
24. Achievement of the level of health in the
first quarter of 2014 with a score of 59.75
indicates unsanitary conditions BBB. To that
end, an indicator of the health of a company
that has been targeted immediately fulfilled.

179

25. Dewan Komisaris menyarankan agar Direksi


lebih mengupayakan untuk meningkatkan
kesehatan Perseroan. Sudah saatnya
Perseroan berusaha untuk mencapai kondisi
sehat AA pada masa mendatang.
Kinerja
aspek
keuangan
26.
mengalami
penurunan yang signifikan, sementara kinerja
aspek operasional relatif baik. Pada laporan
manajemen, capaian kinerja keuangan relatif
rendah, demikian pula kinerja produksi. Jika
kinerja aspek operasional yang relatif baik
ini dihubungkan dengan kinerja produksi
pada laporan manajemen, maka tingkat
kesehatan perusahaan aspek operasional
ini tidak mencerminkan kinerja produksi.
Kedepannya agar kolerasi keduanya lebih
ditingkatkan lagi.
27.
Realisasi
investasi
perlu
dilakukan
percepatan,
dalam
laporan
triwulan
berikutnya
diharapkan
sudah
dapat
direalisasikan minimal 50% dari target
anggaran. Terkait investasi joint venture
Bank apabila tidak terealisasi maka
sebaiknya segera dilaporkan ke Pemegang
Saham sehingga dapat dilakukan budget
review untuk Investasi.
28. Mengingat pencapaian realisasi investasi
sd September 2014 masih sangat rendah
3,47% dari target pencapaian minimal yang
ditetapkan oleh Pemegang saham sebesar
75% maka perlu dilakukan percepatan.
Direksi harus mengupayakan semaksimal
mungkin target pencapaian investasi
tersebut.
29. Pola pengelolaan investasi agar dibagi
secara per triwulan sehingga realisasinya
tidak menumpuk pada triwulan IV dan
hambatan-hambatan yang dihadapi dapat
diatasi sejak dini.
30. Nilai piutang usaha dan pendapatan yang
masih harus diterima agar lebih diperhatikan
kenaikannya serta dilakukan perbaikan
dalam proses penagihannya.
Jumlah piutang benda materai perlu
31.
dipersingkat sehingga tidak mengganggu
cashflow
perusahaan
dengan
cara
pembuatan sistem online antara Dirjen
Pajak dengan perusahaan sehingga akan
mengurangi waktu untuk rekonsiliasi.

180

25. The Board of Commissioners recommend that


the Board of Directors is seeking to improve
the health of the Company. It is time the
Company seeks to achieve a healthy condition
AA in the future.
26. The financial aspects of performance has
declined significantly, while the relatively
good performance of the operational aspects.
In the management report, the achievement
of financial performance are relatively low,
as well as production performance. If the
performance of the operational aspects of this
relatively well connected with the production
performance management reports, the level
of the operational aspects of the companys
health does not reflect the performance of the
production. In the future that correlates both
further enhanced.
27. Actual investment needs to be accelerated,
in the next quarterly report is expected to be
realized at least 50% of the budget target.
Related joint venture investment Bank, if not
realized it should be immediately reported to
shareholders so that it can be a budget review
for Investment.
28. In view of the realization of investments
till September 2014 is still very low 3.47%
of the target of achieving a minimum set
by shareholders at 75% it is necessary to
accelerate. Directors should seek as much as
possible target of achieving the investment.

29. The pattern of investment management in


order to be divided on a per quarter so that
realization does not accumulate in the fourth
quarter and the obstacles encountered can be
addressed early on.
30. Value accounts receivable and accrued revenue
in order to be considered the increase and
made improvements in the collection process.
31. The amount receivable Stamp objects need
to be shortened so as not to interfere with
the company cash flow by making an online
system between the DGT with companies that
will reduce the time for reconciliation.

32. Dilakukan percepatan pembenahan terhadap


sistem akuntansi dan pelaporan. Pembenahan
ini juga agar diselaraskan dengan struktur
organisasi serta PSAK terkini. Dengan
demikian laporan keuangan secara periodik
menjadi lebih mempunyai nilai tambah, lebih
akurat lebih informatif dan tepat waktu
termasuk pemisahan pencatatan dana pihak
ketiga dengan dana (kas dan setara kas) PT Pos
Indonesia (Persero) serta penyajian laporan
arus kas dengan menggunakan direct method.
33. Implementasi SAP (System, Application &
Product in Data Processing) agar segera
digunakan secara menyeluruh sesuai dengan
target bulan Juni 2014, sehingga diperoleh
laporan manajemen yang lebih handal dan
keputusan yang diambil lebih baik lagi.
34.
Penyelesaian SAP (System, Application
& Product in Data Processing) beserta
kendala-kendalanya agar segera diselesaikan
sebagaimana target yang telah ditetapkan
dan tercapai sesuai dengan tujuannya,
sehingga diperoleh laporan manajemen
yang lebih handal dan keputusan yang
diambil lebih baik lagi.
35. Sistem SAP FICO belum bisa membuat
laporan keuangan yang akurat dan tepat
waktu sampai dengan Triwulan III tahun
2014. Pada bulan Oktober 2014 Auditor
dari Kantor Akuntan Publik sudah mulai
mengaudit Laporan Keuangan periode tahun
buku 2014. Keterlambatan sistem ini untuk
menghasilkan laporan keuangan yang akurat
dan tepat waktu akan berisiko bagi perusahaan
berupa keterlambatan dan Opini Audit atas
laporan keuangan tahun buku 2014.
36. Direksi perlu segera menyelesaikan sistem
SAP (System, Application & Product in
Data Processing) secara serius agar laporan
keuangan yang diterbitkan lebih berkualitas,
wajar, accountable serta tepat waktu.
37. Laporan kinerja anak perusahaan yaitu
PT Bhakti Wasantara Net, PT Pos Logistik
Indonesia dan PT Pos Properti Indonesia
tidak terdapat perbandingan antara realisasi
dengan anggaran, sehingga sulit untuk
dibandingkan dan dianalisa lebih lanjut.
Ke depan perlu dibuatkan laporan realisasi
dengan anggarannya.

32. Do the acceleration of improvements to the


accounting and reporting systems. This reform
also that are aligned with the organizational
structure and current GAAP. Thus the periodic
financial statements to be more valueadded, more accurate more informative and
precise separation of recording time including
third party funds of funds (cash and cash
equivalents) of PT Pos Indonesia (Persero)
as well as the presentation of the cash flow
statement using the direct method.
33. Implementation of SAP (Systems, Application
and Products in Data Processing) to
immediately used as a whole in accordance
with the target in June 2014, in order to
obtain a more reliable management reports
and decisions better.
34. Completion of SAP (Systems, Application and
Products in Data Processing) and constraints
in order to be resolved as the targets set and
achieved in accordance with its objectives, in
order to obtain a more reliable management
reports and decisions better.

35. SAP FICO system can not make accurate


financial reports and timely to the third
quarter of 2014. In October 2014 the Auditor
of Public Accounting Firm has begun to
audit the Financial Statements of the fiscal
year 2014. The delay period of this system
to produce accurate financial statements
timely and would be risky for the company in
the form of delays and audit opinion on the
financial statements of fiscal year 2014.
36. The Board of Directors should immediately
resolve the SAP system (System, Application
and Products in Data Processing) seriously
so that the financial statements were issued
more qualified, fair, accountable, and timely.
37. Report of the performance of subsidiaries,
PT Bhakti Wasantara Net, PT Pos Logistik
Indonesia and PT Pos Indonesia (Persero)
property there is no comparison between the
realization of the budget, making it difficult
to be compared and analyzed further. In the
future need to be made to the realization of
the budget report.

181

38. Anak perusahaan PT Pos Properti Indonesia


belum ada kegiatan operasional karena
masih ditangani Pos holding. Oleh karena itu,
perlu dibuatkan segera rencana operasional
tahun 2014. Beban usaha PT Pos Logistik
Indonesia sangat tinggi sehingga perlu
dilakukan efisiensi dan pengendalian biaya.
Laba PT Pos Logistik Indonesia berasal
dari pendapatan bunga, apabila tidak ada
pendapatan bunga maka akan mengalami
kerugian. Selain itu, belum terlihat corporate
action tentang rencana pengambilan saham
mayoritas PT BWN menjadi 90%.
39. Mengingat kinerja anak perusahaan yaitu
PT Pos Logistik, PT Bhakti Wasantara Net
(BWN) dan PT Pos Properti Indonesia
yang belum optimal, kiranya agar lebih
ditingkatkan dan diupayakan mencapai
anggarannya.
40. Kinerja anak perusahaan yaitu PT Pos
Logistik, PT Bhakti Wasantara Net (BWN)
dan PT Pos Properti agar lebih ditingkatkan
dan diupayakan mencapai anggarannya,
terutama PT Bhakti Wasantara Net yang s.d
Triwulan III tahun 2014 masih mengalami
kerugian. Di samping itu, dilakukan evaluasi
secara berkala sehingga kinerjanya lebih
optimal dan meningkat secara signifikan
serta
pengisian
jabatan
disesuaikan
keahliannya.
41. Perlu dilakukan optimalisasi SDM melalui
program pelatihan, pengembangan learning
center, peningkatan kompetensi serta
menerapkan merit system (reward and
punishment) terhadap masing-masing unit
dan individu sampai dengan level terbawah
demi peningkatan kinerja perusahaan.
42. Direksi diharapkan senantiasa menerapkan
reward bagi SDM yang berprestasi dan
punishment bagi SDM yang melanggar
peraturan
demi
peningkatan
kinerja
perusahaan.
43. Perlunya safe guard dan penguatan sistem
pengendalian internal perusahaan terutama
untuk pelaksanaan kegiatan/proyek yang
diperkirakan mempunyai potensi rawan
untuk mencegah hal-hal yang melanggar
GCG atau hal yang tidak diinginkan.

182

38. A subsidiary of PT Pos Indonesia (Persero)


Property no operational activities because
they dealt Post a holding. Therefore, need
to be made immediately operational plan
in 2014. Operating expenses Logistics PT
Pos Indonesia (Persero) is very high so it is
necessary to efficiency and cost control. PT
Pos Indonesia (Persero) Logistics Profit derived
from interest income, if there is no interest
income will suffer losses. Besides, have not
seen the corporate action on the plan of PT
BWN taking a majority stake to 90%.
39. In view of the performance of subsidiaries, PT
Pos Logistics, PT Bhakti Wasantara Net (BWN)
and PT Pos Indonesia (Persero) property that
is not optimal, would be more enhanced and
pursued reach its budget.
40. Performance subsidiary, PT Pos Logistics, PT
Bhakti Wasantara Net (BWN) and PT Pos
property is enhanced and pursued reach
its budget, especially PT Bhakti Wasantara
Net sd third quarter of 2014 is still a loss. In
addition, we evaluated periodically so that
more optimal performance and increased
significantly as well as filling the position
adjustable expertise.

41. It should be done to optimize human resources


through training programs, development of
learning centers, improving the competence
and apply the merit system (reward and
punishment) for each unit and individual
to the lowest level in order to improve the
performance of the company.
42. The Board of Directors is expected to continue
to implement a reward for outstanding HR and
HR punishment for breaking the rules in order
to improve the performance of the company.
43. The need for safe-guard and strengthening
of internal control systems primarily for the
implementation of activities / projects are
estimated to have the potential prone to
prevent things that violate GCG or undesirable.

44. Perlunya perubahan dan/atau terobosan


yang signifikan dalam investasi sehingga
penyerapan investasi optimal. Perubahan
diperlukan karena setiap tahun penyerapan
investasi relatif rendah. Pola pengelolaan
investasi agar dibagi secara bulanan dan
triwulanan sehingga realisasinya tidak
menumpuk pada triwulan IV dan hambatanhambatan yang dihadapi dapat diatasi sejak
dini.
45. Direksi diminta untuk segera menggunakan
Lembaga Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE) dalam pengadaan barang dan jasa
di Perusahaan sehingga lebih transparan
serta perlu peningkatan dalam proses
perencanaan
dan
pengendalian
atas
pelaksanaan investasi.
46. Manajemen disarankan agar melakukan
benchmark terkait dengan pengendalian
gratifikasi dan Whistle Blowing System
(WBS) ke perusahaan-perusahaan atau
BUMN lain yang sistemnya sudah bagus
dengan size SDM yang sama dengan PT Pos
Indonesia (Persero) . Hal ini agar menjadi
perhatian Direksi karena berpengaruh pada
skor GCG di tahun 2015 dan harus segera
diselesaikan.
47. Pengelolaan risiko (profil risiko korporat)
dimasing-masing unit harus dikaitkan dan
dimasukkan dalam tupoksi masing-masing
unit tersebut sehingga pengendalian risiko
lebih optimal.
Direksi diminta menyampaikan laporan
48.
profil manajemen risiko perusahaan pada
laporan manajemen triwulanan minimal
profil risiko likuiditas dan risiko operasional,
sesuai
ketentuan
Per-01/MBU/2011
tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan
tata kelola perusahaan yang baik (GCG)
pada BUMN pasal 25 ayat 4.
49. Terkait tindaklanjut arahan RUPS untuk
pemisahan dana pihak ketiga perlu
diupayakan semaksimalnya agar dapat
dilaksanakan pada tahun 2015. Mengingat
manajemen sudah memahami arah dan

44. The need for change and / or a significant


breakthrough in the investment so that the
absorption of optimal investment. Change is
needed because every year the investment
is relatively low absorption. Investment
management scheme that divided monthly and
quarterly so that realization does not accumulate
in the fourth quarter and the obstacles
encountered can be addressed early on.
45. Directors are required to immediately use the
Electronic Procurement Organization (LPSEs)
in the procurement of goods and services in
the company so that more transparent and
need improvement in the planning and control
of the implementation of the investment.

is suggested that benchmark


46. Management
related to the control of gratification and
Whistle Blowing System (WBS) to corporations
or other SOEs that the system has been good
with the size of human resources with PT Pos
Indonesia (Persero) . It is to the attention of
the Board of Directors because the effect on
corporate governance scores in 2015 and
should be completed soon.
47. Risk management (corporate risk profile) in the
respective units to be linked and included in
the duties of each unit so that a more optimal
risk control.
48. The Board of Directors are required to submit
a report on the companys risk management
profile
management
reports
quarterly
minimum liquidity risk profiles and operational
risk, in accordance with Per-01 / MBU / 2011
dated August 1, 2011 on the implementation
of good corporate governance (GCG) in SOEs
Article 25 paragraph 4.
49. Related to the follow the direction of the AGM
for the separation of funding semaksimalnya
third party is necessary in order to be
implemented in 2015. Given the already
understand the direction and management

183

keinginan perusahaan atas hal tersebut,


maka sebaiknya menggunakan konsultan
untuk akselerasi percepatannya. Hal ini
mengingat kesibukan dan keterbatasan
waktu
dari
bagian
terkait
untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.
50. Perlunya investasi SDM dan Infrastruktur IT
yang lebih baik terutama dalam menghadapi
perubahan yang cepat dan persaingan yang
ketat pada bisnis jasa keuangan.
51. Perlunya dilakukan revisi SOP anggaran
perusahaan sehingga perencanaan dan
pengendalian anggaran menjadi lebih baik.
Salah satu manfaat SOP anggaran yang baik
adalah untuk dapat memotivasi karyawan
dalam mencapai tujuan perusahaan.
52. Kantor Pos sebagai ujung tombak Perseroan
agar dioptimalkan dan dijadikan sebagai
profit center tidak lagi sebagai revenue
center. Untuk itu, agar segera dilakukan
perubahan sistem pencatatan akuntansi dan
pencapaian kinerja Area dan UPT.
53. Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas
dan tertib administrasi perusahaan maka
Direksi diharapkan untuk menindaklanjuti
seluruh temuan dari auditor eksternal (BPK
dan Kantor Akuntan Publik) maupun auditor
internal perusahaan.
54. Direksi dalam menyusun laporan triwulanan
agar mengacu ke Keputusan Menteri
Pendayagunaan BUMN Nomor KEP-211/
M-PBUMN/1999 tanggal 24 September
1999 tentang Laporan Manajemen BUMN.
55. Direksi dalam melaksanakan pengurusan
perseroan,
kiranya
senantiasa
memperhatikan Anggaran Dasar, peraturan
yang berlaku serta menerapkan prinsipprinsip GCG.

Program, Pedoman dan Tata


Tertib Kerja
Dalam rangka mengefektifkan pengawasan
Komisaris terhadap Direksi dan jajarannya
serta memastikan pemenuhan kewajibannya,
Komisaris telah menyusun dan menetapkan
Rencana Kerja dan Anggaran Komisaris. Pada
tahun 2014, Komisaris merencanakan kegiatan,
namun tidak terbatas pada :

184

of the companys desire for that, then you


should use a consultant for acceleration
acceleration. This is due to the busyness and
time constraints of the relevant sections for
the job.
50. The need for HR and IT investments are better,
especially in the face of rapid change and
intense competition in the financial services
business.
51. The need to revise the budget SOP company
that budget planning and control for the
better. One of the benefits of a good budget
SOP is to motivate employees to achieve
corporate goals.
52. Post Office as the spearhead of the Company
in order to be optimized and used as a profit
center is no longer as a revenue center.
Therefore, in order immediate changes to
accounting system and the achievement of
performance and Unit Area.
53. In order to increase accountability and
orderly administration of the company, the
Board of Directors are expected to follow the
entire findings of the external auditors (CPC
and public accounting firm) as well as the
companys internal auditors.
54. The Board of Directors in preparing
the quarterly report that refers to the
Minister Owned Enterprises No. KEP-211/
M-PBUMN/1999 dated 24 September 1999
on SOE Management Report.
55. The Board of Directors in carrying out the
maintenance company, would always pay
attention to the Statutes, regulations and
apply the principles of good corporate
governance.

Program, Guidelines and Rules of


Work
In order to streamline the supervision of the
Commissioner of the Board of Directors and staff
as well as ensuring the fulfillment of its obligations,
the Commissioner has developed and set the
Work Plan and Budget Commissioner. In 2014,
Commissioner of planned activities, but are not
limited to:

1. Rapat rutin Komisaris (Internal dan dengan


Direksi).
a. Rapat internal Komisaris
b. Rapat dengan Direksi
c. Rapat dengan Komite Dewan Komisaris
2. Melakukan kunjungan lapangan.
3. Memberikan
laporan
tentang
tugas
pengawasan yang telah dilakukan selama
tahun buku 2014 kepada RUPS.
4. Memberikan persetujuan kepada Direksi
yang terkait pengelolaan perusahaan sesuai
kewenangan Komisaris.
5. Memberikan pengarahan kepada jajaran
manajemen dalam penyusunan RKAP 2015.
6. Menghadiri seminar/konferensi baik di
dalam maupun di luar negeri.
7. Mengadakan studi banding mengenai
industri perposan di dalam maupun di luar
negeri.

1. Regular meeting of Commissioners (Internal


and with the Board of Directors).
a. Internal meetings Commissioner
b. Meeting with the Board of Directors
c. Meeting of the Committee of the Board
of Commissioners
2. Conduct site visits.
3. Provide a report on the monitoring task has
been carried out during the financial year
2014 to the GMS.
4. Giving approval to the Board of Directors
related to the appropriate authority of the
Commissioner management company.
5. Provide guidance to the management in the
preparation of CBP in 2015.
6. Attend seminars / conferences both at home
and abroad.
7. Conduct a comparative study of the postal
industry at home and abroad.

Fokus Pengawasan Dewan Komisaris Tahun


2014

Focus Oversight Board of Commissioners in


2014

Adapun fokus pengawasan Dewan Komisaris


pada tahun 2014 adalah memastikan proses
bisnis dilakukan sesuai dengan best practice,
memonitor pelaksanaan program investasi
perusahaan berjalan sesuai dengan target agar
dapat memberikan dampak pada peningkatan
produktivitas dan efisiensi serta memastikan
bahwa hubungan kemitraan perusahaan dengan
pelanggan berjalan dengan baik.

The focus of supervision of the Board of


Commissioners in 2014 is to ensure that business
processes carried out in accordance with best
practice, monitoring the implementation of
investment programs run in accordance with
the target company in order to have an impact
on improving productivity and efficiency and to
ensure that the Companys partnerships with
customers goes well.

Kemudian fokus pengawasan Dewan Komisaris


pada tahun 2014 adalah antara lain memantau
kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).
Terkait dengan beberapa hal yang masih perlu
diperbaiki, dalam pelaksanaan pengawasan
yang sesuai dengan kaidah GCG antara lain
meningkatkan efektivitas hubungan kerja antara
Komite Audit dengan SPI, menerapkan Self
Assessment penilaian kinerja Dewan Komisaris,
dan melakukan evaluasi penerapan prinsipprinsip GCG yang telah dilakukan oleh pihak
manajemen Perseroan, serta terus memberikan
arahan kepada Direksi untuk penerapan sistem
manajemen resiko dengan pemetaan resiko
perusahaan yang berstruktur dan lebih baik.
Hal lain yang menjadi fokus pengawasan

Then the focus of supervision of the Board of


Commissioners in 2014 is among others to monitor
the activities of Corporate Social Responsibility (CSR).
Associated with some things that still need to be
improved, in the implementation of supervision in
accordance with the rules of corporate governance,
among others, improving the effectiveness of the working
relationship between the Audit Committee with SPI,
applying self assessment performance evaluation of the
Board of Commissioners, to evaluate the implementation
of good corporate governance principles that have made
the management of the Company , as well as continue
to provide guidance to the Board of Directors for the
implementation of the risk management system with
the Companys risk mapping and better structured.
Another thing that became the focus of supervision

185

Dewan Komisaris adalah penerapan Sistem


informasi Keuangan (SAP FICO) di tahun 2014.

of the Commissioners is the application of the


Financial Information System (SAP FICO) in 2014.

Tanggapan, Rekomendasi dan Persetujuan


Dewan Komisaris terhadap Aksi Korporasi yang
dilakukan Direksi

Response, Recommendation and Approval of the


Board of Commissioners of the Board of Directors
Corporate Actions undertaken

Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi


merupakan hal yang sangat penting sehingga
setiap organ Perseroan dapat bekerja secara
optimal, efektif dan efisien dalam pencapaian
visi, misi dan tujuan Perseroan, berdasarkan
prinsip-prinsip yang dijabarkan dalam Board
Manual bagi Dewan Komisaris dan Direksi.

The working relationship of the Board of


Commissioners and Board of Directors is very
important that each organ of the Company is
able to work optimally, effective and efficient in
achieving the vision, mission and objectives of the
Company, based on the principles outlined in the
Board Manual for the Board of Commissioners and
Board of Directors.
In accordance with the duties and authority
granted in the Articles of Association, the Board
of Commissioners to respond to the measures
proposed by the Board of Directors of the
corporation timely, relevant and accurate.
During 2014, the Board has provided a letter
of recommendation and approval of corporate
actions undertaken by the Board of Directors.

Sesuai dengan tugas dan kewenangan yang


diberikan dalam Anggaran Dasar Perusahaan,
Dewan Komisaris memberikan tanggapan atas
langkah korporasi yang diusulkan oleh Direksi
secara tepat waktu, relevan dan akurat. Selama
tahun 2014, Dewan Komisaris telah memberikan
surat
rekomendasi
maupun
persetujuan
terhadap aksi korporasi yang dilakukan oleh
Direksi.

Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi


merupakan hal yang sangat penting sehingga
setiap organ Perseroan dapat bekerja secara
optimal, efektif dan efisien dalam pencapaian
visi, misi dan tujuan Perseroan, berdasarkan
prinsip- prinsip yang dijabarkan dalam Board
Manual bagi Dewan Komisaris dan Direksi
sebagai berikut :

The relationship of the Board of Commissioners


and Board of Directors
The working relationship of the Board of
Commissioners and Board of Directors is very
important that each organ of the Company is
able to work optimally, effective and efficient in
achieving the vision, mission and objectives of the
Company, based on the principles outlined in the
Board Manual for Board of Commissioners and
Board of Directors as follows:

1. Prinsip keterbukaan, artinya hubungan


kerja Dewan Komisaris dan Direksi tidak
berdasarkan kepentingan pribadi dan tidak
ada sesuatu yang disembunyikan (no vested
interest).
2. Prinsip formal, yaitu hubungan Dewan
Komisaris dan Direksi berdasarkan fungsi/
tanggung jawab masing-masing dan
dilaksanakan melalui prosedur yang berlaku.

1. The principle of openness, meaning that the


employment relationship of the Board of
Commissioners and Board of Directors are not
based on personal interests and nothing is hidden
(no vested interest).
2. Formal principle, namely the relationship of the
Board of Commissioners and Board of Directors
based on the functions / responsibilities of each
and implemented through procedures.

Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi

186

3. Prinsip
kelembagaan,
yaitu
dalam
setiap pelaksanaan tugas dan fungsinya
Dewan Komisaris dan Direksi mewakili
kelembagaan sebagai collegial (dewan).
4. Harmonis,
yaitu
sedapat
mungkin
mengeliminir perpecahan yang dapat
merugikan Perseroan.
5. Saling menghormati, yaitu dalam setiap
tindakan yang diambil sesuai dengan
tugas, kewajiban, kewenangan masingmasing, tidak mencampuri yang bukan
kewenangannya.
6. Mitra, yaitu hubungan antara Dewan
Komisaris dengan Direksi merupakan
partner kerjasama yang memiliki komitmen
yang sama untuk kepentingan Perseroan.

3. Institutional principle, ie in every execution


of the duties and functions of the Board
of Commissioners and Board of Directors
representing the institution as a collegial (board).
4. Harmonious, ie as far as possible eliminate the
divisions that could harm the Company.
5. Mutual respect, that in any action taken
in accordance with the duties, obligations,
each authority, does not interfere with nonauthority.
6. Partners, namely the relationship between the
Board of Commissioners, Directors is a partner
cooperation have the same commitment to
the interests of the Company.

Persyaratan Dewan Komisaris

Requirements BOC

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan,


untuk menjadi Anggota Dewan Komisaris harus
memenuhi persyaratan formal dan material
serta persyaratan lainnya sebagai berikut :
I. Persyaratan Formal :
1. Orang perseorangan;
2. Cakap melakukan perbuatan hukum;
3. Tidak pernah dinyatakan pailit dalam
waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan;
4. Tidak pernah menjadi anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan
pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pencalonan;
5. Tidak pernah dihukum karena melakukan
tindak pidana yang merugikan keuangan
negara dan/atau yang berkaitan dengan
sektor keuangan dalam waktu 5 (lima)
tahun sebelum pencalonan.
II. Persyaratan Material :
1. Integritas;
2. Dedikasi;
3. Memahami masalah-masalah manajemen
perusahaan yang berkaitan dengan salah
satu fungsi manajemen;
Memiliki pengetahuan yang memadai
4.
di bidang usaha Perseroan dimana yang
bersangkutan dicalonkan;
5. Serta dapat menyediakan waktu yang
cukup untuk melaksanakan tugasnya.

In accordance with the Articles of Association of


the Company, to be a Member of the Board of
Commissioners must meet the formal requirements
and materials and other requirements as follows:
I. Formal requirements:
1. An individual;
2. Proficient perform legal acts;
3. Never declared Bankrupt within 5 (five) years
prior to the nomination;
4. There had been a member of the Board of
Commissioners found at fault in causing a
company to go Bankrupt within five (5) years
prior to the nomination;
5. Never convicted of a criminal offense that
harm the countrys financial and / or relating
to the financial sector within 5 (five) years
prior to nomination.
II. Material requirements:
1. Integrity;
2. Dedication;
3. Understand the company management
problems associated with one of the functions
of management;
4. Having adequate knowledge in the field of
business of the Company which the concerned
nominated;
5. And can provide sufficient time to carry out
their duties.

187

III. Persyaratan lain :


1. Bukan pengurus Partai Politik dan/atau
calon anggota legislatif dan/atau anggota
legislatif;
2. Bukan calon Kepala/Wakil Kepala Daerah
dan/atau Kepala/Wakil Kepala Daerah;
3. Tidak sedang menduduki jabatan yang
berpotensi
menimbulkan
benturan
kepentingan
dengan
BUMN
yang
bersangkutan kecuali menandatangani
surat pernyataan bersedia mengundurkan
diri dari jabatan tersebut jika terpilih
sebagai anggota Dewan Komisaris BUMN;
4.
jabatan
Tidak
sedang
menduduki
yang berdasarkan peraturan perundangundangan dilarang untuk dirangkap
dengan jabatan anggota Dewan Komisaris
kecuali menandatangani surat pernyataan
bersedia mengundurkan diri dari jabatan
tersebut jika terpilih sebagai anggota
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas;
5. Sehat jasmani dan rohani (tidak sedang
menderita suatu penyakit yang dapat
menghambat pelaksanaan tugas sebagai
anggota Dewan Komisaris).

III. Other requirements:


1. Not a Political Party executive and / or
legislative candidates and / or members of
the legislature;
2. Not a candidate for Head / Deputy Head and
/ or Head / Deputy Head;
3. There are positions that potential conflict of
interest with State concerned but to sign a
waiver willing to resign from that position
if elected as a member of the Board of
Commissioners of SOEs;

Pengangkatan
Komisaris

Dewan

Appointment and Dismissal of the Board of


Commissioners

Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan


Komisaris dituangkan dalam Anggaran Dasar
Perusahaan, sebagai berikut :
1. Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan
Komisaris dilakukan oleh RUPS;
2. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris
ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan; dan
3. Pengangkatan Dewan Komisaris diangkat
dan diberhentikan oleh RUPS;
4. Anggota Dewan Komisaris diangkat dari
calon- calon yang diusulkan oleh Pemegang
Saham dan pencalonan tersebut mengikat
bagi RUPS;
5. Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu
dapat diberhentikan berdasarkan keputusan
RUPS dengan menyebutkan alasannya,
yaitu antara lain :
Tidak dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik;

Appointment and Dismissal of the Board of


Commissioners set forth in the Articles of
Association of the Company, as follows:
1. Appointment and Dismissal of the Board of
Commissioners conducted by the GMS;
2. Term of office of members of the Board of
Commissioners set 5 (five) years and may be
reappointed for 1 (one) term; and
3. Appointment of the Board of Commissioners
are appointed and dismissed by the General
Meeting of Shareholders;
4. Members of the Board of Commissioners
are appointed from candidates proposed by
shareholders and the binding nomination for
the AGM;
5. Members of the Board of Commissioners may
be dismissed at any time by decision of the
AGM by stating the reasons, among others:
Can not do their job properly;

188

dan

Pemberhentian

4. There are positions that based on legislation


prohibited to concurrently with the office
of the Board of Commissioners but to sign
a waiver willing to resign from that position
if elected as a member of the Board of
Commissioners / Board of Trustees;

5.
Physically and mentally healthy (not
suffering from a disease that can inhibit the
execution of duties as a member of the Board
of Commissioners).

Tidak
melaksanakan
ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/
atau ketentuan Anggaran Dasar;
Terlibat dalam tindakan yang merugikan
Perseoan dan/atau negara;
Melakukan tindakan yang melanggar
etika
dan
atau/kepatuhan yang
seharusnya dihormati sebagai anggota
Dewan Komisaris BUMN;
Dinyatakan bersalah dengan putusan
Pengadilan yang mempunyai ketentuan
hukum yang tetap;
Mengundurkan diri.

Not implementing the provisions of


the legislation and / or the Articles of
Association;
Involved in the adverse action Perseoan
and / or country;
Perform actions that violate ethics and or
/ compliance that should be respected as
a member of the Board of Commissioners
of SOEs;
Was found guilty by the court verdict has
fixed laws;
Resign.

Fit and Proper Test Dewan Komisaris

Fit and Proper Test of the Board of Commissioners

Penilaian kinerja Dewan Komisaris secara


keseluruhan dan masing-masing anggota Dewan
Komisaris dilakukan oleh Pemegang Saham
melalui mekanisme RUPS. Pemilihan Komisaris
dilakukan melalui tes uji kelayakan dan
kepatuhan (fit and proper test) di Kementerian
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Performance assessment of the Board of


Commissioners as a whole and each member
of the Board of Commissioners conducted by
Shareholders through the GMS mechanism.
Election Commissioner conducted through due
diligence and compliance tests (fit and proper test)
in the Ministry of State-Owned Enterprises (SOEs).

Kegiatan Rutin Dewan Komisaris

Routine activities of the Board of Commissioners

Kegiatan rutin yang dilakukan oleh Dewan


Komisaris meliputi rapat-rapat rutin baik internal
Dewan Komisaris maupun Rapat Gabungan
dengan Direksi, kunjungan ke lapangan (on the
spot) secara periodik, serta berbagai bentuk
kegiatan pengawasan lainnya dengan mengacu
pada ketentuan yang berlaku.
1. Rapat Dewan Komisaris Agenda rutin yang
dibahas dalam Rapat Dewan Komisaris
meliputi evaluasi (review) kinerja bulanan
dan triwulanan Perseroan, monitoring dan
evaluasi tindak lanjut permasalahan, dan
membahas hal-hal khusus yang memerlukan
persetujuan Komisaris serta permasalahan
aktual yang perlu mendapat klarifikasi dari
manajemen. Dalam pembahasan materi
tertentu, dihadirkan pula Tim Audit yang
ditugaskan Komisaris.
Selama tahun 2014, Dewan Komisaris
menyelenggarakan rapat sebanyak 45
kali meliputi 17 kali rapat internal Dewan
Komisaris, dan 16 kali rapat gabungan
dengan Direksi dan rapat Dewan Komisaris

Routine activities carried out by the Board of


Commissioners include regular meetings both
internally BoC and Joint Meeting with the Board
of Directors, a visit to the field (on the spot) on
a periodic basis, as well as various other forms
of surveillance activities with reference to the
applicable regulations.
1. Board of Commissioners Meeting Agenda
routine discussed in the meeting of the
Board of Commissioners includes evaluation
(review) monthly and quarterly performance
of the Company, follow-up monitoring and
evaluation issues, and discuss specific matters
that require the approval of the Commissioner
as well as the actual problems that need to
get clarification from management. In the
discussion of certain material, also presented
the Audit Team assigned Commissioner.
During 2014, the Board of Commissioners
meeting held as much as 45 times include
17 internal meetings of the Board of
Commissioners, and 16 joint meetings
with the Board of Directors and the Board

189

lainnya 12 kali. Praktek ini telah sesuai


dengan Anggaran Dasar Perseroan pasal
8 dan Board Manual pada point 10 yang
mengamanatkan rapat Dewan Komisaris
diselenggarakan minimal 12 kali dalam
setahun.
Rapat Dewan Komisaris Tahun 2014 telah
dihadiri Komisaris sesuai Anggaran Dasar
Perseroan pasal 11 ayat 3a dan Board
Manual Bab 13 ayat 8b Tentang Rapat
Komisaris. Presentase kehadiran masingmasing anggota Komisaris dalam rapat Dewan
Komisaris tahun 2014 mencapai 96% dari total
rapat yang diselenggarakan.
2. Menghadiri RUPS, Sepanjang tahun 2014 telah
dilaksanakan RUPS yang dihadiri oleh Komisaris
sebanyak 2 kali yaitu RUPS Pengesahan RKAP
2014 dan RUPS pengesahan Laporan Tahunan
tahun buku 2013.
3. Rapat Dewan Komisaris dan Direksi, Rapat
antara Dewan Komisaris dan Direksi selama
tahun 2014 dilaksanakan sebanyak 16
kali dengan agenda dan kehadiran Dewan
Komisaris serta Direksi sebagai berikut :

No

Tanggal/
Date

of Commissioners meeting 12 times. This


practice has been in accordance with Article
8 of the Articles of Association and Board
Manual on point 10, which mandates the
board meetings held at least 12 times a year.
BOC Meeting 2014 was attended by the
Commissioner under the Articles of Association
Article 11, paragraph 3a and Board Manual
Chapter 13 Figures 8b About the Board of
Commissioners. The percentage of attendance
of each member of the Commissioner in board
meetings in 2014 reached 96% of the total
meetings held.

2. Attend the AGM, held 2014telah During


the AGM, which was attended by the
Commissioner as much as 2 times the AGM
2014 and AGM Approval CBP endorsement
Annual Report 2013 financial year.
3. Meetings of the Board of Commissioners and
Board of Directors, meeting between the Board
of Commissioners and Board of Directors for the
year 2014 held 16 times with the agenda and
the presence of the Board of Commissioners
and Board of Directors as follows:

Agenda Rapat/ Meeting Agenda

Kehadiran/Presence
Komisaris
BYI

27/02/2014

Direksi

KS

BW

DSU

NIK

BHR

FR

JML

BS

BSY

1. Pembahasan Laporan Keuangan Audited PT Pos Indonesia (Persero) Tahun Buku 2014
2. Lain-lain sesuai usulan
1. Discussion of Audited Financial Statements of PT Pos
Indonesia (Persero) Year Book 2014
2. Other appropriate proposals

27/08/2014

Entry Meeting Roadmap BUMN Bersih


Entry Meeting Roadmap BUMN Bersih

07/02/2014

Pembahasan Laporan Manajemen PT Pos Indonesia


(Persero) Tahun Buku 2013
Discussion Management Report of PT Pos Indonesia
(Persero) Year Book 2013

Pembahasan RJPP PT Pos Indonesia (Persero) Tahun


2014-2018
Discussion RJPP PT Pos Indonesia (Persero) Year 2014-2018

08/03/2014

10/04/2014

16/05/2014

190

1. Persiapan Pra RUPS Pengesahan Laporan Manajemen


Tahun Buku 2013 PT Pos Indonesia (Persero),
2. Lain-lain sesuai usulan
1. Preparation of Pre-AGM Approval of the Management
Report for Fiscal Year 2013 PT Pos Indonesia (Persero),
2. Other appropriate proposals
1. Pembahasan Kinerja Keuangan sd Triwulan I Tahun 2014;
2. Tindak Lanjut Hasil RUPS PT Pos Indonesia (Persero)
Tahun Buku 2013;
3. Lain-lain sesuai usulan
1. Discussion of Financial Performance sd First Quarter,
2014;
2. Follow-up Results of AGM PT Pos Indonesia (Persero) for
Fiscal Year 2013;
3. Other appropriate proposals

ES

TP

JML

AFH

GSY

PR

FY

IS

SR

10

11

12

26/06/2014

11/07/2014

11/08/2014

02/09/2014

21/10/2014

29/10/2014

1. Pembahasan Kinerja Keuangan sd Bulan Mei Tahun 2014;


2. Pembahasan Rendahnya Realisasi Investasi Tahun 2014
3. Lain-lain sesuai usulan
1. Discussion of Financial Performance sd in May 2014;
2. Discussion Low Investment Realization 2014
3. Other appropriate proposals

1. Monitoring Pelaksanaan Proyek Kerjasama PT Pos


Indonesia (Persero) dengan Kementerian Pendidikan;
2. Pembahasan Pemberian Tunjangan Kinerja Triwulanan
Kepada Karyawan;
3. Lain-lain sesuai usulan
1. Cooperation Project Implementation Monitoring PT Pos
Indonesia (Persero) with the Ministry of Education;
2. Discussion Giving Quarterly Performance To Employee
Benefits;
3. Other appropriate proposals

1. Pembahasan Laporan Manajemen Triwulan II Tahun 2014


2. Lain-lain sesuai usulan
1. Discussion of Management Reports Quarter 2014
2. Other appropriate proposals

1. Perkenalan Direksi Baru PT Pos Indonesia (Persero):


2. Progress Report Bank JV Mandiri-Taspen-Pos Indonesia;
3. Lain-lain sesuai usulan
1. Introduction of a New Board of Directors of PT Pos
Indonesia (Persero):
2. Progress Report of Bank Mandiri JV-TASPEN-Pos
Indonesia;
3. Other appropriate proposals
1. Pembahasan Kinerja Keuangan sd September 2014
2. Lain-lain sesuai usulan
1. Discussion of Financial Performance sd September 2014
2. Other appropriate proposals
1. Pembahasan RKAP PT Pos Indonesia (Persero) Tahun
2015;
2. Lain-lain sesuai usulan
1. Discussion RKAP PT Pos Indonesia (Persero) in 2015;
2. Other appropriate proposals

4. Kunjungan Lapangan Dewan Komisaris


Dewan Komisaris melakukan pengawasan
dan peninjauan langsung ke lapangan untuk
mengetahui situasi teknis di lapangan dan
memastikan bahwa pengelolaan Perseroan
berlangsung sesuai dengan RKAP yang telah
ditetapkan RUPS RKAP Tahun 2014.
Untuk memperluas cakupan obyek yang
diawasi, dalam setiap kunjungan Dewan
Komisaris dibagi dalam beberapa kelompok
sesuai dengan tugas dan bidang pengawasan
dari masing-masing anggota Komisaris meliputi
kunjungan ke Area dan Unit-Unit Pelaksana
Teknis termasuk fasilitas sosial dan fasilitas
umum serta melakukan pertemuan dengan
para karyawan.

4. Field Visit BOC


Board of Commissioners to supervise and
direct observation in the field to determine
the technical situation on the ground and
ensure that the ongoing management of the
Company in accordance with a predetermined
CBP CBP AGM in 2014.

To expand the scope of supervised object, in
every visit BOC divided into several groups
according to the task and field supervision of
each member of the Commissioner include a
visit to the area and Technical Implementation
Units including social facilities and public
facilities as well as a meeting with employees .

Sepanjang tahun 2014, telah dilaksanakan


kunjungan kerja Dewan Komisaris ke Area dan
Unit Pelaksana Teknis. Hasil kunjungan Dewan
Komisaris dituangkan dalam laporan tertulis
dengan cakupan laporan berupa PICA (Problem

Throughout the year 2014, has carried out a


working visit to the Area Board of Commissioners
and Technical Implementation Unit. The results
of the visit BOC set forth in a written report
with the scope of the report in the form of PICA

191

Identification and Corrective Action) meliputi


laporan mengenai praktek yang dilakukan saat
ini beserta permasalahan yang timbul, akibat dari
praktek dan permasalahan disertai dengan saran/
rekomendasi Dewan Komisaris untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Laporan ini selanjutnya
disampaikan kepada Direksi dan jajaran terkait
untuk dijadikan bahan tindaklanjut.

(Problem Identification and Corrective Action)


includes a report on current practices of this
along with the problems arising, as a result of
the practice and the problems accompanied with
advice / recommendation BOC to overcome these
problems. This report is submitted to the Board
of Directors and associated line to be used as a
follow-up.

Kegiatan Non Rutin Dewan Komisaris

Non-Routine activities of the BOC

Kegiatan non rutin yang dilakukan Dewan


Komisaris meliputi menghadiri kegiatan yang
diselenggarakan oleh instansi terkait seperti
Kementerian BUMN, Kementerian Kominfo dll.
serta ikut aktif membantu manajemen dalam
melakukan mediasi dengan stakeholders untuk
memecahkan berbagai permasalahan yang
bersentuhan dengan kepentingan konsumen.
Di samping itu, ikut aktif mengikuti kegiatan
asosiasi/organisasi yang berkaitan dengan
bidang usaha Perseroan serta menghadiri:

Non-routine activities performed BOC include


attending events organized by the relevant
agencies such as the Ministry of State-Owned
Enterprises, Ministry of Communications etc.
and actively assist management in conducting
mediation with stakeholderss to solve various
problems that come into contact with the interests
of consumers. In addition, actively participated in
the association / organization associated with the
business of the Company as well as attending:

1. Kegiatan Instansi terkait



Komisaris aktif mengikuti kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan oleh instansi terkait
seperti Kementerian BUMN, dan BUMN
Executive Club (BEC).

1. Activities related institutions


Commissioner actively participates in the
activities carried out by the relevant agencies
such as the Ministry of SOE, and the SOE
Executive Club (BEC).

2. Mengikuti kegiatan yang diselenggarakan


oleh asosiasi/lembaga
Pada berbagai kegiatan seminar dan
konferensi internasional Komisaris mewakili
Perseroan sebagai pembicara maupun
sebagai peserta.

2. Following the activities organized by the


association / institution
At various seminars and international
conferences Commissioner to represent the
Company as a speaker or as a participant.

3. Mengikuti pertemuan dengan para stakeholders


Komisaris juga mengadakan pertemuan
dengan
tokoh
masyarakat,
pejabat
Pemerintah Daerah serta masyarakat
disekitar wilayah usaha yang terkait dengan
kegiatan perseroan.
4. Kegiatan lainnya

Partisipasi aktif Komisaris dilakukan melalui
mengikuti perkembangan berita-berita yang
ada di media tentang Perseroan.

3. Following a meeting with stakeholders


Commissioners also held a meeting with
community leaders, local government officials
and the community around the area of
business related to the company activities.

192

4. Other activities
The active participation of Commissioners
conducted through follow developments news
in the media about the Company.

Kepemilikan Saham Dewan Komisaris

Shareholdings of the Board of Commissioners

Seluruh Anggota Dewan Komisaris tidak ada


yang memiliki saham di Perseroan maupun anak
perusahaannya, baik secara langsung maupun
tidak langsung.

All Members of the Board of Commissioners has


no shares in the Company or its subsidiaries, either
directly or indirectly.

Penilaian Kinerja Dewan Komisaris

Performance Assessment Board of Commissioners

Penilaian kinerja Dewan Komisaris secara


keseluruhan dan masing-masing anggota Dewan
Komisaris dilakukan oleh Pemegang Saham
melalui mekanisme RUPS. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara BUMN No : PER-01/ MBU/2011 tgl
1 Agustus 2011 (yang merupakan penyempurnaan
dari Keputusan Menteri BUMN No : KEP-117/MMBU/2002 tgl 31 Juli 2002) hal Penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha
Milik Negara, RUPS wajib menetapkan Indikator
Pencapaian Kinerja (Key Performance Indicators)
Dewan Komisaris berdasarkan usulan dari Dewan
Komisaris yang bersangkutan.
Indikator Penilaian Kinerja merupakan ukuran
penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab pengawasan dan pemberian
nasihat oleh Dewan Komisaris sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan/
atau Anggaran Dasar.

Performance assessment of the Board of Commissioners as a whole and each member of the Board
of Commissioners conducted by Shareholders
through the GMS mechanism. In accordance with
Regulation of the Minister of State Enterprises No.
PER-01 / MBU / 2011 date August 1, 2011 (which
is a refinement of the Decree of the Minister of StateOwned Enterprises No. KEP-117 / M-MBU / 2002
Date July 31, 2002) it Implementation of Good Corporate Governance on State Owned Enterprises, the
AGM shall establish Key Performance Indicators (Key
Performance Indicators) BOC based on the proposal
of the Board of Commissioners concerned.
Indicators of Performance Assessment is an assessment measure for the success of the implementation
of the tasks and responsibilities of monitoring and
advising the Board of Commissioners in accordance
with the provisions of laws and regulations and / or
statutes.

Selanjutnya Dewan Komisaris wajib menyam


paikan laporan triwulanan perkembangan real
isasi indikator pencapaian kinerja kepada para
Pemegang Saham/Menteri.

Furthermore, the Board of Commissioners shall


submit quarterly progress reports realization of
Key Performance Indicators to the Shareholders /
Minister.

Prosedur Penetapan
Dewan Komisaris

Anggota

Procedure Determination of Remuneration of


Board of Commissioners

Penentuan Penghasilan Dewan Komisaris


berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
BUMN Nomor : Per-07/MBU/2010 tentang
Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi,
Dewan Komisaris, Dan Dewan Pengawas
BUMN.
Gaji Dewan Komisaris ditetapkan berdasarkan
rumus sebagai berikut :

Board of Commissioners of Income Determination


based on the Regulation of the Minister of State
Enterprises No. Per-07 / MBU / 2010 on Guidelines for Determination of Directors, Board of
Commissioners, and the Board of Trustees of SOEs.

Remunerasi

Salary BOC determined by the following formula:

Gaji
= Gaji Dasar x Faktor Penyesuaian Industri x Faktor Penyesuaian
Inflasi x Faktor Jabatan
Salary
= Basic Salary x Industrial Adjustment Factor x Inflation Adjustment
Factor x Position Factor

193

Komponen
Component

Keterangan
Explanation

Gaji/Honorarium Dasar
Salary / Honorarium Basis

(Indeks dasar/100 x Rp 15 juta)


(Index dasar/100 x USD 15 million)

Indeks Dasar
Basic Index

60% Indeks Pendapatan + 40% Total Aktiva


Income Index 60%+40% Total Assets

Faktor Penyesuaian Industri


Industrial Adjustment Factor

s.d. 400%
Untl 400%

Faktor Penyesuaian Industri


Industrial Adjustment Factor

Besarnya Faktor Penyesuaian ditetapkan oleh RUPS/Menteri atas usul


Direksi, dengan mempertimbangkan sector industry sejenis yang terukur
(benchmark), kondisi persaingan usaha (competitiveness) atau kompleksitas
usaha, dan kelangkaan Sumber Daya Manusia
The adjustment factor is determined by the magnitude of AGM / Minister at the
proposal of the Board of Directors, taking into account the kind of measurable
industry sector (benchmarks), the conditions of competition (competitiveness) or
the complexity of the business, and scarcity of human resources

Faktor Jabatan
Factors Position

Jabatan Komisaris Utama : 45% dari Direktur Utama, Jabatan anggota


Komisaris : 90% dari Komisaris Utama
Commissioner Position: 45% of the Managing Director, Commissioner Position:
90% of the President Commissioner

Faktor Inflasi
Inflation factor

50% dari realisasi inflasi tahun sebelumnya yang dipergunakan dalam rangka
penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat.
50% from the previous year inflation used in the preparation of the financial
statements of the central government.

Remunerasi Dewan Komisaris

Remuneration of the Board of Commissioners

Penetapan remunerasi Dewan Komisaris


mengacu pada keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Perseroan Tahun Buku
2013 tanggal 21 Mei 2013 dan juga mengacu
pada keputusan Pemegang Saham Perseroan di
Luar Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku
2010 Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Pos Indonesia (Persero)
No : KEP-09/ D1.MBU/2011 tanggal 28 Juli
2011. Besarnya remunerasi Dewan Komisaris
tersebut salah satunya ditentukan oleh besarnya
Faktor Penyesuaian Industri (FPI) dimana
besarannya merupakan hasil pembahasan Tim
Ad Hoc Kementrian BUMN.

Determination of Remuneration refers to the


decision of the Board of Commissioners of the
Shareholders General Meeting 2013 on Mei
21, 2013 and also refers to the decision of
limitedcompanys extraordinary Shareholders
General Meeting 2010 and the Board of Directors
of theCompany (Persero) PT Pos Indonesia
(Persero) No: KEP-09 / D1.MBU/2011 dated
July 28, 2011.The amount of the remuneration of
the Board ofCommissioners is determined by the
AdjustmentFactor Industries (FPI) and the result of
thediscussion of Ad Hoc Ministry of SOEs.

194

Sesuai dengan keputusan hal tersebut di atas,


maka ditetapkan besarnya remunerasi dan
fasilitas bagi Dewan Komisaris Perseroan tahun
2014 berdasarkan Surat Keputusan Direksi
PT Pos Indonesia (Persero) dimana, Komisaris
Utama dan Anggota Komisaris masing-masing
mendapat honorarium sebesar 45% atau Rp.
39.375.000,- dan 90% atau Rp 35.437.500,- dari
gaji Komisaris Utama per bulan. Gaji Direktur
Utama PT Pos Indonesia (Persero) untuk tahun
2014 ditetapkan sebesar Rp 87.500.000,- per
bulan.

In accordance with the decision above, it was


determined that the remuneration and facilities
for the Board of Commissioners in 2014 based
on the Decree of the Board of Directors of PT Pos
Indonesia (Persero) where, Chief Commissioner
and Commissioners Members each received
honorarium of 45% or IDR 39.375.000, - and 90%
or IDR 35.437.000, - of salary of the President
commissioners per month. The salary of President
Director of PT Pos Indonesia (Persero) in 2014 was
IDR 87.500.000 million, - per month.

Tunjangan Dewan Komisaris

Allowances of Board of Commissioners

1. Tunjangan Komunikasi diberikan per bulan


sebesar 5% dari Honorarium.
2. Tunjangan transportasi diberikan setiap
bulan sebesar maksimal 20% (dua puluh
persen) dari honorarium apabila tidak
disediakan
fasillitas
kendaraan
oleh
Perseroan.
3. Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan
diberikan sebesar 1 (satu) kali Honorarium.
4. Santunan Purna Jabatan :

1. Communications allowances given per month


by 5 % of the honorarium .
2. Transportation allowances are given every
month for a maximum of 20 % (twenty percent
) of the fee if the vehicle is not provided by the
Companys Facilities .
3. Allowance ( THR ) religious given by 1 (one)
time honorarium .
4. Compensation Full Title :

Sesuai surat dari Sekretaris Kementrian BUMN


No : S/236/S MBU/2002 tgl 3 Mei 2002,
Dewan Komisaris diikutsertakan dalam Program
Asuransi atau Tabungan Pensiun yang beban
premi/iuran ditambah Pajak Penghasilan (PPh)
tahunannya ditanggung sepenuhnya oleh
Perseroan.
a. Diberikan berupa premi asuransi paling
banyak 25% (dua puluh lima persen) dari
honorarium.
b. Pemberian premi tersebut sudah termasuk
di dalamnya premi untuk asuransi
kecelakaan dan kematian
c. Tunjangan pakaian dinas diberikan dalam
bentuk natura sebanyak 2 (dua) stel per
tahun sesuai dengan yang telah dianggarkan
dalam RKAP 2014.

As per the letter of the Secretary of State Ministry :


S/236/S MBU/2002 date May 3, 2002 , the Board
included in the Insurance or Retirement Savings
Program that load premiums / contributions plus
income tax ( income tax) annual borne entirely by
the Company.
a. Provided in the form of insurance premiums
maximum of 25 % (twenty five percent ) of the
honorarium.
b. Giving the premium already includes insurance
premiums for accident and death
c. Uniforms benefits in kind given by 2 ( two )
sets per year according to the CBP has been
budgeted in 2014.

195

Fasilitas Dewan Komisaris

BOC Facility

1. Dewan Komisaris tidak diberikan fasilitas


kendaraan
2. Fasilitas kesehatan diberikan kepada
Dewan Komisaris, dan 1 (satu) orang istri/
suami serta maksimum 3 (tiga) orang anak
yang belum mencapai usia 25 tahun (belum
pernah menikah atau belum pernah bekerja)
sebesar pemakaian (at cost).
3. Fasillitas bantuan hukum diberikan sebesar
kebutuhan.
4. Fasilitas perkumpulan profesi diberikan
hanya 1 (satu) keanggotaan.

1. BOC is not given vehicle facility

Organ Pendukung Dewan Komisaris

Supporters Organs of the Board of Commissioners

Untuk membantu tugas Komisaris dalam


melaksanakan tugas pengawasannya, komisaris
dibantu oleh organ pendukung komisaris yaitu
Sekretariat Dewan Komisaris dan Komite
Komisaris.

To assist the Commissioner in carrying out its


supervisory duties , the commissioner is assisted
by commissioners supporting organ is the Board of
Commissioners and Secretariat Commissioner .

Sekretaris Dewan Komisaris

Secretary of the Board of Commissioners

Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, Komisaris


dibantu oleh Sekretariat Dewan Komisaris
yang dipimpin oleh seorang Sekretaris
Komisaris. Sekretaris Komisaris diangkat
berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris
Nomor : SK-629/Dekom/1209 tgl 3 Desember
2009 (Pengangkatan Aries Fikirman) dan
SK-85/Dekom/0314 tanggal 3 Maret 2014
tentang Pemberhentian Aries Fikirman dan
Pengangkatan Rudi Gunawan sebagai Sekretaris
Dewan Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) .
Sekretaris Dewan Komisaris mempunyai tugas
utama membantu kelancaran tugas Dewan
Komisaris. Uraian kerja Sekretaris Dewan
Komisaris sebagai berikut:

In the execution of daily tasks , the Commissioner


is assisted by the Secretariat of the Board of
Commissioners , led by a Secretary Commissioner.
Commissioners are appointed by the Secretary of
BOC Decision Number : SK-629/Dekom/1209
date of December 3, 2009. (Appointment Aries
Fikirman) and SK-85 / Dekom / 0314 dated March
3, 2014 on Termination Aries Fikirman and Rudi
Gunawan appointment as Secretary of the Board
of Commissioners of PT Pos Indonesia (Persero) .
Secretary to the Board of Commissioners has
the main task to help smooth the Board of
Commissioners. Job descriptions BoC Secretary as
follows:

1. Menyusun rencana kerja/kegiatan regular


tahunan Dewan Komisaris;
2. Menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan tugas Dewan Komisaris;
3. Mengadministrasikan dan
mendokumentasikan semua dokumen yang
terkait dengan kegiatan Dewan Komisaris;
4. Melakukan koordinasi dengan unitunit kerja di perusahaan dalam rangka

5. Work plan / annual regular activities of the


Board of Commissioners ;
6. Preparing the materials required in the
performance of duties of the Board of
Commissioners ;
7. Administer and document all documents
related to the activities of the Board of
Commissioners ;
8. To coordinate the work units in the Company

196

2. Health facilities granted to the Board of


Commissioners , and 1 ( one) wife / husband
and a maximum of 3 ( three ) children who
have not attained the age of 25 years ( never
been married or have never worked ) for the
use of ( at cost ) .
3. Facilities granted legal aid for the needs .
4. Professional associations facility given only
one (1) membership .

5.
6.
7.

8.

penyediaan sarana/prasarana pendukung


tugas Dewan Komisaris;
Menyusun konsep laporan reguler Dewan
Komisaris kepada Pemegang Saham;
Menyusun konsep tanggapan Dewan
Komisaris dalam RUPS;
Memberikan informasi kepada Dewan
Komisaris mengenai regulasi yang terkait
dengan
pelaksanaan
tugas
Dewan
Komisaris;
Menyusun anggaran tahunan Dewan
Komisaris
dan
melaporkan
realisasi
penggunaannya secara reguler kepada
Dewan Komisaris.

Remunerasi Sekretaris Dewan Komisaris


Penetapan remunerasi Sekretaris Dewan
Komisaris mengacu pada keputusan RUPS
PT Pos Indonesia (Persero) Tahun Buku 2013
tanggal 24 April 2014 yang menyebutkan
honorarium, tunjangan dan fasilitas Sekretaris
Komisaris ditetapkan oleh Komisaris.

in the provision of facilities / infrastructure


to support the Board of Commissioners ;
9. Drafting the BOC regular reports to the
Shareholders ;
10. BOC draft response to the GMS ;
11. Provide information to the Board of
Commissioners regarding the regulations
relating to the duties of the Board of
Commissioners ;
12. BOC annual budgeting and reporting are
actually used on a regular basis to the
Board of Commissioners .

Remuneration Secretary of the Board of


Commissioners
Determination of the remuneration of the
Secretary of the Board of Commissioners refer to
the AGM decision PT Pos Indonesia (Persero) for
financial year 2013 on 24 April 2014 mentions
honoraria, allowances and facilities designated by
the Commissioner Secretary Commissioner.

Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan


Komisaris,
Sekretaris
Dewan
Komisaris
mendapat honorarium sebesar 15% dari gaji
Direktur Utama yang ditetapkan dalam RUPS
yaitu Rp. 87.500.000,-. Disamping itu juga
mendapatkan santunan sosial berupa tunjangan
transport dan komunikasi.

In accordance with the Decree of the Board of


Commissioners, the Secretary of the Board of
Commissioners to receive an honorarium of 15% of
salary Director set out in the AGM of Rp. 87.5 million.
Besides, it also received social benefits in the form of
transport and communications allowance.

Dalam hal Perseroan mendapatkan laba, kepada


Sekretaris Dewan Komisaris diberikan insentif
kinerja sebesar 15% dari tantiem yang diterima
Direktur Utama.

In the event that the Companys profit, to the


Secretary of the Board of Commissioners granted
performance incentive of 15% of the bonus
received by the Managing Director.

Komite-Komite di Bawah Dewan


Komisaris

Committees Under the Board of


Commissioners

1. Komite Audit

1 . Audit Committee

Pembentukan Komite Audit merupakan salah


satu langkah penting untuk mewujudkan sistem
dan pelaksanaan pengawasan yang kompeten
dan independen dan dalam rangka menerapkan
tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan
prinsip-prinsip GCG yang berlaku. Komite
Audit Dewan Komisaris dibentuk sejak tahun

Establishment of the Audit Committee is one


important step to realize the system and the
implementation of a competent and independent
oversight, and in order to implement good
corporate governance in accordance with good
corporate governance principles applicable . The
Audit Committee of the Board of Commissioners

197

2003 berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris


Nomor: 08/Kep-KU/20013 tanggal 27 Oktober
2013 tentang Pembentukan Komite Audit.
Pembentukan tersebut mengacu pada Keputusan
Menteri BUMN Nomor: KEP-103/MBU/2002
tgl 4 Juni 2002 dan telah diperbaharui dengan
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER05/MBU/2006 tgl 20 Desember 2006 tentang
Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara
serta di perbaharui kembali dengan Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor: Per-12/
MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 tentang
Organ Pendukung Dewan Komisaris BUMN.

was formed in 2003 by decision of the Board of


Commissioners Number : 08/Kep-KU/20013 dated
October 27, 2013 concerning the Establishment
of the Audit Committee . The formation refers to
the Decree of the Minister of SOEs Number : KEP103/MBU/2002 date of June 4, 2002 and was
amended by Regulation of the Minister of State
Owned Enterprises No. : PER-05/MBU/2006 date
of December 20, 2006 on the Audit Committee for
State-Owned Enterprises and updated again with
the Regulation of the Minister of State Owned
Enterprises No. : Per-12/MBU/2012 dated August
24, 2012 on Organ Support BOC SOE .

Tujuan Pembentukan Komite Audit


Tujuan Pembentukan Komite Audit adalah
membantu Dewan Komisaris dalam rangka
melakukan pengawasan terhadap kebijakan
Direksi dalam pengurusan Perseroan di bidang
sistem pengendalian internal Perseroan dan
GCG, proses perencanaan, pelaksanaan dan
hasil audit serta kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

The purpose of the Audit Committee


Formation The purpose of the Establishment
of the Audit Committee is to assist the Board of
Commissioners in order to supervise the policy of
the Board of Directors in the management of the
Company in the area of the Companys internal
control system and corporate governance ,
planning , implementation and results of the audit ,
and compliance with laws and regulations in force .

Persyaratan Anggota Komite Audit


Sesuai dengan Pedoman Kerja Komite Audit,
anggota Komite Audit Perseroan dipersyaratkan
harus memiliki integritas yang baik dan
pengetahuan serta pengalaman kerja yang
cukup di bidang pengawasan pemeriksaan; tidak
memiliki kepentingan keterkaitan pribadi yang
dapat menimbulkan dampak negatif dan konflik
kepentingan terhadap Perseroan dan mampu
berkomunikasi secara efektif.

Requirements to be Member of Audit Committee


In accordance with the guidelines of the Audit
Committee , the Audit Committee members are
required to have good integrity and knowledge
and considerable experience in the field of labor
inspection supervision ; does not have a personal
relationship interests that may have a negative
impact and conflict of interest against the Company
and are able to communicate effectively .

Kompetensi dan Keahlian Anggota Komite Audit


Sesuai dengan Pedoman Kerja Komite Audit,
anggota Komite Audit PT Pos Indonesia (Persero)
, salah seorang anggota Komite Audit harus
memiliki latar belakang pendidikan akuntansi
dan keuangan (minimal S1) dan memahami
proses bisnis di Perseroan serta memahami
manajemen resiko.

Competence and Expertise of Audit Committee


Members
In accordance with the guidelines of the Audit
Committee, member of Audit Committee of PT
Pos Indonesia (Persero) ( Persero ), a member of
the Audit Committee should have a background in
accounting and finance education ( minimum S1 )
and understand the Companys business processes
and understand risk management .
Appointment and Dismissal Committee
Member of the Audit Committee be appointed or
dismissed by the Commissioner of the Company
based on suggestions / ideas of the Chairman of
the Audit Committee . Termination of the Audit

Pengangkatan dan Pemberhentian Komite Audit


Anggota
Komite
Audit
diangkat
atau
diberhentikan oleh Komisaris Perusahaan
berdasarkan saran/usulan dari Ketua Komite
Audit. Pemberhentian Anggota Komite Audit
dilakukan apabila jabatannya telah berakhir,

198

mengundurkan diri, berhalangan tetap dalam


melaksanakan tugasnya, atau sebab-sebab lain
sesuai ketentuan yang berlaku.

Committee carried out if office has expired ,


resigned , unable to remain in his duties , or other
causes according to applicable regulations .

Komposisi
Ketua dan Anggota Komite Audit ditetapkan
Dewan Komisaris yang mengacu pada Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor: PER-05/
MBU/2006 tgl 20 Desember 2006 tentang
Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara
serta di perbaharui kembali dengan Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor: Per-12/
MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 tentang
Organ Pendukung Dewan Komisaris BUMN.
Adapun susunan Komite Audit adalah sebagai
berikut:

Composition
Chairman and Member of the Audit Committee
of the Board of Commissioners determined that
refers to the Minister of State Enterprises Number
: PER-05/MBU/2006 date of December 20,
2006 on the Audit Committee for State-Owned
Enterprises and updated again with the Regulation
of the Minister of State Owned Enterprises No. :
Per - 12 / MBU/2012 dated August 24, 2012 on
Organ Support BOC SOE . The composition of the
Audit Committee are as follows

JABATAN
Position

NAMA
Name

Keputusan Dewan
Komisaris
BOC Decision

Periode
Period

280/Dekom/0413

April 2013 s.d sekarang


April 2013 till now

Ketua Komite Audit


Chairman of Audit Committee

Karyono Supomo

Ketua Komite Audit


Chairman of Audit Committee

Prihartono

Anggota Komite Audit


Audit Committee Members

M Farkhan Supriyadi

787/Dekom/1213

Desember 2013 s.d sekarang


December 2013 till now

Anggota Komite Audit


Audit Committee Members

Rofikoh Rokhim

501/Dekom/1214

Desember 2014 s.d


sekarang
December 2014 till now

172/Dekom/0610
210/Dekom/0610
261/Dekom/0412

Juni 2010 s.d 19 Desember


2014
June 2010 till December 19,
2014

501/Dekom/1214

Wewenang dan Tanggung Jawab


Komite Audit bertanggung jawab :
1. Membantu
Dewan
Komisaris
guna
memastikan kecukupan dan efektivitas
sistem pengendalian internal perusahaaan,
2. Memastikan
bahwa
informasi
yang
dikeluarkan perusahaan telah melalui
prosedur review yang cukup;
3. Menilai perencanaan, pelaksanaan dan hasil
audit; serta mendorong penyempurnaan
pengendalian internal dan GCG.
Komite Audit berwenang :
1. Mengusulkan auditor eksternal kepada
Dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada dan ditetapkan oleh RUPS.

Powers and Responsibilities


The Audit Committee is responsible:
1. Assist the Board of Commissioners in order
to ensure the adequacy and effectiveness of
internal control systems of firms,
2. Ensure that the information issued by the
company has been through enough review
procedures;
3. Assessing the planning, implementation and
results of the audit; and to encourage the
improvement of internal control and corporate
governance.
The Audit Committee is authorized to:
4. Propose the external auditors to the Board
of Commissioners to be submitted to and
determined by the AGM.

199

2. Dalam melaksanakan evaluasi atas kinerja


dan kepatuhan unit-unit kerja Perseroan,
Komite Audit berkoordinasi dengan SPI dan
memanfaatkan hasil audit SPI disamping
melakukan penelaahan terhadap Laporan
Manajemen berkala.

5. In carrying out the evaluation of the


performance and compliance of the working
units of the Company, the Audit Committee in
coordination with SPI and utilize the results
of the SPI audit in addition to conducting
periodic review of the Management Report.

Setiap risalah rapat yang dibuat dalam Rapat


Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, dilaporkan kepada Dewan Komisaris
disertai dengan pendapat dan usulan, jika ada
hal-hal yang perlu mendapat perhatian Dewan
Komisaris. Komite audit memiliki wewenang
untuk mengakses catatan atau informasi
Perseroan.

Each is made in the minutes of meetings of the


Audit Committee Meetings in performing its duties
and functions, are reported to the Board along with
opinions and proposals, if there are things that
need attention of the Board of Commissioners.
The audit committee has the authority to access
records or information of the Company.

Program Kerja Komite Audit

Program Audit Committee

Program Kerja
Decision

Uraian

Uraian Kegiatan

Jadwal/Waktu Realisasi

Description

Description of Activities

Schedule

Rapat

Rapat Bulanan Internal

Minggu ke-4 tiap bulan

Meeting

Internal Monthly Meeting

4th week of each month

Rapat dengan
manajemen

1.

Pengawasan Kinerja Manajemen (lapman


bulanan)
Supervision Performance Management (monthly
management reports)

Meeting with
management
2.

Pengawasan Kinerja SPI (PKAT)


SPI Performance Monitoring (PKAT)

3.

Pengawasan Pelaksanaan Audit Lapkeu TB


2013
TB Surveillance Audit Lapkeu 2013

4.

Pengawasan Pengadaan dan Pelaksanaan Audit


Lapkeu TB 2014
Procurement Oversight Audit Lapkeu and TB
2014

Capacity Building

Seminar dan workshop

Member Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI)

Capacity Building

Seminars and workshops

Member of the Audit Committee of the Association of


Indonesia (IKAI)

Efektifitas
Pengendalian
Internal

Proses produksi,
keuangan dan
pengelolaan risiko
perusahaan

1. Untuk memastikan prosesnya sesuai dengan


SOP.
To ensure the process is in accordance with the
SOP.

Production processes,
financial and risk
management company

2. Review Laporan Manajemen Triwulanan secara


terpadu sudah dilaksanakan dengan prinsip
GCG.
Review of Quarterly Management Report have
been implemented in an integrated manner with
the principles of good corporate governance.

Effectiveness of
Internal Control

200

Minggu ke-4 tiap bulan.


4th week of each month

Per Triwulan
Quarter
Per empat Minggu sekali
Once per four Sunday
Bulan Juni sd September
2014
June till September 2014

sesuai kebutuhan
as needed

Per bulan
Month
Per triwulan
Querter

Program Kerja
Decision
Laporan Keuangan
Disajikan Secara
Wajar

Uraian

Uraian Kegiatan

Jadwal/Waktu Realisasi

Description

Description of Activities

Schedule

Monitoring to the area,


UPT and Post Office

Penyusunan Laporan atas penugasan khusus dari


Dewan Komisaris.
Preparation of the report on the special assignment
from the Board of Commissioners.

Tentatif sesuai arahan Dewan Komisaris


Tentative as directed by the
Board of Commissioners

Efektifitas SPI

Monitoring kegiatan SPI

1.

Effectiveness SPI

Monitoring activities SPI

Reviu kompetensi SDM SPI sesuai standar


yang berlaku,
SPI appropriate review of HR competencies applicable standards,

Per triwulan sesuai dengan


LHA triwulan dari SPI
Per quarter in accordance with
LHA quarter of SPI

2.

Reviu perencanaan audit dan monitor pelaksanaannya,


Review of the audit plan and monitor its implementation,

3.

Pemeriksaan dilakukan sesuai standar audit


yang berlaku,
The examination was conducted in accordance
with auditing standards applicable,

4.

Pelajari dan reviu laporan hasil pemeriksaan


SPI,
Learn and review reports on the results of the
SPI,

5.

Monitoring dan evaluasi efektivitas SPI dalam


melakukan tindak lanjut atas temuan-temuan,
baik dari SPI sendiri maupun dari auditor
eksternal lainnya,
Monitoring and evaluation of the effectiveness
of SPI in conducting follow-up on the findings,
either of themselves or of SPI external auditors,

6.

Pelajari dan reviu laporan kinerja dan/atau


laporan periodik SPI,
Learn and review performance reports and / or
periodic reports SPI,

7.

Review laporan Audit Investigasi SPI,


Audit Report Review SPI Investigation,

8.

Menghadiri closing conference SPI,


Attending the conference closing SPI,

1.

Penyusunan TOR,
Preparation of TOR,

Bulan Juni sd September


2014.

2.

Mengawal kegiatan Aanwizjing, beauty contest dan e-auction.


Escorting Aanwijzing activities, beauty contests
and e-auction.

Bulan November sd Februari


2015.

3.

Review progress report KAP,


Review progress report KAP,

4.

Evaluasi KAP.
Evaluation of KAP.

1.

Mengawal proses penyusunan,


Oversee the process of drafting,

2.

Kesesuaian prosedur penyusunan.


Suitability of the preparation procedure.

1.

Penyusunan Laporan Kegiatan rapat,


Activity Report Preparation meeting,

per triwulan.
Quartal

2.

Laporan pelaksanaan program kerja tahuanan,


Reports on the work program tahuanan,

Bulan Januari 2014


(penyusunan Laporan tahun
2013),
January 2014 (the preparation
of reports in 2013),

3.

Laporan penugasan khusus dari Dewan


Komisaris.
Special assignment report of the Board of
Commissioners.

Tentatif sesuai arahan


Dewan Komisaris.
Tentative as directed by the
Board of Commissioners.

Financial Statements
Presented In Fair

Efektifitas Auditor
Independen (KAP)
Effectiveness of
Independent Auditors
(KAP)

Monitoring ke Area,
UPT dan Kantor Pos

Monitoring proses
pengadaan dan
pelaksanaan audit
Monitoring the
procurement process
and the implementation
of audit

Review RKAP dan


RJP
Review of CBP and
CPR

Review proses
penyusunan RKAP dan
RJP
Review the process of
preparation of CBP and
CPR

Laporan Komite
Audit
Report of the Audit
Committee

Penyusunan Laporan
Komite Audit kepada
Dewan Komisaris
Preparation of the Audit
Committee Report to the
Board

Sesuai kebutuhan
As needed

Akhir bulan Februari 2015.

Bulan September sd
Desember 2014
Months of September to
December 2014

201

Laporan Komite Audit

Audit Committee Report

Rapat Komite Audit


Selama tahun 2014, Komite Audit telah
melakukan rapat internal Komite Audit
sebanyak 5 kali yang dihadiri seluruh anggota
Komite Audit.

Audit Committee Meeting


During 2014, the Audit Committee has conducted
an internal meeting of the Audit Committee 5 times
which was attended by all members of the Audit
Committee.

Nama

Jabatan

Kehadiran

Name

Position

Attendance
2

Karyono Supomo

Ketua Komite Audit/ Chairman of Audit Committee

Prihartono

Anggota Komite Audit/ Audit Committee Member

M Farkhan Supriyadi

Anggota Komite Audit**) Audit Committee Member**

Rofikoh Rokhim

Anggota Komite Audit***) Audit Committee Member***

%
20
40
40

Selain pertemuan dengan Komisaris, Komite


Audit juga mengadakan pertemuan/rapat
dengan Auditor Eksternal dan Biro/Bagian
yang diadakan sesuai dengan Program kerja
dan kebutuhan. Selain rapat tersebut, Komite
Audit juga mengikuti rapat internal Dewan
Komisaris sebanyak 28 kali. Komite audit juga
melaksanakan kunjungan rutin ke unit kerja
bersama-sama Komisaris.

In addition to meeting with the Commissioner, the


Audit Committee held a meeting / conference with
the External Auditor and the Bureau / Division held
in accordance with the work program and needs. In
addition to these meetings, the Audit Committee
also follows an internal meeting of the Board of
Commissioners as much as 28 times. The audit
committee also carry out regular visits to the unit
together Commissioner.

Prosedur Penetapan Remunerasi Komite Audit

Procedure Determination of Remuneration


Committee
The amount of remuneration of the Audit Committee
based on the Regulation of the Minister of SOEs No.
PER-12 / MBU / 2012 on Organ Support BOC SOEs,
which states that the Audit Committee Member
honorarium for a maximum of 20% of the salary of
the Director. Commissioners then concurrently as
Chairman / Member of the Audit Committee are
not given additional income other than income as a
Member of the Board of Commissioners.

Besarnya remunerasi Komite Audit berpedoman


pada Peraturan Menteri BUMN No: PER-12/
MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan
Komisaris BUMN, yang menyatakan bahwa
honorarium Anggota Komite Audit sebesar
maksimal 20% dari gaji Direktur Utama. Anggota
Dewan Komisaris yang merangkap menjadi
Ketua/Anggota Komite Audit tidak diberikan
penghasilan tambahan selain penghasilan
sebagai Anggota Dewan Komisaris.
Remunerasi Komite Audit

Remuneration Committee

Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan


Komisaris Nomor 261/Dekom/0412 tanggal
1 April 2012, 665/Dekom/1112 tanggal 14
November 2012, dan 787/Dekom/1213 tanggal
2 Desember 2013 tentang Pengangkatan
Anggota Komite Audit (Persero), Anggota
Komite Audit mendapat honor sebesar 20%

In accordance with Decree No. 261 BOC / Dekom


/ 0412 dated April 1, 2012, 665 / Dekom / 1112
November 14, 2012, and 787 / Dekom / 1213 dated
December 2, 2013 on the Appointment of Audit
Committee Members (Persero), Member of the Audit
Committee received salaries by 20% of the salary of
the Director, with the amount received in 2013 is Rp.

202

dari gaji Direktur Utama, dengan besaran yang


diterima di tahun 2013 yaitu Rp. 17.500.000,per bulan dan remunerasi lain sesuai ketentuan
Perseroan.

17.500.000, - per month and other remuneration in


accordance with the Company.

Kegiatan dan Realisasi Tahun 2014

Activities and Realization 2014

Kegiatan dan hasil kerja Komite Audit selama


tahun 2014 dibandingkan dengan Program
kerja/ rencananya, dapat digambarkan sebagai
berikut:

Activities and the work of the Audit Committee during


the year 2014 compared to the work program / plan,
can be described as follows:

TABEL ARAHAN KOMITE AUDIT (REF. RISALAH RAPAT JANUARI s.d DESEMBER 2014)
DIRECTION OF THE AUDIT COMMITTEE (REF. MEETING SUMMARY JANUARY-DECEMBER 2014)

No.

Agenda dan Tanggal


Rapat

Hasil Rapat

Meeting Results

Agenda and Meeting Date


1.

28 Januari 2014
January 28, 2014
Progress Report KAP Gani
Sigiro dan Handayani

1.

Data KPI/kinerja manajemen sudah ada dan akan diserahkan hari ini, dan sudah dibahas dalam rapat Direksi
serta sudah diputuskan oleh Direksi.

Progress Report KAP Gani


Sigiro and Handayani

2.

Terkait dengan SDM, aktuarianya sudah ada.

3.

Internal control atas kas masih lemah, oleh karena itu untuk perhitungan fisik kas per 31 Desember 2013
diminta data secara detail.

4.

Konfirmasi Bank terkait dengan e-Banking Bank Mandiri sudah disampaikan. Permasalahan pada e-Banking
terkendala oleh konfirmasi pada Bank-Bank kecil.

5.

Masih terdapat list piutang yang belum lengkap, Direktur Keuangan mengintruksikan agar segera diselesaikan
kelengkapannya.

6.

Untuk data-data yang masih pending paling lambat list akan disampaikan kepada manajemen dan akan
segera dibahas bersama manajemen.

1.

KPI Data / performance of existing management and will be handed over today, and has been discussed in the
meeting of the Board of Directors as well as already decided by the Board of Directors.

2..

Associated with human resources, its existing actuarial.

3.

Internal control over cash is still weak, and therefore to a physical count of cash per December 31, 2013
requested the data in detail.

4.

Bank confirmation associated with e-Banking Bank Mandiri has been delivered. Problems in e-Banking
constrained by confirmation on small banks.

5.

There are still incomplete list of accounts receivable, Director of Finance instructed to immediately resolved
completeness.

6.

For data that are still pending at the latest list will be submitted to the management and will soon be discussed
with the management.

203

2.

28 Januari 2014
January 28, 2014
Pembahasan Laporan Hasil
Audit Investigasi

Discussion on the Audit


Report of Investigation

Laporan Audit Investigasi


1. Seluruh hasil pemeriksaan audit investigasi yang sudah dilaksanakan akan diuji secara substantif terlebih
dahulu yang bertujuan agar hasil Audit investigasi tersebut akurat dan tepat.
2. Dari hasil pemeriksaan audit investigasi di lapangan atas BLSM dalam pelaksanaannya tidak memperhatikan
internal control, hal tersebut perlu segera dibenahi.
3. Proyek pembayaran BLSM yang ditugaskan oleh pemerintah kepada PT Pos Indonesia (Persero) .
4. Agar lebih memperbaiki sistem pengendalian internal, Komite Audit meminta kepada SPI dengan dibantu oleh
KAP untuk memeriksa internal control BLSM.
5. Selain internal control BLSM juga yang perlu dilakukan pemeriksaan adalah pengelolaan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk operasional pembayaran BLSM, dari mulai pengadaan untuk Kartu Perlindungan Sosial,
materi sosialisasi sampai dengan penyerahan Kartu Perlindungan Sosial tersebut.

Audit reports Investigations

3.

1.

All the results of audit investigations that have been carried out will be tested in a substantive advance in
order to hold investigative audit results are accurate and precise.

2.

From the results of the audit investigations in the field above BLSM in practice do not pay attention to internal
control, it needs to be immediately addressed.

3.

BLSM payment projects commissioned by the government to PT Pos Indonesia (Persero).

4.

In order to further improve the internal control system, the Audit Committee asked the SPI assisted by KAP to
examine the internal control BLSM.

5.

Besides internal control BLSM also needs to be done is the examination of the management of costs incurred
for the payment operations BLSM, from procurement to Social Security Card, socialization material until the
delivery of the Social Security Card.

Progress Report KAP Gani


Sigiro dan Handayani

1.

Progress Report KAP Gani


Sigiro and Handayani

2.

KAP menyampaikan bahwa analisa kinerja keuangan KPI belum ada karena dari manajemen belum
menyerahkan laporan, sesuai dengan kesepakatan sore ini laporan tersebut akan diserahkan oleh
manajemen kepada KAP.
Untuk pemeriksaan anak perusahaan BWN sudah selesai dan sudah mendapatkan angka final, sedangkan
untuk poslog masih belum selesai dikarenakan ada permasalahan dengan internal PT Pos Indonesia (Persero)
Rekonsiliasi kas kecil dan kas besar serta rekonsiliasi Bank masih dalam proses, karena untuk cash on hand
nya akan disajikan secara detail.
Rincian data piutang pelanggan masih belum selesai, diharapkan manajemen agar segera melengkapinya,
mengingat deadline waktu yang semakin mendesak.
Data-data terkait aktiva masih belum akurat, terutama untuk Area III dan Area IX.
Perjanjian Kerjasama (PKS) antara PT Pos Indonesia (Persero) dengan PT Pos Logistik Indonesia belum ada,
manajemen menjanjikan untuk amandemen PKS antara PT Pos Indonesia (Persero) dengan PT Pos Logistik
Indonesia akan diselesaikan paling lambat tanggal 17 Februari 2014.
Finalisasi angka audit diharapkan bisa diterima oleh Komite Audit pada tanggal 21 Februari 2014.
Terkait dengan data-data yang masih pending agar segera disampaikan paling lambat tanggal 4 Februari
2014. Hal-hal yang urgent agar segera disampaikan kepada manajemen.

14 Februari 2014
February 14, 2014

3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

204

KAP said that the analysis of financial performance KPI yet because of management has not yet submitted a
report, in accordance with an agreement this afternoon to the report will be submitted by management to the
KAP.
For inspection subsidiary BWN has been completed and already get the final figures, while for poslog still not
finished because there is an internal problem with PT Pos Indonesia (Persero).
Petty cash reconciliation and large cash and bank reconciliation is still in the process, due to its cash on hand
will be presented in detail.
Customer receivables data details are still not finalized, management is expected to immediately equip it,
given the increasingly urgent deadline time.
The data related to assets is still not accurate, especially for Area III and Area IX.
Cooperation Agreement (MCC) between PT Pos Indonesia (Persero) and PT Pos Logistik Indonesia does
not exist, the management promised to MCC amendments between PT Pos Indonesia (Persero) and PT Pos
Logistik Indonesia will be completed at the latest on February 17, 2014.
Finalization of the audit figure is expected to be received by the Audit Committee on February 21, 2014.
Associated with the data is still pending in order to be submitted no later than February 4, 2014. Things are
urgent to immediately communicated to management.

4.

21 Februari 2014
February 21, 2014
Progress Report KAP Gani
Sigiro dan Handayani

Progress Report KAP Gani


Sigiro and Handayani

1.

KAP menjelaskan sampai dengan saat ini draft laporan audit masih dalam proses akhir penyelesaian dan
rekonsiliasi dengan CMO, sedangkan management letter masih dalam proses penyusunan.
2. Temuan-temuan dalam management letter antara lain terkait dengan PKBL, opersional keuangan dan piutang.
3. Draft management letter terkait dengan pengendalian internal masih belum ada peraturan perusahaannya.
4. Laporan keuangan yang sudah final agar di review terlebih dahulu oleh manajemen agar tidak ada salah posting.
5. Sistem informasi keuangan yang sudah dibuat masih menunggu Keputusan Direksi (KD) tentang
pengembangan sistem tersebut.
6. Terdapat PKS yang belum ditandatangani tetapi kerjasama tersebut sudah berjalan.
7. Terkait dengan pengadaan barang dan jasa:
a. Pakta integritas ada yang tidak ditandatangani oleh pejabat pengadaan,
b. Harga untuk pekerjaan yang tercantum di dalam Surat Perintah Kerja (SPK) dengan yang tercantum di
Perjanjian Kerjasama (PKS) berbeda,
8. Sumber Daya Manusia (SDM):
a. Daftar hadir masih manual dan tidak tertib ditandatangani,
b. Finger print tidak efektif.
9. Terkait dengan PKBL dalam pembukuan transaksinya belum dirinci secara detail.
10. Aktiva tetap:
a. Sistem informasi aset masih belum berjalan secara optimal,
b. Aset-aset yang masih kurang dokumennya agar segera diselesaikan serta penanggung jawabnya agar
turun langsung untuk menyelesaikan,
c. Aset-aset yang terdaftar di dalam buku aset tidak sesuai dengan SIM aset.
Terkait dengan permasalahan pajak di PT Pos Indonesia (Persero) agar segera diselesaikan terutama
masalah pajak masukan yang masih belum selesai dikreditkan.

1.

KAP explained up to now draft audit report is still in the process of final settlement and reconciliation with
CMO, while the management letter is still in the drafting process.
2. The findings in a management letter, among others related to CSR, financial and operational receivables.
3. The draft management letter related to internal control is still no firm rules.
4. Final financial reports that are reviewed in advance by the management that no one posting.
5.
Financial information systems that have been made are still waiting for decision of the Directors (KD) on the
development of such systems.
6. MCC there has not been signed but such cooperation is already underway.
7.
Associated with the procurement of goods and services:
a. Nothing integrity pact is not signed by procurement officials,
b. The price for the work listed in the Work Order (SPK) with those listed in the Cooperation Agreement
(MCC) is different,
8. Human Resources (HR):
a. Attendance is still manual and disorderly signed,
b. Finger print ineffective.
9. Associated with CSR in bookkeeping transaction has not been specified in detail.
10. Fixed assets:
a. Asset information system is still not running optimally,
b. The assets are still lacking the documents in order to be resolved as well as the responsible person in
order to go straight to finish,
c.
Assets listed in the assets in accordance with asset SIM.

Related to tax issues in PT Pos Indonesia (Persero) in order to be resolved, especially the problem of
input tax that is still unfinished credited.
5.

14 Maret 2014
March 14, 2014
Evaluasi KAP Gani Sigiro dan
Handayani

KAP Gani Sigiro and


Handayani Evaluation

Evaluasi KAP dilakukan untuk menilai kinerja KAP selama melaksanakan audit atas Laporan Keuangan PT Pos
Indonesia (Persero) tahun buku 2013, adapun penilaian Komite Audit terhadap KAP adalah:
1. Reputasi KAP:
Auditor pada KAP Gani Sigiro dan Handayani memiliki certified, keahlian audit Assurance, sedangkan untuk
auditor yang bidang Teknologi Informasi memiliki sertifikasi CISA.
2. Perencanaan Audit:
Perencanaan audit yang dilakukan oleh KAP Gani Sigiro dan Handayani menggunakan software yang
merupakan Audit Tools yang disyaratkan oleh afiliasi yaitu Grant Thronton, aplikasi tersebut harus dikuasai
oleh semua auditor dan tidak semua KAP memiliki audit tools tersebut.
3. Komunikasi:
Komunikasi yang dilakukan oleh KAP dengan Komite Audit dan manajemen pada kesempatan pembahasan
rutin (progress report),
KAP memberikan masukan-masukan kepada objek yang diperiksa yang bertujuan untuk perbaikan
kedepannya.
4. Hambatan yang dihadapi pada saat pemerikasaan masih sama dengan KAP di tahun-tahun sebelumnya
yaitu kesulitan dalam permintaan data, terkadang data yang di dapat tidak singkron satu dengan yang lainnya.

205

KAP evaluation was performed to assess the performance of the firm for carrying out an audit on the Financial
Statements of PT Pos Indonesia (Persero) fiscal year 2013, while the KAP assessment of the Audit Committee are:
1. KAP Reputation:
Auditor in KAP Gani Sigiro and Handayani has certified, Assurance audit expertise, while for the Information
Technology field auditors have CISA certification.
2. Audit Planning:
Planning the audit conducted by the firm Gani Sigiro and Handayani to use software that is required by the
Audit Tools Grant Thronton affiliates namely, the application must be mastered by all auditors and audit all
KAP have these tools.
3. Communication:
Communications made by the firm with the Audit Committee and management on the occasion of the
discussion of routine (progress reports),
KAP provide input to the object being examined aiming for improvement in the future.
4. Obstacles encountered during the examination is still the same with KAP in previous years, namely the
difficulties in data requests, sometimes data that can not be synchronized with each other.
6.

26 Maret 2014
March 26, 2014
Pembahasan Laporan SPI
Triwulan IV Tahun 2013,

1.

Posisi dalam struktur organisasi SPI sd triwulan IV tahun 2013 tidak ada perubahan masih tetap sama seperti
seperti pada awal tahun 2013 yaitu sebanyak 125 orang personil, dengan rincian 34 orang di kantor pusat
dan 91 orang di Area. SPI menyampaikan kekurangan personil dari sisi jumlah maupun kompetensi karena
wilayah tugas yang sangat luas. Komite Audit menyarankan untuk dilakukan pengomptimalan terhadap
sumber daya yang ada dengan meningkatkan koordinasi yang lebih baik dan melakukan pelatihan-pelatihan
baik inhouse maupun training di luar.

2.

Realisasi kegiatan SPI sd triwulan IV tahun 2013 sebanyak 227 objek pemeriksaan, lebih banyak dari yang
direncanakan yaitu sebanyak 224 dengan pencapaian 101,34%.

3.

Penyerapan anggaran biaya SPI sd triwulan IV tahun 2013 hanya 78%, hal tersebut dikarenakan kegiatan
rutin audit SPI pada bulan Desember terhenti dengan adanya audit investigasi pendistribusian KPS.

4.

Temuan-temuan yang merugikan perusahaan sampai dengan triwulan IV tahun 2013 didominasi kecurangan
dalam transaksi Giro Online (GOL) yang dilakukan oleh Kepala Kantor Pos. Selain dalam transaksi GOL juga
terjadi dalam transaksi System Online Payment Point (SOPP). Kecurangan tersebut terjadi karena masih
lemahnya pengendalian dalam aplikasi dan sistem dalam kedua transaksi tersebut.

5.

Penyebab temuan tersebut adalah dikarenakan:


a.
Kelemahan Waskat,
b.
Kelemahan perencanaan,
c.
Kelemahan kebijakan,
d.
Kelemahan prosedur,
e.
Kelemahan pembinaan personil,
f.
Kelemahan pencatatan dan pelaporan.

6.

Komite Audit menyarankan agar semua kepala Area 1 sd 11 untuk dilakukan pelatihan pemahaman bisnis
perusahaan dengan market oriented sebagai satu upaya untuk meningkatkan pendapatan PT Pos Indonesia
(Persero) di tahun 2014 dan ke depannya.

7.

Komite Audit juga memberikan masukan bahwa kondisi pegawai di lapangan sangat mendukung sekali
dengan program-program perusahaan, namun mereka membutuhkan sentuhan dan bimbingan dari kantor
Pusat dan/atau Area agar program tersebut bisa dilaksanakan dengan baik di lapangan.

8.

Rekomendasi yang diberikan SPI sejak tahun 2010 sd triwulan IV tahun 2013 adalah penyetoran atau
pengembalian aset perusahaan sebanyak 460 kejadian dengan nilai sebesar Rp 25.848.266.443, dan
penyelesaian kewajiban kepada negara dan pihak ketiga sebanyak 120 kejadian dengan nilai sebesar Rp
469.237.261. jadi jumlah keseluruhan sd triwulan IV tahun 2013 yaitu sebesar Rp 26.317.503.704.

9.

Tindak Lanjut atas rekomendasi tersebut diatas yaitu telah dilakukan verifikasi data temuan hasil audit dan
tindak lanjut temuan hasil audit dari tahun 2010 sd 2013. Tindak lanjut hasil audit keuangan dan operasi
yang telah dilakukan dari tahun 2010 sampai dengan Triwulan IV tahun 2013 sebanyak 10.176 rekomendasi
dengan nilai Rp 12.403.979.420,00.

Discussion SPI Reports


Fourth Quarter 2013,

10. Komite Audit menyarankan untuk hambatan-hambatan teknis yang dihadapi oleh SPI seharusnya sedikit
demi sedikit bisa diselesaikan.

206

1.

2.
3.
4.

5.

6.

Pembahasan Program Kerja


Audit Tahunan (PKAT) Tahun
2014

The Audit Committee also provided input that employee conditions on the ground are very supportive once
the company's programs, but they need a touch and guidance from the central office and / or area so that
the program can be implemented properly in the field.

8.

Recommendations are given SPI since 2010 until the fourth quarter of 2013 is the return of a deposit or
assets of the company as much as 460 events with a value of Rp 25,848,266,443, and the settlement of
obligations to the state and third parties as many as 120 events with a value of Rp 469 237 261. so the total
number up to the fourth quarter of 2013 which amounted to Rp 26,317,503,704.

9.

Follow-up on the recommendations above that have been carried out data verification audit findings and
follow up audit findings from 2010 till 2013. The follow-up results of the financial audit and operations
that have been carried out from 2010 until the fourth quarter of 2013 as many as 10 176 on the value Rp
12,403,979,420.00.

10.

The Audit Committee recommends to technical constraints faced by the SPI should gradually be resolved.

1.

Program kerja audit tahun 2014 sebanyak 4 bidang PKAT yang tersebar di Kantor Pusat dan seluruh Area
dengan anggaran sebesar Rp 9,7 M.
Jumlah auditor di kantor pusat kemungkinan akan dikurangi apabila sistem profit center berlaku pada tahun
2014 karena petugas SPI diarahkan kepada tugas-tugas di Area.
Tindak lanjut Audit investigasi pendistribusian KPS dan pembayaran BLSM agar dimasukan kedalam PKAT
SPI tahun 2014 termasuk untuk Area-area yang belum diperiksa dan diharapkan sudah selesai TW III tahun
2014.
Di tahun 2014 harus ada fokus pengawasan khusus dari SPI terutama piutang dan kas.
Tindak lanjut dari semua temuan-temuan agar di update setiap minggu supaya bisa terlihat posisinya.
Semua Perjanjian Kerjasama (PKS) agar diamankan dan diawasi dengan sebaik mungkin, karena banyak
sekali PKS yang sudah tidak berlaku.
Internal Audit Charter akan dibahas pada bulan April 2014, Ketua Komite Audit menyarankan agar Charter
Komite Audit juga dibahas bersamaan dengan Charter Internal Auditor.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Discussion of Annual Audit


Work Program (PKAT) 2014

Position in the organizational structure of SPI sd fourth quarter of 2013 there was no change still remains
the same as as in early 2013 as many as 125 personnel, with details of 34 people at its headquarters and 91
people in the area. SPI convey personnel shortages in terms of number and competence because the area
is very extensive task. The Audit Committee recommends to do pengomptimalan against existing resources
to improve better coordination and conduct training both in-house and external training.
Realization of SPI activities till the fourth quarter of 2013 as many as 227 objects of inspection, more than
planned as many as 224 by the achievement of 101.34%.
Absorption budget SPI sd fourth quarter of 2013 only 78%, it is because the SPI routine audit in December
stalled with the distribution of KPS investigative audit.
The findings were detrimental to the company until the fourth quarter of 2013 was dominated fraudulent
transactions Giro Online (GOL) conducted by the Head Post Office. In addition to the GOL transaction also
occurs in transactions Online Payment System Point (SOPP). Cheating occurs because of weak controls in
applications and systems in both the transaction.
Causes of these findings is due to:
a. Waskat weakness,
b. Weakness planning,
c.
Policy weaknesses,
d. Weakness procedure,
e. Weakness personnel development,
f.
Recording and reporting weaknesses.
The Audit Committee recommends that all heads of Area 1 to 11 for training on understanding the company's
business with a market oriented as an effort to increase the income of PT Pos Indonesia (Persero) in 2014
and beyond.

1.

Audit work program in 2014 as many as four field PKAT scattered at Headquarters and around the Area with
a budget of USD 9.7 M.

2.

The number of auditors at the central office is likely to be reduced if the profit center system applicable in
2014 as SPI officers directed to tasks Area.

3.

Follow-up Audit investigation PPP distribution and payment BLSM that is inserted into PKAT SPI 2014,
including for areas that have not been checked and is expected to be completed TW III in 2014.

4.

In 2014 there should be a focus of special supervision of SPI mainly receivables and cash.

5.

Follow-up of all findings that are updated every week so he could look his position.

6.

All Cooperation Agreement (MCC) in order to be secured and monitored as possible, because a lot of the MCC
that is not valid.

7.

Internal Audit Charter will be discussed in April 2014, the Chairman of the Audit Committee recommends
that the Audit Committee Charter was also discussed along with the Charter of Internal Auditors.

207

7.

26 Maret 2014
March 26, 2014
Pembahasan Piutang Luar
Negeri

Piutang luar negeri merupakan net perhitungan piutang dan hutang antaran pos luar negeri. timbulnya piutang
karena adanya barang datang (incoming) yang harus diantar PT Pos Indonesia (Persero) dan timbulnya hutang
karena adanya kiriman ke Luar Negeri (outgoing) yang harus diantar oleh administrasi pos negara lain.
1.

Penagihan Piutang Luar Negeri baru bisa dilaksanakan setelah menunggu waktu 2 tahun dengan rincian
proses sebagai berikut :
a. Pencatatan transaksi jasa pengiriman dilakukan setiap bulan.
b. Pengakuan piutang oleh Administrasi Pos Luar Negeri dilakukan setiap Triwulanan, namun piutang
tersebut belum bisa ditagihkan.
c. Data transaksi triwulanan direkap menjadi Rekap Perhitungan tahunan, namun juga belum bisa
ditagihkan kepada Administrasi Pos Luar Negeri karena masih ada tahapan (Rekap perhitungan
tahunan jadi bulan Mei Juni tahun berikutnya).
d. Setelah Rekap Perhitungan Tahunan tersebut jadi kemudian di buat General Account (fully accepted)
dan laporan selesai bulan Oktober - November tahun berikutnya.
e. Secara keseluruhan Piutang Luar Negeri baru dapat ditagih 2 tahun setelah transaksi.

2.

Saran Komite Audit


a. Intensifkan penagihan via email maupun surat ke pos negara lain agar piutang dapat ditagih lebih
cepat;
b. Tingkatkan pengiriman ke luar negeri agar perusahaan mempunyai potensi piutang yang lebih rendah
karena di offset dengan hutangnya.
c. Sebaiknya PT Pos Indonesia (Persero) masuk dalam anggota clearing house dunia agar proses
penagihan bisa di percepat karena ada lembaga independen yang membantu.
d. Meminta Down Payment kepada Administrasi Pos Negara lain untuk meminimalkan terjadinya
kerugian piutang.

Foreign Receivable
discussion

Foreign accounts receivable are net calculation of receivables and payables conduction overseas posts. the
emergence of receivables due to goods coming (incoming) that should be delivered by PT Pos Indonesia
(Persero) and the incidence of debt due to shipment abroad (outgoing) to be delivered by the postal
administrations of other countries.
1





2.



Pembahasan Piutang Dalam


Negeri

208

Foreign Receivable Billing can only be implemented after a waiting period of 2 years with details of the
process as follows:
a. Recording of transactions conducted each month delivery services.
b. The recognition of receivables by the Postal Administration of Foreign conducted every quarterly, but

the accounts could not be charged.
c. Quarterly transaction data recapitulated be Recap annual calculation, but it also can not be charged

to the Postal Administration of Foreign because there are still phases (Recap annual accounts so in

May-June next year).
d. After Recap Annual calculation so then made General Account (fully accepted) and a report

completed in October-November next year.
e. Overall the new Foreign receivables will be collected in two years after the transaction.
Advisory Committee
a. Intensified billing via e-mail or postal mail to other countries so that receivables can be charged

more quickly;
b. Increase delivery abroad so the company has a potential lower receivables due in offset with debt.
c. We recommend that PT Pos Indonesia (Persero) included in the member's clearing house so that the

billing process could be brought forward because there is an independent agency that helps.
d. Asks Down Payment to another State Postal Administration to minimize the loss of receivables.

1. Piutang dalam negeri didominasi oleh bisnis surat dan paket yaitu sebesar 52% dan sebesar 70% dari
piutang tersebut terdapat di Area IV Jakarta.
Dari angka piutang ada sebesar Rp 170 milyar terdapat piutang yang sudah lebih dari 2 tahun sebesar Rp
17 milyar
2. Ada beberapa transaksi piutang masuk dalam kategori piutang namun ada kesalahan treatment di tingkat
operasional antara lain diskon yang belum diambil dan ganti rugi. Selain itu terdapat pengalihan piutang
logistik sebesar Rp 4 milyar
3. Untuk mendukung perbaikan administrasi penjualan, saat ini sedang diperbaiki sistem sales force agar
proses transaksi sales dilakukan sesuai dengan prosedur dan bukti transaksi valid dan terdokumentasi
dengan baik sehingga dapat memudahkan pengontrolan piutang dan proses penagihan dapat berjalan
dengan lebih lancar.
4. Selain itu perusahaan juga disarankan mempunyai kebijakan dan prosedur penjualan dan penanganan
piutang serta peningkatan kompetensi SDM untuk mengurangi potensi kerugian akibat piutang yang tidak
tertagih.
5. Komite Audit mengusulkan agar perusahaan membuat suatu tim atau divisi khusus di kantor pusat dan di
area yang melibatkan pegawai kantor pusat dan area untuk menangani piutang dan penagihannya serta
perlu dilakukan credit meeting secara rutin 1 - 2 minggu sekali yang dikoordinir oleh direktorat keuangan.

Receivables discussion of the


Interior

1.

2.
3.

4.
5.

Pembahasan Piutang
Lain-lain

Discussion Other Receivables

1. Piutang lainnya sebesar Rp 196 Milyar meningkat 35% dari tahun 2012. Dari jumlah piutang pegawai
sebesar Rp 73 Milyar terdapat piutang karena kecurangan pegawai sebesar Rp 18 Milyar;
2. Piutang kerugian perseroan sebesar Rp 202 Milyar, dari jumlah tersebut disisihkan kerugian sebesar Rp 193
Milyar, sehingga potensi yang masih besar tertagih hanya Rp 9 Milyar. Piutang karyawan berjumlah sangat
besar dan kejadiannya berulang setiap tahun.
3. Saran Komite Audit :
a. Penyempurnaan peraturan perusahaan untuk menutup berbagai kemungkinan tindakan pelanggaran;
b. Sosialisasi secara masif ke seluruh area mengenai perubahan mindset korporasi, motivasi dan
sosialisasi peraturan;
c. Mengoptimalkan peran SPI di tingkat pusat dan perwakilan untuk melakukan audit secara rutin;
d. Melakukan tindakan yang tegas dan cepat sesuai peraturan yang berlaku terhadap semua jenis
pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan agar menimbulkan efek pembelajaran yang berarti.

1.
2.
3.

8.

Receivables in the country is dominated by business letters and packages that is equal to 52% and 70% of
the accounts contained in Area IV Jakarta.
From there receivable figure of Rp 170 billion are receivables that are more than 2 years of Rp 17 billion
There are several transaction accounts receivables in the category, but there is an error treatment at the
operational level, among others, the discount has not been taken and compensation. In addition there are
logistical transfer of receivables amounting to Rp 4 billion
To support improved sales administration, the current system is being improved sales force in order to
process sales transactions carried out in accordance with the procedures and transaction evidence valid
and well documented so as to facilitate control of accounts receivable and billing processes can run more
smoothly.
In addition the company is also advisable to have policies and procedures for handling the sales and
receivables as well as the improvement of human resource competencies to reduce the potential losses due
to doubtful.
The Audit Committee proposes that companies create a team or division at headquarters and in areas
involving employees of the central office and area for handling accounts receivable and billing as well as
meeting credit needs to be done regularly 1-2 weeks, coordinated by the finance directorate.

Other receivables amounting to Rp 196 billion increased 35% from 2012. Of the total receivables of
employees amounted to Rp 73 billion are receivables due to employee fraud amounting to Rp 18 billion;
The company's accounts receivable losses of Rp 202 billion, from the amount set aside loss of Rp 193 billion,
so the potential is still great collectible only $ 9 billion. Very large numbers of employees receivable and
recurrent occurrence every year.
Advisory Committee:
a. Completion of company regulations to cover a variety of possible violations;
b. Massive socialization to the whole area regarding changes in corporate mindset, motivation and
socialization rules;
c. Optimizing SPI role at the central level and representatives to conduct audits on a regular basis;
d. Undertake decisive and rapid action according to the rules applicable to all types of offenses
committed by employees in order to effect meaningful learning.

17 April 2014
April 17, 2014
Penjelasan atas surat dari
Sdr Samuel Samino;

The explanation for the letter


of Mr. Samuel Samino;

A. Klarifikasi atas Surat dari Sdr Samuel Samino


1. Direktur Utama menjelaskan bahwa semua yang tercantum di dalam surat kaleng tersebut tidak benar,
surat tersebut palsu.
2. Direktur Utama agar segera membuat surat kepada Dewan Komisaris sebagai klarifikasi tertulis atas
semua yang tercantum didalam surat tersebut.
3. Direktur Ritel dan Properti menyarankan agar diaktifkan kembali mekanisme untuk menampung suratsurat kaleng tersebut.
B. Lain-lain:
1. Terkait dengan tantiem untuk Direksi dan Dewan Komisaris di tahun 2014 sebesar Rp 6 M, dan untuk
tahun 2015 apakah tidak sebaiknya sama seperti pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 8 M.
2. Terkait dengan kendaraan dinas untuk Direksi dengan sistem pembelian mobil inventaris, hal tersebut
akan menyebabkan biaya yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan cara sewa bulanan.

A.

Clarification of the letter from Mr. Samuel Samino


1. Managing Director explained that all that is contained in the anonymous letter is not correct, the
letter was a fake.
2. Director to immediately create a letter to the Board of Commissioners as a written clarification to all
those listed in the letter.
3. Retail and Property Director suggested that a mechanism be reactivated to accommodate the
anonymous letters.
B. Etc:
1. Associated with bonuses for the Board of Directors and the Board of Commissioners in 2014
amounted to USD 6 M, and for 2015 did not recommend the same as in the year 2012 in the amount
of USD 8 M.
2. Associated with official vehicles to the Board of Directors with the car purchase inventory system, it
would lead to higher costs when compared to the way the monthly rent.

209

9.

20 Mei 2014
May 20, 2014
Pembahasan usulan
struktur perubahan struktur
organisasi.

Diskusi pembahasan usulan perubahan struktur organisasi PT Pos Indonesia (Persero)


Sehubungan dengan surat Direksi Nomor 470/Dirut/0414 tanggal 29 April 2014 perihal laporan dan ijin
penyesuaian Struktur organisasi PT Pos Indonesia (Persero) , Komite menyusun masukan-masukan atas
usulan perubahan tersebut, adapun masukan-masukan tersebut adalah sebagai berikut:

1.

Dasar Pemikiran
Organisasi saat ini di level Area terdapat beberapa Kepala Area yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab masing - masing dan rentang kendali yang begitu besarnya sehingga menyebabkan sulitnya
koordinasi dan pengambilan keputusan serta pengendalian dari sisi operasional dan biaya. Selain
itu parameter kinerja antara Area dengan UPT di bawahnya masih bersifat revenue center sehingga
menyebabkan terjadinya inefisiensi biaya serta tidak tercapainya laba yang ditetapkan perusahaan.
Sistem organisasi yang saat ini dipakai terlihat lebih condong kepada fungsi administratif bukan kepada
fungsi pengendalian dan kontrol terhadap kinerja operasional dan kinerja finansial. Hal ini bisa saja
disebabkan oleh rentang kendali yang terlalu besar baik dari sisi jumlah kantor pos maupun dari wilayah
yang tersebar luas sampai dengan Kecamatan sehingga bisa menyebabkan kinerja perusahaan tidak
sesuai dengan target yang ditetapkan.

2. Tujuan

Meningkatkan pelayanan pelanggan dengan mengedepankan kualitas pelayanan dan kecepatan
serta ketepatan waktu sehingga image PT Pos Indonesia (Persero) menjadi jauh lebih baik dan dapat
memenangkan persaingan dengan perusahaan sejenis. Untuk menunjang tujuan ini perlu dibentuk
organisasi yang lebih ramping dan berfokus kepada operasional serta mengurangi proses birokrasi
yang dapat menghambat kepada pencapaian kinerja yang optimal dengan rentang kendali yang lebih
memadai.

Dengan semakin ramping dan bersifat operasional diharapkan dapat mempercepat pengambilan
keputusan bisnis dan lebih memudahkan tugas koordinasi, pembinaan dan pengendalian kepada level
operasional di bawahnya.
3.

a.
b.
c.

Discussion of proposed
changes to the structure of
the organizational structure

Struktur organisasi
Perumusan struktur organisasi didasarkan kepada visi, misi, RJPP dan hasil keputusan RUPS tahun 2013
mengenai perubahan struktur organisasi untuk unit operasional di cabang yang sebelumnya revenue
center menjadi profit center dengan kriteria sebagai berikut :
Harus lebih ramping, efisien dan efektif serta rentang kendali yang lebih terjangkau sehingga
memungkinkan proses pengambilan keputusan lebih cepat dan koordinasi yang lebih baik.
Organisasi yang bersifat administratif diperkecil dan memperkuat struktur organisasi yang lebih
membantu kegiatan operasional dan meningkatkan kepuasan pelanggan di unit operasional yang
bersifat profit center.
Profit center belaku di tingkat yang lebih rendah dibanding sistem Area seperti saat ini sehingga
semangat untuk memaksimalkan profit perusahaan lebih mudah tercapai karena koordinasi akan lebih
cepat dan diharapkan semakin berkurangnya hal-hal yang terlambat untuk ditindaklanjuti. Dengan
struktur organisasi koordinator di level Kota/Kabupaten atau provinsi akan mempercepat pelayanan dan
memperbaiki mutu pelayanan serta semakin fokus kepada kebutuhan pelanggan. Kepala profit center di
daerah dinamakan General Manager dan terbagi menjadi beberapa kelas.

Discussion discussion of proposed changes to the organizational structure of PT Pos Indonesia (Persero)
In connection with the Board of Directors letter No. 470 / Managing Director / 0414 dated 29 April 2014 regarding the
report and permit adjustment of organizational structure PT Pos Indonesia (Persero), the committee made inputs on
the proposed changes, while the inputs are as follows:
1. Rationale
Organizations today at the level of Head of Area there are some who have the duty and responsibility of each
and span of control that are so big that causes the difficulty of coordination and decision-making and control of
the operations and costs. Furthermore performance parameters between the Unit Area is still below the revenue
center thus causing inefficiency and failure to achieve earnings set by the company.
Organizational systems that are currently used to look more inclined to administrative functions rather than to
control functions and control of operating performance and financial performance. This could be caused by too
large span of control both in terms of the number of post offices or from the territory of a widespread up to the
District so could cause the performance of the company is not in accordance with the targets set.
2. Objectives
Improve customer service with the advanced quality of service and speed and timeliness so that the image of
PT Pos Indonesia (Persero) to be much better and could win the competition with similar companies. To support
this goal is necessary to establish a more streamlined organization and focus on the operations and reduce the
bureaucratic process that could hamper the achievement of optimum performance with a more adequate control
range.

210

With the increasingly slender and are expected to accelerate operational business decisions and better facilitate
the task of coordination, guidance and control of the operational level underneath.
3. The organizational structure
Formulation of an organizational structure based on the vision, mission, and the decision RJPP AGM in 2013
regarding changes in the organizational structure for the operational units in the previous branch revenue center
into a profit center with the following criteria:
a. Should be more streamlined, efficient and effective and more affordable range of control so as to enable
quicker decision-making processes and better coordination.
b. Reduced administrative organization and strengthen the organizational structure more help operations and
improve customer satisfaction at the operational unit which is a profit center.
c. Profit center come into force at a lower level than areas such as the current system so that the spirit of
enterprise to maximize profits more easily achieved because of the coordination will be faster and the
expected further reduction in things too late to be followed up. By coordinating organization structure at
the level of the City / County or province will speed up service and improve the quality of services and
increasingly focused on customer needs. Head of the profit center in the area named General Manager and
is divided into several classes.
d.

e.

f.
g.
h.

Dengan adanya penghilangan sistem area dan membuat sistem profit center maka peningkatan
status kantor pos kategori besar dan penggabungan beberapa kantor pos kategori kecil di tingkat
daerah sehingga jumlahnya menjadi sekitar 60 80 unit profit center. Hal ini bisa diwujudkan dengan
pemaksimalan fungsi kantor yang semula bernama Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) di tingkat Kota/
kabupaten besar atau provinsi tertentu dan dilakukan penggabungan untuk beberapa Kota/kabupaten/
provinsi disesuaikan dengan parameter tertentu misalnya pendapatan, rentang kendali, SDM, Aset, dan
wilayah geografis.
Kantor pusat melalui direktorat terkait akan melakukan fungsi koordinasi dengan unit profit center di
daerah. Hal ini dilakukan dengan melakukan optimalisasi peran pejabat dan staf di kantor pusat dan
dibantu dengan sistem teknologi informasi dan SAP sehingga akan meningkatkan efektivitas peran
kantor pusat dalam mengkoordinasi kegiatan perusahaan. Sebagai contoh untuk permasalahan surat
dan paket di unit profit center bisa berkoordinasi dengan direktorat bisnis 1 yang membawahi bisnis
surat dan paket.
MPC bersifat cost center dan berperan serta bertanggung jawab untuk membantu penanganan dan
penyortiran surat serta penyebarluasan surat dan paket ke masing-masing kantor pos operasional.
Keberadaan Perwakilan SPI tidak berubah yaitu berada di 11 kota provinsi seperti saat ini dan level
jabatan/pangkat tidak berubah mengikuti yang lama.
Level jabatan 1 (satu) tingkat di bawah Direksi termasuk juga kepala unit daerah (General Manager) yang
masuk kategori Type A. Di kantor pusat untuk jabatan tertinggi 1 (tingkat) di bawah Direksi dinamakan
Kepala Divisi (Kadiv) bukan lagi SVP atau VP, dan dibawahnya Kepala Divisi dinamakan Manager.

4.

Pembagian tugas Direktur


a)
b)
c)


a)
b)
c)

Direktur Surat dan Paket :


Menangani bisnis surat dan paket
Menangani koordinasi bisnis surat dan paket di unit profit center
Melakukan perbaikan pelayananan di semua layanan bisnis surat dan paket



a)
b)
c)
d)
e)
f)


a)
b)
c)

Direktur Jasa Keuangan, Retail dan Properti :


Menangani bisnis jasa keuangan dan retail serta properti
Melakukan peningkatan kerjasama dengan lembaga keuangan terkait
Membuat produk-produk baru yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan berkoordinasi
dengan direktorat pengembangan
Retail dan properti tidak menjadi direktorat tersendiri karena porsi omset retail dan properti tidak
signifikan jumlahnya dan bisnis properti akan dialihkan secara bertahap kepada anak perusahaan
PT Pos Properti Indonesia. Sementara belum dialihkan seluruhnya kepada anak perusahaan, aset
perusahaan ditangani oleh Direktorat SDM & Umum.
Direktur Pengembangan dan IT :
Menangani bidang IT yang meliputi perencanaan, pembuatan, dan pemeliharaan jaringan IT
Menangani Risk Management, CMO, Quality Management , dan Complaint pelanggan
Menangani pengembangan bisnis PT Pos Indonesia (Persero) yang masih mempunyai potensi yang
sangat besar di masa mendatang antara lain paket, logistik, remittance, pospay, payment gateway, dan
lembaga keuangan, dan lain sebagainya.
Bersama dengan Direktorat Keuangan membuat RJPP dan RKAP perusahaan.
Melakukan evaluasi pembentukan anak perusahaan.
Pengembangan bisnis keagenan dan sejenisnya.
Direktur SDM dan Umum :
Menangani tugas perencanaan, pengembangan, pemberdayaan dan penempatan SDM
Mengangani tugas general affair
Menangani aset management

211

Direktur Keuangan :
a) Menangani laporan keuangan di seluruh unit dan kantor pusat serta anak perusahaan
b) Bersama dengan Direktorat Pengembangan dan IT Membuat RJPP dan RKAP
c) Melakukan analisa kinerja perusahaan dan anak perusahaan
d) Membuat dan menganalisa kinerja seluruh unit bisnis
e) Menangani PKBL

d. With the removal of the system area and make the system a profit center, the upgrading of the post office
and the merger of several large categories of post office small category at the regional level so that amounts
to about 60-80 units of profit center. This can be realized by maximizing the function of the office which
was originally called the Post Office Investigator (KPRK) at the level of the City / large district or a particular
province and the merger of some of the city / county / province tailored to specific parameters such as
income, the span of control, human resources, assets, and the geographical area.
e. Headquarters through relevant directorates will perform the functions of coordination with unit profit center
in the area. This is done by optimizing the role of officials and staff at headquarters and aided by information
technology and SAP system that will increase the effectiveness of the central office's role in coordinating the
activities of the company. For example, to issue letters and packages in unit profit center could coordinate
with one business directorate in charge of business letters and packages.
f. MPC is a cost center and participate responsible to help the handling and sorting mail and dissemination of
letters and packages to the respective post office operations.
g. The existence of Representatives SPI unchanged which is located in 11 cities and provinces such as the current
position level / rank has not changed following the old ones.
h. Level term of 1 (one) level below the Board of Directors as well as the head of the unit area (General Manager)
are categorized as Type A. On the headquarters for the top job one (level) under the Board of Directors
named Head of Division (Head) is no longer SVP or VP, and below it is called the Division Head Manager.
4. The division of tasks Director
Director Mail and Package:
a) Handle business letters and packages
b) Dealing with the coordination of business letters and packages in unit profit center
c) Make improvements in all business services pelayananan letters and packages
Director of Financial Services, Retail and Properties:
a) Addressing the financial services and retail businesses and properties
b) To increase cooperation with relevant financial institutions
c) Creating new products tailored to the needs of the community and coordinate with development directorate
Retail and property does not become a separate directorate for the portion of retail turnover and the
property is not a significant amount of business and property will be transferred gradually to the property
subsidiary PT Pos Indonesia. While not yet fully transferred to the subsidiary, the company's assets are
handled by the Directorate of Human Resources & General.
Director of Development and IT:
a) Handle the IT field that includes planning, manufacture, and maintenance of IT networks
b) Dealing with Risk Management, CMO, Quality Management, and Customer Complaint
c) Handle the business development of PT Pos Indonesia (Persero) which still has a huge potential in the future,
among others, the package, logistics, remittance, pospay, payment gateway, and financial institutions, and
so forth.
d) Together with the Directorate of Finance made RJPP and RKAP company.
e) To evaluate the establishment of a subsidiary.
f) Business development agency and the like.
Director of Human Resources and General:
a) Handle tasks of planning, development, empowerment and human resource placement
b) Handle the task of general affairs
c) Dealing with asset management
Director Of Finance:
a) Addressing the financial statements in all units and headquarters and subsidiaries
b) Together with the Directorate of Development and IT Make RJPP and RKAP
c) Conduct analysis of the performance of the company and its subsidiaries
d) Create and analyze the performance of all business units
e) Handle Partnership

212

10.

10 Juni 2014
June 10, 2014
Pembahasan Laporan SPI
Triwulan I tahun 2014,

1. Komposisi personil SPI s.d triwulan I tahun 2014 sebanyak 124 orang.
2. Realisasi kegiatan SPI s.d triwulan I tahun 2014 untuk auditor kegiatan operasional & keuangan mencapai 82%
dan kegiatan audit investigasi mencapai 50%. Komite Audit menyarankan audit untuk kegiatan rutin mengikuti
standar yang digunakan oleh BPK dan rincian kegiatan audit operasional & keuangan bisa dipisah agar terlihat
berapa pencapaian audit operasional dan audit keuangan.
3. SPI sudah memiliki acuan Risk Based Audit walaupun belum secara komprehensif, namun karena korporat
belum memiliki profil risiko jadi masih untuk SPI saja. Komite Audit menyarankan Risk Based Audit yang
dimiliki SPI agar dibuat tertulis dan disahkan oleh Kepala SPI serta mempunyai kriteria yang jelas.
4. Realisasi anggaran kegiatan Audit sd triwulan I tahun 2014 sebesar Rp 1.269 M atau mencapai 12,97%. Komite
Audit menyarankan mulai triwulan III s.d seterusnya, anggaran beserta realisasinya agar di breakedown baik
itu per bulan ataupun triwulanan sesuai dengan arahan Dewan Komisaris pada kesempatan rapat Komisaris
dengan Direksi yang menyarankan agar Anggaran di RKAP tahun 2014 di breakedown per bulan ataupun
triwulanan.
5. Temuan hasil audit keuangan dan operasional terlihat bahwa kejadian yang paling banyak terdapat pada Area
VI Semarang dan DIY. Komite Audit menyarankan kejadian-kejadian tersebut lebih dirinci kembali supaya lebih
terlihat peta risikonya.
6. Temuan yang berpotensi merugikan perusahaan sebagaimana terlampir dalam paparan SPI pada rapat. Dalam
hal ini temuan yang paling sering terjadi adalah penyelesaian saldo piutang karyawan yang merupakan piutang
dari pengambilan panjar untuk kegiatan operasional oleh karyawan bersangkutan tetapi oleh perusahaan
dianggap sebagai piutang pegawai. Komite Audit menyarankan untuk kebijakan tersebut agar segera diubah,
panjar yang belum diselesaikan jangan dianggap sebagai piutang pegawai.
7. Temuan yang berpotensi merugikan perusahaan lainnya adalah pelaksanaan SOP penanganan kiriman dan
layanan jasa keuangan, yang sering bermasalah adalah Giro Online (GOL), sistem giro online ini sebenarnya
sudah diganti dengan Fund Distribution (FD), namun dalam pelaksanaannya GOL masih digunakan.
8. Penyebab dari semua temuan-temuan audit tersebut adalah karena lemahnya pembinaan SDM. Komite Audit
menyarankan bahwa perlu adanya customisasi model pembinaan yang baik dan perlu dipantau dengan sebaik
mungkin agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana.
9. Untuk temuan-temuan SPI yang berulang agar menjadi perhatian utama manajemen, apabila tidak hal
tersebut bisa menjadi temuan BPK di kemudian hari.

Discussion SPI Reports First


Quarter 2014,

1.
2.

3.
4.

5.
6.

7.
8.
9.

SPI personnel composition till the first quarter of 2014 as many as 124 people.
Realization of SPI activities till the first quarter of 2014 to the auditor and financial operations reached 82%
and investigative auditing activities reached 50%. The Audit Committee recommends routine audits to follow
the standard used by the CPC and the details of the operational and financial audit activities can be separated
in order to be seen how the achievement of operational audits and financial audits.
SPI own reference Risk Based Audit although not comprehensively, but as yet have corporate risk profile so
still to SPI alone. The Audit Committee recommends the Risk Based Audit owned SPI to be made in writing and
approved by the Head of Internal Audit as well as having clear criteria.
Audit activities budget realization till the first quarter of 2014 amounted to USD 1,269 M or reached
12.97%. The Audit Committee recommends start till the third quarter onwards, the budget along with the
realization that in breakedown either per month or quarterly in accordance with the directives of the Board
of Commissioners on the occasion of a meeting with the Commissioner of the Board of Directors recommends
that CBP budget in 2014 in breakedown per month or quarterly.
Financial audit findings and operational shown that the incidence of the most numerous in Area VI Semarang
and Yogyakarta. The Audit Committee recommends the events more detailed look back to better map the
risks.
The findings are potentially detrimental to the company as attached in SPI exposure to the meeting. In this
case the findings of the most common is the settlement of outstanding amounts receivable from employees
who are making down payment for operations by the employees concerned but by the company is considered
as accounts receivable clerks. The Audit Committee recommends to the policy so that soon changed, bias is
not yet completed should not be considered as accounts receivable clerks.
The findings are potentially detrimental to other companies is the implementation of the SOP for handling
the items and financial services, which is often problematic is the Giro Online (GOL), online giro system, has
already been replaced by Fund Distribution (FD), but in practice GOL still used.
The cause of all audit findings are due to weak human resource development. The Audit Committee
recommends that the need for customization model of good coaching and need to be monitored as possible
to implementation according to the plan.
SPI's findings are repeated in order to become a major management concern, if not it could be a CPC findings
at a later date.

213

Laporan Audit Investigasi


Lanjutan,

1. Tindak lanjut hasil audit investigasi penyerahan KPS agar dimasukkan dalam Program Kerja Audit Tahunan
(PKAT) SPI tahun 2014, termasuk Area yang belum diaudit dan bukti-bukti yang masih diragukan.
2. Untuk menghindari pertanyaan dari auditee tentang pelaksanaan audit investigasi lanjutan disiasati dengan
cara pelaksanaan auditnya dilaksanakan bersamaan dengan audit operasional dan keuangan.

Advanced Investigative Audit


Report

Lain-lain

1.

Follow-up investigation results of the audit to be included in the submission KPS Annual Audit Work Program
(PKAT) SPI in 2014, including the areas which have not been audited and the evidence is questionable.

2.

To avoid the question of the auditee on the audit follow-up investigation to be handled by means of the
implementation of the audit carried out in conjunction with the operational and financial audit.

1. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan program kerja audit hampir sama dengan triwulan
sebelumnya, hal tersebut agar dicari penyebab berulangnya kendala-kendala tersebut dan segera diselesaikan
serta dibuat target penyelesaiannya.
2. Keterlanjuran bayar pensiunan punah Taspen agar lebih teliti dan cermat membayarkan pensiunnya.
3. Kekurangan penagihan provisi/imbal jasa pemotongan kredit pensiun agar dilakukan pembenahan dan
program penataan kemitraan kredit pensiun Taspen maupun Asabri agar ditertibkan secara tegas sesuai
kebijakan Direksi.

Etc.

11.

1.

The obstacles encountered in implementing the program of audit work is almost the same as the previous
quarter, it is in order to look for the cause of the recurrence of such constraints and resolved immediately and
be made a target completion.

2.

Keterlanjuran pay retired extinct TASPEN to be more thorough and meticulous paying his pension.

3.

Disadvantages billing fees / compensation cuts in order to reform the pension credit and pension credit
partnership structuring program and Asabri TASPEN so disciplined strictly at the discretion of the Board of
Directors.

20 Juni 2014
June 20, 2014
Klarifikasi Hasil Kajian atas
Struktur Organisasi PT Pos
Indonesia (Persero)

1.
2.
3.

4.
5.

Salah satu pertimbangan Manajemen dalam melakukan perubahan struktur organisasi secara bertahap adalah
untuk mengurangi gejolak yang tinggi / keresahan pada pegawai dan karyawan. Sehingga saat ini, yang urgent
untuk dilakukan perubahan adalah level Area dan UPT.
Penugasan Manajemen kepada konsultan SKHA adalah dibatasi hanya melakukan review dan pemetaan pada
level Area dan UPT, sedangkan untuk kantor pusat tidak. Namun secara high level konsultan memberikan saran
atas struktur organisasi kantor pusat.
Struktur organisasi Area dan UPT saat ini berbentuk silo yang menimbulkan permasalahan terutama pada
koordinasi dan tingginya biaya koordinasi. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan tersebut maka
perubahan struktur organisasi Area dan UPT diusulkan terlebih dahulu mengingat sumber permasalahan ada
di level Area dan UPT.
Konsultan melakukan analisa permasalahan tersebut secara langsung berdasarkan hasil wawancara di
lapangan dengan bagian terkait yaitu level pusat, Area dan UPT.
Pada usulan perubahan struktur organisasi dari Manajemen, Kepala Area berkoordinasi langsung kepada
Direktur Utama bukan BOD. Hal ini atas permintaan dari Direktur Utama, dari Direktur Utama nantinya akan
di-share ke Direksi.

6. SKHA consulting dan Divisi SDM PT Pos Indonesia (Persero) menekankan kepada pentingnya fungsi KPRK
sebagai ujung tombak koordinasi di PT Pos Indonesia (Persero) .
7. Kantor Pos Pusat menyampaikan bahwa keberadaan Area masih dianggap penting karena :
a.
b.
c.

Menghindari keresahan apabila ada perubahan struktur secara sekaligus


Kantor Pusat PT Pos Indonesia (Persero) kemungkinan tidak mampu untuk melakukan koordinasi
langsung dengan UPT/KPRK
Fungsi Area akan ditingkatkan peran dan tanggung jawabnya untuk melakukan koordinasi dan
pengembangan pasar/bisnis serta menjadi koordinator UPT/KPRK.

8. Bagian keuangan menjadi pertanyaan karena tidak ada SVP, padahal keuangan sangat krusial dan bukan hanya
pekerjaan admisnistratif.
9. Perubahan struktur organisasi untuk Kantor Pusat masih belum diusulkan karena butuh waktu. Selain itu perlu
juga dilakukan analisis beban kerja dan job value sesuai dengan saran dari Konsultan dan menunggu respon
setelah perubahan struktur di tingkat Area dan UPT. Hal ini salah satunya karena dari sisi staf, ada bagian yang
over dan ada bagian yang kekurangan staf.
10. SKHA consulting mengusulkan struktur organisasi PT Pos Indonesia (Persero) yang baru di level Area dan UPT
semata-mata untuk memecahkan masalah tidak adanya komando di Area. Namun tidak melakukan riset yang
lebih mendalam dari berbagai aspek misalnya : beban kerja, rentang kendali, kontrol operasional, kecepatan
pengambilan keputusan, jumlah SDM dll dan hanya benchmark literatur dengan perusahaan perbankan di
Indonesia karena menurut mereka ada kemiripan PT Pos Indonesia (Persero) dengan perusahaan perbankan.

214

Clarification Results of
1. One Management considerations in making gradual changes in the organizational structure is to reduce the volatility of
Study on the Organizational
high / unrest in the employee and the employee. So now, the urgent thing to do is change the level of Area and UPT.
Structure of PT Pos Indonesia 2. Assignment Management consultants Skha is restricted to only conduct a review and mapping the area and UPT
(Persero)
level, while for the central office is not. However, in high-level consultants provide advice on organizational structure
headquarters.
3. The organizational structure of the current Unit Area and shaped silo that cause problems, especially in the coordination
and the high cost of coordination. Therefore, based on the problems it is changing the organizational structure and the
Unit Area proposed to first consider the source of the problems existing in the Area level and UPT.
4. Consultant to analyze these problems are directly based on interviews in the field with the relevant part is the central
level, and the Unit Area.
5. In the proposed changes to the organizational structure of Management, Head of Area coordinate directly to the
Managing Director not BOD. It is at the request of the Director, of the Managing Director will be shared to the Board
of Directors.
6. SKHA consulting and Human Resources Division of PT Pos Indonesia (Persero) stressed the importance of KPRK function
as a spearhead coordination in PT Pos Indonesia (Persero).
7. The Post Office said that the existence of areas still considered important because:
a. Avoid unrest if there are changes in the structure at once
b. Head Office PT Pos Indonesia (Persero) may not be able to coordinate directly with the UPT / KPRK
c. Area function will be enhanced roles and responsibilities for the coordination and development of market / business
as well as being the coordinator of UPT / KPRK.
8. The finance department into question because no SVP, whereas finance is crucial and not just a job admisnistratif.
9. Changes in the organizational structure for the Central Office has not proposed because it takes time. It is also necessary
to analyze the workload and job value in accordance with the advice of consultants and wait for a response after the
change in the rate structure and the Unit Area. This is partly because of the staff, there is a section over and there are
parts that shortage of staff.
10. SKHA consulting proposed organizational structure of PT Pos Indonesia (Persero) is new in Area level and UPT solely to
solve the problem of the lack of command in the area. But do not do in-depth research on various aspects eg workload,
span of control, operational control, speed decision-making, the number of HR etc and only benchmark literature with
banking companies in Indonesia because they think there are similarities PT Pos Indonesia (Persero) with company
banking.
12.

24 Juni 2014
June 24, 2014
Monitoring Tindak Lanjut
Hasil Rakomdir

SAP
1. Roll Out dilakukan secara bertahap dan sudah berjalan sesuai dengan target. SAP sudah benar-benar Live sejak 1
Agustus 2013.
2. Hambatan dari sisi output laporan masih proses rekonsiliasi dan verifikasi, hal tersebut terjadi karenan ada
permasalahan dari sisi interface pada aplikasi sistem.
3. Permasalahan yang saat ini terjadi terjadi adalah kesiapan user dalam bertransaksi masih 95% hal tersebut
dikarenakan banyak SDM yang menjadi user di mutasi.
4. SAP per 1 Januari 2014 sudah digunakan secara pararel dengan SPK, sedangkan per 1 April 2014 sudah digunakan
sebagai sistem pelaporan berupa laporan keuangan.
Struktur Organisasi
1. Usulan perubahan struktur organisasi untuk level Area dan UPT sudah diusulkan, pada hari Jumat tanggal 20 Juni 2014
sudah dilakukan pembahasan antara Komite Dewan Komisaris dengan manajemen.
2. Komite Audit menyarankan agar disampaikan gambaran umum untuk perubahan struktur organisasi Kantor Pusat,
walaupun diajukan secara terpisah. Jika sudah ada gambaran perubahan struktur organisasi untuk Kantor Pusat maka
akan lebih jelas dan persetujuan Dewan Komisaris dapat dipercepat.
Perubahan Investasi
1. Untuk Bank JV sudah tidak ada masalah.
2. Untuk investasi yang lain Komite Audit menyarankan agar lebih diperhatikan lagi SOP dalam penyusunan target-target
yang harus dicapai, hal ini agar tidak ada revisi lagi tentang investasi.
SDM
1. Divisi SDM sedang melakukan Optimalisasi SDM dengan tiga hal yaitu:
a.
Restrukturisasi di tahun 2014, dalam hal ini adalah perubahan struktur organisasi yang saat ini sedang dibahas,
b.
Pembuatan direktori kompetensi untuk SDM secara nasional,
c.
Talent Management system.
2. Terkait dengan tuntutan SPPI, manajemen diharapkan dapat menjaga komunikasi dengan semangat transparansi
agar dijelaskan dengan baik bahwa perlu pertimbangan kondisi keuangan dalam jangka panjang, dalam kesepakatan
tersebut yaitu PKB antara SPPI dengan PT Pos Indonesia (Persero) sudah dilaksanakan dan ditandatangani pada bulan
Februari 2014.
3. Efisiensi biaya pegawai berbasis reward and punishment dilakukan dengan cara:
a. Perbaikan dari sisi SPJ yang awalnya lumpsum menjadi at cost,
b. Dari sisi tunjangan transport dan representatif berdasarkan kehadiran,
c.
Kinerja triwulanan berdasarkan KPI.
Manajemen Risiko dan GCG
1. Pada saat ini Divisi Manajemen Risiko dan GCG sudah mulai merintis manajemen risiko dan sudah dilakukan
workshop tentang Corporate Risk Register.
2. Untuk profil risiko agar dimunculkan, karena sampai dengan saat ini PT Pos Indonesia (Persero) belum
memunculkan profil risikonya.

215

Follow-up Monitoring
Rakomdir Results

13.

SAP
1. Roll Out is done in stages and has been run in accordance with the target. SAP has really Live since August 1st, 2013.
2. The resistance of the output side of the report is still the process of reconciliation and verification, it happens karenan
there are problems in terms of interfaces on the system application.
3. Problems occur when this happens is the readiness of the user in the transaction is still 95% in this case because a lot
of human resources to the user in a mutation.
4. SAP per January 1, 2014 has been used in parallel with SPK, whereas as of 1 April 2014 was used as a reporting system
in the form of financial statements.
Organizational Structure
1. Proposed changes to the organizational structure and the Unit Area to levels already proposed, on Friday, June 20, 2014
was carried out the discussion between the Committee of the Board of Commissioners with management.
2. The Audit Committee recommends that the general picture presented for changes in the organizational structure of the
Central Office, although filed separately. If you already have an idea to change the organizational structure of the Head
Office will be clearer and approval of the Board of Commissioners may be accelerated.
Changes in Investment
1. For the JV Bank had no problems.
2. For other investments Audit Committee recommends that more attention SOP in the preparation of targets to be
achieved, it is that there is no longer a revision of the investment.
HR
1. The Human Resources Division is conducting Optimization of human resources with three things:
a. Restructuring in 2014, in this case the changes in organizational structure that is currently being discussed,
b. Making the directory of national competence for human resources,
c. Talent Management system.
2. Related to the demands of SPPI, management is expected to maintain communication with the spirit of transparency
so well described that need consideration the financial condition over the long term, in the deal that PKB between SPPI
with PT Pos Indonesia (Persero) has been executed and signed in February 2014 ,
3. Efficiency fee-based employee reward and punishment is done by:
a. Improvement of the SPJ is initially lumpsum be at cost,
b. In terms of transport and representative allowance based on attendance,
c. Quarterly performance based KPI.
Risk management and corporate governance
1. At this time the Risk Management Division and GCG have started establishing risk management and has conducted
workshops on Corporate Risk Register.
2. For the risk profile in order to be raised, because until now PT Pos Indonesia (Persero) has not led to the risk profile.

24 Juni 2014
June 24, 2014
Pembahasan Persiapan Audit
Laporan Keuangan Tahun
Buku 2014.

1. Jadwal pelaksanaan audit atas laporan keuangan tahun buku 2014 yang menjadi patokan adalah laporan audit
final yang harus disampaikan kepada Pemegang Saham pada tanggal 28 Februari 2015.
2. Hal-hal yang termuat dalam TOR tidak berbeda jauh dengan tahun 2013, hanya ada sedikit revisi untuk
menyesuaikan dengan metode pengadaan dengan penunjukkan langsung.
3. Honorarium KAP pada tahun 2014 dimungkinkan lebih kecil dari tahun 2013 karena pada tahun 2014 PT Pos
Indonesia (Persero) sudah menggunakan SAP.
4. Komite Audit menyarankan pada bulan September 2014 tanpa adanya interim karena ketidaksiapan dari sisi
SAP mengingat kondisi saat ini sudah menggunakan SAP tapi validitasnya belum dapat dikendalikan.
5. Untuk review atau revisi TOR pengadaan KAP tahun buku 2014 akan dibuatkan oleh Komite Audit.
6. Komite Audit menyarankan agar terlebih dahulu Divisi Pengadaan melakukan sounding awal secara informal
kepada KAP Gani Sigiro dan Handayani.

Discussion on Audit
Preparation of Financial
Statements for Fiscal Year
2014.

14.

216

21 Juli 2014
July 21, 2014

1.

Schedule the audit of the financial statements the financial year 2014 to be the benchmark was the final audit report
to be submitted to the Shareholders on February 28, 2015.

2.

Things that are contained in the TOR does not vary much with the year 2013, there were only slightly revised to
conform with the procurement method by direct appointment.

3.

Honorarium KAP in 2014 enabled smaller than in 2013 because the 2014 PT Pos Indonesia (Persero) has been using
SAP.

4.

The Audit Committee advised in September 2014 without any interim due to unpreparedness of the SAP given the
current conditions are already using SAP but its validity can not be controlled.

5.

To review or revision of the procurement TOR KAP financial year 2014 will be made by the Audit Committee.

6.

The Audit Committee recommends that the Procurement Division prior undertake initial informal soundings to KAP
Gani Sigiro and Handayani.

Monitoring Implementasi
SAP FICO;

1. Perubahan proses bisnis di perusahaan;


a. Keberadaan sistem ini dalam perkembangannya setelah implementasi mulai dirasakan manfaat dan
kesulitannya oleh user maupun owner.
b. Setiap minggu ada forum evaluasi progress. Apabila ada kebutuhan atau permintaan dari user untuk
perubahan bisnis proses ditetapkan menjadi 4 (empat) level, perubahan dikelompokkan berdasarkan
levelnya. Apabila perubahan tersebut berupa konfigurasi maka akan dibahas dengan konsultan namun
apabila ada perubahan proses bisnis yang kecil bisa disesuaikan dengan sistem SAP.
c. Untuk perubahan proses bisnis dibutuhkan investasi untuk training yang diusulkan oleh Divisi Akuntansi
(help desk) tetapi anggarannya berada di Proyek Simkugpos. Namun secara keseluruhan training sudah
diselenggarakan secara maksimal dan apabila ada keperluan training pihak Manajemen akan siap untuk
melakukan training kembali.
2. Integrasi dengan Aplikasi Front end;
a. Filosofi dasarnya untuk menghindari salah entry dan untuk efisiensi proses karena melakukan integrasi
antara aplikasi front end (pospay, Ipos, GOL, RS dan FD) dengan SAP sebagai aplikasi back end, front end
sudah dibangun terlebih dahulu pada saat dibangun bertujuan untuk kepentingan bisnis bukan untuk
kepentingan back end accounting, sedangkan SAP muncul sesudah front end.
b. Belum adanya standar kebutuhan untuk back end, sehingga data dari front end belum sepenuhnya masuk
sesuai kebutuhan back end. Pada saat pembangunan SAP, front end tidak bisa diubah (apabila diubah
membutuhkan waktu yang cukup lama) kemudian dimediasi dengan proses mapping di intermediate
sebelum di upload ke SAP. Pelaksanaan proses mapping terutama Ipos sudah terlaksana dengan baik.
Namun sampai saat ini masih ada beberapa transaksi dalam sistem lama yang belum sepenuhnya terbawa
ke dalam sistem SAP atau terlambat masuk.
c. Permasalahan data naik turun dikarenakan interkoneksi sistem antara data front end yang masuk ke SAP
terkendala masalah jaringan yang terkadang down.
d. Sistem di Ipos lama yang masih kurang yang menyebabkan permalasahan pada akurasi data, dilakukan
interface untuk mengubah dari Ipos lama menjadi Ipos baru. Permasalahan lain pada Ipos lama yaitu ada
proses pengiriman data dari lokal ke pusat, banyak transaksi yang belum sampai ke pusat (delay data) yang
mengakibatkan selisih. Untuk mengatasi kendala sisem Ipos ini, perusahaan telah mengembangkan sistem
Ipos baru berbasis web yang telah diimplementasikan secara bertahap di kantor UPT dan ditargetkan akan
selesai diinstall di seluruh UPT pada bulan November 2014. Sistem Ipos berbasis web ini akan memasukkan
data dari UPT langsung ke SAP dan tidak perlu lagi ke kantor pusat terlebih dahulu.
e. Ada beberapa data yang harus di treatment khusus yaitu untuk customer, apabila ada transaksi dari
customer baru, di SAP data customer harus terlebih dahulu diinput dalam master data dan dilakukan oleh
Kantor Pusat, tidak ada kendali di Kantorpos untuk melakukan penambahan customer baru, apabila tidak di
input terlebih dahulu yang terjadi adalah error. Untuk ke depan sistem front end akan dihubungkan dengan
sistem SAP sehingga setiap penambahan customer bisa dilakukan oleh kantor pos bersangkutan.
f. Komite Audit mengharapkan sebelum Auditor masuk Manajemen harus sudah meyakini data tersebut
sudah valid, sehingga target pada bulan November bisa tercapai dan Auditor tidak salah paham dengan
data tersebut.
g. Bisnis proses tidak ada yang berubah secara menyeluruh, untuk perubahan-perubahan bisnis proses secara
minor selalu ada, tetapi untuk perubahan bisnis proses secara keseluruhan ada dua kemungkinan yaitu
mengganti sistem atau melanjutkan sistem tersebut.
h. SAP mencakup semua bisnis proses secara keseluruhan dan output-nya bukan hanya Laporan Keuangan,
karena Laporan Keuangan hanya sebagian kecil. SAP yang sudah berjalan pada saat ini pada modul Finance,
sedangkan untuk modul controlling masih belum selesai.
i. Untuk pemisahan dana pihak ketiga sudah difasilitasi dengan pembuatan akun hutang kepada pihak ketiga
yang menampung seluruh dana pihak ketiga di perusahaan.
j. Kejadian naik turunnya angka di SAP sebelumnya dikarenakan adanya perubahan data yang masuk dalam
sistem SAP dimana data yang belum lengkap kemudian ditarik kembali sebelum kemudian dimasukkan data
baru yang sudah lengkap. Sehingga pada saat data SAP ditarik seakan-akan ada pendapatan dan biaya yang
tidak masuk.
k. Kejadian naik turunnya angka pada data di SAP agar segera diselesaikan dan dipastikan tidak terjadi lagi di
kemudian hari dengan adanya pengendalian yang kuat.
l. Sampai saat ini SAP belum bisa membuat laporan keuangan secara lengkap. Laporan posisi keuangan dan
laporan Arus Kas belum bisa dibuat oleh SAP. Untuk ke depan sebelum auditor masuk sebaiknya SAP sudah
bisa membuat laporan keuangan secara lengkap.
3. Penyiapan data untuk Master Data dan Saldo Awal di SAP
a. Sebelum SAP dapat digunakan terlebih dahulu harus disiapkan master data dan saldo awal, sebelum master
data dan saldo awalnya dimasukkan terlebih dahulu dilakukan rekonsiliasi dan validasi data dengan semua
fungsi.
b. Saldo awal diambil dari saldo yang ada di SPK yang bertujuan agar tidak berubah-berubah dan langsung
terkunci.
c. Saldo aset dan piutang perlu ada detailnya, untuk aset itemnya cukup banyak sehingga sampai saat ini data
aset keseluruhan belum masuk semua dalam SAP. Beberapa hal dilakukan proses adjusment dalam nilai
bukunya. Untuk piutang dan aset sudah tidak ada masalah. Secara keseluruhan data sudah sesuai dengan
data audited tahun 2013.

217

Beberapa rekomendasi atau saran Komite Audit adalah sebagai berikut:


1. Daftar permasalahan dalam implementasi SAP-FICO ter-update yang akan disampaikan oleh manajemen
ditambah satu kolom lagi yaitu target penyelesaiannya.
2. User yang jumlahnya sekitar 850 agar tidak dimutasi terlebih dahulu sampai SAP beroperasi dengan lancar dan
baik, serta regenerasi atau user pengganti siap pakai tersedia sehingga tidak mengganggu target operasional
SAP.
3. Koordinasi lintas fungsi/sektoral lebih ditingkatkan lagi agar target penyelesaian SAP-FICO tercapai sesuai
dengan tujuannya.

Implementation of SAP FICO


Monitoring

1.
a.

Changes in business processes in the company;


The existence of this system in its development after the implementation of the benefits and difficulties began
to be felt by the user or owner.
b. Every week there is a progress evaluation forum. If there is a need or a request from a user to change the
business processes defined to be four (4) levels, changes grouped by level. If the change in the form of the
configuration will be discussed with the consultant, but if there are small changes in business processes that
can be adapted to the SAP system.
c. For business process changes needed investment for training proposed by the Division of Accounting (help desk)
but its budget is in Simkugpos Project. But overall training has been held in maximum and if any party training
purposes Management will be ready for training back.
2. Integration with Applications Front end;
a. The philosophy is basically to avoid any entry and to the efficiency of the process because the integration
between application front end (pospay, IPOS, GOL, RS and FD) with SAP as the application back end, the front
end has been constructed beforehand at the time was built aiming for business interests not to interest back
end accounting, while SAP appears after the front end.
b. The absence of standards needs to back end, so that the data from the front end is not yet fully entered as
required back end. At the time of development of SAP, the front end can not be changed (if amended requires
quite a long time) and then mediated by the mapping process in the intermediate before upload to SAP.
Implementation of the mapping process, especially IPOs already performing well. But until now there are still
some transactions in the old system that has not been fully carried into the SAP system or late entry.
c. Data problems go up and down due to the interconnection between the data front end system that went into
SAP constrained network problems that sometimes down.
d. IPOS old system is still lacking that causes permalasahan on the accuracy of the data, carried out the interface
to change from the old IPOS into new IPOs. Another issue on which there is a long IPOS process of sending
data from the local to the center, many transactions that have not been up to the center (delay data) which
resulted in the difference. To overcome this IPOS sisem, the company has developed a web-based system is new
IPOs that have been implemented gradually in the office unit and is targeted to be completed around the UPT
installed in November 2014. The system is web-based IPOs will incorporate the data from the UPT directly to
SAP and no longer need to headquarters first.
e. There is some data that should be in a special treatment that is to the customer, if there are transactions
from new customers, in SAP customer data must first be inputted in the master data and carried out by the
Head Office, there is no control on the post office to carry out the addition of new customers, if not in input
beforehand that happened was an error. For the front end to the front of the system will be connected to the
SAP system so that every customer additions can be done by the post office concerned.
f. Auditor The Audit Committee expects before entering management should already believe the data is valid, so
that the target could be achieved in November and auditors do not misunderstand that data.
g. Business process nothing has changed as a whole, for the changes are minor business process is always there,
but to changes in the overall business process, there are two possibilities, namely to replace the system or to
continue the system.
h. SAP covers all business processes as a whole and its output is not only financial statements, because only
a fraction of Financial Statements. SAP is already running at the moment on the module Finance, while for
controlling the module is still not finished.
i. For the separation of the third-party funds has been facilitated by making the accounts payable to the third
party holding all third-party funds in the company.
j. Genesis rise and fall of the numbers in the previous SAP due to changes in the incoming data in the SAP system
in which data is not yet complete then withdrawn before then incorporated new data is complete. Hence, in the
SAP data drawn as if no income and expense that are not included.
k. Genesis rise and fall of the numbers on the data in SAP in order to be resolved and certainly does not happen
again in the future with a strong control.
l. Until now, SAP has not been able to make a complete financial reports. Statement of financial position and
Cash Flow report can not be made by SAP. For forward before the auditor should enter SAP was able to make
a complete financial reports.

218

3. Preparation of Data for Master Data and Balance Beginning in SAP


a. Before SAP can be used it must first be prepared master data and balances early, before the master data and
balances originally entered in advance reconciliation and validation of data with all the functions.
b. Initial balance drawn from the existing balance in the SPK is intended that has not changed-changed and
immediately locked.
c. Assets and receivables should be no details, for asset items are quite a lot so far the data overall assets have
not been enrolled in SAP. Some things do the adjustment in the value of the book. For receivables and assets is
no problem. Overall the data is in conformity with the data audited in 2013.
Some of the recommendations or advice of the Audit Committee are as follows:
1. List the problems in the implementation of SAP-FICO updated which will be delivered by management plus one
more column that is the target completion.
2. Users who number around 850 in order not to be transferred in advance to SAP operates smoothly and well,
as well as the regeneration or replacement user ready-made available so as not to interfere with operational
targets SAP.
3. Coordination of cross-functional / sectoral further enhanced so that the target completion of SAP-FICO achieved
in accordance with its objectives.
15.

16.

11 Agustus 2014
Rapat Internal Komite Audit
Penyelesaian Pending
Matters

Rapat internal Komite Audit dengan agenda penyelesaian TOR Audit tahun buku 2014.
1. Penunjukkan kembali Kantor Akuntan Publik (KAP) yang akan mengaudit laporan keuangan tahun buku 2014
sesuai dengan risalah RUPS persetujuan laporan keuangan tahunan tahun buku 2013.
2. KAP akan mengaudit laporan keuangan PT Pos Indonesia (Persero) tahun buku 2014 direncanakan akan
dimulai pada awal bulan Oktober 2014 dan selesai pada minggu ketiga bulan Februari 2015.

Meetings Audit Committee


Internal Settlement Pending
Matters

Internal meeting with the agenda of the completion of the Audit Committee The Audit TOR 2014 financial year.
1. The re-appointment of Public Accounting Firm (KAP) to audit the financial statements of fiscal year 2014
according to the minutes of the AGM approval of the annual financial statements 2013 financial year.
2. KAP will audit the financial statements of PT Pos Indonesia (Persero) in 2014 fiscal year is planned to start in
early October 2014 and was completed in the third week of February 2015.

1 September 2014
September 1, 2014
Pembahasan TOR, Enginer
Estimate (EE) dan Jadwal
Audit tahun 2014,

1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Discussion TOR, Estimate


Engineer (EE) and the Audit
Schedule 2014,

1.
2.

3.
4.
5.

6.
7.
8.

Peraturan menteri tentang KPI disesuaikan dengan surat menteri BUMN.


Untuk aturan hokum tentang PKBL di cek kembali dan disesuaikan karena aturan terbaru tentang PKBL yaitu
PER-08/MBU/2013 tentang perubahan keempat atas peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
nomor PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan usaha kecil dan
Program Bina Lingkungan.
Untuk kinerja, KAP tidak melakukan audit, tetapi evaluasi kinerja sesuai ketentuan yang berlaku.
Jangka waktu pelaksanaan ditambahkan batas waktu penyelesaian.
Laporan management letter tahun buku 2013 sekretariat Dewan Komisaris belum terima. Management letter
tetap harus dirilis walaupun tidak disampaikan kepada Pemegang Saham. Selain itu management letter tidak
hanya kelemahan, tetapi hal-hal positif pun bisa dicantumkan dalam management letter.
Susunan tim audit ditambahkan ketentuan yang mengikat khusus untuk Supervisor selalu ada pada saat
dibutuhkan termasuk dalam rapat rutin serta jam kerja team leader dan ketentuan lainnya sebagai jaminan
auditor yang melaksanakan audit.
Untuk Engineer Estimate sendiri dikarenakan pada tahun ini adalah repeat audit maka akan diturunkan
sebesar 10%.
Divisi pengadaan akan bergerak setelah kelengkapan (TOR, EE dan OE) sudah lengkap.

Regulation of the Minister of KPI tailored to the letter of minister of state.


For the rule of law on CSR in check and adjusted as new rules on CSR that PER-08 / MBU / 2013 on the fourth
amendment to the regulation of the State Minister for State Owned Enterprises number PER-05 / MBU / 2007
on Partnership Program Owned Enterprises Countries with small businesses and Community Development
Program.
For the performance, the firm does not perform an audit, but the performance evaluation according to
applicable regulations.
The implementation period is added settlement deadline.
The management letter report fiscal year 2013 the secretariat of the Board of Commissioners has not been
received. Management letter should still be released, although not submitted to the shareholders. In addition
to the management letter is not only a weakness, but positive things can be included in the management
letter.
The composition of the audit team added provisions which specifically binds to the Supervisor is always there
when needed, including regular meetings as well as working hours the team leader and other provisions as
security auditors conducting an audit.
To Engineer Estimate yourself because this year is a repeat audit it will be reduced by 10%.
The procurement division will move after completion (TOR, EE and OE) is complete.

219

17.

1 September 2014
September 1, 2014
Progress Report Penerapan
SAP FICO

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.
10.
11.

SAP FICO Implementation


Progress Report

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.
10.
11.
18.

There still account cash and cash equivalents minus because clearing is still not finished, but it happens because
the entry minus backdate and there are some who have entry UPT. The system currently can accommodate
backdate entry.
Changes in business processes always the case, the business process changes occur such as the addition of two
user's head office.
Users that already exist so that the overall likely have to understand this from the SAP FICO. Efforts that have been
made by management to overcome the problems that the user is transferred to the continuous regeneration.
Other obstacles encountered in the implementation of SAP FICO is the change in the system used, such as
financial management is still comfortable with the conventional system, it is this which is quite difficult to change.
Supervision is done by the Head Office of the less than optimal, therefore there is the addition of two user's head
office and there are changes in business processes.
Integration with application front end still experiencing problems, the solution to this is to slowly master data in
SAP FICO are in adobe in the master data at the front end application.
To shortcut the data cleansing is not ready if only internally resolved by PT Pos Indonesia (Persero). There are
three accounts that still have not finished that RAK is diclearing-kan become payable, bank debt that did not
fit, and previous debts that are too big. Real records of those transactions and all the evidence and essentially
complete. Cleansing the data can be resolved quickly with the way in bandling.
Barriers are now facing is the readiness of its subsystems, SAP FICO implementation can be optimized if subsystems are ready for everything.
BOC is very concerned at all related to the implementation of SAP FICO at PT Pos Indonesia (Persero), if SAP FICO
still not seleai it will affect the 2014 audit.
Komsiaris Council had suggested in a letter to the Board of Directors to be serious in its completion, completion
schedule and created cross-functional coordination should be further enhanced.
The problems are still going to immediately be updated along with the progress of the settlement, and
immediately be sent to the Audit Committee.

23 September 2014
September 23, 2014
Rapat Internal Komite Audit
Pembahasan Internal Audit
Charter

220

Masih terdapat akun kas dan setara kas yang minus dikarenakan clearing yang masih belum selesai, selain
itu minus tersebut terjadi karena entry backdate dan ada beberapa UPT yang belum entry. Sistem pada saat
ini bisa mengakomodasi entry backdate.
Perubahan proses bisnis selalu terjadi, perubahan proses bisnis tersebut terjadi seperti ada penambahan
dua user untuk kepala kantor.
User yang sudah ada agar dipastikan sudah memahami secara keseluruhan dari SAP FICO ini. Upaya yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk mengatasi permasalahan user yang dimutasi adalah dengan
regenerasi yang berkelanjutan.
Hambatan lain yang dihadapi dalam penerapan SAP FICO adalah pada perubahan sistem yang digunakan,
manajemen keuangan masih seperti masih nyaman dengan sistem konvensional, hal inilah yang cukup
sulit merubahnya.
Pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Kantor kurang optimal, oleh karena itu ada penambahan dua user
untuk kepala kantor dan ada perubahan proses bisnis.
Integrasi dengan aplikasi front end masih mengalami kendala, solusi untuk hal tersebut yaitu dengan
perlahan-lahan master data di SAP FICO yang di adobe pada master data pada aplikasi front end.
Untuk shortcut cleansing data tidak siap jika hanya diselesaikan oleh internal dari PT Pos Indonesia
(Persero) . Ada tiga akun yang masih belum selesai yaitu RAK yang diclearing-kan menjadi hutang, hutang
Bank yang tidak cocok, dan hutang terdahulu yang terlalu besar. Catatan-catatan real dari transaksitransaksi tersebut dan semua bukti-bukti dan dasarnya lengkap. Cleansing data bisa diselesaikan dengan
cepat dengan cara di bandling.
Hambatan yang sekarang dihadapi adalah kesiapan dari sub sistemnya, SAP FICO penerapannya bisa
optimal jika sub sistemnya sudah siap semuanya.
Dewan Komisaris sangat concern sekali terkait penerapan SAP FICO di PT Pos Indonesia (Persero) , jika SAP
FICO masih belum seleai hal tersebut akan berpengaruh pada audit tahun 2014.
Dewan Komsiaris sudah menyarankan dalam surat kepada Direksi agar serius dalam penyelesaiannya,
dibuat jadwal penyelesaian dan koordinasi lintas fungsi harus lebih ditingkatkan lagi.
Permasalahan-permasalahan yang masih terjadi agar segera di update beserta dengan progress
penyelesaiannya, dan segera dikirmkan kepada Komite Audit.

Diskusi rapat Komite Audit membahas draft internal audit charter, beberapa hal dalam internal audit charter
diantaranya adalah:
1. SPI harus independen dengan aktifitas yang di auditnya.
2. Standar umum audit sesuai profesi adalah: Professional, Lingkup kerja audit, Pelaksanaan dan pelaporan
audit, dan Tambahan dari SPI adalah pengelolaan SPI
3. Pada BAB III poin 5 tentang persyaratan Pengelolaan:
a. Dasar kebijakan
b. Perencanaan
c. Pelaksanaan
d. Laporan

Meeting Internal Audit


Committee Internal Audit
Charter Discussion

19.

20.

Discussion of the Audit Committee meeting to discuss a draft internal audit charter, internal audit some things in
the charter are:
1.
SPI must be independent with activities in the audit.
2. Common standards appropriate audit profession are: Professional, scope of audit work, Implementation and
audit reporting, and Supplement of the SPI is the SPI management
3. In Chapter III point 5 of the Management requirements:
a. basic policies
b. plan
c. implementation
d. report

30 September 2014
September 30, 2014
Kick Of Meeting KAP Gani
Sigiro dan Handayani

Arahan Dewan Komisaris


1. Pada pelaksanaan audit tahun ini hal yang paling krusial adalah migrasi sistem dari SPK ke SAP FICO, jadi
diharapkan agar permasalahan-permasalahan di SAP FICO bisa segera diselesaikan.
2. Jadwal penyampaian laporan audit dari Kementrian BUMN agar diperhatikan.
3. Support data dari semua bagian agar dipenuhi sesuai dengan permintaan KAP, terutama dari bagian operasional.
4. Pertemuan (Progress report) antara Komite Audit, manajemen dan KAP dilaksanakan 2 (dua) minggu sekali.

Kick Of Meeting KAP Gani


Sigiro and Handayani

Directed by the Board of Commissioners


1.
At this year's audit of the most crucial thing is the migration of systems from SPK to SAP FICO, so it is expected that
problems in SAP FICO may soon be resolved.
2.
Delivery schedule for the audit report of the Ministry of SOEs in order to be noticed.
3.
Support data from all parts to be filled in accordance with the request of KAP, especially from the operational part.
4. Meeting (Progress report) between the Audit Committee, management and KAP conducted two (2) weeks.

30 September 2014
September 30, 2014
Progress Report Penerapan
SAP FICO

User
1. Ada penambahan user, agar lebih jelas segera dibuatkan rekapan yang jelas dan detail dari mulai user awal,
penambahan user dan user yang sudah diproses dan belum diproses.
2. Untuk implementasi penambahan user menunggu KD pengeluaran kas sebagai implementasi dari perubahan
kebijakan struktur organisasi.
3. Untuk mengantisipasi risiko keterlambatan dalam audit akibat penambahan user yaitu dengan percepatan
pelatihan bagi user-user baru.
4. Penambahan user sebagai akibat dari perubahan struktur organisasi dan peruntukkan usernya.
Integrasi dengan aplikasi front end
1. Untuk percepatan integrasi dengan aplikasi front end diperlukan dukungan penuh dari Divisi IT.
2. Untuk mengatasi reltime perbedaan 5%-10% angka pendapatan, saat ini sedang masa transisi dari ipos
desktop ke Ipos Web.
3. Target implementasi Ipos web pada bulan November 2014 tidak yakin akan berjalan sesuai dengan rencana
dikarenakan jaringan di Kpc masih belum memadai dan infrastruktur yang masih dibawah spec serta masih
sangat diperlukan pembenahan.
Lain-lain
1. Spesifikai penyebab keterlambatan Generate laporan arus kas perlu di cek kembali apakah hardware ataupun
jaringan internet.
2. Untuk permasalahan dan tindaklanjut penyelesaiannya agar dibuat dalam bentuk tanggal jika tidak
menggunakan minggu serta pada laporannya dimuat kapan selesainya sesuai dengan tujuan.

SAP FICO Implementation


Progress Report

User
1. No additional user, in order to more clearly soon be made clear and detailed recaps of the user started early, adding
users and users that have been processed and unprocessed.
2. For the implementation of user additions wait KD cash expenditure as the implementation of the policy change the
organizational structure.
3. To anticipate the risk of a delay in the audit as a result of the addition is to accelerate user training for new users.
4. Addition of the user as a result of changes in the organizational structure and designated user.
Integration with application front end
1. To accelerate integration with front end applications required the full support of the Division of IT.
2. To overcome the differences reltime 5% -10% revenue figures, currently the transition from the desktop to the IPOS
IPOS Web.
3. Target web IPOS implementation in November 2014 not sure will go according to plan because tissue Kpc still
insufficient and infrastructure is still under spec and still needed improvement.
Etc
1.
2.

Specifying the cause of the delay Generate cash flows need to be checked again whether hardware or internet
network.
For problems and follow-up of the solution to be made in the form of date if not using the week as well as the report
was published at the completion in accordance with the purpose.
221

21.

30 September 2014
September 30, 2014
Pembahasan Internal Audit
Charter

1.

2.
3.
4.
5.

Pembahasan Internal Audit


Charter

1.
2.
3.
4.
5.

22.

Masukan terkait Peraturan Presiden RI nomor 5 tahun 2014 tanggal 1 Februari 2014 tentang tunjangan
fungsional auditor hal tersebut jika dimasukkan dalam tunjangan fungsional auditor akan ada dua masalah,
yaitu aturan Perpres untuk Kementerian atau lembaga dan di perusahaan belum mengembangkan tunjangan
jabatan fungsional auditor.
Untuk kedepannya agar dikembangkan semua fungsional di organisasi perusahaan dan agar dibuat kajian
terkait tunjangan jabatan fungsional khususnya untuk kedudukan auditor SPI.
Auditor harus memiliki sertifikat sesua dengan standar profesi.
Internal audit charter hanya berisi poin-poin penting krusial, untuk detailnya bisa dibuatkan aturan turunan
dari internal audit charter.
Summary untuk isi laporan SPI adalah sebagai berikut:
a. Perbandingan program kerja yang sudah dilaksanakan dengan yang masih belum tercapai serta
kendala yang dihadapinya seperti apa.
b. Hal-hal yang signifikan mengenai temuan, rekomendasi dan tindak lanjut yang akan disampaikan
kepada Dewan Komisaris.
c. Temuan, rekomendasi dan tindak lanjut.

Related entries Presidential Decree No. 5 of 2014 dated February 1, 2014 on functional allowances auditor if it
is included in the functional benefits of auditors will be two issues, namely the rules of the regulation for the
ministry or institution and in the company has not developed a functional allowance auditor.
For the future, in order to develop all the functional organization of the company and that made a study
related to functional benefits, especially for the position of auditor SPI.
Auditors must have a certificate Sesua with professional standards.
Internal audit charter contains only the key points crucial, details can be made to the rules derived from the
internal audit charter.
Summary of the contents of the SPI report is as follows:
a. Comparison of the work program which has been implemented as yet been achieved and what
obstacles it faces.
b. Significant matters regarding the findings, recommendations and follow-up that will be submitted to
the Board of Commissioners.
c.
The findings, recommendations and follow-up.

21 Oktober 2014
October 21, 2014
Rapat Internal Komite Audit
Penyelesaian Pending
Matters

Rapat internal Komite Audit dengan pembahasan laporan manajemen triwulan III tahun 2014, pada diskusi
tersebut dilakukan penyusunan tanggapan Komite Audit atas laporan manajemen triwulan III tahun 2014.
Beberapa hal yang menjadi concern Komite Audit pada laporan manajemen triwulan III Tahun 2014 antara lain:
1.
2.

Meetings Audit Committee


Internal Settlement Pending
Matters

Sistem SAP belum bisa membuat laporan keuangan yang benar dan wajar, sedangkan pada bulan Oktober
2014 Auditor dari Kantor Akuntan Publik sudah mulai mengaudit Laporan Keuangan periode tahun buku
2014.
Bisnis properti belum memaksimalkan potensi pendapatan yang ada, ke depan perlu dilakukan langkahlangkah optimalisasi properti perusahaan yang ada untuk dikelola dengan profesional agar bisa menghasilkan
pendapatan.

Internal meetings of the Audit Committee with a discussion of the management report third quarter 2014, in response
to the discussions carried out the preparation of the Audit Committee on the management report third quarter 2014.
Some things are a concern of the Audit Committee on the management report third quarter 2014 include:
1.
2.

23.

222

28 Oktober 2014
October 28, 2014

SAP systems can not make financial statements true and fair, while in October 2014 Auditor of the Public
Accounting Firm has begun to audit the financial statements 2014 fiscal year period.
Business property has not maximizing the potential of existing revenue, the future need to take measures to
optimize existing corporate property to be managed by a professional in order to generate revenue.

Progress Report KAP Gani


Sigiro dan Handayani atas
Audit Laporan Keuangan
Tahun Buku 2014;

1.

KAP sudah melakukan proses awal audit berupa pembuatan rencana audit, permintaan data, pengumpulan
data, penyiapan prosedur audit, analisa awal, dan pengecekan sistem SAP.
2. Terkait dengan pengecekan sistem SAP di PT Pos Indonesia (Persero) akan dilakukan oleh tim khusus di bidang
audit IT.
3. Untuk Regional yang akan dikunjungi untuk sample audit laporan keuangan sudah dipersiapkan dan akan
berkoordinasi dengan SPI. Pengecekan teknis ke lapangan akan dilakukan pada akhir November 2014.
4. SOP implementasi SAP masih belum diperoleh oleh KAP.
5. Sistem baru di PT Pos Indonesia (Persero) yang menggunakan SAP masih sangat rentan adanya human error
maupun sistem interface yang tidak berjalan maksimal sehingga berpotensi timbulnya ketidakvalidan laporan
keuganan. Hal ini menjadi perhatian utama dari KAP karena laporan keuangan tahun 2014 dikeluarkan dari
sistem SAP.
6. Pengecekan kontrak atau PKS biasa dilakukan oleh KAP pada saat pengecekan di UPT sekaligus menyangkut
pengecekan piutang-piutang.
7. Pengelolaan aset salah satu yang jadi fokus KAP, control secara operasional sudah bagus, tetapi yang jadi
permasalahan adalah administrasi yang kurang baik. Monitoring apakah sudah dilakukan sesuai prosedur atau
belum. Aset opname saat ini dilakukan oleh 3 (tiga) subdit yaitu Divisi aset umum, aset IT dan aset properti.
8. Pada laporan manajemen triwulanan selalu ada beban pajak yang tidak sesuai dengan RKAP, hal tersebut
menunjukkan masih lemahnya internal control.
9. Terhadap anak perusahaan PT Pos Properti akan dilakukan pengecekan terkait aliran dana dan proses bisnisnya
oleh KAP, karena sejauh ini proses bisnis sewa menyewa belum bisa dipahami secara baik oleh KAP.
10. Pemilihan KAP untuk audit PT Pos Logistik dan PT Bhakti Wasantara Net (BWN) sedang dalam proses dan
kemungkinan yang akan dipilih adalah KAP Gani Sigiro dan Handayani.
11. Pelaksanaan audit tahun ini menggunakan pendekatan yang berbeda karena ada perubahan struktur organisasi,
jika ada temuan di Regional maka penyelesaiannya akan langsung dilaksanakan di Regional tersebut, adjustment
dilakukan per Regional, tidak digabung secara nasioanal seperti tahun sebelumnya.
12. KAP sedang melakukan evaluasi sistem pengendalian internal untuk operasional dan keuangan.
Arahan Komite Audit:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Progress Report KAP Gani


Sigiro and Handayani on
Audit of Financial Statements
for Fiscal Year 2014;

Terkait dengan SAP, segera dilakukan rekonsiliasi RAK agar tidak terdapat selisih angka yang besar dalam
laporan keuangan, terutama untuk Regional yang masih banyak cleansing-nya yaitu Regional VI dan VII.
Perubahan struktur organisasi agar dipstikan masuk sampai ke evaluasi menyangkut internal control, efisiensi
operasional diharapkan bisa masuk di management letter.
Untuk meyakinkan dan antisipasi dilapangan terkait dengan potensi timbulnya accounting error agar dibuatkan
secara tertulis ke Regional dan UPT untuk mitigasi/langkah-langkah antisipasi terkait issue tersebut.
Terkait dengan pajak, Komite Audit meminta agar mendalami/mereview pajak, karena setiap tahun selalu
ada denda pajak, permasalahannya terkait dengan bukti dan pembukuan pajak. Selain itu juga kedepannya
diperlukan tax planning yang lebih baik.
Terkait dengan PSO perlu dilakukan review, karena standar untuk PSO ada aturan sesuai dengan UU dan PP
tentang PSO.
Untuk data aktuaris agar segera disampaikan kepada KAP dalam waktu dekat.

1.

KAP has done the initial audit process in the form of planning the audit, data query, data collection,
preparation of audit procedures, the initial analysis, and checking the SAP system.
2. Related to the SAP system checks in PT Pos Indonesia (Persero) will be carried out by a special team in the
field of IT audit.
3. For Regional to be visited to sample audit the financial statements have been prepared and will coordinate
with SPI. Technical checks to be carried into the field by the end of November 2014.
4. SAP SOP implementation is still not obtained by KAP.
5. The new system in PT Pos Indonesia (Persero) which uses SAP is still very vulnerable to any human error or
system interfaces are not running optimally, so the potential onset of invalidity keuganan report. This is a
major concern of the Firm since 2014 excluded the financial statements of the SAP system.
6. PKS contract or regular checks carried out by the firm at the time of checking in UPT at once involves
checking receivables.
7. Asset management one in focus KAP, operationally control has been good, but the problem is so poor
administration. Monitoring whether it is done according to the procedure or not. Hospitalization assets
currently done by three (3) Sub-Directorate of the Division of common assets, IT assets and property assets.
8. In the quarterly management reports there is always a tax burden which is not in accordance with CBP, it
shows the weakness of internal control.
9. Against a subsidiary of PT Pos property will be checked the flow of funds and related business processes by
KAP, because so far the business process lease can not be well understood by KAP.
10. Selection of KAP to audit PT Pos Logistik and PT Bhakti Wasantara Net (BWN) is in the process and the
possibility to be selected is Gani Sigiro KAP and Handy.
11. Audit this year using a different approach because there is change in the organizational structure, if there
are findings in Regional completion would then be directly implemented in the Regional, adjustment carried
out by the Regional, not merged nasioanal as the previous year.
12. KAP is conducting an evaluation of internal control systems for the operational and financial.

223

Direction of the Audit Committee:


1.
Associated with SAP, soon to be reconciliation RAK that there is no big difference in the numbers in the
financial statements, especially for the Regional are still a lot of his cleansing namely Regional VI and VII.
2. Changes in the organizational structure in order to dipstikan entered the evaluation regarding internal
control, operational efficiency is expected to be entered in the management letter.
3. To reassure and anticipation in the field related to the potential for accounting errors that made in writing to
the Regional and UPT for mitigation / anticipatory measures related to the issue.
4. Related to taxes, the Audit Committee requested that deepen / reviewing the tax, because every year there
is always a tax penalties, the problem related to the evidence and tax bookkeeping. It is also necessary tax
planning future better.
5. Associated with the PSO needs to be done review, because there are standards for PSO rules in accordance
with the Act and Regulation on PSO.
6. For data actuary to immediately delivered to KAP in the near future.
24.

13 November 2014
November 13, 2014
Rapat Internal Komite Audit
Penyelesaian Pending
Matters

Rapat internal Komite Audit dengan agenda penyelesaian tanggapan Komite Audit atas RKAP 2015.
Diskusi untuk penyelesaian tanggapan Komite Audit atas RKAP tahun 2015 terutama terkait masukan-masukan
mengenai:
1.
2.
3.
4.

Meetings Audit Committee


Internal Settlement Pending
Matters

Internal meeting with the agenda of the Audit Committee The Audit Committee upon completion response CBP
2015.
Discussions for the completion of the Audit Committee on RKAP response in 2015 is mainly related to the inputs on:
1.
2.
3.
4.

25.

224

Program kerja pada RKAP 2015 tidak link dengan strategi dan kebijakan perusahaan di tahun 2015 yang
tercantum dalam RJP tahun 2014-2018.
Perlunya strategi bisnis dan program kerja yang lebih tepat agar pada tahun 2015 pendapatan surat dan
paket sebagai core business bisa tercapai sesuai target.
Pemanfaatan keberadaan Bank JV untuk mendongkrak fee based income yang masih lebih terbuka
peluangnya, karena pada saat ini keberadaan bisnis jasa keuangan (pos pay) cenderung tidak bisa tumbuh
secara siginifikan.
Terkait dengan fungsi budget untuk memotivasi karyawan sebagai alat perencanaan dan pengendalian
yang efektif serta adanya perubahan struktur organisasi maka SOP penyusunan budget perlu di review dan
direvisi.

CBP work program in 2015 did not link with the strategy and policy of the company in 2015 were listed in the
CPR year 2014-2018.
Business strategy and the need for more precise work program so that by 2015 revenues letters and
packages as core business can be achieved on target.
Utilization where Bank JV to boost fee-based income that is still more open chances, because at this time
the existence of business financial services (post pay) are less likely to grow significantly.
Associated with budget functions as a tool to motivate employees effective planning and control as well as
the change in the organizational structure of the SOP preparation of the budget need to be reviewed and
revised.

3 Desember 2014
Decmber 3, 2014
Progress Report KAP Gani
Sigiro dan Handayani atas
Audit Laporan Keuangan
Tahun Buku 2014,

Paparan KAP
1. Sdr Yuki dari KAP Gani Sigiro dan Handayani memaparkan hasil temuan audit di Regional I Medan dan Regional
IX Banjarbaru antara lain:
a. Implementasi SAP tidak dilaksanakan secara konsisten dimana dalam SAP harus menggunakan
Nota Perminataan Pembayaran (NPP), namun dalam realisasinya untuk transaksi pengeluaran kas
Bank terkadang mereka masih menggunakan metode pengeluaran kas Bank model lama dengan
menggunakan kartu pengawas anggaran, namun mereka juga tidak membuat kartu pengawasan
anggaran dalam pengeluaran kas Bank.

Progress Report KAP Gani


Sigiro and Hand on Audit
of Financial Statements for
Fiscal Year 2014,

KAP exposure
1. Mr. Yuki of KAP Gani Sigiro and Handayani explained the audit findings in the Regional I Medan and Regional
IX Banjarbaru among others:
a. SAP implementation is not carried out consistently that the SAP should use perminataan
Memorandum of Payments (NPP), but in the realization of the transaction's cash outlay Bank
sometimes they are still using the old model bank's cash outlay by using the budget watchdog card,
but they also do not make budget control card the Bank's cash expenditures.

b.
c.
d.

e.
f.
g.
h.
i.

Sebagian aset perusahaan tidak terdapat barcode yang ditempel dalam aset tersebut dan pelaksanaan
inventarisasi aset tidak dijalankan secara rutin sehingga KAP kesulitan untuk mencocokan jumlah aset
di SAP dengan jumlah aset secara fisik.
Tidak ditemukannya bukti giro 11 pada tanggal 21 & 27 Januari 2014 dan 12 Agustus 2014 di Banjarmasin.
Oleh karena itu KAP menyarankan agar proses administrasi pengarsipan lebih rapih lagi.
Lemahnya pengawasan kahadiran karyawan karena mesin finger print tidak berfungsi dengan baik
dan memakai sistem absensi dengan tandatangan. Sistem manual ini akan menyebabkan kesulitan
dalam mengontrol kehadiran karyawan dan berpotensi merugikan perusahaan karena perusahaan
membayar tunjangan transportasi lebih tinggi dibanding yang sebenarnya.
Area khazanah perlu ditingkatkan keamanannya dengan membatasi akses keluar masuk orang.
Ditemukan tidak ada kunci duplikat dan kunci ganda untuk brankas serta brankas tidak ditanam
didalam tembok sesuai dengan peraturan perusahaan.
Area loket masih belum steril dimana terdapat tas petugas loket yang dibawa kedalam area loket.
Id Password untuk aplikasi Ipos tidak dijaga dengan baik dimana password tersebut diberitahukan
kepada pegawai lain untuk melakukan transaksi.
Tidak dilakukan penagihan denda keterlambatan kepada para tenant sesuai dengan kontrak yang
berlaku.
Terdapat jumlah saldo kas di Kantor Pos melebihi pagu yang ditetapkan.

2. Komite Audit menanyakan proses perhitungan aktuaria untuk manfaat karyawan kepada Divisi SDM.
3. Manajer SDM akan menyerahkan data untuk perhitungan manfaat karyawan pada minggu ketiga bulan
Desember 2014.
4. Sdr Yuki menceritakan bahwa proses penginputan di SAP terkendala oleh lambatnya proses transaksi di SAP
hal ini mungkin disebabkan oleh fasilitas jaringan internet yang kurang memadai, namun perlu di cek kembali
penyebab sebenarnya.
5. Proses pembuatan laporan keuangan terkendala oleh tidak lancarnya proses interface dari sistem produksi
perusahaan (Ipos, SOPP) kedalam sistem SAP sehingga menyebabkan selalu adanya selisih pendapatan antara
sistem produksi dan SAP. Data tidak tertarik di sistem SAP karena adanya customer tidak terdaftar di SAP,dan
pemetaan data bisnis yang tidak sinkron dengan di SAP.
Masukan Komite Audit
1. Keberhasilan implementasi SAP tergantung dari komitmen semua pihak, dan untuk permasalahan teknis
yang sifatnya bisa diselesaikan oleh manajer lini dan jika memang tidak selesai maka yang harus bertanggung
jawab adalah pimpinan di level organisasi dimaksud.
2. Meningkatkan awerness pelaksana di level UPT untuk lebih meningkatkan pengawasan dan keamanan area
khazanah dan brankas, dan kepada VP Treasury dan Pajak agar memantau perkembangan perbaikan

3.
4.

keamanan khazanah dan brankas. Disarankan kepada VP Treasury dan Pajak untuk melakukan
pengecekan secara berkala terhadap UPT mengenai saldo kas yang disimpan di Kantor Pos.
Perlu diadakan alat pendeteksi uang palsu.
KAP perlu membantu manajemen untuk melakukan identifikasi permasalahan SAP.

Hal-Hal Yang Perlu Ditindaklanjuti


1.
Perhitungan aktuaris paling lambat minggu ketiga harus mulai Desember disiapkan datanya.
2.
Pembuatan Laporan Arus Kas akan menggunakan metode modified direct cash flow.
3. Pengendalian Intern yang menjadi temuan awal KAP akan dibahas lebih lanjut sehingga tidak menjadi
temuan lagi, dan akan menjadi komitmen di semua level manajemen.
4. Apabila data yang diminta oleh auditor tidak lancar, permintaan data agar ditembuskan ke VP Akuntansi dan
Man Akuntansi Keuangan dan Komite Audit
5.
Tanggal 29 Desember 2014 melakukan exit meeting audit regional di Bandung.
6. KAP akan melakukan cash opname di UPT sampling pada tanggal 31 Desember 2014.
b.

c.
d.

e.
f.
g.
h.
i.

Most of the company's assets there is no barcode is affixed in such assets and the implementation of asset
inventory is not run regularly so KAP difficult to match the amount of assets in SAP by the number of physical
assets.
No evidence of demand deposits 11 on 21 and January 27, 2014 and August 12, 2014 in London. Therefore, the
firm suggested that the administrative process of archiving more tidy again.
Weak supervision kahadiran employees as finger print machine is not functioning properly and wear
attendance system with signatures. This manual system would lead to difficulties in controlling the presence
of employees and potentially detrimental to the company because the company pays transportation
allowance higher than actual.
Area treasures need to be increased security by limiting access in and out of people. Found no duplicate key
and double lock for safes and wall safes are not planted in accordance with company rules.
Counter area where there is still not sterile bag counter clerk who was brought into the counter area.
Id Password for IPOS application was not maintained properly where the password is shared with another
employee to perform the transaction.
Not done late fee billing to the tenant in accordance with the applicable contract.
There are a number of cash balance at the Post Office exceed the specified limit.

225

2.
3.
4.
5.

The Audit Committee asked the actuarial calculation for employee benefits to the HR Division.
The HR Manager will submit the data for the calculation of employee benefits in the third week of December
2014.
Mr. Yuki tells that the process of inputting in SAP constrained by the slow process of the transaction in SAP
this is probably due to the internet network facilities are inadequate, but keep in check back real cause.
The process of making financial reports are not constrained by a smooth interface of the company's
production system (IPOS, SOPP) into the SAP system so that the cause is always the difference in revenue
between production systems and SAP. Data are not interested in the SAP system because of the customer is
not registered in the SAP, and the mapping of business data that is not synchronized with SAP.

Put the Audit Committee


1. Successful implementation of SAP depends on the commitment of all parties, and for its technical problems
can be solved by the line manager and if it is not completed then that should be responsible for the leadership
at the organizational level is concerned.
2. Increase in the level awerness implementing UPT to further enhance the security and surveillance area
treasures and safe, and the VP Treasury and Taxation in order to monitor the development of security fixes
treasures and safes. It is suggested to VP Treasury and Taxation to conduct periodic checks of the Unit on cash
balances are kept at the Post Office.
3. Require counterfeit money detectors.
4. KAP need help management to identify problems SAP.
Things That Need Actionable
1. The actuarial calculation slowest third week should begin in December prepared data.
2. Making Statements of Cash Flows will use a modified method of direct cash flow.
3. Internal Control into KAP preliminary findings will be discussed further so as not to be finding more, and will
be a commitment at all levels of management.
4. If the data requested by the auditor is not smooth, so that data requests forwarded to VP Accounting and Man
Financial Accounting and Audit Committee
5. On December 29, 2014 did regional audit exit meeting in Bandung.
6. KAP will perform at UPT sampling hospitalization cash on December 31, 2014.
26.

3 Desember 2014
December 3, 2014
Laporan SPI Triwulan III
Tahun 2014

Pembahasan Laporan SPI Triwulan III Tahun 2014 yang berisi tentang laporan kegiatan audit yang telah dilaksanakan
oleh SPI. Beberapa masukan Komite Audit tentang laporan tersebut antara lain:
1.
2.

3.

SPI Reports Third Quarter


2014

Discussion SPI Reports Third Quarter 2014 report contains audit activities that have been implemented by SPI. Some
input on the report of the Audit Committee include:
1.
2.
3.

27.

SPI reported quarterly report to the Managing Director and copied to the BOC cq Audit Committee there are
things that have not been included on the follow-up on the findings of SPI.
Constraints faced by SPI is about the lack of personnel, especially auditors become recurring obstacles in
every quarter, to get around the Audit Committee recommends that sufficient work program SPI must adjust
to the availability of existing personnel so that shortage of personnel is not an obstacle anymore.
Budget absorption SPI is still not absorbed all that attention also because it will affect the assessment of the
performance of the SPI.

12 Desember 2014
December 12, 2014
Rapat Internal Komite Audit

1.
2.
3.

Internal Audit Committee


Meeting

226

Laporan triwulanan SPI yang dilaporkan kepada Direktur Utama dan ditembuskan kepada Dewan Komisaris
c.q. Komite Audit masih terdapat hal yang belum termuat yaitu tentang tindak lanjut atas temuan-temuan SPI.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh SPI yaitu tentang kurangnya personil terutama auditor menjadi kendala
yang berulang di setiap triwulan, untuk menyiasati hal tersebut Komite Audit menyarankan agar program
kerja yang disusun SPI harus menyesuaikan dengan ketersediaan personil yang ada agar kekurangan personil
tidak menjadi kendala lagi.
Penyerapan Anggaran SPI yang masih belum terserap semuanya agar diperhatikan juga karena akan
mempengaruhi penilaian atas kinerja SPI.

1.
2.
3.

Rapat internal Komite Audit yang dihadiri oleh Anggota Komite Audit diisi dengan diskusi untuk penyelesaian
revisi Komite Audit Charter.
Revisi tersebut terdapat pada konsideran menimbang agar lebih di efisienkan kembali.
Untuk hal-hal teknis terkait dengan isi Charter Komite Audit sudah mencakup semua tugas dan kewajiban
Komite Audit.

Internal meetings were attended by the Audit Committee The Audit Committee members is filled with
discussion to completion the revision of the Audit Committee Charter.
The revisions contained in the preamble streamline weigh so much in return.
For technical matters related to the content of the Audit Committee Charter already includes all the duties
and obligations of the Audit Committee.

Penjelasan Mengenai Piagam Komite Audit

Explanation Regarding Audit Committee Charter

Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit


telah diperlengkapi dengan Piagam Komite
Audit yang disahkan oleh Dewan Komisaris pada
bulan Oktober 2009. Piagam ini berisi Latar
Belakang Dibentuknya Komite Audit, Visi, Misi
dan Tujuan, Struktur Organisasi, Keanggotaan,
Masa Jabatan, Tugas Wewenang dan Kewajiban,
Program Kerja Tahunan, Pelaksanaan Program
Kerja Tahunan, Rapat, Pelaporan, Tindak Lanjut
Rekomendasi.

In performing its duties, the Audit Committee has


been equipped with the Audit Committee Charter
approved by the Board of Commissioners in October 2009. The Charter contains Background The
establishment of the Audit Committee, Vision,
Mission and Objectives, Organization Structure,
Membership, Tenure, Powers Duties and Obligations, Annual Work Programme, the Annual Work
Programme Implementation, Meetings, Reporting,
Follow-up Recommendations.

Profil Komite Audit


Profile of Committee Audit
Nama
Kewarganeraan
Tempat/Tanggal Lahir

Prihartono

Name

Warga Negara Indonesia

Nation

Jakarta, 12 Mei 1960

Birth/Place

Alamat

Jalan Beton No. 28 Jakarta 13210

Personal Address

Telepon

+62.21.4891459

Phone

Email

prihartono_s@yahoo.co.uk

Email

Nama

Rofikoh Rokhim

Name

Kewarganeraan

Warga Negara Indonesia

Nation

Tempat/Tanggal Lahir

Klaten, 12 Februari 1971

Birth/Place

Jenis Kelamin

Perempuan

Gender

Telepon

62.81114115

Phone

Email

rofikohrokhim@gmail.com

Email

Nama

M Farkhan Supriyadi

Name

Kewarganeraan

Warga Negara Indonesia

Nation

Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Email

Brebes/24 April 1974

Birth/Place

Laki-laki

Gender

farkhan24@gmail.com

Phone

227

Risiko

2. Business Risk Management Oversight


Committee and Investment (KPMRUI)

Pembentukan Komite Pemantau Manajemen


Risiko Usaha dan Investasi (KPMRUI) merupakan
salah satu langkah penting untuk mewujudkan
sistem dan pelaksanaan pengawasan yang
kompeten dan independen dan dalam rangka
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik
sesuai dengan prinsip-prinsip GCG yang berlaku
dan terhadap risiko-risiko usaha maupun
investasi. KPMRUI Dewan Komisaris dibentuk
sejak tahun 2012 berdasarkan Keputusan
Dewan Komisaris Nomor: 113/Dekom/0212
tanggal 16 Februari 2012 tentang Pembentukan
Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha
dan Investasi. Pembentukan tersebut mengacu
pada Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP103/MBU/2002 tgl 4 Juni 2002 dan telah
diperbaharui dengan Peraturan Menteri Negara
BUMN Nomor: PER-05/MBU/2006 tgl 20
Desember 2006 tentang Komite Audit bagi
Badan Usaha Milik Negara serta di perbaharui
kembali dengan Peraturan Menteri Negara
BUMN Nomor: Per-12/MBU/2012 tanggal
24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung
Dewan Komisaris BUMN.

Formation of Business Risk Management


Oversight Committee and Investment (KPMRUI)
is one important step towards the implementation
of the system and a competent and independent
oversight and in order to implement good
corporate governance in accordance with good
corporate governance principles applicable and
the business risks and investment. KPMRUI BOC
was formed in 2012 by decision of the Board of
Commissioners Number: 113/Dekom/0212 dated
February 16, 2012 concerning the Establishment
of Enterprise Risk Oversight Committee and
Investment Management. The formation refers to
the Decree of the Minister of SOEs Number: KEP103/MBU/2002 date of June 4, 2002 and was
amended by Regulation of the Minister of State
Owned Enterprises No.: PER-05/MBU/2006 date
of December 20, 2006 on the Audit Committee
for State-Owned Enterprises and updated again
with the Regulation of the Minister of State
Owned Enterprises No.: Per-12/MBU/2012 dated
August 24, 2012 on Organ Support BOC SOE.

Tujuan Pembentukan Komite Pemantau


Manajemen Risiko Usaha dan Investasi

The purpose of the Establishment of the Business


Risk Management Oversight Committee and
Investment

Tujuan
pembentukan
Komite
Pemantau
Manajemen Risiko Usaha dan Investasi Dewan
Komisaris PT Pos Indonesia (Persero) adalah
untuk membantu Dewan Komisaris melakukan
review dan evaluasi atas kelayakan ekonomis
rencana investasi yang diajukan oleh manajemen
PT Pos Indonesia (Persero) serta identifikasi
berbagai risiko yang relevan beserta langkahlangkah untuk mitigasi risiko usaha dan investasi
tersebut.

The purpose of the establishment of the Business


Risk Management Oversight Committee and
the Investment Board of Commissioners of PT
Pos Indonesia (Persero) is to assist the Board
of Commissioners to review and evaluate the
economic feasibility of the investment plan
submitted by the management of PT Pos
Indonesia (Persero) as well as the identification
of relevant risks as well as step-measures to
mitigate the risk of business and investment.

Persyaratan Anggota Komite Pemantau


Manajemen Risiko Usaha dan Investasi

Requirements Oversight Committee Member of


Business Risk Management and Investment

Sesuai dengan Pedoman Kerja KPMRUI,


anggota KPMRUI Perseroan dipersyaratkan
harus memiliki integritas yang baik dan

In accordance with the Employment Guidelines


KPMRUI, KPMRUI members of the Company are
required to have good integrity, knowledge and

2. Komite Pemantau Manajemen


Usaha dan Investasi (KPMRUI)

228

pengetahuan serta pengalaman kerja yang


cukup di bidang risiko usaha dan investasi; tidak
memiliki kepentingan keterkaitan pribadi yang
dapat menimbulkan dampak negatif dan konflik
kepentingan terhadap Perseroan dan mampu
berkomunikasi secara efektif.

work experience in the field of considerable effort


and investment risk; does not have a personal
relationship interests that may have a negative
impact and conflict of interest against the
Company and are able to communicate effectively.

Kompetensi dan Keahlian Anggota KPMRUI

The competence and expertise of the members of


the KPMRUI
In accordance with the guidelines of the Work of
the Supervisory Committee of the Manajeemn
business risk and investment KPMRUI, a member of
PT Pos Indonesia (Persero) , one of the members of
the Committee should have a financial educational
background (minimum Bachelors degree) and
understand business processes in the company
as well as the understanding of risk management.

Sesuai dengan Pedoman Kerja Komite Pemantau


Manajeemn Risiko Usaha dan Investasi, anggota
KPMRUI PT Pos Indonesia (Persero) , salah
seorang anggota Komite harus memiliki latar
belakang pendidikan keuangan (minimal S1)
dan memahami proses bisnis di Perseroan serta
memahami manajemen resiko.

Pengangkatan dan Pemberhentian KPMRUI

The appointment and dismissal of KPMRUI

Anggota Komite Pemantau Manajemen Risiko


Usaha dan Investasi diangkat atau diberhentikan
oleh Komisaris Perusahaan berdasarkan saran/
usulan dari Ketua Komite. Pemberhentian
Anggota Komite dilakukan apabila jabatannya
telah berakhir, mengundurkan diri, berhalangan
tetap dalam melaksanakan tugasnya, atau
sebab-sebab lain sesuai ketentuan yang berlaku.

Member of the Supervisory Committees risk


management efforts and Investments are
appointed or dismissed by the Commissioner
on a suggestion/proposal from the Chairman of
the Committee. The dismissal of members of the
Committee do when his term is over, resigned,
unable to remain in the discharge of his duty, or
other reasons in accordance with the applicable.

Komposisi

Composition

Ketua dan Anggota KPMRUI ditetapkan Dewan


Komisaris yang mengacu pada Peraturan Menteri
Negara BUMN Nomor: PER-05/MBU/2006 tgl
20 Desember 2006 tentang Komite Audit bagi
Badan Usaha Milik Negara serta di perbaharui
kembali dengan Peraturan Menteri Negara
BUMN Nomor: Per-12/MBU/2012 tanggal
24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung
Dewan Komisaris BUMN. Adapun susunan
KPMRUI adalah sebagai berikut:

The Chairman and members of Board of


Commissioners set KPMRUI which refers to the
regulation of the Minister of State-OWNED
ENTERPRISES
number:
PER-05/MBU/2006
date of 20 December 2006 regarding the Audit
Committee for State-owned enterprises as well
as updated back to the regulation of the Minister
of State-OWNED ENTERPRISES number: Per12/MBU/2012 August 24, 2011 Board of
Commissioners Support Organs of STATE-OWNED
ENTERPRISES. As for the order of KPMRUI is as
follows:

229

JABATAN

NAMA

Ketua KPMRUI

Bambang Widianto

Ketua KPMRUI

Bobby Hamzar Rafinus

Anggota KPMRUI

Keputusan Dewan
Komisaris

Periode

119/Dekom/0212

Nopember 2012 s.d


sekarang

Riko Hendrawan

666/Dekom/1112
778/Dekom/1213
502/Dekom/1214

Nopember 2012 s.d 19


Desember 2014

Anggota KPMRUI

Rofikoh Rohim

666/Dekom/1112
778/Dekom/1213
502/Dekom/1214

Nopember 2012 s.d 19


Desember 2014

Anggota KPMRUI

Prihartono

502/Dekom/1214

Desember 2014 sd
sekarang

Anggota KPMRUI

Mahfud Sholihin

502/Dekom/1214

Desember 2014 sd
sekarang

Wewenang dan Tanggung Jawab

Authority and responsibility

Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan


Investasi bertanggung jawab :
1. Mengevaluasi
Sistem
dan
Prosedur
Perencanaan Investasi dan Risiko Usaha,
termasuk
pendekatan
dan
metoda
yang digunakan dalam menyusun study
kelayakan Investasi dan Risiko Usaha
serta memberikan saran perbaikan yang
diperlukan.
2. Mengevaluasi segala resiko yang relevan
atas rencana Investasi Usaha yang diajukan
oleh Direksi.
3. Dan tugas-tugas lainnya yang berkaitan
dengan Investasi dan Risiko Usaha atas
dasar penugasan tertentu dari Dewan
Komisaris.

Monitoring Committee risk management efforts


and responsible Investment:
1. Evaluating the systems and procedures of
the investment and risk Planning efforts,
including the approach and methods used in
drawing up the feasibility study of investment
and business risk as well as give advice on
improvements required.
2. Evaluate all relevant risks of Venture
investment plan proposed by the Board of
Directors.
3. And other duties related to the investment
and business risk on the basis of a specific
assignment from the Board of Commissioners.

KPMRUI berwenang :
1. Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha
dan Investasi berhak memperoleh akses
data dan informasi yang dibutuhkan secara
tepat waktu dan lengkap dalam melakukan
review dan evaluasi rencana Investasi
dan Risiko Usaha perusahaan. Dalam
hal ini Direksi bertanggungjawab untuk
memastikan agar data dan informasi yang
dibutuhkan dapat diberikan kepada Dewan
Komisaris secara tepat waktu dan lengkap
(sebagaimana tertuang dalam Kepmen
BUMN No. Kep-01/M-MBU/2011, bagian
ketujuh pasal 18).

KPMRUI authorities:
4. Monitoring Committee risk management
efforts and Investments are entitled to gain
access to the data and information required
in a timely and complete the review and
evaluation of the investment plan and the
companys business risk. In this case the
Board of Directors is responsible for ensuring
that the data and information required may
be granted to the Board of Commissioners in
a timely and complete (as stated in Kepmen
STATE-OWNED ENTERPRISES No. Kep-28/
M-MBU/2011, the seventh part of article 18).

230

2. Komite Pemantau Manajemen Risiko


Usaha dan Investasi berhak mengundang,
menghadirkan dan melakukan koordinasi
dengan Unit/Divisi Risk Management/
Manajemen Risiko usaha dan Investasi
PT Pos Indonesia (Persero) yang dibentuk
oleh Direksi untuk memperoleh data dan
informasi tambahan yang dibutuhkan dalam
melakukan review dan evaluasi rencana
Investasi dan Risiko Usaha.
3. Komite Pemantau Manajemen Risiko
Usaha dan Investasi dapat menggunakan
tenaga ahli atau advisor dalam memperoleh
masukan untuk melengkapi saran dan
pendapat Komite Pemantau Manajemen
Risiko Usaha dan Investasi, atas beban biaya
perusahaan setelah mendapat persetujuan
dari Dewan Komisaris.

5. Monitoring Committee risk management


efforts and Investments reserves the right
to invite, present and make coordination
with the Unit/Division of Risk Management/
risk management effort and investment
of PT Pos Indonesia (Persero) which was
formed by the Board of Directors to
acquire additional data and information
needed to conduct a review and evaluation
of investment plans and business risk.
6. Monitoring Committee risk management
efforts and Investments can make use
of experts or advisors in obtaining input
to complement the advice and opinion
of the Supervisory Committees risk
management efforts and investments, the
companys expenses after obtaining the
approval of the Board of Commissioners.

Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana


butir diatas, Komite Pemantau Manajemen
Risiko Usaha dan Investasi perlu mendapat
dukungan sepenuhnya dari Unit Unit/Divisi
Risk Management/Manajemen Risiko usaha
dan Investasi yang dibentuk oleh Direksi.Setiap
risalah rapat yang dibuat dalam Rapat KPMRUI
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
dilaporkan kepada Dewan Komisaris disertai
dengan pendapat dan usulan, jika ada halhal yang perlu mendapat perhatian Dewan
Komisaris. Komite memiliki wewenang untuk
mengakses catatan atau informasi Perseroan.

In exercising the authority as grain above, the


Committee Monitors management of business
risk and investment needed to support the
Unit completely from the Unit/Division of
Risk Management/risk management effort and
Investment which is formed by the Board of Directors.
each tractate being made in meeting the meeting
of KPMRUI in the carrying out of duties and its
functions, reported to the Board of Commissioners
is accompanied by opinions and proposals, if there
are things that need to get attention of Board of
Commissioners. The Committee has the authority to
access the records or information of the company.

231

Program Kerja Komite Pemantau Manajemen


Risiko Usaha dan Investasi
No

Program Kerja

Aktivitas

Work Program

Activity

Melakukan Reviu atas Penyusunan,


Implementasi dan Monitoring Manajemen Risiko
di PT Pos Indonesia (Persero)
Conducting the review above Formulation,
Implementation and Monitoring of Risk
Management in PT Pos Indonesia (Persero)

Melakukan Reviu atas Penyusunan,


Implementasi dan Monitoring Investasi di PT
Pos Indonesia (Persero)
Conducting the review above Formulation,
Implementation and Monitoring Investment in PT
Pos Indonesia (Persero)

Melakukan Reviu atas Rencana Jangka Panjang


dan RKAP PT Pos Indonesia (Persero)

Melakukan Reviu atas Laporan Manajemen PT


Pos Indonesia (Persero)
Conducting the Review over the Long Term Plan
and CBP PT Pos Indonesia (Persero)

Work Plan of the Supervisory Committee of


the Business and investment risk management

Melakukan capacity building Komite Pemantau


Risiko Usaha dan Investasi
Doing capacity building Business Risk Oversight
Committee and Investment

1.

Mengadakan Pertemuan bulanan dengan unit Manajemen Risiko Perusahaan untuk


memastikan road map pengelolaan risiko PT Pos Indonesia (Persero).
Hold monthly mewwetings with the Companys Risk Management unit to ensure risk management
road map of PT Pos Indonesia (Persero).

2.

Mengadakan Pertemuan Triwulanan dengan Unit Manajemen Risiko Perusahaan berkaitan


dengan progress pengelolaan risiko di PT Pos Indonesia (Persero)
Quarterly Meetings with Corporate Risk Management Unit with regard to progress in risk
management of PT Pos Indonesia (Persero)

3.

Memberikan rekomendasi mengenai pengelolaan risiko di PT Pos Indonesia (Persero)


Provide recommendations on the management of risk in PT Pos Indonesia (Persero)

1.

Mengadakan Pertemuan bulanan dengan unit Pengelola Investasi untuk memastikan


berjalannya pengelolaan investasi yang baik.
Hold monthly meetings with business unit management investments to ensure the passage of a
good investment.

2.

Mengadakan Pertemuan Triwulanan dengan unit Pengelola Investasi untuk memastikan daya
serap investasi berjalannya baik
Quarterly Meetings with business units to ensure absorption Investment investment goes well

3.

Memberikan rekomendasi mengenai pengelolaan investasi di PT Pos Indonesia (Persero)


Provide recommendations on the management of the investment in PT Pos Indonesia (Persero)

1.

Melakukan Reviu terhadap RJPP dan RKAP PT Pos Indonesia (Persero)


Conducting the Review of the CBP RJPP and PT Pos Indonesia (Persero)

2.

Mengadakan pertemuan Triwulanan dengan unit penyusun dan pengimplementasi RJPP dan
RKAP
Quarterly meetings held with the constituent units and implementers RJPP and CBP

3.

Memberikan rekomendasi mengenai pengelolaan investasi di PT Pos Indonesia (Persero)


Provide recommendations on the management of the investment in PT Pos Indonesia (Persero)

1.

Melakukan reviu terhadap laporan manajemen triwulanan yang berhubungan dengan


manajemen risiko dan investasi
Perform a review of the quarterly management reports relating to risk management and
investment

2.

Memberikan rekomendasi terhadap laporan manajemen triwulanan yang berhubungan


dengan manajemen risiko dan investasi
Provide recommendations to the quarterly management reports relating to risk management and
investment

1.

Mengikuti Kegiatan Seminar


Following the Seminar Event

2.

Mengikuti Sertifikasi
Following Certification

3.

Menjadi Anggota Profesi


Become a Professional Member

Independensi Anggota Komite Pemantau


Manajemen Risiko Usaha dan Investasi

Independence of the Members of the Supervisory


Committee of the Business and investment risk
management

Mengacu pada kebijakan Menteri Negara


BUMN No : S-375/MBU.Wk/2011 tgl 5
Desember 2011, Anggota Komite bukan berasal
dari karyawan PT Pos Indonesia (Persero).
Disamping itu semua Anggota Komite tidak
memiliki hubungan keluarga dan keuangan
dengan sesama anggota Komite Audit, Dewan
Komisari dan Direksi.

Referring to the policy of the Minister of Stateowned enterprises no.: S-375/MBU.Wk/2011


date 5 December 2011, a member of the Postal
employees did not come from Indonesia. In
addition, all members of the Committee does not
have any family relationship with a fellow Member
of the finance and Audit Committee, the Board of
Commissioners and Board of Directors.

232

Laporan Komite Pemantau Manajemen Risiko


Usaha dan Investasi

Report of the Supervisory Committee of the


Business and investment risk management

Rapat Komite Pemantau Manajemen Risiko


Usaha dan Investasi

Meetings of the Supervisory Committee of the


Business and investment risk management

Selama tahun 2014, KPMRUI telah melakukan


rapat internal sebanyak 2 kali.

During 2014, KPMRUI has conducted an internal


meeting 2 times.

Nama

Jabatan

Kehadiran

Bambang Widianto

Ketua KPMRUI/ Chairman of KPMRUI

Bobby Hamzar Rafinus

Ketua KPMRUI/ Chairman of KPMRUI

Riko Hendrawan

Anggota KPMRUI*) KPMRUI Committee Member*

Rofikoh Rokhim

Anggota KPMRUI**) KPMRUI Committee Member**

Prihartono

Anggota KPMRUI/ KPMRUI Committee Member

Mahfud Sholihin

Anggota KPMRUI/ KPMRUI Committee Member

233

Selain pertemuan dengan Komisaris, KPMRUI


juga mengadakan pertemuan/rapat dengan
Auditor Eksternal dan Biro/Bagian yang
diadakan sesuai dengan Program kerja dan
kebutuhan sebanyak 23 kali. Selain rapat
tersebut, KPMRUI juga mengikuti rapat internal
Dewan Komisaris sebanyak 12 kali. KPMRUI
juga melaksanakan kunjungan rutin ke unit kerja
bersama-sama Komisaris.

In addition to meeting with the Commissioner,


KPMRUI also hold meetings / meetings with
the External Auditor and the Bureau / Division
held in accordance with the work program and
the needs of as many as 23 times. In addition to
these meetings, KPMRUI also follow an internal
meeting of the Board of Commissioners as many
as 12 times. KPMRUI also carry out regular
visits to work units together Commissioner.

Prosedur Penetapan Remunerasi Komite


Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan
Investasi

Determination of the Remuneration Committee of


the supervisory procedures of risk management
efforts and Investments

Besarnya remunerasi Komite Audit berpedoman


pada Peraturan Menteri BUMN No: PER-12/
MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan
Komisaris BUMN, yang menyatakan bahwa
honorarium Anggota KPMRUI sebesar maksimal
20% dari gaji Direktur Utama. Anggota Dewan
Komisaris yang merangkap menjadi Ketua/
Anggota KPMRUI tidak diberikan penghasilan
tambahan selain penghasilan sebagai Anggota
Dewan Komisaris.

Remuneration Committee Audit of STATEOWNED ENTERPRISES based on Ministerial


Regulation No.: PER-12/MBU/2012 Support
Organ of the Board of Commissioners of
STATE-OWNED ENTERPRISES, which States
that a maximum of KPMRUI members of the
honorarium of 20% of the salary of the President
Director. Member of the Board of Commissioners
and interim Chairman/Member KPMRUI not
given additional income other than earnings
as a member of the Board of Commissioners.

Remunerasi Komite Pemantau


Risiko Usaha dan Investasi

Manajemen

Remuneration of the Supervisory Committee of


the Business and investment risk management

Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan


Komisaris Nomor 666/Dekom/1112 tanggal 14
November 2012 dan 778/Dekom/1213 tanggal
2 Desember 2014 tentang Pengangkatan
Anggota KPMRUI PT Pos Indonesia (Persero) ,
Anggota KPMRUI mendapat honor sebesar 20%
dari gaji Direktur Utama, dengan besaran yang
diterima di tahun 2014 yaitu Rp. 17.500.000,per bulan dan remunerasi lain sesuai ketentuan
Perseroan.

In accordance with the decision letter of the


Board of Commissioners No. 666/Dekom/1112
14 November 2012 and 778/Dekom/1213 on
2 December 2014 regarding the appointment
of members of the KPMRUI PT Pos Indonesia
(Persero) , Member of the KPMRUI got the honor
of 20% of the salary of the President Director, with
an accepted quantity in 2014 i.e. Rp. 17.500.000per month and other remuneration in accordance
with the company.

Kegiatan dan Realisasi Tahun 2014

Activities and realization of 2014

Kegiatan dan hasil kerja KPMRUI selama tahun


2014 dibandingkan dengan Program kerja/
rencananya, dapat digambarkan sebagai berikut :

The activities and results of work of


KPMRUI during 2014 compared to the work
programme/plan, can be described as follows:

234

TABEL HASIL RAPAT KOMITE PEMANTAU MANAJEMEN RISIKO USAHA DAN INVESTASI
(REF. RISALAH RAPAT KPMRUI JANUARI s.d DESEMBER 2014)
TABLE OF MONITORING COMMITTEE MEETING OF RISK MANAGEMENT BUSINESS AND INVESTMENT
(REF. MEETING SUMMARY KPMRUI JANUARY - DECEMBER 2014)
NO

Agenda dan
Tanggal Rapat

Agenda and Meeting Date


1.

HASIL RAPAT

Meeting Result

8 Januari 2014
January 8, 2014
Divisi Manajemen Risiko & GCG;
Roll out ke Area selesai s.d Juni 2014;
Bulan September 2014 sudah sampai pada tahap Mitigasi Risiko;
Bulan Oktober s.d Desember 2014 masuk tahap review selama 3 bulan;
Masukan Komite : untuk tahap Risk Register agar Divisi Manajemen Risiko & GCG dapat membantu salah satu
Divisi yang sudah paham yang nantinya dijadikan prototype/contoh bagi unit lainnya sehingga mempercepat
proses risk register dan target s.d akhir Januari 2014 sudah selesai semuanya.

Pembahasan Program Kerja


Tahun 2014;

Discussion of the Work Programme 2014;

Risk Management Division and GCG;


Roll out to the finish area s.d June 2014;
Month of September 2014 has reached the stage of Risk Mitigation;
October till December 2014 entered the stage of review for 3 months;
Put Committee: Risk Register in order to stage the Risk Management Division and GCG can help one Division who
already understand which will be the prototype / sample for other units so as to accelerate the process of risk
register and the target till the end of January 2014've finished everything.
Divisi Treasury & Pajak;
Komite Investasi Manajemen akan mengadakan Workshop tentang pembuatan feasibility study, Komite menyarankan agar materi workshop ditambah jadi tidak hanya feasibility study melainkan juga valuasi, merger dan
akuisisi.
Untuk pembicara dalam Workshop diharapkan dari Manajemen dapat menyampaikan TOR dari workshop
tersebut kepada komite agar dapat memberikan masukan tentang calon pembicara dan kualitas dari materi yang
akan disampaikan.
Disarankan pelaksanaan workshop dapat dilakukan selama 3 hari dan diharapkan peserta bebas dari rutinitas
agar dapat fokus pada workshop yang akan dilaksanakan.

Treasury & Tax Division;


Management Investment Committee will hold a workshop about the making of the feasibility study, the Committee
recommends that the workshop materials plus so not only the feasibility study but also valuations, mergers and
acquisitions.
For speaker in the Workshop are expected from management can deliver TOR from the workshop to the committee in order to provide input on prospective speakers and the quality of the materials to be delivered.
Suggested the workshop can be done for 3 days and is expected to participants free of routine in order to focus on
the workshop to be implemented.
CMO;
Penyelesaian RJP menunggu setelah RUPS pengesahan RKAP 2014, sehingga data 2014 sudah final sesuai
keputusan RUPS;
Direncanakan awal Februari 2014 akan dilakukan pembahasan RJPP 2014 -2018;
Mulai Tahun 2014, CMO diharapkan benar-benar menjalankan fungsinya dan menjadi bagian yang paling strategis
sehingga pusat koordinasi semua project-project yang ada di PT Pos Indonesia (Persero) dikoordinir oleh CMO.
Masukan komite terkait RJP adalah financial modelling agar diperbaiki;
Komite meminta agar Kajian IPO dan PSL agar disampaikan secara resmi kepada Dewan Komisaris;

CMO;
CPR wait after the completion of the AGM approval CBP 2014, so that the data corresponding 2014 was the final
resolution of the GMS;
Planned for early February 2014 will be discussing RJPP 2014 -2018;
Start 2014, CMO is expected to actually carry out their functions and become part of the most strategically so that the
central coordination of all projects in the PT Pos Indonesia (Persero) coordinated by the CMO.
Put committees related financial modeling CPR is to have it repaired;
The Committee requested that the IPO and PSL Assessment that delivered formally to the Board of Commissioners;
Lain-lain;
Etc

Next meeting disepakati mengundang VP Pengelolaan karir dan Asesmen SDM;


Next meeting agreed to invite the VP HR Career management and assessment;

235

2.

3 Februari 2014
February 3, 2014

Pembahasan RJPP Tahun


2014-2018;

Discussion RJPP 2014-2018;

Lain-lain

Etc.

3.

Saran dan masukan Komite atas Draft RJP 2014-2018 adalah sebagai berikut:
Manajemen agar mempertimbangkan usaha mana yang akan dibesarkan dan IPO apakah anak perusahaan atau
induk perusahaan sebagai Strategic holding;
Sebaiknya pada bagian isi RJP pembahasan anak perusahaan dibuatkan Neraca dari masing-masing anak
perusahaan selama 5 tahun sebagai acuan untuk pemilihan usaha yang akan dibesarkan (IPO) sehingga menjadi
lebih jelas.
Jadwal kegiatan di halaman 174 sampai halaman 194 perlu dipertimbangkan dan dipilih hal-hal baru yang
strategis dan menarik untuk dilakukan.
Pada laporan Cashflow, untuk cashflow dari operasional diminta untuk tidak bernilai minus.
Pada laporan Cashflow terdapat angka Rp 702.201 M dari piutang usaha, hal ini harus diklarifikasi kembali dan
dicek kebenaran angkanya serta dilakukan perbaikan.

Advice and input on the draft CPR Committee 2014-2018 are as follows:
Business management to consider which ones will be raised and the IPO is a subsidiary or parent company as
Strategic holding;
CPR should be on the content of the discussion of the subsidiary created Balance of each subsidiary for 5 years as
a reference for the selection of business that will be raised (IPO) so that it becomes more apparent.
Schedule of events on page 174 to page 194 need to be considered and chosen new things is a strategic and
exciting to do.
At Cashflow report, to cash flow from operations minus asked not to be worth.
At Cashflow report contained the USD 702 201 M of accounts receivable, this should be clarified back and checked
the truth of the figure and carried out repairs.

Saran Komite kepada Manajemen sebagai berikut:


Perpanjangan kerjasama yang baru disepakati antara PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Taspen (Persero) agar
diperhitungkan di dalam RJP 2014-2018;
Dilakukan maintenance atas pensiunan yang dibayarkan oleh PT Pos Indonesia (Persero) dan juga diberikan
edukasi kepada para pensiunan tersebut tentang pengelolaan uang;
Kerjasama antara PT Pos Indonesia (Persero) dengan Kementerian Agama untuk layanan cargo haji agar di
akomodir dan diperhitungkan di dalam RJP 2014-2018;
Jumlah dana (manfaat pensiun pegawai) yang ditransfer ke Dapenpos agar diperhitungkan jumlahnya;

Advice to the Management Committee as follows:


The new extension of cooperation agreed between PT Pos Indonesia (Persero) and PT TASPEN (Persero) to be
taken into account in the CPR from 2014 to 2018;
Maintenance performed on pensioners paid by PT Pos Indonesia (Persero) and also provided education to the
retirees about managing money;
Cooperation between the PT Pos Indonesia (Persero) with the Ministry of Religious Affairs Hajj in order to service
cargo in akomodir and calculated in CPR from 2014 to 2018;
Number of funds (pension benefits of employees) were transferred to Dapenpos so calculated amount;

7 Februari 2014
February 7, 2014
Terdapat permasalahan terkait konsultan Manajemen Risiko yang telah dikontrak oleh PT Pos Indonesia (Persero),
ditengah pekerjaan yang sudah berjalan konsultan tersebut (Mitra Badra Consulting) mengganti dengan konsultan
lain yang berada dibawah naungan lembaga lain (mensub-kontrakan). Oleh karena itu hal ini bisa menjadi salah
satu temuan karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal dan tidak governance.
Pembahasan Progress Workshop Komite kepada Divisi MR dan GCG sebagai berikut:
tentang Manajemen Risiko
Melakukan konfirmasi/konsultasi kepada SPI terkait permasalahan tersebut diatas,
dengan Konsultan Manajemen
Disarankan melakukan konfirmasi dan penyelesaian dengan pihak Mitra Badra Consulting;
Risiko;
Jika permasalahan yang sama pernah terjadi di BUMN lain (non swasta), Komite meminta pernyataan tertulis
yang menyatakan hal tersebut dibolehkan;
Jika memungkinkan sebaiknya proses kontrak perlu diulang kembali agar lebih governance;
Diminta agar manajemen dapat menyelesaikan permasalahannya ini dengan baik dan profesional untuk tetap
menjaga hubungan baik dengan pihak eksternal.

236

There are problems related to risk management consultant who has been contracted by PT Pos Indonesia
(Persero), the middle of the work which has been running the consultant (Badra Partners Consulting) replace
with other consultants under the auspices of another agency (subcontracts-rent). Therefore it could be one of the
findings because it did not correspond to the initial agreement and not governance.
Committee to the Division of MR and GCG as follows:
Discussion on Progress Workshop
Doing confirmation / SPI consultations related to the above issues,
on Risk Management Risk
It is suggested to confirm and settlement with the Badra Partners Consulting;
Management Consultant;
If similar problems have occurred in another state (non-private), the Committee requested a written statement
stating it is allowed;
If possible should the contracting process needs to be repeated in order to better governance;
Requested that management can resolve this problem properly and professionally to maintain good relations with
external parties.
Saran Komite adalah sebagai berikut :
Untuk jumlah anggota Whistleblowing System Committee (WBSC) agar ditambah menjadi 9 (sembilan) orang,
untuk VP Pelayanan SDM agar diganti dari Direktorat lainnya yang bukan Direktorat SDM karena dari Direktorat
SDM sudah ada 2 (dua) suara;
Konsultasi sebaiknya langsung kepada Direktur Utama;
Email dari pengelola WBSC agar dapat diakses oleh 2 (dua) orang, sehingga jika salah satu dari penelola merupakan terlapor maka data laporan masih tersimpan di pengelola yang satunya;
Dropbox WBSC juga dipegang oleh (dua) orang, jadi dropbox dibuka oleh bersama oleh keduanya;
Semua pengaduan tetap masuk kepada Pengelola WBSC, jika yang terlapor adalah salah satu dari Pengelola /
Pembahasan/Paparan Draft
Anggota WBSC maka posisinya sebagai pengelola/Anggota WBSC dinonaktifkan dan tidak diikutsertakan dalam
Keputusan Bersama Direksi dan kegiatan WBSC;
Dewan Komisaris tentang Whistle Manajemen diminta untuk mengklarifikasi kepada Direksi poin 4.2 huruf f nomor 3 Under Invoice, karena dapat
Blowing System dan Gratifikasi;
menimbulkan penafsiran yang berbeda jika dari sisi kepentingan perusahaan bukan personal.
Manajemen diminta mengklarifikasi kembali kepada Direksi poin 4.2 huruf j Pelanggaran SOP nomor 2 Akuntansi
dan keuangan Perusahaan. Hal ini impactnya terhadap laporan keuangan manajemen yang selama ini masih
belum konsisten (sering terjadi kesalahan pencatatan).
Jika dari Direksi yakin memasukan hal ini maka dari Komite sangat setuju sekali karena akan mengikat Direksi jika
terjadi kesalahan / informasi yang tidak benar dari Laporan Keuangan perusahaan, sehingga Dewan Komisaris
akan lebih mudah untuk meminta pertanggungjawaban Direksi dan Manajemen karena masuk pelanggaran WBS.
Manajemen diminta untuk mempertimbangkan poin 4.2 huruf f poin 4 ketenagakerjaan, sebaiknya lebih diperjelas perbuatan seperti apa yang termasuk kategori pelanggaran WBS. Jadi kalimatnya lebih spesifik dan jelas.

Advisory Committee are as follows:


For a number of members Whistleblowing System Committee (WBSC) that increased to 9 (nine) people, for VP HR
Services Directorate in order to be replaced from other non-Directorate of Human Resources of the Directorate of
Human Resources for the existing two (2) votes;
Consultation should be directed to the Director;
Email of manager WBSC to be accessible by 2 (two) people, so that if one of penelola is reported then the data is
still stored in the management report which only;
Dropbox WBSC also held by (two) people, so dropbox opened by jointly by both;
Discussion / Exposure Draft DeciAll complaints still enter the business WBSC, if that is reported is one of the business / Member WBSC the position
sion of the Joint Board of Direcas manager / Members WBSC is disabled and is not included in WBSC activities;
tors and Board of Commissioners
Management was asked to clarify the Directors points 4.2 letter f number 3 Under Invoice, because it can lead to
of Whistle Blowing System and
different interpretations of the interests of the company if it is not personal.
Gratuities;
Management was asked to clarify it back to the Board of Directors 4.2 points j Abuse SOP No. 2 Accounting and
financial. This impactnya on the financial statements of management that still have not been consistent (frequent
errors recording).
If the Directors believe this then put on the committee could not agree at all because it will bind to the Board of
Directors in the event of an error / incorrect information from the financial statements of the company, so that the
BOC will be easier to hold the Board of Directors and Management for entering WBS offense.
Management was asked to consider the letter f 4.2 points 4 points of employment, such actions should be further
clarified what category violations WBS. So the sentence is more specific and clear.

237

4.

21 Februari 2014
February 21, 2014
Asumsi bunga yang digunakan disarankan 12%;
Perlu dilakukan penyesuaian asumsi makro maupun market intellegent usaha sejenis;
Perlu perbaikan pada perhitungan laporan keuangan antara lain Balance Sheet, Income Statement dan rasio
keuangan serta disesuaikan dengan historical keuangan PT Pos Logistik Indonesia.
Evaluasi dan Proyeksi Pos Logistik
Hasil perbaikan akan dibahas kembali paling lambat 21 Maret 2014, namun diharapkan agar perbaikannya bisa
serta Perbaikan RJPP;
lebih cepat dari batas waktu yang diberikan.

Projection Evaluation and


Improvement of Post Logistics
and RJPP;

5.

28 Februari 2014
February 28, 2014

Pembahasan RJP 2014 - 2018;

Discussion RJP 2014 - 2018;

238

Assuming the interest rate used suggested 12%;


Necessary adjustments macro and market assumptions intellegent similar business;
Needs improvement in the calculation of the financial statements include the Balance Sheet, Income Statement
and financial ratios and adjusted to the historical financial PT Pos Logistik Indonesia.
The result of improvements will be discussed again later than March 21, 2014, but it is expected that the repair can
be faster than the deadline given.

Saran dan masukan Komite atas hasil rapat pembahasan RJP 2014-2018 oleh Direksi dan Dewan Komisaris adalah
sebagai berikut:
Disarankan untuk membuat riset atau brand image tidak terpaku pada nama-nama besar karena hanya nama saja
yang besar namun yang mengerjakan tetap anak-anak kecil. Jadi sebaiknya dicari yang memiliki metodologi yang
bagus dan bisa dipertanggungjawabkan jika membangun brand management, brand image dan brand equity.
Untuk IT disarankan agar memiliki grand perencanaan tersendiri dalam RJP.
Manajemen diminta agar strategi yang di buat harus dalam 3 opsi yaitu pesimis, moderat dan optimis. Selain itu
perlu juga dibuat strategi untuk menentukan arah pasar dari semua bisnisnya PT Pos Indonesia (Persero) serta
market intellegent untuk menggali potensi pasar.
Manajemen diminta agar pada saat pembahasan ulang dengan Dewan Komisaris yang direncanakan pada tanggal 8 Maret 2014, Neraca dari masing-masing anak perusahaan selama 5 tahun harus sudah disubmit ke dalam RJP sebagaimana
hasil rapat pada tanggal 3 Februari 2014.
Penyelesaian IPK (Imbalan Paska Kerja) pada tanggal 8 Maret 2014 sudah harus ada. Laporan IPK dari Akturia agar
dipelajari dengan detail sehingga ketika ditanyakan Manajemen dapat menjelaskan.
Manajemen diminta untuk memperbaiki RJP sebagaimana masukan dan saran Komite pada rapat-rapat sebelumnya
(tanggal 11 Desember 2013, 18 Desember 2013, 8 Januari 2014, dan 3 Februari 2014) karena dasar pertanyaan Dewan
Komisaris sebagian besar dari laporan dan hasil rapat Komite bersama Manajemen. Namun s.d saat ini dari Manajemen
belum menyesuaikan sebagaimana arahan Komite.
Posisi PT Pos Indonesia (Persero) tahun 2018 belum tergambar dalam RJP. Maksudnya adalah posisi 2018 ditarik ke
belakang, apa yang sudah ada di PT Pos Indonesia (Persero) untuk menuju ke 2018, apa yang belum ada di PT Pos
Indonesia (Persero) dan bagaimana langkah-langkah untuk menuju ke 2018.
Penurunan jumlah total SDM pada tahun 2018 dari 19 ribu menjadi 11 ribu harus tercermin dalam laporan keuangan
konsolidasi dimana terjadi penurunan beban SDM di Induk. Selain itu profile SDM di tahun 2018 harus jelas seperti apa.
Untuk 3 calon anak perusahaan disarankan sebaiknya dimulai dari unit usaha terlebih dahulu, namun jika pilihannya
tetap membentuk anak perusahaan maka Manajemen harus melengkapi laporan keuangan dari 3 calon anak perusahaan
tersebut dan disubmit kedalam RJP.
Untuk PT Pos Properti Indonesia dianggap sudah selesai, Manajemen diminta untuk mengikuti business plan yang sudah
disubmit ke Kementerian BUMN dan sudah disetujui sehingga cukup dilaksanakan sesuai dengan business plan yang
sudah ada.
Disepakati bahwa pembahasan RJP anak perusahaanyang sudah ada (perbaikan RJP PT Pos Logistik dan RJP PT BWN)
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4 Maret pukul 16.00 WIB untuk sesi I dan pukul 18.00 WIB untuk sesi II di GPI
Jakarta.

Suggestions and inputs the Committee on the results of the discussion meeting RJP 2014-2018 by Directors and
the Board of Directors are as follows:
It is advised to make research or brand image is not fixed on the big names because only big name who are working but still small children. So it should be sought that have a good methodology and could be accounted for when
building a brand management, brand image and brand equity.
For suggested that IT has its own grand plan in CPR.
Management requested that the strategy must be made within 3 option is pessimistic, moderate and optimistic.
In addition it should also be made to determine the direction of the market strategy of all its business PT Pos
Indonesia (Persero) as well as market intellegent to explore the potential of the market.
Management requested that during the discussion on the planned BOC on March 8, 2014, balance sheet of each
subsidiary for 5 years should have been submitted to the CPR as the result of a meeting on February 3, 2014.
Completion GPA (Post Employment Benefits) on March 8, 2014 had to be there. Actuary reports from the GPA in
order to be studied in detail so that when asked management can explain.

Management was asked to improve CPR as input and advice to the Committee previous meetings (December 11,
2013, December 18, 2013, January 8, 2014, and February 3, 2014) as the basic question BOC most of the reports
and results of joint Management Committee meeting. But till today from the Management Committee has not
adjusted as referrals.
The position of PT Pos Indonesia (Persero) in 2018 has not been reflected in the CPR. The point is the position
in 2018 pulled back, what already exists in PT Pos Indonesia (Persero) to go to 2018, what is not in the PT Pos
Indonesia (Persero) and how the steps to get to 2018.
A decrease in the total number of human resources in 2018 from 19 thousand to 11 thousand shall be reflected in
the consolidated financial statements where a decline in human resource burden on the parent. In addition the
profile of human resources in 2018 should be clear as to what.
For 3 candidate suggested subsidiaries should be started from the business units in advance, but if the choice is
still forming a subsidiary, the Management must complete the financial statements of these subsidiaries are 3
candidates and submitted into the CPR.
Property for PT Pos Indonesia is considered completed, management was asked to follow the business plan that
has been submitted to the Ministry of SOEs and have been approved so pretty implemented in accordance with
the existing business plan.
It was agreed that the discussion of companies that already existing child CPR (CPR improvement PT Pos Logistik
and RJP PT BWN) was held on Tuesday, March 4 at 16:00 pm for the first session and 18:00 pm for the second
session in Jakarta GPI.
6.

4 Maret 2014
March 4, 2014

Pembahasan Business plan dan


RJP PT Pos Logistik Indonesia;

Discussion of business plan and


CPR PT Pos Logistik Indonesia;

Poslog Management Team was asked to make two (2) studies that study the organic growth of its value and study
how to organic growth and its value unorganic how;
Poslog management was asked to present the results of a study of Consultants E & Y to PPM Consulting;
EBITDA Multiple again confirmed that the calculation.
Financial Statements in order to be fixed and ascertained on working capital and capex.

Pembahasan Business plan dan


RJP PT BWN;

Komite menyarankan agar Manajemen PT BWN membuatkan proyeksi waktu untuk penyelesaian hutang-hutang
PT BWN;
Manajemen PT BWN diminta agar menyesuaikan proyeksi keuangan yang telah dibuat dengan RJP Induk;
Perlu dibuatkan analisis kompetitor dan SWOT untuk mengetahui persaingan PT BWN;
Manajemen PT BWN diminta agar membuatkan proyeksi / kajian value jika tidak melakukan Debt to Equity Swap
dan jika melakukan Debt to Equity Swap.

Discussion of business plan and


CPR PT BWN;

7.

Tim Manajemen Poslog diminta untuk membuat 2 (dua) kajian yaitu kajian dengan organic growth value-nya
berapa dan kajian dengan organic dan unorganic growth value-nya berapa;
Manajemen Poslog diminta untuk menyampaikan hasil kajian dari Konsultan E & Y kepada PPM Consulting;
EBITDA Multiple agar dipastikan lagi perhitungannya.
Laporan Keuangan agar diperbaiki dan dipastikan tentang modal kerja dan capex.

21 Maret 2014
March 21, 2014

Pembahasan Business plan dan


RJP PT Pos Logistik Indonesia;

Discussion of business plan and


CPR PT Pos Logistik Indonesia;

Masih terdapat kekeliruan dalam valuasi yaitu penetapan tahun dasar yang disubmit tahun 2015 seharusnya tahun 2014 karena investasi dari induk sebesar Rp75 Milyar terjadi di akhir 2013. Hasil valuasi baru akan mengubah
semua perhitungan laporan keuangan.
Manajemen Poslog diminta untuk membahas terlebih dahulu dengan PPM Consulting dan laporan final dari
konsultan yang sudah disepakati dengan manajemen Poslog agar disampaikan kepada Komite untuk dibahas;
Pertemuan berikutnya pembahasan laporan final RJP Poslog disepakati pada hari Rabu tanggal 26 Maret 2014
Pukul 09.00 WIB di GPI Jakarta.

Still there are mistakes in valuation is the determination of the base year 2015 should have been submitted in
2014 due to the investment of the parent amounted to Rp75 billion occurred at the end of 2013. The results of the
new valuations will change all the calculations of financial statements.
Management Poslog asked to discuss in advance with PPM Consulting and final report of the consultants that have
been agreed with management Poslog be submitted to the Committee for discussion;
The next meeting discussion CPR Poslog final report was agreed on Wednesday, March 26, 2014 at 09.00 pm at
GPI Jakarta.

239

8.

26 Maret 2014
March 26, 2014
Pembahasan perbaikan RJPP PT
Pos Indonesia (Persero) tahun
2014-2018 termasuk RJP PT Pos
Logistik Indonesia;

9.

Terdapat perbedaan angka di semua tahun yang ada pada perhitungan valuasi dengan laporan arus kas di
pertumbuhan organik;
Perlu perhitungan ulang nilai imbal jasa bagi perusahaan;
Perlu penyesuaian asumsi dengan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) sebelum perbaikannya disubmit kepada
Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi.

1 April 2014
April 1, 2014
Manajemen diminta agar dapat meminta kepada Konsultan Mitra Badra Consulting untuk segera menyelesaikan
Risk Management terlebih dahulu karena pekerjaan ini sudah dilakukan pada tahun 2012 dan masih pending s.d
saat ini. Laporan progressnya dari awal s.d saat ini agar segera disampaikan kepada Dewan Komisaris, sebagai
Pembahasan Progress Workshop bahan pertimbangan untuk proses penunjukkan sebagai assesor GCG tahun 2013 mengingat dua pekerjaan
Manajemen Risiko dan Assesor
tersebut dibuat dalam satu kontrak.
GCG;
Pada hari Selasa tanggal 8 April 2014 pukul 08.00 pagi di Bandung, disepakati dilakukan pertemuan dengan Mitra
Badra Consulting untuk mempresentasikan progress report tentang Manajemen Risiko dari awal s.d saat ini.

Discussion Progress Workshop on Management was asked to request the Consulting Partners Consulting Badra for Risk Management immediately
Risk Management and Assessor
resolve beforehand because this work has been done in 2012 and still pending till today. The progress report from
GCG;
the beginning till today in order to be submitted to the Board of Commissioners, as consideration for appointment
as assessor GCG process in 2013 in view of the two jobs is created in a single contract.
On Tuesday 8 April 2014 at 08:00 am in Singapore, agreed on a meeting with Partners Consulting Badra to present a progress report on the Risk Management of the beginning till today.
10.

8 April 2014
April 8, 2014

Pembahasan Progress report


Manajemen Risiko;

Manajemen diminta agar segera menyelesaiakan permasalahan dengan Mitra Badra Consulting selaku konsultan
Manajemen Risiko. Manajemen dan konsultan agar dapat menyiapkan exit strategi dari penyelesaian pekerjaan
yang tertunda sehingga pekerjaan terkait Manajemen Risiko tersebut dapat diselesaikan dalam rentang waktu
yang masih tersisa.
Report penyelesaian dengan Mitra Badra Consulting agar disampaikan kepada Komite paling lambat 1 (satu)
minggu dari saat ini.
Manajemen diminta untuk membuat laporan atas pekerjaan terkait Manajemen Risiko secara detail dari awal s.d
posisi terakhir (berurutan) meskipun pekerjaan tersebut saat ini tertunda dan segera menyampaikannya kepada
Dewan Komisaris.

Discussion Progress report of Risk


Management was asked to immediately resolving problems with Partners Consulting as a consultant Badra Risk
Management;
Management. Management and consultants in order to prepare exit strategies from the completion of pending
work so that the work-related Risk Management can be completed within the remaining timeframe.
Report settlement with Partners Consulting Badra be submitted to the Committee no later than 1 (one) week from
today.
Management was asked to make a report on work-related Risk Management in detail from the beginning till the
last position (respectively) although the work is currently pending and immediately submit it to the Board of
Commissioners.
11.

16 April 2014
April 16, 2014

Pembahasan perbaikan RJP PT


Pos Logistik Indonesia;

Discussion repair CPR PT Pos


Logistik Indonesia;

240

Masih terdapat kesalahan dalam perhitungan valuasi dan laporan keuangan RJP PT Pos Logistik Indonesia.
Manajemen diminta untuk memperbaiki kembali perhitungan valuasi dan laporan keuangan serta memastikan
terlebih dahulu kebenaran dari perbaikan yang dilakukan oleh konsultan terkait sebelum di submit ke Komite.
Pertemuan berikutnya diharapkan perhitungan valuasi dan laporan keuangannya sudah final dan asumsi antara
Manajemen PT Pos Indonesia (Persero) dengan Manajemen PT Pos Logistik Indonesia sudah sama.

Still there are errors in the calculation of valuation and financial statements CPR PT Pos Logistik Indonesia.
Management was asked to restore the calculation of the valuation and the financial statements and ascertain in
advance the truth of the improvements made by the consultant concerned before submitted to the Committee.
The next meeting is expected to valuation calculations and final financial statements and assumptions between
the management of PT Pos Indonesia (Persero) with the management of PT Pos Logistik Indonesia has been the
same.

12.

7 Mei 2014
May 7, 2014

Progress Report tentang Manajemen Risiko;

Divisi MR & GCG menyampaikan bahwa pada rapat berikutnya akan meminta konsultan MBC untuk hadir;
Saran Komite :
Antara pekerjaan Assessment GCG dengan pekerjaan Risk Manajemen harus dipisah karena keduanya tidak bisa
dikerjakan oleh orang yang sama.
Ke depan, Divisi MR & GCG diminta untuk fokus terklebih dahulu pada manajemen risiko karena dari awal pertemuan di tahun 2013 program kerja yang dibahas dan dikerjakan adalah manajemen risiko bukan GCG;
Divisi MR & GCG diminta untuk berkoordinasi dengan konsultan MBC untuk menyelesaikan manajemen risiko yang
telah dikerjakan sebelumnya.
Terkait hasil pertemuan tentang penyelesaian permasalahan antara Manajemen dengan Konsultan MBC agar
dapat disampaikan kepada Komite untuk selanjutnya dilakukan pembahasan lanjutan dengan Komite terkait
manajemen risiko

Progress Report on Risk Manage- MR & GCG Division said that at the next meeting MBC will ask the consultant to be present;
ment;
Advisory Committee:
Between jobs with job Risk Assessment Management GCG should be separated because they can not be done by
the same person.
Looking ahead, Division of MR & GCG terklebih asked to focus first on risk management because of an early meeting in the year 2013 work program are discussed and done is not good corporate governance risk management;
MR & GCG Division was asked to coordinate with MBC consultant to complete the risk management that has been
done previously.
Related results of the meeting on the settlement of problems between the Management Consultants MBC to be
submitted to the Committee for further discussion by the committee advanced risk management

Pembahasan Perbaikan RJP PT


Pos Logistik Indonesia dan RJPP
PT Pos Indonesia (Persero)
(Persero) Tahun 2014-2018.

Improvements discussion CPR PT


Pos Logistik Indonesia and RJPP
PT Pos Indonesia (Persero)
(Persero) Year 2014-2018.

Untuk perhitungan valuasi dengan strategi organik, Komite sudah ok;


Untuk perhitungan valuasi dengan strategi organik dan anorganik masih kurang setuju karena nilainya masih over
optimis.
Komite menyarankan :
Untuk tahun 2014 dan 2015 sebaiknya tidak dimasukkan dalam perhitungan valuasi, strategi organik dan anorganik, kemudian di bawahnya dikasih catatan untuk penjelasannya;
Untuk asumsi PER Industri sebesar 11-27 agar dicek kembali karena umumnya PER Industri berada dikisaran 11-17;
EV/EBITDA Industri sebesar 15,35 agar di cek kembali karena yang ditemukan sebesar 10.
Hal-hal lainnya terutama yang berupa angka-angka agar di cek kembali dan jangan sampai ada yang salah
penyajian.
Nilai Beta agar dicek kembali;
Potret real PT Pos Logistik Indonesia triwulan I tahun 2014 dengan proyeksi Konsultan tahun 2014 harus dapat
dijelaskan jika ada pertanyaan dari Pemegang saham tentang hal tersebut karena posisi PT Pos Logistik Indonesia
triwulan I sangat kecil.

For the calculation of valuation with an organic strategy, the Committee has been ok;
For valuation calculations with organic and inorganic strategies are still lacking agree because the value is still
over-optimistic.
The Committee recommends:
For 2014 and 2015 should not be included in the calculation of valuation, organic and inorganic strategies, then
given a note below for an explanation;
To assumption Industrial PER of 11-27 so check back for Industry PER generally be in the range 11-17;
EV / EBITDA Industrial 15.35 so check back because that was found to be 10.
Other things, especially in the form of figures that at the check back and do not there is any presentation.
Beta value that rechecked;
Images real PT Pos Logistik Indonesia the first quarter of 2014 with a projected 2014 Consultant should be
explained if there is a question of shareholders about it because the position of PT Pos Logistik Indonesia quarter
is very small.

241

13.

26 Mei 2014
May 26, 2014

Pembahasan perbaikan RJPP PT


Pos Indonesia (Persero) tahun
2014-2018;

Masukan Komite atas perbaikan RJPP adalah


Perlu penjelasan lebih lanjut terkait rencana pengembangan bisnis yaitu
Asuransi agar dijelaskan secara spesifik arah produknya seperti apa. Jika produknya termasuk asuransi jiwa maka
agar dipelajari kembali, niche market-nya seperti apa serta dijelaskan juga perbedaannya dengan BPJS.
Untuk pengembangan bisnis di bidang layanan perbankan agar dijelaskan sasaran industri perbankannya seperti
apa.
Masih perlu perbaikan pada laporan keuangan yaitu Cash Flow, Income Statement dan Balance Sheet. Manajemen agar melakukan cross check kembali kebenaran penyajian angka-angkanya sebelum di sampaikan kepada
Pemegang saham untuk disahkan.

Discussion repair RJPP PT Pos


Put Committee on RJPP improvement is
Indonesia (Persero) in 2014-2018; Need further explanation related to business development plans ie
Insurance that specifically set forth as to what direction their products. If products include life insurance in order
to be studied back then, its market niche as well as what is described also differences with BPJS.
For business development in the field of banking services in order to explain what the banking industry targets.
Still needs improvement in the financial statement Cash Flow, Income Statement and Balance Sheet. Management
in order to cross check the back right before the presentation of the figures conveyed to the shareholders for
approval.
14.

6 Juni 2014
June 6, 2014

Pembahasan Progress report


Manajemen Risiko

Discussion Progress report Risk


Management

242

Berkonsultasi dengan SPI apakah penunjukan konsultan yang sama antara GCG dan Manajemen Risiko tersebut
konflik atau tidak. Jika ya dan tidak harus dilengkapi dengan pasal-pasal dan temuan-temuannya serta laporan
secara tertulis.
Divisi MR & GCG agar berkoordinasi dengan Konsultan MBC dan menanyakan tentang
Pengalaman mereka melakukan pekerjaan terkait dengan Manajemen Risiko
Memberikan contoh atau panduan BUMN mana yang pengerjaan GCG dan Risiko nya bersamaan dan dengan
konsultan yang sama.
Untuk reminding Divisi MR dan GCG agar melihat kembali temuan BPK dan KA tahun 2010 tentang GCG dan profil
risiko yang melatarbelakangi pembentukan Divisi Manajemen Risiko dan GCG dengan tugas utama adalah identifikasi risiko, membuat logbook pelaksanaan evaluasi sehingga PT Pos memiliki profil risiko baik masing-masing
divisi maupun masing-masing wilayah.
Rapat selanjutnya setelah Divisi Manajemen Risiko dan GCG mendapatkan Fatwa dan rekomendasi dari SPI
mengenai kontrak, setelah mendapatkan keterangan dari MBC mengenai pengalaman tentang Manajemen Risiko
dan pengalaman yang pernah melakukan pekerjaan assessment GCG dan manajemen risiko secara bersamaan
yang semuanya disampaikan dalam bentuk laporan tertulis maka akan dilakukan rapat bersama antara Divisi MR
& GCG, SPI, Komite Risiko dan Komite Audit

Consult with SPI whether the appointment of the same consultant between GCG and Risk Management is a conflict
or not. If yes, and do not have to be equipped with the articles and findings as well as a written report.
MR & GCG division to coordinate with MBC consultant and ask about
Their experience in jobs related to Risk Management
Give examples or where the workmanship SOE guide GCG and its risks simultaneously and with the same
consultant.
For reminding Division of MR and GCG in order to look back at the findings of the CPC and the railway in 2010 on
corporate governance and risk profile underlying the establishment of the Risk Management Division and GCG
with the main task is the identification of risk, making logbook evaluation so that PT Pos has a good risk profile of
each division as well as each region.
The next meeting after the Division of Risk Management and GCG get Fatwa and recommendations from SPI
regarding the contract, after getting information from MBC on the experience of the Risk Management and
experience who have done the job GCG assessment and risk management at the same time that everything was
delivered in the form of a written report will be done joint meeting between MR and GCG Division, SPI, Risk Committee and Audit Committee

15.

20 Juni 2014
June 20, 2014
Salah satu pertimbangan Manajemen dalam melakukan perubahan struktur organisasi secara bertahap adalah untuk
mengurangi gejolak yang tinggi / keresahan pada pegawai dan karyawan. Sehingga saat ini, yang urgent untuk dilakukan
perubahan adalah level Area dan UPT.
Penugasan Manajemen kepada konsultan SKHA adalah dibatasi hanya melakukan review dan pemetaan pada level Area
dan UPT, sedangkan untuk kantor pusat tidak. Namun secara high level konsultan memberikan saran atas struktur organisasi
kantor pusat.
Struktur organisasi Area dan UPT saat ini berbentuk silo yang menimbulkan permasalahan terutama pada koordinasi dan
tingginya biaya koordinasi. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan tersebut maka perubahan struktur organisasi Area
dan UPT diusulkan terlebih dahulu mengingat sumber permasalahan ada di level Area dan UPT.
Konsultan melakukan analisa permasalahan tersebut secara langsung berdasarkan hasil wawancara di lapangan dengan
bagian terkait yaitu level pusat, Area dan UPT.
Pada usulan perubahan struktur organisasi dari Manajemen, Kepala Area berkoordinasi langsung kepada Direktur Utama
bukan BOD. Hal ini atas permintaan dari Direktur Utama, dari Direktur Utama nantinya akan di-share ke Direksi.
SKHA consulting dan Divisi SDM PT Pos Indonesia (Persero) menekankan kepada pentingnya fungsi KPRK sebagai ujung
tombak koordinasi di PT Pos Indonesia (Persero) .
Kantor Pos Pusat menyampaikan bahwa keberadaan Area masih dianggap penting karena :
Menghindari keresahan apabila ada perubahan struktur secara sekaligus
Kantor Pusat PT Pos kemungkinan tidak mampu untuk melakukan koordinasi langsung dengan UPT/KPRK
Fungsi Area akan ditingkatkan peran dan tanggung jawabnya untuk melakukan koordinasi dan pengembangan pasar/bisnis
serta menjadi koordinator UPT/KPRK.
Bagian keuangan menjadi pertanyaan karena tidak ada SVP, padahal keuangan sangat krusial dan bukan hanya pekerjaan
admisnistratif.
Perubahan struktur organisasi untuk Kantor Pusat masih belum diusulkan karena butuh waktu. Selain itu perlu juga dilakukan analisis beban kerja dan job value sesuai dengan saran dari Konsultan dan menunggu respon setelah perubahan struktur
di tingkat Area dan UPT. Hal ini salah satunya karena dari sisi staf, ada bagian yang over dan ada bagian yang kekurangan staf.
SKHA consulting mengusulkan struktur organisasi PT Pos Indonesia (Persero) yang baru di level Area dan UPT semata-mata
Klarifikasi Hasil Kajian atas Strukuntuk memecahkan masalah tidak adanya komando di Area. Namun tidak melakukan riset yang lebih mendalam dari
tur Organisasi PT Pos Indonesia
berbagai aspek misalnya : beban kerja, rentang kendali, kontrol operasional, kecepatan pengambilan keputusan, jumlah SDM
(Persero) ;
dll dan hanya benchmark literatur dengan perusahaan perbankan di Indonesia karena menurut mereka ada kemiripan PT
Pos dengan perusahaan perbankan.
Clarification Results of Study on
the Organizational Structure of
One of the considerations in the management organizational structure changes gradually is to reduce the volatility of high /
PT Pos Indonesia (Persero);
unrest in employee and employee. So now, the urgent thing to do is change the level of Area and UPT.
Management assignment to the consultant Skha is restricted reviewing and mapping at Area level and UPT, while not central
office. However, in high-level consultants provide advice on organizational structure headquarters.
Area organizational structure and UPT currently shaped silos that cause problems, especially in the coordination and the high
cost of coordination. Therefore, based on the problems it is changing the organizational structure and the Unit Area proposed
to first consider the source of the problems existing in the Area level and UPT.
Consultant to analyze these problems are directly based on interviews in the field with the relevant part is the central level,
and the Unit Area.
On proposed changes to the organizational structure of Management, Head of Area coordinate directly to the Managing
Director not BOD. It is at the request of the Director, of the Managing Director will be shared to the Board of Directors.
Skha consulting and Human Resources Division of PT Pos Indonesia (Persero) stressed the importance of KPRK function as a
spearhead coordination in PT Pos Indonesia (Persero).
Post Office said that the existence of areas still considered important because:
Avoid unrest if there are changes in the structure at once
Head Office PT Pos may not be able to coordinate directly with the UPT / KPRK
Area function will be enhanced roles and responsibilities for the coordination and development of market / business as well
as being the coordinator of UPT / KPRK.
Financial part of the question because there is no SVP, whereas finance is crucial and not just a job admisnistratif.
Change the organizational structure for the Central Office has not proposed because it takes time. It is also necessary to
analyze the workload and job value in accordance with the advice of consultants and wait for a response after the change
in the rate structure and the Unit Area. This is partly because of the staff, there is a section over and there are parts that
shortage of staff.
Skha consulting proposed organizational structure of PT Pos Indonesia (Persero) is new in Area level and UPT solely to solve
the problem of the lack of command in the area. But do not do in-depth research on various aspects eg workload, span
of control, operational control, speed decision-making, the number of HR etc and only benchmark literature with banking
companies in Indonesia because they think there are similarities PT Pos with banking companies.

243

16.

24 Juni 2014
June 24, 2014

Pembahasan usulan perubahan


RKAP Investasi Tahun 2014;

Discussion of proposed changes


to the Investment CBP 2014;

Pembahasan usulan pendayagunaan aset tanah di Jl Pahlawan


No 87 dan Jl Cihampelas No 12
Bandung;

Manajemen memutuskan untuk membatalkan rencana JV Bank karena berbagai macam pertimbangan.
Membatalkan penggantian mesin Admail sebesar Rp 18,9 M karena keterbatasan waktu dalam proses pengadaan.
Pengembangan outlet yang semula Rp 200 M menjadi Rp 130 M dikarenakan keterbatasan waktu dan kesulitan
pemilihan lokasi strategis yang akan dibeli.
Manajemen menyadari bahwa fungsi keuangan tidak hanya administrasi namun pada pengelolaan uang. Dengan
demikian, jika memang akan ada posisi SVP dibagian keuangan maka harus ada dua fungsi yang diusulkan adalah
fungsi pajak dan fungsi keuangan, sehingga bagian keuangan dapat berkonsentrasi dalam pengelolaan keuangan
perusahaan baik cash flow, cash management dan treasury.
Dengan adanya pembatalan dan pengurangan investasi maka buffer keuangan yang ada diperusahaan masih
mencukupi sehingga jika memungkinakan tidak diperlukan penambahan pinjaman.

Management decided to cancel the planned JV Bank due to various considerations.


Cancelling the replacement of engines Admail Rp 18.9 M due to time constraints in the procurement process.
Development outlets from Rp 200 to Rp 130 M M due to limited time and trouble selecting a strategic location that
will be purchased.
Management realizes that the finance function is not only the administration but on money management. Thus,
if indeed there will be a position of SVP's financial section, there must be two functions proposed are a function
of tax and financial functions, so that the finance department can concentrate on good financial management
company's cash flow, cash management and treasury.
With the cancellation and reduction of investment, the financial buffer that exist in the company is still insufficient, so if memungkinakan not needed additional loans.
Menurut Manajemen, progress anak perusahaan properti masih memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris
terkait dengan izin pendayagunaan aset tanah yang akan dimanfaatkan secara sewa dan penghapusbukuan
bangunan diatas tanah tersebut.
Menurut Manajemen, skema sewa dipilih sesuai dengan studi kelayakan yang telah dilakukan dan skema ini
adalah skema yang prosesnya lebih mudah sesuai dengan kondisi saat ini dibandingkan dengan skema lain (BOT).
Manajemen sedang mempersiapkan perhitungan atas penerimaan sewa termasuk jangka waktu yang efektif
secara ekonomis yang diperkirakan 30 tahun.

According to Management, a subsidiary of property progress still needs the approval of the Board in relation to
Discussion on the proposed
permit utilization of land assets that will be used in a lease and write-building on the land.
utilization of land assets in Jl
According to management, rental schemes selected in accordance with the feasibility study that has been done
Pahlawan No. 87 and No. 12 Bandand this scheme is a scheme that process is easier in accordance with current conditions compared with other
ung Jl Cihampelas;
schemes (BOT).
Management is preparing its calculation of the acceptance period of the lease including economically effective
estimated 30 years.

17.

23 Juli 2014
July 23, 2014
Fatwa SPI dan Divisi Hukum bahwa hindari benturan kepentingan. Selain itu, untuk ketentuan Develop Manajemen Risiko dan Assess GCG belum diatur dalam aturan Kementerian BUMN, yang diatur dalam PER-01/MBU/2011
bahwa Assessment tidak dapat dilakukan oleh entitas yang sama dengan yang melakukan perbaikan AoI.
Agar dilengkapi bukti dari Mitra Badra Consulting (MBC) berupa copy kontrak bahwa pernah melakukan pekerjaan
yang sama di perusahaan atau BUMN lain.
Bukti dari perusahaan yang pernah melakukan dalam hal kontrak Assessmen GCG dan Pembangunan Manajemen
Progress report terkait Konsultan
Risiko.
Manajemen Risiko dan GCG;
Ketiga poin tersebut agar disampaikan secara tertulis kepada Dewan Komisaris.

Progress report related to Risk


SPI Fatwa and Legal Division that avoid conflicts of interest. In addition, to the provisions of the Risk Management
Management Consultant and GCG;
Develop and Assess GCG has not been regulated in the rules of the Ministry of SOEs, which is set in the PER-01 /
MBU / 2011, that assessment can not be performed by the same entities that perform repair Aoi.
In order to include evidence of Badra Partners Consulting (MBC) in the form of a copy of a contract that had done
the same work in the company or another state.
Evidence of the company ever did in terms of the assessment contract GCG and Development Risk Management.
These three points are in order to be submitted in writing to the Board of Commissioners.

244

18.

6 Agustus 2014
August 6, 2014
Konfirmasi hasil pertemuan
Manajemen dengan Biro Hukum
Kn BUMN terkait usulan pendayagunaan aset tanah milik PT Pos
Indonesia (Persero) di Jl Pahlawan No 87 dan Jl Cihampelas No
12, Bandung;

Confirmation of the results of


the meeting with the Bureau of
Legal Management Kn related
State proposed utilization of land
assets owned by PT Pos Indonesia
(Persero) in Jl Pahlawan No.
87 and Jl Cihampelas No 12,
Bandung;

19.

20.

The Committee recommends:


Management made the letter back to the Board refers to the results of today's meeting that it includes a detailed
chronology of the beginning of the meeting till this day and equipped with attachments are also in accordance
with the chronological detail that includes the results of the meeting with the Bureau of Legal Kn Enterprises,
Pro-kon BOT pattern of cooperation between the rental and the benchmark results with another state. At the end
of a letter to be given summary pattern of cooperation chosen.
After the letter was delivered, the last meeting of the Committee is expected to be attended by the Director of the
Retail and Properties.

13 Agustus 2014
August 13, 2014
Tindak lanjut pembahasan terkait
usulan pendayagunaan aset
tanah milik PT Pos Indonesia
(Persero) di Jl Pahlawan No
87 dan Jl Cihampelas No 12,
Bandung;

Divisi Properti telah menyiapkan draft surat beserta lampirannya secara kronologis yang sudah dilengkapi dengan
kajian sesuai dengan hasil pertemuan dengan Biro Hukum Kementerian BUMN, Pro-kon pola kerjasama antara
BOT dan Sewa serta hasil benchmark dengan BUMN lain yaitu PT Telkom Tbk.
Divisi Properti diminta untuk segera menyampaikan surat tersebut kepada Dewan Komisaris sehingga dapat
segera diproses lebih lanjut.

Follow-up discussions regarding


a proposed utilization of land
assets owned by PT Pos Indonesia
(Persero) in Jl Pahlawan No.
87 and Jl Cihampelas No 12,
Bandung;

Property Division has prepared a draft letter chronologically and attachments that have been fitted with the study
according to the results of the meeting with the Legal Bureau of the Ministry of Enterprise, Pro-con pattern of
cooperation between the BOT and rental as well as benchmark results with other state-owned enterprises, namely
PT Telkom Tbk.
Property Division was asked to immediately deliver the letter to the Board so that it can immediately be processed
further.

18 September 2014
September 18, 2014

Progress report Pelaksanaan


RJPP PT Pos Indonesia (Persero)
tahun 2014-2018;

The implementation progress


report RJPP PT Pos Indonesia
(Persero) in 2014-2018;

21.

Komite menyarankan :
Manajemen membuat surat kembali kepada Dewan Komisaris merujuk kepada hasil pertemuan hari ini yang
isinya memuat kronologis secara detail dari awal s.d pertemuan hari ini serta dilengkapi dengan lampiranlampirannya secara detail juga sesuai dengan kronologis yang meliputi hasil pertemuan dengan Biro Hukum Kn
BUMN, Pro-kon pola kerjasama antara BOT dengan Sewa serta hasil benchmark dengan BUMN lain. Diakhir surat
agar diberikan summary pola kerjasama yang pilih.
Setelah surat tersebut disampaikan, pertemuan terakhir dengan Komite diharapkan dapat dihadiri oleh Direktur
Ritel dan Properti.

Terkait dengan rencana Bank JV yang baru agar di cover dalam RJPP 2014-2018. Sehubungan dengan hal tersebut,
Komite menyarankan agar Manajemen dapat mempelajari secara mendalam hal-hal sebagai berikut:
Aturan BUKU Bank Indonesia dan kaitannya dengan pembukaan cabang.
Peraturan KPPU tentang Kartel dan Monopoli;
Kesiapan dana untuk penambahan modal jika sewaktu-waktu terjadi penurunan CAR;
Skenario negatif jika saham PT Pos Indonesia (Persero) terdilusi.

Associated with the new plan JV Bank in order to cover the RJPP in 2014-2018. In this regard, the Committee
recommends that Management can be studied in depth matters as follows:
Bank Indonesia BOOK rule and its relation to the opening of the branch.
Commission Regulation on cartel and monopoly;
Readiness of funds for capital increase at any time if a decline in CAR;
Negative scenario if shares of PT Pos Indonesia (Persero) was diluted.

9 Oktober 2014
October 9, 2014

245

Progress report pelaksanaan Manajemen Risiko Tahun 2014;


Manajemen harus menyelesaikan permasalahan dengan konsultan Mitra Badra Consulting (MBC) bulan ini agar
tidak berlarut-larut.
Divisi Manajemen Risiko & GCG harus bisa mengindentifikasi risiko masa lalu dan saat ini serta mitigasinya.

Risk Management implementation progress report 2014;


Management should resolve the problems with the consultant Badra Partners Consulting (MBC) this month so as
not to drag on.
Risk Management Division and GCG should be able to identify the risks of the past and today as well as mitigation.

Progress report Pelaksanaan


Manajemen Risiko dan Investasi
Tahun 2014;

Progress report Implementation


of Risk Management and Investment of the Year 2014;

22.

yang akan memberi pinjaman adalah related party transaction maka harus ada disclousure. Selain itu, perlu di
cek perbandingan besaran biaya bunga dan provisi dengan ROE dari perbankan yang akan didirikan.

Business Risk Management Division and GCG in performing their duties GCG areas of risk and should refer to the
conclusion of the meeting of the Business Risk Management Oversight Committee and Investment Risk Management Division, SPI and Legal Division on July 23, 2014.
Investment implementation progress report 2014;
Immediately make a study to comprehensively JV Bank
Consultant who will make the JV Bank study in order to have the capability and professionalism and appointment
followed the regulations.
Minute of Meeting on the Investment Committee meeting that was copied to the Business Risk Management
Oversight Committee and the Investment every 3 (three) months.
For JV Bank needed funds amounting to Rp 175 M and will take a loan, so watch out if Bank will give a loan transaction is a related party, there must be disclousure. In addition, the need to check the amount of interest expense
ratio and provision with ROE of banks to be established.

18 November 2014
November 18, 2014

Pembahasan RKAP Tahun 2015;


Discussion CBP 2015;

Progress report terkait


Manajemen Risiko, Investasi dan
pelaksanaan RJPP;

Progress report related to Risk


Management, Investment and
implementation RJPP;

246

Divisi Manajemen Risiko Usaha & GCG dalam menjalankan tugas bidang risiko dan GCG harus mengacu pada
kesimpulan rapat Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi dengan Divisi Manajemen Risiko,
SPI dan Divisi Hukum pada tanggal 23 Juli 2014.
Progress report pelaksanaan Investasi Tahun 2014;
Segera membuat kajian untuk Bank JV secara komprehensif
Konsultan yang akan membuat kajian Bank JV agar memiliki kapabilitas dan profesionalisme dan penunjukkannya
mengikuti peraturan yang berlaku.
Minute of Meeting pada rapat Komite Investasi agar ditembuskan kepada Komite Pemantau Manajemen Risiko
Usaha dan Investasi setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Untuk Bank JV dibutuhkan dana sebesar Rp 175 M dan akan mengambil pinjaman, agar diperhatikan jika Bank

Manajemen diminta untuk membuat RKAP searah dengan RJPP. Inisiatif lain diluar RJPP yang menjadi pegangan
di CMO. Harmonisasi antara RJP dan RKAP agar tidak ada penyimpangan.

Management was asked to make a CBP direction of the RJPP. Another initiative RJPP outside the handle on the
CMO. Harmonization between CPR and CBP that no irregularities.
Perlu ada sinkronisasi pekerjaan bagian risiko dan bagian accounting.
Divisi Manajemen risiko akan memulai memasukan profil risiko (minimal adalah risiko likuditas, operasional,
pasar, dan reputasi) pada laporan terkini.
Divisi Manajemen Risiko harus sudah memulai belajar sendiri untuk membuat profil risiko dengan berkoordinasi
dengan lintas fungsi.
Manajemen sepakat untuk menghentikan kerjasama dengan MBC, namun dari aspek legal belum disampaikan,
langkah selanjutnya melakukan self assessment GCG tetapi profil risiko masih belum ada.
Manajemen harus segera membuat jawaban tertulis kepada Pemegang Saham terkait dua hasil RUPS tentang
direct cashflow dan audit interim yang belum dilaksanakan sampai dengan sekarang.
Bank JV perlu segera disampaikan rencana Fisibility Study dan penjelasan sumber pendanaan dari mana perlu
ada perhitungan yang jelas.

There needs to be a synchronization job risks and the accounting section.


Risk management division will begin entering the risk profile (minimum is liquidity risk, operational, market, and
reputation) in a recent report.
Risk Management Division should have started teaching himself to make the risk profile with a cross-functional
coordination.
Management agreed to cease cooperation with MBC, but from the legal aspect has not been submitted, the next
step perform GCG self assessment but the risk profile is still there.
Management must immediately make a written answer to the Shareholders related two direct results of the AGM
on cashflow and interim audit that has not been implemented until now.
Bank JV needs to be submitted plans Fisibility Study and explanation of the source of funding where there should
be a clear accounting.

23.

27 November 2014
November 27, 2014
Progress report terkait Manajemen Risiko, Investasi dan pelaksanaan RJPP;
Divisi Manajemen Risiko dan GCG;
Penyusunan profil risiko secara internal sudah pernah dilakukan bersama-sama pada 2 (dua) tahun yang lalu.
Namun belum pernah disampaikan karena ketidakpercayaan diri dari Manajemen mengingat masih belum
sempurna dalam penyusunan.
Penyusunan profil risiko belum melakukan melibatkan bagian-bagian dan unit-unit terkait.
Divisi Investasi;
Terkait investasi ke Bank JV, meskipun top down dari pemegang saham namun Manajemen tetap membuatkan
milestone dan dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku yaitu due diligence dari sisi legal,
finansial, dan valuasi.
Sampai dengan tahun ke-5 tidak akan ada penerimaan dari Deviden.
Jika terjadi wanprestasi maka Pos akan keluar dan saham akan dibeli oleh salah satu pihak.
Untuk pendanaan investasi ke Bank JV tidak dapat menggunakan dana pinjaman. Oleh karena itu, investasi ke
Bank JV menggunakan cadangan laba ditahan.
CMO;
Terkait sinkronisasi antara RKAP dengan RJPP, dalam penyusunan RKAP 2015 mengacu pada Shareholder Aspiration RKAP 2015 sesuai dengan arahan Pemegang saham.
Sesuai dengan arahan dari pemegang saham untuk RKAP 2015 yang penting telah sesuai dengan Shareholder
Aspiration Pemegang saham. Sedangkan untuk kesesuaian antara RKAP dan RJPP, jika target RKAP lebih rendah
dibanding RJPP dan deviasinya di bawah 20% maka tidak perlu melakukan rolling plan.
Akuntansi;
Arahan RUPS untuk pelaksanaan audit interim tahun ini tidak dilakukan karena di dalam TOR Audit yang diterima
dari Dewan Komisaris dan telah dibahas bersama dengan Komite Audit secara spesifik tidak ada mensyaratkan
pelaksanaan audit interim.
Terkait Direct Methode pada Cashflow sesuai dengan arahan RUPS, pada sistem SAP untuk Arus kas sudah direct
methode namun untuk laporannnya masih belum dapat dirilis. Hal ini karena masih perlu proses penyempurnaan
dari sisi content.
Keputusan
Terkait pelaksanaan Audit Interim sesuai dengan arahan RUPS akan diklarifikasi kepada Komite Audit.
Cashflow dengan direct methode tahun 2014 pada Laporan Audit dapat disajikan sesuai dengan arahan pemegang
saham. Pada Laporan Manajemen Triwulan IV-2014 untuk arus kas sudah menyajikan dengan direct methode.

Progress report related to Risk Management, Investment and implementation RJPP;


Risk Management Division and GCG;
Preparation of internal risk profile has been conducted jointly at 2 (two) years ago. But has not been delivered due
to mistrust themselves from considering management is still not perfect in the preparation.
The preparation of the risk profile has not done involving parts and related units.
Investment Division;
Investment related to the Bank JV, although the top down of the shareholders, but management still make
milestone and conducted in accordance with the procedures and regulations that due diligence in terms of legal,
financial, and valuation.
Until the 5th year there will be no acceptance of Dividend.
If the event of default, the post will come out and stocks will be bought by one of the parties.
To fund investment into the JV Bank can not use the loan funds. Therefore, an investment bank to JV using
retained earnings reserve.
CMO;
Related synchronization between CBP with RJPP, in the preparation of 2015 CBP CBP Aspiration refers to the
Shareholder in accordance with the directives 2015 shareholders.
In accordance with the directives of the shareholders for the important RKAP 2015 in accordance with the Shareholder Aspiration shareholders. As for the compatibility between CBP and RJPP, if the target RKAP lower than
RJPP and deviation below 20% it does not need to do a rolling plan.

247

Accounting;
GMS directives for the implementation of the interim audit this year was not done because in the Audit TOR
received from the Board of Commissioners and has been discussed with the Audit Committee specifically requires
no interim audit.
Related Direct Method in accordance with the directives Cashflow AGM, the SAP system for direct cash flow
method has yet to laporannnya still can not be released. This is because they need the refinement of the content.
Decision
Related to the implementation of the Interim Audit in accordance with the direction of the AGM will be clarified to
the Audit Committee.
Cashflow with the direct method in 2014 on Audit Reports can be presented in accordance with the directives of
shareholders. In the Management Report for Quarter IV-2014 cash flow has been serving with the direct method.

Tindaklanjut Hasil Meeting pada


tanggal 18 November 2014
yaitu terkait Manajemen Risiko,
Investasi dan pelaksanaan RJPP;

Meeting Results follow up on 18


November 2014 that is related
Risk Management, Investment
and implementation RJPP;

248

Ke depan terkait Manajemen risiko, dalam penyusunan profil risiko perlu melibatkan bagian-bagian terkait (owner
risk) serta dilakukan perbaikan dari sisi penyusunan dan proses penyusunan profil risiko.
Dari CMO sebagai koordinator perlu melakukan benchmark terkait penyusunan Manajemen Risiko serta memberikan edukasi secara benar kepada semua unit sehingga masing-masing unit mengetahui level risiko yang ada di
unit masing-masing dan membuat mitigasinya.
Jika memerlukan konsultan, diminta agar konsultan yang dipilih benar-benar kompeten.
Untuk target skor Assessment GCG tahun 2015 sebesar 86% perlu dipertimbangkan. Terkait target shareholder
aspiration dari pemegang saham tahun 2015 akan diklarifikasikan kembali.
Target RKAP 2015 tidak harus selalu sesuai dengan target shareholder aspiration Pemegang saham. Untuk itu
harus lebih objektif dalam menetapkan target, jika tidak sesuai maka disertai dengan penjelasan.
Untuk deviasi antara target RKAP dengan RJPP, perlu dijelaskan penyebab terjadinya deviasi serta ke depan perlu
di upayakan semaksimal mungkin untuk memperkecil deviasi.
Untuk kajian due diligence agar segera diselesaikan terutama dari sisi legal jika dilakukan penjualan kembali.
Untuk Proyeksi ROE dan CAR dari 2015-2017 agar diperiksa kembali perhitungannya karena ROE trendnya terjadi
kenaikan signifikan diakhir dan sedangkan CAR trendnya mengalami penurunan. Jadi perlu perhitungan ulang
rasio-rasio kekayaan.
Perlu dilakukan kajian dari sisi risiko market terutama Bank BRI sebagai kompetitor.
Perlu dilakukan kajian threat/ancaman dari bisnis perbankan.
Perlu dilakukan kajian terkait pensiunan non PNS yang mulai tanggal 1 Juli 2015 akan dibayarkan melalui BPJS
Ketenagakerjaan. Hal ini apakah merupakan peluang atau hambatan bagi Bank JV ke depan.
Dalam penyusunan RKAP agar lebih teliti dan konsisten karena sering terjadi inkonsistensi dalam penyusunan
antara satu dengan yang lainnya dalam RKAP tersebut.

Forward related risk management, in the preparation of the risk profile of the need to involve the relevant sections (risk owner) and made improvements in terms of the preparation and the process of drafting the risk profile.
Of the CMO as a coordinator needs to conduct relevant benchmark preparation of Risk Management as well as
provide proper education to all units so that each unit knows the level of risk in each unit and create mitigation.
If need consultants, requested that the selected consultant is really competent.
To target score Assessment GCG 2015 amounted to 86% should be considered. Targets related shareholder aspiration of shareholders in 2015 will be clarified return.
CBP targets in 2015 is not necessarily in accordance with the target shareholder aspiration shareholders. For it to
be more objective in setting a target, if it does not fit then accompanied by an explanation.
For the deviation between the target RKAP with RJPP, need to be explained the cause of the deviation and the
future needs in the try as much as possible to minimize the deviation.
To study due diligence in order to be resolved especially in terms of legal if done resale.
For Projection ROE and CAR from 2015-2017 in order to be re-examined its calculations because significant increase in ROE trend occurs at the end and while the trend CAR decreased. So needless recalculation wealth ratios.
Needs to be examined in terms of market risk, especially Bank BRI as a competitor.
Necessary to study threat / threat of banking business.
Need to do a study related to non-civil servants who retired from 1 July 2015 will be paid through Employment
BPJS. This is an opportunity or an obstacle to the future JV Bank.
In the preparation of CBP to be more rigorous and consistent due to frequent inconsistencies in the preparation
between one another in the CBP.

Penjelasan Mengenai Piagam Komite Pemantau


Manajemen Risiko Usaha dan Investasi

Explanation Regarding Charter Business Risk


Management Oversight Committee and Investment

Dalam melaksanakan tugasnya, KPMRUI telah


diperlengkapi dengan Piagam Komite Pemantau
Manajemen Risiko Usaha dan Investasi yang
disahkan oleh Dewan Komisaris pada bulan Februari
2012. Piagam ini berisi Latar Belakang Dibentuknya
Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan
Investasi, Visi, Misi dan Tujuan, Struktur Organisasi,
Keanggotaan, Masa Jabatan, Tugas Wewenang dan
Kewajiban, Program Kerja Tahunan, Pelaksanaan
Program Kerja Tahunan, Rapat, Pelaporan, Tindak
Lanjut Rekomendasi.

in carrying out its work, KPMRUI has been equipped with


the Monitoring Committee risk management Charter
business and investments authorized by the Board of
Commissioners in February 2012. The Charter contains
a Background to the formation of the Committee
Monitoring risk management efforts and investments,
the vision, mission and objectives, organizational
structure, membership, term of Office, duties and
obligations of the Authority, the annual work programme,
the implementation of the annual work programme,
meetings, reporting, follow-up recommendations.

Profil Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi


Business Risk Management Oversight Committee and Investment Profile
Nama
Kewarganeraan
Tempat/Tanggal Lahir
Personal Address
Jenis Kelamin
Phone
Email

Riko Hendrawan
Warga Negara Indonesia
Tangerang/26 April 1975
Jl . Mustang No. 2 RT. 003/ 02 Kel. Neglasari,
Tangerang 15129
Laki-laki/Male
0818-02277799
riko_hendrawan@yahoo.com

Name
Citizenship
Date Of Birth
Address
Gender
Phone
Email

Nama
Kewarganeraan
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Phone
E-mail

Rofikoh Rokhim
Warga Negara Indonesia
Klaten/12 Februari 1971
Perempuan/Female
081114115
rofikohrokhim@gmail.com

Name
Citizenship
Date Of Birth
Gender
Phone
Email

Nama
Kewarganeraan
Tempat/Tanggal Lahir
Personal Address
Phone
Email

Prihartono
Warga Negara Indonesia
Jakarta, 12 Mei 1960
Jalan Beton No. 28 Jakarta 13210
+62.21.4891459
prihartono_s@yahoo.co.uk

Name
Citizenship
Date Of Birth
Address
Phone
Email

Nama
Kewarganegaraan
Tempat/Tanggal Lahir
Personal Address

Mahfud Sholihin
Warga Negara Indonesia
Klaten/8 Juni 1973
Jl Banteng Permai Indah 19 Yogyakarta
55572
08112534165
mahfud@ugm.ac.id

Name
Citizenship
Date Of Birth
Address

Phone
Email

Phone
Email

249

Dewan Direksi

Board of Directors

Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang


berjumlah 6 orang, yang salah seorang diantaranya
diangkat sebagai Direktur Utama dan 5 orang lainnya
sebagai Direktur Bidang. Direksi diangkat dan
diberhentikan oleh RUPS untuk masa Jabatan 5 Tahun.

Company shall be managed and led by the Board of


Directors with the total of 6 people, one of whom
was appointed as President Director and 5 others as
Field Director. Directors are appointed and dismissed
by the Shareholders General Meeting for 5 years.

Pengangkatan Direksi melalui mekanisme penilaian


kepatutan dan kelayakan yang pada waktu
pengangkatannya berpedoman kepada Peraturan
Menteri BUMN Nomor PER-04/ MBU/2009 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pemberhentian Dan
Pengangkatan Anggota Direksi Badan Usaha Milik
Negara serta Anggaran Dasar Perseroan. Susunan
Direksi beserta masa jabatan selengkapnya sebagai
berikut:

Appointment of the Board of Directors through the


mechanism of the fit and proper assessment was
based on the Regulation of the Minister of SOEs
No. PER-04 / MBU/2009 on Requirements and
Procedure of Appointment and Dismissal of Members
of the Board of Directors of SOEs and the Articles of
Association of the Corporate. The Board of Directors
and their tenure will be explain in the table as follows:

Nama

Jabatan

Masa Jabatan

Name

Position

Tenure

Budi Setiawan

Direktur Utama / President Director

2 tahun / 2 Year

Poernomo

Direktur Keuangan / Director Of Finance

1 tahun / 1 Year

Gusti Ngurah Sugiarta Yasa

Direktur Ritel dan Properti / Director of Retail and Property

1 tahun / 1 Year

Agus F Handoyo

Direktur Operasi Surat Pos dan Logistik / Director of Operations Letter Post and Logistics

1 tahun / 1 Year

Budhi Setyawan

Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan / Director of Technology and


Financial Services

2 tahun / 2Year

Febriyanto

Direktur SDM dan Umum / Director of Human Resources and General

1 tahun / 1 Year

Persyaratan Direksi
I. Persyaratan formal
Orang yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi
adalah orang perseorangan yang cakap melakukan
perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima)
tahun sebelum pengangkatannya pernah:
a. Dinyatakan pailit;
b. Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan
Komisaris atau anggota Dewan Pengawas
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
Perseroan atau Perum dinyatakan pailit; atau
c. Dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan keuangan Negara dan atau
yang berkaitan dengan sektor keuangan.
II. Persyaratan material
a. Integritas dan moral
Orang yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi
belum pernah terlibat:

250

Requirements Directors
I. Formal requirements
People who can be appointed as a member of the
Board of Directors is an individual who legally competent, except within 5 (five) years prior to his appointment ever:
a. Declared bankrupt;
b. Being a member of the Board of Directors or
the Board of Commissioners or members of
the Supervisory Board who were responsible
for causing a Housing Company or declared
Bankrupt; or
c. Convicted of a criminal offense and the State
financial harm or relating to the financial sector.
II. Material requirements
a. Integrity and moral
People who can be appointed as a member of the
Board of Directors has never been involved:

1) Perbuatan rekayasa dan praktek-praktek


menyimpang dalam pengurusan BUMN/
Perusahaan/Lembaga
tempat
yang
bersangkutan bekerja sebelum pencalonan
(berbuat tidak jujur),
Perbuatan
2)
cidera
janji
yang
dapat
dikategorikan tidak memenuhi komitmen yang
telah disepakati dengan BUMN / Perusahaan
/ Lembaga tempat yang bersangkutan
bekerja sebelum pencalonan (berperilaku
tidak baik),
3)
Perbuatan
yang
dikategorikan
dapat
memberikan keuntungan secara melawan
hukum kepada pribadi calon anggota Direksi,
pegawai BUMN/perusahaan/ lembaga tempat
yang bersangkutan bekerja atau golongan
tertentu sebelum pencalonan (berperilaku
tidak baik),
4) Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai
pelanggaran terhadap ketentuan yang
berkaitan dengan prinsip-prinsip pengurusan
perusahaan yang sehat (berperilaku tidak
baik).
b. Kompetensi teknis/keahlian
1) Memiliki pengetahuan yang memadai di
bidang usaha BUMN yang bersangkutan,
2) Memiiki kemampuan memimpin dan bekerja
sama,
3) Memiliki pemahaman terhadap manajemen
dan tata kelola perusahaan,
Memiliki pengalaman dalam pengelolaan
4)
BUMN/Perusahaan/ Lembaga,
5) Memiliki kemampuan untuk merumuskan
dan melaksanakan kebijakan strategis dalam
rangka pengembangan BUMN.

1) The act of engineering and deviant practices


in the management of SOEs / company /
Institution where you were working before the
nomination (dishonest),

c. Psikologis
Memiliki tingkat kecerdasan intelektual, emosional
dan spiritual yang memadai untuk melaksanakan
tugasnya sebagai anggota Direksi.

c. Psychological
Have a level of intellectual, emotional and spiritual
sufficient to carry out their duties as members of
the Board of Directors.

d. Persyaratan Lain
1) Bukan Pengurus partai politik, dan atau
calon Anggota Legislatif, dan atau Anggota
legislatif.
2) Bukan calon Kepala/Wakil Kepala Daerah
dan atau/Wakil Kepala Daerah.
3) Berusia tidak melebihi 58 tahun ketika akan
menjabat Direksi.

d. Other Requirements
Not a political party official, or candidate
1)
members of the legislature, and or legislators.
2) Not prospective head / deputy head of the
region and or / deputy regional head.
3) Not exceeding 58 years old when it will be
served Directors.

2) The act of breach of contract which can be


categorized not fulfill commitments made by
state / Company / Institution where you were
working before the nomination (well behaved),

3) The act which can be categorized as unlawful


benefit to private candidates for members of
the Board of Directors, employees of state
enterprises / companies / institutions where
the relevant work or certain groups before
elective (not well behaved),
4) The act which can be categorized as violation
of provisions relating to the principles of
sound management of the company (not well
behaved).
b. Technical competence / expertise
1) Have adequate knowledge in business bidanng
SOE concerned,
2) coined the ability to lead and work together,
3) Have an understanding of the management
and corporate governance,
4) Have experience in the management of SOEs
/ Company / Organization,
5) Have the ability to formulate and implement
strategic policies for the development of
SOEs.

251

4) Tidak sedang menjabat sebagai pejabat pada


lembaga, Direksi atau Dewan Komisaris/
Dewan Pengawas pada BUMN atau
Perusahaan, kecuali menandatangani surat
pernyataan bersedia mengundurkan diri dari
jabatan tersebut jika terpilih sebagai anggota
Direksi BUMN.
5) Tidak sedang menduduki jabatan yang
berdasarkan peraturan perundang- undangan
dilarang untuk dirangkap dengan jabatan
anggota Direksi, kecuali menandatangani
surat pernyataan bersedia mengundurkan
diri dari jabatan tersebut jika terpilih sebagai
anggota Direksi.
6) Tidak menjabat sebagai anggota Direksi pada
BUMN yang bersangkutan selama 2 (dua)
periode yang berturut-turut.
7) Memiliki dedikasi dan menyediakan waktu
sepenuhnya untuk melakukan tugasnya.
8) Sehat jasmani dan rohani (tidak sedang
menderita suatu penyakit yang dapat
menghambat pelaksanaan tugas sebagai
anggota Direksi)

252

4) There is currently serving as an officer of the


institution, the Board of Directors or Board of
Commissioners / Board of Supervisors on the
SOE or the Company, except to sign a waiver
is willing to resign from that position if elected
as a member of the Board of Directors of SOEs.
5) There are positions that are prohibited by
legislation to concurrently with the office
of member of the Board of Directors, except
to sign a waiver is willing to resign from that
position if elected as a member of the Board of
Directors.
6) Do not served as a member of the Board of
Directors on the SOE concerned for two (2)
consecutive periods.
7) Have a dedication and provide fully time to do
its job.
8) Physical and mental health (not suffering from
a disease that can inhibit the execution of
duties as a member of the Board of Directors)

Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi

The appointment and Dismissal of Directors

1. Proses Pengangkatan Direksi


Pengangkatan
Direksi
dilaksanakan
berdasarkan prinsip profesionalisme dan
tata kelola perusahaan yang baik melalui
serangkaian tes pengujian dalam rangka
memilih calon terbaik untuk menduduki
jabatan sebagai anggota Direksi. Pengujian
dilakukan dengan cara tertentu dan dengan
menggunakan tolok ukur yang jelas serta
sistem pengujian yang baku, transparan dan
profesional yang disebut Ujian Kelayakan
dan Kepatutan (UKK).
2. Proses Pemberhentian Direksi
Pada dasarnya masa jabatan anggota
Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan. Namun demikian RUPS dapat
memberhentikan para anggota Direksi
sewaktu-waktu
dengan
menyebutkan
alasannya yaitu:
a. Tidak dapat memenuhi kewajibannya
yang telah disepakati dalam Kontrak
Manajemen ;
b. Tidak dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik ;
Tidak
melaksanakan
ketentuan
c.
peraturan perundang-undangan dan/
atau ketentuan Anggaran Dasar;
d. Terlibat dalam tindakan yang merugikan
Perseroan dan/atau Negara ;
e. Melakukan tindakan yang melanggar
etika
dan/atau
kepatutan
yang
seharusnya dihormati sebagai anggota
Direksi Badan Usaha Milik Negara.
f. Dinyatakan bersalah dengan putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum yang tetap.
g. Mengundurkan diri.
h. Alasan lainnya yang dinilai tepat oleh
Rapat Umum Pemegang Saham demi
kepentingan dan tujuan Perseroan

1. The Process Of Appointment Of Directors


The appointment of the Board of Directors
is carried out based on the principles
of professionalism and good corporate
governance through a series of tests the tests
in order to select the best candidates to occupy
the position as a member of the Board of
Directors. Testing is done in a certain way and
by using yardsticks thats clear and exhaustive
testing, the system was transparent and
professionally called the test of eligibility and
Appropriateness (UKK).
2. The Dismissal Of The Board Of Directors
Basically the term of members of the Board
of Directors set 5 (five) years and may be
reappointed for one (1) term. However, the
GMS are able to dismiss the members of the
Board of Directors at any time by mentioning
the reason is as follows:

Keputusan pemberhentian diambil setelah yang


bersangkutan diberi kesempatan membela
diri. Rencana pemberhentian sewaktu-waktu
anggota diberitahukan kepada anggota Direksi
yang bersangkutan secara lisan atau tertulis
oleh Pemegang Saham.

The decision was taken after the dismissal in


question was given a chance to defend themselves.
Plan stops at any time a member notified to the
concerned Board members verbally or in writing by
the shareholders.

a. Unable to meet its obligations agreed


upon in the contract management;
b. Unable to carry out his duties properly;
c. Not implementing the provisions of the
legislation and/or the provisions of the
articles of Association;
d. Engage in actions that hurt the company
and/or the State;
e. Take any action that violates ethics and/or
propriety that ought to be respected as a
member of the Board of Directors of Stateowned enterprises.
f. Found guilty by a court decision that has
the force of law.
g. Resigned.
h. Other reasons judged appropriate by the
general meeting of shareholders for the
companys interests and goals

253

Independensi Direksi

The Independence Of The Board Of Directors

Antar para anggota Direksi dan antara anggota


Direksi dengan anggota Dewan Komisaris tidak
memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun
garis ke samping, termasuk hubungan yang
timbul karena perkawinan.

Within the members of the Board of Directors and


between the members of the Board of Directors
and the Board of Commissioners, it should not
have family relationships to the third degree, both
vertical and horizantal, including relationships
caused by marriage.

Hubungan Keluarga dengan


Nama
Name

Hubungan Keuangan dengan

Family relationship with


Komisaris

Direksi

Commissioner

Director

Budi Setiwan

Poernomo

Family relationship with

Pemegang
Saham

Komisaris

Direksi

Pemegang
Saham

Shareholders

Commissioner

Director

Agus F Handoyo

Budhi Setyawan

GNP Sugiarta Yasa

Febriyanto

Shareholders

Keterangan / Information:

(v) Ada hubungan / Relationship

(x) Tidak ada hubungan / No Relationship

Keberagaman komposisi
komisaris dan direksi

dewan

The diversity of the composition


of the board of commissioners and
directors

Perusahaan tidak memiliki kebijakan mengenai


keberagaman karena mengikuti peraturan
yang ditetapkan oleh Kementrian Badan
Usaha Milik Negara selaku pemegang saham
penuh perseroan. Komposisi dewan komisaris
dan direksi perusahaan BUMN diatur dalam
Peraturan Menteri Negara BUMN PER/01/
MBU/2011
tentang
PENERAPAN
TATA
KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD
CORPORATE GOVERNANCE) PADA BADAN
USAHA MILIK NEGARA.

The Company does not have a policy on


diversity because it follows the regulations set
by the Ministry of State-Owned Enterprises
full company as shareholder. The composition
of the board of commissioners and directors
of state-owned companies regulated in the
Minister of State Enterprises PER / 01 /
MBU / 2011 on THE IMPLEMENTATION OF
CORPORATE GOVERNANCE (GOOD CORPORATE
GOVERNANCE) IN STATE OWNED ENTERPRISES.

254

Pedoman Kerja Direksi

Board Manual

Untuk kejelasan sistem dan struktur hubungan


antar organ perseroan, kewenangan, tugas
dan hubungan kerja masing-masing organ
perseroan agar sejalan dengan Prinsip Tata
Kelola Perseroan yang baik maka Perseroan
telah menyusun pedoman berupa Panduan Bagi
Komisaris dan Direksi (Board Manual). Pedoman
ini disusun oleh Direksi dan Komisaris pada
bulan Juni tahun 2011 yang berisikan:
1. Komposisi dan Pembagian Tugas Direksi
2. Tugas dan Wewenang Direksi
3. Hak dan Kewajiban Direksi
4. Uraian Tugas Direksi
5. Pelimpahan Tugas dan Kewenangan
6. Penetapan Kebijakan Direksi
7. Rapat Direksi
8. Program Orientasi dan Pengembangan
9. Informasi Kepemilikan Saham Direksi dan
Keluarga
10. Etika Jabatan
11. Perencanaan, Pelaporan dan Evaluasi
12. Hubungan Kerja Komisaris dan Direksi

For the clarity between the system and the


structure of the company organ, authority, duties
and working relationship of each organs of the
company in line with the Coorporates Principles of
Good Governance, the Corporate has established
guidelines for Commissioners and Board of Directors
(Board Manual). The guidelines were developed by
the Board of Directors and Commissioners in June of
2011 which contains:
1. Composition and Distribution of Duties of
Directors
2. Duties and authorities of the Board of Directors
3. Rights and Responsibilities of Directors
4. Directors Job Description
5. Delegation of Duties and Authority
6. Determination of Board of Directors Policy
7. Board of Directors
8. Orientation and Development Program
9. The Information of Directors and Family Shareholding
10. Ethics Position
11. Planning, Reporting and Evaluation
12. Employment Relations between Commissioners
and Directors

Tugas Direksi

The Board of Directors Duties

Direksi bertugas menjalankan segala tindakan


yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan serta
mewakili Perseroan baik di dalam maupun di
luar pengadilan tentang segala hal dan segala
kejadian dengan pembatasan pembatasan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan
RUPS.

Directors in charge of running all the action relating


to the management of the Company for the benefit
of the Company and in accordance with the intent
and objectives of the Company and represent the
Company both within and outside court on all
things and all events the limitation as limitation
set out in legislation, Articles of Association and /
or the resolution of the GMS.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajib


mencurahkan tenaga, pikiran, perhatian, dan
pengabdiannya secara penuh pada tugas,
kewajiban dan pencapaian tujuan Perseroan,
mematuhi Anggaran Dasar Perseroan dan
peraturan perundang-undangan serta wajib
melaksanakan prinsip-prinsip professionalisme,
efisiensi,
transparansi,
kemandirian,
akuntabilitas, pertanggung jawaban serta
kewajaran. Di samping itu setiap anggota Direksi

In performing its duties, the Board of Directors


shall devote energy, thought, attention, and full
devotion to duty, obligations and the achievement
of objectives of the Company, comply with the
Articles of Association of the Company and
legislation and mandatory implement the principles
of professionalism, efficiency, transparency,
independence,
accountability,
accountability
and fairness. in addition to that each member
of the Board of Directors shall in good faith full

255

wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung


jawab menjalankan tugas untuk kepentingan
dan usaha Perseroan dengan mengindahkan
undang-undang yang berlaku.

responsibility and duty for the benefit of the


Company and the heed to the laws in force.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi Direksi


tersebut, ditetapkan pembagian tugas sebagai
berikut :

In carrying out the duties and functions of the


Board of Directors, determined the division of
tasks as follows:

1. Direktur Utama
Tugas Direktur Utama adalah sebagai
berikut :
a. Untuk dan atas nama Direksi menjalankan
dan bertanggung jawab atas segala
Ketentuan RUPS.
b. Bertindak atas nama Direksi sebagai
wakil perusahaan baik di dalam dan di
luar pengadilan dan melakukan segala
tindakan atau perbuatan baik yang
berkaitan dengan kepengurusan maupun
kepemilikan serta mengikat kerja sama
dengan pihak lain.
c.
Mengkoordinasi
dan
mengendalikan
pelaksanaan tugas Direksi, Kepala
Satuan Pengawas Intern, Sekertaris
Perusahan, kepala pusat penelitian dan
pengembangan, dan kepala wilayah usaha
pos serta mengusulkan dan memimpin
rapat direksi.
d. Menerima pertanggung jawaban tugas
Kepala Satuan Pengawasan Intern.
Mengadakan
e.
hubungan
dengan
pihak luar terutama mengenai halhal yang menyangkut kebijaksanaan
pengembangan
perusahaan
dan
kebijaksanaan lainnya yang bersifat
umum.
2. Direktur Operasi bertugas membina dan
mengendalikan kegiatan pelayanan jasa
komunikasi, logistik serta jasa keuangan
atau keagenan dan filateli, baik untuk
hubungan di dalam maupun di luar negeri.
3. Direktur Perencanaan, Teknik dan Sarana
yang mempunyai tugas menyusun rencana
strategis, rencana bisnis, dan rencana
jangka pendek yang relevan sebagai
tahapan pencapaian tujuan perusahaan dan
melakukan aktivitas rekayasa proses bisnis
serta mengelola prasarana dan properti.

1. President Director

Director duties are as follows:
a. For and on behalf of the Board of Directors
to run and be responsible for any provisions
AGM.
b. Acting on behalf of the Board of Directors
as representatives of companies both inside
and outside the court and do all acts or
good deeds relating to the management and
ownership as well as binding cooperation
with other parties.
c. Coordinate and control the execution of
duties of Directors, Head of Internal Control
Unit, Company Secretary, Head of Research
and Development, and Head of Business
Area Post as well as propose and lead a
board meeting.
d. Accept liability Head of Internal Audit
assignments.
e. Make contact with outsiders, especially
on matters relating to the companys
development policy and other policies of a
general nature.

256

2. Director of Operations in charge of creating


and controlling the activities of communication
services, logistics and financial services and
philately or agency, whether for a relationship
at home and abroad.
3. The Director of Planning, Engineering and
Facility which has the task of preparing
strategic plans, business plans, and shortterm plans that are relevant as the stages of
achievement of corporate goals and business
process engineering activities and manage
infrastructure and property.

4. Direktur Keuangan yang bertugas membina


dan mengelola keuangan perusahaan
dan penyertaan modal perusahaan serta
menetapkan
kebijakan
harga
pokok
produksi.
5. Direktur Sumber Daya Manusia yang
bertugas untuk membina, mengelola, dan
memelihara kesejahteraan sumber daya
manusia serta mengembangkan organisasi
dan sistem manajemen.

4. The Director of Finance is in charge of


developing and managing corporate finance
and equity investment companies as well as
set the policy cost of production.

Kewenangan Direksi

Authority of the Board of Directors

1. Menetapkan
kebijakan
kepengurusan
Perseroan.
2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi
kepada seorang atau beberapa anggota
Direksi untuk mengambil keputusan atas
nama Direksi atau mewakili Perseroan di
dalam dan di luar pengadilan.
3. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi
kepada seorang atau beberapa orang
pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama atau kepada orang
lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan
di luar pengadilan.
4. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang
kepegawaian
Perseroan
termasuk
penetapan gaji, pensiun atau jaminan
hari tua dan penghasilan lain bagi
pekerja Perseroan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dengan
ketentuan penetapan gaji, pensiun atau
jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi
pekerja yang melampui kewajiban yang
ditetapkan peraturan perundang-undangan,
harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari RUPS.
dan
memberhentikan
5. Mengangkat
pekerja Perseroan berdasarkan peraturan
kepegawaian Perseroan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Mengangkat
dan
memberhentikan
Sekretaris Perseroan.
7. Melakukan segala tindakan dan perbuatan
lainnya mengenai
pengurusan
maupun pemilikan kekayaan Perseroan,
mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/
atau pihak lain dengan Perseroan serta
mewakili Perseroan di dalam dan di luar

1. Establish policies for managing corporate.

5. The Human Resources Director is tasked to


develop, manage, and maintain the welfare of
human resources and develop the organization
and management system.

2. Arrange a devolution of authority of the Board


of Directors to a person or members of the
Board of Directors to take decisions on behalf
of the Board of Directors or represent the
Corporate inside and outside the court.
3. Organize the devolution of authority to
one or more employees of the corporate
either individually or jointly to represent the
corporate inside and outside the court.

4. Set the terms of employment of the Corporate


including remuneration, pension or retirement
benefits and other income for the workers
of the Corporate based on the legislation in
force, the provisions of the determination of
salary, pension or retirement benefits and
other income for workers who exceed the
obligations set by the legislation, must receive
prior approval from the Shareholder General
Meeting.

5. Appoint and dismiss employees of the


Corporate based on law and regulations in
force.
6. Appoint and dismiss the corporate secretary.
7. Do all acts and other actions regarding the
management and ownership of the Corporates
assets, bind the corportae with other parties
and / or other parties to the corportae and
represent the Company inside and outside
the court on all things and all events, with

257

pengadilan tentang segala hal dan segala


kejadian, dengan pembatasan-pembatasan
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/
atau Keputusan RUPS.

restrictions as stipulated in the laws and


regulations, the Articles of Association and/
or the decision of the Shareholder General
Meeting.

Kewajiban Direksi
1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya
usaha dan kegiatan Perseroan sesuai
dengan maksud dan tujuan serta Kegiatan
Usahanya.
2. Menyiapkan pada waktunya rencana jangka
Panjang Perseroan, rencana Kerja dan
Anggaran perusahaan dan perubahannya
serta menyampaikan Kepada Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham untuk
mendapatkan pengesahan RUPS.
3. Memberikan penjelasan kepada RUPS
mengenai
Rencana
Jangka
panjang
Perseroan dan rencana Kerja dan Anggaran
Dasar Perseroan.
4. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar
Khusus, Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi.
5. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud
pertanggungjawaban pengurus Perseroan, serta
dokumen keuangan Perseroan sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang tentang
Dokumen Peseroan.
6. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan
Keuangan
dan
Standar Akuntansi
menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk
diaudit.
7. Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk
Laporan Keuangan Kepada RUPS untuk disetujui
dan disahkan, serta laporan mengenai hak-hak
Perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan
antara lain sebagai akibat penghapus bukuan
piutang.
8. Memberikan penjelasan kepada RUPS
mengenai Laporan Tahunan.
9. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba
Rugi yang telah disahkan oleh RUPS kepada
Menteri yang membidangi Hukum dan Hak
Asasi Manusia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
10. Menyampaikan laporan perubahan susunan
Pemegang Saham, Direksi dan Dewan
Komisaris kepada Menteri yang membidangi
Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Obligations of the Board of Directors


1. Seek and guarantee the implementation of
the Corporates business and activities in
accordance with the purpose, objectives and
business activities.
2. Prepare Long-term plans of the Corporate,
Work plan and budget, and amendments and
deliver it to the Board of Commissioners and
Shareholders to get approval of Shareholder
General Meeting.
3. Provide an explanation to the Shareholder
General Meeting regarding the Corporates
long-term plan, work plan, and the Articles of
Association.
4. Make Shareholder Register, Special Register,
treatise of Shareholder General Meeting, and
treatise of the Board of Directors meeting.
5. Make the Annual Report of the Corporate as
a form of accountability of the board, as well
as financial documents referred to the laws on
Corporate Documents.
6. Compile financial reports based on Financial
Accounting Standards and submit to Public
Accountant to be audited.
7. Deliver the Annual Report including Financial
Statements to the Shareholder General
Meeting to get approval, as well as a report
on the rights of the Corporate which are not
recorded in the books, as a result of writing
off credit.
8. Provide an explanation to the Shareholder
General Meeting regarding the Annual Report.
9. Deliver the balance Sheet and Income
Statement that has been approved by the
Shareholders General Meeting to the Minister
who is in charge of law and human rights
in accordance with the provisions of the
legislation.
ubmit reports of the changes in composition
10. S
of Shareholders, the Board of Directors and
Board of Commissioners to the Minister who
is in charge of Law and Human Rights.

258

Rapat Direksi
Agenda rutin yang dibahas dalam Rapat Direksi
meliputi evaluasi (review) kinerja bulanan dan
triwulanan Perseroan, monitoring dan evaluasi
tindak lanjut permasalahan, dan membahas
hal-hal khusus yang memerlukan persetujuan
Direksi serta permasalahan aktual yang perlu
mendapat klarifikasi dari manajemen.

aintain the register of Shareholders, the


11. M
Special Register, treatise of Shareholder
General Meeting, treatise of the Board
of Commissioners and Board of Directors
Meeting, Annual Reports and Financial
Statement of the corporate.
12.
Store the register of Shareholders, the
Special Register, treatise of Shareholder
General Meeting, treatise of the Board
of Commissioners and Board of Directors
Meeting, Annual Reports and Financial
Statement of the corporate and other
corporates documents.
13. Construct an accounting system based on the
financial accounting standards and internal
control principles, especially the function of the
management, recording, storing and monitoring.
14. Provide periodic reports in the manner and
time in accordance with the regulations
and other reports whenever requested by
the Board of Commissioners and / or the
Shareholders.
15. Set up a companys organizational structure
completed with the details and job
descriptions.
16.
Provide an overview of everything that
is stated or requested by the Board of
Commissioners and the Shareholders.
17.
Prepare and establish the Corporates
organizational blueprint.
18.
Conduct other obligations in accordance
with the provisions stipulated in Articles of
Association and approved by the Shareholder
General Meeting based on legislation.
Board of Directors Meeting
Routine agenda discussed in the Meeting of the
Board of Directors includes the evaluation (review)
of monthly performance and the quarterly report,
monitoring and evaluation of follow-up problems, and
discussion on specific issues that require the approval
of the Board of Directors as well as the actual problems
that need to get clarification from management.

Dalam pembahasan materi tertentu, dihadirkan


pula Senior Vice President, Vice President dan
pejabat yang terkait dengan materi pembahasan.

In the discussion of a particular material, also


presented Senior Vice President, Vice President and
officials associated with the discussion materials.

11. Memelihara Daftar Pemegang Saham,


Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat
Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi,
Laporan tahunan dan Dokumen Keuangan
Perseroan.
Menyimpan
12.
di
tempat
kedudukan
perseroan: Daftar Pemegang Saham, Daftar
Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan
Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan
Tahunan dan dokumen Keuangan perseroan
serta dokumen perseroan lainnya.
13. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan
standar akuntasi keuangan dan berdasarkan
prinsip pengendalian intern, terutama fungsi
pengurusan, pencatatan, peniympanan dan
pengawasan.
14. Memberikan laporan berkala menurut cara dan
waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku
serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh
Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.
15. Menyiapkan susunan organisasi perseroan
lengkap dengan perincian dan tugasnya.
16. Memberikan penjelasan tentang segala hal
yang dinyatakan atau yang diminta anggota
Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham.
17. Menyusun dan menetapkan blue print
organisasi Perseroan.
18. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Dasar ini dan yang ditetapkan oleh
RUPS berdasarkan peraturan Perundangundangan.

259

Presentase Kehadiran Direksi pada Rapat Direksi Tahun 2014


Percentage of Attendance of Directors at Board of Directors Meeting in 2014
No

Jabatan

Nama
Name

Position

Radir
Board
Meeting

Hadir
Attend

Tidak
Hadir
No Attend

Presentase

Budi Setiawan

Direktur Utama / President Director

56

56

100%

Agus F Handoyo

Direktur Surat dan Paket / Director Mail and Packages

22

20

91%

GNP Sugiarta Yasa

Direktur Ritel dan Properti / Director of Retail and


Property

22

20

91%

Budhi Setyawan

Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan / Director of


Technology and Financial Services

56

44

12

78%

Purnomo

Direktur Keuangan / Director Of Finance

22

20

91%

Febriyanto

Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum / Director of


Human Resources and General Affairs

22

19

86%

Keputusan Direksi

Decision of theBoard of Directors

Pada dasarnya segala keputusan Direksi diambil


dalam Rapat Direksi yang kemudian dibuatkan
Risalah Rapat Direksi. Namun demikian
Keputusan dapat pula diambil diluar rapat
Direksi sepanjang seluruh anggota Direksi
setuju tentang cara dan materi yang diputuskan.
Adapun keputusan yang diambil di luar rapat
Direksi dan disetujui oleh seluruh anggota
Direksi yang bersifat strategis diantaranya
adalah sebagai berikut:

Basically, all the decisions taken in the Board of


Directors Meeting will be noted in meeting treatise.
However, decisions can also be taken outside the
meeting as long as all of the Board of Directors
agreed on the manner and the matter that are
decided.
As for the decisions taken outside meetings of the
Board of Directors and approved by all members
of the Board of Directors of the strategic nature of
which is as follows:

Penilaian Kinerja Direksi

Performance Evaluation of the Board of Directors

Penilaian kinerja Direksi secara keseluruhan


dan masing-masing anggota Direksi dilakukan
oleh Pemegang Saham melalui mekanisme
RUPS. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
BUMN No : PER-01/MBU/2011 tgl 1 Agustus
2011 (yang merupakan penyempurnaan dari
Keputusan Menteri BUMN No : KEP-117/MMBU/2002 tgl 31 Juli 2002) hal Penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik pada Badan Usaha
Milik Negara, RUPS wajib menetapkan Indikator
Pencapaian Kinerja (Key Performance Indicator).
RUPS tentang Pengesahan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2013
tanggal 21 Mei 2014 menetapkan aturan
mengenai sistem penilaian bagi Direksi baik
kolegial maupun Individual yang tertuang dalam
Kontrak Manajemen sebagai tolok ukur dalam
mengevaluasi tingkat keberhasilan.

Overall performance of the Board of Directors


and each member of the Board of Directors are
assessed by Shareholders through the mechanism
of Shareholder General Meeting. In accordance
with the Regulation of the Minister of State
Owned Enterprises No.: PER-01/MBU/2011 date
August 1, 2011 (which is a refinement of the
Ministerial Decree No.:KEP-117/M-MBU/2002
dated July 31, 2002) on the Implementation of
Good Corporate Governance on State-Owned
Enterprises, The Shareholder General Meeting
must establish Key Performance Indicators (Key
Performance Indicator).
The Shareholder General Meeting on the ratification
of the Work Plan and Budget 2013 dated May 21,
2014 set the rules of the assessment system for
Directors both collegially and individually and set
out in the Management Contract as a benchmark
in evaluating the success rate.

260

Pelaksanaan asessment atas kinerja Dewan


Komisaris dan Direksi dilakukan melalui KPI
Direksi dan Kontrak Manajemen, kriteria yang
digunakan antara lain :
keuangan dan pasar
efektivitas fokus pelanggan
efektivitas produk dan proses
fokus tenaga kerja
kepemimpinan, tata kelola, dan tanggung
jawab kemasyarakatan

Implementation of the assessment of the


performance of the board of commissioners
and directors made through KPI directors and
management contracts, the criteria used are:
financial and market
the effectiveness of customer focus
effectiveness of products and processes
focus manpower
leadership, governance, and social responsibility

Adapun Pencapaian KPI sebagaimana termuat


dalam Laporan Review Atas Laporan Key
Performance Indicator (KPI) Tahun 2013 oleh
Akuntan Independen Kosasih & Rekan adalah
sebagai berikut:

The achievement of KPI as contained in the Review


of the Key Performance Indicator (KPI) Report
2013 by the Independent Accountants Gani Sigiro
& Handayani.

Prosedur Penetapan Remunerasi Direksi

Remuneration Procedure

Penentuan Penghasilan Direksi berpedoman


pada Peraturan Menteri Negara BUMN
Nomor: Per- 07/MBU/2010 Tentang Pedoman
Penetapan
Penghasilan
Direksi,
Dewan
Komisaris, Dan Dewan Pengawas BUMN. Gaji
Direksi ditetapkan berdasarkan rumus sebagai
berikut:

Income determination of the Board of Directors


based on the Regulation of the Minister of State
Owned Enterprises No.: Per-07/MBU/2010 On
Guidelines of Income Determination for Directors,
the Board of Commissioners, and the Board of
Trustees of SOEs. Directors salaries are set based
on the following formula:

261

Perseroan dapat memberikan Tantiem kepada


anggota Direksi dan Dewan Komisaris, dalam
hal Perseroan mengalami peningkatan kinerja.
Penghasilan Direksi tahun 2014 termasuk
Tantiem atas Kinerja Perseroan tahun buku
2013 dan besarnya Faktor Penyesuaian
Industri (FPI) ditetapkan oleh Pemegang Saham
secara tersendiri di luar RUPS berdasarkan
hasil pembahasan Tim Ad Hoc Kementerian
BUMN tentang Remunerasi Direksi dan
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas melalui
Keputusan Pemegang Saham di luar RUPS
tentang Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris PT
Pos Indonesia (Persero) yang kemudian ditegaskan
melalui Surat Keputusan Direksi tentang Penggajian,
Tunjangan dan Fasilitas Lainnya Bagi Direksi PT Pos
Indonesia (Persero) menetapkan Remunerasi Direksi.

The corporate can provide a performance bonus to


the members of the Board of Directors and Board
of Commissioners, if the corporate experienced
performance improvement. Directors revenue in
2014 including the Performance Bonus in 2013
and the amount of Industries Adjustment Factor
is determined by the Shareholders outside the
Shareholder General Meeting. It is based on the
discussion result of Ad Hoc team of Ministry of
SOEs on Remuneration of Directors and Board
of Commissioners / Board of Trustees and then
confirmed by the Decree of the Board on Payroll,
Benefits and Other Facilities for the Board of
Directors of PT Pos Indonesia (Persero) .

Renumerasi, Tunjangan Dan Fasilitas Direksi

Remuneration, Allowances and Facilities

Gaji Direktur Utama untuk tahun 2014 adalah Rp.


87.500.000,00 per bulan, gaji Wakil Direktur Utama
95%, dan gaji Direktur lainnya, masing-masing 90 %
dari gaji Direktur Utama.

President Directors salary in 2014 was Rp.


87,500,000.00 per month, the salary of the Vice
Director was 95%, and other Directors salary was
90% of the salary of the President Director.

Program Pengembangan Direksi

Board Development Program

Untuk
meningkatkan
kompetensi
berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawabnya, Perseroan
memfasilitasi pengembangan Direksi. Dalam kurun
waktu tahun 2014, Direksi telah mengikuti berbabagi
In House Training, pelatihan, seminar, workshop
dan konferensi.

To improve the competence related to the duties


and responsibilities, the Board of Directors of
the Company to facilitate the development. In
the period of 2014, the Board of Directors has
followed berbabagi In House Training, training,
seminars, workshops and conferences.

Topik dan Fokus Isu Tahun 2014

Topic and Focus Issues 2014

Tantangan Perseroan ke depan adalah bagaimana


mewujudkan fundamental yang kokoh di tengah
arus turbulensi perubahan bisnis, regulasi,
kompetensi dan teknologi.
Fokus manajemen Perseroan di tahun 2014 adalah
Building Trust & Integrity Through Generation untuk
menuju capaian di tahun 2018, yang dijabarkan
sebagai berikut :
Tahun 2013-2014 perbaikan infrastruktur
dan pendayagunaan business lanscape secara
kokoh dan fundamental.
Pembangunan infrastruktur dan core
business yang dikembangkan ke arah

Company Challenges ahead is how to realize a


solid fundamentals in the midst of the current
turbulent change of business, regulatory, and
technological competence. The focus of the
companys management in 2014 is Building Trust
& Integrity Through Generation for there is nothing
in the year 2018, which is outlined as follows:

262

2013-2014 infrastructure improvements and


business utilization of lanscape firmly and
fundamentally.
Infrastructure development and core business
developed in the direction of becoming market

menjadi market leader di setiap bisnis dan


produk yang dimasuki.
Pengembangan bisnis finansial memasuki
babak baru dengan konsep dan manajemen
bisnis dengan business lanscape baru.
Melalui
corporate
action
diharapkan
pertumbuhan aset perusahaan meningkat
secara signifikan (un-organic growth).

Pengendalian Internal
Dengan mempedomani Peraturan Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor :
Per - 01 /Mbu/2011 Tentang Penerapan Tata
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara,
sistem pengendalian intern perseroan mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian intern dalam
Perseroan yang dilaksanakan dengan
disiplin dan terstruktur, yang terdiri dari:
a. Integritas, nilai etika dan kompetensi
karyawan;
b. Filosofi dan gaya manajemen;
c. Cara yang ditempuh manajemen
dalam melaksanakan kewenangan dan
tanggung jawabnya;
d. Pengorganisasian dan pengembangan
sumber daya manusia; dan
e. Perhatian dan arahan yang dilakukan
oleh Direksi.
2. Pengkajian terhadap pengelolaan risiko
usaha (risk assessment), yaitu suatu proses
untuk
mengidentifikasi,
menganalisis,
menilai pengelolaan risiko yang relevan.
3. Aktivitas pengendalian, yaitu tindakantindakan yang dilakukan dalam suatu
proses pengendalian terhadap kegiatan
Perseroan pada setiap tingkat dan unit
dalam struktur organisasi BUMN, antara lain
mengenai kewenangan, otorisasi, verifikasi,
rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja,
pembagian tugas, dan keamanan terhadap
aset Perseroan.
4. Sistem informasi dan komunikasi, yaitu
suatu proses penyajian laporan mengenai
kegiatan operasional, finansial, serta
ketaatan
dan
kepatuhan
terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan
oleh BUMN.

leader in every business and the products are


entered.
Financial business development entered a
new chapter with the concept and business
management with business new lanscape.
Through corporate action expected growth of
the companys assets increased significantly
(un-organic growth).

Internal Control
Based on the regulation of Minister of SOEs
Number: Per - 01 / Mbu/2011 on Implementation
of Good Corporate Governance (GCG) On StateOwned Enterprises, the corporates internal
control system include as follow:

1. Internal control in the Corporate is executed


with discipline and structured, which consists
of:
a. Integrity, ethical values and competence
of employees;
b. Philosophy and management style;
c. How the Management carry out the
responsibilities and authorities;
d. Organization and development of human
Resources;
e. Attention and direction made by the
Board of Directors.
2. Assessment of business risk Management is
a process for identifying, analyzing, assessing
relevant risk management.
3. Control Activities are the actions carried
out in a process of controlling the activities
of the Corporate at any level and units of
the SOEs organizational structure, such as
the authority, authorization, verification,
reconciliation, assessment of job performance,
job descriptions, and security of the assets of
the Company.

4. Information and communication System
is a process of preparing a report on the
operational and Financial activities, and
adherence and compliance with the provisions
of laws and regulations of SOEs.

263

5. Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap


kualitas sistem pengendalian intern,
termasuk fungsi internal audit pada setiap
tingkat dan unit dalam struktur organisasi
BUMN, sehingga dapat dilaksanakan secara
optimal.
Sebagai penjabaran dari proses pengendalian
internal ini, Perseroan telah melakukan beberapa
hal sebagai berikut:
a. Penataan Struktur Organisasi
Struktur
Organisasi
Perseroan
yang
sebelumnya berpedoman pada Surat
Keputusan Direksi tentang Perubahan/
Penyesuaian Struktur Organisasi PT Pos
Indonesia (Persero) .
b. Evaluasi Efektivitas
Pengawasan
efektifitas
pengendalian
internal oleh Satuan Pengawasan Internal
(SPI).

Sekretaris Perusahaan

5. Monitoring is the process of assessment


on the quality of internal control systems,
including internal audit function at every
level and unit of state-owned enterprises
in the organizational structure, so it can be
implemented optimally.
As the elaboration of the internal control process,
the Corporate has conducted some of the following:
a. Structuring Organizational Structure

Organizational Structure of the Company is
previously guided by the Decree of the Board
on Change/ adjustment of Organizational
Structure of PT Pos Indonesia (Persero).
b. Evaluation of Effectiveness
Controlling the effectiveness of internal
control by the Internal Audit Unit (IAU).

Corporate Secretary

Untuk memenuhi kewajiban Direksi dalam


menyelenggarakan fungsi Sekretaris Perusahaan
sesuai yang diamanatkan di dalam Peraturan
Menteri BUMN Nomor 1/MBU/2011, Direksi
mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan
melalui Surat Keputusan Direksi tentang Mutasi
dan Promosi Karyawan di Lingkungan PT Pos
Indonesia (Persero) . Sekretaris Perusahaan
dijabat oleh Amrizal.

To fulfill the obligations of Directors in carrying out


the function of corporate Secretary as mentioned
in the Ministerial Regulation No. 1/MBU/2011,
the Board of Directors appointed a Corporate
Secretary by Decree of the Board of Directors on
the Employees Mutation and Promotion in PT Pos
Indonesia (Persero) . The corporate Secretary is
chaired by Tuwuh Widodo.

Pedoman Kerja Sekretaris Perusahaan

Working Guidelines of Corporate Secretary

Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari,


Sekretaris Perusahaan berpedoman pada
Uraian Jabatan yang tercantum pada SK Direksi
tentang Penataan Struktur Organisasi Dan
Uraian Jabatan (Job Description) di Lingkungan
PT Pos Indonesia (Persero) .

In day-to-day duties, the Corporate Secretary


refers to Job Description listed at directors decree
on Organizational Structure and job description in
PT Pos Indonesia (Persero) .

Fungsi Sekretaris Perusahaan

The functions of the corporate secretary

Fungsi dan peran Sekretaris Perusahaan adalah


Pejabat Penghubung (Liaison Officer) yang
membantu Direktur Utama dalam penerapan
prinsip-prinsip GCG khususnya transparansi,
dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh

The function and role of the Corporate secretary is


the Liaison Officer who assists the President Director
in the implementation of good corporate governance
principles in particularly the principle of transparency,
and provides the information required by the Board

264

Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas


serta menatausahakan serta menyimpan
dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak
terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar
Khusus dan risalah Rapat Direksi, Rapat Dewan
Komisaris dan RUPS.

of Directors and Board of Commissioners / Board of


Trustees as well as administers and stores corporates
documents, including but not limited to List of
Shareholders, the treatise and the Special Register
of Directors Meeting, the Board of Commissioners
meeting and the Shareholder General Meeting.

Tugas dan Tanggung Jawab

Duties and Responsibilities

Dalam mewujudkan fungsi tersebut di atas,


Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
1. Memonitor persiapan acara rapat Direksi,
Komisaris dan rapat koordinasi antar
Direktorat serta rapat lain di lingkungan
Kantor Pusat serta menyiapkan agenda dan
notulen rapat.
2. Mengawasi pendistribusian surat masuk dan
keluar dari pihak internal maupun eksternal.
Mengawasi pengarsipan copy surat masuk
dan keluar dari dan ke Direksi, copy suratsurat keputusan Direksi, dan dokumendokumen penting Perseroan seperti
Anggaran Dasar/Akte Pendirian Perseroan,
dan ketentuan Perundang-undangan yang
terkait dengan Korporasi: UU BUMN,
Pemerintah,
Keputusan
Peraturan
Kementerian BUMN, SK Pengangkatan
Direksi dan Komisaris, Biodata Direksi dan
Komisaris dll.
3. Memeriksa dan menyetujui permintaan
surat/dokumen dari Bagian lain.
4. Menyusun pedoman internal pembuatan
kontrak pengadaan barang/jasa yang terkait
dengan aspek hukum.
5. Memberikan rekomendasi kesesuaian aspek
hukum calon rekanan untuk dimasukkan
dalam daftar rekanan Perusahaan.
6. Memberikan rekomendasi aspek hukum
semua Surat Perjanjian/Kontrak, MOU dan
surat-surat berharga yang berhubungan
dengan pihak yang mengikatkan diri dengan
perusahaan.
7. Menyelesaikan aspek legal IPO, pendirian
anak perusahaan maupun kerjasama
dengan mitra strategik (ISO, JOA, BOT, dll)
dan membina hubungan dengan investor/
mitra strategik.
8. Memonitor pelaksanaan GCG.

In order to realize the functions mentioned


above, the corporate secretary has duties and
responsibilities as follows:
1. Monitor the preparations of Directors
meetings, coordination meetings between the
Commissioner and the Directorate as well as
other meetings at HeadOffice and prepare the
agenda and treatise of the meeting.
2. Oversee the distribution of incoming and
outgoing mail from internal and external
parties. Oversee the documentation of a
copy of the entry and exit letter to and from
the Board of Directors, a copy of Directors
decree, and other important documents such
as the Companys Articles of Association/
Articles of Corporates establishment, and
the provisions of laws and regulation related
to the Corporation: SOE Act, Government
Regulations, decree of Ministry of SOE,
decree of Appointment of Directors and
Commissioners, CV of Directors and
Commissioners etc.
3. Examine and approve the request letter /
document from another section.
4. Formulate internal guidelines for contract
procurement of goods / services related to the
legal aspects.
5. Provide recommendation on the legal
suitability of prospective partners to be
included in the list of companys partners.
6. Provide legal advice on all aspects of the
Agreement / Contract, MOU and securities
related to parties that bind themselves to the
company.
7. Resolve the legal aspects of the IPO, the
establishment of a subsidiary as well as
cooperation with strategic partners (ISO,
JOA, BOT, etc.) and build relationships with
investors / strategic partners.
8. Monitor the implementation of GCG.

265

9. Menyiapkan laporan triwulan tentang


kepatuhan korporasi terhadap penerapan
peraturan perundang-undangan.
Memonitor
10.
penyediaan
informasi
dan
memberikan pelayanan informasi kepada
pihak-pihak terkait sesuai kewenangan.
11. Mengelola
penyelenggaraan
publikasi
korporasi untuk pihak internal maupun
eksternal.
12. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan Direksi dalam
rangka pertemuan dengan pihak internal,
eksternal maupun kegiatan protokoler.
13. Memonitor pelaksanaan kegiatan protokoler
Perseroan.
14. Mengelola kegiatan Liaison Office (LO) Jakarta.
15. Menyusun pedoman tentang prosedur dan
metodologi dalam identifikasi, pengukuran,
pengelolaan dan pengawasan/pengendalian
risiko.
16. Mengkoordinasi proses identifikasi dan analisis
risiko, pengukuran risiko dan perumusan sistem
pengelolaan risiko.
17. Memberikan opini dari segi risiko kepada BOD
atas setiap investasi.
18. Melaksanakan monitoring dan evaluasi
pengelolaan risiko terhadap semua proses
bisnis.
19. Membuat laporan pelaksanaan program dan
kegiatan Bagian Sekretaris Perusahaan

9. Prepare quarterly reports on the corporate


compliance toward laws and regulations.
10. M
onitor the provision of information and
provide information to the relevant parties
based on their authority.
11. M
anage the implementation of corporate
publications for internal and external parties.
12. P
repare materials to meet the needs of the
Board of Directors for internal, external
meeting, and protocol activities.
13. M
onitor the implementation of the protocol of
the Corporate.
14. M
anage activities Liaison Office (LO) in
Jakarta.
15. D
evelop guidelines on the procedures
and methodology in the identification,
measurement, management and monitoring /
controlling risk.
16. C
oordinate the identification process and
risk analysis, risk measurement and risk
management systems formulation.
17. P
rovide an opinion in terms of risk to the BOD
for any investment.
18. I mplement the monitoring and evaluation of
risk management for all business processes.
ake a report on the implementation of
19. M
programs and activities of The Corporate
secretary.

Persyaratan Jabatan Sekretaris Perseroan

Position Requirements The Company Secretary

1. Persyaratan Formal
Karyawan yang dapat diangkat sebagai
Sekretaris Perusahaan adalah karyawan organik
dengan golongan minimal IV/a mempunyai
pendidikan Sarjana S1, dan telah mengikuti
assessment serta telah mempunyai pengalaman
sebagai Kepala Bagian di kantor Pusat.

1. Formal Requirements
Employees who may be appointed as Company
Secretary is an organic employee with a minimum
class IV / A has a Bachelor degree S1, and have
followed the assessment and have had experience
as Head of Section at the head office.

2. Persyaratan Materiil
1. Memiliki kemampuan membangun
hubungan (relationship building)
2. Memiliki initiatif dan kualitas kerja yang baik
3. Berorientasi Pelayanan pada Pelanggan
(customer service orientation)
4. Mempunyai tingkat fleksibilitas yang baik
5. Mampu untuk mencari informasi

2. Material Requirements
1. Have the ability to build relationships
(relationship building)
2. Has initiative and good quality work
3. Oriented Customer Service at (customer
service orientation)
4. Have a good degree of flexibility
5. Being able to search for information

266

Struktur Organisasi Sekretaris Perseroan


Secara struktural, Sekretaris Perusahaan
bertanggungjawab kepada Direksi, dipimpin
oleh seorang Kepala Bagian yang membawahi
empat orang Kepala Urusan yaitu Kepala Urusan
Sekretariat dan Protokoler, Kepala Urusan
Humas, Kepala Urusan Manajemen Resiko,
Legal, Kepatuhan dan Hubungan Investor, serta
Kepala Urusan Rumah Tanggal.
Sesuai KD 48/Dirut/0714 tanggal 08 Juli
2014 tentang Organisasi dan Tata kerja PT Pos
Indonesia (Persero) , struktur Organsasi Bagian
Sekretaris Perusahaan.

Organizational Structure of the Secretary of


company
Structurally, the Company Secretary is responsible
to the Board of Directors, headed by a Chief
who oversees four persons Head of the Head
of the Secretariat and Protocol Affairs, Head of
Public Relations, Head of Risk Management, Legal,
Compliance and Investor Relations, as well as Head
of House Date.
In accordance KD 48 / CEO / 0714 dated July 8,
2014 on the Organization and Administration of PT
Pos Indonesia (Persero) , the structure of organization
with Section Secretary of the Company.

Struktur Organisasi Bagian Sekretaris


Perusahaan

Organizational Structure of The Secretary of


company

Formasi jabatan yang tersedia dalam struktur


organisasi diatas sebanyak 17 jabatan semuanya
sudah terisi sesuai dengan ketentuan. Sesper
membawahi 4 Vice President, 12 Manager.

Formations available in the organizational


structure above are 17 positions that have been
filled in accordance with the provisions. The
secretary of company supervises three 4 Vice
President, 12 Manager.
The Development Of The Competence Of The
Corporate Secretary

Pengembangan Kompetensi Bagian Sekretaris


Perusahaan
Sesuai dengan kebutuhan perusahaan personel
Bagian
Sekretaris
Perusahaan
diberikan
pendidikan dan pelatihan berupa kursus jabatan,
in house training, seminar dan workshop yang
dilakukan secara berkesinambungan untuk
meningkatkan kompetensi dan kemampuan
dalam fungsinya sebagai personel Sekretaris
Perusahaan.

According to the companys personnel needs of


The Corporate Secretary is given in the form of
education and training courses, in house training,
seminars and workshops are conducted on an
ongoing basis to enhance the competence and
capability in their functions as members of the
Corporate Secretary.

Laporan Kegiatan

Activity Report

Dalam kaitan fungsi dan tugasnya, Sekretaris


Perusahaan telah mengadakan beberapa
kegiatan terkait dengan stakeholderss dan
keterbukaan informasi yang telah dilakukan di
tahun 2014 adalah:
1. RUPS sebanyak 2 kali
2. Rapat Direksi sebanyak 56 kali
3. Laporan Manajemen sebanyak 1 kali
4. Laporan Tahunan sebanyak 1 kali
Selain kegiatan tersebut, Sekretaris Perseroan
juga telah memfasilitasi pelaksanaan acaraacara.

Regarding to the functions and duties, the


Secretary of the Company has conducted several
activities related to stakeholders and information
disclosure in 2014 such as:
1. 2 (two) Shareholder General Meetings
2. 56 (fourty two) Board of Directors meetings
3. 1 (one) Management Report
4. 1 (one) Annual Report
In addition to these activities, the Secretary of
Company has also facilitated the implementation
of events.

267

Profil Sekretaris Perusahaan


Profile Company Secretary

NAMA

AMRIZAL

NAME

Kewarganegaraan

Warga Negara Indonesia

Nationality

Tempat/Tanggal Lahir

Gadut / 29 Agustus 1962

Place/Born

Pasca Sarjana UGM

Education

Pendidikan
Tanggal Mulai Menjabat

24 Oktober 2014

Date Of Taking Office

Akses Informasi dan Data Perusahaan

Access to Information and Data of Company

Penyebarluasan informasi secara transparan


baik kepada stakeholders dan shareholder
maupun kepada masyarakat umum dipandang
sangat perlu. Hal ini sebagai upaya Perseroan
untuk memenuhi salah satu prinsip dalam GCG
yaitu asas transparansi dan untuk mendukung
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Media yang selama ini digunakan Perseroan untuk
penyebarluasan informasi adalah melalui internet/
web dan media massa. Perseroan memiliki beberapa
website yang dapat diakses oleh publik melalui
alamat sebagai berikut:
1. Website resmi Perseroan :
www.posindonesia.co.id
2. Subportal Perseroan di website Kementerian
BUMN : http://www.bumn.go.id/PT. PT Pos
Indonesia (Persero) 5/

Dissemination of information in a transparent


manner to both stakeholders and shareholders
as well as to the general public is considered very
important. It is the Corporates efforts to meet
one of the principles in the corporate governance
that is the principle of transparency and to
support the enactment of Law No. 14 of 2008
on Public Information. Media that has been used
by the Corporate to disseminate the information
is through the internet / web and mass media.
The Company has a number of websites that can
be accessed by the public through the following
address:
1. Official Website of the corporate:
www.posindonesia.co.id
2. Subportal of corporate at the website of
Ministry of SOEs: http://www.bumn.go.id/PT.
PT Pos Indonesia (Persero) 5/

Fungsi website tersebut adalah untuk


penyebarluasan informasi secara transparan
baik kepada stakeholders dan shareholder
maupun kepada masyarakat umum, membangun
citra Perseroan dan sebagai media promosi.
Selain melalui website/internet, Perseroan
juga secara rutin menerbitkan company profile,
mencetak brosur, publikasi melalui surat kabar,
majalah dan media lainnya dan berpartisipasi
dalam berbagai kegiatan pameran/ekspo. Untuk
lingkungan internal, Perseroan menerbitkan
Majalah Merpati Pos. Perseroan telah melakukan
restrukturisasi jaringan local (Local Area
Network/ LAN) Kantor Pusat dan saat ini LAN
Kantor Pusat menggunakan teknologi Virtual
LAN yang lebih handal untuk mengakses web
intranet, sistem e-mail Perseroan dan internet.

The function of the website is to disseminate


information transparently to both stakeholders
and shareholders as well as to the general
public, to build the image of the Corporate and
as a promotional media. Other than through the
website / internet, the Corporate also regularly
publishes company profile, brochure printing,
publication in newspapers, magazines and other
media and participates in various exhibitions /
expos. For the internal of PT Pos, the Company
issued Merpati Post Magazine. The Corporate
has restructured the local network (Local Area
Network / LAN) of the Headquarters and currently
has used more reliable Virtual LAN technology to
access intranet web, e-mail systems and Internet.

268

Untuk sistem komunikasi data dan informasi


antar Area/Unit Pelaksana Teknis dan
Kantor Pusat, Perseroan telah menerapan
teknologi Wide Area Network (WAN) dengan
menggunakan VSAT (Very Small Apperture
Terminal), Fiber Optic dan WaveLAN sehingga
masing-masing Area/Unit Pelaksana Teknis
dapat melakukan panggilan telepon, pengiriman
data, laporan dan berita melalui teknologi ini.

For data communication systems and information


inter Area / Technical Unit and the Head Office,
the Corporate has applied technology of Wide Area
Network (WAN) using VSAT (Very Small Apperture
Terminal), Fiber Optic and WaveLAN so that each
area / Technical Unit can make phone calls, send
data, reports and news through this technology.

Aktivitas Komunikasi Korporat

Activities Corporate Communications

Sejumlah pemberitaan yang berkaitan dengan


kegiatan maupun kinerja Perseroan termuat di
sejumlah media, baik media lokal maupun media
nasional. Sepanjang tahun 2013, sebagian besar
artikel merupakan pemberitaan dengan kesan
positif.

A number of reports relating to the activities


and performance of the Company contained
in a number of media, the media both local and
national media. Throughout the year 2013, most
of the news article with a positive impression.

Satuan Pengawas Intern (SPI)

Internal Audit Unit (SPI)

PT Pos Indonesia (Persero) sebagai Badan


Usaha Milik Negara (BUMN) harus dapat
mempertanggungjawabkan segala dan hasil
usahanya kepada pemegang saham, seluruh
pegawai, pelanggan dan stakeholders lainnya.

PT Pos Indonesia (Persero) is a State Owned


Enterprise (SOE) should be accountable for all his
efforts and results to shareholders, all employees,
customers and other stakeholders.

Manajemen dituntut mengelola perusahaan


dengan baik (Good Coporate Governance)
dengan menjalankan prinsip transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, dan kewajaran atas
seluruh aktivitas perusahaan, serta menyajikan
laporan keuangan/kegiatan yang informatif,
handal dan dapat dipercaya.

Management is required to manage the company


well (Good Coporate Governance) to follow
the principle of transparency, independence,
accountability, and fairness for all activities of
the company, as well as presenting the financial
statements / events that are informative, reliable
and trustworthy.

Akuntabilitas dan responsibilitas manajemen


kepada stakeholders tentu harus dinilai dan
dievaluasi, baik dari aspek ketaatan pada
peraturan, efisiensi dan efektifitas kegiatan.

Accountability and management responsibility to


the stakeholders would be assessed and evaluated,
both from a regulatory compliance, efficiency and
effectiveness of activities.

Untuk mencapai tujuan dimaksud, Satuan


Pengawasan Internal (SPI) PT Pos Indonesia
(Persero) selaku aparat fungsional yang
bertanggung jawab kepada Direktur Utama dituntut
berperan optimal membantu Top Management
menjalankan fungsi pengawasan. SPI harus
mampu memberikan masukan dan rekomendasi
terhadap kelemahan dan penyimpangan dalam

To reach this objective, the Internal Audit Unit


(IAU) PT Pos Indonesia (Persero) as the functional
apparatus that is responsible to the Managing
Director prosecuted play optimally assist top
management oversight. SPI must be able to provide
input and advice to the flaws and irregularities in
the implementation of operational and finance,
both related to regulatory compliance, efficiency

269

pelaksanaan operasional dan keuangan, baik


menyangkut ketaatan peraturan, penilaian
efisiensi dan efektifitas kegiatan dari seluruh
lini organisasi di lingkungan perusahaan.
Dalam mengemban tugas dan fungsi tersebut,
SPI tentu dituntut untuk selalu meningkatkan
kompetensi dan menjalankan tugas dan fungsi
secara professional, bertindak objektif, bersikap
independen dan menjujung tinggi kode etik dan
norma pemeriksaan.

and effectiveness assessment of activity across


organizational lines within the company. In
carrying out its duties and functions, the SPI
is certainly required to always improve their
competence and perform the duties and functions
in a professional, objective act, act independently
and upholds ethical codes and norms examination.

Agar SPI berjalan sesuai dengan visi, misi dan


tujuan pembentukannya, maka diperlukan
Internal Audit Charter, sehingga dicapai adanya
kesamaan pemahaman terhadap tugas, fungsi
dan kewenangan SPI, baik oleh Direksi, Komisaris
maupun seluruh jajaran manajemen perusahaan.
Di sisi lain, eksistensi dan pelaksanaan tugas SPI
dapat diterima dan didukung oleh seluruh unit
kerja di lingkungan perusahaan, serha menjadi
pedoman bagi seluruh Auditor Internal SPI
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

In order for SPI runs based on vision, mission


and objectives of its formation, it would require
the Internal Audit Charter, to achieve a common
understanding of the duties, functions and powers
SPI, either by the Board of Directors, Commissioners
and all levels of corporate management. On the
other hand, the existence and implementation of
SPI tasks can be accepted and supported by all
units of work in a corporate environment, serha be
a guideline for all SPI Internal Auditor in carrying
out its duties and functions.

Maksud dan Tujuan


a. Visi SPI adalah menjadi penilai professional
bagi kepentingan manajemen dalam
mencapai tujuan perusahaan.
b. Misi SPI adalah membantu manajemen
melalui
kegiatan
penilaian
aktivitas
perusahaan yang objektif dan tidak
memihak, memberikan masukan/informasi
kepada manajemen melalui laporan yang
lengkap, akurat dan tepat waktu, serta
mengoptimalkan
peran
Compliance,
Catalyst, Consultant, Competence dan
Colleague.

Goal and purpose


a. The vision is to become a professional
appraiser SPI for managements interests in
achieving company goals.
b. The Mission of INTERNAL AUDIT is to help
management through the activities of the
companys activity assessment objective and
impartial, provide input to management/
information through reports that are
complete, accurate and timely, as well as
optimizing the role of Compliance, Catalyst,
Consultant, Competence and Colleague.

Profil Kepala Bagian SPI


Head of Internal Audit Profile
NAMA

Kewarganegaraan
Tempat/Tanggal Lahir
Pendidikan
Tanggal Mulai Menjabat

270

MUHAMMAD YAMIN

NAME

Warga Negara Indonesia

Nationality

Palembang / 5 Januari 1964

Place/Born

Pasca Sarjana UGM

Education

24 Oktober 2014

Date Of Taking
Office

Pedoman Kerja SPI

Working Guidelines of Internal Audit

Dalam menjalankan tugasnya, SPI mempunyai


acuan kerja berupa Internal Audit Charter yang
ditandatangani oleh Direksi . Internal Audit
Charter memuat visi, misi, wewenang dan
Kewajiban SPI.
Di samping Internal Audit Charter, SPI juga
terdapat perangkat berupa:
1. Pedoman Kerja SPI
Isi dari Pedoman Kerja SPI ini adalah
latar belakang serta maksud dan tujuan
dibentuknya SPI, wewenang dan tanggung
Jawab SPI, standar independensi, standar
kemampuan/keahlian,
standar
lingkup
kerja audit, standar pelaksanaan dan
pelaporan audit, standar pengelolaan , serta
pemberlakuan Pedoman SPI.
2.
Langkah-langkah
Pemeriksaan
Kerja
Operasional Secara Umum SPI
Isi dari Langkah-langkah Pemeriksaan
Kerja Operasional Secara Umum SPI ini
adalah tujuan dan manfaat buku pedoman
pemeriksaan, arti istilah-istilah, struktur
organisasi SPI, langkah-langkah kerja
pemeriksaan operasional secara umum, dan
kertas kerja pemeriksaan.
Pelaksanaan
Kegiatan
Pedoman
3.
Pemeriksaaan
Isi dari Pedoman Pelaksaaan Kegiatan
Pemeriksaan ini adalah maksud penyusunan
audit, pengertian dan tujuan internal auditing,
perencanaan
pemeriksaan,
pengujuan
pemeriksaan, bukti pemeriksaan, temuan hasil
audit, kertas kerja pemeriksa, penyampaian
hasil pemeriksaan dan tindak lanjut.
4. Kode Etik (Standar Perilaku) SPI
Hasil kerja SPI sangat bermanfaat bagi
pimpinan dan unit kerja untuk meningkatkan
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Hasil itu akan dapat dipakai dengan penuh
keyakinan apabila pemakai jasa, mengakul
tingkat profesionalisme Standar Perilaku
yang menuntut disiplin diri auditor yang
sesuai dengan peraturan perundangundangan dank ode etik.
Kode Etik mengatur prinsip dasar prilaku,
yang dalam pelaksanaannya memerlukan
pertimbangan yang seksama dari masingmasing auditor. Pelanggaran terhadap Kode

In performing its duties, internal audit has a


reference in the form of Internal Audit Charter,
which was signed by the Board of Directors.
Internal Audit Charter contains the vision, mission,
authority and obligation of internal audit.
in addition to the Internal Audit Charter, Internal
audit is equipped with:
1. Working Guidelines of Internal Audit
The contents of the Working Guidelines of
internal audit are the background and the
purpose of the establishment of Internal audit,
authority and responsibility, independence
standards, standards of ability / expertise,
the scope of audit work, audit execution and
report, management standards, as well as the
implementation of Internal Audit Guidelines.
2. The Steps of Operational Work Inspection in
General
Contents of Work Operational Inspection of
Internal audit are the purpose and benefits
of the examination handbook, the terms
definition, organizational structure of internal
audit, steps of operational inspection in
general and paper checks.
3. Guidelines for Inspection Activities
The contents of this Guidelines are the
objectives of audit preparation, definitian
and purpose of internal auditing, inspection
planning, examination testing, evidence of
examination, the findings of the audit, the
examiner paperwork, delivery and follow-up
examination.

4. Code of Conduct of Internal Audit


SPI working very beneficial to the leadership
and work units to improve overall company
performance. The results will be used with
confidence if the service users, the level
of professionalism mengakul Standards of
Conduct that requires self-discipline auditors
in accordance with legislation and codes of
conduct.
Code of conduct set basic principles, which
in practice requires careful consideration
of each auditor. Violation of the Code of

271

Etik dapat berakibat yang bersangkutan


diberi peringatan, diberhentikan dari tugas
audit atau perusahaan.

Conduct may result in question was given a


warning, dismissed from duty or corporate
audit.

Tugas dan Fungsi


a. SPI mempunyai tugas melakukan penilaian
dan pemeriksaan yang independen untuk
menganalisis, mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan dan pengelolaan operasional dan
keuangan perusahaan, serta memberikan
opini dan masukan guna perbaikan kinerja
perusahaan dalam rangka membangun tata
kelola perusahaan yang baik dan benar
sesuai ketentuan perusahaan yang berlaku.
b. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, SPI
menyelenggarakan fungsi:
1.
Membantu
Direktur
Utama
merumuskan kebijakan pengawasan
internal perusahaan.
2. Perencanaan audit yang meliputi;
a. Penetapan tujuan audit dan lingkup
pekerjaan.
b. Memperoleh Informasi pendahuluan
(background information) tentang
kegiatan atau objek yang akan diaudit.
c. Menentukan jumlah dan kompetensi
auditor
yang
diperlukan
untuk
melaksanakan audit.
d. Prosedur kerja tim dalam kegiatan audit.
3. Pelaksanaan pengawasan/audit internal
meliputi:
a. Audit keuangan dan operasi, serta
audit operasional di seluruh unit kerja
perusahaan.
b. Verifikasi dan pengamanan asset
perusahaan.
c. Menilai efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya.
Menilai
kesesuaian
pelaksanaan
d.
kegiatan dengan kebijakan, rencana,
prosedur, hokum dan peraturan lainnya.
e. Mengevakuasi kehandalan system
pengendalian internal setiap unit kerja
termasuk mengevaluasi pelaksanaan
GCG dan risk management.
f. Menyusun dan melaporkan hasil
audit kepada DIrektur Utama dan
atau Pimpinan unit kerja terkait.

Duties and Purposes


a. Internal Audit has its mission to evaluate and
inspect independently through analysing,
evaluating operation, and managing corporate
operation and finance. They also give the
opinion and recommendation as for building
a good corporate governance.

272

b. To do the mission above, internal audit


conduct the job as follows:
1. Assist president director to design corporate
internal audit policies.
2. Audit planning which are:
a. Deciding audit goals and scope of work.
b. Gaining back ground information about
activities or object which will be audited.
c. Deciding how many auditor with relevant
competencies.
d. Standardizing the audit procedures.

3. Implement internal audit activities through:


a. Financial and operational audit trough all
level of corporate organization
b. Verification and security of corporate
assets.
c. Assessment of the efficiency and
effectivity of corporate resources
d. Assessment compliance between the work
implementation with in policy, planning,
and regulations
e. Evaluation the reliability af internal
control system at all level as well as
evaluation the implementation of GCG
and Risk Management.
f. Drafting and reporting audit result
to president director and/or the unit
manager respectively.

4. Pengembangan kualitas system audit


meliputi:
a. Pedoman/standar
acuan,
instrument pengukuran, metode
dan teknik audit, procedure kerja
tim, dan sebagainya.
b. Pengembangan dan peningkatan
kompetensi dan keahlian auditor
melalui
pendidikan
formal,
pelatihan, seminar dan sebagainya.

4.

Develop audit system quality through:


a. Guidance, reference, measurement
instrument, method and audit
technique, working procedure, and
so on.
b. Development and capacity building
and auditor competency through
formal education, training, and
seminar.

Wewenang

Authority

a. Menetapkan rencana kerja dan anggaran


serta sasaran dan program audit SPI.
b. Memperoleh akses penuh terhadap sumber
daya informasi yang meliputi dokumen,
pencatata., personal dan fisik harta
kekayaan perusahaan termasuk sumber
daya informasi berbasis Teknologi Informasi
di seluruh Unit Kerja perusahaan yang
berkaitan dengan tugas audit internal.
c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan dan
evaluasi terhadap kehandalan, efektivitas
dan efisiensi system pengendalian internal
perusahaan di unit kerja termasuk pelaksaan
tugas khusus dari Direktur Utama.
d. Dalam hal-hal yang khusus SPI dapat
melakukan kontrak kerja dengan pihak lain
untuk membantu melakukan audit sekaligus
untuk tujuan transfer knowledge.
e. Memberi penilaian dan rekomendasi hasil
audit dan memonitor tindak lanjutnya untuk
memastikan bahwa rekomendasi tersebut
telah dilakukan penanganan yang tepat.

a. Establish Internal Audit annual budget plan


and objectives and programing.
b. Gaining full access to information resources
which include documents, pencatata.,
Personal and physical assets of the company
including resource-based information across
the Information Technology Unit of Work
related to the companys internal audit
assignments.
c. Implementing
audit,
verification,
and
evaluation to reliability, effechuveness, and
effeciency of corporate internal control
system at all level as well as special task from
President Director.
d. In special cases Internal Audit can sign a
contract with third parties to assist audit
activity as well a tranfor knowledge.
e. Score the valuation and recommendation
of audit result and monitor the follow up to
asecertain that the recommendation has been
done.

Persyaratan Jabatan Kepala SPI

Position Requirements Head of Internal Audit

1. Persyaratan formal
Karyawan yang dapat diangkat sebagai
Kepala SPI adalah karyawan organik
dengan golongan minimal IVc, mempunyai
pendidikan Sarjana S1, dan telah mengikuti
Pelatihan Auditor Internal serta telah
mempunyai pengalaman sebagai Kepala
Bagian di Kantor Pusat/Manajer/ Kepala
Unit.

1. Formal requirements
Employees who can be appointed as Head of
Internal Audit is an organic employee with
minimal IVC classes, S1 has a Bachelor degree,
and has followed the Internal Auditor Training
and has had experience as Head of Section at
Headquarters / Manager / Head of Unit.

273

2. Persyaratan Materiil
a.
Memiliki
kemampuan
membangun
hubungan (relationship building) dan
berpikir konseptual (conceptual thinking);
b. Mampu berpikir analitis (analitical thinking);
c. Ber-orientasi Pelayanan pada Pelanggan
(customer service orientation);
d. Mempunyai keahlian (expertise);
e.
untuk
mencari
informasi
Mampu
(information seeking).

2. Material Requirements
a.
Having the ability to build relationships
(relationship building) and conceptual thinking
(conceptual thinking);
b. Able to think analytically (analitical thinking);
c. Air-orientation on the Customer Service \
(customer service orientation);
d. Have the expertise (expertise);
e. Able to search for information (information
seeking).

Struktur SPI

SPI structure

Kepala Bagian SPI diangkat dan bertanggung


jawab langsung kepada Direktur Utama dan
membawahi 3 orang Deputi dan 1 Sekretariat
serta tim auditor.

Head of SPI lifted and is directly responsible to the


President Director and supervises 3 Deputies and
1 Secretariat and the team of auditors.

Bagan Struktur SPI

Structure of SPI

Sesuai KD 01/Dirut/2012 tentang Penataan


Struktur Organisasi Dan Uraian Jabatan (Job
Descriptions) di Lingkungan PT Pos Indonesia
(Persero) . Struktur Organisasi Bagian SPI,
adalah sebagai berikut:

In
accordance
KD
01/Dirut/2012
on
Organizational Structure Structuring And Position
Description (Job Descriptions) in Environmental PT
Pos Indonesia (Persero) . Organizational Structure
Part SPI, are as follows:

Kepala Satuan
Pengawas Internal
Head of
Internal Audit Unit

Manajer
Sekretariat SPI

Secretariat Manager

Kepala
Perwakilan SPI

Chief Representative
of Internal Audit Unit

Wakil
Perwakilan SPI

Vice Representative of
Internal Audit Unit

Kelompok Auditor
Perwakilan SPI

Representative of
Auditor Group

274

Deputi Bidang
Pengawasan Operasional
Deputy of Operational
Surveillance

Deputi Bidang
Pengawasan Keuangan
Deputy of Financial
Surveillance

Deputi Bidang
Pengawasan Teknologi

Deputy of Technology
Surveillance

Kelompok Auditor
SPI

Auditor Group of
Internal Audit Unit

Perkembangan Sumber Daya Manusia Bagian SPI


Table of Internal Audit Human Resource Development

Kualifikasi SPI

Qualifications of Internal Audit

Kepala SPI yang menjabat saat ini mulai menduduki


posisinya sejak 24 Oktober 2014. Para Deputi, Kepala
perwakilan SPI, dan kelompok Auditor memiliki
latar belakang pendidikan yang berbeda beda terdiri
dari Strata 2, Strata 1 dan D3 bidang Keuangan,
Manajemen, dan Perposan. Dalam menjalankan
tugasnya, juga dibantu oleh Karyawan sebanyak 30
orang.

Head of Internal Audit occupied the position since


October 24, 2014. The Deputies, Chief of Internal
Audit representatives, and Auditor groups have different
educational background which consists of S2, S1 and
D3 majoring in Finance, Management, and postal.
In performing its duties, the head of internal audit is
assisted by 30 staffs.

Pengembangan Kompetensi Auditor

Auditor Competency Development

Secara bergilir personel SPI diberikan pendidikan


dan pelatihan berupa kursus jabatan, kursus audit,
seminar dan workshop yang dilakukan secara
berkesinambungan untuk meningkatkan kompetensi
dan kemampuan dalam fungsinya sebagai auditor
intern, program yang diberikan antara lain:
1. Workshop Risk Based Audit
Sebagai materi pada saat Rakernas SPI Tahun
2015, workshop Risk based Audit dilakukan pada
tanggal 24 dan 25 Februari 2015 yang diikuti oleh
seluruh auditor SPI Pusat, Kaper dan Wakaper SPI.
Workshop ini dilakukan untuk menambah nilai
dan meningkatkan kualitas audit yang difokuskan
kepada penilaian risiko pada tiap objek audit.
2. Sertifikasi QIA.
SPI melakukan kegiatan dalam upaya
meningkatkan kompetensi dan kualitas auditor
baik ditingkat pusat maupun Regional dalam
bentuk Sertifikasi Qualified Internal Audit yang
diselenggarakan bekerja sama dengan Lembaga
Internal Audit yaitu Yayasan Pendidikan Internal
Auditor (YPIA). Pelatihan ini dilakukan berjenjang,
dimulai Oktober 2013 untuk tingkat dasar,
Januari 2014 untuk tingkat lanjutan, dilanjutkan
tingkat manajerial yang sudah dilaksanakan pada
25 Agustus sd 2 September 2014.
3. Seminar Nasional Tentang Audit.
Seminar nasional tentang audit merupakan
apresiasi kepada para auditor yang tidak ikut
serta dalam sertifikasi QIA karena sudah memiliki
sertifikasi tersebut terlabih dahulu.
4. Dashboard Performance SPI.
Sistem Informasi diterapkan guna meningkatkan
performance SPI dan memfasilitasi kebutuhan
informasi terkait dengan data dan kegiatan
audit. SPI mewadahi kebutuhan sistem informasi
tersebut dalam wujud Dashboard SPI yang dirintis

By rotating personnel SPI is given in the form of


education and training courses office, auditing courses,
seminars and workshops on an ongoing basis to improve
the competence and ability to function as an internal
auditor, the program provided, among others:
1. Workshop on Risk Based Auditing
As the material at the time of the congress SPI
2015, Risk-based Audit conducted a workshop on
24 and February 25, 2015, followed by all auditors
SPI Center, Kaper and Wakaper SPI. This workshop
is done to add value and improve the quality of
audits that focus on risk assessment on each object
auditing.
2. Certification QIA.
SPI activities in an effort to improve the competence
and quality of auditors both central and regional
level in the form Certification of Qualified Internal
Audit organized in collaboration with the Institute
of Internal Audit Internal Auditor namely Education
Foundation (YPIA). The training is done in stages,
starting in October 2013 for a basic level, in January
2014 for the advanced level, followed managerial
level that has held on 25 August to 2 September
2014.
3. National Seminar On Auditing.
National seminar on the audit is an appreciation
to the auditors who did not participate in the QIA
certification because it already has the certification
terlabih first.
4. SPI Performance Dashboard.
Information systems in place to improve the
performance of the SPI and facilitate the needs of
data and information related to auditing activities.
SPI accommodate the needs of the information
system in the form of SPI Dashboard which started

275

sejak tahun 2013 dan diimplementasikan sejak


awal 2014. Dashboard SPI menyajikan informasi
audit SPI secara keseluruhan, baik rencana dan
realisasi kegiatan audit, anggaran dan realisasi
biaya audit serta hasil audit (kondisi, penyebab
dan rekomendasi) beserta tindak lanjut.
Informasi tersebut tidak hanya mencakup SPI
Pusat, tetapi juga SPI perwakilan.
5. Seminar Akuntansi.
Pada Juni 2014 SPI melibatkan beberapa
auditor untuk mengikuti seminar akuntansi
Accounting for Non Accountant. Seminar ini
ditujukan kepada para auditor yang tidak memiliki
latar belakang pendidikan akuntansi, sehingga
memiliki dasar-dasar ilmu akuntansi yang dapat
diaplikasikan dalam melakukan audit khususnya
audit keuangan.
6. COBIT 5.
Pelatihan Cobit 5 dilakukan oleh beberapa auditor
pusat pada tahun 2013. Control Objective for
Information & Related Technology (COBIT)
berguna bagi auditor dalam menjembatani
permasalahan-permasalahan yang timbul dari
risiko bisnis, kebutuhan pengendalian dan
masalah-masalah teknis IT.
7. Sertifikasi CISA.
SPI memfasilitasi Sertifikasi CISA (Certified
Information Systems Auditor) yang merupakan
sertifikasi
profesional
yang
dikeluarkan
oleh ISACA (Information Systems Audit and
Control Association) dan telah diterima secara
internasional sebagai standar pencapaian prestasi
dalam bidang audit, kontrol, dan keamanan
sistem informasi. 4 (empat) auditor SPI Pusat yang
mengikuti pelatihan dan test sertifikasi CISA,
namun masih belum memenuhi standar nilai lulus
test yang ditentukan.
8. Menjadi anggota FK SPI (Forum Komunikasi
Satuan Pengawasan Internal) dan mengikuti
program/seminar/workshop yang menjadi bagian
dari aktivitasnya.
Hambatan-hambatan Dalam Pelaksanaan Program
SPI
Pelaksanaan program pengawasan intern oleh SPI
dilaksanakan sesuai standar pengawasan internal.
Selama pelaksanaan program pengawasan tidak
memperoleh hambatan dalam mengakses dokumen
yang dibutuhkan. Hasil temuan pengawasan internal

276

in 2013 and implemented since the beginning of


2014. Dashboard SPI SPI presents the overall audit
information, both planned and actual audit activities,
budget and actual cost of the audit and the audit
results (conditions, causes and recommendation)
and its follow-up. Such information includes not only
the SPI Center, but also SPI representative.
5. Accounting Seminar. In June 2014 SPI involves
several auditors to follow the accounting seminar
Accounting for Non-Accountants. The seminar
was addressed to the auditors who do not have the
educational background of accounting, so have the
basics of accounting that can be applied in auditing
financial audit in particular.

6. COBIT 5.
Training COBIT 5 performed by some central auditors
in 2013. Control Objectives for Information and
Related Technology (COBIT) is useful for auditors in
bridging problems arising from business risks, control
needs and technical issues of IT.

7. Certification CISA.
SPI facilitate Certification CISA (Certified Information
Systems Auditor), which is a professional certification
issued by ISACA (Information Systems Audit
and Control Association) and has been accepted
internationally as the standard of achievement in
the field of audit, control, and security of information
systems. 4 (four) Central SPI auditor training
and certification test CISA, but still not meet the
standards specified value passed the test.

8. Being a member of FK SPI (Forum Communications


Internal Audit Unit) and follow the programs /
seminars / workshops that are part of the activity.

Barriers In SPI Program Implementation


Implementation of internal control program by SPI
implemented internal control standards. During the
implementation of the monitoring program does not
obtain barriers in accessing the documents required.
The findings of internal control has been presented
in the Report of Examination and the problem has

telah disampaikan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan


dan permasalahan yang ada telah disampaikan melalui
surat intern kepada Direktur Utama.

been delivered through internal letter to the Managing


Director.

Akuntan Perseroan

Company Accountant

Berdasarkan
Keputusan
RUPS
Mengenai
Persetujuan Laporan Tahunan, Laporan Keuangan
Perseroan Tahun 2014 serta laporan Keuangan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan diaudit
oleh KAP Gani Sigiro & Handayani (Grant Thornton).
Akuntan Publik tersebut telah melakukan audit
laporan keuangan sejak tahun 2013 dan tahun ini
merupakan tahun kedua. Pelaksanaan audit KAP
dilaksanakan oleh Tagor Sidik Sigiro, CPA Sesuai
dengan pelaksanaan. Selama pelaksanaan audit tidak
memperoleh hambatan dalam mengakses dokumen
yang dibutuhkan. Hasil audit telah disampaikan
dalam laporan audit dan permasalahan yang ada
telah disampaikan melalui management letter
kepada Direksi.

Based on the AGM Decisions Regarding Approval of the


Annual Report, Financial Statement for the Year 2014
as well as financial statements of the Partnership and
Community Development audited by KAP Gani Sigiro
& Handayani (Grant Thornton). The Public Accountants
has audited financial statements since the year 2013
and this year is the second year. KAP audit undertaken by
Tagor Sidik Sigiro, In accordance with the implementation
of the CPA. During the audit did not obtain the barriers
in accessing the documents required. The audit results
have been presented in the audit report and the existing
problems through a management letter has been
submitted to the Board of Directors.

Besarnya fee untuk jasa yang diberikan akuntan


publik adalah Rp 2.145.000.000,00. Akuntan hanya
memberikan jasa untuk audit laporan keuangan
tahunan serta laporan keuangan program kemitraan
dan bina lingkungan.

The amount of the fee for the services rendered public


accountant is Rp2,145,000,000.00. Accountants simply
provide services to audit annual financial statements and
the financial statements of partnerships and community
development programs.

Peraturan Perilaku (Etika Perseroan)

Code of Conducts (Corporate Ethics)

Dalam pengembangan GCG, perusahaan telah


menyusun Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku
(Code of Conduct). Perusahaan mengupayakan
penerapan standar etika terbaik dalam menjalankan
aktivitas bisnisnya sesuai dengan visi, misi dan
budaya Cintapos yang berisikan nilai-nilai etika bisnis
dan tata perilaku bagi setiap insan PT Pos Indonesia
(Persero), yang menjadi acuan dalam kegiatan
operasional pekerjaan sehari-hari. Perusahaan
menyadari sepenuhnya bahwa hubungan yang baik
dengan pemangku kepentingan dan peningkatan nilai
Pemegang Saham dalam jangka panjang hanya dapat
dicapai melalui integritas bisnis dalam setiap aktivitas
bisnis perusahaan sebagaimana tercantum dalam
Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku.

In the development of GCG, the Company has prepared


the Business Ethics and Conduct (Code of Conduct).
Companies seek the best implementation of ethical
standards in carrying out its business activities in
accordance with the vision, mission and culture
Cintapos that contains the values of business ethics
and code of conduct for every human PT Pos Indonesia
(Persero), which is used in the operations of daily work.
The company is fully aware that a good relationship with
stakeholders and increase Shareholder value in the long
term can only be achieved through business integrity
in all our business activities as stated in the Code of
Business Ethics and Conduct.

Substansi Aturan Perilaku dimaksudkan agar dapat


mewujudkan nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh
insan Pos menjadi tindakan nyata dalam operasional

Substance code of Conduct is intended to realize the


noble values espoused by the Corporate into concrete
actions in daily operations to interact with other people

277

sehari-hari dalam berinteraksi dengan sesama Insan


Pos maupun dengan stakeholders lainya. Sehinggga
Aturan Perilaku ini dapat dijadikan bahan referensi
pencegahan timbulnya permasalahan maupun ketika
menghadapi situasi dilematis yang sulit diantisipasi.

as well as other stakeholders. So as this Code of Conduct


can be used as material reference or prevention of
problems when facing a difficult situation.

Komitmen untuk melaksanakan praktik-praktik


GCG atau Tata Kelola Perusahaan yang baik adalah
salah satunya dengan menginterpretasikan perilaku
yang terkait dengan Etika Bisnis dan Tata Perilaku.
Dalam penerapannya, Pedoman Etika Bisnis dan Tata
Perilaku ditandatangani oleh seluruh insan PT Pos
Indonesia (Persero) dan diperbarui pada setiap awal
tahun selain itu setiap pimpinan unit kerja diwajibkan
untuk melakukan sosialisasi untuk mempertahankan
kejujuran, integritas, dan keadilan dalam seluruh
aktivitas bisnis di unit kerjanya.

Commitment to implement good corporate governance


practices or good Corporate Governance is one of them
by interpreting the behavior associated with the Business
Ethics and Conduct. In its application, Business Ethics
and Code of Conduct signed by all employees PT Pos
Indonesia (Persero) and updated at the beginning of each
year than any unit leader is required to disseminate to
maintain honesty, integrity, and fairness in all business
activities in his unit.

Muatan Aturan Perilaku

The Code of Conduct

Pedoman Etika Bisnis dan Tata Perilaku merupakan


sekumpulan norma, nilai serta tindak perbuatan
yang diyakini oleh jajaran perusahaan sebagai suatu
standar perilaku yang ideal bagi perusahaan. Perilaku
yang ideal tersebut wajib dikembangkan berdasarkan
nilai-nilai luhur yang diyakini dapat menjadi budaya
kerja perusahaan.

Guidelines for Ethics and Business Conduct is a set of


norms, values and actions which are believed to act
by the Company ranks as a standard of behavior
that is ideal for Company. Ideal behavior shall
be developed based on noble values that are
believed to be the work culture of the Company.

Dari nilai-nilai luhur yang telah ada pada perusahaan,


ditetapkan aturan Perilaku yang secara garis besar
berisi sebagai berikut:

Of the noble values that already exist in the


Company, which are defined behavior rules
outline containing the following:

1. Standar Etika Bisnis


Perusahaan
mengembangkan
Pedoman
Etika Bisnis yang merupakan standar perilaku
dalam berbisnis dan menjadi panduan bagi
perusahaan sebagai suatu entitas, dalam
berinteraksi dan berhubungan dengan para
pemangku kepentingan. Penerapan etika bisnis
diharapkan dapat membantu perusahaan
untuk meningkatkan kinerja dengan tetap
memperhatikan
kepentingan
dari
para
shareholder dan stakeholders secara beretika
dan berlandaskan peraturan dan hukum yang
berlaku.
Standar etika bisnis misalnya mengatur
bagaimana setiap insan Pos mempunyai
integritas dalam melakukan seluruh aktivitas
bisnis dan pekerjaannya, perlakuan setara dan

1. Code Of Business Ethics


Code of Business Ethics developing company
which is a standard of behavior in business
and guide the Company as an entity, in
interacting and dealing with stakeholders.
Application of business ethics is expected
to help companies to improve performance
by taking into account the interests
of shareholders and stakeholders are
ethical and based on applicable laws and
regulations.
Standards of business ethics such as
regulating how every individual has Pos
integrity in conducting all business activities
and work, equal treatment and fulfillment
of the rights of stakeholders, coaching and
employee development, conflict of interest,

278

pemenuhan hak para pemangku kepentingan,


pembinaan dan pengembangan karyawan,
benturan kepentingan, keterbukaan informasi,
pengelolaan lingkungan dan lain-lainnya.

disclosure of information,
management, and others.

environmental

2. Standar Tata Perilaku


Standar tata perilaku harus dimiliki setiap insan
Pos dan menjadi panduan dalam berinteraksi dan
berhubungan, dalam melakukan seluruh aktivitas
bisnis dan pekerjaan sehari-hari. Penerapan tata
perilaku diharapkan dapat menjadikan insan
Pos mempunyai integritas, sikap jujur, adil dan
mendahulukan kepentingan perusahaan di atas
kepentingan pribadi.
Standar tata perilaku misalnya bagaimana
bersikap terhadap sesama insan Pos, atasan,
bawahan, dapat menjaga kerahasiaan data dan
informasi perusahaan, menghindari benturan
kepentingan dan penyalahgunaan jabatan,
menjaga aset perusahaan, keterlibatan dalam
berpolitik, gratifikasi, entertainment, dan lainlainnya.

2. Governance Standards Of Behaviour


Governance standards of behavior must be owned
by every member of Post and became a guide
in interacting and relating, in doing all business
activities and daily work. Implementation of codes
of conduct is expected to make the post man with
integrity, fairness, justice and put the Companys
interests above personal interests.
Governance standards of behavior such as how
to behave towards fellow beings Pos, superiors,
subordinates, to maintain the confidentiality of the
data and company information, avoiding conflicts
of interest and abuse of office, maintaining the
Companys assets, involvement in politics, gratuities,
entertainment, and others.

Penyebarluasan kode etik

Dissemination of the code of ethics

Penyebarluasan kode etik perusahaan melalui


knowledge management untuk internal yang
dilakukan melalui sosialisasi oleh kantor pusat melalui
kantor regional selanjutnya kantor regional melakukan
sosialisasi ke UPT (unit pelayanan teknis) dibawahnya.

Dissemination through its code of conduct for


internal knowledge management conducted through
socialization by headquarters through regional offices
further regional offices to disseminate to UPT (technical
services unit) underneath.

upaya penegakan dan sanksi untuk pelanggaran


kode etik dibedakan kedalam 3 tingkatan yaitu
Surat Peringatan 1,2,dan 3 tergantung dari beratnya
pelanggaran. Berikut proses identifikasi atas
pelanggaran kode etik :

enforcement and sanctions for violations of the code


of ethics are divided into three levels, namely Warning
Letter 1,2, and 3 depending on the severity of the offense.
Following the identification process for violations of the
code of ethics:

279

Mekanisme Pelaporan Atas


Dugaan Penyimpangan

Whistleblowing System

Saat ini perusahaan sedang mengembangkan


Whistleblowing System (WBS) yang mengatur
mengenai mekanisme pelaporan atas dugaan
penyimpangan di perusahaan sebagaimana tertuang
di dalam kebijakan Panduan Penerapan GCG di PT
Pos Indonesia (Persero) . Beberapa hal penting yang
harus diperhatikan dalam penyampaian laporan
mengenai dugaan pelanggaran antara lain : setiap
dugaan pelaporan pelanggaran akan ditindaklanjuti,
identitas pelapor harus jelas, tidak ada hukuman yang
dijatuhkan bagi pelapor kecuali pelapor terlibat di
dalamnya, menjaga kerahasiaan pelapor, hasil tindak
lanjut pelaporan pelanggaran disampaikan kepada
Direksi dan Dewan Komisaris sesuai dengan ruang
lingkup dan tanggungjawab masing-masing.

Currently, the Company is developing Whistleblowing


System (WBS) that governs the reporting mechanism
for alleged irregularities in the Company as set out
in the Implementation Guide GCG policy in PT Pos
Indonesia (Persero) . Some important things to note in
the submission of reports regarding alleged violations
include: reporting any suspected violations will be acted
upon, the identity of the reporting should be clear,
there is no punishment meted out to the complainant
unless the complainant engaged in it, maintaining the
confidentiality of the complainant, the result delivered
the follow-up reporting violations to the Board of
Directors and the Board of Commissioners in accordance
with the scope and responsibilities of each.

Perusahaan menyusun kebijakan Whistleblowing


System yang mencakup prosedur dan aspek-aspek yang
diperlukan untuk mengimplementasikan dan mengelola
WBS khususnya terkait dengan perlindungan Pelapor
dan tindak lanjut penanganannya. Aspek-aspek WBS
terdiri dari aspek struktural, aspek operasional, dan
aspek perawatan (maintenance). Aspek struktural
merupakan aspek yang berisikan elemen-elemen infra
struktur Whistleblowing System. Aspek Operasional
merupakan aspek yang berkaitan dengan mekanisme
dan prosedur kerja Whistleblowing System. Aspek
perawatan (maintenance) merupakan aspek yang
memastikan bahwa Whistleblowing System ini dapat
berkelanjutan dan meningkat efektifitasnya. Pihak
yang mengelola pengaduan adalah komite GCG
dan litigasi resiko. Selama 2014 sedang dilakukan
penyempurnaan sistem dan uji coba sehingga belum
ada laporan masuk.

Company develops policies and procedures of


Whistleblowing System that cover aspects required to
implement and manage WBS particularly associated
with protecting Reporting and follow-up treatment. WBS
aspects consist of structural aspects, operational aspects,
and aspects of care (maintenance). Structural aspect is
an aspect that contains the elements of infrastructure
Whistleblowing System. Operational aspects are aspects
related to the mechanisms and working procedures
Whistleblowing System. Aspects of care (maintenance) is
an aspect that ensures that the Whistleblowing System
can be sustainable and increase effectiveness. Those
who manage complaints is the GCG committee and
litigation risks. During 2014 improvements are being
made and tested system so that there are no reports
entry.

Manajemen Resiko

Risk Management

Secara umum, perkembangan implementasi


Manajemen Risiko di PT Pos Indonesia (Persero)
relatif identik dengan tahun 2013 sehingga untuk
tahun 2014 lebih memprioritaskan pada hasil
asesmen penerapan GCG di perusahaan oleh
BPKP.
Aktivitas lain dalam upaya meningkatkan
kompetensi SDM melalui pelatihan, seminar,
workshop dan benchmarking untuk bidang GCG
dan Manajemen Risiko tetap berlangsung termasuk

In general, the development of the implementation of Risk


Management in PT Pos Indonesia (Persero) is relatively
identical to the year 2013, so for 2014 prioritize the
assessment results of GCG implementation by BPKP.

280

Other activities in an effort to increase the competence of


human resources through training, seminars, workshops
and benchmarking for the field of corporate governance
and risk management continue including the corporate

proses fasilitasi pengelolaan risiko korporat kepada


masing-masing unit kerja.
Kegiatan lain yang juga esensial dilakukan adalah
efektivitas manejemen fraud di perusahaan karena
berpengaruh material terhadap nilai laba perusahaan.

risk management process facilitation to each unit.


Other activities are also essential to do is fraud in the
management effectiveness of the Company as material
effect on the value of the Companys profits.

Unit Yang Ditunjuk Menjalankan Fungsi Manajemen


Resiko

Designated Unit Running the Risk Management


Function

Pada dasarnya, masing-masing unit dan bagian


bertanggung jawab dalam pelaksanaan program
manajeman resiko di lingkungan kerja masingmasing. Namun demikian Direksi telah memberi
penugasan kepada unit kerja yang ada dan relevan
untuk menjalankan fungsi mitra dalam melakukan
penerapan manajemen risiko di semua lini unit kerja
termasuk proyek investasi. Adapun unit kerja yang
ditunjuk melaksanakan fungsi ini adalah Urusan
Manajemen Resiko, Legal, Kepatuhan dan Hubungan
Investor yang berada di bawah struktur organisasi

Basically, each unit and part responsible for the


implementation of a risk management program in their
respective work environment. However, the Board
of Directors has given the assignment to work units
and relevant for the functioning of a partner in the
conduct of risk management in all lines of work units
including investment projects. The unit designated to
implement this function are Affairs Risk Management,
Legal, Compliance and Investor Relations under the
organizational structure

Bagian Sekretaris Perusahaan.


Dalam setiap pengambilan keputusan Direksi, selalu
mempertimbangkan risiko melalui mekanisme
penyelenggaraan rapat internal Direksi maupun
rapat Direksi dengan senior manajemen dan pihak
terkait yang dimuat dalam risalah rapat.

Section Secretary of the Company.


In each decision the Board of Directors, always consider
the risk through the implementation of the mechanism
of internal meetings of Directors and Board of Directors
meetings with senior management and stakeholders are
included in the minutes of the meeting.

281

Dalam mengambil keputusan selalu berdasarkan


pertimbangan dan analisis yang mendasari
pengambilan keputusan dengan melalui Feasibility
Study / Studi Kelayakan.

In taking decisions are always based on the consideration


and analysis of the underlying decision-making through
the Feasibility Study / Feasibility Study.

Pedoman Manajemen Resiko


Dengan tujuan untuk mengatur penerapan
manajemen risiko di lingkungan perusahaan
dan memastikan agar pengelolaan risiko bisnis
perusahaan dapat berlangsung secara terstruktur
dan sistematis maka pada tahun 2012 Perseroan
telah menyusun Pedoman Manajemen Resiko.

Risk Management Guidelines


With the aim to regulate the application of risk
management in an enterprise environment and ensure
that the companys business risk management can take
place in a structured and systematic then in 2012 the
Company has developed a Risk Management Guidelines.

Program Pengembangan Manajemen Risiko


Sebagai wujud komitmen Direksi dalam penerapan
manajemen resiko di perseroan, selama periode tahun
2014 ini Perseroan mengadakan berbagai kegiatan
yang mendukung penerapan manajemen risiko yaitu
menugaskan karyawan yang menangani manajemen
resiko untuk mengikuti serangkaian pelatihan
manajemen resiko dan diberikan kesempatan untuk
melakukan study banding ke perusahaan yang telah
menerapkan manajemen resiko.

Risk Management Development Program


A commitment of the Board of Directors in the
application of risk management in the company, during
this period of the year 2014 the Company entered into
a variety of activities that support the implementation
of risk management is to assign employees who handle
risk management to follow a series of risk management
training and given the opportunity to do a comparative
study to companies that have implemented risk
management.

282

Selain itu Direksi juga mengikutsertakan karyawan


Bagian Satuan Pengawasan Intern untuk mengikuti
pelatihan audit manajemen resiko.
Gambaran Umum mengenai Sistem Manajemen
Risiko Perusahaan
a. Sebagai bagian dari Tata Kelola Perusahaan,
Pemerintah selaku pemegang saham telah
menunjukkan
komitmennya
terhadap
pentingnya manajemen risiko. Hal ini dibuktikan
dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri
BUMN Nomor: PER-1/MBU/2011 tentang
Tata Kelola Perusahaan yang baik pada BUMN.
b. Langkah
antisipatif
Direksi
untuk
mengimplementasikan
manajemen
risiko
perusahaan telah secara dini dituangkan dalam
kebijakannya dalam bentuk Keputusan Direksi
PT. PT Pos Indonesia (Persero) Nomor: KD.22/
DIRUT/0407 tanggal 5 April 2007 tentang
Pedoman Penerapan Manajemen Risiko PT. PT
Pos Indonesia (Persero) .
c. Pelaksanaan pengelolaan risiko berada dalam
kendali Sekretariat Perusahaan dan secara
teknis dilakukan oleh Bagian Good Corporate
Governance (GCG) dengan level jabatan
setingkat Manajer sesuai KD.70/DIRUT/1105
tanggal 29 November 2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja PT. PT Pos Indonesia (Persero)
yang pelaksanaannya dipertegas dalam SE.57/
DIRUT/0706 tanggal 7 Juli 2006.
Menyadari adanya perbedaan esensial
d.
antara GCG dengan manajemen risiko,
maka Manajemen memisahkannya dalam 2
(dua) bagian yaitu Bagian GCG dan Bagian
Manajemen Risiko akan tetapi dalam
kendali Divisi Komunikasi Korporat dan
Manajemen Risiko dan masih melaporkan
pertanggungjawabannya kepada Sekretaris
Perusahaan (Sesper). Hal ini tertuang dalam
KD.54/DIRUT/0909 tentang Organisasi dan
Tata Kerja PT. PT Pos Indonesia (Persero)
tanggal 9 September 2009.
e. Dalam perkembangannya, Manajemen masih
menganggap belum cukup vital perannya
sehingga levelnya dinaikkan menjadi Divisi
tersendiri yaitu Divisi Manajemen Risiko (MR)
dan GCG sesuai KD.01/DIRUT/0112 tentang
Organisasi dan Tata Kerja PT. PT Pos Indonesia
(Persero) . Walaupun secara struktur organisasi,

1.

In addition, the Board of Directors also includes


employees Internal Audit Section for training risk
management audit.
1. Overview of Corporate Risk Management System
a. As part of corporate governance, shareholder, the
Government has demonstrated its commitment
to the importance of risk management. This is
evidenced by the issuance of the Regulation of the
Minister of SOEs Number: PER-1 / MBU / 2011 on
good corporate governance in SOEs.
b. Directors anticipatory measures to implement the
risk management company has earlier stated in
its policy in the form of Decision of the Board of
Directors of PT. PT Pos Indonesia (Persero) Number:
KD.22 / CEO / 0407 April 5, 2007 on Guidelines for
Risk Management PT. PT Pos Indonesia (Persero) .

c. Implementation of risk management within the


control of the Company Secretariat and technically
done by Section Good Corporate Governance (GCG)
with a level comparable position according KD.70
Manager / CEO / 1105 November 29, 2005 on
the Organization and Work PT. PT Pos Indonesia
(Persero) whose implementation is emphasized in
SE.57 / CEO / 0706 dated July 7, 2006.
d. Recognizing the essential difference between GCG
to risk management, the management separates
into two (2) sections: Section GCG and Risk
Management section but in control of the Corporate
Communications Division and Risk Management
and is reported to account to the Company
Secretary (Sesper). This was stated in KD.54 / CEO
/ 0909 on the Organization and Work PT. PT Pos
Indonesia (Persero) September 9, 2009.

e. During its development, management still consider


vital role that the level was raised to a separate
division of the Division of Risk Management
(MR) and GCG according KD.01 / CEO / 0112 on
the Organization and Work PT. PT Pos Indonesia
(Persero) . Although the organizational structure,
Division of MR and GCG Sesper still in control, but

283

Divisi MR dan GCG masih dalam kendali Sesper,


akan tetapi supervisinya langsung dibawah
Wakil Direktur Utama.
f. Divisi MR & GCG merancang strategi/kebijakan
manajemen risiko korporasi, menyusun
metodologi identifikasi, memfasilitasi unit kerja
dalam pengelolaa risiko untuk setiap tahapan
proses bisnis/regulasi dalam bentuk identifikasi,
penilaian, pengendalian, dan penanganannya.

supervisinya directly under the Vice President.

f. Division of MR & GCG design strategies / corporate


risk management policies, sets out the methodology
of identification, facilitating the work unit in
MANAGEMENT risk for each stage of the business
process / regulation in the form of identification,
assessment, control, and treatment.

2. Jenis Risiko dan Cara Pengelolaannya

2. Type of Risk and How Their Management

Perusahaan memiliki 2 (dua) kelompok produk yaitu:


a. Surat & paket (mail & parcel) dengan lini bisnis:
Express Mail Service untuk layanan surat/
dokumen dan barang ke luar negeri
Pos Express
Pos Kilat Khusus
Kilat
Biasa
b. Bisnis Jasa Keuangan dengan lini bisnis:
Pospay dengan varian pembayaran PLN,
TELKOM, premi asuransi, PDAM, pulsa
ponsel, cicilan kredit KPR, KPM, produk
elektronik;
Wesel terdiri dari weselpos instan (WI),
weselpos prima, international money
order (IMO), Western Union (WU);
Giropos;
Penyaluran Dana;
Pembayaran Pensiun.

The company has two (2) groups of products, namely:


a. Letters and packets (mail & parcel) with business lines:
Mail Service for service letters / documents and
goods abroad
Post Express
Overnight Delivery
Lightning
Ordinary
b. Financial Services Business to business lines:
Pospay with payment variant PLN, TELKOM,
insurance premiums, taps, mobile phone credit,
mortgage credit mortgage, car loan, electronic
products;
Notes consist of instant weselpos (WI),
weselpos prime, international money order
(IMO), Western Union (WU);
Giropos;
Distribution of Funds;
Retirement Payments.

Mengingat variasi layanan yang beragam disertai


fungsi support yang juga berperan signifikan dalam
pengelolaan risiko perusahaan, maka perusahaan
mencoba membagi menjadi dua kelompok pengelola
risiko dalam 2 (dua) bagian yakni Bagian Manajemen
Risiko Bidang Keuangan, Teknologi & Bisnis Jasa
Keuangan dan Bagian Manajemen Risiko Bidang
Surat & Paket dan Dukungan Umum (properti, outlet,
sumberdaya manusia, dan lain-lain).

Given the variation of diverse services support functions


which are also accompanied by a significant role in the
Companys risk management, the company is trying to
divide into two groups of risk managers in the two (2) parts
of the section Risk Management in Finance, Technology
& Business Services Financial and Risk Management
Section Division Letter & Package and General Support
(property, outlets, human resources, etc.).

Karakteristik proses bisnis mail & parcel sangat


berbeda dengan bisnis jasa keuangan, dengan
demikian pemetaan risiko untuk masing-masing
proses bisnis perlu kehati-hatian mendalam sehingga
identifikasi risiko tepat sasaran.

Characteristics of mail and parcel business process is


very different from the financial services business, thus
mapping the risk for each business process profound
caution that risk identification on target.

284

Proses bisnis bisnis mail & parcel secara umum


mengikuti pola collecting, processing, transporting,
delivery dan reporting lebih dikenal dengan istilah
CPTDR yang terbagi menjadi 2 (dua) sisi yaitu
kiriman outgoing (yang akan dikirimkan ke kantor
tujuan) dan kiriman incoming (yang diterima dari
kantor asal).

Business process business mail and parcels generally


follow the pattern of collecting, processing, transporting,
delivery and reporting - better known as the C-P-T-D-R
are divided into two (2) sides of the outgoing shipment
(which will be sent to the office of destination) and
incoming shipments (received from the office of origin).

Jenis-jenis risiko:
Risiko Strategis adalah risiko yang muncul akibat
adanya keputusan-keputusan strategis perusahaan,
pelaksanaan keputusan yang tidak sesuai atau
dorongan dari luar perusahaan (lingkungan bisnis)
yang dapat berakibat pada bisnis perusahaan.
Risiko strategis dapat berakibat signifikan terhadap
pencapaian tujuan strategis perusahaan.

The types of risk:


Strategic risk is the risk arising from the Companys
strategic decisions, implementation decisions that
are not appropriate or encouragement from outside
the company (business environment) that could result
in the Companys business. Strategic risks can result
in significantly to the achievement of the Companys
strategic objectives.

Risiko Operasional adalah risiko yang terdapat dalam


kegiatan operasional sehari-hari perusahaan yang
baik secara langsung maupun tidak langsung muncul
dari ketidakcukupan atau kegagalan proses internal,
orang dan sistem atau dari kejadian di luar kendali
perusahaan, termasuk ancaman bencana.

Operational risk is the risk that is present in the daily


operational activities of the company that directly
or indirectly arise from insufficient or failed internal
processes, people and systems or from events beyond the
control of the company, including the threat of disaster.

Risiko Keuangan adalah risiko yang muncul sebagai


akibat adanya penyimpangan atau variasi dari
performansi keuangan perusahaan yang diakibatkan
oleh pergerakan atau gejolak variabel tertentu,
seperti nilai tukar, tingkat suku bunga, inflasi,
termasuk compliance laporan keuangan.

Financial risk is the risk that arises as a result of the


deviation or variation of the Companys financial
performance caused by movement or volatility of certain
variables, such as exchange rates, interest rates, inflation,
including financial reporting compliance.

Risiko Legal adalah konsekuensi logis atas kerjasama


PT Pos Indonesia (Persero) dengan pihak lain dalam
rangka akuisisi pelanggan, sinergi pemanfaatan
infrastruktur (teknologi, sarana, sumberdaya
manusia), utilisasi asset, pengadaan barang/jasa, dan
lain-lain.

Legal risk is the logical consequence of cooperation PT.


PT Pos Indonesia (Persero) with other parties in the
context of customer acquisition, exploiting synergies
infrastructure (technology, facilities, human resources),
asset utilization, procurement of goods / services, and
others.

Risiko Counterparty adalah risiko yang timbul sebagai


konsekuensi adanya perikatan dengan pihak lain.

Counterparty risk is the risk that arises as a consequence


of engagement with other parties.

Risiko Reputasi adalah risiko tergerusnya product


image (citra produk) dan atau corporate image (citra
korporat) sebagai akibat terganggunya kualitas
kinerja produk (layanan).

Reputation risk is the risk of erosion of product image (the


image of the product) and or corporate image (corporate
image) as a result of the disruption of the quality of the
performance of the product (service).

Risiko operasional terjadi untuk setiap rantai proses


C-P-T-D-R dengan konsekuensi cukup beragam.
Pemicu risiko untuk masing-masing rantai proses

Operational risk occurs for every chain CPTDR process


with consequences quite diverse. Triggers risk for each
chain process begins when the customer sends a letter

285

bermula saat pelanggan mengirimkan surat/paket di


kantorpos. Kesalahan umum terjadi saat informasi
alamat tidak akurat yang berakibat salah salur ketika
disortir. Konsekuensinya, kiriman akan diangkut
ke kantorpos tujuan dengan alat transportasi ke
arah yang tidak seharusnya sehingga surat/paket
terlambat diterima oleh penerima karena kantorpos
yang tidak seharusnya menerima akan meneruskan
surat/paket dimaksud ke alamat yang seharusnya,
tentu saja setelah terlebih dulu menelusuri alamat
yang tepat.

/package at post office. A common mistake when


inaccurate address information resulting missending
when sorted. Consequently, the shipment will be
transported to the destination post office by means of
transportation in the direction that is not supposed to
be that the letter / package is received by the recipient
because of late are not supposed to accept the post
office will forward the letter / package intended to
address which should, of course, after the first trace the
exact address .

Risiko operasional tersebut berdampak strategis


karena akan menggerus reputasi (brand) korporasi
dan menurunkan daya saing produk. Secara finansial,
risiko keuangan muncul karena pelanggan kecewa
sehingga beralih ke pesaing dan pada gilirannya
menurunkan revenue perusahaan. Risiko keuangan
yang langsung berpengaruh terhadap perusahaan
adalah piutang pendapatan. Hal ini timbul
akibat adanya mekanisme pembayaran melalui
fasilitas kredit bagi pelanggan korporasi dimana
pembayarannya tidak seluruhnya sesuai dengan
waktu yang disepakati dalam kontrak.

Operational risk is a strategic impact as it would erode


the reputation (brand) corporation and reduce the
competitiveness of products. Financially, the financial
risks arise because the customer was disappointed
that switching to a competitor and in turn lowers the
companys revenue. Financial risks that directly affect
the Companys revenue accounts. This arises due to
the mechanism of payment through credit facilities for
corporate customers where payment is not entirely in
accordance with the time agreed in the contract.

Risiko operasional lain dimana perusahaan tidak


memiliki alternatif pengganti adalah saat kiriman
outgoing diangkut menggunakan kapal laut, dimana
kapal laut yang digunakan pada umumnya adalah
kapal penumpang. Penggunaan kapal penumpang
untuk angkutan kirimanpos karena skedulnya lebih
terkendali.

Other operational risks which the Company has no


current alternative is outgoing shipments transported by
ship, where the ships are used in general is a passenger
ship. Use of passenger ships to transport kirimanpos
because skedulnya more controllable.

Berbeda dengan pesawat udara, keberangkatan


kapal penumpang paling cepat 3 (tiga) hari sekali
untuk rute yang sama. Hal ini mengakibatkan
kirimanpos mengalami penundaan selama waktu
tunggu tersebut. Pada selang waktu tunggu tersebut
terdapat potensi keberangkatan kapal niaga (kargo
atau angkutan barang), namun tidak efektif karena
rute kapal niaga tidak selalu sama dengan kapal
penumpang.

In contrast to the aircraft, the fastest passenger ships


departure three (3) days for the same route. This resulted
in kirimanpos delayed during the waiting time. In the
waiting time interval there is a potential departure of
commercial vessels (cargo or freight transport), but not
as effective as the commercial ships are not always the
same as a passenger ship.

Pengangkutan kirimanpos dengan kapal laut dapat


juga dilakukan sepenuhnya menggunakan kapal
niaga. Untuk penggunaan kapal niaga tidak bisa
secara go show (langsung berjalan sesuai harapan)
namun perlu pra kondisi melalui konsolidasi (di
Kantorpos menggunakan kontainer) atau di gudang

Freight kirimanpos by ship can also be done entirely


using commercial ships. To use commercial ships can
not go show (straight run as expected) but it is necessary
precondition through consolidation (at the post office
using a container) or in a warehouse in the port area

286

EMKL di kawasan pelabuhan yang semuanya


membutuhkan waktu panjang.
Kondisi tersebut sulit dikendalikan karena tidak ada
alternatif penggunaan alat angkutan laut lainnya.

EMKL all of which require a long time.


The condition is difficult to control because there is no
alternative to the use of other marine transportation.

Pengangkutan
kirimanpos
udara
biasanya
menggunakan pesawat penumpang, dengan
pertimbangan frekwensi, jadwal (jam) kerangkatan,
rute penerbangan, dan tarifnya dapat memenuhi SLA
bisnis surat dan paket.

Freight air kirimanpos typically use passenger aircraft,


with consideration of the frequency, schedule (hours)
kerangkatan, flight routes, and rates can meet the SLA
business letters and packages.

Risiko muncul ketika kebijakan Penerbangan


menetapkan prioritas barang yang diangkut adalah
bagasi penumpang, perishable goods, dan barang
negara. Dihadapkan dengan situasi seperti ini,
kirimanpos yang sudah dimuat dapat diturunkan
(unloaded) kembali, akibatnya flight delay untuk
kirimanpos dan terlambat tiba di kantor tujuan.

Risks arise when a policy of Flight set priorities stuff


that is transported passenger baggage, perishable goods,
and goods of the country. Faced with this situation,
kirimanpos preloaded can be derived (Unloaded) back,
consequently delay for kirimanpos flight and arrived late
at the office of destination.

Risiko Delivery:
Risiko tidak terantarnya kirimanpos dapat disebabkan
oleh alamat tidak jelas, alamat tidak ditemukan
akibat adanya pemekaran wilayah dan tingginya
pertumbuhan perumahan penduduk, malasnya
pengantar, atau dengan sengaja tidak diantar karena
berbagai alasan.

Risk Delivery:
Risk kirimanpos terantarnya not be caused by unclear
address, the address is not found as a result of regional
expansion and high population growth in housing, the
laziness of introduction, or deliberately not delivered due
to various reasons.

Risiko Reporting:
Kurangnya tingkat kedisiplinan petugas pelaksana
dalam mengingput data pada aplikasi web i-POS
sehingga status kirimanpos seolah belum sampai
pada penerima.

Risk Reporting:
Lack of discipline level executive officers in mengingput
data on web application i-POS so kirimanpos status as
yet arrive at the receiver.

Lain halnya dengan proses bisnis bisnis jasa


keuangan, risiko diawali dari front end saat interaksi
pelanggan dengan petugas loket, back end (data
processing di Data Center DC), interaksi sistem
antara host Pos dengan host Biller, jaringan koneksi
antara Kantorpos/Agen dengan Server di DC dan
fungsi Data Recovery Center (DRC).

As with the financial services business of business


processes, the risk of starting from the front end when the
customer interaction with the clerk, the back end (data
processing in Data Center - DC), the interaction between
the host system with a host of Post Biller, the network
connection between the post office / Agent with Server
The DC and function Data Recovery Center (DRC).

Secara teknikal, risiko di sisi front end berkaitan erat


dengan perilaku pemangku kepentingan. Mulai dari
top management di pelaksana teknis, supervisi hingga
petugas pelaksana rentan sekali terjadinya risiko.

Technically, the risk on the front end is closely related


to the behavior of stakeholders. Starting from the
top management in the technical implementation,
supervision executive officer vulnerable to the risk.

Kecenderungan pemangku kepentingan tersebut


antara lain menggabungkan pekerjaan dalam satu
bagian dan menitipkan password kepada salah

Tendency among other stakeholders combine work


in one part and leave the password to one executive
officer, allowing the officer concerned may commit fraud.

287

seorang petugas pelaksana, sehingga memungkinkan


petugas terkait dapat melakukan fraud. Teknisnya,
pelaku memiliki akses terhadap saldo pemegang
rekening dan memiliki kapasitas untuk menarik saldo
dan/atau memindahbukukan ke rekening tertentu.

Technically, the perpetrator has access to the balance


of the account holder and have the capacity to attract
balance and / or transfer the account to a certain.

Risiko operasional lainnya, akibat perangkat keras


(hardware: PC/notebook/laptop) hang, jaringan
(network) disconnect/time out, aplikasi error,
atau server down. Kedua jenis risiko operasional
tersebut berdampak strategis karena mengakibatkan
turunnya kredibilitas (reputasi) dan peta kompetisi
perusahaan dan secara finansial pada gilirannya
menurunkan revenue. Risiko keuangan juga terjadi
khususnya masalah likuiditas perusahaan terganggu
akibat setoran yang terjadi di kantorpos cabang
baru efektif paling cepat keesokan harinya karena
jarak antara kantorpos cabang dengan Kantorpos
Pemeriksa (Induknya) berjauhan. Outstanding hasil
setoran pembayaran sangat material jumlahnya.

Other operational risk, due to the hardware (hardware:


PC / notebook / laptop) hangs, network (network)
disconnect / time-out, an application error, or the server
is down. Both types of operational risk as a strategic
impact resulting decline in credibility (reputation) and
map the competition Company and financially in turn
lowers revenue. Financial risks also occur particularly
liquidity problems disrupted by the post office deposits
that occur in the new branch of the fastest effective the
next day because of the distance between the post office
to post office branches Examiner (The mother) apart.
Outstanding results are very material deposit payment
amount.

Berbeda dengan risiko counterparty bisnis surat


& paket, risiko counterparty bisnis jasa keuangan
bersifat sangat strategis karena interaksi antara host
Pos dengan host Biller berlangsung setiap hari kerja
secara real time on line.

In contrast to the counterparty risk of the letter and parcel


business, financial services business counterparty risk is
very strategic because it is the interaction between the
host Post by host Biller takes place every working day in
real time on line.

Cara pengelolaan:
Sejalan
dengan
pengelompokan
bisnisnya,
perusahaan membagi dua cara pengelolaan risiko:
1.
Dengan
telah
mendarah-dagingnya
terminologi CPTDR di kalangan internal, cara
pengelolaan risikonya pun dipetakan sesuai
dengan masing-masing rantai proses tersebut
antara lain:
a) Pada tahap collecting petugas loket (front
liner) telah memastikan bahwa:
Hardware, spesifikasi perangkat support
terhadap sistem secara keseluruhan;
Operating system kompatibel dengan
aplikasi layanan;
Network, jaringan koneksi tersedia dan
bandwidth-nya mencukupi untuk berinteraksi
dengan middle end dan/atau back end;
Brainware, well trainned (computer literate
dan mampu menyelesaikan trouble shooting);
Alamat

penerima
dan
pengirim
dikonfirmasikan kepada pengirim telah tepat
dan benar berikut kodepos sebagai upaya
service excellence;

How to management:
In line with its business grouping, the Company split two
ways to manage risk:
1. With the deeply-flesh CPTDR terminology in
internal circles, the way risk management was
mapped according to each chain processes include:

288

a) At the stage of collecting the clerk (front liner) has


ensured that:
Hardware, software specification support to the
overall system;
The operating system is compatible with the
service application;
Network, network connection is available and its
bandwidth sufficient to interact with the middleend and / or back end;
Brainware, well trainned (computer literate and
able to complete trouble shooting);
Address the recipient and the sender or the
senders confirmed to the right and following the
correct postcode in an effort service excellence;

Input data pada palikasi i-POS dientry setelah


proses konfirmasi;
b) Pada tahap processing:
Petugas khusus yang menyerahkan kiriman
outgoing telah memastikan bahwa:
- Jumlah kiriman fisik sesuai dengan jumlah
yang tertulis dalam i-POS bukti serah;
Petugas yang menerima kiriman outgoing
(petugas sortir) telah memastikan bahwa:
- Jumlah kiriman fisik sesuai dengan jumlah
yang tertulis dalam i-POS bukti serah;
- Menandatangani i-POS bukti serah sebagai
tanda validitas;
- Sortir kiriman sesuai pigeon hole tujuannya;
- Pemeriksaan uji petik sebagai bukti
penendalian oleh Supervisor;
- Memasukan kiriman kedalam kantongpos
dan/atau anak kantong sesuai jadwal
tutupan pos yang telah ditetapkan;
- Pembuatan i-POS bukti serah kepada pihak
petugas angkutan.

c)

Pada tahap transporting:


Moda transportasi yang digunakan untuk
mengangkut kiriman terdiri dari pesawat udara,
kapal laut dan angkutan darat seprti armada milik
perusahaan/kontrak charter, kereta api, bis dan
lain-lain.
Pengelolaan risiko alat angkutan udara,
telah tertuang dalam kontrak (perjanjian)
dan dipastikan bahwa:
- Agen penerbangan sepakat dengan
service level agreement (SLA) yang
dijanjikan kepada pelanggan;
- Tersedianya alotment dan flight
scheduled sesuai SLA;
- Alternatif mengikutsertakan kirimanpos
dengan next fligth schedule pesawat
milik maskapai yang sama saat terjadi
delay;
- Pemanfaatan maskapai lainnya
jika karena satu dan lain hal tidak
memungkinkan menggunakan pesawat
sesuai jadwal.
Pengelolaan risiko alat angkutan laut
Mengingat kirimanpos yang diangkut dengan
kapal laut adalah layanan paketpos biasa

Input data on palikasi i-POS dientry after


confirmation process;
b) In the processing stages:
special officer who handed outgoing shipment
has ensured that:
- The number of physical shipment in accordance
with the amount written in the i-POS evidence
of delivery;
The officer who received the outgoing shipment
(sort officer) has ensured that:
- The number of physical shipment in accordance
with the amount written in the i-POS evidence
of delivery;
- Signing i-POS evidence of delivery as a sign of
validity;
- Sort the mails as pigeon hole the goal;
- Examination of pick-test as evidence
penendalian by Supervisor;
-
Incorporate into kantongpos submissions
and / or children pockets zip cover schedule
established;
- Preparation of i-POS evidence of delivery to
the transport officer.
c) At the stage undrinkable:
Modes of transportation used to transport the
shipment consists of aircraft, ships and land
transportation fleet bleak the Company / charter
contract, train, bus and others.
Air freight risk management tool, has been
stipulated in the contract (agreement) and
confirmed that:
- Agent flights agreed with service level
agreement (SLA) that was promised to the
customer;
- Availability of a scheduled flight alotment and
SLA;
- Alternatives include kirimanpos the next fligth
aircraft belonging to the airline schedule the
same time of the delay;
- Use of other airlines if for one reason or another
do not allow use of aircraft according to
schedule.

Risk management tool sea transport


Given the postal items transported by ship is
paketpos usual services that marine transportation

289

sehingga moda transportasi laut berupa


angkutan penumpang dengan alternatif
angkutan niaga dan tidak alternatif pilihan
yang lain, maka keduanya tetap digunakan.
Pengelolaan risiko alat angkutan darat
Alternatif pengganti moda transportasi darat
cukup banyak sehingga penanganan risiko
relatif terencana dengan baik.
d) Pada tahap delivery
Proses distribusi:
Perusahaan harus mensosialisasikan kepada
masyarakat tentang standar penulisan alamat
yang benar;
Perusahaan harus memiliki data base jalan antar
dan senantiasa updated;
Perusahaan harus memiliki peta wilayah antara
disesuaikan dengan perkembangan pemekaran
wilayah dan pemukiman penduduk.
e) Pada tahap reporting
Khusus untuk beberapa kantorpos yang telah
menggunakan delivery channel (Portable Data
Terminal PDT) untuk mempercepat akselerasi
proses status kiriman oleh pelanggan, walaupun
untuk saat ini masih batch file, belum real time
on line.
Imbauan secara gradual dan intensif untuk
mengingatkan petugas pelaksana agar secara
rutin tiap akhir dinas bahwa kirimanpos telah
berhasil diantar dan langsung diinput kedalam
aplikasi web i-POS.
2. Mengingat proses bisnis bisnis jasa keuangan
lebih dari 90% melibatkan sistem teknologi,
maka treatment atas risiko cenderung lebih
bersifat spesifik, antara lain:
a) Di sisi front end telah dipastikan (terjamin)
bahwa:
Hardware, spesifikasi perangkat support
terhadap sistem secara keseluruhan;
Operating system kompatibel dengan aplikasi
layanan;
Network, jaringan koneksi tersedia dan
bandwidth-nya mencukupi untuk berinteraksi
dengan middle end dan/atau back end;
Brainware, well trainned (computer literate dan
mampu menyelesaikan trouble shooting);
One time password (OTP) yang memerintahkan
supervisor/manajer pelayanan untuk me-reset
password setiap hari sebagai langkah antisipasi
menghindari terjadinya fraud.

290

modes such as transit passengers with commercial


transportation alternatives and no other
alternatives, then they are still used.
Risk management tools land transport

Alternative modes of land transport enough so that
the relative risk of handling well planned.

d) In the delivery phase


Distribution process:
The Company shall disseminate to the public about
the standards of writing correct address;
The company must have a data base of road
between and constantly updated;
The company should have a map of the area
between adjusted to the development of regional
expansion and settlement.
e) In the reporting stage
For some who have used the post office delivery
channel (Portable Data Terminal - PDT) to accelerate
the process of shipment status by customers,
although at the present time the batch file, not in
real time on line.
Appeal gradually and intensively to remind officers
of that routine each end service that kirimanpos has
successfully delivered and directly inputted into a
web application i-POS.

2. Given the financial services business of business


processes of more than 90% involving technology
system, the treatment of the risk tends to be more
specific, among others:
a) On the side of the front end been confirmed
(guaranteed) that:
Hardware, software specification support to the
overall system;
The operating system is compatible with the service
application;
Network, network connection is available and its
bandwidth sufficient to interact with the middleend and / or back end;
Brainware, well trainned (computer literate and able
to complete trouble shooting);
One-time password (OTP) that ordered supervisors
/ managers of service to reset the password every
day as a precaution to avoid fraud.

b) Di sisi middle end telah dipastikan (terjamin)


bahwa:
Hardware, spesifikasi perangkat support
terhadap sistem secara keseluruhan;
Capacity,
kapasitas
server
akomodatif
terhadap peak transaction atau terhadap hasil
conquerent test;
Network, jaringan koneksi tersedia dan
bandwidth-nya mencukupi untuk berinteraksi
dengan back end dan front end;
Brainware, programmer dan/atau analyst;
Sarana pendukung, kondisi ruangan, electricity
supply cukup termasuk back up-nya, stabilitas
cooling system dan lain-lain.
c) Di sisi back end (DC) telah dipastikan (terjamin)
bahwa:
Hardware, spesifikasi perangkat support
terhadap sistem secara keseluruhan;
Software, operating system compatible dengan
aplikasi middel end dan front end;
Capacity, kapasitas server akomodatif terhadap
peak transaction termasuk kemungkinan
tambahan transaksi hasil akuisisi pelanggan
baru;
Network, bandwidth cukup dan multi operator
sebagai back up jaringan koneksi;
Brainware, pengelolanya certified officer
Manajemen DC & DRC, data base terkelola
dengan baik, host Pos dengan host biller
connected dan compatible, DRC berfungsi
mirroring terhadap DC termasuk jaringan
koneksinya tersedia dengan bandwidth cukup,
sarana pendukung memadai seperti pasokan
listrik termasuk back up-nya, cooling system
stabil, petugas pelaksana well trainned.

b) On the side of the middle-end been confirmed


(guaranteed) that:
Hardware, software specification support to the
overall system;
Capacity, server capacity to accommodate the peak
transaction or against conquerent test results;
Network, network connection is available and its
bandwidth sufficient to interact with the back end
and front end;
Brainware, programmer and / or analyst;
Means of support, the condition of the room,
enough electricity supply including its backing up,
the stability of cooling system and others.

3. Pelatihan dan Seminar



Beberapa pelatihan, seminar atau workshop
yang telah diikuti oleh Tim Divisi Manajemen
Risiko dan Good Corporate Government dalam
upaya melengkapi kompetensi dan kapasitas,
antara lain:
a. Workshop Enterprise Risk Management
b. Fraud Auditting
c. Risk Control Self Assessment (RCSA)
d. Risk Governance

3. Training and Seminars


Some training, seminars or workshops that have been
followed by the Risk Management Division Team and
Good Corporate Government in an effort to complete
the competence and capacity, among others:
a. Workshop on Enterprise Risk Management
b. Fraud Auditting
c. Risk Control Self Assessment (RCSA)
d. Risk Governance

c) On the back end (DC) has been confirmed


(guaranteed) that:
Hardware, software specification support to the
overall system;
Software, operating systems compatible with the
application middel end and front end;
Capacity, server capacity to accommodate the peak
transaction including the possibility of additional
transactions result of new customer acquisition;
Network, ample bandwidth and multi-carrier as a
back-up network connection;
Brainware, managers certified officer
Management DC and DRC, the data base of well
managed, hosted Post with billers connected
and compatible hosts, DRC mirroring function of
the DC including network connections available
with sufficient bandwidth, adequate supporting
facilities such as power supplies, including backing
up his stable cooling system, well trainned executive
officer.

291

4. Benchmarking
Kami melakukan benchmarking pengelolaan
risiko perusahaan berbasis Enterprise Risk
Management (ERM) sebagai upaya pencarian
best practise implementasi pengelolaan
risiko perusahaan. Pembagian tugas pokok
yang clear antara Manajemen Risiko Usaha
dan Investasi (MRUI) sebagai unit kerja yang
memfasilitasi pengelolaan risiko perusahaan
dengan unit kerja lainnya. Relevansinya hasil
benchmarking menjadi salah satu rujukan
implementasi dengan beberapa penyesuaian
secara situasional.

4. Benchmarking
We benchmark the Companys risk managementbased Enterprise Risk Management (ERM) as the
search for best practice implementation of enterprise
risk management. The division of the main tasks of
the clear between Business and Investment Risk
Management (MRUI) as a unit of work that facilitates
the management of the Companys risk with other
work units. Relevance of the results of benchmarking
become one of the reference implementation with
some situational adjustments.

5. Review atas efektivitas Sistem Manajemen


Risiko Perusahaan
a. Manajemen Fraud
1) Outsourcing proses pick up dan delivery
kiriman remise dari kantorpos pemeriksa
ke kantorpos cabang secara timbal balik
kepada pihak perbankan. Yang sudah
berjalan adalah Area IV Jakarta dan Area
XI Makassar dengan PKS Nomor: 1494/
CMD/X/12-1786/RITEL/2012 dan Nomor:
209/RITELX/2012-045/PKS/MKS.UT/
POA/XI/2012 tanggal 1 November 2012
2) Divisi Manajemen Risiko dan GCG telah
menyampaikan positioning paper kepada
unit terkait perihal materi rekomendasi
untuk menyempurnaan standard operating
procedure (SOP);
3) One
time
password
(OTP)
yang
memerintahkan supervisor/manajer pelayan
an untuk me-reset password setiap hari
sebagai langkah antisipasi menghindari
terjadinya fraud.
4) Review pengelolaan risiko atas diterbitkannya
Surat Perintah Kerja (SPK) dan Perjanjian
Pelaksanaan
Kerjasama
pengadaan
barang dan jasa sebagai tindak lanjut dari
pengumuman pemenang setelah proses
pengadaan tuntas;
5) Peningkatan knowledge, skill, dan attitude
pelaksana teknis dan supervisor termasuk
kepala kantorpos cabang;
6) Pemberlakuan Sistem Manajemen Kinerja
Individu (SMKI) untuk menilai kinerja
karyawan dan Sistem Manajemen Kinerja
Unit (SMKU) yang secara bertahap diterapkan
di Area dan Pelaksana Teknis;
7) Peningkatan reward bagi karyawan dalam
bentuk fasislitas car ownership program

5. A review of the effectiveness of the Companys Risk


Management System
a. Fraud Management
1) Outsourcing pick up and delivery process
remise submissions from post office to post
office branch examiner reciprocally to the
Banks. Which has been running is Area IV
Jakarta and Makassar with MCC XI Area
Number: 1494 / CMD / X / 12-1786 / RETAIL
/ 2012 and No. 209 / RITELX / 2012-045 /
MCC / MKS.UT / POA / XI / 2012 dated 1
November 2012
2) Risk Management Division and GCG
has delivered positioning paper to the
relevant units regarding the material on
menyempurnaan
standard
operating
procedure (SOP);
3) One-time password (OTP) that ordered
supervisors / managers of service to reset the
password every day as a precaution to avoid
fraud.

292

4) Review of risk management for the


publication of Work Order (SPK) and the
Cooperation Agreement on Implementation of
procurement of goods and services as a result
of the announcement of the winner after the
completion of the procurement process;
5) Improved knowledge, skills, and attitude of
the technical implementation and supervisors
including the head post office branch;
6) The introduction of Individual Performance
Management System (ISMS) to assess the
performance of employees and System
Performance Management Unit (SMKU) are
gradually implemented and Implementing
Technical Area;
7) Increased rewards for employees in the form of
car ownership fasislitas program (COP) for the

vice president (VP), the payment of benefits to


all employees of the units performance;
8) Develop a policy on wishleblowing system.
9) implementation of SAP FICO
10) Develop a risk register as a main base the
determination of risk profile the Company
began the first quarter of 2013.

(COP) bagi para vice president (VP),


pembayaran tunjangan kinerja unit untuk
seluruh karyawan;
8) Menyusun kebijakan tentang wishleblowing
system.
9) implementasi SAP FICO
10) Menyusun risk register sebagai basis utama
penetapan risk profile perusahaan mulai
triwulan pertama 2013.
d. Road Map Manajemen Risiko Perusahaan
2015 :
Identifikasi risiko korporasi PT. PT Pos
Indonesia (Persero)
2016 :
Entreprise Risk Management PT. PT Pos
Indonesia (Persero)
2017 :
Assessment Level Pengelolaan Manajemen
Risiko PT Pos Indonesia (Persero)
2018:
Assessment Level Pengelolaan Manajemen
Risiko PT Pos Indonesia (Persero)

d. Road Map Enterprise Risk Management


2015:

Identification of corporate risk PT. Indonesian Post
2016:

Entreprise Risk Management PT. Indonesian Post
2017:

Assessment Level Management Risk Management
PT Pos Indonesia (Persero)
2018:

Assessment Level Management Risk Management
PT Pos Indonesia (Persero)

b. Fraud Profile

b. Fraud Profile

PERBANDINGAN DATA FRAUD TAHUN 2014 TERHADAP 2013 BERDASARKAN JENIS LAYANAN
Comparsion of Fraud in 2014 to 2013 By Type of Service
NO

JENIS LAYANAN
Service

TAHUN 2013
Year 2013
TRX

TAHUN 2014
Year 2014

BSU

TRX

GROWTH

BSU

TRX (%)

BSU (%)

45

4,416,325,904

46

3,959,634,686

2.22%

-10.34%

WESEL

246,934,100

10,000,000

0.00%

-95.95%

GIRO

2,964,248,117

54,313,614

-75.00%

-98.17%

LAIN-LAIN

19

1,420,320,462

713,905,089

-57.89%

-49.74%

PENY. DANA

614,580,000

-100.00%

-100.00%

PENSIUN

400,527,508

220,918,000

-37.50%

-44.84%

PERAMPOKAN

782,077,007

2,753,369,835

-22.22%

252.06%

SOPP

179,692,000

187,802,206

0.00%

4.51%

TABANAS

12

2,481,675,861

297,711,688

-75.00%

-88.00%

10

BPM

248,068,441

135,431,481

-50.00%

-45.41%

11

SURATPOS

101,398,015

-100.00%

-100.00%

12

PAKETPOS

46,135,000

24,940,000

-50.00%

-45.94%

13

PBB

54,061,977

100.00%

100.00%

14

JPS/DBO

127,800

100.00%

100.00%

KAS

293

PERBANDINGAN PELAKU FRAUD TAHUN 2014 TERHADAP TAHUN 2013 BERDASARKAN USIA
Comprasion of Fraud in 2014 to 2013 By Age
KELOMPOK USIA
Age

TAHUN 2013
Year 2013
JUMLAH
Total

TAHUN 2014
Year 2014
%

JUMLAH
Total

GROWTH (%)

50 s/d 54

19

16.10%

20

23.81%

5.26%

45 s/d 49

40

33.90%

23

27.38%

-42.50%

40 s/d 44

29

24.58%

14

16.67%

-51.72%

35 s/d 39

11

9.32%

5.95%

-54.55%

30 s/d 34

13

11.02%

4.76%

-69.23%

25 s/d 29

5.08%

18

21.43%

200.00%

20 s/d 24

0.00%

0.00%

0.00%

118

100.00%

84

100.00%

Jumlah / Total

PERBANDING PELAKU FRAUD TAHUN 2014 TERHADAP TAHUN 2013 BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Comprasion of Fraud in 2014 to 2013 Based on Gender
TAHUN 2013
Year 2013

JENIS KELAMIN
Gender

JUMLAH
Total

LAKI-LAKI / Male

JUMLAH
Total

GROWTH (%)

104

88.14%

73

86.90%

-29.81%

14

11.86%

11

13.10%

-21.43%

118

100.00%

84

100.00%

PEREMPUAN / Female
JUMLAH / Total

TAHUN 2014
Year 2014

PERBANDING PELAKU FRAUD TAHUN 2014 TERHADAP TAHUN 2013


BERDASARKAN STATUS KEPEGAWAIAN
Comprasion of Fraud in 2014 to 2013 Based on employment status
STATUS KEPEGAWAIAN
Status
TETAP / Fix
TIDAK TETAP/ No Fix
JUMLAH / Total

294

TAHUN 2013
Year 2013
JUMLAH
Total

TAHUN 2014
Year 2014
%

JUMLAH
Total

GROWTH (%)

111 94.07%

72 85.71%

-35.14%

7 5.93%

12 14.29%

71.43%

118 100.00%

84 100.00%

Perkara Penting
Important case
Daftar kasus yang sampai Pengadilan tahun 2014
The list of cases to the Court in 2014
NO
1.

KASUS

KRONOLOGI

CASES

CHRONOLOGY

Perkara pengajuan PHK


kepada Irfan Agus (karyawan KP Bukittinggi)

Ybs menyalahgunakan uang Pensiun


untuk kepentingan pribadi seb 126 jt

Case filing layoff to


Irfan Agus (KP Bukittinggi
employees)

2.

Perkara Tipikor di KP
Sukoharjo

Corruption cases in KP
Sukoharjo

TGJW
Internal
Pos

Retirement money misuse for personal Internal


gain as many as 126 million
Pos

TINDAK LANJUT

STATUS

DAMPAK

SANKSI

FOLLOW-UP

STATUS

IMPACT

SANCTIONS

Disnaker tidak
mengijinkan Sdr.
Irfan Agus dikenakan PHK

Ybs masih bekerja


Menunggu proses
penetapan TGR

EFEK JERA

HUKDIS

Deterrent
Effect

Disciplinary
penalties

Manpower does not still working


allow Irfan Agus
Waiting for the
imposed layoff
establishment of TGR
Peg Pos Sulistyanto dan Dyah
Kusumaningsih
dituduh membantu Terdakwa
sebelumnya yaitu Ka Dinas Pendidikan
menggelapkan uang dana Bantuan
Siswa Miskin (BSM) tahun 2009-2010
seb 3.4 M

JPU

Kedua karyawan
sedang menjalani
pidana penjara

Vonis Sulistyanto 4 th + EFEK JERA


3 bln denda 200 jt subs
3 bln dan Diah 4 th + gr
200 jt subs 200 jt

PHK

Prosecu- Both employees


tion
were undergoing
imprisonment

The verdict : Sulistyanto Deterrent


4 years and 3 months, Effect
a fine of 200 million
subsidiary 3 months,
Diah 4 th + gr 200
Milion, 200 Milion.

Lay Off

Masih proses persidan- BUTUH


gan di PN JKS.
WAKTU TUK
SELESAI
Still proceedings in
SIDANG
PN JKS
NEED TIME
TO FINISH
THE MEETING

MENUNGGU
VONIS
HAKIM

Vonis : Ismed
penjara 9 th,
denda 200 jt sub
1 thn penjara dan
uang pengganti
2.068,212.193 sub
2 th penjara ,vonis
Fasril
penjara 7 th dan
denda 200 jt subs 1
th penjara

EFEK JERA

PHK

Deterrent
Effect

Lay Off

Post employees, Sulistyanto and Dyah


Kusumaningsih The defendant is
accused of helping previously the Head
of Education Department of embezzling
funds Poor Student Aid (BSM) 20092010 as much as 3.4 M
3.

Gugat Perdata PT Sandipa- PT POS sebagai Turut Tergugat VII


Internal
la Arthaputra di PN JKS
dalam hal kerjasama distribusi E-ktp
dengan PNRI, PT Pura Barutama dan
Civil sues PT Sandipala
PT Trisakti Multigraphika.
Internal
Arthaputra at PN JKS
PT POS as Co-Defendant VII in terms
of the distribution of E-ktp cooperation
with the PNRI, PT Pura Barutama and
PT Trisakti Multigraphika

Pos koordinasi
dengan PNRI

Kasus tindak pidana


kecurangan pada
E-Batarapos Kpc Muara
Pahu Kaltim

Proses persidangan

PT Pos dirugikan sebesar Rp. 1,9 Milyar Polisi


oleh Sdr. Ismid Hakim (eks KKPC ) dan
Sdr. Rahmanul Fasli (eks staf KKPC)

Proceedings
Police

Criminal cases of fraud in


E-Batarapos Kpc Muara
Pahu Kaltim

Pos coordination
with the PNRI

PT Pos harmed Rp. 1.9 Billion by Mr. Ismid Judge (ex KKPC) and Mr. Rahmanul
Fasli (former staff KKPC)

WAITING
FOR JUSTICE
VERDICT

295

Permasalahan eks tenaga 16 org Eks tenaga Outsoucing Kopkar


Outsour Kopkar Area II Pd Area II (Hernez Amin cs) meminta Disnaker Kota Padang untuk melakukan
former Kopkar Area II PD mediasi dengan Manajemen Kp Padang
Outsource labor problems
16 Ex force Outsourcing Kopkar Area II
(Harness Main cs) asked Disnaker Kota
Padang to mediate with KP Padang
Management

Kasus pembayaran
Asrama Ponpes di KP
Bima NTB

Dormitory payment
Ponpes cases in KP Bima
NTB

Sdr Triyatmo ditetapkan menjadi


tersangka oleh Kepolisian pada saat
sebagai Manajer Pelayanan yg telah
membayarkan ke Ponpes Nurul Huda
seb 160 jt dan Ponpes As Syukur seb
20 jt

Internal
Pos

Internal
Pos

16 org tsb mengajukan Bipartit ke disnaker tdk ada titik


temu dan sekarang
mengajukan Mediasi
dg pmhonan uang
pesangon.

Pos membayar uang


pesangon 108 juta.

SEVERANCE PAY 108


MILLION by Pos

POS BAYAR PHK


PESANGON
108 JUTA
Lay Off
SEVERANCE
PAY 108
MILLION by
Pos

16 people had
applied to the office
no bipartite meeting
point and now filed
a petition Mediation
with severance pay
JPU
Ybs tidak menyalahi Menunggu putusan
EFEK JERA
SOP
Banding JPU, YBS
dinyatakan bersalah dg Deterrent
Prosecu- Does not infringe
vonis 1 th + denda 50 jt Effect
tion
SOP
subs 3 bln penjara dan
uang pengganti 50 jt
subs 1 bl

PROSES PHK

Layoffs
Process

Mr. Triyatmo determined to be suspect


by the police at the time as the Service
Manager who has paid for pesantren
Nurul Huda sebanyak160 million and
Ponpes As Syukur As many as 20
million
7

Kasus Hukuman Disiplin


atas nama Sujoko (Karyawan Kp Tulungagung)

Disciplinary Sanctions
cases on behalf Sudjoko
(KP Tulungagung Employees)

Gugatan PHI an Izak


Mustamu (Karyawan Kp
Ambon)

PHI's lawsuit Izak


Mustamu (KP Ambon
Employees)

Kasus Jepara

case Jepara

296

Ybs diduga melakukan penggelapan


uang berupa selisih kas uang Perusahaan sebesar Rp. 69.229.100,- dan Rp.
561.400.000,- sehingga Perusahaan
akan mengenakan PHK kepada Ybs.

Concerned alleged embezzlement of


money in the form of the difference in
cash money amounting to Rp. 69.2291
million, - and Rp. 561 400 000, - so
that the Company will charge the
relevant layoff.
Ybs diduga melakukan penggelapan
uang Perusahaan di Kp Jayapura dan
Kp Ambon. Dan Perusahaan akan
memberhentikan dengan tidak hormat
kepada Ybs.

Internal
Pos

Proses sidang
tipikor

Internal
Pos

Corruption trial
process

Internal
Pos

Ybs mengajukan
gugatan ke Pengadilan Hubungan
Industrial Ambon

Internal
Pos

allegedly embezzled company money


in Jayapura Kp and Kp Ambon. And the
company will dismiss with disrespect.
Man pemsar Eko Setyo Utomo, dituduh JPN
kerjasama dg pemilik rokok tanpa cukai
ProsecuFormer Marketing Setyo Eko Utomo,
tion
accused of collaboration with the owners of cigarettes without excise

Vonis 2 thn penjara,


denda 50 juta subs 1
bulan penjara

does not infringe


the SOP and not
reported by the
company

PROSES PHK

Deterrent
Effect

Layoffs
Process

BUTUH
WAKTU
SIDANG

MENUNGGU
PUTUSAN
KASASI

NEED TIME
TRIAL

Waiting
cassation
decision

Verdict 2 yrs prison, a


fine of 50 million subs 1
month in prison

Pos sedang melakukan


upaya hukum Kasasi

Pos is making efforts


Cassation law

Filed a lawsuit to the


Industrial Relations
Ambon
Ybs tidak menyalahi SOP dan tidak
dilaporkan oleh
perusahaan

EFEK JERA

Vonis 1 th dikurang
EFEK JERA
masa tahanan sisa 3
bln 2 minggu yg dijalani Deterrent
di penjara, saat ini
Effect
YBS diproses PHK oleh
perusahaan

The verdict 1 year


jail term reduced the
remaining 3 months
2 weeks who lived
in prison, this time
concerned processed
layoffs by companies

PHK

Layoffs

297

Integrity without knowledge is weak


and useless, and knowledge without integrity is dangerous and dreadful.
- Samuel Johnson

298

299

Prospek Usaha
Business Prospect

Prospek PT Pos Indonesia (Persero)

The Prospect of
PT Pos Indonesia (Persero)

PT Pos Indonesia (Persero) telah mencanangkan


transformasi dari perusahaan traditional postal
menjadi perusahaan trusted postal service
company. Transformasi ini diinspirasi oleh
keberhasilan beberapa perusahaan pos di dunia,
antara lain Australia Post, Korea Post, dan China
Post yang sukses melakukan transformasi bisnis
kurir melalui pelayanan e-commerce; CorreiosKantor Pos Brasil, China Post-Cina, Japan PostJepang, New Zealand Post-New Zealand, yang
sukses melakukan transformasi jaringan kantor
posnya menjadi jaringan Bank sehingga menjadi
Bank terbesar di negaranya; Deutsche PostJerman yang sukses menjadi perusahaan kurir
dan logistik terbesar di dunia melalui in-organic
growth dan modernisasi proses; Pochta RossiiRusia yang sukses menjadi perusahaan penyedia
layanan pengiriman uang secara elektronik
terbesar di Rusia melalui produk Cybermoney.

PT Pos Indonesia (Persero) has initiated the


transformation from the traditional postal company
became the trusted postal service company.
The transformation was inspired by the success
of some of the worlds postal company, among
others, Australia Post, Korea Post, and a successful
China Post doing business transformation through
courier service of e-commerce; Brazilian Post
Office-Correios Brazil, China Post-China, JapanJapan Post, New Zealand Post, New Zealand-a
successful transform into his post office network,
a network of Banks that it became the largest
Bank in the country; Deutsche Post-Germany
courier company being successful and the worlds
largest logistics through in-organic growth and
modernisation process; Pochta Rossii-a successful
Russia becomes a provider of money transfer
services electronically through Russias largest
product Cybermoney.

Dua keunggulan utama dan peran strategis PT


Pos Indonesia (Persero) sebagai trusted postal
service company adalah:

The two main advantages and the strategic role


of PT Pos Indonesia (Persero) as the trusted postal
service company are:

300

Konektivitas: menghubungkan seluruh


daerah di Indonesia, dengan kemampuan PT
Pos Indonesia (Persero) untuk menjangkau
lokasi terjauh (last mile access) sebagai
penghubung antar kepulauan nusantara.
Kemampuan menjangkau lokasi unBanked
population untuk mendukung inisiatif
financial inclusion.

Connectivity: connect all regions in Indonesia,


with the ability to Post Indonesia to reach the
location farthest (last mile access) as a liaison
between the islands of the archipelago.
Ability to reach out to the unBanked
population location to support financial
inclusion initiatives.

Keberadaan PT Pos Indonesia (Persero) sebagai


trusted postal service company dititikberatkan
pada jaringan yang dimilikinya yang didukung
oleh teknologi yang aman dan efektif. Jaringan
PT Pos Indonesia (Persero) mampu menjangkau
hingga ke pelosok terjauh nusantara (last mile)
menjadi tulang punggung dalam keseluruhan
layanan yang ditawarkan oleh PT Pos Indonesia
(Persero).

The existence of the PT Pos Indonesia (Persero) as


the trusted postal service company stressed on its
own network which is supported by a technology
that safely and effectively. Indonesia Postal
network is able to reach up to the furthest corners
of the archipelago (last mile) become the backbone
in the overall services offered by PT Pos Indonesia
(Persero).

Agar mampu memperkuat bisnisnya sehingga


dapat menjadi trusted postal service company
unggulan, PT Pos Indonesia (Persero) akan
membutuhkan
fleksibilitas
untuk
dapat
menangkap peluang kerja sama dengan pelaku
industri, dengan berbagai bentuk kemitraan
yang sesuai dengan kebutuhan.

In order to be able to strengthen its business so that


it can be trusted postal service companys flagship,
the post Indonesia will need flexibility to be able
to capture the opportunities of cooperation with
industry peers, with various forms of partnership
to suit the needs.

PT Pos Indonesia (Persero) merencanakan


membentuk
beberapa
anak
perusahaan
berupa perseroan terbatas untuk dapat
mengakomodasi
kebutuhan
kecepatan
pengambilan keputusan. Dengan membentuk
perseroan-perseroan terbatas yang dinaungi
oleh suatu perusahaan holding pada saat
kondisi layak dan memungkinkan di masa depan,
diharapkan perusahaan dapat meningkatkan
keunggulan kompetitif dengan fokus dan
skala usaha yang lebih ekonomis. Selain
itu, pengelompokan anak-anak perusahaan
tersebut ke dalam suatu holding juga akan
menciptakan corporate leverage sehingga dapat
meningkatkan bargaining position perusahaan
dan menciptakan sinergi yang optimal melalui
integrasi vertikal.

PT Pos Indonesia (Persero) plan to form a subsidiary


in the form of a limited liability company to be able
to accommodate the needs of speed of decision
making. By forming a limited liability companyshaded by a holding company at the time the
condition and allow in the future, it is expected the
company can increase competitive advantage with
a focus and a more economical business scale. In
addition, the classification of the subsidiary of the
company into a holding will also create corporate
leverage so as to improve the bargaining position of
companies and create an optimal synergy through
vertical integration.

PT Pos Indonesia (Persero) saat ini telah memiliki


tiga anak perusahaan dan merencanakan
membentuk lima anak perusahaan atau
penyertaan modal baru yang berasal dari unit

PT Pos Indonesia (Persero) currently has three


subsidiaries and plan to form a subsidiary or
to the inclusion of five new capital coming from
business units that exist today as well as new

301

bisnis yang ada saat ini maupun pengembangan


bisnis baru. Dalam penyusunan RJP ini
diasumsikan masih sebagai Strategic Business
Unit (SBU) yang pada saatnya dapat dispin-off
menjadi anak perusahaan. SBU tersebut adalah:
City Courier (menangani antaran low cost dan
pengarapan city courier), Pos Digi (menangani
pasar printing, Certification Autentification-CA
dan Digital mail), Bank Joint Venture (menangani
perbankan mikro), Pos Asuransi (menangani
asuransi), dan Postshop (menangani bisnis ritel).

business development. In the preparation of this


2013 AR is assumed to be still as a Strategic
Business Unit (SBU) which in time can be spinoff into a subsidiary. The SBU is: City Courier
(handle between low cost and cultivation city
courier), post Digi (addressing printing market,
Certification Autentification-CA and Digital mail),
the Joint Venture Bank (handling micro Banking),
Postal insurance (dealing with insurance), and the
Postshop (handle retail business).

Dengan rancangan tersebut, PT Pos Indonesia


(Persero) di masa depan akan menjadi salah satu
perusahaan BUMN dengan jaringan yang paling
luas dan menjangkau seluruh pelosok Indonesia
melalui:
layanan pengantaran surat,
layanan pengantaran barang melalui Pos
Kurir (paket) maupun Pos Logistik,
layanan
keuangan
untuk
kebutuhan
pengiriman uang dan pembayaran tagihan
melalui Pos Jasa Keuangan,
didukung oleh optimasi jaringan fisik
melalui Pos Properti dan diversifikasi usaha
melalui Pos Hospitality dan POSTshop
untuk meraih kesempatan,

With the draft, PT Pos Indonesia (Persero) in


the future will be one of the largest SOEs with
the most extensive network and reach out to all
corners of Indonesia through its :

302

mail delivery service:


service delivery by Pos Courier (parcel) or
Postal logistics,
financial services for remittance and bill
payment via postal financial services,
supported by physical network optimization
through the post properties and diversification
efforts by post Hospitality and the Postshop,

Business Structure ke Depan


Upcoming Business Structure

Pos Kurir
Indonesia

Pos Logistik
Indonesia

Pos Jasa
Keuangan
Indonesia

Pos Ritel
Indonesia

Pos Property
Indonesia

PT Bhakti
Wasantara Net

PSO Mail

3PL Service

Remitance

E-commerce

Internet /
Networking

Parcel

Distribution /
Transportation

Pospay

Aset
Management

Post Shop

Hospitality

IT Solution

Commercial
Mail
AdMail

Project Cargo

Bank
Channeling

Costum
Brokerage

Fund
Distribution

Pos Market
Chain
(Rural Logistic)

Supply Chain
Consulting

303

dan dihubungkan oleh


bersinergi dengan BWN.

TI

terintegrasi

Lebih lanjut, keterkaitan antar rantai proses dari masingmasing lini bisnis PT Pos Indonesia (Persero) merupakan
konsekuensi logis dari kebutuhan untuk bersinergi dan
berintegrasi seperti yang diilustrasikan berikut ini.

Bisnis Warehousing

Warehousing Business

Bisnis Transportasi

Transportation Business

Bisnis Surat dan Paket

Formulasi
strategi warehouse

Warehousing strategy
formulation

Financial Service Business

Implementation and scheduling

Implementasi dan scheduling rencana network


Implementation and scheduling of networking plan

Perencanaan
pengelolaan network

Formulasi strategi
surat dan paket

Network planning
and management

Perencanaan network
dan pemilihan site
Network planning
and site selection

Retail strategy formulation

Formulasi strategi
pengelolaan aset

Assets management
strategy formulation

Perencanaan dan
penentuan fungsi

Function planning and definition

Formulasi strategi
jasa keuangan

Financial service
strategy formulation

Kerja sama dan sinergi antara lini bisnis sangat


kritikal diperlukan oleh PT Pos Indonesia
(Persero) untuk menghadapi persaingan dan
menjadi trusted postal service company unggulan.
Hal ini dilatarbelakangi oleh interkoneksi dan
keterhubungan masing-masing lini bisnis yang
saling mendukung satu sama lain. Pengiriman
surat, barang, dan jasa keuangan yang didukung

304

Implementasi dan scheduling

Warehousing planning
and site selection

Logistic network planning

Formulasi strategi retail

Bisnis Jasa Keuangan

Perencanaan dan pemilihan


site warehouse

Perencanaan network logistik

Bisnis Retail

Property Business

Further, linkages between the chain of processes of


each business line of PT Pos Indonesia (Persero) is
a logical consequence of the need to synergize and
integrate as illustrated below.

Logistic strategy formulation

Mail and Parcel


strategy formulation

Bisnis Properti

and linked by an integrated IT synergize with


BWN.

Formulasi strategi logistik

Mail and Parcel Business

Retail Business

Perencanaan footprint
dan pemilihan site
Footprint planning
and site selection

Implementasi dan scheduling


rencana network

Collection
Collection

Network plan implementation


and scheduling

Implementasi rencana network retail


Implementation of network retail plan

Benchmark harga
dan feasibility study
Benchmark price
and feasibility study

Roadshow dan mencari aliansi


Roadshow and alliances search

Formulasi strategi operasional

Operasi outlet dan agen

Operational strategy formulation

Outlet and agent operational

Cooperation and synergy between business lines is


very critical for PT Pos Indonesia (Persero) to face
competition and become the trusted postal service
company. This is effected by interconnection and
connectedness of each business line which are
mutually supportive of each other. Delivery of
mail, goods, and financial services are backed by
a physical network, post offices, postal agencies,

Transportasi
logistik terjadwal
Scheduled logistic
transportation

Operasional warehouse

Monitoring performa warehouse

Warehouse operational

Transportasi
logistik terjadwal

Warehouse performance monitoring

Monitoring network logistik (utilisasi)

Scheduled logistic
transportation

Logistik network monitoring (utilization)

RUTE PRIMER
Primary Route

P1
Processing pucuk surat
Mail processing

P2

P3

Processing kantong

Transportasi

Processing kantong

P4

Bag processing

Transportation

Bag processing

Processing pucuk surat


Mail processing

Delivery
Delivery

RUTE SEKUNDER
Secondary Route

RUTE TERSIER
Tertiary Route

Memperoleh supply barang


Acquiring goods supply

Implementasi
rencana kerja sama
Implementation of
cooperation plan

Transportasi supply
barang terjadwal
Scheduled goods
supply transportation

Operasionalkantor pos

Transportasi
logistik terjadwal

Operasional aset properti

Scheduled logistic
transportation

Post office operational

Property asset operational

Transportasi logistik
cabang terjadwal

Scheduled branch logistic


transportation

Operasional toko
Store operational

Monitoring performa
portofolio toko

Store performance monitoring

Monitoring performa portofolio


Portofolio performance monitoring

Pelaksanaan transaksi

Transaction Implementation

oleh jaringan fisik, kantor pos, agen pos, dan


dihubungkan oleh jaringan TI secara terintegrasi
menjadi gambaran PT Pos Indonesia (Persero)
sebagai satu kesatuan. Dengan melakukan
aktivitas bisnis secara utuh demikian, maka
PT Pos Indonesia (Persero) dapat menawarkan
one stop solution kepada konsumen, sehingga
mampu bersaing dan menjadi trusted postal
serives company terdepan dalam kancah
persaingan.

Pelaporan dan
monitoring performa
Performance reporting
and monitoring

and connected by integrated IT network becomes


the image of Pos Indonesia as a whole. By
conducting business activities as a whole, then
PT Pos Indonesia (Persero) can offer a one stop
solution to consumers, so its able to compete and
become the trusted postal serives company which
is leading in the cauldron of competition.

305

The Transformation Strategy of


Business Units and Supporting
Units

Strategi Transformasi
Unit Bisnis dan Unit Pendukung
Strategi Transformasi Bisnis dan unit Pendukung
selama pelaksanaan Rencana Jangka Panjang
tahun 2014-2018 seperti digambarkan dalam
rumah strategi dibawah ini:

Business Transformation strategy and Supporting


Units during the implementation of the long-term
plan 2014-2018 as illustrated in the
following home strategies:

SURAT DAN PAKET

LOGISTIK

JASA KEUANGAN

Mengembangkan
perusahaan logistik yang
efisien dan efektif

Mempertahankan bisnis
jasa keuangan dan
memperluas portofolio
produk dan layananlayanan Jasa Keuangan

Logistic

Mail and Parcel

Merebut kembali posisi


pemimpin pasar bisnis
surat dan paket:

Reclaiming the market leader


position of mail and parcel
service

Membangun kembali
kepemimpinan Suratpos
dan Paketpos

Rebuilding leadership of
Suratpos and Paketpos

Perluasan portofolio
produk dan layanan

Struktur regulasi yang


berkelanjutan dan
efisien

Portofolio expansion of
products and services

Ongoing and efficient


regulatory structure

Mendapatkan kembali
pangsa pasar

Financial Service

Developing an efficient
logistic company

Maintaining financial service


business and expanding
product and services portfolio
of financial service

Membangun
Perusahaan Logistik
yang efisiensi dan
kompetitif

Developing an efficient
and competitive logistic
company

Memaksimalkan
kesempatan yang ada

Maintaining and
developing the current
products portofolio

Maximizing existing
opportunities

Ekspansi bisnis secara


in-organic
In-organic business
expansion

Regaining market share

Mempertahankan
basis pelanggan

Sinergi bisnis dengan


Poslog

Mempertahankan
dan mengembangkan
portofolio produk
saat ini

Menentukan
model kerja sama
untuk memperluas
portofolio produk
Determining cooperation
model to expand product
portofolio

Maintenance of customer
basis

Business synergy with


Poslog

7
SISTEM PENDUKUNG
Supporting System

Merevitalisasi PT Pos
Indonesia (Persero)
menjadi perusahaan
berkinerja tinggi
Revitalizing PT Pos Indonesia
(Persero) into a highperformance company

306

STRATEGI TRANSFORMASI
PT Pos Indonesia (Persero)
Transformation Strategy of
PT Pos Indonesia (Persero)

RITEL

PROPERTI

Retail

Property

4
Menambah jaringan
Kantor Pos dan
mengembangkan
portofolio produk dan
layanan bisnis ritel:
Additioning Post Office
Network and expanding
products and services
portofolio of Retail business

Mempertahankan
dan mengembangkan
portofolio produk ritel
saat ini serta bisnis
ritel baru berbasis
on-line

Maintaining and expanding


the existing retail products
portofolio and new onlinebased retail business

Menambah jumlah
Kantor Pos

Memperbaiki kualitas
layanan outlet

TEKNOLOGI INFORMASI
Information Technology

Mengoptimalkan
nilai dan utilisasi aset
properti:

Revitalisasi dan
pengembangan bisnis
PT BWN
Business revitalizing and
developing of PT BWN

Optimizing value and


utilization of property assets

Mengoptimalkan nilai
aset properti bagi
pihak internal dan
eksternal

Restructuring of PT BWN

Peningkatan dan
pengembangan
portofolio bisnis

Optimizing property assets


value for internal and
external parties

Menyempurnakan
kontrol serta
pengawasan yang
lebih baik terhadap
kinerja unit bisnis

Penyehatan PT BWN

Enhancement and
Development of business
portofolio

Completing a better
control and monitoring on
business unit performance

Additioning the optimized


number of post office

Improving the quality of


outlet service

Memperkuat program
budaya perusahaan
dan komunikasi
internal
Stenghtening company
culture and internal
communication program

Meningkatkan efisiensi
organisasi dan
kapabilitas sumber daya
manusia
Improving organizational
efficiency and human
recource capabilities

Integrasi sistem TI
melalui perencanaan
yang menyeluruh
Integrating IT system through
a comprehensive planning

307

Transformasi menjadi trusted postal service


company harus ditunjang oleh bisnis yang kuat
di masing-masing unit usaha, dengan tetap
mengedepankan sinergi antar unit usaha. Secara
ringkas, strategi untuk masing-masing bisnis
akan dijabarkan sebagai berikut.

Bisnis Surat dan Paket

Transformation to become the trusted postal


service company should be supported by strong
business in their respective business units,
upholding the synergy between business units. In
a summary, the strategy for each business will be
elaborated as follows.

Mail and Parcel Business

PT Pos Indonesia (Persero) menekankan fokus


penciptaan nilai bisnis surat dan paket pada
pengiriman paket standar dan layanan prima
atau premium (termasuk surat premium), sejalan
dengan tren industri pos global, yaitu pengguna
layanan pos di Indonesia saat ini dan di masa
depan menginginkan kecepatan dan ketepatan.

PT Pos Indonesia (Persero) stressed the focus


of business value creation of mail and parcel
delivery and excellent service standard or premium
(including mail premium), in line with the trend of
the global postal industry, the postal service users
in Indonesia today and in the future want speed
and accuracy.

Segmen utama yang ditargetkan adalah


pelanggan
korporat
mencakup
industri
perbankan, telekomunikasi, asuransi, listrik, dan
perusahaan air minum (PAM/PDAM). PT Pos
Indonesia (Persero) akan meningkatkan penetrasi
ke pasar korporat dengan layanan-layanan
seperti corporate postal management dan Admail
(essential mail dan advertising mail) sesuai dengan
kebutuhan pelanggan pada segmen ini, yang juga
telah terbukti menjadi kontributor pendapatan
industri pos di negara yang telah maju.

The primary segment is targeted corporate


customers covers the Banking industry,
telecommunications, insurance, electricity, and
water supply company (PAM/PDAM). PT Pos
Indonesia (Persero) will increase the penetration
into the corporate market with services such
as corporate postal management and Admail
(essential mail and advertising mail) in accordance
with the needs of customers in this segment, which
has also proved to be a contributor to the post
industry revenues in a country that has advanced.

Pos Admail akan dikembangkan menjadi anak


perusahaan dengan bisnis utamanya sebagai
mesin produksi surat, e-filling dan pengamanan
transaksi elektronik. Pada tahun 2014 akan
dimulai tahapan strategic business unit (SBU)
dengan fokus program pengembangan kapasitas
dan kompetensi printing, pembangunan data
based customer untuk advertising mail serta
mempersiapkan anak perusahaan.

Admail post will be developed into a subsidiary


with its main business as a production machine
letters, e-filing and electronic transaction security.
In 2014 will commence phase of the strategic
business unit (SBU) with the focus of capacity
development programs and printing competency,
and customer data based to advertising mail as
well as preparing the subsidiary.

Segmen lain yang menjadi sasaran adalah pasar


UKM dan belanja online (e-commerce). Pasar UKM
diproyeksikan akan tumbuh semakin kuat, seiring
dukungan pemerintah dan dukungan industri
perbankan dalam membangun industri UKM
dalam negeri. PT Pos Indonesia (Persero) sebagai
salah satu engine of growth pembangunan
Indonesia dengan cakupan jaringan yang dapat
menghubungkan seluruh wilayah Indonesia akan
turut serta aktif mengambil peranan penting dalam
pertumbuhan industri UKM di Indonesia.

Another segment of the target market are SMEs


and online shopping (e-commerce). The SME
market is projected to grow more strongly, with
the support of the Government and the Banking
industrys in building industry SMES in the country.
PT Pos Indonesia (Persero) as one of the engines of
growth development of Indonesia with a coverage of
network that can connect all regions of Indonesia will
participate actively taking an important role in the
growth of industrial SMEs in Indonesia.

308

Di samping pertumbuhan UKM, pertumbuhan


penetrasi internet di Indonesia secara langsung
mendorong pertumbuhan e-commerce, didukung
dengan masuknya penyedia layanan e-commerce
internasional di Indonesia yang akan membuka
peluang besar bagi PT Pos Indonesia (Persero)
sebagai pengantar paket e-commerce yang dapat
diandalkan.

In addition to SME growth, growth in internet


penetration in Indonesia directly encourage the
growth of e-commerce, supported by the entry
of the e-commerce service provider in Indonesia
that will open up great opportunities for PT
Pos Indonesia (Persero) as an introduction to
e-commerce package that can be relied upon

Untuk meningkatkan daya perusahaan terutama


untuk pasar kiriman B2C yang low price,
perusahaan akan membentuk anak perusahaan
kurir dengan misi utamanya sebagai penyedia
jasa antaran untuk Low Cost Courier (LCC). Pada
tahun 2014 akan dimulai tahapan Strategic
Busines Unit (SBU) dengan program yang fokus
pada spin-off sistem pengantaran biasa menjadi
LCC, pengembangan kompetensi penggarapan
pasar dan antaran LCC, pengelolaan model
bisnis yang efektif dan efisien.

To increase the power of company primarily for


the B2C delivery low price market, the company
will establish a subsidiary of courier with its main
mission as a provider of Low Cost for Courier
deliveries (LCC). In 2014 will commence phase
of Strategic Business Unit (SBU) and programs
that focus on spin-off regular delivery system
into implementation of the competencies, the
development of LCC market and between the LCC,
the management of the business models that are
effective and efficient.

Secara keseluruhan, layanan surat dan paket PT


Pos Indonesia (Persero) didukung oleh variasi
jenis produk yang beragam dengan berbagai
fitur yang berbeda meliputi produk standar,
premium (kilat khusus, express dan kiriman
korporat atau Admail), dan internasional (EMS,
re-mailling, Express post LN, dan Paketpos
Cepat & Biasa LN).

Overall, the services letter and parcel post


Indonesia supported by variations of the diverse
types of products with a variety of different
features including standard products, premium
(Special Delivery Mail, express and delivery of
Admail or corporate), and international (EMS,
re-mailling, International Express post, and
International Parcel Post, express and standard).

309

Bisnis Logistik

Logistic Business

Bisnis logistik merupakan konsekuensi logis dari


jasa pengantaran. PT Pos Indonesia (Persero)
menekankan fokus penciptaan nilai bisnis
logistik pada layanan transportasi (freight
forwarding), Custom Brokerage, 3PL Service,
Project Cargo, dan Supply Chain Consulting.
Pasar yang dituju adalah korporasi dengan fokus
industri yang bergantung pada kelancaran rantai
pasok seperti: barang elektronik, makanan dan
minuman, kertas, sparepart dan perlengkapan
otomotif, dan kosmetik.

The logistics business is a logical consequence of


the service delivery. PT Pos Indonesia (Persero)
emphasizes the focus the creation of business
value of logistics in transport services (freight
forwarding), Custom Brokerage, 3PL Service,
Project Cargo and Supply Chain Consulting. The
intended market is the Corporation with the focus
of the industry which is dependent on the smooth
running of the supply chain such as: Electronics,
food and beverage, paper, automotive equipment
and spare parts, and cosmetics.

Sebagai upaya sinergi dengan bisnis surat dan


paket PT Pos Indonesia (Persero), Pos Logistik
akan fokus pada layanan yang membutuhkan
kompetensi logistik seperti pergudangan, FullTruck-Loads (FTL), pengelolaan rantai pasok
(Supply Chain Management-SCM), sebagai
cargo agent untuk layanan Less-Truck-Loads
(LTL), dan juga dapat menjadi penyelenggara jasa
transportasi primer darat, laut, dan udara bagi
PT Pos Indonesia (Persero). Sementara itu, bisnis
surat dan paket PT Pos Indonesia (Persero) akan
terfokus pada layanan pengiriman surat dan
paket dengan berat tidak terbatas (unlimited).
Bila pada kegiatan operasinya layanan surat dan
paket PT Pos Indonesia (Persero) membutuhkan
transportasi khusus, maka Pos Logistik dapat
bertindak sebagai pendukung operasi. Selain
berkolaborasi dengan pihak internal, salah
satu opsi yang akan dikaji lebih lanjut untuk
meningkatkan daya saing ke depan adalah kerja
sama dengan penyedia transportasi terdedikasi,
baik darat, laut maupun udara. Kolaborasi Pos
Logistik dan PT Pos Indonesia (Persero) tersebut
merupakan salah satu bentuk pemanfaatan
jaringan sehingga mampu mendukung upaya
pencapaian PT Pos Indonesia (Persero) sebagai
trusted postal service company unggulan di masa
depan.

As the efforts of business synergy with mail and


parcel post Pos Logistic Indonesia will focus on
services that require a competence of logistics such
as warehousing, Full-Truck-Loads (FTL), supply
chain management, as a cargo agent for Lessservice Truck-Loads (LTL), and also be a service
provider for the primary transport by land, sea,
and air for PT Pos Indonesia (Persero). Meanwhile,
business letter and parcel of PT Pos Indonesia
(Persero) will be focused on service delivery of
letters and packages with a weight of unlimited.
When on operations of mail and parcel PT Pos
Indonesia (Persero) require special transportation,
then Post Logistics can act as support operations.
In addition to collaborating with internal party,
one of the options which will be examined further
to enhance competitiveness to the future is a
partnership with the leading provider of dedicated
transport, whether by land, sea or air. Pos Logistics
Indonesia collaboration is one form of utilization of
the network so that it is able to support the efforts
of PT Pos Indonesia (Persero) achievement as the
pre-eminent trusted postal service company in the
future.

310

311

Bisnis Jasa Keuangan

Financial Service Business

Sebagai langkah diversifikasi, tanpa meninggalkan


kompetensi bisnis inti, PT Pos Indonesia (Persero)
akan membentuk kerja sama layanan keuangan
dengan berbagai Bank BUMN dan lembaga
keuangan lainnya. Kerja sama ini diharapkan dapat
meningkatkan akses produk jasa keuangan yang
lebih komplit, sehingga PT Pos Indonesia (Persero)
dapat bersaing dengan keberadaan bisnis Bank
sebagai kompetitor utama. Hal ini sejalan pula
dengan semangat sinergi BUMN untuk membangun
Indonesia.

PT Pos Indonesia (Persero) stressed the focus of


value creation in the financial services business
in remittances and PosPay. The intended market
segment is among the workers and companies
that require the services of a retail-based bill
payment with the geographical location of a wide
range, for example PLN, Telkom, PDAM, as well as
government institutions such as Directory General
of Tax.
As a step to diversify, without leaving the
core business competencies, PT Pos Indonesia
(Persero) will form a partnership with a wide
range of financial services with Banks and other
financial institutions of SOEs. The cooperation is
expected to improve access to financial services
and products that are more complete, so PT Pos
Indonesia (Persero) can compete with the presence
of major competitors as Banks business. This is in
line with the spirit of synergy of SOEs to build up
Indonesia.

Selain itu, melalui karakteristik khusus PT Pos


Indonesia (Persero) yang memungkinkan distribusi
dana (fund distribution) yang menjangkau cakupan
daerah yang lebih luas, cepat dan efektif kepada
unBanked population, PT Pos Indonesia (Persero)
dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada
inisiatif nasional terkait financial inclusion.

In addition, through the special characteristics


of PT Pos Indonesia (Persero) which allows
distribution of funds that span a much wider
area coverage, quickly and effectively to the
unBanked population, PT Pos Indonesia (Persero)
can contribute significantly in national initiatives
related to financial inclusion.

Produk-produk jasa keuangan PT Pos Indonesia


(Persero) saat ini sangat dikenal oleh pasar menengah
ke bawah sehingga memiliki kedekatan dengan rakyat.
Hal ini menjadi pembeda sekaligus kekuatan produk
jasa keuangan PT Pos Indonesia (Persero) karena
kemampuannya untuk menjangkau masyarakat yang
lebih luas khususnya di daerah rural. Selanjutnya, ke
depan PT Pos Indonesia (Persero) dapat memberikan
kredit mikro kepada masyarakat melalui kerjasama
dengan perbankan.

Financial services products of PT Pos Indonesia


(Persero) today are very well known by the lower
middle market so it has proximity to the people.
This becomes the differentiating power products
of PT Pos Indonesia (Persero) financial services
because of its ability to reach out to the wider
community, particularly in rural areas. Furthermore,
in the future PT Pos Indonesia (Persero) can
provide micro-credit to the community through
cooperation with Banks.

Disamping itu juga akan dikembangkan infrastruktur


card management untuk mendukung transaksi
berbasis account, layanan mobile payment
bekerjsama dengan perusahaan telekomunikasi.
Pada tahun 2014 juga dijajaki kerjasama
operasi dengan perusahaan asuransi mikro yang

In addition it will also be developed infrastructure


of card management to support the transaction
with account-based, cooperate with mobile
payment service and Telecom companies. By
2014 also explored joint operations with microinsurance company which expected future worth

PT Pos Indonesia (Persero) menekankan fokus


penciptaan nilai bisnis jasa keuangan pada kiriman
uang (remitansi) dan PosPay. Segmen pasar yang
dituju adalah kalangan pekerja dan perusahaan yang
memerlukan jasa pembayaran tagihan berbasis ritel
dengan jangkauan lokasi geografik yang luas, sebagai
contoh PLN, Telkom, PDAM, dan juga institusi
pemerintah seperti Ditjen Pajak.

312

diharapkan kedepan layak ditingkatkan menjadi


anak perusahaan asuransi guna optimasi basis
pelanggan pos dan menyediakan jasa asuransi
mikro guna mendukung pertumbuhan bisnis Pos
Group.

Bisnis Ritel

will improved to become the insurance company


in order to optimize the postal customer base and
providing services to support the growth of microinsurance in Post business Group.

Retail Business

PT Pos Indonesia (Persero) memiliki jaringan


fisik berupa 3.790 kantor pos dan didukung
oleh ribuan agen pos. Keberadaan jaringan fisik
tersebut merupakan kunci untuk memberikan
akses layanan kepada pasar ritel. Melalui
cakupan dan keberadaan bisnis ritel dalam
pemberian layanan PT Pos Indonesia (Persero)
secara terpadu, bisnis ritel merupakan bentuk
optimasi jaringan bagi keseluruhan bisnis PT Pos
Indonesia (Persero).

PT Pos Indonesia (Persero) has a physical network


of 3.790 post office and supported by thousands
of postal agent. The existence of the physical
network is the key to providing access services to
the retail market. Through the scope and existence
of retail business in the provision of postal services
in Indonesia, integrated retail business is a form of
network optimization for overall business PT Pos
Indonesia (Persero).

Penekanan fokus penciptaan nilai bisnis ritel


terletak pada produk konsinyasi, filateli,
dan POSTShop. POSTShop merupakan lini
bisnis baru PT Pos Indonesia (Persero) yaitu
penempatan convenience store bersinergi
dengan berbagai kantor pos di seluruh
Indonesia. POSTShop mengusung konsep
one stop shopping, yaitu suatu gerai belanja
yang menjual barang kebutuhan sehari-hari
masyarakat dan juga memberikan produk/
layanan PT Pos Indonesia (Persero) seperti
pengiriman surat, jasa keuangan, pembelian
perangko, dan berbagai produk jasa yang
diminati segmen pelanggan yang menjadi fokus.
Sedangkan Galeripos adalah situs belanja online
yang menjual berbagai produk elektronik,
produk-produk tradisional Indonesia, maupun
barang-barang mewah.

The focus in creating business value lies in retail


product consignment, filateli and POSTShop.
POSTShop is a new business lines of PT Pos Indonesia
(Persero) i.e. placement of convenience store
synergize with different post offices throughout
Indonesia. POSTShop brings the concept of one
stop shopping, which is a shopping outlets which
sell daily necessities and communities also provide
Postal products/services Indonesia such as mail
delivery, financial services, purchasing stamps, and
a wide range of service product that are of interest
to a segment of customers that become the focus.
While the Galeripos is an online shopping site
selling various electronic products, Indonesias
traditional products, as well as luxury goods.

Inti dari keberadaan bisnis ritel melalui


POSTShop adalah memberikan daya tarik baru
bagi masyarakat untuk singgah di jaringan fisik
PT Pos Indonesia (Persero), yang kemudian dapat
meningkatkan minat masyarakat untuk sekaligus
aktif mempergunakan kembali jasa PT Pos
Indonesia (Persero).

The core of the existence of the POSTShop retail


business is by giving a new attraction for people
to stop in PT Pos Indonesia (Persero) physical
network, which then can enhance peoples interest
for active use again at Indonesia postal service.

Di lain pihak, inti keberadaan Galeripos sebagai


situs belanja online adalah sebagai upaya PT Pos
Indonesia (Persero) untuk melengkapi rantai nilai
(value chain) melalui kontribusi bisnis surat dan

On the other hand, the existence of core


Galeripos as the online shopping site is an effort
to equip Indonesia Postal value chain through the
contribution of media as GaleriPT Pos Indonesia

313

paket PT Pos Indonesia (Persero) sebagai media


pengantaran Galeripos. Bisnis e-commerce
serupa telah terbukti berhasil pada negara lain
seperti Korea Post dan Australia Post. Bagi PT
Pos Indonesia (Persero), pengembangan Galeri
pos juga mampu mengoptimalkan jaringan yang
dimiliki sekaligus bersinergi dengan bisnis PT
Pos Indonesia (Persero) yang lain terutama surat
dan paket.

(Persero). A similar e-commerce business has


proved successful in other countries such as Korea
Post and Australia Post. For PT Pos Indonesia
(Persero), development of Galeripos is also able to
optimize network owned and synergize with other
Postal business Indonesia mainly mail and parcel.

PT Pos Indonesia (Persero) juga akan


mengembangkan channel distribusi yang tidak
memerlukan beban investasi aset tetap melalui
sistem lisensi maupun keagenan. Keberadaan
jaringan fisik yang mencakup 4.401 buah
terdiri dari 3.790 kantor pos dan 611 buah
fasilitas fisik lainnya, didukung dengan fasilitas
fisik pelayanan milik mitra berupa agen pos
sebanyak 28.899 (data per 31 Desember 2014)
dengan jumlah jaringan pelayanan yang banyak
dan tersebar menjangkau rural membuka peluang
bagi PT Pos Indonesia (Persero) untuk menjadi
bagian dalam rencana nasional pengembangan
daerah rural ke depan. Dalam konteks tersebut, PT
Pos Indonesia (Persero) akan melakukan aktivitas
inkubasi untuk pengembangan bisnis rural menjadi
jaringan berniaga produk komoditi, konsumsi dan
produksi dari dan ke rural.

PT Pos Indonesia (Persero) will also develop distri


bution channels that do not require a fixed asset
investment burden through a licensing system or
agency. The existence of the physical network that
includes 4,401 pieces consisting of 3,790 post
offices and 611 pieces of other physical facilities,
backed by the physical facilities owned services such
as postal agency partners as much as 28.899 (data
as of December 31, 2014) the number of network
services and spread to reach rural opportunities
for PT Pos Indonesia (Persero) to become part of
the national plan the future development of rural
areas. In this context, PT Pos Indonesia (Persero)
will conduct business incubation activities for rural
development into trade network of commodity
products, consumption and production from and
to rural.

Pengembangan bisnis ritel kedepan antara lain


mempersiapakan model postshop shop/mart,
e-commerce dan jaringan bisnis ritel berbasis
rural menjadi anak perusahaan ritel dengan
nama POSTshop dengan misi utamanya sebagai
jaringan solusi ritel terluas dan terintegrasi.
Pada tahun 2014 akan dimulai dengan tahapan
strategic business unit (SBU) dengan beberapa
program yang fokus pada pengembangan
Postshop menjadi model lisensi sebagai bagaian
dari salah satu strategi penambahan outlet,
pengembangan e-commerce menjadi clearing
house, pengantaran dan portal e-commerce,
pengembangan on-line trading & e-auction bagi
komoditi, barang konsumsi dan produksi dari
dan ke rural sebagai infrastruktur berniaga
melalui jaringan pos dan sekaligus bagian dari
sistem logistik nasional.

The development of retail business among others


is preparing model of postshop /mart, e-commerce
and retail-based rural business network into
a retail subsidiary by the name of its primary
mission as a POSTshop network widest retail and
integrated solutions. In 2014 will commence with
the stages of the strategic business unit (SBU) and
several programs that focus on the development of
a model license Postshop as one of the strategies
of the various additions outlet, development of
e-commerce into a clearinghouse, delivery and
portal development, e-commerce on-line trading
& e-auction for commodities, consumer goods and
production from and to rural infrastructure as a
trade through a network of posts and at one time
a part of the national logistics system.

314

Bisnis Properti

Property Business

PT Pos Indonesia (Persero) dengan jumlah aset


lebih dari 3.700 lokasi di seluruh Indonesia
memberikan kelebihan sekaligus tantangan
tersendiri. Kondisi ini menjadikan PT Pos
Indonesia (Persero) sebagai salah satu BUMN
dengan ketersebaran yang sangat luas dan
merata di seluruh Indonesia. Namun, kondisi
ini juga menjadikan biaya operasional dan
perawatan aset cukup tinggi karena terdapat aset
yang idle. Untuk mengatasinya PT Pos Indonesia
(Persero) perlu melakukan optimalisasi aset.

PT Pos Indonesia (Persero) with total assets of more


than 3.700 locations across Indonesia provide
advantages as well as its own challenges. This
condition makes the PT Pos Indonesia (Persero)
as one of the SOEs with a very broad branches
and evenly throughout Indonesia. However, this
condition also makes the cost of operation and
maintenance of assets is quite high as there are
assets that are idle. PT Pos Indonesia (Persero) to
overcome it need to do optimization of assets.

Strategi optimalisasi aset PT Pos Indonesia


(Persero) adalah dengan membentuk anak
perusahaan yang akan fokus pada bisnis properti.
Anak perusahaan tersebut pada salah satu lini
bisnisnya akan memfokuskan kepada konsep
bisnis perhotelan kelas menengah atau bintang
tiga. Bisnis perhotelan segmen ini dinilai cukup
menjanjikan karena pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang tinggi, desentralisasi, semakin
meratanya kegiatan perekonomian di daerah,
dan maraknya penerbangan berbiaya rendah
berdampak positif terhadap meningkatnya
pergerakan masyarakat khususnya untuk
kegiatan yang berkaitan dengan bisnis atau
usaha.

Strategy of optimization of PT Pos Indonesia


(Persero) assets is by forming a subsidiary that will
focus on business property. The subsidiary on one
line of business will be to focus on the concept of
hospitality businesses or middle-class three-star.
This segment of the hospitality businesses assessed
quite promising because of Indonesias high
economic growth, decentralisation, the equality
of activities of the economy in the region, and the
rise of low-cost flights to positively impact folowed
the increasing movement of people especially for
activities related to the business or undertaking.

PT
Pos
Indonesia
(Persero)
telah
mengidentifikasi 100 lokasi potensial untuk
dioptimalisasikan selama 2014-2018. Namun
dengan prinsip kehati-hatian dan pertimbangan
ketersediaan sumber daya, dalam jangka pendek
hingga menengah hanya akan dipilih bebrapa
lokasi yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa,
dan Kalimantan untuk dibangun sendiri yang
kemudian akan dikelola oleh profesional dengan
kompetensi memadai. Lokasi-lokasi terpilih
terdapat di kota-kota yang memiliki pergerakan
pebisnis kecil dan menengah, memiliki ukuran
lahan pada kisaran 3.000 m2, dan dinilai tidak
akan mengganggu operasional PT Pos Indonesia
(Persero) apabila dikembangkan.

PT Pos Indonesia (Persero) has identified potential


locations for 100 to be optimized during 20142018. However, with the principle of prudence and
the consideration of the availability of resources,
in the short-to medium-sized site will be chosen
only some scattered islands of Sumatra, Java, and
Borneo to built itself which will then be managed
by professionals with adequate competencies. The
selected locations are in cities that have movement
of small and medium businesses, has a size in
the range of 3,000 m2 of land, and tagged will
not interfere with operation of PT Pos Indonesia
(Persero) when developed.

Pada akhir tahun 2013 telah dibentuk anak


perusahaan Pos Properti untuk optimasi aset
perusahaan. Kedepan anak perusahaan ini akan
mengembangkan usahanya melalui pengelolaa

At the end of 2013 has formed a subsidiary of Post


properties for the optimization of the companys
assets. In the future, these subsidiary will develop
its business through asset transfered-assets-run

315

aset yang diserah-kelolaan oleh induk ke anak


perusahaan, penyediaan jasa properti bagi Pos
Group dan membangun joint operation dengan
berbagai pihak dalam rangka pembangunan dan
pengelolaan usaha.

by the parent to the subsidiary company, providing


services to Post property Group and build joint
operation with various parties in the framework of
the development and management of the business.

Pos Properti telah merencanakan pelaksanaan


dua proyek pada tahun 2014 untuk dibangun
menjadi hotel, secara bertahap induk akan
menyerah-kelolakan aset (bangunan maupun
tanah) untuk dikembangkan dengan skema
investasi sendiri, KSU, maupun KSO. Lokasi
yang dalam kondisi idle dan aset potensial
lain tidak akan ditinggalkan, karena melalui
anak perusahaan, lokasi-lokasi tersebut akan
dikembangkan dengan skema Kerjasama Usaha
(KSU) dan tetap mengacu kepada kajian Highest
& Best Use (HBU) hasil kajian konsultan properti
untuk masing-masing lokasi terkait.

Post Property has planned the implementation of


two projects by 2014 to built a hotel, the parent
will gradually give up-manage assets (land and
buildings) to be developed with its own investment
schemes, KSU, and KSO. Location idle conditions
and other potential assets will not be abandoned,
because through its subsidiaries, these locations
will be developed with the cooperation of Business
Scheme (KSU) and still refers to the study of
Highest & Best Use (HBU) results of the study
consultants properties for each related site.

Bisnis Bhakti Wasantara Net

Bhakti Wasantara Net Business

Semula, keberadaan PT Bhakti Wasantara Net


(BWN) merupakan bagian dari upaya PT Pos
Indonesia (Persero) untuk efisiensi biaya jaringan.
Keberadaan BWN ke depan akan menjadi mitra
strategis PT Pos Indonesia (Persero), yaitu untuk
mendukung kebutuhan teknologi informasi
dengan didukung pemahaman yang telah diperoleh
dengan melayani PT Pos Indonesia (Persero).
Keberadaan BWN ke depan juga akan menjadi
growth story keberhasilan PT Pos Indonesia
(Persero) mengembangkan anak perusahaan.

Again, the existence of PT Bhakti Wasantara Net


(BWN) is part of the efforts of PT Pos Indonesia
(Persero) to network cost efficiency. The existence
of the BWN in the future will become the strategic
partner for PT Pos Indonesia (Persero), namely
to support the needs of information technology
supported by the understanding which has been
obtained by serving PT Pos Indonesia (Persero).
The existence of the BWN forward will also be a
growth story success at PT Pos Indonesia (Persero)
in developing subsidiary.

PT Pos Indonesia (Persero) akan menekankan


fokus penciptaan nilai bisnis BWN pada pasar
eksternal di luar PT Pos Indonesia (Persero)
utamanya pada layanan PosPay sebagai main
agent, karena kompetensi BWN selama ini yang
telah menunjukkan keandalan untuk menangani
peran tersebut. Ke depan, dengan dukungan
komitmen sumber daya, BWN juga akan dapat
mengoptimalkan keunggulan lain yang dimiliki
seperti lisensi Internet Service Provider (ISP)
yang saat ini sangat dibatasi penerbitannya dan
sebagai IT Solution.

PT Pos Indonesia (Persero) will emphasize the


business value creation focus on external markets
BWN outside PT Pos Indonesia (Persero) on
PosPay as the main agent service, because the
competence over the BWN has demonstrated
reliability to handle the role. Looking ahead, with
the support of the commitment of resources, BWN
would also be able to optimize the benefits of such
licenses owned Internet Service Provider (ISP)
which is currently very limited publication and as
an IT Solution.

316

PT Pos Indonesia (Persero) sangat membutuhkan


infrastruktur IT dan aplikasi IT sebagai jantung
sistem bisnis dan pelayanan. Pada era on-line
dan digitalisasi saat ini sebagian besar transaksi
bisnis dilakukan melalui on line system. Maka
pengembangan infrastruktur IT dan sistem
bisnis berbasis IT sangat dibutuhkan Perusahaan
untuk mendukung sukses program transformasi.
Peran BWN akan direposisi menjadi Penyedia
total solusi IT dan Backbone Infrastruktur IT PT
Pos Indonesia (Persero), melalui Restrukturisasi
keuangan, pengembangan kompetensi
dan
kapabilitas melalui JO, Intensifikasi penggarapan
pasar IT PT Pos Indonesia (Persero) dan industri.

PT Pos Indonesia (Persero) is in need of IT infrastructure


and applications to IT as the heart of the business
and service system. In an era of digitization and
on-line currently most business transactions made
through the on line system. The development of IT
infrastructure and business systems with IT-based,
Company is urgently needed to support a successful
transformation program. The role will be repositioned
BWN as total IT solutions and IT infrastructure
Backbone of PT Pos Indonesia (Persero), through a
financial restructuring, development of competencies
and capabilities through JO and the implementation
of market Intensification of PT Pos Indonesia (Persero)
IT and industry.

317

Strategi ke Depan
Upcoming Strategies

Analisis kondisi internal dan eksternal PT Pos


Indonesia (Persero) menjadi basis penetapan
strategi perusahaan tahun 2014 hingga 2018.
Kondisi internal PT Pos Indonesia (Persero)
yang meliputi kondisi dan layanan yang
ditawarkan masing-masing unit bisnis menjadi
dasar pengembangan bisnis PT Pos Indonesia
(Persero) ke depan. Bertolak dari hal tersebut,
kemampuan masing-masing bisnis untuk
mengeksplorasi dan mempenetrasi peluang
eksternal dapat mendukung PT Pos Indonesia
(Persero) untuk mencapai tujuan perusahaan
yang ingin dicapai berkinerja tinggi secara
berkelanjutan. Pengembangan bisnis PT Pos
Indonesia (Persero) akan selalu didukung
oleh fungsi-fungsi pendukung bisnis yang
krusial seperti TI dan SDM sehingga terjadilah
keselarasan antar unit bisnis dan fungsi
pendukung di dalam PT Pos Indonesia (Persero)
untuk bersama-sama menyukseskan pencapaian
tujuan perusahaan.

318

Analysis of the internal and external conditions of


the PT Pos Indonesia (Persero) was the basis for
setting corporate strategies by 2014 to 2018. PT
Pos Indonesia (Persero)s internal conditions which
include the conditions and services offered by each
business unit to be the basis of PT Pos Indonesia
(Persero) business development forward. From this
point, the ability of each business to explore and
penetrate external opportunities can support PT
Pos Indonesia (Persero) to achieve company goals
in achieving high performance on an ongoing basis.
PT Pos Indonesia (Persero) business development
will always be supported by the business support
functions that are crucial as IT and HR so there
was alignment between business units and support
functions in PT Pos Indonesia (Persero) to jointly
facilitate the attainment of company goals.

Strategic Objectives

Sasaran Strategis
Dengan menggunakan kerangka Kriteria Penilaian
Kinerja Unggul (KPKU) BUMN, rumusan sasaran
strategis yang akan dicapai perusahaan pada
tahun 2018 sebagai berikut:

No
No

Perspektif
Perspective

Keuangan dan Pasar


Finance and Market

KPI
KPI

By using Superior Performance Assessment Criteria


framework (KPKU) of SOEs the formulation of
strategic objectives to be reached in 2018 the
company as follows:

Bobot
Weight

Satuan
Satuan

10

17,11

19,69

27,85

20,69

20,75

7,50

28,30

29,77

23,56

39,30

(2,18)

(85,04)

(193,41)

(149,41)

26,19

14,00

18,00

22,00

26,00

30,00

11

80,00

83,75

87,50

91,25

95,00

11

83,00

87,00

91,00

95,00

99,00

0,09

0,07

0,05

0,03

0,01

85,00

87,50

90,00

92,50

95,00

98,00

98,25

98,50

98,75

99,00

72,00

74,00

76,00

78,00

80,00

Jamlat/
Karyawan

3,50

3,88

4,25

4,63

5,00

Koef

1,91

1,95

2,01

2,12

2,24

poin

79,00

81,75

84,50

87,25

90,00

poin

350,00

420,00

540,00

680,00

775,00

Realisasi Program Kerja (Investasi)

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Pencapaian fisik program (Investasi)

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Tingkat Efektifitas Penyaluran dana


(PKBL)

65,65

67,99

70,33

72,66

75,00

Tingkat Kolektibilitas Pinjaman

31,06

35,80

40,53

45,27

50,00

Pengisian Portal BUMN

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Revenue Growth

2014

2015

2016

2017

2018

Revenue Growth
Net Profit Margin Growth
Net Profit Margin Growth
Operation Cash Flow Growth
Operation Cash Flow Growth
Market Share (mail, parcel, jaskug)
Market Share (mail, parcel, jaskug)

Efektivitas Fokus
Pelanggan

Costumer Satisfaction Index (CSI)


Costumer Satisfaction Index (CSI)

Customer Focus
Effectivity

Respon time to complain handling

Efektivitas produk
dan proses

Ganti Rugi

Product and Process


Effectivity

SWP

Respon time to complain handling


Compensation
SWP
Downtime
Downtime

Fokus tenaga kerja


Work Force Focus

Employee Engagement Index (EEI)


Employee Engagement Index (EEI)
Jam latihan/karyawan
Jam latihan/karyawan
Produktivitas karyawan
Produktivitas karyawan

Kepemimpinan
Tata Kelola, dan
Tanggung Jawab
Kemasyarakatan
Leadership,
Governance, and
Social Resposibilty

GCG Indeks
GCG Indeks
Skor KPKU
Skor KPKU

319

Memperkuat
PT Pos Indonesia (Persero)
Menjadi Trusted Postal Service
Company

Strengthen PT Pos Indonesia


(Persero) to Become The Trusted
Postal Service Company

Menghadapi pasar surat yang mulai jenuh,


pasar paket dan logistik yang terus tumbuh,
jasa transaksi keuangan yang makin ketat
persaingannya, dan meningkatnya perdagangan
secara on-line sehingga permintaan akan
jasa distribusi/ pengantaran makin tingi, di
masa depan PT Pos Indonesia (Persero) di
arahkan untuk mampu menjadi perusahaan
jaringan terbesar di Indonesia. Keberadaan PT
Pos Indonesia (Persero) sebagai perusahaan
jaringan di titik beratkan pada pengembangan
infrastruktur, konektivitas dan dan jasa yang
terintegrasi didukung teknologi. Perbaikan pada
infrastruktur jaringan antara line on-line 3.700
kantor pos dan perbaikan sistem aplikasi bisnis
telah mampu meningkatkan kemampulabaan
perusahaan sejak tahun 2009.

Facing a mail market that starts to saturate, parcel


and logistics services market continues to grow,
more stringent financial transactions increasing
trade on-line so that the demand of delivery/
distribution services will higher, in the future of
PT Pos Indonesia (Persero) will be able to become
the largest network company in Indonesia. The
presence of the postal companys network in
Indonesia is as a point of focus on infrastructure
development, connectivity and integrated services
and supported technologies. Improvements to the
network infrastructure between the line on-line
3.700 post office business application system
fixes and has been able to increase the company
profitability since 2009.

Untuk
membangun
perusahaan
jaringan
kedepan, perusahaan menggunakan referensi
keberhasilan transformasi administrasi
pos
dunia menjadi perusahaan sukses dalam
pemanfaatan pengembangan jaringan pelayanan,
pengembangan layanan dan pengembangan
sdm. Beberapa contoh administrasi Pos yang
berhasil melakukan transformasi sebagai
perusahaan jaringan antara lain: Perusahaan yang
mampu menambah jaringan pelayanan untuk
peningkatan kiriman paket melalui e-commerce
antara lain: Australia Post mampu meningkatkan
pengiriman paket melalui e-commerce mencapai
70% dengan memanfaat kombinasi keberadaan
4.500 Kantor Pos sebagai toko serba ada dan
layanan e-commerce; Correios-Pos Brasil, sukses
memanfaatkan 17.000 jaringan kantorposnya
untuk layanan e-commerce dan untuk jaringan
pelayanan Bank; China Post juga mampu
memanfaatkan 77.000 jaringan kantorposnya
untuk jaringan e-commerce dan pelayanan
Bank untuk melayani sebagai besar masyarakat
pedesaan.

To build a network of companies inthe future,


company use a reference of post administration
transformation success in the world in the
utilization of network development, services
development and human resource development.
Some examples of the postal administration to
successfully perform the transformation as a
network among other companies: companies are
able to add network services to increased shipment
of packages via e-commerce, among others:
Australia Post is able to improve the delivery of
packages via e-commerce reached 70% with a
combination of benefit from the existence of 4500
post offices as shops and services and there is a
guided tour of e-commerce; Brazilian post officeCorreios, successfully utilizing its post office
for services network over 17,000 e-commerce
and service network for the Bank; China Post
is also able to utilize the network to 77,000 of
e-commerce and service Bank to serve as a large
rural community.

Pemanfaatan jumlah jaringan kantor pos untuk


pendapatan paket melalui e-commerce juga
berhasil dilakukan oleh Japan Post melalui
layanan Furusato, Korea Post melalui layanan

The utilization of the amount of the post office


network as revenue for packages via e-commerce
are also managed by Japan Post via Korea Post,
Furusato service via e-post service shopping. While

320

e-post shopping. Sedang untuk peningkatan


pelayanan keuangan baik melalui transaksi
keuangan, Bank dan asuransi berhasil dilakukan
oleh Japan Post melalui Japan Postal Saving
Bank,dan Postal Insurance sehingga mampu
memobilisasi dana masyarakat menjadi sumber
dana kedua bagi perintah setelah APBN-nya.
Poschta Rossii-Rusia melalui Cybermoney.

for an increase in financial services both through


financial transactions, Bank and insurance work
undertaken by Japan Post through the Japan
Postal Saving Bank, and Postal Insurance which is
so capable of mobilizing community Fund became
a source of funds for the second command after
his States budget. Poschta Rossii-Russia through
Cybermoney.

Untuk memperkuat posisi perusahaan menjadi


trusted postal company dilakukan melalui
strategi: peningkatan jumlah jaringan kantor
pos, pengembangan bisnis perusahaan, dan
keterhubungan jaringan pelayanan dan sistem
bisnis perusahaan didukung infrastruktur
teknologi dan sdm termasuk membangun
jejaring dengan mitra bisnis untuk memanfaatkan
jaringan infrastruktur dan pelayanan perusahaan
sehingga mampu membangun nilai tambah
bagi mitra, perusahaan dan pelanggan, melalui
penyediaan jasa kurir, tansaksi keuangan,
logistik, ritel, properti dan teknologi.

To strengthen the companys position to become


the trusted postal company is done through
strategy: increasing the number of post office
network, business development company, and
the connectivity of the network services and
enterprise business systems supported technology
infrastructure and human resources, including
building a network with business partners to make
use of network infrastructure and services of the
company so that it is able to establish added value
for partners, companies and customers, through
the provision of courier service, finances, logistics,
retail, property and technology.

Berikut ini dirumuskan Strategi dan Program Unit


Bisnis dan Unit Pendukung untuk mewujudkan
visi dan mencapai sasaran strategis:

The following formulated strategies and Program


Support Units and Business Units in order to
realize the vision and achieve strategic goals:

321

Strategi dan Program Bisnis Surat


dan Paket

Mail and Parcel Business Strategy


and Program

Selama 2014-2018, PT Pos Indonesia (Persero)

During the 2014-2018, PT Pos Indonesia (Persero)

akan menajamkan fokus penciptaan nilai bisnis

will be focused on value creation of mail and parcel

surat dan paket pada layanan korporat dan

on corporate services and parcel product. This is in

produk paket. Hal ini sejalan dengan peluang

line with external opportunities for these products

eksternal produk-produk tersebut dan dengan

and taking into account the risks that can arise on

mempertimbangkan risiko strategis yang dapat

the strategic business mail and parcel.

muncul pada bisnis surat dan paket.


Tren industri pos di Indonesia didominasi oleh

Industry trends in Indonesia is dominated by post

pengiriman surat korporat dan pertumbuhan

mail delivery corporate and SME sectors as well

sektor UKM serta e-commerce yang menjadi

as the growth of e-commerce into opportunities

peluang bagi PT Pos Indonesia (Persero),

for PT Pos Indonesia (Persero), especially related

terutama terkait dengan pengiriman barang

to the delivery of the goods (the package). The

(paket). Pengembangan produk tersebut juga

product development is also an effort to mitigate

merupakan

risiko

the risk of further decline in market share strategic

strategis makin turunnya pangsa pasar bisnis

upaya

untuk

memitigasi

business of mail and parcel of PT Pos Indonesia

surat dan paket PT Pos Indonesia (Persero).

(Persero).

Risiko strategis lain yang dapat muncul adalah

Other strategic risk that can arise is the risk

risiko tidak tersedianya informasi internal yang

of unavailability of information adequate to

memadai untuk mendukung penetrasi pasar. Hal

support the internal market penetration. This will

ini akan dimitigasi melalui kerja sama dengan

be mitigated through cooperation with PT Pos

fungsi TI PT Pos Indonesia (Persero) dalam

Indonesia (Persero) in IT functions in development

pengembangan sistem-sistem terkait, sebagai

of related systems, for example the development of

contoh pengembangan Customer Relationship

Customer Relationship Management (CRM) system

Management (CRM) sebagai sistem terintegrasi

integrated for sales and marketing.

untuk kegiatan penjualan.


Pada bisnis surat dan paket, PT Pos Indonesia

In business mail and parcels, PT Pos Indonesia

(Persero) bertekad untuk mendapatkan kembali

(Persero) was determined to get back and

dan

pangsa

maintain control of the market share of mail

pasar surat dan paket yang potensial melalui

mempertahankan

and parcel through an initiative of the strategy

inisiatif strategi dan program kegiatan. Hal

and programme. This is illustrated through the

ini diilustrasikan melalui matriks keterkaitan

matrix of the link between objectives, strategies,

antara sasaran, strategi, dan program kegiatan

programs and activities that illustrate the direction

yang

of development of the company as follows.

menggambarkan

penguasaan

arah

perusahaan sebagai berikut.

322

pengembangan

PROGRAM KEGIATAN

STRATEGI BISNIS

Activities Program

Business Strategy

Mendapatkan kembali
pangsa pasar
Reclaiming market share

1.1.

SASARAN
PENCAPAIAN

Achievement Target

Mengembangkan layanan corporate postal


management
Developing services of corporate postal management

1.2.

Meningkatkan volume pengiriman surat melalui


layanan Admail
Increasing mail shipment volume through Admail
services

1.3.

Meningkatkan penetrasi produk paket


Increasing parcel product penetration

1.4.

Spin Off AdMail menjadi anak perusahaan PT


Pos Digi

Increasing parcel product penetration

Mempertahankan basis
pelanggan
Maintaining customer
basis

Memanfaatkan
kemampuan yang ada
untuk mendukung kinerja
Utilizing the existing
capability for performance
supporting

2.1.

Mengembangkan program loyalitas konsumen

Surat dan
Paket
Rp5,5 triliun
Mail and Parcel
IDR 5,5 trillion

Developing costumer loyality program

2.2.

Mengembangkan segmentasi pelanggan


Developming customer segmentation

3.1.

Menetapkan sinergi dengan Pos Logistik


Determining synergy with Pos Logistic

3.2.

Perbaikan sistem antaran menjadi Spin Off PT


POS City
Determining synergy with Pos Logistic

Mencakup kelanjutan program kegiatan untuk inisiatif strategi pembenahan (fix the basic) yang telah
dibentuk sebelum penyelarasan pada tahun 2013.
Including the continuation of activity program for improvement strategy (fix the basic) inititative has been formed before the
alignment on 2013.

Strategi dan Program Bisnis Logistik

Strategy and Program of Logistic


Business

Dengan kompetensi pengelolaan logistik dan


pengalaman PT Pos Indonesia (Persero) yang
panjang dalam pengiriman barang, Pos Logistik
diharapkan menjadi motor perubahan bagi PT
Pos Indonesia (Persero) untuk dapat mendukung
sistim logistik nasional. Hal ini disebabkan oleh
pembentukan Pos Logistik yang merupakan salah
satu upaya optimalisasi pemanfaatan jaringan
yang selama ini telah terbentuk. Selain itu dalam
rangka mendukung inisiatif IPO, Pos Logistik dinilai
dapat memberikan nilai tambah terhadap PT Pos
Indonesia (Persero) untuk menarik calon investor.

Logistics management competencies and the


experience of PT Pos Indonesia (Persero) extended
in Postal Logistics, delivery of the goods is expected
to be the pioneer of change for PT Pos Indonesia
(Persero) to be able to support the national logistics
system. This is due to the establishment of the Pos
Logistik which is one of the network utilization
optimization efforts that had been formed.
Furthermore, in order to support the initiatives of
the IPO, post Logistics can provide added value
to PT Pos Indonesia (Persero) to attract potential
investors

323

Pos Logistik memiliki visi untuk menjadi


penyedia layanan logistik yang terintegrasi,
andal, dan terpercaya. Dengan penekanan
fokus penciptaan nilai bisnis logistik melalui
konsolidasi dan integrasi menyeluruh layanan
transportasi (freight forwarding) multimoda
yang meliputi transportasi darat, laut, udara,
dan layanan pergudangan (warehousing), Pos
Logistik diharapkan dapat bersaing dengan
pemain-pemain logistik utama di Indonesia.
Hal ini didukung oleh inisiatif peningkatan
kapabilitas dan layanan Pos Logistik sehingga
menjadi kunci utama untuk membuka peluang
menuju pasar yang lebih besar. Kemampuan
Pos Logistik untuk meraih kesempatan dalam
pasar yang lebih besar juga dapat mendukung
pencapaian target yang ditetapkan oleh PT Pos
Indonesia (Persero).

Pos Logistics has a vision to become a leading


provider of integrated logistics services, reliable,
and trustworthy. With the emphasis focused
creating business value through consolidation
and logistics of thorough integration of transport
services
(freight
forwarding)
multimoda
which includes transport by land, sea, air, and
warehousing services (warehousing), post Logistics
is expected to compete with the major logistics
players in Indonesia. This initiative was supported
by increased capabilities and Logistical postal
service so that it becomes the main key to open
opportunities to a larger market. The ability of
postal Logistics to seize the opportunity in the
market can also support the achievement of the
targets set by PT Pos Indonesia (Persero).

Untuk memenuhi harapan pertumbuhan dan


mendukung arahan utama PT Pos Indonesia
(Persero) menjadi leading postal service
company, Pos Logistik ditujukan untuk dapat
meningkatkan skala bisnisnya secara cepat,
tepat, dan terarah. Peningkatan skala bisnis
Pos Logistik akan dilakukan dalam dua tahap.
Pada tahap pertama, akan dilakukan penguatan
basis pendapatan melalui akuisisi pasar captive
market baik pada PT Pos Indonesia (Persero)
maupun penetrasi pasar-pasar eksternal
unggulan dengan memanfaatkan kekuatan aset
dan jaringan yang dimiliki saat ini. Pada tahap
kedua, peningkatan skala bisnis akan difokuskan
pada pengembangan kapabilitas untuk dapat
bersaing dan merebut pasar yang saat ini
dikuasai oleh para pemain logistik besar melalui
kerja sama dengan pihak eksternal. Selanjutnya,
Pos Logistik diharapkan dapat berkembang baik
secara organik maupun unorganik sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas Pos
Logistik agar mampu mendukung jati diri PT Pos
Indonesia (Persero) di masa depan .

To meet the expectations of growth and support


the main direction of PT Pos Indonesia (Persero)
became the leading postal service, Pos Logistics
company are aimed to increase its business quickly,
precisely, and directional. An increase in the scale
of Pos Logistics business will be conducted in two
stages. In the first stage, will be done through the
acquisition of revenue base strengthening market
with captive market at both PT Pos Indonesia
(Persero) as well as external markets penetration
with superior to harness the power of the network
and owned assets at this time. At the second
stage, the increase in the scale of business will be
focused on the development of capabilities to be
competitive and capture a market that is currently
dominated by the big logistics players through
cooperation with external parties. Furthermore,
the post of logistics is expected to grow both
organically as well as unorganik so that it expected
to increase the post Logistics capabilities in order
to be able to support PT Pos Indonesia (Persero)
identity in the future.

Perencanaan strategis Pos Logistik melalui


akuisisi pasar internal (PT Pos Indonesia
(Persero)) maupun eksternal juga membutuhkan
pertimbangan risiko strategis. Terdapat risiko
kolaborasi antara Pos Logistik dan PT Pos
Indonesia (Persero) yang berjalan tidak optimal

Strategic planning of Pos Logistics through the


acquisition of internal market (PT Pos Indonesia
(Persero)) and external strategic risks needs
consideration. There is a risk of a collaboration
between the PT Pos Indonesia (Persero) and
Pos Logistics which is not optimal running such

324

karena kolaborasi tersebut tidak menyentuh


level
operasional.
Untuk
memitigasinya,
dibutuhkan skema kolaborasi yang detail bagi
kedua entitas yang diikuti oleh sosialisasi
mengenai kolaborasi tersebut. Selain itu,
risiko lain yang dapat timbul yaitu kerja sama
atau akuisisi yang tidak dapat berlangsung
sesuai rencana dikarenakan tidak berhasilnya
proses integrasi. Hal ini dapat dimitigasi melalui
pembenahan internal untuk memperkuat posisi Pos
Logistik sekaligus menunjukkan potensi Pos Logistik
kepada calon mitra atau calon perusahaan yang
akan diakuisisi. Selain itu dibutuhkan perencanaan
yang matang dalam melakukan proses integrasi baik
dengan pihak eksternal maupun internal.

collaboration because it did not touch on the


operational level. For mitigation, it takes a
collaborative scheme details for both entities that
followed by socialization about the collaboration.
In addition, other risks that can arise is that
a partnership or an acquisition that could not
take place as planned because not a successful
integration process. This can be mitigated through
internal improvements to strengthen the position
of post Logistics and Logistics Post showed
potential to prospective partners or prospective
company will be acquired. In addition it takes
careful planning in process integration either by
internal or external parties.

Selama kurun waktu tahun 2014 hingga


2018, Pos Logistik memiliki tujuan pencapaian
untuk meningkatkan skala bisnis logistik yang
dimanifestasikan dalam inisiatif strategi dan
program kegiatan. Hal ini diilustrasikan melalui
matriks keterkaitan antara sasaran, strategi, dan
program kegiatan yang menggambarkan arah
pengembangan perusahaan sebagai berikut.

During the years 2014 to 2018, the postal Logistics


have a goal attainment scale to enhance business
logistics which manifested in the initiatives
strategy and programme of activities. This is
illustrated through the matrix of the link between
objectives, strategies, programs and activities
that illustrate the direction of development of the
company as follows.

STRATEGI BISNIS
Business Strategy

1. Memaksimalkan
kesempatan yang ada
Maximizing existing
opportunities

PROGRAM KEGIATAN
Activities Program

SASARAN
PENCAPAIAN

Achievement Target

1.1. Melakukan formalisasi kerja sama dengan PT


Pos Indonesia (Persero)
Performing Cooperation formalizing with PT Pos
Indonesia (Persero)

Mengeksplorasi dan meraih kesempata


1.2. eksternal

Exploring and achieving external opportunities

2. Ekspansi bisnis secara


in-organic
In-organic business
expansion

2.1. Kemitraan antara Pos Logisik dengan pihan


eksternal
Partnership between Pos Logistic and External
parties

2.2. Merger dan/atau akuisisi dengan penyedia


layanan logistik lain

Pos Logistik
Rp1,6 triliun
Pos Logistik
IDR1.6 trillion

Mergering and/or acquisitioning with other logistic


service providers

2.3. Initial Public Offering PT Pos Logistik Indonesia


Initial Public Offering of PT Pos Logistik Indonesia

Mencakup kelanjutan program kegiatan untuk inisiatif strategi pembenahan (fix the basic) yang telah
dibentuk sebelum penyelarasan pada tahun 2012.
Including the continuation of activity program for improvement strategy (fix the basic) inititative has been formed before
the alignment on 2012.

325

Strategi dan Program Bisnis Jasa


Keuangan

Financial Services Business


Strategy and Program

Produk jasa keuangan PT Pos Indonesia (Persero)

PT Pos Indonesia (Persero) financial services products

sangat dikenal oleh pasar menengah ke bawah.

are very well known by the lower middle market. It

Hal tersebut menjadi pembeda sekaligus kekuatan

becomes the differentiating power products of PT

produk jasa keuangan PT Pos Indonesia (Persero)

Pos Indonesia (Persero) because with a network that

karena dengan jaringan yang menjangkau seluruh

reaches all corners of Indonesia, PT Pos Indonesia

pelosok Indonesia, PT Pos Indonesia (Persero)

(Persero) is able to reach rural areas and opens the

mampu

menjangkau area rural dan membuka

opportunity to increase financial inclusion. Therefore,

kesempatan untuk meningkatkan financial inclusion.

the people of Indonesia that had yet to gain access to

Oleh karena itu, rakyat Indonesia yang selama ini

financial services can enjoy the service.

belum mendapatkan akses terhadap layanan jasa


keuangan dapat menikmati layanan tersebut.
Penciptaan nilai bisnis jasa keuangan di atas terlihat

Financial services business value creation over the

dari pengembangan produk-produk jasa keuangan

look of the development of financial services products

yang meliputi kiriman uang (remitansi) dan PosPay.

including remittances and PosPay. The intended

Segmen pasar yang dituju adalah kalangan pekerja

market segment is among the workers and companies

dan perusahaan yang memerlukan jasa pembayaran

that require retail bill payment services based on

tagihan berbasis ritel pada posisi geografik yang

extensive geographical position (e.g., PLN, Telkom,

luas (contoh PLN, Telkom, PDAM, dan institusi

TAPS, and Government institutions such as Dit tax). In

pemerintah seperti Ditjen Pajak). Selain itu, bisnis

addition, Postal financial services business Indonesia

jasa keuangan PT Pos Indonesia (Persero) juga

also allows distribution of funds (fund distribution)

memungkinkan distribusi dana (fund distribution)

more quickly and effectively to the people who have

yang lebih cepat dan efektif kepada masyarakat

not to enjoy the financial services.

yang belum menikmati layanan jasa keuangan.


Di luar pengembangan produk, bisnis jasa keuangan

Except of product development, business financial

akan melakukan diversifikasi tanpa meninggalkan

services will be to diversify without leaving the

jalur kompetensi bisnis inti melalui kerja sama

core business competencies through cooperation

dengan mitra perbankan. Diversifikasi juga akan

with partner Banks. Diversification will also be

dikembangkan secara lebih luas dengan pelaku

developed

industri pegadaian, asuransi, keuangan syariah,

pawnshops, insurance, Islamic finance, and financing

dan pembiayaan (multifinance). Kekuatan jaringan

(multifinance). The power of PT Pos Indonesia

PT Pos Indonesia (Persero) yang luas dan handal

(Persero)s vast network and reliable partnership and

dan kerjasama kemitraan dari berbagai industri

co-operation from various industries are expected

tersebut diharapkan mampu memberikan layanan

to provide a fully integrated financial services. It is

jasa keuangan yang terintegrasi. Hal ini juga

also in line with one goal PT Pos Indonesia (Persero)

sejalan dengan salah satu tujuan PT Pos Indonesia

namely providing financial services to all walks of

(Persero) yaitu memberikan layanan jasa keuangan

life and have been considering strategic risk the risk

kepada seluruh lapisan masyarakat sekaligus telah

that competition can arise the effort. Through this

mempertimbangkan risiko strategis yang dapat

cooperation, PT Pos Indonesia (Persero) will offer a

timbul yaitu risiko persaingan usaha. Melalui

range of products that the more varied and supported

kerja sama ini, PT Pos Indonesia (Persero) akan

by more extensive access. This will hopefully help

menawarkan ragam produk yang makin bervariasi

boost the growth of the economy of community. In

more

broadly

with

industry

peers

dan ditunjang oleh akses yang makin luas. Hal

addition, it will also mitigate the risk of strategic so

ini diharapkan akan membantu meningkatkan

that PT Pos Indonesia (Persero) can compete with

pertumbuhan perekonomian masyarakat. Selain itu,

banking company as major competitor.

hal ini juga akan memitigasi risiko strategis sehingga


PT Pos Indonesia (Persero) dapat bersaing dengan
perusahaan perbankan sebagai kompetitor utama.

326

Diversifikasi dan pengembangan produk jasa keuangan juga akan

Diversified financial services and product development

didukung oleh program kegiatan untuk peningkatan kompetensi

will also be supported by a programme of activities for the

SDM. Selain agar seluruh program kegiatan lain dapat berjalan

enhancement of competence. In addition to all the other

optimal, program kegiatan ini juga ditujukan untuk memitigasi risiko

activities of the program can run optimally, this program

strategis tidak terpenuhinya kompetensi SDM yang memadai bagi

activity is also intended to mitigate strategic risks do not

bisnis jasa keuangan.

competence for financial services business.

Secara lebih detail, bisnis jasa keuangan memiliki tujuan pencapaian

In more detail, the financial services business has a purpose to maintain

untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis jasa keuangan

and expand the financial services business through expansion of the

melalui perluasan portofolio produk yang akan diraih melalui inisiatif

product portfolio will be achieved through strategies and initiatives

strategi dan program kegiatan Hal ini diilustrasikan melalui matriks

program activity this is illustrated through the matrix of the link between

keterkaitan antara sasaran, strategi, dan program kegiatan yang

objectives, strategies, programs and activities that illustrate the direction

menggambarkan arah pengembangan perusahaan sebagai berikut:

of development of the company as follows:

STRATEGI BISNIS

PROGRAM KEGIATAN

Business Strategy

1.

Mempertahankan
dan mengembangkan
portofolio produk
saat ini
Maintaining and
developing existing
product portofolio

Activities Program

1.1.

SASARAN
PENCAPAIAN

Achievement Target

Mengembangkan kapasitas Customer


Understanding Analytics (CDA)

Developing capability of Customer Understanding/


Analytics (CDA)

1.2.

Memperkuat pangsa pasar PT Pos Indonesia


(Persero) dalam pasar remitansi
Strengthening market share of PT Pos Indonesia
(Persero) in remittance market

1.3.

Memfokuskan pemasaran terhadap tenaga


kerja industri padat karya
Focusing marketing on intensive industry labors

1.4.

Mengembangkan produk remitansi untuk


menembus segmen account-to-cash
Developing remittance products to penetrate
account-to-cash segment

1.5.

Mempertimbangkan strategi penetapan harga


(repricing strategy)
Considering repricing strategy

1.6.

Melaksanakan strategi pemasaran yang


terfokus kepada produk unggulan

Performing marketing strategy focused on excellent


products

1.7.

Jasa
Keuangan
Rp 3,3 triliun
Financial Service
IDR 3.3 trillion

Meningkatkan jumlah dan kompetensi SDM


sesuai dengan pertumbuhan layanan jasa
keuangan

Increasing the number and competency of Human


Resource based on the growth of financial service
provider

2.

Menentukan
model kerja sama
untuk memperluas
portofolio produk
Determining cooperation
model to expend
product portofolio

1.8.

Card Management

2.1.

Membentuk aliansi strategis untuk memperluas


portofolio produk

Card Management

performing strategic alliance to expand products


portofolio

Mencakup kelanjutan program kegiatan untuk inisiatif strategi pembenahan (fix the basic) yang telah dibentuk sebelum
penyelarasan pada tahun 2012.
Including the continuation of activity program for improvement strategy (fix the basic) inititative has been formed before the alignment on
2012.
327

Strategi dan Program Business


Ritel

Retail Business Strategy and


Program

Bisnis ritel yang menopang bisnis-bisnis lain di


dalam PT Pos Indonesia (Persero) menjadikan
bisnis ritel sebagai perekat bagi keseluruhan
portofolio bisnis PT Pos Indonesia (Persero).
Cakupan bisnis ritel PT Pos Indonesia (Persero)
adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan front line dari seluruh layanan
PT Pos Indonesia (Persero), yaitu seluruh
loket kantor pos yang dikelola oleh Subdit
Ritel.
2. Penjualan produk-produk filateli dan
konsinyasi.
3. Pengelolaan agen pos.

Retail business which support other businesses in


PT Pos Indonesia (Persero) made retail business as
adhesive for overall business portfolio of PT Pos
Indonesia (Persero). The business scope of PT Pos
Indonesia (Persero) Retail is as follows:

Direktorat Bisnis Ritel saat ini telah


mengembangkan lini bisnis baru yaitu Post Shop
dan Galeripos serta meningkatkan pendapatan
dari unit filateli dan konsinyasi.

The Directorate of Retail Business currently has


developed a new line of Business Post Shop and
Galeripos as well as increase unit revenues from
philately and consignment.

Post Shop merupakan lini bisnis baru oleh PT


Pos Indonesia (Persero) yaitu penempatan
convenience store di berbagai kantor pos di
seluruh Indonesia. Post Shop mengusung konsep
one stop shopping, yaitu suatu gerai belanja
yang menjual barang-barang kebutuhan seharihari masyarakat dan juga memberikan produk/
layanan PT Pos Indonesia (Persero) seperti
pengiriman surat, jasa keuangan, pembelian
perangko, dan lain-lain. Sedangkan Galeripos
adalah situs belanja online yang menjual berbagai
produk elektronik, produk-produk tradisional
Indonesia, maupun barang-barang mewah.
Post Shop merupakan sarana PT Pos Indonesia
(Persero) untuk memberikan berbagai layanan
kepada konsumen, mengandalkan jumlah dan
ketersebaran gerai Post Shop.

Post Shop which is a new line of business by


PT Pos Indonesia (Persero) is the placement of
the convenience store at various post offices
throughout Indonesia. Post Shop brings the
concept of one stop shopping, which is a shopping
outlets that sell goods for everyday requirement
of society and also provide products/services of
PT Pos Indonesia (Persero) such as mail delivery,
financial services, purchasing stamps, and others.
While the Galeripos is an online shopping site
selling various electronic products, Indonesias
traditional products, as well as luxury goods. Post
Shop is vehicle of PT Pos Indonesia (Persero) to
provide a variety of services to consumers, rely on
a number of brances and outlets of Post Shop.

Perencanaan strategis bisnis ritel PT Pos


Indonesia (Persero) melalui pengembangan Post
Shop maupun Galeripos juga membutuhkan
pertimbangan risiko strategis yang dapat timbul.
Salah satu risiko strategis terkait pengembangan
Post Shop yaitu risiko kegagalan beradaptasi
dengan perubahan pola belanja konsumen. Hal
ini akan dimitigasi melalui strategi pemasaran
yang disesuaikan dengan target konsumen yang

Strategic business planning through the


development of Retail of PT Pos Indonesia
(Persero), Post Shop or Galeripos also requires
consideration of the strategic risk that can
arise. One of the strategic risks related to the
development of Post Shop that is the risk of failure
to adapt to changing consumer shopping patterns.
This will be mitigated through marketing strategies
tailored to the different consumer target of an area

328

1. Management of the front line from the rest


of PT Pos Indonesia (Persero), namely all over
the counter of post offices run by the Retail
Subdit.
2. Sales of philately and consignment product
3. The management of postal agent.

berbeda-beda antar area di Indonesia. Selain


itu terdapat pula risiko persaingan usaha dalam
bisnis e-commerce. Untuk memitigasi hal ini,
Galeripos bekerja sama dengan pihak ketiga
sehingga dapat memperkaya portofolio produk
dan meningkatkan daya saingnya.

in Indonesia. In addition there is also the risk of


business competition in the e-commerce business.
To mitigate this, the Galeripos is working with the
third party so that it can enrich product portfolio
and improve its competitive power.

Selama kurun waktu 2014-2018, strategi bisnis


ritel adalah menambah jaringan kantorpos dan
mengembangkan portofolio produk dan layanan
bisnis ritel. Adapun programnya adalah sebagai
berikut:
1. Mempertahankan dan mengembangkan
portofolio produk ritel saat ini serta produk
baru berbasis online.
2. Menambah
jumlah
kantorpos
dan
optimasinya.
3. Memperbaiki kualitas layanan outlet.

During the period 2014-2018, retail business


strategy is to add post office network and develop
a portfolio of retail business products and services.
As for the program are as follows:
1. Maintain and develop the current retail
product portfolio as well as a new online-based
products.
2. Increase the number of post offices and its
optimalization.
3. Improve the quality of service of the outlet.

329

Berikut digambarkan matriks keterkaitan antara


strategi dan program bisnis ritel sebagai berikut:
STRATEGI BISNIS
Business Strategy

A.1. Mempertahankan
dan mengembangkan
portofolio produk filateli
saat ini

Maintaining and developing


product portfolio of philately
today

The following matrix is described as the link between


the retail business strategies and programs

PROGRAM KEGIATAN
Activities Program

A.1.1. Menambah

SASARAN
PENCAPAIAN

Achievement Target

channeling penjualan Produk Filateli

Channeling addition of Philately products sale

A.1.2. Mengembangkan produk filateli sebagai


merchandise
Developing philately products as merchandise

A.1.3. Mengajukan inisiatif kenaikan tarif perangko


dan penyesuaian pembagian pendapatan
Proposing initiative rise of stamp rate and the
adjustment of income share

A.1.4. Melakukan strategi pemasaran produk filateli


yang berfokus terhadap produk unggulan
Performing marketing strategy of philately products
which focuses on excellent products

A.2. Meningkatkan
pendapatan konsinyasi
Increasing consignment
income

A.3. Mempersiapkan
peluncuran Post Shop
Preparing the launch of
Post Shop

A.4. Meluncurkan dan


mengembangkan
Post Shop
Launching and
developing Post Shop

A.2.1. Meningkatkan fee pendapatan dari penjualan


materai
Increasing income fee from revenue stamp sale

A.3.1. Memformulasikan loket terpadu


Formulating integrated outlets

A.4.1. Meluncurkan piloting Post Shop


Launching Post Shop piloting

A.4.2 Melakukan kajian bisnis mengenai


pembentukan anak perusahaan PT Post Mart
Performing business research on the formation of PT
Post Mart subsidiary

A.4.3 Melakukan ekspansi cakupan dan jaringan


bisnis Post Shop
Conducting expansion of range and network of Post
Shop business

A.4.4 Pendirian PT Post Shop


Establishment of PT Post Shop

A.5. Menetapkan dan


mengembangkan konsep
bisnis ritel e-commerce
Galeri Pos sebagai
pendukung bisnis surat
dan paket

Determining and developing

e-commerce retail
business concept of Galery
Pos as support for mail and
parcel business

Menentukan model bisnis dan strategi yang


A.5.1. tepat

Determining the appropriate business and strategy


model

A.5.2. Merancang strategi pemasaran yang efektif


dengan berfokus kepada pasar yang tepat
Designing an effective marketing strategy focusing
on the right market

A.5.3. Membangun basis konsumen melalui aktivitas


pencitraan
Building customer base through imaging activities

A.5.4. Menjaga mutu pelayanan guna meningkatkan


kepuasan bagi seluruh pihak terkait (merchant,
customer, dan partner)
maintain the quality of service in order to improve
the satisfaction of all parties

A.5.5. Membuka peluang bagi masyarakat untuk


memasang iklan di situs Galeri Pos

Opportunities for the community to put an ad on the


site Galery Pos

330

Ritel
Rp 582 M
Retail
IDR 582 billion

STRATEGI BISNIS
Business Strategy

B.1. Mengembangkan
agen pos
Developing post agents

PROGRAM KEGIATAN
Activities Program

SASARAN
PENCAPAIAN

Achievement Target

B.1.1. Meningkatkan fee pendapatan dari penjualan materai


Increasing income fee from revenue stamps sale

B.2.1. Meningkatkan daya tarik bisnis keagenan


dengan pembenahan skema bisnis yang
ditawarkan kepada para agen
Increasing the attractiveness of agency business with a
business improvement schemes offered to the agent

B.2.2. Mengambangkan sistem TI untuk pemantauan


kinerja agen pos
Developing IT systems for monitoring agent
performance post

B.2.3. Sosialisasi mengenai agen pos kepada masyarakat


Socialization of agents heading to the community

B.2.4. Kerja sama pengelolaan kantor pos dengan


mitra usaha dalam rangka peningkatan jaringan
dengan bentuk model kantor pos berbasis
komunitas
Management cooperation of the post office with
business partners in order to increase the network
form of the community based model of post office

B.2.5. Penyediaan layanan PT Pos Indonesia (Persero)


terpadu dengan menggabungkan agen pos jasa
kurir dan agen pos jasa keuangan
Post Indonesa integrated service delivery by
combining postal agent services and postal financial
services postal agents

B.2.6. Mempersiapkan tiap agen pos dengan


kompetensi yang dibutuhkan dalam penyediaan
layanan PT Pos Indonesia (Persero) terpadu,
dan pemberlakuan fee berbasis target untuk
setiap agen baru dengan kriteria tertentu
Preparing each postal agency with the competencies
required in the provision of PT Pos Indonesia (Persero)
integrated services and the implementation of targetbasaed fee for each new agent with certain criteria

C.1. Memperbaiki
kualitas pelayanan
dan diversifikasi
jenis outlet PT Pos
Indonesia (Persero)
Improving service quality
and diversification of PT
Pos Indonesia (Persero)
outlet types

Ritel
Rp 582 M
Retail
IDR 582 billion

C.1.1. Melakukan review dan analisis terhadap kinerja


kegiatan operasional outlet kantor pos dan agen pos

Conducting a review and analysis of the performance


of the operational activities of the post office outlets
and postal agents

C.1.2. Melakukan perbaikan yang dibutuhkan untuk


memperbaiki kualitas layanan pos
Conducting improvements needed to improve the
quality of postal services

C.1.3. Ekspansi penambahan outlet dengan berbagai


metode seperti agen pos, rumah pos, pos desa,
dan lain-lain

Outlet additional expansion with the a variety of methods


such as postal agencies, post houses, village post, etc.

C.1.4. Mengimplementasi loket terpadu


Implementing an integrated outlet

C.2. Meningkatkan
kompetensi internal
Increasing internal
competencies

C.2.1. Membangun sistem TI yang secured dan


terintegrasi untuk mendukung kegiatan
operasional e-commerce

Building secured and integrated IT systems to


support e-commerce operations

C.2.2. Mengembangkan kompetensi karyawan untuk


dapat memberikan kontribusi maksimum
kepada setiap unit kerja
Developing employee competencies to provide
maximum distribution to each unit of work

331

Property Business Strategy and


Program

Strategi dan Program Bisnis


Properti
Salah satu strategi optimalisasi aset yang akan

One of optimization strategy of assets to be done

dilakukan PT Pos Indonesia (Persero) adalah

by PT Pos Indonesia (Persero) is to focus upon the

dengan memfokuskan kepada konsep bisnis

concept of hospitality businesses or middle-class

perhotelan kelas menengah atau bintang tiga.

three-star hotel. This is promising because with

Hal ini dinilai cukup menjanjikan karena dengan

decentralization and growing economic activity

desentralisasi dan semakin meratanya kegiatan

in areas, it will have an impact on the increasing

perekonomian di daerah, akan berdampak

movement of people especially for activities related

terhadap meningkatnya pergerakan masyarakat

to the business. PT Pos Indonesia (Persero) can

khususnya

berkaitan

optimize its assets so that it is able to reach areas

dengan bisnis atau usaha. PT Pos Indonesia

of the new economic conditions. In addition, the

(Persero)

asetnya

optimization of assets can also be used as a form

sehingga mampu menjangkau sentra-sentra

of development of network quality. Otimization

ekonomi baru di atas. Selain itu, optimalisasi

of hospitality also will still be developed with

aset juga dapat digunakan sebagai wujud

Cooperation Business (KSU) and the Cooperation

pengembangan

Bentuk

of Operation (KSO) scheme with fixed refers to

optimalisasi selain perhotelan juga masih akan

the study of Highest & Best Use (HBU) results of

dikembangkan dengan skema Kerja Sama Usaha

the study from consultants of properties for each

(KSU) dan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan

related site. Optimization of property assets of PT

tetap mengacu kepada kajian Highest & Best

Pos Indonesia (Persero) also requires consideration

Use (HBU) hasil kajian konsultan properti untuk

of the strategic risk that can arise. One of the

masing-masing

Optimalisasi

strategic risk is not getting the permits at the site

aset properti PT Pos Indonesia (Persero) juga

of potential assets so as to mitigate the designation

membutuhkan pertimbangan risiko strategis

of independent parties can do to help the process

yang dapat timbul. Salah satu risiko strategis

of licensing.

untuk
dapat

kegiatan

yang

mengoptimalisasi

kualitas

lokasi

jaringan.

terkait.

adalah tidak diperolehnya izin-izin di lokasi aset


potensial sehingga untuk memitigasinya dapat
dilakukan penunjukan pihak independen untuk
membantu proses perizinan.
Secara lebih detail, tujuan bisnis properti PT Pos

In more detail, the purpose of property business of

Indonesia (Persero) adalah untuk meningkatkan

PT Pos Indonesia (Persero) is to improve the control

optimalisasi aset dan pengendalian kinerja

of assets and optimizing business performance and

bisnis yang didukung oleh inisiatif strategi dan

strategy initiatives that are supported by program

program kegiatan. Hal ini diilustrasikan melalui

activity. This is illustrated through the matrix of

matriks keterkaitan antara sasaran, strategi, dan

the link between objectives, strategies, programs

program kegiatan yang menggambarkan arah

and activities that illustrate the direction of

pengembangan perusahaan sebagai berikut.

development of the company as follows.

332

STRATEGI BISNIS

PROGRAM KEGIATAN

Business Strategy

1.

Mengoptimalkan nilai
aset properti bagi
pilihan internal dan
eksternal

Optimizing the property


asset values for internal
and external parties

Activities Program

1.1.

SASARAN
PENCAPAIAN

Achievement Target

Membentuk anak perusahaan yang


membidangi bisnis properti
Forming subsidiary in property business

1.2.

Memfokuskan optimalisasi terhadap lokasi


aset potensial melalui kerja sama investasi/
kemitraan
Focusing the optimalization on potestial asset
locations through investment/partnership
cooperation

1.3.

Mempertahankan pola penyewaan aset


properti yang telah berlangsung
Maintaining rental pattern on ongoing property
assets

1.4.

Melakukan investasi sendiri untuk bisnis


hospitality/perhotelan
Conducting self-investment for hospitality business

2.

Mendapatkan kontrol
serta pengawasan
yang lebih baik
terhadap kinerja unit
bisnis
Gaining a better
control and monitoring
of business units
performance

2.1.

Properti
Rp 187,3
miliar
Property
IDR 187.3 billion

Melakukan pendataan terhadap harga sewa


dan nilai kontrak kerja sama dari seluruh aset
properti per Area
Collecting data on rental proce and contract value
from all property assest per area

2.2.

Memisahkan akun pencatatan kode rekening/


referensi dan kode produk bisnis
Separating recording account of account/reference
codes and business product codes

333

BWN Business Strategy and


Programs

Strategi dan Program BWN


Peran BWN ke depan akan menjadi mitra strategis
PT Pos Indonesia (Persero) dalam mendukung
kebutuhan solusi TI. Hal ini dapat diperoleh
dengan sinergi antara BWN dengan fungsi TI
PT Pos Indonesia (Persero) serta pengembangan
kapabilitas BWN sebagai penyedia jasa layanan
Internet, pendukung layanan payment, dan
pengadaan perangkat TI. Selain itu, BWN juga akan
memperkuat jejaknya sebagai penyedia layanan
jaringan dan solusi TI sehingga mampu berkembang
secara optimal dalam meraih pasar eksternal.

The role of BWN forward will become the strategic


partner PT Pos Indonesia (Persero) in supporting
the IT solution. This can be obtained with synergy
between the PT Pos Indonesia (Persero) IT function
with BWN as well as development capabilities
BWN as a provider of Internet services, payment,
service support and the procurement of IT
equipment. In addition, BWN will also strengthen
his steps as a provider of network services and
IT solutions that are able to grow optimally in
external markets gained.

Saat ini PT Pos Indonesia (Persero) menekankan

Currently PT Pos Indonesia (Persero) emphasizes

fokus penciptaan nilai bisnis BWN untuk pasar

focus BWN business value creation for the external

eksternal. Salah satunya adalah melalui peran

market . One is BWN role as the main agent in the

BWN sebagai main agent pada layanan PosPay.

service PosPay . BWN has the capability to handle

BWN telah memiliki kompetensi untuk menangani

the role . In the future, with the support of a solid

peran tersebut. Di masa depan, dengan dukungan

commitment of resources, optimize BWN will

komitmen sumber daya yang solid, BWN juga akan

also possessed another advantage to develop its

mengoptimalkan keunggulan lain yang dimiliki

services .

untuk mengembangkan layanannya.


Perencanaan strategis BWN juga membutuhkan

BWN

pertimbangan risiko strategis yang dapat timbul.

consideration of the strategic risk that can arise. One of

Salah satu risiko strategis adalah risiko tidak

the strategic risk is the risk of unavailability of funding

tersedianya pendanaan usaha. Hal ini akan

efforts. This will mitigated with revamping bookkeeping

dimitigasi dengan pembenahan pembukuan BWN

BWN through financial restructuring. In addition

melalui restrukturisasi keuangan. Selain itu terdapat

there is also the risk of inadequate strategic Human

pula risiko strategis tidak memadainya SDM dalam

Resource in the implementation of the programme of

pelaksanaan program kegiatan BWN. Hal ini akan

activities of the BWN. This will be mitigated through

dimitigasi melalui penguatan organisasi dan tata

the strengthening of the Organization and corporate

kelola perusahaan yang di dalamnya mencakup

governance which includes an increase in the number

peningkatan jumlah dan kompetensi SDM di BWN.

and competence of Human Resource in the BWN.

Selama 2014 hingga 2018, tujuan pencapaian BWN

During the 2014 to 2018, goal of BWN is for

adalah untuk repositioning peran BWN menjadi

repositioning the role of being a business enabler

business enabler PT Pos Indonesia (Persero) dan

for PT Pos Indonesia (Persero) and ICT service

perusahaan penyedia layanan ICT solution yang

provider solution initiative supported by the

didukung oleh inisiatif strategi dan program kegiatan.

strategy and programme of activities. This is

Hal ini diilustrasikan melalui matriks keterkaitan

illustrated through the matrix of the link between

antara sasaran, strategi, dan program kegiatan yang

objectives, strategies, programs and activities

menggambarkan arah pengembangan perusahaan

that illustrate the direction of development of the

sebagai berikut.

company as follows.

334

strategic

planning

also

takes

into

STRATEGI BISNIS

PROGRAM KEGIATAN

Business Strategy

1.

Penyehatan kondisi
BWN

Restructuring of BWN
condition

Activities Program

1.1.

SASARAN
PENCAPAIAN

Achievement Target

Restrukturisasi keuangan
Financial restructurization

1.2.

Penguatan organisasi dan tata kelola


perusahaan

The strenghtening of organization and company


management

1.3.

Pengurusan tambahan izin lisensi layanan


bisnis

Maintenance of business services license permit


additional

2.

Peningkatan dan
pengembangan
portofolio bisnis

2.1.

Mengembangkan portofolio produk layanan


jaringan PT Pos Indonesia (Persero) (Network
Outsourcing Service)
Developing portfolio of PT Pos Indonesia (Persero)
network service products (Network Outsourcing
Service)

Increasing and
development of business
portfolio

2.2.

BWN
Rp 375 miliar
BWN
IDR 375 billion

Mendukung pengembangan bisnis jasa


keuangan PT Pos Indonesia (Persero) dalam
layanan PosPay/SOPP

Supporting the development of financial service


business of PT Pos Indonesia (Persero) in PosPay/
SOPP service

2.3.

Mempertahankan dan mengembangkan


portofolio layanan IT solution untuk PT Pos
Indonesia (Persero)
Maintaining and developing portfolio of IT solution
services for PT Pos Indonesia (Persero)

335

Integrity is what we do,


what we say and
what we say we do
- Don Galer

336

337

Pengelolaan Sumber Daya


Manusia
Human Resource Management
Fungsi SDM dalam suatu perusahaan merupakan
salah satu pendukung yang berperan sangat penting
dalam kelancaran proses pengelolaan kinerja
perusahaan. Sebagai ujung tombak perusahaan,
kinerja dan produktivitas seluruh karyawan akan
sangat menentukan keberhasilan perusahaan di masa
mendatang. Oleh karena itu, saat ini PT Pos Indonesia
(Persero) telah mencanangkan inisiatif penilaian
karyawan berbasis kinerja sebagai salah satu fokus
pengembangan SDM-nya. Langkah awal yang kini
tengah dilaksanakan terkait fokus pengembangan
tersebut adalah dengan adanya penetapan standar
kinerja individu dan unit. Saat ini, PT Pos Indonesia
(Persero) telah menerapkan standar kinerja berupa
Sistem Manajemen Kinerja Individu (SMKI) dan
Sistem Manajemen Kinerja Unit (SMKU). Melalui
SMKI dan SMKU, diharapkan penilaian kinerja
individu dan unit akan menjadi lebih obyektif dan
terukur di tahun-tahun berikutnya.

338

HR functions in a company is one of the support


functions is crucial to the smooth process of
managing corporate performance. As the spearhead
of the company, the performance and productivity
of all employees will largely determine the success of
the company in the future. Therefore, at this time PT
Pos Indonesia (Persero) has launched initiatives based
employee performance appraisal as one of the focus
of the development of its human resources. The initial
steps are now being made in relation to the focus of
the development is the presence of standard-setting
performance of individuals and units. Currently, PT
Pos Indonesia (Persero) has adopted performance
standards in the form of Individual Performance
Management System (ISMS) and System Performance
Management Unit (SMKU). Through ISMS and
SMKU, expected assessment of individual and unit
performance will be more objective and measurable
in subsequent years.

Fokus pengembangan SDM melalui penilaian berbasis


kinerja ini perlu didukung oleh skema manajemen
balas jasa/rewards yang kompetitif seperti yang telah
dijalankan oleh perusahaan-perusahaan unggulan
dalam rangka mendorong potensi, kinerja, dan
produktivitas karyawannya. Saat ini, skema balas
jasa/rewards yang diterapkan belum secara khusus
dirancang berdasarkan standar kinerja yang obyektif
dan terukur dan dikaitkan dengan target-target
masing-masing unit bisnis atau unit pendukungnya.
Hal ini menjadi perhatian fungsi SDM dalam
memperbaiki sistem balas jasa/rewards yang dapat
mendorong karyawan untuk memenuhi standar
kinerjanya dan mencapai target-target unitnya.
Hingga akhir 2014, PT Pos Indonesia (Persero)
memiliki 27.908 karyawan di seluruh area yang
tersebar di Indonesia. Berdasarkan proporsi karyawan,
sekitar 19.392 orang dari total karyawan PT Pos
Indonesia (Persero) merupakan karyawan tetap dan
8.516 orang berasal dari tenaga kerja outsourcing.
Karyawan outsourcing meliputi karyawan untuk
bagian keamanan, kebersihan, mail collection, dan

The focus of the development of human resources


through performance-based assessments need to
be supported by a management scheme remuneration/
rewards competitive as it has been run by the superior
companies in order to encourage potential, performance,
and productivity of employees. Currently, the scheme
remuneration/rewards where applied has not been
specifically designed based on performance standards
and measurable objectives and targets associated
with each business unit or units supporters. This is
of concern to the HR function in the repair system
of remuneration/rewards to encourage employees
to meet the performance standards and achieve the
targets unit.
Until the end of 2014, PT Pos Indonesia (Persero) has
27 908 employees in all areas throughout Indonesia.
Based on the proportion of employees, approximately
19.392 people of the total Indonesian Postal
employees are permanent employees and 8,516
members come from outsourcing labor. Outsourced
employees include employees for part of security,
janitor, mail collection and mail delivery.

mail delivery.
Dengan melihat proporsi bisnis terbesar yang
dijalankan PT Pos Indonesia (Persero) saat ini serta
mengikuti perkembangan aspek hukum mengenai
outsourcing, disadari bahwa adanya karyawan
outsourcing di bagian mail collection dan mail delivery
yang merupakan rangkaian proses dari bisnis surat
dan paket memiliki risiko hukum bagi PT Pos Indonesia
(Persero). Dalam hal ini, fungsi SDM dituntut untuk
segera menyiapkan strategi dan inisiatif dalam upaya
memitigasi risiko hukum tersebut.
Proporsi karyawan tetap di PT Pos Indonesia
(Persero) adalah karyawan dalam rentang usia 4954 tahun yang secara umum sudah menduduki
posisi-posisi struktural ataupun fungsional yang
tinggi dan strategis di dalam struktur organisasi
perusahaan. Tingginya proporsi karyawan dalam
rentang usia ini menyebabkan potensi terjadinya
generation gap pada posisi-posisi tersebut sehingga
regenerasi jabatan tidak berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Apabila fungsi SDM sudah menjalankan
rencana suksesi dengan lebih terarah dan terencana
seyogianya regenerasi jabatan berlangsung dengan
lancar.

By looking at the proportion of the largest business


run PT Pos Indonesia (Persero) today and follow
developments regarding the legal aspects of
outsourcing, it was realized that the presence of
outsourced employees in the mail collection and mail
delivery is a series of processes of a business letter and
parcel has a legal risk for PT Pos Indonesia (Persero).
In this case, the HR functions required to immediately
prepare a strategy and initiatives in an effort to
mitigate the legal risks.
The proportion of permanent employees in PT Pos
Indonesia (Persero) is an employee in the age range
49-54 years generally have occupied positions
of high structural and functional or strategic in
the companys organizational structure. The high
proportion of employees in this age range causing
potential generation gap in these positions so that the
regeneration of the office does not run as expected. If
the HR function has run a succession plan with better
planned and regeneration positions should take place
smoothly.
The high number of employees who will retire or retire
within the next five years, followed by the growing

339

Sumber Daya Manusia Berdasarkan Status Kepegawaian


Human Resources Based on Employment Status

Realisasi Program Pendidikan & Pelatihan Tahun 2014


Realization of Education & Training Programs In 2014
Untuk meningkatkan kompetensi sumber daya
manusia PT Pos Indonesia (Persero) selama 2014
telah menjalankan program pendidikan dan pelatihan
bagi semua jenjang karir dengan anggaran sebesar
Rp5,6 Miliar.

No

To increase the competence of human resources


during 2014 PT Pos Indonesia (Persero) has run
education and training programs for all levels of
career with a budget of Rp5,6 Billion.

JENIS DIKLAT / PROGRAM /


THIS TYPE OF TRAINING/PROGRAM

JUMLAH 2013/The
AMOUNT of 2013

1
1

Pendidikan / Education

A.

Pembentukan / Formation
Management Trainee Intake D3 & D4 Poltekpos

50

Non Pembentukan / Non Formation

Penggantian Biaya Pendidikan S-2 / Reimbursement of the costs of education S-2

Program Alih jenjang D4 / Program Control level D4

B.

Pelatihan / Training

Latpim I

Latpim II

25

A.

Latpim III

Dalam Negeri / In The Country

Pelatihan Kepala Kantor Pos / Training Head Post Office

Pelatihan Kepala Kantor Pos Cabang / Training Head Branch Post Office

Pelatihan Supervisory / Supervisory Training

Benchmark/seminar/workshop DN (Public Training)

Pelatihan Pengembangan Kompetensi Fungsi (Inhouse Training)

Seminar bulanan / Monthly seminars

Luar Negeri / Overseas

Benchmark / seminar/ workshop LN

11

APPC Bangkok

B.

Knowledge Management

A.

B.

340

Implementasi Knowledge Sharing

D.

68
3860

41

Sosialisasi Knowledge Sharing

60

CIF Kantor Pusat

30

Knowledge Sharing Regional Jan- Des 2014 29 3.693


C.

Capturing Knowledge
Pelatihan Menulis / Writing Training

52
287

e-Learning

3693
-

Sosialisasi e-Learning

60

Pembelajaran e-Learning /

50

Jambore KKP

22

Tingginya jumlah karyawan yang akan pensiun atau

memasuki masa pensiun dalam waktu lima tahun


mendatang, diikuti oleh meningkatnya kebutuhan
dana pensiun karyawan yang harus ditanggung oleh
PT Pos Indonesia (Persero). Kewajiban pembayaran
dana pensiun yang diperkirakan akan meningkat
tajam dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan
merupakan salah satu poin yang patut mendapatkan
perhatian, terutama mengenai masalah sumber
pendanaannya.

need for employee pension funds that must be borne


by PT Pos Indonesia (Persero). Pension fund payment
obligations are expected to rise sharply within the
next few years is one of the points that deserve
attention, especially on the question of the source of
funding.

Fungsi SDM saat ini telah menjalankan insiatifinisiatif untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas
individu PT Pos Indonesia (Persero), beberapa di
antaranya adalah melalui pembenahan demografi
jumlah karyawan PT Pos Indonesia (Persero) baik
karyawan permanen ataupun tenaga kontrak
(outsourcing) berdasarkan tingkat pendidikan, usia,
jenis kelamin, dan masa kerja. Di samping itu juga telah
dilakukan penyusunan kompetensi yang dibutuhkan
perusahaan baik soft skill maupun technical skill,
menyelenggarakan program pelatihan bagi karyawan
dari berbagai jenjang jabatan, melaksanakan
rekrutmen dengan membuka kesempatan kepada
tenaga-tenaga berpengalaman selain merekrut
lulusan sarjana baru, lulusan Politeknik PT Pos
Indonesia (Persero), ataupun tenaga kerja kontrak
(outsourcing) yang ada. Fungsi SDM juga memfasilitasi
kebutuhan unit bisnis dalam memenuhi kebutuhan
tenaga kerjanya melalui transfer dan rotasi karyawan
sebagai bagian dari pengembangan karir mereka.

HR function has now run initiatives to improve the


performance and productivity of individuals PT
Pos Indonesia (Persero), some of which is through
the improvement of demographic PT Pos Indonesia
(Persero) the number of employees both permanent
employees or contract workers (outsourcing) by
level of education, age, gender, and tenure . In
addition it also has done the preparation of the
required competencies companies both soft skills
and technical skills, training programs for employees
of various hierarchy, carry out recruitment by
opening opportunities for experienced personnel in
addition to recruiting new graduates, graduate of
Polytechnic PT Pos Indonesia (Persero), or contract
labor (outsourcing) there. HR functions also facilitate
the needs of the business units to meet the needs of
its workforce through the transfer and rotation of
employees as part of their career development.

Namun demikian, hasil penerapan insisiatif-inisiatif


yang telah dijalankan fungsi SDM belumlah sempurna
dan beberapa di antaranya baru mulai berjalan,
sehingga perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar
menghasilkan layanan SDM yang semakin berkualitas
dalam menunjang keberhasilan unit bisnis dan
perusahaan. Salah satu upaya peningkatan tersebut
adalah melalui peningkatan komunikasi dan kolaborasi
dengan unit bisnis terkait untuk memastikan bahwa
inisiatif fungsi SDM yang telah dilakukan sudah
sejalan dengan pemenuhan kebutuhan bisnis mereka.
Selain itu, melalui penerapan standar kinerja dan
adanya target-target yang spesifik, terukur, realistis,
dan memiliki batas waktu di dalam fungsi SDM
serta adanya proses pemantauan atas progress
keberhasilan terhadap inisiatif yang dilakukan secara
periodik, diharapkan peranan sentral fungsi SDM
akan semakin bergema.

However, the results of the implementation of


initiatives that have initiative-run HR function is not
complete and some of them are just starting to walk
so it needs to be repaired and upgraded in order to
generate more qualified human resources services to
support the success of the business unit and company.
One improvement efforts is through increased
communication and collaboration with relevant
business units to ensure that initiatives HR function
has been done already in line to meet the needs of
their business. In addition, through the application
of performance standards and any targets that are
specific, measurable, realistic, and has a time limit in
the HR function and the process of monitoring the
progress of the success of the initiatives undertaken
periodically, the central role of the HR function is
expected to be gained ground.

341

Komposisi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Pendidikan


Composition of Human Resources by Education

URAIAN
JENJANG PENDIDIKAN
1

2014

2013

COMMENTARY
QUALIFICATION

Doktor/S3

154

96

post Sarjana/S2

Sarjana/S1

1.972

1.737

Sarjana/S1

Sarjana Muda (D I-D III)

1.059

1.027

Bachelor (D I-D III)

Doktor/S3

Pasca Sarjana/S2

3
4
5

SLTA dan Sederajat

12.659

13.398

High school and equivalent

SLTP dan Sederajat

2.208

2.233

Junior and Equal

SD dan Sederajat

1.335

1.008

PRIMARY and Equal

19.392

19.502

AMOUNT

JUMLAH

0,79%

11,38%
6,88%

0,78%
12,10%

62,27%
5,46%

342

SDM Berdasarkan Masa Kerja


HR Based Work Period

2014

2013

WORK PERIOD

MASA KERJA
>31

2.296

1.909

>31

26 30

6.029

5.367

26 30

21 25

5.581

6.501

21 25

16 20

978

1.735

16 20

11 15

2.047

2.229

11 15

6 10

222

205

6 10

05

2.239

1.556

05

19.392

19.502

TOTAL

JUMLAH

10,55%

5,04%

1,14%

11,54%

11,84%
31,09%

28,78%

343

Komposisi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Jabatan


Composition of Human Resources by Title

JABATAN

2014

2013

POSITION

Executive

2513

269

Executive

Strategic Staff

729

328

Strategic Staff

Manager

474

777

Manager

Supervisor

3.570

5.481

Supervisor

Operator/Staff

12.106

12.648

Operator/Staff

19.392

19.502

Total

Jumlah

Eksekutive
Executive
12,95%

Strategic Staff
Strategic Staff
3,75%
Manajer
Manager
2,44%

Supervisor
Supervisor
18,41%

Operator/ Staff
Operator / Staff
62,42

344

Komposisi Sumber Daya Manusia Berdasarkan Usia


Composition of Human Resources by Age

USIA

2014

2013

AGE

>50

4.050

3.567

>50

45 50

7.969

8.005

45 50

40 44

3.394

4.312

40 44

35 39

1.385

1.501

35 39

30 34

1.138

952

30 34

25 29

1176

915

25 29

> = 24

280

249

> = 24

19.392

19.502

JUMLAH

Usia 25 - 29 Age

Usia >= 24 Age

6,06%

1,44%

AMOUNT

Usia 30 - 34 Age
5,86%

Usia > 50 Age


20,88%

Usia 35 - 39 Age
7,14%

Usia 40 - 44 Age
17,50%%

Usia 45 - 50 Age
41,09%

345

Untuk memberikan kesinambungan penghasilan bagi


karyawan saat pensiun, Perusahaan mengikut-sertakan
karyawan dalam program pensiun sebagai berikut
PERSYARATAN KARYAWAN
NO THIS TYPE OF RETIREMENT
PLAN
1.

Karyawan yang masuk bekerja


sampai dengan 31 Desember
2009. Employees who go to work
until 31 December 2009.

To provide continuity for the employee retirement


income, incorporating company employees in the
pension plan as follows

JENIS PROGRAM PENSIUN


THIS TYPE OF RETIREMENT PLAN
Dikutkan dalam program pensiun manfaat pasti pada Dana
Pensiun Pos (Dapenpos).
Included in the retirement benefits must be on a pension fund the
post (Dapenpos).
A. Iuran pensiun manfaat pasti terbagi dua:
Retirement benefits dues must be divided into two:
1. Iuran Normal,
The Normal Dues,
Yang merupakan tanggungan karyawan ditetapkan sebesar 5% x Penghasilan Dasar Pensiun (PHDP).
Who is a dependent employee is assigned a 5% x Earnings
Basic Pension (PHDP).
Sedangkan yang menjadi tanggungan Perusahaan
ditetapkan sebesar 13.50% x Penghasilan Dasar Pensiun
(PHDP).
While being a dependent Company set of 13% x Base Retirement Income (PHDP).
2. Iuran Tambahan (PSL), seluruhnya merupakan tanggungan Perusahaan yang besarnya
berdasarkan perhitungan Aktuaris terakhir.
Additional dues (PSL), the Company is entirely dependent
upon the calculation of the magnitude of the Actuary.
B. Besarnya PHDP adalah :
The magnitude is PHDP
1. Bujangan : 130% x Gaji Pokok
The Bachelor: 130% x base salary
2. Berkeluarga : 146% x Gaji Pokok
Family: 146% x base salary
C. Jenis-jenis Manfaat Pensiun
Types of pension benefits
1.

Manfaat Pensiun Normal


Normal Retirement Benefits

2.

Manfaat Pensiun Dipercepat


Pension Benefits Accelerated

3.

Hak Pensiun Tunda


Pension Rights Of Delay

4.

Manfaat Pensiun cacat


Disability Retirement benefits

5.

Manfaat Pensiun Janda/Duda dan anak.


Pension benefits the Widow/Widower and children.

D. Setiap dua tahun sekali besar manfaat Pensiun dari Dapenpos naik 6% dari manfaat pensiun pokok bulan Desember
tahun sebelumnya.

346

NO
2.

PERSYARATAN KARYAWAN
THIS TYPE OF RETIREMENT
PLAN
Karyawan yang masuk bekerja
terhitung mulai 1 Januari 2010.
Employees who enter work calculated
from January 1, 2010.

JENIS PROGRAM PENSIUN


THIS TYPE OF RETIREMENT PLAN
Diikutsertakan pada program pensiun iuran pasti . Saat ini Perusahaan bekerjasama dengan DPLK BNI.
Included in the defined contribution retirement plan for sure. Currently
the company is collaborating with the DPLK BNI.
A. Program Pensiun Iuran Pasti, tidak ada IUran Tambahan (PSL) dari perusahaan.
Defined contribution retirement plan for certain, there is no Additional Dues (PSL) from the company.
B. Besar Iuran yang ditanggung oleh Karyawan maupun Perusahaan sama dengan prosentase Iuran untuk manfaat pasti.
Of the Dues paid by the Employee or the company equal to the
percentage of Dues for the benefit of certain
Yang merupakan tanggungan karyawan ditetapkan sebesar 5% x
Penghasilan Dasar Pensiun (PHDP).
Who is a dependent employee is assigned a 5% x Earnings Basic
Pension (PHDP).
Sedangkan yang menjadi tanggungan Perusahaan ditetapkan sebesar 13.50% x Penghasilan Dasar Pensiun (PHDP).
While being a dependent Company set of 13% x Base Retirement
Income (PHDP).
C. Besarnya PHDP adalah :
The magnitude is PHDP
1. Bujangan : 130% x Gaji Pokok
The Bachelor: 130% x base salary
2. Berkeluarga : 146% x Gaji Pokok
Family: 146% x base salary
D. Besar manfaat program iuran pasti
Big benefits program dues must
Adalah : Besar Premi Yang Terkumpul + Hasil Pengembangan.
Is A Large Accumulated Premiums: + Results Of Development.

347

Sarana Produksi
Means of Production
Untuk mendukung kualitas layanan serta
untuk meningkatkan jangkauan layanan yang
diselenggarakan
perusahaan,
maka
perlu
dukungan ketersediaan sarana operasional yang
layak. Kebijakan yang dilakukan perusahaan
tahun 2014 untuk meningkatkan coverage
layanan khususnya untuk layanan jasa keuangan
dengan mengembangkan jumlah outlet melalui
strategi keagenan.

To support the quality of service and to increase


the range of services held company, it is necessary
to support the availability of viable operations.
Policy of the company in 2014 to improve service
coverage, especially for financial services by
developing a number of outlets through the agency
strategy.

Posisi sarana produksi (pelayanan fisik) pada


akhir tahun 2014 adalah sebagai berikut:

The position of the means of production (physical


service) at the end of 2014 are as follows:

Sarana Produksi / Pelayanan Fisik


Means of Production / Physical Care
No

Uraian

Jumlah Unit
Total Unit
2014

2013

4.401

4.076

Briefing

Kantor Pos

Unit Pelayanan Pos Bergerak

233

236

Unit Pelayanan Pos Lainnya

26.363

13.355

Other Postal Service

JUMLAH

30.997

17.667

TOTAL

Post Office
Mobile Service

Komposisi Sarana Produksi/Pelayanan Fisik

233

Unit Pelayanan Pos


Bergerak

26.363
4.401

Kantor Pos

348

Unit Pelayanan
Pos Lainnya

Pengiriman surat, barang dan jasa keuangan yang


didukung oleh jaringan fisik, kantor pos, agen
pos dan dihubungkan dengan jaringan TI secara
terintegrasi menjadi gambaran PT Pos Indonesia
(Persero) sebagai satu kesatuan.

Mail delivery, goods and financial services are


backed by a physical network, post office, agenpos
and associated with IT network integrated into the
image of PT Pos Indonesia (Persero) as a whole.

Teknologi Informasi
Information Technology
Sebagai bagian dari Direktorat Jasa Keuangan dan
Teknologi, Fungsi TI PT Pos Indonesia (Persero)
berperan sebagai penyelenggara teknologi dalam
mendukung operasional fungsi bisnis dan fungsi
pendukung perusahaan.

As part of the Financial Services and Technology


Directorate, IT Function PT Pos Indonesia (Persero)
serves as the organizer of technology in supporting
operational business functions and support functions
of the company.

Aktivitas utama fungsi TI bertujuan untuk memenuhi


kebutuhan akan layanan TI untuk kepentingan
perusahaan yang meliputi:
Perencanaan strategi, kebijakan sistem TI, dan
otomasi.
Pengembangan arsitektur TI.
Perancangan, pengembangan sistem, dan solusi TI.
Pengelolaan mutu layanan TI.

The main activities of the IT function aims to meet the


demand for IT services for the benefit of the company
include:
Planning strategies, policies IT systems, and
automation.
Development of the IT architecture.
Design, development systems, and IT solutions.
Quality management of IT services.

Layanan Fungsi TI meliputi penyelenggaraan


aplikasi dan sistem untuk fungsi bisnis dan
pendukung perusahaan, serta infrastruktur TI
untuk mendukung operasional layanan TI PT Pos
Indonesia (Persero) hingga di kantor-kantor pos
di seluruh wilayah di Indonesia. Teknologi akan
menjadi platform yang mengintegrasikan PT Pos
Indonesia (Persero), baik melalui kantor-kantor
pos di seluruh Indonesia maupun bisnis PT Pos
Indonesia (Persero) secara menyeluruh.

Services IT functions include the implementation of


applications and systems for business functions and
supporting companies, as well as the IT infrastructure
to support the operations of IT services PT Pos
Indonesia (Persero) up at post offices in all regions
in Indonesia. Technology will be a platform that
integrates PT Pos Indonesia (Persero), either through
post offices throughout Indonesia and PT Pos
Indonesia (Persero)s overall business.

Dalam mendukung kegiatan operasional bisnis


perusahaan, Fungsi TI menyediakan aplikasi dan
sistem yang dibutuhkan oleh fungsi bisnis meliputi:

In support of the companys business operations, IT


function provides applications and systems needed
by the business functions include:

Bisnis Surat dan Paket

1. Integrated Post Operation System (IPOS)


untuk operasional bisnis surat dan paket,
yang mencakup proses Collecting, Processing,

Business Letters and Packages

1. Integrated Post Operation System (IPOS) for


letters and packages business operations, which
include the process of Collecting, Processing,

349

Transporting, dan Delivery.


2. Direct Mail, yaitu aplikasi utama dalam layanan
Admail untuk mencetak surat dengan fungsi
printing, folding, dan enveloping.
3. Warehouse Management System (WMS), yaitu
sistem yang digunakan dalam pengelolaan/
manajemen gudang PT Pos Indonesia (Persero)
4. Taskforce Sales, yaitu aplikasi yang digunakan
untuk aktivitas penjualan bisnis surat dan paket.
5. Portable Data Terminal (PDT), yang saat ini telah
digunakan untuk operasional bisnis di daerah
Jakarta dan sekitarnya.

Bisnis Jasa Keuangan


1. Sistem Layanan Jasa Keuangan, yaitu sistem
yang digunakan untuk memproses transaksi
layanan jasa keuangan berbasis tunai (cashbased), dengan modul Giro, Fund Distribution,
Remitansi, dan SOPP.
2. Aplikasi Mobile Agent, yaitu aplikasi perangkat
mobile berbasis platform Android yang
diperuntukkan untuk agen dengan fungsi
layanan SOPP.
3. Sistem Agency, yaitu sistem yang digunakan
untuk memproses transaksi layanan jasa
keuangan yang dilakukan melalui agen.

Bisnis Ritel
1. Sistem Manajemen Informasi Ritel (SIM Ritel),
yaitu sistem yang digunakan untuk pengelolaan
bisnis ritel PT Pos Indonesia (Persero).
2. Galeripos.com, website e-commerce PT Pos
Indonesia (Persero).

Bisnis Properti
Sistem Manajemen Informasi Properti (SIM
Properti), yaitu sistem yang digunakan untuk
pengelolaan seluruh properti PT Pos Indonesia
(Persero).
Selain aplikasi/sistem di atas, terdapat aplikasi/
sistem yang digunakan dalam mendukung layanan
seluruh fungsi bisnis, yang meliputi:
Sistem Agensi Terpadu, yaitu sistem untuk
memproses transaksi layanan PT Pos
Indonesia (Persero) yang digunakan oleh agen.

350

Transporting, and Delivery.


2. Direct Mail, which is the main application in
Admail service to print a letter with the functions
of printing, folding, and enveloping.
3. Warehouse Management System (WMS), which
is the system used in the management/warehouse
management PT Pos Indonesia (Persero)
4. Sales Taskforce, the application used for the sales
activities of business letters and packages.
5. Portable Data Terminal (PDT), which is now used
for business operations in the greater Jakarta
area.

Business Financial Services


1. System Services Financial Services, which is the
system used to process transactions in cashbased financial services (cash-based), with
modules Giro, Fund Distribution, Remittances,
and SOPP.
2. Application of Mobile Agent, which is an
application-based mobile device Android
platform dedicated to agents with SOPP service
functions.
3. Systems Agency, which is the system used
to process financial services transactions
conducted through agents.

Retail Business
1. Retail Information Management System
(SIM Retail), which is the system used for the
management of the retail business of PT Pos
Indonesia (Persero).
2. Galeripos.com, e-commerce websites PT Pos
Indonesia (Persero).

Business Property
Property Information Management System (MIS
Property), which is the system used for the management
of all property PT Pos Indonesia (Persero).
In addition to application / system above, there are
applications / systems used in support of services
across business functions, which include:
Integrated Agency system, ie a system for
transaction processing services PT Pos Indonesia
(Persero) and used by the agent.

Corporate Customer PT Pos Indonesia (Persero)


(CCPI), yaitu website pengecekan status
pengiriman bagi pelanggan korporat.
Sistem Loket Terpadu, yaitu sistem point-ofsales yang digunakan di kantor-kantor pos.

Fungsi TI juga turut serta menyelenggarakan


aplikasi dan sistem untuk mendukung fungsi-fungsi
pendukung, yang antara lain adalah sebagai berikut:

Fungsi Akuntansi dan Keuangan


1. SIMAKPOS, yang merupakan sistem pelaporan
keuangan dari kantor UPT ke kantor Area.
2. ITEMS, yaitu treasury management system PT
Pos Indonesia (Persero).
3. SPK, yaitu sistem pelaporan keuangan sebagai
pendukung fungsi SIMAKPOS.

Fungsi SDM
Sistem Informasi Manajemen SDM (SIM SDM),
yaitu sistem untuk pengelolaan dan pendukung
operasional SDM.

Fungsi Aset dan Pengadaan

Corporate Customer PT Pos Indonesia (Persero)


(CCPI), which is a website check delivery status
for corporate customers.
Integrated Counter System, which is a point-ofsales are used in post offices.

IT function also participated organized to support


the application and system support functions, which
include the following:

Functions Accounting and Finance


1. SIMAKPOS, which is a financial reporting system
from office to office Unit Area.
2. ITEMS, ie treasury management system PT Pos
Indonesia (Persero).
3. SPK, the financial reporting system as a
supporting function SIMAKPOS.

HR Function
Human Resource Management Information System
(MIS HR), a system for human resource management
and operational support.

Assets and Procurement function

1. Sistem Informasi Manajemen Aset (SIM Aset),


yaitu sistem untuk pengelolaan aset perusahaan
2. E-Procurement, yaitu sistem yang digunakan
untuk operasional pengadaan di perusahaan

1. Asset Management Information System (MIS


Asset), a system for asset management companies
2. E-Procurement, which is the system used for the
procurement operations in the company

Selain aplikasi dan sistem yang ditujukan untuk


operasional fungsi bisnis dan pendukung, terdapat
pula aplikasi dan sistem internal lainnya, seperti Data
Warehouse dan Executive Information System (EIS)
untuk pelaporan bagi manajemen PT Pos Indonesia
(Persero), POS Call 161 dan Customer Complaint
Handling (CCH) untuk layanan Customer Service PT
Pos Indonesia (Persero), E-office untuk surat dinas, dan
Helpdesk untuk layanan IT support.

In addition to the application and operating system


intended for business and support functions, there
are also other applications and internal systems, such
as the Data Warehouse and Executive Information
System (EIS) for reporting to the management PT
Pos Indonesia (Persero), POS Call 161 and Customer
Complaint Handling (CCH) for services Customer
Service PT Pos Indonesia (Persero), E-office for official
letters, and Helpdesk for IT support services.

Untuk infrastruktur TI, PT Pos Indonesia (Persero)


memiliki cakupan jaringan yang luas yaitu lebih dari
3.800 kantor pos di Indonesia. Saat ini sekitar 2.520
kantor pos telah menggunakan koneksi kabel jaringan
dedicated dan sisanya menggunakan koneksi GPRS.

For IT infrastructure, PT Pos Indonesia (Persero) has


extensive coverage of more than 3,800 post offices in
Indonesia. Currently around 2,520 post offices have
been using a dedicated network cable connection and
the rest using a GPRS connection.

Saat ini, terdapat beberapa rencana pengembangan


atau penyempurnaan TI baik dari sisi aplikasi/sistem

Currently, there are several plans IT development or


improvement both in terms of applications / systems

351

dalam upaya dan infrastruktur terkait rencana


pengembangan perusahaan ke depan dan sebagai
solusi dari sistem informasi yang tidak terintegrasi.

and related infrastructure in an effort to plan the


future development of the company and as a solution
of integrated information systems.

Tidak adanya integrasi antara aplikasi yang digunakan


di operasional bisnis dengan aplikasi fungsi
pendukung berdampak pada masalah dalam proses
pelaporan keuangan. Saat ini SIMAKPOS digunakan
hanya di sebagian UPT, dan sebagian UPT lainnya
menyiapkan laporan secara manual untuk dilaporkan
ke area, yang selanjutnya dilaporkan ke kantor pusat.
Hal ini menyebabkan terjadinya keterlambatan dan
ketidakakuratan laporan keuangan.

The lack of integration between the applications


used in business operations with application support
functions impact on the problems in the financial
reporting process. Currently SIMAKPOS used only in
the most UPT, and some other UPT manually prepare
a report to be reported to the Area, which in turn
reported to the central office. This leads to delays and
inaccuracies in the financial statements.

Pada tahun 2012, salah satu program utama PT


Pos Indonesia (Persero) terkait teknologi informasi
adalah mengintegrasikan aplikasi fungsi bisnis
dengan aplikasi fungsi pendukung, khususnya
terkait pelaporan keuangan melalui pengembangan
sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Hal ini
dimulai dengan modul untuk fungsi Akuntansi dan
Keuangan di tahun 2013 telah diimplementasikan
di seluruh kantor pos. Selanjutnya di tahun 2014
pengembangan sistem ERP akan dilanjutkan untuk
fungsi Human Resources (HR). Selain pengembangan
sistem ERP, juga sedang dilakukan pengembangan
Sistem Layanan Keuangan Terpadu (SLKT) untuk
bisnis jasa keuangan yang terintegrasi dengan sistem
ERP sebagai solusi masalah pelaporan outstanding
yang saat ini masih dilakukan secara manual dan
terpisah-pisah untuk tiap layanan jasa keuangan.
Hal ini juga dilakukan untuk penguatan layanan jasa
keuangan dari sisi account-based, terkait terdapatnya
peluang untuk ekspansi inisiatif bisnis melalui
kapabilitas account-based.

In 2012, one of the main program PT Pos Indonesia


(Persero) regarding the application of information
technology is to integrate business functions with
application support functions, particularly related
to financial reporting through the development of
Enterprise Resource Planning systems (ERP). It starts
with a module for the function of Accounting and
Finance in 2013 has been implemented in all post
offices. Furthermore, in 2014 the development of
the ERP system will continue to function in Human
Resources (HR). In addition to the development of the
ERP system, is also being carried out development of
the Integrated System of Financial Services (SLKT)
for the financial services business that is integrated
with the ERP system as a solution to the problem
of outstanding reporting is still done manually and
separately for each financial services. This is also
done for the strengthening of financial services
from the account-based, related to the presence of
opportunities for expansion of business initiatives
through capability-based accounts.

Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan


surat dan paket, saat ini sedang dilakukan implementasi
Portable Data Terminal (PDT) bagi para pengantar surat.
Implementasi telah dimulai pada tahun 2012 untuk
area Jakarta dan sekitarnya, dan pada tahun 2013
diimplementasikan di seluruh daerah di Indonesia.

To improve the efficiency and quality of service


mail and package, currently being conducted
implementation Portable Data Terminal (PDT) for
the postman. Implementation has begun in the year
2012 for Jakarta and surrounding areas, and in 2013
implemented in all regions in Indonesia.

Terkait infrastruktur TI, program-program kegiatan


utama pada tahun 2014 meliputi :
Kebijakan yang telah dilakukan pada bidang
infrastruktur
teknologi
untuk
mendukung
efektifitas dan efisiensi operasi dalam menjaga
kualitas layanan sampai dengan Triwulan IV - 2014
diantaranya adalah:

Related IT infrastructure, programs of the main


activities in 2014 include:
Policies that have been done in the field of technology
infrastructure to support the effectiveness and
efficiency of operations in maintaining the quality of
service up to Quarter IV - 2014 are:

352

1) Melakukan koordinasi dengan Regional TI


untuk mengetahui SLA dari setiap mitra
pelaksana Seat Management Nasional.
2) Melakukan evaluasi terhadap SLA dari mitra
pelaksana Seat Management Nasional dan
Kantor Pusat dalam rangka menjaga dan
meningkatkan kualitas perangkat kerja agar
selalu siap dipakai.
3) Berkordinasi dengan Principle Perangkat
(seperti Epson dan Emerson) dalam rangka
melakukan evaluasi terhadap kinerja layanan
service centre dari masing-masing principle.
4) Instalasi di seluruh UPT.
Pengembangan teknologi dan aplikasi yang
telah dibangun untuk mendukung operasi dan
meningkatkan kualitas layanan diantaranya:
1) Implementasi terbatas terhadap pemakaian
printer sharing berbasis jaringan teknologi
untuk mendukung aktifitas operasional di
Kantor Pusat.
2) Pengadaan Barcode Reader (repeat order untuk
BLSM,PKH dan BSM:
- Penyusunan kebutuhan dari Regional
teknologi.
- Proses administrasi pengadaan.
- (RKS/Kajian Repeat Order).
3) Seat Management Nasional (eksploitasi):
- Identifikasi kebutuhan tambahan Seat
Management.
- Pemenuhan perangkat dengan kerjasama
dengan mitra.
- Evauasi pelaksanaan Seat Management.
4) Pengadaan UPS Nasional (investasi)
- Evaluasi existing
- Penetapan model dan spesifikasi teknis UPS
- Penetapan lokasi
- Proses pengadaan di Oktober 2013.
5) POC backup link: Koordinasi dengan penyedia
jaringan & UPT.
6) Perpanjangan kontrak dengan Lintas Artha:
Dokumentasi kontrak masa transisi.
7) Seat Management Kantor Pusat (eksploitasi):
- Proses administrasi SPB
- Evaluasi dan rekonsiliasi dengan mitra setiap
bulan.
8) Security Loket (investasi proker Dit.Jaskug).

1) To coordinate with regional IT to determine the


SLA of each national implementing partners Seat
Management.
2) To evaluate the SLA of national implementing
partners Seat Management and Head Office
in order to maintain and improve the quality of
work that is always ready for use.
3) coordinate with Principle device (such as
Epson and Emerson) in order to evaluate the
performance of the service service center of each
principle.
4) Installation in all UPT.
Technology development and applications that have
been built to support the operation and improve the
quality of services including:
1) Implementation printer sharing is limited to the
use of network-based technology to support
operational activities at the Central Office.
2) Procurement Barcode Reader (repeat order for
BLSM, PKH and BSM:
- Preparation of regional technology needs.
- The process of procurement administration.
- (RKS / Study Repeat Order).
3) Seat Management Agency (exploitation):
- Identification of additional requirements Seat
Management.
- Compliance with the co-operation with
partners.
of
evaluation
Seat
- Implementation
Management.
4) The National Procurement UPS (investment)
- Evaluation of existing
- Determination of the model and technical spec
UPS
- Determination of the location
- The procurement process in October 2013.
5) POC backup link: Coordination with the network
provider and UPT.
6) The extension of the contract with Lintas Artha:
Documentation contract transition period.
7) Seat Management Headquarters (exploitation):
- SPB administrative process
- Evaluation and reconciliation with partners in
every month.
8) Security Counters (investment - proker Dit.
Jaskug).

353

Program Kerja IT

IT Program

NO.

PROGRAM KERJA/WORK PLAN

AKTIVITAS YANG TELAH DILAKSANAKAN PADA TAHUN


2013
ACTIVITIES THAT HAS BEEN CARRIED OUT IN THE YEAR
2013

Aplikasi Pencatat Kehadiran dengan


Mesin Finger Print
Attendance Registrar Application with
Fingerprint Machine

Integrasi Aplikasi Pencatat Kehadiran dengan Mesin


Finger Print dengan SIMSDM
Recording Application Integration Finger Print Attendance Machine with SIMSDM

Pembangunan Aplikasi Presensi Pusat


Presence Center Application Development

REALISASI
REALIZATION
(%)
100%

CLOSED

Aplikasi Talent Management


Talent Management Application

Pengembangan Aplikasi Talent Management Versi 2.1


Talent Management Apps Version 2.1 Development

100%

CLOSED

Aplikasi N2 Online
N2 Online Apps

Pengembangan Aplikasi N2 Online


N2 Online Apps Development

100%

CLOSED

SIMONIK

Pengembangan Dashboard Jasa Keuangan


Financial Services Dashboard Development

100%

CLOSED

SIM SDM

Pengembangan SIM SDM Ver. 2 Modul Pelatihan


SIM SDM Ver. 2 Training Module Development

100%

CLOSED

Pengembangan SIM SDM Ver. 3


SIM SDM Ver. 3 Development

100%

CLOSED

Pengembangan Modul BPJS


BPJS Module Development

100%

CLOSED

Aplikasi Sales Force


Sales Force Apps

Pengembangan Sales Force Ver. 3


Sales Force Ver. 3 Development

100%

CLOSED

Aplikasi DB Pelanggan
Customer DB Apps

Integrasi dengan RSPOS dan CRM


RPOS - CRM Integration

100%

CLOSED

Pengembangan Aplikasi DB Pelanggan Ver. 2


Customer DB Apps Vers. 2 Development

100%

CLOSED

Aplikasi Pelaporan PPATK


PPATK Reporting Apps

Pembangunan aplikasi pelaporan PPATK


PPATK Reporting Apps Building

Operational Data Store (ODS)


RSPOS

Pembangunan ODS untuk RSPOS


ODS Building for RPOS

Aplikasi Satuan Pengawasan


Internal
Internal Audit Unit Apps

Pembangunan aplikasi Satuan Pengawas Internal


Internal Audit Unit Apps Building

100%

CLOSED

10

Aplikasi RSPOS
RPOS Apps

Develop RSPOS Ver 3.00

100%

CLOSED

WU Outgoing (Pengiriman Western Union)

100%

CLOSED

Transaction base membership

100%

CLOSED

RSPOS Ver 3.03 Development

100%

CLOSED

Compliance BI + PPATK untuk Weselpos DN

100%

CLOSED

Compliance BI + PPATK untuk Weselpos LN

100%

CLOSED

CRM Integration

100%

CLOSED

Integrasi Data Kodepos dengan FFP


Kodepos - FFP Data Integration

100%

CLOSED

Integrasi Data Pegawai dengan Sim SDM dan Sim TKK


SIM SDK, SIM TKK - Employees Data Integration

100%

CLOSED

Modul Asuransi
Insurance Module

100%

CLOSED

Develop Cash to Account

100%

CLOSED

Cash to Account Virtual Account Pos

100%

CLOSED

Cash to Account Artajasa

100%

CLOSED

Develop H2H WI Arsema (MoneyGram)

100%

CLOSED

Develop Weselpos Kadaluarsa (perubahan proses


bisnis kadaluarsa)
Weselpos Expiration Develop (business process changes
expired)

100%

CLOSED

354

11

12

FDPOS Apps

Sistem MPospay

Develop PKH berbasis rekening


Develop an account-based PKH

100%

CLOSED

Develop E-Karip new template

100%

CLOSED

Update front end untuk menyesuaikan reading .dll


mesin

100%

CLOSED

Update aplikasi enrollment menyesuaikan reading


.dll mesin

100%

CLOSED

Update payment procedure via finger and card

100%

CLOSED

Develop tools migrasi rekening GOL to PKH berbasis rekening

100%

CLOSED

Tool Upload Data

100%

CLOSED

Tool Standing Instruction

100%

CLOSED

Tool Reporting

100%

CLOSED

Develop E-karip Non Dapem

100%

CLOSED

Tool Upload Data

100%

CLOSED

Web Reporting Mitra dan Internal

100%

CLOSED

Front End (Payment for Nondapem)

100%

CLOSED

Develop H2H e-Cash Mandiri (LKD)

100%

CLOSED

Develop PSKS 2014

100%

CLOSED

Client Mobile (Android base)

100%

CLOSED

Services Layanan RSPOS (Weselpos Instan)

100%

CLOSED

Virtual Account Pos

100%

CLOSED

Payment Point (tahap pengujian)


Payment Point (testing phase)

100%

CLOSED

PDAM Jatim

100%

CLOSED

Multifinance (Adira)

100%

CLOSED

Telekomunikasi (Telkom, Indosat, Telkomsel, XL,


Three, Axis, Smartfren)

100%

CLOSED

PLN (PLN Pasca Bayar, PLN Pre Paid)

100%

CLOSED

13

Aplikasi SOPP

Single Aplikasi untuk Pembayaran PLN P2APST


Single Application for Payment of PLN P2APST

100%

CLOSED

14

Aplikasi IPOS

Aplikasi PDT

100%

CLOSED

IPOS Corporate

100%

CLOSED

Tools Insert Tarif dan Pengembangan Jaringan


Layanan yang User Friendly
Tools Insert Rates and Network Development Services
User Friendly

100%

CLOSED

Integrasi Aplikasi Ipos Pabean dengan Bea Cukai


IPOS - Customs Application Integration

100%

CLOSED

Aplikasi Ipos untuk Kiriman Paket Retur, Buntu dan


Pemusnahan
IPOS application for Package Shipments Returns, Dead
End and Destruction

100%

CLOSED

Aplikasi Generate Nomor Seal Plastik

100%

CLOSED

Aplikasi Back End Sistem i-Pos

100%

CLOSED

Perbaikan Aplikasi i-Pos Modul Pertukaran Luar


Negeri

100%

CLOSED

Integrasi Ipos dengan Sales Force


IPOS - Sales Force integration

100%

CLOSED

355

SIM Keuangan
MIS Finance
Latar Belakang
Perkembangan lingkungan bisnis yang sangat
cepat dan persaingan bisnis yang ketat menuntut
manajemen dapat mengambil keputusan dengan
cepat dan akurat. Oleh Karena itu perkembangan
bisnis perusahaan harus mendapat dukungan
teknologi yang mampu menyediakan data dan
informasi secara cepat, akurat, dan terintegrasi
melalui implementasi ERP (Enterprise Resource
Planning). Pengembangan ERP berbasis SAP
dilakukan oleh Proyek Penggembangan ERP yang
mengembangkan sistem dan mengawal dengan
penjelasan :
1. Implementasi SAP dilakukan secara bertahap
sesuai kebutuhan Perusahaan dan pada
tahap awal akan diimplementasikan modul
FICO (Financial Accounting and Controlling)
yang telah telah Go Live secara Nasional
pada 2 Januari 2014 sebagaimana KD.96/
Dirut/1113 tanggal 14 November 2013.
2. Implementasi SAP FICO selama tahun 2014
dan proses End Year Closing Report 2014,
telah dilakukan meskipun masih memerlukan
penyempurnaan sistem interface.
3. Sesuai RJP Perusahaan bahwa Implementasi
ERP direncanakan akan dikembangkan ke
Modul Human Resource Management (HCM)
dan Material Management (MM), dan pada
tahun 2014 masih dalam tahap preparasi.

Maksud dan Tujuan


a. Pelaksanaan Proyek dimaksudkan adalah
untuk menjaga kelangsungan sistem eksisting
(SAP FI-CO) dan melakukan pengembangan
ERP berbasis SAP untuk modul Human Capital
Management dan Material Management.

356

Backgrounds
The development of a business environment
that is very fast and tight business competition
demand management can make decisions quickly
and accurately. Hence the development of
the companys business must be supported by
technology that can provide data and information
quickly, accurately, and integrated through the
implementation of ERP (Enterprise Resource
Planning). SAP-based ERP development carried
out by the Project penggembangan that develops
ERP systems and guarding the explanation:

1.

2.

3.

SAP implementation is done in stages


according to the needs of the Company and
in the early stages will be implemented FICO
module (Financial Accounting and Controlling)
which has been nationally Go Live on January
2, 2014 as KD.96 / Managing Director / 1113
November 14, 2013.
SAP FICO implementation during 2014
and the Year End Closing Report 2014, has
been carried out although it still requires
improvement of the system interface.
In accordance RJP Company that ERP
implementation is planned to be developed
into Module Human Resource Management
(HCM) and Materials Management (MM), and
in 2014 was still in the stage of preparation.

Goal and Purpose


a. Project implementation is intended to maintain
the continuity of the existing system (SAP FICO) and to develop the SAP based ERP Human
Capital Management module and Materials
Management.

b. Tujuan Proyek adalah :


1) Integrasi master data SAP, Change Manage
ment proses bisnis dan koordinasi dengan
Konsultan;
2) Melakukan pra kondisi pengembangan
ERP Berbasis SAP untuk sistem :
a) Human Capital Management (HCM)
b) Material Management (MM);
3) Bersama konsultan melakukan assessment
dan analisa terhadap kebijakan dan sistem
eksisting serta menetapkan model proses
bisnis baru;
4) Menetapkan Scope of Project yang
dituangkan
dalam
Grand
Design
Pengembangan ERP berbasis SAP untuk
Modul Human Capital Management dan
Material Management; Pengawalan proses
studi/kajian perencanaan implementasi
SAP modul HCM dan MM

Ruang Lingkup

b. Project objectives are:


1) Integration of SAP master data, Change
Management business processes and
coordination with consultants;
2) Conduct a pre-condition for the development
of SAP-based ERP system:
a) Human Capital Management (HCM)
b) Materials Management (MM);
3) Joint consultants conduct an assessment and
analysis of existing policies and systems as
well as establish new business process model;
4) Determining the Scope of the Project as
outlined in the Grand Design Development for
the Module SAP-based ERP Human Capital
Management and Materials Management;
assist a process of study / research planning
and implementation of SAP HCM module MM

The Scope

Ruang lingkup kegiatan Implementasi ERP


berbasis SAP di PT Pos Indonesia (Persero)
meliputi :
a. Support Implementasi SAP FICO yang
dilakukan bersama Konsultan AGIT (PT.
Astra Graphia Information Technology)
dengan ruang lingkup sebagai berikut :
1) Strategi Support Implementasi
2) Aktivitas Support Implementasi:

Problem Handling, Sharing knowledge,
Maintenance Performance System,
Year End Closing 2014, dan Customer
Service Centre Handling
3) Service tambahan berupa Training
HCM, MM dan SD (Sales Distrbution)
4) Hasil Pekerjaan (Deliverables)

The scope of activities of the SAP-based ERP


Implementation in PT Pos Indonesia (Persero)
includes:
a. Support Implementation of SAP FICO
Consultant conducted with agit (PT. Astra
Graphia Information Technology) with the
following scope:
1) Support Strategy Implementation
2) Implementation Support Activities:
Problem Handling, Sharing knowledge,
Maintenance Performance System, Year
End Closing 2014, and the Customer
Service Centre Handling
3) Service Training an additional form of
HCM, MM and SD (Sales distrbution)
4) Results of Work (Deliverables)

b. Prakondisi penyiapan rencana implementasi


SAP HCM-MM :
1) Penyusunan Organisasi Proyek
2) Penyiapan Kajian Perencanaan untuk
implementasi SAP HCM-MM oleh
Konsultan

b. Preconditions preparation SAP HCM


implementation plan-MM:
1) Preparation of Project Organization
2) Preparation of Planning Study for the
implementation of SAP HCM-MM
Consultant

357

Pelaksanaan Proyek
Pembangunan Simkugpos
Berbasis SAP Fico

Implementation Of Simkugpos
Development Project
SAP Fico Based

Sesuai
fungsinya,
proyek
pengembangan
ERP bersama Konsultan memberikan Support
implementasi
selama
tahun
2014
guna
mengawal pelaksanaan implementasi SAP
FICO sampai implementasi berjalan stabil dan
sekaligus melakukan prakondisi untuk persiapan
implementasi SAP HCM-MM.
Pelaksanaan support implementasi SAP FICO
tahun 2014 dilakukan bersama konsultan AGIT
selama periode tahun 2014 sampai dengan Year
End Closing Report 2014, dengan strategi dan
aktivitas support implementasi sebagai berikut :

According to its function, Project Development Consultant ERP together provide implementation support
for the year 2014 to oversee the implementation of
SAP FICO implementation to implementation running
stable and undergo a precondition for the preparation
of the implementation of SAP HCM-MM.
Support the implementation of SAP FICO implementation in 2014 performed with agit consultant during
the period 2014 up to Year End Closing Report 2014,
with the strategy and implementation support activities as follows:

1. Strategi Support implementasi :


Fase Suport dibagi dalam 2 fase dengan pola
sebagai berikut :
a. Fase On Site Support dimana pelaksanaan
support oleh Konsultan dilakukan di
kantor PT Pos Indonesia (Persero) Jakarta,
yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
b. Fase Remote Support dimana Konsultan
akan mengerjakan pekerjaan/tiket dari
PT Pos Indonesia (Persero) dengan
sistem remote dari kantor Konsultan.
Namun apabila pekerjaan tersebut tidak
dapat diselesaikan secara remote, maka
konsultan akan menyelesaikan secara on
site ke PT Pos Indonesia (Persero).

1. Support Strategy implementation:


Suport phase is divided into two phases with the
following pattern:
a. On Site Support phase where the
implementation of the support by the
consultant conducted at the office of PT
Pos Indonesia (Persero) Jakarta, whose
implementation is tailored to the needs.
b. Remote Support phase where the consultant
will do the job / ticket from PT Pos Indonesia
(Persero) with a remote system from the
office Consultant. However, if the job can
not be resolved remotely, the consultant will
be on site to complete the PT Indonesian
Post.

358

2. Aktivitas Implementasi Support


Selama pelaksanaan support implementasi
tahun 2014, Tim Proyek bersama Konsultan
telah memberikan support sebagai berikut :
a. Problem Handling

Konsultan akan membantu setiap problem
yang disampaikan PT. PT Pos Indonesia
(Persero) dan dengan segera memberikan
solusi untuk setiap permasalahan
tersebut. Konsultan juga memberikan
saran dan konsultasi kepada Tim PT. PT
Pos Indonesia (Persero) untuk transaksitransaksi penting.
Konsultan akan
menyelesaikan setiap problem tersebut
sesuai Service Level Agreement (SLA) yang
telah disepakati.
b. Transfer/sharing Knowledge :
Untuk meningkatkan kompetensi SDM
di Proyek ERP, Konsultan AGIT telah
memberikan transfer/sharing knowledge
secara on site ke PT. PT Pos Indonesia
(Persero) yakni : khusus transfer knowledge
BASIS, ABAP dan Process Integration. Selain
itu Konsultan juga memberikan service
tambahan berupa : Transfer knowledge SAP
HCM, MM dan SD
c. Maintenance Performance System

Aktivitas
Maintenance
Performance
System akan dilakukan oleh konsultan
secara rutin 2 (dua) kali dalam seminggu
dan Konsultan juga membantu dalam hal
asistensi.
d. Year End Closing 2014

Aktivitas ini telah dilakukan pada 1 (satu)
minggu sebelum dan sesudah akhir tahun
2014, dan saat ini telah menghasilkan
Report Year End Closing 2014
e. Customer Service Call (CSC) Handling
Konsultan menyediakan media untuk
penyampaian problem yang dihadapi oleh
User PT. PT Pos Indonesia (Persero) melalui
CSC Handling dengan memasukkan
tiket problem/request ke CSC Konsultan.
Penyampaian problem dilakukan juga
melalui media email/telpon ke Konsultan.

2. Implementation Support Activity


During the implementation of the support implementation in 2014, together with the Project
Team Consulting has provided support as follows:
a. Problem Handling

The consultant will help each problem presented by PT. PT Pos Indonesia (Persero) and
quickly provide solutions to each of these
challenges. Consultants also provide advice
and consultation to the Team PT. PT Pos
Indonesia (Persero) for important transactions. The consultant will resolve any problem accordance Service Level Agreement
(SLA) which has been agreed upon.

b. Transfer / Knowledge sharing:



To improve human resource competencies
in ERP Project, Consultant agit has given
transfer / sharing knowledge of on site to
PT. PT Pos Indonesia (Persero) namely: Special transfer knowledge BASIS, ABAP and
Process Integration. In addition, consultants
also provide additional services such as:
Knowledge transfer SAP HCM, MM and SD
c. Maintenance Performance System

Activities Maintenance Performance System
will be conducted by consultants routinely 2
(two) times a week and consultants also help
in terms of assistens.
d. 2014 Year End Closing

This activity has been carried out on 1 (one)
week before and after the end of 2014, and
today has resulted Report Year End Closing
2014
e. Customer Service Call (CSC) Handling
Consultants provide a medium for the delivery of the problems faced by User PT. PT
Pos Indonesia (Persero) through the CSC
Handling by entering the ticket problem /
request to CSC Consulting. Submission of
problems done also through the medium of
email / phone to the Consultant.

359

Support implementasi SAP FICO 2014 berakhir


pada 10 Januari 2015 dan telah menghasilkan Year
End Closing 2014.

Support the implementation of SAP FICO in 2014


ended on January 10, 2015 and has produced a
2014 Year End Closing.

Selain mengawal pelaksanaan implementasi SAP


FICO, Tim Proyek ERP juga melakukan prakondisi
untuk persiapan implementasi SAP HCM dan MM
pada tahun 2015 baik dari aspek SDM, Organisasi
maupun studi kelayakan. Adapun aktivitas yang
dilakukan adalah :
a. Pemenuhan kebutuhan SDM untuk mengawal
preparation dan implementasi SAP HCM dan
MM
b. Peningkatan kompetensi SDM melalui
workshop dan training
c. Penyiapan organisasi proyek pengembangan
ERP termasuk tugas dan kewajiban dari
masing-masing Tim Proyek, sebagaimana
tertuang dalam KD.39/Dirut/0614 tanggal 30
Juni 2014.
d. Melakukan proses pengadaan konsultan
untuk pekerjaan studi/kajian perencanaan
implementasi SAP modul HCM dan MM,
yang saat ini masih dalam proses di Divisi
Pengadaan dan diperkirakan akan selesai pada
bulan Maret 2015.

In addition to oversee the implementation of SAP


FICO implementation, ERP Project Team also conducted a precondition for the preparation of the
implementation of SAP HCM and MM in 2015 both
from the aspect of human resources, organization and
feasibility studies. The activities carried out are:
a. Meeting the needs of human resources to oversee preparation and implementation of SAP
HCM and MM
b. Increased HR competencies through workshops
and training
c. Preparation organization ERP Development Project including the duties and obligations of each
Project Team, as stated in KD.39 / CEO / 0614
dated June 30, 2014.
d. Consultant procurement process for the work
study / review of the planning and implementation of SAP HCM modules MM, which is still in
process in the Procurement Division and is expected to be completed in March 2015.

Manfaat/Output yang
dihasilkan :
1. Sistem Informasi Keuangan berbasis SAP
modul Financial and Controlling (FICO) yang
telah diimplementasikan telah memberikan
output sebagai berikut:
a. Sistem informasi yang terintegrasi dari
mulai front-end sampai dengan back-end,
sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pekerjaan.
b. Sistem informasi yang dapat memberikan
laporan keuangan berupa laporan posisi
keuangan, rugi laba komprehensif,
perubahan modal dan arus kas. Selain
itu menghasilkan laporan akuntansi
manajemen berupa laporan segmen
profit center, laporan segmen per produk
secara cepat untuk mendukung proses
pengambilan keputusan Manajemen.

360

Benefits / Output generated:


1. Financial Information System-based SAP modules Financial and Controlling (FICO), which has
been implemented has provided the following
output:
a. Integrated information systems ranging
from front-end to back-end, so as to improve
the efficiency of work.
b. Information systems that can provide financial statements of the financial position,
comprehensive income, changes in capital
and cash flow. Besides generating a report
of the consolidated management accounting profit center segments, segment reporting per product quickly to support management decision-making process.

c. Sistem informasi yang realtime dari


semua kantor, sehingga mampu
meningkatkan proses pengendalian dan
menyediakan informasi yang cepat
d. Sistem informasi yang cukup fleksible
terhadap berbagai perubahan, tanpa
mengurangi fungsi keamanan dan
kehandalannya
e. Sistem informasi yang dapat melakukan
kontrol budget, sehingga realisasi
anggaran dapat terkontrol dengan baik.

c. Realtime information systems of all offices, so as to improve process control


and provide quick information
d. System is flexible enough information to
various changes, without reducing the
security function and reliability
e. Information system that can control the
budget, so the budget realization can be
well controlled.

2. Proses pengadaan konsultan untuk pekerjaan


studi/kajian perencanaan implementasi SAP
modul HCM dan MM, yang saat ini masih
dalam proses pengadaan dan direncanakan
pekerjaan kajian perencanaan tersebut
baru akan dimulai pada awal bulan April
2015. Secara garis besar output dari kajian
perencanaan tersebut adalah :
a. Hasil pemetaan dan identifikasi
potensi permasalahan terhadap proses
bisnis dan sistem aplikasi yang saat ini
digunakan di perusahaan
b. Analisa kesenjangan antara kondisi saat
ini yang didapat dari hasil pemahaman
proses bisnis dan sistem aplikasi
eksisting dengan proses bisnis standar
yang ada di SAP khususnya modul HCM
dan MM
c. Draft Blueprint Business untuk imple
mentasi SAP HCM-MM
d. Usulan penetapan ruang lingkup
implementasi SAP modul HCM dan
MM serta membuat rencana aktivitas,
perkiraan biaya, dan roadmap sebagai
persiapan dalam implementasi SAP
modul HCM dan MM
e. Membuat Term of Reference (TOR) dan
standarisasi penilaian untuk kebutuhan
pemilihan Konsultan Implementor

2. The process of procurement of consultants to


study the work / study planning and implementation of SAP HCM modules MM, which
is currently still in the process of procurement
and planning studies are planned work will
begin in early April of 2015. Broadly speaking, the output of the planning study is:
a. The results of the mapping and identification of potential problems to the business process and application systems
that are currently used in the Company
b. Analysis of the gap between the current
state obtained from the understanding
of business processes and systems existing applications with standard business
processes in SAP HCM module and MM
particular
c. Draft Blueprint Business for implementation of SAP HCM-MM
d. Proposed
Scoping
implementation
of SAP HCM and MM modules and
create activity plans, cost estimates,
and roadmap in preparation for the
implementation of SAP HCM module
and MM
e. Making the Term of Reference (TOR) and
the standardization of assessment for
election needs Implementor Consultant

361

Integrity is the light that shines


from a disciplined conscience
- James E. Faust

08

Corporate Social Responsibility


dan Program PKBL
serta Kaitannya dengan
Pengembangan Masyarakat

CSR and PKBL program and


Community Development

Tanggung jawab sosial dan lingkungan


merupakan salah satu kebijakan strategis
perusahaan, sebagai komitmen perusahaan
untuk
mempertanggungjawabkan
dampak
operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan
lingkungan, serta terus-menerus menjaga agar
dampak tersebut menyumbang manfaat kepada
masyarakat dan lingkungan hidupnya.

Social and environmental responsibility is one


of the Strategic policy of the company, as the
companys commitment to account for the impact
of its operations in the dimension of social,
economic, and environment, as well as constantly
to keep the impacts contribute benefits to society
and the environment.

PT Pos Indonesia (Persero) telah menjalankan


tanggung jawab sosial salah satunya dalam
bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan,
dalam rangka melaksanakan Peraturan Menteri
BUMN No. PER-08/MBU/2013 tanggal 13
September 2013 perihal Perubahan Keempat
atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 tentang
Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkungan melalui pemanfaatan dana dari
pembagian laba perusahaan.

PT Pos Indonesia (Persero) has run one of


social responsibility in the form of community
development and Partnership Program, in order
to carry out the Regulations the Minister of SOE
No. PER-05/MBU/2013 September 13, 2013 with
Four Changes on the regulation of the Minister of
State-owned enterprises no. PER-05/MBU/2007
about the Partnership Program State-owned
enterprises with small businesses and Community
Development Program through the utilization
of the funds from the Division of profits of the
company

1. Kebijakan Umum Program Kemitraan


1. Public Policy Partnership Program.
Kegiatan Program Kemitraan dan Program
Bina Lingkungan (PKBL) PT Pos Indonesia
(Persero) dimulai pada tahun 1994, yang
pada waktu itu berdasarkan Keputusan
Direksi Perum Pos dan Giro tanggal
28 Desember 1994 nomor: 222/Peg/
Dirutpos/1994 dengan nama Gugus Bina
Mitra Pos. Selanjutnya dengan mengacu
kepada Keputusan Menteri Keuangan No.
60/KMK.016/1996 tanggal 9 Februari 1996
berubah menjadi Unit Pembinaan Usaha
Kecil dan Koperasi (PUKK). Seiring dengan
perkembangan organisasi, berdasarkan
Keputusan Direksi PT Pos Indonesia
(Persero) Nomor:
KD.45/Dirut/0803
tanggal 21 Agustus 2003 Unit PUKK
berubah menjadi Unit Program Kemitraan
dan Program Bina Lingkungan (Unit PKBL)
dengan mengacu kepada Keputusan

364

The activities of the Partnership Program and


Community Development Program (PKBL)
PT Pos Indonesia (Persero) was started
in 1994, which at the time was based on
the decision of the Board of Directors of
the public corporation and the Post on 28
December 1994 Giro number: 222/Peg/
Dirutpos/1994 with the name Bina Cluster
Partners Next post. with reference to the
decision of the Minister of Finance No. 60/
KMK. 016/1996 dated 9 February 1996
turned into small business Coaching Units
and cooperatives (PUKK). Along with the
development of the Organization, based
on the decision of the Board of Directors of
PT Pos Indonesia (Persero) number: KD 45/
Ceo/0803 dated 21 August 2003 PUKK Unit
turned into a Unit of the Partnership Program

Menteri BUMN Nomor: 236/MBU/2003


tanggal 17 Juni 2003.
Berdasarkan Keputusan Direksi PT Pos
Indonesia (Persero) tanggal 10 November
2006 nomor: KD.65/Dirut/1106 dilakukan
penataan kembali organisasi Unit PKBL
sedangkan pada tahun 2007 berdasarkan
Keputusan Direksi PT Pos Indonesia
(Persero) tanggal 31 Agustus 2007 nomor:
KD.45/Dirut/0807 Unit PKBL berubah
menjadi Divisi PKBL, sejalan dengan
Peraturan Menteri BUMN tanggal 27 April
2007 Nomor: Per-05/MBU/2007 Tentang
Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara Dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan.

Terkait dengan restrukturisasi PT Pos


Indonesia
(Persero),
Organisasi
dan
Tata Kerja PKBL diatur kembali dengan
Keputusan Direksi PT Pos Indonesia
(Persero) tanggal 8 Juli 2012 Nomor: KD.
48/Dirut/1714 tentang Organisasi dan Tata
Kerja PT Pos Indonesia (Persero). Divisi
Bina Lingkungan Perusahaan dipimpin oleh
seorang Vice President (VP) dan membawahi
dua bagian yaitu, Bagian PKBL dan Bagian
CSR, Keuangan dan Umum.
Kegiatan pokok PKBL meliputi Program
Kemitraan dalam bentuk pembinaan
terhadap usaha kecil agar menjadi tangguh
dan mandiri melalui pemanfaatan dana
dari bagian laba BUMN dan Program Bina
Lingkungan yang merupakan program
pemberdayaan kondisi sosial masyarakat
oleh BUMN di wilayah usaha BUMN melalui
pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Sejak Program Kemitraan dilaksanakan,
hingga akhir triwulan IV/2014 tercatat
42.241 usaha kecil yang telah dibina yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia
melalui 26 Unit PKBL Daerah (Unit PKBLD)
dengan total perputaran dana pinjaman
(Dana Program Kemitraan) mencapai
Rp499.497.025.134 Dana Kemitraan yang

and Community Development Program (PKBL


Units) with reference to the decision of the
Minister of SOE Number: 236/MBU/2003,
17 June 2003.
Based on the decision of the Board of Directors
of PT Pos Indonesia (Persero) on November 10,
2006 number: KD 65/Ceo/1122 conducted
organizational realignment of PKBL Units
while in 2007 based on the decision of the
Board of Directors of PT Pos Indonesia
(Persero) on August 31, 2007 number: KD 45/
Ceo/0807-PKBL Unit turned into a division
of PKBL, in line with the regulations of the
Minister of SOE dated 27 April 2007 number:
Per-05/MBU/2007 about the Partnership
Program State-owned enterprises With small
businesses and Community Development
Program.

Related to the restructuring of the Postal


Organization and governance, Indonesia
Work PKBL re-arranged with the decision
of the Board of Directors of PT Pos Indonesia
(Persero) on July 8, 2012 number: KD. 48/
Dirut/1714 about the Organization and The
work of PT Pos Indonesia (Persero). Corporate
& Community Development Division is headed
by a Vice President (VP) and includes two parts,
namely, part-PKBL and part of CSR, finance and
the public.
Principal activities include the PKBL
Partnership Program in the form of coaching
against small businesses to become tough and
self-sufficient through the utilization of the
funds from the profit of SOE and Community
Development Program which is a program of the
social condition of community empowerment by
SOE in STATE-OWNED enterprises through the
utilization of the funds from the profit of SOE.
Since the Partnership Program was implemented,
up to the end of quarter II/2014 recorded 42.241
small businesses that have been built throughout
the territory of Indonesia through the 26 Regional
units of PKBL (units PKBLD) with a total turnover
of loan funding (Funding Partnership Program)

365

dikelola sebagian besar merupakan take


over dari PT Telkom (Tbk) dan PT Indosat
(Tbk) pada tahun 1996.
Dana pinjaman yang diterima Mitra Binaan
dipergunakan untuk tambahan modal
kerja dan perluasan usaha. Banyak Mitra
Binaan
yang berhasil mengembangkan
usahanya disertai dengan peningkatan
penyerapan tenaga kerja, namun tidak
sedikit yang mengalami kegagalan bahkan
mengalami kebangkrutan yang pada akhirnya
meninggalkan piutang macet.

reached Rp. Rp499.497.025.134,-. The


Partnership Fund is managed is largely take
over from (Tbk) PT Telkom and PT Indosat
(Tbk) in 1996.
Loan funds received assisted SMEs used for
additional working capital and expansion
effort. Many assisted SMEs to successfully
develop its business coupled with increased
absorption of labour, but not the least a
failure even Bankruptcy that ultimately leave
debts bogged down.

Hingga akhir triwulan IV/2014 kolektibilitas


sisa pinjaman (pinjaman umum dan khusus)
adalah sebagai berikut:

Until the end of the quarter II/2013


kolektibilitas the remainder of the loan (the
loan special and General) are as follows:

URAIAN

NILAI (RP.) VALUE (RP)

Lancar
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah semua

Tingginya pinjaman macet antara lain


disebabkan:
a. Usaha Mitra Binaan bangkrut.
b. Mitra Binaan meninggal dunia dan tidak
ada ahli waris yang bersedia membayar
pinjaman/tunggakan pinjaman.
c. Mitra Binaan tidak bersedia membayar
karena uang yang diterimanya dianggap
sebagai hibah.
d. Alamat Mitra Binaan tidak jelas/
tidak lengkap sehingga sulit dilacak,
khususnya periode 1999 ke bawah.
e. Mitra Binaan wanprestasi dengan
berbagai alasan.
f. Hasil survey menunjukkan kelayakan
untuk menerima pinjaman Dana
Kemitraan, namun setelah masa
angsuran
berjalan
pembayarannya
tersendat.

366

DESCRIPTION

24.784.332.984

Smoothly

3.616.929.683

Less Smoothly

955.312.125

It Is Doubtful

75.214.426.240

Bogged Down

104.571.001.032

The sum of all

The high of non-performing loans is partly due to:


a. Partners Bankrupt businesses.
b. Partners died and no heirs willing to pay the
loan / loan arrears.
c. Partners are not willing to pay because the
money received is considered as grants.
d. Address Partners unclear / incomplete so
difficult to trace, especially the period of
1999 and earlier. Partners defaults for various
reasons.
f. The survey results demonstrate the feasibility
of the Partnership Fund to receive the loan,
but after walking installment payment period
faltered.

Langkah-langkah yang telah diambil untuk


mengatasi permasalahan tersebut di atas antara
lain sebagai berikut :
a. Menetapkan kebijakan bahwa 75%
waktu kerja para pegawai di Unit PKBLD
berada di luar kantor untuk melakukan
kegiatan
penagihan
(bagian
dari
monitoring).
b. Mengoptimalkan kegiatan penagihan
melalui surat tagihan dan penagihan
yang dilakukan secara langsung (on the
spot) khususnya untuk MB yang masuk
dalam katagori macet, baik oleh unit
PKBLD atau tim dari pusat.
c. Memperketat persyaratan pengajuan
pinjaman :
Persyaratan alamat calon Mitra
Binaan yang jelas, lengkap, dan
mudah dikunjungi (dalam jangkauan)
serta wajib memiliki Kartu Keluarga.
Mewajibkan
Mitra
Binaan
menyerahkan
agunan
berupa
sertifikat
tanah
(SHM/SHGU/
SHGB).
Mengenakan persyaratan asuransi
jiwa terhadap Mitra Binaan.
d. Menaikkan masa angsuran dari 24 kali
menjadi 36 kali angsuran agar Mitra
Binaan tidak terlalu berat menanggung
beban angsuran (kontra prestasi).
e. Memberikan pengarahan tentang hak
dan kewajiban Mitra Binaan pada saat
pelatihan manajerial dan penyerahan
pinjaman.
f. Unit PKBLD berkewajiban memantau
dan menganalisis perkembangan usaha
dari Mitra Binaan melalui laporan
perkembangan usaha yang dibuat oleh
MB setiap tiga bulan sekali.

The steps that have been taken to overcome


the problems mentioned above are as follows:

2. Kegiatan yang dilakukan


Gambaran singkat pelaksanaan PKBL tahun
2014 dari sisi pencapaian realisasi RKA
tahun 2014 sebagai berikut:

2. Activities undertaken
A brief overview of the implementation of
PKBL 2014 from the achievements realized
RKA 2014 as follows:

a. Establish a policy that 75% of working time of


employees in Unit PKBLD out of the office for
billing activities (part of monitoring).

b. Optimizing billing activities through the


invoice and billing is done directly (on the
spot), especially for MB that fall into the
category of traffic, either by PKBLD unit or
team from the center.
c. Tighten the requirements for submission of
the loan:
Requirements
Partners
candidates
address the clear, complete, and easy
to visit (within range) and is obliged to
have a family card.
Requiring Partners submit collateral
certificate of land (SHM / SHGU / HGB).
Wearing a life insurance requirements
of the Partners.

d. Raising the installment period of 24 times to


36 times the installment order Partners is not
too heavy to bear the burden of installments
(cons achievement).
e. Provide guidance on the rights and obligations
of Partners at the time of submission of
managerial training and loans.
f. Units are obliged to monitor and analyze
PKBLD business development of Partners
through business development reports made
by MB every three months.

367

a.

Program Kemitraan (PK)


1). Sumber dan penggunaan dana

a. Partnership Program (PP)


1) Sources and Uses of Funds

Uraian

2014 (Rp.) IDR

Description
Availability Of Funds:

Ketersediaan Dana :
a. Dana tersedia

36.609.704.637,00

a. Funds available

b. Penggunaan dana (pinjaman dan hibah)

24.089.241.867,00

b. use of funds (loans and grants)

c. Sisa dana ( a b )

12.520.462.770,00

c. the remaining funds (a b)

a. Jasa pinjaman, bunga deposito, jasa giro

4.334.121.051,00

a. Service loans, deposit rates, checking


services

b. Beban operasional

2.419.035.126,00

b. operating expenses

c. Surplus/defisit ( a b )

1.915.085.925,00

c. Surplus/deficit (a b)

31.825.000,00

Investment (inventory Office)

Pendapatan :

Revenues:

Investasi (barang inventaris kantor)

2). Addition of Assisted Partners (TP) and


loan distribution.

2). Penambahan Mitra Binaan (MB) dan


penyaluran pinjaman

Tahun 2014 / year 2014


Jumlah MB / The Amount Of MB
Sektor Usaha

a. Industri

Posisi 31
Des 2013
Position
2011

Penambahan
2014
The Addition
Of 2014

Jumlah
The Amount

Penyaluran
Pinjaman (Rp.)
Channeling loans (Rp.)

Business Sectors

7.579

80

7.659

4.065.000.000

21.968

191

22.159

11.895.000.000

b. Trade

684

689

250.000.000

c. Agriculture

d. Peternakan

1.186

1.191

405.000.000

d. Farm

e. Perkebunan

340

346

100.000.000

e. Plantation

f. Perikanan

814

13

827

450.000.000

f. Fisheries

162

8.449

4.840.000.000

g. Services

b. Perdagangan
c. Pertanian

g. Jasa

8.287

h. Lainnya

921

Jumlah

41.779

921
462

42.241

Pembinaan MB
JUMLAH SEMUA

41.779

462

3). Dana Pembinaan Mitra Binaan (Hibah)


pada RKA 2014 dialokasikan sebesar
Rp. 3.000.000.000,00 atau sebesar
10% dari penyaluran dan tereralisasikan sebesar Rp 1.991.271.709,- atau
sebesar 7.93% dari penyaluran tahun
2014.

368

42.241

a. Industry

h. Other
22.005.000.000

The Amount Of

1.991.271.709

Coaching MB

23.996.271.709

THE SUM OF ALL

3). Assisted SMEs Development Fund (Grants)


at RKA 2014 allocated Rp 3,000,000,000
fare or 10% of the disbursements and tereralisasikan amounting to Rp 1.991.271.709or as big as 7,93% of channeling by 2014.

b. Program Bina Lingkungan (BL)

Uraian

b. Community Development Program (PKBL)

2014 (Rp.) IDR

1. Sumber Dana :
a. Saldo Awal
b. Penyisihan laba
Jumlah Dana tersedia

Description
1. source of funds:

1.274.928.376

a. starting balance

b. allowance for profit

1.274.928.376

The amount of funds available

2. Penggunaan Dana
a. Bantuan korban bencana alam

2. use of funds
31.100.000

a. natural disaster victim Relief

b. Bantuan Pendidikan/pelatihan

20.000.000

b. Educational/Training Assistance

c. Bantuan Peningkatan kesehatan

30.000.000

c. health promotion Assistance

d. Sarana & Prasarana Umum

50.925.000

d. means of Public Infrastructures &

e. Bantuan sarana Ibadah

329.000.000

f. Bantuan pelestarian alam

e. Assistance means Worship


f. natural preservation Assistance

Jumlah penggunaan dana

150.000.000

The amount of use of funds

Sisa dana (1-2)

611.025.000

The remainder of the funds (1-2)

663.903.376
BUMN Peduli :

BUMN Care :

a. Dana/sisa dana tersedia


b. Penyisihan dana

a. Funds/remaining funds available


0

Jumlah dana BUMN Peduli

b. allowance for funds


The amount of funding BUMN care

Dari hasil RUPS PT Pos Indonesia (Persero)


tahun 2014 ditetapkan bahwa Divisi Bina
Lingkungan Perusahaan tidak memperoleh
tambahanan dana sehingga dana Bina
Lingkungan diperoleh dari sisa saldo tahun
2013 sebesar Rp 656.861.942,-.
Penyaluran Bina Lingkungan cenderung
dilaksanakan berdasarkan proposal yang
diterima mengingat dana yang tersedia relatif
kecil apabila dibandingkan dengan luasnya
wilayah binaan yang bersifat nasional.
1. Program Kerja Selanjutnya
Pada tahun 2015, kegiatan Program
Kemitraan (PK) dan Program Bina Lingkungan
(BL) direncanakan sebagai berikut:
a. Program Kemitraan (PK)
1). Rencana sumber dan penggunaan
dana

From the results of the AGM PT Pos


Indonesia (Persero) in 2014 stipulated that
the Community Development Division of
the Company does not obtain the funds so
tambahanan Community Development funds
obtained from the remaining balance of the
year 2013 amounted to Rp 656.861.942, -.
Channeling community development tends
to be implemented based on the accepted
proposal considering the funds available
is relatively small when compared with the
vastness of the areas assisted are nationwide.
1. The next work programme in 2015, the
activities of the Partnership Program (PK)
and the Community Development Program
(BL) is planned as follows:
a. Partnership Program (PP)
1). Plan of source and use of funds

369

Uraian

Rencana 2015 (Rp.)/ Plan 2015

Description
Availability Of Funds:

Ketersediaan Dana :
a. Dana tersedia

43.285.482.159

a. Funds available

b. Penggunaan dana (pinjaman dan hibah)

30.800.000.000

b. use of funds (loans and grants)

c. Sisa dana ( a b )

12.485.482.159

c. the remaining funds (a b)

Pendapatan :

Revenues:

a. Jasa pinjaman, bunga deposito, jasa giro

5.131.598.434

a. Service loans, deposit rates, checking


services

b. Beban operasional

3.220.680.000

b. operating expenses

c. Surplus/defisit ( a b )

1.910.922.768

c. Surplus/deficit (a b)

150.000.000

Investment (inventory Office)

Investasi (barang inventaris kantor)

2). Rencana penambahan Mitra Binaan dan


penyaluran pinjaman

2). Plan of adding Trained Partners (TP) and


loan distribution

Rencana Jumlah Plan Number:


Sektor Usaha

a. Industri
b. Perdagangan

Jumlah MB The Amount Of MB


31 Des
2014

Penambahan 2015
The Addition Of
2015

Jumlah
The Amount

Rencana Penyaluran Pinjaman (Rp.)


Number Of Sectors:
Business Plan

Business Sectors

7.659

122

7.781

4.000.000.000

a. Industry

22.159

290

22.449

13.200.000.000

b. Trade

c. Pertanian

689

694

500.000.000

c. Agriculture

d. Peternakan

1.191

1.196

500.000.000

d. Farm

e. Perkebunan

346

351

900.000.000

e. Plantation

f. Perikanan
g. Jasa

827

10

837

900.000.000

f. Fisheries

8.449

110

8.559

8.000.000.000

g. Services

921

h. Other

545

42.786

28.000.000.000

The Amount Of

2.800.000.000

Coaching MB

30.800.000.000

The sum of all

h. Lainnya

921

Jumlah

42.241

Pembinaan MB
Jumlah semua

3) Rencana

42.241

kolektibilitas

Uraian Pinjaman Umum Public


Lending
1

Kolektibilitas :

Lancar

Krg. Lancar

Diragukan

Macet

Jumlah 1
2

Pinjaman Bermasalah

Total (1+2)

370

545

sisa

pinjaman,

42.786

3) Collectability of Remainder Loan Plan

Rencana tahun 2014 (dlm juta)


2014 (in million)
Pinjaman Khusus Special Loans

Plans by

Pinjaman Khusus Special Loans

Description

Kolektibilitas:
26.654.397.348

Smoothly

3.532.109.980

Krg Smoothly.

608.179.347

It Is Doubtful

71.455.265.996

446.000.000

102.249.882.671

446.000.000

48.356.529.982
150.606.412.653

Bogged Down
Number 1
Troubled Loans

446.000.000

Total (1 + 2)

b.

Rencana penyaluran Dana Bina Lingkungan

Uraian

b. Distribution plan of Community Development Fund

Rencana Tahun 2015/


Plan 2015

1. Sumber Dana :
a. Saldo Awal

Description
1. source of funds:

663.903.376

a. starting balance

b. Pengalokasian Anggaran

2.300.000.000

b. allowance for profit

Jumlah Dana tersedia

2.663.903.376

The amount of funds available


2. use of funds

2. Penggunaan Dana

a. natural disaster victim Relief

a. Bantuan Korban Bencana Alam

150.000.000

b. Bantuan Pendidikan dan/atau Pelatihan

875.000.000

c. health promotion Assistance

c. Bantuan Peningkatan Kesehatan

125.000.000

d. means of Public Infrastructures &

d. Peningkatan Sarana & Prasarana Umum

125.000.000

e. Assistance means Worship

e. Bantuan Sarana Ibadah

450.000.000

f. natural preservation Assistance

f. Bantuan Pelestarian Alam

125.000.000

g. Bantuan Sosial Untuk Pengentasan


Kemiskinan
Jumlah penggunaan dana
Sisa dana (1-2)

b. Educational/Training Assistance

450.000.000
2.300.000.000
663.903.376

BUMN Peduli :
a. Dana/sisa dana tersedia

b. Penyisihan dana

Jumlah dana BUMN Peduli

4. Struktur Organisasi PKBL


Berdasarkan Keputusan Direksi PT Pos
Indonesia (Persero) tanggal 8 Juli 2014 nomor
KD.48/Dirut/0714 tentang
Organisasi
dan Tata Kerja PT Pos Indonesia (Persero),
struktur organisasi Divisi Bina Lingkungan
Perusahaan adalah sebagai berikut :

4. Organizational Structure of PKBL


Based on the decision of the Directors of PT Pos
Indonesia (Persero) dated July 8, 2014 number:
KD.48/Dirut/0714 on the Organization and
Administration of PT Pos Indonesia (Persero),
organizational structure of PKBL are as follows:

371

Keterangan :
1. Direktur SDM dan Umum adalah Direktur
Pembina PKBL.
2. Divisi Bina Lingkungan Perusahaan berada
dua tingkat di bawah Direktur dengan
komposisi sebagai berikut:
a. VP Bina Lingkungan.
b. Manajer PKBL.
c. Manajer CSR
d. FP PKBL (2 Orang)
e. FP CSR (1 Orang)
f. Staf (5 orang).
3. Unit PKBLD (Program Kemitraan dan
Program Bina Lingkungan Daerah) adalah
pelaksana teknis di daerah yang terdiri
dari 11 Unit PKBLD berkedudukan di
Kantor Divisi Regional dan 15 Unit PKBLD
berkedudukan di Kantor Pos di ibukota
propinsi.
4. Jumlah pegawai yang bertugas di tingkat
Pusat sebanyak 10 orang sedangkan di
Wilayah sebagai pelaksana teknis (Unit
PKBLD) sebanyak 46 orang, yang tersebar
di Kantor-Kantor Area Pos dan Kantor pos
di seluruh Indonesia, dengan komposisi
rata-rata 1 (satu) orang Ka.Unit dan 1 (satu)
orang pegawai pelaksana.

372

Description:
1. Director of human resources and Director
General is Builder-PKBL. Community
Development
2. Division of the company are two levels below
Directors with the following composition:
a. VP Of Community Development.
b. Manager Of PKBL.
c. managers CSR,
d. FP-PKBL (2 people)
e. FP CSR
f. staff (5 people).
3. Unit PKBLD (Partnership Program and Local
Community Development Program) is the
technical implementers in the area consisting
of 11 PKBLD Units based at the Regional
Division Offices and 15 Units based at PKBLD
Kantor Pos in the provincial capital.
4. Number of employees on duty at the central
level as many as 10 people while in the region
as a technical implementers (units PKBLD) as
many as 46 people, scattered in the Area Post
offices and post offices throughout Indonesia,
with an average of 1 (one) person Ka. units
and one (1) Executive employees.

3. Informasi Pelaksanaan
PKBL tahun 2014

Kerja

dan

1. Information Work and the implementation


of PKBL 2014

a. Sumber dan penggunaan dana PK


(dalam juta).

a. source and use of funds (in millions)


PK.

No

Uraian

RKA 2014

Realisasi
Semester
I/2014

Prognosa
Semester
II/2014

Prognosa
2014 /
Prognosis
2014

Pencapaian
% / Attainment%

6=4+5

7=6:3

6 = 4+5

7=6:3

Description

Funds Available
A

Starting Balance

Dana Tersedia

Saldo Awal

Penerimaan
a. Penyisihan dari Laba
b. Penggantian Defisit
c. Angsuran Pokok Pinjaman
d. Lain-lain
Jumlah Dana Tersedia

Acceptance
14,403.72

14,904.27

16,189.72

14,904.27

103.48

a. Provision of the Profit


b. replacement of the deficit

5,016.00

27,706.25

10,580.44

11,125.00

21,705.44

c. Installment loan principal

78.34

The Amount Of Funds Available

d. others

Use Of Funds

47,125.97

25,484.70

27,314.72

36,609.70

77.68

Channeling General Working Capital

Penggunaan Dana

Penyaluran Modal Kerja


Umum

30,000.00

9,405.00

Penyaluran Modal Kerja


Khusus

Hibah

3,000.00

863.27

Lain-lain

92.97

Jumlah Penggunaan Dana

33,000.00

10,361.24

13,728.00

24,089.24

73.00

Income

Sisa Dana Tersedia = A-B

14,125.97

15,123.46

13,586.72

12,520.46

88.63

Loan Services

Pendapatan

Jasa Pinjaman

Bunga Deposito

Jasa Giro

Lain-lain

Channeling Special working capital


12,600.00

22,005.00

73.35

Grants

Others

1,128.00

1,991.27

66.38

The Amount Of Use Of Funds

92.97

The Remaining Funds Available =


A-B

Deposit Rates
4,176.50

1,678.58

1,500.00

3,178.58

76.11

Giro Service

500.00

553.54

600.00

1,153.54

230.71

Others

2.00

2.00

2.00

100.00

The Amount Of Income

Operating Expenses

Jumlah Pendapatan

4,678.50

2,232.12

2,102.00

4,334.12

92.64

Surplus/Deficit (D-E)

Beban Operasional

2,771.00

1,154.04

1,265.00

2,419.04

87.30

Investment Expenses

Surplus/Defisit (D-E)

1,907.50

1,078.09

837.00

1,915.09

100.40

The Final Balance = C + F-G

Pengeluaran Investasi

80.00

11.83

20.00

31.83

39.78

Saldo Akhir = C+F-G

15,953.47

16,189.72

14,403.72

14,403.72

90.29

373

b. Pendapatan dan beban (dalam


juta)

b.

Revenues and expenses (in millions)

Uraian

RKA 2014

Realisasi
Semester
I/2014

Prognosa
Semester
II/2014

Prognosa 2014
Prognosis 2014

Pencapaian % The
Achievement

6=4+5

7=6:3

Pendapatan

No

Income

a.

Jasa Pinjaman

3,663.00

1,678.58

1,500.00

3,178.58

86.78

a. Loan Services

b.

Bunga Deposito

1,499.60

553.54

600.00

1,153.54

76.92

b. deposit rates

c.

Jasa Giro

2.00

2.00

2.00

100.00

c Giro Service.

d.

Lain-lain

d. others

5,164.60

2,232.12

2,102.00

4,334.12

83.92

Number 1

1,150.00

401.46

500.00

901.46

78.39

Load

150.00

43.80

50.00

93.80

62.54

a. Coaching

1,497.44

590.53

600.00

1,190.53

79.50

b. daily Labor Wages/


honore

Pemeliharaan

288.24

78.32

75.00

153.32

53.19

c. public administration
and

Sewa

135.00

39.92

40.00

79.92

59.20

d. Maintenance

31.50

10.00

10.00

31.75

e. Rent

f. Retraction

g. allowance for

Jumlah 2

3,252.18

1,154.04

1,275.00

2,429.04

74.69

h. other Expenditure

Surplus/Defisit (1-2)

1,912.42

1,078.09

827.00

1,905.09

99.62

Number 2

O.R (%) 2:1

62.97

51.70

60.66

56.04

89.00

Suurplus/Deficit (1-2)

Jumlah 1
2

Beban
Pembinaan
Upah tenaga kerja harian/honorer
Administrasi dan umum

Penyusutan
Penyisihan
Pengeluaran Lainnya

c. Investments (in million rupiah).

c. Investasi (dalam juta rupiah).

No

Uraian

RKA 2014

Realisasi
Semester
I/2014

Prognosa
Semester
II/2014

Prognosa
2014
Prognosis 2014

Pencapaian %
The Achievement Of %

6=4+5

7=6:3

Kendaraan Bermotor

Description

Motor Vehicles

a.

Roda 2

b.

Roda 4

b. the 4 Wheel

Jumlah kendaraan bermotor


2

Description

a. Wheel 2

The number of motor vehicles

Inventaris Kantor

80

11.83

20.00

31.83

39.78

Office Inventory

Jumlah Investasi (1+2)

80

11.83

20.00

31.83

39.78

Amount of investment (1 + 2)

374

d. Jumlah mitra binaan menurut


sektor bisnis.
Sektor Usaha

RKA 2014

Real s.d 3112-2013

a.

Industri

b.

Perdagangan

c.

Pertanian

d. The number of assisted SMEs according to business sectors.

Real Smt Prognosa


I/14 Smt II/2014
4

Prognosa s.d
2014

Tercapai (%)
Achieved (%)

6=3+4+5

7=6:2

Business Sectors

7,781

7,579

35

45

7,659

98.43

22,449

21,968

91

100

22,159

98.71

Industry
Trade

694

684

689

99.28

Agriculture

d.

Peternakan

1,196

1,186

1,191

99.58

Farm

e.

Perkebunan

351

340

346

98.58

Plantation

f.

Perikanan

g.

Jasa

h.

837

814

10

827

98.81

Fisheries

8,559

8,287

57

105

8,449

98.71

Services

Lainnya

921

921

921

100.00

Other

Jumlah

42,788

41,779

275

42,241

98.72

The Amount Of

187

e. Jumlah Mitra Binaan menurut


Propinsi.
NO

Unit PKBLD

RKA 2014

Real s.d 3112.13

Real Smt
I/14

e. The number of Assisted Partners


according to the provinces.
Prognosa Prognosis Smt II/14

Prognosa s.d 2014


Prognosis up to 2014

Pecapaian
Achievement

7=4+5+6

8=7:3

NAD

1,225

1,205

10

1,215

Sumut

1,700

1,652

10

1,662

99.18
97.76

Sumbar

1,904

1,833

16

15

1,864

97.90

Riau

1,518

1,467

10

1,478

97.36

Jambi

1,319

1,261

10

10

1,281

97.12

10

1,344

96.97

15

1,174

96.31

1,331

97.01

Bengkulu

1,386

1,326

Sumsel

1,219

1,159

Lampung

1,372

1,319

12

DKI

1,495

1,440

10

1,457

97.46

10

Jabar

2,655

2,592

10

15

2,617

98.57

11

Jateng

2,903

3,215

12

15

3,242

98.72

12

DIY

1,452

1,382

17

15

1,414

97.38

13

Jatim

2,666

2,599

12

15

2,626

98.50

14

Bali

1,171

1,115

10

1,131

96.58

15

NTB

1,577

1,519

10

10

1,539

97.59

16

NTT

1,053

997

10

1,015

96.39

17

Kalbar

1,252

1,180

12

15

1,207

96.41

18

Kalteng

1,601

1,531

10

15

1,556

97.19

19

Kaltim

1,532

1,480

15

1,495

97.58

20

Kalsel

1,846

1,787

11

10

1,808

97.94

21

Sulut

2,090

2,037

2,045

97.85

22

Sulteng

2,000

1,943

10

1,960

98.00

10

97.77

23

Sultra

1,660

1,603

10

1,623

24

Sulsel

1,779

1,734

10

1,744

98.03

25

Maluku

1,142

1,132

10

1,142

100.00

26

Papua

1,271

100.00

275

42,241

97.85

Jumlah

1,271

1,271

42,788

41,779

187

375

f. Pinjaman menurut sektor bisnis


(dalam juta)
No

Propinsi

Industri

Perdagangan

RKA 2014

Real s.d 3112-2013

f.

Real Smt
1/2014

Lending according to the business


sector (in million).

Prognosa Smt
II/2014

Prognosa s.d
2014

Tercapai (%)

7,781

7,579

35

45

7,659

98.43

22,449

21,968

91

100

22,159

98.71

Pertanian

696

684

689

99.28

Peternakan

1,194

1,186

1,191

99.75

Perkebunan

351

340

346

98.58

Perikanan

837

814

10

827

98.81

Jasa

8,559

8,287

57

105

8,449

98.71

921

100.00

187

275

42,241

98.73

Lainnya

921

921

Jumlah

42,788

41,779

g. Penyaluran pinjaman menurut


propinsi (dalam juta rupiah).
NO

Propinsi / Province

g. Lending according to the provinces (in million rupiah).

Realisasi Smt
I/2014

RKA 2014

Prognosa Smt
II/2014

Prognosa
2014

Pencapaian (%)

NAD

375

500

500

Sumut

1,250

500

500

40.00

Sumbar

1,500

845

600

1,445

96.33

Riau

1,500

100

500

600

40.00

Jambi

1,250

410

600

1,010

80.80

Bengkulu

1,625

320

600

920

56.62

Sumsel

1,750

700

700

40.00

Lampung

1,625

455

455

28.00

DKI

1,500

370

700

1,070

71.33

10

Jabar

1,625

565

600

1,165

71.69

11

Jateng

1,625

690

700

1,390

85.54

12

DIY

1,500

775

600

1,375

91.67

13

Jatim

1,500

610

700

1,310

87.33

14

Bali

1,500

355

600

955

63.67

15

NTB

1,250

560

500

1,060

84.80

16

NTT

1,500

475

500

975

65.00

17

Kalbar

1,875

560

600

1,160

61.87

18

Kalteng

1,875

530

500

1,030

54.93

19

Kaltim

1,250

500

500

40.00

20

Kalsel

1,250

500

500

1,000

80.00

21

Sulut

1,750

590

590

33.71

22

Sulteng

1,500

300

500

800

53.33

23

Sultra

1,250

395

600

995

79.60

24

Sulsel

1,250

500

500

40.00

25

Maluku

1,500

26

Papua

27

Pusat

Jumlah

376

36,375

9,405

12,600

22,005

60.49

h. Penyaluran dana Hibah (dalam


juta rupiah).
No

Uraian

RKA 2014

Pendidikan/Pelatihan

Pemagangan

Promosi, Pameran &


Pemasaran

Penelitian dan
Pengembangan

Realisasi Smt
I/2014

Prognosa
Smt II/2014

Prognosa
2014

Terpakai (%)

Description

6=4+5

7=6:3

1,300.00

294.65

448.00
-

1,200.00

568.63

680.00

1,248.63

3,000.00

863.27

1,128.00

1,991.27

500.00

Jumlah

i. Kolektibilitas
sisa
(dalam juta rupiah).

Uraian Pinjaman Umum Public


Lending

pinjaman

742.65

i.

Piutang Kurang Lancar


Piutang Ragu-ragu
Piutang Macet
Jumlah 1

internship
104.05

Prognosa per 31-12-2014

Pinj. Khusus
Special Loans

Pinj. Khusus
Special Loans

66.38

The Amount Of

Pinjaman
Umum
Public Lending

Description

Kolektibilitas:
23,696

27,719

3,420

3,420

778

628

Current Receivables
-

Accounts Receivable Less


Smoothly

- Accounts receivable doubtful

75,088

446

72,364

446

Bad Receivables

102,983

446

104,132

446

Quantity 1
Troubled loans:

Yang tidak tertagih

39,098

38,248

Bencana alam dan


kerusakan

9,108

9,108

48,206

47,356

Total (1+2)

Promotions, Marketing & Exhibition


Research and development

Pinjaman bermasalah:

Jumlah 2

Education/Training

Collectibility the rest of the loan


(in million rupiah)

Realisasi per 30-6-2014


Pinj. Umum
Public Lending

57.13

Kolektibilitas:
Piutang Lancar

h. Distribution of grants (in million


rupiah).

151,188

446

151,487

Not collectible
Natural disasters and the
damage
Quantity 2
446

Total (1+2)

377

j. Kinerja.

No
1

j. Performance.
Realisasi Smt
I/2014
Realization Smt
I/2014

Uraian

Dana yang Tersedia

Description
Effectivity level of funds
distribution

x 100%

Skor Efektifitas pinjaman

10,268
27,163
37.80

23,996
39,788
60.31

22.51

Distributed funds

Tingkat Kolektibilitas
pinjaman
Rata-rata
tertimbang
kolektibitas
Pinjaman
yang disalurkan

x 100%

25,178
102,407
24.59

30,714
104,578
29.37

Total Skor(1+2)

k.

4.78
Loan Collectability Score
Total Score (1+2)

Prognosa Smt
II/2014

Prognosa 2014

Sumber Dana

Saldo Awal

b.

Sumbangan
Pembina

x 100%

k. Channeling funds for community


development

Realisasi Smt
I/2014

RKA 2014

Distributed loans

Description
Sumber Dana

Sumber dana Program BL:


a.

x 100%

Loan Effectivity Score

Collectability
weighted mean

Penyaluran dana Bina Lingkungan.

Uraian /

Funds available

Loan collectibility level

Skor Kolektibilitas Pinjaman

Kenaikan
Ascension

Tingkat efektifitas
penyaluran dana
Dana yang Disalurkan

Prognosa 2014
Prognosis 2014

dari

BUMN

Jumlah Sumber Dana

Source of funding Programs:


BL
715,642,300

656,861,942

813,903,376

1,274,928,376

178.15

a. starting balance

715,642,300

656,861,942

813,903,376

1,274,928,376

178.15

A Number Of Sources Of
Funds

715,642,300

656,861,942

813,903,376

1,274,928,376

178.15

a. Funds Available

- b. contributions from BUMN


pembina

2
a.

Dana Tersedia

b.

Penggunaan Dana

1.

Bantuan korban bencana


alam

50,000,000

31,100,000

31,100,000

62.20

1. Help victims of natural


disasters

2.

Bantuan Pendidikan/pelatihan

50,000,000

20,000,000

20,000,000

40.00

2. Educational/Training Assistance

3.

Bantuan Peningkatan Kesehatan

100,000,000

30,000,000

30,000,000

30.00

3. Health Enhancement
Assistance

4.

Pengembangan Prasarana
Umum

50,000,000

925,000

50,000,000

50,925,000

101.85

4. development of Public
Infrastructure

5.

Bantuan sarana Ibadah

50,000,000

329,000,000

329,000,000

658.00

5. Help the means of worship

6.

Bantuan pelestarian alam

50,000,000

6. Help natural conservation

7.

Bantuan Sosial untuk Pengentasan Kemiskinan

250,000,000

100,000,000

50,000,000

150,000,000

7. social assistance for


poverty reduction

8.

Beban Operasional

Jumlah Penggunaan dana (b)

600,000,000

461,025,000

150,000,000

611,025,000

101.84

The amount of the use of


funds (b)

c. Sisa dana (a-b)

115,642,300

195,836,942

663,903,376

663,903,376

574.10

c. the remaining funds (a-b)

BUMN Peduli
a

b. use of funds

Dana/sisa dana tersedia


Penyisihan dana
Jumlah Dana BUMN Peduli

378

BUMN care
Funds/remaining funds
available
Allowance funds
The Amount Of Funding
BUMN Care

2. Perhitungan kinerja tiga tahun terakhir


Kolektibilitas Piutang yang disalurkan
pada tiga tahun terakhir sebagai berikut :

Kolektibilitas
Lancar
Kurang Lancar
Diragukan

2. The calculation of the performance of the


last three years Kolektibilitas accounts
receivable that are transmitted in the
last three years are as follows:

Rp
2012

2013

2014

Collectibility

1.228.118.000

4.374.345.778

4.188.811.000

Smoothly

696.070.300

1.714.777.890

1.048.544.000

Less Smoothly

181.283.000

342.230.000

322.984.000

It Is Doubtful

Macet

4.499.629.528

2.875.806.465

1.692.778.192

Bogged Down

Jumlah

6.605.100.828

9.307.160.133

7.183.117.192

The Amount Of

Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan


dan Program Bina Lingkungan Berikutnya
1. Program Kemitraan
a. Sasaran, Strategi Penyaluran, dan Pembinaan Mitra
Binaan
Sasaran yang akan dicapai pada tahun 2014 adalah
terbinanya usaha kecil yang profesional dalam
melaksanakan kegiatan usaha dengan daya
serap pasar yang tinggi terhadap produk yang
dihasilkan sehingga mampu meningkatkan daya
serap tenaga kerja.

Work plan and budget of the Partnership Program


and Community Development Program for the next
1. Program Partnership
a. Goals, strategies and coaching, Channeling
assisted SMEs. Targets will be achieved in
2014 is a small business security for future
professionals in performing business activities
with high market absorption of product
produced thereby able to improve absorption
of labour.

Peningkatan percepatan perputaran dana


merupakan kebijakan yang akan ditempuh untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan. Hal ini ditempuh
melalui intensifikasi kegiatan monitoring/penagihan
terhadap Mitra Binaan yang mempunyai tunggakan.

Improved cash flow acceleration is a policy


that will be pursued to achieve the targets
set. This is achieved through intensification of
monitoring activities / billing for Partners who
have arrears.

Strategi untuk mengefektifkan penyaluran dana


adalah selektivitas dalam menetapkan bidang
usaha, wilayah dan pemilihan Mitra Binaan serta
menyelaraskan bidang usaha yang didukung
dengan langkah-langkah strategis Perusahaan.

Strategies for effective distribution of funds


is selectivity in setting the business field,
the area and the selection Partners and
aligning business areas are supported by the
Companys strategic steps.

Untuk mewujudkan rencana strategis tersebut,


Divisi Bina Lingkungan Perusahaan menetapkan
rencana program kerja 2015 di antaranya
penyaluran program kemitraan untuk Mitra Binaan
yang bergerak di bidang jasa agen pos / bisnis lain
yang terkait dengan layanan pos, serta penyaluran
program kemitraan baik secara individu/ kelompok
(cluster) untuk para pegawai yang akan memasuki
masa pensiun.

To realize the strategic plan, Community


Development Division of the Company set a
work plan 2015 of which the distribution of
the partnership program for Development
Partners engaged in postal agency services /
other business related to the postal service,
as well as the distribution of the partnership
program, both individuals / groups (clusters )
for the employees who will retire.

Rencana
Penyaluran
Dana
Program
b.
Kemitraan
1. Rencana Sumber dan Penggunaan

Dana (dalam juta rupiah)

b. Plan Of Channeling Fund Partnership Program



1. Source and use of funds plan (in million rupiah)

379

No

Prognosa
2014

Uraian

RRKA 2015

Kenaikan
BSU

Dana Tersedia

Saldo Awal

Penerimaan

Description
%
Funds Available

14,904.27

14,403.72

(500.54)

(3.36)

Initial Balance
Revenue
Provisions of Interest

a.

Penyisihan dari laba

b.

Penggantian Difisit

Deficit Replacement

21,705.44

28,881.80

7,176.36

33.06

Loan Principal Installment

c. Angsuran Pokok
Pinjaman
d.

Lain-lain

Jumlah Dana Tersedia

Others

36,609.70

43,285.52

6,675.81

18.24

Total Funds Available

Penggunaan Dana

Penyaluran Modal kerja Umum

22,005.00

28,000.00

5,995.00

27.24

Distribution of General Working Capital

Penyaluran Modal kerja Khusus

Distribution of Special Working Capital

Hibah

1,991.27

2,800.00

1,008.73

50.66

Grants

Lain-lain

92.97

(92.97)

(100.00)

Others

Jumlah Penggunaan Dana

24,089.24

30,800.00

6,910.76

28.69

Total Use of Fund

Sisa Dana Tersedia = A-B

12,520.46

12,485.52

(234.94)

(1.88)

Remaining Funds Available


Loan Service

Funds Source

Pendapatan

Jasa Pinjaman

3,178.58

3,630.00

451.42

14.20

1,153.54

1,499.60

346.06

30.00

Deposits Interest

2.00

2.00

Clearing Services

Bungan Deposito

Jasa Giro

Lain
Jumlah Pendapatan

Revenue

Others

4,334.12

5,131.60

797.48

18.40

Total Revenue
Operational Expenses

Beban Operasional

2,419.04

3,220.68

801.64

33.14

Surplus/Defisit (D-E)

1,915.09

1,910.92

(4.16)

(0.22)

Surplus/Deficit (D-E)

Pengeluaran Investasi

31.83

150.00

118.18

371.33

Investment Disbursement

Saldo Akhir = C+F-G

14,403.72

14,246.44

(157.28)

(1.09)

Final Balance = C+F-G

2. Rencana Pendapatan dan


Beban (dalam juta rupiah)
No
1

Prognosa 2014
Pragnosis 2014

Uraian

Baru /
New

Description
Income

Jasa pinjaman

3,178.58

6,630.00

3,451.42

108.58

Loan Service

b.

Bunga Deposito

1,153.54

1,499.60

346.06

30.00

Interest of deposit

c.

Jasa Giro

2.00

2.00

Clearing service

d.

Lain-lain

4,334.12

8,131.60

3,797.48

Jumlah 1

Others
87.62

Bebas

Total 1
Miscellaneous

a.

Pembinaan

b.

Upah tenaga harian/


honorer

901.46

1,150.00

248.54

27.57

Training

93.80

150.00

56.20

59.91

Cost of Day Labors

1,190.53

1,497.44

306.91

25.78

Administration and General Affairs

153.32

288.24

134.92

88.00

Maintenance

c.

Administrasi dan Umum

d.

Pemeliharaan

e.

Sewa

79.92

135.00

55.08

68.92

Rent

f.

Penyusutan

10.00

31.50

21.50

215.00

Depreciation

g.

Penyisihan

Disbursement

h.

Pengeluaran lainnya

Other Expenses

2,429.04

3,252.18

823.14

33.89

Total 2

1,905.09

4,879.42

2,974.34

156.13

Surplus/Defisit=1-2

56.04

39.99

(16.05)

(28.64)

Q.R (%) 2:1

Jumlah 2
3

Surplus/Defisit= 1-2

O.R (%) 2:1

380

Kenaikan

RRKA
2015

Pendapatan
a.

2. Plan of income and Expenses (in


million rupiah)

3) Rencana Investasi

No
1

3) Investment Plans

Prognosa 2014
Pragnosis 2014

Uraian

RRKA
2015

Kenaikan
Increasement
Bsu

Description

Kendaraan Bermotor

Vehicles

a.

Roda 2

2 wheels

b.

Roda 4

4 wheels

Jumlah kendaraan bermotor

Number of Vehicles

Pengadaan 2 (dua) bh brangkas

Procurement 0f 2 (two) pcs Vault

Inventaris Kantor
Jumlah Investasi (1+2)

31.83

150.00

118.18

371.33

Office Inventory

31.83

150.00

118.18

371.33

Total Investment(1+2)

4) Rencana penambahan Mitra


Binaan menurut sektor usaha

Sektor Usaha

4) Plan additions assisted SMEs


according to business sectors

Prognosa 2014
Pragnosis 2014

Penambahan 2015
Addition 2015

RKA 2015

Pencapaian
Achievement
%
1.59

338.84

Description

a.

Industri

7,659

122

7,781

b.

Perdagangan

22,159

290

22,449

1.31

291.14

c.

Pertanian

689

694

0.73

d.

Peternakan

1,191

1,196

0.42

309.76

e.

Perkebunan

346

351

1.45

f.

Perikanan

g.

Jasa

h.

827

10

837

1.21

425.00

8,449

110

8,559

1.30

469.30

Lainnya

921

921

Jumlah

42,241

545

42,786

1.29

343.32

3,000

261.61

39,375

335.34

Pembinaan MB

3,000

Jumlah Semua

39,375

5) Rencana penambahan Mitra


Binaan
menurut
Propinsi

5). Plan additions assisted SMEs


according to business sectors

381

No

Unit PKBLD

Penambahan 2014

RKA 2015

% Kenaikan

NAD

1,215

16

1,231

1.32

Sumut

1,662

26

1,688

1.56

Sumbar

1,864

26

1,890

1.39

Riau

1,478

24

1,502

1.62

Jambi

1,281

18

1,299

1.41

Bengkulu

1,344

18

1,362

1.34

Sumsel

1,174

23

1,197

1.96

Lampung

1,331

18

1,349

1.35

DKI

1,457

26

1,483

1.78

10

Jabar

2,617

26

2,643

0.99

11

Jateng

3,242

26

3,268

0.80

12

DIY

1,414

18

1,432

1.27

13

Jatim

2,626

26

2,652

0.99

14

Bali

1,131

22

1,153

1.95

15

NTB

1,539

22

1,561

1.43

16

NTT

1,015

20

1,035

1.97

17

Kalbar

1,207

26

1,233

2.15

18

Kalteng

1,556

22

1,578

1.41

19

Kaltim

1,495

22

1,517

1.47

20

Kalsel

1,808

22

1,830

1.22

21

Sulut

2,045

22

2,067

1.08

22

Sulteng

1,960

20

1,980

1.02

23

Sultra

1,623

22

1,645

1.36

24

Sulsel

1,744

18

1,762

1.03

25

Maluku

1,142

16

1,158

1.40

26

Papua
Jumlah / Total

382

Prognosa 2014

1,271

1,271

42,241

545

42,786

1.29

c.

c. Coaching assisted SMEs Activities


Plan
1) The budget coaching assisted
SMEs

Rencana Kegiatan Pembinaan Mitra


Binaan
1) Anggaran pembinaan Mitra
Binaan

No

Uraian

RRKA 2015
MB

Pendidikan / Pelatihan

Pemagangan

Promosi, Pameran & Pemasaran Lainnya

Penelitian dan Pengembangan

547

700.00

Education / Training Managerial

50

540.00

Promotion, Exhibition & Other Marketing

115

1,560.00

712

2) Kegiatan
Binaan
No

pembinaan

Uraian Kegiatan

1.

Pendidikan / Pelatihan Manajerial

2.

Promosi, pameran & Pemasaran

Research and Development


Apprenticeship / Comparative Study

Jumlah

3.

Bsu
3

2,800.00

Mitra

2) The budget coaching assisted SMEs

RKA 2015
MB / TP
526

Total

Activity Description
Bsu (Rp)

900.000.000

Education / Training Managerial

Promotion, Exhibition & Other Marketing

a. Inacraf

15

200.000.000

Inacraf

b. PKBL BUMNExpo

15

200.000.000

PKBL BUMN Expo

c. Ramadhan Fair

15

200.000.000

Ramadhan Fair

d. Indocraft

15

200.000.000

Indocraft

e. Gelar KUKM

15

200.000.000

Gelar KUKM

f. Regional

40

560.000.000

Regional

Pemagangan/Studi banding

50

540.000.000

Apprenticeship/Comparative Study

691

2.800.000.000

Total

Jumlah / Total

d. Pembinaan Mitra Binaan pada


tahun 2015 direncanakan untuk
mengikutsertakan Mitra Binaan
dalam berbagai pameran dan
kegiatan studi banding Mitra
Binaan. Sedangkan untuk kegiatan
pendidikan dan pelatihan manajerial
dilaksanakan pada saat pengarahan
penyaluran Mitra Binaan.
e. Program cluster yang direncanakan
akan dilaksanakan pada tahun 2015
adalah pembentukan kelompok
cluster
perikanan
di
daerah
Semarang (Boyolali) dan kelompok
cluster jasa waralaba di daerah
Bandung, sebagai berikut :

d. Development Partners in 2015


is planned to include Partners in
various exhibitions and activities
Partners comparative study. As
for the education and training of
managerial activities conducted
during the briefing distribution
Partners.
e. Cluster programs are planned to
be implemented in 2015 was the
establishment of the cluster group
of fisheries in the area of Semarang
(Boyolali) and cluster groups
franchise services in the Bandung
area. as follows:

383

No.

Sektor Usaha
Business Sector

Lokasi / Location

Cluster

MB / TP

Jumlah TK
Total of TK

1.

Semarang

Perikanan

20

2.

Jawa Barat

Jasa

20

50

40

100

Jumlah

2. Program Bina Lingkungan.


a. Sasaran, Kebijakan, Strategi
Penyaluran Program Bina
Lingkungan.
Sasaran yang ingin dicapai dari
penyaluran Bina Lingkungan
adalah peningkatan kualitas
kelompok masyarakat yang
menerima penyaluran dana
Bina Lingkungan.
Terkendala dengan dana yang
tersedia dan luasnya wilayah
binaan, maka penyaluran
didasarkan hasil penilaian/
observasi yang cermat baik
terhadap proposal maupun
lapangan.
Strategi penyaluran dana
Bina Lingkungan bertumpu
pada
anggota/kelompok
masyarakat
yang
benarbenar memerlukan bantuan
pemberdayaan yang diperoleh
melalui kajian baik proposal
maupun lapangan.

384

Jumlah / Total

50

2. Community Development Program.


a. Target Distribution Strategy,
Policy, Community Development
Program.
Targets to be achieved by
channelling
community
development is the improvement
of the quality of community
groups that receive remittances
community development.
Constrained by the available
funds and the extent of the
built area, then the distribution
of is based the results/careful
observation to the proposal nor
pitch.
Channeling funds community
development strategy rests on
members/community
groups
that really need the help of
empowerment gained through
study of both the proposal and
the field.

b. Rencana Penyaluran
Bina Lingkungan.

Dana

Uraian

b. Community Development Fund


Distribution Plan.

Prognosa 2014

RKA 2015

Saldo Awal

1,274,928,376

663,903,376

52.07

Penyisihan Laba

Jumlah Sumber Dana

1,274,928,376

663,903,376

52.07
-

Dana Tersedia

1,274,928,376

663,903,376

52.07

31,100,000

250.00

Penggunaan Dana
1. Bantuan Korban Bencana Alam

2. Bantuan Pendidikan/Pelatihan

20,000,000

50,000,000

3. Bantuan Peningkatan Kesehatan

30,000,000

50,000,000

4. Pengembangan Prasarana Umum

50,925,000

150,000,000

294.55

5. Bantuan Sarana Ibadah

329,000,000

100,000,000

30.40

6. Bantuan Pelestarian Alam

7. Bantuan Sosial Untuk Pengentasan Kemiskinan

150,000,000

300,000,000

200.00

Jumlah penggunaan Dana (b)

611,025,000

650,000,000

106.38

Sisa Dana (a-b)

663,903,376

13,903,376

2.09

8. Alokasi BUMN Peduli

Jumlah Dana BUMN Peduli

Perlindungan terhadap
Keselamatan Ketenagakerjaan
dan Kesehatan
I. Kebijakan
Manajemen PT Pos Indonesia
(Persero)
menghormati
dan
mengakui
hak-hak
pribadi
karyawan,
tidak
melakukan
diskriminasi atas dasar apapun dan
memberikan kesempatan yang sama
kepada seluruh karyawan untuk
berkembang dan memberikan yang
terbaik bagi perusahaan.
Hak dan kewajiban karyawan
dijamin oleh Perusahaan yang
dituangkan dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB).

Protection for Employment, Safety


and Health
I. Policy
Management Post in honor of
Indonesia and recognizes the
personal rights of employees, do not
do any on the basis of discrimination
and provide equal opportunity to all
employees to develop and deliver
the best for the company.


Employee rights and obligations
guaranteed by the company that
poured in joint work Agreement
(PKB).

385

Manajemen PT Pos Indonesia


(Persero) memberikan kebebasan
berorganisasi di PT Pos Indonesia
(Persero)n
sepanjang
tidak
bertentangan dengan ketentuan
perundang-undangan
yang
berlaku.
Perusahaan
selalu
berupaya
menjaga dan menciptakan iklim
kerja yang kondusif bagi karyawan.
PT Pos Indonesia (Persero)
n berkewajiban melaksanakan
praktek
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja (K3) di seluruh
unit kerjanya dan menjamin hak
karyawan untuk mendapatkan
perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, pemeliharaan moral
kerja, serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat, moral dan
ketentuan yang berlaku.
II. Kegiatan yang Dilakukan
a. Ketenagakerjaan
Layanan konsultasi dilaksanakan
sesuai keperluan, apabila ada
keluh kesah karyawan. Tahapan
penyelesaian
keluh
kesah
karyawan
adalah
dibicarakan
dan diselesaikan dengan atasan
langsung, dengan atasan yang lebih
tinggi, selanjutnya apabila belum
terselesaikan diteruskan kepada
SPPI Pusat, dan diselesaikan secara
Bipartit. Bilamana penyelesaian
secara Bipartit tidak memberikan
hasil maka keluh kesah karyawan
diselesaikan
sesuai
Undang
Undang No. 2 Tahun 2004 berikut
peraturan pelaksanaannya. Selama
tahun 2014, tidak ada kasus
ketenagakerjaan yang diselesaikan
secara Tripartit.
b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) serta Lingkungan
Dalam setiap aktivitas kerja
operasionalnya, PT Pos Indonesia

386

Postal
management
Indonesia
provides for freedom of Association,
in the post of Indonesian along does
not conflict with the provisions of
the applicable legislation.

The company always strives to


maintain and create a working
climate conducive to employees.
Indonesian postal obligation to
implement the practice of safety
and occupational health (K3) in
the entire unit of work and ensure
the right of employees to obtain
the protection of safety, health,
maintenance work, as well as moral
treatment in accordance with
dignity, and moral conditions.

II. Activities undertaken


a. Employment
Consulting
services
are
implemented according to the
necessity, if there are complaints
about the employee over their fate.
Stages of completion lamented
over their fate of employees was
discussed and resolved by the direct
supervisor, with higher superiors,
then if unresolved forwarded to
SPPI, and settled in Bipartit. If the
resolution does not give Bipartit
results then lamented over their fate
employees completed in accordance
Law No. 2 of 2004 the following
rules for its implementation. During
the year 2012, there is no case of
employment completed Tripartite
basis.
b. Occupational health and safety
(Hse) and the Environment
In each of its operational activities,
the post Indonesia always heed and

(Persero) senantiasa memperhatikan


dan melaksanakan aspek yang
berkaitan dengan K3 dan Lingkungan.
Sepanjang tahun 2014, kegiatan K3
dan Lingkungan yang dilaksanakan
meliputi:
Penyediaan alat perlindungan
diri dan alat pemadam
kebakaran.
Melakukan
tera
ulang
secara berkala terhadap alat
pemadam kebakaran yang
ada, sesuai ketentuan yang
berlaku.
Membuat dan memasang
rambu-rambu berupa anjuran
dan peringatan di setiap
tempat di Kantor Area Pos
dan Kantor Pos serta di
tempat-tempat yang rawan
kecelakaan guna mencegah
terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
Menyediakan biaya khusus
untuk K3 dan biaya kesehatan
karyawan dalam RKAP.
pelayanan
Menyediakan
kesehatan di setiap Kantor
Area Pos/Kantorpos atau pun
dengan cara bekerjsa sama
dengan rumah sakit atau
klinik setempat.
semua
Mengikutsertakan
karyawan dalam program
Jaminan Asuransi Tenaga Kerja
berupa Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian,
Jaminan Hari Tua, Jaminan
Pelayanan Kesehatan.

implement aspects related to K3 and


the environment. Throughout the
year 2013, the HSE and environment
activities undertaken include:

PT Pos Indonesia (Persero)


lebih mengedepankan tindakan
preventif dalam melaksanakan
K3,
melalui
pencegahan
terjadinya kecelakaan kerja dan
membekali tenaga kerja dengan
pengetahuan/konsep K3 sebelum
memulai pekerjaan. Sebagai upaya
untuk meningkatkan pemahaman

PT Pos Indonesia (Persero) more


emphasis on preventive action in
carrying out K3, through prevention of
occurrence of accidents and to equip the
workforce with the knowledge/concept
K3 before starting work. In an effort to
improve understanding of employees
and families are going to health and
healthy living patterns, the company

provision
of
means
The
of self-protection and fire
extinguishers.
Doing repeated periodically
against tera fire extinguishers,
according conditions.

Create and put up signs in the


form of advice and warnings in
each place in the Office areas
of the post and Kantorpos as
well as in places that are prone
to crash in order to prevent the
occurrence of accidents and
occupational diseases.

Provide the cost for K3 and


health costs of employees in the
COMPANY.
Providing health services in
any Area of the post Office/
Kantorpos or bekerjsa in a
way similar to a local clinic or
hospital.

Include all employees in Labor


Insurance coverage program
in the form of Guarantees,
guarantees
Death
work
accident, old age Security,
Guaranteed health care.

387

388

karyawan dan keluarga akan


kesehatan
dan
pola
hidup
sehat, perusahaan memberikan
penyuluhan
dan
pelatihan
mengenai pencegahan penyakit
demam
berdarah,
kesehatan
gigi & mulut serta pemberian
edukasi kesehatan sesuai penyakit
yang diderita oleh pasien. PT
Pos Indonesia (Persero) juga
memberikan perhatian khusus
pada pembinaan rohani yang
diyakini dapat mendorong sikap
positif pada diri karyawan.

provides guidance and training regarding


prevention of dengue disease, dental
health education, as well as giving
mouth & health appropriate diseases
suffered by patients. PT Pos Indonesia
(Persero) also gave special attention to
the spiritual coaching is believed to be
able to encourage a positive attitude to
employees.

III. Dampak Keuangan Terkait Praktik


Ketenagakerjaan,
Kesehatan,
dan
Keselamatan Kerja
a. Kesetaraan Gender dan Kesempatan
Kerja
Berdasarkan jenis kelamin, karyawan
PT Pos Indonesia (Persero) didominasi
oleh karyawan laki-laki, yang mencapai
83%. Hal ini tidak terkait dengan
adanya diskriminasi gender, namun
lebih banyak karena karakteristik
kegiatan operasional dan lokasi kantor
pos yang sebagian besar berada di
remote area. Dalam proses rekrutmen,
pengangkatan, penjenjangan karir
karyawan, dan sistem remunerasi,
Perusahaan tidak melakukan kebijakan
yang diskriminatif.

III. The impact of Employment Practices


Related to financial, health, and safety

Sepanjang tahun 2014, tidak pernah


ada
laporan
terjadinya
tindak
diskriminasi yang terkait dengan ras,
agama, warna kulit, jenis kelamin,
afiliasi politik, kebangsaan maupun
status sosial di semua unit kerja
Perusahaan. Dengan demikian, tidak
terdapat dampak negatif terhadap
keuangan Perusahaan terkait dengan
kesetaraan gender dan kesempatan
kerja.

Throughout the year 2014, there has


never been a report of occurrence
of acts of discrimination related to
race, religion, colour, sex, political
affiliation, nationality or social status
in all work units of the company.
Thus, there is no negative impact
on the companys financial related
to gender equality and employment
opportunities.

b. Penggunaan Tenaga Kerja Lokal


Sebagai salah satu BUMN yang
bergerak dalam bidang jasa dengan

b. The Use Of Local Labor


As one of the companies involved in
services with branch offices spread

a. Gender equality and employment


Berdasarkan
jenis
kelamin,
karyawan PT Pos Indonesia (Persero)
didominasi oleh karyawan laki-laki,
yang mencapai 83%. Hal ini tidak
terkait dengan adanya diskriminasi
gender, namun lebih banyak karena
karakteristik kegiatan operasional
dan lokasi kantor pos yang sebagian
besar berada di remote area. Dalam
proses rekrutmen, pengangkatan,
penjenjangan karir karyawan, dan
sistem remunerasi, Perusahaan
tidak melakukan kebijakan yang
diskriminatif.

across the entire country, PT Pos


Indonesia (Persero) has a responsibility
to the public in accordance with the
vision and mission, among others,
through the use of local labor. Thus,
the use of local labor does not
negatively impact the Companys
financial.

Kantor Cabang yang tersebar


di seluruh pelosok tanah air, PT
Pos Indonesia (Persero) memiliki
tanggungjawab pada masyarakat
sesuai dengan visi dan misi, antara
lain melalui penggunaan tenaga lokal.
Dengan demikian, penggunaan tenaga
kerja lokal tidak berdampak negatif
terhadap keuangan Perusahaan.
c.

Sarana dan Keselamatan Kerja


PT
Pos
Indonesia
(Persero)
berkewajiban
untuk
melindungi
keselamatan tenaga kerjanya, terutama
yang lokasi pekerjaannya atau sifat
pekerjaannya memiliki risiko tinggi.
Perusahaan telah menyediakan alat
pelindung diri, meliputi helm, jaket dan
tas pengantar, sarung tangan, serta
masker bagi Karyawan yang bertugas
di bagian Antaran pos dan Pos
Keliling Desa (PKD). Perusahaan juga
memasang rambu-rambu K3 sebagai
rambu peringatan, serta bendera dan
spanduk K3.

Perlindungan Konsumen
Sesuai dengan karakteristik industrinya,
pelanggan PT Pos Indonesia (Persero) terbagi
menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Pelanggan
Ritel
adalah
masyarakat
perorangan yang menggunakan layanan jasa
PT Pos Indonesia (Persero). Karakteristik
pelanggan ini biasanya memanfaatkan
jasa pos tidak secara rutin dan transaksi
dilakukan di loket-loket Kantor Pos/Agen
Pos.
2. Pelanggan Korporat adalah pelanggan yang
menggunakan Jasa Pos yang bertindak
untuk dan atas nama perusahaannya,
dengan frekuensi penggunaan Jasa Pos
cenderung rutin dalam setiap bulan, yang
dikuatkan dengan adanya Perjanjian
Kerja Sama (PKS) dan memiliki Account di
Kantor Pos (Giro Pos), misalnya antara lain
: PT Taspen, Asabri, Pertamina, Pegadaian,
Telkom, PLN, PDAM dll.

c.

Means and Safety


PT Pos Indonesia (Persero) is obliged
to protect the safety of its workforce,
particularly the work location or
nature of the work is high risk.
The company has been providing
personal
protective
equipment,
including helmets, jackets and bags
introduction, gloves, and masks for
employees who served in the post and
post Roving conduction Village (PKD).
The company also put up signs K3 as
warning signs, and flags and banners
K3.

Customer Protection
According to the characteristics of the industry,
the customer, PT Pos Indonesia (Persero) is divided
into three groups, namely:
1. Retail customers is a community of individuals
who use the services of Indonesia postal
service. This is usually the customers take
advantage of the characteristics of the postal
service is not routine and secarfa transactions
carried out on the counter-the counter of the
post office/Agenpos.
2. Korporatadalahpelanggan customers who
use postal services acting for and on behalf
of his company, with a frequency of use of
the postal service tend to be routine in each
month, which is strengthened by the existence
of an agreement of cooperation (MCC) and
have an Account at the post office (Giropos),
for example among others: PT Taspen Office,
Asabri, Pertamina, pawn shops, Telkom, PLN,
PDAM etc.

389

3. Pelanggan Pemerintah dan PerBankan,


antara lain: Direktorat Jenderal Pajak,
Kementerian Koordinator Kesejahteraan
Rakyat, Bank Mandiri, BRI, BTN, dll.

3. Government customers and Banking, among


others: the Directorate General of taxation,
the Ministry of peoples Welfare Coordinator,
Bank Mandiri, BRI, BTN, etc.

I. Kebijakan
4. Kebijakan terhadap Pelanggan
Perusahaan menghormati hakhak pelanggan sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
Perusahaan memenuhi komit
men
nya dari segi tarif, kualitas,
waktu tempuh kiriman, jaminan
produk
maupun
layanan
purna jual sesuai ketentuan
perusahaan, peraturan dan
perundangan yang berlaku;
Perusahaan memberikan layan
an yang sama kepada semua
pelanggan;
Manajemen perusahaan tidak
diperkenankan memberi atau
menerima
segala
bentuk
imbalan, baik langsung maupun
tidak langsung;

I. Policy
1. policy against Customers
The company respects the rights of
the customer in accordance with
the regulations;
The company fulfill its commitment
of segitarif, quality, takes delivery
of product, guarantee or aftersales service in accordance with
the legislation, regulations, and
company;
Companies providing the same
service to all customers;
Management of the company is
not allowed to give or receive any
kind of reward, either directly or
indirectly;

Sebagai perusahaan yang bertanggung


jawab terhadap konsumen, PT Pos
Indonesia (Persero) memiliki komitmen
yang tinggi untuk menunaikan
tanggung jawab kepada konsumen/
pelanggan. Bagi PT Pos Indonesia
(Persero),
kepuasan
pelanggan
adalah bentuk pelayanan yang
fundamental dan penting. PT Pos
Indonesia
(Persero)
berkomitmen
untuk mengimplementasikan programprogram kepuasan pelanggan dengan
mengkampanyekan
pentingnya
pelayan
an prima (Service Excellence)
dalam budaya Perusahaan.

As a company responsible for


Postal customers, Indonesia has a
high commitment to fulfilling our
responsibilities to the consumer/
customer. For PT Pos Indonesia
(Persero), customer satisfaction is the
fundamental and essential services. PT
Pos Indonesia (Persero) is committed
to
implement
the
programmes
promote the importance of customer
satisfaction with excellent service
(Service Excellence) in the culture of the
company.

2. Kebijakan terhadap Pihak Ketiga


Perusahaan memperlakukan pihak
ketiga sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dengan perkembangan
bisnis Perusahaan;
Perusahaan memandang pihak ketiga
sebagai mitra sejajar, dengan asas
kebersamaan, keterbukaan
dan
kejujuran;

2. The policy to a third party


Third-party companies treat as an
integral part with the development
of the companys business;
The company looked at a thirdparty as partners on equal footing,
with the principle of solidarity,
openness and honesty;

390

II. Programme of work done

II. Program Kerja yang Dilakukan

During the years 2014, as the


implementation of the responsibility
of Indonesia to consumers, Post Post
Indonesia has been carrying out the
following activities:
1. PT Pos Indonesia (Persero) has
developed the information centre
and the Complaints of customers in
our Customer Service and via telpos
to the post Call 161 at every post
office, in addition to the application
via e-Post on the website (www.
posindonesia.co.id).
2. Perform
the
measurement
of
customer satisfaction, to know
the Voice of Customer, every
year penyelenggarakan customer
satisfaction Surveys on a regular
basis. The results of the survey were
evaluated and used as feedback
by management to improve its
performance. Customer satisfaction
index uses a scale of 10 to 100,
represented some of the products
that use high intensity. The level of
customer satisfaction as contained in
the following table.

Selama tahun 2014, sebagai pelaksanaan


dari tanggungjawab PT Pos Indonesia
(Persero) kepada konsumen, PT Pos
Indonesia (Persero) telah melaksanakan
kegiatan berikut:
1. PT Pos Indonesia (Persero) telah
mengembangkan
Pusat
Informasi
dan Pengaduan Pelanggan di bagian
Customer Service dan via telpos ke
Pos Call 161 di setiap Kantor Pos, di
samping melalui aplikasi e-Post pada
website (www.posindonesia.co.id).
2. Melakukan
Pengukuran
Kepuasan
Pelanggan
Untuk mengetahui Voice of Customer,
setiap tahun menyelenggarakan Survei
Kepuasan Pelanggan secara rutin.
Hasil dari survei tersebut dievaluasi
dan dijadikan sebagai feedback oleh
pihak manajemen untuk meningkatkan
kinerjanya. Indeks kepuasan pelanggan
menggunakan skala 10-100, diwakili
beberapa produk yang intensitas
penggunaannya
tinggi.
Tingkat
kepuasan pelanggan sebagaimana
terdapat pada tabel berikut ini.

Indek Kepuasan Pelanggan


No

Jenis Produk

Product Type

Customer Satisfaction Index


2013

2014

Layanan Ritel / Retail Services


a.

Jenis Layanan Mail & Parcel

Mail & Parcel Service Type

1.

Pos Kilat Khusus (PKH)

72

74,2

2.

Pos Express

71

75

3.

Express Mail Service (EMS)

Rata-rata Indek Kepuasan

b.

Express Mail (SKH)


Express Post

70,6

73,2

Express Mail Service (EMS)

71,2

74,3

Average Satisfaction Index

Jenis Layanan Jasa Keuangan

Financial Service Type

1.

Pos Pay (SOPP)

73,61

65,54

2.

Weselpos

75,95

66,68

Weselpos

Rata-rata Indek Kepuasan

74,78

66,11

Average Satisfaction Index

Post Pay (SOPP)

Layanan Korporat / Corporate Service


1.

Pos Kilat Khusus (PKH)

71,05

82,6

Express Mail (SKH)

2.

Pos Express

71,05

84,6

Express Post

3.

Express Mail Service (EMS)

71,05

75,6

Express Mail Service (EMS)

Rata-rata Indek Kepuasan

71,05

82,2

Average Satisfaction Index

391

Tingkat indek kepuasan pelanggan tahun


2014 terjadi peningkatan jika dibandingkan
tahun 2013.

III. Upaya Meningkatkan Pelayanan


Perusahaan senantiasa berupaya memberikan
pelayanan yang terbaik dan berusaha
meningkatkannya melalui berbagai program
kegiatan, di antaranya :
Mengadakan temu pelanggan (Customer
gathering) pada saat even-even tertentu.
Memberikan izin kepada pelanggan untuk
audit mutu produk.
Berkoordinasi dengan MarkPlus secara
formal melalui seminar atau forum terbuka
maupun koordinasi non-formal.
Bekerjasama dengan berbagai media
komunikasi, baik skala nasional maupun
lokal, untuk menginformasikan berbagai
produk dan layanan PT Pos Indonesia
(Persero).
IV. Dampak Keuangan terkait Tanggung Jawab
Produk

392

The level of customer satisfaction index in


2014 happens increased if compared to the
year 2013.

III. Efforts To Improve Services


The company always strives to provide the
best service and tried to raise it through a
variety of program activities, including:
Held
an
appointment
customers
(Customer gathering) at the time of
certain events.
Authorise the customer to audit the
quality of the product.
Coordinate with MarkPlus formally
through seminars or open forums as well
as non-formal coordination.
In collaboration with a variety of
communication media, both national
and local scale, to inform a variety of PT
Pos Indonesia (Persero)s products and
services.
IV. Financial impact of Product Liability related

1. Kesehatan dan Keselamatan Konsumen


PT Pos Indonesia (Persero) telah
memiliki Bagian Quality Assurance
dan Pengelolaan Sistem Manajemen
Mutu untuk menangani pengendalian
mutu layanan, dengan selalu mengikuti
Standard Operational Procedure sehingga
tidak membahayakan kesehatan dan
keselamatan konsumen dan pekerja.

1. The health and safety of consumers


PT Pos Indonesia (Persero) has had The
Quality Assurance and management
of the quality management system to
handle quality control services, always
follow Standard Operational Procedure
so as not to endanger the health and
safety of consumers and workers.

PT Pos Indonesia (Persero) berupaya untuk


menaati aturan kelayakan produk yang
dijual, sehingga tidak pernah menghadapi
adanya tuntutan pelanggaran peraturan
atau kode etik penjualan produk. Selama
2014, tidak terdapat adanya pelanggaran
peraturan
perundangan-undangan
maupun ketentuan lain yang terkait
dengan kesehatan dan keselamatan
konsumen atas penggunaan layanan pos.
Dengan demikian, tidak terdapat dampak
keuangan yang ditimbulkannya.

PT Pos Indonesia (Persero) seek to obey


the rules of eligibility of products sold, so
never confront breach of any regulation
or code of conduct product sales.
For 2014, there are no infringement
perundangan-undangan as well as other
provisions of the regulations related to
the health and safety of the consumer for
the use of postal services. Thus, there is
no financial impact thereof.

2. Informasi Produk
Jenis layanan yang diberikan PT
Pos Indonesia (Persero) merupakan
produk jasa, sebagai solusi bagi
kebutuhan konsumen, yang disajikan
dalam beberapa level layanan, yaitu
standar, prioritas, dan perlakuan
khusus. Layanan dengan level standar
dan prioritas dikirim dalam bentuk
mass product, sedangkan layanan
dengan perlakuan khusus dikirim
sesuai dengan permintaan pelanggan
(negotiable) yang tertuang dalam
perjanjian dengan pelanggan. Informasi
produk yang berkaitan dengan jaringan
layanan, bentuk dan ukuran, jadwal
keberangkatan dan waktu sampainya
kiriman, serta tarif dituangkan pada
brosur produk, papan pengumuman di
ruang umum (vestibule) di setiap Kantor
pos, dan website (www.posindonesia.
co.id), serta dapat dilakukan jejak
lacak (track and trace) oleh pelanggan
melalui aplikasi e-post pada www.
posindonesia.co.id.

2. Product Information
Type of services provided Postal services
is a product of Indonesia, as a solution
for the needs of consumers, served
in several levels of service, namely,
standard, priority, and special treatment.
The service level standards and priorities
submitted in the form of a mass product,
whereas the service with special
treatment delivered in accordance with
the customers request (negosiable),
which is contained in the agreement
with the customer. Product information
related to the service network, shape and
size, the schedule departure time and
mistakes in delivery, as well as tariffs on
the product brochure, poured a bulletin
board in the public space (vestibule) in
every post office, and a website (www.
posindonesia.co.id), and can be done a
trace track (track and trace) by customers
through the application of e-post at
www.posindonesia.co.id.

3. Pelayanan Pengaduan dan Klaim


Pelanggan
PT Pos Indonesia (Persero) telah
mengembangkan Pusat Informasi dan
Pengaduan Pelanggan melalui petugas
Customer Service, Kotak saran dan Pos
Call 161 di setiap Kantor pos, serta
dapat dilakukan jejak lacak (track
and trace) kiriman oleh pelanggan
dapat dilakukan melalui aplikasi
e-Post pada www.posindonesia.co.id.
PT Pos Indonesia (Persero) selalu
mengutamakan prinsip keterbukaan
dan kejujuran dalam melakukan setiap
transaksi dengan pelanggan. Perusahaan
berupaya
memberikan
tanggapan
yang cepat apabila ada pengaduan dan
ketidakpuasan dari pelanggan. Layanan
pengaduan kepada Perusahaan dapat
disampaikan melalui telepon, surat,
email atau tatap muka langsung ke
bagian terkait di Kantor pos, Kantor
Area Pos, dan Kantor Pusat.

3. Customer Service complaints and


Claims
Post Indonesiatelah to develop an
information center and complaint
officer customers through Customer
Service, suggestion box and post Call
161 at any post office, and can be
done a trace track (track and trace)
the shipment by customers can be
done through the application of
e-Post at www.posindonesia.co.id.
PT Pos Indonesia (Persero) always
give priority to the principle of
openness and honesty in conducting
any transactions with customers.
The company strives to provide a
rapid response in case of complaints
and dissatisfaction from customers.
Service complaint to the company
can be submitted by phone, letter,
email or face-to-face directly to
related section on post offices,
Postal Area, and Central Office.

393

Berdasarkan hasil evaluasi internal,


pengaduan pelanggan sebagian besar
dalam bentuk klaim keterlambatan
dalam penyampaian kiriman. PT
Pos Indonesia (Persero) berupaya
menyelesaikan klaim mutu, sesuai
dengan prosedur yang berlaku sehingga
permasalahan dengan pelanggan yang
dimaksud dapat segera diselesaikan. Di
samping itu PT Pos Indonesia (Persero)
selalu berusaha untuk mewujudkan
zero-defect
dalam
pelayanan.

Based on the results of internal


evaluation, customer complaints are
mostly in the form of delays in the
submission of claim submissions. PT Pos
Indonesia (Persero) working to resolve
claims of quality, in accordance with
the applicable procedures, so that the
problems of the customers in question
can be resolved. In addition the PT Pos
Indonesia (Persero) always trying to
realize zerro-defects in the service.

Perlindungan Lingkungan

Environmental Conservation

I. Kebijakan
PT Pos Indonesia (Persero) memiliki
komitmen
yang
tinggi
terhadap
lingkungan,
yang
tertuang
melalui
kebijakan strategis, yaitu Keberpihakan
kepada lingkungan. Konsep peduli
lingkungan menjadi landasan bagi PT
Pos Indonesia (Persero) dalam mengelola
lingkungan.
Perusahaan
menerapkan
strategi pengelolaan lingkungan yang
bersifat preventif dan terpadu pada proses
produksi dengan tujuan mengurangi risiko
terhadap manusia dan lingkungan. Hal ini
mengacu pada Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup serta untuk
menunjukkan komitmen perusahaan pada
pelestarian dan perlindungan lingkungan.

I. Policy
PT Pos Indonesia (Persero) has a high
commitment to the environment, which
are related through strategic policy, namely
Alignments to the environment. The concept
of care for the environment is becoming the
Foundation for PT Pos Indonesia (Persero)
to manage the environment. The company
implemented the strategy of preventive
environmental management and integrated
in the production process with the aim of
reducing risks to man and the environment.
This refers to Act No. 32 of 2009, on
the protection and management of the
environment as well as to demonstrate the
companys commitment to the preservation
and protection of the environment.

II. Aktivitas Pelestarian Lingkungan


Sepanjang tahun 2014, perusahaan
telah melaksanakan aktivitas pelestarian
lingkungan yang tercakup dalam program
BUMN Peduli dan Program Pelestarian
Alam, yaitu penanaman pohon dalam
rangka gerakan tanam 1 milyar pohon dan
dalam rangka Hari Bhakti Postel di sekitar
wilayah kerja PT Pos Indonesia (Persero),
antara lain: Pohon Mahoni, Mangga,
Durian, Rambutan, dan Pohon Pucuk
Merah.

II. Environmental Conservation Activities


Throughout the year 2014, the company has
been carrying out environmental preservation
activities included in the program of STATEOWNED ENTERPRISES concerned and
natural conservation Programs, i.e. planting
trees in order to movement planting 1 billion
trees and Bhakti day Postel around PT Pos
Indonesia (Persero) work areas, among others:
Mahogany trees, mango, durian, rambutan,
and red bud tree.

394

III.. Aktivitas Pengelolaan Lingkungan


Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk
mengurangi dampak negatif kegiatan
Perusahaan
terhadap
lingkungan
dan masyarakat serta meningkatkan
kinerja pengelolaan lingkungan secara
berkelanjutan. PT Pos Indonesia (Persero)
memiliki komitmen yang tinggi untuk
dapat menghasilkan kemasan produk yang
ramah lingkungan. Sepanjang tahun 2014,
aktivitas pengelolaan lingkungan PT Pos
Indonesia (Persero) adalah sebagai berikut:
Pemanfaatan kembali amplop dan sampul
dinas bekas. Amplop dan sampul surat
dinas yang bekas pakai dalam persuratan
internal antar Kantor Pos digunakan
kembali dengan cara diberi lidah sampul
yang baru.

III. Environmental Management Activities


Environmental management aims to reduce
the negative impacts of the companys
activity on the environment and society as
well as improved environmental management
performance on an ongoing basis. PT Pos
Indonesia (Persero) has a high commitment
to be able to produce an environmentally
friendly product packaging. Throughout
the year 2014, activities environmental
management PT Pos Indonesia (Persero) is as
follows: the utilization of returned envelopes
and cover the scars. The envelope and the
cover letter of the following second-hand in
internal correspondence between post offices
are reused in a way given a new cover of the
tongue.

Mengutamakan korespondensi secara


paperless, yang diarahkan pada peman
faatan korespondensi melalui email, sms,
dll.

Emphasis on paperless, correspondence


directed at utilization of correspondence via
email, sms, etc.

IV. Aktivitas Pemantauan Lingkungan


PT Pos Indonesia (Persero) mewajibkan
dilakukannya monitoring, evaluasi dan
pelaporan pengelolaan lingkungan oleh
setiap Unit Pelaksana Teknis/Kantor
Pos secara rutin dengan tujuan untuk
memastikan operasional kantor memenuhi
standar kriteria yang berlaku.

IV. Environmental Monitoring Activities


PT Pos Indonesia (Persero) requires doing
the monitoring, evaluation and reporting
environmental management by Implementing
Technical each Unit/post Office on a regular
basis with a view to ensuring the operational
offices meet the standards of the applicable
criteria.

Internal Environmental Activities

Kegiatan Lingkungan Internal

1. Coffee Morning & Knowledge Management


Coffee Morning merupakan ajang
pertemuan
dan
keterbukaan
informasi antara pimpinan dan
karyawan di Kantor Area Pos dan
Kantor
Pos
Pemeriksa
(Kprk),
dilaksanakan minimal sebulan sekali.
Di Kantor Pusat, kegiatan serupa
diselenggarakan
dengan
sebutan
Knowledge
Management
(Forum
Sumbang Saran). Pada acara tersebut,
Direksi dan atau pimpinan unit
menyampaikan paparan yang berkaitan

1. Coffee
Morning
&
Knowledge
Management
Coffee Morning is the meeting and
information
disclosure
between
leadership and employees in the postal
Area and Office Kantorpos Examiner
(Kprk), carried out at least once a month.
At Headquarters, a similar activity was
organized with the term Knowledge
Management
(Incestuous
Forum
Suggestions) . At the event, the Board
of Directors and management units
or convey the exposure relating to the

395

396

dengan kinerja perusahaan, rencana


dan strategi ke depan, dan informasiinformasi terbaru, karyawan diberi
kesempatan untuk menyampaikan
kinerjanya, permasalahan dan harapan
mereka. Selama tahun 2014, telah
terselenggara Coffee Morning &
Knowledge Management.

companys performance, strategy and


plan ahead, and the latest information,
employees are given the opportunity to
deliver performance, problems and their
expectations. During the years 2014
has made Coffee Morning & Knowledge
Management.

II. Pembinaan Rohani


Pembinaan
Rohani
merupakan
kegiatan pembinaan bagi karyawan
muslim maupun non muslim yang telah
menjadi program tahunan perusahaan.
Kegiatan
ini
merupakan
media
silaturahmi karyawan, di samping untuk
membangun jiwa spiritual karyawan
sehingga tercipta keseimbangan dan
keselarasan dalam kehidupan social,
baik sebagai karyawan maupun sebagai
pribadi. Program Pembinaan Rohani
dilaksanakan secara rutin setiap
bulan dan pada peringatan hari besar
keagamaan.

II. Spiritual Coaching


Spiritual coaching is the coaching
activities for muslim and non-muslim
employees who had become an annual
program of the company. This activity is a
media hospitality employees, in addition
to building the spiritual soul is created so
that employees
balance and harmony in life social, both
as employees and as a person. Spiritual
Coaching Program is carried out regularly
every month and on major religious
observances.

III. Peringatan Hari Besar Keagamaan


Peringatan hari besar keagamaan
merupakan
salah
satu
media
komunikasi disamping sebagai upaya
pembina rohani karyawan.

III. Major Religious Observances


Major religious observances is one
medium of communication as well as
the efforts of the spiritual patrons of
employees.

IV. Lomba Inovasi dan Kreativitas di


Lingkungan Kerja PT Pos Indonesia
(Persero)
Lomba Inovasi dan Kreativitas di
lingkungan kerja PT Pos Indonesia
(Persero) berupa konvensi Gugus Kendali
Mutu (GKM), yang dilaksanakan secara
rutin setiap tahun sejak 1998, dengan
tujuan mendorong inovasi dan kreativitas
karyawan, serta menanamkan nilai-nilai
inovasi dan perbaikan terus-menerus
pada bidang tugas masing-masing gugus.
Konvensi GKM tersebut mengacu pada
DELTA (Delapan Alat dan Tujuh Langkah)
dengan mengembangkan skema Daming
Plan, Do, Check, dan Action (PDCA).
Pencapaian kemajuan di PT Pos
Indonesia (Persero) tidak terlepas dari

IV. Competition, Innovation and creativity in


the work environment PT Pos Indonesia
(Persero)
The race of innovation and Creativity
in the work environment of Indonesia
Postal Convention Group quality control
(GKM), which is held regularly every year
since 1998, with the aim of encouraging
innovation and creativity of employees,
as well as to instill the values of
innovation and continuous improvement
in the areas of the respective task force.
The GKM Convention refers to the DELTA
(Eight and seven steps) by developing a
scheme of Daming Plan, Do, Check, and
Action (PDCA).
The achievement of progress in Indonesia
is inseparable from the Post of any such
activities, beginning from the work of

adanya kegiatan tersebut, yang diawali


dari karya juara peserta lomba Inovasi
& Kreativitas, seperti pengembangan
jenis Tas Antaran, pengembangan
e-Post dan penerapan SPK (Sistem
Pelaporan Keuangan).

participants race champion Innovations


such as the development of creativity,
& bags Deliveries, development e-Post
and the application of SPK (Financial
Reporting System).

V. Klub Olah Raga


Klub olah raga merupakan merupakan
salah satu media komunikasi non
formal yang dibentuk PT. PT Pos
Indonesia
(Persero),
baik
untuk
lingkungan
internal
perusahaan
maupun bagi lingkungan eksternal.
Klub olah raga yang ada saat ini, Klub
Tennis Lapangan, Klub Futsal, Klub
Bulu Tangkis, Komunitas Sepeda Pos,
dan Ikatan Motor PT Pos Indonesia
(Persero) (IMPI).

V. The Sports Club


The Sports Club is one of the nonformal communication media formed
PT Pos Indonesia (Persero), both for
the companys internal environment as
well as for the external environment.
Sport clubs that exist today, a club
Tennis Courts, Futsal, Badminton
Clubs, Community Bicycle Post, and the
Association of Motor PT Pos Indonesia
(Persero) (IMPI).

397

Laporan keuangan konsolidasian tanggal


31 Desember 2014 dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut beserta
laporan auditor independen
Consolidated financial statements
as of December 31, 2014 and for the year
then ended with independent auditors report

400

401

The original consolidated financial statements included herein


are in Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2014
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA
TANGGAL TERSEBUT BESERTA
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
FINANCIAL STATEMENTS AS OF
DECEMBER 31, 2014 AND
FOR THE YEAR THEN ENDED WITH
INDEPENDENT AUDITORS REPORT

Daftar Isi

Contents
Halaman/
Page
Independent Auditors Report

Laporan Auditor Independen

Consolidated Financial Statements

Laporan Keuangan Konsolidasian


Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ..

1-2

..... Consolidated Statement of Financial Position

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ..

Consolidated Statement of Comprehensive Income

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian ....

.... Consolidated Statement of Changes in Equity

Laporan Arus Kas Konsolidasian .....

5-6

... Consolidated Statement of Cash Flows

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ...

7 - 91

. Notes to the Consolidated Financial Statements

Informasi Keuangan Entitas Induk ....

402

92 - 101 ...... Financial Information of Parent Entity

403

404

405

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan/
Notes
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
2c,2e,2p,5,30
Investasi pada
surat berharga
2c,6
Piutang usaha - setelah
dikurangi cadangan
piutang tidak tertagih
sebesar
Rp40.816.764.703
pada 31 Desember 2014,
Rp26.085.843.779
pada 31 Desember 2013
dan Rp17.028.296.359
pada 31 Desember 2012
2c,2d,2e,7
Persediaan aset
real estat
2r,8
Pendapatan yang masih
harus diterima
2c,4,9
Pajak dibayar di muka
2o,17a,33
Aset lancar lainnya
2c,2g,2f,10

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF
FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2014

2013

2012
ASSETS
CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents

2.765.107.547.733

3.683.962.489.777

2.961.068.742.854

231.174.769

2.573.613.549

458.245.173.991

480.808.307.685

351.236.281.769

3.447.374.225

Investment in securities
Trade receivables - net of
allowance for
uncollectible
amounts of
Rp40,816,764,703 as of
December 31, 2014 and
Rp26,085,843,779
as of December 31, 2013
Rp17,028,296,359
as of December 31, 2012
Real estate
asset inventories

100.782.491.549
8.677.060.960
317.696.570.368

75.123.728.503
3.881.160.696
261.223.714.410

117.470.045.758
1.261.578.447
188.298.256.987

Accrued income
Prepaid taxes
Other current assets

3.653.956.218.826

4.505.230.575.840

3.621.908.519.364

TOTAL CURRENT ASSETS

11

175.000.000.000

NON - CURRENT ASSETS


Investment in associated

2o,17e,34

492.243.948

15.701.241.067

2h,2i,12
2i,2j,13
2k,12,14
2o,17d
15

712.566.073.604
236.571.359.018
38.935.841.794
149.830.263.988
52.450.725.896

618.240.641.427
234.796.469.355
42.464.615.460
123.956.671.756
37.466.394.699

515.201.937.104
240.106.394.574
42.400.186.826
109.660.727.160
31.129.187.858

Estimated claim for tax refund


Fixed assets - net of
accumulated
depreciation of
Rp1,076,329,209,234
as of December 31, 2014
and Rp973,808,561,252
as of December 31, 2013
and Rp942,561,933,240
as of December 31, 2012
Investment properties - net
Intangible assets
Deferred tax assets
Other non current assets

TOTAL ASET
TIDAK LANCAR

1.365.846.508.248

1.056.924.792.697

954.199.674.589

TOTAL NON - CURRENT


ASSETS

TOTAL ASET

5.019.802.727.074

5.562.155.368.537

4.576.108.193.953

TOTAL ASSETS

TOTAL ASET LANCAR


ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada asosiasi
Taksiran tagihan pajak
penghasilan
Aset tetap - setelah
dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar
Rp1.076.329.209.234
pada 31 Desember 2014,
Rp973.808.561.252
pada 31 Desember 2013
dan Rp942.561.933.240
pada 31 Desember 2012
Properti investasi - bersih
Aset takberwujud
Aset pajak tangguhan
Aset tidak lancar lainnya

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
406

The accompanying notes form an integral part of


these consolidated financial statements.

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
(lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan/
Notes

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF
FINANCIAL POSITION (continued)
As of December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2014

2013

2012

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS
JANGKA PENDEK
Utang usaha
Utang pajak
Utang lainnya
Pinjaman bank
jangka pendek
Provisi jangka pendek
Pinjaman jangka pendek
jatuh tempo dalam
waktu satu tahun:
Pinjaman bank
Utang pembiayaan
konsumen

LIABILITIES AND EQUITY

2c,2d,2e,16,34
2o,17b
2c,18,34

2.462.636.432.110
35.931.409.152
587.661.520.731

3.126.263.071.774
58.176.012.663
820.884.282.580

2.709.480.944.319
48.177.031.370
337.602.279.719

2c,22,19
2c,2l,34

150.000.000.000
104.128.671.116

96.172.160.803

150.000.000.000
99.400.000.000

LIABILITAS
JANGKA PANJANG
Pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh
tempo dalam waktu
satu tahun:
Pinjaman bank
Utang pembiayaan
konsumen
Liabilitas imbalan kerja
Liabilitas jangka
panjang lainnya
Liabilitas pajak tangguhan

40.000.000.000

20.000.000.000

65.187.500.000

4.264.322.054

3.769.767.964

Current maturities of
long-term loans:
Bank loans
Consumer financing
liabilities

3.384.622.355.163

4.125.265.295.784

3.409.847.755.408

TOTAL CURRENT
LIABILITIES

2c,22

TOTAL LIABILITAS
JANGKA PENDEK

CURRENT LIABILITIES
Trade payables
Taxes payable
Other payables
Short-term
bank loan
Short-term provision

NON - CURRENT
LIABILITIES

75.000.000.000

60.000.000.000

70.000.000.000

4.218.457.146
457.004.980.844

8.335.149.897
369.162.360.918

309.314.040.876

Long-term loans - net of


current maturities:
Bank loans
Consumer financing
liabilities
Employee benefits liability

22.705.797.198
191.579.842

22.705.797.198
322.975.847

22.705.797.198
-

Other long-term liabilities


Deferred tax liabilities

TOTAL LIABILITAS
JANGKA PANJANG

559.120.815.030

460.526.283.860

402.019.838.074

TOTAL NON - CURRENT


LIABILITES

TOTAL LIABILITAS

3.943.743.170.193

4.585.791.579.644

3.811.867.593.482

TOTAL LIABILITIES

EKUITAS
Modal saham nilai nominal
Rp1.000.000
per saham
Modal dasar 1.500.000
saham,
Modal ditempatkan dan
disetor penuh
455.023 saham
Setoran modal lainnya
Saldo laba
Komponen ekuitas lainnya
Kepentingan non pengendali

2c,22

2q,23
2c,17d

EQUITY
Capital stock Rp1,000,000 par
value per share
Authorized
1,500,000 shares,

25

26
2b,25b

455.023.000.000
651.936.128.454
(30.899.571.573)

455.023.000.000
551.900.773.346
(1.371.977.210)
(29.188.007.243)

425.000.000.000
30.023.000.000
340.359.439.948
(1.608.494.680)
(29.533.344.797)

Issued and fully paid 455,023 shares


Other paid in capital
Retained earnings
Other component of equity
Non-controlling interests

TOTAL EKUITAS

1.076.059.556.881

976.363.788.893

764.240.600.471

TOTAL EQUITY

TOTAL LIABILITAS DAN


EKUITAS

5.019.802.727.074

5.562.155.368.537

4.576.108.193.953

TOTAL LIABILITIES AND


EQUITY

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

The accompanying notes form an integral part of


these consolidated financial statements.

407

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir pada Tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF
COMPREHENSIVE INCOME
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Catatan/
Notes

2014

2013

PENDAPATAN BERSIH

2d,2n,27,35

4.360.550.345.688

4.174.896.150.637

Beban usaha
Pemasaran
Umum dan administrasi

2d,2n,28,35
(93.706.523.704)
(4.096.002.756.413)

(101.447.548.438)
(3.757.159.476.787)

Total beban usaha


Pendapatan lain-lain
Beban lain-lain

(4.189.709.280.117) (3.858.607.025.225 )
42.423.445.501
(18.923.025.678)

25.750.847.256
(36.024.744.517)

LABA USAHA

194.341.485.394

306.015.228.151

Pendapatan keuangan
Beban keuangan

32.521.546.403
(25.492.488.650)

32.798.573.894
(21.815.929.843)

LABA SEBELUM MANFAAT


PAJAK PENGHASILAN

201.370.543.147

316.997.872.202

MANFAAT (BEBAN) PAJAK


PENGHASILAN
Kini
Tangguhan

2n,29,35
2n,27,33

NET REVENUE
Operating expenses
Marketing
General and administrative
Total operating expenses
Other income
Other expenses
INCOME FROM OPERATIONS
Finance income
Finance cost
INCOME BEFORE INCOME
TAX BENEFIT

(67.604.728.568)
26.004.988.235

(84.835.438.000)
13.972.968.750

INCOME TAX BENEFIT


(EXPENSE)
Current
Deferred

Beban pajak penghasilan - bersih

(41.599.740.333)

(70.862.469.250)

Income tax expense - net

LABA BERSIH

159.770.802.814

246.135.402.952

NET INCOME

236.517.470

OTHER COMPREHENSIVE GAIN

159.770.802.814

246.371.920.422

TOTAL COMPREHENSIVE
INCOME

2o,17c
2o,17d

LABA KOMPREHENSIF LAIN


TOTAL LABA
KOMPREHENSIF

Laba bersih
yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali

161.482.367.144
(1.711.564.330)

245.790.065.398
345.337.554

Net income
attributable to:
Owners of the parent entity
Non-controlling interests

TOTAL

159.770.802.814

246.135.402.952

TOTAL

Total laba komprehensif


yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali

161.482.367.144
(1.711.564.330)

246.026.582.868
345.337.554

Total comprehensive income


attributable to:
Owners of the parent entity
Non-controlling interests

TOTAL

159.770.802.814

246.371.920.422

TOTAL

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
408

The accompanying notes form an integral part of


these consolidated financial statements.

409

455.023.000.000

Saldo 31 Desember 2014

651.936.128.454

161.482.367.144

(61.447.012.036)

551.900.773.346

245.790.065.398

(34.248.732.000)

340.359.439.948

Saldo laba
(defisit)/
Retained earnings
(deficit)

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
konsolidasian secara keseluruhan.

25

Total laba
komprehensif tahun
berjalan
Pelepasan aset keuangan
tersedia untuk dijual

455.023.000.000

25

25

(30.023.000.000)

30.023.000.000

Pembayaran dividen

Saldo 31 Desember 2013


Tambahan modal
disetor

Total laba
komprehensif tahun
berjalan

30.023.000.000
-

25

Tambahan modal
disetor

425.000.000.000

Modal saham/
Capital stock

Pembayaran dividen

25

Saldo 31 Desember 2012

Catatan/
Notes

Tambahan
modal disetor
lainnya/
Other paid in
capital

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir pada Tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1.371.977.210

(1.371.977.210)

236.517.470

(1.608.494.680)

Aset keuangan
tersedia
untuk dijual/
Unrealized loss
on change in
fair value of
available for sale
financial assets

(30.899.571.573)

(1.711.564.330)

(29.188.007.243)

345.337.554

(29.533.344.797)

1.076.059.556.881

1.371.977.210

159.770.802.814

(61.447.012.036)

976.363.788.893

246.371.920.422

(34.248.732.000)

764.240.600.471

Jumlah ekuitas/
Total equity

The accompanying notes form an integral part of


these consolidated financial statements.

1.106.959.128.454

1.371.977.210

161.482.367.144

(61.447.012.036)

1.005.551.796.136

246.026.582.868

(34.248.732.000)

793.773.945.268

Jumlah/
Total

Kepentingan non
pengendali/
Non-controlling
interest

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Balance as of
December 31, 2014

Total comprehensive
income current year
Disposal available for sale
financial assets

Divident payment

Balance as of
December 31, 2013
Additional
paid-in capital

Total comprehensive
income current year

Divident payment

Additional
paid-in capital

Balance as of
December 31, 2012

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan/
Notes
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI
Total laba komprehensif
tahun berjalan
Penyesuaian untuk rekonsiliasi
laba komprehensif dan
kas bersih diperoleh dari
aktivitas operasi:
Penyusutan aset tetap
dan properti investasi
Amortisasi dan penyusutan
aset tidak lancar lainnya
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Beban imbalan kerja
Pengurangan aset tetap
Rugi pelepasan investasi
tersedia untuk dijual
Laba dari operasi sebelum
perubahan aset dan liabilitas

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOWS
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2014

2013

201.370.543.147

317.234.389.672

28

112.068.260.221

80.136.673.350

28

9.613.008.574

4.383.611.669

10.241.973.484
240.445.477.811
-

10.493.816.625
177.312.037.335
2.422.626.655

1.371.977.210

CASH FLOWS FROM


OPERATING ACTIVITIES
Total comprehensive
income current year
Adjustment to reconcile
comprehensive income
and net cash provided by
operating activities:
Depreciation of fixed assets
and investment property
Amortization and depreciation
of non current assets
Allowance for
uncollectable amounts
Employee benefits expense
Disposal of fixed assets
Loss from investment
available for sale

575.111.240.445

591.983.155.306

Cash before changes of


assets and liabilities

PERUBAHAN ASET DAN


LIABILITAS USAHA
Piutang usaha
Persediaan aset real estat
Pendapatan yang masih
harus diterima
Pajak dibayar di muka
Aset lancar lainnya
Taksiran tagihan
pajak penghasilan
Aset tidak lancar lainnya
Utang usaha
Utang pajak
Provisi jangka pendek
Utang lainnya
Kas Perubahan
Aset dan Liabilitas Usaha

(405.581.573.728)

Pembayaran manfaat
Pembayaran pajak penghasilan

(152.602.857.883)
(91.579.717.524)

Kas Bersih Diperoleh dari


Aktivitas Operasi

(649.764.149.135)

7.832.212.769
(3.447.374.225)

(140.065.842.541)
-

(25.658.763.045)
(4.795.900.264)
(56.472.855.970)

42.346.317.255
13.081.658.818
(72.925.457.411)

(492.243.948)
(10.495.383.741)
(663.626.639.665)
1.730.385.444
7.956.510.314
(233.222.761.844)

(6.337.206.857)
416.782.127.457
5.528.580.379
(3.227.839.197)
483.282.002.856

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
410

1.330.447.496.065
(117.463.717.296)
(80.365.037.086)
1.132.618.741.683

CHANGES OF ASSETS AND


LIABILITIES
Trade receivables
Real estate asset inventories
Accrued income
Prepaid taxes
Other current assets
Estimated claim
for tax refund
Other non current assets
Trade payables
Tax payable
Short-term provision
Other payables
Cash after Changes of
Assets and Liabilities
Benefit paid
Income tax payment
Net Cash Provided by
Operating Activities

The accompanying notes form an integral part of


these consolidated financial statements.

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada Tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan/
Notes
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI
Perolehan aset tetap
Pengurangan aset tetap
Penambahan aset dalam penyelesaian
Perolehan properti investasi
Pengurangan investasi pada
surat berharga
Perolehan aset tak berwujud
Penambahan aset tak berwujud
Pengurangan aset tak berwujud
Investasi pada asosiasi
Kas Bersih Digunakan untuk
Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Peningkatan (penurunan)
pinjaman bank
Pembayaran
pinjaman bank
Peningkatan
pembiayaan konsumen
Pembayaran
pembiayaan konsumen
Pembayaran deviden
Kas Bersih Diperoleh (digunakan untuk)
dari Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN BERSIH KAS DAN
SETARA KAS

KAS DAN SETARA KAS


AWAL TAHUN
KAS DAN SETARA KAS
AKHIR TAHUN

12

13

14

11

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOWS
(continued)
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2014

2013

(122.356.299.770)
756.857.364
(91.217.547.988)
(98.000.000)

(140.625.852.017)
(29.110.115.916)
(1.537.629.000)

CASH FLOWS FROM


INVESTING ACTIVITIES
Acquisition of fixed assets
Disposal of fixed assets
Additional construction in progress
Acquisition of investment property

231.174.769
(1.468.909.912)
131.083.325
(175.000.000.000)

2.342.438.791
(13.462.522.480)
-

Disposal investment in securities


Acquisition of intangible assets
Additional intagible assets
Disposal of intagible assets
Investments in associated

(389.021.642.212)

(182.393.680.622)

Net Cash Used in


Investing Activities

(205.187.500.000)

CASH FLOWS FROM


FINANCING ACTIVITIES
Increase (decrease) in
bank loans

350.000.000.000
(165.000.000.000)

(3.774.778.661)
(61.447.012.036)

(34.248.732.000)

Payment of bank loan


Increase in
consumer financing
Payment of
consumer financing
Payment dividen

119.930.849.303

(227.331.314.138)

Net Cash Provided (used in)


by Financing Activities

(918.854.942.044)

722.893.746.923

NET INCREASE IN CASH


AND CASH EQUIVALENT

2.961.068.742.854

CASH AND CASH


EQUIVALENTS
AT BEGINNING OF YEAR

3.683.962.489.777

CASH AND CASH


EQUIVALENTS
AT ENDING OF YEAR

152.640.000

3.683.962.489.777

2.765.107.547.733

Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

12.104.917.862

The accompanying notes form an integral part of


these consolidated financial statements.

411

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1.

1.

UMUM
a.

Pendirian Perseroan

a.

The Companys Establishment

Kantor pos pertama di Indonesia didirikan di


Batavia oleh Gubernur Jendral GW Baron.
Pada tanggal 26 Agustus tahun 1746, yang
pada waktu itu bernama Jawatan PTT, terjadi
pengambilalihan Kantor Pusat PTT di Bandung
oleh Angkatan Muda PTT dari pemerintah
militer Jepang. Tanggal tersebut diperingati
sebagai Hari Bakti Postel. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 240 Tahun 1961,
status Jawatan PTT berubah menjadi
Perseroan
Negara
(PN)
Pos
dan
Telekomunikasi. Pada tahun 1965, PN Pos
dan Telekomunikasi dibagi dua menjadi PN
Pos dan Giro berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 29 tahun 1965 dan PN
Telekomunikasi
berdasarkan
Peraturan
Pemerintah No. 30 tahun 1965. Peraturan
Pemerintah No. 9 tahun 1978 mengubah
status PN Pos dan Giro menjadi Perseroan
Umum (Perum) Pos dan Giro. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 5 tanggal 27 Pebruari 1995, Perum Pos
dan Giro yang didirikan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 tahun 1984 dialihkan
bentuknya menjadi Perseroan (Persero)
sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang No. 9 Tahun 1969 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang No. 1 Tahun 1969 tentang BentukBentuk Usaha Negara. Anggaran Dasar
disusun sesuai dengan materi yang digariskan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun
1995, bahwa Perseroan didirikan dengan
maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan:

Indonesia's first post office was established in


Batavia by Governor-General GW Baron. On
August 26, 1746, this was called then as
Bureau PTT. PTT Headquarter in Bandung
was taken over by the young PTT from the
Japanese military government. This date is
celebrated as the Day of Consecrated Postel
(Hari Bhakti Postel). Based on the Government
Regulation No. 240 in 1961, the status of PTT
Bureau was changed into a State Enterprise
(PN) Post and Telecommunications. In 1965,
PN Post and Telecommunications was next
divided into PN Post and Giro and PN
Telecommunications through Government
Regulation No. 29 and No. 30, respectively.
Government Regulation No. 9 in 1978
changed the status of Post and Giro as Perum.
Based on Government Regulation of Republic
Indonesia No. 5 dated February 27, 1995,
Perum Post and Giro which was established
through Government Regulation No. 24 of
1984, the Company changed its form as
Limited Company as defined in the Law 9 of
1969 on Stipulation of Government Regulation
in lieu of Law 1 of 1969 on State Business
Forms. The Articles of Association are
prepared in accordance with the material
outlined in the Government Regulation No. 5 of
1995, wherein the Company was established
with the sole purpose of conducting:

a.
b.

a.
b.

Usaha jasa Pos dan Giro


Usaha-usaha lain yang menunjang
penyelenggaraan usaha jasa pos dan giro
sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Post and Giro services


Other businesses that support the
implementation of postal and giro services
in accordance with laws and regulations.

The Articles of Association of PT Pos


Indonesia (Persero) (the Company) were
established based Notarial Deed No. 117 of
Achmad Abid, SH., in lieu of Sutjipto, SH.
dated June 20, 1995, which was approved by
the Ministry of Justice of the Republic of
Indonesia on its Decree No. C2-8182 HT.01.01
1995 dated June 29, 1995, and was published
in the State Gazette No. 67 of the Republic of
Indonesia Supplement No. 7039 dated
August 22, 1995.

Anggaran dasar PT Pos Indonesia (Persero),


ditetapkan dengan Akta Achmad Abid, SH.,
sebagai pengganti Notaris Sutjipto, SH. Nomor
117 tanggal 20 Juni 1995 yang disahkan
dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia Nomor C2-8182 HT.01.01
Tahun 1995 tanggal 29 Juni 1995, serta telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 67 Tambahan Nomor 7039
tanggal 22 Agustus 1995.

412

GENERAL

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1.

1.

UMUM (lanjutan)
a.

b.

Pendirian Perseroan (lanjutan)

GENERAL (continued)
a.

The Companys Establishment (continued)

Anggaran dasar tersebut telah mengalami


beberapa
kali
perubahan.
Perubahan
anggaran dasar Perseroan terhadap UU
No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas telah dilakukan sesuai dengan akta
No. 164 tanggal 15 Agustus 2008 di hadapan
Notaris Sutjipto, SH. dan telah mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia dengan Surat Keputusan
No. AHU-78035.AH.01.02.TH.2008 tanggal
24 Oktober 2008. Perubahan terakhir pada
tahun 2013 dengan Akta Notaris Nomor 3
tanggal 13 Januari 2013 yang dibuat dan
disampaikan oleh Notaris Aryanti Artisari, SH.,
M.Kn., di Jakarta, tentang Pernyataan
Keputusan Pemegang Saham Perubahan
Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan
PT Pos Indonesia (Persero), sehubungan
dengan, antara lain, perubahan modal
ditempatkan. Perubahan Anggaran Dasar ini
telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia
dengan
Surat
Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan
PT Pos Indonesia (Persero) Nomor AHUAH.01.10-16356 tanggal 30 April 2013.

The Articles of Association has been amended


several times. One of which was based on
Notarial Deed No. 164 of Notary Sutjipto, SH.,
dated August 15, 2008 to comply with the
provisions of Law No. 40 Year 2007 regarding
Limited Liability Company. The amendment
was approved by the Ministry of Justice and
Human Rights through its Decree No. AHU78035.AH.01.02.TH.2008 dated October 24,
2008. The latest amendment was on 2013 and
was based on Notarial Deed No. 3 of Notary
Aryanti Artisari, SH., M.Kn., a notary in
Jakarta, dated January 13, 2013, regarding the
Statement
of
Decision
Amendment
Shareholder
Limited
Liability
Company
(Limited) PT Pos Indonesia (Persero),
concerning, among others, the change in the
amount of the Companys fully paid capital.
These amendments have been reported to the
Ministry of Justice and Human Rights Republic
of Indonesia through its Decree No. AHUAH.01.10-16356 dated April 30, 2013.

Perubahan terakhir Anggaran Dasar dengan


Akta Notaris Nomor 13 tanggal 6 Nopember
2014 yang dibuat dan disampaikan oleh
Aryanti Artasari S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta.

The latest amendment was based on Notarial


Deed No. 13 of Notary Aryanti Artisari, S.H.,
M.Kn.,
a
notary
in
Jakarta,
dated
November 6, 2014.

Perseroan berdomisili di Bandung dengan


kantor pusat di Jalan Cilaki No. 73.

The Company is located in Bandung with its


head office at Jalan Cilaki No. 73.

Maksud dan Tujuan

b.

Purposes and Objectives


According to Article 3 of the Articles of
Association, the Companys scope of business
activities includes rendering postal services,
which include financial services of cash-based
or giro-based accounts (account), business
communications services, logistics services,
retail services, agency services and other
services that support the execution of postal
and giro services in accordance with the
existing legislation, and utilization and
development of its resources to support
business activities.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar


Perseroan, ruang lingkup kegiatan usaha
Perseroan antara lain meliputi bidang usaha
jasa pos dan giro termasuk jasa keuangan
secara tunai maupun berbasis giro (account),
bidang usaha jasa komunikasi, jasa logistik,
jasa retail, jasa keagenan dan jasa-jasa lain
yang menunjang penyelenggaraan usaha jasa
pos dan giro sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku, dan
bidang
usaha
pemanfaatan
dan
pengembangan sumber daya yang dimiliki
untuk menunjang kegiatan usaha Perseroan.

413

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1.

1.

UMUM (lanjutan)
c.

Organisasi, Susunan Direksi dan Dewan


Komisaris
a.

c.

Organization, Directors and Commissioners

a.

Struktur Organisasi

Organizational Structure

Dalam menjalankan kegiatan operasinya


Perseroan mempunyai wilayah kerja dan
tempat kedudukan Regional sebagai
berikut:

In conducting its activities the Company


has Regional working teritorry as follows:

a.

a.

Regional I in Medan 20004: Province


of Nanggroe Aceh Darussalam and
North Sumatera.

b.

Regional II in Padang 25004:


Province of West Sumatra, Riau and
Riau Islands.

c.

Regional III in Palembang 30004:


Province of South Sumatra, Jambi,
Lampung, Bengkulu and Bangka
Belitung.

d.

Regional IV in Jakarta 10004:


Province of Jakarta, Banten, District
of Bogor, Bekasi, Depok, Cibinong,
Sawangan and Pondok gede.

e.

Regional V in Bandung 40004: West


Java province excluding Bekasi,
District of Bogor, Depok, Cibinong,
Sawangan and Pondokgede.
Regional VI in Semarang 50004:
Province of Central Java and Special
Province of Yogyakarta.

b.

c.

d.

e.

f.

g.
h.

i.

j.

k.

414

GENERAL (continued)

Regional I Medan 20004; Wilayah


kerja: Provinsi Nanggroe Aceh
Darusalam dan Provinsi Sumatera
Utara.
Regional II Padang 25004; Wilayah
kerja: Provinsi Sumatera Barat,
Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan
Riau.
Regional III Palembang 30004;
Wilayah kerja: Provinsi Sumatera
Selatan, Provinsi Jambi, Provinsi
Lampung, Provinsi Bengkulu, dan
Provinsi Bangka Belitung.
Regional IV Jakarta 10004; Wilayah
kerja:
Provinsi
dan
Kotamadya/Kabupaten DKI Jakarta,
Banten, Bogor, Bekasi, Depok,
Cibinong, Sawangan dan Pondok
gede.
Regional V Bandung 40004; Wilayah
kerja: Provinsi Jawa Barat kecuali
Bekasi, Bogor, Depok, Cibinong,
Sawangan dan Pondokgede.
Regional VI Semarang 50004;
Wilayah kerja: Provinsi Jawa Tengah
dan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Regional VII Surabaya 60004;
Wilayah kerja: Provinsi Jawa Timur.
Regional VIII Denpasar 80004;
Wilayah kerja: Provinsi Bali, Provinsi
Nusa Tenggara Barat dan Provinsi
Nusa Tenggara Timur.
Regional IX Banjarbaru 70704;
Wilayah kerja: Provinsi Kalimantan
Barat, Provinsi Kalimantan Tengah,
Provinsi Kalimantan Selatan dan
Provinsi Kalimantan Timur.
Regional X Makasar 90004; Wilayah
kerja: Provinsi Sulawesi Selatan,
Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi
Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi
Utara, Provinsi Gorontalo, Provinsi
Sulawesi Tengah, dan Provinsi
Maluku.
Regional XI Jayapura 99004; Wilayah
kerja: Provinsi Maluku Utara, Provinsi
Papua, dan Provinsi Papua Barat.

f.

g.
h.

Regional VII in Surabaya 60004:


Province of East Java.
Regional VIII in Denpasar 80004:
Province of Bali, West Nusa
Tenggara and East Nusa Tenggara.

i.

Regional IX in Banjarbaru 70704:


Province of West Kalimantan, Central
Kalimantan, South Kalimantan and
East Kalimantan.

j.

Regional X in Makassar 90004:


Province
of
South
Sulawesi,
Southeast Sulawesi, West Sulawesi,
North Sulawesi, Gorontalo, Central
Sulawesi and Maluku.

k.

Area XI in Jayapura 99004: the


provinces of North Maluku, Papua
and West Papua.

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1.

1.

UMUM (lanjutan)
c.

Organisasi, Susunan Direksi dan Dewan


Komisaris (lanjutan)
b.

GENERAL (continued)
c.

Organization, Directors and Commissioners


(continued)
b.

Dewan Direksi

Board of Directors
The Composition of the Board of Directors
as of December 31, 2014 and 2013 are as
follows:

Susunan Direksi per 31 Desember 2014


dan 2013 sebagai berikut:
2014
Direktur Utama
Direktur Keuangan
Direktur Sumber Daya
Manusia dan Umum
Direktur Ritel dan
Properti
Direktur Surat dan
Paket
Direktur Teknologi dan
Jasa Keuangan

c.

2013

Budi Setiawan
Poernomo

Budi Setiawan
Tavip Parawansa

Febriyanto

Entis Sutisna

President Director
Finance Director
Director of Human Resources
and General Affairs

GNP Sugiarta Yasa

Setyo Riyanto

Director of Retail and Property

Agus F Handoyo

Ismanto

Budhi Setyawan

Budhi Setyawan

c.

Dewan Komisaris

d.

2014

2013

Basuki Yusuf Iskandar


Ferrari Roemawi
Dedi Syarif Usman
Noor Ida Khomsiyati
Karyono Supomo
Bobby Hamzar Rafinus

Basuki Yusuf Iskandar


Bambang Widianto
Dedi Syarif Usman
Noor Ida Khomsiyati
Karyono Supomo
Bobby Hamzar Rafinus

d.

Komite Audit

2014

e.

President Commissioner
Commissioner
Commissioner
Commissioner
Commissioner
Commissioner

Audit Comittee
The Composition of the Audit Committee
as of December 31, 2014 and 2013 is as
follows:

Susunan Komite Audit per 31 Desember


2014 dan 2013 sebagai berikut:

Ketua
Anggota
Anggota

Board of Commissioners
The Composition of the Board of
Commissioners as of December 31, 2014
and 2013 are as follows:

Susunan Komisaris per 31 Desember


2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris

Director of Mail and Parcel


Director of Technology and
Financial Services

2013

Karyono Supomo
Muhammad Farkhan Supriyadi
Rofikoh Rokhim

Karyono Supomo
Muhammad Farkhan Supriyadi
Prihartono

e.

Karyawan

Chairman
Member
Member

Employees
The Company and Subsidiaries have
19,392
and
19,502
(un-audited)
employees as of December 31, 2014 and
2013, respectively.

Jumlah Karyawan PT Pos Indonesia


(Persero)
dan
Entitas
Anak
per
31 Desember 2014 dan 2013 masingmasing sejumlah 19.392 dan 19.502
orang (tidak diaudit).

10

415

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1.

1.

UMUM (lanjutan)
c.

Organisasi, Susunan Direksi dan Dewan


Komisaris (lanjutan)
f.

GENERAL (continued)
c.

Organization, Directors and Commissioners


(continued)
f.

Penyelesaian Laporan Keuangan

Completion of Financial Statements


The consolidated financial statements of
PT Pos Indonesia (Persero) and
Subsidiaries
for
the
year
ended
December 31, 2014 were completed on
February 21, 2015.

Laporan keuangan konsolidasi PT Pos


Indonesia (Persero) dan Entitas Anak
untuk
tahun
yang
berakhir
31 Desember 2014 telah diselesaikan
tanggal 21 Februari 2015.
d.

Informasi tentang Anak Perseroan

d.

Subsidiaries Information
As of December 31, 2014 and 2013, the
percentage of ownership of the Company and
total assets of the Subsidiaries are as follows:

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013,


persentase kepemilikan Perseroan dan total
aset Entitas Anak adalah sebagai berikut:

Total Aset dalam Juta Rupiah


Entitas Anak,
Kegiatan Usaha, Kedudukan
dan Tanggal Pendirian/
Subsidiaries, Business Activities,
Domiciles and Date of Establishment

Tahun Usaha
Komersial Dimulai/
Year of Commercial
Operations Started

Persentase Kepemilikan/
Percentage of Ownership
2014

2013

Sebelum Eliminasi/
Total Assets in Millions Rupiah
Before Elimination
2014

2013

Dimiliki langsung oleh Perseroan/


Held directly by the Company
PT Bhakti Wasantara Net (BWN)
Jasa penyedia internet/Internet service
provider,
Indonesia
2 April 2001/April 1, 2001

2001

51%

51%

23.119,32

27.933,72

PT Pos Logistik Indonesia (PLI)


Jasa transportasi, jasa pergudangan,
jasa pengiriman kargo dan regulated
agent atau agen inspeksi/Transportation
services, warehousing services, cargo
delivery and regulated agent or
inspection agent
Indonesia
7 Mei 2012/May 27, 2012

2012

100%

100%

223.607,82

231.814,43

PT Pos Property Indonesia (PPI)


Bidang properti/Property business
Indonesia
27 Desember 2013/
December 27, 2013

2013

99%

99%

108.156,10

99

1%

1%

1.092,49

Dimiliki oleh PT Pos Logistik Indonesia (PLI)/


Held through PT Pos Logistik Indonesia (PLI)

PT Pos Property Indonesia (PPI)


Bidang properti/Property business
Indonesia
27 Desember 2013/
December 27, 2013

416

20131)

11

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

SUMMARY
POLICIES

OF

SIGNIFICANT

ACCOUNTING

Laporan
keuangan
konsolidasian
disusun
menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia. Laporan tidak dimaksudkan untuk
menyajikan posisi keuangan, hasil usaha dan arus
kas sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi
yang berlaku umum di negara dan yuridiksi yang
lain.

The consolidated financial statements have been


prepared in accordance with Indonesian Financial
Accounting Standards. These financial statements
are not intended to present the financial position,
results of operations and cash flows in accordance
with accounting principles and reporting practices
generally accepted in other countries and
juridictions.

a.

a.

b.

Dasar Penyusunan
Konsolidasian

Laporan

Keuangan

Basis of Preparation of the Consolidated


Financial Statements

Laporan keuangan konsolidasian disusun


sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009),
Penyajian Laporan Keuangan.

The consolidated financial statements are


prepared in accordance with the Statement of
Financial Accounting Standards (PSAK)
No. 1 (Revised 2009), Presentation of
Financial Statements.

Laporan keuangan konsolidasian disusun


berdasarkan
konsep
akrual
dengan
menggunakan konsep biaya historis, kecuali
untuk beberapa akun tertentu yang diukur
berdasarkan
pengukuran
sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut.

The consolidated financial statements have


been prepared on the accrual basis using the
historical cost concept of accounting, except
for certain accounts which are measured on
the bases described in the related accounting
policies of each account.

Laporan arus kas konsolidasian disusun


menggunakan metode tidak langsung dan arus
kas konsolidasian dikelompokkan atas dasar
kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

The consolidated statements of cash flows, is


prepared based on the indirect method by
classifying cash flows on the basis of
operating, investing and financing activities.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam


penyusunan laporan keuangan konsolidasian
adalah Rupiah, yang merupakan mata uang
fungsional Perseroan dan Entitas Anak.

The reporting currency used in the preparation


of the consolidated financial statements is the
Indonesian Rupiah, which is the Company and
Subsidiaries functional currency.

Prinsip - Prinsip Konsolidasian

b.

Principles of Consolidation

Laporan keuangan konsolidasian meliputi


laporan keuangan Perseroan dan Entitas
Anaknya seperti yang disebutkan pada
Catatan 1, yang dimiliki oleh Perseroan
dengan kepemilikan saham lebih dari 50%,
secara langsung atau tidak langsung.

The consolidated financial statements include


the financial statements of the Subsidiaries
mentioned in Note 1, in which the Company
owns more than 50% share ownership, either
directly or indirectly.

Laporan keuangan konsolidasian disusun


dengan menggunakan kebijakan akuntansi
yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain
dalam keadaan yang serupa. Jika anggota
kelompok usaha menggunakan kebijakan
akuntansi yang berbeda untuk transaksi dan
peristiwa dalam keadaan yang serupa, maka
penyesuaian
dilakukan
atas
laporan
keuangannya dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian.

Consolidated financial statements have been


prepared using uniform accounting policies for
transactions and other events in similar
circumstances. If a member of the group uses
accounting policies other than those adopted
in the consolidated financial statements for
transactions
and
events
in
similar
circumstances, appropriate adjustments are
made to its financial statements in preparing
the consolidated financial statements.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang


material antar Perseroan, telah dieliminasi.

All significant intercompany accounts and


transactions have been eliminated.

12

417

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)


b.

418

Prinsip - Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
b.

ACCOUNTING

Principles of Consolidation (continued)

Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak


tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perseroan
memperoleh pengendalian, sampai dengan
tanggal entitas induk kehilangan pengendalian.
Pengendalian dianggap ada ketika Perseroan
memiliki secara langsung atau tidak langsung
melalui Entitas Anak, lebih dari setengah
kekuasaan suara entitas.

Subsidiaries are fully consolidated from the


date of acquisitions, being the date on which
the Company obtained control, and continue to
be consolidated until the date such control
ceases. Control is presumed to exist if the
Company owns, directly or indirectly through
Subsidiaries, more than a half of the voting
power of an entity.

Pengendalian juga ada ketika entitas induk


memiliki setengah atau kurang kekuasaan
suara suatu entitas jika terdapat:

Control also exists when the parent owns half


or less of the voting power of an entity when
there is:

a.

kekuasaan yang melebihi setengah hak


suara sesuai perjanjian dengan investor
lain;

a.

power over more than half of the voting


rights by virtue of an agreement with other
investors;

b.

kekuasaan yang mengatur kebijakan


keuangan
dan
operasional
entitas
berdasarkan
anggaran
dasar
atau
perjanjian;

b.

power to govern the financial and


operating policies of the entity under a
statute or an agreement;

c.

kekuasaan
untuk
menunjuk
atau
mengganti sebagian besar direksi atau
organ pengatur setara dan mengendalikan
entitas melalui direksi atau organ tersebut;
atau

c.

power to appoint or remove the majority of


the members of the board of directors or
equivalent governing body and control of
the entity by that board or body; or

d.

kekuasaan untuk memberikan suara


mayoritas pada rapat dewan direksi atau
organ pengatur setara dan mengendalikan
entitas melalui direksi atau organ tersebut.

d.

power to cast the majority of votes at


meetings of the board of directors or
equivalent governing body and control of
the entity by that board or body.

Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara


penuh
diatribusikan
pada
Kepentingan
Nonpengendali (KNP) bahkan jika hal ini
mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Losses within a subsidiary are attributed to the


Noncontrolling Interest (NCI) even if that
results in a deficit balance for the NCI.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu


Entitas Anak, maka Perseroan dan Entitas
Anak:

In case of loss of control over a subsidiary, the


Company and its Subsidiary:

a.

menghentikan pengakuan aset (termasuk


setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak;

a.

derecognizes the assets (including


goodwill) and liabilities of the subsidiary;

b.

menghentikan pengakuan jumlah tercatat


setiap KNP;

b.

derecognizes the carrying amount of any


NCI;

c.

menghentikan
pengakuan
akumulasi
selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas,
bila ada;

c.

derecognizes the cumulative translation


differences, recorded in equity, if any;

d.

mengakui nilai wajar pembayaran yang


diterima;

d.

recognizes the fair


consideration received;

13

value

of

the

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

b.

c.

Prinsip - Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
b.

ACCOUNTING

Principles of Consolidation (continued)

e.

mengakui setiap sisa investasi pada nilai


wajarnya;

e.

recognizes the fair


investment retained;

value

of

any

f.

mengakui
setiap
perbedaan
dihasilkan sebagai keuntungan
kerugian sebagai laba rugi; dan

yang
atau

f.

recognizes any surplus or deficit in profit


or loss; and

g.

mereklasifikasi
bagian
induk
atas
komponen yang sebelumnya diakui
sebagai pendapatan komprehensif lain ke
laba rugi, atau mengalihkan secara
langsung ke saldo laba.

g.

reclassifies the parents share of


components previously recognized in
other comprehensive income to profit or
loss or retained earnings, as appropriate.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi


dan aset bersih dari Entitas Anak yang tidak
dapat diatribusikan, secara langsung maupun
tidak langsung, pada Perseroan, yang masingmasing disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas
pada laporan posisi keuangan konsolidasian,
terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk.

NCI represents the portion of the profit or loss


and net assets of the Subsidiary not
attributable directly or indirectly to the
Company, which are presented in the
consolidated statement of comprehensive
income and under the equity section of the
consolidated statements of financial position,
respectively,
separately
from
the
corresponding portion attributable to the owner
of the parent entity.

Bagian
kepemilikan
pemegang
saham
minoritas atas aset neto Entitas Anak disajikan
sebagai Kepentingan Nonpengendali pada
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian. Hak
minoritas atas laba (rugi) neto Entitas Anak
pada Laporan Laba Rugi Komprehensif
Konsolidasian disajikan sebagai Laba/Rugi
Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan
kepada Kepentingan Nonpengendali.

Minority interest in net assets of Subsidiaries


are presented as Non-controlling Interests in
the Consolidated Statements of Financial
Position. Minority interest in net earnings (loss)
of Subsidiaries are presented in the
Consolidated Statements of Comprehensive
Income as Profit/Loss for the Year Attributable
to Non-Controlling Interests.

Aset dan Liabilitas Keuangan


(i)

c.

Aset Keuangan

Financial Assets and Liabilities


(i)

Financial Assets

Pengakuan awal

Initial recognition

Aset keuangan dalam ruang lingkup


PSAK
No.
55
(Revisi
2011)
diklasifikasikan sebagai aset keuangan
yang dinilai pada nilai wajar melalui laba
atau rugi, pinjaman yang diberikan dan
piutang, investasi yang dimiliki hingga
tanggal jatuh tempo dan aset keuangan
tersedia untuk dijual. Aset keuangan pada
awalnya diukur pada nilai wajar, dan
dalam hal aset keuangan yang tidak
diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung.

Financial assets within the scope of the


PSAK No. 55 (Revised 2011) are
classified as financial assets at fair value
through profit or loss, loans and
receivables, held-to-maturity investments
and available-for-sale financial assets.
Financial assets are recognized initially at
fair value plus, in the case of financial
assets not at fair value through profit or
loss, directly attributable transaction
costs.

14

419

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

c.

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)


(i)

420

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
c.

Aset Keuangan (lanjutan)

ACCOUNTING

Financial Assets and Liabilities (continued)


(i)

Financial Assets (continued)

Pengakuan awal (lanjutan)

Initial recognition (continued)

Pembelian atau penjualan aset keuangan


yang mensyaratkan penyerahan aset
dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh
peraturan atau kebiasaan yang berlaku di
pasar (pembelian yang lazim/regular)
diakui pada tanggal perdagangan, yaitu
tanggal Perseroan dan Entitas Anak
berkomitmen untuk membeli atau menjual
aset tersebut.

Purchases or sales of financial assets that


require delivery of assets within a time
frame established by regulation or
convention in the market place (regular
way trades) are recognized on the trade
date, i.e., the date that the Company and
Subsidiaries commits to purchase or sell
the assets.

Perseroan
dan
Entitas
Anak
mengklasifikasikan aset keuangannya
menjadi pinjaman yang diberikan dan
piutang dan aset keuangan tersedia untuk
dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan
perolehan aset keuangan tersebut.
Manajemen menentukan klasifikasi aset
keuangan tersebut pada saat awal
pengakuannya dan jika diperbolehkan dan
sesuai, akan dievaluasi kembali setiap
akhir tahun keuangan.

The Company and Subsidiaries classifies


its financial assets as loans and
receivables
and
available-for-sale
financial
assets.
The
classification
depends on the purpose for which the
financials
assets
were
acquired.
Management determines the classification
of its financial assets at initial recognition
and where allowed and appropriate, reevaluates this designation at each
financial year end.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Subsequent measurement

Pengukuran aset keuangan setelah


pengakuan
awal
tergantung
pada
klasifikasinya sebagai berikut:

The subsequent measurement of financial


assets depends on their classification as
follows:

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Loans and receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang


adalah aset keuangan non derivatif
dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan tidak mempunyai
kuotasi di pasar aktif.

Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or


determinable payments that are not
quoted in an active market.

Pada saat pengakuan awal, aset


keuangan ini diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi
dan selanjutnya dinyatakan sebesar
biaya perolehan yang diamortisasi
dengan menggunakan metode suku
bunga efektif. Pendapatan dari aset
keuangan
dalam
kelompok
ini
disajikan
sebagai
pendapatan
keuangan dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.

These financial assets are initially


recognized at fair value plus
transaction costs and subsequently
carried at amortized cost using the
effective interest rate method. Interest
income on this financial assets
classification is presented as finance
income in the consolidated statements
of comprehensive income.

15

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.

AKUNTANSI

YANG

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)


(i)

setelah

pengakuan

(i)

Financial Assets (continued)


Subsequent measurement (continued)

awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang


(lanjutan)

Loans and receivables (continued)

In the case of impairment, the


impairment loss is reported as a
deduction from the carrying value of
the financial assets classified as loan
and receivables and recognized in the
consolidated
statements
of
comprehensive income.

Dalam hal terjadi penurunan nilai,


kerugian penurunan nilai dilaporkan
sebagai pengurang dari nilai tercatat
dari aset keuangan dalam kelompok
pinjaman yang diberikan dan piutang
dan diakui di dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.

ACCOUNTING

c. Financial Assets and Liabilities (continued)

Aset Keuangan (lanjutan)


Pengukuran
(lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

Aset keuangan yang tersedia untuk


dijual

Available-for-sale
assets

(AFS)

financial

Aset keuangan tersedia untuk dijual


adalah aset keuangan non derivatif
yang ditetapkan sebagai tersedia
untuk
dijual
atau
yang tidak
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori
sebelumnya. Setelah pengukuran
awal, aset keuangan tersedia untuk
dijual diukur pada nilai wajar dengan
laba atau rugi yang belum direalisasi
diakui dalam ekuitas sampai investasi
tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif
yang sebelumnya diakui dalam
ekuitas harus direklasifikasi ke dalam
laba atau rugi sebagai penyesuaian
reklasifikasi.

AFS financial assets are nonderivative financial assets that are


designated as available-for-sale or are
not classified in any of three preceding
categories. After initial measurement,
AFS financial assets are measured at
fair value with unrealized gains or
losses recognized in the equity until
the investment is derecognized. At
that time, the cumulative gain or loss
previously recognized in the equity
shall be reclassified to profit or loss as
a reclassification adjustment.

Investasi yang diklasifikasi sebagai


aset keuangan tersedia untuk dijual
adalah sebagai berikut:

The investments classified as AFS are


as follows:

Investasi pada saham yang tidak


tersedia nilai wajarnya dengan
kepemilikan kurang dari 20% dan
investasi jangka panjang lainnya
dicatat pada biaya perolehannya.

Investments in shares of stock that


do not have readily determinable
fair value in which the equity
interest is less than 20% and other
long-term investments are carried
at cost.

Investasi pada instrumen utang


yang tidak ditujukan untuk dimiliki
sampai
jatuh
tempo
diklasifikasikan
sebagai
aset
keuangan tersedia untuk dijual,
dan dicatat pada nilai wajar.

Investments in debt instruments


which are not intended to be held
to maturity that have readily
determinable are classified as AFS
and recorded at fair value.

16

421

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.

AKUNTANSI

YANG

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)


(i)

setelah

pengakuan

(i)

Financial Assets (continued)


Subsequent measurement (continued)

awal

Aset keuangan yang tersedia untuk


dijual (lanjutan)

Available-for-sale
assets (continued)

(AFS)

financial

Aset keuangan diturunkan nilainya


dan kerugian penurunan nilai telah
terjadi, jika dan hanya jika, terdapat
bukti
yang
objektif
mengenai
penurunan nilai tersebut sebagai
akibat dari satu atau lebih peristiwa
yang terjadi setelah pengakuan awal
aset
tersebut
(peristiwa
yang
merugikan) dan peristiwa yang
merugikan tersebut berdampak pada
estimasi arus kas masa depan atas
aset keuangan yang dapat diestimasi
secara handal.

A financial asset is impaired and


impairment losses are incurred only if
there is objective evidence of
impairment as a result of one or more
events that occurred after the initial
recognition of the asset (a loss
event) and that loss event (or events)
has an impact on the estimated future
cash flows of the financial asset that
can be reliably estimated.

Untuk menentukan adanya bukti


obyektif bahwa rugi penurunan nilai
telah terjadi atas aset keuangan,
Perseroan
dan
Entitas
Anak
mempertimbangkan
faktor-faktor
seperti
kemungkinan
adanya
insolvabilitas atau kesulitan keuangan
signifikan yang dialami debitur dan
kelalaian atau penundaan signifikan
pembayaran.

To determine whether there is


objective evidence that an impairment
loss on financial assets have been
incurred,
the
Company
and
Subsidiaries considers factors such as
the probability of insolvency or
significant financial difficulties of the
debtor and default or significant delay
in payments.

Perseroan dan Entitas Anak pertama


kali menentukan apakah terdapat
bukti objektif penurunan nilai secara
individual atas aset keuangan yang
secara individual signifikan atau
secara kolektif untuk aset keuangan
yang jumlahnya tidak signifikan
secara individual.

The Company and Subsidiaries first


assesses whether objective evidence
of impairment exists individually for
financial assets that are individually
significant
and
individually
or
collectively for financial assets that are
not individually significant.

(ii) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan

(ii)

Impairment of Financial Assets


The Company and Subsidiaries assesses
at each statement of financial position
date whether there is any objective
evidence that a financial asset is
impaired.

Perseroan dan Entitas Anak melakukan


penilaian pada setiap tanggal laporan
posisi keuangan apakah terdapat bukti
objektif bahwa aset keuangan mengalami
penurunan nilai.

422

ACCOUNTING

c. Financial Assets and Liabilities (continued)

Aset Keuangan (lanjutan)


Pengukuran
(lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

17

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.

AKUNTANSI

YANG

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

ACCOUNTING

c. Financial Assets and Liabilities (continued)

(ii) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan

(ii) Impairment of Financial Assets

Jika Perseroan dan Entitas Anak


menentukan tidak terdapat bukti objektif
mengenai penurunan nilai atas aset
keuangan yang dinilai secara individual,
terlepas aset keuangan tersebut signifikan
atau tidak, maka Perseroan memasukkan
aset tersebut ke dalam kelompok aset
keuangan yang memiliki karakteristik
risiko kredit yang serupa dan menilai
penurunan nilai kelompok tersebut secara
kolektif. Aset yang penurunan nilainya
dinilai secara individual dan untuk itu
kerugian penurunan nilai diakui atau terus
diakui, tidak termasuk dalam penilaian
penurunan nilai secara kolektif.

If the Company and Subsidiaries


determines that no objective evidence of
impairment exists for an individually
assessed financial assets, whether
significant or not, it includes the asset in a
group of financial assets with similar credit
risk characteristics and collectively
assesses them for impairment. Assets
that are individually assessed for
impairment and for which an impairment
loss is or continues to be recognized are
not included in a collective assessment of
impairment.

Jumlah kerugian penurunan nilai diukur


berdasarkan selisih antara nilai tercatat
aset keuangan dengan nilai kini dari
estimasi arus kas masa datang (tidak
termasuk kerugian kredit di masa depan
yang belum terjadi) yang didiskontokan
menggunakan tingkat suku bunga efektif
awal dari aset keuangan tersebut.

The amount of the loss is measured as


the difference between the assets
carrying amount and the present value of
estimated future cash flows (excluding
future credit losses that have not been
incurred) discounted at the financial
assets original effective interest rate.

Nilai tercatat aset tersebut dikurangi


melalui akun cadangan penurunan nilai
dan jumlah kerugian diakui pada laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika
pinjaman yang diberikan memiliki suku
bunga variabel, maka tingkat diskonto
yang digunakan adalah suku bunga efektif
yang berlaku yang ditetapkan dalam
kontrak.

The carrying amount of the asset is


reduced through the use of an allowance
for impairment and the amount of the loss
is recognized in the consolidated
statements of comprehensive income. If a
receivable has a variable interest rate, the
discount rate used is the current effective
interest rate determined under the
contract.

Perhitungan nilai kini dari estimasi arus


kas masa datang atas aset keuangan
dengan agunan (collateralized financial
asset) mencerminkan arus kas yang dapat
dihasilkan dari utilisasi dari jaminan
deposit yang diberikan oleh pelanggan
kepada Perseroan dan Entitas Anak.

The calculation of the present value of the


estimated future cash flows of a
collateralized financial asset reflects the
cash flows that may result from the
utilization of deposit placed by customer
to the Company and Subsidiaries.

Estimasi tahun antara terjadinya peristiwa


dan teridentifikasinya kerugian ditentukan
oleh manajemen untuk setiap portofolio
yang diidentifikasi. Untuk tujuan evaluasi
penurunan nilai secara kolektif, aset
keuangan dikelompokkan berdasarkan
kesamaan karakteristik risiko kredit yaitu
berdasarkan jenis pelanggan.

The estimated year between a loss


occurring and its identification is
determined by the management for each
identified portfolio. For the purposes of a
collective evaluation of impairment,
financial assets are grouped on the basis
of similar credit risk characteristics by
customer type.

18

423

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.

AKUNTANSI

YANG

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

ACCOUNTING

c. Financial Assets and Liabilities (continued)

(ii) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan


(lanjutan)

424

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

(ii) Impairment
(continued)

of

Financial

Assets

Arus kas masa datang dari aset keuangan


Perseroan dan Entitas Anak yang
penurunan nilainya dievaluasi secara
kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas
kontraktual atas aset-aset di dalam
kelompok tersebut dan kerugian historis
yang pernah dialami atas aset-aset yang
memiliki karakteristik risiko kredit yang
serupa dengan karakteristik risiko kredit
kelompok tersebut. Kerugian historis yang
pernah dialami kemudian disesuaikan
berdasarkan data terkini yang dapat
diobservasi untuk mencerminkan kondisi
saat ini yang tidak berpengaruh pada
tahun terjadinya kerugian historis tersebut,
dan untuk menghilangkan pengaruh
kondisi yang ada pada tahun historis
namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Future cash flows in the Company and


Subsidiaries of financial assets that are
collectively evaluated for impairment, and
are estimated on the basis of the
contractual cash flows of the assets in the
group and historical loss experience for
assets with credit risk characteristics
similar to those in the group. Historical
loss experience is adjusted on the basis of
current observable data to reflect the
current conditions which did not affect the
year on which the historical loss
experience is based and to remove the
effects of conditions in the historical year
that do not currently exist.

Ketika piutang tidak tertagih, piutang


tersebut
dihapusbukukan
dengan
menjurnal balik cadangan kerugian
penurunan nilai. Piutang tersebut dapat
dihapus buku setelah semua prosedur
yang diperlukan telah dilakukan dan
jumlah kerugian telah ditentukan. Beban
penurunan nilai yang terkait dengan
piutang
diklasifikasikan
ke
dalam
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai.

When a receivable is uncollectible, it is


written off against the related allowance
for impairment losses. Such receivable
are written-off after all the necessary
procedures have been completed and the
amount of the loss has been determined.
Impairment charges relating to receivable,
is classified in Allowance for Impairment
Losses.

Jika, pada tahun berikutnya, jumlah


kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan
secara obyektif pada peristiwa yang terjadi
setelah penurunan nilai diakui maka
kerugian
penurunan
nilai
yang
sebelumnya diakui dipulihkan, dengan
menyesuaikan
cadangan
kerugian
penurunan nilai. Jumlah pemulihan aset
keuangan diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.

If, in a subsequent year, the amount of the


impairment loss decreases and the
decrease can be related objectively to an
event occurring after the impairment was
recognized the previously recognized
impairment loss is reversed by adjusting
the allowance for impairment losses.
The amount of the reversal is recognized
in the consolidated statements of
comprehensive income.

Penerimaan kemudian atas piutang yang


telah dihapusbukukan sebelumnya, jika
pada tahun berjalan, dikreditkan pada
cadangan kerugian penurunan nilai,
sedangkan jika setelah tanggal laporan
posisi
keuangan
konsolidasian,
dikreditkan
sebagai
pendapatan
operasional lainnya.

Subsequent recoveries of previously


written-off receivables, if in the current
year, are credited to the allowance for
impairment losses, but if after the
consolidated statement of financial
position date, are credited to other
operating income.

19

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.

AKUNTANSI

YANG

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

ACCOUNTING

c. Financial Assets and Liabilities (continued)

(iii) Liabilitas Keuangan

(iii) Financial Liabilities

Pengakuan awal

Initial recognition

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup


PSAK
No.
55
(Revisi
2011)
diklasifikasikan
sebagai
liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi, utang dan pinjaman.
Pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian, Perseroan dan Entitas
Anak memiliki kedua jenis liabilitas
keuangan. Perseroan dan Entitas Anak
menetapkan klasifikasi atas liabilitas
keuangan pada saat pengakuan awal.

Financial liabilities within the scope of


PSAK No. 55 (Revised 2011) are
classified as financial liabilities at fair
value through profit or loss, loans and
borrowings. As at the consolidated
statement of financial position date, the
Company and Subsidiaries has both type
of financial liabilities. The Company and
Subsidiaries determines the classification
of its financial liabilities at initial
recognition.

Liabilitas keuangan pada awalnya diukur


pada nilai wajar dan, dalam hal pinjaman
dan utang, ditambah biaya transaksi yang
dapat diatribusikan secara langsung.

Financial liabilities are recognized initially


at fair value and, in the case of loans and
borrowings,
inclusive
of
directly
attributable transaction costs.

Perseroan
dan
Entitas
Anak
mengklasifikasikan liabilitas keuangan
dalam kategori (a) liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi dan (b) liabilitas keuangan yang
diukur
dengan
biaya
perolehan
diamortisasi.
Liabilitas
keuangan
dihentikan
pengakuannya
ketika
kewajiban yang telah ditetapkan dalam
kontrak dihentikan atau dibatalkan atau
kedaluwarsa.

The Company and Subsidiaries classifies


its financial liabilities in the category of (a)
financial liabilities at fair value through
profit or loss and (b) financial liabilities
measured at amortized cost. Financial
liabilities are derecognized when the
obligations under the contract is
discharged or cancelled or expired.

a.

a.

Liabilitas keuangan yang diukur pada


nilai wajar melalui laba rugi.

Financial liabilities at
through profit or loss.

fair

value

liabilitas
sebagai

This category comprises of financial


liabilities classified as held for trading.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan


sebagai
diperdagangkan
jika
diperoleh terutama untuk tujuan dijual
atau dibeli kembali dalam waktu
dekat.
Derivatif
diklasifikasikan
sebagai kewajiban diperdagangkan
kecuali ditetapkan dan efektif sebagai
instrumen lindung nilai.

A financial liability is classified as held


for trading if it is acquired or incurred
principally for the purpose of selling or
repurchasing it in the near term.
Derivatives are also categorized as
held for trading unless they are
designated and effective as hedging
instruments.

Keuntungan dan kerugian yang timbul


dari perubahan nilai wajar liabilitas
keuangan
yang
diklasifikasikan
sebagai diperdagangkan disajikan
dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.

Gains and losses arising from


changes in fair value of financial
liabilities classified held for trading are
included
in
the
consolidated
statements of comprehensive income.

Kategori ini terdiri dari


keuangan diklasifikasikan
diperdagangkan.

20

425

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.

AKUNTANSI

YANG

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

ACCOUNTING

c. Financial Assets and Liabilities (continued)

(iii) Liabilitas Keuangan (lanjutan)

(iii) Financial Liabilities (continued)

Pengakuan awal (lanjutan)

Initial recognition (continued)

b.

b. Financial liabilities at amortized cost

Liabilitas keuangan yang diukur


dengan biaya perolehan diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak
diklasifikasikan
sebagai
liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi dikategorikan
dan diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.

Financial liabilities that are not


classified as at fair value through profit
and loss fall into this category and are
measured at amortized cost.

Setelah pengakuan awal, Perseroan


dan Entitas Anak mengukur seluruh
liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku
bunga efektif.

After initial recognition, the Company


and
Subsidiaries
measures
all
financial liabilities at amortized cost
using effective interest rate method.

(iv) Penentuan Nilai Wajar

426

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

(iv) Determination of Fair Value

Nilai wajar untuk instrumen keuangan


yang diperdagangkan di pasar aktif
ditentukan berdasarkan nilai pasar yang
berlaku pada tanggal laporan posisi
keuangan. Termasuk di dalamnya adalah
nilai pasar dari IDMA (Interdealer Market
Association) atau harga yang diberikan
oleh broker (quoted price) dari Bloomberg
dan Reuters pada tanggal laporan posisi
keuangan.

The fair value of financial instruments


traded in active markets is determined
based on quoted market prices at the
statement of financial position date.
The fair
value
includes
IDMAs
(Interdealer Market Association) quoted
market prices or brokers quoted price
from Bloomberg and Reuters at statement
of financial position date.

Instrumen keuangan dianggap memiliki


kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi
tersedia
sewaktu-waktu
dan
dapat
diperoleh secara rutin dari bursa,
pedagang efek (dealer), perantara efek
(broker),
kelompok
industri,
badan
pengawas (pricing service or regulatory
agency)
dan
harga
tersebut
mencerminkan transaksi pasar yang
aktual dan rutin dalam suatu transaksi
yang wajar. Jika kriteria di atas tidak
terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan
tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar
tidak aktif adalah terdapat selisih yang
besar antara harga penawaran dan
permintaan atau kenaikan signifikan
dalam selisih harga penawaran dan
permintaan dan hanya terdapat beberapa
transaksi terkini.

A financial instrument is regarded as


quoted in an active market if quoted
prices are readily and regularly available
from an exchange, dealer, broker,
industry group, pricing service or
regulatory agency and those prices
represent actual and regularly occurring
market transactions on an arms length
basis. If the above criteria are not met, the
market is regarded as being inactive.
Indications that a market is inactive are
when there is a wide bid-offer spread or
significant increase in the bid-offer spread
or there are few recent transactions.

21

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.

AKUNTANSI

YANG

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

ACCOUNTING

c. Financial Assets and Liabilities (continued)

(iv) Penentuan Nilai Wajar (lanjutan)

(iv) Determination of Fair Value (continued)

Nilai wajar untuk semua instrumen


keuangan lainnya yang tidak memiliki
kuotasi di pasar aktif ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian. Dengan
teknik ini, nilai wajar merupakan suatu
estimasi yang dihasilkan dari data yang
dapat
diobservasi
dari
instrumen
keuangan yang sejenis, menggunakan
model-model untuk mendapatkan estimasi
nilai kini dari arus kas masa depan yang
diharapkan atau teknik penilaian lainnya
menggunakan input (sebagai contoh
LIBOR yield curve, nilai tukar mata uang
asing,
volatilitas
dan
counterparty
spreads) yang tersedia pada tanggal
laporan posisi keuangan konsolidasian.

For all other financial instruments which


not provided quoted in an active market,
fair value is determined using valuation
techniques. In these techniques, fair
values are estimated from observable
data in respect of similar financial
instruments, using models to estimate the
present value of expected future cash
flows or other valuation techniques, using
inputs (for example, LIBOR yield curve,
foreign currency rates, volatilities and
counterparty spreads) existing at the
dates of the consolidated statements of
financial position.

Perseroan
dan
Entitas
Anak
menggunakan beberapa teknik penilaian
yang digunakan secara umum untuk
menentukan nilai wajar dari instrumen
keuangan, seperti opsi suku bunga dan
swap mata uang asing. Input yang
digunakan dalam teknik penilaian untuk
instrumen keuangan di atas adalah data
pasar yang dapat diobservasi.

The Company and Subsidiaries uses


widely recognized valuation models for
determining fair values of financial
instruments, such as options of interest
rate and foreign currency swaps. For
these financial instruments, inputs into
models are generally market-observable.

Untuk instrumen yang lebih kompleks,


Perseroan
dan
Entitas
Anak
menggunakan model penilaian internal,
yang pada umumnya berdasarkan teknik
dan metode penilaian yang umumnya
diakui sebagai standar industri.

For more complex instruments, the


Company and Subsidiaries uses internally
developed models, which are usually
based on valuation methods and
techniques generally recognized as
standard within the industry.

Beberapa input dari model ini tidak


berasal dari data yang dapat diobservasi
di pasar dan demikian merupakan hasil
estimasi berdasarkan asumsi tertentu.

Some of the inputs to these models may


not be market observable and are
therefore
estimated
based
on
assumptions.

Structured interest rate


derivatives
ditentukan menggunakan option pricing
models (sebagai contoh, the BlackScholes model) atau prosedur lainnya
seperti Monte Carlo Simulation.

Structured interest rate derivatives are


measured using appropriate option pricing
models (for example, the Black-Scholes
model) or other procedures such as
Monte Carlo Simulation.

22

427

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.

AKUNTANSI

YANG

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

ACCOUNTING

c. Financial Assets and Liabilities (continued)

(v) Penghentian Pengakuan

(v)

Derecognition
Financial assets are derecognized when
the contractual rights to receive the cash
flows from these assets have ceased to
exist or the assets have been transferred
and substantially all the risks and rewards
of ownership of the assets are also
transferred (that is, if substantially all the
risks and rewards have not been
transferred,
the
Company
and
Subsidiaries tests control to ensure that
continuing involvement on the basis of
any retained powers of control does not
prevent derecognition). Financial liabilities
are derecognized when the obligations
under the contract is discharged or
cancelled or expired.

Penghentian pengakuan aset keuangan


dilakukan ketika hak kontraktual untuk
menerima arus kas yang berasal dari aset
keuangan tersebut berakhir, atau ketika
aset keuangan tersebut telah dialihkan
dan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas kepemilikan aset telah
ditransfer (jika, secara substansial seluruh
risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka
Perseroan dan Entitas Anak melakukan
evaluasi untuk memastikan keterlibatan
berkelanjutan atas kontrol yang masih
dimiliki tidak mencegah penghentian
pengakuan).
Liabilitas
keuangan
dihentikan pengakuannya ketika liabilitas
yang telah ditetapkan dalam kontrak
dihentikan
atau
dibatalkan
atau
kedaluwarsa.
(vi) Penyesuaian Risiko Kredit

(vi) Credit Risk Adjustments


The Company adjusts the price in the
more advantageous market to reflect any
differences in counterparty credit risk
between instruments traded in that market
and the ones being valued for financial
asset positions. In determining the fair
value of financial liability positions, the
Company's own credit risk associated
with the instrument is taken into account.

Perseroan menyesuaikan harga di pasar


yang
lebih
menguntungkan
untuk
mencerminkan adanya perbedaan risiko
kredit pihak lawan antara instrumen yang
diperdagangkan di pasar tersebut dengan
instrumen yang dinilai untuk posisi aset
keuangan. Dalam menentukan nilai wajar
posisi liabilitas keuangan, risiko kredit
Perseroan terkait dengan instrumen harus
diperhitungkan.
(vii) Reklasifikasi Instrumen Keuangan

(vii) Reclassification
Instruments

of

Financial

The Company and Subsidiaries does not


reclassify any financial instruments out of
or into the fair value through profit or loss
category while it is held or issued.

Perseroan dan Entitas Anak tidak


mereklasifikasi instrumen keuangan dari
atau ke kategori instrumen keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi selama instrumen
keuangan
tersebut
dimiliki
atau
diterbitkan.

428

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

23

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.

AKUNTANSI

YANG

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)


(vii) Reklasifikasi
(lanjutan)

Instrumen

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

ACCOUNTING

c. Financial Assets and Liabilities (continued)

Keuangan

(vii) Reclassification
of
Instruments (continued)

Financial

Perseroan dan Entitas Anak tidak


mengklasifikasikan
aset
keuangan
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, jika dalam tahun berjalan atau
dalam
kurun
waktu
dua
tahun
sebelumnya,
telah
menjual
atau
mereklasifikasi investasi dimiliki hingga
jatuh tempo melebihi jumlah yang tidak
signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari
jumlah yang tidak signifikan dibandingkan
dengan jumlah nilai investasi dimiliki
hingga jatuh tempo), kecuali penjualan
atau reklasifikasi tersebut:

The Company and Subsidiaries does not


classify any financial assets as held-tomaturity if the entity has, during the
current financial year or during the two
preceding financial years, sold or
reclassified more than an insignificant
amount of held-to-maturity investments
before maturity (more than insignificant in
relation to the total amount of held-tomaturity investments) other than sales or
reclassifications that:

dilakukan ketika aset keuangan sudah


mendekati jatuh tempo atau tanggal
pembelian
kembali
di
mana
perubahan suku bunga pasar tidak
akan berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai wajar aset keuangan
tersebut;

are so close to maturity or the financial


asset's call date that changes in the
market rate of interest would not have
a significant effect on the financial
asset's fair value;

terjadi setelah Perseroan dan Entitas


Anak telah memperoleh secara
substansial seluruh jumlah pokok
awal aset keuangan tersebut sesuai
jadwal pembayaran atau pelunasan
dipercepat; atau

occur after the Company and


Subsidiaries
has
collected
substantially all of the financial asset's
original principal through scheduled
payments or prepayments; or

terkait dengan kejadian tertentu yang


berada di luar kendali Perseroan dan
Entitas Anak, tidak berulang dan tidak
dapat diantisipasi secara wajar oleh
Perseroan dan Entitas Anak.

are attributable to an isolated event


that is beyond the Company and
Subsidiaries' control, is non-recurring
and could not have been reasonably
anticipated by the Company and
Subsidiaries.

Reclassification of financial assets from


held to maturity classification to available
for sale are recorded at fair value.
Unrealized gains or losses are recognized
in the equity section until the financial
assets is derecognized, at which time the
cumulative gain or loss previously
recognized in equity is recognized in the
consolidated
statements
of
comprehensive income.

Reklasifikasi
aset
keuangan
dari
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke
kelompok tersedia untuk dijual dicatat
sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi tetap
diakui dalam komponen ekuitas sampai
aset keuangan tersebut dihentikan
pengakuannya, dimana pada saat itu
keuntungan atau kerugian kumulatif yang
sebelumnya diakui dalam ekuitas harus
diakui
pada
laporan
laba
rugi
komprehensif konsolidasian.

24

429

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
c.

AKUNTANSI

YANG

Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

c. Financial Assets and Liabilities (continued)

(viii) Klasifikasi atas Instrumen Keuangan

(viii) Classes of Financial Instruments


The Company and Subsidiaries classifies
the financial instruments into classes that
reflects the nature of information and take
into account the characteristic of those
financial instruments. The classification
can be seen in the table below.

Perseroan
dan
Entitas
Anak
mengklasifikasikan instrumen keuangan
ke dalam klasifikasi tertentu yang
mencerminkan sifat dari informasi dan
mempertimbangkan karakteristik dari
instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi
ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Instrumen Keuangan/
Financial
Instruments

Aset keuangan/
Financial assets

Kategori yang
didefinisikan oleh
PSAK No. 55 (Revisi 2011)/
Category as defined by
PSAK No. 55 (Revised 2011)

Golongan/
Class

Pinjaman yang diberikan dan piutang/


Loans and receivables

Aset keuangan tersedia dijual/


Available-for-sale financial assets

Liabilitas keuangan/
Financial liabilities

Liabilitas keuangan yang diukur dengan


biaya perolehan diamortisasi/
Financial liabilities at amortized cost

Investasi pada surat berharga/Investment in securities


Utang usaha/Trade payables
Pinjaman bank jangka pendek/Short-term bank loan
Provisi jangka pendek/Short-term provision
Utang lainnya/Other payables
Pinjaman bank jangka panjang - jatuh tempo dalam waktu satu tahun/Long-term
bank loans - current maturities
Utang pembiayan konsumen - jatuh tempo dalam waktu satu tahun/Consumer
financing liabilities - current maturities
Pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun/Long-term bank loan - net of current maturities
Utang pembiayan konsumen setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun/Consumer financing liabilities - net of current maturities

(ix) Offsetting financial instrument


Financial assets and liabilities are offset
and the net amount presented in the
consolidated statements of financial
position when there is a legally
enforceable right to offset the recognized
amounts and there is an intention to settle
on a net basis or realize the asset and
settle the liability simultaneously.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan


saling hapus buku dan nilai netonya
disajikan dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian jika memiliki hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan
saling hapus buku atas jumlah yang telah
diakui tersebut dan berniat untuk
menyelesaikan secara neto atau untuk
merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitasnya secara simultan.
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

d.

Transactions with related parties


The
Company
and
Subsidiaries
has
transactions with related parties as defined in
PSAK No. 7 (Revised 2010).

Perseroan dan Entitas Anak mempunyai


transaksi dengan pihak berelasi sebagaimana
didefinisikan pada PSAK No. 7 (Revisi 2010).

430

Subgolongan/
Subclass

Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents


Piutang usaha/Trade receivables
Pendapatan yang masih harus diterima/Accrued income
Piutang lainnya/Other receivables
Aset lancar lainnya
Bank garansi jatuh tempo/Bank guarantee already
matured
Piutang jangka panjang/Long-term receivables

(ix) Saling Hapus Instrumen Keuangan

d.

ACCOUNTING

25

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
d.

Transaksi
(lanjutan)

dengan

AKUNTANSI

Pihak-pihak

YANG

Berelasi

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
d.

Transactions
(continued)

with

ACCOUNTING

related

parties

Saldo dan transaksi yang material antara


Perseroan dan Entitas Anak dengan
Pemerintah Negara Republik Indonesia dan
entitas
berelasi
dengan
Pemerintah
diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan
konsolidasian
yang
relevan.
Perseroan dan Entitas Anak memilih untuk
mengungkapkan transaksi dengan entitas
berelasi
dengan
Pemerintah
dengan
menggunakan pengecualian dari persyaratan
pengungkapan pihak berelasi.

Significant transactions and balances of the


Company
and
Subsidiaries
with
the
Government of the Republic of Indonesia and
Government-related entities are disclosed in
the relevant notes to the consolidated financial
statements. The Company and Subsidiaries
elected to disclose the transactions with
Government-related
entities,
using
the
exemption from general related party
disclosure requirements.

Suatu pihak dianggap berelasi


Perseroan dan Entitas Anak jika:

A party is considered to be related to the


Company and Subsidiaries if:

1.

2.
3.

4.

5.

6.

7.

dengan

langsung, atau tidak langsung yang


melalui satu atau lebih perantara, suatu
pihak
(i)
mengendalikan,
atau
dikendalikan oleh, atau berada di bawah
pengendalian
bersama,
dengan
Perseroan dan Entitas Anak; (ii) memiliki
kepentingan dalam Perseroan dan Entitas
Anak
yang
memberikan
pengaruh
signifikan atas Perseroan dan Entitas
Anak; atau (iii) memiliki pengendalian
bersama atas Perseroan dan Entitas
Anak;
pihak yang berelasi dengan Perseroan
Entitas Anak;
suatu pihak adalah ventura bersama
dimana Perseroan dan Entitas Anak
sebagai venturer;
suatu pihak adalah anggota dari personil
manajemen kunci Perseroan dan Entitas
Anak atau induk;
suatu pihak adalah anggota keluarga
dekat dari individu yang diuraikan dalam
butir (1) atau (4);
suatu pihak adalah entitas yang
dikendalikan, dikendalikan bersama atau
dipengaruhi signifikan oleh atau untuk di
mana hak suara signifikan pada beberapa
entitas, langsung maupun tidak langsung,
individu seperti diuraikan dalam butir (4)
atau (5); atau
suatu pihak adalah suatu program
imbalan paska kerja untuk imbalan kerja
dari Perseroan dan Entitas Anak atau
entitas yang terkait dengan Perseroan dan
Entitas Anak.

1.

directly, or indirectly through one or more


intermediaries, the party (i) controls, or is
controlled by, or is under common control
with, the Company and Subsidiaries; (ii)
has an interest in the Company and
Subsidiaries that gives it significant
influence over the Company and
Subsidiaries; or;(iii) has joint control over
the Company and Subsidiaries;

2.

the party is an associate of the Company


and Subsidiaries;
the party is a joint venture in which the
Company and Subsidiaries are venturers;

3.

4.

5.

26

the party is a member of the key


management personnel of the Company
and Subsidiaries or their parent;
the party is a close member of the family
of any individual referred to in (1) or (4);

6.

the party is an entity that is controlled,


jointly controlled or significantly influenced
by or for which significant voting power in
such entity resides with, directly or
indirectly, any individual referred to in (4)
or (5); or

7.

the party is a post employment benefit


plan for the benefit of employees of the
Company and Subsidiaries, or of any
entity that is a related party of the
Company and Subsidiaries.

431

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
d.

e.

f.

g.

Transaksi
(lanjutan)

dengan

AKUNTANSI
Pihak-pihak

YANG
Berelasi

d.

Transactions
(continued)

with

ACCOUNTING

related

parties

Transaksi
ini
dilakukan
berdasarkan
persyaratan yang disetujui oleh kedua belah
pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin
tidak sama dengan transaksi lain yang
dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak
berelasi.

The transactions are made based on term


agreed by the parties such terms may not be
the same as those of the transactions between
unrelated parties.

Seluruh transaksi dan saldo yang material


dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan
konsolidasian yang relevan.

All material transactions and balances with


related parties are disclosed in notes to the
consolidated financial statements.

Kas dan Setara Kas

e.

Cash and Cash Equivalents

Kas dan setara kas dalam laporan posisi


keuangan konsolidasian terdiri dari kas di
tangan dan bank dan deposito jangka pendek
yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau
kurang.

Cash and cash equivalents in the consolidated


statements of financial position comprise cash
on hand and in banks and short-term deposits
with a maturity of three months or less.

Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian,


kas dan setara kas terdiri dari kas dan
deposito jangka pendek seperti dijelaskan di
atas, setelah dikurangi saldo cerukan.

For the purpose of the consolidated statement


cash flows, cash and cash equivalents consist
of cash and short-term deposits as defined
above, net of outstanding bank overdrafts.

Persediaan

f.

Inventories

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah


antara biaya perolehan atau nilai realisasi
bersih (the lower of cost or net realizable
value).

Inventories are stated at the lower of cost or


net realizable value.

Biaya perolehan ditentukan dengan metode


masuk pertama, keluar pertama (first-in, firstout method). Penyisihan untuk persediaan
usang dan/atau penurunan nilai persediaan,
ditetapkan untuk menurunkan nilai tercatat
persediaan ke nilai realisasi bersih.

Cost of inventories is determined using first-in


first-out method. Allowance for inventory
obsolescence and decline in the value of
inventories are provided to reduce the carrying
value of inventories to their net realizable
value.

Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual


dalam kegiatan usaha normal, dikurangi
dengan estimasi biaya penyelesaian dan
taksiran biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan penjualan.

Net realizable value is the estimated selling


price in the ordinary course of business, less
estimated costs of completion and the
estimated costs necessary to make the sale.

Biaya Dibayar di Muka

g.

Prepaid Expenses
Prepaid expenses are amortized and change
to operating expense over the beneficial
periods benefited using the straight line
method.

Biaya dibayar dimuka diamortisasi dan


dibebankan pada beban usaha selama masa
manfaatnya dengan menggunakan metode
garis lurus (straight line method).

432

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

27

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
h.

AKUNTANSI

YANG

Aset Tetap

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
h.

ACCOUNTING

Fixed Assets

Perseroan dan Entitas anak memilih


menggunakan model biaya sebagai kebijakan
akuntansi pengukuran aset tetapnya, sehingga
nilai buku aset tetap, merupakan harga
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Pengakuan dan penilaian aset tetap sebagai
berikut:

The Company and Subsidiaries have chosen


cost model as the accounting policy for their
fixed assets, so the book value of fixed assets
is the acquisition cost less accumulated
depreciation and any impairment losses.
Recognition and valuation of fixed assets are
as follows:

Aset tetap bangunan

Building

Meliputi bangunan permanen yang didirikan


sesuai standar Perseroan dan Entitas Anak
yang memiliki masa manfaat ekonomis selama
20 tahun. Tarif penyusutannya ditetapkan
sebesar 5% per tahun.

Buildings include permanent buildings built


according to the Company and Subsidiaries
standards which have useful lives of 20 years.
The depreciation rate is 5% per year.

Aset tetap bukan bangunan

Non building

1.

1.

Group 1: Depreciable and has a useful life


not more than four years. The depreciation
rate is 50% per year.

2.

Group 2: Depreciable and has a useful life


more than four years and but not more
than eight years. The depreciation rate is
25% per year.

3.

Group 3: Depreciable and has a useful life


more than eight years and but not more
than sixteen years. The depreciation rate
is 12.5% per year.

4.

Group 4: Depreciable and has a useful life


more than sixteen years and but not more
than twenty years. The depreciation rate is
10% per year.

2.

3.

4.

Kelompok 1: Harta yang dapat disusutkan


dan tidak termasuk kelompok bangunan
yang mempunyai masa manfaat tidak
lebih
dari
empat
tahun.
Tarif
penyusutannya sebesar 50% per tahun.
Kelompok 2: Harta yang dapat disusutkan
dan tidak termasuk kelompok bangunan
yang mempunyai masa manfaat lebih dari
empat tahun dan tidak lebih dari delapan
tahun. Tarif penyusutannya sebesar 25%
per tahun.
Kelompok 3: Harta yang dapat disusutkan
dan tidak termasuk kelompok bangunan
yang mempunyai masa manfaat lebih dari
delapan tahun dan tidak lebih dari enam
belas tahun. Tarif penyusutannya sebesar
12,5% per tahun.
Kelompok 4: Harta yang dapat disusutkan
dan tidak termasuk kelompok bangunan
yang mempunyai masa manfaat lebih dari
enam belas tahun dan tidak lebih dari dua
puluh tahun. Tarif penyusutannya sebesar
10% per tahun.

The cost of maintenance and repairs is


charged to income as incurred. Significant cost
of replacing part of assets and major
inspection cost are recognized in the carrying
amount of the assets if the recognition criteria
are met. When assets are retired or otherwise
disposed of, their carrying values and the
related accumulated depreciation are removed
from the accounts and any resulting gain or
loss is reflected in the consolidated statements
of comprehensive income.

Biaya
pemeliharaan
dan
perbaikan
dibebankan
pada
laporan
laba
rugi
komprehensif pada saat terjadinya. Biaya
penggantian komponen suatu aset dan biaya
inspeksi yang signifikan diakui dalam jumlah
tercatat aset jika memenuhi kriteria untuk
diakui sebagai bagian dari aset. Aset tetap
yang sudah tidak digunakan lagi atau yang
dijual, biaya perolehan serta akumulasi
penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset
tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi
yang terjadinya dibukukan dalam laporan laba
rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

28

433

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
h.

i.

434

AKUNTANSI

YANG

Aset Tetap (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
h.

ACCOUNTING

Fixed Assets (continued)

Sehubungan dengan ISAK No. 25, hak atas


tanah, termasuk biaya pengurusan legal hak
yang timbul pada awal perolehan hak atas
tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan
dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi
sehubungan dengan pembaharuan atau
perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan
dan diamortisasi selama periode hak atas
tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis
tanah, mana yang lebih pendek.

In accordance with ISAK No. 25, landrights


including the legal costs incurred at initial
acquisition of landrights, are capitalized as
past of the cost of the land and not amortized.
Specific costs associated with the renewal or
extension of land titles are deferred and
amortized over the legal term of the landrights
or economic life of the land, whichever is
shorter.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar


biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut
termasuk biaya pembangunan, biaya pegawai
langsung, biaya tidak langsung dan biaya
pinjaman
yang
terjadi
selama
masa
pembangunan yang timbul dari hutang yang
digunakan untuk pembangunan aset tersebut.
Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan
ke
masing-masing
aset
tetap
yang
bersangkutan pada saat aset tersebut selesai
dikerjakan dan siap digunakan.

Construction in progress are stated at cost.


The acquisition cost includes construction cost,
direct personnel costs, indirect costs and
borrowing
costs
incurred
during
the
construction period arising from the debt used
for construction of the asset. The accumulated
costs will be transferred to each related fixed
asset at the time those are completed and
ready for use.

Nilai residu, estimasi masa manfaat dan


metode
penyusustan
direview
dan
disesuaikan,
setiap
akhir
tahun,
bila
diperlukan.

The residual values, estimated useful lives,


and depreciation method are reviewed and
adjusted, at year end, if necessary.

Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

i.

Impairment of Non-Financial Assets

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perseroan dan


Entitas Anak menerapkan secara prospektif
PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai
Aset.

Effective January 1, 2012, the Company and


Subsidiaries prospectively adopted PSAK
No. 48 (Revised 2009), Impairment of Assets.

PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan


prosedur-prosedur yang diterapkan entitas
agar aset dicatat tidak melebihi jumlah
terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi
jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut
melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui
penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus
demikian, aset mengalami penurunan nilai dan
pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui
rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini
juga menentukan kapan entitas membalik
suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan
yang diperlukan.

PSAK No. 48 (Revised 2009) prescribes the


procedures to be employed by an entity to
ensure that its assets are carried at no more
than the recoverable amount. An asset is
carried at more than its recoverable amount if
its carrying amount exceeds the amount to be
recovered through use or sale of the asset. If
this is the case, the asset is described as
impaired and this revised PSAK requires the
entity to recognize an impairment loss. This
revised PSAK also specifies when an entity
should reverse an impairment loss and
prescribes disclosures.

29

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)
i.

Penurunan
(lanjutan)

Nilai

AKUNTANSI

Aset

YANG

Non-Keuangan

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
i.

of

Non-Financial

Assets

The Company and Subsidiaries assess at the


end of each reporting period whether there is
an indication that an asset may be impaired. If
any such indication exists, or when annual
impairment testing for an asset is required, the
Company and Subsidiaries make an estimate
of the assets recoverable amount.

Pada setiap akhir periode pelaporan,


Perseroan dan Entitas Anak menilai apakah
terdapat indikasi suatu aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut
atau pada saat pengujian penurunan nilai aset
diperlukan, maka Perseroan dan Entitas Anak
membuat estimasi formal jumlah terpulihkan
aset tersebut.
j.

Impairment
(continued)

ACCOUNTING

Properti Investasi

j.

Investment Properties

Efektif 1 Januari 2012, Perseroan dan Entitas


anak menerapkan PSAK No. 13 (Revisi 2011),
Properti Investasi. PSAK revisi ini mengatur
pengakuan, pengukuran dan pengungkapan
properti investasi yang meliputi pengukuran
properti investasi yang diakui dalam akun
sewa dicatat sebagai sewa pembiayaan dan
pengukuran dalam laporan keuangan lessor
atas properti investasi yang disediakan kepada
lessee sebagai sewa operasi. Penerapan
PSAK revisi ini tidak berdampak signifikan
terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Effective January 1, 2012, the Company and


Subsidiaries adopted PSAK No. 13 (Revised
2011), Investment Property. The revised
PSAK
prescribes
the
recognition,
measurement and disclosure of investment
property which includes the measurement in a
lessee's financial statements of investment
property interests held under a lease
accounted for as a finance lease and to the
measurement in a lessor's financial statements
of investment property provided to a lessee
under an operating lease. The adoption of this
revised PSAK has no significant impact on the
consolidated financial statements.

Properti investasi dinyatakan sebesar biaya


perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi
akumulasi penyusutan dan penurunan nilai,
jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan.
Jumlah tercatat termasuk bagian biaya
penggantian dari properti investasi yang ada
pada saat terjadinya biaya, jika kriteria
pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk
biaya harian penggunaan properti investasi.

Investment properties are stated at cost


including transaction cost less accumulated
depreciation and impairment loss, if any,
except for land which is not depreciated. Such
cost includes the cost of replacing part of the
investment properties, if the recognition criteria
are met, and excludes the daily expenses on
their usage.

Properti investasi Perseroan dan Anak


Perseroan terdiri dari tanah, bangunan, dan
prasarana, yang dikuasai Perseroan untuk
menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai
atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa untuk tujuan administrasi atau dijual
dalam kegiatan usaha sehari-hari.

The Company and Subsidiaries investment


properties consist of land, buildings, and
infrastructure, which are held to earn rentals or
for capital appreciation or both, and not to be
used in the production or supply of goods or
services for administrative purposes or sale in
the daily business activities.

Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung


dengan menggunakan metode garis lurus
selama umur manfaat aset adalah 20 tahun.

Depreciation of buildings and improvements is


computed using the straight line method over
the estimated useful lives of assets which is
20 years.

30

435

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)

j.

k.

436

AKUNTANSI

YANG

Properti Investasi (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

j.

ACCOUNTING

Investment Properties (continued)

Properti investasi dihentikan pengakuannya


pada saat pelepasan atau ketika properti
investasi tersebut tidak digunakan lagi secara
permanen dan tidak memiliki manfaat
ekonomis di masa depan yang dapat
diharapkan pada saat pelepasannya. Laba
atau rugi yang timbul dari penghentian atau
pelepasan properti investasi diakui dalam
laporan laba rugi dalam tahun terjadinya
penghentian atau pelepasan tersebut.

An
investment
property
should
be
derecognized upon disposal or when the
investment property is permanently withdrawn
from use and no future economic benefits are
expected from its disposal. Gains or losses
arising from the retirement or disposal of an
investment property is credited or charged to
operations in the year the asset is
derecognized.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika,


dan
hanya
jika,
terdapat
perubahan
penggunaan
yang
ditunjukkan
dengan
berakhirnya
pemakaian
oleh
pemilik,
dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau
selesainya
pembangunan
atau
pengembangan.
Transfer
dari
properti
investasi dilakukan jika, dan hanya jika,
terdapat
perubahan
penggunaan
yang
ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan
oleh pemilik atau dimulainya pengembangan
untuk dijual.

Transfers to investment properties should be


made when, and only when, there is a change
in use, evidenced by the end of owneroccupation, commencement of an operating
lease to another party or end of construction or
development. Transfers from investment
properties should be made when, and only
when, there is a change in use, evidenced by
the commencement of owner occupation or
commencement of development with a view to
sell.

Aset Takberwujud

k.

Intangible assets

Aset takberwujud yang diperoleh secara


terpisah diukur pada pengakuan awal pada
biaya. Biaya aset takberwujud yang diperoleh
dalam penggabungan usaha adalah nilai wajar
pada tanggal akuisisi. Setelah pengakuan
awal, aset takberwujud dicatat sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan
akumulasi penurunan nilai, jika ada. Aset
takberwujud yang dihasilkan secara internal,
termasuk biaya pengembangan dikapitalisasi,
tidak dikapitalisasi dan pengeluaran tercermin
dalam laporan laba rugi pada tahun di mana
pengeluaran tersebut terjadi.

Intangible assets acquired separately are


measured on initial recognition at cost.
The cost of intangible assets acquired in a
business combination is its fair value as at the
date of acquisition. Following initial recognition,
intangible assets are carried at cost less any
accumulated amortization and accumulated
impairment losses, if any. Internally generated
intangible assets, excluding capitalized
development cost, are not capitalized and
expenditure is reflected in profit or loss in the
year in which the expenditure is incurred.

Masa manfaat dari aset takberwujud dinilai


sebagai baik terbatas atau tidak terbatas.
Aset takberwujud dengan kehidupan terbatas
diamortisasi selama masa manfaat ekonomis
dan dinilai untuk penurunan nilai apabila
terdapat indikasi bahwa aset takberwujud
mungkin terganggu. Periode amortisasi dan
metode amortisasi untuk aset takberwujud
dengan umur manfaat yang terbatas ditinjau
setidaknya pada setiap akhir periode
pelaporan.

The useful lives of intangible assets are


assessed as either finite or indefinite.
Intangible assets with finite lives are amortized
over the useful economic life and assessed for
impairment whenever there is an indication
that the intangible asset may be impaired. The
amortization period and the amortization
method for an intangible asset with a finite
useful life is reviewed at least at the end of
each reporting period.

31

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)

k.

l.

AKUNTANSI

YANG

Aset Takberwujud (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

k.

ACCOUNTING

Intangible assets (continued)

Perubahan masa manfaat yang diharapkan


atau pola yang diharapkan dari konsumsi
manfaat ekonomi masa depan yang aset
tersebut dicatat dengan mengubah periode
amortisasi atau metode, yang sesuai, dan
diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi. Beban amortisasi aset takberwujud
dengan masa manfaat terbatas diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
dalam kategori biaya sesuai dengan fungsi
dari aset takberwujud.

Changes in the expected useful life or the


expected pattern of consumption of future
economic benefits embodied in the asset is
accounted for by changing the amortization
period or method, as appropriate, and are
treated as changes in accounting estimates.
The amortization on intangible assets with
finite lives is recognized in profit or loss in the
expense category consistent with the function
of the intangible assets.

Aset takberwujud dengan masa manfaat tidak


terbatas tidak diamortisasi, tetapi diuji untuk
penurunan nilai setiap tahunnya, baik secara
individual maupun pada tingkat unit penghasil
kas. Penilaian kehidupan terbatas ditinjau
setiap tahun untuk menentukan apakah
kehidupan terbatas terus menjadi supportable.
Jika tidak, perubahan masa manfaat dari tak
terbatas untuk terbatas dibuat secara
prospektif.

Intangible assets with indefinite useful lives are


not amortized, but are tested for impairment
annually, either individually or at the cashgenerating unit level. The assessment of
indefinite life is reviewed annually to determine
whether the indefinite life continues to be
supportable. If not, the change in useful life
from indefinite to finite is made on a
prospective basis.

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian


pengakuan aset takberwujud diukur sebagai
perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan
dan jumlah tercatat dari aset dan diakui dalam
laporan laba rugi ketika aset tersebut
dihentikan pengakuannya.

Gains or losses arising from derecognition of


an intangible asset are measured as the
difference between the net disposal proceeds
and the carrying amount of the asset and are
recognized in profit or loss when the asset is
derecognized.

Provisi

l.

Provision

Provisi diakui jika Perseroan dan Entitas Anak


memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum
maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai
akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan
penyelesaian
kewajiban
tersebut
mengakibatkan arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi dan estimasi
yang andal mengenai jumlah kewajiban
tersebut dapat dibuat.

Provisions are recognized when the Company


and Subsidiaries have a present obligation
(legal or constructive) as a result of a past
event, it is probable that an outflow of
resources embodying economic benefits will
be required to settle the obligation and a
reliable estimate can be made of the amount of
the obligation.

Jika Perseroan mengharapkan sebagian atau


seluruh provisi diganti, maka penggantian
tersebut diakui sebagai aset yang terpisah
tetapi hanya pada saat timbul keyakinan
pengantian pasti diterima. Beban yang terkait
dengan provisi disajikan secara neto setelah
dikurangi jumlah yang diakui sebagai
penggantiannya. Provisi ditelaah pada setiap
tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk
mencerminkan estimasi terbaik yang paling
kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus
keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi untuk menyelesaikan
kewajiban tersebut, maka provisi dibatalkan.

Where the Company and Subsidiaries expect


some or all of a provision to be reimbursed, the
reimbursement is recognized as a separate
asset but only when the reimbursement is
virtually certain. The expense relating to any
provision is presented in the profit or loss net
of any reimbursement. Provisions are reviewed
at each reporting date and adjusted to reflect
the current best estimate. If it is no longer
probable that an outflow of resources
embodying economic benefits will be required
to settle the obligation, the provision is
reversed.

32

437

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)

AKUNTANSI

YANG

m. Pembagian Laba

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

m. Profit Sharing
According to the Articles of Association
through Deed No. 117, share of net profit after
tax is used for Reserves, Dividends, Tantiem
and Community Development (percentage set
each year in the General Meeting of
Shareholders (RUPS)).

Sesuai dengan Akta Pendirian/Anggaran


Dasar Perseroan Nomor 117, pembagian laba
bersih setelah pajak dipergunakan untuk
Cadangan, Dividen, Tantiem dan Bina
Lingkungan (presentasenya ditetapkan tiap
tahun dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)).
n.

Pengakuan Pendapatan dan Beban


(i)

438

ACCOUNTING

n.

Revenue and Expenses Recognition


(i)

Pendapatan diakui sebesar nilai bruto,


dicatat pada saat kemungkinan besar
manfaat ekonomi akan diterima dan dapat
diukur secara andal.

Revenue is recognized at gross value,


recorded at the time when economic
benefits are likely will be accepted and
can be measured reliably.

(ii) Biaya/beban
(kecuali
penyusutan,
amortisasi dan penyisihan), diakui pada
saat terjadinya transaksi sebesar kas yang
akan dan telah dikeluarkan atau sebesar
harga barang dan atau jasa yang
dikonsumsi.

(ii) Costs/expenses (excluding depreciation,


amortization
and
provisions),
are
recognized when the transactions are for
cash that will be and have been issued or
for the price of goods or services
consumed.

(iii) Biaya
penyusutan,
amortisasi
dan
penyisihan diakui secara periodik sebesar
harga perolehan atau penurunan manfaat
ekonomis
atau
kemungkinan
tidak
tertagihnya piutang pada periode berjalan.

(iii) Depreciation, amortization and provision


for periodic recognized at cost or decrease
in economic benefits or the possibility of
uncollectible accounts receivable in the
current period.

(iv) Sesuai dengan PSAK No. 61 Akuntansi


Hibah Pemerintah dan Pengungkapan
Bantuan
Pemerintah,
Perseroan
mengakui dana penggantian penugasan
Kewajiban Pelayanan Umum (KPU)
sebagai pendapatan karena berkaitan
dengan penggantian atas kegiatan jasa
yang telah diberikan oleh Perseroan,
walaupun yang memberikan adalah
pemegang saham (Pemerintah Republik
Indonesia). Pemberian dana penggantian
penugasan KPU tersebut sebagai subsidi
(kompensasi) atas kegiatan pemberian
jasa yang telah diberikan Perseroan
kepada masyarakat di daerah terpencil.

(iv) According to PSAK No. 61 of Accounting


for Government Grants and Disclosure of
Government Assistance, the Company
recognized a liability fund replacement of
the assignment of Public Service
Obligation (PSO) as revenue as
reimbursement for activities related to
services that have been granted by the
Company, although it is given by the
shareholder (Government of Republic of
Indonesia). Replacement funding of
assignment
of
PSO
as
subsidy
(compensation) for the function of
providing services that the Company has
been awarded to communities in remote
areas.

(v) Transaksi penerimaan dana bantuan


Universal Post Union (UPU) dalam rangka
program QSF-UPU berkaitan juga dengan
peningkatan pelayanan pos internasional
oleh Perseroan sebagai anggota dari UPU
dan APPU yang wajib memberikan
layanan universal dengan mutu kepuasan
kebutuhan pelanggan yang sesuai dengan
standar organisasi, maka Perseroan
menyajikan
transaksi
ini
sebagai
pendapatan dari pos internasional.

(v) Transaction revenue grants of Universal


Post Union (UPU) in order to program
QSF-UPU is also associated with an
increase in international postal services by
the Company as a member of the UPU
and APPU are obliged to provide universal
service satisfaction with the quality of
customer needs in accordance with
organizational standards, the Company
presents these transactions as revenue
from international mail.

33

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)

o.

AKUNTANSI

YANG

Pajak Penghasilan

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

o.

ACCOUNTING

Income Tax

Efektif 1 Januari 2012, Perseroan dan Entitas


Anak menerapkan PSAK Nomor 46 (Revisi
2011), "Akuntansi Pajak Penghasilan". PSAK
revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk
pajak penghasilan untuk memperhitungkan
konsekuensi pajak kini dan masa depan
pemulihan di masa depan (penyelesaian)
jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui
dalam laporan posisi keuangan konsolidasian,
dan transaksi dan peristiwa lainnya periode
berjalan yang diakui dalam laporan keuangan
konsolidasian.
Penerapan
PSAK
revisi
mengatakan tidak memiliki dampak yang
signifikan
terhadap
laporan
keuangan
konsolidasian.

Effective January 1, 2012, the Company and


Subsidiaries adopted PSAK No. 46 (Revised
2011), Accounting for Income Taxes.
The revised PSAK prescribes the accounting
treatment for income taxes to account for the
current and future tax consequences of the
future recovery (settlement) of the carrying
amount of assets (liabilities) that are
recognized in the consolidated statement of
financial position; and transactions and other
events of the current period that are
recognized in the consolidated financial
statements. The adoption of the said revised
PSAK has no significant impact on the
consolidated financial statements.

Beban pajak tahun berjalan dicadangkan


berdasarkan pada estimasi penghasilan kena
pajak untuk tahun berjalan. Aset dan liabilitas
pajak
tangguhan
diakui atas seluruh
perbedaan temporer antara pencatatan
komersial dan dasar pengenaan pajak aset
dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan.
Manfaat pajak di masa yang akan datang,
seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan
juga diakui apabila besar kemungkinan
manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.

Current income tax expense is provided based


on the estimated taxable income for the year.
Deferred tax assets and liabilities are
recognized for temporary differences between
the financial and the tax bases of assets and
liabilities at the end of each of reporting period.
Future tax benefits, such as the carry-forward
of unused tax losses, are also recognized to
the extent that realization of such benefits is
probable.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung


dengan menggunakan tarif pajak yang akan
berlaku pada saat aset dipulihkan atau
liabilitas diselesaikan, yaitu dengan tarif pajak
(dan peraturan pajak) yang telah diberlakukan
atau yang secara substansial telah berlaku
pada akhir periode pelaporan. Perubahaan
nilai tercatat aset dan liabilitas pajak
tangguhan yang disebabkan oleh perubahaan
tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan,
kecuali
untuk
transaksi-transaksi
yang
sebelumnya telah langsung dibebankan atau
dikreditkan ke ekuitas. Nilai tercatat aset pajak
tangguhan harus ditinjau kembali pada akhir
periode pelaporan. Perseroan dan Entitas
Anak harus menurunkan nilai tercatat apabila
laba fiskal tidak mungkin memadai untuk
mengkompensasi sebagian atau semua aset
pajak tangguhan.

Deferred tax assets and liabilities are


measured at the tax rates that are expected to
apply to the period when the asset is realized
or the liability is settled, based on the tax rates
(and tax laws) that have been enacted or
substantially enacted at the end of the
reporting period. The change of the carrying
value of deferred tax assets and liabilities
caused by the change of tax rates is charged
to the current year, except for transactions that
previously had been charged or credited
directly to equity. The carrying amount of
deferred tax assets is reviewed at each the
end of each reporting period. The Company
and Subsidiaries shall reduce the carrying
value if there will be no sufficient taxable
income against all or part of deferred tax
assets can be utilized.

Penyesuaian terhadap liabilitas pajak dicatat


pada saat menerima surat ketetapan pajak
atau, jika dilakukan naik banding, pada saat
hasil banding diputuskan.

Adjustments to tax liabilities are recorded at


the time of receiving tax assessment or, if
appeal, when the appeal was decided.

34

439

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)

p.

AKUNTANSI

YANG

Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang


Asing

p.

Transactions

and

Effective January 1, 2012, the Company


adopted PSAK No. 10 (Revised 2011),
The Effects of Changes in Foreign Exchange
Rates. The revised PSAK prescribes how to
include foreign currency transactions and
foreign operations in the financial statements
of an entity and translate financial statements
into a presentation currency. Each entity
considers the primary indicators and other
indicators in determining its functional
currency. This revised PSAK has been applied
retrospectively and the adoption of which has
no significant impact on the financial
statements.

Transaksi dalam mata uang asing dicatat


dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku
pada saat transaksi dilakukan. Pada akhir
periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter
dalam mata uang asing disesuaikan untuk
mencerminkan kurs yang berlaku, sesuai
publikasi terakhir oleh Bank Indonesia. Laba
atau rugi selisih kurs yang terjadi, dikreditkan
atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Transactions involving foreign currencies are


recorded at the exchange rates prevailing at
the time the transactions are made. At the end
of the reporting period, monetary assets and
liabilities are adjusted to describe the last
exchange rate which was published by Bank
Indonesia on the current year. The resulting
gains or losses are credited or charged to
operations of the current year.

Kurs
yang
digunakan
pada
tanggal
31 Desember 2014, 2013 dan 2012, adalah
sebagai berikut:

The exchange rates used as of December 31,


2014, 2013 dan 2012, were as follows:

1 Dolar Amerika Serikat (AS$)


1 Euro Eropa (EUR)
1 Poundsterling Inggris (GBP)
1 Dolar Singapura (SGD)
1 Franc Swiss (CHF)

12.440,00
15.133,27
19.370,34
9.422,11
12.582,83

2013

2012

12.189.00
16.821.44
20.096.63
9.627.99
13.731.78

Imbalan Kerja

9.670,00
12.809,86
15.578,86
7.907,12
10.596,70

q.

United Sates Dollar 1 (USD)


European Euro1 (EUR)
GB Poundsterling 1 (GBP)
Singapore Dollar 1 (SGD)
Swiss Franc (CHF)

Employee Benefits
Effective January 1, 2012, the Company and
Subsidiaries adopted PSAK No. 24 (Revised
2010), Employee Benefits. PSAK No. 24
(Revised 2010) provides guidance for the
calculation and additional disclosures for
employee benefits with some transitional
provisions. It provides an option for recognition
of actuarial gains or losses in addition to using
the corridor approach, that is, the immediate
recognition of actuarial gains or losses in the
period in which such gains or losses occur as
part of other comprehensive income.

Efektif 1 Januari 2012, Perseroan dan Entitas


Anak menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010),
"Imbalan Kerja". PSAK No. 24 (Revisi 2010)
memberikan pedoman untuk perhitungan dan
tambahan pengungkapan atas imbalan kerja
dengan beberapa ketentuan transisi. Ini
memberikan
pilihan
bagi
pengakuan
keuntungan atau kerugian aktuaria selain
menggunakan pendekatan koridor, yaitu,
pengakuan langsung dari keuntungan atau
kerugian aktuaria pada periode dimana
keuntungan atau kerugian terjadi sebagai
bagian dari pendapatan komprehensif lainnya.

440

Foreign
Currency
Balances

ACCOUNTING

Efektif 1 Januari 2012, Perseroan menerapkan


PSAK No 10 (Revisi 2011), "Pengaruh
Perubahan Kurs Valuta Asing". PSAK revisi
mengatur bagaimana memasukkan transaksi
mata uang asing dan kegiatan usaha luar
negeri ke dalam laporan keuangan dan
menjabarkan laporan keuangan ke dalam
suatu mata uang pelaporan. Setiap entitas
mempertimbangkan indikator utama dan
indikator lainnya dalam menentukan mata
uang fungsional. PSAK revisi ini telah
diterapkan secara retrospektif dan penerapan
yang memiliki dampak yang tidak signifikan
terhadap laporan keuangan.

2014

q.

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

35

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)

q.

AKUNTANSI

YANG

Imbalan Kerja (lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

q.

ACCOUNTING

Employee Benefits (continued)

Penerapan PSAK No 24 (Revisi 2010) tidak


memiliki dampak yang signifikan terhadap
laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk
pengungkapan yang diperlukan. Perseroan
dan
Entitas
Anak
memilih
untuk
mempertahankan kebijakan yang ada untuk
mengenali keuntungan atau kerugian aktuaria,
yang menggunakan pendekatan koridor.

The adoption of PSAK No. 24 (Revised 2010)


did not have significant impact on the
consolidated financial statements, except for
the required disclosures. The Company and
Subsidiaries chose to retain the existing policy
for recognizing actuarial gains or losses, which
is using the corridor approach.

Perseroan dan Anak Perusahaan saat ini


memberikan
imbalan
kerja
dengan
mengikutsertakan karyawan dalam program
dana pensiun yang dikelola oleh Dana Pensiun
PT Pos Indonesia (Persero).

The Company and Subsidiaries are currently


providing employee benefits to include
employees in pension plans where in the
pension fund is being managed by Dana
Pensiun PT Pos Indonesia (Persero).

Perseroan dan Entitas Anak telah menerapkan


PSAK No. 24 (Revisi 2010) tentang Imbalan
Kerja. Imbalan kerja diakui sebagai beban
sesuai dengan jasa yang telah diberikan oleh
karyawan. Imbalan pasca kerja manfaat pasti
dihitung
dengan
menggunakan
asumsi
aktuaria berdasarkan metode Projected Unit
Credit. Metode ini menghitung beban pasca
kerja atas jasa yang diberikan karyawan pada
tanggal penilaian dengan memperhitungkan
asumsi aktuaria diantaranya yaitu tingkat suku
bunga, perkiraan pertumbuhan gaji dan
estimasi tingkat pengembalian aset dana
pensiun.

The Company and Subsidiaries have applied


PSAK No.24 (Revised 2010), "Employee
Benefits". Employee benefits are recognized
as an expense in accordance with the service
that has been given by the employee. Defined
benefit post-employment benefits is calculated
using actuarial assumptions based on the
Projected Unit Credit. This method calculates
the postemployment expenses for services
provided by employees at the date of
assessment take into account the actuarial
assumptions that include interest rates, wage
growth estimates and the estimated rate of
return on pension fund assets.

Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat


timbul dari penyesuaian yang dibuat
berdasarkan pengalaman dan perubahan
asumsi-asumsi aktuaria. Apabila jumlah
keuntungan atau kerugian aktuaria ini melebihi
10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti atau
10% dari nilai wajar aset program maka
kelebihannya dibebankan atau dikreditkan
pada penghasilan atau beban selama rata-rata
sisa masa kerja para karyawan yang
bersangkutan.

Actuarial gain and loss arising from


adjustments made based on experience and
changes in actuarial assumptions. If the
amount of actuarial gain or loss exceed 10% of
present value of defined benefit liability or 10%
of fair value of plan assets, the excess is
charged or credited to income or expense over
the average remaining service lives of the
related employees.

Perseroan
dan
Entitas
Anak
harus
menyediakan program pensiun dengan
imbalan minimal tertentu sesuai dengan
Undang-undang
No.13/2003
tentang
"Ketenagakerjaan" (UU Ketenagakerjaan).
Program pensiun Perseroan dan Entitas Anak
berdasarkan perhitungan imbalan pensiun
yang
dilakukan
oleh
aktuaris
yang
menunjukkan bahwa perkiraan imbalan yang
disediakan oleh program pensiun Perseroan
dan Entitas Anak akan melebihi imbalan
pensiun minimal yang ditentukan oleh UU
Ketenagakerjaan.

The Company and Subsidiaries shall provide a


minimum pension benefits in accordance with
Law No.13/2003 on "Employment" (Labor
Law). The Company and Subsidiaries pension
plans is based on the calculation of pension
benefits by an independent actuary that the
expected benefits provided by a pension plan
of the Company and Subsidiaries will exceed
the minimum pension benefits determined by
the Labor Law.

36

441

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)

r.

AKUNTANSI

YANG

Persediaan Aset Real Estat

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

r.

Real estate assets consisting of house shop


avalaible for sale and land under development
are stated at cost or net realizable value,
whichever is lower.

Biaya perolehan bangunan yang sedang


dikonstruksi meliputi biaya perolehan tanah
yang telah selesai dikembangkan ditambah
dengan biaya konstruksi, biaya lainnya yang
dapat
diatribusikan
pada
aktivitas,
pengembangan real estat dan biaya pinjaman
serta dipindahkan ke bangunan yang siap
dijual pada saat selesai dibangun dan siap
dijual.

The cost of building under construction


consists of the cost of developed land,
construction costs, other cost related to the
development of real estate and borrowing
costs, and is transferred to the building when it
is completed and ready for sale.

Biaya aktivitas pengembangan real estat yang


dikapitalisasi ke proyek pengembangan real
estat adalah:
- Biaya praperolehan tanah;
- Biaya perolehan tanah;
- Biaya yang secara langsung berhubungan
dengan proyek;
- Biaya yang dapat diatribusikan pada
aktivitas pengembangan real estat; dan
- Biaya pinjaman.

The real estate development costs which are


capitalized to the real estate development
project are:
Land preacquisition costs
Land acquisition cost
Project direct costs
-

Cost that are attributable to real estate


development activities; and
Borrowing costs

Costs which are allocated to project costs are:


-

Preacquisition costs of land which is not


successfully acquired.
Excess of costs over anticipated proceeds
on the sale or transfer of commercialized
public utilities, in connection with the sale
of units.

Biaya yang telah dikapitalisasi ke proyek


pengembangan real estat dialokasikan ke
setiap unit real estat dengan metode
identifikasi khusus.

Costs capitalized to real estate project


development are allocated to each real estate
unit using the specific identification method.

Beban yang diakui pada saat terjadinya adalah


biaya yang tidak berhubungan dengan proyek
real estat.

Expenses which are not related to the


development of real estate are charged to
expense when incurred.

Perubahan
atas
Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan
(PSAK)
dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK)

s.

Changes to The Statements of Financial


Accounting Standards (PSAK) and
Interpretations of Statements of Financial
Accounting Standards (ISAK)
The adoption of the following revised
Interpretation of Statements of Financial
Accounting Standards, which are effective
from 1 Janury 2014, did not result in
substantial changes to the Companys
accounting policies and had no material effect
on the amounts reported for the current period
consolidated financial statements:

Penerapan
dari
perubahan
Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan berikut, yang
berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2014,
tidak menyebabkan perubahan signifikan atas
kebijakan akuntansi Perseroan dan tidak
memberikan dampak yang material terhadap
jumlah yang dilaporkan di laporan keuangan
konsolidasian periode berjalan:

442

Real Estate Assets Inventories

Aset real estat terdiri dari ruko yang siap dijual


dana tanah yang sedang dikembangkan
dinyatakan sebesar biaya perolehan atau nilai
realisasi bersih, mana yang lebih rendah.

Biaya yang dialokasikan sebagai beban proyek


adalah:
Biaya praperolehan tanah atas tanah yang
tidak berhasil diperoleh
Kelebihan biaya dari hasil yang diperoleh
atas pembangunan sarana umum yang
dikomersialkan, yang dijual atau dialihkan,
sehubungan dengan penjualan unit.

s.

ACCOUNTING

37

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

IKHTISAR
KEBIJAKAN
SIGNIFIKAN (lanjutan)

s.

AKUNTANSI

YANG

Perubahan
atas
Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan
(PSAK)
dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(ISAK) (lanjutan)
-

SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)

s.

Changes to The Statements of Financial


Accounting Standards (PSAK) and
Interpretations of Statements of Financial
Accounting Standards (ISAK) (continued)
-

ISAK 28 (revisi 2013) Pengakhiran


liabilitas keuangan dengan instrumen
ekuitas

ISAK 28 (revised 2013) Extinguishing


financial liabilities with equity instruments
New
standards,
amendments
and
interpretations issued but not yet effective
for the financial year beginning January 1,
2014 are as follows

Standar baru, revisi dan interpretasi yang


telah diterbitkan, namun belum berlaku
efektif untuk tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2014
adalah sebagai berikut:
-

ACCOUNTING

PSAK 1 (revisi 2013) Penyajian Laporan


Keuangan.
PSAK 4 (revisi 2013) Laporan Keuangan
Tersendiri.
PSAK 15 (revisi 2013) Investasi pada
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
PSAK 24 (revisi 2013) Imbalan Kerja.

PSAK
46
(revisi
2013)
Pajak
Penghasilan
PSAK 48 (revisi 2013) Penurunan Nilai
PSAK 50 (revisi 2013) Instrumen
Keuangan: Penyajian
PSAK 55 (revisi 2013) Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

PSAK 60 (revisi 2013) Instrumen


Keuangan: Pengungkapan
PSAK
65
Laporan
Keuangan
Konsolidasian
PSAK 66 Pengaturan Bersama
PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan
dalam Entitas Lain.
PSAK 68 Pengukuran Nilai Wajar
Pencabutan ISAK 7 Konsolidasi Entitas
Bertujuan Khusus
Pencabutan ISAK 12 Pengendalian
Bersama Entitas: Kontribusi Non Moneter
oleh Venturer

PSAK 1 (revised 2013) Presentation of


Financial Statements
PSAK 4 (revised 2013) Separate
Financial Statements
PSAK 15 (revised 2013) Investment in
Associates and Joint Ventures
PSAK 24 (revised 2013) Employee
Benefits
PSAK 46 (revised 2013) Income Taxes
PSAK 48 (revised 2013) Impairment
PSAK 50 (revised 2013) Financial
Instrument: Presentation
PSAK 55 (revised 2013) Financial
Instrument:
Recognition
and
Measurement
PSAK 60 (revised 2013) Financial
Instrument: Disclosure
PSAK
65
Consolidated
Financial
Statements
PSAK 66 Joint Arrangements
PSAK 67 Disclosure of Interest in Other
Entities
PSAK 68 Fair Value Measurement
Withdrawal of ISAK 7 Consolidation
special Purpose Entities
Withdrawal of ISAK 12 Jointly controlled
Entities: Non Monetary Contribution by
Venturers

Revisi, standar baru dan pencabutan atas


standar diatas akan berlaku efektif pada
tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015
dan penerapan dini tidak diperkenankan.

The revised, new standards and


withdrawal of standards above will
become effective for the annual period
beginning January 1, 2015 and early
implementation is prohibited.

Pada tanggal pengesahan laporan


keuangan konsolidasian, Manajemen
masih mempelajari dampak yang mungkin
timbul dari penerapan standar baru dan
revisi tersebut terhadap laporan keuangan
konsolidasian Perseroan

As at the authorization date of these


consolidated financial statements, the
Company is still evaluating the potential
impact of these new and revised PSAK to
its consolidated financial statements.

38

443

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

3.

3.

444

PENGGUNAAN
DAN ASUMSI

PERTIMBANGAN,

ESTIMASI

USE OF JUDGMENTS,
ASSUMPTIONS

ESTIMATES

AND

Pertimbangan

Judgments

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian


Perseroan dan Entitas Anak mengharuskan
manajemen
untuk
membuat
pertimbangan,
estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah
yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan
liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas
kontinjensi, pada akhir periode pelaporan.
Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi
tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian
material terhadap nilai tercatat pada aset dan
liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

The preparation of the Company and Subsidiaries


consolidated
financial
statements
requires
management to make judgments, estimates and
assumptions that affect the reported amounts of
revenues, expenses, assets and liabilities, and the
disclosure of contingent liabilities, at the end of the
reporting period. Uncertainty about these
assumptions and estimates could result in
outcomes that require a material adjustment to the
carrying amount of the asset and liability affected in
future periods.

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen


dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi
Perseroan dan Entitas Anak yang memiliki
pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui
dalam laporan keuangan konsolidasian.

The following judgments are made by management


in the process of applying the Company and
Subsidiaries accounting policies that have the
most significant effects on the amounts recognized
in the consolidated financial statements.

Klasifikasi Aset dan Liabilitas Keuangan

Classification of Financial Assets and Financial


Liabilities

Perseroan dan Entitas Anak menetapkan klasifikasi


atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset
keuangan dan liabilitas keuangan dengan
mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan
PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan
demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan
diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi
Perseroan dan Entitas Anak.

The Company and Subsidiaries determine the


classifications of certain assets and liabilities as
financial assets and financial liabilities by judging if
they meet the definition set forth in PSAK No.55
(Revised 2011). Accordingly, the financial assets
and financial liabilities are accounted for in
accordance with the Company and Subsidiaries
accounting policies.

Cadangan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha

Allowance for Impairment of Trade Receivables

Perseroan dan Entitas Anak mengevaluasi akun


tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan
yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas
keuangannya. Dalam hal tersebut, Perseroan dan
Entitas Anak mempertimbangkan, berdasarkan
fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun
tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan
dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan
berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan
faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat
provisi yang spesifik atas jumlah piutang pelanggan
guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan
dapat diterima oleh Perseroan dan Entitas Anak.
Provisi yang spesifik ini dievaluasi kembali dan
disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima
mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai
piutang. Nilai tercatat dari piutang usaha Perseroan
dan Entitas Anak sebelum penyisihan kerugian
untuk penurunan nilai pada tanggal 31 Desember
2014
dan
2013
masing-masing
sebesar
Rp499.301.215.954
dan
Rp506.894.151.464
(Catatan 7).

The Company and Subsidiaries evaluate specific


accounts where they have information that certain
customers are unable to meet their financial
obligations. In these cases, the Company and
Subsidiaries use judgment, based on the best
available facts and circumstances, including but not
limited to, the length of their relationship with the
customer and the customers current credit status
based on third party credit reports and known
market factors, to record specific provisions for
customers against amounts due to reduce its
receivable amounts that the Company and
Subsidiaries expect to collect. These specific
provisions are re-evaluated and adjusted as
additional information received affects the amounts
of allowance for impairment losses on trade
receivables. The carrying amount of the Company
and Subsidiaries trade receivables before
allowance
for
impairment
losses
as
of
December
31,
2014
and
2013
are
Rp499,301,215,954
and
Rp506,894,151,464,
respectively (Note 7).

39

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

3.

3.

PENGGUNAAN PERTIMBANGAN,
DAN ASUMSI (lanjutan)

ESTIMASI

USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES


ASSUMPTIONS (continued)

AND

Estimasi dan Asumsi

Estimates and Assumptions

Asumsi utama masa depan dan sumber utama


estimasi ketidakpastian lain pada tanggal
pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi
penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat
aset dan liabilitas untuk periode/tahun berikutnya
diungkapkan di bawah ini. Perseroan dan Entitas
Anak mendasarkan asumsi dan estimasi pada
parameter yang tersedia pada saat laporan
keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan
situasi mengenai perkembangan masa depan
mungkin berubah akibat perubahan pasar atau
situasi di luar kendali Perseroan dan Entitas Anak.
Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi
terkait pada saat terjadinya.

The key assumptions concerning the future and


other key sources of estimation uncertainty at the
end of the reporting period that have a significant
risk of causing a material adjustment to the carrying
amounts of assets and liabilities within the next
financial year are disclosed below. The Company
and Subsidiaries based their assumptions and
estimates on parameters available when the
consolidated financial statements were prepared.
Existing circumstances and assumptions about
future developments may change due to market
changes or circumstances arising beyond the
control of the Company and Subsidiaries. Such
changes are reflected in the assumptions when
they occur.

Imbalan Kerja

Employee Benefits

Penentuan liabilitas dan biaya pensiun dan liabilitas


imbalan kerja Perseroan dan Entitas Anak
bergantung pada pemilihan asumsi yang
digunakan oleh aktuaris independen dalam
menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi
tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto,
tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran
diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur
pensiun dan tingkat kematian.

The determination of the Company and


Subsidiaries obligations and cost for pension and
employee benefits liabilities is dependent on their
selection of certain assumptions used by the
independent actuaries in calculating such amounts.
Those assumptions include among others, discount
rates, future annual salary increase, annual
employee turn-over rate, disability rate, retirement
age and mortality rate.

Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang


ditetapkan Perseroan dan Entitas Anak langsung
diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya.
Sementara
Perseroan
dan
Entitas
Anak
berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar
dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual
atau perubahan signifikan dalam asumsi yang
ditetapkan Perseroan dan Entitas Anak dapat
mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi
atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan
kerja neto.

Actual results that differ from the Company and


Subsidiaries
assumptions
are
recognized
immediately in the profit or loss as and when they
occurred. While the Company and Subsidiaries
believe that their assumptions are reasonable and
appropriate, significant differences in the Company
and Subsidiaries actual experiences or significant
changes in the Company and Subsidiaries
assumptions may materially affect its estimated
liabilities for pension and employee benefits and
net employee benefits expense.

Penyusutan Aset Tetap

Depreciation of Fixed Assets

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan


menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen
mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap
antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur
yang secara umum diharapkan dalam industri
dimana Perseroan dan Entitas Anak menjalankan
bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan
perkembangan teknologi dapat mempengaruhi
masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan
karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin
direvisi.

The costs of fixed assets are depreciated on a


straightline basis over their estimated useful lives.
Management properly estimates the useful lives of
these fixed assets to be 4-20 years. These are
common life expectancies applied in the industries
where the Company and Subsidiaries conduct their
businesses. Changes in the expected level of
usage and technological development could impact
the economic useful lives and the residual values of
these assets, and therefore future depreciation
charges could be revised.

40

445

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

3.

3.

4.

PENGGUNAAN PERTIMBANGAN,
DAN ASUMSI (lanjutan)

ESTIMASI

AND

Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Estimates and Assumptions (continued)

Instrumen Keuangan

Financial Instrument

Perseroan dan Entitas Anak mencatat aset dan


liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang
mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi.
Sementara komponen signifikan atas pengukuran
nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif
yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai
wajar dapat berbeda bila Perseroan dan Entitas
Anak menggunakan metodologi penilaian yang
berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas
keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara
langsung laba atau rugi Perseroan.

The Company and Subsidiaries carries certain


financial assets and liabilities at fair values, which
requires the use of accounting estimates. While
significant components of fair value measurement
were determined using verifiable objective
evidences, the amount of changes in fair values
would differ if the Company and Subsidiaries
utilized different valuation methodology. Any
changes in fair values of these financial assets and
liabilities would affect directly the Companys profit
or loss.

Pajak Penghasilan

Income Tax

Pertimbangan
signifikan
dilakukan
dalam
menentukan liabilitas atas pajak penghasilan
badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu
yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti
sepanjang kegiatan usaha normal. Perseroan dan
Entitas Anak mengakui liabilitas atas pajak
penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah
akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Significant judgment is involved in determining


provision for corporate income tax. There are
certain transactions and computation for which the
ultimate tax determination is uncertain during the
ordinary course of business. The Company and
Subsidiaries recognize liabilities for expected
corporate income tax issues based on estimates of
whether additional corporate income tax will be
due.

Aset Pajak Tangguhan

Deferred Tax Assets

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh


perbedaan temporer yang dapat dikurangkan,
sepanjang
besar
kemungkinannya
bahwa
penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga
perbedaan temporer tersebut dapat digunakan.
Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan
dalam menentukan total aset pajak tangguhan
yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan
dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi
perencanaan pajak masa depan.

Deferred tax assets are recognized for all


deductible temporary differences, to the extent that
it is probable that taxable profit will be available
against which the deductible temporary differences.
Significant management estimates are required to
determine the amount of deferred tax assets that
can be recognized, based upon the likely timing
and the level of the future taxable profits together
with future tax planning strategies.

DANA PENGGANTIAN PENUGASAN BANTUAN


OPERASIONAL (BO) LAYANAN POS
UNIVERSAL (LPU)

4.

OPERATIONAL AID FOR UNIVERSAL POST


SERVICE (UPS) ASSIGNMENT
In 2014, PT Pos Indonesia (Persero) received
Operational Aid for Universal Post Service
Engagement from Government which named
compensation (subsidy) in 2013 for the Execution
of Public Service Obligation (PSO) Assignment.
Based on Validation Letter of Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA), the amount of UPS
fund for the budget year of 2014 and 2013 are as
follows:

Dalam tahun 2014, PT Pos Indonesia (Persero)


telah
memperoleh
Bantuan
Operasional
Penyelenggaraan Layanan Pos Universal dari
pemerintah yang sebelumnya pada tahun 2013
disebut kompensasi (subsidi) atas Pelaksanaan
Kewajiban Pelayanan Umum (KPU) Pos.
Berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA), besarnya dana
LPU Pos untuk tahun anggaran 2014 dan tahun
anggaran 2013 adalah sebagai berikut:

446

USE OF JUDGMENTS, ESTIMATES


ASSUMPTIONS (continued)

41

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

4.

4.

DANA PENGGANTIAN PENUGASAN BANTUAN


OPERASIONAL (BO) LAYANAN POS
UNIVERSAL (LPU) (lanjutan)
Tahun/
Years

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran/


DIPA

Tanggal/
Date

2014
2013

909/KOMINFO/DJPPI/KS.01.03/06/2014
931/KOMINFO/DJPPI/PI/01/01/09/2013

2 Juni 2014 / June 2, 2014


6 September 2013/September 6, 2013

Tanggal Penerimaan/
Date of Receipt

Uraian
Triwulan I/2014
Triwulan II/2014
Triwulan III /2014
Triwulan IV/2014

Jumlah/
Amounts

30 Juni 2014/June 30, 2014


8 September 2014/September 8, 2014
27 Oktober 2014/October 27, 2014
2 Desember 2014/December 2, 2014

Total

Triwulan I/2013
Triwulan II/2013
Triwulan III-IV/2013

Tanggal Penerimaan/
Date of Receipt
28 Nopember 2013/November 28, 2013
28 Nopember 2013/November 28, 2013
17 Desember 2013/December 17, 2013

Total

KAS DAN SETARA KAS

5.
2014

Bank
Rupiah
Pihak ketiga
PT Bank Danamon
Indonesia Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Internasional
Indonesia Tbk
PT Bank Saudara
PT Bank Mega Syariah
PT Bank CIMB Niaga Tbk

694.641.698.380

Description

95.702.000.000
79.690.000.000
94.321.000.000
52.976.000.000

Quarter I/2014
Quarter II/2014
Quarter III /2014
Quarter IV/2014

322.689.000.000

Total

Jumlah/
Amounts

Description

85.000.000.000
65.000.000.000
59.171.000.000

Quarter I/2013
Quarter II/2013
Quarter III-IV/2013

209.171.000.000

Total

The basis calculation for the proposal of the


acceptance of UPS funds is to calculate and gather
all the losses from remote post offices (KPCLK).

Dasar perhitungan untuk pengajuan atas


penerimaan dana LPU tersebut adalah dengan
menghitung dan menghimpun seluruh kerugian dari
kantor-kantor pos terpencil/kantor pos cabang luar
kota (KPCLK).

Kas
Rupiah

322.689.000.000
209.171.000.000

Details of receipts of UPS funds in 2013 are as


follows:

Rincian penerimaan dana LPU tahun 2013 tesebut


adalah tersebut adalah sebagai berikut:

Uraian

Jumlah/
Amounts

Payment of UPS funds by the Government to


PT Pos Indonesia (Persero) is performed quarterly.
Details of receipts of UPS funds in 2014 are as
follows:

Pembayaran dana LPU tersebut oleh Pemerintah


kepada PT Pos Indonesia (Persero) dilakukan
secara bertahap per triwulan. Rincian penerimaan
dana LPU tahun 2014 tersebut adalah sebagai
berikut:

5.

OPERATIONAL AID FOR UNIVERSAL POST


SERVICE (UPS) ASSIGNMENT (continued)

2013
272.638.471.951

CASH AND CASH EQUIVALENTS


2012
432.104.401.240

153.527.998.378
105.190.172.500

302.697.337.661
468.964.718.074

142.335.263.497
327.529.968.418

92.332.928.356
50.433.679.412
10.418.769.423
5.555.495.013

202.910.670.862
165.125.011.308
47.426.850.699
162.651.093.090

104.659.981.606
90.244.771.183
62.332.179.837
70.038.753.873

42

Cash on hand
Rupiah
Cash in banks
Rupiah
Third parties
PT Bank Danamon
Indonesia Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Internasional
Indonesia Tbk
PT Bank Saudara
PT Bank Mega Syariah
PT Bank CIMB Niaga Tbk

447

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

5.

5.

KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)


2014
Bank (lanjutan)
Rupiah (lanjutan)
Pihak ketiga (lanjutan)
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Muamalat Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Artha Graha Tbk
PT Bank Tabungan Pensiun
Nasional Tbk
PT Bank Lippo Tbk
PT Bank Permata Tbk
Bank lainnya
Sub total pihak ketiga
Pihak berelasi dengan
Pemerintah (Catatan 29)
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Pembangunan
Daerah
PT Bank Bukopin Tbk
Bank Indonesia
Sub total pihak berelasi
dengan pemerintah
Total Bank Rupiah

2012

1.792.256.205
1.769.117.954
431.359.555
164.851.136

2.493.991.662
7.027.927.111
613.581.531
2.155.804.917

8.848.620.624
1.396.524.607
3.690.042.384
2.105.878.019

162.327.482
343.050.605

1.115.980.722
37.734.521
607.008.032

15.571.869.091
12.902.272.449
1.237.541.653

422.122.006.019

1.363.827.710.190

842.893.667.241

Cash in banks (continued)


Rupiah (continued)
Third parties (continued)
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Muamalat Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Artha Graha Tbk
PT Bank Tabungan Pensiun
Nasional Tbk
PT Bank Lippo Tbk
PT Bank Permata Tbk
Others Banks
Sub total third parties
Government
Related parties (Note 29)

683.872.779.707

732.845.307.172

759.152.156.028

314.283.445.749

181.648.302.108

150.525.075.444

277.588.622.827

359.632.139.194

413.338.566.311

210.238.529.387

72.110.815.225

126.123.128.672

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk


PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk

45.792.250.856
792.031.700
-

111.989.049.324
568.044.555
-

67.645.638.276
624.016.657
5.588.089

PT Bank Pembangunan Daerah


PT Bank Bukopin Tbk
Bank Indonesia

1.532.567.660.226

1.458.793.657.578

1.517.414.169.477

Sub total government


related parties

1.954.689.666.245

2.822.621.367.768

2.360.307.836.718

Total Cash in Bank Rupiah

Valuta Asing
Pihak berelasi dengan
Pemerintah (Catatan 29)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Euro Eropa EUR956.386,16
pada tahun 2014,
EUR470.815,10
pada tahun 2013
dan EUR1.100.859,70
pada tahun 2012
14.473.250.045
Dolar AS USD571.311,52
pada tahun 2014,
USD597.096,61
pada tahun 2013
dan USD2.321.548,16
pada tahun 2012
7.107.115.272
Dolar Singapura SGD170.853,03
pada tahun 2014,
SGD170.639,33
pada tahun 2013
dan SGD145.853,09
pada tahun 2012
1.609.796.036
GBP Inggris GBP73.249,24 pada
tahun 2014
GBP73.254,30
pada tahun 2013
dan GBP95.824,18
pada tahun 2012
1.418.862.684

448

2013

CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)

7.919.787.956

14.101.858.637

7.278.010.579

22.449.370.664

1.642.912.896

1.153.277.885

1.472.164.563

43

1.492.831.485

Foreign Currencies
Government
Related parties (Note 29)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
European Euro EUR956,386.16
in 2014,
EUR470,815.10
in 2013
and EUR1,100,859.70
in 2012
US Dollar USD571,311.52
in 2014,
USD597,096.61
in 2013,
and USD2,321,548.16
in 2012
Singapore Dollar SGD170,853.03
in 2014,
SGD170,639.33
in 2013
and SGD145,853.09
in 2012

Great Britain Poundsterling GBP73,249.24 in 2014


GBP73,254.30 in 2013
and GBP95,824.18 in 2012

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

5.

5.

KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)


2014

2013

Valuta Asing (lanjutan)


Pihak berelasi dengan Pemerintah
(Catatan 29) (lanjutan)
CHF Swiss CHF5.630,56 pada
Tahun 2014
70.848.351
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
Dolar AS USD392.746,16
pada tahun 2014
USD519.960,18
pada tahun 2013
dan USD23.161,60
pada tahun 2012
4.885.986.150
Total Bank Valuta Asing
Total Kas dan Bank
Setara Kas
Deposito on-call Rupiah
Pihak berelasi dengan
Pemerintah (Catatan 29)
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk
Total deposito on-call Rupiah
Deposito berjangka Rupiah
Pihak ketiga
PT Bank Internasional
Indonesia Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Muamalat Tbk
PT Bank Mega Syariah
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Danamon
Indonesia Tbk
PT Bank Tabungan
Pensiun Nasional Tbk
PT Bank Internasional
Indonesia Syariah
PT Bank UOB Indonesia
Sub total pihak ketiga
Pihak berelasi dengan
Pemerintah (Catatan 29)
PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk
PT Bank Negara Indonesi
(Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk
PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan
Banten (Persero) Tbk
PT Bank Bukopin Tbk
Sub total pihak berelasi
dengan pemerintah
Total deposito berjangka Rupiah

CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)


2012
Foreign Currencies (continued)
Government Related
parties (Note 29) (continued)
Swiss Franc CHF5,630.56 in 2014
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
Dollar US USD329,746.16
in 2014
USD519,960.18
in 2013
and USD23,161.60
in 2012

6.337.794.634

223.967.837

29.565.858.538

24.650.670.628

39.421.306.508

2.678.897.223.163

3.119.910.510.347

2.831.833.544.466

Total Cash on Hand


and Cash in Banks

Total Foreign Currencies Bank

190.000.000.000

50.000.000.000

Cash Equivalent
Deposit on-call - Rupiah
Government
Related parties (Note 29)
PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk

190.000.000.000

50.000.000.000

Total deposit
on-call - Rupiah

5.000.000.000
4.000.000.000
-

9.000.000.000
2.016.370.279
40.000.000.000
25.000.000.000
20.000.000.000
10.000.000.000

10.000.000.000
23.026.301.370
-

5.000.000.000

5.000.000.000

5.000.000.000

2.000.000.000
-

2.000.000.000
5.000.000.000

Time deposits - Rupiah


Third parties
PT Bank Internasional
Indonesia Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Muamalat Tbk
PT Bank Mega Syariah
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Danamon
Indonesia Tbk
PT Bank Tabungan
Pensiun Negara Tbk
PT Bank Internasional
Indonesia Syariah
PT Bank UOB Indonesia

9.000.000.000

118.016.370.279

45.026.301.370

Sub total third parties


Government
related parties (Note 29)

28.000.000.000

35.000.000.000

12.677.072.970

11.000.000.000

10.000.000.000

200.000.000.000

12.000.000.000

10.000.000.000
-

17.000.000.000

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk


PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk
PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan
Banten (Persero) Tbk
PT Bank Bukopin Tbk

50.677.072.970

256.000.000.000

29.000.000.000

Sub total government


related parties

59.677.072.970

374.016.370.279

74.026.301.370

Total time deposits - Rupiah

44

449

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

5.

5.

KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)


2014

2013

2012

Deposito berjangka Dolar Amerika


Pihak berelasi dengan
Pemerintah (Catatan 29)
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
Dolar AS USD1.929.260,45
pada tahun 2014
24.000.000.000
PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk
Dolar AS USD160.771,70
pada tahun 2014
2.000.000.000
PT Bank UOB Indonesia
Dolar AS USD502.073,38
pada tahun 2012
Total deposito berjangka
Dolar Amerika

Total Setara Kas


Total Kas Dan Setara Kas

Time Deposits - US Dollar


Third party
PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk

26.000.000.000

Surat berharga jangka pendek


Cek Bank/ Bank Draft/
Bank Note - Rupiah

4.855.049.585

4.855.049.585

Total time deposits - US Dollar

Dollar US USD160,771.70 in 2014


PT Bank UOB Indonesia
Dollar US USD502,073.38 in 2012

533.251.600

35.609.151

353.847.433

86.210.324.570

564.051.979.430

129.235.198.388

Total Cash Equivalents

2.765.107.547.733

3.683.962.489.777

2.961.068.742.854

Total Cash and Cash Equivalents

Tingkat bunga efektif pada deposito on call dalam


Rupiah dan Dolar AS adalah berkisar dari 6% 10%, 5,5% - 7%, 2% - 8% untuk tahun 2014, 2013,
dan 2012. Deposito on call ini mempunyai masa
jatuh tempo 1 hari sampai dengan 31 hari.

The effective interest rate on on-call deposits in


Rupiah and US Dollar range from 6% - 10%, 5.5% 7%, and 2% - 8% respectively in 2014 and 2013.
This deposit on call has maturity of 1 day to 31
days.

Kas dan setara kas Perseroan terdiri dari:

The Company's cash and cash equivalent funds


consist of

Dana internal perseroan


Dana pihak ketiga (Catatan 16)
Weselpos
Penyaluran dana
Pospay
Giropos
Utang uang jaminan (Catatan 18)
Deposit
Jaminan western union

2013

2012

40.467.462.111

498.567.686.015

164.445.211.189

75.724.140.947
1.460.346.202.343
208.197.039.109
603.487.174.231

77.508.059.122
2.245.084.228.273
276.240.444.621
401.263.361.861

59.592.160.952
663.977.330.526
499.669.896.638
1.422.947.117.782

315.940.589.937
60.944.939.055

124.890.990.486
60.407.719.399

102.087.074.117
48.349.951.650

Companys internal funds


Third parties funds (Note 16)
Wesel
Fund distribution
Pospay services
Giropos services
Fund gurantee payable (Note 18)
Deposits
Guarantee of western union

Sub total dana pihak ketiga

2.724.640.085.622

3.185.394.803.762

2.796.623.531.665

Sub total third parties funds

Total kas dan setara kas

2.765.107.547.733

3.683.962.489.777

2.961.068.742.854

Total cash and cash equivalent

INVESTASI SURAT BERHARGA

6.

INVESTMENT IN SECURITIES
This account represents the short-term investments
in marketable securities. Investments in securities
of the Company and Subsidiaries are classified as
available for sale financial assets and carried at fair
value. The fair value of investment securities as of
December 31, 2013 and 2012 amounted to
Rp231,174,769 and Rp2,573,613,549, respectively.

Akun ini merupakan investasi jangka pendek pada


surat berharga. Investasi dalam surat berharga
Perseroan dan Entitas Anak diklasifikasikan
sebagai surat berharga yang tersedia untuk dijual
dan dicatat sebesar nilai wajar dari masing-masing
efek. Nilai wajar investasi surat berharga pada
tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masingmasing
sebesar
Rp231.174.769
dan
Rp2.573.613.549.
450

Dollar US USD1,929,260.45 in 2014


PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk

Short-term securities
Bank Cheque/ Bank Draft/
Bank Note - Rupiah

2014

6.

CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)

45

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

7.

7.

PIUTANG USAHA
2014

TRADE RECEIVABLES

2013

2012

Pihak ketiga
Pihak berelasi dengan
Pemerintah

432.800.576.349

450.654.584.332

345.549.939.121

Third parties

66.261.362.345

56.239.567.132

22.714.639.007

Government related parties

Total
Penyisihan penurunan nilai
piutang usaha

499.061.938.694

506.894.151.464

368.264.578.128

Total

(40.816.764.703)

(26.085.843.779)

(17.028.296.359)

Total Piutang Usaha - bersih

458.245.173.991

480.808.307.685

351.236.281.769

Rincian piutang usaha berdasarkan


pendapatan adalah sebagai berikut:

Total Trade Receivables - net

Detail of trade receivable based on types of


revenue are as follows:

jenis

2014

Allowance for impairment

2013

2012

Dalam Negeri
Pendapatan suratpos dan
paketpos
Logistik
Jasa keuangan
Ritel
Properti
Filateli
Lain-lain

206.094.139.135
44.243.990.187
26.368.863.325
7.162.180.552
2.774.640.559
2.638.372.834

185.735.260.195
55.288.213.935
14.587.592.604
22.410.416.190
5.574.969.015
903.210.866

185.503.971.966
35.892.302.776
13.493.429.948
6.999.038.666
4.324.390.298
182.277.500
3.563.291.208

Domestic
Revenue from mails and
parcels
Logistics
Financial services
Retails
Property
Philately
Others

Sub total dalam negeri

289.282.186.592

284.499.662.805

249.958.702.362

Sub total domestic

Luar Negeri
Pendapatan suratpos dan
paketpos

International
209.779.752.102

222.394.488.659

118.305.875.766

Revenue from mails and parcels

Total

499.061.938.694

506.894.151.464

368.264.578.128

Total

Penyisihan penurunan nilai


piutang usaha

(40.816.764.703)

(26.085.843.779)

(17.028.296.359)

Total Piutang Usaha - bersih

458.245.173.991

480.808.307.685

351.236.281.769

Total Trade Receivables - net

Movement of allowance for impairment are as


follows:

Mutasi cadangan penurunan nilai adalah sebagai


berikut:
2014

Allowance for impairment

2013

2012

Saldo awal
Cadangan penurunan nilai tahun
berjalan
Penyesuaian - piutang dapat ditagih
kembali

(26.085.843.779)

(17.028.296.359)

(14.551.519.983)

Beginning balance

(18.892.069.751)

(10.495.482.426)

(4.256.377.692)

Provision for impairment

4.161.148.827

1.437.935.006

1.779.601.316

Reversal of impairment

Total

(40.816.764.703)

(26.085.843.779)

(17.028.296.359)

Total

The aging of trade receivables - domestic as of


December 31, 2014, 2013 and 2012 are as follows:

Umur
piutang usaha dalam
negeri per
31 Desember 2014, 2013 dan 2012 sebagai
berikut:
2014
Pemerintah/
Government
Sampai dengan 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
1 - 2 tahun
Di atas 2 tahun

Swasta/
Private

Total/
Total

27.652.737.204
10.619.837.368
7.679.084.400
1.288.624.501
2.513.884.589

150.516.993.049
37.408.787.073
9.915.092.947
17.802.189.588
23.884.955.875

178.169.730.252
48.028.624.441
17.594.177.347
19.090.814.089
26.398.840.463

49.754.168.062

239.528.018.532

289.282.186.592

46

Up to 3 months
3 - 6 months
6 - 12 months
1 - 2 years
More than 2 years

451

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

7.

7.

PIUTANG USAHA (lanjutan)

TRADE RECEIVABLES (continued)

2013
Pemerintah/
Government
Sampai dengan 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
1 - 2 tahun
Di atas 2 tahun

Swasta/
Private

Total/
Total

43.792.405.442
4.717.229.202
3.007.401.182
980.338.681
3.659.117.803

125.222.379.491
51.743.915.507
17.060.132.727
24.194.034.965
10.122.707.805

169.014.784.933
56.461.144.709
20.067.533.909
25.174.373.646
13.781.825.608

56.156.492.310

228.343.170.495

284.499.662.805

Up to 3 months
3 - 6 months
6 - 12 months
1 - 2 years
More than 2 years

2012
Pemerintah/
Government
Sampai dengan 3 bulan
3 - 6 bulan
6 - 12 bulan
1 - 2 tahun
Di atas 2 tahun

Swasta/
Private

Total/
Total

13.206.894.174
6.094.054.607
995.572.047
1.743.900.464
674.217.715

160.757.636.390
39.020.196.541
10.133.812.689
7.373.722.210
9.958.695.525

173.964.530.564
45.114.251.148
11.129.384.736
9.117.622.674
10.632.913.240

22.714.639.007

227.244.063.355

249.958.702.362

The aging of trade receivables - international as of


December 31, 2014 and 2013 are as follows:

Umur piutang usaha luar negeri per 31 Desember


2014 dan 2013 sebagai berikut:
2014

8.

2013

2012

Sampai dengan 2 tahun


2 - 3 tahun
3 - 4 tahun
4 - 5 tahun
5 - 6 tahun
Di atas 6 tahun

171.917.140.324
20.524.534.529
8.846.812.113
6.429.649.153
288.235.156
1.773.380.827

178.528.920.047
30.521.124.110
8.380.959.182
353.244.811
160.838.686
4.449.401.823

105.605.022.909
7.618.235.727
1.341.369.066
127.283.084
136.282.306
3.477.682.674

Up to 2 years
2 - 3 years
3 - 4 years
4 - 5 years
5 - 6 years
More than 6 years

Total

209.779.752.102

222.394.488.659

118.305.875.766

Total

Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun


piutang kerugian Perseroan pada akhir periode
pelaporan, manajemen Perseroan berpendapat
bahwa pencadangan penurunan nilai cukup untuk
menutupi kerugian jika terdapat piutang kerugian
Perseroan yang tidak dapat tertagih lagi pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Based on a review of the status of receivable of


Companys losses at the end of the reporting
period, the Companys management believes that
the allowance for impairment for receivable of
Companys losses is adequate to cover possible
losses from non-collection of receivables as of
December 31, 2014 and 2013.

Piutang usaha Perseroan dan Entitas Anak tidak


digunakan sebagai jaminan utang bank.

Portion of trade receivables of the Company and


Subsidiaries was not used as collateral bank loan.

PERSEDIAAN ASET REAL ESTAT


2014

452

Up to 3 months
3 - 6 months
6 - 12 months
1 - 2 years
More than 2 years

8.

REAL ESTATE ASSETS INVENTORIES

2013

2012

Tanah yang sedang dikembangkan


Ruko siap dijual

2.361.619.225
1.085.755.000

Land under development


House shop available for sale

Total

3.447.374.225

Total

47

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

8.

8.

PERSEDIAAN ASET REAL ESTAT (lanjutan)

REAL
ESTATE
(continued)

INVENTORIES

Ruko Siap dijual

House Shop Available for Sale

Ruko siap dijual merupakan unit ruko siap dijual


milik PPI yang terletak di Jl. Matahari Raya Blok B
468, Jaka Setia, RT 002 RW10, Bekasi Selatan,
Bekasi.

House shop available for sale represent house


shop unit owned by PPI located at Jl. Matahari
Raya Blok B 468, Jaka Setia, RT 002 RW10,
Bekasi Selatan, Bekasi.

Tanah yang Sedang Dikembangkan

Land Under Development

Mutasi tanah yang sedang dikembangkan adalah


sebagai berikut:

Movements of land under development are as


follows:

2014

2013

Saldo awal
Tanah yang sedang dikembangkan
Pembelian tanah

2.361.619.225

Total

2.361.619.225

2012

Beginning balance
Land under development
Land purchased

Total

Land under development represent land owned by


PPI measuring 2.268 m2 located in Jalan Raya
Laswi Desa Bumo Wangi Kec. Ciparay, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat.

Tanah yang sedang dikembangkan berupa tanah


milik PPI seluas 2.268 m2 terletak di Jalan Raya
Laswi Desa Bumi Wangi Kec. Ciparay, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat.
9.

ASSETS

PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA


2014
Meterai
Layanan jasa keuangan
Paketpos
Pergudangan
Transportasi
Sewa ruang kantor
Bunga deposito berjangka rupiah
Kewajiban pelayanan umum
Bunga deposito on-call Rupiah
Lain-lain
Total

9.
2013

ACCRUED INCOME
2012

55.414.188.737
36.029.555.830
4.514.564.268
3.863.959.509
678.760.618
161.711.225
119.751.362
-

36.429.866.818
19.603.951.241
4.453.635.672
6.891.341.614
5.719.928.518
1.000.224.658
1.024.779.982

40.265.336.422
14.854.551.240
625.260.576
26.699.000
26.759.908
61.662.500.000
8.938.612
-

Stamps
Financial services
Parcels
Warehousing
Transportation
Office rent
Interest time deposits
Public service obligation
Interest on-call Rupiah
Others

100.782.491.549

75.123.728.503

117.470.045.758

Total

10. ASET LANCAR LAINNYA

10. OTHER CURRENT ASSETS


2014

2013

2012

Piutang lainnya

Other receivables
Accounts receivable from
business services
Western Union service
Giropos service
Savings service
Other service

Piutang layanan usaha


Layanan Western Union
Layanan giropos
Layanan tabungan
Layanan lain

80.708.642.423
14.373.025.879

106.361.076.357
11.658.710.719
1.322.306.791
1.364.173.533

105.869.646.493
510.597.146
4.863.896.817
-

Sub total
piutang layanan usaha

95.081.668.302

120.706.267.400

111.244.140.456

Sub total account receivable from


business services

Piutang pegawai
Piutang pegawai lainnya
Kecurangan/kelalaian pegawai
Pinjaman pegawai

72.216.518.366
40.691.151.967
31.984.025

55.246.692.762
18.102.772.975
163.702.271

14.898.281.426
16.511.542.738
-

Employee receivables
Other employee receivables
Fraud/negligence of employees
Employee loans

112.939.654.358

73.513.168.008

31.409.824.164

Sub total employee receivables

Sub total piutang pegawai

48

453

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

10. ASET LANCAR LAINNYA (lanjutan)

10. OTHER CURRENT ASSETS (continued)

2014
Piutang lainnya (lanjutan)
Piutang bunga deposito
Piutang lainnya pihak ketiga
Entitas Anak
Piutang lainnya
Total piutang lainnya

2012

394.449.315

51.097.222

Other receivables (continued)


Interest receivables

1.122.954.130

448.636.869
1.335.937.893

563.366.712
2.335.418.258

Other receivables of Subsidiaries


Other receivables

209.538.726.105

196.055.107.392

145.552.749.590

Total other receivables

Persediaan dan perlengkapan


Persediaan - bersih
Perlengkapan:
Perangko
Formulir serbaguna

4.275.065.018

1.024.764.344

1.118.476.258

11.469.731.050
1.235.158.913

10.119.581.690
1.330.684.559

8.008.299.921
1.408.602.694

Inventories and supplies


Inventories - net
Supplies:
Stamp
Multifunction forms

Total persediaan dan perlengkapan

16.979.954.981

12.475.030.593

10.535.378.873

Total inventories and supplies

18.042.225.756
12.568.587.418
10.006.000
-

11.939.112.526
14.969.795.747
126.341.667
297.151.667

10.419.131.048
16.992.486.321
3.291.000
220.602.124

2.930.960.122
7.434.648.077
62.458.500
38.003.000

25.256.174.387
-

Prepaid expenses
Building rental
Employee houses rental
Land rental
Insurance premium
Other prepaid expenses
Other operation
Project
Asset purchases
Others

Total biaya dibayar di muka

41.086.888.873

52.588.575.994

27.635.510.493

Total prepaid expenses

Bank garansi
Aset tidak lancar yang siap dijual

50.090.999.994
415

105.000.000
431

4.574.617.238
793

Bank guarantee
Unused assets that are available for sale

317.696.570.368

261.223.714.410

188.298.256.987

Total Other Current Assets

Biaya dibayar di muka


Sewa gedung
Sewa rumah pegawai
Sewa tanah
Premi asuransi
Dibayar di muka lainnya
Operasional lainnya
Proyek
Pembelian Aset
Lainnya

Total Aset Lancar Lainnya

454

2013

Piutang layanan usaha merupakan tagihan


Perseroan yang terkait dengan pelayanan jasa
pihak ketiga.

Accounts receivable from business services are


billings related to third-party services.

Piutang pegawai merupakan hak tagih Perseroan


dan Entitas Anak kepada pegawai yang dibuktikan
dengan surat pernyataan tanggung jawab, yang
terjadi akibat tanggung jawab pegawai atas
berkurangnya aset atau kekayaan Perseroan yang
terdiri dari:
Piutang
kecurangan/kelalaian
pegawai
merupakan
piutang
akibat
kecurangan/kelalaian pegawai berdasarkan
pemeriksaan intern.
Piutang pegawai lainnya merupakan kelebihan
realisasi biaya kesehatan yang seharusnya
ditanggung oleh pegawai.

Accounts receivable from employees are amounts


rightfully collectible from employees based on the
statement of employee responsibility, which
consists of:

Perlengkapan merupakan perlengkapan pos yang


belum digunakan terdiri dari perangko, benda
filateli dan formulir serbaguna yang dicatat sebesar
ongkos cetak.

Supplies are unused postal supplies which consist


of stamps, philatelic items and multifunction forms
which values is recorded using its printing cost.

Beban dibayar di muka merupakan beban yang


pembayarannya telah dilakukan pada periode
berjalan tetapi manfaat ekonominya dinikmati pada
periode yang akan datang.

Prepaid expenses are expenses for which payment


has been made in the current period but the
economic benefits will be received in future
periods.

49

Accounts receivable due to fraud/negligence


which are determined based on internal
examination.

Other accounts receivable from employees are


excess settlement of employee health costs
that should be borne by the employees.

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

10. ASET LANCAR LAINNYA (lanjutan)

10. OTHER CURRENT ASSETS (continued)

Panjar adalah pembayaran kepada pihak intern


Perseroan dan Entitas Anak untuk pengadaan
barang/jasa dan lainnya yang bersifat sementara
(menunggu pertanggungjawaban), yang terdiri dari:

Advances are payments to internal parties of the


Company and Subsidiaries for procurement of
goods/services and others which are temporarily
pending for settlement, which consist of:

Panjar eksploitasi untuk pembayaran kegiatan


operasional Perseroan dan Entitas Anak
Panjar investasi untuk pembelian barangbarang investasi
Panjar operasional lainnya adalah untuk
pembayaran selain eksploitasi dan investasi.

Exploitation which is for the payment of the


Company and Subsidiaries operating activities
Investments which is for acquisition of
investment goods
Other operational which is for the payment of
other matters other than advances for
exploitation and investment.

Bank garansi merupakan kas dan atau bank yang


dijaminkan kepada pihak ketiga dalam jangka
waktu satu tahun.

Cash and bank guarantee are cash or cash in bank


which are secured by third parties within one year.

Piutang lainnya Perseroan dan Entitas Anak tidak


digunakan sebagai jaminan utang bank.

Portion of other receivables of the Company and its


Subsidiaries was not used as collateral bank loan.

11. INVESTASI PADA ASOSIASI

11. INVESTMENT IN ASSOCIATED

Akun ini merupakan investasi pada PT Bank Sinar


Harapan Bali (BSHB).

This account represents investment in PT Bank


Sinar Harapan Bali (BSHB).

Berdasarkan Akta Notaris I Gusti Ngurah Putra


Wijaya, S.H., Nomor 93 tanggal 22 Desember
2014, Perseroan melakukan penyertaan saham
pada BSHB dengan kepemilikan sebesar 20,20%
atau 202.000.000 saham dengan harga perolehan
sebesar Rp175.000.000.000.

Based on Notarial Deed I Gusti Ngurah Putra


Wijaya, S.H., No. 93 Dated December 22, 2014,the
Company invested in shares of BSHB with
ownership 20.20% or 202,000,000 shares with
acquisition cost price of Rp175,000,000,000.

12. ASET TETAP

12. FIXED ASSETS


Balances and movements of fixed assets as of
December 31, 2014, 2013 and 2012 are as follows:

Saldo dan mutasi aset tetap per 31 Desember


2014, 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
2014
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris
Sub total

Reklasifikasi/
Reclassification

Saldo Akhir/
Ending
Balance

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

92.450.258.356
588.791.927.122
25.220.300.806
95.901.362.066
769.084.372.221

37.994.119.139
14.085.473.218
22.391.947.192
47.884.760.289

(46.897.708)
(74.021.315)
(2.815.127.311)

21.718.778.169
18.478.925.606*)
-

152.116.257.956
621.282.304.631
25.220.300.806
118.293.309.258
814.154.005.199

Acquisition Cost
Land
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment

1.571.448.220.571

122.356.299.838

(2.936.046.334)

40.197.703.775 1.731.066.177.850

Sub total

Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
Tanah
Inventaris

20.600.982.108
-

53.132.305.915
21.900.961.940
2.184.143.800

(29.141.026.079)
(10.848.262.696)
-

44.592.261.944
11.052.699.244
2.184.143.800

Construction in
Progress
Office building
Land
Office equipment

Sub Total

20.600.982.108

77.217.411.655

(39.989.288.775)

57.829.104.988

Sub Total

1.592.049.202.679

199.573.711.493

208.415.000 1.788.895.282.838

Total

Total

(2.936.046.334)

50

455

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. ASET TETAP (lanjutan)

12. FIXED ASSETS (continued)


2014

Saldo Awal/
Beginning
Balance

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

Reklasifikasi/
Reclassification

Saldo Akhir/
Ending
Balance

Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris

303.592.332.856
10.251.317.372
91.234.627.533
568.730.283.491

24.852.373.001
1.261.015.040
2.811.859.984
75.774.588.858

(74.021.311)
(2.105.167.590)

328.370.684.546
11.512.332.412
94.046.487.517
642.399.704.759

Accumulated
Depreciation
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment

Total

973.808.561.252

104.699.836.883

(2.179.188.901)

- 1.076.329.209.234

Total

Nilai Buku

618.240.641.427

712.566.073.604

Net Book Value

*) Terdapat reklasifikasi sebesar Rp208.415.000 dari property investasi

*) There was reclassification amounting Rp208,415,000 from property


investment

2013

Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris
Sub total
Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
Total

Saldo Awal/
Beginning
Balance

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

92.450.258.356
557.388.032.779
23.719.175.206
90.781.853.112
680.193.538.057

9.808.357.701
1.501.125.600
4.909.508.954
124.406.859.762

(35.064.025.598)

21.595.536.642
210.000.000
(452.000.000)

92.450.258.356
588.791.927.122
25.220.300.806
95.901.362.066
769.084.372.221

Acquisition Cost
Land
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment

1.444.532.857.510

140.625.852.017

(35.064.025.598)

21.353.536.642 1.571.448.220.571

Sub total

13.231.012.834

28.965.505.916

1.457.763.870.344

169.591.357.933

(35.064.025.598)

Reklasifikasi **)/
Reclassification

Saldo Akhir/
Ending
Balance

20.600.982.108

Construction in
Progress
Office building

(242.000.000) 1.592.049.202.679

Total

(21.595.536.642)

Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris

280.805.161.883
9.650.091.079
90.416.682.596
561.689.997.682

22.787.170.973
601.226.293
817.944.937
39.716.976.427

(32.641.398.943)

(35.291.675)

303.592.332.856
10.251.317.372
91.234.627.533
568.730.283.491

Accumulated
Depreciation
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment

Total

942.561.933.240

63.923.318.630

(32.641.398.943)

(35.291.675)

973.808.561.252

Total

Nilai Buku

515.201.937.104

618.240.641.427

Net Book Value

**) Reklasifikasi aset tetap ke aset tak berwujud

**) Reclassification of fixed assets to intangible assets

2012
Saldo Awal/
Beginning
Balance
Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris
Total
Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
Total

456

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

Reklasifikasi/
Reclassification

Saldo Akhir/
Ending
Balance

64.718.681.438
495.676.802.728
23.081.981.826
91.068.824.218
634.241.044.949

27.360.967.020
23.499.822.930
637.193.380
45.781.638.108

286.971.106
-

370.609.898
38.211.407.121
170.855.000

92.450.258.356
557.388.032.779
23.719.175.206
90.781.853.112
680.193.538.057

Acquisition Cost
Land
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment

1.308.787.335.159

97.279.621.438

286.971.106

38.752.872.019 1.444.532.857.510

Total

18.231.443.441

33.960.184.018

1.327.018.778.600

131.239.805.456

286.971.106

51

13.231.012.834

Construction in
Progress
Office building

(207.742.606) 1.457.763.870.344

Total

(38.960.614.625)

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

12. ASET TETAP (lanjutan)

12. FIXED ASSETS (continued)


2012

Saldo Awal/
Beginning
Balance

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Inventaris

259.919.936.755
8.783.849.635
90.062.129.860
516.515.895.255

20.885.937.024
866.241.444
641.523.842
45.173.390.531

(286.971.106)
-

Total

875.281.811.505

67.567.092.841

(286.971.106)

Nilai Buku

451.736.967.095

2014

Entitas Anak
Beban usaha - umum dan
administrasi (Catatan 28)
Total

100.904.276.306

(711.896)
711.896
-

Saldo Akhir/
Ending
Balance

280.805.161.883
9.650.091.079
90.416.682.596
561.689.997.682

Accumulated
Depreciation
Office building
Company houses
Vehicles
Office equipment

942.561.933.240

Total

515.201.937.104

Net Book Value

Depreciation is charged as follows:

Pembebanan penyusutan adalah sebagai berikut:

Perseroan
Beban usaha - umum dan
administrasi (Catatan 28)

Reklasifikasi/
Reclassification

2013

62.813.289.038

2012

66.837.753.582

The Company
Operating expenses general
and administrative (Note 28)

3.795.560.577

1.110.029.592

729.339.259

Subsidiaries
Operating expenses - general
and administrative (Note 28)

104.699.836.883

63.923.318.630

67.567.092.841

Total

Pada tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012,


aset tetap Perseroan dan Entitas Anak telah
diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko
lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar
Rp1.713.151.901.402
pada
tahun
2014,
Rp1.935.155.161.404 pada tahun 2013 dan
Rp1.961.598.947.404
pada
tahun
2012.
Manajemen
berpendapat
bahwa
nilai
pertanggungan tersebut cukup untuk menutup
kerugian dari risiko-risiko tersebut.

On December 31, 2014, 2013 and 2012, fixed


assets of the Company and Subsidiaries are
insured against fire and other risks with insured
value
of
Rp1,713,151,901,402
in
2014,
Rp1,935,155,161,404
in
2013
and
Rp1,961,598,947,404 in 2012. Management
believes that insurance coverage is adequate to
cover losses from such risks.

Jenis pemilikan hak atas tanah milik Perseroan


seluruhnya berupa Hak Guna Bangunan (HGB).
Hak atas tanah tersebut akan berakhir dalam
berbagai tanggal dari tahun 2028 sampai dengan
tahun 2030. Manajemen berpendapat bahwa hak
atas tanah tersebut dapat diperbaharui atau
diperpanjang kembali pada saat jatuh tempo.

The Company owned its land through land rights


known as Right to Build (HGB). The land rights
will expire on various dates from 2028 until 2030.
The management believes that the land rights can
be renewed or extended when they expire.

Aset dalam penyelesaian rata-rata telah mencapai


persentase kurang lebih 50% pada tahun 2014 dan
2013.

Approximately, construction in progress has been


50% completed in 2014 and 2013, respectively.

Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, tidak


terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap.

Based on management review, there are no


indications of impairment of fixed assets.

Pada tahun 2014 dan 2013, beberapa aset tetap


tanah digunakan sebagai jaminan pinjaman bank
(Catatan 20).

In 2014 and 2013, some fixed assets land used as


collateral of bank loan (Note 20).

52

457

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

13. PROPERTI INVESTASI

13. INVESTMENT PROPERTIES

Properti investasi merupakan aset tanah atau


bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau
kedua-duanya yang dikuasai oleh pemilik atau
penyewa (lessee) melalui sewa pembiayaan untuk
menghasilkan sewa atau kenaikan nilai atau
kedua-duanya dan tidak digunakan untuk kegiatan
operasional.

Investment properties consist of lands or buildings


or parts of a building or both which are dominated
by the owner or tenant (lessee) through financial
lease used to generate rental income or increasing
its value or both and not used for operational
activities.

Rincian saldo dan mutasi properti investasi untuk


tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember
2014, 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Balances and movements of investment properties


for the years ended December 31, 2014, 2013 and
2012 are as follows:
2014

Saldo Awal/
Beginning
Balance

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

Reklasifikasi/
Reclassification

Saldo Akhir/
Ending
Balance

Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor

134.859.454.413
142.027.990.252

98.000.000

1.824.919.000

134.859.454.413
143.950.909.252

Acquisition Cost
Land
Office buildings

Sub total

276.887.444.665

98.000.000

1.824.919.000

278.810.363.665

Sub total

8.706.094.000
109.600.000

Construction
in Progress
Office building
Other investment
properties

Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor

1.595.300.000

9.144.128.000

109.600.000

Properti investasi lainnya


Sub total
Total

(2.033.334.000)*
-

1.595.300.000

9.253.728.000

(2.033.334.000)

8.815.694.000

Sub total

278.482.744.665

9.351.728.000

(208.415.000)

287.626.057.665

Total

Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas

43.686.275.310
-

7.368.423.337
-

51.054.698.647
-

Accumulated
Depreciation
Office buildings
Company houses

Sub total

43.686.275.310

7.368.423.337

51.054.698.647

Sub total

236.571.359.018

Net Book Value

Nilai Buku

234.796.469.355

*) Terdapat reklasifikasi ke asset tetap sebesar Rp208.415.000.

*) There was reclassification to fixed assets amounting Rp208,415,000.

2013
Saldo Awal/
Beginning
Balance

Pengurangan/
Disposals

Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas

134.859.454.413
139.364.132.111
1.126.229.141

1.537.629.000
-

Sub total

275.349.815.665

1.537.629.000

Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
Total

Reklasifikasi/
Reclassification
1.126.229.141
(1.126.229.141)
-

Saldo Akhir/
Ending
Balance
134.859.454.413
142.027.990.252
-

Acquisition Cost
Land
Office buildings
Company houses

276.887.444.665

Sub total
Construction
in Progress
Office building

1.450.690.000

144.610.000

1.595.300.000

276.800.505.665

1.682.239.000

278.482.744.665

Total

43.686.275.310
-

Accumulated
Depreciation
Office buildings
Company houses

43.686.275.310

Total

234.796.469.355

Net Book Value

Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas

36.048.673.365
645.437.726

6.992.164.219
-

Total

36.694.111.091

6.992.164.219

Nilai Buku

458

Penambahan/
Additions

240.106.394.574

53

645.437.726
(645.437.726)
-

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

13. PROPERTI INVESTASI (lanjutan)

13. INVESTMENT PROPERTIES (continued)


2012

Saldo Awal/
Beginning
Balance

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

Reklasifikasi/
Reclassification

Saldo Akhir/
Ending
Balance

Biaya Perolehan
Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas

135.230.064.313
137.553.603.944
1.126.229.141

1.656.404.491
-

(370.609.900)
154.123.676
-

134.859.454.413
139.364.132.111
1.126.229.141

Acquisition Cost
Land
Office buildings
Company houses

Sub total

273.909.897.398

1.656.404.491

(216.486.224)

275.349.815.665

Sub total

1.450.690.000

Construction
in Progress
Office building

Aset dalam
Penyelesaian
Gedung kantor
Sub total

1.450.690.000

273.909.897.398

3.107.094.491

(216.486.224)

276.800.505.665

Sub total

Akumulasi Penyusutan
Gedung kantor
Rumah dinas

29.213.583.911
616.300.176

6.835.089.454
29.137.550

36.048.673.365
645.437.726

Accumulated
Depreciation
Office buildings
Company houses

Sub total

29.829.884.087

6.864.227.004

36.694.111.091

Sub total

240.106.394.574

Net Book Value

Nilai Buku

244.080.013.311

Beban penyusutan atas properti investasi


dibebankan pada beban usaha tahun 2014, 2013,
dan
2012
masing-masing
sebesar
Rp7.368.423.337,
Rp6.992.164.219
and
Rp6.864.227.004.

Depreciation expense on investment properties


charged to operating expenses in 2014, 2013, 2012
amounted to Rp7,368,423,337, Rp6,992,164,219
and Rp6,864,227,004 respectively.

Jenis pemilikan hak atas tanah milik Perseroan


seluruhnya berupa Hak Guna Bangunan (HGB).
Hak atas tanah tersebut akan berakhir dalam
berbagai tanggal dari tahun 2028 sampai dengan
tahun 2030. Manajemen berpendapat bahwa hak
atas tanah tersebut dapat diperbaharui atau
diperpanjang kembali pada saat jatuh tempo.

The Company owned its land through land rights


known as Right to Build (HGB). The land rights
will expire on various dates from 2028 until 2030.
The management believes that the land rights can
be renewed or extended when they expire.

Seluruh properti investasi telah diasuransikan


terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya
kepada PT Jasindo yang polis pertanggungannya
dijadikan satu dengan aset tetap (Catatan 10).

The entire investment properties are insured


against fire and other risks with PT Jasindo where
in the coverage is binded together into one
insurance policy with fixed assets (Note 10).

Rincian nilai tercatat dan nilai wajar properti


investasi pada tahun 2014 dan 2013 adalah
sebagai berikut:

Detail of carrying value and fair value of investment


properties in 2014 and 2013 are as follows:

31 Desember/December 31, 2014


Nilai Tercatat/
Nilai Wajar/
Carrying Value
Fair Value

31 Desember/December 31, 2013


Nilai Tercatat/
Nilai Wajar/
Carrying Value
Fair Value

Tanah
Gedung kantor
Rumah dinas

134.859.454.413
92.896.210.604
-

213.883.395.153
122.110.229.000
3.088.652.926

134.859.454.413
98.341.714.942
-

213.883.395.153
122.110.229.000
3.088.652.926

Land
Office building
Company house

Total

227.755.665.017

339.082.277.079

233.201.169.355

339.082.277.079

Total

Based on management review, there are no


indications of impairment of investment properties.

Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, tidak


terdapat indikasi penurunan nilai properti investasi.

54

459

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

14. ASET TAKBERWUJUD

14. INTANGIBLE ASSETS


2014
Saldo Awal/
Beginning
Balance

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

Reklasifikasi/
Reclassification

Saldo Akhir/
Ending
Balance

Biaya Perolehan
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan

49.713.822.956
11.166.138.574

440.000.000
1.028.909.900

242.000.000
-

14.943.541.243
-

64.855.364.199
12.195.048.474

Acquisition Cost
Business transformation
software
Deferred charges

Sub total

60.879.961.530

1.468.909.900

242.000.000

14.943.541.243

77.050.412.673

Sub total

925.787.000

Assets in Progress
Business transformation
software

77.976.199.673

Total

Aset dalam Penyelesaian


Perangkat lunak
transformasi bisnis

11.122.919.910

4.746.408.333

Total

72.002.881.440

6.215.318.233

242.020.000

(14.943.541.243)
-

Akumulasi Amortisasi
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan

21.825.417.397
7.712.848.583

7.922.699.405
1.690.309.169

110.916.675
-

29.637.200.127
9.403.157.752

Accumulated
Amortization
Business transformation
software
Deferred charges

Total

29.538.265.980

9.613.008.574

110.916.675

39.040.357.879

Total

Nilai Buku

42.464.615.460

38.935.841.794

Net Book Value

2013
Saldo Awal/
Beginning
Balance

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

Reklasifikasi/
Reclassification

Saldo Akhir/
Ending
Balance

Biaya Perolehan
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan

37.451.730.290
10.763.448.670

3.946.092.666
402.689.904

8.316.000.000
-

49.713.822.956
11.166.138.574

Sub total

48.215.178.960

4.348.782.570

8.316.000.000

60.879.961.530

Sub total

(8.074.000.000) 11.122.919.910

Assets in Progress
Business transformation
software

Aset dalam Penyelesaian


Perangkat lunak
transformasi bisnis

10.083.180.000

9.113.739.910

Total

58.298.358.960

13.462.522.480

Akumulasi Amortisasi
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan

242.000.000

12.568.935.220
3.329.236.914

9.221.190.502
4.383.611.669

35.291.675
-

Total

15.898.172.134

13.604.802.171

35.291.675

Nilai Buku

42.400.186.826

Acquisition Cost
Business transformation
software
Deferred charges

72.002.881.440

Total

21.825.417.397
7.712.848.583

Accumulated
Amortization
Business transformation
software
Deferred charges

29.538.265.980

Total

42.464.615.460

Net Book Value

2012
Saldo Awal/
Beginning
Balance

460

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

Reklasifikasi/
Reclassification

Saldo Akhir/
Ending
Balance

Biaya Perolehan
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan

26.712.650.000
5.473.071.210

10.739.080.290
5.290.377.460

37.451.730.290
10.763.448.670

Acquisition Cost
Business transformation
software
Deferred charges

Sub total

32.185.721.210

16.029.457.750

48.215.178.960

Sub total

55

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

14. ASET TAKBERWUJUD (lanjutan)

14. INTANGIBLE ASSETS (continued)


2012

Saldo Awal/
Beginning
Balance
Aset dalam Penyelesaian
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Total
Akumulasi Amortisasi
Perangkat lunak
transformasi bisnis
Biaya yang ditangguhkan
Total
Nilai Buku

Penambahan/
Additions

Pengurangan/
Disposals

Saldo Akhir/
Ending
Balance

Reklasifikasi/
Reclassification

10.083.180.000

10.083.180.000

Assets in Progress
Business transformation
software

32.185.721.210

26.112.637.750

58.298.358.960

Ttotal

12.568.935.220
3.329.236.914

Accumulated
Amortization
Business transformation
software
Deferred charges

6.470.104.666
1.892.559.576

6.098.830.554
1.436.677.338

8.362.664.242

7.535.507.892

23.823.056.968

15.898.172.134

Total

42.400.186.826

Net Book Value

Aset takberwujud berupa perangkat lunak,


termasuk pelatihan dan implementasi, dalam
rangka menunjang kegiatan usaha Perseroan,
seperti: sistem operasi, layanan jasa keuangan,
dan pengolahan data akuntansi dalam pelaporan
keuangan.

Intangible assets are software, including training


and implementation, that are use to support
business activities, such as: operating systems,
financial services, and accounting system use
financial reporting.

Biaya yang ditangguhkan merupakan penundaan


pembebanan biaya yang dialokasikan untuk tahun
berikutnya untuk pengurusan sertifikat bukan hak
milik (HGB/HGU).

Deferred charges represents deferred expenses


allocated for the following year for maintenance of
the certificates which are not property rights
(HGB/HGU).

15. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA

15. OTHER NON CURRENT ASSETS


2014

2013

2012

Piutang kerugian Perseroan


Penyisihan piutang
kerugian Perseroan

204.889.702.217

202.838.871.452

213.622.599.671

(189.250.502.217)

(193.745.037.852)

(204.528.766.071)

Piutang kerugian Perseroan


- bersih

15.639.200.000

9.093.833.600

9.093.833.600

Receivable of Companys losses - net

Biaya dibayar di muka jangka


panjang
Bank garansi jangka panjang
Uang jaminan

35.460.750.294
947.400.602
403.375.000

25.693.845.075
2.454.841.024
223.875.000

21.876.854.258
158.500.000
-

Long term prepaid expenses


Long term bank guarantee
Security deposit

Total

52.450.725.896

37.466.394.699

31.129.187.858

Total

Movement of allowance for impairment


receivable of Companys losses are as follows:

Mutasi cadangan penurunan nilai piutang kerugian


Perseroan adalah sebagai berikut:
2014

Receivable of Companys losses


Allowance fo impairment on
receivable of Companys losses

2013

of

2012

Saldo awal
Cadangan penurunan nilai
tahun berjalan
Penyesuaian - piutang dapat
ditagih kembali

193.739.449.657

204.528.766.071

173.223.993.595

Beginning balance

3.619.182.700

2.902.261.117

31.304.772.476

Provision for impairment

(8.108.130.140)

(13.691.577.531)

Reversal of impairment

Total

189.250.502.217

204.528.766.071

Total

193.739.449.657

56

461

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

15. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA (lanjutan)

15. OTHER NON CURRENT ASSETS (continued)


Based on a review of the status of receivable of
Companys losses at the end of the reporting
period, the Companys receivable of Companys
losses management believes that the allowance for
impairment for receivable of Companys losses is
adequate to cover possible losses from noncollection of this account as of December 31, 2014,
2013, and 2012.

Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun


piutang kerugian Perseroan pada akhir periode
pelaporan, manajemen Perseroan berpendapat
bahwa pencadangan penurunan nilai piutang
kerugian Perseroan cukup untuk menutupi
kerugian jika terdapat piutang kerugian Perseroan
yang tidak dapat tertagih lagi pada tanggal
31 Desember 2014, 2013, dan 2012.
16. UTANG USAHA

16. TRADE PAYABLES


2014

Utang layanan keuangan weselpos


Weselpos berlangganan
Weselpos kemitraan dalam
negeri
Weselpos remittance
Sub total
Utang layanan giropos
Utang penyaluran dana
Pensiun TASPEN
ASABRI
Penyaluran dana pemerintah
Penyaluran dana non
pemerintah
Pembayaran gaji
Distribusi lainnya
Sub total
Utang pospay
Kemitraan perbankan
Tabungan E-Batara dan
setoran BTN
Angsuran kredit Citibank
Setoran Bank Muamalat
Angsuran asuransi
Angsuran kredit
ANZ Panin Bank
Angsuran kredit HSBC
Angsuran kredit GE Finance
Angsuran kredit Danamon
Angsuran kredit KPR-BTN
Angsuran kredit BTPN
Angsuran kredit BII
Angsuran kredit BRI
Angsuran kredit
kemitraan bank lainnya
Sub total
Kemitraan pembiayaan
Angsuran kredit Adira
Finance
Angsuran kredit
Summit Oto Finance
Angsuran kredit
Mandiri Tunas Finance
Angsuran kredit FIF
Angsuran kredit
Bussan Auto Finance
Angsuran kredit WOM
Angsuran kredit
Mega Auto Finance

462

2013

2012
Weselpos financial services payable
Weselpos subscription

42.477.504.778

49.057.895.386

18.075.719.524

18.972.152.146
14.274.484.023

11.792.227.881
16.657.935.855

3.469.349.567
38.047.091.861

Weselpos domestic
Weselpos remittance

75.724.140.947

77.508.059.122

59.592.160.952

Sub total

603.487.174.231

401.263.361.861

1.422.947.117.782

Giropos services payable

833.751.941.465
464.170.798.200
162.423.462.678

658.018.994.133
84.353.500
1.581.494.354.936

600.424.077.553
6.375.578.625
55.254.543.948

Funds distribution payable


Pension of TASPEN
ASABRI
Government distribution

4.213.703.677
1.272.822.027
-

1.923.130.400

Non government distribution


Payroll
Other Distribution

1.460.346.202.343

2.245.084.228.273

663.977.330.526

Sub total
Pospay services payable
Banking partner

9.997.971.044
3.497.554.605
2.855.153.838
592.288.200

34.863.636
4.093.261.325
5.689.943.900
662.732.950

4.678.198.677
7.275.101.972
14.004.647.125
1.228.301.952

122.354.294
112.060.791
88.382.400
3.590.000
-

216.556.549
353.705.691
110.798.581
7.364.000
8.950.695.971
394.321.744
199.770.792
-

471.857.416
680.403.264
319.582.865
27.579.100
73.564.903.130
43.298.500
607.957.673
21.043.000

7.962.493.928

14.015.487

7.788.441

Installment loan from other banks

25.231.849.100

20.728.030.626

102.930.663.115

Sub total

43.404.334.156

52.681.337.006

92.377.618.634

23.715.077.320

25.675.820.335

48.542.363.597

12.601.577.700
6.573.413.859

6.622.132.680
23.222.364.733

6.222.244.609
23.547.413.869

4.342.324.204
2.213.664.590

18.273.516.489
7.073.271.643

22.413.941.310
8.619.817.093

1.370.748.135

6.654.718.918

8.320.569.992

57

E-Batara saving and BTN deposits


Installment loan from Citibank
Deposit from Bank Muamalat
Installment insurance
Installment loan from
ANZ Panin Bank
Installment loan from HSBC
Installment loan from GE Finance
Installment loan from Danamon
Installment loan from KPR-BTN
Installment loan from BTPN
Installment loan from BII
Installment loan from BRI

Leasing partner
Installment loan from
Adira Finance
Installment loan from
Summit Oto Finance
Installment loan from
Mandiri Tunas Finance
Installment loan from FIF
Installment loan from
Bussan Auto Finance
Installment loan from WOM
Installment loan from
Mega Auto Finance

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

16. UTANG USAHA (lanjutan)

16. TRADE PAYABLES (continued)


2014

Utang pospay (lanjutan)


Kemitraan pembiayaan (lanjutan)
Angsuran kredit
Suzuki Finance
Angsuran kredit kemitraan
pembiayaan lainnya

2013

2012
Pospay services payable (continued)
Leasing partner (continued)
Installment loan from
Suzuki Finance
Installment loan from
other finance companies

1.194.499.000

4.567.961.200

3.364.017.322

66.086.947.028

58.100.702.795

60.860.098.246

161.502.585.992

202.871.825.799

274.268.084.672

16.460.543.202

39.848.948.522

40.892.073.630

1.516.196.957

6.258.515.800

70.065.527.304

16.231.400

709.030.303
552.624.163
83.676.350
2.124.301.642

2.103.220.275
1.237.187.012
3.192.716.587

2.285.881.996
5.113.648.714
4.114.017.207

Land and building tax (PBB)


Payment of cellular
telecommunication
Payment of water - PAM/PDAM
Sales of tickets
Others billers counterparts

Sub total

21.462.604.017

52.640.588.196

122.471.148.851

Sub total

Total utang pospay

208.197.039.109

276.240.444.621

499.669.896.638

Total pospay service payable

Utang benda konsinyasi


Benda meterai
Lainnya

1.961.237.379
24.500.000

1.596.550.000
93.230.890

54.089.000
213.515.540

Consignment goods payable


Stamps
Others

Total

1.985.737.379

1.689.780.890

267.604.540

Total

Sub total
Kemitraan biller
Setoran PLN
Setoran penerimaan negara
Pemerintah lainnya
Pajak bumi dan bangunan
(PBB)
Setoran telekomunikasi
dan selular
Setoran PAM/PDAM
Penjualan tiket
Kemitraan billers lainnya

Sub total
Biller counterparts
Payment of electricity - PLN
Payment of state income
Other payments to government

Utang layanan pos internasional


Utang penggantian antaran
kiriman surat dan
paket pos luar negeri
Utang embalance EMS
Utang terminal dues udara
Utang inward land rate udara
Utang IACD/Service interior
Utang terminal dues laut
Utang pos internasional lainnya

72.397.979.578
17.157.328.764
3.956.460.892
302.419.897
452.989.324
189.907

74.323.855.787
17.342.058.583
5.819.752.170
560.590.736
459.365.495
1.401.009

34.800.640.192
8.822.940.472
3.113.600.580
243.122.198
87.863.331
-

International post service payables


Reimbursement of
international mail and parcel
payable
Embalance EMS payables
Air terminal dues payables
Air inward land rate payables
IACD/Service interior payables
Marine terminal dues payables
Other international post payables

Total

94.267.368.362

98.507.023.780

47.068.166.773

Total

Utang PT BWN:
PT Telekomunikasi (Persero) Tbk
Pihak ketiga lainnya

87.048
8.995.253.466

4.306.319.304
16.912.050.118

15.958.667.108

Payable of PT BWN:
PT Telekomunikasi (Persero) Tbk
Other third parties

Utang PT PLI:
Pihak ketiga lainnya

9.633.429.225

4.751.803.805

Payable of PT PLI:
Other third parties

2.462.636.432.110

3.126.263.071.774

2.709.480.944.319

Total

Total

Utang layanan giropos termasuk atas dana untuk


Program Keluarga Harapan (PKH), dimana dana
tersebut didistribusikan kepada pihak yang
berkepentingan
(penerima
bantuan
dari
pemerintah).

Giropos service payable includes of funds for the


Program Keluarga Harapan (PKH), where the
funds are distributed to interested parties
(beneficiaries of the government assistance).

Utang penyaluran dana merupakan utang atas


dana titipan pensiun. Utang penyaluran dana
pemerintah terkait dengan penyaluran dana
program pemerintah seperti Program Simpanan
Keluarga Sejahtera (PSKS), Program Keluarga
Harapan (PKH) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM).

Funds distribution payable represents entrusted


pension funds. Government fund distribution
payable is related to government programs such as
Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS),
Program Keluarga Harapan (PKH) and Bantuan
Siswa Miskin (BSM).

58

463

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

16. UTANG USAHA (lanjutan)

16. TRADE PAYABLES (continued)


Pospay financial services payable should be
completed by the Company within a specified
period in accordance with their respective
cooperation agreement with the partners, which is
between two days after the date of transaction until
the 20th day of every month. If it exceeds a certain
period, the Company will be fined of 1 permial until
5% for each day of delay.

Utang
layanan
keuangan
pospay
harus
diselesaikan oleh Perseroan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan masing-masing Perjanjian
Kerja Sama dengan para mitra, yaitu antara 2 hari
setelah tanggal transaksi sampai dengan tanggal
20 setiap bulan. Jika melebihi jangka waktu
tertentu tersebut, Perseroan akan dikenakan denda
antara 1 permil sampai dengan 5%, untuk setiap
hari keterlambatan.
17. PERPAJAKAN
a.

17. TAXATION
a.

Pajak dibayar di muka


2014

b.

2013

8.677.060.960

3.881.160.696

1.261.578.447

Value added tax

Total

8.677.060.960

3.881.160.696

1.261.578.447

Total

b.

Utang pajak

Taxes payable

2013

2012

Pajak penghasilan
Pasal 4 (2)
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pajak 25
Pasal 29
Pajak pertambahan nilai
PPN WAPU
Lainnya

2.480.720.990
10.672.858.740
3.654.750
2.224.868.421
5.078.023.298
2.716.004.832
4.181.675.309
8.529.475.666
44.127.146

796.665.711
10.141.570.534
1.395.171.168
3.662.977.422
28.106.039.663
1.275.445.433
12.794.569.187
3.573.545

44.914.993
10.720.178.707
1.123.537.655
2.067.529.621
25.231.086.550
3.912.960.224
5.070.727.620
6.096.000

Income taxes
Article 4 (2)
Article 21
Aricle 22
Article 23
Article 25
Article 29
Value added tax
Value added tax WAPU
Others

Total

35.931.409.152

58.176.012.663

48.177.031.370

Total

c.

Pajak penghasilan tahun berjalan

2014
Laba komprehensif konsolidasian
sebelum manfaat (beban) pajak
sesuai laporan laba rugi
komprehensif
Dikurangi:
Laba Entitas Anak
yang dikonsolidasi sebelum
pajak penghasilan
Laba sebelum beban
pajak penghasilan

Current income tax


The reconciliation between consolidated
income before income tax benefit (expense) as
shown in the consolidated statements of
comprehensive income and estimated taxable
income for the years ended December 31,
2014 and 2013 are as follows:

Rekonsiliasi
antara
laba
konsolidasian
sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dengan taksiran penghasilan
kena pajak untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah
sebagai berikut:

464

2012

Pajak pertambahan nilai

2014

c.

Prepaid taxes

2013

201.370.543.145

Profit before income tax benefit (expense)


as presented in the consolidated
statement of
316.997.872.202
comprehensive income

169.153.288

2.344.565.581

Less:
Income before income
tax of consolidated
Subsidiaries

201.201.389.857

314.653.306.621

59

Income before
income tax

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

17. TAXATION (continued)

c.

c.

Pajak penghasilan tahun berjalan (lanjutan)


2014
Beda tetap
SKPKB denda pajak dan
pajak final
Tunjangan pangan dan
tunjangan duka pensiun
Pembinaan jasmani dan rohani
Pemasaran properti
Sumbangan dan bencana alam
Pendapatan yang dikenakan
PPh final
Sub total beda tetap

Current income tax (continued)


2013
Permanent differences

17.638.333.057

33.998.661.750

Penalty and final tax

14.088.112.116
2.843.428.406
309.449.055
328.260.000

1.659.138.743
3.074.976.287
3.089.937.511

(78.458.058.923)

(81.023.055.117)

Allowance for meals and pensions


Physical and spiritual guidance
Property marketing
Donation and disaster
Income already subjected
to final income tax

(43.250.476.289)

(39.200.340.826)

(240.313.241.105)

177.136.087.589

21.503.493.907

13.397.743.542

(8.581.072.309)
(152.584.387.883)

(15.127.846.736)
(117.463.717.294)

(100.651.274.820)

57.942.267.101

Sub total timing differences

258.602.188.388

333.395.232.896

Estimated taxable profit before


fiscal loss compensation

Fiscal loss compensation

Taksiran laba kena pajak


setelah kompensasi

258.602.188.388

333.395.232.896

Estimated taxable profit after


fiscal loss compensation

Taksiran penghasilan
kena pajak (pembulatan)

258.602.188.000

333.395.232.000

Estimated taxable income


(rounded)

Beda waktu
Imbalan pasca kerja
Penyisihan piutang
Pemulihan piutang
kerugian Perseroan
Pembayaran manfaat
Sub total beda waktu
Taksiran laba kena pajak sebelum
kompensasi rugi fiskal
Kompensasi rugi fiskal

Sub total permanent differences


Temporary differences
Employee benefits
Allowance for impairment of
accounts receivable
Recovery of Companys losses
Benefit payments

The Company and Subsidiaries estimated


income tax for the current year and estimated
payable for income tax are as follows:

Beban pajak penghasilan tahun berjalan dan


utang pajak penghasilan Perseroan dan
Entitas Anak adalah sebagai berikut:
2014

2013

Beban pajak kini


Perseroan
Entitas Anak

64.650.547.000
2.954.181.568

83.348.808.000
1.486.630.000

Current income tax expense


Company
Subsidiaries

Total

67.604.728.568

84.835.438.000

Total

11.354.191.379
51.753.440.496

141.048.783
11.705.303.312
43.955.729.064

Prepaid income tax


Company
Article 22
Article 23
Article 25

63.107.631.875

55.802.081.159

Total

1.276.726.543
219.653.448

17.047.890
167.989.525
9.673.964

Subsidiaries
Article 22
Article 23
Article 25

64.604.011.866

55.996.792.538

Pajak penghasilan
dibayar di muka
Perseroan
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
Total
Entitas Anak
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
Total pajak penghasilan
dibayar di muka

60

Total prepaid income tax

465

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

17. TAXATION (continued)

c.

c.

Pajak penghasilan tahun berjalan (lanjutan)


2014

Current income tax (continued)


2013

Taksiran tagihan (utang)


pajak penghasilan
tahun berjalan
Perseroan
Entitas Anak

(1.542.915.125)
(680.845.759)

(27.546.726.841)
(559.312.822)

Estimated claim for tax refund


(income tax payable)
for current year
Company
Subsidiaries

Total taksiran tagihan (utang)


pajak penghasilan

(2.223.760.884)

(28.106.039.663)

Total estimated claim for tax refund


(income tax payable)

In these consolidated financial statements, the


amount of taxable income for the year ended
December 31, 2014 and 2013 are based on
preliminary calculations. These amounts may
differ from taxable income reported in the
corporate income tax returns.

Dalam laporan keuangan konsolidasian ini,


jumlah laba kena pajak untuk tahun-tahun
yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
didasarkan atas perhitungan sementara.
Jumlah tersebut mungkin berbeda dari laba
kena pajak yang dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) pajak penghasilan
badan.
d.

d.

Pajak tangguhan

The
deferred
tax
benefits
(expense)
computation
of
significant
temporary
differences between commercial and fiscal
statements using tax rates in 2014 and 2013
are as follows:

Perhitungan manfaat (beban) pajak tangguhan


atas beda temporer yang signifikan antara
pelaporan komersial dan pajak dengan
menggunakan tarif pajak yang berlaku untuk
tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
2014
Manfaat (beban) pajak
tangguhan
Perseroan
Imbalan paska kerja
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Utang tantiem

2013

21.932.213.306
2.986.670.181
24.918.883.487

Beban pajak tangguhan


Entitas Anak
Manfaat pajak
tangguhan - bersih

1.070.187.497
25.989.070.983

Saldo Awal
tanggal 31 Jan 2014/
Begining Balance
Jan 31, 2014
Perseroan
Aset pajak tangguhan
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Penyisihan persediaan
Imbalan paska kerja
Aset pajak tangguhan perseroan

466

Deferred tax

2012

14.918.092.573
(432.525.798)
14.485.566.775
(512.598.025)
13.972.968.750

Dikreditkan ke
(dibebankan)
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Konsolidasian/
Credited to
(charged)
Consolidated
Statements
of Comprehensive
Income

12.400.623.889
8.445.387.213
(78.694.250)

Deferred tax benefit (expenses)


Company
Employee benefits
Allowance for impairment of
account receivable
Tantiem payable

20.767.316.852
(22.986.070)
20.744.330.782

Deferred tax expense


Subsidiaries
Deferred income tax
benefit - net

Saldo Akhir
tanggal 31 Des 2014/
Ending Balance
Dec 31, 2014

31.350.056.409
549.634.734
92.056.980.614

21.932.213.306

34.336.726.590
549.634.734
113.989.193.920

The Company
Deferred tax assets
Allowance for impairment of
trade receivable
Allowance for inventories
Employee benefits

123.956.671.757

24.918.883.487

148.875.555.244

Deferred tax assets company

2.986.670.181

61

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

17. TAXATION (continued)

d.

d.

Pajak tangguhan (lanjutan)

Saldo Awal
tanggal 31 Jan 2014/
Begining Balance
Jan 31, 2014
Entitas Anak
Aset pajak tangguhan
Penyisihan penurunan
Nilai piutang
Imbalan kerja karyawan
Sub total

Deferred tax (continued)

Dikreditkan ke
(dibebankan)
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Konsolidasian/
Credited to
(charged)
Consolidated
Statements
of Comprehensive
Income

233.609.615

938.791.492
28.441.677

938.791.492
262.051.292

233.609.615

967.233.169

1.200.842.784

Liabilitas pajak tangguhan


Penyusutan aset tetap

(556.585.463)

75.373.981

Aset (liabilitas) pajak tangguhan


Entitas Anak

(322.795.848)

1.042.607.150

Dikreditkan ke
(dibebankan)
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Konsolidasian/
Credited to
(charged)
Consolidated
Statements
of Comprehensive
Income

Saldo Awal
tanggal 31 jan 2013/
Begining Balance
Dec 31, Jan
Perseroan
Aset pajak tangguhan
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Penyisihan persediaan
Imbalan paska kerja
Aset pajak tangguhan perseroan
Entitas Anak
Aset pajak tangguhan
Imbalan kerja karyawan
Sub-total
Liabilitas pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Entitas Anak

Total

(481.211.482)
719.631.302

Subsidiaries
Deferred tax assets
Allowance for impairment of
trade receivable
Employee benefits
Sub-total
Deferred tax liability
Depreciation of fixed assets
Deferred tax assets (liabilities)
Subsidiaries

Saldo Akhir
tanggal 31 Des 2013/
Ending Balance
Dec 31, 2013

31.782.582.207
549.634.734
77.138.888.040

(432.525.798)
14.918.092.573

31.350.056.409
549.634.734
92.056.980.613

109.471.104.981

14.485.566.775

123.956.671.756

189.622.179

43.987.436

233.609.616

189.622.179

43.987.436

233.609.616

The Company
Deferred tax assets
Allowance for impairment of
trade receivable
Allowance for inventories
Employee benefits
Deferred tax assets company
Subsidiaries
Deferred tax assets
Employee benefits
Sub-total

(556.585.463)

(556.585.463)

Deferred tax liability


Depreciation of fixed assets

189.622.179

(512.598.027)

(322.975.847)

Deferred tax assets


(liabilities) Subsidiaries

Saldo Awal
tanggal 31 Des 2012/
Begining Balance
Dec 31, 2012
Perusahaan
Aset pajak tangguhan
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Penyisihan persediaan
Hutang tantiem
Imbalan paska kerja

Saldo Akhir
tanggal 31 Des 2014/
Ending Balance
Dec 31, 2014

Dikreditkan ke
(dibebankan)
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Konsolidasian/
Credited to
(charged)
Consolidated
Statements
of Comprehensive
Income

Saldo Akhir
tanggal 31 Des 2012/
Ending Balance
Dec 31, 2012

23.337.194.994
549.634.734
78.694.250
64.738.264.151

8.445.387.213
(78.694.250)
12.400.623.889

31.782.582.207
549.634.734
77.138.888.040

88.703.788.129

20.767.316.852

109.471.104.981

62

The Company
Deferred tax assets
Allowance for impairment of
trade receivable
Allowance for inventories
Tantiem payable
Employee benefits
Total

467

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

17. TAXATION (continued)

d.

d.

Pajak tangguhan (lanjutan)

Saldo Awal
tanggal 31 Des 2012/
Begining Balance
Dec 31, 2012
Entitas Anak
Aset pajak tangguhan
Imbalan kerja karyawan
Rugi fiskal
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Entitas anak

e.

44.892.187
(67.878.257)

189.622.179
-

212.608.249

(22.986.070)

189.622.179

e.

2014

Subsidiaries
Deferred tax assets
Employee benefits
Fiscal loss
Deferred tax assets
(liabilities) Subsidiaries

Estimated claim for tax refund


Estimated claims for tax refund represents the
Company and Subsidiaries over payment of
income tax, which in managements opinion
can be refunded, details are as follows:

Akun ini merupakan taksiran kelebihan


pembayaran pajak penghasilan Perseroan dan
Entitas Anak yang menurut manajemen dapat
diperoleh kembali, dengan rincian sebagai
berikut:
2013

2012

14.346.400.804
1.060.072.434
-

Estimated claim for tax refund


Company
2011
Adjustment for 2011
2012

15.406.473.238

Sub total

Entitas Anak
2011
2012
2014

492.243.948

210.592.560
84.175.269
-

Subsidiaries
2011
2012
2014

Sub total

492.243.948

294.767.829

Sub total

492.243.948

15.701.241.067

Total

Sub total

Total

f.

Saldo Akhir
tanggal 31 Des 2012/
Ending Balance
Dec 31, 2012

144.729.992
67.878.257

Taksiran tagihan pajak penghasilan

Taksiran tagihan
pajak penghasilan
Perseroan
2011
Penyesuaian tahun 2011
2012

Deferred tax (continued)

Dikreditkan ke
(dibebankan)
Laporan Laba Rugi
Komprehensif
Konsolidasian/
Credited to
(charged)
Consolidated
Statements
of Comprehensive
Income

f.

Pemeriksaan pajak

In
2014,
Company
received
Tax
Underpayment Assessment Letter (SKPKB)
Corporate Income Tax of Corporate income
tax, SKPKB income tax art 21, SKPKB income
tax art 23, SKPKB final tax 4(2), SKPKB value
added tax, and Tax Assessment Letter 2011.
The detail of SKP and tax assessment letter as
follows:

Pada tahun 2014, Perseroan menerima


SKPKB pajak penghasilan badan, SKPKB
pajak penghasilan PPh 21, SKPKB pajak
penghasilan
PPh
23,
SKPKB
pajak
penghasilan PPH 4(2), SKPKB Pajak
Pertamabahan Nilai, dan Surat Tagihan Pajak
tahun 2011. Rincian SKP dan tagihan adalah
sebagai berikut:
Surat Pajak/
Tax Letters
SKPKB No. 00024/201/11/441/14
SKPKB No. 00159/207/11/441/14
SKPKB No. 00023/201/11/441/14
Lain-lain (di bawah Rp100.000.000)

Tax assessment

Jenis Pajak/
Type of Tax
PPh 21/ Income tax art 21
PPN/ Value added tax
PPh 21/ Income tax art 21
-

Jumlah/
Amounts
4.377.353.885
193.482.995
139.967.156
4.691.217.220
9.402.021.256

468

63

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

17. PERPAJAKAN (lanjutan)

17. TAXATION (continued)

f.

f.

Pemeriksaan pajak (lanjutan)

Tax assessment (continued)


In
2013,
Company
received
Tax
Underpayment Assessment Letter (SKPKB)
Corporate Income Tax of Corporate income
tax, SKPKB income tax art 21 SKPKB value
added tax, and Tax Assessment Letter 2011.
The detail of SKP and tax assessment letter as
follows:

Pada tahun 2013, Perseroan menerima


SKPKB pajak penghasilan badan, SKPKB
pajak penghasilan PPh 21, SKPKB Pajak
Pertamabahan Nilai, dan Surat Tagihan Pajak
tahun 2011. Rincian SKP dan tagihan adalah
sebagai berikut:
Surat Pajak/
Tax Letters

Jenis Pajak/
Type of Tax

SKPKB No. 00004/206/11/093/13


SKPKB No. 00017/201/11/093/13
SKPKB No. 00024/207/11/443/13
SKPKB No. 00025/207/11/443/13
SKPKB No. 00028/207/11/443/13
SKPKB No. 00088/207/11/631/13
SKPKB No. 00090/207/11/631/13
SKPKB No. 00092/207/11/631/13
SKPKB No. 00098/207/11/631/13
SKPKB No. 00102/207/11/631/13
SKPKB No. 00103/207/11/631/13
SKPKB No. 00104/207/11/631/13
SKPKB No. 00348/207/11/511/13
SKPKB No. 00352/207/11/511/13
STP No. 00085/107/11/631/13
STP No. 00154/107/11/631/13
Lain-lain (di bawah Rp100.000.000)

Jumlah/
Amounts

PPh badan / Corporate income tax


PPh pasal 21 / Income tax art. 21
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN/ Value added tax
PPN (sanksi administrasi)/ VAT (administration fines)
PPN (sanksi administrasi)/ VAT (administration fines)
-

1.168.112.003
2.757.835.716
127.673.714
125.375.073
168.412.270
125.170.015
122.673.781
180.708.506
125.652.546
103.284.310
231.958.138
163.158.550
119.386.787
166.378.742
194.115.538
255.053.267
7.238.485.123
13.373.434.079

18. UTANG LAINNYA

18. OTHER PAYABLES


2014

Utang lainnya
Utang uang jaminan
Utang biaya
Pendapatan diterima di muka
pemanfaatan asset
Unit bisnis lainnya
Bisnis pos standar
Non usaha lainnya

2013

2012

376.885.528.992
59.811.602.509

185.298.709.885
95.700.890.398

150.437.025.767
55.206.207.258

14.883.480.587
2.781.896.313
-

17.639.056.720
-

12.988.715.283
757.971.716
-

Other Payables
Fund guarantee payables
Cost payables
Prepaid income
asset utilization
Other business unit
Postal standard business
Other non operating expenses

454.362.508.401

17.639.056.720

14.267.548.101

Sub total

Utang kepada pegawai

4.648.531.969

804.304.311

1.882.783.316

Payable to employees

Lain-lain
Pembayaran pajak
Pensiun TASPEN
Utang lancar lainnya

34.980.888.456
10.646.357.356
26.182.237.258

219.479.096.527
68.292.485.842
190.435.500.716

76.513.290.723

Others
Tax payment
TASPEN Pension
Other current liabilities

Sub total

71.809.483.070

478.207.083.085

76.513.290.723

Sub total

Utang lainnya Entitas Anak

20.482.817.699

16.273.766.531

350.868.402

Other payable of Subsidiaries

551.303.341.139

793.923.810.930

298.657.723.567

Total other payables

10.749.851.994
7.159.219.176
5.086.779.593
5.062.681.901
2.866.738.805
257.958.101

6.772.835.085
10.041.403.974
1.494.306.864
1.992.150.754
518.910.753
115.010.100

1.550.395.493
14.334.982.493
1.795.519.248
7.761.615.596
285.165.986

Accrued expenses
Payment order voucher (SPB)
Outsourcing service (TKK)
Employee salary and allowance
Postal delivery
Accrual payables
Security

Sub total

Total utang lainnya


Biaya yang masih harus dibayar
Surat perintah bayar (SPB)
Biaya tenaga kontrak karya (TKK)
Gaji dan tunjangan pegawai
Angkutan pos
Utang yang masih harus dibayar
Satpam

64

469

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

18. UTANG LAINNYA (lanjutan)

18. OTHER PAYABLES (continued)


2014

2013

116.230.000
87.000.000
73.300.000
57.764.500
52.931.063

236.847.637
38.175.504
450.000
91.132.500
179.827.360

81.033.900
118.146.330
845.780.742
754.312.260
1.031.623.297

7.581.500
2.000.000
500.000
313.000
-

166.952.396
178.455.000
2.071.026
-

7.260.000
135.507.779
97.584.500
19.167.334
6.688.764.484

4.777.329.959

2.668.021.304
465.456.000
421.617.600
1.576.847.793

114.489.425
2.784.123.985
539.083.300

36.358.179.592

26.960.471.650

38.944.556.152

Biaya yang masih harus


dibayar (lanjutan)
Honorarium petugas agen pos
Biaya pemeliharaan kesehatan
Bina mutu layanan
Biaya pemeliharaan
Uang makan dan kerja lembur
Honorarium, biaya rapat,
dan seminar
Pemasaran bisnis regular
Biaya pajak daerah
Administrasi
Investasi
Peningkatan prestasi kerja
Pemakaian instalasi
Sewa bangunan
Pengerjaan kiriman pos luar negeri
Biaya lainnya
Total

470

2012

Accrued expenses (continued)


Honorarium of agents
Health care maintenance
Service quality improvement
Maintenance
Meals allowance and overtime
Honorarium, meeting and seminars
Marketing of regular business
Local tax
Administration
Advance of investment
Improvement of
work performance
Installation usage
Building rent
International mailing
Other expenses
Total

Utang uang jaminan adalah penerimaan kas atau


bank yang diterima dari pihak ketiga (mitra)
sebagai utang uang jaminan di awal kerjasama.
Tujuan uang jaminan ini adalah untuk menghindari
kerugian yang mungkin dialami oleh Perseroan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

Fund guarantee payable is bank or cash received


from third parties (partners) as security deposits
that were paid at the beginning of cooperation
agreement with the Company. The purpose of
deposits is to avoid losses that might experienced
by the Company in the implementation of the work.

Western Union Network (Canada) Company (WU)

Western Union Network (Canada) Company (WU)

Pada tanggal 8 Januari 2008, Perseroan membuat


Perjanjian Perwakilan Westeren Union International
dengan WU. Berdasarkan perjanjian ini, WU setuju
memberikan uang jaminan sebesar AS$750.000.

On January 8, 2008, Company entered into


Agreement Representation of Western Union
International with WU. Based on this agreement,
WU agree for fund guarantee amounting
USD750,000.

Pada tanggal 5 Mei 2014, Perseroan telah


membuat Perpanjangan dan Perubahan Perjanjian
Perwakilan dengan WU. Berdasarkan perjanjian ini,
WU setuju memberikan uang jaminan sebesar
AS$5.000.000.

On May 5, 2014, Company entered into Renewal


and Amendment of Agreement Representation with
WU. Based on this agreement, WU agree for
additional
fund
guarantee
amounting
USD5,000,000.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA)

PT Bank Central Asia Tbk (BCA)

Pada tanggal 23 Oktober 2013, Perseroan


membuat Perjanjian Pemanfaatan Layanan
Weselpos Instan dengan BCA. Berdasarkan
perjanjian ini, BCA setuju untuk memberikan Dana
Jaminan sebesar Rp100.000.000.

On October 23, 2013, Company entered into


Agreement of Utilization of Instant Money Order
(Weselpos) with BCA. Based on this agreement,
BCA agree for fund guarantee amounting
Rp100,000,000.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI)

Pada tanggal 25 Januari 2013, Perseroan


membuat Perjanjian Pemanfaatan Layanan
Weselpos Instan dengan BNI. Berdasarkan
perjanjian ini, BNI setuju untuk memberikan Dana
Jaminan sebesar Rp100.000.000.

On January 25, 2013, Company entered into


Agreement of Utilization of Instant Money Order
(Weselpos) with BNI. Based on this agreement,
BNI agree for fund guarantee amounting
Rp100,000,000.

65

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

18. UTANG LAINNYA (lanjutan)

18. OTHER PAYABLES (continued)

PT Artha Semesta Utama (Arsema)

PT Artha Semesta Utama (Arsema)

Pada tanggal 1 April 2013, Perseroan membuat


Perjanjian Pemanfaatan Layanan Weselpos Untuk
Penyaluran Kiriman Uang dengan Arsema.
Berdasarkan perjanjian ini, Arsema setuju untuk
memberikan Dana Jaminan sebesar Rp50.000.000

On April 1, 2013, Company entered into Agreement


of Utilization of Money Order (Weselpos) for
Chanelization Remittance with Arsema. Based on
this agreement, Arsema agree for fund guarantee
amounting Rp50,000,000.

Biaya yang masih harus dibayar terdiri atas utang


surat perintah bayar (SPB), utang SPB ini timbul
karena pengakuan biaya yang berhubungan
dengan pengeluaran SPB tersebut (accrual basis),
yang dapat dipengaruhi oleh dokumen pendukung
yang tidak lengkap dari Penanggung Jawab
Anggaran (PJA) maupun bagian Lokas yang belum
mentransfer dana tersebut.

Accrued expenses mostly consist of payment order


vouchers (SPB), which were caused by the
recognition of expenses associated with the
issuance of the SPB (accrual basis), due to
incomplete supporting documents from the
Responsible Budget Authority (PJA) and Lokas unit
that has not transferred the funds yet.

19. PROVISI JANGKA PENDEK

19. SHORT-TERM PROVISION


This account represents the cost that is reserved
for current liability that will be paid in the period of
over 12 (twelve) months. This provision is
recognized by the resulf of expenditure best
estimation that will be needed to finish its current
liability at the end of reporting date. The resulting
estimate for the short-term provision as of
December
31,
2014
and
2013
are
Rp104,128,671,122
and
Rp96,172,160,803,
respectively.

Akun ini merupakan biaya yang dicadangkan atas


liabilitas masa kini yang akan dibayarkan dalam
jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Provisi ini diakui sebesar hasil estimasi
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Hasil
estimasi per 31 Desember 2014 dan 2013 masingmasing
sebesar
Rp104.128.671.122
dan
Rp96.172.160.803.

20. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK

20. SHORT TERM BANK LOAN

Akun ini merupakan pinjaman bank jangka pendek


PT Pos Indonesia (Persero) yang diperoleh dari
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar
Rp150.000.000.000 terhutang pada tanggal
31 Desember 2012. Pinjaman ini telah diselesaikan
pada tahun 2014.

This accounts pertains to short-term bank loan of


PT Pos Indonesia (Persero) obtained from PT Bank
Mandiri
(Persero)
Tbk
amounting
to
Rp150,000,000,000 which is outstanding as of
December 31, 2012. This loan already paid in
2014.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Perjanjian kredit

Loan agreement

: Loan Approval No. 09 dated


August
02,
2012
with
Addendum Loan Approval No
(3) 09 dated June 30, 2014

Limit

: Rp250,000,000,000 (two fifty


billion rupiah)
: March
17,
2014
until
March 16, 2015
: Daily working capital

Plafond
Jangka waktu
Tujuan

Tingkat bunga
Provisi kredit
Jaminan

: Persetujuan Kredit No. 09


tanggal 02 Agustus 2012,
dengan addendum Perjanjian
Kredit Nomor (3) 09 tanggal
30 Juni 2014
: Rp250.000.000.000
(dua ratus milyar rupiah)
: 17 Maret 2014 sampai
dengan 16 Maret 2015
: Modal kerja Debitur untuk
memenuhi kebutuhan dana
transaksi harian
: 10% per tahun
: 0,25%
per
tahun
dari
besarnya plafond.
: Clean basis

Period
Purposes

Interest rate
Provision
Collateral

66

: 10% per annum


: 0.25% per annum of the limit
provided
: Clean basis

471

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

20. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan)

20. SHORT TERM BANK LOAN (continued)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk


(lanjutan)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk


(continued)

Penarikan

Withdrawal

Pelunasan

: Tanggal 15 Oktober 2014


Rp150.000.000.000
: Tanggal 23 Desember 2014
Rp150.000.000.000
: Tanggal 07 November 2014
Rp150.000.000.000

Settlement

21. PINJAMAN JANGKA PANJANG

21. LONG-TERM LOANS


Bank Loan

Pinjaman Bank
2014
PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk

2013

2012
PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk

115.000.000.000
-

80.000.000.000
-

100.000.000.000
35.187.500.000

115.000.000.000

80.000.000.000

135.187.500.000

Dikurangi bagian utang yang jatuh


tempo dalam satu tahun

40.000.000.000

20.000.000.000

65.187.500.000

Less current maturities

Pinjaman bank jangka panjang bersih setelah dikurangi


bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun

75.000.000.000

60.000.000.000

70.000.000.000

Long term bank loan - net of


current maturities

Consumer Financing Liabilities

Utang Pembiayaan Konsumen


2014
PT Bank International Indonesia Tbk
PT Astra Sedaya Finance

Dikurangi bagian utang yang jatuh


tempo dalam satu tahun

2013

2012

8.359.549.994
123.229.207

12.104.917.861
-

8.482.779.201

12.104.917.861

4.264.322.054

3.769.767.964

Less current maturities

Consumer financing
liabilities-net of
current maturities

Utang pembiayaan konsumen bersih


setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam satu tahun
4.218.457.147

8.335.149.897

PT Bank International Indonesia Tbk


PT Astra Sedaya Finance

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Loan agreement : Akta Notaris Ny. Djumini


Setyoadi, SH., M.Kn. nomor
62, dated October 29, 2012
Limit
: Rp150,000,000,000 (one fifty
billion rupiah)
Period
: June 20, 2012 until June 19,
2019
Purpose
: To finance Companys capital
expenditure.
Interest rate
: 10% per annum
Credit provision : 0.5% per annum of amount of
the limits provided
Collaterals
: Clean basis
Withdrawal
: Dated December 21, 2012
Rp100,000,000,000

Perjanjian kredit : Akta Notaris Ny. Djumini


Setyoadi, SH., M.Kn., nomor
62 tanggal 29 Oktober 2012
Plafond
: Rp150.000.000.000 (Seratus
lima puluh milyar rupiah)
Jangka waktu
: 20 Juni 2012 sampai dengan
19 Juni 2019
Tujuan
: Pembiayaan belanja modal
Perseroan
Tingkat bunga
: 10% per tahun
Provisi kredit
: 0,5% per tahun dari besarnya
plafond
Jaminan
: Clean basis
Penarikan
: Tanggal 21 Desember 2012
Rp100.000.000.000

472

: Dated October 15, 2014


Rp150,000,000,000
: Dated December 23, 2014
Rp150,000,000,000
: Dated November 07, 2014
Rp150,000,000,000

67

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

21. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan)

21. LONG-TERM LOANS (continued)


PT Bank Negara
(continued)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (lanjutan)


Pembayaran

Penarikan
Pembayaran

: Pokok dibayarkan secara


angsuran 6 (enam) bulanan
dengan angsuran sebesar
Rp10.000.000.000
tiap
semester
: Tanggal 13 Februari 2014
Rp50.000.000.000
: Pokok dibayarkan secara
angsuran 6 (enam) bulanan
dengan angsunran sebesar
Rp5.000.000.000
tiap
semester

(Persero)

Tbk

Payment

: Principal paid 6 (six) monthly


installments amounting to
Rp10,000,000,000 for each
installment

Withdrawal

: Dated February 13, 2014


Rp50,000,000,000
: Principal paid 6 (six) monthly
installments amounting to
Rp5,000,000,000 for each
installment

Payment

22. LIABILITAS IMBALAN KERJA

Indonesia

22. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY


The details of employee benefits liability for
employee services provided in accordance with
PSAK No. 24 (Revised 2004) as of December 31,
2014 and 2013 are as follows:

Saldo liabilitas imbalan kerja kepada karyawan


atas jasa yang telah diberikan sesuai PSAK No. 24
(revisi 2004) per 31 Desember 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:
2014

2013

2012

Perseroan
Entitas Anak

455.956.775.676
1.048.205.168

368.227.922.455
934.438.463

308.555.552.159
758.488.717

Company
Subsidiaries

Total

457.004.980.844

369.162.360.918

309.314.040.876

Total

Liabilitas imbalan kerja PT Pos Indonesia (Persero)


per 31 Desember 2014 dan 2013 telah dihitung
oleh aktuaris independen PT Gemma Mulia
Inditama yang dituangkan dalam Laporan Valuasi
untuk
PT Pos
Indonesia
(Persero) per
31 Desember 2014 nomor 419/PSAK-GMI/I/15
tanggal 2 Januari 2015 dan Laporan Valuasi untuk
PT
Pos
Indonesia
(Persero)
per
31 Desember 2013 nomor 4900/PSAK-GMI/I/14
tanggal 16 Januari 2014.

Employee benefits liability of PT Pos Indonesia


(Persero) as of December 31, 2014 and 2013 have
been calculated by PT Gemma Mulia, an
independent actuary, as outlined in the Valuation
Report No. 419/PSAK-GMI/I/15 dated January 2,
2015
for
2014
and
Valuation
Report
No. 4900/PSAK-GMI/I/14 dated January 16, 2014
for December 31, 2013.

Imbalan kerja untuk tahun berjalan dicerminkan


pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
dan laporan posisi keuangan konsolidasian dengan
rincian liabilitas imbalan kerja per 31 Desember
2014 dan 31 Desember 2013:

The details of employee benefits for the current


year reflected in the consolidated statements of
comprehensive
income
and
consolidated
statements of financial position as of December 31,
2014 and 2013 are as follows:

a.

a.

Pesangon

The movements in the employee benefits


liability are as follows:

Mutasi liabilitas yang diakui adalah sebagai


berikut:
2014

Severance

2013

2012

Saldo awal
Beban tahun berjalan
Pembayaran manfaat selama
tahun berjalan

105.846.423.800
152.629.295.570

40.691.997.586
107.750.329.029

13.732.590.339
40.691.997.586

Beginning balance
Provision during the year

(74.051.092.782)

(42.595.902.815)

(13.732.590.339)

Payment during the year

Liabilitas imbalan kerja

184.424.626.588

105.846.423.800

40.691.997.586

68

Employee benefits liability

473

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

22. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan)

22. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY (continued)

a.

Pesangon (lanjutan)

a.

Severance (continued)
Total expenses recognized in consolidated
statements of comprehensive income are as
follows:

Jumlah beban yang diakui pada laporan laba


rugi komprehensif konsolidasian sebagai
berikut:
2014

2013

2012

Biaya jasa kini


Beban bunga
Harapan dari hasil investasi
Amortisasi biaya jasa lalu
Penyesuaian aktuaria

44.633.155.832
115.351.193.034
(56.292.850.278)
71.156.751.437

60.881.181.364
72.084.216.783
(45.504.199.540)
20.289.130.422

39.370.362.263
1.271.928.231
49.707.092

Current service cost


Interest cost
Estimated return on investment
Amortization of past service cost
Actuarial adjustment

Total biaya imbalan jasa


kerja

174.848.250.025

107.750.329.029

40.691.997.586

Total employee benefit expenses

Amounts for the current and previous four


annual periods are as follows:

Jumlah untuk tahun berjalan dan empat tahun


sebelumnya adalah sebagai berikut:
Nilai kini liabilitas
imbalan kerja
Nilai wajar
aset program
Lebih (defisit)
pendanaan
Keuntungan (kerugian)
aktuaria yang
belum diakui
Liabilitas
imbalan kerja

2014

2013

2012

1.035.571.042.956

1.464.108.867.382

2011

(653.687.765.374)

(625.476.114.205)

(568.802.494.255)

381.883.277.582

838.632.753.177

354.469.169.990

15.899.102.893

13.641.443.923

Present value of defined


benefit obligation
Fair value of
plan assets
Surplus (deficit)
in plan

(197.458.650.994)

(732.786.329.377)

(313.777.172.404)

(2.166.512.554)

(3.751.293.854)

Unrecognized actuarial
gain (loss)

184.424.626.588

105.846.423.800

40.691.997.586

13.732.590.339

9.890.150.069

Employee
benefits liability

923.271.664.245

15.899.102.893

Plan assets

Kategori-kategori utama dari aset program


dalam persentase dari nilai wajar dari jumlah
aset adalah sebagai berikut:

The major categories of plan assets as a


percentage of the fair value of the total assets
are as follows:

Instrumen ekuitas
Instrument utang
Properti
Lain-lain
Total

2013

332.402.308.850
778.944.540.465
69.842.000.000
234.753.557.612

23,5%
55%
4,9%
16,6%

261.469.815.930
765.985.664.884
69.547.000.000
172.428.783.127

1.415.942.406.927

100%

1.269.431.263.941

2012
20,6%
60,3%
5,5%
13,6%

266.485.624.040
830.116.573.955
56.757.487.500
144.680.117.662

20,5%
63,9%
4,4%
11,2%

Equity instrument
Debt instrument
Property
Others

100,0% 1.298.039.803.157

100,0%

Total

Amounts for the current and previous four


annual periods are as follows:

Jumlah empat periode tahunan saat ini dan


sebelumnya per tahun adalah sebagai berikut:

Nilai kini liabilitas


imbalan pasti
Nilai wajar aset program

2014

2013

2012

1.035.571.042.956
(653.687.765.374)

1.464.108.867.382
(625.476.114.205)

923.271.664.245
(568.802.494.255)

15.899.102.893
-

13.641.443.923
-

381.883.277.582

838.632.753.177

354.469.169.990

15.899.102.893

13.641.443.923

Cuti Besar

2011

b.

2014
Saldo awal tahun
Beban imbalan kerja
Pembayaran manfaat
Saldo akhir tahun

2010
Present value of defined
benefit obligation
Fair value of plan assets

Leaves
The movements in the employee benefits
liability are as follows:

Mutasi liabilitas yang diakui adalah sebagai


berikut:

474

13.641.443.923

Aset program

2014

b.

2010

2013

2012

86.103.283.898
67.232.899.388
(58.429.595.101)

91.258.799.796
49.343.658.583
(54.499.174.481)

63.542.832.792
76.018.970.610
(48.303.003.606)

94.906.588.185

86.103.283.898

91.258.799.796

69

Beginning balance
Employee benefits expense
Benefits paid
Ending balance

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

22. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan)

22. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY (continued)

b.

Cuti Besar (lanjutan)

b.

Total expenses recognized in consolidated


statements of comprehensive income are as
follows:

Jumlah beban yang diakui pada laporan laba


rugi komprehensif konsolidasian sebagai
berikut:
2014

2013

2012

Biaya jasa kini


Beban bunga
Amortisasi biaya jasa lalu
Penyesuaian aktuaria

32.637.471.808
7.749.295.551
16.356.554.179
10.489.577.850

32.493.946.191
7.300.703.984
16.356.554.179
(6.807.545.771)

28.751.380.396
5.083.426.623
16.356.554.179
25.827.609.412

Current service cost


Interest cost
Amortization of past service cost
Actuarial adjustment

Total beban imbalan kerja

67.232.899.388

49.343.658.583

76.018.970.610

Total employee benefit expenses

Employee benefits liability recognized in


consolidated statement of financial position are
as follows:

Liabilitas imbalan kerja diakui pada laporan


posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai
berikut:
2014
Nilai kini liabilitas imbalan
kerja

c.

Leaves (continued)

Tunjangan
Pangan
Perbaikan Penghasilan

2013

94.906.588.185

dan

2012

86.103.283.898

Tunjangan

c.

Allowance of Food
Earnings Improvement

2013

Allowances

2012

Saldo awal tahun


Beban imbalan kerja
Pembayaran manfaat

176.278.214.756
20.451.046.147
(20.103.700.000)

176.604.754.779
20.042.099.978
(20.368.640.000)

181.677.633.473
10.785.871.306
(15.858.750.000)

Saldo akhir tahun

176.625.560.903

176.278.214.757

176.604.754.779

Beginning balance
Employee benefits expense
Benefits paid
Ending balance

Total expenses recognized in consolidated


statements of comprehensive income are as
follows:

Jumlah beban yang diakui pada laporan laba


rugi komprehensif konsolidasian sebagai
berikut:
2014

and

The movements in the employee benefits


liability are as follows:

Mutasi liabilitas yang diakui adalah sebagai


berikut:
2014

Present value of defined


benefit obligation

91.258.799.796

2013

2012

Biaya jasa kini


Biaya bunga
Amortisasi koreksi aktuaria

5.676.239.158
14.774.806.989
-

6.377.490.875
13.664.609.103
-

6.638.157.951
9.064.738.004
(4.917.024.648)

Current service cost


Interest cost
Amortization of actuarial adjustment

Total biaya imbalan jasa


kerja

20.451.046.147

20.042.099.978

10.785.871.307

Total employee benefit expenses

Employee benefits liability recognized in


consolidated statement of financial position are
as follows:

Liabilitas imbalan kerja diakui pada laporan


posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai
berikut:
2014
Nilai kini liabilitas imbalan
kerja
Kerugian aktuaria
yang belum diakui
Liabilitas imbalan kerja

2013

2012

148.919.169.001

164.164.522.097

170.807.613.781

Present value of employee


benefits liability

27.706.391.902

12.113.692.660

5.797.140.998

Unrecognized actuarial loss

176.625.560.903

176.278.214.757

176.604.754.779

Employee benefits liability

70

475

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

22. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan)

22. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY (continued)

c.

Tunjangan
Pangan
dan
Tunjangan
Perbaikan Penghasilan (lanjutan)

c.

The principal assumptions used in determining


employee benefits liability are as follows:

Asumsi dasar yang digunakan dalam


menentukan liabilitas imbalan kerja adalah
sebagai berikut:
2014
Tingkat kenaikan gaji
Tingkat bunga/diskonto
Usia pensiun normal
Tingkat pengunduran diri
Tingkat cacat
Tingkat mortalita

2013

6%
9%
56 tahun/year
10%
1%

2012

6%
8%
56 tahun/year
10%
1%
Tabel Mortalita Indonesia 2011

5%
8%
56 tahun/year
10%
1%

Salary growth rate


Interest/discount rate
Normal retirement age
Resignation rate
Invalid rate
Mortality rate

Dasar penetapan tingkat diskonto dengan


mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut:

The factors considered in determining the


charge in discount rate are as follows:

1. Kelangsungan usaha Perseroan.


2. Pengembangan terhadap aset program
pada Dana Pensiun Pos Indonesia
diharapkan
berada
diatas
10%,
sebagaimana tingkat bunga aktuaria yang
dipergunakan pada Dana Pensiun Pos
Indonesia saat ini adalah 10%.
3. Informasi yang diperoleh dari PT Pos
Indonesia (Persero) tentang imbal hasil
investasi yang telah dilakukan selama ini.

1. The going concern of the Company.


2. Development of the assets in the Pension
Fund program of Pos Indonesia was
expected to be over 10%, as an actuarial
interest rate on Dana Pensiun Pos
Indonesia is 10%.

Analisa sensitivitas terhadap tingkat diskonto:

Sensitivity analysis of the discount rate:

3. Information obtained from PT Pos


Indonesia (Persero) about the yield of
investments that have been made so far.

Liabilitas
imbalan pasca
kerja/
Employee benefit
liabilities
Satu poin persentase
kenaikan (9%)
Satu poin persentase
penurunan (7%)

476

Allowance of Food and Allowances


Earnings Improvement (continued)

Beban
imbalan pasca
kerja/
Employee benefits
expense

88.338.857.177

112.461.716.859

One percent increase (9%)

79.451.213.102

103.574.072.785

One percent decrease (7%)

Liabilitas Imbalan Kerja PT Bhakti Wasantara


Net

Employee Benefits
Wasantara Net

Liabilitas imbalan kerja PT Bhakti Wasantara Net


per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013
dan telah dihitung oleh aktuaris independen
PT Katsir Imam Sapto Sejahtera Aktuaria yang
dituangkan dalam Laporan Valuasi Liabilitas
Imbalan Kerja untuk PT Bhakti Wasantara Net per
31 Desember 2014 Nomor 2866/AIS/LA/02/2015
tanggal 12 Februari 2015 dan Laporan Valuasi
Liabilitas Imbalan Kerja untuk PT Bhakti Wasantara
Net
per
31
Desember
2013
Nomor
2476/KIS/LA/01/2014 tanggal 13 Januari 2014.

Employee benefits liability of PT Bhakti Wasantara


Net as of December 31, 2014 and 2013 have been
calculated by PT Katsir Imam Sapto Sejahtera
Aktuaria, an independent actuary, as outlined
in
the
Actuarial
Valuation
Report
No. 2866/AIS/LA/02/2015 dated February 12, 2015
for 2014 and Valuation Report No. 2476/KIS/
LA/01/2014 dated January 13, 2014 for 2013.

71

Liability

of

PT

Bhakti

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

22. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan)

22. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITY (continued)

Liabilitas Imbalan Kerja PT Bhakti Wasantara


Net (lanjutan)

Employee Benefits Liability


Wasantara Net (continued)

of

PT

Bhakti

2014

2013

2012

Saldo liabilitas awal tahun


Beban tahun berjalan
Pembayaran pesangon

758.488.717
175.949.746
-

578.919.970
179.568.747
-

578.919.970
179.568.747
-

Beginning balance
Current year charge
Payment of retirement

Saldo liabilitas akhir tahun

934.438.463

758.488.717

758.488.717

Ending balance

Total expense recognized in the consolidated


statements of comprehensive income are as
follows:

Jumlah beban yang diakui pada laporan laba rugi


komprehensif konsolidasian sebagai berikut:
2014
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Amortisasi biaya jasa lalu
Amortisasi akumulasi (keuntungan)
kerugian aktuaria
Total biaya imbalan jasa kerja

Nilai kini liabilitas imbalan kerja

2013

2012

66.607.703
70.543.506
4.310.431

61.561.244
97.817.288
4.310.431

93.195.502
72.597.140
4.310.431

(9.224.934)

12.260.783

9.465.674

Current service cost


Interest cost
Amortization of past service cost
Accumulated amortization of
actuarial (gain) loss

132.236.706

175.949.746

179.568.747

Total employee benefits expense

2014

2013

2012

934.438.463

758.488.717

1.048.205.168

The basic assumptions used by an independent


actuary in determining employee benefits liability as
of December 31, 2014 and 2013, are as follows:

Asumsi dasar yang digunakan oleh aktuaris


independen dalam menentukan liabilitas imbalan
kerja pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013,
rinciannya adalah sebagai berikut:
2014
Tingkat kenaikan gaji
Tingkat bunga/diskon
Tabel mortalita
Usia pensiun normal
Tingkat pengunduran diri
Tingkat cacat

8%
8.5%
TMI-2011
55 tahun/years
10%
1%

2013

2012

8%
9%
TMI-III
55 tahun/years
10%
1%

23. LIABILITAS JANGKA PANJANG LAINNYA

Utang:
PT Quantum Aksesindo
Nusantara
Utang subordinat:
PT Quantum Aksesindo
Nusantara
Total

8%
8%
TMI-III
55 tahun/years
10%
1%

Salary growth rate


Interest/discount rate
Mortality table
Normal retirement age
Resignation rate
Invalid rate

23. OTHER LONG - TERM LIABILITIES


This is a payable balance to non-controlling
shareholders of PT Bhakti Wasantara Net consists
of:

Saldo ini merupakan utang kepada pemegang


saham non pengendali PT Bhakti Wasantara Net
yang terdiri dari:
2014

Present value of defined


benefit obligation

2013

2012
Loan:

13.097.954.061

13.097.954.061

13.097.954.061

PT Quantum Aksesindo Nusantara


Subordinate loan:

9.607.843.137

9.607.843.137

9.607.843.137

22.705.797.198

22.705.797.198

22.705.797.198

72

PT Quantum Aksesindo Nusantara


Total

477

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

23. LIABILITAS
(lanjutan)

23. OTHER LONG - TERM LIABILITIES (continued)

JANGKA

PANJANG

LAINNYA

Utang kepada PT Quantum Aksesindo Nusantara


(PT QAN) merupakan pinjaman dana yang
diperoleh dari pemegang saham dan digunakan
untuk pembayaran utang PT Bhakti Wasantara Net
kepada pihak ketiga.

Loan to PT Quantum Aksesindo Nusantara


(PT QAN) is a loan obtained from stockholders and
used for payments of PT Bhakti Wasantara Nets
payable to third parties.

Utang Subordinat merupakan setoran pemegang


saham ke kas PT Bhakti Wasantara Net.
Keputusan pemegang saham yang berkekuatan
sama dengan RUPS tanggal 15 Oktober 2003,
menetapkan bahwa setoran tersebut dibukukan
sebagai pinjaman modal kerja yang dapat
dikonversikan menjadi kepemilikan atas saham
PT Bhakti Wasantara Net dari masing-masing
pemegang saham, apabila seluruh izin yang
diperlukan untuk hal tersebut telah diperoleh.
Sampai dengan saat ini, izin yang diperlukan oleh
PT Pos Indonesia (Persero) dari Menteri Negara
BUMN untuk melakukan konversi utang subordinat
menjadi modal saham belum diperoleh, sehingga
transaksi ini belum dapat dilakukan.

Sub-ordinate loan is a cash deposit of the


stockholders of PT Bhakti Wasantara Net. Binding
decision of the stockholders at the AGM on
October 15, 2003, determined that the deposit is
recorded as working capital loans that may be
converted into ownership of the shares of
PT Bhakti Wasantara Net from their respective
stockholders, if all necessary permits have been
obtained for this. Up to this time, permits are
required by PT Pos Indonesia (Persero) from the
Minister of State Enterprises to perform the
sub-ordinate loan conversion to equity shares have
not been obtained, so that the transaction could not
be done.

24. MODAL SAHAM DAN KEPENTINGAN NON


PENGENDALI
a.

a.

Modal saham

NON-CONTROLLING

Share Capital

Berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, SH., M.Kn.,


No.164 tanggal 15 Agustus 2008, susunan
pemilikan saham Perseroan adalah Negara
Republik Indonesia, sebanyak 425.000 saham
atau
dengan
nilai
nominal
sebesar
Rp425.000.000.000.

Based on Notarial Deed No.164 of Sutjipto,


SH., M.Kn., dated August 15, 2008, the
shareholding of the Company is fully owned by
the Republic of Indonesia with 425,000 shares
or Rp425,000,000,000.

Berdasarkan Akta Notaris Aryanti Artisari, SH.,


M.Kn., No. 3 tanggal 3 Januari 2013, para
pemegang saham mengambil keputusan
sebagai berikut:

Based on Notarial Deed Aryanti Artisari, SH.,


M.Kn., No. 3 dated January 3, 2013,
shareholders took decision as follows:

1.

Menyetujui
pengeluaran/penempatan
saham yang masih dalam simpanan
(portepel) sejumlah 30.023 saham,
masing-masing saham dengan nilai
Rp1.000.000
sehingga
seluruhnya
seharga
Rp30.023.000.000
yang
seluruhnya diambil bagian oleh Negara
Republik Indonesia.

1. Approving expenses/shares placement that


is still in deposits amounted 30,023 of
shares, each share has the value of
Rp1,000,000, thereby the total amount will
be Rp30,023,000,000 which all partaken by
the Government of Republic Indonesia.

2.

Penambahan modal Negara Republik


Indonesia ke dalam saham Perseroan
sebesar Rp30.023.000.000 dengan cara
sebagai berikut:

2. Increase in the Government of Republic of


Indonesia capital to the Company,
amounted Rp30,023,000,000 as follow:

478

24. CAPITAL STOCK AND


INTEREST

Sebesar Rp30.022.899.470 yang


berasal dari pengalihan barang milik
Negara
sebagaimana
ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 67
tahun 2012

73

Amounted to Rp30,022,899,470 that


originated from the transfer of goods
owned by the state as stated in
Government Regulation No. 67 year
2012

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

24. MODAL SAHAM DAN KEPENTINGAN NON


PENGENDALI (lanjutan)

24. CAPITAL STOCK AND


INTEREST (continued)

a.

2.

3.

Share Capital (continued)


2. Increase in the Government of Republic of
Indonesia capital to the Company,
amounted Rp30,023,000,000 as follow
(continued):

Penambahan modal Negara Republik


Indonesia ke dalam saham Perseroan
sebesar Rp30.023.000.000 dengan cara
sebagai berikut (lanjutan):
-

b.

a.

Modal saham (lanjutan)

NON-CONTROLLING

Sebesar Rp100.530 yang berasal dari


kapitalisasi
sebagian
cadangan
Perseroan sampai dengan tahun buku
2011.

Amounted to Rp100,530 that originated


from part of the capitalization of
Companys allowance until book year
2011.

3. Increase in the companys paid


capital,
from
Rp425,000,000,000
Rp455,023,000,000.

Peningkatan
modal
ditempatkan/
disetor
Perseroan
yang
semula
Rp425.000.000.000
menjadi
sebesar
Rp455.023.000.000.
b.

Kepentingan non pengendali

Non-controlling interest

31 Des. 2014/Dec. 31, 2014

Entitas Anak

Saldo 1 Januari
2014/Balance
January 1, 2014

Bagian atas laba


(rugi) neto/
Share in net
profit (loss)

Perubahan
ekuitas lainnya/
Other equity
movement

PT Bhakti Wasantara Net


PT Pos Logistik Indonesia

(29.731.348.067)
543.340.827

(1.691.240.274)
(20.248.876)

(31.422.588.341)
523.091.951

PT Bhakti Wasantara Net


PT Pos Logistik Indonesia

Total

(29.118.007.240)

(1.711.489.150)

(30.899.496.390)

Total

Saldo/Balance
31 Des. 2014/
Dec. 31, 2014

Subsidiaries

31 Des. 2013/Dec. 31, 2013

Entitas Anak

Saldo 1 Januari
2013/Balance
January 1, 2013

Bagian atas laba


(rugi) neto/
Share in net
profit (loss)

Perubahan
ekuitas lainnya/
Other equity
movement

PT Bhakti Wasantara Net


PT Pos Logistik Indonesia

(30.053.729.209)
520.384.412

322.381.142
22.956.415

(29.731.348.067)
543.340.827

PT Bhakti Wasantara Net


PT Pos Logistik Indonesia

Total

(29.533.344.797)

345.337.557

(29.188.007.240)

Total

Saldo/Balance
31 Des. 2013/
Dec. 31, 2013

Subsidiaries

31 Des 2012/Dec 31, 2012

Entitas Anak

Saldo 1 Januari
2012/Balance
January 1, 2012

Pendirian
Entitas Anak/
Establishment
of Subsidiaries

PT Bhakti Wasantara Net


PT Pos Logistik Indonesia

(30.531.522.191)
-

500.000.000

477.792.990
20.384.412

(30.053.729.201)
520.384.412

PT Bhakti Wasantara Net


PT Pos Logistik Indonesia

Total

(30.531.522.191)

500.000.000

498.177.402

(29.533.344.789)

Total

74

Bagian atas laba


(rugi) neto/
Share in net
profit (loss)

Saldo/Balance
31 Des. 2012/
Dec. 31, 2012

Subsidiaries

479

up
to

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

25. PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN

25. OTHER COMPREHENSIVE INCOME (CHARGES)


This account represents the difference in valuation
of investment in securities classified as available for
sale financial assets held by the Company:

Akun ini merupakan selisih penilaian investasi surat


berharga yang diklasifikasikan sebagai aset
keuangan tersedia untuk dijual yang dimiliki oleh
Perseroan:
2014

2013

Nilai perolehan
Nilai wajar

1.608.494.680
236.517.470

Kerugian belum direalisasi atas aset


keuangan tersedia untuk dijual

(1.371.977.210)

26. PENDAPATAN BERSIH

Unrealized loss on
available for sale financial assets

26. NET REVENUES


This account consists of:

Rincian pendapatan adalah sebagai berikut:


2014

2013

Suratpos dan paketpos


Jasa keuangan
Ritel
Logistik
Properti
Filateli

2.462.453.209.125
1.417.350.325.109
204.400.241.490
202.421.559.219
58.641.611.732
23.005.802.763

2.257.894.446.030
1.448.872.963.907
231.563.398.257
178.646.242.166
46.344.221.078
19.950.433.074

Postal mails and parcel


Financial services
Retail
Logistics
Property
Philately

Total

4.368.272.749.438

4.183.271.704.512

Total

Potongan pendapatan
Total

(7.722.403.750)
4.360.550.345.688

27. BEBAN USAHA

(8.375.553.875)

Sales discount

4.174.896.150.637

Total

27. OPERATING EXPENSES


This account consists of:

Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:


2014

480

Acquisition cost
Fair value

2013

Beban pemasaran
Bisnis logistik
Bisnis suratpos dan paketpos
Bisnis jasa keuangan
Bisnis ritel
Bisnis filateli
Bisnis properti

1.733.479.738
46.720.280.146
38.227.999.389
4.028.657.975
2.632.875.351
363.231.105

2.598.874.971
52.722.689.422
39.048.726.629
3.613.216.616
2.836.637.523
627.403.277

Marketing
Logistics
Postal mails and parcel
Financial services
Retail
Philately
Property

Sub total

93.706.523.704

101.447.548.438

Sub total

Umum dan administrasi


Pegawai
Operasi
Umum
Penyusutan dan amortisasi
Administrasi

2.299.219.567.430
1.313.077.404.542
313.449.238.616
121.681.264.650
48.575.281.175

2.097.494.812.749
1.190.405.500.468
342.584.799.270
80.136.673.350
46.537.690.950

General and administrative


Employees
Operations
General
Depreciation and amortization
Administration

Sub total

4.096.002.756.413

3.757.159.476.787

Sub total

Total

4.189.709.280.117

3.858.607.025.225

Total

75

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

28. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

28. OTHER INCOME (CHARGES)


2014

2013

Pendapatan lain-lain
Pendapatan aset tetap
Lainnya

5.698.695.129
36.724.750.372

25.750.847.256

Other income
Fixed assets income
Others

Total pendapatan lain-lain

42.423.445.501

25.750.847.256

Total other income

Beban lain-lain
Denda pajak
Kerugian aset tetap
Sumbangan bencana alam
Lain-lain

(17.874.438.677)
(54.172.885)
(328.260.000)
(666.154.116)

(34.054.570.428)
(1.591.485.136)
(360.898.500)
(17.790.453)

Other charges
Tax penalty
Fixed assets loss
Donation for disaster
Others

Total beban lain-lain

(18.923.025.678)

(36.024.744.517)

Total other charges

23.500.419.823

(10.273.897.261)

Total - net

Total - bersih

29. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN BERELASI

29. NATURE AND TRANSACTIONS WITH RELATED


PARTIES

Rincian akun dan transaksi dengan pihak-pihak


berelasi adalah sebagai berikut:

The details of transactions with related parties are


as follows:

a.

a.

Pihak berelasi dengan Pemerintah

Persentase terhadap
jumlah aset / liabilitas /
Percentages of
total assets / liabilities

Saldo / Amount
2014
Bank (Catatan 5)
Rupiah
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk
PT Bank Rakyat
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank
Pembangunan
Daerah
PT Bank Bukopin Tbk
Dolar AS
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
Euro Eropa
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
GBP Inggris
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk

Government related parties

2013

2014

2013

683.872.779.707

732.845.307.172

13,60%

13,15%

277.588.622.827

359.632.139.194

5,51%

6,45%

314.283.445.749

181.648.302.108

6,24%

3,26%

210.238.529.387

72.110.815.225

4,17%

1,29%

45.792.250.856
792.031.700

111.989.049.324
568.044.555

0,91%
0,02%

2,01%
0,01%

Banks (Note 5)
Rupiah
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk
PT Bank Rakyat
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank
Pembangunan
Daerah
PT Bank Bukopin Tbk

7.107.115.272

7.278.010.579

0,14%

0,13%

4.885.986.150

6.337.794.634

0,10%

0,11%

US Dollar
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk

0,14%

Europe Euro
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk

0,03%

England GBP
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk

14.473.250.045

1.418.862.684

7.919.787.956

0,29%

1.472.164.563

0,03%

76

481

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN BERELASI


(lanjutan)

29. NATURE AND TRANSACTIONS WITH RELATED


PARTIES (continued)

a.

a.

Pihak berelasi dengan Pemerintah (lanjutan)

Persentase terhadap
jumlah aset / liabilitas /
Percentages of
total assets / liabilities

Saldo / Amount
2014
Bank (Catatan 5)
Dolar Singapura
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
Franc Swis
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk

Deposito on-call
rupiah
PT Bank Rakyat
Indonesia
(Persero) Tbk

Deposito berjangka
Rupiah
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero)Tbk
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero)Tbk
PT Bank
Pembangunan
Daerah Jawa
Barat dan Banten
(Persero)Tbk

Deposito berjangka
Dolar AS
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero)Tbk
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk

2013

1.609.796.036

2014

1.642.912.896

2013

0,03%

0,03%

Banks (Note 5)
Singapore Dollar
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
Swiss CHF
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk

70.848.351

0,01%

0,00%

1.562.133.518.764

1.483.444.328.206

31,05%

26,61%

190.000.000.000

0,00%

3,41%

190.000.000.000

0,00%

3,41%

10.000.000.000

200.000.000.000

0,20%

3,59%

28.000.000.000

35.000.000.000

0,56%

0,63%

12.677.072.970

11.000.000.000

0,25%

0,20%

10.000.000.000

0,00%

0,18%

50.677.072.970

256.000.000.000

1,01%

4,60%

24.000.000.000

0,48%

0,00%

2.000.000.000

0,04%

0,00%

26.000.000.000

0,52%

0,00%

Deposit on-call - Rupiah


PT Bank Rakyat
Indonesia
(Persero) Tbk

Time deposits
Rupiah
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk
PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank
Pembangunan
Daerah Jawa
Barat dan Banten
(Persero) Tbk

Time deposits
US Dollar
PT Bank Negara
Indonesia
(Persero) Tbk
PT Bank Tabungan
Negara
(Persero) Tbk

The balance of trade receivables - Government


related parties amounted to Rp66,261,362,345
and Rp56,239,567,132 or 1.32% and 1.01%
from total consolidated assets as of
December 31, 2014 and 2013.

Saldo piutang usaha kepada pihak berelasi


dengan Pemerintah masing-masing sebesar
Rp66.261.362.345 dan Rp56.239.567.132
atau 1,32% dan 1,01% dari jumlah aset
konsolidasian pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013.

482

Government related parties (continued)

77

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

29. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN BERELASI


(lanjutan)

29. NATURE AND TRANSACTIONS WITH RELATED


PARTIES (continued)

a.

a.

Pihak berelasi dengan Pemerintah (lanjutan)

Summary of nature and transactions with


related parties, are as follows:

Ikhtisar sifat hubungan dengan pihak-pihak


yang mempunyai hubungan berelasi adalah
sebagai berikut:
Hubungan Berelasi/
Related Party

Government related parties (continued)

Sifat Hubungan Berelasi/


Nature of Relationship

PT Bhakti Wasantara Net

Entitas Anak/Subsidiary

PT Pos Logistik Indonesia

Entitas Anak/Subsidiary

Jenis Transaksi/
Type of Transactions

PT Taspen (Persero)

Sepengendali/Under common control

PT Asabri

Sepengendali/Under common control

Dapenpos
PT Pertamina (Persero)
PT Pegadaian (Persero)
Kementerian Koordinator Kesejahteraan
Rakyat
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Inkopabri
Legiun Veteran Republik Indonesia
PT Telekomunikasi Indonesia
(Persero) Tbk
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
PT PLN (Persero)
Direktorat Jenderal Bea Cukai
Direktorat Jenderal Pajak

Asosiasi/Associate
Sepengendali/Under common control
Sepengendali/Under common control

Pendanaan, sewa fasilitas/


Financing, rental facility
Pendanaan, sewa fasilitas/
Financing, rental facility
Penyaluran dana/
Fund distribution
Penyaluran dana/
Fund distribution
SOPP
SOPP
SOPP

Sepengendali/Under common control


Sepengendali/Under common control
Sepengendali/Under common control
Sepengendali/ Under common control
Sepengendali/ Under common control

SOPP
SOPP
SOPP
SOPP
SOPP

Sepengendali/ Under common control


Sepengendali/ Under common control
Sepengendali/ Under common control
Sepengendali/ Under common control
Sepengendali/ Under common control

Departemen Sosial

Sepengendali/Under common control

SOPP
SOPP
SOPP
SOPP
SOPP, penjualan materai, jasa
pos/SOPP, sales of stamp
and postal services
Penyaluran dana/
Fund distribution

Amount of employee costs in the form of


salaries, honorarium and allowances paid to
the Company and Subsidiaries Directors and
Commissioners in 2014 amounted to
Rp11,179,651,082 and Rp5,515,820,883 and
Rp10,717,712,722 and Rp4,640,741,607 in
2013, respectively.

Jumlah imbalan (penghasilan) berupa gaji,


honorarium dan tunjangan dibayarkan untuk
Direksi dan Dewan Komisaris pada tahun 2014
masing-masing sebesar Rp11.179.651.082
dan Rp5.515.820.883 dan pada tahun 2013
masing-masing sebesar Rp10.717.712.722
dan Rp4.640.741.607

78

483

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. PERJANJIAN PENTING

30. SIGNIFICANT AGREEMENTS

Perusahaan mengadakan
penting sebagai berikut:
Mitra/
Partners

484

The Company
agreements:

perjanjian-perjanjian
Nomor perjanjian/
Agreements no.

Perjanjian/
Agreements

has

the

following

significant

Jangka waktu/Terms
Awal/Start
Akhir/End

PT Wahana Ottomitra
Multiartha Tbk

97/DIRTEKJASKUG/0712

Penerimaan
pembayaran angsuran
secara online/Online
Installment payment
receipt

26 Juli 2012/
July 26, 2012

25 Juli 2014/
July 25, 2014

PT Bank Tabungan Negara


(BTN) Tbk

16/PKS/DIR/2013 PKS.58/DIRUT/0313

Layanan tabungan,
produk dan layanan
perbankan di Kantor
Pos/Saving and Bank
services in Post Office

25 Maret 2013/
March 25, 2013

30 November 2014/
November 30, 2014

PT Adira Dinamika Multi


Finance Tbk

007/BOS-ADMF/LGL/XI/2012 PKS.189/DIRUTPOS/1112

Penerimaan
pembayaran angsuran
kredit secara online/
Online installment
payment receipt

1 Agustus 2012/
August 1, 2012

31 Juli 2014/
July 31, 2014

PT Adira Quantum Multi


Finance

0263/OPS-OH/0613 PKS.112/DIRUTPOS/2013

Penerimaan
pembayaran angsuran
kredit secara online/
Online installment
payment receipt

4 Juni 2013/
June 4, 2013

31 Januari 2015/
January 31, 2015

PT Bussan Auto Finance

90/Drtekjaskug/0712

Penerimaan
pembayaran angsuran
secara online/ Online
installment payment
receipt

12 Juli 2012/
July 12, 2012

11 Juli 2014/
July 11, 2014

Astra Credit Company

39/DIRTEKJASKUG/0312 0332/ACC/FIN/IV/2012

Penerimaan
pembayaran angsuran
kendaraan bermotor
secara online/Online
vehicles installment
payment receipt

29 Maret 2012/
March 29, 2012

28 Maret 2014/
March 28, 2014

PT Federal International
Finance

FIF/C&R/X/151/2012 150/DIRTEKJASKUG/1012

Penerimaan
pembayaran angsuran
kredit secara
online/Online
installment payment
receipt

2 Oktober 2012/
October 2, 2012

10 Juni 2014/
June 10, 2014

PT Central Santosa Finance

008/CLG/PKS/2014 46/DIRTEKJASKUG/2014

Penerimaan
pembayaran angsuran
kredit secara
online/Online vehicles
installment payment
receipt

28 Agustus 2014/
August 28, 2014

9 Januari 2016/
January 9, 2016

PT Indomobil Finance
Indonesia

IMF/018/AMD.1/V/2014 PKS.83 / DIRUTPOS / 0514

Penerimaan
pembayaran angsuran
kredit secara
online/Online vehicles
installment payment
receipt

30 April 2014/
April 30, 2014

22 Februari 2016/
February 22, 2016

PT Indosat Tbk

007/EOB-EOBG/LGL/12-PKS PKS.183/DIRUT/1112

Penerimaan
pembayaran tagihan
pelanggan Indosat
Pasca Bayar secara
online/Claim payment
receive of Indosat
Postpayment

14 November 2012/
November 14, 2012

10 Agustus 2014/
August 10, 2014

79

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

30. PERJANJIAN PENTING (lanjutan)

30. SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued)

Mitra/
Partners

Nomor perjanjian/
Agreements no.

Perjanjian/
Agreements

Jangka waktu/Terms
Awal/Start
Akhir/End

PT Sarana Yukti Bandhana

P.MLO.POS/1/SYB-II/2012 20/DIRTEKJASKUG/0212

Penerimaan
pembayaran multi biller
melalui Sistem Online
Payment Point Pos/
Receipt of instalment of
multi biller using online
systement Payment
Point Pos

6 Februari 2012/
February 6, 2012

5 Februari 2014/
February 5, 2014

Western Union Network


(Canada) Company

Jasa transfer uang


yang dibawah merek
Western Union/Money
transfer under Western
Union brand

5 Mei 2014/
May 5, 2014

5 Mei 2016/
May 5, 2016

PT Bank Central Asia Tbk

173/DIRUT/1013

Pemanfaatan layanan
weselpos
instan/Utilization of
Instant Money Order
(Weselpos)

26 Oktober 2013/
October 26, 2013

25 Oktober 2015/
October 25, 2015

PT Bank Negara Indonesia


(Persero) Tbk

PKS36/DIRUT/0113

Pemanfaatan Layanan
Weselpos Instan/
Utilization of Instant
Money Order
(Weselpos)

25 Januari 2013/
Januari 25, 2013

24 Januari 2015/
January 24, 2015

PT Artha Semesta Utama

PKS65/DIRUT/0413

Pemanfaatan Layanan
Weselpos Untuk
Penyaluran Kiriman
Uang/Utilization of
Money Order
(Weselpos) for
Chanelization
Remittance

1 April 2013/
April 1, 2013

31 Maret 2015/
March 31, 2015

31. MANAJEMEN RISIKO

31. RISKS MANAGEMENT

Manajemen risiko Perseroan dan Entitas Anak


bersifat
dinamis
dengan
bertujuan
untuk
mengidentifikasi, mengukur, memetakan, dan
mengembangkan alternatif penanganan risiko atas
portofolio instrumen keuangan. Dalam pelaksanaan
manajemen risiko, Perseroan dan Entitas
mengidentifikasikan risiko-risiko yang dihadapi
terkait dengan instrumen keuangan, yaitu risiko
pasar (tingkat suku bunga dan nilai tukar), risiko
likuiditas, dan risiko kredit. Masing-masing risiko
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

The Company and Subsidiaries risk management


is dynamic with the purpose to identify, measure,
map, and develop alternatives for portfolio risk
management of financial instruments. In the
implementation of risk management, the Company
and Subsidiaries identify the risks faced relating to
financial instruments, namely market risk, liquidity
risk, and credit risk. Each of these risks can be
explained as follows:

a.

a.

Risiko Kredit

Credit Risk
Credit risk in receivables is due to uncertainty
of postal customers who cannot pay their
amounts due in accordance with the
agreement. These risks are identified from the
status of the customer in a position of
bankruptcy, difficulty in liquidity (demand for
rescheduling of payment), and no last known
address.

Risiko
kredit
dalam
piutang
adalah
ketidakpastian pelanggan pos tidak dapat
membayar utangnya sesuai dengan PKS yang
ditetapkan. Risiko ini teridentifikasi dari status
debitur (pelanggan) dalam posisi bangkrut,
kesulitan likuiditas (permintaan penjadualan
ulang pembayaran), dan tidak dikenal alamat
terakhir.

80

485

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

31. RISKS MANAGEMENT (continued)

a.

a.

Risiko Kredit (lanjutan)


Perbandingan piutang pendapatan macet
dengan piutang pendapatan lancar sampai
dengan 31 Desember 2014 sebesar 42,54 %
naik sebesar 1,45% tahun 2013 sebesar
41,09%. Walaupun terjadi kenaikan, karena
risiko kredit ini sangat tergantung pada
kemampuan debitur/mitra, maka alternatif
penanganan risiko adalah meningkatkan
selektifitas pemberian fasilitas pembayaran
kredit kepada Perseroan yang benar-benar
bonafide.

Comparison of income receivable jammed with


current revenue accounts until December 31,
2014 amounted to 42.54% increased by 1.45%
in 2013 of 41.09%. Despite the increasing,
because credit risk is highly dependent on the
ability of the debtor/partner, then the
alternative treatment is to improve the
selection of granting credit facilities only to
actually bonafide parties.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013


eksposur maksimum Perseroan dan Entitas
Anak terhadap risiko kredit mendekati nilai
tercatat bersih dari kas yang beredar di bank
dan piutang usaha dengan rincian sebagai
berikut:

As of December 31, 2014 and 2013 the


maximum the Company and Subsidiaries
exposure of the credit risk approximates the
net carrying amounts of the outstanding cash
in bank and account receivable with details as
follows:

2014

2013

Kas dan setara kas


Piutang usaha
Piutang lainnya

2.765.107.547.733
458.245.173.991
209.538.726.105

3.683.962.489.777
480.808.307.685
196.055.107.392

2.961.068.742.854
351.236.281.769
145.552.749.590

Cash and cash equivalents


Trade receivables
Other receivables

Total

3.432.891.447.829

4.360.825.904.854

3.457.857.774.213

Total

Belum jatuh
tempo dan tidak
ada penurunan
nilai/
Neither past
due nor impaired
Kas dan setara kas
Piutang usaha
Aset lancar lainnyaPiutang lainnya

2012

The following table provides the credit quality


and age analysis of the groups financial
assets according to the groups credit ratings
of debtors as of December 31, 2014:

Tabel berikut memberikan kualitas kredit dan


analisis umur aset keuangan sesuai dengan
peringkat kredit debitur yang pada tanggal
31 Desember 2014:
Jatuh tempo
tetapi
tidak ada
penurunan/
Past due but
not impaired
< 1 tahun/
< 1 year

Telah jatuh
tempo dan
ada penurunan/
Past due
and impaired

Jumlah/
Total

2.765.107.547.733
458.245.173.991

2.765.107.547.733
458.245.173.991

209.538.726.105

209.538.726.105

3.432.891.447.829

3.432.891.447.829

Cash and cash equivalents


Trade receivables
Other current assetsOther receivables

The credit quality of financial instruments is


managed by the Company and Subsidiaries
using internal credit ratings. Financial
instruments classified under neither past due
nor impaired includes high grade credit quality
instruments because there was few or no
history of default on the agreed terms based
on the letter of authorization, letter of
guarantee or promissory note.

Kualitas kredit instrumen keuangan dikelola


oleh
Perseroan
dan
Entitas
Anak
menggunakan peringkat kredit internal.
Instrumen keuangan diklasifikasikan sebagai
"masa lalu karena tidak juga terganggu"
meliputi instrumen kualitas kredit kelas tinggi
karena ada sedikit atau tidak ada sejarah dari
default pada kesepakatan berdasarkan surat
kuasa, surat jaminan atau promissory note.

486

Credit Risk (continued)

81

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

31. RISKS MANAGEMENT (continued)

a.

b.

a.

Risiko Kredit (lanjutan)

Credit Risk (continued)

"Masa lalu jatuh tempo tetapi tidak terganggu"


adalah barang-barang dengan sejarah default
sering namun jumlahnya karena masih
tertagih. Terakhir, "melewati jatuh tempo dan
gangguan" adalah mereka yang lama beredar
dan telah dilengkapi dengan penyisihan
kerugian penurunan nilai atas piutang.

Past due but not impaired are items with


history of frequent default nevertheless the
amount due are still collectible. Lastly, past
due and impaired are those that are long
outstanding and has been provided with
allowance for impairment loss on receivables.

Manajemen
yakin
akan
kemampuan
Perseroan
dan
Entitas
Anak
untuk
mengendalikan dan memelihara eksposur
risiko kredit pada tingkat yang minimum
dengan membentuk penyisihan penurunan
nilai untuk menutupi kemungkinan kerugian
atas tidak tertagihnya piutang berdasarkan
data historis kerugian yang ada (Catatan 7).

Management is confident in its ability to


continue to control and sustain minimal
exposure of credit risk to the Company and
Subsidiaries with set sufficient allowance for
impairment losses to cover incurred losses
arising from uncollectible receivables based on
historical loss (Note 7).

b.

Risiko Pasar

Market Risk

Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar


dari arus kas masa depan dari suatu instrumen
keuangan akan berfluktuasi karena perubahan
harga pasar. Perseroan dan Entitas Anak
dipengaruhi oleh risiko pasar, terutama risiko
tingkat suku bunga dan risiko nilai tukar mata
uang asing.

Market risk is the risk that the fair value of


future cash flows of a financial instrument will
fluctuate because of changes in market prices.
The Company and Subsidiaries are exposed to
market risks, in particular, interest rate risk and
foreign currency exchange risk.

Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Foreign Exchange Risk

Perseroan dan Entitas Anak menghadapi risiko


pasar, risiko pertukaran mata uang asing
tertentu.

The Company and Subsidiaries are exposed to


market risks, in particular foreign currency
exchange risk.

Risiko nilai tukar mata uang adalah risiko yang


timbul dari perubahan nilai tukar Rupiah
sebagai mata uang pelaporan terhadap mata
uang asing, terutama Dolar AS, EUR, GBP,
SGD, dan CHF.

Foreign currency exchange risk is the risk that


arises from the changes of exchange rate of
Rupiah as the reporting currency against
foreign currencies, especially US Dollar, EUR,
GBP, SGD, and CHF currencies.

Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko


dimana nilai wajar atau arus kas masa datang
dari suatu instrumen keuangan akan
berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata
uang asing. Eksposur Perseroan dan Entitas
Anak terhadap fluktuasi nilai tukar berasal dari
selisih nilai tukar antara Rupiah dan US Dolar.

Foreign currency exchange rate risk is the risk


that the fair value or future cash flows of a
financial instrument will fluctuate because of
changes
in
foreign
exchange
rates.
The Company and Subsidiaries exposure to
exchange rate fluctuations comes from the
exchange rate difference between Rupiah and
US Dollar.

Bagian signifikan dari risiko nilai tukar mata


uang asing merupakan kontribusi secara tunai
dalam mata uang Dolar AS, EUR, GBP, SGD,
dan CHF pada kas di bank.

The significant portion of the foreign currency


exchange risk is contributed by US Dollar,
EUR, GBP, SGD, and CHF denominated cash
in banks.

82

487

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

31. RISKS MANAGEMENT (continued)

b.

b.

Risiko Pasar (lanjutan)


Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing (lanjutan)

Foreign Exchange Risk (continued)

Perseroan dan Entitas Anak memantau


fluktuasi nilai tukar asing dan ekspektasi pasar
sehingga dapat mengambil tindakan yang
diperlukan
paling
diuntungkan
kepada
Perseroan dan Entitas Anak pada waktunya.
Manajemen saat ini tidak mempertimbangkan
kebutuhan untuk masuk ke dalam setiap mata
uang forward/swaps.

The Company and Subsidiaries closely


monitor the foreign exchange rate fluctuation
and market expectation so it can take
necessary actions benefited most to the
Company and Subsidiaries in due time. The
management currently does not consider the
necessity to enter into any currency
forward/swaps.

Risiko
nilai
tukar
adalah
potensi
penyimpangan dari hasil yang diharapkan
karena fluktuasi nilai tukar. Risiko nilai tukar
berdampak langsung pada penerimaan atau
kewajiban karena Perseroan dan Entitas Anak
melakukan transaksi dengan menggunakan
valuta asing. Risiko ini sangat jelas tergambar
atas transaksi pos internasional baik untuk
jasa pos internasional ataupun dalam bidang
administrasi pos (UPU). Berbagai kurs valuta
asing digunakan terkait dengan counterpart
negara masing-masing.

Exchange rate risk is the potential deviation


from expected results due to exchange rate
fluctuations. Exchange rate risk has a direct
impact on revenues or liabilities because the
Company and Subsidiaries use foreign
currency transactions. This risk is clearly
illustrated by the transaction to postal
internasional either for the international postal
services or in the field of postal administrations
(UPU). A variety of foreign exchange rates are
used in connection with their respective state
counterparts.

Namun pada umumnya risiko nilai tukar


dimulai pada saat mengakui transaksi pos
internasional yang dimulai dengan kurs SDR.
Penempatan dana pada portofolio valas,
diyakini mampu untuk memitigasi risiko nilai
tukar tersebut.

But in general, exchange rate risk begins at


recognition of international postal transactions
that began with the SDR exchange rate.
Placement of funds in foreign currency portfolio
that is believed to be able to mitigate the
exchange rate risks.

Tabel
berikut
menunjukkan
sensitivitas
terhadap perubahan yang mungkin terjadi
pada nilai tukar Rupiah terhadap mata uang
asing, dengan semua variabel lainnya tetap
konstan, dengan pendapatan sebelum pajak
yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013:

The following table demonstrates the


sensitivity to a reasonably possible change in
the Rupiah exchange rate against foreign
currency, with all other variables held constant,
to the Company income before tax for ended
December 31, 2014 and 2013:

Kenaikan (Penurunan)
mata uang asing/
Increase (Decrease)
foreign currency
31 Desember 2014

488

Market Risk (continued)

Pengaruh pada
laba sebelum pajak/
Effect on income
before tax

USD

4%
- 4%

9.770.968.218
(9.770.968.218)

EUR

4%
-4%

578.930.002
(578.930.002)

SGD

4%
- 4%

64.391.841
(64.391.841)

GBP

4%
- 4%

56.754.507
(56.754.507)

CHF

4%
- 4%

2.833.934
(2.833.934)

83

December 31, 2014

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

31. RISKS MANAGEMENT (continued)

b.

b.

Risiko Pasar (lanjutan)

Foreign Exchange Risk (continued)

Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing (lanjutan)


Kenaikan (Penurunan)
mata uang asing/
Increase (Decrease)
foreign currency
31 Desember 2013

c.

Market Risk (continued)

Pengaruh pada
laba sebelum pajak/
Effect on income
before tax

USD

4%
- 4%

10.445.127.464
(10.445.127.464)

EUR

4%
-4%

316.791.518
(316.791.518)

SGD

4%
- 4%

65.709.759
(65.709.759)

GBP

4%
- 4%

58.886.583
(58.886.583)

c.

Risiko Likuiditas

December 31, 2013

Liquidity Risk

Risiko likuiditas adalah risiko dimana


Perseroan dan Entitas Anak tidak bisa
memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo.
Manajemen
melakukan
evaluasi
dan
pengawasan yang ketat atas arus kas masuk
(cash-in) dan kas keluar (cash-out) untuk
memastikan
tersedianya
dana
untuk
memenuhi kebutuhan pembayaran liabilitas
yang jatuh tempo. Secara umum, kebutuhan
dana untuk pelunasan liabilitas jangka pendek
maupun jangka panjang yang jatuh tempo
diperoleh dari penjualan kepada pelanggan.

Liquidity risk is the risk that the Company and


Subsidiaries are unable to meet its obligations
when they fall due. The management
evaluates and monitors cash-in flows and
cash-out flows to ensure the availability of fund
to settle the due obligation. In general, fund
needed to settle the current and long-term
liabilities is obtained from sales activities to
customers.

Tabel dibawah merupakan profil jatuh tempo


liabilitas keuangan Perseroan dan Entitas
Anak berdasarkan pembayaran kontraktual
yang
tidak
terdiskonto
pada
tanggal
31 Desember 2014 dan 2013:

The tables below summarize the maturity


profile of the Company and Subsidiaries
financial liabilities based on contractual
undiscounted payments at December 31, 2014
and 2013:
2014

Dibawah
1 tahun/
Below over
1 year
Liabilitas keuangan
Utang usaha
Utang pajak
Provisi jangka
pendek
Utang lainnya
Pinjaman bank
jangka panjang
Total Liabilitas
Keuangan

Lebih dari
1 tahun
sampai dengan
3 tahun/
1 year up
to 3 years

Lebih dari
3 tahun/
Over 3 years

Jumlah/
Total
Financial liabilities
Trade payable
Tax payables

2.462.636.432.110
35.931.409.152

2.462.636.432.110
35.931.409.152

104.128.671.116
587.661.520.731

104.128.671.116
587.661.520.731

Short-term provision
Other payables

160.000.000.000

60.000.000.000

45.000.000.000

265.000.000.000

Long-term bank loans

3.350.358.033.109

60.000.000.000

45.000.000.000

3.455.358.033.109

84

Total Financial
Liabilities

489

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

31. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)

31. RISKS MANAGEMENT (continued)

c.

c.

Risiko Likuiditas (lanjutan)

Liquidity Risk (continued)

2013

Dibawah
1 tahun/
Below over
1 year
Liabilitas keuangan
Utang usaha
Utang pajak
Provisi jangka
pendek
Utang lainnya
Pinjaman bank
jangka panjang
Total Liabilitas
Keuangan

Lebih dari
1 tahun
sampai dengan
3 tahun/
1 year up
to 3 years

Lebih dari
3 tahun/
Over 3 years

Financial liabilities
Trade payables
Tax payables

3.126.263.071.774
58.176.012.663

3.126.263.071.774
58.176.012.663

96.172.160.803
820.884.282.580

96.172.160.803
820.884.282.580

Short-term provision
Other payables

20.000.000.000

40.000.000.000

20.000.000.000

80.000.000.000

Long-term bank loans

4.121.495.527.820

40.000.000.000

20.000.000.000

4.181.495.527.820

Total Financial
Liabilities

Pengelolaan Modal

Capital Management

Tujuan utama pengelolaan modal Perseroan


adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio
modal yang sehat untuk mendukung usaha
dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang
saham.

The primary objective of the Companys capital


management is to ensure that it maintains a
strong credit rating and healthy capital ratios in
order to support their business and maximize
shareholder value.

Perseroan mengelola struktur permodalan dan


melakukan
penyesuaian,
berdasarkan
perubahan
kondisi
ekonomi.
Untuk
memelihara dan menyesuaikan struktur
permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan
pembayaran dividen kepada pemegang
saham, imbalan modal kepada pemegang
saham atau menerbitkan saham baru.

The Company manages their capital structure


and make adjustments to it in light of changes
in economic conditions. To maintain or adjust
the capital structure, the Company may adjust
the dividend payment to shareholders, return
capital to shareholders or issue new shares.

Kebijakan
Perseroan
adalah
untuk
mempertahankan struktur permodalan yang
sehat dalam rangka untuk mengamankan
akses untuk membiayai dengan biaya yang
wajar.

The Company policy is to maintain a healthy


capital structure in order to secure access to
finance at a reasonable cost.

Tabel dibawah merupakan ringkasan jumlah


modal Perseroan pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013:

The table below summarizes the total capital


considered by the Company as of
December 31, 2014 and 2013:

2014

Modal
Saldo laba ditahan

490

Jumlah/
Total

2013

455.023.000.000
651.936.128.454

455.023.000.000
551.900.773.346

1.106.959.128.454

1.006.923.773.346

85

Capital stock
Retained earnings

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

32. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN

32. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS

Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk


estimasi nilai wajar:

The following methods and assumptions are used


to estimate the fair value:

Nilai wajar dari kas dan setara kas, piutang usaha,


pendapatan yang masih harus diterima, piutang
layanan usaha, piutang pegawai, utang usaha,
biaya yang masih harus dibayar, utang lainnya, dan
pinjaman bank jangka pendek mendekati nilai
tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang
singkat atas instrumen keuangan tersebut.

The fair value of cash and cash equivalents, trade


receivables, accrued income, account receivable
from business services, employee receivables,
trade payable, accrued expenses, other payable
and short-term bank loan approximate their
carrying amounts largely due to short-term
maturities of these financial instruments.

Nilai wajar dari investasi surat berharga dinilai


berdasarkan harga pasar.

Fair value of investment in securities are assessed


by market rate.

Nilai wajar dari utang bank mendekati nilai tercatat


karena tingkat suku bunganya dinilai ulang secara
berkala.

Fair value of bank loans approximately their


carrying values largely due to their interest rates
are frequently repriced.

Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas


nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen
keuangan Perseroan yang tercatat dalam laporan
keuangan.

The table below is a comparison by class of the


carrying amounts and fair value of the Companys
financial instrument that are carried in the financial
statements.

2014
Nilai Tercatat/
Carrying Value
Aset keuangan
Pinjaman dan piutang
Kas dan setara kas
Piutang usaha - bersih
Pendapatan yang masih
harus diterima
Aset lancar lainnya

Piutang layanan usaha


Piutang pegawai
Aset keuangan
tersedia untuk dijual
Investasi pada
surat berharga
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan
dicatat
berdasarkan
biaya perolehan
diamortisasi
Utang usaha
Pinjaman bank
jangka pendek
Provisi jangka
pendek
Utang lainnya
Pinjaman bank
jangka panjang

2013
Nilai Wajar/
Fair Value

2012

Nilai Tercatat/
Carrying Value

Nilai Wajar/
Fair Value

Nilai Tercatat/
Carrying Value

Nilai Wajar/
Fair Value

2.765.107.547.733
458.245.173.991

2.765.107.547.733
458.245.173.991

3.683.962.489.777
480.808.307.685

3.683.962.489.777
480.808.307.685

2.961.068.742.854
351.236.281.769

2.961.068.742.854
351.236.281.769

Financial assets
Loan and receivables
Cash and cash equivalent
Trade receivables - net

100.782.491.549
317.695.570.368

100.782.491.549
317.695.570.368

75.123.728.503
261.223.714.410

75.123.728.503
261.223.714.410

117.470.045.758
188.298.256.987

117.470.045.758
188.298.256.987

Accrued income
Other current assets

95.081.668.302
112.939.654.358

95.081.668.302
112.939.654.358

120.706.267.400
73.513.168.008

120.706.267.400
73.513.168.008

111.244.140.456
31.409.824.164

111.244.140.456
31.409.824.164

Account receivable from


business services
Employee receivables
Available for sale
financial assets

231.174.769

231.174.769

2.573.613.549

2.573.613.549

Investment in securities
Financial liabilities

2.462.636.432.110

2.462.636.432.110

3.126.263.071.774

3.126.263.071.774

2.709.480.944.319

2.709.480.944.319

Financial liabilities
measured
at amortized cost
Trade payables

190.000.000.000

190.000.000.000

150.000.000.000

150.000.000.000

Short-term bank loans

104.128.671.116
587.661.520.731

104.128.671.116
587.661.520.731

96.172.160.803
820.884.282.580

96.172.160.803
820.884.282.580

99.400.000.000
337.602.279.719

99.400.000.000
337.602.279.719

Short-term provision
Other payables

75.000.000.000

75.000.000.000

80.000.000.000

80.000.000.000

135.187.500.000

135.187.500.000

Long-term bank loans

86

491

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

33. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG


ASING

33. ASSETS
MONETARY
AND
LIABILITIES
DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES

Saldo aset dan liabilitas dalam mata uang asing


adalah sebagai berikut:

Balances of monetary assets and liability


denominated in foreign currencies are as follows:

2014
Mata Uang
Asing/
Foreign
Currency

2013
Ekuivalen
Rupiah/
Equivalent
Rupiah

Mata Uang
Asing/
Foreign
Currency

2012
Ekuivalen
Rupiah/
Equivalent
Rupiah

Mata Uang
Asing/
Foreign
Currency

Ekuivalen
Rupiah/
Equivalent
Rupiah

Aset
Kas dan Setara Kas
USD
EUR
SGD
GBP
CHF
Piutang Usaha
USD

Assets

33.107.115.272
14.473.250.045
1.609.796.036
1.418.862.684
70.848.351

1.117.057
470.815
170.657
73.254
-

13.615.805.213
7.919.787.956
1.642.912.896
1.472.164.563
-

2.846.783
1.100.860
145.853
95.824
-

27.528.388.085
14.101.858.637
1.153.277.885
1.492.831.485
-

Cash and Cash Equivalents


USD
EUR
SGD
GBP
CHF

16.974.846 211.167.090.187

18.245.507

222.394.488.659

12.234.320

118.305.875.815

Account Receivables
USD

162.582.231.907

Total Assets

2.661.344
956.386
170.853
73.249
5.631

Total Aset

261.846.962.575

247.045.159.287

Liabilitas

Liability

Utang Usaha
USD

7.577.763

94.267.368.361

8.019.040

97.744.080.142

Trade Payables
USD

Utang Jaminan
USD

5,000,000

62.199.937.800

10.077.933

122.839.928.777

3.445.075

33.313.874.186

Guarantee Payables
USD

Total Liabilitas

156.467.306.161

220.584.008.919

33.313.874.186

Total Liabilities

Aset Bersih

105.379.656.414

26.461.150.368

129.268.357.721

Net Assets

As of February 20, 2015, the exchange rate used


was Rp12,849 to US$ 1, Rp14,607 to 1 EUR,
Rp9,462 to 1 SGD, Rp19,826 to 1 GBP, and
Rp13,543 to 1 CHF. If such exchange rate had
been used as of February 20, 2015, the net assets
will decrease by Rp2,429,108,804.

Pada tanggal 20 Februari 2015, kurs tengah yang


dipakai adalah Rp12.849 untuk 1 AS$, Rp14.607
untuk 1 EUR, Rp9.462 untuk 1 SGD, Rp19.826
untuk 1 GBP dan Rp13.543 untuk 1 CHF. Apabila
kurs tersebut digunakan pada tanggal 20 Pebruari
2015, maka aset - bersih akan bertambah sebesar
Rp2.429.108.804.
34. KONTIJENSI DAN KOMITMEN

34. CONTINGENCY AND COMMITMENT


The Company and subsidiaries has significant
potential losses caused by fraudulent practices of
its employees. Currently some cases are still under
inspection, investigation, inquiry, and prosecution
on courts, being performed by prosecutors, who
has given the estimated losses of at least
Rp18,102,772,975 and Rp10,674,000,000 as of
December 31, 2014 and 2013 with details as
follows:

Perseroan dan entitas anak memiliki potensi


kerugian yang cukup signifikan disebabkan oleh
praktik kecurangan pegawai. Sampai saat ini
beberapa kasus masih dalam tahap pemeriksaan,
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan oleh
pihak penyidik yang telah memberikan estimasi
kerugian
sekurang-kurangnya
sebesar
Rp18.102.772.975 dan Rp10.674.000.000 pada
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dengan
rincian sebagai berikut:
2014
Perseroan
Area Banjarbaru
Area Jakarta
Area Makasar
Area Denpasar
Area Bandung
Area Medan
Area Surabaya
Area Jayapura

492

2013

5.411.818.500
3.133.054.188
2.625.822.138
1.181.152.156
929.060.848
775.746.846
134.497.291
-

9.980.989.281
714.702.882
1.563.912.207
1.012.316.158
586.604.180
705.951.472
3.538.296.795

Company
Area Banjarbaru
Area Jakarta
Area Makasar
Area Denpasar
Area Bandung
Area Medan
Area Surabaya
Area Jayapura

Entitas Anak
PPI

26.500.000.000

Subsidiary
PPI

Total

40.691.151.967

18.102.772.975

Total

87

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

34. KONTIJENSI DAN KOMITMEN (lanjutan)

34. CONTINGENCY AND COMMITMENT (continued)

Perseroan telah membuat kesepakatan yang masih


berlaku di masa depan dengan beberapa pihak
yaitu:

The Company has various agreements that are still


effective in the future with the following entities:

1.

Perum Damri, PT Pelni, dan PT Garuda


Indonesia dalam kegiatan jasa angkutan
pengiriman pos.

1.

Perum Damri, PT Pelni, and PT Garuda


Indonesia for postal delivery transport services
and activities.

2.

PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara


Indonesia dalam mengelola kas dan setara
kas Perseroan dan Entitas Anak.

2.

PT Bank Mandiri Tbk and PT Bank Negara


Indonesia for managing the Company and
Subsidiaries cash and cash equivalents.

3.

Pemerintah, bank dan lembaga keuangan


bukan bank dalam kegiatan penyaluran dana
layanan jasa keuangan.

3.

Government, bank and non-bank financial


institutions for financial services funds
activities.

4.

PT
Dapensi
Dwikarya
dalam
rangka
pengadaan persewaan kendaraan untuk
digunakan dalam operasional Perseroan dan
Entitas Anak.

4.

PT Dapensi Dwikarya for the procurement of


rented vehicles to be used in the operations of
the Company and Subsidiaries.

5.

PT Dapensi Trio Usaha guna memenuhi


kebutuhan SDM di lingkungan Perseroan.

5.

PT Dapensi Trio Enterprises to


manpowers needed the Company.

provide

35. OTHER THINGS

35. HAL-HAL LAIN


PT Pos Properti Indonesia (PPI)

PT Pos Properti Indonesia (PPI)

Terkait dengan penyimpangan dalam penempatan


dana PPI sebesar Rp87.000.000.000, telah
dilakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut baik melalui jalur persuasi
kepada pihak-pihak yang terkait, maupun
penyelesaian jalur hukum.

In accordance fund placement irregularities of PPI


amounting Rp87,000,000,000, has made various
efforts to resolve the issue either through
persuasion to the parties involved, or the legal.

Terhadap dana sebesar Rp87.000.000.000, dapat


dipisahkan
ke
dalam
2
(dua)
kategori
permasalahan sesuai bentuk upaya/langkah
penanganan kasusnya, yaitu permasalahan
deposito
sebesar
Rp50.000.000.000
dan
permasalahan
penempatan
dana
sebesar
Rp37.000.000.000.

Fund amounting Rp87,000,000,000, can be divide


become 2 (two) categorize of problem based on
effort case handling, time deposit amounting
Rp50,000,000,000 and fund placement amounting
Rp37,000,000,000.

Penempatan deposito senilai Rp50.000.000.000

Time
deposit
Rp50,000,000,000

Bahwa penempatan dana berupa deposito


berjangka sebesar Rp50.000.000.000 pada
PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dilakukan pada
bulan Juli 2014. Pada saat jatuh tempo, tanggal
17 Oktober 2014, tidak dapat dicairkan dengan
alasan deposito tersebut diblokir untuk kepentingan
penjaminan SKBDN atas nama PT Haeyasshi
International selama 1 (satu) tahun, tanpa
sepengetahuan PPI.

The pace of fund in the form of time deposit


amounting Rp50,000,000,000 at PT Bank Syariah
Mandiri (BSM) conducted July 2014. At maturity
date, October 17, 2014, the fund cannot liquefied
since its was blocked for SKBDN guarantee
PT Haeyasshi International for 1 (one) years,
without approval from PPI.

88

placement

amounting

493

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

35. HAL-HAL LAIN (lanjutan)

35. OTHER THINGS (lanjutan)

494

PT Pos Properti Indonesia (PPI) (lanjutan)

PT Pos Properti Indonesia (PPI) (lanjutan)

Penempatan deposito senilai Rp50.000.000.000


(lanjutan)

Time
deposit
placement
Rp50,000,000,000 (continued)

Pada tanggal 29 Desember 2014 telah dilakukan


pemblokiran terhadap dana deposito milik PPI atas
perintah
Kepolisian
Daerah
Jawa
Barat
sebagaimana surat nomor: R/2791/XII/2014
tanggal 23 Desember 2014. Pada saat yang sama,
Polda Metro Jaya sedang menangani kasus yang
sama yang dilaporkan oleh pihak BSM, berkaitan
dengan deposito yang dimaksud.

On December 29, 2014 has been made the


blocking of PPI deposit funds by behest of the West
Java Regional Police as letter number:
R/2791/XII/2014 dated December 23, 2014. At the
same time, the Polda Metro Jaya are working on
the same case reported by the BSM , related to the
deposits in question.

Mempertimbangkan bahwa:

Considering that:

Bilyet
deposito
asli
dengan
nomor
seri 1422817/7000000046287538 tertanggal
17 Juli 2014 untuk masa 3 (tiga) bulan saat ini
masih berada di PPI.

Original time deposit certificate with serial


number: 1422817/7000000046287538 dated
July 17, 2014 for 3 (three) months stll on PPI.

Bunga
atas
deposito
sebesar
Rp50.000.000.000 sampai saat ini masih tetap
diterima.

Time deposit interest of Rp50,000,000,000


was received by the Company until now.

Komisaris dan/atau Pemegang Saham PPI


tidak pernah memberikan persetujuan untuk
penjaminan dalam bentuk apapun terhadap
deposito yang dimaksud sehingga seharusnya
deposito tidak dapat dijaminkan, karena tidak
memenuhi syarat yang ditetapkan oleh
Anggaran Dasar Perusahaan.

Commissioner and/or Shareholder of PPI


never give consent in any form for guarantee
so that time deposit cannot be warranted,
because it does not fulfill the requirement in
Articles of Association of the Company.

Proses hukum yang ditangani Polda Metro


Jaya,
diantaranya
telah
menetapkan
4 (empat) orang tersangka (yang diduga
melakukan tindak pidana pemalsuan dokumen
sehingga terbit SKBDN), serta telah dapat
menarik aset-aset tersangka baik aset
bergerak (beberapa unit mobil) maupun aset
tidak bergerak (rumah di Jakarta).

The legal process was handled by Polda Metro


Jaya, they have decide 4 (four) suspects (who
allegedly committed the crime of falsification of
documents so the SKBDN was issued), and
have been able to foreclose the suspect assets
either moveable asset (some cars) and fixed
asset (houses in Jakarta).

amounting

Berdasarkan realitas, bukti-bukti dan langkahlangkah hukum sebagaimana pertimbangan diatas,


Manajemen PPI berpendapat bahwa deposito
senilai Rp50.000.000.000 tersebut tetap likuid.

Based on the facts, evidence, and legal steps as


mentioned above, PPI Management opinion that
the time deposit amounting Rp50,000,000,000 still
liquid.

Penempatan dana senilai Rp37.000.000.000

Fund placement amounting Rp37,000,000,000

Sejak dilaporkannya kasus penyimpangan dalam


penempatan dana kepada pihak Polda Jabar pada
akhir
November
2014,
telah
terdapat
perkembangan penyelesaian/pengembalian dana
dari beberapa pihak yang menerima aliran dana
sebesar Rp10.500.000.000, sehingga dana yang
masih berada di pihak ketiga yang saat ini masih di
tangani pihak berwajib sebesar Rp26.500.000.000.

Since the reporting irregularities in fund placement


to Polda Jabar on end of November 2014, there
were progress settlement/refund of the fund from
some parties amounting Rp10,500,000,000, so the
fund that still outstanding in third parties that being
process
by
the
authorities
amounting
Rp26,500,000,000.

89

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

35. HAL-HAL LAIN (lanjutan)

35. OTHER THINGS (lanjutan)

PT Pos Properti Indonesia (PPI) (lanjutan)

Pos Properti Indonesia (PPI) (lanjutan)

Penempatan
(lanjutan)

Fund placement
(continued)

dana

senilai

Rp37.000.000.000

amounting

Rp37,000,000,000

Hingga saat ini, pelaksanaan penangangan kasus


oleh pihak berwajib (Polda Jabar) masih terus
berjalan, dan beberapa tindakan diantaranya telah
mengajukan pemblokiran rekening kepada pihak
Bank penerima aliran dana, serta upaya-upaya lain
yang mengarah kepada penarikan dana atau asset
dari tangan penerima aliran dana tersebut.

Untill now, the handling of the case by the


authorities still on going, and some actions
including blocking account request for the parties
who recived the fund, also other efforts that lead
fund withdrawal or asset from the fund receiver.

Mempertimbangkan bahwa:

Considering that:

Sejak kasus hukum tersebut diproses, telah


terdapat perkembangan penyelesaian berupa
pengembalian
dana
sebesar
Rp10.500.000.000 dari tangan pihak-pihak
yang menerima aliran dana.

Since the case was processed, there was fund


settlement amounting Rp10,500,000,000 from
parties who receive the fund.

Dilakukannya langkah koordinatif antara Polda


Jabar (yang menangani kasus yang dilaporkan
PPI) dengan Polda Metro Jaya (yang
menangani perkara yang dilaporkan BSM).
Polda Metro Jaya telah berhasil melakukan
penarikan beberapa aset bergerak (beberapa
mobil) dan aset tidak bergerak (Rumah) serta
pemblokiran rekening para penerima aliran
dana.

Have been conduct a coordination between


Polda Jabar (which handle case that report by
PPI) and Polda Metro Jaya (which handle case
that report by BSM). Polda Metro Jaya had
secured some moveable asset (vehicles) and
fixed asset (house) also account blocking for
fund receiver.

PPI Managements believe that fund amounting


Rp26,500,000,000 can be recoverable.

Manajemen PPI berkeyakinan bahwa dana


sebesar Rp26.500.000.000 akan dapat diperoleh
kembali.
36. REKLASIFIKASI AKUN

36. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS


Certain accounts in the consolidated financial
statemenets as of and for the year ended
December 31, 2013 and 2012, have been
reclassified to confirm with the presentation of the
consolidated financial statements as of and for the
year ended December 31, 2014.

Beberapa akun dalam laporan keuangan


konsolidasian pada tanggal dan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan
2012 telah direklasifikasi agar sesuai dengan
penyajian laporan keuangan konsolidasian pada
tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014.

90

495

The original consolidated financial statements included herein are in


Indonesian language.

PT POS INDONESIA (PERSERO)


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and
for the year then ended
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

36. REKLASIFIKASI AKUN (lanjutan)

36. RECLASSIFICATION
(continued)

OF

ACCOUNTS

The details of the accounts reclassification are as


follows:

Rincian reklasifikasi akun-akun tersebut adalah


sebagai berikut:

2013
31 Desember/ December 31, 2013
Sebelum
Reklasifilasi/
Before
Reclassification

Reklasifikasi/
Reclassification

Sesudah
Reklasifikasi/
After
Reclassification
Consolidated
Statement of
Financial
Position

Laporan Posisi
Keuangan
Konsolidasian
Liabilitas Jangka
Pendek
Biaya yang masih harus
dibayar
Utang lainnya

Current Liabilities
26.960.471.650
793.923.810.930

(26.960.471.650 )
26.960.471.650

820.884.282.580

Accrued expenses
Other payables

2013
31 Desember/ December 31, 2013
Sebelum
Reklasifilasi/
Before
Reclassification

Reklasifikasi/
Reclassification

Sesudah
Reklasifikasi/
After
Reclassification
Consolidated
Statement of
Cash Flows

Laporan Arus Kas


Konsolidasian
Arus kas dari aktivitas
Operasi
Biaya yang masih harus
Dibayar
Utang lainnya

Cash flows from


investing activites
(11.984.084.502 )
495.266.087.358

11.984.084.502
(11.984.084.502 )

483.282.002.856

Accrued expenses
Other payables

2012
31 Desember/ December 31, 2012
Sebelum
Reklasifilasi/
Before
Reclassification

Reklasifikasi/
Reclassification

Sesudah
Reklasifikasi/
After
Reclassification
Consolidated
Statement of
Financial
Position

Laporan Posisi
Keuangan
Konsolidasian
Liabilitas Jangka
Pendek
Biaya yang masih harus
dibayar
Utang lainnya

Current Liabilities
38.944.556.152
298.657.723.567

(38.944.556.152 )
38.944.556.152

337.602.279.719

Consolidated
Statement of
Cash Flows

Laporan Arus Kas


Konsolidasian
Arus kas dari aktivitas
Operasi
Biaya yang masih harus
dibayar
Utang lainnya

496

Accrued expenses
Other payables

Cash flows from


investing activites
13.193.699.010
98.960.507.977

(13.193.699.010 )
13.193.699.010

91

112.154.206.987

Accrued expenses
Other payables

PT POS INDONESIA (PERSERO)


INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK
Tanggal 31 Desember 2014 dan
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

PT POS INDONESIA (PERSERO)


FINANCIAL INFORMATION OF PARENT ENTITY
As of December 31, 2014 and
for the year then ended

Informasi tambahan pada halaman 93 sampai dengan


101 menyajikan informasi keuangan PT Pos Indonesia
(Persero) untuk tanggal 31 Desember 2014, dimana
menyajikan investasi perseroan pada entitas anak
dengan metode biaya, sebagai pembanding metode
konsolidasi.

The supplementary information on pages 93 to 101


represents financial information of PT Pos Indonesia
(Persero) as of December 31, 2014, which presents the
Companys investments in subsidiaries under the cost
method, as opposed to the consolidation method.

- Laporan Posisi Keuangan

- Statement of Financial Position

- Laporan Laba Rugi Komprehensif

- Statement of Comprehensive Income

- Laporan Perubahan Ekuitas

- Statement of Changes in Equity

- Laporan Arus Kas

- Statement of Cash Flows

- Ikhtisar Kebijakan Akuntansi

- Summary of Significant Accounting Policies

92

497

PT POS INDONESIA (PERSERO)


ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas
Investasi pada
surat berharga
Piutang usaha - setelah
dikurangi cadangan
piutang tidak tertagih
sebesar
Rp39.535.703.927
pada 31 Desember 2014,
Rp26.085.843.779
pada 31 Desember 2013
dan Rp17.028.296.359
pada 31 Desember 2012
Pendapatan yang masih
harus diterima
Pajak dibayar di muka
Aset lancar lainnya
JUMLAH ASET LANCAR

ASET TIDAK LANCAR


Investasi pada perusahaan anak
Investasi pada asosiasi
Taksiran tagihan pajak
penghasilan
Aset tetap - setelah
dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar
Rp1.061.965.140.962
pada 31 Desember
2014,
Rp961.130.063.707
pada 31 Desember
2013 dan
Rp933.068.163.525
Pada 31 Desember 2012
Properti investasi - bersih
Aset takberwujud
Aset pajak tangguhan
Aset tidak lancar lainnya

PT POS INDONESIA (PERSERO)


PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2013

2012
ASSETS
CURRENT ASSETS
Cash and cash equivalents

2.690.894.984.158

3.478.896.663.357

2.890.221.517.221

231.174.769

2.573.613.549

425.230.263.453

430.469.909.003

315.428.039.937

Investment in securities
Trade receivables - net of
allowance for
uncollectible
amounts of
Rp39,535,703,927 as of
December 31, 2014,
Rp26,085,843.779
as of December 31, 2013
Rp17,028,296,359
as of December 31, 2012

96.078.060.198
235.411.950.511

64.034.532.485
242.682.839.616

124.643.473.214
195.289.992.477

Accrued income
Prepaid taxes
Other current assets

3.447.615.258.320

4.216.315.119.230

3.528.156.636.398

TOTAL CURRENT ASSETS

282.507.000.000
175.000.000.000

282.507.000.000
-

108.507.000.003
-

NON - CURRENT ASSETS


Investment in subisidiaries
Investment in associated

15.406.473.238

Estimated claim for tax refund

630.587.137.194
236.571.359.018
38.935.841.794
148.875.555.243
71.803.009.473

597.223.017.517
234.796.469.356
42.318.407.124
123.956.671.756
55.484.690.761

510.633.140.783
240.106.394.574
42.400.186.826
109.471.104.980
50.728.246.435

Fixed assets - net of


accumulated
depreciation of
Rp1,061,965,140,962
as of December 31, 2014
Rp961,130,063,707
as of December 31, 2013
and Rp933,068,163,525
as of December 2012
Investment properties - net
Intangible assets
Deferred tax assets
Other non current assets

JUMLAH ASET
TIDAK LANCAR

1.584.279.902.722

1.336.286.256.514

1.077.252.546.839

TOTAL NON - CURRENT


ASSETS

JUMLAH ASET

5.031.895.161.042

5.552.601.375.744

4.605.409.183.237

TOTAL ASSETS

498

93

PT POS INDONESIA (PERSERO)


ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)
Tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2014

PT POS INDONESIA (PERSERO)


PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)
As of December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2013

2012

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS
JANGKA PENDEK
Utang usaha
Utang pajak
Pinjaman bank
jangka pendek
Provisi jangka pendek
Utang lainnya
Pinjaman jangka panjang
jatuh tempo dalam
waktu satu tahun:
Pinjaman bank
JUMLAH LIABILITAS
JANGKA PENDEK

LIABILITIES AND EQUITY

2.453.083.992.795
33.910.215.715

3.102.526.151.532
56.323.049.686

2.693.522.277.211
46.374.655.531

CURRENT LIABILITIES
Trade payables
Taxes payable

150.000.000.000
104.128.671.117
579.918.150.539

96.172.160.803
807.639.164.495

99.400.000.000
339.825.897.828

Short-term bank loan


Short-term provision
Other payables

40.000.000.000

20.000.000.000

215.187.500.000

Current maturities of
long-term loans:
Bank loans

3.361.041.030.166

4.082.660.526.516

3.394.310.330.570

TOTAL CURRENT
LIABILITIES

LIABILITAS
JANGKA PANJANG
Pinjaman bank jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh
tempo dalam waktu
satu tahun:
Pinjaman bank
Utang pembiayaan
konsumen
Liabilitas imbalan kerja

75.000.000.000

60.000.000.000

70.000.000.000

455.956.775.676

368.227.922.454

308.555.552.159

Long-term loans - net of


current maturities:
Bank loans Consumer financing liabilities
Employee benefits liability

JUMLAH LIABILITAS
JANGKA PANJANG

530.956.775.676

428.227.922.454

378.555.552.159

TOTAL NON - CURRENT


LIABILITES

JUMLAH LIABILITAS

3.891.997.805.842

4.510.888.448.970

3.772.865.882.729

TOTAL LIABILITIES

EKUITAS
Modal saham nilai nominal
Rp1.000.000
per saham
Modal dasar 1.500.000
saham,
Modal ditempatkan dan
disetor penuh
455.023 saham
Setoran modal lainnya
Saldo laba
Komponen ekuitas
lainnya

NON - CURRENT
LIABILITIES

EQUITY
Capital stock Rp1,000,000 par
value per share
Authorized
1,500,000 shares,

455.023.000.000

455.023.000.000

425.000.000.000

684.874.355.200

588.061.903.984

30.023.000.000
379.128.795.188

(1.371.977.210)

(1.608.494.680)

JUMLAH EKUITAS

1.139.897.355.200

1.041.712.926.774

832.543.300.508

JUMLAH LIABILITAS DAN


EKUITAS

5.031.895.161.042

5.552.601.375.744

4.605.409.183.237

94

Issued and fully paid 455,023 shares


Other paid in capital
Retained earnings
Other component of equity
TOTAL EQUITY
TOTAL LIABILITIES AND
EQUITY

499

PT POS INDONESIA (PERSERO)


ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PENDAPATAN BERSIH

PT POS INDONESIA (PERSERO)


PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2014

2013

4.153.152.240.345

3.980.781.672.004

NET REVENUE

Beban usaha
Pemasaran
Umum dan administrasi

(91.827.689.612)
(98.587.954.539)
(3.885.711.801.275) (3.568.498.215.138)

Operating expenses
Marketing
General and administrative

Jumlah beban usaha

(3.977.539.490.887) (3.667.086.169.677)

Total operating expenses

Pendapatan lain-lain
Beban lain-lain

41.999.825.408
(18.003.159.184)

23.035.287.762
(34.359.560.250)

LABA USAHA

199.609.415.682

302.371.229.839

Pendapatan keuangan
Beban keuangan

22.617.804.077
(24.236.091.993)

31.234.674.606
(21.560.822.425)

LABA SEBELUM MANFAAT


(BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN

197.991.127.766

312.045.082.020

Other income
Other expenses
INCOME FROM OPERATIONS
Finance income
Finance cost
INCOME BEFORE INCOME
TAX BENEFIT
(EXPENSES)

MANFAAT (BEBAN) PAJAK


PENGHASILAN
Kini
Tangguhan

(64.650.547.000)
24.918.883.486

(83.348.808.000)
14.485.566.776

INCOME TAX BENEFIT


(EXPENSE)
Current
Deferred

Beban pajak penghasilan - bersih

(39.731.663.514)

(68.863.241.224)

Income tax expense - net

LABA BERSIH

158.259.464.252

243.181.840.796

NET INCOME

236.517.470

OTHER COMPREHENSIVE GAIN

158.259.464.252

243.418.358.266

TOTAL COMPREHENSIVE
INCOME

LABA KOMPREHENSIF LAIN


JUMLAH LABA
KOMPREHENSIF

500

95

501

Jumlah laba
komprehensif tahun
berjalan
Reklasifikasi

455.023.000.000

Pembayaran dividen

Saldo 31 Desember 2014

455.023.000.000

Jumlah laba
komprehensif tahun
berjalan

(30.023.000.000)

30.023.000.000

Saldo 31 Desember 2013


Tambahan modal
disetor

30.023.000.000

425.000.000.000

Pembayaran dividen

Tambahan modal
disetor

Saldo 31 Desember 2012

Modal saham/
Capital stock

Tambahan
modal disetor
lainnya/
Other paid in
capital

PT POS INDONESIA (PERSERO)


ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

96

684.874.355.200

158.259.464.252
-

(61.447.013.036)

588.061.903.984

243.181.840.796

(34.248.732.000)

379.128.795.188

Saldo laba
(defisit)/
Retained earnings
(deficit)

1.371.977.210

(1.371.977.210)

236.517.470

(1.608.494.680)

Aset keuangan
tersedia
untuk dijual/
Unrealized loss
on change in
fair value of
available for sale
financial assets

1.139.897.355.200

158.259.464.252
1.371.977.210

(61.447.013.036)

1.041.712.926.774

243.418.358.266

(34.248.732.000)

832.543.300.508

Jumlah/
Total

Kepentingan non
pengendali/
Non-controlling
interest

1.139.897.355.200

158.259.464.252
1.371.977.210

(61.447.013.036)

1.041.712.926.774

243.418.358.266

(34.248.732.000)

832.543.300.508

Jumlah ekuitas/
Total equity

PT POS INDONESIA (PERSERO)


PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Balance as of
December 31, 2014

Total comprehensive
income current year

Divident payment

Balance as of
December 31, 2013
Additional
paid-in capital

Total comprehensive
income current year

Divident payment

Additional
paid-in capital

Balance as of
December 31, 2012

PT POS INDONESIA (PERSERO)


ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF CASH FLOWS
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2014
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI
Jumlah laba komprehensif
tahun berjalan
Penyesuaian untuk rekonsiliasi
laba komprehensif dan
kas bersih diperoleh dari
aktivitas operasi:
Alokasi laba untuk PKBL
Penyusutan aset tetap
dan properti investasi
Amortisasi dan penyusutan
aset tidak lancar lainnya
Penyisihan penurunan
nilai piutang
Beban imbalan kerja
Pengurangan aset tetap
Laba dari operasi sebelum
perubahan aset dan liabilitas

2013

108.272.699.644

69.805.453.257

9.597.883.574

13.544.302.171

10.912.085.946
240.313.241.105
-

9.057.547.420
177.136.087.589
-

CASH FLOWS FROM


OPERATING ACTIVITIES
Total comprehensive
income current year
Adjustment to reconcile
comprehensive income
and net cash provided by
operating activities:
Allocated profit for PKBL
Depreciation of fixed assets
and investment property
Amortization and depreciation
of non current assets
Allowance for
uncollectable amounts
Employee benefits expense
Disposal of fixed assets

568.459.015.245

581.824.989.926

Cash before changes of


assets and liabilities

199.363.104.976

PERUBAHAN ASET DAN


LIABILITAS USAHA
Piutang usaha
Pendapatan yang masih
harus diterima
Pajak dibayar di muka
Aset lancar lainnya
Aset pajak tangguhan
Taksiran tagihan
pajak penghasilan
Aset tidak lancar lainnya
Utang usaha
Utang pajak
Biaya yang masih harus dibayar
Provisi jangka pendek
Utang lainnya
Kas Perubahan
Aset dan Liabilitas Usaha

(345.335.113.083)

Penerimaan dari pajak


Pembayaran manfaat
Pembayaran pajak penghasilan

(152.584.387.883)
(89.239.312.840)

Kas Bersih Diperoleh dari


Aktivitas Operasi

(587.158.813.806)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS


INVESTASI
Penurunan aset keuangan
tersedia untuk dijual
Investasi pada perusahaan anak
Investasi pada asosiasi
Perolehan aset tetap
Pengurangan aset tetap
Perolehan aset dalam penyelesaian
Perolehan properti investasi
Pengurangan investasi pada
surat berharga
Peenambahan aset tak berwujud
Kas Bersih Digunakan untuk
Aktivitas Investasi

502

312.281.599.489

(5.672.440.397)

(124.099.416.485)

(32.043.527.818)
7.270.889.105
-

60.608.940.679
(47.392.847.139)
-

(16.318.318.711)
(649.442.158.737)
2.175.931.869
7.956.510.314
(227.721.013.953)

(4.756.444.326)
409.003.874.321
5.123.282.217
(3.227.839.197)
467.813.266.664
1.344.897.806.660
15.406.473.238
(117.463.717.296)
(78.523.696.062)
1.164.316.866.540

CHANGES OF ASSETS AND


LIABILITIES
Trade receivables
Accrued income
Prepaid taxes
Other current assets
Deferred tax assets
Estimated claim
for tax refund
Other non current assets
Trade payables
Tax payable
Accrued expenses
Short-term provision
Other payables
Cash after Changes of
Assets and Liabilities
Cash receipt from income tax
Benefit paid
Income tax payment
Net Cash Provided by
Operating Activities

(175.000.000.000)
(60.258.237.801)
756.857.433
(88.767.151.846)
110.415.000

(173.999.999.995)
(134.917.159.540)
2.422.626.718
(26.166.982.797)
(1.537.629.000)

CASH FLOWS FROM


INVESTING ACTIVITIES
Decrease to available for sale of
financial assets
Investment in subsidiaries
Investment in associated
Acquisition of fixed assets
Disposal of fixed assets
Additional construction in progress
Acquisition of investment property

231.174.769
(1.468.909.912)

2.342.438.780
(4.348.782.570)

Disposal investment in securities


Additional of intangible assets

(324.395.852.357)

(336.205.488.404)

Net Cash Used in


Investing Activities

97

PT POS INDONESIA (PERSERO)


ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN ARUS KAS (lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF CASH FLOWS (continued)
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2014
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Setoran modal kepentingan
non pengendali
Peningkatan (penurunan)
pinjaman bank
Penurunan bantuan
Pemerintah yang belum
ditentukan statusnya
Peningkatan
pembiayaan konsumen
Peningkatan tambahan
modal disetor lainnya
Pembayaran deviden
Kas Bersih Diperoleh (digunakan untuk)
dari Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS

KAS DAN SETARA KAS


AWAL TAHUN
KAS DAN SETARA KAS
AKHIR TAHUN

2013

(61.447.013.036)

(34.248.732.000)

CASH FLOWS FROM


FINANCING ACTIVITIES
Paid in capital
non controlling interest
Increase (decrease) in
bank loans
Decrease in
Government assistance
yet to state its status
Increase in
consumer financing
Increase in
Other paid in capital
Payment dividen

123.552.986.964

(239.436.232.000)

Net Cash Provided (used in)


by Financing Activities

(788.001.679.199)

588.675.146.136

NET INCREASE(DECREASE)
IN CASH AND CASH EQUIVALENT

2.890.221.517.221

CASH AND CASH


EQUIVALENTS
AT BEGINNING OF YEAR

3.478.896.663.357

CASH AND CASH


EQUIVALENTS
AT ENDING OF YEAR

185.000.000.000

(205.187.500.000)

3.478.896.663.357

2.690.894.984.158

98

503

PT POS INDONESIA (PERSERO)


ENTITAS INDUK SAJA
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


PARENT ENTITY ONLY
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

1.

1.

2.

504

Dasar
Penyusunan
Laporan
Tersendiri Entitas Induk

Keuangan

Basis of Preparation of Separate Financial


Statements of the Parent Entity

Laporan keuangan tersendiri Entitas Induk disusun


sesuai dengan PSAK No. 4 (Revisi 2009), Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri yang diterapkan sejak tanggal 1 Januari
2011.

The separate financial statements of the Parent


Entity have been prepared in accordance with
PSAK 4 (Revised 2009), Consolidated and
Separate Financial Statements, adopted on
January 1, 2011

PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur dalam hal


entitas memilih untuk menyajikan laporan
keuangan tersendiri maka laporan tersebut hanya
dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam
laporan
keuangan
konsolidasian.
Laporan
keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang
disajikan oleh entitas induk yang mencatat
investasi pada entitas anak, perusahaan asosiasi,
dan entitas pengendalian bersama berdasarkan
kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan
pelaporan hasil dan asset neto investee.

PSAK 4 (Revised 2009) provides that an entity


choosing to present the separate Parent Entity
financial statements can only present such financial
statemens as additional information to the
consolidated financial statements. The separate
financial statemens are the financial statemens
prepared by the Parent Entity to record its
investments in subsidiaries, associated company
and jointly controlled entities through direct equity
ownership and not to report on the results of
operations and net assets of these investees.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam


penyusunan laporan keuangan tersendiri Entitas
Induk adalah sama dengan kebijakan akuntansi
yang diterapkan dalam penysunan laporan
keuangan konsolidasian Grup sebagaimana
diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan
keuangan konsolidasian, kecuali untuk penyertaan
pada Entitas Anak dan Entitas Asosiasi.

The accounting policies adopted in the preparation


of the separate financial statemens of the Parent
Entity are consistent with those made in the
preparation of the Groups consolidated financial
statemens as disclosed in Note 2 to the
consolidated financial statemens, except for
investments in Subsidiaries and Associated
Entities.

Penyertaan saham pada Entitas Anak dan Entitas


Asosiasi dicatat pada biaya perolehan. Entitas
Induk mengakui dividen dari Entitas Anak dan
entitas Asosiasi pada laporan laba rugi
komprehensif tersendiri ketika hak menerima
dividen ditetapkan.

Investments in shares of subsidiaries and


associated entity are recorded at cost. The Parent
Entity recognized dividends from Subsidiaries and
Associated Entities in the separate statement of
comprehensive invomce when the right to receive
the dividen is determined.
2.

Investasi dalam Saham pada Entitas Anak dan


Perusahaan Asosiasi

Investments in Shares of Subsidiaries and


Associated Company

Informasi mengenai Perusahaan Asosiasi yang


dimiliki Perseroan diungkapkan dalam Catatan 11
atas laporan keuangan konsolidasian.

The information regarding the Companys


associated Company is disclosed in Note 11 to the
consolidated financial statements.

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Entitas


Induk memiliki penyertaan saham pada Entitas
Anak dan Perusahaan Asosiasi berikut:

As of December 31, 2014, and 2012, the Parent


Entity have investments in shares in the following
Subsidiaries and Associated Company:

99

PT POS INDONESIA (PERSERO)


ENTITAS INDUK SAJA
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


PARENT ENTITY ONLY
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

Investasi dalam Saham pada Entitas Anak dan


Perusahaan Asosiasi (lanjutan)

Nama Entitas/
Entity Name
Entitas Anak/
Subsidiaries
PT BWN
PT PLI
PT PPI

Persentase
Kepemilikan/
Percentage
Ownership

51%
100%
99%

Total
Entitas
Asosiasi/
Associated
Company
PT BSHB

Nama Entitas/
Entity Name
Entitas Anak/
Subsidiaries
PT BWN
PT PLI
PT PPI
Total

31 Desember / December 31, 2014


Biaya Perolehan
1 Januari 2014 /
Penambahan/
Pengurangan/
Cost of Acquistion
January 1, 2014
Increase
Decrease

51%
100%
99%

Biaya Perolehan
31 Desember 2014/
Cost of Acquistion
December 31, 2014

9,507,000,000
174.000.000.000
99.000.000.000

9,507,000,000
174.000.000.000
99.000.000.000

282.507.000.000

282.507.000.000

175.000.000.000

175.000.000.000

20.20%

Persentase
Kepemilikan/
Percentage
Ownership

Investments in Shares of Subsidiaries and


Associated Company (continued)

31 Desember / December 31, 2013


Biaya Perolehan
1 Januari 2013/
Penambahan/
Pengurangan/
Cost of Acquistion
January 1, 2013
Increase
Decrease

Biaya Perolehan
31 Desember 2013/
Cost of Acquistion
December 31, 2013

9.507.000.000
99.000.000.000
99.000.000.000

75.000.000.000
-

9,507,000,000
174.000.000.000
99.000.000.000

207.507.000.000

75.000.000.000

282.507.000.000

Beberapa akun dalam laporan keuangan Entitas


Induk pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 telah
direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian
laporan keuangan Entitas Induk pada tanggal
dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014.

Certain accounts in the financial statemenets


Parent Entity as of and for the year ended
December 31, 2013 and 2012, have been
reclassified to conform with the presentation of the
financial statements Parent Entity as of and for the
year ended December 31, 2014.

Rincian reklasifikasi akun-akun tersebut adalah


sebagai berikut

The details of the accounts reclassification are as


follows:

31 Desember/ December 31, 2013


Sebelum
Sesudah
Reklasifilasi/
Reklasifikasi/
Reklasifikasi/
Before
After
Reclassification
Reclassification
Reclassification
Consolidated
Statement of
Financial
Position

Laporan Posisi
Keuangan
Konsolidasian
Liabilitas Jangka
Pendek
Biaya yang masih harus
dibayar
Utang lainnya

Current Liabilities
23.982.207.505
783.656.956.987

(23.982.207.505 )
23.982.207.505

100

807.639.164.492

Accrued expenses
Other payables

505

PT POS INDONESIA (PERSERO)


ENTITAS INDUK SAJA
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT POS INDONESIA (PERSERO)


PARENT ENTITY ONLY
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES
For the year ended December 31, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2.

2.

Investasi dalam Saham pada Entitas Anak dan


Perusahaan Asosiasi (lanjutan)

Investments in Shares of Subsidiaries and


Associated Company (continued)

31 Desember/ December 31, 2012


Sebelum
Sesudah
Reklasifilasi/
Reklasifikasi/
Reklasifikasi/
Before
After
Reclassification
Reclassification
Reclassification
Consolidated
Statement of
Financial
Position

Laporan Posisi
Keuangan
Konsolidasian
Liabilitas Jangka
Pendek
Biaya yang masih harus
dibayar
Utang lainnya

506

Current Liabilities
41.600.697.044
298.225.200.784

(41.600.697.044 )
41.600.697.044

101

339.825.897.828

Accrued expenses
Other payables

Halaman ini sengaja dikosongkan


This page intentionally left blank

507

508

509

Profil Pejabat Senior


Profile of Senior Officials

AMRIZAL. SE. MM
Sekretaris Perusahaan
GADUT/ 29-08-1962
Pasca Sarjana Umum 1993 - UGM

MUHAMMAD YAMIN. SE. MM


Kepala Satuan Pengawasan Internal
PALEMBANG/ 05-01-1964
Pasca Sarjana Manajemen 1993 - UGM

SYAHRIAL
Kepala Change Management Office (CMO)
SEI PANDAHAN / 01-12-1962
Pasca Aarjana - umum - 1997 - Jakarta

RAHMAT KARO KARO


Deputi SPI Bidang Pengawasan Teknologi
K.BATA/ 04-09-1963
Pasca Sarjana Manajemen Keuangan 2004 - Surabaya

510

AGUS HERNOWO
Deputi SPI Bidang Pengawasan Keuangan
JAKARTA/ 13-08-1962
Dikti Pos Dikti Reguler 1985 - Bandung

ARJUNA. SE
Deputi SPI Bidang Pengawasan Operasional
LUBUK IPUH/ 01-04-1963
Dikti Pos Dikti Sarjana 1991 - Bandung

HARNITO SE. MM
Wakil Kepala CMO Bidang Transformasi Perusahaan
BLORA/ 08-06-1963
Pasca Sarjana 1994 - UGM

HERBON OPNALTO. SE
Wakil Kepala CMO Bidang Transformasi Bisnis
TG. PAUH MUDIK/ 17-12-1963
Pasca Sarjana Manajemen Pemasaran 2005 - Jakarta

DR TUBAGUS DONNY SYAFARDAN. SE. MM.


Vice President Transformasi Pengukuran dan Sistem Pendukung pada CMO
JAKARTA/ 10-06-1966
Doktor Manajemen Bisnis Keuangan 2007 Univ Padjajaran Bandung

SLAMET SAJIDI. SE.


Kepala Proyek Pengembangan ERP
BANYUWANGI/ 29-03-1964
Sarjana Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 1988 - Jember

511

JOESAK PRAKASA. SE
Vice President Transformasi Kepemimpinan dan Budaya pada CMO
CILACAP/ 19-03-1963
Sarjana Ekonomi Manajemen 1992 - Bandung

AAN ANWAR. DRS. MT.


Vice President Transformasi Operasi dan Proses pada CMO
BANDUNG/ 19-10-1963
Pasca Sarjana Transportasi 2000 - Bandung

HARI EDI PURWOKO. SE. MM.


Vice President Transformasi Perencanaan Strategis pada CMO
MAGELANG/ 23-03-1967
Pasca Sarjana Umum 1994 UGM/YK

DWI SURYANTO. SE. MM.


Vice President Transformasi SDM dan Organisasi pada CMO
MAGELANG/ 18-12-1962
Pasca Sarjana Umum 1993 - UGM

ACHMAD JUNARA SH.


Vice President Pengembangan Bisnis Paket
TASIKMALAYA/ 05-06-1965
Dikti Pos Dikti Pos 1993 - Bandung

TEDI SETIADI SE
Vice President Public Service Obligation
BANDUNG/ 13-01-1962
Sarjana Ekonomi Manajemen 1998 - Bandung

512

RUDI NUR JULISTIJONO. ST. MT


Vice President Perencanaan dan Pengembangan Teknologi Informasi
BLITAR/ 08-07-1969
Pasca Sarjana Manajemen 2002 - Bandung

YUNISWAR
Vice President Konsinyasi dan Filateli
BUKITTINGGI/ 12-06-1962
Pasca Sarjana Hukum Bisnis - 1994

BENNY OTOYO. SE
Vice President Umum
PALEMBANG/ 09-10-1964
Sarjana lmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 1993 - Bandung

HARI PURNAMA SE
Vice President Outlet
SEMARANG/ 04-07-1963
Sarjana Ekonomi Manajemen 1992 - Bandung

DRS. DEDIE DWI RISTANTO


Vice President Proses dan Transportasi
BANDUNG/ 20-04-1966
Dikti Pos - Dikti Sarjana 1993 - Bandung

EKA PRAMUKA ANANTA SOEMALI. SE


Vice President Agenpos
PADANG/ 25-04-1962
Sarjana Ekonomi Manajemen 1993 - Bandung

513

FARIUS MUHAMARTONO PURWANINGTYAS


Kepala Proyek Bisnis Pos Kurir
TANJUNGKARANG/ 19-12-1966
Pasca Sarjana Manajemen 2005 - jakarta

SIGIT SANTOSA.SE.MM
Vice President Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance (GCG)
SURABAYA/ 16-12-1961
Pasca Sarjana Manajemen Pemasaran 2006 - Bandung

ALI FAHMI AL AMROZI. SE. S.SOS


Vice President Transfer Uang
BANYUWANGI/ 23-08-1964
Sarjana Sosial Politik 1995 - Yogyakarta

TABAH PUJIANTO.S.SOS
Vice President Treasury dan Pajak
PEMATANGSIANTAR/ 19-09-1962
Sarjana Administrasi Negara 2000 -

CAHYAT ROHYANA. SE. MM


Vice President Manajemen Keuangan
SUMEDANG/ 03-06-1968
Doktor Manajemen Bisnis Keuangan 2007 - Bandung

SUHARTO. DRS
Vice President Bina Lingkungan Perusahaan
CILACAP/ 19-02-1964
Sarjana Umum - 1990

514

PANGGIH RAHARDJO SE
Vice President Learning Center
MAGELANG/ 19-03-1967
Sarjana Ekonomi Manajemen 1995 - Bandung

MOHAMMAD HASYMI QUZWEN


Vice President Pelayanan SDM
PALEMBANG/ 24-08-1967
Pasca Sarjana Manajemen 2000 - Semarang

IR. ROMANO SETIAWAN


Vice President Infrastruktur Teknologi Informasi
RENGAT/ 02-01-1965
Dikti Pos Dikti Sarjana 1994 Bandung

BAMBANG DWI PURWANTO. SE. MM


Vice President Komunikasi Korporat
DENPASAR/ 22-11-1964
Pasca Sarjana Manajemen 1993 - UGM

ONNI HADIONO. SE AK
Vice President Kolekting dan Antaran
PATI/ 02-01-1966
Pasca Sarjana Manajemen Keuangan 2010 Univ Diponegoro Semarang

ZULFA ERINALDI
Vice President Pos Pay
BUKITTINGGI/ 22-12-1964
Dikti Pos Dikti Reguler 1986 - Bandung

515

ABEDNEGO SOEBARI. SE. MM.


Vice President Pengendalian Sistem Operasi
SEMARANG/ 17-04-1964
Pasca Sarjana Manajemen 1998 - Jakarta

JAMES MARTUA PURBA


Vice President Postshop
MEDAN/ 27-11-1963
Dikti Pos Dikti Reguler 1985 - Bandung

DHIRA KUMARAGAMAN. SE
Vice President Pengembangan Bisnis Surat
BANDUNG/ 29-08-1961
Dikti Pos Dikti Sarjana 1991 - Bandung

UMAR MANSYUR. S.H.


Vice President Hukum
MADIUN/ 06-12-1960
Dikti Pos Dikti Sarjana 1992 - Bandung

DWI INDARMANI. SE
Vice President Pengelolaan Penjualan
PONOROGO/ 09-11-1965
Sarjana Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 1994 - Bandung

APIP SUPRIATNA
Vice President Penyaluran Dana dan Kemitraan PerBankan
Garut/ 04-11-1964
Dikti Pos 1988 - Bandung

516

KEMAS SYAFTA WIDJAJA


Kepala Proyek E-Commerce
JAKARTA/ 08-10-1966
Dikti Pos 1994 - Bandung

FRETS CORNELIS RUGEBERT


Kepala Proyek Kargo Udara PT Pos Indonesia (Persero)
AMBON/ 29-06-1961
Dikti Pos Dikti Reguler 1985 - Bandung

517

KANTOR REGIONAL POS SUMATERA UTARA dan ACEH 20004


Postal RegionaL Office of North Sumatera and Aceh 20004
Jl.HM Yamin No.44 Medan 20231
Nama

Jabatan

Position

Name

Kepala Regional I di Medan

Hairul Syafiudin

Head of Regional I Medan

Deputi Bisnis Surat dan Paket pada Kantor Regional I di


Medan

Fajar Kurnianto

Deputy Business Letter and Package on First Regional Office


in Medan

Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti pada


Kantor Regional I di Medan

Herkules

Deputy Business Financial Services, Retail and Property


in the First Regional Office in Medan

Deputi Umum pada Kantor Regional I di Medan

Herman

General Deputy First Regional Office in Medan

KANTOR REGIONAL POS SUMATERA BARAT dan RIAU 25004


Postal RegionaL Office of West Sumatera and Riau 25004
Jl.Khatib Sulaiman Padang 25133
Nama

Jabatan

Name

Kepala Regional II di Riau

Deni Rakhmat Daradjat

Deputi Bisnis Surat dan Paket pada Kantor Regional II di


Riau
Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti pada
Kantor Regional II di Riau
Deputi Umum pada Kantor Regional II Riau

Januar
Edy Putra Efinal
Yuliardi

Position
Head of Regional II Riau
Deputy Business Letters and Packages at the Regional
Office II in Riau
Deputy Business Financial Services, Retail and Office Property in Region II in Riau
General Deputy Regional Office II Riau

KANTOR REGIONAL POS SUMATERA SELATAN-LAMPUNG-JAMBI-BENGKULU 30004


Postal RegionaL Office of South Sumatera - Lampung - Jambi - Bengkulu 30004
Jl.Kapten A.Rivai No.63 Pg 30135
Jabatan
Kepala Regional III di Palembang

Nama
Name

Dimat Tjachrudi

Position
Head of Regional III Palembang

Deputi Bisnis Surat dan Paket pada Kantor Regional III di


Palembang

Hari Setianto

Deputy Business Letter and Package III Regional Office


in Palembang

Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti pada


Kantor Regional III di Palembang

Sumanta Fery

Deputy Business Financial Services, Retail and Office


Property in Region III in Palembang

Deputi Umum Pada Kantor Regional III di Palembang

Hasanul Usni

General Deputy Regional Office III Palembang

518

KANTOR REGIONAL POS JAKARTA 10004


Postal RegionaL Office of Jakarta 10004
Jl.Gedung Kesenian No.2 Jakarta 10710
Nama

Jabatan

Position

Name

Kepala Regional IV di Jakarta

Eben Ezer Purba

Deputi Penjualan Bisnis Surat dan Paket pada Kantor


Regional IV di Jakarta

Arief Setyanto

Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti pada


Kantor Regional IV di Jakarta

Awan Rusniawan

Deputi Umum pada Kantor Regional IV di Jakarta


Deputi Operasi Surat dan Paket pada Kantor Regional IV
di Jakarta

Head of Regional IV Jakarta


Deputy Business Letter and Package IV Regional Office in
Jakarta
Deputy Business Financial Services, Retail and Office
Property in Region IV in Jakarta

R. Joesman Kartaprawira
Wibowo Kersono

General Deputy Regional Office IV Jakarta


Deputy Operations Letter and Package IV Regional Office
in Jakarta

KANTOR REGIONAL POS JAWA BARAT dan BANTEN 40004


Postal RegionaL Office of West Java and Banten 40004
Jl.Pahlawan No.87 Bandung 40123
Nama

Jabatan

Position

Name

Kepala Regional V di Bandung

R.Dudi Hendra Fachrudin

Deputi Bisnis Surat dan Paket pada Kantor Regional V di


Bandung
Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti pada
Kantor Regional V di Bandung
Deputi Umum pada Kantor Regional V di Bandung

Apang Pramutyas
Dodo

Head of Regional V Bandung


Deputy Business Letter and Package V Regional Office in
Bandung
Deputy Business Financial Services, Retail and Office
Property in Region V in Bandung

Soeroso

General Deputy Regional Office V Bandung

KANTOR REGIONAL POS JAWA TENGAH dan YOGYAKARTA 50004


Postal RegionaL Office of Central Java and Yogyakarta 50004
Jl.Sisingamangaraja No.45 Semarang 50253
Jabatan
Kepala Regional VI di Semarang
Deputi Bisnis Surat dan Paket pada Kantor Regional VI
di Semarang

Nama

Position

Name

Bagja Ardi Mustawan


Kunkun Kuntara

Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti pada


Kantor Regional VI di Semarang

Bambang Setyabudi

Deputi Umum Pada Kantor Regional VI di Semarang

S. Weka Purwanto

Head of Regional VI Semarang


Deputy Business Letter and Package VI Regional Office in
Semarang
Deputy Business Financial Services, Retail and Office
Property in Region VI in Semarang
General Deputy Regional Office VI Semarang

519

KANTOR REGIONAL POS JAWA TIMUR 60004


Postal RegionaL Office of East Java 60004
Jl.Krembangan Barat 73-75 Surabaya 60175
Nama

Jabatan

Name

Kepala Regional VII di Surabaya

Syamsul Bachri Paruhun Nasution

Deputi Bisnis Surat dan Paket pada Kantor Regional VII


di Surabaya

Suhatman

Position
Head of Regional VII Surabaya
Deputy Business Letter and Package VII Regional Office
in Surabaya

Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti pada


Kantor Regional VII di Surabaya

Musholien Harjono

Deputy Business Financial Services, Retail and Office


Property in Region VII in Surabaya

Deputi Umum pada Kantor Regional VII di Surabaya

Anggiat Napitupulu

General Deputy Regional Office VII Surabaya

KANTOR REGIONAL POS BALI-NTT-NTB 80004


Postal RegionaL Office of Bali-NTT-NTB 80004
Jl.Kapten Tjok Agung Tresna Denpasar 80234
Nama

Jabatan

Name

Position

Kepala Regional VIII di Denpasar

Wayan Santra

Head of Regional VIII Denpasar

Deputi Bisnis Surat dan Paket pada Kantor Regional VIII


di Denpasar

Abun Syabana

Deputy Business Letter and Package VIII Regional Office


in Denpasar

Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti pada


Kantor Regional

Nyoman Sudanta

Deputy Business Financial Services, Retail and Office


Property in Region VIII in Denpasar

Deputi Umum pada Kantor Regional

Aspin Sihombing

General Deputy Regional Office VIII Denpasar

KANTOR REGIONAL POS KALIMANTAN 70704


Postal RegionaL Office of Kalimantan 70704
Jl.Basuki Rahmat No.2 Bjb 70711
Nama

Jabatan

Name

Kepala Regional IX di Banjarbaru


Deputi Bisnis Surat dan Paket pada Kantor Regional IX di
Banjarbaru

Agung Sumarjadi Rahardjo


Zulkifli

Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti pada


Kantor Regiona IX di Banjarbaru

Akhmad Taufik

Deputi Umum pada Kantor Regional IX di Banjarbaru

Sumantri

520

Position
Head of Regional IX Banjarbaru
Deputy Business Letter and Package IX Regional Office
in Banjarbaru
Deputy Business Financial Services, Retail and Office
Property in Region IX in Banjarbaru
General Deputy Regional Office IX Banjarbaru

KANTOR REGIONAL POS SULAWESI 90004


Postal RegionaL Office of Sulawesi 90004
Jl.A.A.Pettarani Makassar 90222
Nama

Jabatan

Position

Name

Kepala Regional X di Makassar

Rahmat Eka Haryanto

Deputi Bisnis Surat dan Paket pada Kantor Regional X di


Makassar
Deputi Bisnis Jasa Keuangan, Ritel dan Properti pada
Kantor Regional X di Makassar
Deputi Umum pada Kantor Regional X di Makassar

Arifin Muchlis

Head of Regional X Makassar


Deputy Business Letter and Package X Regional Office
in Makassar
Deputy Business Financial Services, Retail and Office
Property in Region X in Makassar

Ronald Rinding Padang


Binanga Siregar

General Deputy Regional Office X Makassar

KANTOR REGIONAL POS PAPUA dan AMBON 99004


Postal RegionaL Office of Papua dan Ambon 99004
Jl.Pahlawan No.1 Abepura, Jayapura 99351

Jabatan
Kepala Regional XI di Jayapura
Deputi Operasi dan Bisnis Regional XI di Jayapura

Nama
Name

Agus Budi Satriyo


Hubertus Supriyanto

Position
Head of Regional XI Jayapura
Deputy Operations and Business Regional XI in Jayapura

521

REGIONAL POS I
No.

Kantor Pos

Post Office

Kantor Cabang
Branch Office

NANGROE ACEH DARUSSALAM


1

Banda Aceh

20

Kutacane

Langsa

13

Lhoseumawe

24

Meulaboh

12

Sigli

14

Tapaktuan

13

Subtotal

97

SUMATERA UTARA
1

Balige

11

Binjai

15

Gunungsitoli

Kabanjahe

19

Kisaran

19

Medan

32

Padangsidempuan

22

Pematangsiantar

22

Rantauprapat

13

10

Sibolga

11

Tarutung

17

12

Tebingtinggideli

14

REGIONAL POS II
No.

197

TOTAL

294

Kantor Cabang
Branch Office

KEPULAUAN RIAU
1

Batam

20

Tanjungpinang

16

Subtotal

Subtotal

Kantor Pos

Post Office

36

RIAU
1

Dumai

13

Pekanbaru

32

Rengat

10

Tembilahan

12

Subtotal

67

SUMATERA BARAT

522

Bukittinggi

18

Lubuksikaping

10

Padang

25

Padangpanjang

10

Painan

Pariaman

Payakumbuh

Sawahlunto

13

Solok

14

8
10

Subtotal

116

TOTAL

219

REGIONAL POS III


No.

Kantor Pos

Post Office

Kantor Cabang
Branch Office

BENGKULU
1

Bengkulu

Curup

REGIONAL POS IV

40
9

Subtotal

49

No.

Kantor Pos

Post Office

Kantor Cabang
Branch Office

D.K.I. JAKARTA

JAMBI
1

Jambi

35

Jakarta Barat

39

Muara Bungo

20

Jakarta Pusat

44

Sungai Penuh

Jakarta Selatan

40

61

Jakarta Timur

38

Jakarta Utara

18

Subtotal

LAMPUNG
1

Bandar Lampung

45

Jakarta Jatinegara

Kotabumi

20

Jakarta Mampang

Metro

29

Jkt Tmn Fatahillah

94

Tanjung Priok

10

MPC Jakarta

Subtotal

SUMATERA SELATAN
1

Baturaja

14

11

SGLK A Jakarta

Lahat

12

12

KTR FIL Jakarta

Lubuk Linggau

12

13

MUPI

Subtotal

187

Muara Enim

Palembang

48

Prabumulih

Bekasi

42

Subtotal

97

Bogor

27

Cibinong

Depok

BANGKA BELITUNG
1

Pangkal Pinang

13

Tanjung Pandan

Subtotal

17

TOTAL

318

JAWA BARAT (BOGOR - BEKASI)

9
13

Subtotal

91

BANTEN
1

Ciputat

18

Cilegon

Pandeglang

Rangkasbitung

Serang

17

Tangerang

31

Soekarno Hatta

Subtotal

89

TOTAL

367

523

REGIONAL POS VI
No.

REGIONAL POS V
No.

Kantor Pos
Post Office

Kantor Cabang
Branch Office

JAWA BARAT
1

Bandung

68

Banjar

17

Ciamis

10

Cianjur

15

Cimahi

17

Cirebon

35

Garut

19

Indramayu

16

Karawang

18

10

Kuningan

16

11

Majalengka

16

12

Purwakarta

14

13

Soreang

14

Subang

18

15

Sukabumi

23

16

Sumedang

16

17

Tasikmalaya

24

18

MPC Bandung

Subtotal

350

TOTAL

350

Kantor Pos

Post Office

Kantor Cabang
Branch Office

JAWA TENGAH
1

Banjarnegara

18

Blora

15

Boyolali

17

Brebes

16

Cilacap

23

Jepara

12

Karanganyar

14

Kebumen

21

Kendal

14

10

Kudus

11

Klaten

23

12

Magelang

19

13

Pati

28

14

Pekalongan

28

15

Pemalang

13

16

Purbalingga

17

17

Pwgrobogan

12

18

Purwokerto

26

19

Purworejo

15

20

Salatiga

11

21

Semarang

43

22

Solo

22

23

Sragen

20

24

Sukoharjo

25

Tegal

26

Temanggung

27

Ungaran

10

28

Wonogiri

21

29

Wonosobo

14

30

MPC Semarang

9
21

Subtotal

1
520

D.I. YOGYAKARTA

524

Bantul

11

Watesyogya

11

Wonosariyogya

12

Yogyakarta

45

MPC Yogyakarta

Subtotal

80

TOTAL

600

REGIONAL POS VII


No.

Kantor Pos

Post Office

Kantor Cabang
Branch Office

JAWA TIMUR
1

Bangkalan

28

Banyuwangi

22

Blitar

19

Bojonegoro

18

Bondowoso

13

Gresik

15

Jember

31

Jombang

18

Kediri

29

10

Lamongan

19

11

Lumajang

16

12

Madiun

19

13

Magetan

11

14

Malang

45

15

Mojokerto

18

16

Nganjuk

18

17

Ngawi

15

18

Pamekasan

12

Denpasar

21

Gianyar

23

REGIONAL POS VIII


No.

Kantor Pos

Kantor Cabang

Post Office

Branch Office
BALI

19

Pasuruan

23

20

Ponorogo

21

Singaraja

10

21

Probolinggo

22

Tabanan

13

22

Sidoarjo

22

23

Situbondo

13

24

Sumenep

21

Bima

16

25

Surabaya

43

Mataram

27

26

Tuban

16

Selong

11

27

Tulung Agung

32

Sumbawa besar

15

28

MPC Surabaya

Subtotal

NUSA TENGGARA BARAT

Subtotal

Subtotal

580

TOTAL

580

67

69

NUSA TENGGARA TIMUR


1

Atambua

Ende

19

Kupang

19

Maumere

10

Soe

Waingapu

Subtotal

65

TOTAL

201

525

REGIONAL POS IX
No.

Kantor Pos

Post Office

Kantor Cabang
Branch Office

REGIONAL POS X

KALIMANTAN BARAT
1

Ketapang

10

Pontianak

29

Sanggau

13

Singkawang

15

Sintang

19

Subtotal

Amuntai

20

Banjarbaru

22

Banjarmasin

17

Kandangan

10

Batulicin

12

MPC Banjarmasin

Palangkaraya

27

Buntok

11

Pangkalanbun

Sampit

Subtotal

52

KALIMANTAN TIMUR
1

Balikpapan

Bontang

Samarinda

Tanjung Redeb

Tarakan

16

Tenggarong

12

Subtotal

85

TOTAL

305

23
6

Branch Office

Mamuju

13
13

SULAWESI SELATAN
1

Bulukumba

14

Makassar

29

Palopo

17

Parepare

15

MPC Makassar

Watampone
Subtotal

1
12
88

SULAWESI TENGAH
1

Luwuk

Palu

8
46

Subtotal

54

SULAWESI TENGGARA
1

Baubau

Kendari

39

Subtotal

21
7

Kantor Cabang

Subtotal

82

KALIMANTAN TENGAH

Kantor Pos

Post Office

SULAWESI BARAT

86

KALIMANTAN SELATAN

Subtotal

No.

47

SULAWESI UTARA
1

Kota Mobagu

14

Manado

46

Subtotal

60

GORONTALO
1

Gorontalo

15

Subtotal

15

MALUKU
1

Ambon

Tual

25
7

Subtotal

32

MALUKU UTARA
1

526

Ternate

23

Subtotal

23

TOTAL

332

REGIONAL POS XI
No.

Kantor Pos

Post Office

Kantor Cabang
Branch Office

PAPUA BARAT
1

Manokwari

Sorong

Subtotal

15

PAPUA
1

Biak

Jayapura

13

Merauke

Nabire

Timika

Subtotal

31

TOTAL

46

527

Alamat Kantor Pos Pemeriksa


Address of Main Post Office
Kantor Pos
Post Office

Alamat
Address

Telepon

Telephone

BALIGE

Jl. DI Panjaitan No.4 Balige 22311 Fax 063221266

0632- 21266

LHOSEUMAWE

Jl. Samudra No.1

0645- 43026

SIGLI

Jl. Teuku Umar No.2 Sigli 24114

0653-21412

LANGSA

Jl. Achmad Yani No.29

0641- 21024

KUTACANE

Jl. Achmad Yani No.91 Ktc 24611

0629- 21013

BANDAACEH

Jl. T. Hamzah Bendahara No.33

0651-33985

GUNUNGSITOLI

Jl. Muhammad Hatta No.1

0639-21440

BINJAI

Jl. Sutomo No.25

061-8821483

KISARAN

Jl. Pahlawan No.2

0623-41895

TAPAKTUAN

Jl. Sudirman No.78

0656- 21018

MEULABOH

Jl. Teuku Cik Di Tiro No.2

0655-7551292

MEDAN

Jl. Pos No.1 Medan 20111

061-4568940

TEBINGTINGGIDELI

Jl. Sutomo No.36

0621- 21131

RANTAUPRAPAT

Jl. WR Supratman No. 51

0624-21675

PEMATANG SIANTAR

Jl. Sutomo No.2

0622-23213

PADANGSIDEMPUAN

Jl. Merdeka No.5 Psp 22719

0634-21009

SIBOLGA

Jl. DR. FL Tobing No.40

0631-22162

KABANJAHE

Jl. Veteran No.2 Kabanjahe

0628- 20054

TARUTUNG

Jl. Sisingamangaraja No.200

0633-21414

DUMAI

Jl. Yos Sudarso No. 3, Dum 28814

0765-38603

TEMBILAHAN

Jl. Hang Tuah No.3 Tembilahan

0768-21838

TANJUN GPINANG

Jl. Brigjend katamso No. 47

0771-313038

BATAM

Jl. Jend Sudirman Batam Center

0778-462496

PADANG PANJANG

Jl. Soekarno Hatta No.1 Pp

0752-82044

PAINAN

Jl. Prof Dr.Hamka, Painan

0756-21505

SAWAHLUNTO

Jl. A.Yani No.1 Sawahlunto 27411

0754-61001

PADANG

Jl. Bagindo Azis Can No. 7 Padang

0751-810548

PARIAMAN

Jl. Tugu Perjuangan 45 No.2

0751-92185

LUBUKSIKAPING

Jl. Jend Sudirman No.27

0753-20050

PEKANBARU

Jl. Jend Sudirman No.229 Pbr 28111

0761-32661

PAYAKUMBUH

Jl. Jend Sudirman No.4 Py

0752-92030

BUKITTINGGI

Jl. Jend Sudirman No.75 Bkt

0752-21393

528

Kantor Pos
Post Office

Alamat
Address

Telepon

Telephone

SOLOK

Jl. Dt.Perpatian Nan Sbtg No. 17A

0755- 20681

RENGAT

Jl. A. Yani No.8

0769-21012

KOTABUMI

Jl. Kantor Pos No.5, Kb 34518

0724-21003

BANDAR LAMPUNG

Jl. KH Ahmad Dahlan No.21

0721-253014

MUARAENIM

Jl. Jendral Sudirman No. 99

0734-421002

LUBUK LINGGAU

Jl. Garuda No.20

0733-321021

PANGKAL PINANG

Jl. Jendral Sudirman No.18

0717-431161,

MUARA BUNGO

Jl. Saleh Somad No.1

PRABUMULIH

Jl. Urip Sumoharjo No. 821

METRO

Jl. A. H. Nasution No.1, Metro 34111

LAHAT

Jl. Prof Dr Emil Salim No.2

0731-321591

PALEMBANG

Jl. Merdeka No.3,Palembang 30132

0711-350626

TANJUNG PANDAN

Jl. Merdeka No.12

0719-21024

SUNGAIPENUH

Jl. Jend Sudirman No.1

0748-21010

JAMBI

Jl. Sultan Taha No. 05

0741-22139

BENGKULU

Jl. S. Parman No.111

0736-22951

BATURAJA

Jl. A.Yani No. 56

CURUP

Jl. Kartini No.6, Curup 39113

CILEGON

Jl. TB Ismail Kav Blok F No.105 Clg

0254-391288

BOGOR

Jl. IR H. Juanda No.5

0251-321460,

SAWANGAN

Jl. Raya Bojongsari No.1

0251-611412

BEKASI

Jl. Lapangan Multiguna No.7

021-8808166

PONDOK GEDE

Jl. Jati Makmur No.2

TANGERANG

Jl. Daan Mogot No 11 Tangerang

021-5523440

CIBINONG

Jl. Tegar Beriman Blok B-4 No.7

021-87908578

JAKARTA UTARA

Jl. Swasembada Timur XI No.37

021-4355305

JAKARTA TIMUR

Jl. Pemuda No.79

021-4890777

DEPOK

Jl. Sentosa Raya No.3

JAKARTA MAMPANG

Jl. Kapten Piere Tendean No. 43

021-5250876

SERANG

Jl. Veteran No.3 Serang

0254-200419

JAKARTA BARAT

Jl. Daan Mogot No.20

021-5601206

JAKARTA BARAT

Jl. Matraman Raya No.222

021-8191846

0747-21057
0713-320158
0725-44161

0735-320011
0732-21085

021-84996481

021-77822932

529

Kantor Pos
Post Office

Alamat
Address

Telepon

Telephone

RANGKAS BITUNG

Jl. Multatuli No. 6

0252-201007

JAKARTA TAMAN FATAHILLAH

Jl. Taman Fatahillah No.3 Jakarta

021-6929035

JAKARTA PUSAT

Jl. Lap Banteng Utara No.1

021-3844188

JAKARTA SELATAN

Jl. RS. Fatmawati No.10

021-75000222

CIPUTAT

Jl. RE Martadinata No.17

021-74703072

CIPUTAT

Jl. Bank Banten No.1 Pandeglang

0253-201021

KARAWANG

Jl. Alun-Alun Selatan No. 1

0264-402341

GARUT

Jl. A.Yani No. 40 Garut 44117

0262-233832

CIREBON

Jl. Yos Sudarso No.9

0231-204733

INDRAMAYU

Jl. Siliwangi No.6

0234-271200

TASIKMALAYA

Jl. Oto Iskandardinata No.6

0265-332572

SUBANG

Jl. A.Yani No 36 Subang

0260- 411606

CIMAHI

Jl. Gatot Subroto No. 1 Cimahi

022-6654293

CIANJUR

Jl. Siti Jenab No.39 Cianjur 43211

0263-260630

MAJALENGKA

Jl. Alun-Alun Timur No.3 Mjl 45411

0233-281068

SOREANG

Jl. Raya Soreang-Banjaran No.412

022-5891052

BANJAR

Jl. Kantor Pos No.221

0265-742312

UJUNG BERUNG

Jl. AH Nasution No.28 Ujb Fax 022-7817060

022-7834188

SUKABUMI

Jl. A.Yani No. 42

0266-222215

SUMEDANG

Jl. P.Geusan Ulun No.82

0261-202006

CIAMIS

Jl. Jend Sudirman No.2

0265-771057

PURWAKARTA

Jl. K.K.Singawinata No.105

0264-200150

KUNINGAN

Jl. A.Yani No.2 Kuningan 45511

0232-871037

BANDUNG

Jl. Asia Afrika No.49 BANDUNG

022-4207081

WATESYOGYA

Jl. Sutijab No.63 Wates 55611

0274-773047

PATI

Jl. P.Sudirman No.61 Pati 59112

0295-381315

PURWOKERTO

Jl. Jend Sudirman No.435

0281-637055

PEKALONGAN

Jl. Cendrawasih No. 1 Pekalongan

0285-421776

SEMARANG

Jl. Pemuda No.4 SEMARANG

024-3543271

SALATIGA

Jl. Prof. Moh.Yamin No.3

0298-323896

YOGYAKARTA

Jl. P.Senopati No.2

0274-377322

PURBALINGGA

Jl. Alun Alun Utara No. 2

0281- 891147

530

Kantor Pos
Post Office

Alamat
Address

Telepon

Telephone

SOLO

Jl.Jend Sudirman No.8 SOLO 57111

0271-647214

PURWOREJO

Jl.Jend A Yani No.2 Pwr 54111

0275-321054

WONOSOBO

Jl.Pemuda No.9 Wonosobo 56311

0286-321026

PURWODADI GROBOGAN

Jl.Jend Sudirman No.4 Purwodadi

0292-421055

WONOGIRI

Jl.Ahmad Yani No.168 Wonogiri

0273-321007

TEMANGGUNG

Jl.S Parman 5 Temanggung Fax 0293-493324

0293-491162

UNGARAN

Jl.MT Haryono No.10 Ungaran

024-6921002

WONOSARI YOGYA

Jl.Brigjen Katamso No.12

0274-391129

SRAGEN

Jl. Raya Sukowati No.193

0271-891005

SUKOHARJO

Jl. Wandyopranoto No.12

0271-591600

PEMALANG

Jl. A. Yani No.1 Pemalang

0284-321078

BANTUL

Jl. Jend Sudirman No.114

0274-367471

TEGAL

Jl. Proklamasi No.2 Fax 0283-356162

0283-353265

TUBAN

Jl. Sunan Bonang No.8 Tuban

0356-321490

MOJOKERTO

Jl. A. Yani No.5, Mojokerto 61311

0321-322545

BONDOWOSO

Jl. Jaksa Agung Suprapto No.9

0332-421130

PAMEKASAN

Jl. Mesigit No.3

0324-322216

JEMBER

Jl. Sudirman No.5 Jember 68114

0331-486166

MADIUN

Jl. Pahlawan No.14

0351-464454

SURABAYA SELATAN

Jl. Jemur andayani No.75

031-8417778

PROBOLINGGO

Jl. Surojo No.33

0335-421621

GRESIK

Jl. Dr.Sutomo No.135

031-3981786

PASURUAN

Jl. Alun-Alun Utara No.1

0343-424042

PONOROGO

Jl. Soekarno Hatta No.55

0352-481401

LAMONGAN

Jl. Ki Sarmidi MS No.1 Lmg

0322-321018

BOJONEGORO

Jl. Trunojoyo No.1 Bojonegoro

0353-881140

BLITAR

Jl. Mastri No.87 Blitar 66111

0342- 801295

TULUNG AGUNG

Jl. Kartini No.31

0355-321121

SIDOARJO

Jl. Sultan Agung No.50

031-8921263

SURABAYA

Jl. Kebon Rojo No.10

031-3522096

JOMBANG

Jl. KH Wahid Hasyim No.184

0321-861358

NGANJUK

Jl. Supriyadi No.19

0358-321738

531

Kantor Pos
Post Office

Alamat

Telepon

Address

Telephone

KEDIRI

Jl.mayjend Sungkono No. 32

0354-685161

BANGKALAN

Jl.Trunojoyo No.2 Bangkalan 69111

031-3095105

BANYUWANGI

Jl.Diponegoro No.1

0333-421075

LUMAJANG

Jl.Dr.Sutomo No.19 Lumajang

0334-881103

NGAWI

Jl.Jaksa Agung Suprapto No.5

0351-749021

MAGETAN

Jl.A Yani No.82 Magetan

0351-895009

SUMENEP

Jl. Urip Sumoharjo No. 5

0328-662421

MALANG

Jl.Merdeka Selatan No.5

0341-362255

SITUBONDO

Jl.A.Yani No.129

0338-671300

DENPASAR

Jl.Raya Puputan Renon

0361-223565

SUMBAWA BESAR

Jl Garuda No. 99 Sumbawa

KUPANG

Jl.Palapa No.1 Kupang 85111

0380-833225

SELONG

Jl.Prof Moh Yamin.SH No.61

0376-21249

BIMA

Jl.Gajah Mada

0374-42083

SOE

Jl. Suharto No.10

0388-21103

SOE

Jl.Dr.Sutomo No.21, Wgp 87111

0387-61407

ATAMBUA

Jl.Letjen Suprapto No.5

0389-21203

TABANAN

Jl.Pahlawan No.4

MAUMERE

Jl. Pos No.2 Maumere 86111

GIANYAR

Jl.Abimanyu No.4, Gianyar 80511

SINGARAJA

Jl.Gajahmada No.156

MATARAM

Jl.Sriwijaya Mataram 83161

ENDE

Jl.Basuki Rahmat No.15

0381-21203

PANGKALANBUN

Jl.Sutan Syahrir No.26

0532-21035

BALIKPAPAN

Jl.Jend Sudirman No.31

0542-422340

PONTIANAK

Jl.Sutan Abdurahman No.49 Ptk

0561-730641

SAMARINDA

Jl.Gajah Mada No.15 Smr 75111

0541-742664

SAMPIT

Jl.A Yani No.41

0531-21040

TANJUNG REDEB

Jl.Pemuda No.542 Tanjungredeb

0554-21036

BUNTOK

Jl.Uria Mapas No.62

0525-21024

SANGGAU

Jl.H Agus Salim No.42 Beringin

0564-21004

PALANGKARAYA

Jl.Imam Bonjol No.3

AMUNTAI

Jl.Basuki Rahmat No.10

532

0371-21290

0361-811001
0382-21042
0361-943190
0362-21788
0370-632645

0536-3224489
0527-61008

Kantor Pos
Post Office

Alamat
Address

Telepon

Telephone

0541-661017

TENGGARONG

Jl.Jend. A Yani No. 5

KETAPANG

Jl.Dr.Sutomo No.4

0534-32082

BONTANG

Jl.MT Haryono No.3 Bontang

0548-23311

TARAKAN

Jl.Jend Sudirman No. 12 Tarakan

0551-21883

SINTANG

Jl. S. Parman No. 90

0565-21405

KANDANGAN

Jl.Merah Johansyah No.4

0517-21021

BATULICIN

Jl.Transmigrasi No.5

0518-70678

BANJARMASIN

Jl.Lambung Mangkurat No.19

SINGKAWANG

Jl.Pemuda No.107

BANJARBARU

Jl.Panglima Batur Timur No.25

KOTA MOBAGU

Jl.DI. Panjaitan No 244

0434-21171

PARE PARE

Jl.Karaeng Burane No.1

0421-21944

MAMUJU

Jl.Yos Sudarso No. 163

0426-21038

BAUBAU

Jl.Murhum No.56

0402-21985

KENDARI

Jl.Dr Sam Ratulangi No.79

0401-329078

GORONTALO

Jl.Ahmad Yani No. 16 Gt 96111

0435- 821808

BULUKUMBA

Jl.Kenari No.3 Bulukumba 92516

0413-81010

WATAMPONE

Jl.M. Husni Thamrin No. 7

0481-21044

MANADO

Jl.SamRatulangi No.23

0431-862007

MAKASSAR

Jl.Slamet Riyadi No.10

0411-314616

PALU

Jl.Moh Yamin

0451-421102

PALOPO

Jl.A Yani No.15 Palopo 91911

0471-21016

LUWUK

Jl.Brigjen Katamso No.2 Luwuk

0461-21134

SORONG

Jl.A Yani No.19 Sorong

0951-321718

MANOKWARI

Jl.Siliwangi No.28 Manokwari

0986-211088

TIMIKA

Jl.Yos Sudarso No.17 Timika

0901-322588

NABIRE

Jl.Yos Sudarso No.9 Nabire

0984-21148

BIAK

Jl.M Yamin No.59 Biak 98111

0981-21858

TERNATE

Jl.Pahlawan Revolusi No.154

AMBON

Jl.Raya Pattimura No. 20

AMBON

Jl. Pahlawan Revolusi No.17

JAYAPURA

Jl.Koti No.3

0967-536161

MERAUKE

Jl.Brawijaya

0971-321655

0511-3363745
0562-631009
0511-4772028

0921-3122863
0911-352915
0916- 21017

533

Standar Kriteria Annual Report 2014


Cross Reference of Annual Report 2014
Kriteria
Criteria

Penjelasan
Description

Hal.

Page

I.

Umum General

Laporan tahunan disajikan dalam bahasa


Indonesia yang baik dan benar dan
dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa
Inggris.
The Annual Report should have been good
presented and correct in Bahasa, furthermore
present it in English also.

Laporan tahunan dicetak dengan kualitas


yang baik dan menggunakan jenis dan
ukuran huruf yang mudah dibaca.
The Annual Report is printed with good
quality using readable type and size of font

Laporan tahunan mencantumkan identitas


perusahaan dengan jelas
The Annual Report should clearly mention the
identity of the company

Nama Perusahaan dan Tahun Annual Report ditampilkan


di:
1. Sampul muka;
2. Samping;
3. Sampul belakang; dan
4. Setiap halaman
Name of the Company and the Year of Annual Report are
displayed on:
1. Front cover
2. Book Spine
3. Back cover
4. Each page

Laporan tahunan ditampilkan di website


Perusahaan
The Annual Report is posted in the Companys
website

II.

Ikhtisar Data Keuangan Penting Important Financial Data Highlight

Informasi hasil usaha perusahaan dalam


bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun
buku atau sejak memulai usahanya jika
perusahaan tersebut menjalankan kegiatan
usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun
Information on the company business
outcome in comparative form within 3 (three)
financial years

Informasi memuat antara lain:


1. Penjualan/pendapatan usaha
2. Laba (rugi)
3. Total laba (rugi) komprehensif
4. Laba (rugi) per saham
The information includes:
1. Sales/operating revenue
2. Profit (loss)
3. Total comprehensive income
4. Net income per share

Informasi posisi keuangan perusahaan


dalam bentuk perbandingan selama
3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai
usahanya jika perusahaan tersebut
menjalankan kegiatan usahanya selama
kurang dari 3 (tiga) tahun
Financial ratios in comparative form over
period of 3 (three) financial years or since the
commencement of business if the Company
has been running its business activities less
than 3 (three) years.

Informasi memuat antara lain:


1. Jumlah investasi pada entitas asosiasi
2. Jumlah aset
3. Jumlah liabilitas
4. Jumlah ekuitas
The information includes :
1. Total investments on associates entities
2. Total assets
3. Total liabilities
4. Total equities

Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan


selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak
memulai usahanya jika perusahaan tersebut
menjalankan kegiatan usahanya selama
kurang dari 3 (tiga) tahun.
Financial ratio in comparison for 3 (three)
years book or since The information includes 3
(three) general financial ratios and is relevant
to the companys sector of industry

Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan


relevan dengan industri perusahaan
The information includes 3 (three) general financial ratios
and is relevant to the companys sector of industry

534

14

16 - 17

16

Kriteria

Penjelasan

1. Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat:


a. Jumlah saham yang beredar,
b. Kapitalisasi pasar,
c. Harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan,
d. Volume perdagangan
2. Informasi dalam bentuk grafik yang memuat paling
kurang harga penutupan dan volume perdagangan
saham
untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku
terakhir.
The information on the share price in the form of tables and
graphics includes :
1. The highest price
2. The lowest price
3. The closing price
4. The trading volume activity

Informasi memuat:
1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar
(outstanding)
2. Tingkat bunga/imbalan
3. Tanggal jatuh tempo
4. Peringkat obligasi/sukuk
The information includes :
1. Total amount of issued bond/sukuk (islamic bond)/
convertible bond
2. Interest rate
3. Date of maturity
4. Bond/sukuk rating

Criteria

III.
1

Informasi harga saham dalam bentuk tabel


dan grafik.
Stock price information in the form of tables
and graphs.

Informasi mengenai obligasi, sukuk atau


obligasi konvertibel yang masih beredar
dalam 2 (dua) tahun buku terakhir.
Information on outstanding bond, Shariah
bond or convertible bond within the last 2
(two) financial years.

Description

Hal.

Page

Laporan Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors Report
Laporan Dewan Komisaris
Board of Commissioners Report

Memuat hal-hal sebagai berikut:


1. Penilaian atas kinerja Direksi mengenai pengelolaan
perusahaan dan dasar penilaiannya.
2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang
disusun oleh Direksi dan dasar pertimbangannya.
3. Penilaian atas kinerja komite-komite yang berada
dibawah Dewan Komisaris.
4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris dan alasan
perubahannya (jika ada).
Includes the following items:
1. Performance assessement of the Board of Directors in
running the Company
2. Analysis on the business prospect formulated by the
Board of Directors

69-71
76
73-74
-

3. Committees under the super vision of the Board of


Commissioners
4. The change of Board of Commissioners composition (if
any)
2

Laporan Direksi
Board of Directors Report

Memuat hal-hal sebagai berikut:


1. Analisis atas kinerja perusahaan, yang mencakup antara
lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang
dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala
yang dihadapi perusahaan.
2. Analisis tentang prospek usaha
3. Penerapan tata kelola perusahaan
4. Perubahan komposisi anggota Direksi dan alasan
perubahannya (jika ada).
Includes the following items:
1. The companys performance, encompassing among others

83-85
86-87
88-89
90

strategic policies, comparison between achievement of


results and targets and challenges faced by the company
2. Business prospects
3. I mplementation of Good Corporate Governance by the
company
4. Changes in the composition of the Board of Directors (if
any)

535

Kriteria

Penjelasan

Memuat hal-hal sebagai berikut:


1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri
2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris
bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan
tahunan.
3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris
dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan
jabatannya
4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang
bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan
Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani
laporan tahunan, atau:
penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota
yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari
yang bersangkutan.
Should contain the following:
1. Signature to be affixed on a separate sheet
2. Statement that the Board of Directors and the Board of
Commisioners are fully responsible for the contents of the
annual report.
3. Signed by all members of the Board of Commissioners and
the Board of Directors by stating their names and positions.
4. Written explanation from the relevant parties is to be
provided in a separate letter if there are any members of the
Board of Commissioners or Board of Directors who do not
sign the annual report or;
Written explanation from other members is to be provided in
a separate letter if there arent any written explanations from
the relevant parties thereto

Criteria

Tanda tangan anggota Direksi dan anggota


Dewan Komisaris
Signature of the members of the Board of
Directors and the Board of Commissioners.

Description

Hal.

Page
96 - 97
96
96
-

IV.

Profil Perusahaan Company Profile

Nama dan alamat lengkap perusahaan


Name and address of the company

Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos,


no. Telp, no. Fax, email, dan website
The information includes among others: the name and
address, zip code, phone number, fax number, e-mail and
website addresses

13

Riwayat singkat perusahaan


Company history in brief

Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama,


dan perubahan nama perusahaan (jika ada).
Includes among others the date/year of establishment, name,
and change to the companys name (if any)

34 - 38

Bidang usaha
Business Line

Uraian mengenai antara lain:


1. bidang usaha perusahaan menurut anggaran dasar
terakhir
2. Kegiatan usaha yang dijalankan; dan
3. Produk dan/atau jasa yang dihasilkan
Description should include among others:
1. The business line run in accordance with the predetermined Articles of Association; and
2. Business activities implemented
3. Description of the product produced or service provided

Struktur organisasi
Organizational Structure

Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan paling


kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah
direksi
In the form of a chart, including the name and position at
least until the structure of the directors

Visi dan misi perusahaan

Mencakup:
1. Visi perusahaan
2. Misi perusahaan; dan
3. Keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui
oleh Direksi/Dewan Komisaris
Includes:

Vision and Mission of the Company

1. Vision and Mission of the Company


2. Explanation that such vision and mission have been
agreed upon by the Board of Directors/ Commissioners

536

42
42 - 47
42 - 47

63 - 64

40 -41

Kriteria

Penjelasan

Informasi memuat antara lain:


1. Nama
2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau
lembaga lain)
3. Umur
4. Pendidikan (bidang studi dan lembaga pendidikan)
5. Pengalaman kerja (jabatan, instansi, dan periode
menjabat), dan
6. Riwayat penunjukan pertama kali sebagai anggota
Dewan Komisaris
Information includes among others:
1. Name
2. Position (including position in other company or
institution)
3. Age
4. Education
5. Work experience
6. Date of the first appointment as members of the Board of
Commisioners

Criteria

Identitas dan riwayat hidup singkat anggota


Dewan Komisaris
Identity and curriculum vitae of the members
of the Board of Commissioners

Identitas dan riwayat hidup singkat anggota


Direksi
Identity and curriculum vitae of the members
of the Board of Directors

Jumlah karyawan (komparatif 2


tahun) dan deskripsi pengembangan
kompetensinya (misal: aspek pendidikan
dan pelatihan karyawan)
Total employees (comparative within the last
2 years) and description on their competency
development (such as: education and training
for employees).

Komposisi pemegang saham


Composition of shareholders

Description

Informasi memuat antara lain:


1. Nama
2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau
lembaga lain)
3. Umur
4. Pendidikan
5. Pengalaman kerja
6. Riwayat penunjukan pertama kali sebagai anggota
Direksi
Information includes among others:
1. Name
2. Position (including position in other company or
institution)
3. Age
4. Education
5. Work experience
6. Date of the first appointment as members of the Board of
Directors
Informasi memuat antara lain:
1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi
2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat
pendidikan
3. Jumlah Karyawan berdasarkan status kepegawaian
4. Deskripsi dan data pengembangan kompetensi
karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan
adanya persamaan kesempatan untuk masing-masing
level organisasi
5. Biayapengambangan kompetensi karyawan yang telah
dikeluarkan
Information includes among others:
1. Total employees for each level of organization
2. Total employees for each educational level
3. Employee training which has been carried out by
illustrating equal opportunities for all of the employees
4. Cost which has been incurred
Mencakup antara lain:
1. Rincian Nama pemegang saham yang meliputi 20
pemegang saham terbesar dan presentase kepemilikannya
2. Rincian pemegang saham dan presentase
kepemilikannya meliputi :
a. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih
saham
b. Nama direktur dan komisaris yang memiliki saham
c. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan
kepemilikan saham masing-masing kurang dari 5%, dan
persentase kepemilikannya
Information includes among others:
1. Name of shareholders holding 5% of share or more
2. Name of Directors and Commissioners holding shares
3. Public shareholders holding less than 5% of share

Hal.

Page
78 - 81
73

92 - 95

345
342
340
340

340

13 & 53

537

Kriteria

Penjelasan

10

Informasi memuat antara lain :


1. Nama entitas anak/asosiasi
2. Persentase kepemilikan saham
3. Keterangan tentang bidang usaha entitas anak atau
entitas asosiasi
4. Keterangan status operasi entitas anak atau entitas
asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi)
Information includes among others:
1. Name of Subsidiary/Associate
2. Percentage of share owned
3. Information on business line of the subsidiary or associate
company
4. Information of subsidiaries and associations operational
status (has operated or has not operated yet)

Criteria

11

12

13

Daftar entitas anak dan/atau entitas


asosiasi
List of subsidiary and/or associate

Struktur grup perusahaan


Structure Group of Companies

Kronologis pencatatan saham


Chronology of share listing

Kronologis pencatatan Efek lainnya


Chronology of other stock listing

Description

Struktur grup perusahaan dalam bentuk bagan yang


menggambarkan entitas anak, entitas asosiasi, joint
venture, dan special purpose vehicle (SPV).
Corporate group structure in the form of a chart that
describe subsidiaries, associates, joint
ventures, and special purpose vehicle (SPV).

54 - 59

59

Mencakup antara lain:


1. Kronologis pencatatan saham
2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang
menyebabkan perubahan jumlah saham
3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai
dengan akhir tahun buku
4. Nama bursa dimana saham perusahaan dicatatkan
Includes among others:
1. Chronology of share listing
2. Type of the corporate action that causes a change in total
shares
3. Change in total shares from the early listing to the end of
bookkeeping year
4. Name of the stock exchange where the companys shares
are listed.

53

Mencakup antara lain:


1. Kronologis pencatatan Efek lainnya
2. Jenis tindakan korporasi (corporate action) yang
menyebabkan perubahan jumlah Efek lainnya
3. Perubahan jumlah Efek lainnya dari awal pencatatan
sampai dengan akhir tahun buku
4. Nama Bursa dimana Efek lainnya perusahaan dicatatkan
5. Peringkat Efek
Includes among others:
1. Chronology of other stock listing
2. Type of corporate action that causes a change in total
other shares
3. A change in total other shares from the early listing
through the end of bookkeeping year
4. Name of the stock exchange where the companys shares
are listed.
5. Stock Rank

53

14

Nama dan alamat lembaga dan/atau profesi


penunjang pasar modal
Name and address of stock exchange
supporting institution and/or profession

Informasi memuat antara lain:


1. Nama dan alamat BAE
2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik
3. Nama dan alamat Perusahaan Pemeringkat Efek
Information includes among others:
1. Name and address of BAE
2. Name and address of Public Accountant Office
3. Name and addres of the Stock Rating Company

15

Penghargaan dan atau sertifikasi yang


diterima perusahaan baik yang berskala
nasional maupun internasional
Award or certification received by the
company, both national and international
level.

Informasi memuat antara lain:


1. Nama penghargaan dan atau sertifikat
2. Tahun perolehan
3. Badan pemberi penghargaan dan atau sertifikat
4. Masa berlaku (untuk sertifikasi
Information includes among others:
1. Name of the award and/or certificate
2. Year of attainment
3. Grant awarding bodies
4. The validity period (for certification)

538

Hal.

Page

non listed
60
non listed

24 - 25

Kriteria

Penjelasan

16

Nama dan alamat entitas anak dan atau


kantor cabang atau kantor perwakilan
(jika ada)
Name and add subsidiaries or incumbent
members of the companys (if any)

Memuat informasi antara lain;


1. Nama dan alamat entitas anak; dan
2. Nama dan alamat kantor cabang/perwakilan

V.

Analisa dan Pembahasan Manajamen atas Kinerja Perusahaan Managements Discussion and Analysis

Tinjauan operasi per segmen usaha


Review of operations per business segments

Criteria

Description

Memuat uraian mengenai:


1. Penjelasan masing-masing segmen usaha;
2. Kinerja per segemen usaha, antara lain;
a. Produksi
b. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi;
c. Penjualan/pendapatan usaha;
d. Profitabilitas
Apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak/cabang
perwakilan, agar diungkapkan
Description includes the following items:
1. Production/business activities,
2. Increasing decreasing of production capacity
3. Sales/revenue
4.Profitability

Hal.

Page
54-59
516-520
& 528533

117 - 137

Uraian atas kinerja keuangan perusahaan


Explanation on Corporate financial
performance

Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan


antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan
tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara
lain mengenai:
1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah aset;
137 - 138
2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan 137 - 138
total liabilitas;
3. Ekuitas
138
4. Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi),
Pendapatan komprehensif lain, dan total laba (rugi)
123 - 127
komprehensif
5. Arus kas
17
Analysis of the corporate financial performance, containing
comparison with that of the previous year (in the form of
narration and tables), including:
1. Current assets, non-current assets and total assets
2. Current liability, non-current liability and total liabilities
3. Equity
4. Sales/operating revenue, expenses and income, other
comprehensive income, and total comprehensive income
5. Cashflow

Bahasan dan analisis tentang kemampuan


membayar utang dan tingkat kolektibilitas
piutang perusahaan, dengan menyajikan
perhitungan rasio yang relevan sesuai
dengan jenis industri perusahaan
Discussion and analysis on Corporate
solvability and collectability level

Penjelasan tentang :
1. Kemampuan membayar utang, baik jangka pendek
maupun jangka panjang
2. Tingkat kolektibilitas piutang
Explanation on:
1. Solvability
2. Collectability level

145

Bahasan tentang struktur modal (capital


structure), dan kebijakan manajemen atas
struktur modal (capital structure policy)
Discussion on capital structure, and capital
structure policy

Penjelasan atas:
1. Struktur modal (capital structure),
2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital
structure policy),
Explanation on:
1. Capital structure
2. Capital structure policies

139

539

Kriteria

Penjelasan

Penjelasan tentang:
1. Tujuan dari ikatan tersebut
2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi
ikatan-ikatan tersebut
3. Mata uang yang menjadi denominasi
4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk
melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait
Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan
terkait investasi barang modal, agar diungkapkan
Explanation on:
1. Objective of the contract
2. Source of the fund expected to meet the requirements of
the contract
3. Denominated currency
4. Steps planned by the company to protect the risk of the
concerned foreign currency position

Criteria

Bahasan mengenai ikatan yang material


untuk investasi barang modal
Discussion on material contract for capital
investment

Description

Hal.

Page
141

Note: If there is no such trans action , it should be revealed


6

Bahasan mengenai investasi barang modal


yang direalisasikan pada tahun buku terakhir
Discussion of capital investments that were
realized in the last financial year

Penjelasan tentang:
1. Jenis investasi barang modal;
2. Tujuan investasi barang modal; dan
3. Nilai investasi barang modal yang dikeluarkan pada
tahun buku terakhir.
Catatan: apabila tidak terdapat realisasi investasi barang
modal, agar diungkapkan
Explanation on:
1. Investment type of capital goods;
2. Investment objective of capital goods; and
3. Investment value capital goods issued on last fiscal year.
Note: if there is no actual investment capital goods, that is
expressed

141

Informasi perbandingan antara target pada


awal tahun buku dengan hasil yang dicapai
(realisasi), dan target atau proyeksi yang
ingin dicapai untuk satu tahun mendatang
mengenai pendapatan, laba, struktur
permodalan, atau lainnya yang dianggap
penting bagi perusahaan.
Comparison between the target information
at the beginning of the financial year with the
results achieved (realization), and the arget or
projected to be achieved for the coming year
regarding revenue, earnings, capital structure,
or others are considered important for the
company.

Informasi memuat antara lain::


1. Perbandingan antara target pada awal tahun buku
dengan hasil yang dicapai (realisasi); dan
2. Target atau proyeksi yang ingin dicapai dalam satu tahun
mendatang.
Information includes, among others ::
1. Comparison between the target at the beginning of the
financial year
with the results achieved (actual); and
2. Targets or projections to be achieved in one
coming year.

123

Informasi dan fakta material yang terjadi


setelah tanggal laporan akuntan
Material information and facts subsequent to
the date of the accountants report

Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan


termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di
masa mendatang.
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah
tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan
Description of significant events after the date of the
accountants report, including the effects on the companys
future performance and business risk.
Note: if there were no significant events subsequent to the
date of the accountants report, this should be stated.

146

Uraian tentang prospek usaha perusahaan


Description of the companys prospects

Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan


industri dan ekonomi secara umum disertai data
pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak
dipercaya
Description of the companys prospects in relation to the
industry and the economy in general, with supporting
quantitative data from reliable sources

300 - 335

Uraian tentang aspek pemasaran


Description of the marketing aspects

Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau


jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan
pangsa pasar
Description of the marketing aspects of companys products
and services,includes marketing strategy and market share

100 - 116

10

540

Kriteria

Penjelasan

11

Uraian mengenai kebijakan dividen dan


jumlah dividen kas per saham dan jumlah
dividen per tahun yang diumumkan atau
dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
Description of the dividend policy and the
dates and total dividend per share (cash and/
or non cash) and total dividend per year
declared and paid for the last 2 (two) years

Memuat uraian mengenai:


1. Kebijakan pembagian dividen;
2. Total dividen yang dibagikan;
3. Jumlah dividen kas per saham;
4. Payout ratio, dan
5. Tanggal pengumuman dan pembayaran dividen kas untuk
masing-masing tahun
untuk masing-masing tahun
Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar
diungkapkan alasannya
Includes the description of:
1. Total dividend
2. Total dividend per share
3. Payout ratio
For each year
Note: if no dividend was paid, state the reason

Program kepemilikan saham oleh karyawan


dan/atau manajemen yang dilaksanakan
perusahaan (ESOP/MSOP)
Employee stock ownership program and / or
implemented management company (ESOP
/ MSOP)

Memuat uraian mengenai:


1. Jumlah saham ESOP/MSOP dan realisasinya;
2. Jangka waktu;
3. Persyaratan karyawan dan/atau manajemen yang
berhak; dan
4. Harga exercise.
Catatan: apabila tidak memiliki program dimaksud, agar
diungkapkan
Contains a description of:
1. Number of shares ESOP / MSOP and realization;
2. Term time;
3. Requirements employees and / or management entitled;
and
4. The exercise price.
Note: if it does not have such programs, that disclosed

Criteria

12

Description

Hal.

Page

139 - 140

53

13

Realisasi penggunaan dana hasil penawaran


umum (dalam hal perusahaan masih
diwajibkan menyampaikan laporan realisasi
penggunaan dana)
Actual use of proceeds from the public
offering (in the case of companies are still
required to report actual use of funds)

14

Informasi material mengenai investasi,


ekspansi, divestasi, akuisisi atau
restrukturisasi utang/modal.
Material information regarding the
investment, expansion, divestiture, acquisition
or restructuring debt / equity.

Memuat uraian mengenai:


1. Tujuan dilakukannya transaksi;
2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi;
3. Sumber dana.
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud,
agar diungkapkan
Includes a description of:
1. The purpose of the transaction;
2. Transaction value or number that restructured;
3. Sources of funding.
Note: If there is no such transaction, it should be revealed

146

Informasi transaksi material yang


mengandung benturan kepentingan dan/
atau transaksi dengan pihak afiliasi.

Memuat uraian mengenai:


1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan
afiliasi;
2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi;
3. Alasan dilakukannya transaksi;
4. Realisasi transaksi pada periode berjalan;
5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme
review atas transaksi;
6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud,
agar diungkapkan
Includes a description of:
1. Name of transaction parties and the nature of the
affiliation;
2. Explanations about the fairness of the transaction;
3. Reasons for the transaction;
4. Realization of transactions in the current period;
5. Company policies related to the review of the transaction
mechanism;
6. Regulatory compliance and related provisions
Note: If there is no such transaction, it should be revealed

146

15

Information material transaction involving


conflict of interest and / or transaction s
with affiliates.

Memuat uraian mengenai:


1. Total perolehan dana,
2. Rencana penggunaan dana,
3. Rincian penggunaan dana,
4. Saldo dana, dan
5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan
dana (jika ada)
Includes a description of:
1. Total proceeds,
2. Plans to use the funds,
3. Details of the use of funds,
4. Fund balance, and
5. AGM approval date for the change of use of funds (if any)

Non
Listed
-

541

Kriteria

Penjelasan

16

Uraian mengenai perubahan peraturan


perundang-undangan yang berpengaruh
signifikan terhadap perusahaan.
Description of changes in laws and regulations
that have a significant effect on the company

Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan


perundang-undangan dan dampaknya terhadap
perusahaan
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan
perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar
diungkapkan
The description shall include, among others: changes in
legislation and its impact on companies
Note: if there is no change in legislation that significantly, so
that disclosed

140

Uraian mengenai perubahan kebijakan


akuntansi
Elaboration on the change of accounting
policies

Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan


akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan
keuangan
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan kebijakan
akuntansi, agar diungkapkan
The description includes among others any changes to
the accounting policies, their reasons and impacts on the
financial statement.
Note: if there are no changes in accounting policies, in order
to be disclosed

140

Criteria

VI.
1

542

Description

Hal.

Page

Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance


Uraian Dewan Komisaris
Elaboration from the Board of Commisioners

Uraian memuat antara lain:


1. Uraian tanggung jawab Dewan Komisaris
2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi
3. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen
remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk
setiap anggota Dewan Komisaris
4. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Dewan
Komisaris dalam pertemuan
5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan
kompetensi Dewan Komisaris
6. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan
tata tertib kerja Dewan Komisaris)
Includes a description of:
1. Description of responsibilities of the Board of
Commissioners
2. Disclosure of remuneration procedures
3. Remuneration structure that shows the components of
remuneration and the nominal amount per component for
each member of the Board of Commissioners
4. Frequency of meetings and attendance at the meeting of
Board of Commissioners
5. Training programs in order to improve the competence of
the Board of Commissioners
6. Disclosure regarding the Board Charter (guidelines and
work rules BOC)

Informasi mengenai Komisaris Independen


Information about the Independent
Commissioner

Meliputi antara lain:


1. Kriteria penentuan Komisaris Independen; dan
2. Pernyataan tentang independensi masing-masing
Komisaris Independen.
Include among others:
1. Criteria for determining independent commissioner; and
2. Statement about the independence of each Independent.

Uraian Direksi
Elaboration from the Board of Directors

Uraian memuat antara lain:


1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masingmasing anggota Direksi;
2. Frekuensi pertemuan dan Tingkat kehadiran anggota
Direksi dalam pertemuan Direksi;
3. Frekuensi pertemuan dan Tingkat kehadiran anggota
Direksi dalam pertemuan gabungan Direksi dan Dewan
Komisaris;
4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan
kompetensi Direksi atau program orientasi bagi Direksi
baru;
5. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan
tata tertib kerja Direksi).
Includes a description of:
1. Scope of work and responsibilities each member of the
Board of Directors;
2. Frequency of meetings and attendance rates members of
the Board of Directors at a meeting of Directors;
3. Frequency of meetings and attendance rates members of
the Board of Directors in a joint meeting Directors and Board
of Commissioners;
4. The training program in order to increase competence of
the Board of Directors or orientation programs for The new
Board of Directors;
5. Disclosures regarding Board Charter (guidelines and the
order of the Board of Directors).

172 - 173
193
193 -195
190
191
189

171

255 - 257
259 - 260
190 - 191
262
257 - 259

Hal.

Kriteria

Penjelasan

Uraian mengenai:
1. Proses pelaksanaan assessment atas kinerja anggota
Dewan Komisaris dan/atau Direksi
2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan
assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan/
atau Direksi
3. Pihak yang melakukan assessment
Elaboration on:
1. Execution process of the assessment of the performance
of the BOC and/or the BOD.
2. The criteria used for performing the assessment of the
performance of the members of the BOC and/or the BOD.
3. The party performing the assessment.

193,
260 - 261,
& 142

Mencakup antara lain:


1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi
2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan
jumlah imbalan jangka pendek dan jangka panjang/
pasca kerja untuk setiap anggota Direksi
3. Pengungkapan Indikator kinerja untuk mengukur
performance Direksi
Includes among others:
1. Disclosure of the procedures for determining
remuneration.
2. Structure of remuneration indicating the type and amount
of the short-term and long-term (post- working) payment for
each member of the Board of Directors.
3. Performance indicator to measure the performance of the
BOD.

261 - 262

Criteria

Assessment terhadap anggota Dewan


Komisaris dan/atau Direksi
Assessment of the members of the Board of
Commissioner and/or the Board of Directors

Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi


Direksi
Elaboration on the remuneration policies for
Directors

Informasi mengenai pemegang saham


utama dan pengendali, baik langsung
maupun tidak langsung, sampai kepada
pemilik individu
Information on the major and controlling
shareholder, either directly or indirectly, to the
individual owners

Pengungkapan hubungan afiliasi antara


anggota Direksi, Dewan Komisaris,
dan Pemegang Saham Utama dan/atau
pengendali
Disclosure of affiliation between the members
of the Board of Directors, the Board of
Commissioners, and the Major Shareholders
and / or controllers

Description

Dalam bentuk skema atau diagram, kecuali untuk BUMN


yang dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah

Page

BUMN
100%

In the form of schematic or diagram, except for state-owned


entirely by the government

Mencakup antara lain:


1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan
anggota Direksi lainnya;
2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris
3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan
Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali;
4. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris
dengan anggota Komisaris lainnya; dan
5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris
dengan Pemegang Saham Utama dan/atau pengendali.
Catatan: apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi
dimaksud, agar diungkapkan

238 & 174

In the form of schematic or diagram, except for state-owned


entirely by the government
8

Komite Audit
Audit Committee

Mencakup antara lain:


1. Nama dan jabatan anggota komite audit
2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota
komite audit
3. Independensi anggota komite audit
4. Uraian tugas dan tanggung jawab
5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit
6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite
audit
Includes among others:
1. Name, and position of the members of the audit
committee
2. Educational qualifications and work experience of the
member of the audit committee
3. Independency of the members of the audit committee
4. Job description and responsibility
5. Brief report on the implementation of audit committees
tasks.
6. Frequency of meeting and attendance level of the
members of the audit committee.

197 - 227

543

Kriteria

Penjelasan

Mencakup antara lain:


1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota
komite nominasi
2. Independensi anggota komite nominasi / remunerasi
3. Uraian tugas dan tanggung jawab
4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite nominasi / remu
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite
nominasi/remunerasi
6. Kebijakan mengenai suksesi direksi
Includes among others:
1. Name, position and curriculum vitae of the members of
the nomination committee / Remuneration
2. Independency of the members of the nomination
committee / Remuneration
3. Job description and responsibility
4. Brief description on the activities of the nomination
Committee / Remuneration
5. Frequency of meeting and attendance level of the
members of the nomination committee / Remuneration
6. Policies regarding the succession of directors

Criteria

Komite Nominasi & Remunerasi


Nomination Committee & Remuneration
Committee

Description

Hal.

Page

N/A

Komite Pemantau Manajemen Resiko Usaha


dan Investasi (KPMRUI)
Business Risk Management Oversight
Committee and Investment (KPMRUI)

Mencakup antara lain:


1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota
KPMRUI
2. Independensi anggota KPMRUI
3. Uraian tugas dan tanggung jawab.
4. Uraian pelaksanaan kegiatan KPMRUI
5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran KPMRUI
Includes among others:
1. Name, position and curriculum vitae of the members of
KPMRUI
2. Independency of the members of KPMRUI
3. Job description and responsibility
4. Brief description on the activities of KPMRUI
5. Frequency of meeting and attendance level of the
members of KPMRUI

Uraian tugas dan fungsi Sekretaris


Perusahaan
Job description and function of the Corporate
Secretary

Mencakup antara lain:


1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris
perusahaan
2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan
3. Program pelatihan dalam rangka mengembangkan
kompetensi sekretaris perusahaan.
Includes among others:
1. Name and curriculum vitae of the corporate secretary
2. The implementation of corporate secretarys tasks
3. Program competency training in order to develop the
company secretary.

12

Informasi Rapat Umum Pemegang Saham


(RUPS) tahun sebelumnya
Description of the General Meeting of
Shareholders (AGM) in previous

Mencakup antara lain:


1. Keputusan RUPS tahun sebelumnya;
2. Realisasi hasil RUPS pada tahun buku; dan
3. Alasan dalam hal terdapat keputusan RUPS yang belum
direalisasikan.
Include, among others:
1. Decision AGM previous year;
2. Realization of the AGM in the book; and
3. Reasons in the event of a decision of the General Meeting
has not been realized.

13

Uraian mengenai unit audit internal


Elaboration on Internal Audit Unit

Mencakup antara lain:


1. Nama ketua unit audit internal
270
2. Jumlah pegawai pada unit audit internal
275-276
3. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal
275 & 272-273
4. Kedudukan unit audit internal dalam struktur
163
perusahaan
5. Uraian pelaksanaan tugas
272-273
6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit
274
audit internal
Includes among others:
1. Name of the Chairman of the Internal Audit Unit
2. The number of employees in the internal audit unit
3. Qualification/certification as an internal auditor
4. Structure or position of the internal audit unit
5. Task implementation
6. The party appointing/terminating the head of the internal
audit unit.

10

11

544

230 - 249
232
230 - 231
234 - 248
233

268
265-266
267

166
170

Kriteria

Penjelasan

14

Informasi memuat antara lain:


1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit
laporan keuangan tahunan perusahaan
2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah
melakukan audit laporan keuangan tahunan perusahaan
3. Besarnya fee audit dan jasa atestasi lainnya (dalam
hal akuntan memberikan jasa atestasi lainnya bersamaan
dengan audit)
4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial
audit
Catatan: Apabial tidak ada jasa lain dimaksud
Information includes among others:
1. The total period the accountant has performed audit over
the companys annual financial statement.
2. The total period the Public Accountant Office has
performed audit over the companys annual financial
statement
3. The rate of the audit fee and other attestation services
(in cases that the accountant provides attestation services in
conjunction with the audit).
4. Other services provided by the accountantin addition to
the financial audit.

Criteria

15

16

17

Akuntan Perseroan
Financial audit.

Uraian mengenai manajemen risiko


perusahaan
Elaboration on corporate risk management

Uraian mengenai sistem pengendalian


intern
Elaboration on the internal management
system

Uraian mengenai corporate social


responsibility yang terkait dengan
lingkungan hidup
Elaboration on the CSR related to
environment

Description

Mencakup antara lain:


1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko
2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas
efektivitas sistem manajemen risiko
3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi
perusahaan
4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut
Includes among others:
1. Elaboration on risk management system
2. Elaboration on the evaluation conducted over the risk
management system effectiveness
3. Explanations on risks faced by the company
4. Efforts to manage the risks
Mencakup antara lain:
1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian
intern antara lain mancakup pengendalian keuangan dan
operasional;
2. Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern
dengan kerangka yang diakui secara internasioal (COSOinternatioal control framework); dan
3. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas
efektivitas sistem pengendalian intern
Includes among others:
1. Brief explanation on the internal management system
2. Explanation on the evaluation of the internal
management system effectiveness.
Mencakup antara lain informasi tentang:
1. Kebijakan,
2. Kegiatan yang dilakukan, dan
terkait program lingkungan hidup, seperti penggunaan
material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat
didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, dan
lain-lain
3. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki
Information includes among others:
1. Policies
2. The activities undertaken, and
related activities such as the use of material and
environmentally friendly and recycled energy, the corporate
waste management system, etc.
3. The environmental certification being held.

Hal.

Page

277

280-284
292-293
284-288
288-292

263-264

394
394-397

545

Kriteria

Penjelasan

18

Uraian mengenai corporate social


responsibility yang terkait dengan
ketenagakerjaan, kesehatan & keselamatan
kerja.
The description of corporate social
responsibility associated with labor, health
and safety.

Mencakup antara lain informasi tentang:


1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen; dan
2. Kegiatan yang dilakukan dan
terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan
keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan
kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja,
tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja,
pelatihan, dan lain-lain
Information includes among others:
1. Policies management; and
2. The activities undertaken, and
to employment, occupation health and safety, employee
turnover, work accident, training, and so on.

19

Uraian mengenai corporate social


responsibility yang terkait dengan
pengembangan sosial dan kemasyarakatan
Elaboration on the CSR related to social and
community development.

Mencakup antara lain informasi tentang:


1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen,
364-367
2. Kegiatan yang dilakukan, dan
367-385
3. Biaya yang dikeluarkan
368
terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti
penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat
sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana
sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain
Information includes among others:
1. Policies management;
2. The activities undertaken, and
3. Financial impact/s arising from any activities related to
social and community development such as the use of local
manpower, the empowerment of the community living in
the vicinity of the company, repair of social facilities and
infrastructure, other forms of donation, and so on.

20

Uraian mengenai corporate social


responsibility yang terkait dengan
tanggung jawab kepada konsumen
Elaboration on the CSR related to the
responsibilities to consumers.

Mencakup antara lain informasi tentang:


1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen,
2. Kegiatan yang dilakukan, dan
terkait tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan
keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah
dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan
lain-lain
Information includes among others:
1. Policies management;
2. The activities undertaken, and
related to the responsibilities for products such as
consumers health and safety, product information, facilities,
the number of and settlement to consumers complaints, and
so on.

21

Perkara penting yang sedang dihadapi


oleh perusahaan, entitas anak, anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
yang menjabat pada periode laporan
tahunan
Important issues faced by the company, the
Board of Directors, and the members of the
Board of Commissioners during the annual
report period

Mencakup antara lain:


1. Pokok perkara/gugatan
2. Status penyelesaian perkara/gugatan
3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan
4. Sanksi administrasi yang dikenakan kepada entitas,
anggota dewan komisaris dan direksi, oleh otoritas terkait
(pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku
terakhir (atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan
sanksi administrasi)
Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan
Includes among others:
1. Lawsuit
2. Status of lawsuit settlement
3. The influence towards corporate financial condition
Note: if there were no significant events subsequent to the
date of lawsuit, this should be stated.

Criteria

546

Description

Hal.

Page
385-386
386-389

390
391-394

295-296

Kriteria

Penjelasan

22

Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data


perusahaan kepada publik, misalnya melalui website,
media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan
analis, dan sebagainya
Elaboration on the availability of access to information and
corporate data for the public, such as through website, mass
media, mailing list, bulletin, etc.

268

Memuat uraian antara lain:


1. Isi kode etik;
2. Penyebarluasan kode etik;
3. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh
level organisasi;
4. Upaya dalam penerapan dan penegakannya; dan
5. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate
culture) yang dimiliki perusahaan
Includes among others:
1. The content of code of conducts
2. Code of conducts
3. Statement that the code of conducts are applicable to all
levels of organization
4. Efforts in its application and enforcement
5. Statements about corporate culture

277-279

Criteria

23

24

25

VII.
1

Akses informasi dan data perusahaan


Access to information and corporate data

Bahasan mengenai kode etik


Elaboration on code of conducts

Pengungkapan mengenai whistleblowing


system
Disclosure of whistle blowing system

Keberagaman komposisi dewan komisaris


dan direksi

Description

Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing


system antara lain:
1. Penyampaian laporan pelanggaran
2. Perlindungan bagi whistleblower
3. Penanganan pengaduan
4. Pihak yang mengelola pengaduan.
5. Jumlah pengaduan yang masuk dan diperoses pada
tahun buku terakhir
Containing elaboration on the whistleblowing system
1. Protection of whistleblowers
2. Grievance handling
3. The party addressing grievance
4.
5.
uraian kebijakan perusahaan mengenai keberagaman
komposisi dewan komisaris dan direksi dalam pendidikan
(bidang studi), penglaman kerja, usia, dan jenis kelamin
Catatan : apabila tidak ada kebijakan dimaksud, agar
diungkapkan alasan dan pertimbangannya.

Hal.

Page

280

254

Informasi Keuangan Financial Information


Surat Pernyataan Direksi dan/atau
Komisaris tentang Tanggung Jawab
Direksi atas Laporan Keuangan
Board of Directors Statement on Board
of Directors Responsibility for Financial
Statements
Opini auditor independen atas laporan
keuangan
Opinion of the independent auditor about the
Financial Statements

Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang tanggung


jawab atas laporan keuangan
Compliance with the regulations of regarding Board of
Directors Responsibility for Financial Statements.

400-401

404

547

Kriteria

Penjelasan

Deskripsi memuat tentang:


1. Nama & tanda tangan
2. Tanggal Laporan Audit
3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik
Decription includes:
1. Name & signature
2. Date of Audit Report
3. Number of Public Accountant Office permit and number of
Public Accountant permit

Criteria

Deskripsi auditor independen di opini


The description of the independent auditor in
the opinion

Laporan keuangan yang lengkap


Comprehensive financial statements

Description

Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan:


1. Laporan posisi keuangan (neraca)
2. Laporan laba rugi komprehensif
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif
yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya (jika
relevan)
To contain fully the reporting financial statement elements:
1. Report on financial position (balance sheet)
2. Comprehensive income statement
3. Statement of changes in equity
4. Cashflow Report
5. Notes to financial statement
6. Report on the financial position in early comparative
period, which is presented at the time the entity imposes an
accounting policy retrospectively, at the time it makes a representation of the financial statement posts, or at the time
the entity reclassifies the posts in its financial statement (if
relevant).

Perbandingan tingkat profitabilitas


Comparison of profitability level

Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun


sebelumnya
Comparison of the year-to-date profit (loss) to that of the
previous year.

Laporan arus kas


Cashflow Statement

Memenuhi ketentuan sebagai berikut:


1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi,
investasi, dan pendanaan
2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau
pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan
4. Pengungkapan transaksi non kas dalam catatan atas
laporan keuangan
Meet the following requirements:
1. Categorized into three activity categories: operating,
investing and financing activity
2. The use of direct method to report cashflow from
operating activities
3. Separated presentation between cash receipt and or cash
expenditure during the year-to-date on operating, investing
and financing activities
4. Disclosure of non-cash transaction in the note over the
financial statement.

548

Hal.

Page

405

406-407
408
409
410-411
412-496

408

410 - 411

Kriteria

Penjelasan

Meliputi sekurang-kurangnya:
1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK
2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan
3. Pengakuan pendapatan dan beban
4. Aset Tetap
5. Instrumen Keuangan
To include at least:
1. Statement of compliance with the SAK.
2. Basis for measurement and preparation of financial
statemt.
3. Ackowledgement of income and expense.
4. Fixed assets
5. Financial statements

Criteria

Ikhtisar kebijakan akuntansi


Accounting Policy Highlight

Pengungkapan transaksi pihak berelasi


Disclosure of transaction by related parties

Description

Hal.

Page

405

Hal-hal yang diungkapkan antara lain:


1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan
pihak berelasi
2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total
pendapatan dan beban terkait
3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total
481 - 483
aset atau liabilitas
Information includes among others:
1. Name of the related parties, as well as the nature and
relation of the related parties.
2. Amount of transaction along with its percentage against
the total income and related expense.
3. Amount of balance along with its percentage against the
total assets or liabilities.

Pengungkapan yang berhubungan dengan


Perpajakan
Disclosure related to Taxes Disclosure related
to Taxes

Hal-hal yang harus diungkapkan:


1. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini
2. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak
dan laba akuntansi
3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil
rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT
Tahunan PPh Badan.
4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui
439,
pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode
446,
penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak
464 - 466
tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila
jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau
liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan
posisi keuangan.
5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak
Information must include:
1. Explanation on the relation between tax expense (income)
and accounting profits.
2. Reconciliation between fiscal and the calculation of the
present tax expense
3. Statement that Taxable Profit from the reconciliation
becomes the basis of filling in the Annual Taxation Return of
Corporate Income Tax.
4. Description of assets and liabilities of the deferred tax
acknowledged on the financial position report for each
presenting period, and the amount of the expenses (income)
of the deferred tax acknowledged on the earnings statement
if the amount is not reflected on the number of assets or
liabilities of the deffered tax acknowledged in the financial
position report
5. Disclosure of the presence or the absence of tax dispute.

549

Kriteria

Penjelasan

10

Pengungkapan yang berhubungan dengan


Aset Tetap
Disclosure related to Fixed Assets

Hal-hal yang harus diungkapkan:


1. Metode penyusutan yang digunakan
2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih
433 - 434,
antara model nilai wajar dan model biaya
445,
3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam
455 -457
mengestimasi nilai wajar aset tetap (model revaluasi)
atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya)
4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi
penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode
dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan
reklasifikasi.
Things that must be disclosed:
1. The depreciation method used
2. Elaboration on accounting policies selected, between the
fair value model and cost model
3. The method and significant assumption used in estimating
the fair value of fixed assets (revaluation model) or recording
the fair value of fixed assets (cost value)
4. Reconcilliation of the registered gross amount and
accumulation of the fixed asset depreciation at the beginning
and in the end of the period by highlighting the addition,
deduction and reclassification.

11

Pengungkapan yang berhubungan dengan


segmen operasi
Disclosures relating to operating segments

Hal-hal yang harus diungkapkan:


1. informasi umum yang meliputi faktor-faktor yang
446 - 464
digunakan untuk mengidentifikasikan segmen yang
dilaporkan;
2. Informasi tentang laba rugi, aset, dan liabilitas segmen
yang dilaporkan;
3. Rekonsiliasi dari total pendapatan segmen, laba rugi
segmen yang dilaporkan aset segmen, liabilitas segmen,
dan unsur material segmen lainnya terhadap jumlah
480,
terkait dalam entitas; dan
469 - 478
4. Pengungkapan pada level entitas, yang meliputi
informasi tentang produk dan/atau jasa, wilayah geografis 480-481
dan pelanggan utama.
Things that should be disclosed:
1. The general information include factors used to identify
reportable segment;
2. Information on income, assets, and liabilities reportable
segment;
3. Reconciliation of total segment revenues, reported
segment income segment assets, segment liabilities, and
other segments of the material elements of the relevant
amount in the entity; and
4. Disclosure on the level of the entity, which includes
information about the products and / or services,
geographical areas and major customers.

12

Pengungkapan yang berhubungan dengan


Instrumen Keuangan
Disclosure related to financial instrument

Hal-hal yang harus diungkapkan:


1. Rincian instrumen keuangan yang dimiliki berdarkan
426 - 427,
klasifikasinya;
428 - 430,
2. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan
446, 485 3. Kebijakan manajemen risiko
487
4. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen
491, 450
keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas
5. Analisis dan risiko yang terkait dengan instrumen
keuangan secara kuantiatif
Things that should be disclosed:
1. Details of financial instruments held berdarkan
classification;
2. The fair value of each class of financial instruments
3. The risk management policy
4. Explanation of risks associated with financial instruments:
market risk, credit risk and liquidity risk
5. Analysis and the risks associated with financial
instruments kuantiatif

13

Penerbitan laporan keuangan


Release of financial statement

Hal-hal yang diungkapkan antara lain:


1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan
2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan
keuangan
Information includes:
1. Date of the financial statement authorization for being
released;
2. The party responsible for authorizing the financial
statement.

Criteria

550

Description

Hal.

Page

401

551

PT. Pos Indonesia (Persero)

2014

LAPORAN TAHUNAN
ANNUAL REPORT

Anda mungkin juga menyukai