FRAKTUR FEMUR
2.1 Definisi
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.
Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan
yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma
tidak langsung (Sjamsuhidajat & Jong, 2005).
Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang paha yang dapat
disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi
tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis.
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
terbesar dan terkuat pada tubuh (Brooker, 2001).
Stadium Penyembuhan Fraktur
granulasi.
3. Std. PEMBENTUKAN KALUS
1
bln).
4. Std. KONSOLIDASI
Woven
bone
berubah
menjadi
lamellar
bone
(kalus
CATATAN:
Sampai dengan stadium remodelling dibutuhkan waktu sekitar 1 tahun.
Namun pada anak, waktu yang dibutuhkan bisa lebih cepat, hingga
setengah
dari
rata-rata
waktu
penyembuhan
pada
dewasa.
Ini
tulang
serta
2.3 Etiologi
Chairudin Rasjad (1998) menyebutkan penyebab fraktur adalah
dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Fraktur Traumatik
Terjadi karena trauma yang tiba-tiba mengenai tulang dengan
kekuatan yang besar dan tulang tidak mampu menahan trauma
tersebut sehingga menjadi patah.
2. Fraktur Patologik
Terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat kelarutinan
patologis di dalam tulang. Fraktur patologis terjadi pada daerahdaerah tulang yang menjadi lemah karena tumor atau proses
patologis lainnya. Tulang seringkali menunjukkan penurunan
densitas. Penyebab yang paling sering dari fraktur-fraktur
semacam ini adalah tumor, baik tumor primer maupun tumos
metastasis.
3. Fraktur stress.
Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada suatu
tempat tertentu.
2.4 Manifestasi Klinis
Menurut Arif Muttaqin, 2009 manifestasi klinis dari fraktur femur
terbagi menjadi:
4
sulit,
sistem sekresi
ini terjadi
di
sendi
proteksi
untuk
mematahkan
batang
femur
pada
orang
dewasa.
juga
kerusakan
neuromuskuler.
Kondisi
ini
akan
memberikan
fraktur
femur
terbuka
memberikan
implikasi
pada
kondisi
femur.
Kerusakan
neuromuskuler
akan
memberikan
manifestasi
pada
kesejajarannya
dan
posisi
anatomis
normal.
Pada
digunakan
mereduksi,
untuk meminimalkan
mensejajarkan,
dan
spasme
otot,
mengimobilisasi
untuk
fraktur,
memungkinkan
keperawatan
kemandirian
sementara
traksi
pasien
yang
maupun
asuh
efektif
tetap
B. GIPS
Pemasangan
gips
merupakan
salah
satu
pengobatan
daerah
terpencil
dengan
hasil
yang
cukup
baik
bila
sebagai bidai)
Imobilisasi
sementara
untuk
mengistirahatkan
dan
mengurangi nyeri
Sebagai pengobatan definitif untuk imobilisasi fraktur .
Mengoreksi deformitas pada kelainan bawaan.
Imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis.
Imobilisas setelah operasi pada tendon.
C. BIDAI
Bidai
adalah
alat
yang
dipakai
untuk
mempertahankan
stabilisasi
ekstremitas,
atau
untuk
fiksasi
peralatan
atau
adanya
fraktur
comminuted
yang
parah
yang
menghambat rekontruksi.
2.8 Komplikasi
Penyebab komplikasi fraktur secara umum syok hipovolemik (karena
perdarahan yang banyak), syok neurogenik (karena nyeri yang hebat),
koagulopati
diffus,
gangguan
fungsi
pernafasan.
Ada
beberapa
operasi.
Penyebabnya antara lain; vaskularisasi tidak adekuat, infeksi,
pembidaian yang tidak benar, dan internal fixation
12
menimbulkan deformitas.
Terjadi akibat terapi fraktur yang tidak memadai.
Apabila terjadi pada tulang panjang penyanggabadan, maka
akan menyebabkan osteoartritis padasendi2 terdekat dari
13
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengumpulan Data
1)
Anamnesa
a) Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,
bahasa
yang
dipakai,
status
perkawinan,
pendidikan,
penyakit
tersebut
sehingga
nantinya
bisa
osteomyelitis
diabetes
menghambat
akut
maupun
proses
kronik
dan
penyembuhan
juga
tulang
kesehatan
untuk
membantu
alkohol
yang
bisa
mengganggu
klien
fraktur
harus
mengkonsumsi
nutrisi
membantu
muskuloskeletal
menentukan
dan
penyebab
mengantisipasi
masalah
komplikasi
dari
16
tidur
klien.
Selain
itu
juga,
pengkajian
klien.
Selain
perkawinannya
itu
juga,
termasuk
perlu
jumlah
dikaji
anak,
status
lama
dan
fungsi
tubuhnya.
Mekanisme
koping
yang
untuk
mendapatkan
gambaran
umum
dan
18
(d)Warna
kemerahan
atau
kebiruan
(livide)
atau
hyperpigmentasi.
(e) Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal
yang tidak biasa (abnormal).
(f) Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
(g)Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)
(2)Feel (palpasi)
(a) Perubahan
suhu
disekitar
trauma
(hangat)
dan
kelembaban kulit.
(b) Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi
atau oedema terutama disekitar persendian.
(c) Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan
(1/3 proksimal,tengah, atau distal).
Otot: tonus pada waktu relaksasi atau konttraksi, benjolan
yang terdapat di permukaan atau melekat pada tulang.
Selain itu juga diperiksa status neurovaskuler. Apabila ada
benjolan,
maka
sifat
benjolan
perlu
dideskripsikan
(khusus)
ada
indikasi
untuk
memperlihatkan
b) Pemeriksaan lain-lain
(1) Pemeriksaan
sensitivitas:
mikroorganisme
didapatkan
kultur
dan
mikroorganisme
test
penyebab
infeksi.
Diagnosis Keperawatan Preoperatif
Diagnostik keperawatan yang secara umum ada pada pasien
prabedah baik fraktur femur terbuka dan tertutup, meliputi :
1. Nyeri akut berbuhungan dengan agen cidera fisik
2. Syok hipovolemik berhubungan dengan hilangnya darah dari luka
terbuka, kerusakan vaskuler dan cedera pada pembuluh darah.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan porte de entre dari luka fraktur
terbuka.
4. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan cedera jaringan
lunak sekunder dari fraktur terbuka.
5. Hambatan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
adanya
fragmen tulang.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan respon nyeri.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperemi.
Deficit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas.
Ansietas berhubungan dengan prognosis penyakit, kelumpuhan
gerak, rencana pembedahan.
20
Intervensi Keperawatan
Pada klien dengan fraktur femur pre-operasi
N
O
1
Dx
Keperawatan
Nyeri akut
berhubungan
dengan agens
cedera biologis
NOC
NIC
21
menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan
terjadi keluhan.
2
Resiko syok
berhubungan
dengan faktor
resiko sepsis
Pencegahan syok
1. Monitor status sirkulasi (tekanan darah, warna
kulit, suhu tubuh, suara jantung, denyut jantung,
denyut nadi perifer dan capillary refill)
2. monitor adanya tanda dan gejala ketidakadekuatan
jaringan oksigenasi
3. monitor adanya kecemasan dan perubahan status
mental
4. monitor status pernafasan
5. monitor intake dan output
6. monitor
nilai
laboratorium
(hemoglobin,
hematokrit, clotting profile, nilai elektrolit,
cultures, dam profil kimia)
7. catat adanya petechiae dan kondisi membran
mukosa
8. catat warna, jumlah dan frekuensi dari BAB dan
muntah
9. monitor adanya nyeri abdomen
10. monitor secara dini respon kehilagan cairan
22
3
4
Ket :
1.
2.
3.
4.
5.
Nadi:605
100x/mnt
Frekuensi 5
pernapas
an:1824x/mnt
Ekstrim
Berat
Sedang
Ringan
Tidak
Resiko Infeksi
berhubungan
dengan faktor
resiko prosedur
invasif
Kontrol infeksi
1. Bersihkan ruangan sebelum digunakan tindakan
pada pasien
2. Ganti peralatan untuk tindakan pada pasien
Setelah dilakukan tindakan
3. Batasi jumlah pengunjung
keperawatan selama x24 jam
4. Ajarkan pada pasien untuk melakuakn cuci tangan
status infeksi tidak terjadi
dengan benar
dengan kriteria hasil :
5. Instruksikan pada pengunjung untuk melakukan
cuci tangan sebelum ke pasien
No
Kriteria
Score
23
1
2
3
4
5
Ket :
1.
2.
3.
4.
5.
Tidak terdapat
Tidak terdapat
Tidak terdapat
Tidak terdapat
Tidak terdapat
fungsiolesa
Ekstrim
Berat
Sedang
Ringan
Tidak
rubor
kalor
dolor
tumor
24
Daftar Pustaka
Muttaqin, Arif, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif : Konsep,
Proses, Dan Aplikasi. Salemba Medika. Jakarta.
Muttaqin, Arif, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. EGC. Jakarta.
Gruendemann, Barbara J. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol.
2 Praktik. EGC. Jakarta.
King, Murice, dkk. 2001. Bedah Primer : Trauma. EGC. Jakarta.
Kusnadi, Engkus. 2009. Pengkajian Umum Sistem Muskuloskeletal. 2009.
http://www.scribd.com/doc/30225575/PENGKAJIAN-UMUMMuskuloskeletal
Sri Utami, Sugeng. 2008. Penatalaksanaan Klien Fraktur.
http://www.scribd.com/riefe/d/16679339-Penatalaksanaan-KlienFraktur
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient
Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Kemala. 2009. Asuhan Keperawatan Close Fraktur 1/3 Femur Distal
Dextra.
http://pt.scribd.com/doc/86632440/8/G-PEMERIKSAAN-
PENUNJANG
25