Anda di halaman 1dari 7

PAPER ZOOLOGI LAUT

PENYU HIJAU (Chelonia Mydas)

Disusun Oleh ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Luluatul Wakhidah
Falah Asadi Bisyri
Queennatama Tambunan
Daniel Giovanni
Hilmi Natan Aditya
Muhammad Faqih Ahkam
Awang Bagas Wiratama
Dewangga Bagus Pradana

(26020215130072)
(26020215130074)
(26020215130075)
(26020215130090)
(26020215130093)
(26020215140097)
(26020215140099)
(26020212130076)

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

PENYU HIJAU
(Chelonia mydas )

a. Pengertian
Penyu hijau (Chelonia mydas L) merupakan jenis penyu yang paling sering
ditemukan dan hidup di laut tropis. Dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang kecil
dan paruhnya yang tumpul. Ternyata nama penyu hijau bukan karena sisiknya
berwarna hijau, tapi warna lemak yang terdapat di bawah sisiknya berwarna hijau.
Tubuhnya bisa berwarna abu abu, kehitam-hitaman atau kecoklat- coklatan.
Penyu hijau adalah hewan reptil yang mempunyai kekhasan pada tubuhnya, yaitu
memiliiki tempurung punggung (karapaks) dan berukuran tubuh paling besar
dibandingkan jenis-jenis penyu lainnya. Beberapa bagian dari penyu hijau memiliki
nilai ekonomis penting. Dagingnya biasa dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan
persembahan pada upacara-upacara adat, telurnya memiliki khasiat tersendiri sebagai
campuran minuman kesehatan dan tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan
tempurungnya sebagai aksesoris rumah.
Penyu hjau (Chelonia mydas) merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena
populasinya yang terancam punah.Reptil laut ini mampu bermigrasi dalam jarak yang
jauh di sepanjang kawasan Samudera Hindia, Samudera Pasifik dan Asia
Tenggara.Pantai Paloh merupakan pantai peneluran penyu hijau terpanjang yang ada
di Indonesia, dengan total panjang pantai 63 km.
Penyu hijau (Chelonia mydas) merupakan salah satu kura-kura terbesar dengan
ukuran karapas berkisar 71-153 cm. Penyu hijau dapat mencapai berat hingga 205
kilogram. Penyu jantan berukuran lebih besar daripada penyu betina serta ekor yang
lebih panjang melampaui tempurungnya.Chelonia mydas memiliki karapas berwarna
kuning langsat hingga berwarna coklat, atau kadang-kadang hitam, tergantung pada
lokasi geografis dari spesies tersebut.Ada dua sub spesies, meliputi Chelonia mydas
mydas danChelonia mydasagassizii.

Gambar Penyu Hijau

B. Morfologi Dan Klasifikasi Penyu Hijau


Penyu hijau mempunyai beberapa ciri- ciri yaitu:

Karapaks sebagai penutup tubuh merupakan kulit keras yang terdiri dari 4

pasang sisik coastal


Memiliki 5 sisik vertebral dan 12 sisik marginal
Memiliki sisik prefrontal yang letaknya diatas hidung
Memiliki sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang
Kuku pada kaki depan hanya satu
Warna karapaksnya coklat atau kehitam-hitaman dan letak bagian karapaks

tidak saling mmenutupi satu sama lain


Bagian dorsal anak anak penyu (tukik) berwarna hitam dan bagian ventralnya
putih mulai dari kaki atau flipper

Gambar morfologi penyu hijau

Bagian bagian tubuh penyu:

1. Karapas yaitu bagian tubuh yang dilapisi zat tanduk, terdapat dibagian punggung
dan berfungsi sebagai pelindung
2. Plastron yaitu penutup pada bagian dada dan perut
3. Inframarginal yaitu keping penghubung antara bagian pinggir karapas dengan
plastron. Bagian ini dapat digunakan sebagai alat identifikasi.
4. Tungkai depan yaitu kaki berenang didalam air yang berfungsi sebagai alat
dayung.
5. Tungkai belakang yaitu kaki bagian belakang yang berfungsi sebagai alat
penggali.

Berikut adalah klasifikasi penyu hijau


Kingdom

: Animalia

Subkingdom

: Monera

Filum : Chordata
Subfilum

: Vertebrata

Class

: Reptilia

Subclass

: Anapsida

Ordo : Testudinata
Sub ordo

: Cryptonia

Famili : Cheloniidae
Genus : Chelonia
Spesies

: Chelonia mydas

C. Habitat Dan Makanan


Penyu hidup di dua habitat yang bebeda yaitu habitat darat sebagai tempat peneluran
(nesting ground) yang memiliki beberapa karekteristik dan habitat laut sebagai habitat
utama bagi keseluruhan hidupnya. Penyu hijau adalah jenis penyu yang tahan terhadap
kisaran suhu yang lebar (eurythermal), meskipun demikian penyu hijau ditemukan lebih
aktif bergerak di laut sub tropis bersuhu 18C - 22C dan di laut tropis bersuhu 26C30C. Penyu hijau pernah ditemukan di Laut Izu (Jepang) pada musim dingin ketika suhu
mencapai 13C. Pada suhu seperti ini, gerakan penyu hijau menjadi lemah.
Penyu hijau dewasa merupakan herbivora dengan makanan utamanya adalah lamun dan
alga, sedangkan tukik penyu hijau merupakan omnivora. Penyu hijau terdapat di kawasan

pesisir Afrika, India dan Asia Tenggara serta sepanjang garis pantai Australia dan
Kepulauan Pasifik Selatan.

D. Perkembangbiakkan Penyu Hijau


Penyu berkembang biak secara bertelur (ovipar). Usia untuk kematangan seksualnya
tidak pasti. Sampai saat ini diperkirakan 45-50 tahun. Habitat untuk bertelur penyu

memiliki persyaratan umum antara lain:


pantai mudah dijangkau dari laut
posisinya harus cukup tinggi agar dapat mencegah telur terendam oleh air

pasang tertinggi
pasir relatif lepas (loose) serta berukuran sedang untuk mencegah runtuhnya
lubang sarang pada saat pembentukannya.

Pemilihan lokasi ini merupakan habitat tempat bertelur yang disukai oleh penyu
dengan keadaan lingkungan bersalinitasi rendah, lembab, dan substrat yang baik
sehingga telur- telur penyu tidak tergenang air selama masa inkubasi.
Penyu hijau bertelur lebih dari satu kali, dalam periode satu musim. Waktu bertelur penyu
hijau rata-rata membutuhkan waktu 2 jam atau lebih lama. Tahapan bertelur pada penyu
hijau umumnya berpola sama dengan penyu lainnya, yaitu:
a. Penyu muncul dari hempasan ombak.
b. Penyu terdiam sementara dan melihat sekelilingnya, penyu bergerak
bersamaan dengan pemilihan lokasi sarang.
c. Penggalian lubang untuk sarang telur.
d. Telur dikeluarkan satu per satu atau bersamaan 2-3 telur.
e. Lubang sarang ditutup pasir oleh penyu, lalu dilanjutkan dengan penyamaran
jejak.
f. Penyu kembali ke laut setelah bertelur.

E. periode Peneluran Penyu Hijau di Wilayah Indonesia

Musim di Indonesia berada dalam pengaruh angin muson. Angin muson timur bertiup
mulai bulan Mei sampai September sepanjang tahun dan angin muson barat bertiup mulai
bulan Desember sampai Maret. Pada bulan April - Mei dan Oktober - November arah
angin sudah tidak menentu, periode ini dikenal sebagai Musim Peralihan I dan Musim
Peralihan II atau pancaroba awal dan pancaroba akhir tahun.
Aktivitas peneluran penyu hijau sangat tergantung pada kondisi lingkungan setempat,
seperti musim dan tersedianya makanan di laut (Segara 2008). Kondisi lingkungan dalam
hal ini musim, berpengaruh pada saat induk betina akan bertelur. Pada periode musim
barat, angin bertiup kencang, disertai ombak besar, bahkan badai. Angin kencang akan
menerbangkan butir pasir dan kondisi pasir lebih sulit digali. Demikian pula bila saat
musim penghujan berlangsung yang menyebabkan pasir pantai jenuh air. Kondisi-kondisi
yang tidak biasa ini akan menunda penyu untuk bertelur.

DAFTAR PUSTAKA
Nuitja. 1992. Biologi Dan Ekologi Pelestarian Penyu Laut. Bogor : IPB Press
Nuitja, IN. S and I. Uchida. 1983. Study in The Sea in The Sean Rutle II: The nesting
Side Characteristis of The Hawksbill and Green Turtle. Bogor : IPB Press
Pradana, F., et all. 2010. Habitat Tempat Bertelurnya Penyu Hijau (Chelonia mydas)
di Kawasan Taman Wisata Alam Sungai Liku Kabupaten Sambas, Kalimantan
Barat. Journal Of Marine Research, vol 12 (06)

Putra. B., et all. 2014. Studi Karakteristik Biofisik Habitat Peneluran Penyu Hijau
(Chelonia mydas) di Pantai Paloh, Sambas, Kalimantan Barat. Journal Of
Marine Research, vol 3 (3)
Yusuf , A. 2000. Mengenal Penyu. Jakarta : Yayasan Alam Lestari

Anda mungkin juga menyukai