Anda di halaman 1dari 24

FUNDAMENTALS OF ISLAM

TAJUK :
HEDONISME : PUNCA DAN CARA MENGATASI
NAMA PENSYARAH :
NURUL HIDAYAH AWANG @ AB RAHMAN
KELAS :
D1BM1111D
AHLI KUMPULAN :
1.
2.
3.
4.

FARIN AZMA ZAHANA BINTI AWANG


SITI NURYUSREEZA BINTI MUHAMMAD YUSREE
NURHANAN BINTI MOHAMAD PAUDIL
NUR SYAFINAZ BINTI SHAFIE

SESI :
1 (JUN OKTOBER 2016)

ISI KANDUNGAN

BIL.

KANDUNGAN

HALAMA
N

1.

PENDAHULUAN

1-2

2.

LATAR BELAKANG HEDONISME

3.

TOKOH HEDONISME

4-6

4.

KONSEP UMUM HEDONISME

7-9

5.

TANGGAPAN ISLAM TERHADAP BUDAYA HEDONISME

10-12

6.

PUNCA-PUNCA BUDAYA HEDONISME

13-14

7.

KESAN-KESAN HEDONISME

15-16

8.

CARA-CARA MENGATASI BUDAYA HEDONISME

17-18

9.

CADANGAN

19

10.

KESIMPULAN

20

11.

RUJUKAN

21

PENDAHULUAN

Penularan budaya hedonisme di kalangan anak muda kita pada hari ini bukanlah
merupakan satu fenomena yang baru. Ini kerana, aliran tersebut telah lama berkembang di
Eropah Barat sekitar kurun 14 15 dan kemudiannya budaya tersebut menjalar seluruh dunia
(Ira O. Wade, 1967). Sama ada secara sedar atau tidak, budaya hedonistik tersebut telahpun
menodai kehidupan manusia yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai agama dan normanorma masyarakat. Dengan kata lain, doktrin hedonistik yang bersifat materialistik cenderung
untuk melahirkan manusia yang dibuai dengan ilusi, kebebasan yang mutlak dan gaya hidup
bebas sehingga mengorbankan nilai-nilai akhlak dan moral. Hasilnya, akan lahirlah manusia
yang di dalam dirinya meletakkan symbol keseronokan dan kemewahan yang berlebihan
sehingga menjadi keutamaan dalam kehidupan seharian.
Senario yang berlaku pada hari ini memperlibatkan sebahagian besar golongan muda
telah terdedah dengan budaya hedonisme melalui proses globalisasi sosio budaya. Melalui
pelbagai medium, golongan muda akan menjadi sasaran utama proses globalisasi yang
didalangi oleh pihak barat. Oleh yang demikian, tidaklah menghairankan apabila nilai-nilai
tradisi sosio budaya masyarakat melayu yang terkenal dengan nilai-nilai luhur telah melalui
proses penghakisan dan digantikan dengan sistem nilai yang berasaskan budaya hedonisme.
Aliran ini seolah-olah membentuk ritualnya yang tersendiri, nilai-nilai hidup dan ideologi
untuk menggantikan sistem sosio budaya yang sekian lama dianuti oleh masyarakat.
Tegasnya, hedonisme bersifat kontra tradisi disebabkan aliran ini menegakkan perkaraperkara lencongan yang negatif counterfeits sebagai ganti kepada nilai-nilai tradisi yang
diiktiraf sebahagian daripada norma-norma masyarakat.

Oleh yang demikian, dalam keghairahan remaja mengejar gaya hidup bebas dan bersuka
ria mereka sanggup melakukan pelbagai perkara yang boleh memberi kepuasan dan
keseronokan yang optimum meskipun dengan cara meniru budaya hidup barat. Gaya hidup
sedemikian seolah-olah dilabelkan sebagai simbol yang prestij dalam sistem stratifikasi sosial
bagi aliran hedonisme. Penonjolan budaya tersebut di kalangan remaja dapat dilihat melalui
gaya hidup yang mementingkan hiburan yang melampau, penyalahgunaan dadah, kehidupan
yang mewah melebihi daripada kemampuan dan sebagainya.

Contohnya, pergaulan bebas yang melampaui batas, berhibur dengan cara berlebihan dan
perlu ke tempat yang eksklusif, begitu juga dengan pakaian perlu dari jenis yang berjenama
dan bergaya untuk memperlihatkan kehebatan dan kepuasan kepada pemiliknya.
Kecenderungan untuk hidup bermewah dan mendapatkan hiburan yang melampau boleh
mendedahkan golongan tersebut kepada kemelut gejala sosial dan akhirnya terlibat dengan
kegiatan jenayah.

LATAR BELAKANG

Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar tahun 433 SM. Hedonisme ingin
menjawab pertanyaan filsafat "apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?" Hal ini diawali
dengan Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir
manusia. Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa yang menjadi hal
terbaik bagi manusia adalah kesenangan. Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak masa
kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak mencapainya, manusia itu akan mencari
sesuatu yang lain lagi. Pandangan tentang 'kesenangan' (hedonisme) ini kemudian dilanjutkan
seorang filsuf Yunani lain bernama Epikuros (341-270 SM). Menurutnya, tindakan manusia
yang mencari kesenangan adalah kodrat alamiah. Meskipun demikian, hedonisme Epikurean
lebih luas karena tidak hanya mencakup kesenangan badani sajaseperti Kaum Aristippos--,
melainkan kesenangan rohani juga, seperti terbebasnya jiwa dari keresahan.

TOKOH HEDONISME
Aristippus
Aristippus dari Kyrene adalah seorang filsuf Yunani yang memperlajari ajaran-ajaran
Protagoras. Ini dilakukannya selama berada di kota asalnya, yaitu Kyrene, Afrika Utara.
Aristippus kemudian mencari Sokrates dan menjalin hubungan baik dengannya. Setelah
Sokrates wafat, Aristippos tampil sebagai "Sofis" dan menjadi guru profesional di Atena.
Lalu di Kyrene ia mendirikan sekolah yang dinamakan ''Cyrenaic School'' yang merupakan
salah satu sekolah Sokratik yang tidak dominan. Sekolah ini mengajarkan perasaan-perasaan
sebagai kebenaran yang paling tepat dalam hidup. Kesenangan adalah baiktermasuk juga
kepuasan badani--. Kehidupan orang bijak selalu mencari jaminan kesenangan maksimal.

Aristippus menyetujui pendapat Sokrates bahwa keutamaan adalah mencari "yang baik".
Akan tetapi, ia menyamakan "yang baik" ini dengan kesenangan "hedone". Menurutnya, akal
(rasio) menusia harus memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan kesusahan. Hidup
yang baik berkaitan dengan kerangka rasional tentang kenikmatan.

Kesenangan menurut Aristoppus bersifat badani (gerak dalam badan). Ia membagi


gerakan itu menjadi tiga kemungkinan:
1. Gerak kasar, yang menyebabkan ketidaksenangan seperti rasa sakit
2. Gerak halus, yang membuat kesenangan
3. Tiada gerak, yaitu sebuah keadaan netral seperti kondisi saat tidur.

Aristippus melihat kesenangan sebagai hal aktual, artinya kesenangan terjadi kini dan di sini.
Kesenangan bukan sebuah masa lalu atau masa depan. Menurutnya, masa lalu hanya ingatan
akan kesenangan (hal yang sudah pergi) dan masa depan adalah hal yang belum jelas.

Meskipun kesenangan dijunjung tinggi oleh Aristoppus, ada batasan kesenangan itu
sendiri. Batasan itu berupa pengendalian diri. Meskipun demikian, pengendalian diri ini
bukan berarti meninggalkan kesenangan. Misalnya, orang yang sungguh-sungguh mau
mencapai nikmat sebanyak mungkin dari kegiatan makan dan minum bukan dengan cara
makan sebanyak-banyaknya atau rakus, tetapi harus dikendalikan/dikontrol agar mencapai
kenikmatan yang sebenarnya.

Epikuros

Epikuros lahir tahun 342 SM di kota Yunani, Samos, dan meninggal di Atena tahun 270
SM. Ajaran Epikuros menitikberatkan persoalan kenikmatan. Apa yang baik adalah segala
sesuatu yang mendatangkan kenikmatan, dan apa yang buruk adalah segala sesuatu yang
menghasilkan ketidaknikmatan. Namun demikian, bukanlah kenikmatan yang tanpa aturan
yang dijunjung Kaum Epikurean, melainkan kenikmatan yang dipahami secara mendalam.
Kaum Epikurean membedakan keinginan alami yang perlu (seperti makan) dan keinginan
alami yang tidak perlu (seperti makanan yang enak), serta keinginan yang sia-sia (seperti
kekayaan/harta yang berlebihan). Keinginan pertama harus dipuaskan dan pemuasannya
secara terbatas menyebabkan kesenangan yang paling besar. Oleh sebab itu kehidupan
sederhana disarankan oleh Epikuros. Tujuannya untuk mencapai ''Ataraxia'', yaitu
ketenteraman jiwa yang tenang, kebebasan dari perasaan risau, dan keadaan seimbang.

Epikuros sangat menegaskan kebijaksanaan (phoronesis). Menurutnya, orang yang


bijaksana adalah seorang seniman yang dapat mempertimbangkan pilihan nikmat atau rasa
sakit. Orang bijaksana bukanlah orang yang memperbanyak kebutuhan, tetapi mereka yang
membatasi kebutuhan agar dengan cara membatasi diri, ia akan mencapai kepuasan. Ia
menghindari tindakan yang berlebihan. Oleh karena itu, ada sebuah perhitungan yang
dilakukan oleh Kaum Epikurean dalam mempertimbangkan segi-segi positif dan negatif
untuk mencapai kenikmatan jangka panjang dan mendekatkan diri kepada ataraxia.

Kebahagiaan yang dituju oleh Kaum Epikurean adalah kebahagiaan pribadi (privatistik).
Epikuros menasihatkan orang agar tidak mendekatkan diri kepada kehidupan umum
(individualisme). Ini bukanlah egoisme. Menurut Epikuros, kebahagiaan terbesar bagi
manusia adalah persahabatan. Berkumpul dan berbincang-bincang dengan para kawan dan
membina persahabatan jauh lebih menguntungkan dan membantu mencapai ketenangan jiwa.

Jeremy Bentham

Bentham adalah pendiri pandangan utilitarian, dia memiliki hubungan erat dengan John
Stuart Mill. Bentham membagi prinsip manusia kepada tiga hal yakni ascesticism, sympathy,
dan anthipathy. Menurut Bentham tugas negara adalah mengarahkan warganya kepada
kesenangan, untuk menjamin kesenangan adalah tugas dari negara untuk menggunakan
metode hadiah dan hukuman pada warganya

KONSEP UMUM HEDONISME

Secara literalnya, hedonisme berasal dari perkataan Greek iaitu hedone pleasure + ism
(http://en.wikipedia.org/wiki/Hedonism, capaian pada 5.6.2006). Ia boleh dijelaskan sebagai
cara pemikiran yang memberi keseronokan yang diterima oleh masyarakat umum. Dengan
kata lain, ia bermaksud mencapai kemuncak keseronokan pleasure is the highest good. Dari
satu sudut yang lain, hedonisme merupakan satu doktrin yang memberi dorongan motivasi
kepada seseorang untuk bertindak mencapai keseronokan atau kebahagiaan dan mengelakkan
unsur-unsur yang boleh mendatangkan kesedihan.

Umumnya, ideologi hedonistik memfokuskan kepada perkara yang boleh meningkatkan


keseronokan dan mengurangkan perkara-perkara yang boleh memberikan kesedihan
increasing pleasure and reduce pain. Berasaskan pemikiran tersebut, aliran hedonisme
berpendapat unsur-unsur yang boleh mendatangkan kesedihan atau kesusahan merupakan
satu belenggu yang merantai manusia untuk mengecapi kebahagiaan, keseronokan,
kesenangan dan ketenangan. Akibatnya manusia tidak mempunyai kebebasan dalam hidup
disebabkan adanya batasan yang telah digariskan sama ada yang telah ditentukan oleh agama
atau norma-norma hidup masyarakat. Aliran hedonisme dianggap sebagai kunci yang boleh
merungkai segala permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Sekiranya agama telah
menentukan garis panduan yang perlu dipatuhi oleh penganutnya, maka aliran hedonisme
memberi kebebasan yang mutlak kepada pengikutnya asalkan ia boleh memberi kesenangan
dan keseronokan. Lazimnya, falsafah hedonistik ini lebih menjurus kepada perkara-perkara
yang berkaitan dengan zina.

7
Pada prinsipnya, idea disebalik pemikiran hedonistic memberi gambaran bahawa setiap
aktiviti perlakuan manusia boleh diukur dengan menggunakan mekanisme penilaian untuk
mengetahui berapa banyak nilai keseronokan diperolehi dan berapa kecil nilai kesedihan dan
kesusahan dihasilkan. Secara ringkasnya, prinsip yang menjadi pegangan aliran hedonisme
ialah memaksimumkan keseronokan pada tahap skala yang tinggi dan meminimumkan unsurunsur kesedihan. Menyentuh perkara ini, para sarjana Barat seperti John Stuart Mill (18061873) dan Jeremy Bentham (1748-1832) (dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Hedonism
capaian pada 5.6.2006) telah mengungkap pendapat mereka dalam sebuah penulisan yang
bertajuk Utilatarianism and Other Essays menjelaskan prinsip pegangan golongan
hedonisme mempunyai perkaitan dengan teori utilatarianisme.

Meskipun begitu, pendokong aliran humanisme pula menegaskan bahawa teori tersebut
hanya mendorong mereka mengejar perkara-perkara yang mendatangkan keseronokan dan
kegembiraan semata-mata dan perkara tersebut diiktiraf oleh masyarakat umum. Berasaskan
pandangan yang diutarakan tersebut, John Stuart Mill dan Jeremy Bentham membuat
kesimpulan bahawa doktrin humanisme yang dipraktikkan berlaku sedikit lencongan dengan
prinsip asas yang dipegang oleh aliran utilatarianisme.

Menyentuh tentang budaya hedonisme, terdapat dua aliran pemikiran yang


membincangkan teori tersebut. Aliran yang pertama dipelopori oleh Jeremy Bentham (17481832), berpendapat teori tersebut perlu berasaskan kepada pendekatan yang bersifat
kuantitatif. Beliau percaya bahawa nilai keseronokan atau kegembiraan yang dikecapi oleh
manusia sepatutnya difahami secara kuantitatif. Apa yang penting, unsur keseronokan
tersebut boleh dinilai dengan cara kemuncak keseronokan didarab dengan tempoh masa. Oleh
yang demikian, tidak kira berapa nilai jumlah yang diperolehi namun perkara yang penting
ialah berapa lama tempoh masa keseronokan tersebut dapat dikekalkan dan nilai tersebut
perlu diambil kira.

8
Berbeza pula dengan aliran yang dipelopori oleh John Stuart Mill (1806-1873). Sarjana ini
berpendapat, teori hedonisme perlu menggunakan pendekatan kualitatif. Pada pandangan
beliau, terdapat perbezaan pada aras keseronokan bagi sesuatu perkara yang dilakukan oleh
manusia. Sudah tentulah kualiti keseronokan yang tinggi lebih baik dari yang sebaliknya.
Selanjutnya beliau membuat hujahan bahawa pada asasnya keperluan semua makhluk adalah
ringkas. Misalan yang disering dijadikan contoh dengan merujuk kepada khinzir. Tegasnya,
sifat binatang tersebut begitu ringkas kerana tidak memikirkan perkara yang kompleks dalam
kehidupannya. Walau bagaimanapun, reality keperluan manusia sering berbeza di antara satu
sama lain kerana ia cenderung dipengaruhi oleh pelbagai perkara yang merupakan halangan
dan kekangan untuk menilai degree keseronokan bagi tingkah laku yang sama.

Gaya hidup bebas dan menyeronokkan seperti yang diamalkan oleh pendokong hedonis
boleh memberi implikasi yang negatif kepada citra perkembangan peradaban manusia.
Gambaran ini boleh dilihat melalui kritikan yang dibuat oleh seorang sarjana Perancis iaitu
(Jean Baudrillard,1987) menegaskan realiti masyarakat kini sudah melampaui batas
kemanusiaan. Kritikan keras yang ditujukan kepada manusia yang bersifat sedemikian seperti
yang dnukilkan: More social than social; fatter than fat; more violent than violent; more
real than real(simulation), more beautiful than the beautiful(fashion).

TANGGAPAN ISLAM TERHADAP BUDAYA HEDONISME

Jika disingkap sejarah silam pada setiap zaman dan tempat tidak pernah sunyi para
Nabi dan Rasul memberi nasihat kepada umat mereka masing-masing tentang kepentingan
akhlak dalam kehidupan manusia (Mustafa Kamal Alias,2001). Lantaran itu, pada zaman
Nabi Muhammad S.A.W persoalan akhlak masih lagi merupakan sebahagian daripada tema
utama dalam ajaran yang murni tersebut. Sebagai contoh, pada saat kelahiran agama islam di
muka bumi Arab, masyarakat Arab Jahiliah pada masa tersebut berada dalam jurang
kesesatan yang dalam di samping mengamalkan tingkah laku di luar batasan norma luhur
manusia. Oleh yang demikian, citra hati budi bangsa Arab Jahiliah banyak disentuh oleh alQuran supaya ia menjadi pengajaran kepada asas pembentukan peradaban insan.

Kini pada zaman moden, dunia islam menghadapi pelbagai cabaran yang boleh
menghancurkan nilai-nilai rohaniah yang terdapat dalam ajarannya. Tanpa benteng aqidah
yang konkrit dan akhlak sebagai pendinding nescaya umat islam tidak mampu menghadapi
serangan musuh dari pelbagai sudut. Pelbagai manifestasi serangan musuh islam boleh dilihat
dengan lahirnya ideologi-ideologi dan aliran falsafah yang berselindung di bawah
modernisme termasuklah doktrin hedonistic (Wan Muhammad Ali,2000). Penghakisan nilainilai akidah yang murni tersebut akan melahirkan kelompok skeptis.

10
Dalam membincangkan kerangka hedonisme, sudah pastilah unsur keseronokan dan
kegembiraan merupakan intisari penting dalam aliran tersebut. Manusia dikatakan hidup
bahagia apabila mereka mencapai klimaks keseronokan dan kegembiraan di tahap yang
paling tinggi dan cuba mengelakkan elemen-elemen yang mendatangkan kesedihan dan
kesukaran. Bagi mencapai objektif tersebut, dalam keadaan tertentu manusia perlu bersikap
pesimistik dan negative. Sama ada manusia perlu bersikap positif atau negatif tidak menjadi
persoalan, apa yang penting ialah mencapai tahap keseronokan dalam hidup. Justeru itu, tidak
menjadi kesalahan sekiranya sesuatu tindak tanduk yang dilakukan dapat membantu
seseorang mencapai hasrat dan matlamatnya. Contohnya, di Barat mesyarakatnya bebas
melakukan penyimpangan seksual(homoseksual dan lesbian).

Islam tidak menghalang umatnya untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup. Namun,
kecenderungan yang berlebihan kepada kesenangan dan hiburan menjadikan manusia alpa
dan lalai dengan tipu daya dunia. Budaya sedemikian diibaratkan sebagai menggemukkan
jasad tetapi mematikan ruh. Keseronokan yang dikecapi tersebut hanyalah bersifat sementara
dan bukannya ketenangan yang hakiki. Sesungguhnya, budaya hedonisme jauh menyimpang
dengan ajaran agama islam yang kaya dengan nilai-nilai luhur yang terpuji. Apa yang jelas
budaya tersebut bertentangan dengan akidah islam kerana aliran tersebut bertuhankan nafsu.
Tunjang iman adalah akidah tauhidnya. Allah adalah penghabisan dalam segala tujuan hidup
setiap individu muslim(K.H Tarmizi Taher, 2003).

Sejarah telah membuktikan antara factor kejatuhan kerajaan Abbasiah adalah berpunca
dari sikap pemimpin dan rakyat yang mengutamakan kesenangan, kemewahan dan dibuai
dengan pelbagai bentuk hiburan. Mereka gagal menumpukan perhatian kepada soal
pembangunan insan dan negara dan akhirnya kelemahan tersebut dapat dikesan oleh musuh
menyebabkan empayar yang terbilang tersebut jatuh di pihak lawan. Contoh yang
dikemukakan tersebut membuktikan budaya hedonisme dipengaruhi oleh lintasan-lintasan
nafsu yang mendorong kepada perlakuan yang negatif.

11
Islam telah memberi garis panduan yang jelas kepada penganutnya untuk mencapai
kebahagiaan yang hakiki. Ajarannya bersifat sejagat dan sempurna dari lompang-lompang
kecacatan. Keunikan yang ada pada ajaran tersebut ia bersifat fleksibel pada nilai-nilai yang
relevan dengan reality dan keperluan masyarakat. Akidahnya berasaskan kepada wahyu ilahi
yang berfungsi sebagai kerangka asas pembentukan peradaban manusia. Gagasan Islam
bukanlah kompromi Barat dan Timur, bukanlah penyatuan pelbagai ideologi dan falsafah
dunia (Dr. Abdullah Yusuf Azam, 1996) sebaliknya Islam merupakan cerminan kepada
peradaban manusia yang hakiki.

Oleh yang demikian, petunjuk dan garis panduan yang telah ditetapkan oleh islam perlu
dijadikan pedoman dan sempadan untuk dipatuhi oleh manusia. Sesungguhnya iblis dan
syaitan sentiasa mencari jalan untuk menyesatkan manusia. Gambaran ini jelas terungkap
dalam kitab suci al-Quran al-Karim.
Firman Allah S.W.T yang bermaksud :
Dan tidak (dinamakan) kehidupan dunia melainkan permainan yang sia-sia dan hiburan
yang melalaikan; dan demi sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang yang
bertakwa. Oleh itu, tidakkah kamu mahu berfikir
(al-Anam;32)

Dalam surah yang lain Allah memberi peringatan kepada manusia tentang kecenderungan
manusia kepada perkara-perkara yang tidak menguntungkan dan merugikan.
Firman Allah S.W.T yang bermaksud :
Sedarlah wahai orang yang lalai. (Sebenarnya kamu tidak ingatkan kesudahan kamu)
bahkan kamu sentiasa mencintai (kesenangan dan kemewahan dunia) yang cepat habisnya.
Dan kamu tidak menghiraukan (bekalan untuk) hari akhirat (yang kekal abadi
kehidupannya).
(al-Qiyamah;20-21)

12

PUNCA-PUNCA BUDAYA HEDONISME

Terdapat pelbagai punca budaya hidonisme ini menular dalam kalangan masyarakat kita
pada hari ini. Kita seharusnya tidak memandang remeh terhadap perkara ini kerana
sememangnya budaya ini yang menjajah dan menghanyutkan pemikiran serta minda
masyarakat kita terutamanya golongan remaja. Berikut merupakan beberapa punca penularan
tersebut yang dapat di bincangkan:

PENGARUH MEDIA MASSA


Melalui perkembangan media massa, pengaruh budaya hedonisme ini dapat menular ke
negara ini dengan jayanya. Secara umumnya, hedonisme itu boleh dianggap neokolonialisme
yang dikhususkan serangannya kepada generasi muda oleh Barat. Pelbagai konsep dan cara
hidup seperti cara hidup Happy Go Lucky, melepak, mengunjungi pesta liburan, seks bebas
dan sebagainya adalah termasuk dalam tabiat ini. Secara jelas, konsep yang dikemukakan itu
hanya mementingkan kepuasan nafsu tanpa wujudnya sebarang panduan atau batasan tertentu
terutamanya ajaran agama. Melihat kepada situasi masyarakat pada hari ini, dapat
disimpulkan bahawa budaya ini telh berjaya mempengaruhi kehidupan masyarakat kini.

KEMUNCULAN PELBAGAI PUSAT HIBURAN


Budaya hedonisme ini begitu cepat menular di kalangan remaja yang terpengaruh dengan
keseronokan dan aktiviti yang dianggap dapat menghilangkan rasa bosan terutama remaja di
bandar besar. Dengan kemunculan pelbagai pusat hiburan di seluruh pelusuk negara bagai
cendawan yang tumbuh selepas hujan telah menyebabkan hedonisme merebak dengan pantas
tanpa disedari. Keadaan bertambah buruk apabila penyalahgunaan dadah begitu berleluasa.
Ini termasuk penggunaan pil Eecstasy yang banyak digunakan oleh remaja kota.

13
KERUNTUHAN INSTITUSI KEKELUARGAAN
Keruntuhan institusi keluarga dan kepincangan rumahtangga yang berpunca daripada
perceraian, poligami dan sebagainya juga memberi tekanan kepada jiwa remaja. Sekaligus
menyebabkan mereka bertindak mencari ketenangan di luar rumah dengan menghabiskan
masa bergaul dengan rakan-rakan yang memahami perasaan dan masalah mereka. Dengan
cara itu, mereka dapat melupakan masalah yang mereka hadapi seterusnya lena dibuai
keseronokan bersama kawan-kawan.

KURANG PENGAWASAN IBUBAPA


Sikap ibu bapa yang kurang memberikan pengawasan kepada anak-anak juga memberi
peluang kepada remaja-remaja ini untuk keluar berpeleseran dan menghabiskan masa
terluang dengan aktiviti yang tidak bermanfaat. Kebanyakan ibu bapa pada hari ini lebih
mengejar kemewahan duniawi dan kepentingan materialistik semata-mata sehingga
mengabaikan kebajikan anak-anak. Ekoran daripada sikap ibu bapa tersebut, anak-anak
pastinya terbiar, tidak dapat perhatian dan kasih sayang. Malah, lebih teruk lagi terdapat juga
anak-anak merasakan bahawa diri mereka tidak diperlukan lagi. Sehubungan dengan itu,
mereka mencari ketenangan serta keseronokan di luar dan bercampur dengan rakan-rakan
yang mengalami nasib yang sama.

PEGANGAN AGAMA YANG TIDAK TEGUH


Apabila pegangan agama masyarakat khususnya golongan muda tidak teguh, mereka
tidak akan mendapat 'makanan jiwa' dan inilah menyebabkan mereka mudah berpaut pada
nilai hedonisme ini. Kesan globalissasi dunia tanpa sempadan menjadi punca kepada
'cedukan' budaya keterlaluan hedonisme sehingga ada yang menghalalkan cara hidup barat
yang sekali gus bertentangan dengan resam negara ini. Justeru elemen kesederhanaan perlu
ada dalam diri setiap individu bagi menghalang hedonisme sebelum menjadi wabak.

14

KESAN-KESAN HEDONISME

Hedonisme menggariskan keseronokan sebagai tunjang utama kehidupan. Keseronokan ini


diputuskan sendiri oleh akal manusia. Hedonisme sedikit sebanyak bertepatan dengan
matlamat sekularisme yang mahu memastikan manusia bebas dari unsur ketuhanan. Antara
kesan-kesan penularan budaya Hedonisme ialah:

SUKAKAN KEBENDAAN(SKIM CEPAT KAYA)


Sejak akhir-akhir ini terlihat seolah-olah ada kecenderungan masyarakat untuk hidup mewah,
bergaya dan berhibur secara berlebih-lebihan. Pengaruh budaya hidup serupa inilah yang
menyebabkan masyarakat terus dibebani hutang. Keinginan untuk hidup mewah dan
dipercayai menyumbang kepada peningkatan kes terlibat dengan Skim Cepat Kaya.
Keinginan untuk mendapat keuntungan yang besar dengan kerja yang sedikit membuat ramai
dikalangan remaja terlibat dalam skim ini tanpa memikirkan halal atau haram.

PEMERKOSAAN
Jenayah yang tidak pernah lekang dari paparan Media Massa ini semakin hari semakin
meruncing. Sebanyak 24,635 kes rogol direkod oleh negara ini dari tahun 2003 hingga 2011.
Pada 2003, jenayah rogol mencatat 1,479 kes, 2004 (1,765), 2005 (1,931), 2006 (2,431),
2007 (2,098), 2008 (3,409), 2009 (3,626), 2010 (3,595) dan 2011 (3,301).

15
WANITA DAN SEKS BEBAS
Berteraskan hak dan asasi manusia segelintir muda mudi kini seolah-olah agak susah untuk
ditegur. Senario yang berlaku dalam negara ketika ini apabila kebanyakan remaja hilang rasa
malu apabila melakukan aktiviti seks bebas. Kes anak luar nikah diburukkan lagi dengan
laporan yang terbaru mengenai amalan seks bebas remaja hari ini boleh dianggap memasuki
zon kritikal apabila data dikumpul daripada rumah perlindungan wanita di Lembah Klang
mencatatkan 2,701 kes kehamilan luar nikah sejak 1996 hingga September 2009.

HIBURAN
Generasi muda yang diharapkan menjadi barisan pelapis untuk menerajui dan mencorak
pembangunan ummah dan negara, disibukkan dengan hiburan yang melampau-lampau.
Mereka lebih bersemangat untuk berbicara tentang gosip sensasi para artis, filem-filem
terbaru di pawagam, lagu-lagu yang sedang popular dan pelbagai topik lain yang berkaitan
dengan hiburan. Penyakit ini bukan sahaja menimpa golongan muda mudi kurang
berpendidikan, malah dukacita apabila ianya turut berjangkit kepada golongan mahasiswa
mahasiswi di institut pengajian tinggi. Fenomena ini dapat dibuktikan melalui pengaruh
penampilan fizikal, tutur kata, tindakan dan amalan majoriti para remaja zaman ini.

GANGSTERISME
Gangsterisme bermaksud kelakuan yang memusnahkan yang dilakukan secara berkumpulan.
Kebiasaannya kegiatan gengsterisme ini meliputi; Merompak, menyeluk poket, terlibat dalam
lumba haram (rempit), mencuri kereta, mengedar dadah, minum arak, terlibat dalam seks
rambang, mengugut peniaga-peniaga kecil untuk memberi wang perlindungan bagi menjamin
keselamatan mereka, bergaduh, buli dan sebagainya. Penglibatan golongan ini semakin hari
semakin serius sehinggakan mereka mula menular ke sekolah-sekolah sehingga timbul keskes ugutan dan buli sesama pelajar.

16

CARA-CARA MENGATASI

Dalam menangani masalah budaya hedonisme dalam kalangan muda mudi ini,Islam telah
menjadi sau penyelesaian terbaik dalam mencari jalan penyelesaianyang pasti mampu
merubah pandangan dan perspektif muda mudi terhadap budayahedonism ini.Para ulama
memang

berperanan

dalam

menanganinya.Sesungguhnya

isu

syaitan

ini.
telahpun

Bahkan
berjanji

merekadituntut
akan

melalaikan

untuk
dan

menyesatkanmanusia daripada jalan Allah dengan apa cara sekalipun. Pelbagai kemewahan
danhiburan di dunia ini adalah di antara senjata syaitan dan konco-konconya untuk
menjerumuskan manusia kepada kelalaian dan kesesatan. Justeru, Allahmenganjurkan kita
semua supaya memikirkan hal ini dan berusaha menghindaridiri daripada terpedaya dengan
tipu daya syaitan seperti keseronokan hidup didunia yang bersifat sementara ini. Firman
Allah:--

Maksudnya:
Dan tidak (dinamakan) kehidupan dunia melainkan permainan yang sia-siadan hiburan yang
melalaikan; dan demi sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang yang bertakwa.
Oleh itu, tidakah kamu mahu berfikir?
(Q.s. Al-Anam:32).

Firman-Nya lagi:
Dan (ingatlah bahawa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahan danpangkat
kebesaran) tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang yang terpedaya.
(Q.s. Ali Imran: 185).

17
NILAI-NILAI ISLAM
Penanaman dan pengukuhan nilai-nilai Islam di dalam jati diri umat Islam. Hal ini adalah
amat penting kerana didalam masyarakat Islam menongkah arus globalisasi pada masa kini.
Jati diri dan pegangan umat Islam terhadap syariat Islam perlulah kuat dan mantap. Perkara
ini perlulah dilaksanakan tatkala anak-anak masih lagi kecil bak kata pepatah, melentur
buluh, biarlah darirebungnya. Hal ini disebabkan merekalah pewaris agama yang suci dan
perlu bagi mereka memahami dan mencintai Islam semenjak mereka masih lagi kecil.

DAKWAH
Gerakan dakwah perlulah dipertingkatkan lagi. Para pendakwah perlulah meluaskan skop
dakwah mereka supaya lebih ramai pihak akan menerima dakwah yang disampaikan. Mereka
juga perlu mengubah cara mereka menyampaikan dakwah. Skop yang perlu dikaji: Mengapa
agaknya belia Muslim sekarang agak luntur pegangan agamanya dan menganggap agama
Islam itu terpisah dari kehidupan seharian? Mengapakah agama Islam itu dilihat sebagai
membebankan dan hanya menyusahkan mereka? Sebaliknya mereka lebih gemar meniru
budaya luar terutama budaya barat yang mereka anggap moden dan terkini.

PENERANGAN ILMU AGAMA


Ilmu Islam pula harus diajar sedemikian rupa agar ia tidak kelihatan'kolot' oleh anak muda.
Terangkan pada mereka jika mereka suka berfesyen, mereka boleh teruskan asalkan menutup
aurat dan fahamkan pengertian aurat itu bagi lelaki dan perempuan. Terangkan juga agama
Islam tidak melarang berkawan antara lelaki danperempuan namun hendaklah dijaga batasbatas pergaulannya. contohnya tidak boleh berdua-duan dengan yang bukan muhrim
mahupun bersentuh-sentuhan.

18

CADANGAN

Berikut beberapa cadangan yang boleh dilakukan untuk menangani masalah berkenaan di
kalangan mahasiswa :

a.

Pihak kerajaan seharusnya mengawal bentuk-bentuk hiburan yang boleh melalaikan


golongan remaja kita terutamanya mahasiswa. Maksud mengawal bukanlah bermakna
mengetatkan pergerakan remaja untuk mendapatkan hiburan sebaliknya mengenal
pasti dan mengenakan tindakan yang keras kepada penganjur-penganjur program
hiburan yang berorientasikan keuntungan sehingga membenarkan amalan penggunaan

b.

pil-pil khayal dan seks bebas di premis mereka.


Membina dan melaksanakan Pusat Sehenti di setiap daerah di kalangan remaja di
mana boleh menjalankan fungsi menerima aduan, memberikan bimbingan dan sebagai

c.

tempat perlindungan kepada mereka.


Mewajibkan pelajar universiti mengikuti program keagamaan

d.

melembutkan hati yang merupakan raja kepada badan.


Meningkatkan lagi pemantauan kepada pelajar agar mereka tidak terdedah dengan

e.

amalan dan aliran pemikiran hedonisme.


Memperbanyakkan program wacana ilmu dalam membicarakan impak budaya

yang

boleh

hedonisme di mana terdorong dari fahaman pluralisme dan liberalisme yang semakin
menular di Malaysia.

19

KESIMPULAN

Hedonisme tidak hanya sebuah gaya hidup yang serba bebas, melainkan sebagai
pemikiran dan kepercayaan yang tentunya berakhir pada kehancuran nilai-nilai agama.
Kesenangan yang ditawarkan dalam budaya hedonisme tidak lain bersifat fana dan menipu.
Apa yang kini dianggap moden belum tentu berbuah baik bagi kehidupan manusia. Dadah,
seks bebas, muzik, rasuah, dan sebagainya adalah sebahagian dari beberapa tindak tanduk
yang dilakukan kerana hanya ingin mencari kenikmatan dan kesenangan.
Hedonisme selalu mengakibatkan keburukan bagi kehidupan manusia, Aspek aqidah,
prilaku, sistem ekonomi, politik, sosial, dan kesihatan, akan menjadi hancur dan kacau akibat
buruk dari gaya hidup yang ego ini.
Budaya hedonisme tidak boleh sama sekali disesuaikan dengan Islam lantaran akarnya
tumbuh dari Sekularisme. Islam melihat hiburan dan keseronokan sebagai alat untuk
menenangkan jiwa, bukan sebagai matlamat yang mesti dipenuhi setiap masa.
Justeru, akar hedonisme ini mesti dileburkan sehancur-hancurnya dalam jiwa masyarakat
islam. Semestinya wajib bermula daripada diri-diri pelajar agama yang bertanggungjawab
mendidik generasi ummah ini. Setiap perlakuan, tindakan dan perancangan mesti berpaksikan
kepada nilai-nilai islam.
Perkara ini wajib ditanam dalam jiwa keberadaan Allah dalam setiap aktiviti yang
dijalankan. Hanya dengan menyuburkan islam dan segala nilai-nilainya dalam jiwa, bangkai
hedonisme bakal tercampak jauh.

20

RUJUKAN

http://anakjatimuar.blogspot.my/2012/12/budaya-dan-fahaman-hedonisme-barah.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Hedonism
http://eprints.utm.my/479/1/HuziliHussin2006_Menanganipenetrasibudayahedonismedi.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai