Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI M DENGAN DIAGNOSA MEDIS

IKTERUS DI RUANG KEPERAWATAN ANAK


(NICU) RSUP NTB
Nama Mahasiswa : Nila Imtihani
NIM

Ruangan :NICU

: 06.01.0450

No. RM

Tanggal Pengkajian: 30 November 2013

Jam

: 120932496

: 11.00 wita

PENGKAJIAN
I.

II.

IDENTITAS KLIEN
Nama
Jenis Kelamin
Tempat tgl Lahir
Umur
Anak Ke
Nama Ayah
Nama Ibu
Pendidikan ayah
Pendidikan Ibu
Agama
Suku/Bangsa
Alamat
Tgl MRS
Diagnosa Medis
Sumber Informasi

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

By. Ny. M
Laki-laki
Dasan Gria Lingsar, 6 Desember 2013
7 hari
2
Tn. Rahman
Ny. Muniah
SD
SD
Islam
Sasak/Indonesia
Dasan Gria Lingsar
3 Desember 2013
Ikterus(Hiperbillirubin)
Ibu klien

RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Tubuh kekuningan + badan panas
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan anaknya lahir

pada

tanggal

30

November

2013, lahir spontan di polindes dan ditolong oleh bidan


dengan

berat

dikeluhkan

badan

sejak

tadi

lahir
pagi

2200

gr,

dan

panas

badan

PB

48

meningkat,

cm,
dan

tampak kuning seluruh tubuh bayi, sorenya di bawa ke PKM


dan di rujuk ke RSUP.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a. Pre Natal
Ibu
mengatakan
selama

hamil

sering

memeriksakan

kehamilannya ke bidan (selama 6 x selama hamil), tidak


pernah menderita penyakit yang berarti seperti penyakit
kuning, tidak pernah minum obat-obatan tertentu, tidak
merokok dan atau minum-minuman beralkohol serta selalu
menjaga nutrisi selama hamil

b. Natal
Persalinan ditolong oleh bidan, lahir spontan dengan
BBL 2200 gr dan PB 48 cm, tidak mengalami perdarahan
selama

melahirkan

namun

tidak

mengetahui

proses

penjepitan tali pusat.


c. Post Natal
Sejak melahirkan klien kurang mau menyusui dikarenakan
oleh reflek mengisap yang menurun sehingga klien saat
dibawa tampak kuning dan keriput.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram

Keterangan :
: Laki-laki/perempuan hidup
: Laki-laki/perempuan meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
5. Riwayat Sosial
a. Sistem Pendukung Keluarga
Polindes Dasan Gria yang jaraknya dari rumah ke
Polindes 200 meter
b. Hubungan Orang tua dengan Bayi
Dirumah sakit
ibu/ayah
Menyentuh
dibatasi
ya ()
tidak
Memeluk
dibatasi
ya ()
tidak
Berbicara
dibatasi
ya ()
tidak
Berkunjung
dibatasi
ya ()
tidak
Kontak mata
dibatasi
ya ()

(.)
(.)
(.)
(.)

tidak (.)
c. Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah tampak bersih,
selalu dibersihkan pada pagi dan sore hari, dan jarak
rumah dengan tetangga berdekatan.
d. Problem sosial yang penting
1.System pendukung social

Ibu pasien
dijenguk

oleh

ibunya

keadaan anaknya.
2. Bahasa
Ibu pasien

mengatakan bayi
dan

merasakan

mengatakan

tidak

hanya boleh
cemas

ada

dengan

perbedaan

bahasa dalam berkomunikasi. Anggota keluarga hanya


berkomunikasi dengan bahasa sasak.
3. Riwayat penggunaan zat adiktif
Ibu
pasien
mengatakan

tidak

pernah

menggunakan zat adiktif.


4. Riwayat lingkungan rumah yang kurang memadai
Ibu pasien mengatakan lingkungan rumah terasa
nyaman.
5. Keuangan
Ibu pasien mengatakan tidak ada pekerjaan,
ibu hanya sebagai ibu rumah tangga, sedangkan suami
bekerja sebagai buruh dengan penghasilan yang tidak
menentu

dan

tidak

bisa

mencukupi

kebutuhan

keluarga. Untuk perawatan di Rumah Sakit, pasien


menggunakan kartu JAMKESMAS.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
: lemah
2. Kesadaran
: Samnolen
3. Vital sign :
a. Suhu : 370C
b. Nadi : 144x/mnt
c. Respirasi : 32x/mnt
d. Berat Badan (BB) : saat lahir : 2200 gr
Saat Ini : 2200 gr
e. Panjang Badan : saat lahir : 48 cm
Saat Ini : 48 cm
f. Lingkar kepala : 4. Refleks
a. Refleks Moro : b. Refleks Menggenggam :Lemah
c. Refleks Menghisap :Lemah
5. Tonus otot : 6. Kekuatan menangis : Sedang
Klien dapat menangis bila merasa tidak nyaman yaitu bila
popoknya basah oleh BAB/BAK
7. Kepala
a. Fontanela anterior : Belum tertutup, permukaan datar
b. Sutura sagitalis :
Belum
tertutup,
tidak
tumpang
tindih
c. Bentuk : Lonjong
d. Gambar wajahn : Simetris
e. Mata

Mata simetris, tidak ada strabismus, konjugtiva pucat,


sklera ikterus, replek pupil ada.
f. Telinga
Bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak ada lesi,
tidak tampak peradangan, tidak terdapat massa dan tidak
terdapat serumen
g. Hidung
Lubang hidung simetris,

perdarahan

tidak

ada,

tidak

teraba massa, tidak ada polip, serumen tidak ada.


h. Mulut
Tampak kuning dan pucat, warna bibir merah, tidak ada
lesi atau massa pada mulut, gigi belum tumbuh, gusi
bersih, tidak tampak adanya perdarahan gusi,
i. Tenggorokan
Tidak terdapat pembesaran tonsil, tidak ada lendir atau
benda asing dalam tenggorokan
8. Leher
a. Inspeksi
:
bentuk
tidak tampak adanya

leher

simetris,

peradangan, lesi atau

jaringan parut tidak ada, tampak kekuningan


pada kulit leher, tidak tampak adanya massa,
tidak tampak adanya pembesaran kelenjar vena
jugulais.
b. Palpasi
pembesaran

tidak

kelenjar

teraba

tyroid,

tidak

adanya
teraba

adanya pembesaran kelenjar getah bening atau


jugularis vena pressur
9. Dada/thorak
a. Inspeksi
:
Bentuk

dada

normochest,

simetris, warna kulit kekuningan, frekwensi


pernapasan

32x/menit,

tidak

intercosta, tidak ada massa,

ada

retraksi

tidak nampak

pernapasan cuping hidung


b. Palpasi
:
tidak terba massa
c. Perkusi
: diperoleh suara sonor disemua

dinding

torak Bunyi dasar paru resonan, bunyi pekak pada


area jantung yaitu mulai dari interacosta ke-2- ke 5
d. Auskultasi
- Suara napas : vesikuler disemua lapang paru dengan
intensitas rendah, tidak ada terdengar bunyi nafas
tambahan, bunyi jantung I dan II murni, reguler.

10. Abdomen
a. Inspeksi :

Simetris,

tidak

ada

jaringan

parut,

distensi perut tidak ada


b. Auskultasi : bising usus ada, frekwensi 5x/menit
c. Palpasi
: tidak teraba massa, tidak ada distensi,
tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba pembesaran
hepar
d. Perkusi

terdengar

bunyi

timpani

pada

semua

kuadran abdomen
11. Genetalia
a. Penis : ada
b. Buah zakar/skrotum : ada
12.
Anus
: Normal
13.
Perkembangan :
a. Menangis bila tak nyaman ( ya )
b. Membuat suara tenggorokan pelan (Tidak)
c. Memandang wajah dengan sungguh-sungguh ( Tidak )
d. Mengeluarkan suara (Tidak)
e. Berspon suara berbeda terhadap objek yang berbeda
f.
g.
h.
i.
IV.

(Tidak)
Dapat tersenyum (Tidak)
Bereaksi terhadap sumber cahaya ( ya )
Mengoceh dan memberi reaksi pada suara (Tidak)
Membalas senyuman (Tidak)

KEADAAN KESEHATAN
1. Diagnosa medis
2. Status Nutrisi
a. BB Lahir
b. BB sekarang
c. PB
d. LD
e. LK
f. LLA

SAAT INI
: Ikterus, Hiperbilirubin
:
: 2200 gram
: 2200 gram
: 48 cm
: : : -

BB Sekarang
BB S tan dar
g. Menurut NCHS

x 100%

2200
x 100%
3200
h.

0,6875%
i. Status gizi
Dengan berat badan 2,2 kg, dan umur

7 hari maka

kebutuhan cairan (dex. 10 %) bayi tersebut : 2,2 x


150 cc = 330 cc

Oral bayi :
Karena bayi menghisap lemah, maka kebutuhan cairan
yang

terpenuhi

hanya

10

cc/kg

BB,

karena

dianjurkan pemberian sebanyak 12 x /24 jam, maka


yang terpenuhi : 10 cc x 12 = 120 cc
Sehingga

kebutuhan

cairan

adalah:

yang

belum

terpenuhi

330-120= 210 cc

Karena diberikan selama 24 jam, maka pemberiannya


melalui interavena dengan dosis: 210 cc x 24 jam :
10 tts/menit
a. Aktivitas

: tidur dan minum susu

b. Istirahat dan tidur

: sering terbangun jika lapar

c. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan :

V.

Kolaborasi pemeberian fototerapi

Pemberian cairan infus Dex 10% 10 tts/menit mikro

Injeksi IV ampicillin dan gentamycin

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
a. Darah lengkap
- HB
: 15 gr/dL
- WDL
: 11,6 gr/dl
- KBC
: 11,6
- PLT
: 308
b. Kimia Klinik
- Bil. total : 13,5 mg/dL
- Bil. Direk : 0,16 mg/dL
- GDS
: 136 mg/dL

VI.

PROGRAM THERAPY
- D 10% 10 tts/menit mikro
- Ampiclilin 75 gr/ 12 gr IV
- Gentamicin 7,5 gr/24 gr IV
- Foto Therapi

(12-18 gr/dL) normal

ANALISA DATA
No
1.

Data

Etiologi
gangguan

S :
Ibu bayi mengatakan anaknya
tampak kuning

konjugasi
billirubin

Masalah
Resti Injury
(Kern
Ikterus)

O :
penumpukan

Tampak kuning seluruh tubuh

bayi
Sklera kuning
Billirubin total 13,5
Bilirubin direk 0,16
TTV:
Nadi=
144x/menit,

perlengketan

Suhu= 37 C, RR= 32x/menit

bilirubin

bilirubin
dalam darah

indirek dalam
otak
Ggn neurologis

2.

DS

Resti injury
perlengketan

DO :
-

Refleks menghisap lemah


Keadaan umum lemah
Kulit tampak kriput
Kesadaran samnolen
Mukosa mulut pucat

Kurang

bilirubin

volume

indirek dalam

cairan

otak
Ggn neurologis
Kurang mau
minum (ASI)
Intake cairan
tidak adekuat
Volume cairan

3.

kurang
peningkatan

S ;
-

Ibu

klien

sering

bertanya

bilirubin

tentang keadaan anaknya


kekuningan

O ;

Cemas

sluruh tubuh

Ibu klien tampak cemas

kurang
pengetahuan
cemas
4.

S ;

peningkatan

O ;

bilirubin

Tampak klien terpasang foto

terapi
Suhu 370C

Hipertermi

kekuningan
sluruh tubuh
program
pengobatan
fototerapi
resti
hipertermi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko

tinggi

injury

(kern

peningkatan serum bilirubin


2. Kurang
volume
cairan
tubuh

ikterus)

berhubungan

berhubungan

dengan

dengan
tidak

adekuatnya intake cairan, fototerapi.


3. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga tentang
joundice penatalaksanaan dan perawatan
4. Resiko Hipertermi berhubungan dengan efek fototherapi

RENCANA INTERVENSI
No

Dx.

Tujuan

Intervensi

Rasional

Keperawata
1.

Resti

n
injury

Setelah

dilakukan

1. Identifikasi faktor

1. Kondisi klinis tertentu

(kern

tindakan

keperawatan

predisposisi

dapat menyebabkan pembalikan

ikterus)

selama

3x24

terjadinya

barier darah otak sehingga

berhubunga

diharapkan

hiperbilirubinemia

meningkatkan resiko terhadap

ikterus tidak terjadi

dengan

peningkata

dengan kriteria :

serum

bilirubin

jam
kern

Ikterus pada
sclera dan seluruh

tubuh berkurang
Tidak terjadi

kejang
Tidak terjadi

kedutan wajah
Kadar bilirubin

2. Observasi warna kulit


dan sklera mata klien,

keterlibatan ssp
2. Mendeteksi dini terjadinya
kern ikterus

catat bila ada


peningkatan ikterus
3. Observasi warna dari
feces dan urine
4. Pertahankan bayi tetap
hangat dan kering

3. Warna yang berubah


menandakan peningkatan
bilirubin
4. Stressor dingin berpotensi

dalam batas normal

melepaskan asam lemak yang

(bil. direk 0,2

bersaing pada sisi ikatan

mg/dL, dan bil.

pada albumin, sehingga

total <1,0 mg/dL)


Refleks bayi baik

5. Observasi perubahan

meningkatkan kadar bilirubin

perilaku (letargi,

yang bersirkulasi dengan

hipotonia,

bebas

hipertonisitas, bayi

5. Deteksi dini adanya kern

tidak mau minum,

ikterus sehingga diperlukan

respiratori

intervensi

distres,dll)
6. Kolaborasi fototerapi
atau transfusi tukar
jika ada indikasi

6. Fototerapi untuk merubah


bentuk senyawa yang larut
dalam lemak ke senyawa yang
larut dalam air

2.

Kurang

Setelah

dilakukan

volume

tindakan

keperawatan

cairan

selama

3x24

tubuh

diharapkan

berhubunga

mendapatkan

yang

dengan

klien

tingkat

dehidrasi
2.

hidrasi

adekuat

Monitor

adekuatnya

Turgor kulit baik


Mukosa
bibir

lembab
Klien mau menyusu

1. Mengetahui cairan yang


dibutuhkan

tanda-tanda

dehidrasi

2. Mengetahui tindakan yang


akan dilakukan selanjutnya
3. Memenuhi hidrasi dengan

dgn

kriteria :

cairan,

Pantau

jam

tidak
intake

1.

3.

Berikan asi / pasi


sesuai program

4.

Observasi
frekwensi,

10

konsistensi

intake yang adekuat


4. Perubahan dari frekwensi,
konsistensi feces,

dapat

menjadi pedoman untuk


tindakan selanjutnya

3.

fototerapi
Cemas

Setelah

berhubunga

tindakan

selama

dengan

dilakukan
keperawatan
1x30

diharapkan

pengetahua

mengerti

n keluarga

penyakit,

tentang

dan

joundice

kecemasan

penatalaks

dengan kriteria :

anaan

perawatan

dan warna feces


Jelaskan pada orang
tua

menit

kurang

dan

1.

keluarga

tentang

penyakit,

pengobatan serta

keluarga sehingga

penyebab perawatan dan

berpartisipasi terhadap

pengobatan

tindakan keperawatan

tentang
perawatan 2.

1. Menambah pengetahuan

Anjurkan

keluarga

2. Keterlibatan orang tua


sangat penting dan untuk

mengunjungi klien

mengetahui keadaan bayi

berkurang

keluarga mampu

3.
3.

Diskusidengan

menjelaskan

keluarga

tentang penyakit,

penatalaksanaan

pengobatan dan

bila di rumah

perawatan
keluarga tidak
cemas lagi

secara langsung
Pemahaman orang tua
membantu mengembangkan
kerjasama mereka bila bayi

klien
4.

dipulangkan
Mengetahui / mengenali
tanda-tanda peningkatan

4.

Anjurkan pada orang


tua

untuk

mengembangkan

membantu

biliburin untuk evaluasi


medis secara tepat

kerja

sama mereka bila bayi


dipulangkan
4.

Resiko
Hipertermi

Setelah
tindakan

dilakukan
keperawatan

1. Monitor suhu setiap


30-60 menit selama

11

1. Metabolisme meningkat bila


suhu

meningkat.

sehubungan

selama

3x24jam

dengan

diharapkan

efek

tidak

fototherap

kriteria :

Suhu kulit dan

ketiak 36,5C-37C.
Tidak ada tanda-

hipertermi

terjadi

dengan

tanda hipertermia

penyinaran.
2. Observasi tanda-tanda
vital, catat adanya :
tachipnoe.
3. Catat adanya tanda-

2. Respon adanya peningkatan


metabolisme menyebabkan
peningkatan kebutuhan O2
(Asidosis Respiratorik)
3. Hipertermi akan mempengaruhi
sistim sirkulasi sehingga

tanda stress: gelisah,

terjadi fasodilatasi untuk

kulit kering dan warna

mengeluarkan keringat dalam

kemerahan
4. Pertahankan modalitas
fototherapi

5. Catat adanya tanda-

mempertahankan suhu tubuh


4. Modalitas pemngobatan
tergantung pada tingkat
kadar bilirubin, waktu
serangan dan adanya penyakit
lain
5. Suhu axila lebih dari 37,5C

tanda dehidrasi

dianggap hipertermia dan

seperti : ubun-ubun

dianggap pengeluaran panas

cekung, suhu

yang berlebihan pada bayi

meningkat, turgor
kulit jelek atau
membran mukosa kering.
IMPLEMENTASI
No

Tgl/

Dx

Implementasi

Evaluasi

12

Paraf

j
a
1

m
7/12

Mengobservasi

kulit

dan

S :

klien,

catat

bila

O :

sklera

ada peningkatan ikterus

mata

warna

Ikterus pada sclera dan seluruh tubuh

masih tampak
Tidak terjadi kejang
Kadar bilirubin total 13,5 mg/dL, dan

bil. Direk 0,16 mg/dL


Refleks bayi baik

09.0

Mengobservasi warna dari feces dan

09.1

urine
Mempertahankan

dan kering

09.1

Mengobservasi

5
09.2

bayi

tetap

hangat

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi

perubahan

perilaku

(letargi,

hipotonia,

hipertonisitas, bayi

tidak mau

minum, respiratori distres, dll)

7/12

Mengobservasi
mata

warna

kulit

dan

S :

klien,

catat

bila

O :

sklera

ada peningkatan ikterus

13

Ikterus pada sclera dan seluruh tubuh

6
7

3
07.3

I
I

0
8

Mengobservasi warna dari feces dan


urine
Menyeka bayi dengan air hangat

I
07.4
5
08.1

Mengobservasi

perubahan

perilaku

berkurang
Tidak terjadi kejang
Kadar bilirubin total 13,5 mg/dL, dan

bil. Direk 0,16 mg/dL


Refleks bayi baik

(letargi,

hipotonia,

A : Masalah sebagian teratasi

hipertonisitas, bayi

tidak mau

P : Lanjutkan intervensi

minum, respiratori distres, dll)

5
08.2
0

10

8/12

Mengobservasi

kulit

dan

S :

klien,

catat

bila

O :

sklera

ada peningkatan ikterus

mata

warna

0
09.1
5

Ikterus pada sclera dan seluruh tubuh

berkurang
Tidak terjadi kejang
Kadar bilirubin total 13,5 mg/dL, dan
bil. Direk 0,16 mg/dL
Refleks bayi baik

Menyeka bayi dengan air hangat

09.0
11

Mengobservasi

perubahan

perilaku

(letargi,

hipotonia,

hipertonisitas, bayi

tidak mau

A : Masalah sebagian teratasi

minum, respiratori distres, dll)

14

P : Lanjutkan intervensi

09.4
5

Diagnosa II
Tgl/
No

j
a
m
7/12

Dx

II

Implementasi

Memonitor tanda-tanda dehidrasi

/
1
2

klien

mengatakan

bayinya

kurang

mau menyusui

3
09.4

Mengobservasi BAB/BAK

S :
Ibu

II

Para

Evaluasi

O :
II

Menganjurkan

pada

ibu

memberikan

ASI sesuai program karena pasien


masih memakai OGT

10.0

Terpasang OGT residu 2 cc lendir


Turgor kulit menurun
Mukosa bibir masih kering
Klien kurang mau menyusu

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

10.1

15

5
8/12
4

S :
II

Memonitor tanda-tanda dehidrasi

1
5

II

Memberikan

cairan

D10%

melalui

syringe pump

10.3

Terpasang OGT residu 2 cc lendir


Turgor kulit membaik
Mukosa bibir lembab
Klien kurang mau menyusu

S :
II

Mengobservasi intake/minum

Ibu klien mengatakan bayinya mulai mau

1
10.5

kurang

P : lanjutkan intervensi

8/12

bayinya

A : Masalah sebagian teratasi

mengatakan

O :
-

klien

mau menyusui

10.1

Ibu

menyusui
II

Memonitor suhu setiap 1 jam selama


penyinaran.

O :
-

Tidak terpasang OGT


Turgor kulit membaik
Mukosa bibir lembab

A : Masalah sebagian teratasi

11.3

P : Pertahankan intervensi

16

Diagnosa III
Tgl/
No

j
a

Dx

Implementasi

Evaluasi

m
7/12
1

S :
III

Memberikan HE pada keluarga bayi

1
2

O :
-

III

10.3

Menganjurkan

pada

orang

tua

untuk

tentang penyakit, pengobatan dan

membantu mengembangkan kerja sama

mereka bila bayi dipulangkan

keluarga belum mampu menjelaskan


perawatan
keluarga masih cemas karena program
perawatan dan pengobatan belum
selelsai

11.0

A : Masalah belum teratasi

P :
7/12
3

S :
III

Memberikan HE pada keluarga bayi

1
4

3
11.0
0

Lanjutkan intervensi

O :
-

keluarga mampu menjelaskan tentang

membantu mengembangkan kerja sama

penyakit, pengobatan dan perawatan


Ekspresi wajah orang tua rileks

mereka bila bayi dipulangkan

A : Masalah teratasi

Menganjurkan

pada

orang

tua

untuk

17

Paraf

P :
11.1
5

18

Pertahankan

intervensi

Diagnosa IV
Tgl/
No

a
m
7/12

No.
Implementasi

Evaluasi

x
IV

Memonitor

suhu

setiap1

jam

selama

penyinaran.

O :

1
2

IV

11.0
3

Mengobservasi

tanda-tanda

IV
Mencatat adanya tanda-tanda stress:
gelisah, kulit kering dan warna

Suhu kulit dan axila 370C, R : 32

x/mnt
Tidak ada tanda-tanda hipertermia
Kulit lembab, tidak gelisah

vital,

catat adanya : tachipnoe.

12.0

S :

A : Masalah sebagian teratasi


P :

Lanjutkan intervensi

kemerahan

12.3
0
8/12
4

IV

Mengobservasi

tanda-tanda

vital,

catat adanya : tachipnoe.

O :

1
5

3
12.0

IV

S :

Mencatat adanya tanda-tanda stress:


gelisah, kulit kering dan warna

19

Suhu kulit dan axila 36,50C.


Tidak ada tanda-tanda hipertermia
Kulit lembab, tidak gelisah

A : Masalah sebagian teratasi

Paraf

kemerahan

P : Pertahankan intervensi

12.3
0

20

EVALUASI
NO

TGL/J

NO.

AM

EVALUASI

PARA

X
1

8/12/

13

S :
O :

11.00

Ikterus pada sclera dan seluruh

tubuh berkurang
Tidak terjadi kejang
Kadar bilirubin total 9,54 mg/dL,

dan bil. Direk 0,84 mg/dL


Refleks bayi baik

A : Masalah sebagian teratasi


2

9/12/

II

13
11.00

P :
S :

Lanjutkan intervensi

Ibu

klien

mengatakan

bayinya

mulai

mau menyusui
O :
-

Tidak terpasang OGT


Turgor kulit membaik
Mukosa bibir lembab

A : Masalah sebagian teratasi


3

10/12

III

/1

P : Pertahankan intervensi
S :
O :

keluarga mampu menjelaskan tentang

penyakit, pengobatan dan perawatan


Ekspresi wajah orang tua rileks

11.00

A : Masalah teratasi
P :

10/12
/1
3
11.00

IV

Pertahankan

intervensi

S :
O :
-

Suhu kulit dan axila 36,3.


Tidak ada tanda-tanda hipertermia
Kulit lembab, tidak gelisah

A : Masalah teratasi teratasi


P :

Pertahankan intervensi

21

22

Anda mungkin juga menyukai