BAB I-II-III Peran Prebiotik Pada Kehamilan
BAB I-II-III Peran Prebiotik Pada Kehamilan
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus
yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom
radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor
yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
2.1.3. Tanda-Tanda Kehamilan10
a. Tanda-tanda dugaan hamil
1. Amenorea (terlambat datang bulan)
a. Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle dapat
ditentukan perkiraan persalinan.
b. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf
dan ovulasi.
2. Nausea (enek/mual) dan emesis (muntah)
a. Pengaruh ekstrogen dan progresteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan.
b. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan,
c. sering terjadi pada pagi hari (morning sickness).
2. Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, 30 gram menjadi 1000 gram pada khir
bulan.
Tabel 2. Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan12
Usia Kehamilan
Bulan pertama
10
Nadi dan tekanan darah arteri cenderung menurun terutama pada trimestr II,
kemudia naik lagi seperti masa pra kehamilan. Tekanan vena pada ekstermitas
atas dan bawah dalam batas-batas normal, namun cenderung naik setelah
trimester pertama. Nadi menjadi 84 kali/menit.
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
3) Sistem gastrointestinal
Biasanya pada penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang
menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lkambung dan transit usus. Hal
ini mungkin merupakan akibat jumlah progesteron yang besra selama proses
kehamilan dan menurunnya kadar motalin-suatu peptida hormonal yang diketahui
memengaruhi otot-otot halus atau keduanya. Pada saat persalinan, khususnya
setelah pemberian analgesik, waktu pengosongan lambung secara khas sangat
memanjang. Bahaya utama anastesi adalah regurgitasi dan aspirasi, baik isi
makanan maupun asam lambung.
Hormon esterogen membuat pengeluaran asam lambung emningkat yang dapat
menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi), daerah
lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari
yang disebut morning sickness. Muntah yang terjadi pada ibu hamil disebut
emesis gravidarum. Apabila muntah berlebihan dan mengganggu kehidupan
sehari-hari disebut hiperemesis gravidarum.
c. Lambung dan Esofagus
Pirosis merupakan kejadian yang umum pada kehamilan, paling mungkin
disebabkan oleh refluks sekret-sekret asam ke esofagus bagian bawah. Posisi
lambung yang berubah mungkin ikut menyumbang pada seringnya terjadi
peristiwa ini. Tonus esofagus dan lambung berubah selama kehamilan dengan
11
tekanan intraesofagus yang lebih rendah dari tekanan lambung lebih tinggi. Selain
itu, pada saat yang bersamaan peristaltik esofagus mempunyai kecepatan
gelombang dan amplitudo yang rendah (Ulmsten dan Sundstrom, 1978).
Perubahan-perubahan tersebut menyokong terjadinya refluks gastroesofageal
yang menimbulkan heart burn.
d. Usus Kecil, Besar, Dan Apendiks
Oleh karena kehamilan yang berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh
uterus yang membesar ke arah atas dan lateral. Sebagai akibatnya, apendiks
sebagai contoh biasanya bergeser ke arah atas, lateral, dan sering kali emncapai
pinggang kanan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tonus serta motilitas dari
lambung dan usus berkurang selama kehamilan.
Hormon progesteron menimbulkan gerakan usus makin berkurang (relaksasi otototot polos) sehingga makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang
telah dicerna lebih lama di dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorbsi,
tetapi dapat menimbulkan konstipasi dimana hal ini merupakan salah satu keluhan
dari ibu hamil. Konstipasi juga dapat terjadi karena kurangnya aktivitas/senam
dan penurunan intake cairan.
e. Hati
Pertumbuhan ukuran hati pada beberapa binatang dapat terlihat dengan jelas,
tetapi sebaiknya pada kehamilan manusia, pembesaran hati tersebut tidak dapat
terlihat. Selain itu, dengan evaluasi histologis hati yang didapat dengan biopsi,
termasuk pemeriksaan dengan mikroskop elektron menyatakan tidak ada
perbedaan yang jelas dari morfologi hati yang terjadi sebagai respon terhadap
kehamilan normal. Perubahan terjadi secara fungsional yaitu dengan menurunnya
albumin plasma dan globulin plasma dalam rasio tertentu. Kejadian ini
merupakan kejadian yang normal pada wanita hamil. Pada wanita yang tidak
hamil kondisi tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit pada hati.
f. Kandung Empedu
12
13
akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena
henoroidal. Panas perut terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke
dalam esofagus bagian bawah (Sunarsih, 2011).
4)
Sistem metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan ini
terjadi ketika trimester akhir. Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 100
mg, 500 mg dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel daeah merah dan 300 mg
untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg
sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Pada metabolism
lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol sampai 350 mg atau lebih cc. hormone
samotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak payudara. Deposit
lemak lainnya tersimpan di badan, perut, paha dan lengan.
Pada metabolism mineral yang terjadi adalah sebagai berikut:
a) Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk
pembentukan tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram.
b) Fosfor. Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari
c) Air. Wanita hamil cenderung mengalami resistensi air.
5) Sistem Muskuloskeletal
Estrogen dan progesterone memberik efek maksimal pada relaksasi otot ligament
pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk
meingkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada kahir kehamilan dan
pada saat kelahiran. Ligament pada simfisis pubis dan sakroiliakan akan
menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari estrogen. Simfisis pubis melebar
sampai 4 mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrokoksigeus tidak teraba,
diikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
6) Kulit
Cloasma gravidarum (topeng selama kehamilan) adalah bintik-bintik pigmen
kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga
14
terjadi di sekeliling putting susu sedangkan di perut bagian bawah bagian tengah
tampak garus gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang member
gambaran seperti laba-laba).
7) Payudara
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak perubahan
sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati oleh
ibu adalah sebagai berikut:
a. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat.
b. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli.
c. Bayangan vena-vena lebih membiru.
d. Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu.
e. Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning.9
Perkembangan payudara ini terjadi karena pengaruh hormon saat kehamilan yaitu
esterogen, progesteron, dan somatomamotropin.
Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI, antara lain
sebagai berikut.
a. Esterogen.
1) Menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara.
2) menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara
tampak semakin besar.
3) Tekanan serat saraf akibatpenimbunan lemak, air, dan garam menyebabkan rasa
sakit pada payudara.
b. Progesteron
1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
2) Menambah sel asinus.
c. Somatomamotropin.
1) Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan
laktoglobulin.
15
payudara,
darah,
cadangan
lemak,
cairan
ekstraselular
dan
ekstravaskular). Sebagian besar protein terdapat pada janin, tetapi terdapat juga
16
pada uterus, darah, plasenta dan payudara. Sebaliknya, sebagian besar deposit
lemak terdapat pada jaringan adipose maternal, terutama regiogluteal dan paha
atas, dan juga janin yang merupakan satu-satunya hal penting utama lainnya.
Peningkatan berat badan janin terjadi dengan lambat pada pertengahan pertama
kehamilan dan meningkat lebih cepat pada 20 minggu kedua. Peningkatan berat
plasenta terjadi berlawanan, lebih cepat pada pertengahan pertama kehamilan.
Cairan amniotik meningkat dengan cepat sejak minggu ke 10, dari 300 ml pada 20
minggu, hingga puncaknya 1000 ml pada 35 minggu, kemudian mengalami
sedikit penurunan. Berat uterus bertambah lebih cepat pada 20 minggu pertama.
Berat payudara dan volume darah meningkat secara stabil selama kehamilan.
Sebagian besar lemak yang di peroleh disimpan pada 30 minggu pertama.
Sebagian besar cairan di retensi pada 30 minggu pertama tetapi meskipun tidak
terjadi edema klinis 2 hingga 3 liter, cairan ekstraselular mengalami retensi pada
10 minggu terakhir.
Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg
diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan
resiko komplikasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat badan
bayi lahir rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema, laju
metabolit, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik, dan
ukuran janin, semuanya harus di perhitungkan. Usia maternal, ukuran tubuh
prakehamilan, paritas, ras-etnisitas, hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi
pola peningkatan berat badan maternal.
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan pada
indeks masa tubuh prakehamilan, yang menggambarkan perbandingan antar berat
badan dan tinggi badan ibu.
Tabel 3. Rekomendasi kenaikan total berat badan ibu hamil berdasarkan berat
badan ibu sebelum hamil.
17
BMI
[BB/TB(m)2]
dianjurkan (Kg)
Berat Badan Kurang (Underweight)
<19,8
12,5-18
Berat Badan Normal (normalweight) 19,8-26,0
11,5-16
Berat Badan Berlebih (overweight)
26,0-29,0
7-11,5
Obesitas
>29,0
<6,8
(Institut of Medicine: Nutrition during Pregnancy, Washington, DC, 1990,
National Academy Press)
Secara umum pertumbuhan optimal bayi yang belum lahir terjadi jika ibu yang
memiliki BMI prakehamilan rendah (<20) mengalami peningkatan lebih banyak,
dan pada ibu yang memiliki BMI tinggi (>27) peningkatan berat badannya lebih
sedikit daripada ibu yang memasuki kehamilan dengan berat badan sehat.13
11) Sistem Pernafasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan
pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit
berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya. 14
Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernafasan menyebabkan penurunan
ambang karbon dioksida. Progesteron dan esterogen di duga menyebabkan
peningkatan sensitivitas pusat pernafasan terhadap karbon dioksida. Selain itu,
kesadaran wanita hamil akan kebutuhan nafas meningkat. Beberapa wanita
mengeluh mengalami dispnea saat istirahat.
Meskipun fungsi paru tidak terganggu oleh karena kehamilan, penyakit saluran
pernafasan mungkin akan lebih serius selama kehamilan. Tidak diragukan lagi
bahwa yang menjadi faktor penting adalah peningkatan kebutuhan oksigen yang
ditimbulkan oleh kehamilan serta mungkin peningkatan volume penutupan kritis,
terutama saat telentang.15
12) Sistem Neurologi
18
19
Prebiotik adalah kabohidrat yang dapat dicerna oleh tubuh, namun dicerna
oleh mikroba yang menguntungkan dalam tubuh, sehingga meningkatkan
kesehatan. Prebiotik didefinisikan sebagai ingredient yang tidak dapat yang
menghasilkan pengaruh menguntungkan terhadap inang dengan cara menstimulir
secara selektif pertumbuhan satu atau lebih sejumlah mikroba terbatas pada
saluran pencernaan. Terdapat 2 jenis fruktooligosakarida (FOS) yang cocok
dengan definisi tersebut iaitu oligofruktosa dan inulin. Pihak lain juga
mengklasifikasikan galaktooligosakarida (GOS) sebagai prebiotik.5
Prebiotik yang banyak dikenal dan digunakan adalah oligosakarida (yang
terdiri
atas
rafinosa
dan
stakiosa),
Fukto-oligosakarida
(disebut
juga
20
seperti bawang, daun ubi dan berbagai sayuran telah digunakan setiap hari dalam
masakan sehari-hari. Oleh karena itu, ini bukanlah merupakan suatu hal yang baru
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.16
Satu hal yang masih menimbulkan perdebatan berbagai pihak adalah
mengenai kandungan prebiotik dalam ASI. Ada pihak yang mengatakan bahwa
galaktosakarida dalam ASI adalah prebiotik. Selain itu, ASI mengandung
probiotik (bakteri yang membawa manfaat kepada kesehatan dan bakteri tersebut
biasanya ialah Bifidobacterium), dengan demikian ASI sudah pasti mengandung
prebiotik (makanan untuk bakteri-bakteri tersebut). Bayi memperoleh prebiotik
yang pertama dari ASI.17
2.2.2. Perbedaan antara Prebiotik dan Probiotik
Lilly dan Stillwell memperkenalkan istilah "probiotik" pada tahun 1965
untuk
nama
bahan
yang
dihasilkan
oleh
mikroba
yang
mendorong
21
memproduksi
asam
laktat
terutama
dari
golongan
Lactobacilli
dan
Bifidobacteria.18
Prebiotik adalah serat yang merangsang pertumbuhan bakteri yang
memberi manfaat pada flora normal di usus kecil. Namun demikian, prObiotik
merupakan mikroorganisme hidup yang diperoleh dari makanan yang kita makan
sehari-hari. Prebiotik ini akan melalui sistem pencernaan, masuk ke usus kecil dan
usus besar. Probiotik pada saat itu juga masuk ke usus kecil dan usus besar. Secara
normal (fisiologi), bakteri ini tidak merangsang aktivitas metabolik, namun
memberikan manfaat yang lain kepada tubuh.19 Manfaat-manfaat lain adalah
meningkatkan sistem imun. Prebiotik dan probiotik secara simbiosis bekerja sama
untuk memberikan manfaat kesehatan kepada tubuh manusia. Selain itu, akibat
sinergisme yang diperolehi akibat penggabungan prebiotik dan probiotik maka
banyak makanan tambahan serta suplemen yang telah diproduksi.3
2.2.3. Sumber Prebiotik
Secara dasarnya prebiotik merupakan karbohidrat (seperti oligosakarida),
tetapi bisa terdiri dari bahan bukan karbohidrat. Secara lazim, prebiotik
diklasifikasikan sebagai serat yang larut, yang mempunyai sifat khas yang tidak
dapat dicerna.3
Prebiotik ialah bahan yang secara selektif menghasilkan perubahan
spesifik dari segi komposisi dan aktivitas mikrofloora gastraointestinal, yang
mempunyai
manfaat
fruktooligosakarida
terhadap
(FOS)
yang
kesehatan
cocok
manusia.
dengan
Terdapat
definisi
jenis
tersebut
yaitu
22
molekul, lazimnya dihasilkan lebih cepat di sebelah kanan kolon, yang akan
memberikan nutrisi kepada bakteri di tersebut. Prebiotik rantai-panjang, seperti
inulin yang mengandungi 9-64 rantai per molekul dan dihasilkan dengan lebih
perlahan, menjadi sumber nutrisi terhadap bahagian kolon sbelah kiri.19
Prebiotik spektrum penuh dihasilkan dari rantai prebiotik yang penuh
(lebih kurang 2-62 rantai per molekul), dan menjadi sumber makanan kepada
bakteri ke hampir seluruh bagian kolon, contohnya ialah Oligofructose-Enriched
Inulin (OEI). Mayoritas dari penelitian yang dilakukan terhadap prebiotik
biasanya menggunakan OEI sebagai bahan penelitian.20
Prebiotik dijumpai dalam berbagai sumber makanan. Makanan yang
mengandung prebiotik antara lain kacang kedelai, keladi liar atau berbagai akar
sayuran seperti ubi kayu dan kacang-kacangan. Inulin pula bersumber dari oat
mentah, barley, dan gandum.21 Selain itu makanan sehari-hari kita seperti bawang
merah, bawang putih, timun, salad dan berbagai buah-buahan mengandungi
prebiotik. Buah-buahan seperti seperti pisang, nenas, rambutan dan semangka
juga kaya akan prebiotik.22
2.2.4 Mekanisme Prebiotik
Prebiotik yang banyak dikenal dan digunakan adalah oligosakarida (yang
terdiri
atas
rafinosa
dan
stakiosa),
Fukto-oligosakarida
(disebut
juga
FOS
dan
GOS
pada
ibu
hamil
terbukti
meningkatkan
bifidobacterium pada feses ibu hamil tersebut (Gambar 1), sehingga dapat
23
24
25
26
Saat ini di Eropa, inulin type fructan yang dicirikan mengandung ikatan
fructosyl unit pada beta-2,1 sukrosa juga dipakai sebagai bahan prebiotik.
Jenis
prebiotik
FOS
(Fructooligosaccharides),
(Galactooligosaccharides), Lactulose,
inulin,
GOS
paling sering dipakai sebagai prebiotik, disamping itu terdapat pula bahan
lain yang memenuhi criteria prebiotik misalnya, xylose, soya, dan
mannose.26
4) Dari ASI ibu.
Beberapa penelitian terhadap metabolik dari oligosakarida dalam ASI
telah digariskan bahwa zat ini bertahan dalam pencernaan dan mencapai
usus besar yang merangsang perkembangan bifidus predominan flora,
sehingga mewakili paradigma prebiotik. Oligosakarida yang tidak
digunakan pada tingkat kolik yang diekskresikan dalam tinja dan
bertindak sebagai serat makanan.27
2.2.5 Suplemen Prebiotik
Oleh karena banyak manfaat yang diperoleh dari prebiotik, maka berbagai
jenis suplemen prebiotik telah dipasarkan. Konsumsi suplemen prebiotik dapat
memenuhi jumlah prebiotik yang diperlukan agar fungsi tubuh dapat berjalan
dengan optimal.28
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prebiotik adalah kabohidrat yang dapat dicerna oleh tubuh, namun dicerna
oleh mikroba yang menguntungkan dalam tubuh, sehingga meningkatkan
kesehatan. Prebiotik didefinisikan sebagai ingredient yang tidak dapat yang
menghasilkan pengaruh menguntungkan terhadap inang dengan cara menstimulir
secara selektif pertumbuhan satu atau lebih sejumlah mikroba terbatas pada
saluran pencernaan. Terdapat 2 jenis fruktooligosakarida (FOS) yang cocok
28
dengan definisi tersebut iaitu oligofruktosa dan inulin. Pihak lain juga
mengklasifikasikan galaktooligosakarida (GOS) sebagai prebiotik.
Prebiotik yang banyak dikenal dan digunakan adalah oligosakarida (yang
terdiri
atas
rafinosa
dan
stakiosa),
Fukto-oligosakarida
(disebut
juga
29
DAFTAR PUSTAKA
30
31
21. Almatsier, S.,2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
22. Koon, Y.et al., 2010. Antihypertensive Properties of Plant-Based Prebiotics.
School of Industrial Technology, Universiti Sains Malaysia.
23. Kelly G. Inulin-Type Prebiotics A Review: Part 1. Alternative Medicine
Review. Volume 13, Number 4 2008.
24. Barasi, Mary E. (2007). At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit Erlangga
25. Lomax, A.R., Calder P.C., 2010. Prebiotics, Immune Function, Infection and
Inflammation: A Review of the Evidence. Institute of Human Nutrition,
School of Medicine, University of Southampton.
26. Gibson, G.R., Roberfroid M.B., 1995. Dietary Modulation of the Human
Colonic Microbiota: Introducing the Concept of Prebiotics. J Nutr. 209- 220.
27. Coppa GV et al. Prebiotics in Human Milk: a review. Digestive and Liver
Disease 38 Suppl. 2 (2006) S2 91-S294.
28. Saavedra, J.M., Tschernia, A. Human Studies With Probiotics and Prebiotics:
Clinical Implications. British Journal of Nutrition (2002), 87, Suppl. 2, S241
S246
32