I.
Nama Peneliti
NIM / Semester
: G0012101 / VI
II.
Judul Penelitian
Bidang Ilmu
: Biomedik
Perumusan Masalah
Apakah bising kereta api berpengaruh terhadap tingkat kecemasan?
VI.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bising kereta api
berpengaruh terhadap tingkat kecemasan.
VII.
Manfaat Penelitian
A. Manfaat Teoritis
1. Penelitan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
dampak paparan bising kereta api dari sisi kesehatan terutama
pengaruhnya terhadap tingkat kecemasan.
2. Penelitan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain
yang akan melakukan penelitian tentang hubungan bising dan
tingkat kecemasan.
B. Manfaat Praktis
1. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran dampak kebisingan kereta api terhadap kesehatan
sehingga masyarakat lebih waspada terhadap dampak kebisingan.
2. Bagi Pemerintah Kota Surakarta, penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan acuan untuk dalam mengambil kebijakan
dan menciptakan tata ruang yang sehat dan nyaman bagi
masyarakat.
3. Bagi PT. Kereta Api Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi ilmiah mengenai dampak kebisingan kereta
api terhadap kesehatan sehingga dilakukan upaya meminimalisasi
dampak kebisingan kereta api.
lingkungan.
Seidman
dan
Standring
(2010)
dan
membahayakan
kesehatan
secara
langsung.
3. Sumber bising
Menurut WHO (1999) sumber bising dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Kebisingan industri
Industri bermesin dapat menyebabkan masalah bising
yang serius. Semua mesin industri berpotensi menghasilkan
bising, semakin besar mesinnya semakin besar pula potensinya
untuk menghasilkan bising. Bising yang terjadi berasal dari
gerakan
komponen
mesin
(contohnya
seperti
gerakan
suara,
dan
membatasi
frekuensi
dan
durasi
yang
sangat
tinggi.
Penemuan
kereta
api
biasanya
disebabkan
oleh
komunikasi
terhambat
atau
sulit
dimengerti.
sering
terbangun,
perubahan
kedalaman
tidur,
sementara
dan
permanen.
Paparan
bising
akut
Peruntukan Kawasan
Tingkat
Kebisingan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
12
dB(A)
55
70
65
50
70
60
70
55
55
10
11
55
*
*
70
60
dengan
cara
sederhana
dilakukan
dengan
LTM5
LSM
LS
LM
=
=
=
=
B. Kecemasan
1. Pengertian kecemasan
Kecemasan/ ansietas berasal dari bahasa latin, angere, yang
berarti tercekik atau tercekat. Menurut Maramis (2009), kecemasan
adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul
karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan,
tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui. Respon
kecemasan seringkali tidak berkaitan dengan ancaman yang nyata
namun tetap dapat membuat seseorang tidak mampu bertindak atau
bahkan menarik diri. Menurut Longo et al. (2012), kecemasan
adalah sebuah perasaan subyektif yang berbentuk kegelisahan,
kengerian, atau prasangka akan terjadinya sesuatu yang buruk yang
dapat mengindikasikan adanya reaksi terhadap suatu kejadian atau
sebuah gangguan psikatrik.
Kecemasan (anxiety) berbeda dengan ketakutan (fear)
dimana pada ketakutan perasaaan yang dirasakan merupakan
sebuah respon terhadap suatu ancaman yang dirasakan dan nyata,
sedang
pada
kecemasan
perasaan
yang
dirasakan
lebih
kecemasan
berlebihan
merupakan
manifestasi
(hyperarousal
dari
syndrome)
keterjagaan
seperti
yang
takikardi,
kecemasan
terhadap
pengebirian
(castration
menunjukkan
adanya
peningkatan
tonus
peningkatan
respon
terhadap
rangsangan/
hiperresponsif.
2.) Neurotransmiter
Tiga neurotransmitter utama yang berhubungan
dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada binatang
dan respon terhadap terapi obat adalah norepinefrin,
serotonin dan gamma-aminobutyric acid (GABA).
Gejala yang dialami oleh pasien dengan gangguan
kecemasan merupakan karakteristik dari peningkatan fungsi
noradrenergik. Teori tentang peran norepinefrin pada
gangguan kecemasan menyebutkan bahwa pasien dengan
gangguan
kecemasan
memiliki
sistem
pengaturan
meta-chlorophenylpiperazine
(mCPP),
fenfluramine,
sebuah
obat
yang
meningkatkan
(MDMA)
dapat
yang
bekerja
meningkatkan
aktivitas
GABA,
benzodiazepin
seperti
flumazenil
dapat
jenis
kelainan
17
asimetri
otak
penting
dalam
perkembangan
gangguan
kecemasan.
Hampir
menerima
persarafan
noradrenergik
dan
bahwa
18
sistem
limbik
berperan
terhadap
edisi
lima
(DSM-V)
gangguan
kecemasan
diselesaikan
sehingga
seringkali
menyebabkan
nantinya
akan
memacu
medula
adrenal
untuk
diproduksi
oleh
lokus
seroleus.
Lokus
seroleus
sehingga
menghambat
pelepasan
dari
pencitraan
otak
23
telah
menggambarkan
bahwa
24
PTP1B
yang
meningkat
akan
menyebabkan
26
permusuhan
yang
hebat.
Pola
destruktif
dapat
bermanifestasi menjadi perilaku yang agresif, melanggar hakhak dan kesejahteraan orang lain. Perilaku menyerang yang
berpola konstruktif mencerminkan pemecahan maslah. Pola
konstruktif akan bermanifestasi menjadi sifat percaya diri dan
menghormati orang lain.
28
psikologis.
Secara
fisik,
penarikan
diri
akan
pandang
Gambar 3: Model adaptasi stres Stuart (Stuart stress adaptation model) terkait
dengan respon kecemasan (Stuart GW, 2013)
30
IX.
Kerangka Pemikiran
Paparan bising kereta api
Stressor
Respon biologis
Fase akut
Respon psikis
Fase kronis
Penilaian Stressor
Rangsang simpatis
Peningkatan aktivitas enzim PTP1B
Coping mechanism/ mekanisme pertahanan
Respons cemas
Keintiman keluarga
Keterangan:
Destruktif
Tingkat kecemasan
31
X.
Hipotesis
Hipotesis dari penelitan ini adalah paparan bising kereta api dapat
mempengaruhi tingkat kecemasan orang yang tinggal di bantaran rel
kereta api Nusukan.
XI.
Metode Penelitian
A Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bersifat analitik,
karena mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pada penelitian
cross sectional, penulis mencari hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat dengan melakukan pengukuraan sesaat
(Sastroasmoro dan Ismael, 2011).
B Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di rumah penduduk yang tinggal
di bantaran rel kereta api kelurahan Nusukan, kecamatan Banjarsari,
Surakarta.
C Subjek Penelitian
1 Populasi sasaran
Populasi sasaran adalah masyarakat yang tinggal di sekitar
2
informed consent.
Tinggal di bantaran rel kereta api Nusukan selama minimal 1
tahun.
Kriteria eksklusi
a Menderita sakit telinga atau tuli.
b Perokok aktif.
32
(Taufiqurochman, 2008).
Besar sampel
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menyesuaikan dengan analisis yang digunakan yaitu analisis
multivariat. Dalam menentukan ukuran sampel untuk analisis
multivariat, rasio yang digunakan untuk ukuran sampel dan jumlah
variabel bebas adalah: n=15 hingga 20 subyek per variabel bebas
(Murti, 2010). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 2 variabel sehingga ukuran yang dibutuhkan adalah 30-40
subjek penelitian.
33
D Rancangan Penelitian
Populasi
Sampel
34
: Kebisingan
kereta
api
merupakan
: Kecemasan
adalah
sebuah
perasaan
yang
buruk
yang
dapat
(HARS)
c. Skala variabel : Interval
Keintiman keluarga
a. Definisi
: Keintiman
keluarga
adalah
kedekatan
c
4
informed consent.
Memberikan kuesioner data pribadi, kuesioner Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS), dan kuesioner instrumen keintiman keluarga
kepada seluruh responden yang memenuhi kriteria dalam populasi
api
Perbandingan tingkat kecemasan pada masyarakat yang terpapar
Keterangan :
1
2
3
4
Y
a
b1 b2
X1
: Tingkat kecemasan
: Konstanta
: Koefisien regresi variabel bebas
: Paparan bising (0 = tidak terpapar ; 1 = terpapar bising)
5 X2
: Keintiman keluarga (0 = keintiman keluarga
rendah ; 1 = keintiman keluarga tinggi)
37
terikat.
OR > 1, artinya variabel bebas meningkatkan kemungkinan
variabel terikat.
1/~ < OR < 1, artinya variable bebas menurunkan kemungkinan
variabel terikat.
XII.
N
o
1
2
3
4
5
6
Jadwal Penelitian
Kegiatan
1 2 3
U
B
4 5
Jadwal Penelitian
KK
1
6 7 8 9
N
0
Pembimbingan
usulan proposal
Ujian proposal
Revisi
proposal
(apabila ada)
Pengumpulan data
Penulisan skripsi
Ujian skripsi
XIII. Daftar pustaka
American Psychiatric Association (2013). Diagnostic and statistical
manual of mental disorders 5th ed. Arlington, American Psychiatric
Publishing, p.189.
38
Breiter HC, Etcoff NL, Whalen PJ, Kennedy WA, Rauch SL, Randy LB,
Strauss MM, et al. (1996) Response and habituation of the human
amygdala during visual processing of facial expression. Neuron,
17(5): 875-887.
Bremner JD, Vermetten E, Schmal C, Vaccarino V, Vythlingam M, Afzal
N, Grillon C, et al. (2005) Positron emission tomographic imaging of
neural correlates of a fear acquisition and extinction paradigm in
women with childhood sexual-abuse-related post-traumatic stress
disorder. Psychological Medicine, 35(6): 791-806.
Buchari (2007). Kebisingan industri dan hearing conservation program.
Universitas Sumatera Utara.
Cohen S, Wills TA (1985). Stress, social support, and the buffering
hypothesis. Psychol Bull; 93: 310357.
Devroey D, Betz W, Coigniez P (2002). Influence of noise on the patients'
health perception: An epidemiological registration. Tijdschr Geneesk,
58: 1392-1397.
Etkin A, Prater KE, Schatzberg AF, Menon V, Greicius MD (2009).
Disrupted amygdalar subregion functional connectivity and evidence
of a compensatory network in generalized anxiety disorder. Arch.
Gen. Psychiatry, 66: 13611372.
Gabriel JF (1996). Fisika kedokteran. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, pp: 65-72.
Hardoy MC, Carta MG, Marci AR, Carbone F, Cadeddu M, Kovess V,
Dell'Osso L, et al. (2005). Exposure to aircraft noise and risk of
psychiatric disorders: the Elmas survey-aircraft noise and psychiatric
disorders. Soc Psychiatry Psychiatr Epidemiol ,40: 24-26.
Hardoy MC, Carta, MG, Marci AR, Carbone F, Cadeddu M, Kovess V,
Carpiniello B (2005). Exposure to aircraft noise and risk of
psychiatric disorders: the Elmas survey. Social Psychiatry and
Psychiatric Epidemiology, 40(1): 2426.
Hawari D. (1997). Kecemasan dalam keluarga. Jakarta, Balai penerbitan
FKUI, p: 67.
Hill MN, Kumar SA, Filipski SB, Iverson M, Stuhr KL, Keith JM, Cravatt
BF, et al. (2013). Disruption of fatty acid amide hydrolase activity
prevents the effects of chronic stress on anxiety and amygdalar
microstructure. Molecular Psychiatry, 18: 11251135.
39
Hill MN, Patel S (2013). Translational evidence for the involvement of the
endocannabinoid system in stress-related psychiatric illnesses.
Biology Mood Anxiety Disorder, 3: 19.
Ising H, Kruppa B (2004). Health effects caused by noise: evidence in the
literature from the past 25 years. Noise Health, Jan-Mar; 6(22): 5-13.
Liberzon I, Taylor SF, Amdur R, Jung TD, Chamberlain KR, Minoshima
S, Koeppe RA, et al. (1999) Brain activation in PTSD in response to
trauma-related stimuli. Biological Psychiatry, 45(7): 817-26.
Lomazzo E, Bindila L, Remmers F, Lerner R, Schwitter C, Hoheisel U,
Lutz B (2015). Therapeutic potential of inhibitors of endocannabinoid
degradation for the treatment of stress-related hyperalgesia in an
animal model of chronic pain. Neuropsychopharmacology, 40: 488
501.
Longo DL (ed), Fauci AS (ed), Kasper DL(ed), Hauser SL (ed), Jameson
JL (ed), Loscalzo J (ed) (2012). Harrisons principles of internal
medicine 18th ed. New York, The McGraw Hill Companies,Inc., pp:
3529-3545.
Maccarrone M, Rossi S, Bari M, De Chiara V, Fezza F, Musella A, Gasperi
V, et al. (2008). Anandamide inhibits metabolism and physiological
actions of 2-arachidonoylglycerol in the striatum. Nat. Neurosci., 11:
152159.
Maejima T, Oka S, Hashimotodani Y, Ohno-Shosaku T, Aiba A, Wu D,
Waku K, et al. (2005). Synaptically driven endocannabinoid release
requires Ca2+-assisted metabotropic glutamate receptor subtype 1 to
phospholipase Cbeta4 signaling cascade in the cerebellum. J.
Neurosci., 25: 68266835.
Maramis WF, Maramis AA (2009). Catatan ilmu kedokteran jiwa edisi 2.
Surabaya, Airlangga University Press, pp: 307-324.
Marsicano G, Wotjak CT, Azad SC, Bisogno T, Rammes G, Cascio MG,
Hermann H, et al. (2002). The endogenous cannabinoid system
controls extinction of aversive memories. Nature, 418: 530534.
McEwen BS (2005). Glucocorticoids, depression, and mood disorders:
structural remodeling in the brain. Metabolism, 54 (5, Suppl 1): 20
23.
40
42
43
Lampiran 1
Pengaruh Bising Kereta Api Terhadap Tingkat Kecemasan
A. Surat Persetujuan (Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:
Umur
:
tahun
Pekerjaan :
Alamat :
Dengan ini, menyatakan bahwa saya telah mendapatkan informasi mengenai
tujuan, manfaat serta pentingnya penelitian ini. Setelah mengerti hal-hal
tersebut, saya bersedia untuk menjadi subjek penelitian Pengaruh Bising
Kereta Api Terhadap Tingkat Kecemasan dan memberikan kepercayaan
kepada Johannes Ephan Bagus Kurnia untuk mengolah data ini sebagai data
penelitian.
Surakarta, _________________ 2015
Yang menyetujui,
44
B. Lembar Data
1. Identitas
a. Nama Lengkap :
b. Usia
:
tahun
c. Jenis kelamin:
d. Pekerjaan
:
e. Alamat
:
2. Kondisi umum
a. Apakah saat ini anda tinggal di daerah yang dekat dengan keramaian?
Ya
Tidak
b. Apakah anda menderita sakit telinga, tuli atau gangguan pendengaran
yang lain?
Ya
Tidak
c. Apakah anda seorang perokok aktif?
Ya
Tidak
d. Apakah anda sedang mengonsumsi obat tertentu?
Jika YA, obat apa yang sedang anda konsumsi?
..................................................................................................................
e. Apakah saat ini anda sedang menderita suatu penyakit?
Jika YA, penyakit apa yang sedang anda derita dan sudah berapa lama
anda menderita penyakit tersebut?
..................................................................................................................
45
tersinggung
Saya merasa tegang, gelisah, gemetar,
mimpi buruk
Saya mengalami
ingat,
mudah
konsentrasi
Saya merasa
penurunan
lupa
dan
kehilangan
daya
sulit
minat,
dan
perasaan
tidak
ditusuk-tusuk,
46
Skor
2
10
dalam sekejap
Saya merasa
tertekan
di
dada,
pendek
Saya merasa sulit menelan, susah
buang air besar (BAB), berat badan
menurun, mual dan muntah, nyeri
lambung sebelum dan sesudah makan
12
13
14
gelisah,
jari-jari
gemetar,
47
kesulitan saya
Saya merasa dekat dengan keluarga
saya
Saya mengetahuhi setiap kegiatan
saya
Keluarga saya mempunyai waktu
membantu
11
Jawaban
TS
RR S
SS