Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep makanan fungsional diperkenalkan di Jepang sejak tahun 1980,
dan didefinisikan sebagai makanan atau bahan yang dapat memberikan manfaat
kesehatan melebihi fungsi tradisional yang dikenal sampai sekarang. Produkproduk yang mengaku lebih sehat dan memiliki sifat fungsional dan/atau
memberikan dampak terhadap kesehatan telah menjadi terkenal dalam penelitian,
dalam pengembangan produk-produk baru dan di supermarket.1
Prebiotik dapat didefinisikan sebagai bahan makanan yang tidak dapat
dicerna yang bermanfaat mempengaruhi tubuh secara selektif merangsang
pertumbuhan dan/atau aktivitas sejumlah bakteri dalam usus.2
Prebiotik yang paling berpotensial terdiri dari karbohidrat, tetapi tidak
menyingkirkan bahan bukan karbohidrat untuk digunakan sebagai prebiotik. Di
dalam teori, dikatakan bahwa segala jenis antibiotik yang dapat mengurangi
jumlah bakteri yang berpotensi untuk membahayakan tubuh dan membantu
meningkatkan bakteri yang bermanfaat kepada tubuh, bisa dikatakan sebagai
prebiotik. Melalui definisi tersebut juga tidak dinyatakan secera spesifik
kumpulan atau jenis bakteri. Namun demikian, prebiotik dipercaya meningkatkan
jumlah dan/atau aktivitas dari Bifidobacteria dan bakteri asam laktat, karena
dipercaya dan disebutkan bahwa bakteri dari kedua golongan tersebut memberi
manfaat kepada manusia.3
Agar dapat mempertimbangkan aksi dari prebiotik, senyawa harus
mencapai usus besar tanpa degradasi atau perubahan dan harus menjadi substrat
makanan yang merangsang flora bakteri saprofit yang ada. Bahan makanan
dengan karakteristik prebiotik umumnya menunjukkan karakteristik unik tertentu,

seperti hidrolisis terbatas dan penyerapan di saluran pencernaan bagian atas,


stimulasi selektif perbanyakan bakteri menguntungkan di usus besar, potensi
untuk menekan patogen dan membatasi virulensi oleh proses seperti
imunostimulasi dan rangsangan mikroflora menguntungkan, yang mendukung
ketahanan terhadap kolonisasi oleh patogen.1
Prebiotik merupakan makanan yang sangat spesifik. Prebiotik adalah
makanan yang tidak dapat dicerna yang memberi manfaat kepada tubuh Selain
itu, prebiotik juga resisten terhadap suhu yang tinggi, yang menyebabkan
prebiotik ini tidak rusak secara struktural dan fungsional di dalam makanan
seharian. Namun demikian, kebanyakan dari kita mengkonsumsi hanya separuh
dari jumlah prebiotik yang diprlukan. Prebiotik biasanya diperoleh dari makanan
yang mengandung serat yang tinggi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
Melalui statistik yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada
2010, 85% dari penduduk Indonesia kurang mengkonsumsi buah -buahan dan
sayur-sayuran lebih dari lima porsi sehari dengan ukuran satu porsi buah -buahan
setara dengan 150 gram sedangkan satu porsi sayuran setara dengan 75 gram
sayuran mentah. WHO dan ahli gizi di Amerika menganjurkanbahawa setiap
orang seharusnya menkonsumsi lima porsi sayur-sayuran dan buah-buahan setiap
hari.4
Prebiotik biasanya diperoleh dari diet serat inulin yang larut (soluble
dietary fibre inulin). Inulin biasanya dijumpai dalam tumbuhan yang
mengandungi fruktan (polimer dari fruktosa). Selain itu, tanaman ini kerap
dimakan sebagai makanan seharian, seperti bawang putih, bawang bombay,
bawang merah, dan asparagus mengandung kandungan inulin yang tinggi. Akibat
peningkatan konsumsi makanan yang diproses, prebiotik juga ditambahkan ke
dalam makanan sehari-hari seperti cereal, biskut, roti, minuman (susu), dan
yoghurt.5

Konsumsi prebiotik juga dianjurkan selama kehamilan, menurut penelitian


yang dilakukan pemberina prebiotik FOS (Fruktooligosakarida) dan GOS
(Galaktooligosakarida) dengan perbandingan yang tepat 1:9 dapat membantu ibu
menjaga kesehatan saluran cerna dan menghindari masalah saluran cerna seperti
konstipasi. Meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dan dengan demikian
menekan pertumbuhan bakteri pathogen yang menyebabkan penyakit. 6 Pada
tinjauan kepustakaan ini penulis ingin membahas tentang prebiotik pada
kehamilan.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Konsep Kehamilan


2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Kehamilan adalah masa
kehamilan yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. 7 Lamanya hamil
normal adalah 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid
terakhir.8
Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan
peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah
mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. Kehamilan
adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan.9,10
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan
(lunar months). Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester): (a) kehamilan
triwulan I antara 0 - 12 minggu, (b) kehamilan triwulan II antara 12 - 28 minggu,
dan (c) kehamilan triwulan III antara 28 40 minggu. 9 Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi
(pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan.10
Primigravida atau gravida I adalah seorang wanita yang pertama kali
hamil, sedangkan Multigravida adalah seorang wanita yang telah hamil lebih dari
satu kali.8
2.1.2. Proses Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu:9
a. Ovum

Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus
yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom
radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor
yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
2.1.3. Tanda-Tanda Kehamilan10
a. Tanda-tanda dugaan hamil
1. Amenorea (terlambat datang bulan)
a. Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle dapat
ditentukan perkiraan persalinan.
b. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf
dan ovulasi.
2. Nausea (enek/mual) dan emesis (muntah)
a. Pengaruh ekstrogen dan progresteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan.
b. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan,
c. sering terjadi pada pagi hari (morning sickness).

d. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.


e. Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.
3. Sering buang air kecil
a. Trimester I : karena kandung kencing tertekan uterus yang mulai membesar.
b. Trimester II dan III : karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
kembali kandung kencing.
4. Pigmentasi kulit
Terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang
melanosfor dan kulit.
a. Sekitar pipi : cloasma gravidarum Keluarnya melanophore stimulating hormone
hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada kulit.
b. Dinding perut
1) Striae lividae
2) Striae nigra
3) Linea alba makin hitam
c. Sekitar payudara
1) Hiperpigmentasi areola mamae
2) Putting susu makin menonjol
3) Kelenjar Montgomery menonjol
4) Pembuluh darah menifes sekitar payudara
5. Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan
timbul lagi.
6. Payudara menjadi tegang dan membesar
a. Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli
dan alveoli di mammae glandula montgomerry tampak lebih jelas.
b. Payudara membesar dan menegang.
c. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

7. Obstipasi atau konstipasi


Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon
steroid, sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
8. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila
9. Varises atau penampakan pembuluh darah vena
a. Karena pengaruh dari ekstrogen dan progesterone terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
b. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki dan
betis, dan payudara.
c. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghitung setelah persalinan.
10. Mengidam
Wanita sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut
ngidam.
11. Sinkope atau pingsan
a. Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan.
b. Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu.
b. Tanda-tanda mungkin hamil11
1. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil
2. Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
a. Tanda hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain.
b. Tanda piscasek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran perut.
c. Tanda Chadwick

Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebiru-biruan.


d. Tanda braxton-hicks
Merupakan kontraksi tak teratur rahim dan terjadi tanpa rasa nyeri di sepanjang
kehamilan. Kontraksi ini barang kali membantu sirkulasi darah dalam plasenta.11
e. Teraba ballottement
3. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
Sebagian kemungkinan positif palsu.10
c. Tanda-tanda Pasti
1. Terdengar Denyut Jantung Janin.
2. Terasa pergerakan janin dalam rahim
3. Pemeriksaan ultrasonografi a. Terdapat kantong hamil, hamil 4 minggu
b. Terdapat fetal plate, hamil 4 minggu
c. Terdapat kerangka janin, hamil 12 minggu
d. Terdapat denyut jantung janin, hamil 6 minggu.
4. Pemeriksaan rontgen untuk melihat kerangka janin.7
2.1.4. Primigravida
a. Pengertian Primigravida
Primigravida ialah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya.9
b. Tanda tanda kehamilan primigravida, meliputi:
Perut tegang, pusar menonjol, rahim tegang, payudara tegang, labia mayora
tampak bersatu, hypen seperti pada beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae
yang utuh, servicks licin bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari,
perineum utuh dan baik. Pada servix terdapat pembukaan yang didahului dengan
pendataran dan setelah itu baru pembukaan (pembukaan rata-rata1 Cm dalam 2
jam). Pada bagian terbawah janin turun pada 4-6 minggu akhir kehamilan, dan
pada persalinan hampir selalu dengan episiotomi.9

2.1.5. Perubahan-perubahan fisiologis selama kehamilan


Berikut ini diuraikan beberapa perubahan yang dialami ibu selama kehamilannya
adalah:
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
1. Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30x25x20 cm dengan
kapsitas lebih dari 4000cc. Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya
akomodasi pertumbuhan janin. Pada saati ini rahim membesar akibat
hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya
menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua.
Jika penambahan ukuran uterus TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam
tabel berikut ini.
Tabel 1. TFU menurut penambahan per tiga jari12
Usia Kehamilan
(Minggu)
12
16
20
24
28
32
36
40

Tinggi Fundus Uteri (TFU)


3 jari di atas simfisis
Pertengahan pusat-simfisis
3 jari dibawah pusat
Setinggi pusat
3 jari di atas pusat
Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)

2. Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, 30 gram menjadi 1000 gram pada khir
bulan.
Tabel 2. Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan12
Usia Kehamilan
Bulan pertama

Bentuk dan Konsistensi Uterus


Seperti buah alpukat
Isthmus rahim menjadi hipertropi dan bertambah

panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak,


2 bulan
3 bulan
4 bulan
5 bulan

keadaan seperti ini yang disebut dengan tanda Hegar.


Sebesar telur bebek
Sebesar telur angsa
Berbentuk bulat
Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, rahim
terasa tipis, itulah sebabnya mengapa bagian-bagian
janin ini dapat dirasakan melalui perabaan dinding
perut.

3. Posisi rahim dalam kehamilan. Dalam posisi antefleksi atau retrofleksi.


4. Vaskularisasi.
Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang dan anakanak cabangnya, pembuluh darah mengembang dan bertambah.
b) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta yang akan mengambil ahli pengeluaran estrogen dan
progesterone.
c) Vagina dan vulva.
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan
vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau kebiruan, kondisi
ini disebut tanda Chadwick.
2) Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya meningkat 30-50%. Peningkatan ini dimulai terjadi pada saat usia
kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28
minggu. Selama trimester kedua biasanya tekanan darah meurun tetapi akan
kembali normal pada trimester ketiga.

10

Nadi dan tekanan darah arteri cenderung menurun terutama pada trimestr II,
kemudia naik lagi seperti masa pra kehamilan. Tekanan vena pada ekstermitas
atas dan bawah dalam batas-batas normal, namun cenderung naik setelah
trimester pertama. Nadi menjadi 84 kali/menit.
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran
darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
3) Sistem gastrointestinal
Biasanya pada penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang
menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lkambung dan transit usus. Hal
ini mungkin merupakan akibat jumlah progesteron yang besra selama proses
kehamilan dan menurunnya kadar motalin-suatu peptida hormonal yang diketahui
memengaruhi otot-otot halus atau keduanya. Pada saat persalinan, khususnya
setelah pemberian analgesik, waktu pengosongan lambung secara khas sangat
memanjang. Bahaya utama anastesi adalah regurgitasi dan aspirasi, baik isi
makanan maupun asam lambung.
Hormon esterogen membuat pengeluaran asam lambung emningkat yang dapat
menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi), daerah
lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari
yang disebut morning sickness. Muntah yang terjadi pada ibu hamil disebut
emesis gravidarum. Apabila muntah berlebihan dan mengganggu kehidupan
sehari-hari disebut hiperemesis gravidarum.
c. Lambung dan Esofagus
Pirosis merupakan kejadian yang umum pada kehamilan, paling mungkin
disebabkan oleh refluks sekret-sekret asam ke esofagus bagian bawah. Posisi
lambung yang berubah mungkin ikut menyumbang pada seringnya terjadi
peristiwa ini. Tonus esofagus dan lambung berubah selama kehamilan dengan

11

tekanan intraesofagus yang lebih rendah dari tekanan lambung lebih tinggi. Selain
itu, pada saat yang bersamaan peristaltik esofagus mempunyai kecepatan
gelombang dan amplitudo yang rendah (Ulmsten dan Sundstrom, 1978).
Perubahan-perubahan tersebut menyokong terjadinya refluks gastroesofageal
yang menimbulkan heart burn.
d. Usus Kecil, Besar, Dan Apendiks
Oleh karena kehamilan yang berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh
uterus yang membesar ke arah atas dan lateral. Sebagai akibatnya, apendiks
sebagai contoh biasanya bergeser ke arah atas, lateral, dan sering kali emncapai
pinggang kanan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tonus serta motilitas dari
lambung dan usus berkurang selama kehamilan.
Hormon progesteron menimbulkan gerakan usus makin berkurang (relaksasi otototot polos) sehingga makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang
telah dicerna lebih lama di dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorbsi,
tetapi dapat menimbulkan konstipasi dimana hal ini merupakan salah satu keluhan
dari ibu hamil. Konstipasi juga dapat terjadi karena kurangnya aktivitas/senam
dan penurunan intake cairan.
e. Hati
Pertumbuhan ukuran hati pada beberapa binatang dapat terlihat dengan jelas,
tetapi sebaiknya pada kehamilan manusia, pembesaran hati tersebut tidak dapat
terlihat. Selain itu, dengan evaluasi histologis hati yang didapat dengan biopsi,
termasuk pemeriksaan dengan mikroskop elektron menyatakan tidak ada
perbedaan yang jelas dari morfologi hati yang terjadi sebagai respon terhadap
kehamilan normal. Perubahan terjadi secara fungsional yaitu dengan menurunnya
albumin plasma dan globulin plasma dalam rasio tertentu. Kejadian ini
merupakan kejadian yang normal pada wanita hamil. Pada wanita yang tidak
hamil kondisi tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit pada hati.
f. Kandung Empedu

12

Fungsi kandung empedu berubah selama kehamilan karena pengaruh hipotoni


dari otot-otot halus. Selama melakukan SC, potter (1936) cukup sering
menemukan empedu teregang namun hipotonik dan aspirat empedu cukup kental.
Secara umum diterima bahwa kehamilan menjadi predisposisi pembentukan batu
empedu.
Perubahan sistem pencernaan yang dirasakan ibu hamil adalah sebagai berikut:
1) Trimester 1
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek (nausea). Hal ini
mungkin dikarenakan kadar hormon esterogen yang meningkat. Tonus otot-otot
traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorbsi,
tetapi menimbulkan konstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan
utama wanita hamil. Tidak jarang dijumapai adanya gejala muntah (emesis) pada
bulan-bulan pertam kehamilan. Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai
morning sickness. Apabila emesis terjadi terlalu sering dan terlalu banyak
dikeluarkan (hiperemesis gravidarum), maka keadaan ini patologik. Hipersalivasi
sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada
beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan
dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi
rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya dalah Pica (mengidam) yang sering
dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi.12
2) Trimester 2 dan 3
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat.
Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang
membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut
khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral. Wasir
(hemoroid) cukup sering terjadi pada kehamilan. Sebagian besar hal ini terjadi

13

akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena
henoroidal. Panas perut terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke
dalam esofagus bagian bawah (Sunarsih, 2011).
4)

Sistem metabolisme

Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan ini
terjadi ketika trimester akhir. Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 100
mg, 500 mg dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel daeah merah dan 300 mg
untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg
sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Pada metabolism
lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol sampai 350 mg atau lebih cc. hormone
samotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak payudara. Deposit
lemak lainnya tersimpan di badan, perut, paha dan lengan.
Pada metabolism mineral yang terjadi adalah sebagai berikut:
a) Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk
pembentukan tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram.
b) Fosfor. Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari
c) Air. Wanita hamil cenderung mengalami resistensi air.
5) Sistem Muskuloskeletal
Estrogen dan progesterone memberik efek maksimal pada relaksasi otot ligament
pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk
meingkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada kahir kehamilan dan
pada saat kelahiran. Ligament pada simfisis pubis dan sakroiliakan akan
menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari estrogen. Simfisis pubis melebar
sampai 4 mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrokoksigeus tidak teraba,
diikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.
6) Kulit
Cloasma gravidarum (topeng selama kehamilan) adalah bintik-bintik pigmen
kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga

14

terjadi di sekeliling putting susu sedangkan di perut bagian bawah bagian tengah
tampak garus gelap, yaitu spider angioma (pembuluh darah kecil yang member
gambaran seperti laba-laba).
7) Payudara
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak perubahan
sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati oleh
ibu adalah sebagai berikut:
a. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat.
b. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli.
c. Bayangan vena-vena lebih membiru.
d. Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu.
e. Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning.9
Perkembangan payudara ini terjadi karena pengaruh hormon saat kehamilan yaitu
esterogen, progesteron, dan somatomamotropin.
Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI, antara lain
sebagai berikut.
a. Esterogen.
1) Menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara.
2) menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara
tampak semakin besar.
3) Tekanan serat saraf akibatpenimbunan lemak, air, dan garam menyebabkan rasa
sakit pada payudara.
b. Progesteron
1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
2) Menambah sel asinus.
c. Somatomamotropin.
1) Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan
laktoglobulin.

15

2) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.12


Perubahan payudara pada ibu hamil:
a. Payudara menjadi lebih besar.
b. Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.
c. Glandula Montgomery makin tampak menonjol di permukaan areola mammae.
d. Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu akan keluar cairan putih
jernih (kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.
e. Pengeluaran ASI belum terjadi karena prolaktin ini ditekan oleh PHH
(Prolactine Inhibiting Hormone).
f. Setelah persalinan, dengan dilahirkannya plasenta, maka pengaruh esterogen,
progesteron, dan somatomamotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga
prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi.12
9) Sistem Endokrin
Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH dan FSH.
Follicle stimulating hormone (FSH) merangsang folikel de graaf untuk menjadi
matang dan berpindah ke permukaan ovarium di mana ia dilepaskan. Folikel yang
kosong dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi
progesteron. Progesteron dan esterogen merangsang poliferasi dari desidua
(lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan
terjadi. Plasenta, yang terbentuk secra sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah
pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi
esterogen dan progesterone.
10) Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Berat Badan
Peningkatan berat badan selama kehamilan juga mencakup produksi konsepsi
(janin, plasenta dan cairan amniotik), dan hipertropi beberapa jaringan maternal
(uterus,

payudara,

darah,

cadangan

lemak,

cairan

ekstraselular

dan

ekstravaskular). Sebagian besar protein terdapat pada janin, tetapi terdapat juga

16

pada uterus, darah, plasenta dan payudara. Sebaliknya, sebagian besar deposit
lemak terdapat pada jaringan adipose maternal, terutama regiogluteal dan paha
atas, dan juga janin yang merupakan satu-satunya hal penting utama lainnya.
Peningkatan berat badan janin terjadi dengan lambat pada pertengahan pertama
kehamilan dan meningkat lebih cepat pada 20 minggu kedua. Peningkatan berat
plasenta terjadi berlawanan, lebih cepat pada pertengahan pertama kehamilan.
Cairan amniotik meningkat dengan cepat sejak minggu ke 10, dari 300 ml pada 20
minggu, hingga puncaknya 1000 ml pada 35 minggu, kemudian mengalami
sedikit penurunan. Berat uterus bertambah lebih cepat pada 20 minggu pertama.
Berat payudara dan volume darah meningkat secara stabil selama kehamilan.
Sebagian besar lemak yang di peroleh disimpan pada 30 minggu pertama.
Sebagian besar cairan di retensi pada 30 minggu pertama tetapi meskipun tidak
terjadi edema klinis 2 hingga 3 liter, cairan ekstraselular mengalami retensi pada
10 minggu terakhir.
Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg
diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan
resiko komplikasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat badan
bayi lahir rendah.
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema, laju
metabolit, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik, dan
ukuran janin, semuanya harus di perhitungkan. Usia maternal, ukuran tubuh
prakehamilan, paritas, ras-etnisitas, hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi
pola peningkatan berat badan maternal.
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan pada
indeks masa tubuh prakehamilan, yang menggambarkan perbandingan antar berat
badan dan tinggi badan ibu.
Tabel 3. Rekomendasi kenaikan total berat badan ibu hamil berdasarkan berat
badan ibu sebelum hamil.

17

Berat Badan Sebelum Hamil

BMI

Kenaikan BB total yang

[BB/TB(m)2]
dianjurkan (Kg)
Berat Badan Kurang (Underweight)
<19,8
12,5-18
Berat Badan Normal (normalweight) 19,8-26,0
11,5-16
Berat Badan Berlebih (overweight)
26,0-29,0
7-11,5
Obesitas
>29,0
<6,8
(Institut of Medicine: Nutrition during Pregnancy, Washington, DC, 1990,
National Academy Press)
Secara umum pertumbuhan optimal bayi yang belum lahir terjadi jika ibu yang
memiliki BMI prakehamilan rendah (<20) mengalami peningkatan lebih banyak,
dan pada ibu yang memiliki BMI tinggi (>27) peningkatan berat badannya lebih
sedikit daripada ibu yang memasuki kehamilan dengan berat badan sehat.13
11) Sistem Pernafasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan
pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit
berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya. 14
Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernafasan menyebabkan penurunan
ambang karbon dioksida. Progesteron dan esterogen di duga menyebabkan
peningkatan sensitivitas pusat pernafasan terhadap karbon dioksida. Selain itu,
kesadaran wanita hamil akan kebutuhan nafas meningkat. Beberapa wanita
mengeluh mengalami dispnea saat istirahat.
Meskipun fungsi paru tidak terganggu oleh karena kehamilan, penyakit saluran
pernafasan mungkin akan lebih serius selama kehamilan. Tidak diragukan lagi
bahwa yang menjadi faktor penting adalah peningkatan kebutuhan oksigen yang
ditimbulkan oleh kehamilan serta mungkin peningkatan volume penutupan kritis,
terutama saat telentang.15
12) Sistem Neurologi

18

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat menyebabkan timbulnya


gejala neurologis dan neuromuskular berikut:
a. Kompresi saraf panggul atau stasis vaskular akibat pembesaran uterus dapat
menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
b. Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri tarikan pada saraf atau
kompresi akar saraf.
c. Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel
syndrome selama trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf median di
bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai oleh
parestesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada
sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku. Tangan yang
dominan biasanya paling banyak terkena.
d. Akroestesia (rasa baal dan gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu yang
membungkuk dirasakan oleh beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini
berkaitan dengan tarikan pada segmen pleksus brakialis.
e. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak
pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan
gangguan penglihatan, seperti kesalahan refraksi, sinusitis, atau migren.
f. nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering
terjadi pada awal kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural, atau
hipoglikemia mungkin merupakan keadaan yang bertanggung jawab atas gejala
ini.
g. Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuskular, seperti
kram otot atau tetani.
2.2 Konsep Prebiotik
2.2.1 Definisi Prebiotik

19

Prebiotik adalah kabohidrat yang dapat dicerna oleh tubuh, namun dicerna
oleh mikroba yang menguntungkan dalam tubuh, sehingga meningkatkan
kesehatan. Prebiotik didefinisikan sebagai ingredient yang tidak dapat yang
menghasilkan pengaruh menguntungkan terhadap inang dengan cara menstimulir
secara selektif pertumbuhan satu atau lebih sejumlah mikroba terbatas pada
saluran pencernaan. Terdapat 2 jenis fruktooligosakarida (FOS) yang cocok
dengan definisi tersebut iaitu oligofruktosa dan inulin. Pihak lain juga
mengklasifikasikan galaktooligosakarida (GOS) sebagai prebiotik.5
Prebiotik yang banyak dikenal dan digunakan adalah oligosakarida (yang
terdiri

atas

rafinosa

dan

stakiosa),

Fukto-oligosakarida

(disebut

juga

oligofruktosa), inulin, laktulosa dan Laktosukrosa. Oligosakarida yang tidak


dicerna seperti rafinisa, fruktooligosaka-rida (FOS), gaktosaoligosaka-rida (GOS),
ismaltooligosakarida atau trangalaktosa-siloligosakarida (TOS) telah diketahui
dapat meningkatkan jumlah bifidobakteria indigenus dan bakteri asam laktat
lainnya.3
Prebiotik pertama kali ditemukan dan dinamai oleh Marcel Roberfroid
pada tahun 1995. Prebiotik ialah bahan makanan yang tidak dapat dicerna yang
menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas bakteri di dalam sistem pencernaan yang
bermanfaat pada kesehatan manusia. Prebiotik merupakan bahan yang tidak dapat
dicerna yang digunakan sebagai sumber tanaga bagi beberapa jenis bakteri yang
secara semula jadi tinggal usus kecil.3
Mengkonsumsi makanan yang mengandungi prebiotik sudah diamalkan
oleh nenek moyang kita baberapa ratus tahun yang lalu. Bukti yang terkuat adalah
dijumpainya sisa makanan yang mengandungi inulin-oligofructose, sotol, bawang
merah dan bawang putih telah djumpai di dalam gua di Amerika Utara. Selain itu,
dijumpai berbagai perkakas memasak yang digunakan pada masa itu. Selain itu
bahan yang sama juga dumpai di Australia sehingga ke Eropa kira-kira 30.000
tahun yang lalu. Bagi orang Asia pula, makanan yang mengandungi prebiotik

20

seperti bawang, daun ubi dan berbagai sayuran telah digunakan setiap hari dalam
masakan sehari-hari. Oleh karena itu, ini bukanlah merupakan suatu hal yang baru
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.16
Satu hal yang masih menimbulkan perdebatan berbagai pihak adalah
mengenai kandungan prebiotik dalam ASI. Ada pihak yang mengatakan bahwa
galaktosakarida dalam ASI adalah prebiotik. Selain itu, ASI mengandung
probiotik (bakteri yang membawa manfaat kepada kesehatan dan bakteri tersebut
biasanya ialah Bifidobacterium), dengan demikian ASI sudah pasti mengandung
prebiotik (makanan untuk bakteri-bakteri tersebut). Bayi memperoleh prebiotik
yang pertama dari ASI.17
2.2.2. Perbedaan antara Prebiotik dan Probiotik
Lilly dan Stillwell memperkenalkan istilah "probiotik" pada tahun 1965
untuk

nama

bahan

yang

dihasilkan

oleh

mikroba

yang

mendorong

pertumbuhanmikroba lain (FAO/WHO, 2001). Probiotik merupakan organisme


hidup yang mampu memberikan efek yang menguntungkan kesehatan hostnya
apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dengan memperbaiki keseimbangan
mikroflora intestinal pada saat masuk dalam saluran pencernaan.18
Definisi umum Probiotik atau dikenal dengan mikroorganisme baik
adalah preparat yang terdiri dari mikroba hidup yang dimasukkan ke dalam tubuh
manusia atau hewan secara oral. Mikroba hidup itu diharapkan mampu
memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan manusia atau hewan dengan
cara memperbaiki sifat-sifat yang dimiliki mikroba alami yang tinggal di dalam
tubuh manusia atau hewan tersebut.18
Definisi lain, Probiotik adalah bakteri hidup yang diberikan sebagai
suplemen makanan yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada kesehatan
pada manusia dan binatang, dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora
intestinal. Mikroflora yang digolongkan sebagai Probiotik adalah yang

21

memproduksi

asam

laktat

terutama

dari

golongan

Lactobacilli

dan

Bifidobacteria.18
Prebiotik adalah serat yang merangsang pertumbuhan bakteri yang
memberi manfaat pada flora normal di usus kecil. Namun demikian, prObiotik
merupakan mikroorganisme hidup yang diperoleh dari makanan yang kita makan
sehari-hari. Prebiotik ini akan melalui sistem pencernaan, masuk ke usus kecil dan
usus besar. Probiotik pada saat itu juga masuk ke usus kecil dan usus besar. Secara
normal (fisiologi), bakteri ini tidak merangsang aktivitas metabolik, namun
memberikan manfaat yang lain kepada tubuh.19 Manfaat-manfaat lain adalah
meningkatkan sistem imun. Prebiotik dan probiotik secara simbiosis bekerja sama
untuk memberikan manfaat kesehatan kepada tubuh manusia. Selain itu, akibat
sinergisme yang diperolehi akibat penggabungan prebiotik dan probiotik maka
banyak makanan tambahan serta suplemen yang telah diproduksi.3
2.2.3. Sumber Prebiotik
Secara dasarnya prebiotik merupakan karbohidrat (seperti oligosakarida),
tetapi bisa terdiri dari bahan bukan karbohidrat. Secara lazim, prebiotik
diklasifikasikan sebagai serat yang larut, yang mempunyai sifat khas yang tidak
dapat dicerna.3
Prebiotik ialah bahan yang secara selektif menghasilkan perubahan
spesifik dari segi komposisi dan aktivitas mikrofloora gastraointestinal, yang
mempunyai

manfaat

fruktooligosakarida

terhadap

(FOS)

yang

kesehatan
cocok

manusia.

dengan

Terdapat

definisi

jenis

tersebut

yaitu

oligofruktosa dan inulin. Pihak lain juga mengklasifikasikan galaktooligosakarida


(GOS) sebagai prebiotik.5
Para peneliti kini lebih fokus terhadap perbedaan prebiotik rantai pendek,
prebiotik rantai panjang, dan full spectrum prebiotic (prebiotik spektrum penuh).
Prebiotik rantai pendek, seperti oligofruktosa yang mengandungi 2-8 rantai per

22

molekul, lazimnya dihasilkan lebih cepat di sebelah kanan kolon, yang akan
memberikan nutrisi kepada bakteri di tersebut. Prebiotik rantai-panjang, seperti
inulin yang mengandungi 9-64 rantai per molekul dan dihasilkan dengan lebih
perlahan, menjadi sumber nutrisi terhadap bahagian kolon sbelah kiri.19
Prebiotik spektrum penuh dihasilkan dari rantai prebiotik yang penuh
(lebih kurang 2-62 rantai per molekul), dan menjadi sumber makanan kepada
bakteri ke hampir seluruh bagian kolon, contohnya ialah Oligofructose-Enriched
Inulin (OEI). Mayoritas dari penelitian yang dilakukan terhadap prebiotik
biasanya menggunakan OEI sebagai bahan penelitian.20
Prebiotik dijumpai dalam berbagai sumber makanan. Makanan yang
mengandung prebiotik antara lain kacang kedelai, keladi liar atau berbagai akar
sayuran seperti ubi kayu dan kacang-kacangan. Inulin pula bersumber dari oat
mentah, barley, dan gandum.21 Selain itu makanan sehari-hari kita seperti bawang
merah, bawang putih, timun, salad dan berbagai buah-buahan mengandungi
prebiotik. Buah-buahan seperti seperti pisang, nenas, rambutan dan semangka
juga kaya akan prebiotik.22
2.2.4 Mekanisme Prebiotik
Prebiotik yang banyak dikenal dan digunakan adalah oligosakarida (yang
terdiri

atas

rafinosa

dan

stakiosa),

Fukto-oligosakarida

(disebut

juga

oligofruktosa), inulin, laktulosa dan Laktosukrosa. Oligosakarida yang tidak


dicerna seperti rafinisa, fruktooligosaka-rida (FOS), gaktosaoligosaka-rida (GOS),
ismaltooligosakarida atau trangalaktosa-siloligosakarida (TOS) telah diketahui
dapat meningkatkan jumlah bifidobakteria indigenus dan bakteri asam laktat
lainnya.3 Dimana bakteri-bakteri tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan
bifidobacterium yang sering ditemukan di susu fermentasi. Pemberian susu yang
mengandung

FOS

dan

GOS

pada

ibu

hamil

terbukti

meningkatkan

bifidobacterium pada feses ibu hamil tersebut (Gambar 1), sehingga dapat

23

memberikan efek laksatif yaitu mempercepat pengeluaran pada system saluran


cerna atau melunakkan sisa saluran cerna.23

Gambar 1. Prebiotik dalam saluran cerna.23


Apabila dikonsumsi dengan dosis yang tepat dan cara yang benar, maka prebiotik
dapat mengobati atau mendukung pengendalian penyakit seperti kanker usus,
liver, sembelit dan diabetes mellitus. Frukto-oligosakarida (FOS) terdiri atas
residu fruktosa seperti yang terikat pada glukosa, dan telah dikembangkan sebagai
prebiotik potensial, sebagai sumber makanan bagi bakteri yang mengandung
bifidobacteria dalam usus.24

24

2.2.4. Manfaat yang Diperoleh dari Prebiotik


Terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari konsumsi prebiotik.
Manfaat utamanya adalah untuk mencegah konstipasi. Manfaat ini telah
dibuktikan dengan beberapa penelitian.16 Prebiotik FOS dan GOS dengan
perbandingan yang tepat 1:9 dapat membantu ibu menjaga kesehatan saluran
cerna dan menghindari masalah saluran cerna seperti konstipasi. Komposisi
prebiotik unik FOS:GOS 1:9 memberikan efek bifidogenik terhadap saluran cerna
ibu. Meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dan dengan demikian menekan
pertumbuhan bakteri pathogen yang menyebabkan penyakit. Selain itu dengan
adanya prebiotik, masalah konstipasi pada ibu hamil yang sering terjadi, akan
dapat ditekan insidensinya.6
Menurut Angelo, Banyak prebiotik adalah karbohidrat, yang dihasilkan di
usus besar, melalui proses fermentasi. Dengan pross fermentasi ini, gas yang akan
dihasilkan akan meningkatkan volume dan mengurangi masa transit hasil
pencernaan di dalam usus. Konstipasi ialah efek dari jangka waktu yang diambil
oleh hasil pencernaan yang lama di usus (masa transit yang panjang). Oleh itu,
dengan mengurangi jangka waktu ini, konstipasi dapat teratasi. Selain itu,
karbohidrat juga meningkatkan kandungan air di dalam usus dan asam yang
dihasilkan dari proses fermentasi bisa meningkatkan peristaltik usus. Kedua efek
ini juga akan mengurangi waktu transit makanan di usus.16
Prebiotik juga mengurangi pH usus. Efek ini terjadi akibat adanya
perubahan dari metabolisme fermentasi protein (menghasikan amoniak dan pH
yang tinggi) menjadi fermentasi karbohidrat (menghasilkan asam). Beberapa
penyakit seperti Crohn disease dan Irritable Bowel Syndrome (IBS) mempunyai
karekteristik pH yang tinggi. Prebiotik dapat menurunkan pH sehingga
mengurangkan gejala penyakit tersebut. Selain itu, pH usus yang rendah juga
meningkatkan pergerakkan usus dan melindungi dari serangan dari bakteri
patogenik.17

25

Prebiotik dapat mengembalikan keseimbangan flora di usus selepas


berlaku perubahan akibat penggunaan antibiotik, diare, stres dan penggunaan obat
lain selain antibiotik. Hal ini terjadi akibat adanya mekanisme yang secara selektif
menstimulasi pertumbuhan bakteri dari kumpulan tertentu. Hal ini seterunya akan
memperbaiki keadaan keseimbangan flora pada bahagian usus.25
Selain itu prebiotik dapat mengurangi risiko terhadap kanker kolorektal.
Produk yang dihasilkan melalui fermentasi protein, bisa meningkatkan risiko
kanker kolon rectal. Mengurangi fermentasi potein bisa menurunkan risiko ini.
Produk dari fermentasi karbohidrat oleh prebiotik dapat menurunkan risiko
kanker kolorektal.17
Prebiotik sendiri tidak membawa manfaat kepada sistem imun, tetapi
dengan mengobah flora usus, sistem imun tubuh bisa berpengaruh. Stimulasi ini
bisa berfaedah karena meningkatkan sistem imun terhadap patogen. Terdapat
banyak penelitian yang telah dijalankan terhdap efek prebiotik terhadap sistem
imun. Walaupun begitu tidak dikatakan jenis secera spesifik prebiotik yang
membawa manfaat kepada sistem imun tubuh.25

Gambar 2. Keuntungan Prebiotik dari Segi Kesehatan. 23

26

Untuk memperoleh oligosaccharides yang akan dipakai sebagai bahan prebiotik


dapat dilakukan melalui:

1) Ekstraksi langsung polysaccharides alami dari tumbuhan.26


2) Hidrolisis polysaccharides alami.26
3) Sintesis ensimatik dengan menggunakan hydrolases dan atau glycocyl
transferases, kedua enzim tersebut mengkatalisa reaksi transglikosilasi
sehingga terjadi oligosaccharides sintetik dari mono dan disaccharides.

Saat ini di Eropa, inulin type fructan yang dicirikan mengandung ikatan
fructosyl unit pada beta-2,1 sukrosa juga dipakai sebagai bahan prebiotik.
Jenis

prebiotik

FOS

(Fructooligosaccharides),

(Galactooligosaccharides), Lactulose,

inulin,

GOS

Lactitol. Bahan-bahan tersebut

paling sering dipakai sebagai prebiotik, disamping itu terdapat pula bahan
lain yang memenuhi criteria prebiotik misalnya, xylose, soya, dan
mannose.26
4) Dari ASI ibu.
Beberapa penelitian terhadap metabolik dari oligosakarida dalam ASI
telah digariskan bahwa zat ini bertahan dalam pencernaan dan mencapai
usus besar yang merangsang perkembangan bifidus predominan flora,
sehingga mewakili paradigma prebiotik. Oligosakarida yang tidak
digunakan pada tingkat kolik yang diekskresikan dalam tinja dan
bertindak sebagai serat makanan.27
2.2.5 Suplemen Prebiotik
Oleh karena banyak manfaat yang diperoleh dari prebiotik, maka berbagai
jenis suplemen prebiotik telah dipasarkan. Konsumsi suplemen prebiotik dapat
memenuhi jumlah prebiotik yang diperlukan agar fungsi tubuh dapat berjalan
dengan optimal.28

27

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Prebiotik adalah kabohidrat yang dapat dicerna oleh tubuh, namun dicerna
oleh mikroba yang menguntungkan dalam tubuh, sehingga meningkatkan
kesehatan. Prebiotik didefinisikan sebagai ingredient yang tidak dapat yang
menghasilkan pengaruh menguntungkan terhadap inang dengan cara menstimulir
secara selektif pertumbuhan satu atau lebih sejumlah mikroba terbatas pada
saluran pencernaan. Terdapat 2 jenis fruktooligosakarida (FOS) yang cocok

28

dengan definisi tersebut iaitu oligofruktosa dan inulin. Pihak lain juga
mengklasifikasikan galaktooligosakarida (GOS) sebagai prebiotik.
Prebiotik yang banyak dikenal dan digunakan adalah oligosakarida (yang
terdiri

atas

rafinosa

dan

stakiosa),

Fukto-oligosakarida

(disebut

juga

oligofruktosa), inulin, laktulosa dan Laktosukrosa. Oligosakarida yang tidak


dicerna seperti rafinisa, fruktooligosaka-rida (FOS), gaktosaoligosaka-rida (GOS),
ismaltooligosakarida atau trangalaktosa-siloligosakarida (TOS) telah diketahui
dapat meningkatkan jumlah bifidobakteria indigenus dan bakteri asam laktat
lainnya.
Konsumsi prebiotik juga dianjurkan selama kehamilan, menurut penelitian
yang dilakukan pemberina prebiotik FOS (Fruktooligosakarida) dan GOS
(Galaktooligosakarida) dengan perbandingan yang tepat 1:9 dapat membantu ibu
menjaga kesehatan saluran cerna dan menghindari masalah saluran cerna seperti
konstipasi. Meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dan dengan demikian
menekan pertumbuhan bakteri pathogen yang menyebabkan penyakit.
Prebiotik dijumpai dalam berbagai sumber makanan. Makanan yang
mengandung prebiotik antara lain kacang kedelai, keladi liar atau berbagai akar
sayuran seperti ubi kayu dan kacang-kacangan. Inulin pula bersumber dari oat
mentah, barley, dan gandum. Selain itu makanan sehari-hari kita seperti bawang
merah, bawang putih, timun, salad dan berbagai buah-buahan mengandungi
prebiotik. Buah-buahan seperti seperti pisang, nenas, rambutan dan semangka
juga kaya akan prebiotik.
Oleh karena banyak manfaat yang diperoleh dari prebiotik, maka berbagai
jenis suplemen prebiotik telah dipasarkan. Konsumsi suplemen prebiotik dapat
memenuhi jumlah prebiotik yang diperlukan agar fungsi tubuh dapat berjalan
dengan optimal.

29

DAFTAR PUSTAKA

1. Sousa VMC, Santos EF, Sgarbieri VC. The Important of Prebiotics in


Functional Foods and Clinical Practice. Food and Nutrition Sciences, 2011, 2,
133-144.
2. Kaur N, Gupta AK. Applications of Inulin and Oligofructose in Health and
Nutrition. J. Biosci. 27 703714
3. Roberfroid et al. Prebiotic effects: metabolic and health benefits. BJN An
International Journal of Nutritional Science, Vol 104 Supplement 2 August
2010.
4. Moehji, S., 2002. Ilmu Gizi (Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi). Jakarta: Bhratara.

30

5. Stephanie, S. dan Bernhard, W., 2007. Inulin and Oligofructose: Review of


Experimental Data on Immune Modulation. J Nutr; 137: 2563.
6. Wijayanti TA. 2010. Pengaruh Pemberian Prebiotik FOS dan GOS Terhadap
Penurunan Konstipasi Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III. Sinopsis
Tesis.
7. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
8. Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Alih bahasa:
Laily Mahmudah dan Gita Trisetyati. Jakarta: EGC
9. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC: Jakarta.
10. Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC. Jakarta.
11. Farer, Helen. (2009). Perawatan Maternal. Jakarta : EGC
12. Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YB-SP
13. Sunarsih, Tri. (2011). Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
14. Sulistyawati, A. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika
15. Cunningham, F G,dkk., 2005. Obstetri Williams Volume I. Jakarta : EGC.
16. Angelo, P.F. et al., 2002. Antitumorigenic Activity of the Prebiotic Inulin
Enriched with Oligofructose in Combination with the Probiotics Lactobacillus
rhamnosusand Bifidobacterium lactis on Azoxymethane-Induced Colon
Carcinogenesis in Rats. 1953-60.
17. Munjal, U., Glei, M., Pool-Zobel, B.L., Scharlau, D., 2009. Fermentation
Products of Inulin-type Fructans Reduce Proliferation and Induce apoptosis in
Human Colon Tumour Cells of Different Stages of Carcinogenesis British
Journal of Nutrition. 663-671
18. FAO WHO. 2001. Probiotics in Food. Health and Nutritional Properties and
Guidelines for Evaluation. FAO Food and Nutrition Paper 85.
19. Coxam, V., 2007. Current Data with Inulin-Type Fructans and Calcium,
Targeting Bone Health in Adults. J Nutr 137 (11): 2527.
20. Hunges, K., Ludger, H., and Blau, M., 2001. Oligofructose and Long-Chain
Inulin: Influence on the Gut Microbial Ecology of Rats Associated with a
Human Faecal Flora. British Journal of Nutrition. 2110-31

31

21. Almatsier, S.,2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
22. Koon, Y.et al., 2010. Antihypertensive Properties of Plant-Based Prebiotics.
School of Industrial Technology, Universiti Sains Malaysia.
23. Kelly G. Inulin-Type Prebiotics A Review: Part 1. Alternative Medicine
Review. Volume 13, Number 4 2008.
24. Barasi, Mary E. (2007). At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit Erlangga
25. Lomax, A.R., Calder P.C., 2010. Prebiotics, Immune Function, Infection and
Inflammation: A Review of the Evidence. Institute of Human Nutrition,
School of Medicine, University of Southampton.
26. Gibson, G.R., Roberfroid M.B., 1995. Dietary Modulation of the Human
Colonic Microbiota: Introducing the Concept of Prebiotics. J Nutr. 209- 220.
27. Coppa GV et al. Prebiotics in Human Milk: a review. Digestive and Liver
Disease 38 Suppl. 2 (2006) S2 91-S294.
28. Saavedra, J.M., Tschernia, A. Human Studies With Probiotics and Prebiotics:
Clinical Implications. British Journal of Nutrition (2002), 87, Suppl. 2, S241
S246

32

Anda mungkin juga menyukai